BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....

30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, siswa, serta instruktur praktek kerja lapangan (PKL) pada tempat praktek kerja lapangan diperoleh gambaran tentang Evaluasi Praktek Kerja Lapangan dalam Pembinaan Jiwa Kewirausahaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kelautan dan Perikanan Negeri (SMKN 1) Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo. Adapun hasil wawancara terkait dengan Evaluasi Praktek Kerja Lapangan dalam Pembinaan Jiwa Kewirausahaan Siswa dipaparkan berikut ini. 1.1 Perencanaan program praktek Kerja Lapangan dalam pembentukan jiwa kewirausahaan siswa a. Sistem yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) 1) program PKL dalam kaitan dengan pembinaan jiwa kewirausahaan siswa Proses perencanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dipaparkan oleh kepala sekolah bahwa: “Pertama-tama saya akan menjelaskan lebih dahulu tentang Program PKL yang dilaksanakan oleh siswa. PKL merupakan program yang telah ditetapkan dalam kurikulum SMK sesuai dengan masing-masing Program Keahlian atau jurusan. Untuk mengetahui keberhasilan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan dengan membandingkan tujuan yang akan dicapai sesuai kompetensi yang akan dikuasai dalam program yang telah disusun dan disepakati bersama dengan tempat pelaksanaan praktek. Proses evaluasi yang ditempuh berdasarkan standar penilaian dan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan berdasarkan bidang keahlian masing- masing, seperti bidang keahlian Agribisnis, Agribisnis Ternak Unggas 33

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A....

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan baik

kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, guru, siswa, serta

instruktur praktek kerja lapangan (PKL) pada tempat praktek kerja lapangan

diperoleh gambaran tentang Evaluasi Praktek Kerja Lapangan dalam Pembinaan

Jiwa Kewirausahaan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kelautan dan Perikanan

Negeri (SMKN 1) Paguyaman Pantai Kabupaten Boalemo. Adapun hasil

wawancara terkait dengan Evaluasi Praktek Kerja Lapangan dalam Pembinaan

Jiwa Kewirausahaan Siswa dipaparkan berikut ini.

1.1 Perencanaan program praktek Kerja Lapangan dalam pembentukan

jiwa kewirausahaan siswa

a. Sistem yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program Praktek

Kerja Lapangan (PKL)

1) program PKL dalam kaitan dengan pembinaan jiwa kewirausahaan

siswa

Proses perencanaan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dipaparkan

oleh kepala sekolah bahwa:

“Pertama-tama saya akan menjelaskan lebih dahulu tentang Program PKL

yang dilaksanakan oleh siswa. PKL merupakan program yang telah

ditetapkan dalam kurikulum SMK sesuai dengan masing-masing Program

Keahlian atau jurusan. Untuk mengetahui keberhasilan program Praktek

Kerja Lapangan (PKL) dilakukan dengan membandingkan tujuan yang

akan dicapai sesuai kompetensi yang akan dikuasai dalam program yang

telah disusun dan disepakati bersama dengan tempat pelaksanaan praktek.

Proses evaluasi yang ditempuh berdasarkan standar penilaian dan kriteria

keberhasilan yang telah ditentukan berdasarkan bidang keahlian masing-

masing, seperti bidang keahlian Agribisnis, Agribisnis Ternak Unggas

33

34

masing-masing ada kriteria keberhasilannya”. (1.1.1/W/YM/16 April

2012)

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dipertegas oleh salah seorang

guru pembimbing siswa, yang menjelaskan bahwa:

“Sistem evaluasi yang dilakukan berpedoman pada Petunjuk Tertulis

(Juklis) yang ditetapkan dalam kurikulum SMK sesuai dengan masing-

masing Program Keahlian atau Bidang kajian. Sistem yang ditempuh

untuk mengambil keputusan terhadap keberhasilan program Praktek Kerja

Lapangan (PKL) berdasarkan standar keberhasilan dalam kurikulum SMK,

baik itu proses kerja ataun performance dari siswa peserta praktek. Hal ini

juga mengacu pada Standar Proses Penilaian sesuai arahan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”.(1.1.1/W/HT/17 April 2012)

Informasi yang sama diperoleh dari instruktur PKL pada tempat praktek,

yang menjelaskan bahwa:

“Program PKL adalah program yang wajib dilaksanakan oleh sekolah

karena tertuang dalam Kurikulum SMK yang berlaku secara nasional.

Untuk melaksanakan praktik ini sekolah bekerjasama dengan badan-badan

usaha atau perusahaan sesuai dengan kajian keahlian masing-masing, dan

hal ini wajib diikuti semua siswa karena tujuannya untuk mengaplikasikan

teori yang diterima di sekolah pada dunia usaha/industri yang relevan

dengan Program Keahlian yang dipilih. Berkaitan dengan proses evaluasi

keberhasilan program PKL berdasarkan pada standar dan proses yang

tertuang dalam kurikulum SMK dan arahan standar proses KTSP, dan

disepakati bersama antara sekolah dengan dunia usaha tempat praktek.

Dalam pelaksanaannya, ada pedoman penilaian yang disusun bersama,

namun di samping itu perusahaan kami juga menyusun pedoman penilaian

internal sebagai dasar dalam melanjutkan kerjasama dengan sekolah”.

(1.1.1/W/SRM/20 April 2012)

Berkaitan dengan ketiga informasi tersebut, salah seorang siswa peserta

praktek, menjelaskan pula bahwa :

“perencanaan yang dilakukan ada dua tahapan yaitu penilaian proses

kegiatan praktek baik penguasaan pengetahuan, keterampilan,

kedisiplinan, kerjasama, diterima di sekolah pada dunia usaha/industri

yang relevan dengan Program Keahlian yang dipilih. Dan evaluasi hasil,

yaitu penilaian terhadap kemampuan menghasilkan suatu produk sesuai

standar kegiatan yang telah ditentukan”.( 1.1.1/W/YA/23 April 2012).

35

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa informan dapat

disimpulkan bahwa proses evaluasi yang dilakukan berdasarkan pada Standar

Penilaia. sesuai arahan KTSP dan kriteria yang telah ditetapkan dalam Pedoman

Evaluasi Kurikulum SMK dengan sasaran indikator-indikator kompetensi yang

harus dilaksanakan dan dikuasai peserta PKL baik dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, serta menghasilkan produk-produk

tertentu secara benar. Pedoman penilaian disusun bersama sekolah dengan

perusahaan, namun di samping itu, pihak perusahaan tempat praktek menyusun

pula pedoman internal untuk melakukan penilaian sesuai standar perusahaan yang

dimaksudkan untuk mengevaluasi keberlanjutan kerjasama antara sekolah dan

perusahaan yang bersangkutan.

2) Pihak-pihak yang dilibatkan dalam perencanaan program PKL yang

dilaksanakan

Pihak-pihak yang dilibatkan dalam PKL dijelaskan oleh kepala sekolah

bahwa:

“Yang melakukan perencanaan PKL adalah Tim Work Program Keahlian

masing-masing yang dibentuk oleh sekolah bersama dengan pihak

perusahaan” (1.1.2/W/YM/16 April 2012).

Sementara itu, dikemukakan pula oleh guru pembimbing bahwa:

“Yang melakukan perencanaan adalah Tim Work Program Keahlian

masing-masing dari sekolah bersama dengan pihak perusahaan”.

(1.1.2/W/HT/17 April 2012)

Demikian pula siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“perencanaan PKL dilakukan oleh tim (guru dari setiap program keahlian,

guru pembimbing dan ada unsur tata usaha) yang berasal dari sekolah.

Mereka melakukan penilaian bersama dengan perusahaan mitra tempat

praktek”. (1.1.2/W/YA/23 April 2012)

36

Informasi yang sama dari instruktur PKL perusahaan mitra menjelaskan

bahwa:

“ perencanaan dilakukan oleh Tim dari sekolah. Tim tersebut bersama-

sama dengan perusahaan tempat praktek melakukan evaluasi PKL siswa”,

(1.1.2/W/SRM/20 April 2012)

Informasi yang diperoleh dari beberapa informan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pihak yang terlibat dalam proses evaluasi adalah Tim Wok

masing-masing Program Keahlian bersama dengan perusahaan mitra tempat

praktek kerja lapangan.

b. Aspek-aspek yang dinilai dalam perencanaan program PKL

Aspek-aspek yang dinilai dalam perencanaan program PKL di jelaskan

oleh kepala sekolah bahwa:

“ Dalam perencanaan PKL yang menjadi aspek penilaian adalah, disiplin

siswa, kerja sama dalam tim, percaya diri, ketekunan dan ketelitian

mereka. (1.2.1/W/YM/16 April 2012).

Sementara itu, dikemukakan pula oleh guru pembimbing bahwa:

“aspek-aspek yang dinilai dalam perencanaan PKL adalah kedisiplinan

dalam melaksanakan tugas, kerja sama mereka, Kemampuan menjalin

hubungan yang baik dengan pembimbing, sesama dan orang-orang lain

yang berkaitan selama PKL. (1.2.1/W/HT/17 April 2012)

Informasi yang sama dari instruktur PKL perusahaan mitra menjelaskan

bahwa:

“ yang dinilai pada perencanaan PKL adalah Kehadiran dalam praktek

sesuai waktu yang direncanakan, Kemampuan kerja sama dalam bentuk

tim, tanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan dan

ketekunan serta ketelitian. (1.2.1/W/SRM/20 April 2012)

37

Informasi yang diperoleh dari beberapa informan tersebut dapat

disimpulkan bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam perencanaan program praktek

kerja lapangan adalah, kedisiplinan, kerja sama, tanggung jawab, percaya diri,

ketekunan dan ketelitian.

1.2 Pelaksanaan Program praktek Kerja Lapangan dalam pembentukan

jiwa kewirausahaan siswa

a. Proses monitoring pelaksanaan PKL di lapangan

1) Langkah-langkah yang dilakukan dalam monitoring pelaksanaan PKL di

lapangan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam monioring PKL di lapangan

dijelaskan oleh kepala sekolah, bahwa:

“Monitoring yang dilakukan merupakan kegiatan untuk mengetahui

keterlaksanaan berbagai program yang akan dilaksanakan siswa. Dalam

kaitan dengan hal ini, terlebih dahulu disusun pedoman monitoring dalam

bentuk instrumen, yang selanjutnya Tim Work dari setiap Program

Keahlian datang ke tempat praktek dan mengisi instrumen monitoring

sesuai kegiatan dan aspek-aspek yang akan dimonitoring. Instrumen hasil

monitoring kemudian disahkan oleh pimpinan perusahaan”.

(2.1.1/W/YM/16 April 2012).

Sementara itu, dikemukakan pula oleh guru pembimbing bahwa:

“Pertama-tama disusun instrumen monitoring oleh Tim Work Program

Keahlian masing-masing dari sekolah. Monitoring menggunakan

instrumen yang telah disusun oleh Tim Work dari sekolah. Instrumen hasil

monitoring disahkan oleh pihak perusahaan tempat praktek”.

(2.1.1/W/HT/17 April 2012)

Demikian pula siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“Yang melakukan monitoring adalah Tim Work Program Keahlian

masing-masing. Monitoring menggunakan instrumen yang telah disusun

oleh Tim Work dari sekolah. Instrumen hasil monitoring disahkan oleh

pihak perusahaan tempat praktek”.”. (2.1.1/W/YA/23 April 2012)

38

Informasi yang sama dari instruktur PKL perusahaan mitra menjelaskan

bahwa:

“Sebelum dilakukan monitoring di lapangan terlebih dahulu disusun

instrumen monitoring oleh Tim Work Program Keahlian masing-masing.

Instrumen tersebut digunakan untuk melakukan monitoring pelaksanaan

PKL. Pihak perusahaan melakukan pengesahan Instrumen hasil

monitoring (tanda tangan dan cap dari perusahaan) tempat praktek. Selain

instrumen monitoring yang disusun oleh sekolah, pihak perusahaan juga

menyusun instrumen monitoring dan melakukan monitoring kegiatan PKL

secara internal perusahaan”.(2.1.1/W/SRM/20 April 2012).

Informasi tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam proses

monitoring tersebut menggambarkan bahwa langkah awal yang dilakukan adalah

menyusun instrumen monitoring yang akan digunakan dalam proses monitoirng

oleh Tim Wok masing-masing Program Keahlian sekolah yang bersangkutan.

Instrumen tersebut didiskusikan dengan pihak perusahaan dan disepakati sebagai

instrumen yang akan digunakan melakukan monitoring. Di samping instrumen

monitoring yang telah disepakati bersama, pihak perusahaan menyusun pula

instrumen monitoring dan melakukan monitoring internal perusahaan terhadap

pelaksanaan PKL oleh para siswa.

2) Pihak yang dilibatkan dalam monitoring pelaksanaan program PKL

Pihak-pihak yang dilibatkan dalam monitoring PKL dijelaskan oleh kepala

sekolah bahwa:

“Yang melakukan monitoring adalah Tim Work Program Keahlian

masing-masing yang dibentuk oleh sekolah bersama dengan pihak

perusahaan. Tim ini terdiri dari guru pembimbing, Kepala Bagian

Kurikulum, dan pegawai”.(2.1.2/W/YM/16 April 2012).

39

Guru pembimbing bahwa memberikan pula penjelasan bahwa:

“Yang melakukan monitoring adalah Tim Work Program Keahlian

masing-masing dari sekolah bersama-sama dengan pihak perusahaan”.

(2.1.2/W/HT/17 April 2012).

Sementara itu, siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“Tim yang melakukan evaluasi, itu juga yang melakukan monitoring yaitu

guru dari setiap program keahlian, guru pembimbing dan ada unsur tata

usaha) yang berasal dari sekolah. Mereka ini bersama-sama perusahaan

melakukan monitoring pelaksanaan PKL yang datang 2 minggu

sekali”.(2.1.2/W/YA/23 April 2012)

Informasi yang sama dari instruktur PKL perusahaan mitra menjelaskan

bahwa:

“Tim dari sekolah bersama-sama dengan perusahaan tempat praktek

melakukan monitoring PKL siswa secara periodik yaitu 2 minggu sekali”,

(2.1.2/W/SRM/20 April 2012)

Informasi tentang pihak yang dilibatkan dalam proses monitoring dari

informan keempat informan tersebut menunjukkan bahwa pihak-pihak yang

melakukan monitoring PKL yang adalah Tim Wok masing-masing Program

Keahlian pihak sekolah (guru dari setiap program keahlian, guru pembimbing,

Kepala Bagian Kurikulum, tata usaha) bersama-sama dengan perusahaan mitra

tempat praktek kerja lapangan.

b. Proses evaluasi pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

1) Teknik evaluasi yang digunakan dalam pelaksanaan program PKL

Penjelasan yang diperoleh dari Kepala Sekolah bahwa:

“Teknik evaluasi yang digunakan dalam mengevaluasi PKL sesuai dengan

teknik yang digariskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Evaluasi.

Teknik-teknik yang digunakan disesuaikan dengan sasaran yang akan

dievaluasi, yaitu: kinerja, penugasan (proyek), hasil kerja (produk),

40

portofolio, sikap dan kepribadian siswa. Untuk itu, digunakan rating scale

dan checklist melalui pedoman observasi, Portofolio, observasi perilaku,

wawancara, dan jurnal (laporan pribadi)”.(2.2.1/W/YM/16 April 2012).

Penjelasan dari Instruktur PKL bahwa:

“Teknik evaluasi yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan

pelaksanaan program PKL dalam bentuk penguasaan kompetensi yang

dipersyaratkan berpedoman pada teknik-teknik yang ditetapkan dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, misalnya untuk menilai

pengetahuan dalam proses pengolahan ikan digunakan tes untuk

kemampuan kognitif, sedangkan prosesnya melalui tes performance

(penguasaan langkah-langkah pengolahan secara benar), sedangkan

produk yang dihasilkan menggunakan tes kinerja. Sikap dan aspek

kepribadian lainnya dilakukan dengan Chek List melalui pedoman

observasi. Jadi teknik evaluasi yang digunakan secara simultan”.

(2.2.1/W/SRM/20 April 2012)

Informasi yang senada dari guru pembimbing yang menjelaskan bahwa:

“Dalam melakukan evaluasi menggunakan teknik sesuai tujuan yang akan

dievaluasi, maksudnya kompetensi yang akan dievaluasi. Kompetensi ini

mencakup kognitif, afektif dan keterampilan. Pengetahuan secara simultan

dievaluasi melalui proses dan kinerja. Oleh karena itu, teknik untuk

mengukur keberhasilan PKL menggunakan beberapa teknik secara

bersama-sama, yaitu: rating scale dan checklist melalui pedoman

observasi, Portofolio, observasi perilaku, wawancara, dan jurnal (laporan

pribadi)”. (2.2.1/W/HT/17 April 2012)

Sementara itu, siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“Banyak teknik yang digunakan untuk menilai keberhasilan PKL yang

kami lakukan, ada pedoman observasi yang diisi oleh tim evaluasi, ada

jurnal pribadi, portofolio, wawancara, bahkan kami juga mendapat tes

tentang penguasaan terhadap proses-proses yang kami lakukan pada

penguasaan keterampilan tertentu, seperti pada pemeliharaan

ikan”.(2.2.1/W/YA/23 April 2012).

Informasi yang digambarkan oleh informan di atas, menjelaskan bahwa

dalam mengevalusi keberhasilan PKL digunakan banyak teknik sesuai dengan

kompetensi yang akan dievaluasi, yaitu chek list, rating scale, portofolio, jurnal,

wawancara, observasi perilaku.

41

2) Kriteria keberhasilan program praktek kerja lapangan (PKL)

Mengenai kriteria keberhasilan dalam evaluasi PKL dijelaskan Kepala

Sekolah bahwa:

“Berpedoman pada standar keberhasilan sesuai penggarisan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu Standar Proses Penilaian.

Kriteria dalam hal ini menggunakan Rentang Skor Capaian yang beranjak

dari 10 sampai dengan 100”. (2.2.2/W/YM/16 April 2012).

Penjelasan dari Instruktur PKL bahwa:

“Kriteria keberhasilannya sesuai dengan ketentuan dari sekolah

menggunakan rentang skor dari 10 sampai dengan 100”. (2.2.2/W/SRM/20

April 2012)

Informasi yang senada dari guru pembimbing yang menjelaskan bahwa:

“Kriteria keberhasilannya sesuai dengan ketentuan dari sekolah

menggunakan rentang skor dari 10 sampai dengan 100”. (2.2.2/W/HT/17

April 2012)

Sementara itu, siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“Kami tidak terlalu tahu aturan yang dijadikan kriterianya, tapi nilainya

memiliki rentang skor terendah 10 dan tertinggi 100”.(2.2.2/W/YA/23

April 2012).

Informasi yang digambarkan oleh informan di atas, menjelaskan bahwa

kriteria yang digunakan dalam mengevalusi keberhasilan PKL sesuai standar

proses penilaian yang ditetapkan dalam KTSP, yang memiliki rentang skor

keberhasilan yang berkisar dari skor terendah 10 dengan skor tertinggi 100.

42

1.3 Evaluasi pengelolaan PKL

a. Mekanisme pengelolaan PKL

Hasil wawancara dengan kepala sekolah, diperoleh penjelasan bahwa:

“ pedoman yang menjadi acuan dalam pengelolaan evaluasi PKL adalah

pedoman penilaian pembelajaran sekolah menengah kejuruan (SMK)

berbasis KTSP. Dalam melaksanakan penilaian PKL, disusun dahulu

instrumennya sesuai dengan kompetensi dan aspek yang akan dinilai,

seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dibentuk

melalui PKL misalnya menghargai waktu, kerja sama, keharmonisan

antar siswa dalam melaksanakan PKL. Jadi, pada prinsipnya, penilaian

berdasarkan Juklis dan instrumen penilaian yang telah disusun oleh Tim

Work masing-masing program keahlian”. (3.1.1/W/YM/16 April 2012)

Dijelaskan pula oleh guru pembimbing PKL bahwa:

“Pedoman evaluasi PKL adalah pedoman penilaian pembelajaran sekolah

Menengah kejuruan (SMK) berbasis KTSP. Berdasarkan pedoman

tersebut, dilakukan penyusunan instrumen sesuai dengan aspek dan

kompetensi yang akan dinilai, yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang harus dibentuk melalui PKL. Jadi, Juklis adalah pedoman

penilaian kurikulum SMK sesuai KTSP, berdasarkan pedoman tersebut

disusun instrumen penilaian oleh Tim work masing-masing program

keahlian”. (3.1.1/W/HT/17 April 2012).

Demikian pula oleh siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“ yang kami tahu penilaian berdasarkan pedoman kurikulum SMK, dan

ada instrumen penilaian yang dibawa dan diisi oleh Tim Work setiap

ada kunjungan”. (3.1.1/W/YA/ 23 April 2012).

Informasi yang diperoleh dari instruktur PKL perusahaan mitra menjelaskan

bahwa:

“menurut pengetahuan kami selaku instruktur bahwa pedoman tertulis

yang menjadi acuan evaluasi pelaksanaan PKL yang dilakukan oleh

sekolah adalah pedoman evaluasi kurikulum PKL kemudian instrumen

evaluasi disusun oleh tim work bersama kami dari perusahaan tempat

praktek. Tapi selain itu, kami menyusun instrumen evaluasi secara

internal perusahaan. (3.1.1/W/SRM/20 April 2012)

43

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa informan tersebut

dapat disimpulkan bahwa pedoman yang menjadi acuan dalam pengelolaan

evaluasi PKL adalah pedoman penilaian pembelajaran sekolah menengah

kejuruan (SMK) berbasis KTSP, pedoman penilaian PKL operasional yang

digunakan berupa instrumen sesuai aspek dan kompetensi yang akan dinilai.

b. Aspek-aspek yang dinilai dalam pengelolaan PKL

Pihak-pihak yang dilibatkan dalam melakukan penilaian terhadap peserta

PKL, dijelaskan oleh kepala sekolah bahwa:

“yang melakukan penilaian adalah Tim Work program keahlian masing-

masing yang dibentuk oleh sekolah bersama dengan pihak perusahaan”.

(3.2.1/W/YM/16 April 2012)

Sementara itu, dikemukakan pula oleh guru pembiming bahwa:

“yang melakukan penilaian adalah Tim Work program keahlian masing-

masing yang dibentuk oleh sekolah bersama dengan pihak perusahaan”.

(3.2.1/W/HT/17 April 2012)

Demikian pula siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“penilaian dilakukan oleh tim (guru dari setiap program keahlian, guru

pembimbing dan ada unsur tata usaha) yang berasal dari sekolah. Mereka

melakukan penilaian bersama dengan perusahaan mitra tempat praktek”.

(3.2.1/W/YA/ 23 April 2012)

Informasi yang diperoleh dari beberapa informan tersebut dapat disimpulkan

bahwa pihak yang terlibat dalam melakukan penilaian adalah Tim Work masing-

masing program keahlian bersama dengan perusahaan mitra tempat praktek kerja

lapangan.

44

1.4 Dampak Program Praktek kerja Lapangan yang telah dilaksanakan

dalam pembinaan jiwa kewirausahaan siswa

a. Bekal Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dari PKL

untuk melakukan wirausaha setelah tamat

Mengenai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dari PKL

sebagai bekal untuk berwirausaha setelah tamat, dijelaskan oleh Kepala Sekolah

bahwa:

“Jika berbicara tentang pengetahun dan keterampilan yang diperoleh siswa

untuk menjadi bekal berwirausaha setelah tamat, saya percaya bahwa apa

yang dimiliki siswa sudah sangat memadai, karena sebelum diturunkan

PKL sesungguhnya siswa sudah banyak melakukan praktek sesuai dengan

bidang kajian mereka masing-masing. Di tempat praktek, mereka

mengembangkan dan memperdalam dan memantapkan pengetahuan dan

keterampilan yang telah diperoleh di sekolah. Karena itu, kami simpulkan

bahwa para siswa telah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan

yang memadai untuk dimanfaatkan dalam kehidupannya setelah mereka

tamat”.(3.1/W/YM/16 April 2012).

Penjelasan dari Instruktur PKL bahwa:

“Saya berpendapat bahwa para siswa sudah memiliki bekal yang sangat

banyak dan bahkan lebih dari cukup, tinggal tergantung pada siswa yang

bersangkutan, apa mereka akan memanfaatkannya setelah tamat atau tidak.

Saya katakan seperti itu, karena mereka dalam praktek memantapkan dan

memperdalam pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh

dari sekolah”.(3.1/W/SRM/20 April 2012)

Informasi yang senada dari guru pembimbing yang menjelaskan bahwa:

“Kalau berbicara bekal pengetahuan dan keterampilan untuk bekal hidup

mereka baik dari sekolah maupun PKL sangat memadai, karena sebelum

turun PKL, mereka sudah banyak memiliki pengetahuan dan keterampilan

dalam bidang kajian mereka. Yang paling penting di sini adalah

kemampuan para siswa setelah tamat menangkap peluang yang ada dalam

pasar kerja”.(3.1/W/HT/17 April 2012)

Sementara itu, siswa peserta PKL, menjelaskan bahwa:

“Kalau berbicara pengetahuan dan keterampilan, kami semua sudah

memiliki sangat banyak, hanya saja kalau sudah tamat nanti mungkin di

antara kami akan dihadapkan pada masalah modal, karena kalau mau

berusaha kan butuh modal. Tapi dengan pembinaan yang selama ini kami

45

terima bagaimana melakukan wirausaha, Insya Allah kami akan berupaya

keras sehingga ilmu kami dapat bermanfaat paling tidak bagi diri kami dan

keluarga sebagai mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari”.(3.1 /W/YA/23 April 2012).

Informasi yang digambarkan oleh informan di atas, menunjukkan bahwa

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari PKL sudah sangat memadai

untuk melakukan wirausaha, dan untuk kelanjutannya tergantung pada setiap

individu siswa bagaimana menangkap peluang bisnis dan usaha yang ada dalam

masyarakat/pasar kerja.

b. Komitmen dan tanggung jawab, keberanian mengambil resiko,

perubahan sikap dan perilaku wirausaha yang terbentuk melalui PKL

1) Komitmen dan tanggung jawab siswa setelah mengikuti PKL dalam

melakukan wirausaha

Dijelaskan oleh Kepala Sekolah bahwa:

“Mengenai komitmen dan tanggung jawab saya tidak dapat memprediksi

karena hal itu terlalu abstrak. Tetapi aspek-aspek tersebut telah dibina baik

di sekolah maupun di tempat praktek, mereka diberikan tugas dengan satu

prinsip bahwa tugas itu harus berhasil. Jadi keberhasilan melaksanakan

tugas dengan baik di sini menurut kami adalah salah satu bentuk

komitmen dan pelaksanaan tanggung jawab. Demikian pula di tempat

PKL, proses-proses seperti yang dilakukan oleh para siswa. Di tempat

praktek mereka juga dibina tentang disiplin, bekerjasama dan aspek-aspek

lainnya. Jadi, walaupun aspek tersebut abstrak, tetapi saya yakin bahwa

PKL dapat membentuk komitmen dan tanggung jawab yang akan

mengarahkan mereka melakukan wirausaha”.(3.2.1/W/YM/16 April

2012).

Informasi yang senada dari guru pembimbing yang menjelaskan bahwa:

“Di tempat PKL mereka melakukan banyak kegiatan praktikum yng di

dalamnya mengandung pembinaan komitmen dan tanggung jawab.

Contohnya, mereka melakukan pembenihan nener, dalam kegiatan tersebut

membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi untuk berhasil. Dalam

pelaksanaan tugas mereka, para siswa diberikan rambu-rambu yang

menjadi panduan agar dapat berhasil dengan baik. Karena itu, saya

berpendapat bahwa PKL dapat membina komitmen dan tanggung jawab

46

yang dapat dijadikan bekal dalam berwirausaha setelah mereka

tamat”.(3.2.1/W/HT/17 April 2012).

Penjelasan dari Instruktur PKL bahwa:

“Mengenai komitmen dan tanggung jawab dalam proses PKL merupakan

sasaran utama dalam pembinaan, sehingga kedua aspek ini walaupun

sifatnya abstrak tetapi dapat diketahui melalui berbagai tugas yang

dibebankan kepada siswa untuk diselesaikan yang diiringi dengan berbagai

sanksi jika gagal. Dengan demikian, saya menyimpulkan bahwa

”.(3.2.1/W/SRM/20 April 2012)

Informasi dari siswa peserta PKL menjelaskan bahwa:

“Dalam PKL kami semua punya tugas masing-masing. Dalam pelaksanaan

tugas, dan tugas tersebut harus berhasil. Kalau tidak maka kami mendapat

sanksi sesuai dengan berat ringannya kesalahan atau kelalaian yang

dilakukan. Karena itu, kami dituntut memiliki komitmen dan tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu”.(3.2.1 /W/YA/23 April

2012).

Informasi yang digambarkan oleh informan di atas, menunjukkan bahwa

komitmen dan tanggung jawab yang diperoleh dari PKL sudah dibina sangat

memadai untuk melakukan wirausaha setelah tamat. Namun demikian, komitmen

dan tanggung jawab yang telah dibentuk dan dibina pada siswa baik melalui

sekolah maupun PKL dalam aktualisasi selanjutnya banyak ditentukan oleh

individu siswa itu sendiri.

2) Keberanian mengambil resiko setelah siswa mengikuti PKL dalam

melakukan wirausaha

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Sekolah menjelaskan bahwa:

“Keberanian mengambil resiko dalam melakukan wirausaha merupakan

salah satu sifat yang harus dimiliki oleh siswa. Aspek tersebut juga

memperoleh pembinaan dari guru pembimbing dan instruktur PKL di

tempat praktek. Dari pemantauan kami selama ini, beberapa siswa yang

telah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, melakukan wirausaha

sambil kuliah. Hal ini membutuhkan suatu keberanian, karena biaya kuliah

saat ini cukup tinggi, di sisi lain wirausaha membuthkan modal. Jadi ini

47

merupakan bukti bahwa melalui PKL dapat membentuk keberanian

mengambil resiko untuk berwirausaha”.(3.2.2/W/YM/16 April 2012).

Informasi senada dari guru pembimbing yang menjelaskan bahwa:

“Pembinaan jiwa keberanian mengambil resiko dalam berwirausaha salah

satu sasaran PKL. Sudah banyak bukti pada alumni kami, ketika mereka

melakukan usaha dari kecil-kecilan akhirnya menjadi suatu usaha yang

cukup besar. Salah satu contoh, ada beberapa orang siswa kami

berwirausaha ternak unggas, padahal kalau dipikir mereka masih dalam

proses pendidikan dan membutuhkan biaya. Modalnya dengan

menyisihkan sebagian kecil dari biaya sekolah yang dikirimkan orang

tuanya. Usahanya pernah gagal karena adanya serangan penyakit, tapi

mereka melanjutkan usaha tersebut sampai saat ini”.(3.2.2/W/HT/17 April

2012).

Penjelasan dari Instruktur PKL tentang jiwa keberanian mengambil resiko,

bahwa:

“Kami di sini bertugas membina siswa dengan mengajarkan berbagai

keterampilan sesuai dengan bidang kajian masing-masing dan membina

sikap bagaimana memiliki sifat berwirausaha yang baik. Jadi kami yakin

bahwa para siswa sudah memiliki hal ini, tetapi aktualisasinya di lapangan

tentu banyak faktor yang dapat mempengaruhinya”.(3.2.2/W/SRM/20

April 2012).

Informasi dari siswa peserta PKL menjelaskan bahwa:

“Setiap pekerjaan punya resiko. Jadi kalau mau berwirausaha, harus

memiliki sifat berani mengambil resiko. Melalui PKL bahkan sejak dari

sekolah kami telah diberikan berbagai pengetahuan, wawasan dan

pandangan bagaimana membentuk sifat berani mengambil resiko kalau

mau berwirausaha. Jadi kami sudah memiliki itu, tapi sekali lagi saya

bilang bahwa walaupun keberanian itu ada tapi modalnya belum ada tentu

belum dapat berbuat banyak”.(3.2.2 /W/YA/23 April 2012).

Bartitik tolak dari informasi yang telah dipaparkan tentang pembinaan jiwa

keberanian mengambil resiko menunjukkan telah dilakukan sangat memadai

untuk melakukan wirausaha. Namun demikian, para siswa menekankan bahwa

bukan hanya keberanian yang dibutuhkan tetapi modal usaha walaupun itu hanya

48

usaha kecil-kecilan. Jadi untuk aktualisasi hal tersebut banyak faktor yang

menentukan.

3) Sikap dan perilaku wirausaha siswa setelah mengikuti PKL dalam

melakukan wirausaha

Kepala Sekolah menjelaskan bahwa:

“Sikap dan perilaku wirausaha merupakan muara dari semua sifat

wawasan dan pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang siswa untuk

melakukan wirausaha setelah tamat. Aspek tersebut telah memperoleh

perhatian yang sangat tinggi dari para guru di sekolah yang dilanjutkan

dengan PKL di lapangan. Telah banyak bukti pada alumni sekolah ini,

karena tidak punya biaya untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi,

sehingga meminta modal sedikit dari orang tua kemudian dikembangkan

sendiri meskipun dimulai dari usaha kecil. Dan sebagian lagi melakukan

usaha bersama dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Ini bukti

nyata bahwa sikap dan perilaku wirausaha yang telah dibina dari sekolah

dan perusahaan tempat PKL dapat membangkitkan semangat berwirausaha

setelah mereka tamat”.(3.2.3/W/YM/16 April 2012).

Demikian pula informasi yang diperoleh dari guru pembimbing yang

menjelaskan bahwa:

“Sikap dan perilaku wirausaha siswa yang terbentuk melalui pembelajaran

di sekolah dan PKL di lapangan.telah terbukti pada alumni kami,

walaupun dengan modal sedikit dapat mengembangkan sendiri usaha

walaupun usaha kecil-kecilan. Dan bagi alumni lainnya yang memiliki

biaya berusaha menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Ini merupakan

bukti bahwa sikap dan perilaku wirausaha yang telah dibina dari sekolah

dan perusahaan tempat PKL dapat diaktualisasikan dalam kehidupan

mereka di masyarakat”.(3.2.3/W/HT/17 April 2012).

Penjelasan dari Instruktur PKL tentang sikap dan perilaku wirausaha siswa

PKL, bahwa:

“Mengenai sikap dan perilaku wirausaha bagi siswa, kami juga telah

memberikan pembinaan dan bimbingan, seperti bagaimana menghargai

setiap usaha dan kegiatan yang dilakukan di sini ketika mereka PKL,

membimbing mereka melakukan proses secara benar, dan mendapatkan

hasil yang benar juga. Misalnya proses pembenihan ikan kerapu, ini hal

yang sulit dan rumit karena banyak faktor yang berpengaruh seperti faktor

49

lingkungan, maka dalam kaitan dengan hal itu, mereka dibimbing

bagaimana menghadapi perubahan lingkungan yang ekstrim. Dengan cara

ini mereka dapat memperbaiki sikap dan perilaku mereka dalam

mengerjakan pekerjaan tertentu. Jadi saya simpulkan bahwa sikap dan

perilaku wirausaha yang telah dibina sejak di sekolah dan dimantapkan

dalam PKL akan menjadi bekal dalam hidup bermasyarakat

nanti”.(3.2.3/W/SRM/20 April 2012).

Informasi dari siswa peserta PKL menjelaskan bahwa:

“Kami telah memperoleh pembinaan dan bimbingan yang sangat banyak

tentang bagaimana menghargai setiap usaha dan cara-cara melakukannya,

baik di sekolah dan terlebih-lebih ketika kami PKL, seperti disiplin,

melakukan cara-cara yang benar sesuai dengan arahan instruktur. Hal ini

sangat bermanfaat dalam memperbaiki tingkah laku kami selama ini, yang

biasanya siswa itu menganut istilah tiba masa tiba akal”.(3.2.2 /W/YA/23

April 2012).

Bertitik tolak dari informasi yang telah dipaparkan tentang pembinaan

sikap dan perilaku siswa dalam berwirausaha menunjukkan telah dilakukan sangat

memadai untuk melakukan wirausaha. Ditekankan pula oleh siswa peserta PKL,

bahwa sangat banyak pengalaman yang diperoleh yang mengubah pandangan

mereka terhadap waktu, dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan

suatu usaha.

2. Temuan Hasil Penelitian

a. Perencanaan Program praktek Kerja Lapangan dalam pembentukan

jiwa kewirausahaan siswa

1. Sistem yang dilakukan dalam pengelolaan PKL

Proses perencanaan dilakukan berdasarkan pada Standar Proses sesuai

arahan KTSP dan kriteria yang telah ditetapkan dalam Pedoman Evaluasi

Kurikulum SMK dengan sasaran indikator-indikator kompetensi yang harus

dilaksanakan dan dikuasai peserta PKL baik dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, serta menghasilkan produk-produk

50

tertentu secara benar. Pedoman penilaian disusun bersama sekolah dengan

perusahaan, namun di samping itu, pihak perusahaan tempat praktek menyusun

pula pedoman internal untuk melakukan penilaian sesuai standar perusahaan yang

dimaksudkan untuk mengevaluasi keberlanjutan kerjasama antara sekolah dan

perusahaan yang bersangkutan.

2.Aspek-aspek yang dinilai

Aspek-aspek yang dinilai dalam PKL adalah, kedisiplinan, kerja sama,

tanggung jawab, percaya diri, ketekunan dan ketelitian.

Kerangka konseptual tentant prosedur evaluasi program praktek kerja

lapangan (PKL) dalam pembinaan jiwa kewirausahaan siswa dapat

divisualisasikan pada bagan berikut.

Gambar 4.1: Diagram konteks prosedur evaluasi program praktek kerja lapangan

dalam Pembinaan Jiwa Kewirausahaan Siswa.

Prosedur Evaluasi Program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam pembinaan jiwa

kewirausahaan siswa

Aspek-aspek yang dinilai

Sistem yang dilakukan dalam perencanaan PKL

Keefektifan proses kegiatan PKL

51

b. Pelaksanaan Program praktek Kerja Lapangan dalam pembentukan

jiwa kewirausahaan siswa

1. Proses monitoring pengelolaan PKL di lapangan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses monitoring ditempuh

melalui tahapan, yaitu: langkah awal yang dilakukan adalah menyusun instrumen

monitoring yang akan digunakan dalam proses monitoirng oleh Tim Wok masing-

masing Program Keahlian. Selanjutnya format monitoring dikomunikasikan

dengan perusahaan tempat praktek untuk memperoleh kesepakatan sebagai

instrumen untuk memantau pelaksanaan PKL dari waktu ke waktu. Namun

demikian. pihak perusahaan menyusun pula instrumen monitoring dan melakukan

monitoring internal perusahaan terhadap pelaksanaan PKL oleh para siswa, di

samping instrumen monitoring yang digunakan oleh pihak sekolah.

2. Proses pengelolaan program PKL

Teknik yang digunakan dalam melaksanakan keberhasilan PKL

disesuaikan dengan kompetensi yang akan dilaksanakan. Teknik-teknik secara

simultan digunakan melalui chek list, rating scale, portofolio, jurnal, wawancara,

observasi perilaku.

52

Terkait dengan strategi evaluasi program praktek kerja lapangan dalam

pembinaan jiwa kewirausahaan siswa dapat dilihat pada peta konsep berikut:

Gambar 4.2: Diagram konteks strategi evaluasi program praktek kerja lapangan

dalam Pembinaan Jiwa Kewirausahaan Siswa

c. Evaluasi dalam Pengelolaan PKL

1. Mekanisme pengelolaan PKL

Pedoman yang menjadi acuan dalam pengelolaan evaluasi PKL adalah

pedoman penilaian pembelajaran sekolah menengah kejuruan (SMK) berbasis

KTSP, pedoman penilaian PKL operasional yang digunakan berupa instrumen

sesuai aspek dan kompetensi yang akan dinilai baik aspek kognitif, afektif,

maupun keterampilan yang harus dibentuk melalui PKL.

2. Aspek-aspek yang dinilai dalam pengelolaan PKL

Informasi tentang pihak yang dilibatkan dalam melakukan penilaian Tim Work

masing-masing program keahlian bersama dengan perusahaan mitra tempat

praktek kerja lapangan.

Strategi evaluasi PKL dalam pembinaan jiwa kewirausahaan siswa

Proses Monitoring pelaksanaan PKL di lapangan

Proses evaluasi pelaksanaan program PKL

Pencapaian tujuan Praktek kerja Lapangan

53

Kerangka konseptual tentang evaluasi pengelolaan program PKL adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.3: diagram konteks tentang evaluasi pengelolaan PKL

d. Dampak Program Praktek kerja Lapangan yang telah dilaksanakan

dalam Pembinaan Jiwa Kewirausahaan Siswa

1. Bekal Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dari PKL

untuk melakukan wirausaha setelah tamat

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari PKL sudah sangat

memadai untuk melakukan wirausaha, dan untuk kelanjutannya tergantung pada

setiap individu siswa bagaimana menangkap peluang bisnis dan usaha yang ada

dalam masyarakat/pasar kerja.

2. Komitmen dan tanggung jawab,keberanian mengambil resiko, perubahan

sikap dan perilaku wirausaha yang terbentuk melalui PKL

Komitmen dan tanggung jawab yang diperoleh dari PKL sudah dibina

sangat memadai untuk melakukan wirausaha setelah tamat. Namun demikian,

komitmen dan tanggung jawab yang telah dibentuk dan dibina pada siswa baik

melalui sekolah maupun PKL dalam aktualisasi selanjutnya banyak ditentukan

oleh individu siswa itu sendiri.

Evaluasi pelaksanaan

PKL

Pencapaian

pengelolaan PKL

Aspek-aspek yang

dinilai

Mekanisme

pelaksanaan PKL

54

Dampak Program PKL yang telah dilaksanakan dalam pembinaan jiwa

kewirausahaan siswa dapat dilihat pada peta konsep berikut.

Gambar 4.2: Diagram konteks dampak program praktek kerja lapangan yang telah

dilaksanakan dalam Pembinaan Jiwa Kewirausahaan Siswa

3. Pembahasan

Masalah pokok yang dibahas adalah evaluasi PKL untuk membina jiwa

kewirausahaan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri1 Paguyaman Pantai

Kabupaten Boalemo. Kegiatan ini secara kontekstual di lapangan bersangkut paut

dengan permasalahan pokok yang dikaji melalui penelitian. Untuk lebih jelasnya,

pembahasan temuan penelitian ini mencakup tiga hal pokok, yaitu: 1) prosedur

evaluasi program PKL, 2) strategi evaluai program PKL, dan 3) dampak hasil

PKL terhadap jiwa kewirausahaan siswa, yang akan dipaparkan berikut ini.

Dampak program PKL yang telah dilaksanakan dalam pembinaan jiwa kewirausahaan siswa

Bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dari PKL untuk melakukan wirausaha setelah tamat

Komitmen dan tanggung jawab, keberanian mengambil resiko, perubahan sikap dan perilaku wirausaha yang terbentuk dari PKL

Penguasaan Kompetensi Kewirausahaan

55

1. Perencanaan program praktek kerja lapangan yang ditempuh sekolah

dalam pembinaan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Paguyaman

Pantai Kabupaten Boalemo

Perencanaan program praktek kerja lapangan berkaitan erat dengan sistem

dan mekanisme evaluasi yang harus dilakukan dengan tujuan untuk

mengefektifkan proses praktek kerja lapangan. Sistem evaluasi praktek kerja

lapangan mengikuti suatu alur atau langkah-langkah yang ditempuh dalam

melakukan proses dengan melibatkan berbagai komponen baik manusia maupun

non manusia.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa proses evaluasi yang dilakukan

dalam pelaksanaan PKL berpedoman pada Standar Penilaian yang telah

ditetapkan Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP) dan arahan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dan kriteria yang telah ditetapkan dalam Pedoman

Evaluasi Kurikulum SMK dengan sasaran indikator-indikator kompetensi yang

harus dilaksanakan dan dikuasai peserta PKL baik dalam bentuk penguasaan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, serta menghasilkan produk-produk

tertentu secara benar.

Praktek Kerja Lapangan (PKL) sebagai suatu proses pembelajaran dalam

bentuk aplikasi pemantapan berbagai pengetahuan dan keterampilan, sikap yang

telah diperoleh melalui proses pembelajaran di sekolah pada situasi sesungguhnya

di lapangan sesuai bidang ilmu masing-masing siswa. Sebagai suatu proses

pembelajaran yang memantapkan pengetahuan dan keterampilan memerlukan

suatu evaluasi untuk mengetahui keberhasilan seluruh program PKL yang

dilaksanakan pada tempat PKL. Seperti ditekankan oleh Sudjana, bahwa evaluasi

56

program akan memberikan gambaran keberhasilan pelaksanaan di lapangan yang

selanjutnya menentukan alternatif atau pilihan yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan (2006:52). Dengan demikian, evaluasi terhadap program PKL

merupakan proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektifitas

atau kecocokan proses yang dilaksanakan dengan kriteria dan tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas

perbandingan terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standar

tertentu yang telah dibakukan.

2. Pelaksanaan program praktek kerja lapangan yang ditempuh sekolah

dalam pembinaan jiwa kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Paguyaman

Pantai Kabupaten Boalemo

Pelaksanaan program PKL berkaitan dengan kegiatan monitoring dan

kegiatan evaluasi keberhasilan PKL.Temuan penelitian pada kegiatan monitoring

menunjukkan bahwa proses monitoring diawali dengan penyusunan instrumen

monitoring oleh Tim Work sebagaimana dilakukan pada prosedur evaluasi yang

telah dikemukakan. Instrumen monitoring tersebut dikomunikasikan dengan

perusahaan tempat praktek sebagai suatu proses penyusunan secara komprehensif.

Di sisi lain, walaupun instrumen monitoring sudah disusun bersama, namun pihak

perusahaan juga menyusun instrumen monitoring yang akan digunakan secara

internal perusahaan.

Berkaitan dengan proses pelaksanaan, temuan penelitian menunjukkan

pula bahwa dalam proses tersebut digunakan teknik-teknik yang mengacu pada

arahan jenis-jenis teknik sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Teknik-teknik tersebut secara simultan dilaksanakan dalam mengukur proses dan

57

hasil PKL secara komprehensif, yaitu chek list, rating scale, portopolio, jurnal,

wawancara, observasi sikap dan perilaku. Rentang skor keberhasilan berkisar

antara 10 – 100. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa

sasaran evaluasi dalam kaitan pembinaan jiwa kewirausahaan siswa sangat erat

kaitannya dengan perubahan pandangan, sikap dan perilaku wirausaha yang perlu

dibentuk sejak dini, utamanya melalui PKL. Karena itu, dalam evaluasi

keberhasilan PKL perlu dititikberatkan pada aspek-aspek pembentukan sikap dan

perilaku serta aspek-aspek kepribadian, seperti minat, motivasi, komitmen,

tanggung jawab, kepemimpinan dalam berusaha, keberanian mengambil resiko.

Karena menurut Kamil (2009:78), aspek-aspek tersebut merupakan motor

penggerak untuk melakukan wirausaha dan faktor inti untuk berhasil dalam

wirausaha. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberhasilan PKL dalam

pembinaan jiwa kewirausahaan bukan hanya penguasaan pengetahuan dan

keterampilan dalam proses kegiatan yang menjadi titik berat, tetapi lebih dari itu,

aspek-aspek kepribadian sebagai faktor utama yang menggerakkan seseorang

untuk berwirausaha yang sangat perlu diperhatikan. Karena itu, dalam proses

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi PKL, faktor-faktor tersebut menjadi

sasaran utama. Dengan teraktualisasikannya faktor-faktor tersebut dalam proses

monitoring dan evaluasi, maka pada gilirannya penguasaan kompetensi

kewirausahaan secara komprehensif akan terwujud.

3. Evaluasi pengelolaan PKL

Evaluasi dalam PKL adalah proses terarah pada pengukuran dan penilaian,

pengukuran karena untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan yang

58

ingin dicapai menggunakan besaran angka sebagai tolok ukur pencapaian

kompetensi. Dan penilaian merupakan pengambilan keputusan berhasil tidaknya

proses PKL yang telah dilaksanakan siswa. Berkaitan dengan hal tersebut,

diperlukan suatu pedoman penilaian secara operasional dalam bentuk instrumen

penilaian yang akan digunakan pada setiap jenis kompetensi yang akan diukur.

Temuan penelitian menunjukan bahwa instrumen penilaian disusun

bersama sekolah dengan perusahaan yang digunakan untuk mengukur proses dan

hasil PKL. Namun disamping itu, pihak perusahaan tempat praktek menyusun

pula pedoman dalam bentuk instrumen penilaian secara internal untuk melakukan

penilaian sesuai standar perusahaan.

Pelaksanaan program PKL melibatkan pihak-pihak terkait. Temuan

penelitian menunjukkan bahwa pihak yang terlibat dalam proses evaluasi adalah

Tim Wok masing-masing Program Keahlian bersama dengan perusahaan mitra

tempat praktek kerja lapangan. Tim Work dari sekolah merupakan tim yang terdiri

dari guru bidang studi masing-masing, guru pembimbing, bidang kurikulum dan

tata usaha sebagai pendamping dalam hal administrasi. Berkaitan dengan tersebut,

hal yang patut diperhatikan oleh sekolah dalam seluruh rangkaian kegiatan

evaluasi PKL kepala sekolah perlu melibatkan pihak lain (pengawas, komite

sekolah sebagai wakil unsur masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkompeten

dalam bidang evaluasi pembelajaran), mulai dari proses perencanaan hingga

kegiatan tindak lanjut dari hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan. Hal ini

sangat penting, karena keterlibatan mereka akan memperbaiki kualitas keputusan

yang akan diambil, utamanya guru dan komite sekolah sebagai pihak yang banyak

59

berperan dalam usaha sekolah untuk menyediakan berbagai fasilitas yang

diperlukan oleh sekolah. Guru dan pihak-pihak lainnya adalah partner kepala

sekolah dalam menyelenggarakan kurikulum baik intra kurukuler maupun ekastra

kurikuler, sehingga keterlibatan pihak-pihak lain sangat penting untuk

memberikan masukan terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Sementara

itu, komite sekolah adalah suatu unsur pendukung keberhasilan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah sebagai aktualisasi partisipasi masyarakat dalam

pendidikan, yang membantu memikirkan berbagai aspek fasilitas pendukung yang

dibutuhkan sekolah. Selain itu, pengawas sekolah merupakan supervisor

(pembina) guru dalam proses pendidikan di sekolah. Keterlibatan pengawas

sekolah sangat penting karena pengawas adalah supervisor partner guru yang

dapat memberikan berbagai ide dalam peningkatan kegiatan belajar sesuai dengan

tujuan-tujuan PKL dan pengalaman belajar yang akan ditempuh oleh para siswa

dalam proses PKL.

Dengan keterlibatan pihak-pihak tersebut pada sistem dan mekanisme

evaluasi Praktek kerja Lapangan akan lebih mengefektifkan proses kegiatan PKL

yang pada gilirannya akan diperoleh hasil yang optimal dalam pembinaan jiwa

kewirausahaan siswa.

60

4. Dampak hasil praktek kerja lapangan dalam pembinaan jiwa

kewirausahaan siswa di SMK Negeri 1 Paguyaman Pantai Kabupaten

Boalemo

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh dari PKL sudah sangat memadai untuk melakukan wirausaha, dan

untuk kelanjutannya tergantung pada setiap individu siswa bagaimana menangkap

peluang bisnis dan usaha yang ada dalam masyarakat/pasar kerja.

Komitmen dan tanggung jawab yang diperoleh dari PKL sudah dibina

sangat memadai untuk melakukan wirausaha setelah tamat. Namun demikian,

komitmen dan tanggung jawab yang telah dibentuk dan dibina pada siswa baik

melalui sekolah maupun PKL dalam aktualisasi selanjutnya banyak ditentukan

oleh individu siswa itu sendiri.

Pembinaan jiwa keberanian mengambil resiko telah dilakukan sangat

memadai untuk melakukan wirausaha. Namun demikian, bukan hanya keberanian

yang dibutuhkan tetapi modal usaha walaupun itu hanya usaha kecil-kecilan. Jadi

untuk aktualisasi hal tersebut banyak faktor yang menentukan.

Pembinaan sikap dan perilaku siswa dalam berwirausaha menunjukkan

telah dilakukan sangat memadai untuk melakukan wirausaha setelah tamat.

Ditekankan pula oleh siswa peserta PKL, bahwa sangat banyak pengalaman yang

diperoleh yang mengubah pandangan mereka terhadap waktu, dan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha.

61

Pembahasan diatas secara keseluruhan diperjelas dengan diagram

berikut ini :

Perencanaan program

praktek kerja dalam

pembentukan jiwa

kewirausahan siswa.

Pelaksanaan program

praktek kerja lapangan

dalam pembentukan jiwa

kewirausahaan siswa

Dampak program PKL

yang telah dilaksanakan

dalam pembinaan jiwa

kewirausahaaan peserta

Sistem yang dilakukan

dlm pengelolaan PKL

Aspek-aspek yang

dinilai

Proses monitoring

pelaksanaan PKL di

lapangan

Proses evaluasi

pelaksanaan program

PKL

Bekal pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh

siswa dari PKL untuk

melakukan wirausaha setelah

tamat

Komitmen dan tanggung

jawab, keberanian

mengambil resiko,

perubahan sikap dan

perilaku wirausaha yang

terbentuk melalui PKL

Pengelolaan PKL

dalam pembinaan

jiwa kewirausahaan

siswa di SMK

Negeri I Paguyaman

Pantai kab.Boalemo

Pencapaian

keefektifan

proses dan hasil

PKL

Evaluasi

pengelolaan PKL

Mekanisme pelaksanaan

evaluasi PKL

Aspek-aspek yang

dinilai

62

5. Keterbatasan Penelitian

Masih sangat banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, hal

ini disebabkan oleh keterbatasan yang ada, baik itu keterbatasan dari dalam diri

peneliti sendiri maupun dari luar kendali peneliti. Adapun keterbatasan-

keterbatasan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut.

1. Kemampuan peneliti dalam memahami permasalahan penelitian dalam kaitan

dengan referensi pendukung masih sangat terbatas.

2. Kemampuan peneliti dalam menggali data-data dan informasi pada informan

pada saat melakukan wawancara masih kurang, karena pengetahuan masih

sangat minim.

3. Waktu informan yang tersedia untuk wawancara sangat terbatas, karena

kesibukan informan.

4. Data-data yang dibutuhkan dalam bentuk dokumen tidak dapat diperoleh

secara keseluruhan karena ada sejumlah faktor yang dipertimbangkan oleh

pihak sekolah, apabila dokumen diakses oleh pihak luar.