BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi...
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Setdjonegoro yang merupakan gugus
yang terdapat di Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo. Adapun subjek
penelitiannya adalah sebagai berikut: SD N 02 Krasak sebagai SD uji validitas
angket keaktifan, SD N 02 Karangrejo sebagai SD yang mendapatkan perlakuan
menggunakan metode eksperimen, dan SD N Kecis sebagai SD kontrol yang
tidak mendapatkan perlakuan.
Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru hanya menggunakan
metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Hal serupa juga terjadi
pada pembelajaran IPA di SDN 02 Karangrejo. Siswa hanya duduk, diam,
mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Kondisi itu menyebabkan siswa
kurang aktif, dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya
bersumber dari penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang
kurang memuaskan.
4.2. Analisis Data
Analisis instrumen meliputi analisis validitas dan reliabilitas untuk angket
keaktifan siswa dan keaktifan dengan menggunakan metode eksperimen. Untuk
mengukur validitas dilakukan dengan menggunakan analisis "corrected item to
total correlation" dari masing-masing indikator empirik, dengan teknik korelasi
Product Moment.
Menurut Santoso (2000) angket dikatakan valid jika pertanyaan pada
suatau angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
angket tersebut. Untuk mengujinya digunakan analisis item dengan nilai total
variabel yang diuji, dalam hal ini digunakan korelasi antara skor dengan skor
33
total (corrected item to total correlation). Suatu item dikatakan valid jika
diperoleh korelasi item total ≥ 0,25 (Azwar, 1986).
Untuk mengukur reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik
Spearman Brown dengan taraf signifikansi 5%. Suatu item dikatakn reliabel jika
besarnya Alpha Cronbach ≥ 0,70 (Azwar,1986).
Analisis terhadap instrumen ini dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS 17.0 for Windows.
4.2.1. Uji Validitas
a. Hasil Uji Validitas Soal Pre Test
Berdasarkan hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS 17.0 terhadap
soal pre tes sebanyak 10 butir soal, nilai corrected ítem total correlation yang
diperoleh untuk seluruh butir soal memiliki nilai lebih dari 0,25, sehingga dapat
dinyatakan bahwa seluruh butir soal pre tes sebanyak 10 butir soal dinyatakan
valid (Lampiran 7)
Dari 10 soal valid dapat dilihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Tingkat kesukaran soal Pre Test
No.soal
Banyaknya
siswa yang
menjawab (N)
Banyaknya
siswa yang
menjawab betul
Indeks
I= B/N Kategori soal
1 12 Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
34
b. Hasil Uji Validitas Soal Pos Test
Berdasarkan hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS 17.0 terhadap
soal pos tes sebanyak 25 butir soal, nilai corrected ítem total correlation yang
diperoleh untuk seluruh butir soal memiliki nilai lebih dari 0,25, sehingga dapat
dinyatakan bahwa seluruh butir soal pos tes sebanyak 25 butir soal dinyatakan
valid (Lampiran 8)
Berdasarkan uji tingkat kesukaran soal diperoleh hasil sebagaimana tabel
4.2. sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tingkat kesukaran soal Post Test
No.soal
Banyaknya
siswa yang
menjawab (N)
Banyaknya
siswa yang
menjawab betul
Indeks
I= B/N Kategori soal
1 12 Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
35
c. Hasil Uji Validitas Angket Keaktifan
Hasil Validitas konstruk indikator empirik pada angket keaktifan dengan
jumlah butir soal sebanyak 8 butir soal memiliki nilai corrected ítem total
correlation yang diperoleh untuk seluruh butir soal memiliki nilai lebih dari
0,25, sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh butir soal angket keaktifan, yaitu
sebanyak 8 butir soal dinyatakan valid (Lampiran 9).
d. Hasil Uji Validitas Lembar Observasi Pembelajaran dengan metode
eksperimen
Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan SPSS 17.0, hasil perhitungan
besarnya nilai rit dengan standar error 5% semuanya diatas 0,25. Oleh karena itu
status setiap item adalah valid maka instrumen memenuhi syarat reliabilitas
untuk mengukur lembar observasi dalam pembelajaran IPA melalui metode
eksperimen.
2. Hasil Uji Reliabilitas
a. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pre Tes
Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana Lampiran 7 dapat dilihat bahwa
koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,924 termasuk dalam kategori sangat
reliabel. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan
untuk mengukur variabel penelitian.
b. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pos Tes
Hasil pengujian dengan bantuan SPSS 17.0, nilai koefisien reliabilitas
instrumen sebesar 0,941 termasuk dalam kategori sangat reliabel. Hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur
variable penelitian.
36
c. Hasil Uji Reliabilitas Keaktifan Siswa
Nilai koefisien reliabilitas angket keaktifan siswa (Lampiran 9) sebesar
0,861 termasuk dalam kategori reliabel. Hasil analisis tersebut menunjukkan
bahwa instrument layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
d. Hasil Uji Reliabilitas Lembar Observasi Metode Eksperimen
Nilai koefisien reliabilitas lembar observasi sebagaimana lampiran 10
sebesar 0,915 termasuk dalam kategori sangat reliabel. Hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.
4.3. Analisis Variabel Penelitian hasil belajar
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa digunakan lima
kategori mengikuti acuan penelitian pada SDN 02 Kecis dan SDN 02
Karangrejo, sebagai berikut :
≤ 30 : buruk
31-59 : kurang
60-79 : cukup
80-89 : baik
90-100 : sangat baik
Untuk mengetahui hasil pre tes kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat dari hasil berikut:
4.3.1. Hasil Belajar Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil belajar pre tes kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
37
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pre Test Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Ekspretest 12 10.00 100.00 73.3333 33.93398
Valid N
(listwise) 12
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 12
mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 10 dan rata-rata sebesar 73,3 serta
standar deviasi 33,93. Pengukuran hasil pre tes pada SD N 02 Karangrejo adalah
tampak seperti pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Kriteria Hasil Pre Test Kelompok Eksperimen
Interval Kriteria F %
90-100 Sangat Baik 6 50
80-89 Baik 2 16,7
60-79 Cukup 0 0
31-59 Kurang 1 8,3
≤ 30 Buruk 3 25
Jumlah 12 100
Sedangkan hasil belajar pre tes kelompok kontrol adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pre Test Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimu
m
Maximu
m Mean
Std.
Deviation
Preteskontr 12 20.00 90.00 59.1667 20.65224
Valid N (listwise) 12
38
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 12
mempunyai skor maksimal 90, skor minimal 20 dan rata-rata sebesar 59,16 serta
standar deviasi 20.65. Pengukuran hasil pre tes pada SD N 02 Kecis adalah
tampak seperti pada tabel 4.6 dibawah ini.
Tabel 4.6
Kriteria Hasil Pre Tes Kelompok Kontrol
Interval Kriteria F %
90-100 Sangat Baik 1 8,3
80-89 Baik 2 16,7
60-79 Cukup 5 41,7
31-59 Kurang 3 25
≤ 30 Buruk 1 8,3
Jumlah 12 100
4.3.2. Hasil Belajar Pos Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Hasil belajar pos tes kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar pos Tes Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Posteseks 12 52.00 100.00 78.6667 17.08446
Valid N
(listwise) 12
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 12
mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 52 dan rata-rata sebesar 78,67 serta
standar deviasi 17,08. Pengukuran hasil pos tes pada SD N 02 Karangrejo adalah
tampak seperti pada tabel 4.8 dibawah ini.
39
Tabel 4.8
Kriteria Hasil Pos Tes Kelompok Eksperimen
Interval Kriteria F %
90-100 Sangat Baik 3 25
80-89 Baik 5 41,6
60-79 Cukup 2 16,7
31-59 Kurang 2 16,7
≤ 30 Buruk 0 0
Jumlah 12 100
Sedangkan hasil belajar pos tes kelompok kontrol adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pos Tes Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
kontrlpostes 12 48.00 72.00 63.6667 7.12656
Valid N
(listwise) 12
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 12
mempunyai skor maksimal 72, skor minimal 48 dan rata-rata sebesar 63,67 serta
standar deviasi 7,12. Pengukuran hasil pos tes pada SD N 02 Kecis adalah tampak
seperti pada tabel 4.10 dibawah ini.
Tabel 4.10
Kriteria Hasil Pos Tes Kelompok Kontrol
Interval Kriteria F %
90-100 Sangat Baik 0 0
80-89 Baik 0 0
60-79 Cukup 10 83,3
31-59 Kurang 2 16,7
≤ 30 Buruk 0 0
Jumlah 12 100
40
Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar pre tes dan pos tes dapat
dijelaskan pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Pre tes dan Pos Tes Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Interval Kriteria
Pre Tes Pos Tes
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
F % F % F % F %
90-100 Sangat Baik 1 8,3 6 50 0 0 3 25
80-89 Baik 2 16,7 2 16,7 0 0 5 41,6
60-79 Cukup 5 41,7 0 0 10 83,3 2 16,7
31-59 Kurang 3 25 1 8,3 2 16,7 2 16,7
≤ 30 Buruk 1 8,3 3 25 0 0 0 0
10 siswa di kelas eksperimen (83,3%) telah mendapatkan niai diatas kategori
cukup (≥60) pada posttest.
4.3.3. Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pos Tes
Hasil angket keaktifan kelompok eksperimen pre tes adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen Pre Test
aktfeksppre
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 29.00 1 8.3 8.3 8.3
30.00 1 8.3 8.3 16.7
32.00 2 16.7 16.7 33.3
33.00 1 8.3 8.3 41.7
34.00 3 25.0 25.0 66.7
35.00 2 16.7 16.7 83.3
37.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
41
Hasil tersebut dapat diklasifikasikan dalam interval sebagai berikut
Tabel 4.13
Kriteria Keaktifan Kelompok Eksperimen Pre Tes
Interval Kriteria F %
> 75% Sangat Aktif 10 83,3
51%-75% Aktif 2 16,7
25%-50% Cukup Aktif 0 0
< 25% Kurang Aktif 0 0
Jumlah 12 100
Sedangkan hasil keaktifan siswa kelompok kontrol pre tes adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Pre Tes
Aktfkontrolpre
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 25.00 1 8.3 8.3 8.3
26.00 2 16.7 16.7 25.0
27.00 2 16.7 16.7 41.7
29.00 3 25.0 25.0 66.7
31.00 1 8.3 8.3 75.0
32.00 1 8.3 8.3 83.3
33.00 2 16.7 16.7 100.0
Total 12 100.0 100.0
Hasil tersebut dapat diklasifikasikan dalam interval sebagai berikut:
Tabel 4.15
Kriteria Keaktifan Kelompok Kontrol Pre Tes
Interval Kriteria F %
> 75% Sangat Aktif 4 33,3
51%-75% Aktif 8 66,7
25%-50% Cukup Aktif 0 0
< 25% Kurang Aktif 0 0
Jumlah 12 100
42
4.3.4. Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pos Tes
Hasil angket keaktifan siswa kelompok eksperimen adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa Kelompok Eksperimen
Aktifeksp
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 34.00 2 16.7 16.7 16.7
35.00 1 8.3 8.3 25.0
37.00 4 33.3 33.3 58.3
38.00 4 33.3 33.3 91.7
40.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Hasil tersebut dapat diklasifikasikan dalam interval sebagai berikut:
Tabel 4.17
Kriteria Keaktifan Kelompok Eksperimen Post Test
Interval Kriteria F %
> 75% Sangat Aktif 12 100
51%-75% Aktif 0 0
25%-50% Cukup Aktif 0 0
< 25% Kurang Aktif 0 0
Jumlah 12 100
Sedangkan hasil angket keaktifan siswa kelompok kontrol adalah sebagai
berikut
43
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa Kelompok Kontrol Pos Tes
Aktfkontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 28.00 3 25.0 25.0 25.0
29.00 1 8.3 8.3 33.3
30.00 2 16.7 16.7 50.0
31.00 1 8.3 8.3 58.3
32.00 2 16.7 16.7 75.0
33.00 1 8.3 8.3 83.3
34.00 1 8.3 8.3 91.7
35.00 1 8.3 8.3 100.0
Total 12 100.0 100.0
Tabel 4.19
Kriteria Keaktifan Kelompok Kontrol
Interval Kriteria F %
> 75% Sangat Aktif 6 50
51%-75% Aktif 6 50
25%-50% Cukup Aktif 0 0
< 25% Kurang Aktif 0 0
Jumlah 12 100
Untuk mengetahui perbandingan keaktifan pre tes dan pos tes dapat
dijelaskan pada tabel 4.20 berikut:
Tabel 4.20
Perbandingan Keaktifan Pre tes dan Pos Tes Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol
Interval Kriteria
Pre Tes Pos Tes
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
F % F % F % F %
> 75% Sangat Aktif 4 33,3 10 83,3 6 50 12 100
51%-75% Aktif 8 66,7 2 16,7 6 50 0 0
44
25%-50% Cukup Aktif 0 0 0 0 0 0 0 0
< 25% Kurang Aktif 0 0 0 0 0 0 0 0
12 siswa di kelas eksperimen (100%) telah mendapatkan skor keaktifan dalam
kategori sangat aktif (≥75%).
4.3.4. Lembar Observasi penerapan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA
Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil observasi melalui lembar observasi yang ditetapkan
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.21
Hasil Lembar Observasi Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Obsveksp 12 40.00 48.00 43.6667 2.53461
Valid N
(listwise) 12
Berdasarkan tabel 4.29 dapat dilihat bahwa data (N) sebanyak 12
mempunyai skor maksimal 48, skor minimal 40 dan rata-rata sebesar 43,67 serta
standar deviasi 2,53. Berdasarkan hasil tersebut dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel 4.22
Kriteria Lembar Observasi Kelompok Eksperimen
Interval Kriteria F %
39-48 Sangat Sesuai 12 100
30-38 Sesuai 0 0
21-29 Cukup sesuai 0 0
12-20 Kurang Sesuai 0 0
Jumlah 12 100
4.4. Analisis Uji t Hasil Belajar
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0 menggunakan
independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar
IPA antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa yang
45
melakukan pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat
dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23
Uji t Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. T df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differen
ce
Lower Upper
hslbljr Equal
variances
assumed
12.020 .002 -2.807 22 .010 -15.00000 5.34374 -26.08224 -3.91776
Equal
variances
not
assumed
-2.807 14.716 .013 -15.00000 5.34374 -26.40912 -3.59088
Berdasarkan tabel 4.23 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 12.020
dengan probabilitas .002 < 0.05, maka dapat di simpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance berbeda. Dari tabel 4.22 terlihat bahwa nilai t adalah -2.807
dengan probabilitas signifikansi 0.010< 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran yang diawal proses dengan
metode eksperimen. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara -26.082 sampai -
3.917 dengan perbedaan rata-rata -5.343
4.5. Hasil Uji t Keaktifan Siswa
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0 menggunakan
independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata keaktifan
siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa yang melakukan
46
pembelajaran secara konvensional. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada
tabel 4.24.
Tabel 4.24
Hasil Uji t Keaktifan Siswa
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
F Sig. T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differe
nce
Lower Upper
Aktifan Equal
variances
assumed
2.167 .155 -7.039 22 .000 -6.08333 .86420 -7.87558 -4.29109
Equal
variances
not assumed
-7.039 20.276 .000 -6.08333 .86420 -7.88446 -4.28221
Berdasarkan tabel 4.24 terlihat hasil F hitung levene test sebesar 2.167
dengan probabilitas .155 > 0.05, maka dapat di simpulkan bahwa kedua populasi
memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogeny. Dengan
demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance
assumed. Dari tabel 4.24 terlihat bahwa nilai t adalah -7.039 dengan probabilitas
signifikansi 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
keaktifan untuk pembelajaran yang diawal proses dengan metode eksperimen.
Perbedaan rata-ratanya berkisar antara -7.875 sampai -4.291 dengan perbedaan
rata-rata -6.083.
1.6 Hasil Uji Hipotesis
Setelah diperoleh dari hasil t hitung maka analisis hipotesanya adalah:
47
Hi : ada pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar dan keaktifan
siswa pada pembelajaran IPA.
Hasil t-hitung diperoleh sig. 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Hi diterima artinya ada pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar dan
keaktifan siswa pada pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA yang menggunakan
metode eksperimen lebih baik dari hasil belajar IPA yang dilakukan secara
konvensional.
1.7 Pembahasan Hasil Penelitian
Rata-rata nilai pre tes siswa kelompok eksperimen pada mata pelajaran IPA
termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata nilai kelas kontrol pada mata
pelajaran IPA termasuk dalam kategori cukup.
Berdasarkan uji t-tes (t-hitung) menunjukkan -2.807 dengan value .010 <
0,05, artinya mean nilai sebelum melakukan pembelajaran dengan metode
eksperimen. rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
dengan rata-rata nilai kelas control. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan
rata-rata nilai siswa kelas eksperimen dan kelas control.
Kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen memberikan kesempatan
pada siswa untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya
nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode eksperimen dapat
mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui
kegiatan-kegiatan : a) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan b)
Berusaha mencari dasar teori yang relevan c) Mengamati percobaan d)
Menganalisis dan menyajikan data e) Menyimpulkan hasil percobaan f)
Mengkomunikasikan hasil percobaan (membuat laporan ).
Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-
teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar (Roestiyah, 2003:1).
Dengan adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu
48
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan teknik eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar dimana siswa
melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke
kelas dan di evaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melatih siswa untuk
berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimen siswa menemukan
bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Apabila seseorang
mencoba sesuatu yang belum diketahui hasilnya maka ia melakukan suatu
eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat diselidiki dengan melakukan
suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan murid-murid untuk melakukan
eksperimen sederhana, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Untuk
memudahkan pemahaman konsep-konsep teoristis yang disajikan, guru
hendaknya menugaskan murid-murid untuk melakukan eksperimen. Sebuah
eksperimen dapat dilakukan murid-murid untuk menguji hipotesis suatu masalah
dan kemudian menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode eksperimen
murid diharapkan: (1) ikut aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
belajar untuk dirinya. (2) Murid belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-gesa
mengambil kesimpulan, ia berlatih berpikir ilmiah dan (3) mengenal berbagai
alat untuk melakukan eksperimen dan memiliki keterampilan menggunakan alat-
alat tersebut.
Pada umumnya materi pembelajaran IPA membutuhkan pembuktian dan
pengalaman nyata bagi siswa dalam mempelajarinya. Pembuktian dan
pengalaman nyata dalam belajar tersebut kurang efektif bila dilakukan dengan
pendekatan konvensional seperti yang selama ini sering dilakukan guru, yaitu
guru hanya menyampaikan melalui ceramah. Untuk itu dibutuhkan metode yang
tepat dalam memperoleh pengalaman nyata tersebut. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk pemerolehan pengalaman belajar yang nyata bagi siswa
adalah metode eksperimen. Karena metode eksperimen sebagai suatu metode
49
pengembangan ilmu a mampu merangsang sikap ilmiah siswa melalui percobaan
sendiri secara sederhana, dan membuktikan kebenaran kata-kata yang selama ini
diketahuinya tapi kurang difahami maknanya. Karena itu metode eksperimen
merupakan salah satu metode yang cocok dilakukan di SD dalam bentuk
eksperimen sederhana.