BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan...

30
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tindakan 4.1. 1 Deskripsi Pra Siklus Kondisi awal sebelum pelaksanaan penelitian di SD N 2 Gubug, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional atau ceramah. Model konvensional ini lebih berpusat pada guru daripada siswa, guru lebih aktif menjelaskan materi yang disampaikan dan siswa mendengarkan penjelasan dari guru. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlansung hampir 70% guru mendominasi pembicaraan. Guru jarang melibatkan siswa dalam pemberian contoh pada saat kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut membuat siswa pasif selama proses pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada 22 siswa hanya 3 orang yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Proses belajar mengajar tentunya memerlukan sumber belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun selama proses belajar mengajar IPA guru kelas III SD N 2 Gubug hanya menggunakan LKS sebagai sumber utama. Hal ini menyebabkan tingkat pemahaman siswa sebatas dari guru dan LKS saja. Guru tidak menggunakan alat peraga yang menarik perhatian siswa padahal untuk mata pelajaran IPA banyak yang lebih menunjang pengetahuan siswa bila menggunakan alat peraga atau melakukan percobaan langsung. Hal tersebut terlihat di ruang kelas III tidak terlihat alat peraga yang memperlancar kegiatan belajar mengajar dan pada saat saya melakukan observasi. Alat peraga dapat membantu menarik perhatian siswa selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar. Begitu juga melakukan percobaan pada saat mata pelajaran IPA dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi yang disampaikan guru. Namun pada kenyataannya, selama proses belajar mengajar guru tidak menggunakan alat peraga serta penyampaian materi persis pada LKS. Selain itu guru tidak mempelajari RPP yang ada hal itu terlihat selama kegiatan belajar mengajar guru tidak menggunakan pendekatan

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Tindakan

4.1. 1 Deskripsi Pra Siklus

Kondisi awal sebelum pelaksanaan penelitian di SD N 2 Gubug, guru lebih

banyak melakukan mengajar dengan model konvensional atau ceramah. Model

konvensional ini lebih berpusat pada guru daripada siswa, guru lebih aktif

menjelaskan materi yang disampaikan dan siswa mendengarkan penjelasan dari

guru. Pada saat kegiatan belajar mengajar berlansung hampir 70% guru

mendominasi pembicaraan. Guru jarang melibatkan siswa dalam pemberian

contoh pada saat kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya duduk mendengarkan

penjelasan dari guru. Hal tersebut membuat siswa pasif selama proses

pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaan kepada 22 siswa hanya 3

orang yang berani menjawab pertanyaan dari guru.

Proses belajar mengajar tentunya memerlukan sumber belajar yang dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Namun selama proses belajar mengajar IPA

guru kelas III SD N 2 Gubug hanya menggunakan LKS sebagai sumber utama.

Hal ini menyebabkan tingkat pemahaman siswa sebatas dari guru dan LKS saja.

Guru tidak menggunakan alat peraga yang menarik perhatian siswa padahal untuk

mata pelajaran IPA banyak yang lebih menunjang pengetahuan siswa bila

menggunakan alat peraga atau melakukan percobaan langsung. Hal tersebut

terlihat di ruang kelas III tidak terlihat alat peraga yang memperlancar kegiatan

belajar mengajar dan pada saat saya melakukan observasi.

Alat peraga dapat membantu menarik perhatian siswa selama proses

pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar. Begitu juga melakukan

percobaan pada saat mata pelajaran IPA dapat membantu siswa untuk lebih

memahami materi yang disampaikan guru. Namun pada kenyataannya, selama

proses belajar mengajar guru tidak menggunakan alat peraga serta penyampaian

materi persis pada LKS. Selain itu guru tidak mempelajari RPP yang ada hal itu

terlihat selama kegiatan belajar mengajar guru tidak menggunakan pendekatan

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

43

atau model pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan sesekali

tanya jawab dengan siswa. Sebenarnya siswa perlu dilibatkan pada saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Untuk itu siswa perlu dilatih berpikir tingkat tinggi

yang melibatkan kerjasama antar teman yang terbentuk dalam kelompok-

kelompok yang heterogen supaya siswa tidak hanya memperoleh informasi dari

penjelasan guru saja. Siswa dapat memperoleh informasi melalui praktek, teman

maupun pengalaman yang siswa peroleh melalui lingkungan sekitar.

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru di kelas III SD N 2 Gubug

Kecamatan Guubug Kabupaten Grobogan dengan KKM (Klasifikasi Ketuntasan

Minimal) ≥ 70 diperoleh skor dari 22 siswa terdapat 9 siswa yang memenuhi

KKM (41%). Sementara itu 13 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (59%).

Untuk menindak lanjuti permasalahan yang ada, maka peneliti mencari solusi

yang menyebabkan 59% siswa nilainya masih dibawah KKM. Peneliti mengambil

kesimpulan untuk menerapkan pendekatan pembelajaran dan penilaian proses

dengan mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapkan pada siswa. Pendekatan pembelajaran

yang akan digunakan yaitu pendekatan IBL. Ketuntasan hasil belajar IPA pada pra

siklus dapat dilihat dari tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi hasil belajar Pra siklus

No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tuntas ≥ 86 1 4,55%

70 – 85 8 36,36%

2 Tidak Tuntas

54 – 69 - -

38 – 53 10 45,45%

22 – 37 1 4,55%

≤ 21 2 9,09%

Jumlah 22 100%

Rata – Rata 56,95

Nilai Maksimal 93,3

Nilai Minimal 20

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

44

Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar pra siklus di SDN 2

Gubug sebanyak 9 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 dengan presentase

41%, diikuti 10 siswa mendapatkan nilai 38-53 dengan presentase 45,45%,

kemudian 22-37 dengan presentase 4,55 dan 2 siswa yang nilainya kurang dari 21

dengan presentase 9,09%. Selain itu pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata

nilai pra siklus sebesar 56,95 dengan nilai maksimal 93,3 dan nilai minimal adalah

20.

Data hasil belajar dari tabel 4.1 menunjukkan beberapa nilai siswa yang

belum tuntas masih di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah

untuk mata pelajaran IPA adalah 70.

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus

No Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%)

1 < 70 Tidak Tuntas 13 59%

2 ≥ 70 Tuntas 9 41%

Jumlah 22 100%

Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

belum maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyak siswa yang belum tuntas dalam

belajarnya sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Terdapat 13 (59%)

siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran sesuai dengan KKM dan terdapat 9

(41%) siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA. Berdasarkan tabel 4.2 dapat

digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.3.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

45

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Hasil Belajar IPA pada Pra siklus

4. 2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I ini ada dua pertemuan dengan tema pembelajaran yang sama yaitu

rekreasi. Tema yang sama bukan berarti semua sama, untuk SK, KD dan indikator

berbeda dengan rincian pelaksanaannya sebagai berikut:

4. 2. 1 Perencanaan

Kegiatan siklus pertama pertemuan pertama yang akan dilakukan ditahapan

ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bertema rekreasi yaitu :

Standar Kompetensi

IPA

4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan

sumber energi

Bahasa Indonesia

2. Berbicara.

Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan

bertelepon dan cerita

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

46

Kompetensi Dasar

IPA

4.2 Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak,

getaran dalam kehidupan sehari-hari

Bahasa Indonesia

6.1 Melakukan percakapan melalui telepon atau alat komunikasi sederhana

dengan kalimat ringkas

Indikator

IPA

4.2.1 Bentuk-bentuk energi

Bahasa Indonesia

6.1.1 Menjelaskan sopan santun bicara pada saat bertelepon

6.1.2 Bercakap-cakap melalui telepon dengan kalimat ringkas

Pendekatan Inquiry Based Learning, media yang digunakan dalam

pembelajaran seperti senar, botol aqua, jarum, alat tulis, perangkat evaluasi yang

meliputi butir-butir soal dan soal pre test, lembar observasi pelaksanaan RPP,

lembar observasi siswa dan LKS untuk kegiatan siklus pertama pertemuan

pertama.

Siklus pertama pertemuan kedua tidak jauh beda tahapan yang dilakukan

yaitu dengan penyusunan RPP dengan tema rekreasi yaitu:

Standar Kompetensi

IPA

1. Menerapkan konsep energi gerak

Bahasa Indonesia

2. Berbicara

Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon

dan bercerita.

Kompetensi Dasar

IPA

5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk energi angin dapat diubah

menjadi energi gerak

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

47

5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Indonesia

1.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat dan didengar.

Indikator

IPA

5.1.1 Membuat kincir angin

5.1.2 Cara menghemat energi

Bahasa Indonesia

1.2.1 Menyebutkan peristiwa yang pernah dialami

1.2.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami secara runtut dan mudah

dipahami

Pendekatan Inquiry Based Learning. Media yang diperlukan seperti sterofom,

tusuk sate, botol aqua, cutter, gunting, air, alat tulis. Selain itu juga menyiapkan

perangkat evaluasi seperti LKS, butir-butir soal, soal pre test, lembar evaluasi dan

lembar observasi RPP untuk guru dan siswa.

4. 2. 2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

a. Pertemuan I

Awal tindakan dimulai pada hari Senin, 24 Februari 2014 pada pukul 09.00-

10.10 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan peralatan yang

dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, seperti RPP, alat peraga dan alat

percobaan. Menyiapkan alat dan bahan untuk percobaan membuktikan energi

getar dapat merambat pada sebuat benda padat yaitu senar.

Jam pelajaran dimulai guru meminta siswa untuk merapikan terlebih dahulu

meja dan kursi supaya proses belajar mengajar akan berjalan lancar. Kemudian

guru melakukan apersepsi mengulang materi yang lalu dan memeperlihatkan

telpon-telponan sederhana. Sebelum masuk pada materi guru menuliskan tema

pembelajaran yaitu rekreasi.

Kegiatan eksplorasi guru meminta siswa untuk terlebih dahulu membuat 5

soal beserta jawabannya dengan membuka buku paket atau LKS kemudia guru

memeriksa dengan cara siswa diminta membacakan soal beserta jawabannya

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

48

dengan lantang, untuk siswa yang belum mendapat giliran diminta memberikan

pendapat atau pertanyaan. Siswa yang mendapat mendapat diliran tersebut sebisa

mungkin untuk menjawab pertanyaan siswa yang lain. Guru dalam kegiatan

tersebut sebagai penengah dan pembimbing. Bila jawaban yang diberika siswa

tersebut salah guru memancing memberikan pertanyaan yang mengarah

kejawaban benar. Setelah semua siswa mendapat giliran kemudian siswa

mengerjakan soal pretest yang sudah diberikan sebagai awal menguji kemampuan

siswa. Setelah mengerjakan soal pretest guru melakukan tanya jawab mengenai

soal pretest tersebut. Setelah pemberian materi dengan menggunakan pendekatan

Inquiry Based Learning selesai siswa dibagi kelompok kecil dengan teman

sebangku untuk membuktikan bila energi getaran dapat merampat pada benda

padat melalui percobaan membuat telpon-telponan sederhana. Dalam kegitan

tersebut siswa dibimbing guru untuk membuat telpon-telponan sederhana. Untuk

siswa yang sudah selesai membuatnya kemudian diprakterkan didepan. Dalam

proses tersebut guru mengajukan bertanyaan tentang energi getaran dan

memberikan materi bagaimana cara menelpon dengan sopan dan benar. Dengan

aktif siswa menjawab dan bertanya karena siswa mencoba langsung.

Percobaan membuat telpon-telponan sederhana sudah selesai dan sudah

dipraktekkan cara penggunaannya, selanjutnya siswa dibimbing guru untuk

mengerjakan LKS yang sudah diberikan dan membacanya secara bergantian

dengan kelompok lain. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan LKS dapat

membacakan jawabannya didepan siswa yang lain dan siswa yang belum

mendapat giliran diminta menanggapinya. Bila semua kelompok sudah mendapat

giliran guru bersama siswa menarik kesimpulan dan melakukan tanya jawab yang

belum diketahui oleh siswa.

Kegiatan akhir guru memberikan tes evaluasi yang mencakup materi yang

sudah diberikan tadi. Dalam pengerjakan soal evaluasi siswa diminta untuk

mengerjakan sendiri-sendiri. Apabila semua siswa sudah menyelesaikan soal

evaluasi yang diberikan guru membantu siswa membantu siswa membuat

kesimpulan yang akan ditulis siswa dan melakukan tindak lanjut. Guru menutup

pelajaran dan melakukan refleksi.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

49

b. Pertemuan 2

Tindakan ini dilakukan pada hari Kamis, 27 Februari 2014 pada pukul 07.35-

08.45 WIB. Siklus I pertemuan kedua menggunakan tema pembelajaran yang

sama dengan siklus I pertemuan I yaitu rekreasi. Sebelum proses belajar mengajar

guru perlu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung tercapainya

materi yang disampaikan. Seperti RPP, alat percobaan membuat kincir angin,

menyiapkan kamera untuk mendokumentasi atau mengambil foto, buku pelajaran,

lembar observasi. Pada pertemuan kedua ini langkah-langkah pembelajaran tidak

jauh berbeda dengan pertemuan pertama yaitu guru meminta siswa merapikan

meja dan kursi, melakukan apersepsi dengan cara bercerita pengalaman pada masa

kecil dan melihatkan kincir air, menuliskan tema pembelajaran,

menginformasikan jalannya pembelajaran dan tugas yang harus dilaksanakan

siswa. Pada kegiatan inti siswa diminta membuat soal kemudian guru memeriksa

tugas siswa dengan cara melakukan tanya jawab, mengadakan pre test. Setelah

siswa mengerjakan soal pre test kemudian dibahas bersama-sama.

Bagian elaborasi guru membagi siswa dalam kelompok kecil yaitu terdiri dari

dua orang atau teman sebangku. Guru membagikan LKS untuk dikerjakan tiap

kelompok dan membacakannya di depan siswa yang belum mendapat giliran dan

siswa yang belum mendapat giliran diminta untuk menanggapinya, guru

membimbing siswa dalam percobaan pembuatan kincir angin sederhana. Di

konfirmasi guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang hal yang belum

diketahui siswa.

Kegiatan penutup guru mengadakan evaluasi, memberikan tindak lanjut

berupa pengayaan dan remidi, guru membantu siswa membuat rangkuman untuk

ditulis siswa. Guru menutup pelajaran dan melakukan refleksi.

4.2.3 Hasil Observasi

a. Pertemuan 1

Pertemuan 1 dilihat dari lembar observasi untuk guru mengenai implementasi

RPP yaitu pada perencanaan pembelajaran guru sudah menyiapkan dengan baik

dan siswa sudah mulai aktif walaupun belum semua. Pada awal pembelajaran

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

50

guru sudah membangun rasa ingin tahu, membantu siswa dalam pemahanam

materi, memberikan kesempatan untuk siswa bertanya dan menjawab, memberi

kesempatan siswa dalam mengemukakan pendapat, memberikan penguatan,

melakukan tindak lanjut, membimbing siswa dalam membuat telpon-telponan

sederhana. Pada manajemen kelas tata tertib kelas diterapkan dengan baik,

ruangan dipersiapkan dengan baik. Selanjutnya pada penilaian perkembangan

keaktifan siswa dipantau dengan baik, adanya umpan balik terhadap

pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa. Hasil dari lembar

pengamatan keaktifan siswa pada kegiatan awal siswa menjawab pertanyaan

apersepsi. Pada kegiatan inti siswa serius memperhatikan materi yang dijelaskan,

siswa aktif bertanya, siswa aktif dalam kegiatan kelompok, siswa aktif dalam

mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan

dengan bimbingan guru.

Peneliti berdiskusi dengan observer dan guru mengenai kelemahan-

kelemahan selama pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah

memberikan batasan waktu pada tiap kegiatan, belum disampaikannya tujuan

pembelajaran, belum menginformasikan jalannya pembelajaran, belum lebih

merata dalam melempar pertanyaan. Keaktifan siswa dalam bertanya,

mengemukakan pendapat, mengulang kembali hasil diskusi perlu ditingkatkan.

b. Pertemuan Kedua

Hasil dari lembar pengamatan implementasi RPP yaitu pada perencanaan

pembelajaran guru sudah menyiapkan RPP dengan baik, kegiatan

menggambarkan pembelajaran siswa aktif. Kemudian pada awal pembelajaran

telah menyampaikan tujuan pembelajaran, membantu siswa membangun

pemahaman, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapat,

memberikan penguatan terhadap pendapat siswa. Pada manajemen kelas tata tertib

kelas diterapkan dengan baik, ruangan dipersiapkan dengan baik. Selanjutnya

pada penilaian perkembangan keaktifan siswa dipantau dengan baik, adanya

umpan balik terhadap pembelajaran, pemberian penghargaan terhadap siswa.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

51

Kegiatan awal siswa antusias menyimak tujuan pembelajaran, siswa

menjawab pertanyaan apersepsi dan saat guru menginformasikan jalannya

pembelajaran. Pada kegiatan inti siswa serius mengikuti arahan-arahan dari guru

untuk membuat kincir air. Siswa dibagikan LKS dan dikerjakan secara kelompok.

Setelah selesaii berdiskusi setiap kelompok mengikuti permainan yang dipandu

oleh guru. Guru memberikan pertannyaan yang jawabannya harus berebut. Siswa

cukup aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, siswa berani

mengungkapkan pendapat. Pada kegiatan penutup siswa memberikan kesimpulan

bersama guru. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya kesimpulan

belum dilakukan bersama oleh semua siswa, penghargaan terhadap siswa masih

kurang. Pada saat diskusi guru hanya cenderung di kelompok tertentu saja belum

menyeluruh. Dari kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan kedua, maka

pada pertemuan selanjutnya perlu mengatasi berbagai kelemahan tersebut untuk

memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti berdiskusi

dengan observer dan guru mengenai kelemahan-kelemahan selama pembelajaran,

hasil diskusi tersebut diantaranya adalah berikan kesimpulan bersama-sama siswa,

pengelolaan waktu perlu ditingkatkan penghargaan terhadap siswa yang

menjawab pertanyaan benar maupun salah. Keaktifan siswa dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat perlu ditingkatkan, lakukan tanya jawab untuk

mengarahkan siswa pada pembelajaran, siswa perlu lebih aktif dalam

pembelajaran.

4. 3 Hasil Analisis Data Siklus I

a. Pertemuan I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Pendekatan IBL

(Inquiry Based Learning) yang terdiri dari 2 pertemuan pada siklus I pertemuan I

diperoleh hasil belajar pada setiap pertemuan seperti pada tabel 4.4.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

52

Tabel 4.4

Distribusi hasil belajar Siklus I Pertemuan I

No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tuntas

≥ 90 4 18,18%

80 – 89 3 13,64%

70 – 79 4 18,18%

2 Tidak

Tuntas

60 – 69 9 40,90%

≤ 59 2 9,1%

Jumlah 22 100%

Rata – Rata 73,64

Maksimal 100

Minimal 53,3

Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar di siklus I pertemuan I

SDN 2 Gubug sebanyak 11 atau 50% siswa mendapat nilai lebih dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Ada 9 atau 40,9% yang mendapatkan nilai

60-69 dan 2 atau 9,1% yang mendapatkan nilai kurang dari 59. Selain itu pada

tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata nilai siklus I pertemuan I sebesar 73,64

dengan nilai maksimal 100 dan nilai minimal 53,3.

Data pada tabel 4.4 yang menunjukkan hasil belajar ada beberapa nilai

siswa yang belum tuntas dan masih dibawah KKM. Pada tabel 4.5 di bawah ini

akan lebih jelas berapa siswa yang tuntas dan tidak.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Nilai Siklus 1 Pertemuan I (KKM ≥ 70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase %

< 70 Tidak Tuntas 11 50%

≥ 70 Tuntas 11 50%

Jumlah 22 100%

Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model IBL (Inquiry

Based Learning) ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh

pada pra siklus, untuk skor nilai < 70 terdapat 11 siswa dengan persentase 50%

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

53

dan skor nilai ≥ 70 terdapat 11 siswa dengan persentase 50%. Jadi dilihat dari nilai

KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 11 siswa.

Jelasnya data nilai dapat dilihat pada tabel 4.5 pada distribusi frekuensi

diagram lingkaran pada gambar 4.6

Gambar 4.6

Diagram hasil belajar Siklus I pertemuan I

Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa siklus I pertemuan I dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 11 siswa.

Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 11 siswa.

b. Pertemuan Ke-2

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Pendekatan IBL

(Inquiry Based Learning) yang terdiri dari 2 pertemuan pada siklus I pertemuan II

diperoleh hasil belajar pada setiap pertemuan seperti pada 4.7

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

54

Tabel 4.7

Distribusi hasil belajar siklus I pertemuan II

No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tuntas

≥ 90 4 18,18%

80 – 89 7 31,82%

70 – 79 5 22,73%

2 Tidak

Tuntas

60 – 69 5 22,73%

≤ 59 1 4,54%

Jumlah 22 100%

Rata – Rata 77,27

Maksimal 100

Minimal 53,3

Tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar di siklus I pertemuan 2

SDN 2 Gubug sebanyak 16 atau 72,73% siswa mendapat nilai lebih dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Ada 5 atau 22,73% yang mendapatkan nilai

60-69 dan 1 atau 4,54% yang mendapatkan nilai kurang dari 59. Selain itu pada

tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata nilai siklus I pertemuan II sebesar 77,27

dengan nilai maksimal 100 dan nilai minimal 53,3.

Data pada tabel 4.7 yang menunjukkan hasil belajar ada beberapa nilai

siswa yang belum tuntas dan masih dibawah KKM. Pada tabel 4.8 di bawah ini

akan lebih jelas berapa siswa yang tuntas dan tidak.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Nilai Siklus I pertemuan 2 (KKM ≥ 70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase %

< 70 Tidak Tuntas 6 27,27 %

≥ 70 Tuntas 16 72,73%

Jumlah 22 100%

Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan pendekatan IBL (Inquiry

Based Learning) ada peningkatan jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh

para pertemuan sebelumnya, untuk skor < 70 terdapat 6 siswa dengan persentase

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

55

27,27% dan skor nilai ≥ 70 terdapat 16 siswa dengan persentase 72,73%. Jadi

dapat dilihat dari nilai KKM yaitu 70 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16

siswa dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa.

Jelasnya dapat dilihat pada data tabel 4.9 pada distribusi frekuensi diagram

lingkaran

Gambar 4.9

Diagram hasil belajar Siklus I pertemuan 2

Perolehan nilai ketuntasan belajar siswa siklus I pertemuan 2 dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 6 siswa. Sedangkan

yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 16 siswa.

4.3.1 Refleksi Siklus I

Perbaikan pembelajaran pada siklus I telah dilakukan melalui diskusi dan

membuat telpon-telponan sederhana dengan peneliti yang telah menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan IBL (Inquiry Based Learning)

untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA dari awal sampai

akhir dan juga telah mencatat semua kendala maupun cara mengatasi dalam

perbaikan pembelajaran siklus I. Yang selanjutnya akan digunakan untuk

menyusun perbaikan pembelajaran siklus II.

Hasil evaluasi siswa yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada

pertemuan pertama dan kedua dengan KKM 70, maka diperoleh pada pertemuan

pertama dari jumlah siswa 22 sebanyak 11 siswa yang belum tuntas dengan

presentase 50% dan 11 siswa yang telah tuntas dengan presentase 50%.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

56

Dipertemuan kedua dengan KKM 70, diperoleh siswa yang tidak tuntas 6 orang

dengan presentase 27,27% dan siswa yang tuntas 16 dengan presentase 72,73%

dari 22 siswa

Hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah meningkat, semula

41% menjadi 50% dengan nilai maksimal 100 dan minimal 53,3, rata-rata yang

semula 53 menjadi 73,64 dipertemuan pertama. Di pertemuan kedua mengalami

kenaikan nilai siswa kelas III dengan KKM 70. Pada evaluasi pertemuan kedua

yang tuntas menjadi 16 siswa dengan presentase 72,73% dan yang tidak tuntas 6

orang dengan presentase 27,27%. Dari mulai pra siklus sampai disiklus petama

pertemuan kedua sudah mengalami kenaikan yang bagus. Selanjutnya, sebagai

pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II dengan penerapan yang

sama yaitu Pendekatan IBL (Inquiry Based Learning) untuk meningkatkan hasil

belajar siswa mata pelajaran IPA siswa kelas III SDN 2 Gubug. Diketahui hasil

pengamatan dari guru kelas pada siklus I maka secara keseluruhan hasil refleksi

yang dilakukan guru dan peneliti sebagai berikut:

A. Kelebihan

1. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

IBL

2. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatian, siswa lebih antusias.

3. Antara rencana pembelajaran dan proses pembelajaran sudah cukup sesuai

4. Siswa yang berkemampuan rendah dalam belajar terbantu oleh

pasangannya.

B. Kekurangan

a. Hambatan

1. Penerapan pendekatan IBL belum terbiasa dilakukan siswa dalam

kegiatan pembelajaran sehingga ketrampilan siswa untuk bertanya

dan menanggapi masih sedikit kurang.

2. Penyampaian tujuan yang belum sepenuhnya dilakukan guru.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

57

3. Menginformasikan jalannya pembelajaran belum dilakukan

sepenuhnya oleh guru.

4. Pengelolaan waktu yang kurang dalam proses belajar mengajar.

b. Penyelesaian

1. Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang

maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa dan

keterbiasaan dalam penggunaan pendekatan.

2. Menyampaikan tujuan perlu diingat karena itu penting untuk siswa.

3. Menginformasikan jalannya pembelajaran perlu diingat karena itu

penting buat siswa.

4. Pengelolaan waktu perlu diingat dalam suatu proses belajar

mengajar.

4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.4.1 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat

pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media yang

digunakan dalam pembelajaran di antara lain LKS, alat dan bahan untuk prakek,

perangkat evaluasi yang meliputi butir-butir soal evaluasi, pre test, lembar

observasi RPP, lembar observasi siswa dalam siklus ini dibuat untuk dua kali

pertemuan.

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

a. Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilakukan pada hari Senin, 3 Maret 2014 berlangsung pada

pukul 09.00-10.10 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru menyiapkan

peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti RPP tentang kincir air,

media alat dan bahan membuat kincir air yaitu sterofom, botol aqua, cutter,

gunting, tusuk sate, ember. Selain RPP, alat dan bahan untuk membuat kincir air

yaitu buku pelajaran, alat tulis, lembar observasi RPP dan siswa.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

58

Awal pembelajaran guru meminta siswa untuk merapikan meja dan kursi

terlebih dahulu, melakukan apersepsi yaitu mengulang sedikit pelajaran yang lalu

dan menunjukkan kincir air, menyampaikan judul pembelajaran yaitu menerapkan

konsep energi gerak dan memberikan informasi awal tentang tujuan pembelajaran

dan jalannya pembelajaran beserta tugas yang dikerjakan siswa.

Kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi yaitu siswa diminta membuat 5 soal

beserta jawaban kemudian siswa diminta membacakannya didepan siswa lain

yang tidak mendapat giliran dan siswa lain diminta menanggapinya, guru dalam

kegiatan tersebut sebagai penengah, setelah semua siswa mendapat giliran guru

memberikan soal pre tes untuk dikerjakan siswa kemudian diperiksa dengan

melalui tanya jawab. Setelah pemberian materi selesai guru membagi kelompok

dengan teman sebangku untuk membuat kincir air. Guru membagi LKS yang

harus diisi siswa dan dipresentasikan diakhir kegiatan elaborasi. Siswa melakukan

praktek membuat kincir air yang alat dan bahannya sudah disiapkan oleh guru.

Guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbing. Guru memberikan waktu untuk

siswa melakukan percobaan dengan kincir air yang mereka buat. Setelah selesai

membuat kincir air siswa diminta memprsentasikan hasil diskusi mengerjakan

LKS didepan. Guru menunjuk siswa untuk bercerita apa saja yang dilakukannya

selama pelajaran berlangsung dan siswa lain diminta untuk menanggapinya.

Ketika semua kelompok sudah mendapat giliran siswa dibantu guru menarik

kesimpulan kegiatan yang sudah dilakukan.

Kegiatan konfirmasi guru bersama siswa melakukan tanya jawab apa yang

belum diketahui oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa boleh bertanya tentang hal

yang belum mereka ketahui dalam pembelajaran yang sudah dilakukan tadi. Bila

tidak ada yang ditanyakan lagi guru mengadakan tes evaluasi dan melakukan

tindak lanjut dengan cara memberikan pengayaan atau remidi. Guru membantu

siswa membuat rangkuman atau kesimpulan untuk ditulis. Guru menutup

pelajaran dan melakukan refleksi.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

59

b. Pertemuan Kedua

Tindakan disiklus dua pertemuan kedua berlangsung pada hari Kamis, 6

Maret 2014 pukul 07.35-08.45 WIB. Sebelum proses belajar dimulai guru

menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti RPP tentang

hubungan keadaan langit dan cuaca. Dalam kegiatan ini mereka akan melakukan

percobaan membuat hujan buatan secara sederhana yaitu dengan menggunakan es

batu, air panas, plastik, gelas dan gelang karet. Selain RPP, alat dan bahan untuk

membuat hujan buatan secara sederhana yaitu buku pelajaran, gambar, alat tulis,

lembar observasi RPP dan siswa.

Awal pembelajaran guru meminta siswa untuk merapikan meja dan kursi

terlebih dahulu, melakukan apersepsi yaitu menceritakan pengalaman saat hujan

turun dan menunjukkan gambar macam-macam awan, menyampaikan judul

pembelajaran dan memberikan informasi awal tentang tujuan pembelajaran dan

jalannya pembelajaran beserta tugas yang dikerjakan siswa.

Kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi yaitu siswa diminta membuat 5 soal

beserta jawaban kemudian siswa diminta membacakanya didepan siswa lain yang

tidak mendapat giliran dan siswa lain diminta menanggapinya, guru dalam

kegiatan tersebut sebagai penengah, setelah semua siswa mendapat giliran guru

memberikan soal pre tes untuk dikerjakan siswa kemudian diperiksa dengan

melalui tanya jawab. Setelah pemberian materi selesai guru membagi kelompok

dengan teman sebangku untuk membuat kincir air. Guru membagi LKS yang

harus diisi siswa dan dipresentasikan diakhir kegiatan elaborasi. Siswa melakukan

percobaan membuat hujan secara sederhana yang alat dan bahannya sudah

disiapkan oleh guru. Guru dalam kegiatan ini sebagai pembimbing. Guru

memberikan waktu untuk siswa melakukan percobaan dengan membuat hujan

buatan dan mengamatinya yang mereka buat. Setelah selesai mengamati, siswa

diminta mempersentasikan hasil diskusi mengerjakan LKS didepan. Guru

menunjuk siswa untuk menceritakan pengalamannya saat turun hujan dan teman

lain menanggapinya. Ketika semua kelompok sudah mendapat giliran siswa

dibantu guru menarik kesimpulan kegiatan yang sudah dilakukan.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

60

Kegiatan konfirmasi guru bersama siswa melakukan tanya jawab apa yang

belum diketahui oleh siswa. Dalam kegiatan ini siswa boleh bertanya tentang hal

yang belum mereka ketahui dalam pembelajaran yang sudah dilakukan tadi. Bila

tidak ada yang ditanyakan lagi guru mengadakan tes evaluasi dan melakukan

tindak lanjut dengan cara memberikan pengayaan atau remidi. Guru membantu

siswa membuat rangkuman atau kesimpulan untuk ditulis. Guru menutup

pelajaran dan melakukan refleksi.

4.4.3 Hasil Observasi

Hasil observasi terhadap implementasi RPP dan keaktifan siswa pada siklus II

ini melalui lembar pengamatan yang telah disediakan. Item pernyataan pada

lembar observasi implementasi RPP sejumlah 26 item terdiri dari pra

pembelajaran, tahap inkuiri dan penutup, pada lembar observasi siswa sejumlah

14 item.

a. Pertemuan Pertama

Hasil dari lembar observasi implementasi RPP yaitu pada menyampaikan

materi dengan jelas, menyambungkan materi dengan kehidupan sehari-hari,

menguasai kelas sudah sangat bagus dilakukan oleh guru. Saat guru melakukan

apersepsi siswapun dengan aktif menanggapinya karena siswa mulai tertarik saat

guru memperlihatkan kincir air sederhana. Siswa mulai aktif untuk bertanya

kepada guru tentang kincir air, dalam hal tersebut terjadi timbal balik yang

dilakukan antara guru dan siswa. Siswa tidak sadar kalau sedang digali

pemahamannya dengan cara bertanya jawab dengan guru tapi hal tersebut malah

terkesan ramai dalam KBM. Sedangkan yang menjadi kelemahan diantaranya

pengelolaan waktu, melakukan tindak lanjut, membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa, siswa kurang mendengarkan saat guru menyampaikan tujuan

pembelajaran, siswa kurang berani untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran,

menyatukan pendapatnya dengan pendapat temannya.

Kelemahan dalam pembelajaran pada pertemuan pertama, maka pada

pertemuan selanjutnya perlu mengatasi apa yang sebagai kelemahan tersebut

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

61

untuk memperbaiki proses pembelajaran. Usaha tersebut diantaranya peneliti

berdiskusi dengan guru kelas untuk mengatasi kelemahan-kelemahan selama

pembelajaran, hasil diskusi tersebut diantaranya adalah untuk memberikan

kesimpulan bersama-sama siswa dan pengelolaan waktu perlu direncanakan

dengan baik. Keberanian siswa untuk menggabungkan pendapatnya dengan

pendapat temannya dapat dilatih secara pelan-pelan, ramai melakukan tanya

jawab dalam KBM itu wajar tetapi guru juga harus fokus kepada siswa antara

yang berdiskusi pelajaran atau ramai sendiri dengan hal yang tidak jelas.

b. Pertemuan Kedua

Hasil lembar observasi implementasi RPP tentang cuaca yaitu pada

pembelajaran guru sudah menyiapkan dengan baik, kegiatan menggambarkan

pembelajaran siswa aktif. Pada lembar observasi guru untuk pengimplementasian

RPP di item-item pra pembelajaran sudah mendapat nilai yang sempurana tidak

hanya itu saja untuk masalah waktu juga sudah lebih baik dari sebelumnya. Pada

item pendekatan yang digunakanpun mengalami kenaikan yang cukup baik,

kegiatan penutuppun untuk melibatkan siswa membuat rangkuman sudah

dilakukan oleh guru dan guru tidak lupa memberikan tindak lanjut yang jelas.

Pertemuan sebelumnya saat siswa melakukan percobaan atau praktek mereka

sangat antusias dan pada saat itu siswa lebih aktif tanya jawab bersama guru.

Dalam kegiatan tersebut guru memanfaatkan dengan menggali pengetahuan siswa

supaya lebih memahami materi dan berani menghubungkan pendapat mereka

dengan teman yang lain. Saat melakukan pecobaan atau prakter guru selalu

membimbing siswa agar dapat berjalan dengan lancar dan siswa lebih paham.

Lembar observasi untuk siswa sudah tambah aktif dari pertemuan

sebelumnya, siswa lebih aktif untuk berpendapat karena guru menghubungkan

pada kegiatan mereka sehari-hari saat cuaca berubah-ubah. Siswa selalu

menunjukkan respon serius dalam belajar terutama saat melakukan percobaan

karena itu tidak didapatkan mereka pada pembelajaran sebelumnya.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

62

4.5 Hasil Analisis Data Siklus II

a. Pertemuan I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan pendekatan IBL

(Inquiry Based Learning) yang terdiri dari 2 pertemuan pada siklus II dan

diperoleh hasil belajar pada pertemuan ke-1 seperti tabel 4.10

Tabel 4.10

Distribusi hasil belajar siklus II pertemuan I

No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tuntas

≥ 88 8 36,37%

79 – 87 10 45,45%

70 – 78 - -

2 Tidak Tuntas 61 – 69 2 9,09%

52 – 60 2 9,09%

Jumlah 22 100%

Rata - Rata 83, 64

Nilai Maksimal 100

Nilai Minimal 60

Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar di siklus II pertemuan I

SDN 2 Gubug sebanyak 18 atau 81,82% siswa mendapat nilai lebih dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Ada 2 atau 9,09% yang mendapatkan nilai

61-69 dan 2 atau 9,09% yang mendapatkan nilai 52-60. Selain itu pada tabel 4.10

menunjukkan bahwa rata-rata nilai siklus II pertemuan I sebesar 83,64 dengan

nilai maksimal 100 dan nilai minimal 60.

Data pada tabel 4.10 yang menunjukkan hasil belajar ada beberapa nilai

siswa yang belum tuntas dan masih dibawah KKM. Pada tabel 4.11 di bawah ini

akan lebih jelas berapa siswa yang tuntas dan tidak.

Tabel 4.11

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

63

Rekapitulasi Nilai Siklus II pertemuan I (KKM ≥70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase %

< 70 Tidak Tuntas 4 18,18%

≥70 Tuntas 18 81,82%

Jumlah 22 100%

Tabel 4.11 dilihat bahwa dengan menggunakan pendekatan IBL(Inquiry

Based Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di siklus II pertemuan I

jumlah siswa yang tuntas sebesar 18 atau 81,82% siswa dan 4 atau 18,18% siswa

yang belum tuntas.

Tabel 4.12

Diagram lingkaran siklus II pertemuan I

Diagram diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan pendekatan IBL

(Inquiry Based Learning)ada peningkatan walaupun terlihatnya tidak ada karena

KKM yang sudah berbeda.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

64

b. Pertemuan kedua

Siklus 2 pertemuan ke-2 ini KKM 70, data akan disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.13

Distribusi hasil belajar siklus II pertemuan II

No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

1 Tuntas

≥ 88 12 54,55%

79 – 87 9 40,91%

70 – 78 - -

2 Tidak Tuntas 61 – 69 - -

52 – 60 1 4,54%

Jumlah 22 100%

Rata – Rata 89,08

Nilai Maksimal 100

Nilai Minimal 60

Tabel 4.13 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar di siklus II pertemuan II

SDN 2 Gubug sebanyak 21 atau 95,46% siswa mendapat nilai lebih dari Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Ada 1 atau 4,54% yang mendapat nilai

antara 52-60. Selain itu pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa rata-rata nilai siklus

II pertemuan II sebesar 89,08 dengan nilai maksimal 100 dan nilai minimal 60.

Data pada tabel 4.13 yang menunjukkan hasil belajar ada beberapa nilai

siswa yang belum tuntas dan masih dibawah KKM. Pada tabel 4.14 di bawah ini

akan lebih jelas berapa siswa yang tuntas dan tidak.

Tabel 4.14

Rekapitulasi Nilai Siklus II pertemuan ke-2 (KKM ≥ 70)

Skor Kriteria Frekuensi Persentase %

< 70 Tidak Tuntas 1 4,54%

≥ 70 Tuntas 21 95,46%

Jumlah 22 100%

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

65

Tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan pendekatan

IBL(Inquiry Based Learning) ada peningkatan jika dibandingkan pada pertemuan

sebelumnya. Untuk lebih jelas bisa dilihat gambar dibawah ini, akan disajikan

dalam diagram lingkaran.

Tabel 4.15

Diagram Lingkaran Siklus II Pertemuan ke-2 KKM 70

Dilihat perolehan nilai ketuntasan belajar siswa siklus II diketahui bahwa

siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM sebanyak 1 siswa. Sedangkan yang

sudah mencapai ketuntasan minimal 21 siswa.

4.6 Refleksi Siklus II

Akhir pembelajaran pada siklus II maka dilaksanakan evaluasi untuk

mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi yang

diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar nilai 70 maka diperoleh dari seluruh

jumlah siswa yang berjumlah 22 siswa dalam belajarnya sebanyak 18 siswa yang

tuntas mencapai KKM dengan presentase 81,82% dan yang mendapat nilai <70

yaitu 4 siswa dengan persentase 18,18% dari jumlah keseluruhan siswa belum

mencapai KKM pada siklus II pertemuan ke-1. Pada siklus II pertemuan ke-2

hasil belajar siswa kelas III dengan KKM 70 meningkat yaitu 1 siswa yang

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

66

mendapat nilai <70 dengan prsentase 4,55% dan 21 siswa yang mendapat nilai

≥70 dengan prsentase 95,46%.

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru ketuntasan siswa telah meningkat,

semula sebelum menggunakan pendekatan Inquiry Based Learning 9 siswa yang

mencapai KKM 70 dengan prsentase 41% dan 13 siswa yang kurang dari KKM.

Tetapi setelah menggunakan pendekatan Inquiry Based Learning dari pertemuan

pertama sampai terakhir mengalami kenaikan dengan KKM 70 sebagai berikut:

50%, 72,73%, 81,82% menjadi 95,46%. Dengan rata-rata semula sebelum

menggunakan pendekatan IBL adalah 56,95 tetapi setelah menggunakan

pendekatan IBL menjadi 89,08. Dengan demikian berdasarkan hasil evaluasi

tertulis siswa pada siklus II telah mencapai indikator kinerja dan mengalami

peningkatan dibandingkan siklus I.

Hasil pengamatan tentang penggunaan pendekatan IBL (Inquiry Based

Learning) dalam penerapannya masih banyak kekurangan yang terjadi, saat siswa

melakukan diskusi guru kurang memantau diskusi siswa, siswa saat melakukan

diskusi cenderung berbicara dengan teman sebangku dan membicarakan hal yang

lain diluar materi pembelajaran. Dengan menerapkan pendekatan IBL kegiatan

pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa aktif, pada strategi

pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran, apersepsi memberikan

kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, mengelola waktu pembelajaran,

pada penilaian guru melakukan penilaian. Namun masih ada kekurangan guru

yang perlu diperbaiki misalnya pemberian pujian pada siswa.

Berikut rincian refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II

adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram

2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

IBL

3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai

4. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

67

5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat dan

bertanya

6. Siswa lebih dihargai dalam menyampaikan pendapatnya

b. Kekurangan

1. Hambatan

- Dalam pengelolaan waktu yang belum tepat yang dilakukan oleh guru

dimana harus membagi untuk diskusi, percobaan, mengerjakan soal

evaluasi dan membuat rangkuman.

2. Penyelesaian

- Guru harus pandai-pandai dalam membagi waktu antara satu kegiatan

dengan kegiatan lain agar siswa tidak merasa dirugikan.

4.7 Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan peneliti dapat

diketahui telah terjadi keberhasilan dalam materi yang disampaikan menggunakan

IBL pada mata pelajaran IPA kelas III SDN 2 Gubug Tahun 2013/2014.

Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 distribusi perbandingan skor

ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

Tabel 4.16

Distribusi Perbandingan Skor Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I

dan Siklus II

Siklus Tidak Tuntas Tuntas Nilai

Max

Nilai

Min

Rata -

Rata Frekuensi % Frekuensi %

Pra siklus 13 59 9 41 93,3 20 56,95

Siklus I

Pertemuan

ke-1

11 50 11 50 100 53,3 73,64

Siklus I

Pertemuan

ke-2

6 27,27 16 72,73 100 53,3 77,27

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

68

Siklus 2

Pertemuan

ke-1

4 18,18 18 81,82 100 60 83,64

Siklus 2

Pertemuan

ke-2

1 4,5 21 95,46 100 60 89,09

Tabel 4.16 dapat dilihat adanya peningkatan nilai yang diperoleh siswa dalam

mata pelajaran IPA terbukti klasifikasi tuntas, pada pra siklus ada 9 siswa yang

tuntas dan 13 siswa tidak tuntas. Pada siklus I pertemuan ke-1 dengan KKM 70

siswa yang tuntas 11 siswa dan yang tidak tuntas 11 siswa dan masih di siklus

yang sama pertemuan ke-2 dengan KKM 70 siswa yang tidak tuntas 6 siswa dan

yang tuntas 16 siswa. Pada siklus II pertemuan ke-1 dengan KKM 70 siswa yang

tuntas 18 siswa dan yang tidak tuntas 4 siswa. Masih dalam siklus yang sama dan

KKM sama pada pertemuan ke-2 mengalami peningkatan yaitu siswa yang tuntas

ada 21 siswa dan yang tidak tuntas ada 1 siswa.

Hasil lebih jelas dapat dilihat pada diagram dibawah ini ketuntasan dari pra

siklus, siklus 1 dan siklus II

Tabel 4.17

Perbandingan dari Pra Siklus sampai Siklus II Pertemuan ke-2

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

69

Tabel 4.17 mulai pra siklus jumlah siswa yang tuntas hanya 9 siswa

padahal KKM 70. Pada siklus I pertemuan ke-1 dengan KKM yang naik menjadi

70 jumlah siswa yang tuntas menjadi 11 siswa, masih pada siklus yang sama

pertemuan ke-2 KKM 70 siswa yang tuntas semakin banyak yaitu 16 siswa. Pada

siklus II pertemuan ke-1 saat KKM 70 siswa yang tuntas hanya 18 siswa saja,

untuk memantapkan KKM 70 diadakan lagi pertemuan ke-2 dengan KKM yang

sama 70 ternyata mengalami kenaikan yaitu 21 siswa tuntas dalam tes evaluasi.

Jadi dengan penggunaan pendekatan IBL dapat membuat siswa lebih mendapat

nilai bagus.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

4.8.1 Pembahasan Siklus I

Hasil analisis yang telah dilakukan pada kegiatan pembelajaran di kelas III

Sekolah Dasar Negeri 2 Gubug terlihat ada peningkatan hasil belajar siswa setelah

diadakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran IBL, dengan skor rata-

rata pra siklus 56,95 dan setelah diadakan penelitian pada siklus I pertemuan ke-1

73,64 dan siklus I pertemuan ke-2 77,27 tetapi dalam siklus I ini masih ada yang

belum tuntas yaitu pada siklus I pertemuan ke-1 11 siswa dengan persentase 50%

dan siklus I pertemuan ke-2 6 siswa dengan persentase 27,27%. Hal tersebut

dikarenakan belum terbiasanya siswa menggunakan pendekatan Inquiry Based

Learning dalam pembelajaran. Dan siswa di dalam proses pembelajaran belum

terlihat aktif, hal ini ditandai dengan siswa kurang aktif dalam bertanya atau

menjawab pertanyaan dari guru. Penelitian ini tidak sepenuhnya dilaksanakan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan, ada beberapa kendala yang

mempengaruhi penelitian sehingga penelitian ini belum maksimal. Misalnya ada

siswa yang diam dalam melakukan kerja kelompok atau malah berbicara sendiri

dan terkadang penjelasan atau perintah guru kurang didengarkan siswa karena

siswa lebih fokus membuat kerja kelompok.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

70

4.8.2 Pembahasan Siklus II

Siklus II peneliti memperbaiki hasil belajar siswa difokuskan pada

kekurangan siklus I. Pada penelitian siklus I ketuntasan hasil belajar sebesar 50%

untuk pertemuan ke-1 dengan KKM 70 dan 72,73% untuk pertemuan ke-2 dengan

KKM 70. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan disiklus II

pertemuan ke-1 siswa yang tuntas 18 siswa dengan presentase 81,82% dan pada

siklus dan KKM yang sama pertemuan ke-2 jumlah siswa yang tuntas 21 orang

dengan persentase 95,45%. Setelah dilakukan Siklus I dan siklus II dengan Siklus

I sebanyak 2 kali pertemuan dan Siklus II sebanyak 2 kali pertemuan, dapat

membuat siswa mengalami peningkatan ketuntasan nilai pada mata pelajaran IPA.

Hasil pengamatan selama proses pembelajaran partisipasi siswa dalam

pembelajaran cukup besar. Siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, lebih

aktif bertanya atau menjawab pertanyaan guru dan lebih aktif untuk berani

mengemukakan pendapatnya didepan teman-temannya. Setelah dilakukan siklus I

dan II dengan siklus I sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II sebanyak 2 kali

pertemuan, dapat membuat siswa lebih paham dalam mata pelajaran IPA.

4.8.3 Pembahasan Perbandingan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Kondisi pra siklus hanya sebanyak 41% siswa telah mengalami ketuntasan

dengan skor rata-rata 56,95. Setalah diadakan tindakan penelitian melalui model

pembelajaran IBL pada siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu

sebanyak 50% untuk pertemuan pertama dan 72,73% untuk pertemuan kedua.

Untuk siklus II juga mengalami kenaikan yaitu dari 81,82% untuk pertemuan ke-1

dan 95,45% untuk pertemuan ke-2. Walaupun sudah mengalami kenaikan sampai

80% sesuai yang diinginkan tetapi tetap saja masih ada siswa yang tidak tuntas.

Dengan demikian perbandingan ketuntasan hasil belajar dari pra siklus, siklus I

dan siklus II mengalami peningkatan yang signifikan.

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini disebabkan

karena dalam pembelajaran menggunakan pendekatan IBL menurut Wina Sanjaya

(2006:195), pendekatan inkuiri menekankan kepada proses mencari dan

menemukan. Materi pembelajaran tidak diberikan secara langsung. Inkuiri

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pe Tindakan … · 2016. 8. 15. · Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita. 46 Kompetensi

71

merupakan metode yang bersifat student center (berpusat pada siswa) dan guru

disini berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan pengarah kerja siswa.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wafi yang mengkaji tentang

penggunaan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas

IV pada mata pelajaran IPA. Ini merupakan suatu kelebihan, karena semua siswa

dapat tuntas walupun melalui dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Kemudian

Wahyuningsih, mengkaji tentang penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV tentang mendeskripsikan

energi panas dan energi bunyi di lingkungan sekitar beserta sifat-sifatnya. Dalam

penelitian Wahyuningsih ini juga merupakan suatu kelebihan, karena semua siswa

juga mengalami ketuntasan dalam belajar. Pada siklus I siswa yang tuntas dalam

pembelajarn dengan menggunakan metode inkuiri mencapai 71,42%, dan siklus II

92,86% siswa tuntas. Walaupun kedua penelitian tersebut berbeda tetapi

setidaknya dapat mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini hipotesis sudah

terbukti yaitu pembelajaran menggunakan pendekatan IBL maka hasil belajar

siswa mata pelajaran IPA kelas III SDN 2 Gubug Semester II Tahun 2013/2014

meningkat.