BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

36
46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional atau hanya menggunakan metode ceramah saja. Guru cenderung mentransfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan. Ketidak aktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tidak mengalami proses yang bermakna. Maka pengetahuan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada kekurang aktifan siswa kelas III dalam menerima materi pembelajaran. Adapun rumus untuk menentukan Range, banyak kategori dan interval adalah sebagai berikut : Range / Jangkauan = skort tertinggi skor terendah Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n Interval = Dalam menentukan pembuatan interval nilai mencari cara menentukan interval nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan mengatur jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus sebagai berik K= Jumlah kelas interval Log= logaritma n= jumlah data Log 18 = 1,25

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar

secara konvensional atau hanya menggunakan metode ceramah saja. Guru

cenderung mentransfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif dari pada siswa, sehingga

siswa menjadi pasif dan cenderung bosan. Ketidak aktifan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar menjadi faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang

maksimal. Ketika belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam

kegiatan belajar mengajar sehingga tidak mengalami proses yang bermakna. Maka

pengetahuan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal melihat

kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku,

berdampak pada kekurang aktifan siswa kelas III dalam menerima materi

pembelajaran.

Adapun rumus untuk menentukan Range, banyak kategori dan interval

adalah sebagai berikut :

Range / Jangkauan = skort tertinggi – skor terendah

Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n

Interval =

Dalam menentukan pembuatan interval nilai mencari cara menentukan

interval nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan

mengatur jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus

sebagai berik

K= Jumlah kelas interval

Log= logaritma

n= jumlah data

Log 18 = 1,25

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

47

K = 1 + 3,3 log n = 18

K = 1 + 3,3 .1,25

K = 1 + 4.125

K = 5,125 dibulatkan menjadi 6.

Berikut disajikan data hasil belajar IPA sebelum diberikan tindakan, melalui tabel

berikut ini:

Tabel 4. 1

Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar IPA Siswa Sebelum Tindakan

Mengacu pada tabel diatas, diketahui bahwaperbandingan siswa yangbelum

mencapai KKM adalah 14 siswa atau sebesar 77.78%, sedangkan siswa yang

tuntas dari KKM adalah 4 siswa atau 22. 22 %. Uraian siswa yang mendapatkan

nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu bahwa siswa yang

mendapat nilai 40 – 46 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 27.78%,

siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 47 - 53 sebanyak 3 siswa dengan

persentase sebesar 16.67% , siswa yang mendapatkan nilai pada interval 54 - 60

sebanyak 6 siswa, dengan persentase sebesar 33.33%, tidak ada siswa yang

mendapatkan nilai pada interval 61 – 67, sementara siswa yang tuntas KKM, yang

mendapatkan nilai pada interval nilai 68 – 74 sebanyak 2 siswa dengan persentase

11.11%; siswa yang mendapatkan nilai pada interval nilai 75 – 81 sebanyak 2

No Interval Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 40 – 46 5 27.78 Tidak tuntas

2 47 – 53 3 16.67 Tidak tuntas

3 54 – 60 6 33.33 Tidak tuntas

4 61 – 67 - - -

5 68 – 74 2 11.11 Tuntas

6 75 – 81 2 11.11 Tuntas

Jumlah 18 100 KKM 65

Rata-rata 55.39

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 40

Siswa yang Tuntas 4

Siswa yang Belum Tuntas 14

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

48

siswa dengan persentase 11.11. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas adalah 55.39

dengan perolehan nilai terendah yaitu 40 dan tertinggi 80.

Adapun data rekapitulasi ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan

disajikan pada grafik berikut ini:

Gambar 4. 1 Diagram Hasil dan Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Adapun keseluruhan jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas belajar

sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam diagram berikut ini:

Gambar 4. 2 Total Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Sebelum

Tindakan

Berdasarkan pada acuan KKM = 65, maka persentase keseluruhan siswa

yang mencapai kriteria KKM maupun yang belum mencapai kriteria KKM,

disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4. 2

0

2

4

6

40 - 46 47 - 53 54 - 60 61 - 67 68 - 74 75 - 81

5

3

6

2 2

Hasil dan Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

0

2

4

6

8

10

12

14

Sebelum Tindakan

14

4

Belum Tuntas

Tuntas

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

49

Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 < 65 14 77.77 Belum tuntas

2 ≥ 65 4 22.23 Tuntas

Jumlah 18 100

Rata-rata 55.39

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 40

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas III SDN Kauman Kidul

Salatiga, sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh

nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 14 siswa

atau 77.77% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 siswa atau 22.23% .

Berikut persentase siswa yang belum mencapai KKM ataupun yang telah

mencapai KKM disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4. 3 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian, rendahnya hasil

belajar siswa disebabkan oleh siswa tidak termotivasi dalam mengikuti pelajaran

IPA. Dalam proses pembelajaran, siswa kelas III cenderung ramai, dan malas

untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Selain itu, cara guru mengajar yang masih

didominasi dengan ceramah membuat kelas menjadi monoton dan sajian pelajaran

menjadi kurang menarik perhatian siswa. Mengacu pada data hasil belajar,

termasuk ketuntasan belajar yang dicapai siswa kelas III SDN Kauman Kidul

0

20

40

60

80

Persentase KetuntasanSebelum Tindakan

77.77

22.23 Belum Tuntas

Tuntas

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

50

Salatiga, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas, dalam rangka untuk

mengubah situasi pembelajaran yaitu hasil dan ketuntasan belajar yang dicapai

siswa; juga di dalamnya mengubah proses pembelajaran agar ssiwa menjadi

tertarik untuk belajar IPA. Penelitian PTK ini menggunakan metode discovery dan

media benda nyata, yang dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus akan

memuat dua pertemuan.

4.1.1 Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum dilakukan penelitian tindakan, terlebih dahulu diadakan sosialisasi

rencana tindakan kelas yang sebelumnya telah dirancang oleh peneliti; dalam

bentuk didiskusikan dan dibahas dengan guru peneliti (guru mitra yang akan

mengajar), tentang pembelajaran IPA dengan metode discovery dan media benda

nyata. Sosialisasi ini dimaksudkan agar ada kesepahaman, antara peneliti dengan

guru kelas yang berkolaborasi dalam penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan

hasil sosialisasi dengan kolaborator ini, maka hal-hal yang diputuskan dan

direncanakan dalam tahap ini antara lain:

1) Menyepakati bahwa tindakan akan dilakukan pada dua siklus, dimana masing-

masing siklus dilaksanakan masing-masing dua pertemuan.

2) Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai

kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun

kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran discovery dan media benda

nyata.

3) Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga yang disiapkan, berkaitan

dengan materi pembelajaran yang akan diberikan.

4) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti

lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.

b. Pelaksanaan Tindakan

Setelah disusun RPP, menyiapkan dan mengecek semua alat peraga, juga

instrumen observasi yang akan digunakan dalam penelitian, peneliti dan guru

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

51

bersepakat untuk melakukan perbaikan pembelajaran, dengan rincian sebagai

berikut:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan

seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa,

mengatur tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Siapakah yang pernah

melihat gunung? Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan

dengan materi yang akan diajarkan pada hari itu, yaitu salah satu bentuk

permukaan bumi: pergunungan adalah kumpulan gunung-gunung, pergunungan

tertinggi di Indonesia adalah Jaya Wijaya. Setelah memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Setelah penjelasan

tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada tahap berikutnya,

yaitu kegiatan inti.

2) Kegiatan Inti

Sebelum memberikan pemaparan materi tentang bentuk permukaan bumi,

yaitu pergununggan dapat di daratan yang paling tinggi dibandingkan daratan

lainnya, terlebih dahulu guru membagi siswa dalam empat kelompok, dimana dua

kelompok pertama, masing-masing beranggotakan lima siswa, dan dua kelompok

lainnya, masing-masing beranggotakan empat siswa. Pengelompokkan siswa

dilakukan atas pertimbangan heterogenitas, mulai dari jenis kelamin, prestasi

akademik, maupun usia. Setelah dilakukan pembagian kelompok, guru

membagikan beberapa contoh gambar dan diperlihatkan benda nyata di luar kelas.

Langkah berikut yang dilakukan guru adalah memberikan pemaparan dan

penjelasan materi bentuk permukaan bumi yaitu bentuk kenampakan permukaan

bumi terdiri dari daratan, dan pergunungan. Setelah memberikan pemaparan

tentang materi bentuk permukaan bumi, guru menginstruksikan kepada masing-

masing kelompok untuk berdiskusi tentang materi, dan selanjutnya menuntun

siswa untuk melihat pemandangan diluar kelas. Hasil percobaan dan pengamatan

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

52

siswa kemudian didiskusikan dalam kelompok dan selanjutnya dipresentasikan di

depan kelas.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan ini, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan

tentang materi yang baru saja dipelajari. Sebelum menutup pelajaran, guru

memberikan tugas terkait dengan materi untuk dikerjakan di rumah. Tujuan

pemberian tugas ini adalah agar siswa dapat mengetahui yang mana termasuk

wilayah perairan dan wilayah daratan, tentang materi yang baru saja dipelajari.

Pada bagian akhir, guru juga mengingatkan bahwa akan masih ada pertemuan

berikutnya membahas materi yang sama, dengan sub materi yang berbeda.

Pertemuan II

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan II ini, meliputi

beberapa kegiatan seperti membuka pembelajaran dengan salam, berdoa,

mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta

siswa untuk mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dan

melakukan apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan: Siapa yang

pernah melihat globe ? Bagaimana bentuk globe? Bagaimana bentuk bumi kita?

Setelah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam

pembelajaran itu. Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran

dilanjutkan pada tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti.

2) Kegiatan Inti

Setelah dilakukan menjelaskan tujuan pembelajaran, guru memperlihatkan

globe benda nyata, yang akan diperlihatkan ke siswa tersebut. Langkah berikut

yang dilakukan guru adalah memberikan pemaparan dan penjelasan materi bentuk

permukaan bumi yaitu wilayah daratan dan wilayah perairan. Setelah memberikan

pemaparan tentang materi bentuk permukaan bumi, guru menginstruksikan

kepada masing-masing kelompok untuk berdiskusi tentang materi, dan

selanjutnya menuntun siswa untuk membedakan bentuk globe dan bola. Setelah

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

53

pengamatan siswa kemudian berdiskusi dalam kelompok dan selanjutnya

dipresentasikan di depan kelas.

3) Kegiatan Akhir

Pada kegiatan ini, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan

tentang materi yang baru saja dipelajari. Sebelum menutup pelajaran, guru

memberikan tes tentang materi yang baru saja dipelajari, juga materi dari

pertemuan I sebelumnya. Demi memperkuat pemahaman pada materi yang baru

saja diberikan, guru memberikan tugas kepada siswa. Pada bagian akhir, guru juga

mengingatkan bahwa akan masih ada pertemuan berikutnya membahas materi

yang sama, dengan sub materi yang berbeda.

c. Observasi

1) Kinerja Guru

Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah

keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Fokus amatannya adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran discovery

dan media benda nyata dalam pembelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi.

Hasil observasi disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 3

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Penerapan Metode Discovery dan

Media Benda Nyata

Siklus Materi Total

skor

Nilai

aktivitas

Kriteria

I Bentuk kenampakan

permukaan bumi terdiri dari

daratan dan perairan.

54 67,5% Cukup baik

Data hasil observasi kinerja guru, dengan menggunakan metode discovery

dengan memanfaatkan media benda nyata dalam pembelajaran, dinilai dengan

rumus di bawah ini (Depdiknas, 2003):

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

54

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor

penilaian yang berjumlah 54 atau persentasenya adalah 67,5%. Meskipun berada

pada kategori cukup baik, namun secara umum dapat dikatakan pembelajaran

pada siklus I dilaksanakan kurang maksimal. Pembelajaran berlangsung kurang

maksimal, karena jika diamati tiap item pada lembar kinerja guru masih terdapat

beberapa kekurangan yaitu: (1) kesesuaian antara apersepsi dengan pokok bahasan

yang dibahas, masih berada pada kategori dilakukan kurang baik; (2) sumber

belajar dalam hal ini media nyata yang dipilih guru dapat belum dapat

meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran

karena item ini pun masih berada dalam kategori kurang baik; (3) demikian juga

pada item melibatkan siswa secara langsung maupun tidak langsung dalam

pemanfataan media benda nyata; (4) interaksi yang bersifat positif atau interaksi

yang nyaman antara guru dan siswa juga berada pada kategoi masih kurang baik;

(5) item guru membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi juga

masih berada pada kategori kurang baik; dan (6) guru mengevaluasi hasil belajar

tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok dalam

mempresentasikan hasil kerjanya juga berada pada kategori kurang baik.

2) Aktivitas Siswa

Selain kinerja guru, perlu juga diamati aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas

siswa ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana metode discovery learning

dengan memanfaatkan media benda nyata sebagai metode pembelajaran

memberikan pengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Disamping itu, pengamatan ini dimaksudkan untuk menilai kesesuaian langkah

pembelajaran metode discovery learning dengan memanfaatkan media benda

nyata dengan proses pembelajaran yang berlangsung.

Tabel 4. 4

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

55

Lembar Aktivitas Siswa Siklus I Penerapan Metode Discovery dan Media

Benda Nyata

Siklus Materi Total

skor

Nilai

aktivitas

Kriteria

I Bentuk kenampakan

permukaan bumi terdiri

dari daratan dan perairan.

49 61.25% Cukup

baik

Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran metode discovery

learningdengan memanfaatkan media benda nyata pada siklus I dihitung dengan

cara sebagai berikut:

Dengan kriteria nilai sebagai berikut:

>86% = baik sekali

70 – 85% = baik

55 – 69% = cukup baik

<54% = kurang

Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor

penilaian yang berjumlah 49 atau persentasenya adalah 61.25%. Meskipun berada

pada kategori cukup baik, namun secara umum dapat dikatakan pembelajaran

pada siklus I dilaksanakan kurang maksimal. Pembelajaran berlangsung kurang

maksimal, karena jika diamati tiap item pada lembar aktivitas masih terdapat

beberapa kekurangan yaitu: (1) siswa belum siap menerima pelajaran, karena pada

item ini skor yang diperoleh adalah 2 atau berada pada kategori kurang baik; (2)

siswa juga belum mendengarkan secara baik penjelasan kompetensi yang hendak

dicapai dalam pembelajaran yang akan berlangsung; (3) siswa juga masih kurang

baik tingkat keaktifannya dalam bertanya ketika guru menjelaskan materi

pelajaran; (4) disamping itu, ditemukan bahwa belum ada interaksi yang positif,

yang nyaman dan saling mendukung, dalam diskusi diantara para siswa; (5)

keterlibatan siswa juga masih kurang dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan

karena kebiasaan siswa yang hanya mendengarkan ceramah guru, sehingga ketika

diminta untuk menjadi partisipan aktif dalam belajar, tampak bahwa siswa masih

sangat canggung dengan hal ini; (6) ditemukan juga bahwa keberanian siswa

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

56

dalam mengungkapkan pendapatnya ketika diberikan kesempatan untuk bertanya

ataupun menanggapi, masih juga berada pada kategori kurang baik; (7) tampak

juga bahwa siswa belum termotivasi dan antusias selama mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan menerapkan metode discovery dengan memanfaatkan

media benda nyata; (8) tampak juga bahwa siswa belum merasa tertarik

mempelajari materi dengan media benda nyata yang ditentukan oleh guru; (9)

siswa juga merasa belum terbimbing selama proses pembelajaran berlangsung;

dan (10) siswa masih pasif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang

materi bentuk permukaan bumi yang belum dipahami.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan, dalam maksud untuk memperbaiki

situasi pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan pada kinerja guru

maupun aktivitas siswa, dengan hasil seperti dipaparkan di atas, maka dapat

dipastikan bahwa kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran, akan berkontribusi langsung pada hasil belajar siswa.

3) Hasil Belajar Siswa

Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus I pertemuan 2, dalam

bentuk tes tertulis pilihan ganda.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011:34-35) yang

menggunakan rumus K=1+3,3 log n.

Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut:

Range / Jangkauan = skort tertinggi – skor terendah

Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n

Interval

Dalam menentukan pembuatan interval nilai mencari cara menentukan

interval nilai dengan baik, peneliti menggunakan rumus untuk memudahkan

mengatur jarak interval nilai sesuai hasil nilai yang di peroleh siswa dengan rumus

sebagai berikut:

K= Jumlah kelas interval

Log= logaritma

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

57

n= jumlah data

Log 18 = 1,25

K = 1 + 3,3 log n = 18

K = 1 + 3,3 .1,25

K = 1 + 4.125

K = 5,125 dibulatkan menjadi 6.

Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 5

Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel di atas, terlihat jelas perbandingan hasil belajar siswa

pada kondisi sebelum tindakan dan setelah diberikan tindakan pada siklus I, yang

mencapai kentuntasan belajar (KKM= 65) sebanyak 12 siswa atau 66.67% dari

kondisi awal yang hanya mencapai 22.23%, sedangkan siswa yang belum

mencapai kentuntasan belajar sebanyak 6 siswa atau sebanyak 33.33%, dari

kondisi awal sebelum tindakan yaitu 77.77%. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas

sebelum tindakan adalah 55.39 dengan perolehan nilai terendah yaitu 40 dan

No Interval Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 55 – 61 6 33.33 Tidak tuntas

2 62 – 68 4 22.22 Tuntas

3 69 – 75 7 38.89 Tuntas

4 76 – 82 1 5.56 Tuntas

Jumlah 18 100 KKM 65

Rata-rata 66.39

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 55

Siswa yang Tuntas 12

Siswa yang Belum tuntas 6

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

58

tertinggi 80. Kondisi ini berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana

perolehan nilai terendah yaitu 55 dan nilai tertinggi 80, nilai rata-rata siswa

meningkat menjadi 66.39. Nilai pada rentang 55 – 61 sebanyak 6 siswa dengan

persentase 33.33%, siswa yang mendapat nilai pada interval nilai 62 – 68

sebanyak 4 siswa dengan persentase 22.22%, siswa yang mendapat interval nilai

69 – 75 sebanyak 7 orang dengan persentase 38.89%, sedangkan siswa yang

mendapatkan nilai interval 76 – 82 sebanyak 1 orang dengan persentase 5.56%.

Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus I tersebut, disajikan pada gambar

berikut ini:

Gambar 4. 4 Jumlah Perolehan Nilai Berdasarkan Interval Nilai

Total siswa yang tuntas maupun belum tuntas belajar pada siklus I disajikan

dalam diagram berikut ini:

Gambar 4. 5 Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Pada Siklus I

0

2

4

6

8

55 - 61 62 - 68 69 - 75 76 - 82

6

4

7

1

Hasil Belajar Siklus 1

0

2

4

6

8

10

12

Siklus I

6

12

Belum Tuntas

Tuntas

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

59

Berikut disajikan dalam tabel, persentase ketuntasan belajar siswa pada

siklus I.

Tabel 4. 6

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 < 65 6 33.33 Belum tuntas

2 ≥ 65 12 66.67 Tuntas

Jumlah 18 100

Rata-rata 66. 39

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 55

Persentase ketuntasan belajar siswa sebelum dilakukan tindakan diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

sebanyak 14 siswa atau 77.77%; sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal sebanyak 4 siswa dengan persentase 22.23%. Kondisi ini berubah

setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang berhasil lulus

KKM sebanyak 12 siswa atau 66.67% dan siswa yang belum berhasil lulus KKM

sebanyak 6 siswa atau 33.33%.

Berikut persentase hasil belajar siklus I disajikan pada gambar di bawah ini:

Gambar 4. 6 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

4) Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I

untuk mengukur perubahan hasil belajar IPA siswa.

0

20

40

60

80

Persentase KetuntasanPada Siklus I

33.33

66.67

Belum Tuntas

Tuntas

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

60

Berikut ini disajikan perbandingan hasil belajar maupun persentase

ketuntasan belajar IPA siswa sebelum tindakan dan setelah tindakan siklus 1.

Tabel 4. 7

Perbandingan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I

No Kode

Siswa

Nilai

Awal Keterangan Siklus I Keterangan

1 AV2014 40 Belum tuntas 55 Belum tuntas

2 BV2014 60 Belum tuntas 60 Belum tuntas

3 CV2014 50 Belum tuntas 60 Belum tuntas

4 DV2014 70 Tuntas 70 Tuntas

5 EV2014 60 Belum tuntas 65 Tuntas

6 FV2014 55 Belum tuntas 65 Tuntas

7 GV2014 45 Belum tuntas 70 Tuntas

8 HV2014 70 Tuntas 75 Tuntas

9 IV2014 50 Belum tuntas 60 Belum tuntas

10 JV2014 40 Belum tuntas 65 Tuntas

11 KV2014 55 Belum tuntas 70 Tuntas

12 LV2014 75 Tuntas 75 Tuntas

13 MV2014 45 Belum tuntas 65 Tuntas

14 NV2014 60 Belum tuntas 60 Belum tuntas

15 OV2014 50 Belum tuntas 70 Tuntas

16 PV2014 80 Tuntas 80 Tuntas

17 QV2014 55 Belum Tuntas 60 Belum tuntas

18 RV2014 40 Belum Tuntas 70 Tuntas

Jumlah nilai 1015 1195

Rata-rata 55.56 66.39

Perbandingan jumlah siswa maupun persentase siswa yang tuntas hasil

belajarnya sebelum tindakan dan setelah tindakan pada siklus I, disajikan melalui

tabel berikut ini:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

61

Tabel 4. 8

Perbandingan Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Sebelum Tindakan dengan Siklus I

No. Nilai

Kondisi Awal Siklus I

Jumlah

Siswa

Persentase

(%) Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Tuntas 4 22.23 12 66.67

2 Belum

Tuntas 14 77.77 6 33.33

Jumlah 18 100% 18 100%

Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah

maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah

siswa yang tuntas yaitu 4 siswa dengan persentase 22.23%, meningkat menjadi 12

siswa pada siklus I dengan persentase 66.67% atau terjadi kenaikan 44.44%.

Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I yaitu 14 siswa dengan

persentase 77.77% dan turun menjadi 6 siswa dengan persentase 33.33%, setelah

diberikan tindakan pada siklus I; atau mengalami penurunan 44.44%.

Berikut disajikan dalam grafik perbandingan jumlah siswa yang tuntas sebelum

tindakan dan setelah tindakan pada siklus I

Gambar 4. 7 Total Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Sebelum

Tindakan

0

5

10

15

Sebelum Tindakan

14

4

Belum Tuntas

Tuntas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

62

Gambar 4. 8Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Siklus 1

Gambar 4. 9 Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar

Sebelum Tindakan dengan Siklus I

Sementara itu, perbandingan persentase ketuntasan belajar sebelum tindakan

dan setelah tindakan disajikan melalui tabel berikut ini:

Tabel 4. 9

Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan

dengan Siklus I

No. Pembelajaran Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas

Frekuensi % Frekuensi %

1. Kondisi Awal 4 22.23 14 77.77

2. Siklus I 12 66.67 6 33.33

0

2

4

6

8

10

12

Siklus I

6

12

Belum Tuntas

Tuntas

0

2

4

6

8

10

12

14

Sebelum Tindakan Siklus I

14

6

4

12

Belum Tuntas

Tuntas

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

63

Adapun perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan

dan setelah tindakan pada siklus I, disajikan melalui diagram berikut ini:

Gambar 4. 10 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum

Tindakan

Gambar 4. 11 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I

Gambar 4. 12 Diagram Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Sebelum Tindakan dengan Siklus I

0

20

40

60

80

Persentase KetuntasanSebelum Tindakan

77.77

22.23 Belum Tuntas

Tuntas

0

10

20

30

40

50

60

70

Persentase KetuntasanPada Siklus I

33.33

66.67

Belum Tuntas

Tuntas

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

Sebelum Tindakan Siklus I

77.77%

33.33%

22.23%

66.67%

Belum Tuntas

Tuntas

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

64

d. Refleksi

Refleksi merupakan tahap analisis melihat kelemahan-kelemahan,

kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang perlu diperbaiki dan

dipertahankan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan pada hasil observasi melalui

kinerja guru dan aktivitas siswa, dilakukan diskusi dengan guru agar dilakukan

perbaikan pada kinerja guru maupun aktivitas siswa pada siklus berikutnya.

Adapun berdasarkan hasil diskusi dengan guru, maka hal-hal yang perlu untuk

menjadi masukan perbaikan pada siklus II, antara lain:

1) Guru

a) Mengupayakan agar ada kesesuaian antara apersepsi dengan pokok bahasan

yang dibahas.

b) Mengupayakan agar memilih sumber belajar dalam hal ini media nyata dapat

meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran.

c) Perlu melibatkan siswa secara langsung maupun tidak langsung dalam

pemanfataan media benda nyata.

d) Perlu membangun interaksi yang bersifat positif atau interaksi yang nyaman

antara guru dan siswa.

e) Perlu untuk membimbing kelompok-kelompok belajar dalam berdiskusi.

f) Perlu untuk mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok dalam mempresentasikan hasil kerjanya.

2) Siswa

a) Agar siap menerima pelajaran.

b) Agar mendengarkan secara baik penjelasan kompetensi yang hendak dicapai

dalam pembelajaran yang akan berlangsung.

c) Agar menjadi dalam bertanya ketika guru menjelaskan materi pelajaran.

d) Agar terjadi interaksi yang positif, yang nyaman dan saling mendukung,

dalam diskusi diantara para siswa.

e) Agar terlibat penuh dalam pembelajaran.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

65

f) Agar memiliki keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapatnya ketika

diberikan kesempatan untuk bertanya ataupun menanggapi.

g) Agar termotivasi dan antusias selama mengikuti kegiatan belajar mengajar

dengan menerapkan metode discovery dan media benda nyata.

h) Agar tertarik mempelajari materi dengan media benda nyata yang

ditentukan oleh guru.

i) Agar merasakan dan mengalami terbimbing selama proses pembelajaran

berlangsung;

j) Agar menjadi aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru tentang

materi bentuk permukaan bumi.

Hal-hal di atas, direncanakan akan dilakukan pada siklus II. Maksudnya

adalah, dengan mengandaikan jika melakukan hal-hal yang menjadi kekurangan

di atas, maka situasi pembelajaran akan terus menjadi lebih baik, dan konsekuensi

ikutannya adalah hasil belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar

siswa menjadi meningkat.

4.1.2 Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka dalam perencanaan ini hal-hal yang

rencananya akan dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II antara

lain:

1. Merevisi kembali apersepsi yang telah disusun pada RPP sebelumnya, dimana

apersepsi yang direncanakan pada siklus II ini, agar lebih sesuai dengan materi

pelajaran yang akan diberikan.

2. Merevisi benda-benda nyata yang akan digunakan, agar dapat meningkatkan

semangat dan pemahaman belajar siswa.

3. Memposisikan diri sebagai fasilitator dalam kelas, agar siswa dapat terlibat

secara penuh dalam pembelajaran.

4. Menjadi lebih rileks dan lebih terbuka, agar siswa menjadi lebih nyaman

selama proses pembelajaran.

5. Merencanakan membimbing kelompok-kelompok belajar siswa, melalui

mendampingi siswa selama melakukan diskusi, memberikan petunjuk-

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

66

petunjuk agar siswa lebih mudah menemukan jawaban atas soal-soal yang

sedang didiskusikan.

6. Memberikan evalusi pada hasil diskusi, termasuk memberikan penghargaan

berbentuk pujian dan motivasi kepada siswa maupun kelompok yang antusias

dalam melakukan diskusi.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti meliputi beberapa kegiatan

seperti yang telah didesain dalam revisi rencana pembelajaran yaitu membuka

pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa,

mengatur tempat duduk siswa, juga mengatur suasana agar lebih nyaman dan

melakukan apersepsi. Apersepsi diberikan dalam bentuk pertanyaan “Siapakah

yang pernah pergi ke pantai”? bagaimana dengan bentuk pantai yang kalian lihat?

Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan pada hari itu, yaitu salah satu bentuk permukaan bumi, Bentuk

kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Setelah

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

Setelah penjelasan tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada

tahap berikutnya, yaitu kegiatan inti.

2. Kegiatan Inti

Setelah dilakukan menjelaskan tujuan pembelajaran, guru membagikan alat-

alat berupa benda nyata, yang dilakukan diluar kelas. Benda nyata yang

digunakan adalah air, sawah, dan sungai. Langkah berikut yang dilakukan guru

adalah membeikan pemaparan dan penjelasan materi bentuk permukaan bumi

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

67

yaitu cekungan dan tonjolan selalu ada. Setelah memberikan pemaparan tentang

materi bentuk permukaan bumi, guru menginstruksikan kepada masing-masing

kelompok untuk terlebih dahulu melakukan percobaan agar memahami

pertanyaan apersepsi, termasuk materi bentuk permukaan bumi yaitu bentuk

kenampakan permukaan bumi terdiri dari daratan dan perairan. Selanjutnya, siswa

diminta berdiskusi tentang materi. Selama diskusi kelompok, guru berkeliling

ruangan, bertanya kepada masing-masing kelompok, kendala-kendala apa saja

yang dihadapi kelompok, termasuk guru memberikan petunjuk-petunjuk

mengenai kemungkinan jawaban yang harus didiskusikan oleh kelompok. Setelah

selesai berdiskusi, guru menuntun dan menunjuk salah satu kelompok untuk

mempresentasikan di depan kelas. Selama presentasi, guru menuntun yang lain

untuk aktif bertanya, dengan memberikan petunjuk-petunjuk agar siswa

mendapatkan ide untuk mengajukan pertanyaan. Dengan cara ini, siswa mulai

aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada kelompok. Guru juga menuntun

kelompok yang presentasi untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan kelompok lain. Ternyata, dengan cara ini, siswa mulai aktif baik

mengajukan pertanyaan, maupun mengajukan jawaban, dan sebaliknya siswa

melakukan sanggahan atas jawaban-jawaban. Setelah waktu presentasi selesai,

tidak lupa guru mengevaluasi presentasi kelompok, juga mengevaluasi tiap-tiap

siswa dalam mengajukan pertanyaan maupun mengajukan jawaban atas

pertanyaan.

3. Kegiatan Akhir

Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara individual untuk

dikerjakan di rumah, guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum

memahami pelajaran termasuk belum memahami metode pembelajaran untuk

bertanya, guru bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan dan guru

mengingatkan untuk mempelajari sub materi berikutnya yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Tidak lupa, guru juga memberikan pujian kepada siswa

yang aktif bertanya, sambil memotivasi pada siswa yang lain, bahwa bertanya

adalah hal yang penting dan mendasar di dalam belajar.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

68

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan II ini, meliputi

beberapa kegiatan seperti membuka pembelajaran dengan salam, menyapa

masing-masing siswa agar suasana lebih rileks dan santai, berdoa, mengabsen,

mengecek kerapian siswa, mengatur tempat duduk siswa, meminta siswa untuk

mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dan melakukan

apersepsi. Agar siswa mudah menjawab apersepsi, berdasarkan acuan pada

pertemuan I, guru sebelumnya memberikan sedikit percobaan berkaitan dengan

pertanyaan apersepsi, Apa yang kalian lihat dari lingkungan yang ada

dilingkungan sekolah?” bagaimana bentuk dataran tinggi, bentuk rendah, bentuk

sungai? Setelah siswa menjawab pertanyaan apersepsi dengan benar, guru

melanjutkan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui

pembelajaran pada hari itu.

2. Kegiatan Inti

Melihat perkembangan keaktifan siswa pada pertemuan pertama dengan

beberapa revisi yang dilakukan guru dalam pembelajaran, dalam kegiatan inti ini

ada beberpa langkah yang dilakukan guru, memberikan pemaparan dan penjelasan

materi sifat-sifat cahabentuk permukaan bumiya yaitu cekungan dan tonjolan

selalu ada. Setelah memberikan pemaparan tentang materi bentuk permukaan

bumi, sama seperti pada pertemuan pertama, guru menginstruksikan kepada

masing-masing kelompok untuk terlebih dahulu melakukan percobaan agar

memahami pertanyaan apersepsi, termasuk materi bentuk permukaan bumi yaitu

cekungan dan tonjolan selalu ada. Selanjutnya, siswa diminta berdiskusi tentang

materi. Selama diskusi kelompok, guru berkeliling ruangan, bertanya kepada

masing-masing kelompok, kendala-kendala apa saja yang dihadapi kelompok,

termasuk guru memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kemungkinan jawaban

yang harus didiskusikan oleh kelompok. Setelah selesai berdiskusi, guru

menuntun dan menunjuk salah satu kelompok untuk mempresentasikan di depan

kelas. Selama presentasi, guru menuntun yang lain untuk aktif bertanya, dengan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

69

memberikan petunjuk-petunjuk agar siswa mendapatkan ide untuk mengajukan

pertanyaan. Dengan cara ini, siswa ternyata makin aktif dalam mengajukan

pertanyaan kepada kelompok. Guru juga menuntun kelompok yang presentasi

untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan kelompok lain.

Ternyata, dengan cara ini, siswa menjadi makin aktif baik mengajukan

pertanyaan, maupun mengajukan jawaban, dan sebaliknya siswa melakukan

sanggahan atas jawaban-jawaban. Setelah waktu presentasi selesai, tidak lupa

guru mengevaluasi presentasi kelompok, juga mengevaluasi tiap-tiap siswa dalam

mengajukan pertanyaan maupun mengajukan jawaban atas pertanyaan.

3. Kegiatan Akhir

Setelah semua kelompok selesai melakukan presentasi, guru memberikan

kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. Ada siswa

mengacungkan tangan; awalanya guru berpikir bahwa siswa tersebut hendak

bertanya, ternyata siswa tersebut mengeluarkan pendapatnya : “bu, ternyata

metode discovery menyenangkan ya bu, saya jadi banyak tahu tentang materi

yang diajarkan. Dibandingkan kalau dengar saja, saya jadi bosan dan mengantuk”.

Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan tes akhir kepada siswa, juga

memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih atas kerjasama selama peneliti

melakukan penelitian.

Guru juga mengingatkan siswa, untuk dapat menggunakan metode discovery pada

mata pelajaran yang lain, atau mungkin juga dalam membuat rencana-rencana

yang lain.

c. Observasi

Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah hasil revisi

keseluruhan aktivitas atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Fokus amatannya adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran discovery

dan media benda nyata dalam pembelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi;

juga bagaimana respons siswa dalam melakukan pembelajaran dengan metode

discovery dan media benda nyata. Hasil observasi disajikan dalam tabel berikut

ini:

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

70

1) Kinerja Guru

Mendasarkan pada refleksi siklus I, diadakan perbaikan-perbaikan tindakan

mengenai kinerja guru dalam menerapkan metode discovery dan media benda

nyata dalam pelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi.

Dalam maksud untuk mengetahui terjadi perubahan kinerja guru dalam

menerapkan metode discovery dan media benda nyata, berikut ini diuraikan dalam

tabel hasil pengamatan guru menerapkan metode discovery dan media benda

nyata.

Tabel 4. 10

Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II dalam Menerapkan Metode

Discovery dan Media Benda Nyata

Siklus Materi Total

skor

Nilai

aktivitas

Kriteria

II Cahaya dapat

dibiaskan dan

cahaya dapat

diuraikan

74 92.5% Baik sekali

Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor

penilaian yang berjumlah 74 atau persentasenya adalah 92.5%. Dengan perolehan

hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa kinerja guru mengalami peningkatan dari

siklus I ke siklus II, setelah mendapatkan masukan untuk melakukan beberapa

revisi pelaksanaan pembelajaran dengan acuan pada hasil observasi siklus I.

Kinerja guru dikatakan masuk dalam kriteria baik sekali, karena jika dilihat pada

tiap item langkah-langkah pembelajaran yang harus dilaksanakan, ada 90 %

langkah-langkah yang masuk dalam kategori dilaksanakan sangat baik, dan 10%

sisanya masuk dalam kategori dilaksanakan cukup baik (Kinerja guru dapat dilihat

pada lampiran lembar observasi kinerja guru siklus II).

2) Aktivitas Siswa

Selain kinerja guru, perlu juga diamati aktivitas siswa. Pengamatan aktivitas

siswa ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana metode discovery dan media

benda nyata sebagai model pembelajaran memberikan pengaruh dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa. Disamping itu, pengamatan ini

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

71

dimaksudkan untuk menilai apakah revisi yang menjadi masukan pada siklus I,

telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran metode discovery dan media

benda nyata dengan proses pembelajaran yang berlangsung.

Tabel 4. 11

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Penerapan Metode Discovery

dan Media Benda Nyata

Siklus Materi Total

skor

Nilai

aktivitas

Kriteria

II Bentuk

kenampakan

permukaan bumi

terdiri dari daratan

dan perairan.

71 88.75% Baik sekali

Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua, berdasarkan hasil skor

penilaian yang berjumlah 71 atau persentasenya adalah 88.75%. Dengan

perolehan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa meningkat setelah guru

melakukan beberapa revisi pelaksanaan pembelajaran dengan acuan pada hasil

observasi siklus I. Aktivitas siswa dikatakan masuk dalam kriteria baik sekali,

karena jika dilihat pada tiap item langkah-langkah pembelajaran yang harus

dilaksanakan, ada 55 % langkah-langkah yang masuk dalam kategori

dilaksanakan sangat baik, dan 45% sisanya masuk dalam kategori dilaksanakan

cukup baik (Total aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran lembar observasi

aktivitas siswa siklus II).

3) Hasil Belajar Siswa

Penilaian belajar siswa dilakukan pada akhir siklus II pertemuan 2, dalam

bentuk tes tertulis pilihan ganda. Dalam menentukan interval nilai agar lebih

mudah mengelompokkan berbagai nilai atau data yang sudah diperoleh, maka kita

bisa menggunakan pengelompokkan dalam bentuk tabel. Dengan demikian akan

lebih mudah melihat dan mengetahui tentang jangakuan skor tertinggi dan skor

terendah, banyaknya katagori serta interval dari data yang ada. Dalam hal ini,

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

72

peneliti menggunakan rumus dari Sugiyono (2011:34-35) yang menggunakan

rumus K=1+3,3 log n. Adapun rumus untuk menentukan Range.

Rumus dalam penentuan interval sebagai berikut:

Range / Jangkauan = skort tertinggi – skor terendah

Banyak kategori / kelas = 1 + 3,3 log n

Interval

Dalam menentukan pembuatan interval nilai dengan baik, peneliti

menggunakan rumus untuk memudahkan mengatur jarak interval nilai sesuai hasil

nilai yang di peroleh siswa dengan rumus sebagai berikut:

K= Jumlah kelas interval

Log= logaritma

n= jumlah data

Log 18 = 1,25

K = 1 + 3,3 log n = 18

K = 1 + 3,3 .1,25

K = 1 + 4.125

K = 5,125 dibulatkan menjadi 6.

Hasil belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 12

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Interval Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Persentase (%)

1 65 – 71 1 5.56 Tuntas

2 72 – 78 10 55.56 Tuntas

3 80 – 85 6 33.33 Tuntas

4 86 – 92 1 5.56 Tuntas

Jumlah 18 100 KKM 65

Rata-rata 77.22

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 65

Siswa yang Tuntas 18

Siswa yang Belum Tuntas -

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

73

Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan

hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I. Jika pada siklus I,

siswa yang tuntas belajar mencapai 66.67% dari total jumlah keseluruhan siswa,

maka pada siklus II siswa yang tuntas belajar 100%; dengan uraian sebagai

berikut: siswa yang mendapatkan nilai pada interval 65 – 71 berjumlah 1 siswa

dengan persentase 5.56%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval 72 – 78 ada

10 siswa dengan persentase 55.56%, siswa yang mendapatkan nilai pada interval

79 – 85 ada 6 siswa dengan persentase 33.33%, siswa yang mendapatkan nilai

pada interval 86 – 92 ada 1 dengan persentase masing-masing 5.56%.

Adapun perolehan jumlah siswa yang mendapatkan nilai pada masing-masing

interval di atas, disajikan melalui diagram berikut ini:

Gambar 4. 13 Diagram Hasil Belajar Siswa Siklus II

Berikut disajikan dalam tabel persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II,

Berikut ini.

Tabel 4. 13

Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa Persentase (%)

1 < 65 - - Belum tuntas

2 ≥ 65 18 100 Tuntas

Jumlah 18 100

Rata-rata 77. 22

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 65

1

10

6

1

0

2

4

6

8

10

12

65 - 71 72 - 78 79 - 85 86 - 92

Hasil Belajar Siklus II

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

74

Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah

maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah

siswa yang tuntas yaitu 4 siswa dengan persentase 22.23%, meningkat menjadi 12

siswa pada siklus I dengan persentase 66.67% atau terjadi kenaikan 44.44%,

Kemudian mengalami lagi peningkatan pada siklus II menjadi 100% atau

mengalami kenaikan 77.7% dibandingkan sebelum tindakan atau 33.33% setelah

tindakan pada siklus I. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I

yaitu 14 siswa dengan persentase 77.77% dan turun menjadi 6 siswa dengan

persentase 33.33%, setelah diberikan tindakan pada siklus I; atau mengalami

penurunan 44.44%, dan mengalami penurunan lagi menjadi tidak ada lagi siswa

yang belum tuntas pada siklus II.

4) Perbandingan Hasil dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dengan

Siklus II

Untuk mengukur perubahan hasil belajar IPA siswa, berikut ini disajikan

perbandingan hasil belajar maupun persentase ketuntasan belajar IPA siswa

sebelum tindakan, setelah tindakan pada siklus I dan setelah tindakan pada siklus

II melalui tabel berikut ini.

Tabel 4. 14

Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dengan Siklus II

No Kode

Siwa

Nilai

Siklus

I

Keterangan Siklus II Keterangan

1 AV2014 55 Belum tuntas 65 Tuntas

2 BV2014 60 Belum tuntas 75 Tuntas

3 CV2014 60 Belum tuntas 75 Tuntas

4 DV2014 70 Tuntas 80 Tuntas

5 EV2014 65 Tuntas 85 Tuntas

6 FV2014 65 Tuntas 75 Tuntas

7 GV2014 70 Tuntas 80 Tuntas

8 HV2014 75 Tuntas 75 Tuntas

9 IV2014 60 Belum tuntas 75 Tuntas

10 JV2014 65 Tuntas 75 Tuntas

11 KV2014 70 Tuntas 80 Tuntas

12 LV2014 75 Tuntas 75 Tuntas

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

75

13 MV2014 65 Tuntas 75 Tuntas

14 NV2014 60 Belum tuntas 75 Tuntas

15 OV2014 70 Tuntas 80 Tuntas

16 PV2014 80 Tuntas 90 Tuntas

17 QV2014 60 Belum tuntas 75 Tuntas

18 RV2014 70 Tuntas 80 Tuntas

Jumlah nilai 1195 1390

Rata-rata 66.39 77.22

Dari data tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Pada siklus I siswa yang tuntas hasil belajar 12 siswa (66.67%), siswa yang belum

tuntas belajar mencapai 6siswa (33.33%) dari total 18 siswa, dengan nilai rata-rata

pada siklus I yaitu 66.39. Pada siklus II, peningkatan hasil belajar meningkat

mencapai 18 siswa (100%) dari 18 siswa, nilai rata-rata dari studi awal 66.39 naik

menjadi 77.22.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, dan

pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil, karena semua siswa berhasil lulus

dari KKM. Berikut disajikan perbandingan jumlah ketuntasan siswal belajar pada

siklus I dengan siklus II.

Tabel 4. 15

Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II

No Nilai

Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa Persentase (%)

Jumlah

Siswa

Persentase

(%)

1 Tuntas 12 66.67 18 100

2 Belum Tuntas 6 33.33 - -

Jumlah 18 100% 18 100%

Mendasarkan pada tabel di atas, berikut akan disajikan dalam diagram jumlah

siswa yang tuntas dan belum tuntas pada siklus I dengan siklus II berikut ini:

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

76

Gambar 4. 14 Jumlah Siswa Tuntas dan Belum Tuntas pada Siklus I

Gambar 4. 15 Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar Siklus I

dengan Siklus II

Pada pemaparan berikut ini, akan disajikan perbandingan keseluruahan hasil

belajar maupun jumlah dan persentase ketuntasan belajar siswa mulai sebelum

tindakan, siklus I hingga siklus II.

Berikut disajikan perbandingannya melalui tabel berikut ini:

0

2

4

6

8

10

12

Siklus I

6

12

Belum Tuntas

Tuntas

0

5

10

15

20

Siklus I Siklus II

6

12

18

Belum Tuntas

Tuntas

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

77

Tabel 4. 16

Perbandingan Jumlah Siswa dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Sebelum Tindakan, Siklus I dengan Siklus II

No Nilai

Tuntas Belum Tuntas

Jumlah

Siswa %

Jumlah

Siswa %

1 Pra Tindakan 4 22.23 14 77.77

2 Siklus I 12 66.67 6 33.33

3 Siklus II 18 100 - -

Mengacu pada tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah

maupun persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Sebelum tindakan, jumlah

siswa yang tuntas yaitu 4 siswa dengan persentase 22.23%, meningkat menjadi 12

siswa pada siklus I dengan persentase 66.67% atau terjadi kenaikan 44.44%,

Kemudian mengalami lagi peningkatan pada siklus II menjadi 100% atau

mengalami kenaikan 77.7% dibandingkan sebelum tindakan atau 33.33% setelah

tindakan pada siklus I. Sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas pada siklus I

yaitu 14 siswa dengan persentase 77.77% dan turun menjadi 6 siswa dengan

persentase 33.33%, setelah diberikan tindakan pada siklus I; atau mengalami

penurunan 44.44%, dan mengalami penurunan lagi menjadi tidak ada lagi siswa

yang belum tuntas pada siklus II. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan metode discovery dan media benda nyata berhasil pada

pelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi pada siswa kelas III SDN Kauman

Kidul Salatiga semester II tahun pelajaran 2013/2014.

Hasil ini disajikan pada diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar pada

kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat berikut ini:

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

78

Gambar 4. 16 Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar

Sebelum Tindakan, Siklus I dengan Siklus II

Gambar 4. 17 Total Jumlah Siswa yang Tuntas dan Belum Tuntas Sebelum

Tindakan

Gambar 4. 18 Jumlah Total Siswa Tuntas dan Belum Tuntas pada Siklus I

0

5

10

15

Sebelum Tindakan

14

4

Belum Tuntas

Tuntas

0

5

10

15

Sebelum Tindakan

14

4

Belum Tuntas

Tuntas

0

2

4

6

8

10

12

Siklus I

6

12

Belum Tuntas

Tuntas

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

79

Gambar 4. 19 Diagram Perbandingan Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar

Sebelum Tindakan dengan Siklus I dan siklus 2

d. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada materi sifat-sifat cahaya,

penulis bersama observer melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan

pembelajaran memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa

pada siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan data yang telah dipaparkan oleh peneliti, penerapan discovery

learning dengan memanfaatkan media benda nyata pada siswa kelas III SDN

Kauman Kidul Salatiga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pra Siklus

atau sebelum tindakan, siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 siswa (22.23%) dari

18 siswa, dengan nilai rata-rata 55.56. Setelah dilaksanakan perbaikan

pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 12 siswa

(66.67%) dengan nilai rata-rata 66.39. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi

peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal ke siklus I yaitu 44.44%, Setelah

mempertimbangkan berbagai kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus

I, dilakukan lagi perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, diketahui

bahwa semua siswa berhasil tuntas dalam belajarnya, dengan perolehan nilai rata-

rata 77.22. Mengacu pada hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

SebelumTindakan

Siklus I Siklus II

14

6

4

12

18

Belum Tuntas

Tuntas

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

80

ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 33.33%.

Berdasarkan pada hasil ini maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan metode

discovery learning dan media benda nyata dapat meningkatkan hasil belajar sesuai

dengan yang direncanakan.

Mengantisipasi hal tersebut, sebelum dilakukan tindakan pada siklus II

terlebih dahulu peneliti berdiskusi dengan observer tentang hal-hal yang perlu

diperbaiki dan lebih difokuskan pada siklus II. Di atas telah dipaparkan bahwa

setelah diberikan tindakan pada siklus II, terjadi ketuntasan hasil belajar sebesar

33.33%. Semua siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan metode discovery learning dan media benda nyata pada mata

pelajaran IPA materi bentuk permukaan bumi, lulus dari kriteria KKM, dengan

nilai rata-rata 77.22.

Demikian juga dengan keaktifan belajar siswa. Jika pada siklus I, keaktifan

belajar siswa untuk menggunakan metode discovery dan media benda nyata

adalah 61.25%, terjadi peningkatan keaktifan belajar untuk menggunakan metode

discovery dan media benda nyata sebanyak 27.5% lagi sehingga menjadi 88.75%.

Hasil ini mengindikasikan bahwa metode discovery dan media benda nyata sangat

cocok diterapkan dalam pembelajaran, terutama pembelajaran IPA. Metode

pembelajaran ini cocok diterapkan, karena metode ini sesungguhnya berangkat

dari hal-hal nyata yang telah diketahui siswa, namun hanya dicocokan dengan

konsep dan teori-teori IPA yang dipelajari.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mulai dari pra siklus, siklus I,

dan siklus II dengan standar kompetensi memahami perubahan yang terjadi di

alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam bahwa penerapan

discovery learning dengan memanfaatkan media benda nyata dapat peningkatan

hasil belajar IPA pada siswa kelas III semester II SDN Kauman Kidul Salatiga

pada mata pelajaran IPA tentang bentuk permukaan bumi tahun ajaran 2013/2014.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8234/4/T1_292010354_BAB IV.pdf · nilai di bawah KKM seperti diuraikan melalui tabel 1.1, yaitu

81