BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Genuksuran yang beralamatkan
di Jalan Kartini No. 12 Desa Genuksuran Kecamatan Purwodadi dan di SD Negeri
2 Genuksuran yang beralamatkan di Jalan Kartini No. 20 Desa Genuksuran
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Unit Penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran yang
terdiri dari:
Tabel 4.1
Distribusi Unit Penelitian
Nama Sekolah Jumlah Siswa
Total Keterangan Laki-Laki Perempuan
SD Negeri 1 Genuksuran 19 16 35 Kelompok
Kontrol
SD Negeri 2 Genuksuran 16 16 32 Kelompok
Eksperimen
Jumlah unit penelitian 67
Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa ada 67 siswa dari rombongan belajar kelas V
SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran yang penulis gunakan
sebagai subyek penelitian.
Latar belakang sosial siswa di SD Negeri 1 dan 2 Genuksuran mayoritas
dari keluarga guru, petani dan pedagang, tetapi sebagian besar mata pencaharian
orang tua siswa yaitu petani karena mereka tinggal di lingkungan pedesaan yang
mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.
4.2 Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah di lapangan
dengan melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri 1 dan 2
Genuksuran. Setelah menemukan permasalahan di lapangan, langkah selanjutnya
_
40
40
yang dilakukan adalah menyusun proposal penelitian, instrumen penelitian,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), surat ijin penelitian, dan melakukan
uji coba terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan.
Sebelum eksperimen dilaksanakan yang dilakukan adalah mengambil data
awal tentang hasil belajar dan data amatan. Langkah berikutnya adalah melakukan
pengambilan data awal untuk mengetahui hasil belajar antara kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dalam keadaan setara dengan menggunakan hasil
pengerjaan tes I. Untuk data amatan diambil dari hasil pengerjaan tes dengan
materi yang sesuai dengan yang akan dieksperimenkan. Setelah proses
eksperimen selesai, dilakukan analisa statistik dari data yang telah terkumpul
untuk kemudian disusun dalam bentuk laporan penelitian.
Pada umumnya pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri 1
Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran menggunakan metode ceramah.
Menurut guru metode ceramah juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode ceramah setidaknya terdapat lima kelebihan metode ceramah
sehingga guru memilih metode ceramah sebagai metode pembelajaran.
Kelebihan metode ceramah antara lain: murah dalam arti efisien dilihat
dari segi waktu, biaya dan tersedianya guru, mudah dalam arti materi dapat
disesuaikan dengan terbatasnya waktu, karakteristik siswa, materi pelajaran, dan
tersedianya alat pelajaran. meningkatkan daya mendengar siswa dan
menumbuhkan minat belajar dari sumber lain. memperoleh penguatan, dalam
arti guru memperoleh penghargaan, kepuasan dan sikap percaya diri dari siswa
yang diajar jika siswa memperhatikannya dan kelihatan senang karena
mengajarnya guru baik dan ceramah dapat memberikan wawasan yang luas
karena guru dapat menambah dan mengkaitkan dengan sumber dan materi lain
dalam kehidupan sehari-hari.
Dari beberapa kelebihan metode ceramah guru tidak mementingkan
keberhasilan hasil belajar dan bernilai positif bagi guru karena metode ceramah
paling efektif untuk digunakan. Kekurangan metode ceramah sendiri adalah siswa
menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan dan menyampaikan
materi pembelajaran, dapat menimbulkan verbalisme yaitu siswa mengenal kata
41
41
yang disampaikan oleh guru namun siswa tidak mengetahui artinya, misalnya
siswa tahu bahwa makan sayur itu sehat, namun sehari-hari dia tidak makan sayur
dan ketika ditanya apa kandungan gizi yang terdapat dalam bayam, siswa tidak
tahu, materi ceramah terbatas pada yang diingat guru, bagi siswa yang
keterampilan mendengarkannya kurang akan dirugikan, siswa dijejali dengan
konsep yang belum tentu dapat diingat terus, informasi yang disampaikan mudah
usang dan ketinggalan zaman, tidak merangsang berkembangnya kreatifitas siswa,
terjadi interaksi satu arah yaitu dari guru kepada siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah model pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno
yang diadakan oleh guru. Dengan penggunaan model pembelajaran TPS siswa
dilatih bagaimana cara menyampaikan pendapat yang dimiliki siswa dan siswa
juga dilatih untuk belajar menghargai pendapat orang lain terutama pendapat
temannya dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan. Namun, dalam pembelajaran TPS memiliki beberapa kekurangan yaitu
banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor, lebih sedikit ide yang
muncul, dan jika ada perselisihan pendapat, tidak ada yang berperan sebagai
penengah.
Dari beberapa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yang digunakan
oleh guru di SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2 Genuksuran serta
pengertian dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS maka langkah yang akan
dilakukan adalah menggunakan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe
TPS dan tanpa menggunakan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
dalam pembelajaran IPS pada materi pembelajaran peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan Indonesia di kelas V semester II.
Penelitian ini menghasilkan hasil observasi aktifitas kegiatan siswa, hasil
observasi aktifitas kegiatan guru dan penilaian hasil belajar (penilaian proses
belajar terdiri atas penilaian menyimak, diskusi berpasangan, dan presentasi dan
tes formatif (tes II)).
Pada Tes II yang diperoleh kelompok eksperimen terdapat 1 siswa yang
mendapatkan skor 80, 82, 89, dan 98, 2 siswa yang mendapatkan skor 91, 3 orang
42
42
siswa yang mendapatkan skor 84, 87, dan 100, 5 siswa yang mendapatkan skor
96, dan 12 siswa mendapatkan skor 93. Untuk tes II yang diperoleh pada
kelompok eksperimen untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Hasil Tes II Kelompok Eksperimen
Nilai
Tes II kelompok
eksperimen
f %
100 3 3
98 1 3
96 5 9
93 12 9
91 2 3
89 1 6
87 3 38
84 3 16
82 1 3
80 1 9
Pada tes II yang diperoleh kelompok kontrol terdapat 2 siswa mendapatkan
skor 78, 3 siswa mendapatkan skor 87, 5 siswa mendapatkan skor 89, 6 siswa
mendapatkan skor 80, 8 siswa mendapatkan skor 82, dan 11 siswa mendapatkan
skor 84. Untuk tes II yang diperoleh kelompok kontrol untuk lebih jelasnya akan
disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Tes II Kelompok Kontrol
Nilai
Tes II kelompok
eksperimen
f %
89 5 14
87 3 9
84 11 31
82 8 23
80 6 17
78 2 6
43
43
Penilaian proses dilakukan pada kelompok eksperimen. Penilaian proses
yang dinilai adalah penilaian unjuk kerja menyimak, unjuk kerja diskusi
berpasangan dan unjuk kerja presentasi.
Untuk mendapatkan skor non tes maka dilaksanakan penilaian proses pada
unjuk kerja menyimak. Pada pertemuan I pelaksanaan model pembelajaran TPS di
kelompok eksperimen pada unjuk kerja menyimak didapatkan skor yang baik
tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator melakukan seluruh
kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 20 siswa yang
mendapatkan skor 3 yang berarti siswa menyimak dengan presentase 63% dan
sebanyak 12 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa benar-benar
menyimak dengan presentase 37%. Pada indikator memanfaatkan waktu yang
diberikan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 25 siswa
yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa menyimak selama 4 menit dengan
presentase 78% dan sebanyak 7 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti siswa
menyimak selama 5 menit dengan presentase 22%. Pada indikator menjawab
pertanyaan yang diajukan dengan tepat sebanyak 21 siswa mendapatkan skor 3
yang berarti jawaban yang diberikan siswa cukup tepat dengan presentase 66%
dan sebanyak 11 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti jawaban yang diberikan
siswa tepat dan sesuai dengan yang ditanyakan dengan presentase 34%.
Pada pertemuan II pelaksanaan model pembelajaran TPS pada kelompok
eksperimen pada unjuk kerja menyimak didapatkan skor yang baik dan tidak ada
yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator melakukan seluruh kegiatan
menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 17 siswa yang mendapatkan
skor 3 yang berarti siswa menyimak dengan presentase 53% dan sebanyak 15
siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa benar-benar menyimak dengan
presentase 47%. Pada indikator memanfaatkan waktu yang diberikan untuk
menyimak dengan penuh tanggung jawab sebanyak 22 siswa yang mendapatkan
skor 3 yang berarti siswa menyimak selama 4 menit dengan presentase 69% dan
sebanyak 10 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti siswa menyimak selama 5
menit dengan presentase 31%. Pada indikator menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan tepat sebanyak 25 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti
44
44
jawaban yang diberikan siswa cukup tepat dengan presentase 78% dan sebanyak 7
siswa mendapatkan skor 4 yang berarti jawaban yang diberikan siswa tepat dan
sesuai dengan yang ditanyakan dengan presentase 22%.
Untuk lebih jelasnya hasil skor unjuk kerja menyimak disajikan dalam
tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Skor Unjuk Kerja Menyimak
No. Indikator
Skor Pertemuan
I II
3 4 3 4
f % f % f % f %
1. Melakukan seluruh
kegiatan menyimak
dengan penuh tanggung
jawab
20 63 12 37 17 53 15 47
2. Memanfaatkan waktu yang
diberikan untuk menyimak
dengan penuh tanggung
jawab
25 78 7 22 22 69 10 31
3. Menjawab pertanyaan
yang diajukan dengan
jawaban tepat
21 66 11 34 25 78 7 22
Pada penilaian unjuk kerja diskusi berpasangan pada pertemuan I
didapatkan skor yang baik dan tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada
indikator jumlah pendapat yang disampaikan siswa terdapat 23 siswa yang
mendapatkan skor 3 yang berarti siswa menyampaikan 3 pendapat dengan
presentase 72% dan terdapat 9 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa
menyampaikan 4 pendapat dengan presentase 28%. Pada indikator kejelasan
siswa dalam menyampaikan substansi materi terdapat 24 siswa yang mendapatkan
skor 3 yang berarti siswa jelas dalam menyampaikan substansi materi dengan
presentase 75% dan terdapat 8 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa
sangat jelas dalam menyampaikan substansi materi dengan presentase 25%. Pada
indikator waktu yang digunakan siswa untuk diskusi terdapat 12 siswa yang
45
45
mendapatkan skor 3 yang berarti siswa berdiskusi selama 7 menit dengan
presentase 37% dan terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti
siswa berdiskusi selama 10 menit dengan presentase 63%.
Pada pertemuan II pelaksanaan model pembelajaran TPS untuk unjuk
kerja diskusi berpasangan didapatkan hasil skor yang baik dan tidak ada yang
mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator jumlah pendapat yang disampaikan
siswa terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa
menyampaikan 3 pendapat dengan presentase 63% dan terdapat 12 siswa yang
mendapatkan skor 4 yang berarti siswa menyampaikan 4 pendapat dengan
presentase 37%. Pada indikator kejelasan siswa dalam menyampaikan substansi
materi terdapat 21 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa jelas dalam
menyampaikan substansi materi dengan presentase 66% dan terdapat 11 siswa
yang mendapatkan skor 4 yang berarti siswa sangat jelas dalam menyampaikan
substansi materi dengan presentase 34%. Pada indikator waktu yang digunakan
siswa untuk diskusi terdapat 14 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti siswa
berdiskusi selama 7 menit dengan presentase 44% dan terdapat 18 siswa yang
mendapatkan skor 4 yang berarti siswa berdiskusi selama 10 menit dengan
presentase 56%.
Untuk lebih jelasnya hasil skor unjuk kerja diskusi berpasangan disajikan
dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Skor Unjuk Kerja Diskusi Berpasangan
No. Indikator
Skor Pertemuan
I II
3 4 3 4
f % f % f % f %
1. Jumlah pendapat yang
disampaikan siswa 23 72 9 28 20 63 12 37
2. Kejelasan siswa dalam
menyampaikan substansi
materi
24 75 8 25 21 66 11 34
3. Waktu yang digunakan
siswa untuk diskusi 12 37 20 63 14 44 18 56
46
46
Pada penilaian unjuk kerja presentasi pada pertemuan I mendapatkan hasil
yang baik dan tidak ada yang mendapatkan skor 1 dan 2. Pada indikator
keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi terdapat 20 siswa yang
mendapatkan skor 3 yang berarti berani menyampaikan hanya 1 dari anggota
kelompok dengan presentase 63% dan terdapat 12 siswa yang mendapatkan skor 4
yang berarti semua anggota kelompok berani menyampaikan hasil diskusi dengan
jelas dengan presentase 37%. Pada indikator tingkat kebenaran/keaslian data hasil
diskusi terdapat 18 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti disampaikan
tingkat kebenarannya 56% – 80% dengan presentase 56% dan terdapat 14 siswa
yang mendapatkan skor 4 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 81% –
100% dengan presentase 44%.
Pada indikator keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan temannya
terdapat 32 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti berani menjawab 1
pertanyaan dari teman dengan jawaban tepat atau menambah jawaban teman
kelompoknya dengan presentase 100%. Pada indikator penggunaan bahasa dalam
presentasi terdapat 8 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti presentasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia namun kurang tepat dengan presentase
25% dan terdapat 24 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti presentasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dengan presentase 75%.
Pada pertemuan II pelaksanaan pembelajaran TPS pada penilaian unjuk
kerja presentasi mendapatkan hasil yang baik dan tidak ada yang mendapatkan
skor 1 dan 2. Pada indikator keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi
terdapat 16 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti berani menyampaikan
hanya 1 dari anggota kelompok dengan presentase 50% dan terdapat 16 siswa
yang mendapatkan skor 4 yang berarti semua anggota kelompok berani
menyampaikan hasil diskusi dengan jelas dengan presentase 50%. Pada indikator
tingkat kebenaran/keaslian data hasil diskusi terdapat 12 siswa yang mendapatkan
skor 3 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 56% – 80% dengan
presentase 37% dan terdapat 20 siswa yang mendapatkan skor 4 yang berarti
disampaikan tingkat kebenarannya 81% – 100% dengan presentase 63%.
47
47
Pada indikator keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan temannya
terdapat 28 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti berani menjawab 1
pertanyaan dari teman dengan jawaban tepat atau menambah jawaban teman
kelompoknya dengan presentase 87% dan terdapat 4 siswa yang mendapatkan
skor 4 yang berarti berani menjawab 2 atau lebih pertanyaan teman dengan
jawaban tepat dan mudah dipahami dengan presentase 13%. Pada indikator
penggunaan bahasa dalam presentasi terdapat 8 siswa yang mendapatkan skor 3
yang berarti presentasi dengan menggunakan bahasa Indonesia namun kurang
tepat dengan presentase 25% dan terdapat 24 siswa yang mendapatkan skor 4
yang berarti presentasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat
dengan presentase 75%.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil skor unjuk kerja presentasi disajikan
dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Hasil Skor Unjuk Kerja Presentasi
No. Indikator
Skor Pertemuan
I II
3 4 3 4
f % f % f % f %
1. Keberanian siswa dalam
menyampaikan hasil
diskusi
20 63 12 37 16 50 16 50
2. Tingkat kebenaran /
keaslian data hasil diskusi 18 56 14 44 12 37 20 63
3. Keberanian siswa dalam
menjawab pertanyaan
temannya
32 100 0 0 28 87 4 13
4. Penggunaan Bahasa
dalam presentasi 8 25 24 75 8 25 24 75
Pada penilaian proses mengerjakan LKS pada pertemuan I terdapat 10
siswa mendapatkan skor 93 dan 22 siswa mendapatkan skor 100. Untuk penilaian
proses mengerjakan LKS pada pertemuan I akan disajikan pada tabel 4.7.
48
48
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Skor LKS Pertemuan I
Nilai LKS Pertemuan I
f %
100 22 69
93 10 31
Pada penilaian proses mengerjakan LKS pada pertemuan II terdapat 6
siswa mendapatkan skor 88 dan 26 siswa mendapatkan skor 100. Untuk penilaian
proses mengerjakan LKS pertemuan II akan disajikan pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Skor LKS Pertemuan II
Nilai LKS Pertemuan II
f %
100 26 81
88 6 19
Untuk melihat proses pelaksanaan pembelajaran maka dilakukan
observasi. Observasi yang dilakukan peneliti menggunakan teknik observasi
tentang langkah-langkah pembelajaran TPS dengan menggunakan panduan
observasi. Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang
dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Observasi yang
dilakukan pada kelompok eksperimen untuk melihat keefektifan dari penggunaan
pembelajaran TPS. Observasi meliputi kegiatan aktifitas siswa dan kegiatan
aktifitas guru.
Pada pertemuan I pelaksanaan model pembelajaran TPS di kelompok
eksperimen mendapatkan hasil yang sesuai dengan langkah – langkah
pembelajaran TPS menunjukkan rata-rata dalam pelaksanaannya mendapatkan
skor 2, 3 dan 4. Pada aktifitas menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh
guru terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor 2 yang berarti menyimak materi
pembelajaran namun menggunakan waktu yang singkat dengan persentase 6%, 15
siswa mendapatkan skor 3 yang berarti menyimak materi pembelajaran dengan
baik dan cukup sesuai dengan waktu yang diberikan dengan persentase 47% dan
49
49
15 siswa mendapat skor 4 yang berarti menyimak materi pembelajaran dengan
memanfaatkan waktu maksimal yang diberikan dengan persentase 47%.
Pada aktifitas memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertanyaan yang
diberikan guru terdapat 10 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti
memperhatikan dengan baik pertanyaan yang diberikan dengan presentase 31%
dan 22 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti sungguh-sungguh memperhatikan
pertanyaan yang diberikan dengan persentase 69%. Pada indikator menjawab
pertanyaan yang disampaikan oleh guru berdasarkan materi yang sudah disimak
terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor 2 yang berarti menjawab pertanyaan
yang disampaikan namun jawaban salah, 14 siswa yang mendapat skor 3 yang
berarti menjawab pertanyaan yang disampaikan dengan baik dengan persentase
44% dan 16 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti menjawab pertanyaan yang
disampaikan dan sesuai dengan materi yang disimak dengan persentase 50%.
Pada indikator mengerjakan LKS yang dibagikan guru dengan pasangan
terdapat 32 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti mengerjakan LKS dengan baik
bersama pasangan dengan persentase 100%. Pada indikator melakukan diskusi
dengan pasangannya dalam mengerjakan LKS terdapat 6 siswa yang mendapatkan
skor 3 yang berarti melakukan diskusi dan cukup komunikasi dengan persentase
19% dan 26 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melakukan diskusi dengan
baik dan komunikasi dengan pasangan lancar dengan persentase 81%. Pada
indikator berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam mengerjakan
LKS terdapat 10 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti berani dan aktif dalam
memberikan pendapat dengan persentase 31% dan 22 siswa mendapatkan skor 4
yang berarti berani dan aktif dalam memberikan pendapat dan bertanya pada
teman dengan persentase 69%.
Pada indikator melaporkan hasil pengerjaan LKS dalam diskusi kelas
terdapat 18 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti melaporkan hasil diskusi dan
cukup lengkap dengan persentase 56% dan 14 siswa mendapatkan skor 4 yang
berarti melaporkan hasil diskusi dengan lengkap dengan persentase 44%. Pada
indikator memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi terdapat terdapat 5 siswa
mendapatkan skor 2 yang berarti memberikan tanggapan dengan cukup baik
50
50
dengan presentase 16%, 11 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti memberikan
tanggapan dengan baik dengan persentase 34% dan 16 siswa mendapat skor 4
yang berarti memberikan tanggaan dengan baik dan mengkritisi hasil diskusi dari
teman lain dengan persentase 50%. Dari hasil observasi aktifitas siswa dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran TPS pada pertemuan I berjalan
dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TPS. Untuk lebih
jelasnya akan disajikan pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pertemuan I
No Aktivitas Siswa
Skor
2 3 4
f % f % f %
1. Mempersiapakan buku catatan dan
buku pelajaran.
0 0% 15 47% 17 53%
2. Menempati tempat yang telah
ditetapkan.
0 0% 0 0% 32 100%
3. Mengikuti dengan seksama
segala sesuatu yang sedang
disampaikan oleh guru
2 6% 10 31% 20 63%
4. Menyimak materi pembelajaran
yang dibagikan oleh guru
2 6% 15 47% 15 47%
5. Memperhatikan dengan sungguh-
sungguh pertanyaan yang
diberikan guru
0 0% 10 31% 22 69%
6. Menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh guru
berdasarkan materi yang sudah
disimak
2 6% 14 44% 16 50%
7. Mengerjakan LKS yang dibagikan
guru dengan pasangannya
0 0% 0 0% 32 100%
8. Melakukan diskusi dengan
pasangannya dalam mengerjakan
LKS
0 0% 6 19% 26 81%
9. Berani dan aktif dalam
mengemukakan pendapatnya
dalam mengerjakan LKS
0 0% 10 31% 22 69%
10. Melaporkan hasil pengerjaan LKS
dalam diskusi kelas
0 0% 18 56% 14 44%
11. Memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi
5 16% 11 34% 16 50%
12. Menggunakan bahasa Indonesia
yang baik
0 0% 9 28% 23 72%
13. Menggunakan waktu yang
diberikan dengan baik dan efisien
0 0% 2 6% 30 94%
14. Membuat rangkuman materi yang
dipelajari ke dalam buku catatan
0 0% 0 0% 32 100%
15. Melakukan kegiatan refleksi 0 0% 6 19% 26 81%
51
51
Observasi terhadap kegiatan pembelajaran TPS dilanjutkan untuk
pertemuan II dan mendapatkan hasil rata-rata dalam pelaksanaannya mendapatkan
skor 3 dan 4. Pada aktifitas menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh
guru terdapat 7 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti menyimak materi
pembelajaran dengan baik dan cukup sesuai dengan waktu yang diberikan dengan
persentase 22% dan 25 siswa mendapat skor 4 yang berarti menyimak materi
pembelajaran dengan memanfaatkan waktu maksimal yang diberikan dengan
persentase 78%. Pada aktifitas memperhatikan dengan sungguh-sungguh
pertanyaan yang diberikan guru terdapat 32 siswa mendapatkan skor 4 yang
berarti sungguh-sungguh memperhatikan pertanyaan yang diberikan dengan
persentase 100%.
Pada indikator menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh guru
berdasarkan materi yang sudah disimak terdapat 9 siswa yang mendapat skor 3
yang berarti menjawab pertanyaan yang disampaikan dengan baik dengan
persentase 28% dan 23 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti menjawab
pertanyaan yang disampaikan dan sesuai dengan materi yang disimak dengan
persentase 72%. Pada indikator mengerjakan LKS yang dibagikan guru dengan
pasangan terdapat 32 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti mengerjakan LKS
dengan baik bersama pasangan dengan persentase 100%. Pada indikator
melakukan diskusi dengan pasangannya dalam mengerjakan LKS terdapat 32
siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melakukan diskusi dengan baik dan
komunikasi dengan pasangan lancar dengan persentase 100%.
Pada indikator berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam
mengerjakan LKS terdapat 8 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti berani dan
aktif dalam memberikan pendapat dengan persentase 25% dan 24 siswa
mendapatkan skor 4 yang berarti berani dan aktif dalam memberikan pendapat
dan bertanya pada teman dengan persentase 75%. Pada indikator melaporkan hasil
pengerjaan LKS dalam diskusi kelas terdapat 10 siswa mendapatkan skor 3 yang
berarti melaporkan hasil diskusi dan cukup lengkap dengan persentase 31% dan
22 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melaporkan hasil diskusi dengan
lengkap dengan persentase 69%. Pada indikator memberikan tanggapan terhadap
52
52
hasil diskusi terdapat terdapat 14 siswa mendapatkan skor 3 yang berarti
memberikan tanggapan dengan baik dengan persentase 44% dan 18 siswa
mendapat skor 4 yang berarti memberikan tanggaan dengan baik dan mengkritisi
hasil diskusi dari teman lain dengan persentase 56%. Dari hasil observasi aktifitas
siswa dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran TPS pada pertemuan II
berjalan dengan baik dan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran TPS.
Untuk lebih jelasnya akan disajikan pada tabel 4.10 berikut
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pertemuan II
No Aktivitas Siswa
Skor
3 4
f % f %
1. Mempersiapakan buku catatan dan buku
pelajaran.
11 34% 21 66%
2. Menempati tempat yang telah
ditetapkan.
0 0% 32 100%
3. Mengikuti dengan seksama segala
sesuatu yang sedang disampaikan oleh
guru
5 16% 27 84%
4. Menyimak materi pembelajaran yang
dibagikan oleh guru
7 22% 25 78%
5. Memperhatikan dengan sungguh-
sungguh pertanyaan yang diberikan guru
0 0% 32 100%
6. Menjawab pertanyaan yang disampaikan
oleh guru berdasarkan materi yang
sudah disimak
9 28% 23 72%
7. Mengerjakan LKS yang dibagikan guru
dengan pasangannya
0 0% 32 100%
8. Melakukan diskusi dengan pasangannya
dalam mengerjakan LKS
0 0% 32 100%
9. Berani dan aktif dalam mengemukakan
pendapatnya dalam mengerjakan LKS
8 25% 24 75%
10. Melaporkan hasil pengerjaan LKS
dalam diskusi kelas
10 31% 22 69%
11. Memberikan tanggapan terhadap hasil
diskusi
14 44% 18 56%
12. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik
5 16% 27 84%
13. Menggunakan waktu yang diberikan
dengan baik dan efisien
0 0% 32 100%
14. Membuat rangkuman materi yang
dipelajari ke dalam buku catatan
0 0% 32 100%
15. Melakukan kegiatan refleksi 0 0% 32 100%
53
53
Observasi juga dilaksanakan untuk mengamati aktifitas guru didalam
pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk menilai kegiatan guru dalam
pembelajaran terhadap kesesuaian dengan RPP yang telah direncanakan.
Observasi kompetensi guru kelas ini dilakukan pada kelompok eksperimen.
Observasi terhadap aktifitas guru dilaksanakan dengan menggunakan rubrik
pengamatan observasi kegiatan guru dan mendapatkan hasil observasi aktifitas
guru menunjukkan pada indikator mengajukan pertanyaan kepada siswa
berdasarkan isi materi mendapatkan skor 3 yang berarti mengajukan pertanyaan
dengan cukup jelas. Pada indikator memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor 3 yang berarti
memberikan cukup kesempatan menjawab pertanyaan. Pada indikator
membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor
4 yang berarti membimbing dengan baik dan memberikan masukan. Pada
indikator membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan mendapatkan
skor 4 yang berarti membimbing pada semua pasangan. Pada indikator
membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS mendapatkan skor 3 yang berarti
membimbing pada 3,4 pasangan. Pada indikator membimbing siswa dalam
melaporkan hasil diskusi dalam menyelesaikan LKS mendapatkan skor 4 yang
berarti membimbing dengan memberi kesimpulan dan saran. Pada indikator
memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak melaporkan hasil diskusi
dalam menyelesaikan LKS untuk memberikan tanggapan mendapatkan skor 3
yang berarti memberikan cukup kesempatan kepada siswa untuk memberikan
tanggapannya.
Hasil observasi pada aktifitas guru di kelompok eksperimen pada
pertemuan I menunjukkan kualitas yang baik dan pada tahap pembelajaran TPS
terlihat hasil yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran TPS. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.11 Berikut
54
54
Tabel 4.11
Hasil Observasi Aktifitas Guru Pertemuan I
No Aktivitas Guru
Skor
3 4
f % f %
1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 0 1 100%
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
1 100% 0 0%
3. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
TPS
1 100% 0 0%
4. Mengajukan pertanyaan kepada
siswa berdasarkan materi yang
sudah disimak oleh siswa
1 100% 0 0%
5. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan
1 100% 0 0%
6. Membimbing siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan
0 0% 1 100%
7. Membimbing siswa dalam
melakukan diskusi berpasangan
0 0% 1 100%
8. Membimbing siswa dalam
menyelesaikan LKS
1 100% 0 100%
9. Membimbing siswa dalam
melaporkan hasil diskusi dalam
menyelesaikan LKS
0 0% 1 100%
10. Memberikan kesempatan kepada
siswa yang tidak melaporkan hasil
diskusi dalam menyelesaikan LKS
untuk memberikan tanggapan
1 100% 0 0%
11. Mengelola waktu secara efisien 1 100% 0 0%
12. Menggunakan media secara efektif
dan efisien.
0 0% 1 100%
13. Penggunaan bahasa dalam
pembelajaran
0 0% 1 100%
14. Membimbing siswa untuk membuat
rangkuman
0 0% 1 100%
15. Melakukan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
0 0% 1 100%
55
55
Observasi terhadap aktifitas guru pada pembelajaran TPS dilanjutkan
untuk pertemuan II. Observasi terhadap aktifitas guru dilaksanakan dengan
menggunakan rubrik pengamatan observasi aktifitas guru dan mendapatkan hasil
observasi aktifitas guru menunjukkan pada indikator mengajukan pertanyaan
kepada siswa berdasarkan isi materi mendapatkan skor 4 yang berarti mengajukan
pertanyaan dengan sangat jelas. Pada indikator memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor 3 yang berarti
memberikan cukup kesempatan menjawab pertanyaan. Pada indikator
membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan mendapatkan skor
4 yang berarti membimbing dengan baik dan memberikan masukan.
Pada indikator membimbing siswa dalam melakukan diskusi berpasangan
mendapatkan skor 4 yang berarti membimbing pada semua pasangan. Pada
indikator membimbing siswa dalam menyelesaikan LKS mendapatkan skor 4
yang berarti membimbing pada semua pasangan dan efektif. Pada indikator
membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi dalam menyelesaikan LKS
mendapatkan skor 4 yang berarti membimbing dengan memberi kesimpulan dan
saran. Pada indikator memberikan kesempatan kepada siswa yang tidak
melaporkan hasil diskusi dalam menyelesaikan LKS untuk memberikan
tanggapan mendapatkan skor 4 yang berarti memberikan banyak kesempatan
kepada siswa untuk memberikan tanggapannya.
Hasil observasi pada aktifitas guru di kelompok eksperimen pada
pertemuan II menunjukkan kualitas yang baik dan pada tahap pembelajaran TPS
terlihat hasil yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran TPS. Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam tabel 4.12.
56
56
Tabel 4.12
Hasil Observasi Aktifitas Guru Pertemuan II
No Aktivitas Guru
Skor
3 4
f % f %
1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 0% 1 100%
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
0 0% 1 100%
3. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe
TPS
1 100% 0 0%
4. Mengajukan pertanyaan kepada
siswa berdasarkan materi yang
sudah disimak oleh siswa
0 0% 1 100%
5. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan
1 100% 0 0%
6. Membimbing siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan
0 0% 1 100%
7. Membimbing siswa dalam
melakukan diskusi berpasangan
0 0% 1 100%
8. Membimbing siswa dalam
menyelesaikan LKS
0 0% 1 100%
9. Membimbing siswa dalam
melaporkan hasil diskusi dalam
menyelesaikan LKS
0 0% 1 100%
10. Memberikan kesempatan kepada
siswa yang tidak melaporkan hasil
diskusi dalam menyelesaikan LKS
untuk memberikan tanggapan
1 100% 0 0%
11. Mengelola waktu secara efisien 0 0% 1 100%
12. Menggunakan media secara efektif
dan efisien.
0 0% 1 100%
13. Penggunaan bahasa dalam
pembelajaran
0 0% 1 100%
14. Membimbing siswa untuk membuat
rangkuman
0 0% 1 100%
15. Melakukan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
0 0% 1 100%
57
57
Untuk menentukan tinggi rendahnya perolehan hasil belajar kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol digunakan kriteria KKM 90. KKM juga
digunakan untuk mengetahui jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas maupun
yang tidak tuntas. Berikut hasil analisis ketuntasan hasil belajar kelompok
eksperimen yang disajikan pada tabel 4.13.
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Skor KKM f Presentase
> 90 Tuntas 23 72%
< 90 Tidak Tuntas 9 28%
Dari tabel 4.13 diketahui bahwa 23 siswa melampaui KKM yang
ditentukan yaitu 90 dengan presentase 72% dan sebanyak 9 siswa belum
mencapai KKM yang ditentukan yaitu 90 dengan presentase 28%. Secara lebih
jelas disajikan dalam gambaran visual diagram lingkaran hasil belajar kelompok
eksperimen pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok
Eksperimen
Analisis ketuntasan hasil belajar juga dilakukan pada kelompok kontrol.
Analisis ketuntasan hasil belajar dilakukan dengan memperhatikan KKM yang
telah ditentukan yaitu 90. Setelah dilakukan analisis data diketahui bahwa 35
siswa pada kelompok kontrol tidak mencapai KKM 90 dengan presentase 100%.
58
58
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan hasil belajar yang telah dilakukan,
kemudian dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif berikut mencakup data
empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada materi peristiwa
sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan konvensional yang telah
diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum,
rentang skor, mean, standar deviasi yang akan disajikan pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
HASIL BELAJAR
EKSPERIMEN 32 83 96 90,44 3,388
HASIL BELAJAR
KONTROL 35 78 89 83,49 3,175
Tabel 4.14 menunjukkan analisis deskriptif nilai hasil belajar kelompok
eksperimen dengan jumlah data 32, mempunyai skor maksimal 96 sedangkan skor
minimal sebesar 83, dengan rata-rata nilai 90,44 dan standar deviasi 3,388.
Sedangkan analisis deskriptif nilai hasil belajar kelompok kontrol dengan jumlah
data 35, mempunyai skor maksimal 89 sedangkan skor minimal sebesar 78,
dengan rata-rata nilai 83,49 dan standar deviasi 3,175.
4.2.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Uji normalitas ini digunakan untuk persyaratan dilakukannya uji-t. Hasil
penghitungan uji normalitas dengan menggunakan SPSS 19,0 dapat dilihat pada
tabel 4.15.
59
59
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
HASIL
BELAJAR
EKSPERIMEN
HASIL
BELAJAR
KONTROL
N 32 35
Normal Parametersa,b
Mean 90,44 83,49
Std. Deviation 3,388 3,175
Most Extreme
Differences
Absolute ,222 ,207
Positive ,104 ,207
Negative -,222 -,107
Kolmogorov-Smirnov Z 1,257 1,225
Asymp. Sig. (2-tailed) ,085 ,099
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Dari tabel 4.15 tentang uji normalitas hasil belajar dapat disimpulkan
bahwa:
1. Nilai hasil belajar kelompok eksperimen dengan teknik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi
dua sisi dengan taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,085.
Jika dirumuskan hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah
distribusi normal, Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila P
< 0,05. Pada tabel diatas menunjukan bahwa S = P = 0,085. Artinya
berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,085 >
0,05. Jadi H1 diterima, artinya data dari nilai hasil belajar kelompok
eksperimen adalah berdistribusi normal.
2. Nilai hasil belajar kelompok kontrol dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat signifikansi dua sisi dengan
taraf kepercayaan 5 % (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,099 Jika dirumuskan
hipotesis H0 adalah distribusi tidak normal dan H1 adalah distribusi normal,
Maka H1 diterima apabila P > 0.05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel
diatas menunjukan bahwa S = P = 0,099. Artinya berdasarkan perhitungan
60
60
peluang kesalahan 5 % maka P > 0,05 atau 0,099 > 0,05. Jadi H1 diterima,
artinya data dari nilai hasil belajar kelompok kontrol adalah berdistribusi
normal.
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Skor Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Gambar 4.3 Grafik Distribusi Skor Hasil Belajar Kelompok Kontrol
61
61
4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Uji homogenitas nilai hasil belajar merupakan syarat jika akan dilakukan
uji t. Untuk penghitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,255 1 65 ,615
Dari data hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dapat dilakukan uji homogenitas. Setelah uji homogenitas, dapat dilihat pada tabel
Test of Homogeneity of Variances nilai signifikansi adalah 0, 615 > 0,05 maka H0
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedua varian sama (varian kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol).
4.2.3 Hasil Uji Beda Hasil Belajar
Penghitungan uji beda dengan bantuan SPSS 19,0 menggunakan
independent sampel t-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar
IPS antara kelompok yang diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif
tipe TPS dengan siswa yang diberikan perlakuan melakukan pembelajaran
konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Hasil Uji Beda Independent Samples Test Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differ
ence
Std.
Error
Differ
ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
HASIL
BELAJAR
Equal
variances
assumed
,255 ,615 8,670 65 ,000 6,952 ,802 5,350 8,553
Equal
variances
not
assumed
8,644 63,462 ,000 6,952 ,804 5,345 8,559
62
62
Berdasarkan tabel 4.17 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 0,255
dengan probabilitas (signifikansi) 0,615 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
kedua populasi memiliki varian sama atau dengan kata lain kedua kelompok
homogen.
Selisih mean antara mean nilai hasil belajar kelompok eksperimen dan
mean nilai hasil belajar kelompok kontrol sebesar 6,952. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 dan thitung sebesar 8,670 lebih
besar dari ttabel 1,669 (8,670 > 1,669). Jadi dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4.3 Hasil Uji Hipotesis
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol siswa kelas V SD Negeri 1 Genuksuran dan SD Negeri 2
Genuksuran Purwodadi Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012, digunakan uji
perbedaan rata-rata. Untuk mengetahui perbandingan yang signifikan dengan
tingkat signifikansi 0,05. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh
perbandingan seperti berikut :
Hasil penghitungan thitung menunjukkan bahwa thitung > ttabel (8,670 > 1,669)
dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak jadi ada
perbedaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan
penggunaan model pembelajaran konvensional artinya penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS terbukti efektif terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas V SD Negeri Genuksuran Purwodadi Grobogan Semester II Tahun Ajaran
2011/2012.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Genuksuran Kecamatan
Purwodadi Kabupaten Grobogan pada kelompok eksperimen dengan perlakuan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS bahwa siswa yang mendapat
hasil belajar IPS kelompok eksperimen pada kategori tidak tuntas dengan KKM
90 berjumlah 9 siswa dengan presentase 28% dan siswa yang masuk pada kategori
63
63
tuntas dengan KKM 90 berjumlah 23 siswa dengan presentase 72%. Jadi pada
kelompok eksperimen hasil belajar siswa tergolong baik sebab guru dalam
pembelajaran dalam mengimplementasikan RPP pelaksanaan dengan nilai yang
baik. Meskipun presentase ketuntasan tidak mencapai 100% namun data yang
diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa lebih baik dari nilai tes I.
Sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan model
pembelajaran konvensional yang mendapat hasil belajar IPS kelompok kontrol
pada kategori tidak tuntas dengan KKM 90 sebanyak 35 siswa yang masuk dalam
kategori tidak tuntas sedangkan pada kategori tuntas tidak ada. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar IPS di kelompok kontrol tergolong pada kategori
rendah. Hasil belajar IPS tergolong rendah disebabkan perbedaan perlakuan. pada
kelas kontrol tidak diberikan perlakuan tertentu, meskipun keadan dan hasil
belajar siswa, latar belakang guru, ruang kelas, sarana dan prasarana yang ada
homogen artinya tidak ada perbedaan tetapi karena adanya perbedaan perlakuan
dalam pembelajaran siswa mengikuti guru sesuai yang disampaikan dengan
berpedoman RPP yang telah disajikan maka siswa hanya berpacu apa yang telah
disampaikan.
Berdasarkan analisis uji t diketahui terdapat perbedaan rata-rata antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Artinya ada keefektifan dari
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Dari analisis uji t
mendapatkan hasil nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan nilai
thitung lebih besar daripada nilai ttabel ((8,670 > 1,669) maka H0 ditolak sehingga
skor siswa jika pembelajaran menggunakan perlakuan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS berbeda dengan yang menggunakan model pembelajaran
konvensional. Data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS, nilai hasil belajar kelompok eksperimen kelas V SD Negeri 2
Genuksuran mencapai hasil 90,44 sedangkan rata-rata nilai hasil belajar kelompok
kontrol kelas V SD Negeri 1 Genuksuran mencapai hasil 83,49.
64
64
Dari data hasil penelitian terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai hasil
belajar pada siswa kelompok eksperimen yaitu SD Negeri 2 Genuksuran dan
siswa kelompok kontrol yaitu SD Negeri 1 Genuksuran. Hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih tinggi daripada hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan
demikian, model pembelajaran kooperatif tipe TPS efektif digunakan dalam
pembelajaran IPS.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alfian Halid Sofian (2011) yang
menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan keefektifan dari penerapan
model pembelajaran Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa,
penelitian ini juga sejalan dengan yang dilakukan Hanafiah (2010) yang
menyatakan bahwa pembelajaran siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Think Pairs Share lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
yang tidak diberikan model pembelajaran Think Pairs Share atau menggunakan
metode konvensional.
Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS pada kelompok eksperimen. Pembelajaran pada
kelompok eksperimen mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam
memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang
digunakan juga mengajarkan siswa arti kerjasama, tanggung jawab, senasib
sepenanggungan yang dilakukan bersama pasangannya.
Disini juga siswa dituntut keaktifan dan tanggung jawab penuh agar siswa
mampu bekerjasama dengan baik dengan temannya sebagai pasangan.
Keberhasilan yang tercapai tercipta karena adanya hubungan yang saling
mendukung didalam bekerjasama dengan pasangan, saling membantu, saling
menghargai, dan peduli antara siswa didalam pasangan.
Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dan pencapaian tingkat
berpikir siswa dimungkinkan karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe
TPS dikembangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama, berinteraksi dari latar
belakang yang berbeda dan cara berpikir yang berbeda untuk dapat menyelesaikan