III. METODE PENELITIAN 3.1 IDENTIFIKASI VARIABEL …digilib.unila.ac.id/5808/118/BAB III.pdf ·...
Transcript of III. METODE PENELITIAN 3.1 IDENTIFIKASI VARIABEL …digilib.unila.ac.id/5808/118/BAB III.pdf ·...
27
III. METODE PENELITIAN
3.1 IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 38). Variabel yang
digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi: (1) variabel
independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan memengaruhi variabel
lain, dan (2) variabel dependen (terikat), yaitu variabel yang dijelaskan dan
dipengaruhi oleh variabel independen.
3.1.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel
stimulus, prediktor, dan antesenden. Dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel bebas. Variabel ini memengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013: 39). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional (X).
28
3.1.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, dan
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 39). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah komitmen kerja (Y).
3.2 DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait
dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam
paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah. Teori ini
dipergunakan sebagai landasan atau alasan mengapa suatu yang bersangkutan
memang bisa memengaruhi variabel tak bebas (Supranto, 2003: 322). Goleman
(2007: 512), mengemukakan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang
mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan
pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,
motivasi diri, empati, dan keterampilan sosial. Menurut Spector (2000: 198),
secara umum komitmen kerja melibatkan keterikatan individu terhadap
pekerjaannya. Komitmen kerja merupakan sebuah variabel yang mencerminkan
tingkat keterkaitan karyawan dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
perusahaan atau organisasi. Berikut ditampilkan variabel penelitian dan definisi
operasional yang diuraikan pada Tabel 9 berikut ini.
29
Tabel 9. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
Variabel
Penelitian
Kecerdasan
emosional
(X)
Definisi Operasional
kecerdasan emosional
adalah kemampuan
individu untuk
mengenal lingkungan
emosi sekitarnya
dengan mengendalikan
hati melalui
keterampilan
menyesuaikan diri
dengan individu lain.
Indikator
Kesadaran diri
Pengaturan diri
Motivasi diri
Empati
Keterampilan
sosial
(Goleman, 2007:
512)
Pengukuran
1= Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat
Setuju
Komitmen
kerja
(Y)
komitmen kerja adalah
perilaku individu untuk
mendedikasikan dirinya
dalam pekerjaan dan
merasa terikat terhadap
tugas yang diberikan
sehingga berdampak
pada tingkat ketahanan
individu tersebut
terhadap organisasinya.
Komitmen Afektif
Komitmen
Berkelanjutan
Komitmen
Normatif
(Robbins, 2008:
101)
1= Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat
Setuju
Sumber : dikembangkan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian
3.3 POPULASI DAN SAMPEL
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal
minat yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006: 121). Populasi penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang
Kiwah yang berjumlah 178 orang.
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota
yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2006: 123). Pengambilan sample (sampling)
adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga
30
penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya
akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut
pada elemen populasi (Sekaran, 2006: 123). Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini yaitu dengan menggunakan salah satu metode dari pengambilan
sampel cara probabilitas. Penentuan jumlah sampel dapat dihitung dari populasi
tertentu yang sudah diketahui jumlahnya. Menurut rumus Yamane (Rakhmat,
2005: 82) adalah sebagai berikut:
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Populasi
D : Margin of Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih
bisa ditolerir (ditentukan 5%).
Pada data yang diperoleh jumlah karyawan yang telah diketahui dapat
ditentukan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Menurut perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah sampel
yang dibutuhkan untuk peneletian ini sebanyak 123 orang karyawan.
Untuk menentukan porsi penyebaran sampel pada karyawan, digunakan
rumus stratified random sampling. Menurut Sugiyono (2013: 82) teknik ini
digunakan apabila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
31
No.
Pendidikan
S-1
N1
(orang)
8
n1
(orang)
1. 6
2. D-3 1 1
3. SMA 55 38
4. SMP 18 12
5. SD 96 66
JUMLAH 178 123
n1 = X n
Keterangan :
n1 = banyaknya sampel di setiap kelas
N1 = banyaknya populasi di setiap kelas
N = banyaknya populasi seluruh kelas
n = banyaknya sampel penelitian
Peneliti melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, maka
didapat anggota sampel yang akan menjadi responden dalam penelitian ini. Telah
diketahui bahwa populasi berjumlah 178 orang karyawan, dengan jumlah tertentu
pada masing-masing strata yang menghasilkan proporsi sampel penelitian sebagai
berikut:
Tabel 10. Proporsi Sampel Penelitian
Sumber : dikembangkan oleh peneliti untuk kepentingan penelitian
3.4 JENIS DAN SUMBER DATA
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah responden individu, kelompok fokus, dan panel yang
secara khusus ditentukan oleh peneliti dan pendapat bisa dicari terkait
32
persoalan tertentu dari waktu ke waktu, atau sumber umum seperti majalah
atau buku tua (Sekaran, 2006: 61). Data diperoleh langsung dari responden
yang bersangkutan. Sumber data primer dapat diperoleh dengan cara
membagikan sejumlah kuesioner (angket penelitian) kepada objek penelitian
yang diisi langsung oleh responden.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui
media perantara. Data yang didapat dari arsip bagian personalia dan bagian
keuangan PT Perkebunan Nusantara VII unit usaha Pematang Kiwah. Sumber
informasi dapat bersumber dari penelitian terdahulu, literatur, dan jurnal yang
berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA
Terdapat beberapa metode dalam pengumpulan data penelitian, berikut ini
terdapat tiga cara untuk mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan
peneliti, diantaranya adalah :
3.5.1 Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melontarkan pertanyaan
secara lisan kepada responden atau sumber informasi. Hal tersebut dilakukan
untuk mendapatkan informasi, gambaran permasalahan yang terjadi, dan isu yang
diteliti.
33
3.5.2 Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang
didefinisikan dengan jelas. Kuesioner merupakan suatu mekanisme pengumpulan
data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan
bagaimana mengukur variabel penelitian (Sekaran, 2006: 82). Kuesioner ini
nantinya terdapat rancangan pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan
masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang
mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Dibandingkan dengan interview
guide, daftar pertanyaan atau kuesioner lebih terperinci dan lengkap. Peneliti
menggunakan skala likert yang dikembangkan oleh Ransis Likert untuk
mengetahui tingkat komitmen kerja karyawan dengan menentukan skor pada
setiap pertanyaan.
Skala likert didesain untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan pada skala lima titik (Sekaran, 2006: 31). Skala ini
banyak digunakan karena mudah dibuat, bebas memasukkan pernyataan yang
relevan, realibilitas yang tinggi dan aplikatif pada berbagai aplikasi. Penelitian ini
menggunakan sejumlah pernyataan dengan skala 5 yang menunjukkan setuju atau
tidak setuju terhadap pernyataan yang tertera pada kuesioner.
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = kurang setuju
4 = setuju
5 = sangat setuju
34
3.5.3 Studi Kepustakaan
Kegiatan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian yang
berasal dari jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur, dan publikasi-publikasi lain
yang layak dijadikan sumber. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang bersifat teoritis sehingga penelitian memiliki landasan teori yang
kuat sebagai suatu hasil ilmiah.
3.6 UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama (Sugiyono, 2013: 121).
3.6.1 Uji Validitas
Validitas memperlihatkan seberapa baik sebuah teknik, instrumen, atau proses
mengukur suatu konsep tertentu (Sekaran, 2006: 93). Menurut Arikunto (2006:
168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
Pengujian validitas ini, menggunakan rumus product moment, dengan angka
kasar yang dikemukakan Arikunto (2006: 170), adalah sebagai berikut:
35
rxy =
N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√ { N ∑X
2 – (∑X)
2 } { N ∑Y
2 – (∑Y)
2 }
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi suatu butir
N = Cacah Objek
X = Skor Butir
Y = Skor Total
Uji validitas diukur melalui kriteria :
a. Jika nilai r hitung > r tabel maka butir soal kuesioner dinyatakan valid.
Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka butir soal kuesioner dinyatakan tidak
valid.
b. Jika probabilitas (sig.) ≤ 0,05maka butir soal kuesioner dinyatakan valid.
Sebaliknya, jika probabilitas (sig.) ≥ 0,05 maka butir soal kuesioner
dinyatakan tidak valid.
Tabel 11. Hasil Uji Validitas Variabel X
Kecerdasan Emosional (X)
Butir
Soal
X1.1
r
hitung
0,411
r tabel
Sig.
0,000
Kriteria Sig.
Ket. <0,177
-
>0,177
>0,177
≤0,05
≤0,05
≥0,05
- Valid
X1.2 0,369 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X2.1 0,386 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X2.2 0,372 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X3.1 0,488 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X3.2 0,410 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X4.1 0,541 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X4.2 0,431 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X5.1 0,379 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
X5.2 0,474 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Sumber : Lampiran 5 (2014)
36
Tabel 11 dengan kriteria uji validitas, maka diketahui bahwa seluruh butir
pertanyaan kuesioner pada variabel X (kecerdasan emosional) dinyatakan valid,
karena nilai r hitung > r tabel (0,177) dan probabilitas (sig.) ≤0,05. Selanjutnya untuk
mengetahui validitas variabel Y (komitmen kerja) dapat dilihat melalui Tabel 12
mengenai hasil uji validitas variabel Y berikut :
Tabel 12. Hasil Uji Validitas Variabel Y
Komitmen Kerja (Y)
Butir
Soal
Y1.1
r
hitung
0,484
r tabel
Sig.
0,000
Kriteria Sig.
Ket. <0,177
-
>0,177
>0,177
≤0,05
≤0,05
≥0,05
- Valid
Y1.2 0,371 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y1.3 0,383 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y1.4 0,475 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y1.5 0,380 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y1.6 0,539 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y1.7 0,442 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y1.8 0,427 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.1 0,483 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.2 0,538 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.3 0,458 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.4 0,449 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.5 0,520 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.6 0,533 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.7 0,448 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y2.8 0,445 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.1 0,548 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.2 0,459 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.3 0,387 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.4 0,435 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.5 0,461 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.6 0,401 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.7 0,526 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Y3.8 0,425 - >0,177 0,000 ≤0,05 - Valid
Sumber : Lampiran 5 (2014)
37
Tabel 12 mengenai hasil uji validitas variabel Y dengan melihat kriteria uji
validitas, maka diketahui bahwa seluruh butir pertanyaan kuesioner pada variabel
Y (komitmen kerja) dinyatakan valid, karena nilai rhitung > rtabel (0,177), dan
probabilitas (sig.) ≤0,05.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut
tanpa bias dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan
beragam item dalam instrumen (Sekaran, 2006: 40). Setiaji (2004: 60)
mengungkapkan bahwa suatu kuesioner disebut reliable atau handal jika jawaban-
jawaban seseorang konsisten.
Untuk uji reliabilitas instrumen, digunakan rumus Alpha dari Cronbach
(Umar, 2003: 106) sebagai berikut :
k ∑σb2
CA = 1 –
k – 1 ∑σt2
Keterangan :
CA = Koefisien Cronbach's Alpha
k = Banyaknya pertanyaan dalam butir
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varian total
38
Jika nilai Cronbach Alpha Variabel X lebih besar dari nilai rtabel maka
instrumen tersebut adalah reliabel dan jika nilai Cronbach Alpha Variabel Y lebih
besar dari nilai rtabel maka instrumen tersebut juga reliabel. Setelah dilakukan
penelitian awal, menghasilkan hasil uji reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach
Alpha
0,493
r tabel
0,177
Jumlah
Butir Soal
10
Ket.
Kecerdasan Emosional (X) Reliabel
Komitmen Kerja (Y) 0,836 0,177 24 Reliabel
Sumber : Lampiran 6 (2014)
Hasil uji reliabilitas variabel pada Tabel 13 diketahui bahwa Cronbach Alpha
variabel X lebih besar daripada rtabel (0,177), sehingga dapat dikatakan reliabel.
Kemudian variabel Y diperoleh Cronbach Alpha sebesar 0,836 yang lebih besar
daripada rtabel (0,177), sehingga dinyatakan reliabel.
Tabel 14. Kategori Koefisien Reliabilitas
Koefisien Cronbach
Alpha
0,90-1,00
Reliabilitas
Sangat Tinggi
0,70-0,90 Tinggi
0,40-0,70 Sedang/Cukup
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat Rendah
Sumber : J.P. Guilford (dalam Suherman, 2003: 139)
Variabel kecerdasan emosional (X), memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar
0,493, berdasarkan Tabel 14 variabel X dapat dikatakan cukup reliabel. Variabel
komitmen kerja (Y), memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,839, sehingga
dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Setiaji (2004: 60)
mengungkapkan bahwa suatu kuesioner disebut reliable atau handal jika jawaban-
jawaban seseorang konsisten.
39
3.7 METODE ANALISIS DATA
Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah untuk dibaca. Dengan menggunakan metode kuantitatif,
diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang akurat tentang respon yang
diberikan responden, sehingga data yang berbentuk angka dapat diolah dengan
menggunakan metode statistik. Analisis data menggunakan program komputer
Package for Social Science (SPSS) 21.0
3.7.1 Analisis Kuantitatif
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi sederhana. Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis
tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan
informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat
diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian adalah salah satunya untuk
meramalkan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui (Kuncoro
dan Riduwan, 2007: 83).
Persamaan regresi sederhana :
Y = a + bX
Keterangan :
Y : Variabel terikat (Komitmen Kerja)
X : Variabel bebas (Kecerdasan Emosional)
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
40
Untuk mencari koefisien regresi “b” :
b = n .
n . –
Untuk mencari nilai “a” :
a = Y – bX
Dimana Y = dan X =
3.7.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi (Sugiyono, 2013: 147).
3.8 UJI HIPOTESIS
Dalam melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dapat
digunakan beberapa metode tergantung dari perumusan masalah dan jenis data
yang digunakan.
3.8.1 Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R2
yang diperoleh hasilnya
semakin besar atau mendekati angka satu maka sumbangan variabel independen
41
terhadap variabel dependen semakin besar. Sebaliknya jika diperoleh hasil
semakin kecil atau mendekati angka nol, maka sumbangan variabel independen
terhadap variabel dependen semakin kecil (Ghozali, 2005: 83).
Setelah dilakukan uji korelasi dengan product moment, kemudian hasil
penelitian tersebut dimasukkan ke dalam rumus koefisien determinasi (R2).
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetehaui jumlah presentase pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel (Y).
R2
= ( rXY )2
X 100%
Keterangan :
R2
: Koefisien Determinasi
rxy : Korelasi suatu butir
3.8.2 Uji t
Uji t digunakan untuk menghitung signifikasi masing-masing variabel. Uji t
ini juga digunakan untuk menguji hipotesis nol (Ho) bahwa masing-masing
koefisien dari model regresi sama dengan nol, kemudian hipotesis alternatifnya
(Ha) adalah jika masing-masing koefisien dari model regresi tidak sama dengan
nol. Untuk menguji signifikansi variabel dapat menggunakan rumus, sebagai
berikut :
t hitung = r
Keterangan :
t = Penguji koefisien determinasi n = Jumlah responden
r = Koefisien korelasi
42
Kriteria uji t, sebagai berikut :
a) t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel
memiliki pengaruh yang signifikan.
b) t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel
memiliki pengaruh yang tidak signifikan.