BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

29
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Yayasan Sosial Kristen Salib Putih Lahirnya Yayasan Sosial Kristen Salib Putih bermula pada kedatangan pasangan suami istri yang berbeda kebangsaan ke Indonesia pada tahun 1882 sebagai ambtenaar atau pengawai sipil pemerintah Hindia-Belanda. Pasangan suami istri tersebut adalah Abraham Theodorus Johanes van Emmerick (1858) dari Belanda dan Alice Cleverly (1871) dari Inggris. Peran mereka bermula dari tahun 1901 saat meletusnya gunung Kelut di Jawa Timur. Banyak warga disekitar gunung Kelud mengungsi. Ada sekitar 300 jiwa yang mengungsi sampai ke Salatiga. Awalnya mereka datang untuk singgah meminta makan dan minum, namun keterbatasan bekal dan tenaga membuat mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan. Keadaan tersebut, para pengungsi sangat membutuhkan tempat penampungan untuk berteduh dan beristirahat. Melihat keadaan para pengungsi, rasa kemanusiaan pasangan suami istri ini terketuk untuk memberikan bantuan. Akhirnya mereka tinggal sementara di rumah keluarga van Emmerick di Salatiga. Keterbatasan rumah keluarga van Emmerick, membuatnya meminta tanah kepada Pemerintah Hindia-Belanda. Hasilnya Pemerintah Hindia-Belanda memberikan tanah seluas 42 Ha di Jalan Raya Salatiga Kopeng Km. 4 serta bekal uang tunai fI 300. Keluarga van Emmerick yang dibantu oleh para pengungsi

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Profil Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

Lahirnya Yayasan Sosial Kristen Salib Putih bermula pada kedatangan

pasangan suami istri yang berbeda kebangsaan ke Indonesia pada tahun 1882

sebagai ambtenaar atau pengawai sipil pemerintah Hindia-Belanda. Pasangan

suami istri tersebut adalah Abraham Theodorus Johanes van Emmerick (1858)

dari Belanda dan Alice Cleverly (1871) dari Inggris.

Peran mereka bermula dari tahun 1901 saat meletusnya gunung Kelut di

Jawa Timur. Banyak warga disekitar gunung Kelud mengungsi. Ada sekitar 300

jiwa yang mengungsi sampai ke Salatiga. Awalnya mereka datang untuk singgah

meminta makan dan minum, namun keterbatasan bekal dan tenaga membuat

mereka tidak bisa melanjutkan perjalanan. Keadaan tersebut, para pengungsi

sangat membutuhkan tempat penampungan untuk berteduh dan beristirahat.

Melihat keadaan para pengungsi, rasa kemanusiaan pasangan suami istri ini

terketuk untuk memberikan bantuan. Akhirnya mereka tinggal sementara di

rumah keluarga van Emmerick di Salatiga.

Keterbatasan rumah keluarga van Emmerick, membuatnya meminta tanah

kepada Pemerintah Hindia-Belanda. Hasilnya Pemerintah Hindia-Belanda

memberikan tanah seluas 42 Ha di Jalan Raya Salatiga Kopeng Km. 4 serta bekal

uang tunai fI 300. Keluarga van Emmerick yang dibantu oleh para pengungsi

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

37

mendirikan barak-barak penampungan dan mulai menempatinya pada tanggal 14

Mei 1902. Inilah yang menjadi awal pelayanan Salib Putih.

Perkembangan Yayasan ini melalui perluasan tanah untuk menampung para

pengungsi. Semakin luasnya tanah karena adanya hibah dari seorang wedana dan

juga pembelian tanah dari masyarakat sekitar oleh keluarga van Emmerick. Tanah

ini dikelola dan dibangun berbagai saran prasarana untuk pelayanan banyak orang

yang membutuhkan,

Nama Salib Putih diberikan pada perkumpulan ini berdasarkan penemuan

marmer putih berbentuk salib. Marmer ini ditemukan ketika membuka lahan

untuk perkumpulan yaitu disebelah timur jalan raya (±30m). Oleh karena itu,

perkumpulan ini oleh keluarga van Emmerick diberi nama Witte Kruis Kolonie

(WKK).

Van Emmerick meninggal pada tanggal 9 Juli 1924. Pelayanan WKK

kemudian dilanjutkan oleh istrinya. Ketika Jepang masuk Indonesia, Cleverly

ditangkap dan dipenjarakan, sehingga tugas pelayanan diserahkan pada orang-

orang pribumi kepercayaan keluarga van Emmerick.

Ketika Indonesia merdeka, pimpinan WKK dipengang oleh pemerintah,

yang kemudian pada tahun 1948-1952 dipimpin oleh anak Emmerick yaitu

Santosa Adolt van Emmerick. Tepatnya pada tanggal 16 Januari 1952

perkumpulan ini diserahkan kepada Yayasan Amal Kristen yang berada dibawah

naungan Sinode Gereja Kristen Jawa yang diketuai oleh Ds. Basuki Probowinoto

dan namanya berubah menjadi Perkumpulan Rumah Perawatan Salib Putih.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

38

Tahun 1959 diadakan transmigrasi besar-besaran ke Kalianda Lampung

karena penghuni semakin banyak dan adanya rencana pemerintah untuk

menempatkan Romusa Indonesia dari Thailand ke Salib Putih. Pada tahun 1960

sebagian rawatan diberikan tanah diarea Salib Putih yang sekarang menjadi desa

Bendosari Salatiga.

Adapun pelayanan panti-panti yang terdapat di Salib Putih adalah pelayanan

sebagai berikut:

1. Panti Asuhan (1956),

2. Panti Wredha dan Panti Karya (1960),

3. Panti Karya Taruna (PKT) (1970),

4. Balai Pengobatan atau Rumah Sakit Bantu.

Keberadaan Panti Asuhan, Panti Wredra dan Panti Karya mendapat

pengesahan dari Departemen Sosial Republik Indonesia pada tanggal 19 Juli 1977

dengan surat anda pendaftaran no 376/Y/PSSM/1977. Kemudian pada 25 Febuari

1986 di daftarkan ulang dalam hal ini Menteri Sosial Republik Indonesia nomor:

066-12/KPTS/BB/II/86. Salib Putih dikukuhkan tanggal 5 April 1995 melalui

Kanwil Depsos Provinsi Jawa Tenggah No. 007/ORSOS/85/95. Yayasan Sosial

Kristen Salib Putih dalam melakukan kegiatan pelayanannya melalui dasar hukum

sebagai berikut:

1. Akta Notaris No. 39 tanggal 14 Desember 1995 tentang Anggaran Dasar

Yayasan sosial Kristen Salib Putih yang diperbarui dengan Akta Notaris No.

52 tanggal 26 September 2008 sesuai Undang-Undang nomor 16 tahun 2001

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

39

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang no 28 tahun 2004 tentang

Yayasan.

2. Surat Ijin Operasional (SIOP) dari Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi

Jawa Tenggah No. 007/ORSOS/2007/2010 (Yang berlaku 3 tahun dan

dilakukan perpanjangan kembali).

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih mempunyai tugas pokok dan fungsi,

yaitu:

1. Mendirikan, menyelenggarakan serta memelihara panti-panti seperti Panti

Asuhan, Panti Karya dan Panti Wredha.

2. Menyelenggarakan perawatan kesehatan bagi warga rawatan dan

masyarakat umum yang diwujudkan dengan pendirian Balai Pengobatan

Salib Putih.

3. Memberikan pelayanan papan, jasmani, pendidikan dan pembinaan baik

dalam hal intelektualitas, etika moralitas, mental spiritualitas dan sosialitas

bagi warga rawatan dan masyarakat umum.

4. Mengembangkan kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang terlantar

dan atau tertinggal yang dilakukan secara cuma-Cuma.

Berkaitan dengan tujuan pokoknya, maka Yayasan Sosial Kristen Salib

Putih menyediakan sarana dan prasarana sebagai berikut:

1. Papan dan fasilitas pendukung

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih menyediankan tempat tinggal bagi

kalayan dalam bentuk asrama untuk panti, yang terdiri dari Asrama Panti

Asuhan, Asrama Panti Wredha dan Rumah Tinggal bagi kalayan Panti

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

40

Karya. Tempat tinggal tersebut diberikan berbagi fasilitas seperti kebutuhan

air, listrik, komunikasi, dll.

2. Pangan dan sandang

Pangan dan sandang ini, meliputi dapur panti, bahan makanan, peralatan

makan, pakaian, dll.

3. Kesehatan

Sarana kesehatan ditunjang dengan adanya Balai Pengobatan dan peralatan

kesehatan yang tersedia.

4. Pendidikan

Sarana dan prasaranan pendidikan ini meliputi peralatan olahraga, hiburan,

halaman dan gedung, tempat ibadah, fasilitas kerohanian, dll.

5. Usaha kemandirian

Usaha mandiri meliputi kandang sapi, lahan perkebunan, bangunan untuk

produksi makanan kecil, dll.

6. Managerial

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih dilengkapi dengan unit pelayanan seperti

kantor, peralatan kantor, gedung, dll.

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih secara historis dimiliki Gereja Kristen

Jawa (GKJ) Sinode, untuk itu struktur organisasi Yayasan Sosial Kristen Salib

Putih tidak lepas dari GKJ Sinode. Struktur organisasi ini terdiri dari Bapelsin

GKJ, Pembina, Pengawas dan Pengurus, serta Staf Pelaksana yang melaksanakan

kegiatan operasional. Pelaksanaannya Yayasan ini mempunyai 4 (empat) unit

pelayanan yaitu Panti Asuhan, Panti Karya, Panti Wredha dan Balai Pengobatan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

41

Struktur organisasi Yayasan Sosial Kristen Salib Putih dapat dilihat pada gambar

4.1 dibawah ini:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

4.1.2 Sistem Pengendalian Intern Pada Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

Pengelolaan Yayasan Sosial Kristen Salib Putih harus sehat, hal ini

ditujukan agar harta yang dimiliki dapat aman. Pentingnya keamanan harta,

menunjukan bahwa Yayasan ini memerlukan sistem pengendalian intern yang

baik.

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih mempunyai dua (2) sumber pendanaan

yaitu pendanaan yang berasal dari sumbangan dan pendanaan yang berasal dari

hasil usaha dalam panti atau yang biasa disebut dengan Unit Ekonomi Produktif.

Pengelolaan kedua sumber dana ini berbeda-beda baik administrasinya maupun

yang menanganinya.

BAPELSIN GKJ

PEMBINA

PENGAWAS

PENGURUS

PANTI ASUHAN PANTI KARYA PANTI WREDHA BALAI PENGOBATAN

ADM & PERSONALIA

BENDAHARA

PEMBUKUAN

RUMAH TANGGA

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

42

Sumber pendanaan Yayasan Sosial Kristen Salib Putih dari sumbangan,

berasal dari dua (2) pihak yaitu sumbangan rutin dan sumbangan tidak rutin.

Berdasarkan jenisnya, sumbangan juga dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Sumbangan yang berupa uang tunai

Jumlah sumbangan ini tidak ditentukan nominalnya. Sumbangan dalam

bentuk uang tunai diberikan melalui Bendahara Pelaksana. Bendahara

Pelaksana bertugas sebagai Kasir yaitu untuk menerima dan mengeluarkan

kas. Dalam hal pembukuan, bukti transaksi yang ada akan di bukukan dan di

simpan oleh bagian Pembuku.

2. Sumbangan dalam bentuk barang atau natura.

Sumbangan dalam bentuk natura dapat diberikan melalui Bagian Rumah

Tangga maupun diberikan langsung ke Panti. Sumbangan dalam bentuk

natura ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Makanan

Natura dalam bentuk makanan yaitu sumbangan berupa bahan makanan

dan minuman. Adapun yang masuk dalam kategori natura dalam bentuk

makanan ini adalah makanan dus, beras, gula pasir, minyak goreng, mie,

kecap, saus, teh, sirup, roti, susu, kopi, minuman serbuk, krupuk, telur,

sarden, kornet, permen, energen dan air mineral.

b. Alat kebersihan

Natura dalam bentuk alat kebersihan yaitu sumbangan yang berupa alat

kebersihan untuk mandi, mencuci dan berbagai kebutuhan wanita.

Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol, pembalut,

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

43

pempers, kapur barus, hand body, bedak facial foam, molto, aneka

sabun, pasta gigi dan sikat gigi.

Natura dalam bentuk makanan dan alat kebersihan, akan dilaporkan

berdasarkan jumlahnya dan perkiraan harga yang ditentukan oleh Bagian Rumah

Tangga. Pada akhir bulan, sumbangan dalam bentuk natura ini akan dilaporkan

jumlah nominalnya kepada Bendahara Pelaksana.

Sumber pendanaan yang berasal dari Unit Ekonomi Produktif dikelola oleh

Panti Karya. Ada 2 macam Unit Ekonomi Produktif yaitu:

1. Perternakan

Peternakan yang dikelola adalah perternakan sapi yang usahanya dimulai

sekitar tahun 2008/2009. Jenis sapi yang dikelola merupakan sapi perah.

Yayasan ini mempunyai sapi perah sebanyak 15 ekor yang terdiri dari 10

ekor sapi betina dewasa untuk sapi perahnya, 1 ekor sapi betina dara, 1 ekor

sapi jantan dewasa dan 3 ekor sapi jantan pedet. Sapi perah akan diperah

dua kali sehari yaitu pada pukul 05.00 WIB dan pukul 02.00 WIB. Susu

hasil perahan ini disetorkan ke Kantor Unit Desa (KUD) Getasan.

2. Perkebunan

Perkebunan yang ada Yayasan Sosial Kriten Salib Puih adalah perkebunan

kopi dan cengkeh yang luas tanahnya sebesar 4 hektar. Perkebunan kopi ini

ada sejak tahun 2007 sedangkan perkebunan cengkeh telah ada sejak tahun

1990-an. Pemilihan tanaman ini untuk perkebunan, karena keduannya

merupakan jenis tanaman keras yang dapat hidup lebih dari 20 tahun dengan

pemeliharaan yang mudah dan pemerolehan hasil panen setiap tahunnya.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

44

Pengelolaan perkebunan akan dipupuk mengunakan pupuk Urea dan pupuk

kandang. Pemberian pupuk Urea dilakukan setiap bulan Oktober sedangkan

pupuk kandang diberikan setiap 4 bulan sekali dimulai dari bulan Januari.

Pada tahun 2014 ini, diperkirakan perkebunan kopi akan panen pada bulan

Agustus dan perkebunan cengkeh akan panen sekitar bulan Oktober.

Unit Ekonomi Produktif setiap bulannya akan dilaporkan oleh Pengasuh

Panti Karya yang mengelola keuangan harian kepada Bendahara Pelaksana.

Pelaporannya adalah laporan global atau keseluruhan dari pembiayaan dan

hasilnya selama satu bulan, jadi tidak ada rincian biaya apa saja yang telah

dikeluarkan dalam pengelolaan Unit Ekonomi Produktif.

Sumber dana yang ada di Yayasan Sosial Salib Putih tidak lepas dari

transaksi keuangan. Pada dasarnya Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

mempunyai 4 (empat) transaksi keuangan yaitu penerimaan kas, pengeluaran kas,

penerimaan barang dan pengeluaran barang. Adapun prosedur dalam

melaksanakan transaksi-transaksi ini adalah sbb:

1. Penerimaan Kas

a. Penerimaan kas dari donatur atau sumber penerimaan lain, diotorisasi

oleh Bendahara Pelaksana sebagai Kasir.

b. Dengan adanya penerimaan kas, Bendahara Pelaksana akan membuat

bukti kuitansi akan ditanda tanganinya. Bukti kuitansi ditunjukan oleh

gambar dibawah ini:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

45

Gambar 4.2 Kuitansi

c. Bukti kuitansi tersebut akan diberikan kepada Pembuku untuk

dilampirkan dalam surat perintah penerimaan.

d. Surat perintah penerimaan dibuat oleh Pembuku. Surat perintah

penerimaan merupakan salah satu bentuk pengendalian keuangan dengan

adanya 3 (tiga) orang yang menandatanganinya, yaitu Kepala Unit Panti

yang bersangkutan, Bendahara Pelaksana (Mengetahui) dan Bendahara

Pengurus (Menyetujui). Bentuk dari surat perintah penerimaan

ditunjukan oleh gambar sebagai berikut:

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

46

Gambar 4.3 Surat Perintah Penerimaan

2. Pengeluaran Kas

a. Uang kas dikeluarkan oleh Bendahara Pelaksana sebagai Kasir yang

akan membawa uang.

b. Pengeluaran kas oleh Bendahara Pelaksana akan disertai dengan

pembuatan kuitansi seperti pada saat penerimaan kas.

c. Bukti kuitansi dari Bendahara Pelaksana akan diberikan kepada

Pembuku untuk dilampirkan dalam surat perintah pembayaran.

d. Pembuku akan melengkapi surat perintah pembayaran ini dengan

mendapatkan tanda tangan dari yang mengotorisasinya yaitu Kepala

Unit Panti yang bersangkutan, Bendahara Pelaksana (Mengetahui) dan

Bendahara Pengurus (Menyetujui). Bentuk dari surat perintah

penerimaan ditunjukan oleh gambar berikut:

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

47

Gambar 4.4 Surat Perintah Pembayaran

3. Penerimaan barang

a. Penerimaan barang dalam hal ini adalah penerimaan sumbangan

barang atau natura diotorisasi oleh Bagian Rumah Tangga.

b. Barang yang diterima dari donatur akan disertai dengan bukti tanda

terima yang ditunjukan pada gambar dibawah ini:

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

48

Gambar 4.5 Tanda Terima

c. Bukti tanda terima ini rangkap 3 (tiga) yaitu yang pertama asli untuk

donatur, yang kedua untuk Bagian Rumah Tangga dan yang terakhir

untuk Kepala Administrasi dan Personalia. Kepala Administrasi dan

Personalia akan membuatkan surat ucapan terimakasih kepada donator

atas sumbangan yang telah diberikan.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

49

4. Pengeluaran barang

a. Pengeluaran barang diotorisasi oleh Bagian Administrasi dan yang

mengajukannya, dalam hal ini adalah Kepala Unit Panti. Bukti

transaksi untuk pengeluaran barang adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6 Bukti Pengeluaran Barang

b. Bukti ini akan diajukan kepada Bagian Rumah Tangga untuk ditinjak

lanjuti.

c. Apabila barang tersedia maka Bagian Rumah Tangga akan

memberikannya, namun bila tidak ada maka Kepala Unit Panti harus

mengajukannya kepada Bendahara Pelaksana.

Keempat transaksi dengan 5 (lima) bukti transaksi yang ada masih belum

diberikan nomor urut yang terprogram. Namun bukti transaksi kuitansi, surat

perintah pembayaran dan surat perintah penerimaan sudah diberikan nomor bukti

yang masih manual oleh bagian Pembuku.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

50

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih melaksanakan pemeriksaan keuangan

untuk menjaga keamanan harta. Pemeriksaan keuangan secara rutin dilaksanakan

oleh 2 bagian yaitu Bendahara Pengurus dan Pengawas. Bendahara Pelaksana

memeriksa keuangan setiap 10 hari dan setiap bulan. Pemeriksaan 10 hari

ditujukan untuk memeriksa anggaran dalam membuat kegiatan 10 hari yang

kemudian dalam setiap bulan akan dilaksanakan pemeriksaan lagi. Pengawas

melaksanakan pemeriksaan keuanga setiap semester atau 6 (enam) bulan sekali.

Pengawas juga bertugas untuk verifikasi data dengan catatan, kesesuaian laporan

dengan data dan saldo. Pengawas berencana untuk melakukan pengawasan yang

lebih luas dari pengawasan keuangan saja, yaitu untuk mengawasi kegiatan

Yayasan. Setiap tahun laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Pengawas akan

dipertanggungjawabkan oleh Pembina paling lambat 3 bulan setelah tutup buku

yang biasanya jatuh di bulan Maret.

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih secara periodik mencocokkan saldo kas.

Pencocokkan ini dilakukan karena saldo kas bukan hanya ditangan atau dibawa

oleh Bendahara Pelaksana, namun juga disimpan dibank yaitu di Giro BRI,

Britama BRI, Simpedes BRI, BPD Jateng dan BCA.. Persediaan kas kecil yang

dibawa oleh Bendahara maksimal Rp 250.00,00 (dua ratus lima puluh ribu

rupiah).

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih pada dasarnya dibagi dalam 4 organ

yang berbeda, yaitu: Pembina, Pengawas, Pengurus dan Staff Pelaksana.

Pembina, Pengawas dan Pengurus ditentukan oleh Sidang GKJ Sinode dengan

masa jabatan 4 tahun. Setelah masa jabatannya habis, Pembina, Pengawas dan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

51

Pengurus dapat menjabat kembali dalam satu periode berikutnya dengan jabatan

yang sama. Apabila Pembina, Pengawas dan Pengurus ingin tetap menjabat lagi,

maka harus pada jabatan yang berbeda. Berbeda dengan Pembina, Pengawas dan

Pengurus, untuk Staff Pelaksana terdapat perputaran jabatan yang situasional

dalam hal ini apabila ada yang resign dan pensiun. Posisi kosong tersebut harus di

isi, tergantung prestasi dan kemampuan pegawai yang ada.

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih memberikan waktu cuti kepada Staff

Pelaksana selama 12 hari per tahun. Cuti dapat diambil satu kali yaitu 12 hari

langsung atau 2 kali 6 hari. Bagi Staff pelaksana yang tidak mengambil waktu

cutinya, maka tidak akan mendapatkan kompensasi. Walaupun demikian masih

ada Staff Pelaksana yang tidak mengambil waktu cutinya.

Karyawan merupakan bagian dalam ketercapaian tujuan Yayasan.

Karyawan dengan kualitas baik tentu diharapkan oleh Yayasan Sosial Kristen

Salib Putih, maka dalam proses seleksi karyawan dilakukan secara bersama-sama.

Pada saat ada bagian yang membutuhkan, secara bersama-sama dibuatlah kriteria-

kriteria yang harus dimiliki oleh calon karyawan misalnya seperti lulusan

minimal, IPK, tes kesehatan dan yang paling utama adalah warga GKJ karena

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih dibawah naungan dari GKJ Sinode. Perekrutan

ini, yang melakukan seleksi adalah Pengurus. Proses seleksinya yaitu dengan

seleksi administrasi, tes tertulis dan wawancara. Pelaksanaan perekrutan

Pengawas dan Pengurus berbeda dengan perekrutan Staff Pelaksana. Perekrutan

ini dilaksanakan oleh Pembina. Pembina akan menekankan pada kemampuan,

kapabilitas serta waktu dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai calon

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

52

Pengawas dan Pengurus untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

sebagai karyawan di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih.

Karyawan diwajibkan beragama Kristen karena dalam pratik kegiatan

Yayasan dilaksanakan berdasarkan Iman Kristen, sebab program kegiatan yang

dilaksanakan di Yayasan diturunkan dari tujuan dan maksut yaitu dibidang sosial

dan keagamaan. Yayasan ini menjunjung mempunyai filosofi dasar yaitu

melayani dengan Kasih, sehingga dalam perawatan dan pengasuhan kalayan

berdasarkan Iman Kristen dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang

menunjang seperti diadaannya renungan dan perayaan hari besar keagamaan.

Renungan rutin diadakan satu minggu sekali yaitu pada hari Kamis, namun

demikian pada saat diadakan pertemuan lain seperti rapat, terlebih dahulu

diadakan renungan. Adanya renungan ini, merupakan upaya Yayasan unuk

menguatkan dan memberikan semangat kerja yang penuh tanggungjawab. Selain

itu dalam mengelola keuangan, tidak lepas dengan adanya kepercayaan dan

kejujuran yang ditanamkan oleh para karyawan melalui pemaknaan Iman Kristen.

Perayaan hari besar keagamaan yang wajib dilaksanakan setiap tahun adalah

Paskah dan Natal.

Peningkatkan kualitas karyawan, Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

mengikuti pelatihan-pelatihan yang ada. Pelatihan pada pegawai berkaitkan

dengan pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait,

misalnya sesama panti dan dari Pemerintah. Sifat pelatihan ini ditekankan pada

pembinaan Panti untuk peningkatkan keterampilan dan pengetahuan pengelola

Panti. Pelatihan ini hanya ditujukan untuk pengelola Panti saja, untuk itu

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

53

karyawan yang lain belum mendapatkan pelatihan karena keterbatasan dana.

Selain itu keterbatasan dana menyebabkan tidak diadakannya pendidikan lanjut

untuk karyawan, karena itu Yayasan merekrut karyawan dengan pendidikan yang

sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan. Keterbatasan dana ini juga

menjadi faktor dalam kurangnya profesionalitas karyawan dalam melaksankan

tugas dan kewajibannya, karena pada dasarnya orang yang bekerja menginginkan

umpan balik berupa gaji yang sesuai dengan kualisi pekerjaannya, namun

karyawan di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih lebih menekankan pada

pelayanan.

4.2 Pembahasan

Sistem pengendalian intern di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

merupakan salah satu upaya untuk melindungi dan menjaga harta dari dalam

(intern) Yayasan. Pengendalian ini memerlukan unsur-unsur yang menyusunnya.

Yayasan mempunyai struktur organisasi yang membagian tugas dan wewenang

unit-unit yang ada dalam Yayasan untuk melaksanakan kegiatan pokoknya.

Sistem pengendalian intern ini lebih menekankan pada struktur organisasi yang

memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas terutama dalam memisahkan

fungsi operasi dan penyimpanan darifungsi akuntansi.

Sistem pengendalian intern melaksanakan setiap transaksi dengan otorisasi

dari pejabat yang mempunyai wewenang dalam bentuk penandatangan bukti

transaksi. Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab

fungsional secara tegas dan otorisasi dapat menunjang praktik yang sehat.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

54

Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara

tegas, sistem otorisasi dan praktik yang sehat, belum cukup untuk membuat

sistem pengendalian intern baik. Unsur yang paling penting dalam sistem

pengendalian intern adalah karyawan. Jika perusahaan memiliki karyawan yang

kompeten dan jujur, unsur pengendalian lain dapat dikurangi sampai batas

minimum, oleh karena itu karyawan menjadi kunci dalam sistem pengendalian

intern. Karyawan saja tidak dapat menjamin sistem pengendalian intern akan baik

karena karyawan mempunyai kelemahan manusiawi seperti merasa jenuh dengan

pekerjaan, terlibat dalam masalah pribadi, terkadang malas dan terkadang tergiur

dalam urusan keuangan, untuk itu diperlukanlah ketiga unsur sistem pengendalian

intern yang lain untuk menghindarkan karyawan dari penyimpangan

pekerjaannya.

Unsur-unsur yang ada dalam sistem pengendalian intern di Yayasan Sosial

Kristen Salib Putih akan dibahas sebagai berikut:

4.2.1 Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggungjawab Fungsional

secara Tegas

Pemisahan fungsional secara tegas digunakan untuk menghindari

penyimpangan keuangan, karena dilaksanakan oleh lebih dari saru orang.

Pembagian tanggung jawab ini didasarkan pada prinsip bahwa fungsi-fungsi

operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi harus dipisahkan dan fungsi ini

tidak boleh mempunyai tanggungjawab penuh.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

55

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih mempunyai 2 sumber dana yang

pengelolaanya berbeda-beda, sehingga dalam pemisahan fungsionalnya berbeda.

Sumber dana sumbangan yang menurut bentuknya dibagi menjadi uang tunai dan

barang atau natura yang pengelolaan fungsionalnya berbeda pula.

Sumbangan dalam bentuk uang tunai pemisahan fungsi operasi dan

penyimpanan dari fungsi akuntansi telah dipisahkan. Pemisahan fungsi ini dapat

dilihat dari pemisahan fungsi akuntansi antara yang membawa uang, mencatat

transaksi, membukukan transaksi dan menyimpan bukti dari transaksi yang ada.

Selain itu antara fungsi operasi dan fungsi penyimpanan juga tidak memiliki

tangungjawab yang penuh terhadap transaksi keuangan. Adanya pemisahan ini,

akan mengurangi resiko penyimpangan keuangan karena secara tidak langsung

pemisahan fungsi ini merupakan sebuah pengecekan internal diantara unit

organisasi Yayasan.

Sumbangan dalam bentuk natura di kelola oleh Bagian Rumah Tangga.

Fungsi operasi dan fungsi penyimpanan dalam akuntansi semua dilaksanakan oleh

Bagian Rumah Tangga. Untuk hasil dari Unit Ekonomi Produktif, dikelola oleh

Panti Karya. Fungsi operasi dan fungsi penyimpanan dalam akuntansi semua

dilaksanakan oleh Pengasuh Panti Karya. Bagian Rumah Tangga dan Pengasuh

Panti Karya adalah orang yang sama, untuk itu belum ada pemisahan fungsi

operasi dan penyimpanan dalam pengelolaan sumbangan dalam bentuk natura dan

hasil Unit Ekonomi Produktif. Selain itu pelaksanaan fungsi operasi dan fungsi

penyimpanan dilaksanakan penuh oleh satu bagian. Tidak adanya pemisahan dari

fungsi akuntansi dapat menambah resiko penyimpangan keuangan, karena

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

56

pemisahan fungsi akuntansi merupakan pengecekan intern. Pengecekan intern

tidak dapat dilaksanakan bila hanya ada satu bagian saja yang bertidak penuh,

sebab pengecekan ini mencerminkan catatan akuntansi yang diselenggarakan

sebenarnya oleh fungsi operasi dan penyimpanan.

4.2.2 Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan

Perlindungan Cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan dan

Biaya

Sistem wewenang digunakan untuk memberikan persetujuan atas transaksi

keuangan oleh pejabat yang berwenang. Adanya sistem wewenang

mengakibatkan tidak semua karyawan dapat menyetujui transaksi keuangan yang

ada, sehingga hanya pejabat yang berwenanglah yang dapat mengesahkan bukti

transaksi tersebut. Sistem wewenang tidak lepas dari prosedur pencatatan, karena

sistem wewenang ini lebih menekankan pada pemberian persetujuan atau

mengesahkan bukti transaksi melalui pemberian tanda tangan.

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih yang mempunyai 4 transaksi keuangan

memiliki sistem wewenang terhadap bukti transaksi yang ada. Transaksi

penerimaan dan pengeluaran kas, dimulai dari bukti transaksi yang berupa

kuitansi. Kuitansi ini yang membuat dan menandatangani adalah Bendahara

Pelaksana. Setelah itu kuitansi diberikan kepada Pembuku dan kemudian oleh

Pembuku akan dibuatkan surat perintah penerimaan untuk penerimaan kas dan

surat perintah pengeluaran untuk pengeluaran kas. Kedua bukti ini yang

berwenang untuk menandatanganinya adalah Kepala Unit Panti yang

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

57

bersangkutan, Bendahara Pelaksana (Mengetahui) dan Bendahara Pengurus

(Menyetujui).

Penerimaan barang mengunakan bukti tanda terima yang diwewenangi oleh

Bagian Rumah tangga. Bukti ini rangkap 3 dengan pembagian pertama asli untuk

donatur, yang kedua untuk Bagian Rumah Tangga dan yang terakhir untuk Kepala

Administrasi dan Personalia. Pengeluaran barang diwewenangi oleh Kepala Unit

Panti yang mengajukan dan Bagian Administrasi.

Hal diatas menunjukan bahwa sistem wewenang dari penerimaan kas dan

pengeluaran kas adalah Kepala Unit Panti yang bersangkutan, Bendahara

Pelaksana dan Bendahara Pengurus. Penerimaan barang diotorisasi oleh Bagian

Rumah Tangga dan Pengeluaran barang diotorisasi oleh Kepala Unit Panti yang

mengajukan dan Bagian Administrasi.

Sistem wewenang yang ada di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

menunjukan bahwa transasksi yang terjadi telah diotorisasi oleh bagian yang

mempunyai wewenang untuk menyetujuinya. Pembagian wewenang ini terekam

dalam persetujuan untuk melaksanakan suatu transaksi atau melalui

penandatanganan bukti. Sistem wewenang yang baik akan menunjang adanya

keabsahan bukti transaksi. Keabsahan bukti transaksi sangat diperlukan karena

bukti transaksi merupakan dasar dari pencatatan keuangan untuk menghasilkan

informasi keuangan bagi para pemakainya.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

58

4.2.3 Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit

Organisasi

Pratik yang sehat dalam menjalankan kegiatan di Yayasan Sosial Kristen

Salib Putih dapat membantu menjaga keamanan harta dan menghindari

penyimpangan atau kecurangan keuangan. Praktik yang sehat menunjang tugas

dan fungsi dari setiap unit organisasi. Berikut penjabaran praktik yang sehat di

Yayasan Sosial Kristen Salib Putih.

1. Yayasan Sosial Kristen Salib Putih belum menggunakan penomoran

formulir yang tercetak komputerisasi, karena masih direncanakan. Bukti

transaksi kemungkinnan dapat disalah gunakan karena penomoran formulir

merupakkan upaya untuk mempertanggungjawabkan bukti oleh pihak yang

berwenang. Selain itu formulir merupakan sebuah alat untuk melakukan

otorisasi terhadap transaksi keuangan. Adanya penomoran yang tercetak

dapat menetapkan pertanggungjawaban terlaksannya transaksi keuangan.

2. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) merupakan pemeriksaan keuangan

yang dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dalam tenggang

waktu yang tidak ditetapkan. Yayasan Sosial Kristen Salib Putih belum

melaksanakan. Tujuan dari pemeriksaan mendadak ini adalah untuk

mengecek kebenaran dari data keuangan dengan jangka waktu yang tidak

ditetapkan, sehingga keamanan harta dapat terjaga dan menunjang adanya

praktik yang sehat. Pemeriksaan mendadak perlu dilaksanakan untuk

mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya dengan aturan yang

telah ditetapkan.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

59

3. Transaksi pengeluaran kas dan penerimaan kas yang ada di Yayasan Sosial

Kristen Salib Putih dilaksanakan oleh Bendahara Pelaksana, Kepala Unit

Panti, Bendahara Pengurus dan Pembukuan sehingga lebih dari satu unit

organisasi dalam yayasan yang terlibat dalam transaksi ini. Transaksi

penerimaan barang dilaksanakan oleh Bagian Rumah Tangga dan Kepala

Administrasi dan Personalia sedangkan transaksi pengeluaran barang atas

dasar pengajuan dari Kepala Unit Panti dengan diketahui Bagian

Administrasi untuk direalisasikan oleh bagian rumah tangga. Pemisahan

atau pembagian tugas dilaksanakan untuk pengecekan intern. Pengecekan

intern ini melibatkan beberapa unit organisasi yang terdapat di Yayasan,

sehingga menunjang adanya praktik yang sehat karena tidak satu karyawan

saja yang menyetujui transaksi.

4. Perputaran jabatan (job rotation) di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

dilaksanakan pada setiap unit organ yang ada yaitu Pembinna, Pengawas,

Pengurus dan Staff Pelaksana. Perputaran jabatan dilaksanakan agar

karyawan tidak jenuh dengan pekerjaan yang laksanakannya. Selain itu

perputaran jabatan akan menghindari persekolan antar unit organisasi

sehingga akan menunjang adanya pratik yang sehat di Yayasan.

5. Waktu cuti hanya diberikan oleh Yayasan Sosial Kristen Salib Putih kepada

Staff Pelaksana. Waktu cuti yang diberikan ini, tidak semua karyawan

mengambilnya. Walaupun demikian tidak ada kompensasi atas waktu cuti

yang tidak diambil dan waktu cuti tidak dapat diakumulasikan ke tahun

berikutnya. Pemberian waktu cuti merupakan upaya yang dilakukan oleh

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

60

Yayasan memberikan kesempatan untuk tidak melaksanakan tugasnya

dalam jangka waktu tertentu. Seharusnya waktu cuti ini dapat dimanfaatkan

oleh karyawan untuk beristirahat atau sekedar berkumpul dengan keluarga

karena cuti merupakan hak dari Staff Pelaksana.

6. Pencocokan fisik yang dilakukan di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih

hanya pada saldo kas saja, yaitu mencocokan saldo kas yang ada ditangan

dan dibank dengan yang ada dicatatan. Perhitungan fisik seperti peralatan,

gedung dan tanah tidak dilaksanakan, sehingga nilai sesungguhnya dari

peralatan, gedung dan tanah belum diketahui. Pencocokan fisik pada

kekayaan Yayasan sebenarnya harus dilakukan untuk menjaga kekayaan

Yayasan dan mengecek ketelitian dan data akuntansinya terutama dalam

saldo-saldo yang ada didalamnya.

7. Organ Yayasan Sosial Kristen Salib Putih mempunyai Pengawas berperan

untuk verifikasi data dengan catatan, kesesuaian laporan dengan data dan

saldo. Selama ini hanya meliputi aktivitas keuangan dan direncanakan untuk

mengawasi aktivitas kegiatan Yayasan. Adanya unit Pengawas ini dapat

menjamin efektivitas unsur-unsur pengendalian intern lainnya, sehingga

kekayaan Yayasan dapat terjamin keamanannya dan data akuntansi dapat

diandalkan. Penambahan tugas yang sedang direncanakan baik untuk segera

dilaksanakan.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

61

4.2.4 Karyawan Yang Sesuai Dengan Mutu Dan Tanggungjawabnya

Karyawan merupakan unsur yang paling penting dalam Yayasan, karena

bila kualitas karyawan baik maka akan menunjang pengendalian yang baik pula.

Unsur yang terpenting dalam sistem pengendalian intern adalah bagaimana

karyawan dapat menjalankan fungsinya dalam organisasi atau lebih tetapnya

mengarah pada karyawan yang bermutu. Karyawan yang bermutu dapat

diperoleh melalui seleksi karyawan pada saat perekrutan karyawan.

Seleksi karyawan yang tepat dapat memungkinkan Yayasan akan

mendapatkan karyawan yang berkualitas. Proses seleksi di Yayasan Sosial Kristen

Salib Putih untuk mendapatkan Staff Pelaksana melalui beberapa tahapan yaitu

seleksi administrasi, tes tertulis dan wawancara. Proses seleksi ini dilaksanakn

oleh Pengurus Yayasan, sedangkan perekrutan Pengawas dan Pengurus ditetukan

atau ditunjuk oleh Pembina sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan.

Seleksi karyawan dilaksanakana untuk menunjang kecakapan karyawan baru

dalam menjalankan tanggungjawabnya pekerjaannya di Yayasan. Kesuksesan

dalam seleksi karyawan dapat menjadi kunci dalam berjalannya sistem

pengendalian intern yang baik karena dengan adanya karyawan baru yang sesuai

dengan harapan, maka dia akan menjalankan fungsinya sesuai dengan prosedur

yang telah ditetapkan sesuai tanggungjawabnya.

Pemerolehan karyawan yang bermutu tidak berhenti pada proses perekrutan

karyawan saja. Setelah memperoleh karyawan yang berkualitas pada saat

perekrutan, maka untuk meningkatkan kualitasnya diperlukan pelatihan-pelatihan.

Pelatihan yang dilaksanakan di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih masih sebatas

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

62

pada Pengurus Panti karena keterbatan biaya. Karyawan selain Pengurus Panti

belum terfasilitasi untuk meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas

karyawan penting agar karyawan dapat bekerja lebih baik, karena peningkatan

kualitas karyawan dapat meingkatkan hasil pekerjaannya yang akan menunjang

ketercapaian tujuan dari Yayasan. Selain dengan pelatihan, untuk meningkatkan

kualitas karyawan dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan lanjut. Namun

pendidikan lanjut untuk karyawan belum dapat dilaksanakan karena keterbatasan

dana. Yayasan dalam melaksanakan seleksi karyawan telah memilih karyawan

sesuai dengan pendidikan minimal yang harus dimiliki oleh karyawan. Pendidikan

minimal ini ditujukan agar karyawan yang bekerja di Yayasan Sosial Kristen

Salib Putih memiliki kualifikasi minimal yang telah diharapkan. Karyawan yang

bermutu menunjang adanya sistem pengendalian intern yang baik, untuk itu

adanya karyawan yang bermutu dapat menjadi prioritas dalam berjalannya

kegiatan di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih.

4.2.5 Komponen Sistem Pengendalian Intern Lainnya

Selain 4 unsur yang melekat dalam sistem pengendalian intern di Yayasan

Sosial Kristen Salib Putih, masih ada satu unsur sistem pengendalian intern yang

melekat di Yayasan ini yaitu lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian

ini berkenaan dengan penanaman nilai-nilai etika dan Iman, komitmen akan

kompetensi, dewan komisaris dan komite audit, falsafat manajemen dan gaya

operasinya, struktur organisasi, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab,

kebijakan prakting tentang SDM.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

63

Penanaman nilai-nilai etika Iman Kristen berkenaan dengan peringatan hari

besar keagamaan dan renungan yang diadakan setiap Kamis dan pada pertemuan-

pertemuan merupakan salah satu upaya yang dilaksanakan oleh Yayasan untuk

menjunjung tinggi Iman Kristen sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatan

Yayasan dalam memberikan semangat kerja yang penuh dengan tanggungjawab

serta menanamkan kepercayaan dan bekerja penuh dengan kejujuran. Lingkungan

keagamaan yang terbentuk di Yayasan ini, membantu berjalannya sistem

pengendalian intern yang telah ada, karena lingkungan keagamaan ini senantiasa

menanamkan nilai-nilai luhur kepada karyawan dalam melaksanakan

pekerjaannya.

Komitmen akan kompetensi dijunjung dalam menjalankan pekerjaan oleh

Pembina, Pengawas, Pengurus dan Staff Pelaksana. Komitmen merupkan salah

satu hal yang harus dimiliki oleh setiap karyawan yaitu untuk melayani dengan

Kasih berdasarkan Iman Kristen. Pembina dalam melaksanakan tugasnya bertugas

sebagai dewan komisaris yang bekerja sebagai wakil dari Pemilik Yayasan.

Pelaksanaan audit yang dilaksanakan oleh Pengawas lebih menekankan pada

tugas Pengawas sebagai komite audit. Falsafat manajemen dan gaya operasinya

berkaitan dengan maksud dan tujuan Yayasan yaitu dibidang sosila dan

keagamaan dengan sloglan “Melayani dengan Kasih”. Semua pekerjaan dan

kegiatan yang ada di Yayasan tidak lepas atau berdasarkan pada maksud dan

tujuan tersebut.

8. Struktur organisasi yang ada di Yayasan Sosial Kristen Salib Putih seperti

dijelaskan diatas terdiri dari Pembin, Pengawas, Pengurus dan Staff

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4922/5/T1_162010051_BAB IV.pdf · Adapun yang masuk dalam kategori ini adalah sampo, karbol,

64

Pelaksana. Pelaksanaan tugasnya, masing-masing jabatan akan

melaksanakan wewenang dan tanggungjawabnya bedasarkan Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang dalam praktiknya hampir sama

dengan unsur sistem pengendalian intern yang keempat yaitu karyawan

yang sesuai dengan mutu dan tanggungjawabnya.