BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...

20
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian Salah satu tahapan yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami tempat dilakukannya penelitian dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan jalannya penelitian. Penelitian ini dilakukan di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta. SLBN 1 Bantul, Yogyakarta. SLBN 1 Bantul, Yogyakarta menampung siswa yang berkebutuhan khusus, seperti Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa, Tuna Netra dan Tuna Ganda. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek ibu dari anak tuna grahita sedang dan berat atau anak retardasi mental sedang dan berat. Hal ini dikarenakan sesuai dengan topik penelitian yang dipilih oleh penulis mengenai hubungan Religiusitas dan Resiliensi pada Ibu yang Memiliki Anak Retardasi mental. Pada saat penelitian dilakukan, SLBN 1 Bantul, Yogyakarta khususnya kelas retardasi mental sedang dan berat, penulis mengambil ibu sebagai subjek sebanyak 30 orang. Keseluruhan ibu di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta yang memiliki anak retardasi mental sedang dan berat berjumlah 93 orang. Yang tersebar di jenjang pendidikan, yaitu TKLB berjumlah 12 orang, SDLB berjumlah 53 orang, SMPLB 14 orang dan SMLB 14 orang. Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah ibu dari anak retardasi mental di TKLB dan SDLB sebanyak 30 orang. Peneliti mengambil sebagian dari jumlah total responden di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta yang berjumlah total 93 orang menjadi 30 orang. Jumlah ini adalah jumlah responden yang bersedia untuk mengisi skala.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

Salah satu tahapan yang harus dilalui sebelum penelitian

dilaksanakan adalah perlunya memahami tempat dilakukannya penelitian

dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan jalannya

penelitian. Penelitian ini dilakukan di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta. SLBN 1

Bantul, Yogyakarta. SLBN 1 Bantul, Yogyakarta menampung siswa yang

berkebutuhan khusus, seperti Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa, Tuna

Netra dan Tuna Ganda. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subjek

ibu dari anak tuna grahita sedang dan berat atau anak retardasi mental sedang

dan berat. Hal ini dikarenakan sesuai dengan topik penelitian yang dipilih

oleh penulis mengenai hubungan Religiusitas dan Resiliensi pada Ibu yang

Memiliki Anak Retardasi mental. Pada saat penelitian dilakukan, SLBN 1

Bantul, Yogyakarta khususnya kelas retardasi mental sedang dan berat,

penulis mengambil ibu sebagai subjek sebanyak 30 orang.

Keseluruhan ibu di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta yang memiliki anak

retardasi mental sedang dan berat berjumlah 93 orang. Yang tersebar di

jenjang pendidikan, yaitu TKLB berjumlah 12 orang, SDLB berjumlah 53

orang, SMPLB 14 orang dan SMLB 14 orang. Yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah ibu dari anak retardasi mental di TKLB dan SDLB

sebanyak 30 orang. Peneliti mengambil sebagian dari jumlah total responden

di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta yang berjumlah total 93 orang menjadi 30

orang. Jumlah ini adalah jumlah responden yang bersedia untuk mengisi

skala.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

55

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menemukan tempat penelitian

Pada tahap ini peneliti menentukan SLB yang akan menjadi tempat

penelitian dan meminta izin kepada Kepala SLBN 1 Bantul untuk

melaksanakan penelitian.

2. Persiapan Penelitian

Setelah mendapatkan ijin dari tempat penelitian, peneliti mengurus

persyaratan administrasi berupa ijin penelitian dari Fakultas Psikologi

dan menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

Setelah itu peneliti meminta ijin kepada Kepala SLBN 1 Bantul untuk

melakukan penelitian.

3. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian atau pengambilan data di lapangan dilaksanakan

pada tanggal 15 Juli – 20 Juli 2012. Instrumen disebarkan pada ibu-

ibu yang memiliki anak retardasi mental sedang dan berat dijenjang

pendidikan TKLB dan SDLB.

C. Hasil Uji Reliabilitas dan Seleksi Item

1. Skala Religiusitas

Uji reliabilitas dan analisis seleksi item pada Skala

Religiusitas dilakukan dengan dua kali putaran. Putaran pertama

untuk menyeleksi butir item yang lolos (memenuhi konvensi item)

dan mengeliminasi item yang gugur. Selanjutnya pada putaran kedua

untuk mengukur reliabilitas pengukuran dan daya diskriminan setelah

mengeluarkan item gugur.

Hasil uji realibilitas dan daya diskriminan item pada putaran

pertama dari skala Religiusitas dengan 40 item didapatkan koefisien

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

56

realibilitas sebesar 0,935 yang berarti alat ukur tergolong reliabel.

Kemudian item yang gugur berjumlah 8 item, yaitu item nomor 5, 9,

15, 16, 17, 21, 23 dan 32. Pada uji realibilitas putaran kedua

diperoleh koefisien realibilitas yang sama seperti koefisien realibilitas

putaran pertama yaitu sebesar 0,935 diperoleh bahwa semua item

valid karena semua nilai r lebih dari 0.3 dengan nilai r berkisar antara

0.321 (item no. 29) sampai dengan 0.824 (item no. 20).

Tabel 4.1.

Sebaran Item Setelah Seleksi Item Pada Skala Religiusitas

No Aspek Indikator

Nomor Item Total

Fav. Unfav.

1. Ritual Involment

(praktek

beragama)

- Berdoa sebelum

mengerjakan/melakuk

an sesuatu

- Mengikuti upacara

keagamaan

- Membaca kitab suci /

alkitab setiap hari

- Melakukan kewajiban

yang ada dalam

agama

1

11

21*

31

6

16*

26

36

8

2. Ideological

Involment

(keyakinan

beragama)

- Percaya akan adanya

setan,

malaikat/surga/neraka

- Percaya akan

kebenaran firman

8

18

2

12

8

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

57

- Meyakini bahwa

Tuhan selalu

memberikan mukjizat

pada umatnya

- Meyakini akn adanya

hari kiamat/akhir

jaman

28

38

22

32*

3. Intelectual

Involment

(pengetahuan

beragama)

- Mengikuti khotbah

keagamaan

- Mempelajari kitab

suci agamanya

- Membaca buku

rohani

- Memahami ajaran

agama

9*

19

29

39

3

13,

23*

33

8

4. Experiental

involment

(pengalaman

beragama)

- Merasa bahwa Tuhan

mendengar doanya

- Merasa bahwa Tuhan

menyayanginya

- Merasa pernah

menglamai mukjizat

dari Tuhan

- Merasa Tuhan selalu

mendampingi

hidupnya

10

20

30

40

4

14

24

34

8

5. Consequential

Involment

- Memaafkan orang

lain yang telah

5*

7

8

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

58

(pengamalan

beragama)

berbuat salah

- Mendoakan orang

lain

- Mengucap syukur

dalam segala situasi

- Menolong orang lain

15*

25

35

17*

27

37

Jumlah 20 20 40

Tanda (*) menunjukkan item yang gugur

2. Skala Resiliensi

Uji realibilitas pada skala Religiusitas dilakukan dengan dua

kali putaran dengan menggunakan Alpha Cronbach. Putaran pertama

untuk menyeleksi butir item yang lolos (memenuhi konvensi seleksi

item) dan mengeliminasi item yang gugur. Selanjutnya pada putaran

kedua untuk mengukur realibilitas pengukuran dan daya diskriminan

setelah mengeluarkan item gugur.

Hasil uji reliabilitas dan daya diskriminan item pada putaran

pertama dari Skala Resiliensi dengan 56 item didapatkan nilai

coefisien alpha cronbach 0,914 yang berarti alat ukur tersebut

tergolong sangat reliabel. Jumlah item gugur adalah diperoleh 21

item tidak valid, item tersebut adalah no. 1, 11, 12, 15, 20, 25, 32, 33,

36, 37, 38, 39, 42, 43, 45, 47, 49, 52, dan 53. Pada uji realibilitas

putaran kedua diperoleh koefisien realibilitas yang sama seperti

koefisien realibilitas putaran pertama yaitu sebesar 0,914 diperoleh

bahwa semua item valid karena semua semua nilai r lebih dari 0.3

dengan nilai r berkisar antara 0.304 (item no. 29) sampai dengan

0.714 (item no. 16)

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

59

Tabel 4.2.

Sebaran Item Setelah Seleksi Item Pada Skala Resiliensi

No Aspek Indikator No. butir

Total Fav. Unfav.

1 Emotion

Regulation

- Mampu

mengendalikan

emosi dalam

menghadapi

tekanan

- Mampu

menampilkan

emosi yang

wajar sesuai

dengan

keadaan.

1*, 8

15, 43*

22, 29

36*, 50

8

2 Impulse Control - Mampu

mengendalikan

impuls yang

muncul dari

dalam diri

- Mampu

mengendalikan

impuls yang

muncul dari

orang-orang

sekitar

23, 30

37*,

44

2, 9,

16, 51

8

3 Optimism - Berpikir positif 3, 10 24, 31 8

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

60

terhadap

keadaan yang

dihadapi saat ini

- Berpikir positif

akan keadaan

yang akan

dihadapi dalam

masa depan

17,

45*

38*, 52*

4 Causal Analysis - Mampu

mengidentifikas

i masalah

- Mampu

menggali akar

suatu

permasalahan

- Mampu

menemukan

solusi dalam

menghadapi

suatu

permasalahan

- Mampu

menemukan

akibat dari

solusi

permasalahan

25*

32*

39*

46

4

11*

18

53*

8

5 Empathy - Mampu

merasakan

5, 12*

26, 33*

8

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

61

kesulitan yang

dialami oleh

orang lain

- Yakin pada

kemampuan

sendiri untuk

membantu

kesulitan orang

lain

19, 47*

40, 54

6 Self-eficacy - Yakin pada

kemampuan diri

dalam

mengatasi

tekanan

- Yakin akan

kemampuan diri

untuk dapat

sukses dimasa

depan

27, 34

41, 48

6, 13

20*, 55

8

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

62

7 Reaching out - Berani

menghadapi

resiko dari

situasi yang

tidak

menyenangkan

- Mengambil

aspek positif

didalam sebuah

permasalahan

yang sukar

7, 14

21, 49*

28, 35

42*, 56

8

Jumlah 28 28 56

Tanda (*) menunjukkan item yang gugur.

D. Hasil Analisis Data

Pehitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan SPSS

(Statistical Product & Service Solution) 16.0. Namun sebelumnya

akan dipaparkan hasil pengukuran variabel yang digunakan.

1. Analisis Deskriptif

a. Religusitas

Berikut adalah hasil perhitungan nilai rata-rata, minimal,

maksimal, dan standar deviasi sebagai hasil pengukuran skala

religiusitas (lihat tabel 4.3).

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

63

Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Skala Religiusitas

Descriptive Statistics

N Min. Max. Mean

Std.

Deviation

Total 30 80.00 128.00 109.4667 11.77295

Valid N

(listwise) 30

Nilai-nilai diatas bermakna ada responden yang memiliki skor

religiusitas sebesar 80 dan ini merupakan skor terendah, ada juga

yang memperoleh skor 128 dan ini merupakan skor tertinggi.

Rata-rata keseluruah responden adalah 109.46 dengan standar

deviasi sebesar 11.77.

Jumlah aitem yang dapat digunakan adalah 32 aitem dengan

kategori jawaban mulai dari 1 sampai 4. Skor total teoritik data

religiusitas antara 32 sampai 128, sedangkan skor total empiris

yang diperoleh dalam penelitian menyebar dari skor terendah 80

sampai skor tertinggi 128. Semakin tinggi skor total menunjukan

religiusitas yang tinggi, sebaliknya semakin rendah skor total

menunjukan religiusitas yang rendah. Dengan demikian untuk

variabel religiusitas memiliki skor teoritik terendah 32 (1 X 32)

dan skor tertinggi 128 (4 X 32). Dalam menentukan tinggi

rendahnya variabel religiusitas, digunakan 4 kategori yakni, sangat

rendah, rendah, tinggi, sangat tinggi.

Untuk mengetahui religiusitas digunakan interval dengan

ukuran:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

64

244

96

4

32128

i

i

kategoribanyaknya

terendahskortertinggiskori

Tabel 4.4

Interval Skala Religiusitas

Kriteria Rentang Skor N Prosentase

Sangat Tinggi 104 ≤ x < 128 21 70%

Tinggi 80 ≤ x < 104 9 30%

Rendah 56 ≤ x < 80 0 0%

Sangat Rendah 32 ≤ x < 56 0 0%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden menjawab dengan skala religiusitas pada kriteria sangat

tinggi yaitu 70% kemudian pada kriteria tinggi sebesar 30%. Hal ini

berarti kategori religiusitas yang sangat tinggi yaitu sebanyak 21 dan

sisanya sebanyak 9 ibu berada pada kategori kinerja yang tingg.

Denga demikian, dapat dikatakan bahwa religiusitas ibu yang

memiliki anak retardasi mental di SLBN 1 Bantul, Yogyakarta berada

pada tingkat yang diharapkan, namun perlu adanya peningkatan dan

religiusitas yang tinggi harus dipertahankan.

1. Resiliensi

Berikut adalah hasil perhitungan nilai rata-rata, minimal,

maksimal, dan standar deviasi sebagai hasil pengukuran skala

resiliensi (lihat tabel 4.5).

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

65

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Skala Religiusitas

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Total 30 96.00 137.00 116.3000 11.20699

Valid N

(listwise) 30

Nilai-nilai diatas bermakna ada responden yang memiliki skor

resiliensi sebesar 96 dan ini merupakan skor terendah, ada juga yang

memperoleh skor 137 dan ini merupakan skor tertinggi. Rata-rata

keseluruah responden adalah 116.30 dengan standar deviasi sebesar

11.20.

Jumlah aitem yang digunakan adalah 35 aitem dengan

kategori jawaban dimulai dari 1 sampai 4, yaitu skor 4 untuk sangat

setuju, 3 untuk skor setuju, 2 untuk skor tidak setuju, 1 untuk skor

sangat tidak setuju. 4 option ini berlaku untuk pernyataan yang

bersifat postif dan sebaliknya bila pernyataan bersifat negatif. Skor

total teoritik data resiliensi antara 35 sampai 137, sedangkan skor

total empiris yang diperoleh dalam penelitian menyebar dari skor

terendah 96 sampai skor tertinggi 137. Semakin tinggi skor total

menunjukan resiliensi yang tinggi, sebaliknya semakin rendah skor

total menunjukan resiliensi yang rendah. Dengan demikian untuk

variabel resiliensi memiliki skor teoritik terendah 35 (1 X 35) dan

skor tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 140 (4 X 35). Dalam

menentukan tinggi rendahnya variable resiliensi, digunakan 4

kategori yakni sangat rendah, rendah, tinggi, sangat tinggi.

Untuk mengetahui resiliensi digunakan interval dengan

ukuran:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

66

25,264

35140

i

kategoribanyaknya

terendahskortertinggiskori

Tabel 4.6. Interval Resiliensi

Kategori Range N Prosentase

Sangat Tinggi 113,75 – 140 14 53,3%

Tinggi 87,50 - 113,175 16 46,7%

Rendah 61,25 - 87,50 0 0%

Sangat Rendah 35 - 61,25 0 0%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden menjawab skala resiliensi pada kriteria sangat tinggi

yaitu 53,3% atau sebanyak responden kemudian pada kriteria tinggi

sebesar 46,7% atau sebanyak responden yang berada dalam kirteria

ini. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden memiliki kategori

resiliensi yang sangat tinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa resiliensi ibu yang memiliki anak retardasi mental di SLBN 1

Bantul, Yogyakarta berada pada tingkat yang diharapkan, dan perlu

dipertahankan.

E. Uji Asumsi

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji normalitas, uji linearitas dan uji korelasi.

1. Uji Normalitas

Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data

yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat untuk

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

67

melakukan analisis dengan teknik korelasi Pearson Product

Moment. Pengujian uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil

uji Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.7.

Hasil Uji Normalitas Religiusitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total

N 30

Normal Parametersa Mean 1.0947E2

Std. Deviation 1.17729E1

Most Extreme

Differences

Absolute .118

Positive .068

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .647

Asymp. Sig. (1-tailed) .797

a. Test distribution is Normal.

Pada uji normalitas diatas diperoleh koefisien Kolmogorov

Smirnove sebesar 0.647 dengan signifikansi sebesar 0.797 (p >

0.05). dikarenakan signifikansi jauh diatas 0.05 maka sebaran

data dikatakan normal. Dengan demikian variabel religiusitas

normal dan dapat digunakan untuk menguji hipotesis.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

68

Tabel 4.8.

Hasil Uji Normalitas Resiliensi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total

N 30

Normal Parametersa Mean 1.1630E2

Std. Deviation 1.12070E1

Most Extreme

Differences

Absolute .092

Positive .082

Negative -.092

Kolmogorov-Smirnov Z .502

Asymp. Sig. (1-tailed) .963

Pada uji normalitas diatas diperoleh koefisien Kolmogorov

Smirnove sebesar 0.502 dengan signifikansi sebesar 0.963 (p >

0.05). dikarenakan signifikansi jauh diatas 0.05 maka sebaran data

dikatakan normal. Dengan demikian variabel resiliensi normal dan

dapat digunakan untuk menguji hipotesis.

2. Uji Linearitas

Tabel 4.9. Hasil Uji Lineraitas

ANOVA

Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

RESILIENSI *

RELIGIUSITAS Between

Groups (Combined) 4127.700 23 179.465 2.224 .162

Linearity 3066.389 1 3066.389 38.000 .001

Deviation from

Linearity 1061.311 22 48.241 .598 .825

Within Groups 484.167 6 80.694

Total 4611.867 29

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

69

Dari hasil uji linearitas diperoleh nilai Fbeda sebesar

0,598 dengan sig. =0,825 (p > 0,05) yang menunjukkan hubungan

antara religiusitas dengan resiliensi adalah linear.

3. Uji Korelasi

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi

yang meliputi ujI normalitas dan uji linieritas. Perhitungan dalam

analisis ini dilakukan dengan SPSS versi 16.0. Hasil korelasi

antara religiusitas dengan resiliensi dapat dilihat pada Tabel 4.10

berikut ini.

Tabel 4.10.

Hasil Uji Korelasi

religiusitas resiliensi

Religiusitas Pearson

Correlation 1 .831

Sig. (1-tailed) .000

N 30 30

Resiliensi Pearson

Correlation .831 1

Sig. (1-tailed) .000

N 30 30

Dari hasil uji korelasi diatas dapat dilihat bahwa nilai r

sebesar 0.831 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05) dengan

demikian dapat dikatakan bahwa religiusitas memiliki hubungan

positif signifikan terhadap resiliensi. Semakin tinggi religiusitas

maka semakin tinggi pula resiliensi, sebaliknya semakin rendah

religiusitas semakin rendah pula resiliensi. Besarnya koefisien

determinasi adalah 0.6905 (r2) atau 69,05%, artinya religiusitas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

70

mempengaruhi resiliensi sebesar 69.05% sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lainnya.

F. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan dapat adanya hubungan positif

yang sangat signifikan antara Religuisitas dengan Resiliensi.

Berdasarkan hasil tersebut hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini diterima, hal ini ditunjukan dengan koefisien korelasi nilai (rxy)

sebesar 0.831 dengan signifikansi 0.000 (p < 0.05). Nilai (r) yang

positif dalam penelitian ini menunjukan bahwa kenaikan nilai

variabel satu yaitu variable bebas (x) berupa Religiusitas diikuti

dengan naiknya variabel tergantung (y) yaitu Resiliensi. Artinya

semakin tinggi religiusitas maka semakin tinggi resiliensi ibu dari

anak retardasi mental, sebaliknya jika semakin rendah religuisitas

maka semakin rendah pula resiliensi pada ibu yang memiliki anak

retaradasi mental.

Pengaruh efektif religiusitas terhadap resiliensi dapat dilihat

dari koefisien determinan atau koefisien korelasi yang dikuadratkan.

Dalam penelitian ini (𝑟2) memiliki nilai sebesar 69,05%. Hal ini

mengindikasikan bahwa religuisitas secara umum memberikan

pengaruh sebesar 69,05% terhadap resiliensi dan 30,95% resiliensi

mereka dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor lain ini dapat

berupa faktor kognitif individu, faktor dukungan keluarga dan faktor

komunitas (everall, 2006).

Adanya hubungan yang positif antara religiusitas dan resiliensi

disebabkan oleh adanya pemahaman mengenai religusitas sebagai

landasan utama bagi individu untuk menemukan ketenangan diri dan

batin dalam situasi yang sulit, yang dimana ketenangan diri dan batin

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

71

ini dapat memunculkan suatu bentuk ketahanan diri (resiliensi)

ditengah keadaannya yang krisis.

Pemahaman mengenai religiusitas yang positif ini terlihat dari

tingginya skor religiusitas yang bermakna adanya kemampuan para

individu untuk bertahan dengan keadaan hidup yang krisis seperti

halnya keadaan krisis pada ibu yang memiliki anak retardasi mental,

hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

Hasil data yang telah diperoleh semakin menjelaskan bahwa dengan

mengetahui tingkat religiusitas yang dimiliki individu maka dapat

diketahui pula gambaran resiliensi yang dimiliki individu tersebut.

Hubungan antara religiusitas dengan resiliensi telah banyak

banyak ditunjukan dalam berbagai penelitian. Adanya religiusitas

membuat individu semakin dapat bertahan dengan permasalahan yang

sedang dihadapinya. Individu akan memaknai stres yang berat bukan

sebagai stres yang berat (Smet, 1994) religiusitas muncul sebagai

landasan utama individu menemukan ketenangan diri dan batin, hal ini

dapat memunculkan suatu bentuk ketahanan diri (resiliensi) dalam diri

individu, ditengah keadaannya yang krisis.

Hasil dari penelitian ini mendukung penelitian terhadap korban

penyintas bencana merapi (Retnowati, 2011). Sama dengan penelitian

yang dilakukan pada ibu yang memiliki anak retardasi mental,

penelitian Retnowati terhadap korban penyintas bencana merapi

tersebut juga menunjukan bahwa terdapat hubungan yang yang positif

secara signifikan antara religiusitas dengan resiliensinya.

Bukanlah hal yang mudah bagi ibu untuk menerima kenyataan

bahwa mereka memiliki anak dengan kondisi keterbelakangan mental.

Apalagi situasi yang harus mereka lakukan untuk mengasuh dan

mendidik anak tersebut. Resiliensi sangat dibutuhkan karena resiliensi

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

72

khususnya yang dimiliki ibu mempunyai pengaruh besar bagi

perkembangan anaknya. Ibu sebagai orang terdekat dalam kehidupan

anak dapat membantu anak retaradasi mental dalam meningkatkan

perkembangan sosial anak. Pengasuhan yang penuh cinta kasih dan

perhatian kepada anak merupakan hal yang dibutuhan oleh anak

retardasi mental (Yohana, 2001).

Religiusitas berperan penting sebagai landasan dasar ibu yang

memiliki anak retardasi mental untuk menemukan potensi resiliensi

yang ada didalam dirinya. Berbekal kepatuhan terhadap Tuhan dan

menjalankan ajaran agama dengan baik, individu yang mengalami

suatu bentuk permasalahan akan menemukan ketenangan batin dan

kekuatan dalam diri untuk merespon secara positif masalah yang

sedang dihadapi seperti halnya masalah yang dialami ibu dengan

memiliki anak retardasi mental (Jalaludin, 2010). Respon secara

positif inilah yang kemudian memunculkan suatu bentuk kekuatan dan

ketahanan (resiliensi) untuk menghadapi suatu masalah dan tentunya

guna mencapai kepandaian mencari solusi permasalahan.

Setiap ibu dari anak retardasi mental yang memiliki tingkat

religiusitas yang baik dan tinggi, mereka tidak akan pernah

menyalahkan keadaan buruk yang menimpa mereka. Mereka tidak

akan pernah menghancurkan relasi mereka terhadap Tuhan dengan

menjauhkan diri dari Tuhan, tidak percaya akan adanya Tuhan dan

meninggalkan kewajiban ajaran agamanya. Tingkat religiusitas yang

tinggi ini sebaliknya akan membuat mereka merasakan memiliki

benteng perlindungan, mereka akan tetap tenang dalam menjalankan

hidup walaupun memiliki anak retardasi mental yang mungkin

seringkali dihina oleh orang lain. Mereka hampir tidak pernah

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2880/5/T1_802007090_BAB IV.pdf · yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai syarat

73

mengalami kekhawatiran, karena kesetiaan dan keyakinan mereka

akan pertolongan Tuhan, akan senantiasa dipelihara oleh Tuhan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti,

sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat religiusitas resiliensi

yang tinggi. Religiusitas mereka yang tinggi terlihat dari pemahaman

yang dalam tentang agama mereka masing-masing, beberapa dari

mereka tekun melaksanakan ibadah dan melaksanakan kewajiban-

kewajiban agama secara rutin dan taat. Penerapan tentang agama

sebagaian besar telah mereka dapatkan dari orangtua mereka. Mereka

mengakui bahwa dari kecil ajaran agama dari orangtua memang sudah

melekat dalam diri mereka. Data ini peneliti dapatkan berdasarkan

hasil wawancara yang tidak terencana, karena dimana situasi peneliti

harus membacakan skala kepada beberapa subjek yang tidak bisa

membaca, dan dalam proses pengisian skalaseperti ini terjadilah

proses wawancara yang tidak terencana karena subjek dapat

menjelaskan secara verbal tentang kehidupan religiusitas dan resiliensi

yang mereka alami dengan memiliki anak retardasi mental. Disamping

religiusitas, resiliensi mereka juga nampak karena mereka senantiasa

mengasuh dan mendidik anak mereka, walaupun banyak celaan

namun hal seperti itu tidak pernah mereka hiraukan. Kasih sayang

mereka terhadap anak mereka dan perhatian mereka terhadap

pendidikan anak mereka sangat besar, hal ini dapat terlihat dari hasil

observasi yang dilakukan peneliti selama masa penelitian, para ibu

dengan sabar menunggu anaknya sekolah.

Tingginya religiusitas yang mereka miliki sangat memberikan

sumbangan yang positif terhadap resiliensi yang mereka miliki juga.

Dan ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

peneliti.