BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Bank Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah
satu jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan
menengah dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat
yang membutuhkan. Bank Perkreditan Rakyat sudah ada sejak jaman sebelum
kemerdekaan yang dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, bank Desa, Bank Tani
dan Bank Dagang Desa atau Bank Pasar. Bank Perkreditan Rakyat merupakan
lembaga perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 10 tahun 1998.
Dalam undang-undang tersebut secara jelas disebutkan bawah ada dua
jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan
Rakyat berfungsi tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada para pengusaha
mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari masyarakat.
Dalam penyaluran kredit kepada Masyarakat menggunakan prinsip 3T, yaitu
Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya yang relatif
cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan kebutuhan Nasabah.
29
Bank Perkreditan Rakyat juga menghimpun dana masyarakat dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu. Memberikan kredit dalam bentuk Kredit Modal Kerja, Kredit
Investasi, maupun Kredit Konsumsi.
Melalui Peraturan Bank Indonesia, Bank Perkreditan Rakyat diberi
kesempatan untuk mempercepat pengembangan jaringan kantor dengan membuka
Kantor Cabang dan Kantor Kas, sehingga ini akan semakin memperluas
jangkauan BPR dalam menyediakan layanan keuangan kepada para pengusaha
mikro, kecil dan menengah. Menyimpan uang di Bank Perkreditan Rakyat aman,
karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang berlaku, sehingga tidak ada salahnya jika kita menabung dan
atau mendepositokan uang di Bank Perkreditan Rakyat.
4.2. Deskripsi Jabatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham merupakan sebuah forum, dimana para
pemegang saham memiliki kewenangan untuk memperoleh keterangan-
keterangan mengenai Perseroan, baik dari Direksi maupun Dewan Komisaris.
Keterangan-keterangan itu merupakan landasan bagi Rapat Umum Pemegang
Saham untuk menentukan kebijakan dan langkah strategis Perseroan dalam
mengambil keputusan sebagai sebuah badan hukum.
30
Dalam forum RUPS, mekanisme penyampaian keterangan dan keputusan
itu disusun secara teratur dan sistematis sesuai agendanya. Dalam forum RUPS,
para peserta tidak dapat memberikan keterangan dan keputusan diluar agenda
rapat – kecuali Rapat Umum Pemegang Saham itu dihadiri oleh semua pemegang
saham dan mereka menyetujui penambahan agenda rapat itu dengan suara bulat.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Mengawasi pelaksanaan tugas Dewan Direksi serta memberi nasehat atas
pelaksanaan tugas Dewan Direksi tersebut.
b. Anggota Dewan Komisaris mempunyai hak untuk memeriksa buku-buku,
surat-surat, serta kekayaan perusahaan.
c. Memberhentikan salah seorang dari anggota direksi ataupun semua
anggotanya karena alasan-alasan tertentu.
2. Dewan Pengawas BPR
Dewan Pengawas BPR mempunyai hak dan kewajiban serta tugas sebagai
berikut :
a. Memantau pelaksanaan oprasional bank khususnya yang berhubungan
dengan peraturan-peraturan tentang produk-produk perbankan dan tata
cara pelaksanaannya.
31
b. Berkewajiban untuk memperluas keberadaan bank beserta produk-produk
pelayanannya.
c. Melakukan penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang praktek
perbankan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Internal Control (Satuan Pengawas Intern)
Internal control mempunyai tugas untuk :
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dalam kantor.
b. Memeriksa administrasi keuangan bank.
c. Meneliti kebenaran dan kelengkapan laporan-laporan keuangan terutama
neraca dengan perhitungan rugi/laba.
d. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kerja dan prosedur
dari unit-unit kerja di kantor menurut ketentuan yang berlaku serta menilai
efektifitas atas pelaksanaan tata kerja tersebut.
e. Mengawasi penyusunan rencana kerja bank termasuk anggaran dan
belanja bank.
5. Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai hak dan kewajiban serta tugas sebagai
berikut:
a. Mempertanggungjawabkan kekayaan perusahaan.
b. Mengikat perusahaan sebagai jaminan.
32
c. Mengadakan rapat apabila dalam anggaran dasar tidak ditetapkan cara lain
dalam pelaksanaannya.
d. Memimpin dan mengelola perusahaan sehingga tercapai tujuan
perusahaan.
e. Memperoleh, mengalihkan dan melepaskan hak atas barang-barang tak
bergerak atas nama perusahaan.
f. Bertanggungjawab atas oprasional perusahaan, khususnya yang
berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan.
6. Bagian Umum
Bagian umum membantu perlengkapan yang dibutuhkan perusahaan dan
karyawan untuk memperlancar seluruh kegiatan, serta bertugas menangani
masalah kepegawaian dan kesekretariatan. Tugas pokoknya adalah :
a. Menginvestasikan dan menyediakan sarana kebutuhan perusahaan.
b. Membukakan pengadaan atau pembelian perlengkapan kantor agar tetap
terawat dan dapat digunakan secara efektif.
c. Membina dan menciptakan suasana kerja yang baik dan memberikan
dorongan kepada karyawan agar tetap konsisten dalam melaksanakan
pekerjaan.
d. Menginventariskan masalah kepegawaian dan mengajukan usulan
perbaikan laporan tertulis kepada direksi.
e. Mempersiapkan, membayar dan membukukan gaji dan honor kepada
karyawan dan pihak lainnya atas persetujuan direksi.
33
7. Bagian Dana
Bagian dana melaksanakan tugas pelayanan jasa-jasa perbankan,
menyangkut pelayanan permohonan pembukuan deposito, tabungan atau jasa-jasa
lain yang dapat diberikan oleh bank, serta pencatatan dan pengadministrasian
pelayanan transaksi nasabah. Tugas pokoknya adalah :
a. Menghitung bagi hasil untuk tabungan dari deposito nasabah.
b. Melakukan pengadministrasian pencatatan dan pembukuan atas setiap
penarikan uang atau pemindahbukuan dari rekening tabungan, deposito
dan lain-lainnya.
8. Bagian Kredit
Bagian kredit merupakan aparat manajemen yang ditugaskan membantu
direksi dalam menangani masalah-masalah khusus, yaitu bidang pembiayaan.
Tugas dan tanggung jawab bagian kredit antara lain :
a. Membuat usulan rancangan pemasaran kepada direksi.
b. Memantau secara terus menerus efektifitas dan kolektifitas pembiayaan.
c. Melaksanakan supervisi program pembiayaan dan pemasaran.
d. Bertanggungjawab terhadap kolektibilitas nasabah yang dipromosikan dan
atau dibawah pembinaannya sebagai senior Account Officer.
e. Melakukan monitoring, evaluasi, review terhadap kualitas portofolio
pembiayaan yang diberikan. Dalam rangka pengamanan terhadap
pembiayaan pada unit yang ada dibawah supervisinya.
34
f. Melakukan monitoring, evaluasi, review dan supervisi terhadap setiap
pelaksanaan tugas dari fungsi pemasaran dan pembiayaan dalam rangka
pengamanan terhadap pembiayaan yang diberikan.
g. Menyusun strategi, planning dan melakukan pemasaran atau solidaritas
nasabah baik dalam rangka keuntungan sumber dana maupun alokasi
pembiayaan secara efektif dan efisien serta terarah, baik melalui database
maupun jaringan nasabah.
9. Account Officer
Bertugas untuk menangani pemberian pembiayaan serta mengawasi
terhadap pembiayaan yang diberikan berdasarkan kelayakan pembiayaan yang
sehat. Tugas pokoknya antara lain :
a. Menerima pembiayaan hutang nasabah yang datang ke bank dan
memberikan informasi fasilitas pembiayaan yang ditawarkan bank dan
jasa perbankan lainnya.
b. Membuat analisis ekonomi, analisis pembiayaan yang diperlukan untuk
setiap proses pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip kelayakan dan
prinsip pembiayaan yang sehat.
c. Melakukan pemasaran baik dalam rangka penghimpunan dana maupun
alokasi pembiayaan kepada masyarakat secara efektif dan efisien.
d. Melaksanakan program pembinaan seluruh nasabah.
e. Mengajukan rancangan pengembangan sistem, pembinaan untuk diberikan
dalam rapat komite.
35
10. Bidang Oprasional
Bidang oprasional merupakan manajemen yang ditugaskan untuk
membantu unit-unit lainnya, dalam melaksanakan tugas-tugas supervisi dibidang
oprasional yang meliputi aspek kualitatif dan kuantitatif secara efektif dan efisien,
dalam rangka pengamanan jasa perbankan berdasarkan sistem dan prosedur
perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan kebijakan manajemen serta
peraturan pemerintah (Bank Indonesia).
11. Bagian Accounting/Pembukuan
Merupakan aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu unit-unit
lain seperti kasir atau teller dalam transaksi pembayaran.
a. Mencatat atau membukukan saldo nasabah giro jika ada penyetoran dan
atau penarikan dana rekening nasabah tersebut.
b. Untuk menentukan besar kecilnya dana yang harus dibayarkan ke nasabah.
c. Memberikan konfirmasi kepada pihak marketing mengenai dana-dana
nasabah yang kurang.
12. Bagian Kasir (teller)
Bagian kasir sebagai pemegang kas dan kuasa menerima, dan membayar
sekaligus mengatur dan memelihara likuiditas. Tugas pokoknya adalah:
36
a. Sebagai kuasa bank melakukan penerimaan setoran tunai maupun cek atau
bilyet giro bank lain atau penarikan pembayaran yang dilakukan nasabah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Membuat laporan penerimaan maupun pengeluaran (tunai atau tidak),
membuat rekapitulasi harian dan perincian jumlah yang ada dalam kas.
c. Mengadakan pengontrolan secara ketat terhadap posisi kas dan surat
berharga agar tercatat dan terkontrol.
d. Meminta bagian umum untuk melakukan pencairan tunai, kliring, incaso,
dan transfer surat berharga yang tepat waktu dengan persetujuan kepala
bagian operasional.
4.3. Pengujian Instrumen Penelitian
Guna mengukur aspek-aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur
yang reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak
menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan
sebenarnya. Apabila variabel penelitian dimaksud diungkap lewat alat ukur yang
realibitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan penelitian tidak
sepenuhnya dapat dipercaya.
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut
dapat mengukur serta mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti
secara tetap. Sementara hasil penelitian yang valid, apabila terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila syarat minimum
37
terpenuhi, yaitu kalau koefisien korelasi > 0,3. Jadi korelasi antara butir dengan
skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak
valid (Sugiyono, 2007). Di samping itu validitas instrumen juga perlu diuji secara
statistik, yaitu dengan melihat tingkat signifikansi untuk masing-masing
instrumen. Dalam hal ini digunakan Pearson’s product moment coefficient of
correlation. Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan alpha
cronbach, dimana suatu intrumen dikatakan reliabel atau andal apabila memiliki
koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih.
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat
ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai
hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.
Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, suatu instrumen dapat
dikatakan handal (reliable) apabila memiliki koefisien kehandalan atau α sebesar
0,6 atau lebih..
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dan diujikan pada 30 orang
responden yang karakter respondennya sama dengan responden pada PT. Bank
Perkreditan Rakyat. Hasil selengkapnya pengujian validitas dan reliabilitas dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1.1 Reward (X)
Berikut ini disajikan hasil pengujian validitas data dari kedua variabel
penelitian yakni Reward (variabel X) dan Kinerja Karyawan (variabel Y)
38
Tabel 4.1. Uji Validitas Variabel Reward
No. Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
1. l 0,548 0,361 Valid
2. 2 0,676 0,361 Valid
3. 3 0,554 0,361 Valid
4. 4 0,774 0,361 Valid
5. 5 0,865 0,361 Valid
6. 6 0,711 0,361 Valid
7. 7 0,559 0,361 Valid
8. 8 0,444 0,361 Valid
Sumber : data diolah
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan
dalam mengukur variabel bebas (X) menunjukkan semua item atau pertanyaan
yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari
nilia r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur kedua variabel tersebut
telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik.
4.3.1.2 Kinerja ( Y )
Berikut ini adalah tabel uji validitas untuk variabel kinerja :
39
Tabel 4.2. Uji Validitas Variabel Kinerja
No. Pertanyaan r hitung r tabel Keterangan
9. 9 0,526 0,361 Valid
10. 10 0,625 0,361 Valid
11. 11 0,454 0,361 Valid
12. 12 0,489 0,361 Valid
13. 13 0,404 0,361 Valid
14. 14 0,554 0,361 Valid
15. 15 0,596 0,361 Valid
16. 16 0,557 0,361 Valid
Sumber : Data diolah
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan
dalam mengukur variabel kinerja, menunjukkan dari dua belas item atau
pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih
besar dari nilai r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa semua item pertanyaan yang digunakan tersebut telah
menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk
mengukur variabel kinerja.
Uji reliabilitas menurut Sugiyono (2005) reliabilitas menunjukkan akurasi
dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa
pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda.
Reliabilitas menujunjukkan tingkat kestabilan, konsistensi dan atau kehandalan
instrumen untuk menggambarkan gejala seperti apa adanya.
40
Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008)
butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
a. Menurut Ghozali nilai Cronbach’s Alpha > 0,60
b. Menurut Kuncoro nilai Cronbach’s Alpha > 0,80
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas
r alpha Jumlah Pertanyaan
0,902 16
Sumber : Data diolah
Pada item-item pertanyaan kedua variabel diatas dapat diketahui bahwa
koefisien alpha adalah sebesar 0,902. Dengan tingkat signifikansi 5% atau 0,05
maka dapat dinyatakan bahwa keseluruhan item pertanyaan diatas reliabel dan
dapat disebarkan kepada seluruh renponden untuk dapat dijadikan instrumen pada
penelitian ini.
4.3.2 Pengujian Asumsi Normalitas
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi
linear baik sederhana maupun berganda adalah data variable dependen (terikat)
harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah
lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan
pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut :
41
H0 : Data variable dependen berdistribusi normal
H1 : Data variable dependen tidak berdistribusi normal
a : 5%
Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari
a , terima dalam hal lainnya.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dan didapat
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.4.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Reward Kinerja
N 36 36
Normal Parametersa Mean 32.9444 33.4722
Std. Deviation 2.04163 3.24685
Most Extreme Differences
Absolute .183 .176
Positive .129 .097
Negative -.183 -.176
Kolmogorov-Smirnov Z 1.098 1.054
Asymp. Sig. (2-tailed) .180 .216
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dijelaskan bahwa besarnya nilai
Kolmogorov-Smirnov untuk kedua variabel lebih besar dari nilai alfa sehingga
signifikan secara statistik atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima
yang berarti data residual terdistribusi normal.
42
Untuk selanjutnya distribusi data yang dikatakan normal ini dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
Grafik 4.1 Distribusi Normal
Dari hasil pehitungan diatas, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.216.
Nilai ini jauh lebih besar dari nilai a sebesar 0.05 sehingga H0 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data variable kinerja berdistribusi normal.
Asumsi ini juga diperkuat dengan hasil p-plot data yang memperlihatkan data
menyebar di sekitar garis lurus sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi
normal.
43
4.4Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan ternyata dipenuhi, tahap
selanjutnya dilakukan pemodelan data dengan menggunakan analisis regresi
sederhana. Hasil analisis dengan SPSS ditampilkan sebagai berikut :
Tabel 4.5:
Hasil Analsis Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -11.679 4.566 -2.558 .015
Reward 1.371 .138 .862 9.906 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh persamaan sebagai berikut:
Dari model tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut :
1. Jika tidak terdapat hubungan atau pengaruh dari variable-variabel bebas dalam
model (pengaruhnya tidak signifikan), maka rata-rata kinerja adalah sebesar-
11,679 satuan.
Ŷ = -11.679 + 1.371 X
44
2. Terdapat pengaruh yang positif motivasi terhadap kinerja. Setiap kenaikan
variable reward satu-satuan akan menyebabkan kenaikan variable kinerja
sebesar 1.371 kali.
4.4.1 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji F dan uji t. Tujuannya adalah
untuk mengetahui pengaruh antara variabel reward terhadap kinerja karyawan di
PT. Bank Perkreditan Rakyat Dumoga
4.4.2 Pengujian Secara Parsial (t-test)
Untuk keperluan ini dilakukan pengujian koefisien regresi secara
individual (Testing Individual Regression Coefficient). Rumusan hipotesisnya
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. H0 : bi = 0, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen
H1 : bi¹ 0, maka Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen
Dengan kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika thitung< ttabel pada α = 5%
H0 ditolak jika thitung> ttabel pada α = 5%
45
Nilai thitung akan diperoleh dengan menggunakan software SPSS 16,0 for
Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tingkat α=5%
yakni yang diperoleh dengan derajat bebas = df-k dimana df = jumlah sampel dan
k = jumlah variabel keseluruhan yaitu df1 = 2-1 dan df2 = 36-1 = 35. Uji thitung
yang dilakukan adlah uji dua arah, maka ttabel yang digunakan adalah t =5% atau
t = 0,05 (35) = 2,030.
Tabel 4.6:
Pengujian Secara Parsial(t-test)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -11.679 4.566 -2.558 .015
Reward 1.371 .138 .862 9.906 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel diatas dijelaskan bahwa nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari
nilai α (0,05) dan thitung (9,906) > ttabel (2,030) sehingga hal ini berarti bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Dengan ditolaknya H0 dan diterimana H1 maka dalam
penelitian ini terbukti bahwa secara positif reward berpengaruh terhadap kinerja
karyawan pada PT. BPR Dumoga Kota Kotamobagu.
46
4.4.3 Pengujian dan Interpretasi Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan
variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara
bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan
antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R2 berkisar antara 0<
R2 <1. Jika nilai R2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan
dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen.
Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan
diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 sebagai berikut :
Tabel 4.7:
Pengujian Interpretasi Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .862a .743 .735 1.67106
a. Predictors: (Constant), Reward
b. Dependent Variable: Kinerja
Dari hasil diatas diperoleh nilai R-Square sebesar 0,743. Nilai ini berarti
bahwa sebesar 74,3% variabilitas mengenai kinerja di PT. BPR Dumoga Kota
47
Kotamobagu dapat diterangkan oleh variable-variabel bebas dalam model
(reward), sedangkan sisanya sebesar 25,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak terdapat pada model.
4.5 Pembahasan Penelitian
Usahayang ditempuh oleh PT. BPR Dumoga Kota Kotamobagu dalam
meningkatkan kinerja pegawai yang ada dilingkungan tersebut dapat
dikategorikan belum maksimal, dan salah satu opsi yang perlu ditingkatkan adalah
reward (sistem penghargaan) sebab dengan adanya reward terbukti secara logis
atau sangat rasional dapat menumbuhkan spirit karyawan sehingga dapat
menghasilkan efek kinerja yang bagus dan secara otomatis dapat membantu laju
pertumbuhan perusahaan, yang keseluruhan ini adalah sebagai upaya untuk
meningkatkan kinerja karyawan di PT. BPR Dumoga.
Penelitian ini menunjukkan bahwa reward di lingkungan PT. BPR
Dumoga Kota Kotamobagu berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
Hal ini ditunjukkan oleh variabel Reward yang memiliki pengaruh signifikan
sebesar (t hitung = 9.908).
Pada dasarnya suatu perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mau
dan mampu bekerja secara giat, tetapi bagaimana memiliki motivasi yang tinggi
untuk mencapai tujuan organisasi, kemampuan, kecakapan dan keterampilan
pegawai tidak ada artinya apabila tidak diikuti dengan motivasi yang tinggi dari
48
setiap pegawai guna meningkatkan kinerjanya. Salah satu unsur yang terdapat
dalam motivasi ini adalah pemberian reward.
Berdasarkan pengaruh dari variabel yang dijelaskan sebelumnya maka
dapat disimpulkan bahwa pengaruh secara simultan dapat ditunjukkan melalui
reward terhadap kinerja karyawan di PT. BPR Kota Kotamobagu dapat dilihat
dengan hasil yang diperoleh (R-Square) sebesar 0,743 atau sebesar 74,3 %.
Berdasarkan hasil analisa menunjukkan, motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan
kebijakan pemberian motivasi kerja yang tepat dan diterima oleh karyawan maka
akan meningkatkan kinerja pegawai 0,755.Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mengarahkan daya potensi bawahan agar mau bekerja secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Motivasi kerja
terdiri dari dua kata yaitu motivasi dan kerja. Seperti apa yang dikemukakan oleh
Hasibuan (2008), motivasi berasal dari kata dasar motif, yang mempunyai arti
suatu perangsang, keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang.
Dengan adanya hasil kerja yang belum maksimal, pemberian reward
terhadap karyawan sangat diharapkan untuk memaksimalkan kinerja. Dengan
pemberian reward agar karyawan lebih bersemangat dan giat bekerja dengan
segala kemampuanya, sehingga kinerja karyawan dapat meningkat. Apabila
kinerja karyawan meningkat, maka diharapkan kinerja perusahaan akan
meningkat pula.