BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang, terletak di Jalan Salatiga-
Dadapayam Km. 11 Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang. SMP N 2 Suruh mempunyai Visi yang berbunyi “ OPTIMAL
DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA,
BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ. Serta Misi dari
sekolah tersebut adalah :
1) Mewujudkan siswa yang dapat mengenal potensi dirinya agar
dapat berkomunikasi dengan baik.
2) Mewujudkan perkembangan seni dan budaya bangsa bagi warga
sekolah.
3) Mewujudkan budaya kompetitif bagi siswa dalam upaya
peningkatan keterampilan.
4) Mewujudkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut
bagi warga sekolah.
5) Mewujudkan sikap dan perilaku yang santun, dan memiliki budi
pekerti yang luhur bagi warga sekolah.
34
6) Mewujudkan lingkungan sekolah yang tertib, bersih dan indah.
7) Mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
8) Mewujudkan pembelajaran dan bimbingan yang efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa.
B. Tujuan Sekolah
Mengingat visi merupakan tujuan jangka panjang maka tujuan yang akan
dicapai selama 5 tahun mendatang ialah:
1) Memenuhi kebutuan pelaksanaan pembelajaran dan bimbingan
yang efektif untuk mengoptimalkan potensi akademik yang
dimiliki siswa.
2) Memenuhi kebutuhan siswa untuk dapat mengenali potensi
dirinya agar dapat berkomunikasi dengan baik.
3) Memenuhi kebutuhan untuk mengembangkan seni dan budaya
bangsa bagi warga sekolah.
4) Memenuhi kebutuhan untuk menumbuhkan budaya kompetitif
bagi siswa dalam upaya peningkatan keterampilan.
5) Memenuhi kebutuhan untuk meningkatakan penghayatan
terhadap ajaran agama yang dianut bagi warga sekolah.
6) Memenuhi kebutuhan untuk sikap dan perilaku yang santun, dan
memiliki budi pekerti yang luhur bagi warga sekolah.
35
7) Memenuhi kebutuhan untuk menciptakan lingkungan sekolah
yang tertib, bersih dan indah.
8) Memenuhi kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
C. Fasilitas Sekolah
Terdapat 5 kelas, 1 Laboratorium IPA, 1 Laboratorium Bahasa, 1 Lab
Komputer, 1 gedung perpustakaan, 1 Ruang Aula, 1 Buah Mushola dan
memiliki Jumlah keseluruhan siswa 450 siswa pada tahun Pelajaran 2012-
2013 serta memiliki total guru 26. Berikut merupakan deskripsi tentang SMP
N 2 Suruh, Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah, Indonesia.
36
D. Deskripsi Kondisi Awal
Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dibutuhkan sebagai dasar
untuk pengembangan materi, hal ini sangat dipengaruhi oleh metode
pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran yang masih pasif
membuat para siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran,
kondisi di dalam kelas yang kurang aktif yaitu siswa hanya diam dan
mendengarakan penjelasan guru membuat suasana belajar kurang
menarik dan menjenuhkan, Ketika guru memberikan materi dengan
model pembelajaran ceramah serta tidak memanfaatkan metode-
metode pembelajaran yang telah ada mengakibatkan kurang efisiennya
pembelajaran yang ada di dalam kelas tersebut. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran IPS siswa dituntut benar-benar aktif, yang
dimaksud aktif adalah dimana ada interaksi antara guru dan siswa ada
saling keterkaitan serta membuat suasana kelas menjadi nyaman
dengan memanfaatkan model pembelajaran yang inovatif sehingga
siswa menjadi merasa senang dan antusias dalam pembelajaran yang
mereka ikuti yaitu pembelajaran IPS.
Kondisi awal hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII D
terdapat 28 siswa (83%) yang belum tuntas dan 6 siswa (17%) tuntas
dikarenakan guru dalam menyampaikan pembelajaran
37
hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta belum
memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.
Cara mengajar seperti ini memberikan kesan menjenuhkan dan
membosankan bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajarnya.
Paparan hasil belajar siswa pada Ulangan Semester Gasal Tahun
Pelajaran 2015-2016 dapat dilihat dari tabel 1 berikut.
38
Tabel 1. Hasil Ulangan Semester I Kelas VIII D
39
No No Tes Nama Nilai KKM= 75
Keterangan
1 001 A P 86 Tuntas
2 002 A A K 64 Belum Tuntas
3 003 A M 42 Belum Tuntas
4 004 A I 69 Belum Tuntas
5 005 A M 46 Belum Tuntas
6 006 C I 63 Belum Tuntas
7 007 De 89 Tuntas
8 008 Dew 63 Belum Tuntas
9 009 E 54 Belum Tuntas
10 010 Ek 53 Belum Tuntas
11 011 E W 74 Belum Tuntas
12 012 Fat 56 Belum Tuntas
13 013 Hen 74 Belum Tuntas
14 014 Ilh 78 Tuntas
15 015 Kha 72 Belum Tuntas
16 016 Lil 70 Belum Tuntas
17 017 M. M 69 Belum Tuntas
18 018 M. R 60 Belum Tuntas
19 019 Na 62 Belum Tuntas
20 020 Ni 72 Belum Tuntas
21 021 Nov 58 Belum Tuntas
22 022 Novr 70 Belum Tuntas
23 023 Nu 72 Belum Tuntas
24 024 Nur 80 Tuntas
25 025 Ris 64 Belum Tuntas
26 026 Risk 59 Belum Tuntas
27 027 Riz 72 Belum Tuntas
28 028 Sal 76 Tuntas
29 029 Sit 48 Belum Tuntas
30 030 Sus 72 Belum Tuntas
31 031 Tyi 81 Tuntas
32 032 Wah 72 Belum Tuntas
33 033 Ya 65 Belum Tuntas
34 034 Yu 62 Belum Tuntas
Jumlah 2267
Kondisi awal ini belum menggunakan model pembelajaran make a
match, yang mengakibatkan kemampuan siswa dalam memahami dan
mempelajari IPS kurang maksimal dikarenakan mereka hanya terpaku
pada materi yang disampaikan oleh guru saja tanpa diberi kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan belajarnya dengan berbagai model
pembelajaran .Dari tabel 1. Diperoleh data siswa yang belum tuntas
sesuai KKM (75) pada Ulangan Semester 1 berjumlah 28 siswa,
sedangkan yang sudah tuntas hanya ada 6 siswa. Nilai rata-rata kelas
dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Nilai Klasikal Kondisi Awal
No Aspek Nilai
1 Rata-rata Klasikal 66,67
2 Nilai Terendah 42
3 Nilai Tertinggi 89
4 Presentase Ketuntasan (%) 17,6
40
Pada grafik 1 dapat dilihat perolehan hasil belajar siswa kelas VIII D
pada mata pelajaran IPS dengan nilai rata-rata klasikal sebesar 66,67, nilai
terendah 42, nilai tertinggi 89, dan ketuntasan klasikal 17,6%, ehingga
dapat jelas terlihat bahwa metode yang digunakan oleh guru belum efektif
bagi siswa dalam proses pembelajarannya karena nilai yang diperoleh
siswa belum memuaskan.
E. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus I
Sebelum melakasanakan proses pembelajaran peneliti menyiapkan
materi ajar dan bahan atau alat pembelajaran yang berupa hangout
materi, gambar dan kertas karton kartu soal dan kartu jawaban. Pada
siklus I ini pelajaran IPS dengan pokok bahasan menjelaskan proses
persiapan kemerdekaan Indonesia, sudah menerapkan model
pembelajaran make a match.
41
0
20
40
60
80
100
Rata-RataKalsikal
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Ketuntasan(%)
Hasil Belajar Pra Siklus
Pra Siklus
Hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I, Pelaksanaan Siklus 1
Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat yaitu tanggal 21 dan
22 Januari 2016, di hari pertama pembelajaran dimulai pada pukul
08.20 – 09.40 WIB diawali dengan pembukaan dan salam dari guru.
Setelah itu guru menjelaskan materi yang diajarkan pada pertemuan
yaitu tentang dibentuknya BPUPKI dan sidang BPUPKI, guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan
digunakan. Guru memulai dengan menjelaskan materi yang telah
disiapkan dengan media ceramah, tanya jawab dan diskusi hingga
materi yang diajarkan dapat sepenuhnya tersampaikan dan telah
dipahami oleh seluruh siswa dengan baik. Pertemuan kedua pelajaran
dimulai pukul 11.40 – 13.00 WIB, Guru mulai menjelaskan cara
bermain make a match kepada siswa yang telah siap untuk
melaksanakan proses pembelajaran make a match, Setelah itu guru
membagi kelompok menjadi 2 yaitu kelompok A mendapat kartu
pertannyaan dan kelompok B mendapat kartu jawaban, guru membagi
kelompok dengan menggunakan media permen yaitu dengan cara
membagikan permen yang berbeda warna. Permainan dimulai dengan
waktu yang telah ditentukan yaitu 10 menit, para siswa saling mencari
pasangan masing-masing sehingga sedikit terjadi kegaduhan didalam
kelas karena kepanikan para siswa.
42
Sesampai waktu yang telah ditentukan terdapat 3 pasang siswa yang
salah dalam mencocokan kartu soal dan jawaban sehingga guru
membantu dalam mencocokannya, sedangkan siswa yang lain telah
berhasil untuk mendapatkan pasangannya masing-masing. Setelah
semuanya mendapat pasangan yang sesuai, kemudian satu per satu
siswa mempresentasikan soal dan jawaban yang telah mereka temukan
begitu seterusnya sampai selesai. Setelah permainan selesai guru
memberikan postest pada jam 12.30 sampai 12.50 untuk mengetahui
hasil belajar dengan model pembelajaran make a match yang telah
dilaksanakan.
43
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
No Nama Pra
Siklus
Siklus I Keterangan KKM: 75
1 Ad 86 92 Meningkat Tuntas
2 A A K 64 84 Meningkat Tuntas
3 A M 42 72 Meningkat Belum Tuntas
4 A I 69 84 Meningkat Tuntas
5 AMa 46 76 Meningkat Tuntas
6 C I 63 88 Meningkat Tuntas
7 Dew 89 96 Meningkat Tuntas
8 De 63 82 Meningkat Tuntas
9 E 54 72 Meningkat Belum Tuntas
10 Ek 53 76 Meningkat Tuntas
11 E W 74 88 Meningkat Tuntas
12 Fat 56 72 Meningkat Belum Tuntas
13 Hen 74 88 Meningkat Tuntas
14 Ilh 78 92 Meningkat Tuntas
15 Kha 72 88 Meningkat Tuntas
16 Li 70 84 Meningkat Tuntas
17 M. M 69 76 Meningkat Tuntas
18 M. R 60 72 Meningkat Belum Tuntas
19 Nan 62 88 Meningkat Tuntas
20 Ni 72 88 Meningkat Tuntas
21 Nov 58 76 Meningkat Tuntas
22 No 70 92 Meningkat Tuntas
23 Nu 72 84 Meningkat Tuntas
24 Nur 80 88 Meningkat Tuntas
25 Ris 64 80 Meningkat Tuntas
26 Ri 59 72 Meningkat Belum Tuntas
27 Riz 72 84 Meningkat Tuntas
28 Sal 76 84 Meningkat Tuntas
29 Si 48 72 Meningkat Belum Tuntas
30 Su 72 76 Meningkat Tuntas
31 Tyi 81 92 Meningkat Tuntas
32 Wah 72 88 Meningkat Tuntas
33 Ya 65 72 Meningkat Belum Tuntas
34 Yu 62 72 Meningkat Belum Tuntas
Jumlah 2267 2790
44
Tabel 4. Nilai Klasikal Pra Siklus dan Siklus I
No Aspek Nilai Peningkatan
Pra Siklus Siklus I
1 Rata-Rata Klasikal 66,67 82,05 15,38
2 Nilai Terendah 42 72 30
3 Nilai Tertinggi 89 96 7
4 Prosentase Ketuntasan (%) 17,6 76,47 58,87
Pelaksanaan proses belajar mengajar pada siklus I dengan pokok bahasan
menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia ini sudah menerapkan
model pembelajaran make a match. Hasil belajar siklus I menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar. Diperoleh hasil untuk nilai terendah 72, dengan
peningkatan 30, rata-rata klasikal 82,05 terdapat peningkatan 15,38 dan
ketuntasan klasikal 76,47%dengan peningkatan 58,87%. Dengan hasil yang telah
didapat terlihat bahwa menggunakan model pembelajaran make a match bagi
siswa kelas 8 D menghasilkan perubahan pada nilai yang drastis, kenaikan dalam
setiap elemen membuktikan bahwa model pembelajaran make a match
memberikan dampak yang besar bagi proses pembelajaran di kelas ini.
45
Tabel 4. Lebih jelas dengan grafik 2. berikut ini:
Perolehan nilai Pra siklus yang ditunjukkan pada grafik 2, untuk
rata-rata klasikal adalah 66,67 dan 82,05 pada siklus I. Nilai terendah Pra
Siklus sebesar 42 dan 72 pada Siklus I, sedangkan nilai tertinggi Pra
Siklus adalah 89 menjadi 96 pada Siklus I, dan ketuntasan klasikal Pra
Siklus 17,6% meningkat menjadi 76,47%. Keberhasilan peningkatan nilai
dalam pembelajaran IPS yang telah menerapkan model make a match
menunjukan bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran yang melibatkan
mereka dalam prosesnya ini terlihat ketika praktikan menerapkan model
make a match siswa sangat antusias mengikuti tahap demi tahap
pembelajaran, saat praktikan memulai permainan make a match siswa
46
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rata-RataKlasikal
NilaiTerendah
NilaiTertinggi
Ketuntasan(%)
Pra Siklus
Siklus I
terlihat senang dan semangat untuk mencari pasangan antara kartu
pertanyaan dan kartu jawaban, setelah mereka bertemu dengan
pasangannya satu per satu mereka maju ke depan kelas untuk membacakan
pertanyaan dan jawaban yang telah mereka temukan, diakhir proses
pembelajaran make a match, praktikan bertanya ke beberapa siswa terkait
pembelajaran tersebut apakah pembelajaran make a match yang telah
diterapkan oleh praktikan bermanfaat dan mudah untuk dipahami,
berbagai tanggapan siswa disampaikan ke praktikan, mereka mengatakan
bahwa baru pertama kali melakukan pembelajaran make a match serta
merasa senang dan meminta ke praktikan untuk mengulanginya lagi di
pembelajaran berikutnya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran make
a match sudah berjalan dengan baik serta mendapatkan hasil nilai yang
cukup baik meskipun ada beberapa siswa yang belum mencapai target
ketuntasan.
Pada saat yang sama, observer (kolaborator) melakukan
pengamatan dengan mengisi instrumen yang sudah disiapkan meliputi:
lembar pengamatan kegiatan siswa (aktivitas siswa) dan lembar
pengamatan kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran make a
match. Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar
siklus I dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
47
Tabel 5. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Baik
Sekali
Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan dalam pembelajaran 3
2 Memperhatikan penjelasan guru 3
3 Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
3
4 Memahami tugas masing-
masing
3
5 Berpartisipasi dalam
pembelajaran
3
6 Apabila mengalami kesulitan,
berinisiatif menanyakan kepada
guru atau teman lain
3
7 Kelancaran pada saat presentasi 3
Rata-Rata 3
Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus I dapat digambarkan sebagai
berikut: keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran baik, siswa baik dalam
memperhatikan penjelasan guru, siswa dapat mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru dengan baik, siswa dengan baik dapat memahami tugas masing-masing,
beberapa siswa yang mengalami kesulitan berinisiatif menanyakan kepada guru
atau teman lain, siswa mampu mempresentasikan materi dengan baik, walaupun
masih ada beberapa siswa yang merasa malu sehingga diperoleh nilai rata-rata
pada siklus I sebesar 3. Siswa yang turut berpartisipasi dalam mengikuti
pembelajaran mendapat nilai kriteria baik dengan nilai rata-rata 3.
48
Tabel 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I
No Kegiatan Baik Cukup Kurang
A. Pendahuluan
1 Apersepsi 3
2 Menyampaikan tujuan
yang akan dicapai 2
3 Menjelaskan materi 3
4 Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
Make a Match
3
B. Kegiatan Inti
5 Membagi siswa dalam
kelompok 3
6 Mengawasi jalannya
permainan 3
7 Menumbuhkan partisispasi
aktif siswa dalam
permainan
3
8 Memberi bantuan kepada
siswa yang mengalami
kesulitan
3
9 Memberi penghargaan
terhadap keberhasilan
siswa
3
C. Kegiatan Penutup
10 Menyimpulkan materi
pelajaran dengan
melibatkan siswa
3
11 Memberikan tes 3
12 Menutup pelajaran 3
Rata-rata 2,75 0,16
49
Dari tabel hasil pengamatan kegiatan guru dapat dijelaskan bahwa guru dalam
memberikan apersepsi, menjelaskan materi pelajaran, menjelaskan langkah-
langkah make a match pada mata pelajaran IPS, membagi siswa dalam kelompok
belajar, mengawasi jalannya permainan, memberikan bantuan kepada siswa yang
kesulitan dalam belajar, dan melibatkan siswa dalam menyimpulkan materi, yang
diakhiri dengan menutup pelajaran dan memberikan tes sudah baik dengan nilai
rata-rata 2,75. Namun guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran secara
keseluruhan dengan baik sehingga hanya memperoleh nilai rata-rata 0,16. Diakhir
proses belajar mengajar, guru membagikan lembar angket untuk mengetahui
respon siswa terhadap pelajaran IPS dengan menggunakan model make a match.
hasil angket respon siswa terhadap model pembelajaran make a match pada siklus
I dipaparkan dalam tabel 7.
50
Tabel 7. Hasil Angket Respon Siswa Siklus I
No Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak
1 Apakah guru kalian menjelaskan
langkah-langkah kegiatan
pembelajaran Make a Match
100%
2 Apakah pembelajaran Make a
Match menyenangkan?
100%
3 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match membuat kamu
mudah memahami pelajaran?
90% 10%
4 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match mendorong kamu
lebih kreatif?
95% 5%
5 Apakah kamu mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
Make a Match?
5% 95%
6 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match kamu lebih
semangat mengikuti pelajaran?
95% 5%
7 Apakah pembelajaran Make a
Match memberikan pengalaman
baru dalam pembelajaran?
100%
8 Apakah pembelajaran Make a
Match baik jika dilakukan lagi?
98% 2%
9 Apakah pembelajaran Make a
Match membosankan?
100%
10 Apakah pembelajaran Make a
Match telah dilakukan
sebelumnya?
100%
Rata-Rata 68,3% 31,7%
Hasil angket respon siswa terhadap penerapan model make a match setelah
51
kegiatan belajar mengajar pada siklus I, terdapat 100% siswa merasa senang, 10%
siswa tidak memahami pelajaran, 95%, mendorong siswa lebih kreatif dan 5%
siswa merasa kesulitan belajar. Pada siklus I ini terdapat peningkatan dalam
kemampuan belajar siswa, namun peneliti belum merasa berhasil karena nilai rata-
rata klasikal belum mencapai indikator kerja (>90). Selain itu, belum semua siswa
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dan masih terdapat siswa yang merasa
kesulitan belajar dengan model make a match, hal itu ditunjukan dengan ada
beberapa siswa yang tidak menemukan pasangannya saat permainan Make a
Match berlangsung sehingga harus dibantu oleh guru, begitu juga dengan suasana
kelas yang masih terasa gaduh karena siswa yang berlarian dan berteriak mencari
pasangan kartu soal dan jawaban. Oleh karena itu, peneliti perlu melaksanakan
siklus II dengan memperbaiki strategi pembelajaran dengan lebih memanfaatkan
keinovasian pembelajaran make a match yang telah diterapkan pada siklus I.
Kelebihan dan kekurangan pada siklus I
a. Kelebihan
1. Proses pemberian materi berjalan lancar karena siswa menerima
materi dengan antusias
2. Proses berjalannya pembelajaran make a match secara keseluruhan
berjalan sesuai harapan
52
3. Siswa sangat antusias dan senang dengan penerapan model make a
match
4. Siswa berharap model make a match diterapkan kembali
5. Hasil belajar telah meningkat dengan baik
b. Kekurangan
1. Dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang pasif
2. Saat pembelajaran make a match berlangsung terjadi kegaduhan
dalam mencari pasangan
3. Ada 3 pasang siswa yang kesuliatan mencari pasangannya
4. Masih ada siswa yang belum mencapai KKM (75)
F. Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan pertama Peneliti kembali menyiapkan materi ajar
sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang telah diperbaiki dan
menyiapkan alat dan bahan berupa potongan kertas karton sebagai kartu
soal dan kartu jawaban. Pada siklus II ini guru telah memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I sehingga dapat
memenuhi tujuan dari penelitian ini. Pokok bahasan yang digunakan pada
siklus II adalah dengan melanjutkan materi dari siklus I yaitu terbentuknya
PPKI dan sidang PPKI bagi kemerdekaan Indonesia.
53
Setelah memperbaiki kekurangan dari siklus I perubahan besar terjadi saat
pelaksaan siklus II ini, Siklus II berlangsung pada hari Selasa dan Rabu
yaitu tanggal 9 dan 10 Februari 2016 WIB pertemuan pertama pada siklus
II pada hari Selasa dimulai pukul 09.40-11.00 WIB diawali dengan
pembukaan dan salam dari guru. Setelah itu guru menjelaskan materi yang
diajarkan pada pertemuan kali ini yaitu tentang dibentuknya PPKI dan
sidang PPKI, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan pada pertemuan siklus II kali
ini. Guru memulai dengan menjelaskan materi yang telah disiapkan
dengan metode ceramah, tanya jawab, foto atau gambar dan diskusi hingga
materi yang diajarkan dapat sepenuhnya tersampaikan dan telah dipahami
oleh seluruh siswa dengan baik. Pertemuan kedua pelajaran dimulai pukul
11.40 – 13.00 WIB, guru mulai menjelaskan kembali cara bermain make a
match kepada siswa yang telah siap untuk melaksanakan proses
pembelajaran make a match, setelah itu guru membagi kelompok menjadi
2 yaitu kelompok A mendapat kartu pertannyaan dan kelompok B
mendapat kartu jawaban, guru membagi kelompok dengan menggunakan
media permen yaitu dengan cara membagikan permen yang berbeda
warna. Permainan dimulai dengan waktu yang yang telah ditentukan yaitu
10 menit, para siswa saling berhadapan antara siswa yang mendapat
kelompok kartu soal dan kelompok kartu jawaban, satu per satu siswa
yang mendapat kartu soal membacakan soal yang diterimanya
54
kemudian yang mendapat kartu jawaban sesuai kartu soal yang telah
dibacakan akan membacakan jawabannya dan duduk berdampingan
bersama pasangannya, begitu seterusnya sampai semua mendapatkan
pasangannya. Metode ini digunakan agar lebih efektif dan mengurangi
kegaduhan didalam kelas, metode ini juga dianggap berhasil, karena
seluruh siswa berhasil mendapatkan pasangannya. Setelah semuanya
mendapat pasangan yang sesuai, kemudian satu per satu siswa
mempresentasikan soal dan jawaban yang telah mereka temukan dan
menempelkan kartu soal dan jawaban pada tali yang telah disediakan guru
sesuai urutan pada nomor yang ada pada kartu soal dan jawaban, begitu
seterusnya sampai selesai. Setelah semua kartu soal dan jawaban tertempel
pada tali kemudian guru membalik tali serta kartu jawaban dan soalpun
ikut terbalik dan membentuk sebuah kata motivasi yang berbunyi “
Generasi Muda penerus Bangsa Indonesia” hal ini dibuat supaya jika ada
kartu soal atau jawaban yang salah dalam penempatannya maka tidak akan
membentuk kata yang telah disiapkan serta agar menjadi motivasi bagi
siswa bahwa mereka adalah generasi muda yang diharapkan bangsa.
Setelah permainan selesai guru memberikan postest untuk mengetahui
hasil belajar dengan model pembelajaran make a match yang telah
dilaksanakan dan disempurnakan.
55
Hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini:
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
No Nama Pra
Siklus
Siklus I Siklus II Keterangan KKM: 75
1 A P 86 92 96 Meningkat Tuntas
2 A A K 64 84 86 Meningkat Tuntas
3 A M 42 72 90 Meningkat Tuntas
4 A I 69 84 96 Meningkat Tuntas
5 A Ma 46 76 86 Meningkat Tuntas
6 C I 63 88 94 Meningkat Tuntas
7 Dew 89 96 96 Meningkat Tuntas
8 De 63 82 94 Meningkat Tuntas
9 E 54 72 88 Meningkat Tuntas
10 Ek 53 76 90 Meningkat Tuntas
11 Eko 74 88 96 Meningkat Tuntas
12 Fat 56 72 86 Meningkat Tuntas
13 Hen 74 88 94 Meningkat Tuntas
14 Ilh 78 92 90 Meningkat Tuntas
15 Kha 72 88 98 Meningkat Tuntas
16 Lil 70 84 92 Meningkat Tuntas
17 M. Mu 69 76 88 Meningkat Tuntas
18 M. R 60 72 90 Meningkat Tuntas
19 Na 62 88 96 Meningkat Tuntas
20 Ni 72 88 98 Meningkat Tuntas
21 No 58 76 88 Meningkat Tuntas
22 Novr 70 92 98 Meningkat Tuntas
23 Nu 72 84 92 Meningkat Tuntas
24 Nur 80 88 96 Meningkat Tuntas
25 Ris 64 80 88 Meningkat Tuntas
26 Ri 59 72 90 Meningkat Tuntas
27 Riz 72 84 88 Meningkat Tuntas
28 Sal 76 84 90 Meningkat Tuntas
29 Si 48 72 92 Meningkat Tuntas
30 Su 72 76 90 Meningkat Tuntas
31 Tyi 81 92 100 Meningkat Tuntas
32 Wah 72 88 94 Meningkat Tuntas
33 Ya 65 72 90 Meningkat Tuntas
34 Yu 62 72 88 Meningkat Tuntas
Jumlah 2267 2790 3128
56
Hasil belajar siswa pada siklus II terlihat sangat meningkat dibandingkan dengan
siklus I. Seluruh siswa mampu menyelesaikan tugas akhir yang berikan oleh guru
sehingga mampu mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dan semua siswa
tuntas dari standar nilai KKM (75) ini menyatakan bahwa siklus II berjalan sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh guru. Berikut nilai klasikal antara siklus I
dengan siklus II disajiakan pada tabel 9 dibawah ini:
Tabel 9. Nilai Klasikal Siklus I dan Siklus II
No Aspek Nilai Peningkatan
Siklus I Siklus II
1 Rata-Rata Klasikal 82,05 92 7,95
2 Nilai Terendah 73 86 14
3 Nilai Tertinggi 96 100 4
4 Prosentase Ketuntasan (%) 76,47 100 23,53
Dari siklus II ini diperoleh hasil belajar siswa dengan nilai terendah 86 sehingga
terdapat peningkatan 14, nilai tertinggi 100 dengan peningkatan 4, rata-rata
klasikal 92, yang berarti terdapat peningkatan 7,95 dan ketuntasan klasikal 100%
dengan peningkatan 23,53%.
57
Tabel 9 diatas dapat digambarkan dengan grafik 3 berikut:
Pada grafik 3 ini terlihat bahwa rata-rata klasikal pada siklus II mengalami
peningkatan. Siklus I rata-rata klasikalnya adalah 82,05 meningkat menjadi 92
pada siklus II. Nilai terendah pada siklus I 72 meningkat menjadi 86 pada siklus
II. Begitu juga dengan nilai tertinggi sebesar 96 pada siklus I meningkat menjadi
100 pada siklus II dan ketuntasan klasikal pada siklus I 76,47% meningkat
menjadi 100%. Pengamatan terhadap kegiatan siswa pada siklus II tetap
dilaksanakan oleh observer. Hasil observasi kegiatan siswa dalam proses belajar
mengajar siklus II dapat dilihat pada tabel 10 berikut:
58
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Rata-RataKlasikal
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Ketuntasan (%)
Siklus I
Siklus II
Tabel 10. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Baik Sekali Baik Cukup Kurang
1 Keaktifan dalam
pembelajaran
4
2 Memeperhatikan
penjelasan guru
4
3 Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
4
4 Memahami tugas masing-
masing
4
5 Berpartisipasi dalam
pembelajaran
4
6 Apabila mengalami
kesulitan, berinisiatif
menanyakan kepada guru
atau teman lain
4
7 Kelancaran pada saat
presentasi
4
Rata-Rata 4
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan siswa bahwa siswa semakin aktif
dalam pembelajaran, memahami tugas masing-masing, mampu mengerjakan tugas
yang diberikan guru tepat waktu. Dalam pembelajaran siswa juga mulai berani
bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan, secara keseluruhan siswa
sudah mampu berpartisipasi mengikuti pembelajaran tanpa rasa canggung, sudah
tidak merasa malu-malu serta sangat lancar dalam presentasi sehingga mampu
memperoleh nilai rata-rata 4. Perbandingan nilai kegiatan siswa antara siklus I
dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
59
Tabel 11. Rata-Rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II
No Nilai Siklus I Siklus II
1 Baik Sekali 0 4
2 Baik 3 0
3 Cukup 0 0
4 Kurang 0 0
Tabel 11 diatas dapat digambarkan dengan grafik 4 sebagai berikut:
Grafik 4
Perbandingan Rata-Rata Nilai Kegiatan Siswa Siklus I dan Siklus II
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran model make a match, dengan
nilai rata-rata baik 3 pada siklus I meningkat pada siklus II menjadi sangat baik
60
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
Siklus I
Siklus II
yaitu dengan nilai rata-rata 4. Pengamatan terhadap kegiatan guru pada siklus II
dilaksanakn oleh observer dengan mencatat semua kegiatan guru pada lembar
observasi yang sudah disediakan. Hasil observasi kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar selama siklus II dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12. Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II
No Kegiatan Baik Cukup Kurang
A. Pendahuluan
1 Apersepsi 3
2 Menyampaikan tujuan
yang akan dicapai 3
3 Menjelaskan materi 3
4 Menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran
Make a Match
3
B. Kegiatan Inti
5 Membagi siswa dalam
kelompok 3
6 Mengawasi jalannya
permainan 3
7 Menumbuhkan
partisispasi aktif siswa
dalam permainan
3
8 Memberi bantuan kepada
siswa yang mengalami
kesulitan
3
9 Memberi penghargaan
terhadap keberhasilan
siswa
3
C. Kegiatan Penutup
10 Menyimpulkan materi
pelajaran dengan
melibatkan siswa
3
11 Memberikan tes 3
12 Menutup pelajaran 3
Rata-rata 3
61
Pada siklus II ini guru telah menunjukan peningkatan dalam mengelola kelas.
Guru dapat berinteraksi dengan siswa sehingga mampu memberikan motivasi
untuk menumbuhkan partisipasi siswa dalam permainan dengan baik dan
mencapai nilai rata-rata 3. Guru juga sudah mampu mengatur waktu dan strategi
dalam pembelajaran sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif dan
menyenangkan.
Nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I dan siklus II disajikan pada tabel 13
berikut:
Tabel 13. Rata- Rata Nilai Kegiatan Guru Siklus I dan Siklus II
No Nilai Siklus I Siklus II
1 Baik 2,75 3
2 Cukup 0,16 0
3 Kurang 0 0
62
Dari tabel 13 tersebut diatas, maka dapat dibuat dengan grafik 5 dibawah
ini:
Rata-rata nilai kegiatan guru pada siklus I untuk kriteria baik sebesar 2,75
meningkat menjadi 3 pada siklus II. Sedangkan kriteria cukup sebesar 0,16 pada
siklus I menurun menjadi 0 pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan
guru dalam menerapkan pembelajaran make a match pada siklus II semakin baik.
Pada siklus II ini juga dibagikan angket kepada siswa, yang berfungsi untuk
mengetahui tanggapannya terhadap pembelajaran IPS dengan model pembelajaran
make a match yang telah berinovasi. Hasil angket respon siswa terhadap
pelaksaan pembelajaran model make a match pada siklus II yang telah diperbaiki.
Berikut pada tabel 14 dibawah ini:
63
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Baik Cukup Kurang
Siklus I
Siklus II
Tabel 14. Hasil Angket Respon Siswa Siklus II
No Pertanyaan Tanggapan
Ya Tidak
1 Apakah guru kalian menjelaskan
langkah-langkah kegiatan
pembelajaran Make a Match
100%
2 Apakah pembelajaran Make a
Match menyenangkan?
100%
3 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match membuat kamu
mudah memahami pelajaran?
98% 2%
4 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match mendorong kamu
lebih kreatif?
98% 2%
5 Apakah kamu mengalami
kesulitan dalam pembelajaran
Make a Match?
100%
6 Apakah dengan pembelajaran
Make a Match kamu lebih
semangat mengikuti pelajaran?
100%
7 Apakah pembelajaran Make a
Match memberikan pengalaman
baru dalam pembelajaran?
100%
8 Apakah pembelajaran Make a
Match baik jika dilakukan lagi?
100%
9 Apakah pembelajaran Make a
Match membosankan?
100%
10 Apakah pembelajaran Make a
Match telah dilakukan
sebelumnya?
100%
Rata-Rata 79,8% 20,2%
64
Hasil angket respon siswa pada siklus II memperlihatkan bahwa adanya
peningkatan yang signifikan. Diperoleh hasil 100% dapat mendorong siswa lebih
semangat dalam pembelajaran, 100% siswa tidak merasa kesulitan dalam
pembelajaran model make a match, dan hanya sedikit siswa yang tidak memahami
pembelajaran (kurang memahami materi pelajaran) dengan penerapan model
make a match yaitu hanya 2%. Rata-rata nilai angket respon siswa pada siklus I
dan siklus II dapat dilihat pada tabel 15 berikut:
Tabel 15. Rata-rata Nilai Angket Respon Siswa Siklus I dan Siklus II
No Tanggapan Siklus I Siklus II
1 Ya 68,3% 79,8%
2 Tidak 31,7% 20,2%
Tabel 15 diatas terlihat jelas dengan grafik 6 dibawah ini:
65
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Tanggapan ' Ya" 1 Tanggapan " Tidak"
Siklus I
Siklus II
Pada siklus I, rata-rata nilai yang diperoleh untuk angket respon siswa
yang merasa senang, terdorong lebih kreatif, dan tidak merasa kesulitan dengan
penerapan pembelajaran model make a match sebesar 68,3%.
Hasil tersebut mengalami peningkatan sebesar 79,8% pada siklus II. Untuk
siswa yang kurang memahami pembelajaran make a match pada siklus I 31,7%
menurun menjadi 20,2% pada siklus II. Berdasarkan beberapa hasil yang telah
diperoleh pada siklus II, maka peneliti tidak melanjutkan untuk siklus berikutnya.
G. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Rata-Rata Klasikal dan Ketuntasan Belajar Siswa
Hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran make a
match telah mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
nilai yang telah diperoleh, dimana nilai rata-rata klasikal dari tiap
siklus mengalami kenaikan yang signifikan. Berikut nilai keseluruhan
rata-rata klasikal dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 16. Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No
Aspek
Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Rata-rata Klasikal 66,67 82,05 92
2 Nilai Terendah 42 72 86
3 Nilai Tertinggi 89 96 100
66
Tabel 16 akan lebih jelas dengan grafik dibawah ini:
Grafik 7
Perbandingan Nilai Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada grafik 7. Menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata
klasikal pada Pra Siklus yaitu 66,67 menjadi 82,05 pada Siklus I
dengan prosentase 15,38%. Pada Siklus II rata-rata klasikal meningkat
menjadi 92 yang berarti terdapat peningkatan lagi sebesar 7,92%. Nilai
terendah pada Pra Siklus yaitu 42 meningkat menjadi 72 pada Siklus I
dengan prosentase 30%. Pada Siklus II kembali meningkat menjadi 86
dengan prosentase kenaikan lagi sebesar 14%. Begitu juga dengan
perolehan nilai tertinggi, pada Pra Siklus yaitu sebesar 89 meningkat
menjadi 96 pada Siklus I dengan prosentase kenaikan sebesar 7%.
67
0
20
40
60
80
100
Rata-rata Klasikal Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Sedangkan pada Siklus II nilai tertinggi meningkat menjadi 100
dengan prosentase kenaikan sebesar 4%. Peningkatan rata-rata klasikal
pada setiap Siklus menunjukan bahwa pembelajaran model Make a
Match sangat berpengaruh bagi siswa serta terbukti mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dapat dibuktikan dengan ketuntasan minimum kelas dari
setiap siklus yang berlangsung mengalami peningkatan yang
signifikan.
Prosentase ketuntasan siswa kelas VIII D SMP N 2 Suruh pada mata
pelajaran IPS dapat dilihat pada tabel 17. berikut:
No Tahap Perbaikan Prosentase
Belum Tuntas Tuntas
1 Pra Siklus 82,36% 17,64%
2 Siklus I 23,53% 76,47%
3 Siklus II 0% 100%
Dari tabel diatas dapat diperjelas dengan grafik 8.
68
Grafik 8. Prosentase Ketuntasan Klasikal
Dilihat dari prosentase ketuntasan klasikal pada Pra Siklus sebesar 17,64%
mengalami peningkatan menjadi 76,47% pada Siklus I dengan
peningkatan prosentase sebesar 58,83%, sedangkan pada Siklus II
mengalami peningkatan lagi menjadi 100% dengan prosentase
peningkatan sebesar 23,53%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran model make a match dikelas VIII D SMP N 2 SURUH
untuk meningkatkan hasil belajar siswa berhasil.
69
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Belum Tuntas Tuntas
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
2. Partisipasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Make a Match
Berdasarkan hasil observasi siswa yang telah dilaksanakan pada 2
Siklus yang telah berlangsung, menunjukan aktivitas siswa saat
mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan yang baik.
Pada siklus I nilai rata-rata partisipasi siswa untuk kriteria baik
mendapat nilai 3, sedangkan pada Siklus II meningkat menjadi baik
sekali atau dengan nilai 4. Hal ini menunjukan bahwa pada Siklus I
masih terdapat kekurangan-kekurangan yang terjadi saat proses
pembelajaran berlangsung, sedangkan pada Siklus II telah terjadi
perbaikan serta adanya inovasi model make a match sehingga siswa
mampu memahami dan mengerti pembelajaran make a match dengan
sangat baik.
3. Aktivitas Kegiatan Guru
Observer yang dilakukan oleh Guru pengampu mata pelajaran IPS
kelas VIII D SMP N 2 Suruh yaitu Windi Hastuti, S.Pd yang bertindak
sebagai observer menyatakan bahwa aktivitas guru selama
pembelajaran pada Siklus I maupun Siklus II dinilai sudah baik.
Karena guru telah berperan sebagai pembimbing atau fasilitator yang
mampu membawa siswa memahami materi pelajaran dengan baik serta
dinilai mampu memberikan suasana pembelajaran dan menerapkan
model pembelajaran yang belum pernah dilakukan didalam kelas
tersebut.
70
4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Model Make a Match
Setelah selesai pembelajaran model make a match diterapkan di
dalam kelas siswa memberikan respon dan tanggapan yang sangat baik
tentang pembelajaran model make a match, dimana beberapa siswa
mengatakan bahwa pembelajaranya asyik, tidak membuat mengantuk
meskipun jam pelajaran terakhir karena kita diajak aktif belajar dan
berkerjasama dengan teman yang lain untuk memahami materi, dan
dapat memperoleh model atau cara belajar yang baru yang belum
pernah mereka temui selama proses pembelajaran sebelumnya, tidak
banyak juga yang mengatakan karena mendapat hadiah atau reward
setiap selesai pelajaran sehingga membuat mereka bersemangat dalam
pembelajaran, dan mereka berharap bahwa model pembelajaran make
a match ini dapat kembali diterapkan oleh guru yang mengampunya.
5. Kendala Saat Proses Pembelajaran Make a Match Berlangsung
Pada Siklus I terdapat kendala atau kekurangan yaitu antara lain
kegaduhan yang terjadi didalam kelas saat permainan make a match
berlangsung karena siswa langsung berhamburan dan berteriak
mencari pasangannya, sedangkan pada saat pelaksanaan Siklus II
relatif berjalan sesuai rencana yang telah disiapkan secara baik.
71