BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

27
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Genuksuran yang beralamatkan di Jalan Kartini No. 12 Desa Genuksuran Kecamatan Purwodadi dan di SD Negeri 2 Genuksuran yang beralamatkan di Jalan Kartini No. 20 Desa Genuksuran Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Unit Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran yang terdiri dari: Tabel 4.1 Distribusi Unit Penelitian Nama Sekolah Jumlah Siswa Total Keterangan Laki-Laki Perempuan SD Negeri 1 Genuksuran 19 16 35 Kelompok Kontrol SD Negeri 2 Genuksuran 16 16 32 Kelompok Eksperimen Jumlah unit penelitian 67 Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada 67 siswa dari rombongan belajar kelas V SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran yang penulis gunakan sebagai subyek penelitian. Latar belakang sosial siswa di SD Negeri 1 dan 2 Genuksuran mayoritas dari keluarga guru, petani dan pedagang, tetapi sebagian besar mata pencaharian orang tua siswa yaitu petani karena mereka tinggal di lingkungan pedesaan yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. 4.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah di lapangan dengan melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri 1 dan 2 Genuksuran. Setelah menemukan permasalahan di lapangan, langkah selanjutnya _

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Genuksuran yang beralamatkan

di Jalan Kartini No. 12 Desa Genuksuran Kecamatan Purwodadi dan di SD Negeri

2 Genuksuran yang beralamatkan di Jalan Kartini No. 20 Desa Genuksuran

Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Unit Penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas V di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran yang

terdiri dari:

Tabel 4.1

Distribusi Unit Penelitian

Nama Sekolah Jumlah Siswa

Total Keterangan Laki-Laki Perempuan

SD Negeri 1 Genuksuran 19 16 35 Kelompok

Kontrol

SD Negeri 2 Genuksuran 16 16 32 Kelompok

Eksperimen

Jumlah unit penelitian 67

Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada 67 siswa dari rombongan belajar kelas V

SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran yang penulis gunakan

sebagai subyek penelitian.

Latar belakang sosial siswa di SD Negeri 1 dan 2 Genuksuran mayoritas

dari keluarga guru, petani dan pedagang, tetapi sebagian besar mata pencaharian

orang tua siswa yaitu petani karena mereka tinggal di lingkungan pedesaan yang

mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.

4.2 Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah di lapangan

dengan melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri 1 dan 2

Genuksuran. Setelah menemukan permasalahan di lapangan, langkah selanjutnya

_

40

40

yang dilakukan adalah menyusun proposal penelitian, instrumen penelitian,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), surat ijin penelitian, dan melakukan

uji coba terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan.

Sebelum eksperimen dilaksanakan yang dilakukan adalah mengambil data

awal tentang hasil belajar dan data amatan. Langkah berikutnya adalah melakukan

pengambilan data awal untuk mengetahui hasil belajar antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen dalam keadaan setara dengan menggunakan hasil

pengerjaan tes I. Untuk data amatan diambil dari hasil pengerjaan tes dengan

materi yang sesuai dengan yang akan dieksperimenkan. Setelah proses

eksperimen selesai, dilakukan analisa statistik dari data yang telah terkumpul

untuk kemudian disusun dalam bentuk laporan penelitian.

Pada umumnya pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 1

Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran menggunakan metode ceramah.

Menurut guru metode ceramah juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode ceramah setidaknya terdapat lima kelebihan metode ceramah

sehingga guru memilih metode ceramah sebagai metode pembelajaran.

Kelebihan metode ceramah antara lain: murah dalam arti efisien dilihat

dari segi waktu, biaya dan tersedianya guru, mudah dalam arti materi dapat

disesuaikan dengan terbatasnya waktu, karakteristik siswa, materi pelajaran, dan

tersedianya alat pelajaran. meningkatkan daya mendengar siswa dan

menumbuhkan minat belajar dari sumber lain. memperoleh penguatan, dalam

arti guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari siswa

yang diajar jika siswa memperhatikannya dan kelihatan senang karena

mengajarnya guru baik dan ceramah dapat memberikan wawasan yang luas

karena guru dapat menambah dan mengkaitkan dengan sumber dan materi lain

dalam kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa kelebihan metode ceramah guru tidak mementingkan

keberhasilan hasil belajar dan bernilai positif bagi guru karena metode ceramah

paling efektif untuk digunakan. Kekurangan metode ceramah sendiri adalah siswa

menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan dan menyampaikan

materi pembelajaran, dapat menimbulkan verbalisme yaitu siswa mengenal kata

41

41

yang disampaikan oleh guru namun siswa tidak mengetahui artinya, misalnya

siswa tahu bahwa makan sayur itu sehat, namun sehari-hari dia tidak makan sayur

dan ketika ditanya apa kandungan gizi yang terdapat dalam bayam, siswa tidak

tahu, materi ceramah terbatas pada yang diingat guru, bagi siswa yang

keterampilan mendengarkannya kurang akan dirugikan, siswa dijejali dengan

konsep yang belum tentu dapat diingat terus, informasi yang disampaikan mudah

usang dan ketinggalan zaman, tidak merangsang berkembangnya kreatifitas siswa,

terjadi interaksi satu arah yaitu dari guru kepada siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah model pembelajaran yang

menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno

yang diadakan oleh guru. Dengan penggunaan model pembelajaran TPS siswa

dilatih bagaimana cara menyampaikan pendapat yang dimiliki siswa dan siswa

juga dilatih untuk belajar menghargai pendapat orang lain terutama pendapat

temannya dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran yang sudah

ditetapkan. Namun, dalam pembelajaran TPS memiliki beberapa kekurangan yaitu

banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, lebih sedikit ide yang

muncul, dan jika ada perselisihan pendapat, tidak ada yang berperan sebagai

penengah.

Dari beberapa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yang digunakan

oleh guru di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran serta

pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS maka langkah yang akan

dilakukan adalah menggunakan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe

TPS dan tanpa menggunakan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

dalam pembelajaran IPS pada materi pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi

kemerdekaan Indonesia di kelas V semester II.

Penelitian ini menghasilkan hasil observasi aktifitas kegiatan siswa, hasil

observasi aktifitas kegiatan guru dan penilaian hasil belajar (penilaian proses

belajar terdiri atas penilaian menyimak, diskusi berpasangan, dan presentasi dan

tes formatif (tes II)).

Pada Tes II yang diperoleh kelompok eksperimen terdapat 1 siswa yang

mendapatkan skor 80, 82, 89, dan 98, 2 siswa yang mendapatkan skor 91, 3 orang

42

42

siswa yang mendapatkan skor 84, 87, dan 100, 5 siswa yang mendapatkan skor

96, dan 12 siswa mendapatkan skor 93. Untuk tes II yang diperoleh pada

kelompok eksperimen untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hasil Tes II Kelompok Eksperimen

Nilai

Tes II kelompok

eksperimen

f %

100 3 3

98 1 3

96 5 9

93 12 9

91 2 3

89 1 6

87 3 38

84 3 16

82 1 3

80 1 9

Pada tes II yang diperoleh kelompok kontrol terdapat 2 siswa mendapatkan

skor 78, 3 siswa mendapatkan skor 87, 5 siswa mendapatkan skor 89, 6 siswa

mendapatkan skor 80, 8 siswa mendapatkan skor 82, dan 11 siswa mendapatkan

skor 84. Untuk tes II yang diperoleh kelompok kontrol untuk lebih jelasnya akan

disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Tes II Kelompok Kontrol

Nilai

Tes II kelompok

eksperimen

f %

89 5 14

87 3 9

84 11 31

82 8 23

80 6 17

78 2 6

43

43

Penilaian proses dilakukan pada kelompok eksperimen. Penilaian proses

yang dinilai adalah penilaian unjuk kerja menyimak, unjuk kerja diskusi

berpasangan dan unjuk kerja presentasi.

Untuk mendapatkan skor non tes maka dilaksanakan penilaian proses pada

unjuk kerja menyimak. Pada pertemuan I pelaksanaan model pembelajaran TPS di

kelompok eksperimen pada unjuk kerja menyimak didapatkan skor yang baik

tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator melakukan seluruh

kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 20 siswa yang

mendapatkan skor 3 yang berarti siswa menyimak dengan presentase 63% dan

sebanyak 12 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa benar-benar

menyimak dengan presentase 37%. Pada indikator memanfaatkan waktu yang

diberikan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 25 siswa

yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa menyimak selama 4 menit dengan

presentase 78% dan sebanyak 7 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti siswa

menyimak selama 5 menit dengan presentase 22%. Pada indikator menjawab

pertanyaan yang diajukan dengan tepat sebanyak 21 siswa mendapatkan skor 3

yang berarti jawaban yang diberikan siswa cukup tepat dengan presentase 66%

dan sebanyak 11 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti jawaban yang diberikan

siswa tepat dan sesuai dengan yang ditanyakan dengan presentase 34%.

Pada pertemuan II pelaksanaan model pembelajaran TPS pada kelompok

eksperimen pada unjuk kerja menyimak didapatkan skor yang baik dan tidak ada

yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator melakukan seluruh kegiatan

menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 17 siswa yang mendapatkan

skor 3 yang berarti siswa menyimak dengan presentase 53% dan sebanyak 15

siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa benar-benar menyimak dengan

presentase 47%. Pada indikator memanfaatkan waktu yang diberikan untuk

menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 22 siswa yang mendapatkan

skor 3 yang berarti siswa menyimak selama 4 menit dengan presentase 69% dan

sebanyak 10 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti siswa menyimak selama 5

menit dengan presentase 31%. Pada indikator menjawab pertanyaan yang

diajukan dengan tepat sebanyak 25 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti

44

44

jawaban yang diberikan siswa cukup tepat dengan presentase 78% dan sebanyak 7

siswa mendapatkan skor 4 yang berarti jawaban yang diberikan siswa tepat dan

sesuai dengan yang ditanyakan dengan presentase 22%.

Untuk lebih jelasnya hasil skor unjuk kerja menyimak disajikan dalam

tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Skor Unjuk Kerja Menyimak

No. Indikator

Skor Pertemuan

I II

3 4 3 4

f % f % f % f %

1. Melakukan seluruh

kegiatan menyimak

dengan penuh tanggung

jawab

20 63 12 37 17 53 15 47

2. Memanfaatkan waktu yang

diberikan untuk menyimak

dengan penuh tanggung

jawab

25 78 7 22 22 69 10 31

3. Menjawab pertanyaan

yang diajukan dengan

jawaban tepat

21 66 11 34 25 78 7 22

Pada penilaian unjuk kerja diskusi berpasangan pada pertemuan I

didapatkan skor yang baik dan tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada

indikator jumlah pendapat yang disampaikan siswa terdapat 23 siswa yang

mendapatkan skor 3 yang berarti siswa menyampaikan 3 pendapat dengan

presentase 72% dan terdapat 9 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa

menyampaikan 4 pendapat dengan presentase 28%. Pada indikator kejelasan

siswa dalam menyampaikan substansi materi terdapat 24 siswa yang mendapatkan

skor 3 yang berarti siswa jelas dalam menyampaikan substansi materi dengan

presentase 75% dan terdapat 8 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa

sangat jelas dalam menyampaikan substansi materi dengan presentase 25%. Pada

indikator waktu yang digunakan siswa untuk diskusi terdapat 12 siswa yang

45

45

mendapatkan skor 3 yang berarti siswa berdiskusi selama 7 menit dengan

presentase 37% dan terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti

siswa berdiskusi selama 10 menit dengan presentase 63%.

Pada pertemuan II pelaksanaan model pembelajaran TPS untuk unjuk

kerja diskusi berpasangan didapatkan hasil skor yang baik dan tidak ada yang

mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator jumlah pendapat yang disampaikan

siswa terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa

menyampaikan 3 pendapat dengan presentase 63% dan terdapat 12 siswa yang

mendapatkan skor 4 yang berarti siswa menyampaikan 4 pendapat dengan

presentase 37%. Pada indikator kejelasan siswa dalam menyampaikan substansi

materi terdapat 21 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa jelas dalam

menyampaikan substansi materi dengan presentase 66% dan terdapat 11 siswa

yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa sangat jelas dalam menyampaikan

substansi materi dengan presentase 34%. Pada indikator waktu yang digunakan

siswa untuk diskusi terdapat 14 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa

berdiskusi selama 7 menit dengan presentase 44% dan terdapat 18 siswa yang

mendapatkan skor 4 yang berarti siswa berdiskusi selama 10 menit dengan

presentase 56%.

Untuk lebih jelasnya hasil skor unjuk kerja diskusi berpasangan disajikan

dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Skor Unjuk Kerja Diskusi Berpasangan

No. Indikator

Skor Pertemuan

I II

3 4 3 4

f % f % f % f %

1. Jumlah pendapat yang

disampaikan siswa 23 72 9 28 20 63 12 37

2. Kejelasan siswa dalam

menyampaikan substansi

materi

24 75 8 25 21 66 11 34

3. Waktu yang digunakan

siswa untuk diskusi 12 37 20 63 14 44 18 56

46

46

Pada penilaian unjuk kerja presentasi pada pertemuan I mendapatkan hasil

yang baik dan tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator

keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi terdapat 20 siswa yang

mendapatkan skor 3 yang berarti berani menyampaikan hanya 1 dari anggota

kelompok dengan presentase 63% dan terdapat 12 siswa yang mendapatkan skor 4

yang berarti semua anggota kelompok berani menyampaikan hasil diskusi dengan

jelas dengan presentase 37%. Pada indikator tingkat kebenaran/keaslian data hasil

diskusi terdapat 18 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti disampaikan

tingkat kebenarannya 56% – 80% dengan presentase 56% dan terdapat 14 siswa

yang mendapatkan skor 4 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 81% –

100% dengan presentase 44%.

Pada indikator keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan temannya

terdapat 32 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti berani menjawab 1

pertanyaan dari teman dengan jawaban tepat atau menambah jawaban teman

kelompoknya dengan presentase 100%. Pada indikator penggunaan bahasa dalam

presentasi terdapat 8 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti presentasi

dengan menggunakan bahasa Indonesia namun kurang tepat dengan presentase

25% dan terdapat 24 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti presentasi

dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dengan presentase 75%.

Pada pertemuan II pelaksanaan pembelajaran TPS pada penilaian unjuk

kerja presentasi mendapatkan hasil yang baik dan tidak ada yang mendapatkan

skor 1 dan 2. Pada indikator keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi

terdapat 16 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti berani menyampaikan

hanya 1 dari anggota kelompok dengan presentase 50% dan terdapat 16 siswa

yang mendapatkan skor 4 yang berarti semua anggota kelompok berani

menyampaikan hasil diskusi dengan jelas dengan presentase 50%. Pada indikator

tingkat kebenaran/keaslian data hasil diskusi terdapat 12 siswa yang mendapatkan

skor 3 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 56% – 80% dengan

presentase 37% dan terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti

disampaikan tingkat kebenarannya 81% – 100% dengan presentase 63%.

47

47

Pada indikator keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan temannya

terdapat 28 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti berani menjawab 1

pertanyaan dari teman dengan jawaban tepat atau menambah jawaban teman

kelompoknya dengan presentase 87% dan terdapat 4 siswa yang mendapatkan

skor 4 yang berarti berani menjawab 2 atau lebih pertanyaan teman dengan

jawaban tepat dan mudah dipahami dengan presentase 13%. Pada indikator

penggunaan bahasa dalam presentasi terdapat 8 siswa yang mendapatkan skor 3

yang berarti presentasi dengan menggunakan bahasa Indonesia namun kurang

tepat dengan presentase 25% dan terdapat 24 siswa yang mendapatkan skor 4

yang berarti presentasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat

dengan presentase 75%.

Untuk lebih jelasnya mengenai hasil skor unjuk kerja presentasi disajikan

dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Hasil Skor Unjuk Kerja Presentasi

No. Indikator

Skor Pertemuan

I II

3 4 3 4

f % f % f % f %

1. Keberanian siswa dalam

menyampaikan hasil

diskusi

20 63 12 37 16 50 16 50

2. Tingkat kebenaran /

keaslian data hasil diskusi 18 56 14 44 12 37 20 63

3. Keberanian siswa dalam

menjawab pertanyaan

temannya

32 100 0 0 28 87 4 13

4. Penggunaan Bahasa

dalam presentasi 8 25 24 75 8 25 24 75

Pada penilaian proses mengerjakan LKS pada pertemuan I terdapat 10

siswa mendapatkan skor 93 dan 22 siswa mendapatkan skor 100. Untuk penilaian

proses mengerjakan LKS pada pertemuan I akan disajikan pada tabel 4.7.

48

48

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Skor LKS Pertemuan I

Nilai LKS Pertemuan I

f %

100 22 69

93 10 31

Pada penilaian proses mengerjakan LKS pada pertemuan II terdapat 6

siswa mendapatkan skor 88 dan 26 siswa mendapatkan skor 100. Untuk penilaian

proses mengerjakan LKS pertemuan II akan disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Skor LKS Pertemuan II

Nilai LKS Pertemuan II

f %

100 26 81

88 6 19

Untuk melihat proses pelaksanaan pembelajaran maka dilakukan

observasi. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan teknik observasi

tentang langkah-langkah pembelajaran TPS dengan menggunakan panduan

observasi. Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang

dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Observasi yang

dilakukan pada kelompok eksperimen untuk melihat keefektifan dari penggunaan

pembelajaran TPS. Observasi meliputi kegiatan aktifitas siswa dan kegiatan

aktifitas guru.

Pada pertemuan I pelaksanaan model pembelajaran TPS di kelompok

eksperimen mendapatkan hasil yang sesuai dengan langkah – langkah

pembelajaran TPS menunjukkan rata-rata dalam pelaksanaannya mendapatkan

skor 2, 3 dan 4. Pada aktifitas menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh

guru terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor 2 yang berarti menyimak materi

pembelajaran namun menggunakan waktu yang singkat dengan persentase 6%, 15

siswa mendapatkan skor 3 yang berarti menyimak materi pembelajaran dengan

baik dan cukup sesuai dengan waktu yang diberikan dengan persentase 47% dan

49

49

15 siswa mendapat skor 4 yang berarti menyimak materi pembelajaran dengan

memanfaatkan waktu maksimal yang diberikan dengan persentase 47%.

Pada aktifitas memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertanyaan yang

diberikan guru terdapat 10 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti

memperhatikan dengan baik pertanyaan yang diberikan dengan presentase 31%

dan 22 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti sungguh-sungguh memperhatikan

pertanyaan yang diberikan dengan persentase 69%. Pada indikator menjawab

pertanyaan yang disampaikan oleh guru berdasarkan materi yang sudah disimak

terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor 2 yang berarti menjawab pertanyaan

yang disampaikan namun jawaban salah, 14 siswa yang mendapat skor 3 yang

berarti menjawab pertanyaan yang disampaikan dengan baik dengan persentase

44% dan 16 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti menjawab pertanyaan yang

disampaikan dan sesuai dengan materi yang disimak dengan persentase 50%.

Pada indikator mengerjakan LKS yang dibagikan guru dengan pasangan

terdapat 32 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti mengerjakan LKS dengan baik

bersama pasangan dengan persentase 100%. Pada indikator melakukan diskusi

dengan pasangannya dalam mengerjakan LKS terdapat 6 siswa yang mendapatkan

skor 3 yang berarti melakukan diskusi dan cukup komunikasi dengan persentase

19% dan 26 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melakukan diskusi dengan

baik dan komunikasi dengan pasangan lancar dengan persentase 81%. Pada

indikator berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam mengerjakan

LKS terdapat 10 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti berani dan aktif dalam

memberikan pendapat dengan persentase 31% dan 22 siswa mendapatkan skor 4

yang berarti berani dan aktif dalam memberikan pendapat dan bertanya pada

teman dengan persentase 69%.

Pada indikator melaporkan hasil pengerjaan LKS dalam diskusi kelas

terdapat 18 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti melaporkan hasil diskusi dan

cukup lengkap dengan persentase 56% dan 14 siswa mendapatkan skor 4 yang

berarti melaporkan hasil diskusi dengan lengkap dengan persentase 44%. Pada

indikator memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi terdapat terdapat 5 siswa

mendapatkan skor 2 yang berarti memberikan tanggapan dengan cukup baik

50

50

dengan presentase 16%, 11 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti memberikan

tanggapan dengan baik dengan persentase 34% dan 16 siswa mendapat skor 4

yang berarti memberikan tanggaan dengan baik dan mengkritisi hasil diskusi dari

teman lain dengan persentase 50%. Dari hasil observasi aktifitas siswa dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran TPS pada pertemuan I berjalan

dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TPS. Untuk lebih

jelasnya akan disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pertemuan I

No Aktivitas Siswa

Skor

2 3 4

f % f % f %

1. Mempersiapakan buku catatan dan

buku pelajaran.

0 0% 15 47% 17 53%

2. Menempati tempat yang telah

ditetapkan.

0 0% 0 0% 32 100%

3. Mengikuti dengan seksama

segala sesuatu yang sedang

disampaikan oleh guru

2 6% 10 31% 20 63%

4. Menyimak materi pembelajaran

yang dibagikan oleh guru

2 6% 15 47% 15 47%

5. Memperhatikan dengan sungguh-

sungguh pertanyaan yang

diberikan guru

0 0% 10 31% 22 69%

6. Menjawab pertanyaan yang

disampaikan oleh guru

berdasarkan materi yang sudah

disimak

2 6% 14 44% 16 50%

7. Mengerjakan LKS yang dibagikan

guru dengan pasangannya

0 0% 0 0% 32 100%

8. Melakukan diskusi dengan

pasangannya dalam mengerjakan

LKS

0 0% 6 19% 26 81%

9. Berani dan aktif dalam

mengemukakan pendapatnya

dalam mengerjakan LKS

0 0% 10 31% 22 69%

10. Melaporkan hasil pengerjaan LKS

dalam diskusi kelas

0 0% 18 56% 14 44%

11. Memberikan tanggapan terhadap

hasil diskusi

5 16% 11 34% 16 50%

12. Menggunakan bahasa Indonesia

yang baik

0 0% 9 28% 23 72%

13. Menggunakan waktu yang

diberikan dengan baik dan efisien

0 0% 2 6% 30 94%

14. Membuat rangkuman materi yang

dipelajari ke dalam buku catatan

0 0% 0 0% 32 100%

15. Melakukan kegiatan refleksi 0 0% 6 19% 26 81%

51

51

Observasi terhadap kegiatan pembelajaran TPS dilanjutkan untuk

pertemuan II dan mendapatkan hasil rata-rata dalam pelaksanaannya mendapatkan

skor 3 dan 4. Pada aktifitas menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh

guru terdapat 7 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti menyimak materi

pembelajaran dengan baik dan cukup sesuai dengan waktu yang diberikan dengan

persentase 22% dan 25 siswa mendapat skor 4 yang berarti menyimak materi

pembelajaran dengan memanfaatkan waktu maksimal yang diberikan dengan

persentase 78%. Pada aktifitas memperhatikan dengan sungguh-sungguh

pertanyaan yang diberikan guru terdapat 32 siswa mendapatkan skor 4 yang

berarti sungguh-sungguh memperhatikan pertanyaan yang diberikan dengan

persentase 100%.

Pada indikator menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru

berdasarkan materi yang sudah disimak terdapat 9 siswa yang mendapat skor 3

yang berarti menjawab pertanyaan yang disampaikan dengan baik dengan

persentase 28% dan 23 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti menjawab

pertanyaan yang disampaikan dan sesuai dengan materi yang disimak dengan

persentase 72%. Pada indikator mengerjakan LKS yang dibagikan guru dengan

pasangan terdapat 32 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti mengerjakan LKS

dengan baik bersama pasangan dengan persentase 100%. Pada indikator

melakukan diskusi dengan pasangannya dalam mengerjakan LKS terdapat 32

siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melakukan diskusi dengan baik dan

komunikasi dengan pasangan lancar dengan persentase 100%.

Pada indikator berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam

mengerjakan LKS terdapat 8 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti berani dan

aktif dalam memberikan pendapat dengan persentase 25% dan 24 siswa

mendapatkan skor 4 yang berarti berani dan aktif dalam memberikan pendapat

dan bertanya pada teman dengan persentase 75%. Pada indikator melaporkan hasil

pengerjaan LKS dalam diskusi kelas terdapat 10 siswa mendapatkan skor 3 yang

berarti melaporkan hasil diskusi dan cukup lengkap dengan persentase 31% dan

22 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melaporkan hasil diskusi dengan

lengkap dengan persentase 69%. Pada indikator memberikan tanggapan terhadap

52

52

hasil diskusi terdapat terdapat 14 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti

memberikan tanggapan dengan baik dengan persentase 44% dan 18 siswa

mendapat skor 4 yang berarti memberikan tanggaan dengan baik dan mengkritisi

hasil diskusi dari teman lain dengan persentase 56%. Dari hasil observasi aktifitas

siswa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran TPS pada pertemuan II

berjalan dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TPS.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan pada tabel 4.10 berikut

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pertemuan II

No Aktivitas Siswa

Skor

3 4

f % f %

1. Mempersiapakan buku catatan dan buku

pelajaran.

11 34% 21 66%

2. Menempati tempat yang telah

ditetapkan.

0 0% 32 100%

3. Mengikuti dengan seksama segala

sesuatu yang sedang disampaikan oleh

guru

5 16% 27 84%

4. Menyimak materi pembelajaran yang

dibagikan oleh guru

7 22% 25 78%

5. Memperhatikan dengan sungguh-

sungguh pertanyaan yang diberikan guru

0 0% 32 100%

6. Menjawab pertanyaan yang disampaikan

oleh guru berdasarkan materi yang

sudah disimak

9 28% 23 72%

7. Mengerjakan LKS yang dibagikan guru

dengan pasangannya

0 0% 32 100%

8. Melakukan diskusi dengan pasangannya

dalam mengerjakan LKS

0 0% 32 100%

9. Berani dan aktif dalam mengemukakan

pendapatnya dalam mengerjakan LKS

8 25% 24 75%

10. Melaporkan hasil pengerjaan LKS

dalam diskusi kelas

10 31% 22 69%

11. Memberikan tanggapan terhadap hasil

diskusi

14 44% 18 56%

12. Menggunakan bahasa Indonesia yang

baik

5 16% 27 84%

13. Menggunakan waktu yang diberikan

dengan baik dan efisien

0 0% 32 100%

14. Membuat rangkuman materi yang

dipelajari ke dalam buku catatan

0 0% 32 100%

15. Melakukan kegiatan refleksi 0 0% 32 100%

53

53

Observasi juga dilaksanakan untuk mengamati aktifitas guru didalam

pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk menilai kegiatan guru dalam

pembelajaran terhadap kesesuaian dengan RPP yang telah direncanakan.

Observasi kompetensi guru kelas ini dilakukan pada kelompok eksperimen.

Observasi terhadap aktifitas guru dilaksanakan dengan menggunakan rubrik

pengamatan observasi kegiatan guru dan mendapatkan hasil observasi aktifitas

guru menunjukkan pada indikator mengajukan pertanyaan kepada siswa

berdasarkan isi materi mendapatkan skor 3 yang berarti mengajukan pertanyaan

dengan cukup jelas. Pada indikator memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor 3 yang berarti

memberikan cukup kesempatan menjawab pertanyaan. Pada indikator

membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor

4 yang berarti membimbing dengan baik dan memberikan masukan. Pada

indikator membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan mendapatkan

skor 4 yang berarti membimbing pada semua pasangan. Pada indikator

membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS mendapatkan skor 3 yang berarti

membimbing pada 3,4 pasangan. Pada indikator membimbing siswa dalam

melaporkan hasil diskusi dalam menyelesaikan LKS mendapatkan skor 4 yang

berarti membimbing dengan memberi kesimpulan dan saran. Pada indikator

memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak melaporkan hasil diskusi

dalam menyelesaikan LKS untuk memberikan tanggapan mendapatkan skor 3

yang berarti memberikan cukup kesempatan kepada siswa untuk memberikan

tanggapannya.

Hasil observasi pada aktifitas guru di kelompok eksperimen pada

pertemuan I menunjukkan kualitas yang baik dan pada tahap pembelajaran TPS

terlihat hasil yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran TPS. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.11 Berikut

54

54

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktifitas Guru Pertemuan I

No Aktivitas Guru

Skor

3 4

f % f %

1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 0 1 100%

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

1 100% 0 0%

3. Menyampaikan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

TPS

1 100% 0 0%

4. Mengajukan pertanyaan kepada

siswa berdasarkan materi yang

sudah disimak oleh siswa

1 100% 0 0%

5. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan

1 100% 0 0%

6. Membimbing siswa dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan

0 0% 1 100%

7. Membimbing siswa dalam

melakukan diskusi berpasangan

0 0% 1 100%

8. Membimbing siswa dalam

menyelesaikan LKS

1 100% 0 100%

9. Membimbing siswa dalam

melaporkan hasil diskusi dalam

menyelesaikan LKS

0 0% 1 100%

10. Memberikan kesempatan kepada

siswa yang tidak melaporkan hasil

diskusi dalam menyelesaikan LKS

untuk memberikan tanggapan

1 100% 0 0%

11. Mengelola waktu secara efisien 1 100% 0 0%

12. Menggunakan media secara efektif

dan efisien.

0 0% 1 100%

13. Penggunaan bahasa dalam

pembelajaran

0 0% 1 100%

14. Membimbing siswa untuk membuat

rangkuman

0 0% 1 100%

15. Melakukan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa

0 0% 1 100%

55

55

Observasi terhadap aktifitas guru pada pembelajaran TPS dilanjutkan

untuk pertemuan II. Observasi terhadap aktifitas guru dilaksanakan dengan

menggunakan rubrik pengamatan observasi aktifitas guru dan mendapatkan hasil

observasi aktifitas guru menunjukkan pada indikator mengajukan pertanyaan

kepada siswa berdasarkan isi materi mendapatkan skor 4 yang berarti mengajukan

pertanyaan dengan sangat jelas. Pada indikator memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor 3 yang berarti

memberikan cukup kesempatan menjawab pertanyaan. Pada indikator

membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor

4 yang berarti membimbing dengan baik dan memberikan masukan.

Pada indikator membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan

mendapatkan skor 4 yang berarti membimbing pada semua pasangan. Pada

indikator membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS mendapatkan skor 4

yang berarti membimbing pada semua pasangan dan efektif. Pada indikator

membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi dalam menyelesaikan LKS

mendapatkan skor 4 yang berarti membimbing dengan memberi kesimpulan dan

saran. Pada indikator memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak

melaporkan hasil diskusi dalam menyelesaikan LKS untuk memberikan

tanggapan mendapatkan skor 4 yang berarti memberikan banyak kesempatan

kepada siswa untuk memberikan tanggapannya.

Hasil observasi pada aktifitas guru di kelompok eksperimen pada

pertemuan II menunjukkan kualitas yang baik dan pada tahap pembelajaran TPS

terlihat hasil yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran TPS. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.12.

56

56

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktifitas Guru Pertemuan II

No Aktivitas Guru

Skor

3 4

f % f %

1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 0% 1 100%

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

0 0% 1 100%

3. Menyampaikan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

TPS

1 100% 0 0%

4. Mengajukan pertanyaan kepada

siswa berdasarkan materi yang

sudah disimak oleh siswa

0 0% 1 100%

5. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan

1 100% 0 0%

6. Membimbing siswa dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan

0 0% 1 100%

7. Membimbing siswa dalam

melakukan diskusi berpasangan

0 0% 1 100%

8. Membimbing siswa dalam

menyelesaikan LKS

0 0% 1 100%

9. Membimbing siswa dalam

melaporkan hasil diskusi dalam

menyelesaikan LKS

0 0% 1 100%

10. Memberikan kesempatan kepada

siswa yang tidak melaporkan hasil

diskusi dalam menyelesaikan LKS

untuk memberikan tanggapan

1 100% 0 0%

11. Mengelola waktu secara efisien 0 0% 1 100%

12. Menggunakan media secara efektif

dan efisien.

0 0% 1 100%

13. Penggunaan bahasa dalam

pembelajaran

0 0% 1 100%

14. Membimbing siswa untuk membuat

rangkuman

0 0% 1 100%

15. Melakukan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa

0 0% 1 100%

57

57

Untuk menentukan tinggi rendahnya perolehan hasil belajar kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol digunakan kriteria KKM 90. KKM juga

digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas maupun

yang tidak tuntas. Berikut hasil analisis ketuntasan hasil belajar kelompok

eksperimen yang disajikan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Skor KKM f Presentase

> 90 Tuntas 23 72%

< 90 Tidak Tuntas 9 28%

Dari tabel 4.13 diketahui bahwa 23 siswa melampaui KKM yang

ditentukan yaitu 90 dengan presentase 72% dan sebanyak 9 siswa belum

mencapai KKM yang ditentukan yaitu 90 dengan presentase 28%. Secara lebih

jelas disajikan dalam gambaran visual diagram lingkaran hasil belajar kelompok

eksperimen pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok

Eksperimen

Analisis ketuntasan hasil belajar juga dilakukan pada kelompok kontrol.

Analisis ketuntasan hasil belajar dilakukan dengan memperhatikan KKM yang

telah ditentukan yaitu 90. Setelah dilakukan analisis data diketahui bahwa 35

siswa pada kelompok kontrol tidak mencapai KKM 90 dengan presentase 100%.

58

58

Berdasarkan hasil analisis ketuntasan hasil belajar yang telah dilakukan,

kemudian dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif berikut mencakup data

empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada materi peristiwa

sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan konvensional yang telah

diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum,

rentang skor, mean, standar deviasi yang akan disajikan pada tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

HASIL BELAJAR

EKSPERIMEN 32 83 96 90,44 3,388

HASIL BELAJAR

KONTROL 35 78 89 83,49 3,175

Tabel 4.14 menunjukkan analisis deskriptif nilai hasil belajar kelompok

eksperimen dengan jumlah data 32, mempunyai skor maksimal 96 sedangkan skor

minimal sebesar 83, dengan rata-rata nilai 90,44 dan standar deviasi 3,388.

Sedangkan analisis deskriptif nilai hasil belajar kelompok kontrol dengan jumlah

data 35, mempunyai skor maksimal 89 sedangkan skor minimal sebesar 78,

dengan rata-rata nilai 83,49 dan standar deviasi 3,175.

4.2.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Uji normalitas ini digunakan untuk persyaratan dilakukannya uji-t. Hasil

penghitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 19,0 dapat dilihat pada

tabel 4.15.

59

59

Tabel 4.15

Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HASIL

BELAJAR

EKSPERIMEN

HASIL

BELAJAR

KONTROL

N 32 35

Normal Parametersa,b

Mean 90,44 83,49

Std. Deviation 3,388 3,175

Most Extreme

Differences

Absolute ,222 ,207

Positive ,104 ,207

Negative -,222 -,107

Kolmogorov-Smirnov Z 1,257 1,225

Asymp. Sig. (2-tailed) ,085 ,099

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari tabel 4.15 tentang uji normalitas hasil belajar dapat disimpulkan

bahwa:

1. Nilai hasil belajar kelompok eksperimen dengan teknik One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi

dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,085.

Jika dirumuskan hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah

distribusi normal, Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila P

< 0,05. Pada tabel diatas menunjukan bahwa S = P = 0,085. Artinya

berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,085 >

0,05. Jadi H1 diterima, artinya data dari nilai hasil belajar kelompok

eksperimen adalah berdistribusi normal.

2. Nilai hasil belajar kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan

taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,099 Jika dirumuskan

hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah distribusi normal,

Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel

diatas menunjukan bahwa S = P = 0,099. Artinya berdasarkan perhitungan

60

60

peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,099 > 0,05. Jadi H1 diterima,

artinya data dari nilai hasil belajar kelompok kontrol adalah berdistribusi

normal.

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen

Gambar 4.3 Grafik Distribusi Skor Hasil Belajar Kelompok Kontrol

61

61

4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar

Uji homogenitas nilai hasil belajar merupakan syarat jika akan dilakukan

uji t. Untuk penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,255 1 65 ,615

Dari data hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah uji homogenitas, dapat dilihat pada tabel

Test of Homogeneity of Variances nilai signifikansi adalah 0, 615 > 0,05 maka H0

diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol).

4.2.3 Hasil Uji Beda Hasil Belajar

Penghitungan uji beda dengan bantuan SPSS 19,0 menggunakan

independent sampel t-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar

IPS antara kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif

tipe TPS dengan siswa yang diberikan perlakuan melakukan pembelajaran

konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17

Hasil Uji Beda Independent Samples Test Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality

of Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differ

ence

Std.

Error

Differ

ence

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

HASIL

BELAJAR

Equal

variances

assumed

,255 ,615 8,670 65 ,000 6,952 ,802 5,350 8,553

Equal

variances

not

assumed

8,644 63,462 ,000 6,952 ,804 5,345 8,559

62

62

Berdasarkan tabel 4.17 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,255

dengan probabilitas (signifikansi) 0,615 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

kedua populasi memiliki varian sama atau dengan kata lain kedua kelompok

homogen.

Selisih mean antara mean nilai hasil belajar kelompok eksperimen dan

mean nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 6,952. Hal ini dapat dibuktikan

dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 dan thitung sebesar 8,670 lebih

besar dari ttabel 1,669 (8,670 > 1,669). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada

perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol siswa kelas V SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2

Genuksuran Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012, digunakan uji

perbedaan rata-rata. Untuk mengetahui perbandingan yang signifikan dengan

tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh

perbandingan seperti berikut :

Hasil penghitungan thitung menunjukkan bahwa thitung > ttabel (8,670 > 1,669)

dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak jadi ada

perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan

penggunaan model pembelajaran konvensional artinya penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS terbukti efektif terhadap hasil belajar IPS siswa

kelas V SD Negeri Genuksuran Purwodadi Grobogan Semester II Tahun Ajaran

2011/2012.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Genuksuran Kecamatan

Purwodadi Kabupaten Grobogan pada kelompok eksperimen dengan perlakuan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS bahwa siswa yang mendapat

hasil belajar IPS kelompok eksperimen pada kategori tidak tuntas dengan KKM

90 berjumlah 9 siswa dengan presentase 28% dan siswa yang masuk pada kategori

63

63

tuntas dengan KKM 90 berjumlah 23 siswa dengan presentase 72%. Jadi pada

kelompok eksperimen hasil belajar siswa tergolong baik sebab guru dalam

pembelajaran dalam mengimplementasikan RPP pelaksanaan dengan nilai yang

baik. Meskipun presentase ketuntasan tidak mencapai 100% namun data yang

diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa lebih baik dari nilai tes I.

Sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan model

pembelajaran konvensional yang mendapat hasil belajar IPS kelompok kontrol

pada kategori tidak tuntas dengan KKM 90 sebanyak 35 siswa yang masuk dalam

kategori tidak tuntas sedangkan pada kategori tuntas tidak ada. Jadi dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar IPS di kelompok kontrol tergolong pada kategori

rendah. Hasil belajar IPS tergolong rendah disebabkan perbedaan perlakuan. pada

kelas kontrol tidak diberikan perlakuan tertentu, meskipun keadan dan hasil

belajar siswa, latar belakang guru, ruang kelas, sarana dan prasarana yang ada

homogen artinya tidak ada perbedaan tetapi karena adanya perbedaan perlakuan

dalam pembelajaran siswa mengikuti guru sesuai yang disampaikan dengan

berpedoman RPP yang telah disajikan maka siswa hanya berpacu apa yang telah

disampaikan.

Berdasarkan analisis uji t diketahui terdapat perbedaan rata-rata antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Artinya ada keefektifan dari

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Dari analisis uji t

mendapatkan hasil nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai

thitung lebih besar daripada nilai ttabel ((8,670 > 1,669) maka H0 ditolak sehingga

skor siswa jika pembelajaran menggunakan perlakuan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS berbeda dengan yang menggunakan model pembelajaran

konvensional. Data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS, nilai hasil belajar kelompok eksperimen kelas V SD Negeri 2

Genuksuran mencapai hasil 90,44 sedangkan rata-rata nilai hasil belajar kelompok

kontrol kelas V SD Negeri 1 Genuksuran mencapai hasil 83,49.

64

64

Dari data hasil penelitian terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai hasil

belajar pada siswa kelompok eksperimen yaitu SD Negeri 2 Genuksuran dan

siswa kelompok kontrol yaitu SD Negeri 1 Genuksuran. Hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi daripada hasil

belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan

demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif digunakan dalam

pembelajaran IPS.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfian Halid Sofian (2011) yang

menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan keefektifan dari penerapan

model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa,

penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Hanafiah (2010) yang

menyatakan bahwa pembelajaran siswa dengan menggunakan model

pembelajaran Think Pairs Share lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran

yang tidak diberikan model pembelajaran Think Pairs Share atau menggunakan

metode konvensional.

Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS pada kelompok eksperimen. Pembelajaran pada

kelompok eksperimen mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam

memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

digunakan juga mengajarkan siswa arti kerjasama, tanggung jawab, senasib

sepenanggungan yang dilakukan bersama pasangannya.

Disini juga siswa dituntut keaktifan dan tanggung jawab penuh agar siswa

mampu bekerjasama dengan baik dengan temannya sebagai pasangan.

Keberhasilan yang tercapai tercipta karena adanya hubungan yang saling

mendukung didalam bekerjasama dengan pasangan, saling membantu, saling

menghargai, dan peduli antara siswa didalam pasangan.

Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dan pencapaian tingkat

berpikir siswa dimungkinkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe

TPS dikembangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berinteraksi dari latar

belakang yang berbeda dan cara berpikir yang berbeda untuk dapat menyelesaikan

65

65

permasalahan yang dikerjakan bersama sehingga dapat membangun motivasi

belajar pada siswa dan pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar dan

pencapaian tingkat berpikir siswa.