BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

31
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cukil 01 yang terletak di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Cukil 01 merupakan salah satu SD Negeri di Gugus Sudirman dan berstatus sebagai SD inti. SD Negeri Cukil 01 terletak di kilometer 3 jalan Klero-Semagu Kelurahan Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 259 siswa. SD Negeri Cukil 01 mempunyai 17 tenaga pendidik, 10 diantaranya sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah petani dan pegawai, sebagian besar siswa SD Negeri Cukil 01 tinggal bersama orangtuanya akan tetapi ada beberapa siswa yang tinggal bersama kakek dan neneknya karena orang tua mereka bekerja di luar kota bahkan diluar Pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa. Siswa kelas IV terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga pembelajaran terpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan serta siswa yang kemampuan akademisnya rendah diberikan tempat duduk didepan, hal ini dilakukan oleh guru supaya suasana kelas lebih kondusif dan supaya guru mudah memantau aktivitas siswa. hal ini menyebabkan tidak ada interaksi antara siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dengan yang rendah. 4.2 Pelaksanaan Penelitian Siswa kelas IV Semester II di SD Negeri Cukil 01 memiliki jumlah siswa sebanyak 43 siswa yang sudah terbagi kedalam dua kelas, yaitu 21 siswa di kelas IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA merupakan kelompok eksperimen, sedangkan Kelas IVB merupakan kelompok kontrol. Kedua kelas ini sudah diuji kesamaan varian dengan hasil yang menunjukan bahwa kedua kelas tersebut

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Cukil 01 yang terletak di

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. SD Negeri Cukil 01 merupakan salah

satu SD Negeri di Gugus Sudirman dan berstatus sebagai SD inti. SD Negeri

Cukil 01 terletak di kilometer 3 jalan Klero-Semagu Kelurahan Cukil Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang.

Jumlah seluruh siswa dari kelas I sampai dengan kelas VI yaitu 259 siswa.

SD Negeri Cukil 01 mempunyai 17 tenaga pendidik, 10 diantaranya sudah

berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pekerjaan orangtua siswa mayoritas adalah

petani dan pegawai, sebagian besar siswa SD Negeri Cukil 01 tinggal bersama

orangtuanya akan tetapi ada beberapa siswa yang tinggal bersama kakek dan

neneknya karena orang tua mereka bekerja di luar kota bahkan diluar Pulau Jawa.

Penelitian ini dilakukan di kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 43

siswa. Siswa kelas IV terbiasa dengan pembelajaran konvensional sehingga

pembelajaran terpusat pada guru. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tersebut. Siswa cenderung pasif

dalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan serta

siswa yang kemampuan akademisnya rendah diberikan tempat duduk didepan, hal

ini dilakukan oleh guru supaya suasana kelas lebih kondusif dan supaya guru

mudah memantau aktivitas siswa. hal ini menyebabkan tidak ada interaksi antara

siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi dengan yang rendah.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Siswa kelas IV Semester II di SD Negeri Cukil 01 memiliki jumlah siswa

sebanyak 43 siswa yang sudah terbagi kedalam dua kelas, yaitu 21 siswa di kelas

IVA dan 22 siswa di kelas IVB. Kelas IVA merupakan kelompok eksperimen,

sedangkan Kelas IVB merupakan kelompok kontrol. Kedua kelas ini sudah diuji

kesamaan varian dengan hasil yang menunjukan bahwa kedua kelas tersebut

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

53

datanya berdistribusi normal dan juga homogen. Ini menunjukan jika sebelum

diberi perlakuan kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.

Kelas IVA diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe TGT, sedangkan kelas IVB tidak diberikan perlakuan atau hanya

menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dilakukan sebanyak 2 kali

pertemuan, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Selama

pembelajaran tindakan guru dan aktivitas siswa diamati oleh observer. Setelah itu

siswa di kelas IVA maupun IVB diberi tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas IVA dan IVB dengan mengacu

pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Pada saat

pelaksanaan pembelajaran di kelas IVA, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang

beranggotakan 4-5 orang siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang

berbeda-beda. Setelah pembagian kelompok selesai, setiap anak didalam

kelompok diberikan kartu identitas yang dibedakan berdasarkan warnanya. Siswa

dengan kemampuan akademik tinggi diberi kartu identitas berwarna merah, siswa

yang kemampuan akademiknya sedang diberi kartu identitas berwarna hijau,

sedangkan siswa yang kemampuan akademiknya rendah diberi kartu identitas

berwarna biru muda. Sedangkan pembelajaran di kelas IVB menggunakan

metode konvensional. Pada saat pembelajaran, terkadang siswa berbicara dengan

teman sebangkunya dan ada yang melamun. Biasanya guru langsung menegur

siswa tersebut.

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Hari/ Tanggal Uraian Kegiatan

1 Jumat,

21 Maret 2013 Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok

kontrol).

Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok

eksperimen).

Pemberian Pre-test di kelas IVA dan IVB (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol).

2 Jumat,

4 April 2013 Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas

IVB (kelompok kontrol) tentang bilangan Romawi.

Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok

kontrol).

3 Senin, Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama pada kelas

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

54

7 April 2013 IVA (kelompok eksperimen) tentang bilangan

Romawi.

Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok

eksperimen).

Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas

IVB (kelompok kontrol) tentang bilangan Romawi.

Observasi pembelajaran kelas IVB (kelompok

kontrol).

4 Kamis,

10 April 2013 Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua pada kelas

IVA (kelompok eksperimen) tentang bilangan

Romawi.

Observasi pembelajaran kelas IVA (kelompok

eksperimen).

5 Jumat,

11 April 2013 Pemberian post-test di kelas IVA dan IVB (kelas

eksperimen dan kelas kontrol)

4.3 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang terkumpul

juga data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010: 13) disebut metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Oleh karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu uji validitas dan

reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji

hipotesis. Berikut adalah penjelasan penghitungan secara rinci.

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas soal diperlukan untuk menguji apakah

instrumen tes yang digunakan valid dan reliabel. Instrumen yang diuji adalah soal

pilihan ganda yang akan digunakan untuk pre-test dan post-test. Pengujian

instrumen soal pilihan ganda dilakukan di SD Negeri Klero 01. Menurut

Budiyono (2009) suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki

koefisien Corrected Item Total Correlation > 0,3. Berdasarkan hasil uji validitas

instrumen yang menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0 dengan

teknik Corrected Item Total Correlation yang digunakan untuk menguji validitas

item instrumen dari 25 soal pre-test terdapat 20 soal yang valid, dan dari 25 soal

post-test terdapat 21 soal yang valid.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

55

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Soal Pre-test

Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25.

4, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 15, 16,

17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25.

1, 2, 3, 5, 14.

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas Soal Post-test

Bentuk Soal Item Soal Valid Tidak Valid

Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,

8, 9, 10, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25.

3, 4, 5, 6, 7, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, 19, 20,

21, 22, 23, 24.

1, 2, 8, 25.

Hasil pengujian validitas soal post-tes didapati 21 soal yang valid, akan

tetapi peneliti hanya mengambil 20 soal yang valid dengan validitas yang tertinggi

yaitu soal nomor 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23,

24. Setelah pengujian validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas

instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows Version

16.0 dengan menggunakan teknik Reliability Analysis untuk mengetahui koefisien

Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal pilihan ganda pre-test

maupun post-test yang terdiri dari 20 soal valid, baik soal pre-test dan post-test

dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel berikut.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

56

Tabel 4.4

Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre-test

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,944 20

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas Soal Post-test

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

,890 20

4.3.2 Uji Normalitas

4.3.2.1 Uji Normalitas Pre-test

Menurut Priyatno (Puspitasari, 2012:36) Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian

ini data hasil pre-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuji

apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan

menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data

dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

57

Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas Pre-test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KONTROL EKSPERIMEN

N 22 21

Normal Parametersa,b

Mean 62.05 56.19

Std.

Deviation 24.672 23.659

Most Extreme

Differences

Absolute .149 .139

Positive .070 .139

Negative -.149 -.094

Kolmogorov-Smirnov Z .698 .637

Asymp. Sig. (2-tailed) .715 .811

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

signifikansinya 0,811 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,715. Hal ini

menunjukan bahwa data pre-test kelompok eksperimen berdistribusi normal

karena signifikansinya 0,811 > 0,05. Sedangkan data pre-test kelompok kontrol

juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,715 > 0,05. Jadi dapat

disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol keduanya berdistribusi normal.

4.3.2.2 Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

Pada penelitian ini selain data hasil pre-test, hasil observasi keaktifan

siswa sebelum tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga

perlu diuji apakah datanya berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data

observasi keaktifan siswa sebelum tindakan dalam penelitian ini juga

menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 dengan menggunakan

teknik One Sample Kolmogorov-smirnov. Syarat suatu data dikatakan

berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

58

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KONTROL EKSPERIMEN

N 22 21

Normal Parametersa,b

Mean 40,50 40,67

Std.

Deviation 5,040 5,517

Most Extreme

Differences

Absolute ,162 ,238

Positive ,162 ,238

Negative -,068 -,158

Kolmogorov-Smirnov Z ,762 1,090

Asymp. Sig. (2-tailed) ,607 ,186

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

signifikansinya 0,186 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,607. Hal ini

menunjukan bahwa data observasi keaktifan siswa kelompok eksperimen

berdistribusi normal karena signifikansinya 0,186 > 0,05. Sedangkan data

observasi keaktifan siswa kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena

signifikansinya 0,607 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.

4.3.2.3 Uji Normalitas Post-test

Uji normalitas data juga dilakukan terhadap data post-test untuk

mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan setelah pemberian tes, baik dikelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol. Uji normalitas data post-test juga menggunakan teknik One Sample

Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika

signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

59

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas Post-test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KONTROL EKSPERIMEN

N 22 21

Normal Parametersa,b

Mean 78.86 89.29

Std.

Deviation 17.990 13.256

Most Extreme

Differences

Absolute .179 .283

Positive .120 .209

Negative -.179 -.283

Kolmogorov-Smirnov Z .839 1.299

Asymp. Sig. (2-tailed) .482 .069

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

signifikansinya 0,069 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,482. Hal ini

menunjukan bahwa data post-test kelompok eksperimen berdistribusi normal

karena signifikansinya 0,069 > 0,05. Sedangkan data post-test kelompok kontrol

juga berdistribusi normal karena signifikansinya 0,482 > 0,05. Jadi dapat

disimpulkan bahwa baik data dari kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol keduanya berdistribusi normal.

4.3.2.4 Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

Selain data hasil post-test, hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga perlu diuji apakah datanya

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data observasi keaktifan siswa

setelah tindakan dalam penelitian ini juga menggunakan program SPSS for

Windows version 16.0 dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-

smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau

nilai ρ > 0,05.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

60

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

KONTROL EKSPERIMEN

N 22 21

Normal Parametersa,b

Mean 45,18 53,57

Std.

Deviation 5,333 6,554

Most Extreme

Differences

Absolute ,133 ,138

Positive ,133 ,138

Negative -,089 -,124

Kolmogorov-Smirnov Z ,624 ,633

Asymp. Sig. (2-tailed) ,830 ,817

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Hasil uji normalitas data diatas menunjukan bahwa kelompok eksperimen

signifikansinya 0,817 sedangkan kelompok kontrol signifikansinya 0,830. Hal ini

menunjukan bahwa data observasi keaktifan siswa kelompok eksperimen

berdistribusi normal karena signifikansinya 0,817 > 0,05. Sedangkan data

observasi keaktifan siswa kelompok kontrol juga berdistribusi normal karena

signifikansinya 0,830 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa baik data dari

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal.

4.3.3 Uji Homogenitas

4.3.3.1 Uji Homogenitas Pre-test

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji

homogenitasnya adalah data nilai pre-test kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Analisis homogenitas data ini menggunakan program SPSS for Windows

version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukan

bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang

dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

61

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Pre-test

Test of Homogeneity of Variances

NILAI PRE-TEST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.000 1 41 .993

Berdasarkan hasil uji homogenitas data pre-test diatas dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansinya 0,993. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang

dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda

atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,993 > 0,05.

4.3.3.2 Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

Uji homogenitas juga dilakukan terhadap data observasi keaktifan siswa

sebelum tindakan yang dilakukan dikelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS for Windows

version 16.0 yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukan

bahwa tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang

dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.

Tabel 4.11

Hasil Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

Test of Homogeneity of Variances

NILAI PRA

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,039 1 41 ,845

Berdasarkan hasil uji homogenitas data observasi keaktifan siswa sebelum

tindakan diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,845. Maka dapat

dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

signifikansinya 0,845 > 0,05.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

62

4.3.3.3 Uji Homogenitas Post-test

Uji homogenitas juga dilakukan pada data nilai post-test kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Data nilai post-test didapat dari nilai tes yang

diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan

perlakuan atau tindakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika

signifikansinya > 0,05 maka data tersebut dikatakan memiliki varians data yang

tidak jauh berbeda atau homogen. Analisis homogenitas data post-test ini juga

menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova.

Tabel 4.12

Hasil Uji Homogenitas Post-test

Test of Homogeneity of Variances

NILAI POST-TEST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.810 1 41 .101

Berdasarkan hasil uji homogenitas data post-test diatas dapat dilihat bahwa

tingkat signifikansinya 0,101. Maka dapat dikatakan bahwa varians data yang

dimiliki oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda

atau homogen karena tingkat signifikansinya 0,101 > 0,05.

4.3.3.4 Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil observasi keaktifan siswa

setelah tindakan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data hasil

observasi keaktifan siswa ini didapat dari hasil observasi yang dilakukan oleh

observer pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selama dilakukan

perlakuan atau tindakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika

signifikansinya > 0,05 maka data tersebut dikatakan memiliki varians data yang

tidak jauh berbeda atau homogen. Analisis homogenitas data post-test ini juga

menggunakan program SPSS for Windows version 16.0 yaitu One Way Anova.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

63

Tabel 4.13

Hasil Uji Homogenitas Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

Test of Homogeneity of Variances

NILAI PASCA

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,859 1 41 ,359

Berdasarkan hasil uji homogenitas data observasi keaktifan siswa setelah

tindakan diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansinya 0,359. Maka dapat

dikatakan bahwa varians data yang dimiliki oleh kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

signifikansinya 0,359 > 0,05.

4.4 Analisis Deskriptif Setiap Variabel

4.4.1 Analisis Deskriptif Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT (Team Game Tournament)

Penelitian ini hendak mencari tahu pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) terhadap hasil

belajar dan keaktifan siswa maka pembelajaran yang dilakukan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan hasil belajar dan keaktifan siswa

pada mata pelajaran matematika dapat meningkat. Selama kegiatan pembelajaran

dilakukan observasi guna memantau apakah jalannya kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran

yang digunakan. Observasi ini dilakukan oleh salah satu guru di SD Negeri Cukil

01 yang secara langsung mengamati kegiatan pembelajaran pada kelompok

eksperimen yaitu di kelas IVA. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dikatakan sudah berhasil apabila semua langkah-langkah pembelajaran

sudah sesuai dengan sintaks model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan sudah

dilaksanakan dengan baik. Hasil observasi penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT selama dua kali pertemuan dapat dilihat dibagian lampiran.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

64

Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

pertemuan pertama menunjukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran

sesuai dengan langkah-langkah yang ada direncana pelaksanaan pembelajaran

yang dibuat oleh peneliti. Terlihat pada tabel, dari 21 aspek yang diamati hanya 2

aspek saja yang belum terlaksana. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe TGT pada pertemuan pertama tanggal 7 April 2014 ini sudah

tergolong cukup baik.

Hasil observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada

pertemuan kedua juga menunjukan bahwa guru telah melakukan pembelajaran

sesuai dengan langkah-langkah yang ada direncana pelaksanaan pembelajaran

yang dibuat oleh peneliti. Terlihat pada tabel dari 21 aspek yang diamati semua

sudah tercapai. Hal ini berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT pada pertemuan kedua tanggal 10 April 2014 sudah sesuai dengan sintaks

model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Hasil observasi pada tanggal 7 April 2014 dan 10 April 2014 menunjukan

bahwa kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan sintaks model

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pembelajaran juga telah dilaksanakan sesuai

dengan arah yang diharapkan oleh peneliti yang terangkum dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

4.4.2 Analisis Deskriptif Hasil Belajar Siswa

Peneliti menggunakan teknik tes untuk mengukur hasil belajar siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemberian tes pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan sebelum dan sesudah pemberian

perlakuan.

4.4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Analisis deskriptif hasil pre-test dilakukan untuk mengetahui nilai

maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai pre-tes dari kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Nilai pre-test siswa kelas IV A sebagai kelompok

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

65

eksperimen ditetapkan sebagai nilai awal sebelum diberikan perlakuan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.14

Tabel Deskriptif Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

EKSPERIMEN 21 25 100 56.19 23.659

Valid N (listwise) 21

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

pre-test dari kelompok eksperimen adalah 56,19 dengan nilai minimum 25 dan

nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 23,659. Berdasarkan

tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Grafik 4.1

Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelompok Eksperimen

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelompok

eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai pre-test kelompok

kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

66

Tabel 4.15

Tabel Deskriptif Nilai Pre-test Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

KONTROL 22 10 100 62.05 24.672

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

pre-test kelompok kontrol adalah 62,05 dengan nilai minimumnya adalah 10 dan

nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 24,672. Berdasarkan

tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Grafik 4.2

Grafik Histogram Nilai Pre-test Kelompok Kontrol

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelompok

kontrol berdistribusi normal.

Hasil pre-test kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai

nilai awal dengan rata-rata 56,19 sedangkan rata-rata hasil pre-test kelas IVB

sebagai kelompok kontrol adalah 62,05. Terdapat selisih rata-rata nilai pre-test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu sebesar 5,86. Berdasarkan

hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata

yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata pada kelompok eksperimen. Siswa

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

67

yang belum mencapai KKM sebesar 65 pada kelompok eksperimen sebanyak 12

siswa, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 10 siswa.

4.4.2.2 Analisis Deskriptif Post-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Analisis deskriptif hasil post-test dilakukan untuk mengetahui nilai

maksimum, nilai minimum dan rata-rata nilai post-test dari kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Nilai post-test siswa kelas IV A sebagai kelompok

eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir setelah diberikan perlakuan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.16

Tabel Deskriptif Nilai Post-test Kelompok Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

EKSPERIMEN 21 55 100 89.29 13.256

Valid N (listwise) 21

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

post-test dari kelompok eksperimen adalah 89,29 dengan nilai minimum 55 dan

nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 13,256. Berdasarkan

tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

68

Grafik 4.3

Grafik Histogram Nilai Post-test Kelompok Eksperimen

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data post-test kelompok

eksperimen berdistribusi normal. Hasil analisis deskriptif nilai post-test kelompok

kontrol dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17

Tabel Deskriptif Nilai Post-test Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

KONTROL 22 40 100 78.86 17.990

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai

post-test kelompok kontrol adalah 78,86 dengan nilai minimumnya adalah 40 dan

nilai maksimum 100, sedangkan standar deviasinya adalah 17,990. Berdasarkan

tabel analisis deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

69

Grafik 4.4

Grafik Histogram Nilai Post-test Kelompok Kontrol

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data post-test kelompok

kontrol berdistribusi normal.

Hasil post-test kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan

sebagai nilai akhir setelah pemberian perlakuan dengan rata-rata 89,29 sedangkan

rata-rata hasil post-test kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 78,86.

Terdapat selisih rata-rata nilai post-test kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol yaitu sebesar 10,43. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan

rata-rata pada kelompok kontrol. Siswa yang belum mencapai KKM sebesar 65

pada kelompok eksperimen hanya 1 siswa, sedangkan pada kelompok kontrol

sebanyak 4 siswa.

4.4.3 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa

Peneliti menggunakan teknik nontes yaitu obsevasi untuk mengukur

keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengamatan

keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan

sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

70

4.4.3.1 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan

Analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa sebelum tindakan

dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata hasil

observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil observasi keaktifan siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen

ditetapkan sebagai nilai keaktifan awal sebelum diberikan perlakuan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.18

Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen

Sebelum Tindakan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

EKSPERIMEN 21 31 55 40,67 5,517

Valid N

(listwise) 21

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen adalah 40,67 dengan nilai

minimum 31 dan nilai maksimum 55, sedangkan standar deviasinya adalah 5,517.

Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Grafik 4.5

Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum

Tindakan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

71

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

siswa sebelum tindakan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil

analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol sebelum

diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.19

Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol

Sebelum Tindakan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

KONTROL 22 33 51 40,50 5,040

Valid N

(listwise) 22

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

observasi keaktifan siswa dari kelompok kontrol adalah 40,50 dengan nilai

minimum 33 dan nilai maksimum 51, sedangkan standar deviasinya adalah 5,040.

Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Grafik 4.6

Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Sebelum Tindakan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

72

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

siswa sebelum tindakan pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

Hasil observasi keaktifan siswa sebelum diberikan perlakuan/ tindakan

kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai keaktifan awal

dengan rata-rata 40,67 sedangkan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa

sebelum tindakan kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 40,50. Terdapat

selisih rata-rata nilai keaktifan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yaitu sebesar 0,17. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok

eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata

pada kelompok kontrol. Meskipun begitu perbedaan rata-rata hasil observasi

keaktifan siswa sebelum tindakan pada kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak berbeda jauh.

4.4.3.2 Analisis Deskriptif Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

Analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan juga

dilakukan untuk mengetahui nilai maksimum, nilai minimum dan rata-rata hasil

observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil observasi keaktifan siswa kelas IV A sebagai kelompok eksperimen

ditetapkan sebagai nilai akhir keaktifan setelah diberikan perlakuan dengan

rincian sebagai berikut:

Tabel 4.20

Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen

Setelah Tindakan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

EKSPERIMEN 21 46 69 53,57 6,554

Valid N

(listwise) 21

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

observasi keaktifan siswa dari kelompok eksperimen adalah 53,57 dengan nilai

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

73

minimum 46 dan nilai maksimum 69, sedangkan standar deviasinya adalah 6,554.

Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Grafik 4.7

Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Tindakan

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Hasil

analisis deskriptif hasil observasi keaktifan siswa kelompok kontrol setelah

diberikan perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.21

Tabel Deskriptif Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Setelah

Tindakan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

KONTROL 22 38 56 45,18 5,333

Valid N

(listwise) 22

Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil

observasi keaktifan siswa dari kelompok kontrol adalah 45,18 dengan nilai

minimum 38 dan nilai maksimum 56, sedangkan standar deviasinya adalah 5,333.

Berdasarkan tabel deskriptif tersebut dapat dibuat histogram seperti berikut:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

74

Grafik 4.8

Grafik Histogram Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Setelah Tindakan

Kurva lengkung tersebut menunjukan bahwa data hasil observasi keaktifan

siswa setelah tindakan pada kelompok kontrol berdistribusi normal.

Hasil observasi keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan/ tindakan

kelas IVA sebagai kelompok eksperimen ditetapkan sebagai nilai akhir keaktifan

siswa dengan rata-rata 53,57 sedangkan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa

setelah tindakan kelas IVB sebagai kelompok kontrol adalah 45,18. Terdapat

selisih rata-rata nilai keaktifan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

yaitu sebesar 8,39. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok

eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding dengan rata-rata

pada kelompok kontrol. Berbeda dengan hasil observasi keaktifan siswa sebelum

tindakan, hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol hasilnya memiliki perbedaan yang cukup besar

yaitu 8,39. Akan tetapi untuk mengetahui apakah hasil tersebut berbeda secara

signifikan maka harus dibuktikan dengan melakukan Uji beda atau Uji-t.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

75

4.5 Hasil Analisis Data Penelitian

4.5.1 Uji-T Post-test

Pengujian dengan menggunakan uji-t dilakukan terhadap hasil post-test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok

kontrol yang menggunakan metode konvensional. Data dianalisis dengan teknik

uji-t atau t-test dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0.

Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji-t hasil post-test antara

kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam

pembelajaran.

Tabel 4.22

Hasil Uji-T Post-test

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

NILAI

POST-

TEST

Equal

variances

assumed

2.810 .101 2.154 41 .037 10.422 4.838 .651 20.193

Equal

variances

not

assumed

2.169 38.578 .036 10.422 4.804 .702 20.143

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil F hitung Levene’s Test

sebesar 2,810 dengan signifikansi 0,101 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

kedua populasi memiliki varians data yang sama atau homogen. Dikarenakan

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

76

data post-test dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tersebut

homogen, maka hasil perhitungan yang digunakan adalah hasil pada asumsi

Equal Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel diatas pada deret Equal

Variances Assumed, nilai adalah 2,154 dengan signifikansi 0,037 < 0,05

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil

belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata

kedua kelompok adalah sebesar 10,422.

Rata-rata hasil belajar siswa setelah perlakuan pada kelompok eksperimen

adalah 89,29 dan rata-rata hasil belajar siswa setelah perlakuan pada kelompok

kontrol adalah 78,86. Berdasarkan perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat disimpulkan bahwa rata-rata

hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

hasil belajar siswa kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional.

Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan metode

konvensional.

4.5.2 Uji-T Observasi Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

Pengujian dengan menggunakan uji-t juga dilakukan terhadap hasil

observasi keaktifan siswa setelah diberikan perlakuan atau tindakan. Pengujian

ini juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil observasi

keaktifan siswa antara kelompok eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan

metode konvensional. Data yang akan dianalisis adalah data hasil observasi

keaktifan siswa setelah perlakuan yang dianalisis dengan teknik uji-t atau t-test

dengan menggunakan program SPSS for Windows Version 16.0.

Tabel di bawah ini merupakan hasil dari uji-t nilai keaktifan siswa setelah

tindakan antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode

konvensional dalam pembelajaran.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

77

Tabel 4.23

Hasil Uji-T Keaktifan Siswa Setelah Tindakan

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

NILAI

PASCA

Equal

variances

assumed

,859 ,359 4,614 41 ,000 8,390 1,818 4,717 12,062

Equal

variances

not

assumed

4,592 38,589 ,000 8,390 1,827 4,693 12,087

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa hasil F hitung Levene’s Test

sebesar 0,859 dengan signifikansi 0,359 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

kedua populasi memiliki varians data yang sama atau homogen. Dikarenakan

data hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan dari kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol tersebut homogen, maka hasil perhitungan yang digunakan

adalah hasil pada asumsi Equal Variances Assumed. Dapat terlihat dari tabel

diatas pada deret Equal Variances Assumed, nilai adalah 4,614 dengan

signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan pada keaktifan siswa setelah tindakan pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Perbedaan rata-rata kedua kelompok adalah sebesar 8,39.

Rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah perlakuan pada kelompok

eksperimen adalah 53,57 dan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa setelah

perlakuan pada kelompok kontrol adalah 45,18. Berdasarkan perbedaan rata-rata

hasil observasi keaktifan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelompok

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

78

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil observasi keaktifan siswa kelompok

kontrol yang menggunakan metode konvensional. Hal ini menunjukan bahwa

terdapat perbedaan keaktifan siswa pada kelompok yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan yang menggunakan metode

konvensional.

4.6 Hasil Uji Hipotesis

4.6.1 Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa

Hipotesis yang telah dikemukakan pada Bab II harus di uji untuk

mendapatkan keputusan hipotesis manakah yang diterima. Hipotesis yang

pertama kaitanya dengan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT (Team Game Tournament) dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

2013/2014.

: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

Tournament) tidak efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

2013/2014.

: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

2013/2014.

Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak.

2. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel hasil uji-t post-test dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol terlihat bahwa sebesar 2,154 dengan

nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,037. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari

0,05 atau 0,037 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Maka dapat

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

79

disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team

Game Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

4.6.2 Hasil Uji Hipotesis Keaktifan Siswa

Hipotesis yang kedua kaitannya dengan efektivitas penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap keaktifan siswa yaitu efektivitas

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament)

dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV

SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

Tournament) tidak efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada

pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

2013/2014.

: Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

Tournament) efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa pada

pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II

2013/2014.

Dasar pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Apabila sig. (2-tailed) > 0,05, maka diterima dan ditolak.

2. Apabila sig. (2-tailed) < 0,05, maka ditolak dan diterima.

Berdasarkan hasil analisis pada tabel hasil uji-t keaktifan siswa setelah

tindakan dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terlihat bahwa

sebesar 4,614 dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai signifikansi

menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga ditolak dan

diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam meningkatkan

keaktifan siswa pada pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01

Semester II 2013/2014.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

80

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji kedua hipotesis yang telah dilakukan, dapat diketahui

bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game

Tournament) efektif dalam meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada

pembelajaran matematika Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

Hasil uji-T terhadap hasil post-test menunjukan nilai sebesar 2,154 dengan

nilai signifikansi 0,037. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil dari 0,05 atau

0,037< 0,05, sehingga ditolak dan diterima. Sedangkan hasil uji-T terhadap

hasil observasi keaktifan siswa setelah tindakan menunjukan nilai sebesar

4,614 dengan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikansi menunjukan lebih kecil

dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga ditolak dan diterima.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa

pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe TGT lebih baik daripada hasil belajar kelompok kontrol yang menggunakan

metode konvensional. Selain itu kelompok eksperimen juga tergolong lebih aktif

daripada kelompok kontrol. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Game Tournament) efektif dalam

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada pembelajaran matematika

Kelas IV SD Negeri Cukil 01 Semester II 2013/2014.

Menurut Slavin (2010:4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai

macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran. Sedangkan yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT adalah turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor

kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan

anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

Pendapat lain yaitu dari Suprihatiningrum (2013:210) berpendapat bahwa

pembelajaran TGT menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang

beranggotakan 5-6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan

suku atau ras yang berbeda. Dalam penelitian ini, kelompok eksperimen diberikan

perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dalam

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

81

pembelajaran, siswa dalam kelompok eksperimen juga dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil yang heterogen. Selanjutnya, pembelajaran lebih banyak diisi

dengan presentasi dan diskusi dalam bentuk turnamen dan pada akhirnya

kelompok pemenang turnamen akan mendapatkan penghargaan.

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan maupun kelemahan,

begitu pula dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menurut Suarjana

(Windarti, 2013:24) kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT

adalah lebih meningkatkan pencurahan waktu pada tugas, mengedepankan

penerimaan terhadap perbedaan individu, siswa dapat menguasai materi secara

mendalam, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa,

mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, motivasi belajar

lebih tinggi, hasil belajar lebih baik, meningkatkan kebaikan budi kepekaan dan

toleransi. Penelitian ini membuktikan bahwa pendapat dari Suarjana yang

menyatakan bahwa kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

membuat pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa dan memberikan

hasil belajar yang lebih baik memang benar. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata

hasil post-test kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

hasil post-test kelompok kontrol. Selain itu, hasil observasi keaktifan siswa juga

menunjukan bahwa kelompok eksperimen lebih aktif dibanding dengan kelompok

kontrol.

Dilihat dari sisi yang lain, model pembelajaran kooperatif tipe TGT juga

memberikan manfaat berdasarkan kelebihannya. Dilihat dari sisi pencurahan

waktu pada tugas, pembelajaran pada kelompok eksperimen lebih banyak

mengalokasikan waktu dalam mengerjakan tugas-tugas dibanding dengan

pembelajaran pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembalajaran

konvensional. Dilihat dari sisi penerimaan terhadap perbedaan individu, siswa

pada kelompok ekperimen lebih dapat menerima perbedaan diantara mereka. Hal

ini tampak dari kegiatan siswa di dalam kelompok yang mengedepankan

kerjasama sehingga siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan siswa lain

yang ada dalam kelompoknya. Dilihat dari sisi penguasaan materi, siswa dalam

kelompok eksperimen dapat dikatakan lebih menguasai materi. Hal ini dibuktikan

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Settingrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7960/5/T1_292010182_BAB IV.pdfdalam pembelajaran. Siswa duduk berpasangan laki-laki dan perempuan

82

dengan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar pada

kelompok kontrol. Dilihat dari sisi proses mendidik siswa untuk berlatih

bersosialisasi dengan orang lain, siswa dalam kelompok eksperiman kemampuan

bersosialisasi yang lebih baik dibanding dengan siswa dalam kelompok kontrol.

Hal ini disesbabkan oleh pembelajaran dalam kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa dibagi dalam

kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas-tugas sehingga mereka dituntut

untuk saling berhubungan. Dilihat dari sisi motivasi belajar, siswa pada kelompok

ekperimen tampak lebih termotivasi dalam belajar karena dalam pembelajaran,

siswa tampak lebih antusias. Dilihat dari sisi kebaikan budi, kepekaan dan

toleransi, siswa dalam kelompok eksperimen juga lebih baik. Hal ini tidak terlepas

dari model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang membagi siswa dalam

kelompok-kelompok sehingga kepekaan terhadap siswa lain dalam kelompok

beserta toleransi antar siswa dalam kelompok akan lebih terbentuk untuk setiap

siswa.

Kendala yang dialami pada saat penelitian ini antara lain siswa menjadi

sulit dikendalikan terutama pada saat diskusi. Selain itu untuk menentukan

anggota kelompok yang benar-benar heterogen berdasarkan kesukuan tidak

mungkin dilakukan karena semua murid di Kelas IV SD Cukil 01 merupakan

keturunan suku Jawa. Oleh karena itu, heterogenitas pembagian kelompok

didasarkan pada jenis kelamin, agama, dan prestasi akademik. Akan tetapi kendala

seperti diatas dapat ditangani, dan apabila guru sudah terbiasa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT maka tidak akan ada lagi kesulitan

dalam melakukan pembelajaran berkelompok.