BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting...Uji validitas dan reliabilitas soal diperlukan...

31
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cukil 01 yang terletak di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Cukil 01 merupakan salah satu SD Negeri di Gugus Sudirman dan berstatus sebagai SD inti. SD Negeri Cukil 01 terletak di kilometer 3 jalan Klero-Semagu Kelurahan Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 259 siswa. SD Negeri Cukil 01 mempunyai 17 tenaga pendidik, 10 diantaranya sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah petani dan pegawai, sebagian besar siswa SD Negeri Cukil 01 tinggal bersama orangtuanya akan tetapi ada beberapa siswa yang tinggal bersama kakek dan neneknya karena orang tua mereka bekerja di luar kota bahkan diluar Pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa. Siswa kelas IV terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga pembelajaran terpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan serta siswa yang kemampuan akademisnya rendah diberikan tempat duduk didepan, hal ini dilakukan oleh guru supaya suasana kelas lebih kondusif dan supaya guru mudah memantau aktivitas siswa. hal ini menyebabkan tidak ada interaksi antara siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dengan yang rendah. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Siswa kelas IV Semester II di SD Negeri Cukil 01 memiliki jumlah siswa sebanyak 43 siswa yang sudah terbagi kedalam dua kelas, yaitu 21 siswa di kelas IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA merupakan kelompok eksperimen, sedangkan Kelas IVB merupakan kelompok kontrol. Kedua kelas ini sudah diuji kesamaan varian dengan hasil yang menunjukan bahwa kedua kelas tersebut

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting...Uji validitas dan reliabilitas soal diperlukan...

  • 52

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Setting Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cukil 01 yang terletak di

    Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Cukil 01 merupakan salah

    satu SD Negeri di Gugus Sudirman dan berstatus sebagai SD inti. SD Negeri

    Cukil 01 terletak di kilometer 3 jalan Klero-Semagu Kelurahan Cukil Kecamatan

    Tengaran Kabupaten Semarang.

    Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 259 siswa.

    SD Negeri Cukil 01 mempunyai 17 tenaga pendidik, 10 diantaranya sudah

    berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah

    petani dan pegawai, sebagian besar siswa SD Negeri Cukil 01 tinggal bersama

    orangtuanya akan tetapi ada beberapa siswa yang tinggal bersama kakek dan

    neneknya karena orang tua mereka bekerja di luar kota bahkan diluar Pulau Jawa.

    Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 43

    siswa. Siswa kelas IV terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga

    pembelajaran terpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan

    mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Siswa cenderung pasif

    dalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan serta

    siswa yang kemampuan akademisnya rendah diberikan tempat duduk didepan, hal

    ini dilakukan oleh guru supaya suasana kelas lebih kondusif dan supaya guru

    mudah memantau aktivitas siswa. hal ini menyebabkan tidak ada interaksi antara

    siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dengan yang rendah.

    4.2 Pelaksanaan Penelitian

    Siswa kelas IV Semester II di SD Negeri Cukil 01 memiliki jumlah siswa

    sebanyak 43 siswa yang sudah terbagi kedalam dua kelas, yaitu 21 siswa di kelas

    IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA merupakan kelompok eksperimen,

    sedangkan Kelas IVB merupakan kelompok kontrol. Kedua kelas ini sudah diuji

    kesamaan varian dengan hasil yang menunjukan bahwa kedua kelas tersebut

  • 53

    datanya berdistribusi normal dan juga homogen. Ini menunjukan jika sebelum

    diberi perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.

    Kelas IVA diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

    tipe TGT, sedangkan kelas IVB tidak diberikan perlakuan atau hanya

    menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali

    pertemuan, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama

    pembelajaran tindakan guru dan aktivitas siswa diamati oleh observer. Setelah itu

    siswa di kelas IVA maupun IVB diberi tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

    Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IVA dan IVB dengan mengacu

    pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pada saat

    pelaksanaan pembelajaran di kelas IVA, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang

    beranggotakan 4-5 orang siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang

    berbeda-beda. Setelah pembagian kelompok selesai, setiap anak didalam

    kelompok diberikan kartu identitas yang dibedakan berdasarkan warnanya. Siswa

    dengan kemampuan akademik tinggi diberi kartu identitas berwarna merah, siswa

    yang kemampuan akademiknya sedang diberi kartu identitas berwarna hijau,

    sedangkan siswa yang kemampuan akademiknya rendah diberi kartu identitas

    berwarna biru muda. Sedangkan pembelajaran di kelas IVB menggunakan

    metode konvensional. Pada saat pembelajaran, terkadang siswa berbicara dengan

    teman sebangkunya dan ada yang melamun. Biasanya guru langsung menegur

    siswa tersebut.

    Tabel 4.1

    Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    No Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan

    1 Jumat,

    21 Maret 2013 Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok

    kontrol).

    Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok eksperimen).

    Pemberian Pre-test di kelas IVA dan IVB (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).

    2 Jumat,

    4 April 2013 Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas

    IVB (kelompok kontrol) tentang bilangan Romawi.

    Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok kontrol).

    3 Senin, Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas

  • 54

    7 April 2013 IVA (kelompok eksperimen) tentang bilangan

    Romawi.

    Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok eksperimen).

    Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas IVB (kelompok kontrol) tentang bilangan Romawi.

    Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok kontrol).

    4 Kamis,

    10 April 2013 Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas

    IVA (kelompok eksperimen) tentang bilangan

    Romawi.

    Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok eksperimen).

    5 Jumat,

    11 April 2013 Pemberian post-test di kelas IVA dan IVB (kelas

    eksperimen dan kelas kontrol)

    4.3 Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang terkumpul

    juga data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010: 13) disebut metode kuantitatif

    karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

    Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan

    reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji

    hipotesis. Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci.

    4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Uji validitas dan reliabilitas soal diperlukan untuk menguji apakah

    instrumen tes yang digunakan valid dan reliabel. Instrumen yang diuji adalah soal

    pilihan ganda yang akan digunakan untuk pre-test dan post-test. Pengujian

    instrumen soal pilihan ganda dilakukan di SD Negeri Klero 01. Menurut

    Budiyono (2009) suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki

    koefisien Corrected Item Total Correlation > 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas

    instrumen yang menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0 dengan

    teknik Corrected Item Total Correlation yang digunakan untuk menguji validitas

    item instrumen dari 25 soal pre-test terdapat 20 soal yang valid, dan dari 25 soal

    post-test terdapat 21 soal yang valid.

  • 55

    Tabel 4.2

    Hasil Uji Validitas Soal Pre-test

    Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid

    Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

    8, 9, 10, 11, 12,

    13, 14, 15, 16, 17,

    18, 19, 20, 21, 22,

    23, 24, 25.

    4, 6, 7, 8, 9, 10,

    11, 12, 13, 15, 16,

    17, 18, 19, 20, 21,

    22, 23, 24, 25.

    1, 2, 3, 5, 14.

    Tabel 4.3

    Hasil Uji Validitas Soal Post-test

    Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid

    Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

    8, 9, 10, 11, 12,

    13, 14, 15, 16, 17,

    18, 19, 20, 21, 22,

    23, 24, 25.

    3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,

    11, 12, 13, 14, 15,

    16, 17, 18, 19, 20,

    21, 22, 23, 24.

    1, 2, 8, 25.

    Hasil pengujian validitas soal post-tes didapati 21 soal yang valid, akan

    tetapi peneliti hanya mengambil 20 soal yang valid dengan validitas yang tertinggi

    yaitu soal nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

    24. Setelah pengujian validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas

    instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Version

    16.0 dengan menggunakan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui koefisien

    Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda pre-test

    maupun post-test yang terdiri dari 20 soal valid, baik soal pre-test dan post-test

    dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut.

  • 56

    Tabel 4.4

    Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre-test

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    ,944 20

    Tabel 4.5

    Hasil Uji Reliabilitas Soal Post-test

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    ,890 20

    4.3.2 Uji Normalitas

    4.3.2.1 Uji Normalitas Pre-test

    Menurut Priyatno (Puspitasari, 2012:36) Uji normalitas digunakan untuk

    mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian

    ini data hasil pre-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji

    apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam

    penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan

    menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data

    dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05

  • 57

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Normalitas Pre-test

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    KONTROL EKSPERIMEN

    N 22 21

    Normal Parametersa,b

    Mean 62.05 56.19

    Std.

    Deviation 24.672 23.659

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .149 .139

    Positive .070 .139

    Negative -.149 -.094

    Kolmogorov-Smirnov Z .698 .637

    Asymp. Sig. (2-tailed) .715 .811

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

    signifikansinya 0,811 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,715. Hal ini

    menunjukan bahwa data pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal

    karena signifikansinya 0,811 > 0,05. Sedangkan data pre-test kelompok kontrol

    juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,715 > 0,05. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok

    kontrol keduanya berdistribusi normal.

    4.3.2.2 Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

    Pada penelitian ini selain data hasil pre-test, hasil observasi keaktifan

    siswa sebelum tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga

    perlu diuji apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data

    observasi keaktifan siswa sebelum tindakan dalam penelitian ini juga

    menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan menggunakan

    teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan

    berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

  • 58

    Tabel 4.7

    Hasil Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    KONTROL EKSPERIMEN

    N 22 21

    Normal Parametersa,b

    Mean 40,50 40,67

    Std.

    Deviation 5,040 5,517

    Most Extreme

    Differences

    Absolute ,162 ,238

    Positive ,162 ,238

    Negative -,068 -,158

    Kolmogorov-Smirnov Z ,762 1,090

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,607 ,186

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

    signifikansinya 0,186 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,607. Hal ini

    menunjukan bahwa data observasi keaktifan siswa kelompok eksperimen

    berdistribusi normal karena signifikansinya 0,186 > 0,05. Sedangkan data

    observasi keaktifan siswa kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena

    signifikansinya 0,607 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari

    kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.

    4.3.2.3 Uji Normalitas Post-test

    Uji normalitas data juga dilakukan terhadap data post-test untuk

    mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

    dilakukan setelah pemberian tes, baik dikelompok eksperimen maupun kelompok

    kontrol. Uji normalitas data post-test juga menggunakan teknik One Sample

    Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika

    signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

  • 59

    Tabel 4.8

    Hasil Uji Normalitas Post-test

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    KONTROL EKSPERIMEN

    N 22 21

    Normal Parametersa,b

    Mean 78.86 89.29

    Std.

    Deviation 17.990 13.256

    Most Extreme

    Differences

    Absolute .179 .283

    Positive .120 .209

    Negative -.179 -.283

    Kolmogorov-Smirnov Z .839 1.299

    Asymp. Sig. (2-tailed) .482 .069

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

    signifikansinya 0,069 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,482. Hal ini

    menunjukan bahwa data post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal

    karena signifikansinya 0,069 > 0,05. Sedangkan data post-test kelompok kontrol

    juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,482 > 0,05. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok

    kontrol keduanya berdistribusi normal.

    4.3.2.4 Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    Selain data hasil post-test, hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan

    dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga perlu diuji apakah datanya

    berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data observasi keaktifan siswa

    setelah tindakan dalam penelitian ini juga menggunakan program SPSS for

    Windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-

    smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau

    nilai ρ > 0,05.

  • 60

    Tabel 4.9

    Hasil Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    KONTROL EKSPERIMEN

    N 22 21

    Normal Parametersa,b

    Mean 45,18 53,57

    Std.

    Deviation 5,333 6,554

    Most Extreme

    Differences

    Absolute ,133 ,138

    Positive ,133 ,138

    Negative -,089 -,124

    Kolmogorov-Smirnov Z ,624 ,633

    Asymp. Sig. (2-tailed) ,830 ,817

    a. Test distribution is Normal.

    b. Calculated from data.

    Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

    signifikansinya 0,817 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,830. Hal ini

    menunjukan bahwa data observasi keaktifan siswa kelompok eksperimen

    berdistribusi normal karena signifikansinya 0,817 > 0,05. Sedangkan data

    observasi keaktifan siswa kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena

    signifikansinya 0,830 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari

    kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.

    4.3.3 Uji Homogenitas

    4.3.3.1 Uji Homogenitas Pre-test

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

    memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji

    homogenitasnya adalah data nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok

    kontrol. Analisis homogenitas data ini menggunakan program SPSS for Windows

    version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukan

    bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang

    dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

  • 61

    Tabel 4.10

    Hasil Uji Homogenitas Pre-test

    Test of Homogeneity of Variances

    NILAI PRE-TEST

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    .000 1 41 .993

    Berdasarkan hasil uji homogenitas data pre-test diatas dapat dilihat bahwa

    tingkat signifikansinya 0,993. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang

    dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda

    atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,993 > 0,05.

    4.3.3.2 Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

    Uji homogenitas juga dilakukan terhadap data observasi keaktifan siswa

    sebelum tindakan yang dilakukan dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS for Windows

    version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukan

    bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang

    dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

    Tabel 4.11

    Hasil Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

    Test of Homogeneity of Variances

    NILAI PRA

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    ,039 1 41 ,845

    Berdasarkan hasil uji homogenitas data observasi keaktifan siswa sebelum

    tindakan diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,845. Maka dapat

    dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan

    kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

    signifikansinya 0,845 > 0,05.

  • 62

    4.3.3.3 Uji Homogenitas Post-test

    Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai post-test kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol. Data nilai post-test didapat dari nilai tes yang

    diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan

    perlakuan atau tindakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika

    signifikansinya > 0,05 maka data tersebut dikatakan memiliki varians data yang

    tidak jauh berbeda atau homogen. Analisis homogenitas data post-test ini juga

    menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova.

    Tabel 4.12

    Hasil Uji Homogenitas Post-test

    Test of Homogeneity of Variances

    NILAI POST-TEST

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    2.810 1 41 .101

    Berdasarkan hasil uji homogenitas data post-test diatas dapat dilihat bahwa

    tingkat signifikansinya 0,101. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang

    dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda

    atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,101 > 0,05.

    4.3.3.4 Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil observasi keaktifan siswa

    setelah tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data hasil

    observasi keaktifan siswa ini didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh

    observer pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selama dilakukan

    perlakuan atau tindakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika

    signifikansinya > 0,05 maka data tersebut dikatakan memiliki varians data yang

    tidak jauh berbeda atau homogen. Analisis homogenitas data post-test ini juga

    menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova.

  • 63

    Tabel 4.13

    Hasil Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    Test of Homogeneity of Variances

    NILAI PASCA

    Levene Statistic df1 df2 Sig.

    ,859 1 41 ,359

    Berdasarkan hasil uji homogenitas data observasi keaktifan siswa setelah

    tindakan diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,359. Maka dapat

    dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan

    kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

    signifikansinya 0,359 > 0,05.

    4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel

    4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe TGT (Team Game Tournament)

    Penelitian ini hendak mencari tahu pengaruh penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) terhadap hasil

    belajar dan keaktifan siswa maka pembelajaran yang dilakukan menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Melalui penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan hasil belajar dan keaktifan siswa

    pada mata pelajaran matematika dapat meningkat. Selama kegiatan pembelajaran

    dilakukan observasi guna memantau apakah jalannya kegiatan pembelajaran yang

    dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

    yang digunakan. Observasi ini dilakukan oleh salah satu guru di SD Negeri Cukil

    01 yang secara langsung mengamati kegiatan pembelajaran pada kelompok

    eksperimen yaitu di kelas IVA. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

    TGT dikatakan sudah berhasil apabila semua langkah-langkah pembelajaran

    sudah sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan sudah

    dilaksanakan dengan baik. Hasil observasi penggunaan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT selama dua kali pertemuan dapat dilihat dibagian lampiran.

  • 64

    Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

    pertemuan pertama menunjukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran

    sesuai dengan langkah-langkah yang ada direncana pelaksanaan pembelajaran

    yang dibuat oleh peneliti. Terlihat pada tabel, dari 21 aspek yang diamati hanya 2

    aspek saja yang belum terlaksana. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran

    kooperatif tipe TGT pada pertemuan pertama tanggal 7 April 2014 ini sudah

    tergolong cukup baik.

    Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

    pertemuan kedua juga menunjukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran

    sesuai dengan langkah-langkah yang ada direncana pelaksanaan pembelajaran

    yang dibuat oleh peneliti. Terlihat pada tabel dari 21 aspek yang diamati semua

    sudah tercapai. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

    TGT pada pertemuan kedua tanggal 10 April 2014 sudah sesuai dengan sintaks

    model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

    Hasil observasi pada tanggal 7 April 2014 dan 10 April 2014 menunjukan

    bahwa kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan sintaks model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pembelajaran juga telah dilaksanakan sesuai

    dengan arah yang diharapkan oleh peneliti yang terangkum dalam rencana

    pelaksanaan pembelajaran.

    4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa

    Peneliti menggunakan teknik tes untuk mengukur hasil belajar siswa pada

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian tes pada kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

    perlakuan.

    4.4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok

    Kontrol

    Analisis deskriptif hasil pre-test dilakukan untuk mengetahui nilai

    maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai pre-tes dari kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol. Nilai pre-test siswa kelas IV A sebagai kelompok

  • 65

    eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberikan perlakuan dengan

    rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.14

    Tabel Deskriptif Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    EKSPERIMEN 21 25 100 56.19 23.659

    Valid N (listwise) 21

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

    pre-test dari kelompok eksperimen adalah 56,19 dengan nilai minimum 25 dan

    nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 23,659. Berdasarkan

    tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

    Grafik 4.1

    Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelompok

    eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai pre-test kelompok

    kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

  • 66

    Tabel 4.15

    Tabel Deskriptif Nilai Pre-test Kelompok Kontrol

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    KONTROL 22 10 100 62.05 24.672

    Valid N (listwise) 22

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

    pre-test kelompok kontrol adalah 62,05 dengan nilai minimumnya adalah 10 dan

    nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 24,672. Berdasarkan

    tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

    Grafik 4.2

    Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelompok Kontrol

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelompok

    kontrol berdistribusi normal.

    Hasil pre-test kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai

    nilai awal dengan rata-rata 56,19 sedangkan rata-rata hasil pre-test kelas IVB

    sebagai kelompok kontrol adalah 62,05. Terdapat selisih rata-rata nilai pre-test

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 5,86. Berdasarkan

    hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata

    yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pada kelompok eksperimen. Siswa

  • 67

    yang belum mencapai KKM sebesar 65 pada kelompok eksperimen sebanyak 12

    siswa, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 10 siswa.

    4.4.2.2 Analisis Deskriptif Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok

    Kontrol

    Analisis deskriptif hasil post-test dilakukan untuk mengetahui nilai

    maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai post-test dari kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol. Nilai post-test siswa kelas IV A sebagai kelompok

    eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberikan perlakuan dengan

    rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.16

    Tabel Deskriptif Nilai Post-test Kelompok Eksperimen

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    EKSPERIMEN 21 55 100 89.29 13.256

    Valid N (listwise) 21

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

    post-test dari kelompok eksperimen adalah 89,29 dengan nilai minimum 55 dan

    nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 13,256. Berdasarkan

    tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

  • 68

    Grafik 4.3

    Grafik Histogram Nilai Post-test Kelompok Eksperimen

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data post-test kelompok

    eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai post-test kelompok

    kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.17

    Tabel Deskriptif Nilai Post-test Kelompok Kontrol

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean

    Std.

    Deviation

    KONTROL 22 40 100 78.86 17.990

    Valid N (listwise) 22

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

    post-test kelompok kontrol adalah 78,86 dengan nilai minimumnya adalah 40 dan

    nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 17,990. Berdasarkan

    tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

  • 69

    Grafik 4.4

    Grafik Histogram Nilai Post-test Kelompok Kontrol

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data post-test kelompok

    kontrol berdistribusi normal.

    Hasil post-test kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan

    sebagai nilai akhir setelah pemberian perlakuan dengan rata-rata 89,29 sedangkan

    rata-rata hasil post-test kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 78,86.

    Terdapat selisih rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok

    kontrol yaitu sebesar 10,43. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

    kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan

    rata-rata pada kelompok kontrol. Siswa yang belum mencapai KKM sebesar 65

    pada kelompok eksperimen hanya 1 siswa, sedangkan pada kelompok kontrol

    sebanyak 4 siswa.

    4.4.3 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa

    Peneliti menggunakan teknik nontes yaitu obsevasi untuk mengukur

    keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengamatan

    keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan

    sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.

  • 70

    4.4.3.1 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

    Analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan

    dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata hasil

    observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    Hasil observasi keaktifan siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen

    ditetapkan sebagai nilai keaktifan awal sebelum diberikan perlakuan dengan

    rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.18

    Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen

    Sebelum Tindakan

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    EKSPERIMEN 21 31 55 40,67 5,517

    Valid N

    (listwise) 21

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

    observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen adalah 40,67 dengan nilai

    minimum 31 dan nilai maksimum 55, sedangkan standar deviasinya adalah 5,517.

    Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

    Grafik 4.5

    Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum

    Tindakan

  • 71

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

    siswa sebelum tindakan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil

    analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol sebelum

    diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.19

    Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol

    Sebelum Tindakan

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    KONTROL 22 33 51 40,50 5,040

    Valid N

    (listwise) 22

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

    observasi keaktifan siswa dari kelompok kontrol adalah 40,50 dengan nilai

    minimum 33 dan nilai maksimum 51, sedangkan standar deviasinya adalah 5,040.

    Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

    Grafik 4.6

    Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Sebelum Tindakan

  • 72

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

    siswa sebelum tindakan pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

    Hasil observasi keaktifan siswa sebelum diberikan perlakuan/ tindakan

    kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai keaktifan awal

    dengan rata-rata 40,67 sedangkan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa

    sebelum tindakan kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 40,50. Terdapat

    selisih rata-rata nilai keaktifan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    yaitu sebesar 0,17. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok

    eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata

    pada kelompok kontrol. Meskipun begitu perbedaan rata-rata hasil observasi

    keaktifan siswa sebelum tindakan pada kelompok eksperimen maupun kelompok

    kontrol tidak berbeda jauh.

    4.4.3.2 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    Analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan juga

    dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata hasil

    observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

    Hasil observasi keaktifan siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen

    ditetapkan sebagai nilai akhir keaktifan setelah diberikan perlakuan dengan

    rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.20

    Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen

    Setelah Tindakan

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    EKSPERIMEN 21 46 69 53,57 6,554

    Valid N

    (listwise) 21

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

    observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen adalah 53,57 dengan nilai

  • 73

    minimum 46 dan nilai maksimum 69, sedangkan standar deviasinya adalah 6,554.

    Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

    Grafik 4.7

    Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Tindakan

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

    siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil

    analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol setelah

    diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

    Tabel 4.21

    Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Setelah

    Tindakan

    Descriptive Statistics

    N Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    KONTROL 22 38 56 45,18 5,333

    Valid N

    (listwise) 22

    Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

    observasi keaktifan siswa dari kelompok kontrol adalah 45,18 dengan nilai

    minimum 38 dan nilai maksimum 56, sedangkan standar deviasinya adalah 5,333.

    Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

  • 74

    Grafik 4.8

    Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Setelah Tindakan

    Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

    siswa setelah tindakan pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

    Hasil observasi keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan/ tindakan

    kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir keaktifan

    siswa dengan rata-rata 53,57 sedangkan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa

    setelah tindakan kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 45,18. Terdapat

    selisih rata-rata nilai keaktifan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    yaitu sebesar 8,39. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok

    eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata

    pada kelompok kontrol. Berbeda dengan hasil observasi keaktifan siswa sebelum

    tindakan, hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol hasilnya memiliki perbedaan yang cukup besar

    yaitu 8,39. Akan tetapi untuk mengetahui apakah hasil tersebut berbeda secara

    signifikan maka harus dibuktikan dengan melakukan Uji beda atau Uji-t.

  • 75

    4.5 Hasil Analisis Data Penelitian

    4.5.1 Uji-T Post-test

    Pengujian dengan menggunakan uji-t dilakukan terhadap hasil post-test

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

    perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok

    kontrol yang menggunakan metode konvensional. Data dianalisis dengan teknik

    uji-t atau t-test dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0.

    Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji-t hasil post-test antara

    kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

    TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam

    pembelajaran.

    Tabel 4.22

    Hasil Uji-T Post-test

    Independent Samples Test

    Levene's

    Test for

    Equality of

    Variances t-test for Equality of Means

    F Sig. T df

    Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Differe

    nce

    Std.

    Error

    Differe

    nce

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    NILAI

    POST-

    TEST

    Equal

    variances

    assumed

    2.810 .101 2.154 41 .037 10.422 4.838 .651 20.193

    Equal

    variances

    not

    assumed

    2.169 38.578 .036 10.422 4.804 .702 20.143

    Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil F hitung Levene’s Test

    sebesar 2,810 dengan signifikansi 0,101 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

    kedua populasi memiliki varians data yang sama atau homogen. Dikarenakan

  • 76

    data post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut

    homogen, maka hasil perhitungan yang digunakan adalah hasil pada asumsi

    Equal Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel diatas pada deret Equal

    Variances Assumed, nilai adalah 2,154 dengan signifikansi 0,037 < 0,05

    sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil

    belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata

    kedua kelompok adalah sebesar 10,422.

    Rata-rata hasil belajar siswa setelah perlakuan pada kelompok eksperimen

    adalah 89,29 dan rata-rata hasil belajar siswa setelah perlakuan pada kelompok

    kontrol adalah 78,86. Berdasarkan perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada

    kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata

    hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

    hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional.

    Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode

    konvensional.

    4.5.2 Uji-T Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    Pengujian dengan menggunakan uji-t juga dilakukan terhadap hasil

    observasi keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian

    ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil observasi

    keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan

    metode konvensional. Data yang akan dianalisis adalah data hasil observasi

    keaktifan siswa setelah perlakuan yang dianalisis dengan teknik uji-t atau t-test

    dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0.

    Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji-t nilai keaktifan siswa setelah

    tindakan antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode

    konvensional dalam pembelajaran.

  • 77

    Tabel 4.23

    Hasil Uji-T Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

    Independent Samples Test

    Levene's

    Test for

    Equality of

    Variances

    t-test for Equality of Means

    F Sig. T df Sig.

    (2-

    tailed)

    Mean

    Differ

    ence

    Std.

    Error

    Differ

    ence

    95%

    Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    NILAI

    PASCA

    Equal

    variances

    assumed

    ,859 ,359 4,614 41 ,000 8,390 1,818 4,717 12,062

    Equal

    variances

    not

    assumed

    4,592 38,589 ,000 8,390 1,827 4,693 12,087

    Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil F hitung Levene’s Test

    sebesar 0,859 dengan signifikansi 0,359 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

    kedua populasi memiliki varians data yang sama atau homogen. Dikarenakan

    data hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan dari kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol tersebut homogen, maka hasil perhitungan yang digunakan

    adalah hasil pada asumsi Equal Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel

    diatas pada deret Equal Variances Assumed, nilai adalah 4,614 dengan

    signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

    yang signifikan pada keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen

    dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok adalah sebesar 8,39.

    Rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah perlakuan pada kelompok

    eksperimen adalah 53,57 dan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah

    perlakuan pada kelompok kontrol adalah 45,18. Berdasarkan perbedaan rata-rata

    hasil observasi keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

    dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelompok

  • 78

    eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih

    tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelompok

    kontrol yang menggunakan metode konvensional. Hal ini menunjukan bahwa

    terdapat perbedaan keaktifan siswa pada kelompok yang menggunakan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan yang menggunakan metode

    konvensional.

    4.6 Hasil Uji Hipotesis

    4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

    Hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II harus di uji untuk

    mendapatkan keputusan hipotesis manakah yang diterima. Hipotesis yang

    pertama kaitanya dengan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif

    tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar siswa

    pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

    2013/2014.

    : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

    Tournament) tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

    pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

    2013/2014.

    : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

    Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

    pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

    2013/2014.

    Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut:

    1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak.

    2. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima.

    Berdasarkan hasil analisis pada tabel hasil uji-t post-test dari kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol terlihat bahwa sebesar 2,154 dengan

    nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,037. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari

    0,05 atau 0,037 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Maka dapat

  • 79

    disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

    Game Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

    pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

    4.6.2 Hasil Uji Hipotesis Keaktifan Siswa

    Hipotesis yang kedua kaitannya dengan efektivitas penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap keaktifan siswa yaitu efektivitas

    penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament)

    dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV

    SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

    : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

    Tournament) tidak efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada

    pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

    2013/2014.

    : Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

    Tournament) efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada

    pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

    2013/2014.

    Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut:

    1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak.

    2. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima.

    Berdasarkan hasil analisis pada tabel hasil uji-t keaktifan siswa setelah

    tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlihat bahwa

    sebesar 4,614 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai signifikansi

    menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga ditolak dan

    diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

    kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan

    keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01

    Semester II 2013/2014.

  • 80

    4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil uji kedua hipotesis yang telah dilakukan, dapat diketahui

    bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

    Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada

    pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

    Hasil uji-T terhadap hasil post-test menunjukan nilai sebesar 2,154 dengan

    nilai signifikansi 0,037. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau

    0,037< 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Sedangkan hasil uji-T terhadap

    hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan menunjukan nilai sebesar

    4,614 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil

    dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

    pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

    tipe TGT lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol yang menggunakan

    metode konvensional. Selain itu kelompok eksperimen juga tergolong lebih aktif

    daripada kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan model

    pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam

    meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika

    Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

    Menurut Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

    macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

    kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

    pelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe

    TGT adalah turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor

    kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan

    anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

    Pendapat lain yaitu dari Suprihatiningrum (2013:210) berpendapat bahwa

    pembelajaran TGT menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang

    beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan

    suku atau ras yang berbeda. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan

    perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam

  • 81

    pembelajaran, siswa dalam kelompok eksperimen juga dibagi dalam kelompok-

    kelompok kecil yang heterogen. Selanjutnya, pembelajaran lebih banyak diisi

    dengan presentasi dan diskusi dalam bentuk turnamen dan pada akhirnya

    kelompok pemenang turnamen akan mendapatkan penghargaan.

    Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kelemahan,

    begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menurut Suarjana

    (Windarti, 2013:24) kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT

    adalah lebih meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, mengedepankan

    penerimaan terhadap perbedaan individu, siswa dapat menguasai materi secara

    mendalam, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa,

    mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, motivasi belajar

    lebih tinggi, hasil belajar lebih baik, meningkatkan kebaikan budi kepekaan dan

    toleransi. Penelitian ini membuktikan bahwa pendapat dari Suarjana yang

    menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

    membuat pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa dan memberikan

    hasil belajar yang lebih baik memang benar. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata

    hasil post-test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

    hasil post-test kelompok kontrol. Selain itu, hasil observasi keaktifan siswa juga

    menunjukan bahwa kelompok eksperimen lebih aktif dibanding dengan kelompok

    kontrol.

    Dilihat dari sisi yang lain, model pembelajaran kooperatif tipe TGT juga

    memberikan manfaat berdasarkan kelebihannya. Dilihat dari sisi pencurahan

    waktu pada tugas, pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih banyak

    mengalokasikan waktu dalam mengerjakan tugas-tugas dibanding dengan

    pembelajaran pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembalajaran

    konvensional. Dilihat dari sisi penerimaan terhadap perbedaan individu, siswa

    pada kelompok ekperimen lebih dapat menerima perbedaan diantara mereka. Hal

    ini tampak dari kegiatan siswa di dalam kelompok yang mengedepankan

    kerjasama sehingga siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan siswa lain

    yang ada dalam kelompoknya. Dilihat dari sisi penguasaan materi, siswa dalam

    kelompok eksperimen dapat dikatakan lebih menguasai materi. Hal ini dibuktikan

  • 82

    dengan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar pada

    kelompok kontrol. Dilihat dari sisi proses mendidik siswa untuk berlatih

    bersosialisasi dengan orang lain, siswa dalam kelompok eksperiman kemampuan

    bersosialisasi yang lebih baik dibanding dengan siswa dalam kelompok kontrol.

    Hal ini disesbabkan oleh pembelajaran dalam kelompok eksperimen yang

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa dibagi dalam

    kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sehingga mereka dituntut

    untuk saling berhubungan. Dilihat dari sisi motivasi belajar, siswa pada kelompok

    ekperimen tampak lebih termotivasi dalam belajar karena dalam pembelajaran,

    siswa tampak lebih antusias. Dilihat dari sisi kebaikan budi, kepekaan dan

    toleransi, siswa dalam kelompok eksperimen juga lebih baik. Hal ini tidak terlepas

    dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang membagi siswa dalam

    kelompok-kelompok sehingga kepekaan terhadap siswa lain dalam kelompok

    beserta toleransi antar siswa dalam kelompok akan lebih terbentuk untuk setiap

    siswa.

    Kendala yang dialami pada saat penelitian ini antara lain siswa menjadi

    sulit dikendalikan terutama pada saat diskusi. Selain itu untuk menentukan

    anggota kelompok yang benar-benar heterogen berdasarkan kesukuan tidak

    mungkin dilakukan karena semua murid di Kelas IV SD Cukil 01 merupakan

    keturunan suku Jawa. Oleh karena itu, heterogenitas pembagian kelompok

    didasarkan pada jenis kelamin, agama, dan prestasi akademik. Akan tetapi kendala

    seperti diatas dapat ditangani, dan apabila guru sudah terbiasa menggunakan

    model pembelajaran kooperatif tipe TGT maka tidak akan ada lagi kesulitan

    dalam melakukan pembelajaran berkelompok.