BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai uraian dan analisis data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2017. Pemaparan hasil penelitian meliputi analisis deskriptif, analisis regresi, koefisien determinasi, dan analisis jalur. 4.1.1 Deskripsi Umum Penelitian Objek dari penelitian ini adalah tax avoidance, cost of debt dan nilai perusahaan. Tax avoidance dalam penelitian ini merupakan variabel independen, sedangkan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu cost of debt. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yang dijelaskan dalam tabel 4.1 dibawah ini : Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel No. Kriteria Jumlah Perusahaan 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017 150 2 Perusahaan yang listing dan delisting periode 2015-2017 (9) 73 88

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

88

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai uraian dan analisis data yang

diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia selama periode 2015-2017. Pemaparan hasil penelitian meliputi

analisis deskriptif, analisis regresi, koefisien determinasi, dan analisis jalur.

4.1.1 Deskripsi Umum Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah tax avoidance, cost of debt dan nilai

perusahaan. Tax avoidance dalam penelitian ini merupakan variabel independen,

sedangkan yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai

perusahaan. Dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu cost of debt.

Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2015-2017. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yaitu penentuan sampel penelitian berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan, yang dijelaskan dalam tabel 4.1 dibawah ini :

Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Sampel

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2015-2017

150

2 Perusahaan yang listing dan delisting

periode 2015-2017

(9)

73

88

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

89

Lanjutan Tabel 4.1

Kriteria Pemilihan Sampel

No. Kriteria Jumlah

Perusahaan

3 Perusahaan melakukan kegiatan merger,

akuisisi dan melakukan perubahan drastis

(4)

4 Perusahaan yang tidak melaporkan keuangan

yang diaudit

(14)

5 Perusahaan yang tidak melaporkan keuangan

secara lengkap periode 2015-2017

(19)

6 Perusahaan yang mengalami kerugian tahun

2015-2017

(41)

7 Perusahaan yang tidak memiliki beban pajak

kini dan beban bunga

(31)

Jumlah Sampel Perusahaan 32

Tahun Observasi 3

Jumlah Observasi 96

Sumber :idx.co.id (Data diolah)

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan, peneliti

mendapatkan 32 perusahaan yang akan diteliti. Daftar sampel penelitian disajikan

dalam tabel 4.2 dibawah ini :

Tabel 4.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 ARNA PT.Arwana Citra Mulia Tbk

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk

3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk

4 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk

5 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

6 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

7 EKAD PT. Eka Dharma International Tbk

8 GGRM PT.Gudang Garam Tbk

9 ICBP PT. Indofood VBP Sukses Makmur

10 INAI PT. Indal Alumunium Industry Tbk

11 INDF PT indofood Sukses Makmur Tbk

12 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

90

Lanjutan Tabel 4.2

Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

13 JPFA PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk

14 KAEF PT. Kimia Farma Tbk

15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk

16 KBLM PT. Kabelindo Murni

17 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

18 NIPS PT. Nipress Tbk

19 PYFA PT.Pyridam Farma Tbk

20 RICY PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk

21 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk

22 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk

23 SKLT PT. Sekar LAUT Tbk

24 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk

25 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk

26 STAR PT. Star Petroohem Tbk

27 TRIS PT. Trisula International Tbk

28 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk

29 TPIA PT. Chandra Asri PetroChemical Tbk

30 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industri Tbk

31 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk

32 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk

Sumber :Saham Ok dan Idx.com (Data diolah).

4.1.2 Gambaran Mengenai Tax Avoidance

Tax avoidance adalah upaya untuk mengurangi, menghindari serta

meringankan beban pajak dengan berbagai cara yang dimungkinkan dengan

undang-undang perpajakan dengan memperhatikan ada atau tidaknya suatu akibat

pajak yang ditimbulkannya (Ernest R.Mortenson dalam Zain : 2008).

Menurut Suandy (2011:7), penghindaran pajak adalah rekayasa ‘tax

affairs’ yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan.

Penghindaran pajak dapat terjadi di dalam bunyi ketentuan atau tertulis di undang-

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

91

undang dan berada dalam jiwa dari undang-undang atau dapat juga terjadi dalam

bunyi ketentuan undang-undang tetapi berlawanan dengan jiwa undang-undang.”

Tax avoidance dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Current

Effective Tax Rate (CETR). Pengukuran tax avoidance menurut Harlon dan

Heitzmen (2010) mengenai current ETR sebagai berikut :

Current ETR = beban pajak kini

Laba sebelum pajak

Data mengenai gambaran tax avoidance perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2015-2017 terdapat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3

Data Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2015-2017

No Kode Nama

CETR

2015 2016 2017

Rata

Rata

1 ARNA PT.Arwana Citra Mulia Tbk 0,25 0,26 0,26 0,26

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0,26 0,26 0,23 0,25

3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,31 0,28 0,28 0,29

4 BUDI

PT. Budi Starch & Sweetener

Tbk 0,25 3,72 0,25 1,41

5 CEKA

PT. Wilmar Cahaya

Indonesia Tbk 0,25 0,13 0,25 0,21

6 CPIN

PT. Charoen Pokphand

Indonesia Tbk 0,26 0,44 0,23 0,31

7 EKAD

PT. Eka Dharma

International Tbk 0,29 0,23 0,26 0,26

8 GGRM PT.Gudang Garam Tbk 0,25 0,25 0,26 0,25

9 ICBP

PT. Indofood VBP Sukses

Makmur 0,27 0,27 0,32 0,29

10 INAI

PT. Indal Alumunium

Industry Tbk 0,50 0,39 0,26 0,38

11 INDF

PT indofood Sukses Makmur

Tbk 0,35 0,34 0,33 0,34

12 JECC

PT. Jembo Cable Company

Tbk 0,71 0,25 0,25 0,40

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

92

Lanjutan Tabel 4.3

Data Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2015-2017

No Kode Nama

CETR

2015 2016 2017

Rata

Rata

13 JPFA

PT.Japfa Comfeed

Indonesia Tbk 0,25 0,22 0,36 0,28

14 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 0,25 0,29 0,26 0,27

15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0,24 0,24 0,24 0,24

16 KBLM PT. Kabelindo Murni 0,41 0,43 0,01 0,28

17 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0,24 0,25 0,25 0,25

18 NIPS PT. Nipress Tbk 0,27 0,26 0,26 0,26

19 PYFA PT.Pyridam Farma Tbk 0,32 0,27 0,26 0,28

20 RICY

PT. Ricky Putra

Globalindo,Tbk 0,40 0,40 0,36 0,39

21 ROTI

PT.Nippon Indosari

Corporindo Tbk 0,28 0,24 0,27 0,27

22 SCCO

PT. Supreme Cable

Manufacturing Tbk 0,23 0,23 0,22 0,22

23 SKLT PT. Sekar Laut Tbk 0,31 0,18 0,16 0,22

24 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk 0,23 0,11 0,26 0,20

25 SMSM

PT. Selamat Sempurna

Tbk 0,21 0,24 0,23 0,23

26 STAR PT. Star Petroohem Tbk 0,88 0,92 0,88 0,89

27 TRIS

PT. Trisula International

Tbk 0,25 0,47 0,35 0,36

28 TOTO

PT. Surya Toto Indonesia

Tbk 0,25 0,33 0,26 0,28

29 TPIA

PT. Chandra Asri

PetroChemical Tbk 0,53 0,25 0,25 0,34

30 ULTJ

PT. Ultra Jaya Milk

Industri Tbk 0,25 0,24 0,31 0,27

31 UNIT

PT. Nusantara Inti Corpora

Tbk 0,77 0,55 0,31 0,54

32 WIIM

PT. Wismilak Inti Makmur

Tbk 0,26 0,22 0,26 0,25

Nilai Maksimal 0,88 3,72 0,88 1,41

Nilai Minimal 0,21 0,11 0,01 0,20

Nilai Rata-rata 0,34 0,41 0,28 0,34

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan (Data diolah).

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

93

Pada tabel 4.3 terlihat bahwa nilai CETR maksimal dari 32 perusahaan

yang menjadi subjek penelitian adalah sebesar 3,72 yaitu perusahaan PT. Budi

Starch & Sweetener Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai minimum diperoleh

sebesar 0,01 yaitu perusahaan PT.Kabelindo Murni Tbk pada tahun 2017. Nilai

rata-rata CETR perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-

2017 adalah sebesar 0,34.

Kriteria Penilaian tax avoidance dengan range sebesar ((3,72 – 0,01) :5) =

0,742 dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4

Kriteria Penilaian Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Cost Of Debt

0,01 - 0,752 Sangat Rendah

0,753 - 1,495 Rendah

1,496 - 2,238 Sedang

2,239 - 2,981 Tinggi

2,982 - 3,724 Sangat Tinggi

Sumber : Data diolah.

Untuk mengetahui perkembangan rata-rata tax avoidance dari 32

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi

sampel penelitian disajikan dalam grafik dibawah ini :

Gambar 4.1

Grafik Perkembangan Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode Tahun 2015-2017

0,340,41

0,28

0,00

0,20

0,40

0,60

2015 2016 2017

Perkembangan Tax Avoidance

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

94

4.1.3 Gambaran Mengenai Variabel Cost Of Debt

Menurut PSAK No. 26 (2014:26,1), definisi biaya pinjaman adalah

sebagai berikut :

“biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang ditanggung entitas

sehubungan dengan peminjaman dana. bunga pinjaman meliputi antara

lain bunga atas penggunaaan dana pinjaman baik pinjaman jangka panjang

maupun jangka pendek, amortisasi diskonto, atau premi yang terkait

dengan pinjaman dan diskonto atas biaya yang terkait dengan perolehan

pinjaman seperti konsultan, ahli hukum, commitment fee, dan selisih kurs

atas pinjaman dalam valuta asing (sepanjang selisih kurs tersebut

merupakan penyesuaian terhadap biaya bunga) atau amortisasi premi

kontrak valuta berjangka panjang dalam rangka hedging dana yang

dipinjam dalam valuta asing.”

Menurut PSAK No.26 (2014:26,2), “biaya pinjaman harus diakui sebagai

beban pada periode terjadinya pinjamna tersebut dan apabila suatu dana

berasal dari pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan

aktiva tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan

dengan mengalikan tingkat kapitalisasi terhadap pengeluaran yang terjadi

untuk memperoleh aktiva tertentu”.

Untuk mengukur cost of debt dalam penelitian ini menggunakan rasio

yang dikemukakan oleh Pittman dan Fortin dalam Lim (2011) dan Khalidah Aziza

(2016), dalam perhitungan cost of debt ini tidak memperhatikan tingkat bunga

dan jangka waktu peminjaman.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝑑𝑒𝑏𝑡 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑘

Data cost of debt perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian

disajikan dalam tabel 4.5 berikut ini :

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

95

Tabel 4.5

Data Cost Of Debt Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

Tahun 2015-2017

No Kode Nama

COD

2015 2016 2017

Rata

Rata

1 ARNA PT.Arwana Citra Mulia Tbk 0,03 0,06 0,07 0,06

2 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk 0,08 0,06 0,04 0,06

3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,08 0,07 0,06 0,07

4 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0,11 0,13 0,13 0,13

5 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0,08 0,16 0,07 0,10

6 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 0,11 0,13 0,11 0,12

7 EKAD PT. Eka Dharma International Tbk 0,11 0,06 0,05 0,07

8 GGRM PT.Gudang Garam Tbk 0,11 0,10 0,07 0,09

9 ICBP PT. Indofood VBP Sukses Makmur 0,06 0,03 0,03 0,04

10 INAI PT. Indal Alumunium Industry Tbk 0,08 0,06 0,07 0,07

11 INDF PT indofood Sukses Makmur Tbk 0,11 0,08 0,07 0,09

12 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk 0,08 0,10 0,09 0,09

13 JPFA PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk 0,12 0,10 0,10 0,11

14 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 0,05 0,05 0,05 0,05

15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 0,02 0,02 0,03 0,02

16 KBLM PT. Kabelindo Murni 0,09 0,20 0,03 0,11

17 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 0,13 0,11 0,10 0,12

18 NIPS PT. Nipress Tbk 0,09 0,10 0,10 0,10

19 PYFA PT.Pyridam Farma Tbk 0,19 0,11 0,10 0,13

20 RICY PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk 0,13 0,14 0,14 0,14

21 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 0,12 0,12 0,11 0,12

22 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing

Tbk 0,10 0,05 0,04 0,06

23 SKLT PT. Sekar LAUT Tbk 0,08 0,06 0,09 0,08

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

96

Lanjutan Tabel 4.5

Data Cost Of Debt Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

Tahun 2015-2017

No Kode Nama

COD

2015 2016 2017

Rata

Rata

24 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk 0,00 0,05 0,08 0,04

25 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 0,07 0,05 0,03 0,05

26 STAR PT. Star Petroohem Tbk 0,24 0,23 0,26 0,24

27 TRIS PT. Trisula International Tbk 0,10 0,09 0,14 0,11

28 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 0,04 0,03 0,03 0,03

29 TPIA PT. Chandra Asri PetroChemical Tbk 0,05 0,06 0,05 0,06

30 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industri Tbk 0,01 0,01 0,00 0,00

31 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 0,28 0,26 0,28 0,28

32 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0,09 0,07 0,05 0,07

Nilai Maksimal 0,28 0,26 0,28 0,28

Nilai Minimal 0,00 0,01 0,00 0,00

Nilai Rata-Rata 0,09 0,09 0,08 0,09

Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan –Idx.com (Data diolah).

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai COD maksimal dari 32 perusahaan

yang menjadi subjek penelitian adalah sebesar 0,28 yaitu perusahaan PT.

Nusantara Inti Corpora Tbk pada tahun 2015, sedangkan nilai minimum diperoleh

sebesar 0,00 yaitu perusahaan PT.Semen Indonesia pada tahun 2015 dan PT.Ultra

Jaya Milk Industry pada tahu 2017 . Nilai rata-rata COD perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2017 adalah sebesar 0,09.

Kriteria Penilaian cost of debt dengan range sebesar ((0,28 – 0,00) :5) =

0,056 dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

97

Tabel 4.6

Kriteria Penilaian Cost of Debt Terhadap Nilai Perusahaan

0,00 - 0,056 Sangat Rendah

0,057 - 0,113 Rendah

0,114 - 0,17 Sedang

0,171 - 0,227 Tinggi

0,228 - 0,284 Sangat Tinggi

Sumber : Data diolah.

Untuk mengetahui perkembangan rata-rata cost of debt pada 32

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2017 yang

menjadi sampel penelitian disajikan dalam grafik dibawah ini :

Gambar 4.2

Grafik Perkembangan Rata-rata Cost Of Debt Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI Periode 2015-2017

4.1.4 Gambaran Mengenai Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat menggambarkan keadaan perusahaan, bagi investor

nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan

indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai

perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik pada saat ini

tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan perusahaan

tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaannya di masa depan (Silaban, 2013).

0,09 0,09

0,08

0,07

0,08

0,09

0,10

Per

kem

ban

gan

Rat

a-R

ata

CO

D

2015 2016 2017

Cost Of Debt

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

98

Alat ukur nilai perusahaan dapat menggunakan perhitungan Price Earning

Ratio, Tobin Q dan Price Book Value. Dalam penelitian ini peneliti memilih

indikator dari nilai perusahaan adalah Price Book Value (PBV) karena price book

value banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu, Ada

beberapa keunggulan PBV yaitu nilai buku merupakan ukuran yang stabil dan

sederhana yang dapat dibandingkan dengan harga pasar. Keunggulan kedua

adalah PBV dapat dibandingkan antar perusahaan sejenis untuk menunjukkan

tanda mahal/murahnya suatu saham. Rasio ini dapat memberikan gambaran

potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara

tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh terhadap harga saham.

Data nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode tahun 2015-2017 disajikan dalam tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7

Data Nilai Perusahaan - Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode Tahun 2015-2017

No Kode Nama

PBV

2015 2016 2017

Rata

Rata

1 ARNA PT.Arwana Citra Mulia Tbk 4,10 4,15 2,44 3,56

2 AUTO Pt. Astra Otoparts Tbk 0,76 0,96 0,92 0,88

3 BRAM PT. Indo Kordsa Tbk 0,83 0,01 1,16 0,67

4 BUDI PT. Budi Starch & Sweetener Tbk 0,26 0,34 0,35 0,32

5 CEKA PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk 0,63 0,00 0,85 0,49

6 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk 3,39 3,47 3,24 3,37

7 EKAD PT. Eka Dharma International Tbk 1,16 0,79 0,75 0,90

8 GGRM PT.Gudang Garam Tbk 2,78 3,27 4,04 3,36

9 ICBP PT. Indofood VBP Sukses Makmur 4,79 5,61 5,11 5,17

PBV = Harga per Lembar Saham

Nilai Buku Per Lembar Saham

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

99

Lanjutan Tabel 4.7

Data Nilai Perusahaan - Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode Tahun 2015-2017

No Kode Nama

PBV

2015 2016 2017

Rata

Rata

10 INAI PT. Indal Alumunium Industry Tbk 0,53 0,82 0,89 0,75

11 INDF PT indofood Sukses Makmur Tbk 1,05 1,55 1,43 1,34

12 JECC PT. Jembo Cable Company Tbk 0,56 1,14 1,46 1,05

13 JPFA PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk 1,11 2,21 1,51 1,61

14 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 2,59 6,84 5,83 5,09

15 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk 5,66 6,01 5,97 5,88

16 KBLM PT. Kabelindo Murni 0,50 0,83 0,41 0,58

17 MYOR PT. Mayora Indah Tbk 5,25 6,38 6,71 6,11

18 NIPS PT. Nipress Tbk 1,04 0,78 0,93 0,92

19 PYFA PT.Pyridam Farma Tbk 0,59 1,03 0,90 0,84

20 RICY PT. Ricky Putra Globalindo, Tbk 0,26 0,24 0,23 0,24

21 ROTI PT. Nippon Indosari Corporindo Tbk 5,39 5,97 5,39 5,58

22 SCCO PT. Supreme Cable Manufacturing Tbk 0,83 1,33 0,71 0,96

23 SKLT PT. Sekar LAUT Tbk 1,68 1,27 2,46 1,80

24 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk 2,46 1,91 1,93 2,10

25 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk 4,76 3,62 4,10 4,16

26 STAR PT. Star Petroohem Tbk 0,49 0,55 0,97 0,67

27 TRIS PT. Trisula International Tbk 0,95 0,98 0,92 0,95

28 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk 4,81 3,26 2,50 3,52

29 TPIA PT. Chandra Asri PetroChemical Tbk 0,93 4,94 4,75 3,54

30 ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Industri Tbk 4,07 3,95 3,59 3,87

31 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 0,08 0,11 0,07 0,09

32 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk 0,96 0,96 0,62 0,85

Nilai Maksimal 5,66 6,84 6,71 6,11

Nilai Minimal 0,08 0,00 0,07 0,09

Nilai Rata-Rata 2,04 2,35 2,29 2,23

Sumber : Laporan Keuangan –Idx.com (Data diolah).

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa nilai PBV maksimal dari 32 perusahaan yang

menjadi subjek penelitian adalah sebesar 6,84 yaitu perusahaan PT. Kimia Farma

Tbk pada tahun 2016, sedangkan nilai PBV minimum diperoleh sebesar 0,00 yaitu

perusahaan PT.Wilmar Cahaya Indonesia pada tahun 2016. Nilai rata-rata PBV

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

100

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2017 adalah

sebesar 2,23.

Kriteria penilaian nilai perusahaan dari data 32 perusahaan yang diteliti

dengan range sebesar ((0,28 – 0,00) :5) = 0,056 dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Kriteria Penilaian Nilai Perusahaan

0,00 - 1,368 Sangat Rendah

1,369 - 2,737 Rendah

2,738 - 4,106 Sedang

4,107 - 5,475 Tinggi

5,476 - 6,844 Sangat Tinggi

Sumber : Data diolah.

Untuk mengetahui perkembangan rata-rata PBV pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2015-2017 berikut disajikan

dalam grafik dibawah ini :

Gambar 4.3

Grafik Perkembangan Rata-Rata Nilai Perusahaan - Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2015-2017

4.1.5 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dilihat

dari nilai minimun, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Variabel –

2,04

2,35 2,29

1,50

2,00

2,50

Per

kem

ban

gan

Rat

a-R

ata

PB

V

2015 2016 2017

Nilai Perusahaan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

101

variabel dalam penelitian ini terdiri dari tax avoidance sebagai variabel

independen, nilai perusahaan sebagai variabel dependen dan cost of debt sebagai

variabel intervening. Hasil uji statistik deskriptif dengan menggunakan SPSS

pada penelitian ini disajikan dalam tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.9

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

CETR 96 ,01 3,72 ,3425 ,37827

COD 96 ,00 ,28 ,0902 ,05842

PBV 96 ,00 6,84 2,2257 1,95920

Valid N

(listwise)

96

Sumber : Laporan Keuangan (Data diolah).

Pada tabel 4.9 hasil uji statistik deskriptif terdapat 96 data observasi yang

merupakan perkalian jumlah sampel perusahaan yang diteliti (32 perusahaan)

dengan periode penelitian selama 3 tahun (2015-2017). Hasil uji statistik

deskriptif untuk variabel tax avoidance dengan indikator CETR menunjukan nilai

minimum sebesar 0,01 dan nilai maksimum 3,72 dengan mean atau rata-rata

sebesar 0,3425 dan standar deviasi sebesar 0,37827. Semakin besar nilai CETR

artinya rendahnya praktik tax avoidance yang dilakukan perusahaan, sebaliknya

semakin kecil nilai CETR menunjukan tingginya praktik tax avoidance.

Berdasarkan olah data tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa praktik tax avoidance

yang tinggi selama periode 2015-2017 dari 32 perusahaan manufaktur yang

diteliti ditunjukan dengan nilai CETR minimum yaitu sebesar 0,01 yang terdapat

pada PT. Kabelindo Murni Tbk. Sementara rendahnya praktik tax avoidance

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

102

ditunjukan dengan nilai CETR yang besar yaitu sebesar 3,72 yaitu pada PT. Budi

Strach & Sweetener Tbk.

Hasil uji statistik desktiptif untuk variabel cost of debt memiliki nilai

minimum sebesar 0,00 dan nilai maksimum sebesar 0,28 dengan mean atau nilai

rata-rata sebesar 0,0902 dan standar deviasi sebesar 0,05842. Semakin besar nilai

COD artinya tingginya biaya utang perusahaan yang menunjukan besarnya beban

bunga yang dibayar perusahaan, sebaliknya semakin kecil nilai COD menunjukan

kecilnya beban bunga yang dibayar perusahaan, besar kecilnya beban bunga

sebagai akibat dari besar kecilnya penggunaan utang perusahaan. Berdasarkan

olah data pada tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa cost of debt yang tinggi selama

periode 2015-2017 dari 32 perusahaan manufaktur yang diteliti nilai COD

minimum yaitu sebesar 0,00 terdapat pada PT. Semen Indonesia Tbk dan PT.Ultra

Jaya Milk Industry Tbk hal ini menunjukan rendahnya beban bunga yang dibayar

perusahaan. Sementara biaya utang yang besar ditunjukan dengan nilai COD yang

besar yaitu sebesar 0,28 yaitu pada PT. Nusantara Inti CorporaTbk .

Hasil uji statistik desktiptif untuk variabel nilai perusahaan yang diukur

dengan menggunakan PBV memiliki nilai minimum sebesar 0,00 dan nilai

maksimum sebesar 6,84 dengan mean atau nilai rata-rata sebesar 2,2257 dan

standar deviasi sebesar 1,95920. Semakin besar nilai PBV artinya semakin tinggi

ekspektasi investor terhadap perusahaan menunjukan nilai perusahaan yang

tinggi, sebaliknya semakin kecil nilai PBV menunjukan rendahnya nilai

perusahaan. Berdasarkan hasil olah data pada tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan

bahwa nilai perusahaan yang tinggi selama periode 2015-2017 dari 32 perusahaan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

103

manufaktur yang diteliti ditunjukan dengan nilai PBV maksimal yaitu sebesar

6,84 terdapat pada PT.Kimia Farma Tbk. Sementara nilai perusahaan terendah

ditunjukan dengan nilai PBV yang kecil yaitu sebesar 0,00 yaitu pada PT.

Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.

Dari tabel 4.9 hasil uji statistik deskriptif diatas dua variabel yaitu cost of

debt dan nilai perusahaan menunjukan nilai dari rata-rata lebih besar dari standar

deviasi. Sementara itu untuk tax avoidance standar deviasi lebih besar

dibandingkan mean atau rata rata hal ini menunjukan data tax avoidance dari 32

perusahaan yang diteliti bervariasi akan tetapi perbedaan standar deviasi dengan

mean selisihnya sangat kecil hanya sebesar 0,03. Hal ini menunjukan kualitas

dari data diatas secara general baik karena nilai rata-rata lebih besar dari standar

deviasinya mengidentifikasikan standar eror dari variabel tersebut kecil.

4.1.6 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan dari

model regresi. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolineritas, uji

autokorelasi dan uji heterokedastisitas. Pada penelitian ini menggunakan analisis

jalur maka prasyarat untuk analisis jalur sesuai teori yang dikemukakan oleh

Imam Ghozali dan Fuad (2008) bahwa uji asumsi klasik yang fundamental dalam

analisis multivariat adalah normalitas.

Menurut Allison (2012:60) apabila variabel bebas dalam penelitian hanya

satu, maka uji multikolinieritas tersebut tidak perlu digunakan. Sementara itu

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

104

menurut Abrams (2010) uji autokorelasi bisa diabaikan jika data penelitian berupa

data cross section.

Penelitian ini hanya terdiri dari satu variabel bebas dan menggunakan data

cross section, sehingga uji asumsi klasik yang digunakan hanya uji normalitas. Uji

normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual

yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal.

Uji normalitas residual dengan menggunakan metode grafik yaitu dengan melihat

penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-P Plot of . Hasil uji

normalitas dari penelitian ini dapat dilihat dalam gambar dibawah ini :

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas – Normal P-P Plot

Berdasarkan grafik normalitas menggunakan normal p-plot di atas,

diketahui bahwa titik-titik menyebar mengikuti garis diagonal yang menunjukan

bahwa data sudah memenuhi asumsi normalitas.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

105

4.1.7 Persamaan Regresi

Persamaan regresi yang akan dibentuk adalah:

Y = α + βiX

Z = α + βiY

Z = α + βiX

Z = α + βiX.βiY

Keterangan:

Z = Nilai Perusahaan

α = Konstanta

Y = Cost Of Debt

X = Tax Avoidance

βi = Koefisien regresi pada masing-masing variabel independen

Dengan menggunakan bantuan softwareSPSS v.21, diperoleh hasil analisis

regresi linier sebagai berikut:

Hasil olah data statistik untuk regresi pengaruh tax avoidance (X) terhadap cost of

debt (Y) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10

Hasil Koefisien Regresi Linier

Tax Avoidance Terhadap Cost of Debt

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,074 ,008 9,610 ,000

CETR ,047 ,015 ,302 3,066 ,003

a. Dependent Variable: COD

Sumber : Hasil Olah SPSS.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

106

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.10 terlihat nilai koefesien

regresi pada nilai Unstandardized Coefficients “B”, sehingga diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Ŷ = 0,074 + 0,047 X

Dari hasil persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 0,074 memiliki arti bahwa jika variabel bebas (X)

yakni tax Avoidance bernilai 0 (nol), maka cost of debt akan bernilai 0,074

atau dengan kata lain variabel Y yaitu cost of debt tanpa dipengaruhi

variabel independent sudah mempunyai nilai sebesar 0,074.

b. Nilai tax avoidance (X) sebesar 0,047, memiliki arti bahwa jika variabel

tax avoidance mengalami peningkatan sebesar satu , maka cost of debt akan

mengalami peningkatan sebesar 0,047.

Hasil olah data statistik untuk regresi pengaruh Y terhadap Z adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.11

Hasil Koefisien Regresi Linier

Cost of Debt Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3,430 ,340 10,075 ,000

COD -13,354 3,173 -,398 -4,209 ,000

a. Dependent Variable: PBV

Sumber : Hasil Olah SPSS.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

107

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.11 terlihat nilai koefesien

regresi pada nilai Unstandardized Coefficients “B”, sehingga diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Z = 3,43 – 13,354 Y

Dari hasil persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta sebesar 3,43 memiliki arti bahwa jika variabel intervening

(Y) yakni cost of debt bernilai 0 (nol), maka nilai perusahaan akan bernilai

3,43 atau dengan kata lain variabel dependen yaitu nilai perusahaan tanpa

dipengaruhi cost of debt sudah mempunyai nilai sebesar 3,43

b. Nilai cost of debt (Y) sebesar -13,354, memiliki arti bahwa jika variabel

cost of debt (Y) bernilai 1 maka nilai perusahaan akan mengalami

penurunan sebesar 13,354.

Tabel 4.12

Hasil Koefisien Regresi Linier

Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant

)

2,579 ,266 9,683 ,000

CETR -1,032 ,523 -,199 -1,972 ,052

a. Dependent Variable: PBV

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

108

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.12 terlihat nilai koefesien

regresi pada nilai Unstandardized Coefficients “B”, sehingga diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Z = 2,579 – 1,032X

Dari hasil persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta sebesar 2,579 memiliki arti bahwa jika variabel X yakni

tax avoidance bernilai 0 (nol), maka nilai perusahaan akan bernilai 2,579

atau dengan kata lain variabel dependen yaitu nilai perusahaan tanpa

dipengaruhi tax avoidance sudah mempunyai nilai sebesar 2,579.

b. Nilai cost of debt (Y) sebesar -13,354, memiliki arti bahwa jika variabel

cost of debt (Y) bernilai 1 maka nilai perusahaan akan mengalami

penurunan sebesar 1,032.

Tabel 4.13

Hasil Koefisien Regresi Linier

Tax Avoidance Melalui Cost of Debt Terhadap Nilai Perusahaan

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3,506 ,351 9,973 ,000

CETR -,452 ,515 -,087 -,878 ,382

COD -12,473 3,332 -,372 -3,743 ,000

a. Dependent Variable: PBV

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

109

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel 4.12 terlihat nilai koefesien

regresi pada nilai Unstandardized Coefficients “B”, sehingga diperoleh

persamaan regresi linier sebagai berikut:

Z = 3,506 – (-0,452X.-12,473Y)

Dari hasil persamaan regresi tersebut masing-masing variabel dapat

diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta sebesar 3,506 memiliki arti bahwa jika variabel X dan Y

yakni bernilai 0 (nol), maka nilai perusahaan akan bernilai 3,506 atau

dengan kata lain variabel dependen yaitu nilai perusahaan tanpa

dipengaruhi tax avoidance dan cost of debt sudah mempunyai nilai sebesar

3,506.

b. Nilai tax avoidance sebesar -0,452 dab cost of debt (Y) sebesar -12,473,

memiliki arti bahwa jika variabel tax avoidace dan cost of debt (Y) bernilai

1 maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 5,637.

4.1.8 Analisis Koefesien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen Dengan

menggunakan SoftwareSPSS v.21 diperoleh output sebagai berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

110

Tabel 4.14

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R-square)

Tax avoidance Terhadap Cost Of Debt

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,302a ,091 ,081 ,05599

a. Predictors: (Constant), CETR

Sumber : Hasil olah data SPSS.

Berdasarkan hasil output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi atau Rsquare pengaruh tax avoidance terhadap cost of debt sebesar

0,091 atau 9,1%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tax avoidance memberikan

pengaruh terhadap cost of debt pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 dengan sampel 32 perusahaan sebesar

9,1%, sedangkan sisanya sebesar 100% - 9,1% = 90,9% merupakan pengaruh atau

kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti artinya pengaruh tax avoidance

terhadap cost of debt berdasarkan kriteria penilaian tax avoidance pada tabel 4.4

berpengaruh sangat rendah.

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R-square)

Cost Of Debt Terhadap Nilai Perusahaan

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,398a ,159 ,150 1,80672

a. Predictors: (Constant), COD

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

111

Berdasarkan hasil output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi atau Rsquare pengaruh cost of debt terhadap nilai perusahaan sebesar

0,159 atau 15,9%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel cost of debt memberikan

pengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017 dengan sampel 32 perusahaan sebesar

15,9%, sedangkan sisanya sebesar 100% - 15,9% = 84,1% merupakan pengaruh

atau kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti diluar penelitian.

4.1.9 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji signifikansi parsial (Uji - t) bertujuan untuk menganalisis atau

melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing

hipotesis yang telah ditetapkan yaitu variabel (X) terhadap (Y) maupun variabel

(Y) terhadap variabel terikat (Z), variabel (X) terhadapp (Z) serta pengujian

hipotesis variabel intervening (Y) dalam memediasi pengaruh variabel X terhadap

variabel z. Dengan menggunakan program Software SPSS v21, diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis 1 : Pengaruh Tax Avoidance (X) terhadap Cost of Debt

H01 (Hipótesis Nol)

H01: β1 = 0 Tax Avoidance tidak berpengaruh terhadap Cost of Debt pada

perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

H1: β1 ≠ 0 Tax Avoidance berpengaruh terhadap Cost of Debt pada

perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, db = 93, sehingga diperoleh ttabel

untuk uji dua pihak sebesar = -1,985 dan 1,985

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

112

Kriteria : Tolak H01 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima H1 (p-value < 0,05)

Tolak H1 jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H01 (p-value > 0,05)

Dari tabel 4.10 hasil output SPSS diperoleh nilai thitung untuk tax avoidance

(X) sebesar 3,066 dengan nilai ttabel sebesar 1,985. Dikarenakan nilai thitung lebih

besar dari nilai ttabel (3,066 > 1,985) dengan nilai signifikansi 0,03 ≤ 0,05 maka

menolak H01 artinya menolak dugaan yang menyatakan tax avoidance tidak

berpengaruh terhadap cost of debt. Dengan perkataan lain tax avoidance

berpengaruh terhadap cost of debt. Jika digambarkan, nilai thitung dan ttabel untuk

pengujian parsial (X) terhadap (Y) tampak sebagai berikut:

Gambar 4.5

Kurva Uji Hipotesis Parsial X terhadap Y

2. Pengujian Hipotesis II:

H0 (Hipótesis Nol)

H0: β1 = 0 Cost of Debt tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

H2: β1 ≠ 0 Cost of Debt berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penolakan Ho

t tabel = -1,985 0 t tabel = 1,985

t hitung = 3,066

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

113

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, db = 93, sehingga diperoleh ttabel

untuk uji dua pihak sebesar = -1,985 dan 1,985.

Kriteria : Tolak H02 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima H1 (p-value < 0,05)

Tolak H2 jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H02 (p-value > 0,05)

Berdasarkan tabel 4.11 hasil output SPSS diperoleh nilai thitung untuk cost of

debt (Y) sebesar -4,209 dengan nilai ttabel sebesar -1,985. Dikarenakan nilai -thitung

lebih kecil dari nilai -ttabel (-4,209 < -1,985) dengan nilai signifikansi 0,00 ≤ 0,05

maka menolak H02 artinya menolak dugaan yang menyatakan cost of debt tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan perkataan lain cost of debt

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Jika digambarkan, nilai thitung dan ttabel

untuk pengujian parsial (X) terhadap (Y) tampak sebagai berikut:

Gambar 4.6

Kurva Uji Hipotesis Parsial Y terhadap Z

3. Pengujian Hipotesis III

H0 (Hipótesis Nol)

H03: β1 = 0 Tax avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penolakan Ho

t tabel = -1,985 0 t tabel = 1,985

t hitung = -4,209

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

114

H3: β1 ≠ 0 Tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, db = 93, sehingga diperoleh ttabel

untuk uji dua pihak sebesar = -1,985 dan 1,985.

Kriteria : Tolak H03 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima H1 (p-value < 0,05)

Tolak H3 jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H02 (p-value > 0,05)

Berdasarkan tabel 4.11 hasil output SPSS diperoleh nilai thitung untuk tax

avoidance (X) sebesar -1,972 dengan nilai ttabel sebesar -1,985. Dikarenakan nilai

-thitung lebih besar dari nilai -ttabel (-1,972 > -1,985) dengan nilai signifikansi 0,052

≥ 0,05 maka menerima H03 artinya menerima dugaan yang menyatakan tax

avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan perkataan lain tax

avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Jika digambarkan, nilai

thitung dan ttabel untuk pengujian parsial (X) terhadap (Z) tampak sebagai berikut:

Gambar 4.7

Kurva Uji Hipotesis Parsial X terhadap Z

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penerimaan Ho

Daerah

Penolakan Ho

t tabel = -1,985 0 t tabel = 1,985

t hitung = -1,972

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

115

4. Pengujian Hipotesis IV

H0 (Hipótesis Nol)

H04: β1 = 0 Tax Avoidance tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

melalui cost of debt pada perusahaan manufaktur periode 2015-

2017.

H4: β1 ≠ 0 Tax Avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui

cost of debt pada perusahaan manufaktur periode 2015-2017.

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji sobel untuk mencari nilai t hitung

yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

𝑡 =𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏 dengan 𝑆𝑎𝑏 = √(𝑎2 𝑥 𝑠𝑏2) + (𝑏2 𝑥 𝑠𝑎2) + (𝑠𝑎2 𝑥 𝑠𝑏2)

Dengan tingkat signifikan (α) sebesar 5%, db = 93, sehingga diperoleh ttabel

untuk uji dua pihak sebesar = -1,985 dan 1,985

Kriteria : Tolak H03 jika thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel, terima H3 (p-value < 0,05)

Tolak H3 jika thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel, terima H03 (p-value > 0,05)

Tahap pertama menghitung nilai standar eror tidak langsung (Sab) :

𝑆𝑎𝑏 = √(0,3022 𝑥 0,052) + (−0,3982 𝑥 0,052) + (0,052 𝑥 0,052)

= √(0,09 𝑥 0,0025) + (0,158 𝑥 0,0025) + (0,0025 𝑥 0,0025)

= √ 0,000225 + 0,000395 + 0,00000625

= √0,000626

= 0,025

Dari hasil perhitungan diatas Standar eror tidak langsung bernilai 0,025 maka

tahap selanjutnya menghitung t hitung untuk pengujian hipotesis mediasi yang

dijelaskan dibawah ini :

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

116

𝑡 =𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

𝑡 =0,302 𝑥(−0,398)

0,025

𝑡 =0,302 𝑥(−0,398)

0,025

𝑡 =− 0,120

0,025

𝑡 =- 4,8

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai thitung untuk cost af debt (Y)

memediasi tax avoidance terhadap nilai perusahaan sebesar -4,8 dengan nilai ttabel

sebesar -1,985. Dikarenakan nilai -thitung lebih kecil dari nilai -ttabel (-4,8 < -1,985)

dengan nilai signifikansi 0,025≤ 0,05 maka menolak H04 artinya menolak dugaan

yang menyatakan bahwa tax avoidance tidak berrpengaruh terhadap nilai

perusahaan melalui cost of debt. Dengan perkataan lain cost of debt memediasi

pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Jika digambarkan, nilai thitung

dan ttabel untuk pengujian parsial (X) terhadap (Z) melalui (Y) tampak sebagai

berikut:

Gambar 4.8

Kurva Uji Hipotesis Parsial X terhadap Z Melalui Y

Daerah

Penolakan Ho

Daerah

Penolakan Ho

t tabel = -1,985 0 t tabel = 1,985

t hitung = -4,8

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

117

4.1.11 Hasil Uji Path Analisis

Untuk mengukur pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen dengan menggunakan variabel intervening digunakan analisis jalur

atau yang dikenal dengan path analisis. Path analysis adalah pengembangan dari

teknik analisis regresi bertujuan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel,

mengukur pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel independen

terhadap variabel dependen sekaligus memungkinkan pengujian variabel

intervening. Pola path analisis dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar

4.8 dibawah ini :

Sumber : Sugiyono (2014).

Gambar 4.9

Model Penelitian

Dari gambar diatas model jalur yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Struktur I : Pengaruh X terhadap Y

Struktur II : Pengaruh Y terhadap Z

Struktur III : Pengaruh X Terhadap Z

Struktur IV : Pengaruh X terhadap Z melalui Y

Hasil olah data statistik menghasilkan koefisien pengaruh X terhadap Y

dalah sebagai berikut :

Y

X Z

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

118

Tabel 4.16

Correlations Variabel

CETR COD PBV

CETR

Pearson

Correlation

1 ,302** -,199

Sig. (2-tailed) ,003 ,052

N 96 96 96

COD

Pearson

Correlation

,302** 1 -,398**

Sig. (2-tailed) ,003 ,000

N 96 96 96

PBV

Pearson

Correlation

-,199 -,398** 1

Sig. (2-tailed) ,052 ,000

N 96 96 96

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a. Pengujian Struktur I :Pengaruh X terhadap Y

Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel 4.10 diatas pengaruh tax avoidance

terhadap cost of debt nilai signifikansinya sebesar 0,03 < 0,05 artinya tax

avoidance berpengaruh terhadap cost of debt, berdasarkan hasil tersebut

analisis jalur untuk struktur I dalam mengukur besarnya pengaruh variabel X

terhadap Y dapat dilanjutkan. Besarnya pengaruh X terhadap Y dapat

dihitung sebagai berikut :

X - Y

Pengaruh

Langsung 0,302 X 0,302 = 0,091

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan besarnya pengaruh tax avoidance

terhadap cost of debt dalam penelitian ini sebesar 0,091 atau jika di

prosentasikan pengaruh X terhadap Y sebesar 9,1 %.

b. Pengujian Struktur II : Pengaruh Y terhadap Z.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

119

Berdasarkan hasil olah data statistik pada tabel 4.11 untuk regresi sederhana

pengaruh Y terhadap Z signifikansinya sebesar 0,00 < 0,05 artinya Cost of debt

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, berdasarkan hasil tersebut analisis

jalur untuk struktur II dapat dilanjutkan. Besarnya pengaruh Y terhadap Z

dapat dihitung sebagai berikut :

Y – Z

Pengaruh

Langsung -0,398 X -0,398

= 0,158404

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan besarnya pengaruh cost of debt

terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini sebesar 0,158 atau jika di

prosentasikan pengaruh Y terhadap Z sebesar 15,8 %.

c. Pengujian Struktur III : Pengaruh X terhadap Z

Siginifikansi X terhadap Z atau tax avoidance terhadap nilai perusahaan

menunjukan angka 0,052 ≥ 0,05 artinya variabel X tidak berpengaruh

terhadap variabel Z.

d. Pengujian Struktur IV : Pengaruh X terhadap Z melalui Y

Siginifikansi X terhadap Z melalui Y berdasarkan hasil perhitungan test sobel

sebesar 0.025 ≤ 0,05 artinya X terhadap Z melalui Y dapat diukur dan

merupakan pengaruh tidak langsung. Besarnya pengaruh X terhadap Z

melalui Y dapat dihitung dengan mengkalikan koefisien korelasi X terhadap

Y dengan koefisien korelasi Y terhadap Z.

X - Y – Z

Pengaruh

Tidak

Langsung 0,302 X -0,398 = -0,1202

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

120

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan besarnya pengaruh tax

avoidance terhadap nilai perusahaan melalui cost of debt dalam penelitian ini

sebesar -0,12 atau jika di prosentasikan pengaruh X terhadap Z melalui Y sebesar

-12%. Hal ini menunjukan cost of debt dapat memediasi hubungan tax avoidance

terhadap nilai perusahaan.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost Of Debt

Sesuai dengan hipotesis yang telah dilakukan dalam uji t untuk menguji

pengaruh secara parsial tax avoidance terhadap cost of debt. Berdasarkan kurva

uji hipotesis pada gambar 4.5 diatas memperlihatkan hasil uji t menunjukan

penolakan H01, yang artinya menolak dugaan yang menyatakan bahwa tax

avoidance tidak berpengaruh terhadap cost of debt. Dengan perkataan lain tax

avoidance memiliki pengaruh terhadap cost of debt. Pada tabel 4.10 diperoleh

nilai thitung untuk tax avoidance (X) sebesar 3,066 dengan nilai ttabel sebesar 1,985.

Dikarenakan nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (3,066 > 1,985) dengan nilai

signifikansi 0,003 ≤ 0,05 maka H01 ditolak, artinya tax avoidance berpengaruh

terhadap cost of debt pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode

2015-2017. Sedangkan sesuai dengan Unstandardized Coefficients menjelaskan

bahwa setiap kenaikan 1 poin tax avoidance maka cost of debt akan mengalami

peningkatan sebesar 0,047.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

121

Dalam penelitian ini, peneliti juga memperhitungkan hasil path analisis

yang menunjukan pengaruh langsung tax avoidance terhadap cost of debt sebesar

0,091 atau 9,1%. Jika dilihat dari tabel kriteria penilaian tax avoidance nilai

0,091 dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh tax avoidance terhadap cost of

debt memiliki pengaruh yang rendah/kecil.

Berdasarkan gambar 4.5 kurva uji hipotesis parsial X terhadap Y

menunjukan tax avoidance berpengaruh positif terhadap cost of debt, dikarenakan

perusahaan memanfaatkan modal yang diperoleh dari pinjaman atau utang yang

menimbulkan cost of debt untuk menghindari atau memperkecil beban pajak.

Sehingga jika praktik tax avoidance dengan cara memperbesar utang pinjaman

yang menimbulkan pembayaran utang dan bunga utang semakin tinggi yang

diindikasikan dengan nilai CETR semakin rendah akan meningkatkan cost of

debt. Selain itu pengaruh positif tax avoidance terhadap cost of debt terjadi karena

kreditor menganggap penghindaran pajak sebuah resiko, seperti pelangaran

terhadap aturan perpajakan, utang yang besar menimbulkan biaya kebangkutan

sehingga kreditor cenderung akan meningkatkan bunga pinjaman. Untuk

mengatur besarnya biaya pinjaman yang diakui dalam perpajakan pemerintah

dalam hal ini DJP menetapkan hal tersebut dalam peraturan menteri keuangan

yaitu Nomor 169/PMK.03./2015 tentang perbandingan utang dengan modal

sendiri yaitu 4:1, dan peratuaran DJP Nomor 25/PER/PJ/2017 tentang besarnya

perbandingan utang dan modal perusahaan untuk keperluan perhitungan pajak dan

tata cara perhitungan utang swasta luar negeri.

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

122

Hasil penelitian yang menunjukan tax avoidance berpengaruh positif

terhadap cost of debt ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Masri dan

Martani (2012), Jenice Ekasanti Santosa dan Heni Kurniawan (2016).

4.2.2 Pengaruh Cost of Debt terhadap Nilai Perusahaan.

Sesuai dengan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam uji t untuk

menguji pengaruh secara parsial mengenai cost of debt terhadap nilai perusahaan

pada tabel 4.11 hasil output SPSS menunjukan nilai thitung untuk cost of debt (Y)

sebesar -4,029 dengan nilai -ttabel sebesar -1,985. Dikarenakan nilai -thitung lebih

kecil dari nilai -ttabel (-4,209 < -1,985) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka

H02 ditolak, artinya menolak dugaan yang menyatakan bahwa cost of debt tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan perkataan lain cost of debt

berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2017. Berdasarkan Unstandardized

Coefficients menjelaskan bahwa setiap kenaikan satu poin cost of debt maka nilai

perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 13,354.

Dalam penelitian ini, peneliti juga memperhitungkan hasil path analisis

yang menunjukan pengaruh langsung cost of debt terhadap nilai perusahaan

sebesar 0,158 atau 15,8%. Jika dilihat dari tabel kriteria penilaian cost of debt

tabel 4.6 nilai 15,8 dapat disimpulkan bahwa cost of debt berpengaruh sedang

terhadap nilai perusahaan.

Dari hasil pengujian hipotesis pada gambar 4.6 kurva uji hipotesis parsial

Y terhadap Z menunjukkan cost of debt berpengaruh negatif terhadap nilai

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

123

perusahaan, dikarenakan kerugian pendanaan melalui utang dapat memberikan

risiko keuangan (financial risk) yaitu tambahan risiko yang dibebankan para

pemegang saham biasa sebagai akibat dari keputusan untuk melakukan pendanaan

melalui utang. Utang jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar

kembali pada waktu tertentu tanpa memperhatikan kondisi perusahaan, berikut

dengan bunga berkala yang ditetapkan kreditor atas pinjaman yang diberikan.

Kegagalan membayar pokok utang dan bunga biasanya menyebabkan proses

hukum dimana pemegang saham mungkin kehilangan kendali atas perusahaan dan

sebagian atau selurih investasi mereka. Semakin besar proporsi utang pada

struktur modal perusahaan maka semakin tinggi beban tetap dan komitmen

pembayaran kembali yang ditimbulkan. Kemungkin perusahaan tidak mampu

membayaran bunga dan pokok pinjaman saat jatuh tempo dan kemungkinan

kerugian kreditor juga meningkat.

Penggunaan utang yang mencapai titik maksimum akan memungkinkan

terjadinya financial distress, yaitu kondisi dimana perusahaan mengalami

kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Sehingga menimbulkan biaya

kebangkrutan (bancruptcy cost). Perusahaan yang bangkrut akan menanggung

beban hukum dan akuntansi yang tinggi, serta juga akan sulit mempertahankan

pelanggan, pemasok dan karyawannya. Selain itu, kebangkrutan sering kali

memaksa suatu perusahaan untuk melikuidasi aset dengan nilai yang lebih rendah

dibandingkan dengan nilai yang seharusnya jika perusahaan terus beroperasi.

Masalah yang berkaitan dengan kebangkrutan kemungkinan akan naik seiring

dengan semakin besarnya jumlah utang yang dimiliki suatu perusahaan dalam

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

124

struktur modalnya. Jadi biaya kebangkrutan akan mencegah perusahaan

mendorong pengguaan utangnya ketingkat yang berlebihan (Brigham & Houston,

2011).

Keputusan pendanaan melalui utang juga dapat menimbulkan biaya

keagenan yang muncul dari masalah keagenan. Menurut Husnan dan Enny (2006)

masalah keagenan muncul dalam dua macam yaitu antara pemilik perusahaan

(principals) dengan pihak manajemen (agent) dan antara pemegang saham dengan

pemegang obligasi. Biasanya pihak manajemen mengambil keputusan yang

terbaik bagi kepentingan mereka sendiri, dan bukan untuk memaksimumkan

kemakmuran pemegang saham. Keputusan keuangan juga dapat diambil untuk

kepentingan pemegang saham, tetapi mengorbankan kepentingan pemegang

obligasi . keputusan menambah utang yang sangat besar dapat menimbulkan

dampak penurunan harga obligasi karena obligasi yang diterbitkan perusahaan

sekarang dinilai sangat berisiko. Maka keputusan tersebut akan menguntungkan

pemegang saham atas pengorabanan para kreditor dengan demikian penggunaan

utang oleh perusahaan menjadi tidak menarik jika perusahaan harus menanggung

biaya keagenan, biaya kebangkrutan, serta biaya bunga yang dapat menyebabkan

nilai perusahaan turun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh I

Made Sudana (2015) pada kondisi tidak pasti dan ada pajak, semakin banyak

utang yang akan menimbulkan biaya utang semakin besar pada mulanya akan

menaikan nilai perusahaan akan tetapi pada batas penggunaan utang tertentu jika

utangnya terus bertambah maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

125

karena resiko kebangkrutan dampaknya lebih besar daripada penghematan pajak.

Penelitian ini mendukung penelitian dari Nurvita (2017), yang menunjukan

kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

4.2.3 Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan.

Sesuai dengan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam uji t untuk

menguji pengaruh secara parsial mengenai tax avoidance terhadap nilai

perusahaan pada tabel 4.12 memperlihatkan hasil uji t menunjukan hasil output

SPSS menunjukan nilai thitung untuk tax avoidance (X) sebesar -1,972 dengan nilai

ttabel sebesar -1,985. Dikarenakan nilai -thitung lebih besar dari nilai -ttabel (-1,972 >

-1,985) dengan nilai signifikansi 0,052 > 0,05 maka H03 diterima, artinya

menerima dugaan yang menyatakan bahwa tax avoidance tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Dengan perkataan lain tax avoidance tidak berpengaruh

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2015-2017. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa

praktik tax avoidance selama dilakukan sesuai aturan yang berlaku atau tidak

melanggar aturan perpajakan dipandang oleh investor sebagai sesuatu yang legal

dan sah-sah saja dilakukan oleh perusahaan sehingga tidak mempengaruhi nilai

perusahaan. Akibatnya praktik tax avoidance tidak akan mengurangi ketertarikan

investor untuk menanamkan modalnya. Penggunaan variabel tax avoidance

bukanlah satu-satunya penentu keputusan investor terhadap nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desai

dan Dhramapala (2005) yang menyatakan tidak ada hubungan antara

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

126

penghindaran pajak/tax avoidance terhadap nilai perusahaan. Penelitian Vivi

Adeyani Tandean (2016), (Tarihoran, 2016), Dewi Kusuma Wardani dan Juliani

(2017), yang menyatakan penghindaran pajak tidak berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

4.2.4 Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai Perusahaan melalui Cost of

Debt .

Berdasarkan hasil perhitungan uji sobel dalam pengujian hipotesis

pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan melalui cost of debt, diketahui

bahwa nilai -t hitung sebesar -4,8 lebih kecil dibandingkan dengan -t tabel (-4,8 <

-1,985) dan nilai signifikansi pengaruh tidak langsung sebesar 0,025 < 0,05 maka

H03 ditolak artinya menolak dugaan yang menyatakan tax avoidance tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui cost of debt. Dengan perkataan lain

cost of debt sebagai variabel intervening dapat memediasi pengaruh tax avoidance

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2015-2017.

Sementara hasil path analysis menunjukan pengaruh tidak langsung tax

avoidance terhadap nilai perusahaan dengan cost of debt sebagai variabel

intervening menunjukan bahwa tax avoidance berpengaruh terhadap nilai

perusahaan sebesar -0,12 atau penurunan sebesar 12% artinya jika tax avoidance

yang dilakukan dengan menaikan utang sehingga berakibat biaya utang naik

maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 12%.

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ... - Widyatama

127

Hasil penelitian menunjukkan tax avoidance berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan dengan cost of debt sebagai variabel mediasi mengindikasikan

praktik tax avoidance dengan cara memperbesar utang yang berakibat pada tinggi

nya biaya utang atau cost of debt akan mempengaruhi keputusan investor dalam

menanamkan modalnya, karena praktik tax avoidance dengan cara menggunakan

utang yang besar sehingga menimbulkan biaya bunga yang tinggi, perusahaan

memiliki resiko tidak bisa membayar utang yang mengakibatkan kebangkrutan,

selain itu jika penggunaan utang yang besar dan melampui aturan yang ditetapkan

(perbandingan utang dengan modal sediri 3:1) menjadikan perusahaan melakukan

pelanggaran aturan perpajakan yang dapat dikenai sanksi hukum sehingga hal

tersebut akan mengurangi penilaian investor terhadap perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan oleh I Made

Sudana (2015) yang menyatakan dalam kondisi pasti dan ada pajak, semakin

banyak utang yang digunakan dibandingkan dengan modal sendiri nilai

perusahaan akan semakin tinggi. Hal ini terjadi karena penggunaan utang

menimbulkan biaya bunga dan dapat dikurangkan pada laba kena pajak, sehingga

pajak yang dibayarkan perusahaan menjadi lebih kecil karena terjadi penghematan

pajak sebagai akibat dari praktik tax avoidance akan tetapi jika penggunaan utang

terus bertambah dapat menurunkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini

merupakan keterbaruan dari penelitian sebelumnya.