BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2016. 8. 18. · pra siklusnya sebesar...

54
64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga yang terletak di Jl. Imam Bonjol Gang Menur No 24 Salatiga. Siswa SD Negeri Sidorejo Lor 06 berjumlah 151 siswa yang terdiri mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. Disini penulis mengambil sampel seluruh siswa kelas V yang berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri Sidorejo lor 06 Salatiga pada tanggal 24 April 2014. Penelitian tindakan ini diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2. Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang disusun oleh penulis dan dilakukan oleh guru kelas V di SD Negeri Sidorejo Lor 06 sebagai pelaksana tindakan di kelas V, dengan pengamatan pada penelitian ini dilakukan oleh guru lain di SD Negeri Sidorejo Lor 06. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Pada kondisi sebelum tindakan model pembelajaran yang dilakukan masih konvensional yaitu dengan berceramah. Proses transfer materi pelajaran yang disampaikan didominasi oleh guru. Dominasi yang dilakukan menimbulkan komunikasi dalam pembelajaran hanya berjalan satu arah. Siswa bertindak hanya sebagai pendengar. Pembelajaran ini menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar. Ketidakaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tidak mengalami proses belajar yang bermakna. Maka pengetahuan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2016. 8. 18. · pra siklusnya sebesar...

  • 64

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Deskripsi Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga yang

    terletak di Jl. Imam Bonjol Gang Menur No 24 Salatiga. Siswa SD Negeri

    Sidorejo Lor 06 berjumlah 151 siswa yang terdiri mulai dari kelas I sampai

    dengan kelas VI. Disini penulis mengambil sampel seluruh siswa kelas V yang

    berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

    Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri

    Sidorejo lor 06 Salatiga pada tanggal 24 April 2014. Penelitian tindakan ini

    diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga pada mata

    pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2. Penelitian ini adalah penelitian

    tindakan yang disusun oleh penulis dan dilakukan oleh guru kelas V di SD Negeri

    Sidorejo Lor 06 sebagai pelaksana tindakan di kelas V, dengan pengamatan pada

    penelitian ini dilakukan oleh guru lain di SD Negeri Sidorejo Lor 06.

    4.2. Pelaksanaan Penelitian

    4.2.1. Deskripsi Kondisi Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

    Pada kondisi sebelum tindakan model pembelajaran yang dilakukan masih

    konvensional yaitu dengan berceramah. Proses transfer materi pelajaran yang

    disampaikan didominasi oleh guru. Dominasi yang dilakukan menimbulkan

    komunikasi dalam pembelajaran hanya berjalan satu arah. Siswa bertindak hanya

    sebagai pendengar. Pembelajaran ini menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan

    belajar mengajar.

    Ketidakaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi salah satu

    faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika kegiatan

    belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar

    sehingga tidak mengalami proses belajar yang bermakna. Maka pengetahuan yang

    disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal.

  • 65

    Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Sidorejo

    Lor 06 salatiga dilaksanakan setiap hari rabu dan kamis dan sabtu. Jam pelajaran

    yang ditentukan hari rabu 2 jam pelajaran pada jam pertama dan kedua, sedangkan

    hari Kamis juga 2 jam pelajaran pada jam ketujuh dan kedelapan, sedangkan pada

    hari sabtu hanya 1 jam pelajaran saja, yakni jam ke 2.

    4.2.1.1.Diskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar

    Berdasarkan observasi hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

    (IPA) di kelas V SDN Sidorejo Lor 06 salatiga sebelum dilaksanakan penelitian

    pada pertengahan semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan nilai hasil

    belajar siswa rendah, berdasarkan pengamatan antusias siswa, siswa pasif saat

    mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode

    konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode menarik

    saat guru menjelaskan materi. Pada tes tengah semester 1 dan ulangan semester 1

    banyak siswa yang mendapat rendah dibawah KKM dari KKM yang ditentukan

    oleh sekolah untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V adalah 70.

    Adapun hasil ulangan harian sebelum diadakan peenelitian dapat dilihat pada

    tabel berikut.

    Tabel 4.1 Distribusi hasil belajar Pra Siklus

    No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

    1 Tuntas ≥ 80 1 7, 15 %

    75 – 79 1 7, 15 %

    70 – 74 2 14, 28 %

    2 Tidak Tuntas

    65 – 69 2 14, 28 %

    59 – 64 2 14, 28 %

    ≤ 58 6 42, 85 %

    Jumlah 14 100 %

    Rata 59, 71

    Maksimal 80

  • 66

    Terendah 33

    Standar Deviasi 13,91

    Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar pras siklus

    di SDN Sidorejo Lor 06 sebanyak 4 siswa mendapat nilai lebih dari 70 dengan

    persentase 28, 57 %, di ikuti oleh 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 65-69

    dengan persentase 14, 28 %, di ikuti lagi oleh 2 siswa mendapatkan nilai 59-64

    dengan presentase 14, 28 %, dan 6 siswa mendapatkan nilai 58 kurang dengan

    presentase 42, 8 %. Selain itu pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai

    pra siklusnya sebesar 59,71 dengan nilai maksimalnya adalah 80 dan nilai

    minimumnya adalah 33.

    Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat

    siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar

    terutama siswa yang berada pada nilai antara 59 – 64 dan dibawah 58 atau siswa

    dengan nilai di bawah KKM atau belum tuntas.

    Dari tablel 4.1 dapat kita ketahui bahwa yang mendapatkan nilai ≥ 80

    adalah 1 orang yaitu dengan persentase 7, 15%, selanjutnya yang mendapat nilai

    75-79 terdapat 1 orang dengan persentase 7, 15%, yang mendapatkan nilai 70-74

    terdapat 2 orang dengan persentase 14, 28%, yang mendapatkan rentang nilai 65-

    69 terdapat 2 orang dengan persentase 14,28 %, yang mendapatkan rentang nilai

    59 – 64 terdapat 2 orang dengan presentase 14, 28 %, dan yang mendapatkan

    rentang nilai ≤ 58 terdapat 6 orang dengan persentase 42, 85 %.

    Berdasarkan data hasil belajar di atas menunjukkan beberapa nilai siswa

    yang belum tuntas masih di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah

    untuk mata pelajaran IPS adalah 70.

    Tabel 4.2

    Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

    No Nilai Sebelum Tindakan

    Keterangan Jumlah Siswa (%)

    1 < 70 4 28,59 Tuntas

  • 67

    2 ≥70 10 71, 41 Tidak Tuntas

    Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang belum mencapai

    ketuntasan < 65 adalah 8 siswa (57,13%), sedangkan jumlah siswa yang mencapai

    ketuntasan ≥ 65 adalah 6 siswa (42,85%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa

    perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar guna mencapai

    KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan minimal 65% siswa tuntas. Dari hasil

    pra siklus tersebut dapat digambarkan pada diagram lingkaran dibawah ini.

    Gambar 4.3

    Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus

    Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 disebabkan oleh faktor

    diantaranya tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA masih rendah.

    Dikarenakan guru yang kurang kreatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

    Pembelajaran yang dilaksanakan guru hanya dengan berceramah saja tanpa

    disertai media apapun atau model pembelajaran yang digunakan tidak atau kurang

    bervariasi serta kurang melibatkan siswa, membatasi aktivitas siswa dalam

    kegiatan pembelajaran sehingga konsentrasi siswa lemah tidak berminat dan tidak

    ada motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam kelas. Pada gambar

    telah disajikan total jumlah dan persentase siswa yang tuntas dan belum tuntas

    belajar sebelum tindakan.

    71%

    29%

    Presentase (%)Tidak Tuntas Tuntas

  • 68

    Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sampel

    penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilakukan 3

    kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition pada pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Sidorejo

    Lor 06 salatiga.

    4.2.2. Siklus I 4.2.2.1. Rencana Tindakan

    Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang

    tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor

    06 Salatiga. Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan

    peneliti adalah sebagai berikut :

    a. Memilih dan memutuskan model pembelajaran yang perlu untuk

    digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, maka dipilih

    model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) sebagai

    model pembelajaran.

    b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta media

    maupun alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi

    pembelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.

    c. Melakukan konsultasi dengan guru kelas V, mengenai model

    pembelajaran yang dipilih, RPP dan media maupun alat peraga yang akan

    dilaksanakan dalam pembelajaran, maupun lembar observasi

    pembelajaran, termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2

    siklus, dimana masing-masing siklus akan dilakukan dalam 3 pertemuan.

    d. Setelah mendapatkan persetujuan dengan kepala sekolah dan guru kelas V,

    dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik

    RPP, media maupun alat peraga, serta lembar observasi yang akan

    digunakan dalam tindakan nanti.

    Perencanaan pada siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan I,

    pertemuan II, dan pertemuan III sebagai evaluasi siklus. Langkah pertama berupa

  • 69

    penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang sudah jadi

    tersebut diberikan peneliti kepada guru atau pelaksana tindakan.

    4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan

    Berdasar tahap perencanaan di atas, maka pelaksanaan tindakan siklus I

    berdasarkan RPP yaitu pembelajaran melalui model pembelajaran AIR pada mata

    pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan

    selama 3 kali pertemuan. Durasi jam pada tiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran.

    Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014. Adapun

    pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah:

    a. Pertemuan Pertama

    Pada pertemuan pertama dihadiri oleh (1) Peneliti yaitu orang yang

    melakukan tindakan di SD tersebut, yakni guru kelas V yang bertugas untuk

    mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan model pembelajaran AIR. (2)

    Observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai jalannya proses

    pembelajaran.

    Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis, 24 april

    2014, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru

    melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi Jenis-jenis batuan

    penyusun tanah. Pada pertemuan pertama ini guru hanya menerangkan tentang

    batuan sebagai komponen penyusun tanah dan memberikan tugas kepada siswa

    untuk menganalisis jenis batuan yang telah disediakan berdasarkan kontur, warna,

    dan kekerasannya. Selain itu adanya observasi proses pembelajaran yang

    dilakukan oleh Observer. Dan pengambilan dokumentasi.

    1. Kegiatan awal

    Kegiatan dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen dan

    mengatur tempat duduk siswa. Untuk membuka pelajaran guru memberikan

    apersepsi kepada siswa: “siapa yang pernah mengambil batu-batuan di sungai?”

    Selanjutnya, guru menampung jawaban siswa, setelah kegiatan itu guru

  • 70

    menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan

    pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

    2. Kegiatan Inti

    Guru memaparkan garis besar materi pembelajaran dan menayangkan

    batuan yang telah mengalami pelapukan. Untuk mengetahui pemahaman siswa

    tentang materi, siswa diminta menyimak contoh-contoh terumbu karang yang

    telah disiapkan oleh guru. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan tanya jawab

    tentang informasi penting yang berkaitan dengan bahan ajar tersebut kemudian

    guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan contoh batuan yang pernah

    mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.

    Setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar, guru melanjutkan dengan

    membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, dimana masing-masing

    kelompok berjumlah 3 - 4 siswa. Kemudian guru membagikan lembar kerja

    kelompok kepada setiap kelompok tentang analisis jenis-jenis batuan berdasarkan

    karakteristiknya, setelah itu guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh

    setiap kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok diminta maju kedepan

    untuk mengambil undian yang berisi batu-batuan yang beragam yang harus

    dianalisis dalam kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi dan

    menuliskan karakteristik batuan yang ada. Setelah memahami tugas yang telah

    diberikan, guru membimbing siswa dalam proses menemukan jawaban atas

    beberapa hipotesis yang siswa sudah dapatkan dalam analisis lembar kerja, dan

    meminta siswa menuliskannya ke dalam lembar kerja kelompok yang sudah

    dibagikan kepada setiap kelompok. Guru meminta salah satu siswa perwakilan

    masing-masing kelompok maju kedepan secara bergantian untuk membacakan

    hasil pengamatan dan diskusinya. Setelah semua kelompok sudah

    mempresentasikan hasilnya, guru bertanya jawab dan meluruskan

    kesalahpahaman yang terjadi selama proses diskusi.

  • 71

    3. Kegiatan akhir

    Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,

    memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar agar apa yang

    sudah dipelajari tidak mudah dilupakan, dan guru juga menyampaikan materi

    yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah itu, guru menutup

    pelajaran dengan mengucapkan salam.

    b. Pertemuan Kedua

    Pada pertemuan Kedua dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang

    melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Pelaksana yaitu guru kelas V yang

    bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Model

    pembelajaran AIR. (3) Observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai

    jalannya proses pembelajaran.

    Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26

    April 2014, dalam pertemuan kedua guru sudah melakasanakan kegiatan sesuai

    dengan RPP. Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yaitu Proses

    pembentukan tanah dan komposisi jenis-jenis tanah, serta memberikan tugas

    kepada siswa untuk mengisi tabel pengamatn karakteritik jenis-jenis tanah. Dan

    pengambilan dokumentasi yang berupa foto.

    c. Pertemuan Ketiga

    Pada pertemuan ketiga dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang

    melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Pelaksana yaitu guru kelas V yang

    melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan peneliti yang bertugas untuk

    menyusun materi dan RPP IPA dengan model AIR. (3) Observer adalah guru lain

    yang bertugas mengobservai jalannya proses pembelajaran.

    Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 April 2014,

    dalam pertemuan ketiga kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan

    evaluasi, Observasi dan refleksi kepada siswa.

    4.2.2.3. Observasi 4.2.2.3.1. Analisis Data Hasil Observasi Siklus I

    Pertemuan 1

  • 72

    A. Data Penerapan Model Pembelajaran AIR

    Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang

    berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh

    observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model

    pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition dalam mata pelajaran IPA tentang

    persiapan proses pembentukan tanah. Observer menggunakan lembar observasi

    untuk mengumpulkan data aktifitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru

    maupun data pembelajaran siswa.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer, pengajar telah

    menerapkan pembelajaran berdasarkan maslaah dengan baik. Pengajar dapat

    mengatur serta mengendalikan keberlangsungan proses belajar mengajar. Pada

    saat awal pembelajaran berdasarkan masalah banyak siswa yang masih bingung,

    tetapi pengajar dapat mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator

    yang baik dan membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan.

    Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi respon

    siswa dengan cara mengamati aktifitas setiap siswa dan menyesuaikan dengan

    indikator respon siswa pada lembar observasi. Berdasarkan pengamatan respon

    siswa yang telah dilakukan oleh observer menunjukkan sudah lebih dari separuh

    siswa yang memberikan respon positif dalam mengikuti pembelajaran. Namun,

    masih ada siswa yang bingung dalam melaksankan pembelajaran berdasarkan

    masalah walapun siswa sudah turut serta dalam tugas belajarnya.

  • 73

    Tabel 4.4

    Data Pelaksanaan Model Pembelajaran AIR Siklus I

    No Kegiatan Guru

    Siklus I Pertemuan

    1 2 Ya Ya

    1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? V V 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? V V 3 Apakah guru memberikan motivasi, dengan menyampaikan masalah

    yang akan dipecahkan oleh siswa? V V

    4 Apakah guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebelahnya?

    V V

    5 Apakah secara berpasangan, siswa menyelesaikan masalah dengan teknik penyelidikan mencakup: pengumpulan data apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan bagaimana langkah pemecahannya?

    V V

    6 Apakah guru membantu siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan?

    V V

    7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir menurut cara masing-masing?

    V V

    8 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing?

    V V

    9 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? V V 10 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? V V 11 Apakah guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

    memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? V V

    12 Apakah guru berkeliling untuk membantu siswa yang memerlukan? V V 13 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan cara-cara

    baru penyelesaian masalah yang sedang dibahas? V V

    14 Apakah secara berpasangan siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang ditemukannya di depan kelas?

    V V

    15 Apakah siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi didepan kelas?

    V V

    16 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? V V 17 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? V V 18 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan yang sudah

    dilakukan siswa, mulai dari pemahaman masalah, penyelidikan dan penemuan pemecahan masalah?

    V V

    19 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-masing, sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran?

    V V

    20 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan V V

  • 74

    pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa? 21 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai

    proses penilaian pembelajaran? V V

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari

    pertemuan pertama sampai pertemuan kedua semua langkah pembelajaran

    berdasarkan masalah telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah

    sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

    Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran

    berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah

    ditetapkan. Berarti pada siklus I ini, variabel tindakan telah mencapai indikator

    keberhasilan. Selain langkah-langkah yang kesemuanya telah berhasil

    dilakukan, keberhasilan tersebut juga didukung dengan respon positif siswa

    selama pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. Respon-respon siswa

    yang ditunjukkan adalah repon positif terhadap pembelajaran berdasarkan

    masalah, seperti ketertarikan terhadap masalah yang disajikan, keterlibatan

    siswa, keaktifan siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran. Hasil

    observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5

    Tabel 4.5 Data Pelaksanaan Model Pembelajaran AIR Siklus I

    No Respon Siswa

    Siklus I Pertemuan

    1 2 Ya Ya

    1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? V V 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? V V 3 Apakah siswa terlibat aktif dalam diskusi? V V 4 Apakah siswa memecahkan masalah dengan pengetahuan yang

    dimilikinya? V V

    5 Apakah siswa menemukan penyelesaian masalah dengan caranya masing-masing?

    V V

    6 Apakah siswa dapat bekerja sama dengan teman saat menyelesaikan masalah?

    V V

    7 Apakah siswa mempresentasikan hasil pemecahan masalah? V V 8 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? V V 9 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? V V

  • 75

    B. Analisis data Hasil Observasi Kegiatan Guru

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan I berdasarkan lembar observasi

    kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) pada umumnnya sudah dilaksanakan.

    Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini dapat dilihat

    pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1

    No Objek Observasi No Item Total Skor

    Aktivitas Guru

    1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 5

    2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 3

    3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4

    4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 10

    5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan

    8 3

    6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 13

    7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 13

    8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 9

    9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 12

    10 Membimbing membuat kesimpulan 24 3

    11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4

  • 76

    12 Memberi motivasi, saran, salam 26 2

    Total Skor 81

    Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan guru adalah 81 yang masuk pada kategori cukup baik.

    Rata-rata penilaian pada lembar observasi guru pada siklus I pertemuan I ini tidak

    ada skor 1 yang diberikan, hanya ada skor 2 terdapat 2 item dan skor 3 terdapat 19

    item sedangkan skor 4 terdapat 5 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran

    sudah dilaksanakan dengan baik karena nilai 69-85 termasuk dalam kategori

    cukup baik.

    Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sudah menggunakan model

    pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Pada tahap awal

    melakukan persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruangan dan media

    pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa, namun dalam memeriksa kesiapan

    siswa masih ada siswa yang belum siap mengikuti KBM. Sudah ada apersepsi dan

    apersepsinya pun sudah menarik, begitu pun dalam penyampaian kompetensi/

    tujuan pembelajaran yang sudah disampaikan secara rinci.

    Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan. Guru

    menguasai seluruh materi pembelajaran, tetapi pada rencana pembelajaran

    terdapat beberapa item yang dalam pelaksanaannya masih kurang. Dalam

    pemanfaatan media pembelajaran sudah maksimal karena efektif dan efisien,

    namun dalam melibatkan siswa dalam pemanfaatan media kurang merata.

    Penggunaan bahasa tulis dan bahasa lisan dalam kegiatan belajar mengajar perlu

    diperhatikan lagi, karena belum begitu lancar dan benar.

    Kegiatan penutup untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hanya beberapa

    siswa yang terlihat aktif menyimpulkan hasil pembelajaran. Namun dalam

    mencatat hasil rangkuman, hampir semua siswa melakukannya. Pada pertemuan I

  • 77

    belum diadakan tes formatif. Hasil observasi ini akan dijadikan acuan untuk

    pertemuan II.

    C. Analisis Data Hasil Observasi Siswa

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan I berdasarkan lembar observasi

    kegiatan siswa (terlampir) pada umumnnya sudah dilaksanakan. Namun dalam

    pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut

    ini :

    Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 1

    No Aktivitas Siswa No Item Total Skor

    1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7

    2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 6

    3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru

    5 3

    4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 6

    5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 12

    6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 10

    7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 10

    8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 2

  • 78

    9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 6

    10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru

    23 2

    Total Skor 64

    Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan siswa adalah 64 yang masuk pada kategori cukup baik.

    Rata-rata penilaian pada lembar observasi siswa pada siklus I pertemuan I ini

    tidak ada skor 1 yang diberikan, hanya ada skor 2 terdapat 9 item, dan skor 3

    terdapat 10 item sedangkan skor 4 terdapat 4 item. Hal ini menunjukkan bahwa

    pembelajaran belum maksimal karena skor 4 hanya ada 4 item yang terlaksana.

    Dengan total skor 64, pembelajaran ini dikatakan cukup baik, karena nilai 61-75

    termasuk dalam kategori cukup baik.

    Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah cukup baik, namun dalam

    menempati tempat duduknya masing-masing siswa kurang memperhatikan dan

    dalam menjawab pertanyaan dari guru hanya sebagian kecil siswa. Interaksi antar

    siswa, siswa dengan guru, siswa dengan materi pembelajaran hanya sebagian kecil

    siswa. Saat kerja kelompok berlangsung masih sebagian besar anggota

    kelompoknya kurang terlibat sepenuhnya dalam menyelesaikan lembar kerja

    kelompok bahkan ada siswa yang tidak mau bergabung dengan anggota

    kelompoknya. Siswa belum memahami benar ketika guru menggunakan model

    pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Dalam membuat

    rangkuman siswa belum terlihat aktif hanya beberapa siswa saja yang sudah aktif.

    Pembelajaran pada pertemuan I ini belum memenuhi kriteria baik karena peneliti

    memberikan nilai 76-90 untuk kategori baik. Sedangkan hasil nilai yang didapat

    hanya 64 ini termasuk dalam kategori cukup.

    4.2.2.4. Refleksi

  • 79

    Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara

    mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan

    pada pada data yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data

    baik data kualitatif maupun kuantitatif, guru,penulis,dan observer melakukan

    evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah

    dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan

    hasil belajar siswa.

    Pada kegiatan refleksi di ikuti oleh observer, penulis, guru pelaksana dan

    perwakilan dari siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan

    kelemahan-kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan yang telah

    dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan

    pada siklus berikutnya. Pada refleksi siklus I pertemuan 1 menurut pengamat

    ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan, antara lain:

    a. Siswa

    Kelebihan

    Siswa senang dan penasaran dengan model AIR

    Siswa dapat fokus dalam satu materi yang dipelajari

    Proses belajar lebih mudah

    b. Guru

    Kelebihan

    Pembelajaran lebih efektif

    Pembelajaran lebih terorgansir

    Kelemahan

    Membutuhkan waktu yang lama dalam membuat dengan urutan

    pembelajaran AIR

    Pertemuan 2

    A. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan II berdasarkan lembar observasi

  • 80

    kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) sudah dilaksanakan. Namun dalam

    pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini dapat dilihat pada

    tabel berikut ini :

    Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 2

    No Objek Observasi No Item Total Skor

    Aktivitas Guru

    1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 6

    2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 3

    3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4

    4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 10

    5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan

    8 4

    6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 15

    7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 13

    8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 11

    9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 12

    10 Membimbing membuat kesimpulan 24 3

    11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4

    12 Memberi motivasi, saran, salam 26 3

    Total Skor 88

    Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan guru adalah 88 Rata-rata penilaian pada lembar

    observasi guru pada siklus I pertemuan I ini tidak ada skor 1 dan 2 yang diberikan,

  • 81

    hanya ada skor 3 terdapat 16 item dan skor 4 terdapat 10 item. Hal ini

    menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik karena nilai

    86-102 termasuk dalam kategori baik.

    Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah ada peningkatan

    dibandingkan pertemuan I. Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan

    pembelajaran dengan baik yaitu kesiapan ruangan dan media pembelajaran serta

    memeriksa kesiapan siswa. Sudah ada apersepsi yang menarik dalam

    menyampaikan kompetensi/ tujuan juga sudah rinci.

    Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan dengan baik.

    Guru menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, hanya terdapat

    beberapa item yang belum dilaksanakan secara menyeluruh yaitu saat pembagian

    kelompok siswa masih ramai tidak mau mendengar arahan dari guru, masih ada

    siswa yang belum menyelesaikan lembar kerja kelompoknya dengan tepat waktu

    dan masih ada kelompok yang malu untuk maju kedepan. Guru dalam

    memanfaatkan media dan alat peraga sudah baik dan guru juga sudah

    menggunakan bahasa tulis dan lisan dengan lancar dan benar.

    Untuk kegiatan penutup sudah sesuai dengan RPP, namun dalam melakukan

    refleksi belum semua siswa terlibat aktif. Pada akhir pembelajaran belum

    diadakan tes formatif untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I. Tes formatif

    diadakan pada pertemuan berikutnya dihari berikutnya tanggal 29 april 2014

    dengan alokasi waktu 40 menit untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I.

    Hasil belajar siswa tersebut akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

    pembelajaran pada siklus II agar hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.

    B. Analisis Data Hasil Observasi Siswa

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan II berdasarkan lembar observasi

    kegiatan siswa (terlampir) sudah dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaannya

    masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  • 82

    Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 2

    No Aktivitas Siswa No Item Total Skor

    1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7

    2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 7

    3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru

    5 3

    4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 8

    5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 13

    6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 11

    7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 13

    8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 4

    9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 7

    10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru

    23 3

    Total Skor 76

    Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan siswa adalah 76 Rata-rata penilaian pada lembar

    observasi siswa pada siklus I pertemuan II ini tidak ada skor 1 yang diberikan,

    hanya ada skor 2 terdapat 2 item, dan skor 3 terdapat 14 item sedangkan skor 4

    terdapat 7 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan

    dibanding pertemuan I, karena skor 4 hanya ada 3 item yang terlaksana. Dengan

  • 83

    total skor 76 pembelajaran ini dikatakan baik, karena nilai 76-90 termasuk dalam

    kategori baik.

    Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik namun dalam

    menjawab apersepsi dan proses pertanyaan dari guru sebagian besar siswa kurang

    berani. Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru tentang materi pelajaran,

    namun hanya beberapa siswa yang sudah aktif bertanya saat proses KBM,

    interaksi antara siswa hanya sebagian kecil dan interaksi guru dengan siswa juga

    belum begitu maksimal terlihat ketika guru bertanya masih ada yang tidak mau

    menjawab. Pada saat kerja kelompok berlangsung hanya ada sedikit peningkatan

    karena masih ada beberapa siswa yang hanya diam saja dalam kelompok, dalam

    menyampaikan hasil diskusi masih ada siswa yang malu untuk maju kedepan.

    Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif walaupun masih ada

    beberapa siswa yang kurang aktif.

    Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR

    (Auditory Intellectually Repetition) ini akan dilanjutkan pada siklus II sebagai

    pemantapan keberhasilan siklus I.

    4.2.2.5. Refleksi

    Setelah melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran pada siklus I,

    selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Refleksi

    dimaksudkan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses

    pembelajaran. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, Penulis

    melakukan diskusi dengan guru kelas yang telah menerapkan pembelajaran

    dengan menggunakan Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually

    Repetition) untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dari awal

    sampai akhir dan juga telah mencatat semua temuan dalam perbaikan

    pembelajaran siklus I yang selanjutnya akan digunakan untuk menyusun

    perbaikan pembelajaran siklus II.

    Berdasarkan pengamatan dan data temuan hasil diskusi dengan observer,

    maka hal-hal yang menjadi poin pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut :

  • 84

    A. Kelebihan

    1. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran AIR

    2. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatia, antusias siswa

    lebih meningkat, karena proses belajar memberi aktivitas sendiri.

    3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah

    sesuai.

    4. Siswa yangberkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh

    anggotanya.

    5. Berdasarkan observasi kegiatan siswa dengan model pembelajaran AIR

    diketahui bahwa dari keseluruhan skor maksimal siswa yakni 92, pada

    pertemuan pertama hanya mencapai skor 64 dengan katagori cukup

    baik, karena skor 61-75 masuk pada katagori cukup baik, dan

    mengalami peningkatan pada pertemuan 2 yakni memperoleh skor 74

    yang termasuk katagori baik karena skor 76-90 termasuk katagori baik.

    6. Untuk hasil observasi kegiatan guru pada pertemuan pertama dengan

    penerapan model pembelajaran AIR memperoleh skor 81. Skor 81 ini

    masuk pada katagori cukup baik untuk skor pelaksanaan pembelajaran

    AIR oleh guru, karena skor 69-85 masuk pada katagori cukup baik dan

    mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dengan skor 88 yang

    termasuk katagori baik, karena skor 86-102 termasuk katagori baik.

    B. Hambatan

    1. Sebagian siswa belum terlalu paham dengan model pembelajaran yang

    dipakai, yaitu model pembelajaran AIR (Audititory Intellectually

    Repetition)

    2. Sebagian siswa belum sepenuhnya mengikuti kegiatan pembelajaran.

    3. Siswa belum berani mengutarakan pendapatnya dan terdapat siswa

    yang masih malu atau ragu-ragu untuk bertanya tentang materi yang

    belum dimengerti.

    4. Ada sebagian kecil siswa belum sepenuhnya aktif dalam kegiatan

    pembelajaran.

  • 85

    5. Siswa belum berani meengungkapkan alasan tentang percobaan yang

    sudah dilakukan.

    Berdasarkan berdasarkan poin-poin pengamatan yang didapat, penulis perlu

    melakukan perbaikan pada siklus I, diantaranya sebagai berikut :

    a. Guru terus memberikan pengarahan maksimal terlebih dahulu setiap kali

    memberikan kegiatan atau tugas kepada siswa selama proses kegiatan

    pembelajaran.

    b. Guru harus terus memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa serta

    memperhatikan pengeloloaan waktu.

    c. Guru memberikan bimbingan secara optimal kepada siswa selama proses

    pembelajaran berlangsung agar siswa lebih paham dengan langkah-langkah

    model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition)

    Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus

    II dengan penerapan pembelajaran menggunakan Model AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

    Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga.

    4.2.3. Siklus II 4.2.3.1.Rencana Tindakan

    Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut penyempurnaan dan

    pemantapan pada siklus I. Pada siklus II ini dilaksanakan 2 kali pertemuan,

    yaitu pertemuan I dan pertemuan II, masing-masing pertemuan berlangsung

    selama 70 menit (2 jam pelajaran) dengan pokok bahasan “Struktur Bumi”.

    Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung penulis meminta bantuan

    observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara

    mengisi lembar observasi (terlampir) yang telah disediakan. Lembar observasi

    tersebut meliputi beberapa item untuk mengamati guru dan siswa saat

    melakukan proses belajar mengajar di kelas.

  • 86

    Hasil refleksi pada siklus I menjadi salah satu pertimbangan untuk

    melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Sebelum melaksanakan

    tindakan pada siklus II, maka disusun perencanaan yang akan dilaksanakan

    selama proses pembelajaran siklus II berlangsung agar hasil belajar IPA siswa

    kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 lebih meningkat. Sebelum dilakukan

    tindakan, maka hal-hal yang direncanakan penulis adalah sebagai berikut :

    a. Agar kelas dimaksimalkan, maka guru membagi peran siswa, dimana

    siswa yang pasif lebih banyak dilibatkan, sedangkan siswa yang aktif

    dilibatkan menjadi pendamping siswa pasif.

    b. Sebelum melanjutkan kepada pemaparan materi dan pembagian tugas,

    terlebih dahulu dilakukan dilakukan tanya jawab untuk menguji

    pemahaman siswa. Namun agar tidak didominasi oleh siswa yang aktif,

    siswa yang aktif diminta untuk mencatat pertanyaan guru, dan membantu

    siswa yang pasif mencari jawaban.

    c. Agar siswa dapat terlibat dalam tanya jawab, siswa yang pasif dikoordinir

    untuk mengemukakan ide, sementara siswa yang aktif diminta menjadi

    penanggap.

    d. Siswa yang pasif agar terlibat dalam pembelajaran, diminta untuk

    mencatat hasil tanya jawab, agar hasil tersebut dibacakan sebagai

    kesimpulan pada akhir pelajaran.

    4.2.3.2. Pelaksanaan Tindakan

    Pertemuan I

    Pada pertemuan pertama dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang

    melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Pelaksana yaitu guru kelas V yang

    bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Auditory

    Intellectually Repetition. (3) Observer adalah guru lain yang bertugas

    mengobservai jalannya proses pembelajaran.

    Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3

    Mei 2014, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru

  • 87

    melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi “ bentuk bumi dan

    lapisan penyusun bumi”. Pada pertemuan pertama ini guru menerangkan setengah

    materi tentang “ bentuk bumi dan lapisan penyusun bumi” dan memberikan tugas

    kepada siswa untuk mengisi gambar penampakan dan bentuk muka bumi. Selain

    itu adanya observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh Observer.

    Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Mei 2014 melalui

    beberapa kegiatan sebagai berikut :

    a. Kegiatan awal

    Kegiatan dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen dan

    mengatur tempat duduk siswa. Untuk membuka pelajaran guru memberikan

    apersepsi kepada siswa: “siapa yang pernah melihat kapal berlabuh dipantai, dan

    siapa yang pernah melihat hamparan sawah yang kering ?” Selanjutnya, guru

    menampung jawaban siswa, setelah kegiatan itu guru menjelaskan langkah-

    langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran yang harus

    dicapai oleh siswa.

    b. Kegiatan Inti

    Sebelum guru memaparkan garis besar materi pembelajaran dan

    menayangkan gambar yang berkaitan tentang bentuk lapisan penyusun bumi dan

    penampakan pada permukaan bumi serta gelobe untuk memperjelas bentuk dan

    penampakan permukaan bumi, guru memperhatikan seluruh siswa kelas V,

    terlebih siswa yang kurang menyimak. Untuk mengetahui pemahaman siswa

    tentang materi, siswa diminta mengamati gambar yang diperlihatkan oleh guru

    dengan penjelasan ringkas. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan tanya

    jawab tentang informasi penting yang berkaitan dengan materi tersebut kemudian

    guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan penampakan pada permukaan

    bumi.

  • 88

    Setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar, guru melanjutkan dengan

    membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, dimana masing-masing

    kelompok berjumlah 3-4 siswa. Kemudian guru membagikan lembar kerja

    kelompok kepada setiap kelompok, setelah itu guru menjelaskan apa yang harus

    dilakukan oleh setiap kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok diminta

    maju kedepan untuk mengambil undian yang berisi gambar-gambar yang harus

    dikerjakan dengan kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi

    dan menuliskan masalah yang ada. Setelah siswa merumuskan masalah, guru

    membimbing siswa dalam proses menemukan jawaban atas beberapa hipotesis

    yang siswa sudah dapatkan, dan meminta siswa menuliskannya ke dalam lembar

    kerja kelompok yang sudah dibagikan kepada setiap kelompok. Guru meminta

    salah satu siswa perwakilan masing-masing kelompok maju kedepan secara

    bergantian untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusinya. Setelah semua

    kelompok sudah mempresentasikan hasilnya, guru bertanya jawab dan

    meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama proses diskusi.

    c. Kegiatan akhir

    Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,

    memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar agar apa yang

    sudah dipelajari tidak mudah dilupakan, dan guru juga menyampaikan materi

    yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah itu, guru menutup

    pelajaran dengan mengucapkan salam.

    Pertemuan kedua

    Tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 mei 2014 dengan

    mengacu hasil observasi pertemuan I untuk mengambil tindakan atau strategi

    yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran IPA. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan

    II ini adalah mempersiapkan instrumen, alat peraga dan bahan untuk penelitian

    agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pertemuan II

    dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :

  • 89

    Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 Mei

    2012, kegiatan pemebelajaran dilakukan sama dengan apa yang dilakukan pada

    pertemuan pertama. Yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP

    pada materi “Penampakan Alam Dan Fungsi Atmosfer Bumi”. Pada pertemuan

    kedua guru melanjutkan sisa materi dari pertemuan pertama tentang “bentuk

    lapisan penyusun bumi dan bentuk permukaan bumi” dan memberikan tugas

    kepada siswa untuk mengisi kolom penampkan alam. Selain itu adanya observasai

    proses pembelajaran yang dilakukan oleh Observer.

    a. Kegiatan awal Kegiatan dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian

    mengabsen dan mengatur tempat duduk siswa. Untuk membuka pelajaran

    guru memberikan apersepsi kepada siswa: “siapa yang pernah atau suka

    membantu orang tua di sawah dan pernah berlibur di pegunungan?”

    Selanjutnya, guru menampung jawaban siswa, setelah kegiatan itu guru

    menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan

    tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.

    a. Kegiatan inti Guru menampilkan gambar pembelajaran tentang contoh-contoh

    penampakan alam dipermukaan bumi. Untuk mengetahui pemahaman

    siswa tentang materi, siswa diminta menyimak suatu cerita yang dibacakan

    dan dijelaskan oleh guru. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan tanya

    jawab kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan

    contoh-contoh penampakan alam.

    Setelah siswa menjawab pertanyaan, guru melanjutkan dengan

    membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, dimana masing-

    masing kelompok berjumlah 3-4 siswa. Kemudian guru membagikan

    lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok, setelah itu guru

    menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh setiap kelompok. Masing-

    masing kelompok diminta melakukan percobaan unjuk kerja untuk

  • 90

    membuktikan dan memahami bagaimana urutan bentuk bumi berdasarkan

    lapisan permukaan bumi dengan media dan alat praktek yang sudah

    dibagikan guru untuk setiap kelompok. Guru membimbing siswa dalam

    mengidentifikasi dan menuliskan masalah yang ada. Setelah siswa

    merumuskan masalah, guru membimbing siswa dalam proses menemukan

    jawaban atas beberapa hipotesis yang siswa sudah dapatkan, dan meminta

    siswa menuliskannya ke dalam lembar kerja kelompok yang sudah

    dibagikan kepada setiap kelompok. Guru meminta salah satu siswa

    perwakilan masing-masing kelompok maju kedepan secara bergantian

    untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusinya. Setelah semua

    kelompok sudah mempresentasikan hasilnya, guru bertanya jawab dan

    meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama proses diskusi.

    b. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,

    memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih terlibat aktif selama proses

    pembelajaran dan lebih giat lagi belajar agar apa yang sudah dipelajari

    tidak mudah dilupakan. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru

    memberikan kuis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

    yang telah dipelajari. Setelah siswa mengumpulkan lembar jawabannya ke

    depan, guru mengucapkan terimakasih atas kerjasama siswa selama

    pembelajaran dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

    Pertemuan III

    Pada pertemuan ketiga dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang

    merancangan tindakan di SD tersebut. (2) Pelaksana kegiatan yaitu guru kelas V

    yang bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Metode AIR.

    (3) Observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai jalannya proses

    pembelajaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis tanggal 8 Mei

    2014, dalam pertemuan ketiga kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan

    evaluasi, Observasi dan refleksi.

  • 91

    4.2.3.3.Observasi

    4.2.3.3.1. Data Penerapan Model Pembelajaran AIR Siklus II

    Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada siklus ini kegiatan observasi

    dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan

    oleh guru pengamat meliputi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran

    berdasarkan masalah serta respon siswa. Hasil observasi tindakan guru siklus II

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Pembelajaran Siklus II

    No kegiatan guru

    Siklus II Pertemuan

    1 2 Ya Ya

    1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? V V 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? V V 3 Apakah guru memberikan motivasi, dengan menyampaikan masalah

    yang akan dipecahkan oleh siswa? V V

    4 Apakah guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebelahnya?

    V V

    5 Apakah secara berpasangan, siswa menyelesaikan masalah dengan teknik penyelidikan mencakup: pengumpulan data apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan bagaimana langkah pemecahannya?

    V V

    6 Apakah guru membantu siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan?

    V V

    7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir menurut cara masing-masing?

    V V

    8 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing?

    V V

    9 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? V V 10 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? V V 11 Apakah guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

    memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? V V

    12 Apakah guru berkeliling untuk membantu siswa yang memerlukan? V V 13 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan cara-cara

    baru penyelesaian masalah yang sedang dibahas? V V

    14 Apakah secara berpasangan siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang ditemukannya di depan kelas?

    V V

    15 Apakah siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi didepan kelas?

    V V

    16 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? V V 17 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? V V

  • 92

    18 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan yang sudah dilakukan siswa, mulai dari pemahaman masalah, penyelidikan dan penemuan pemecahan masalah?

    V V

    19 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-masing, sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran?

    V V

    20 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa?

    V V

    21 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran?

    V V

    Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus II dari

    pertemuan pertama sampai pertemuan kedua semua langkah pembelajaran

    berdasarkan masalah juga telah dilakukan. Semua kegiatan guru yang telah

    direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan. Hal

    tersebut juga telah menunjukkan bahwa siklus II telah mencapai keberhasilan

    penerapan pembelajaran berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria

    keberhasilan yang telah ditetapkan.

    Pada siklus II ini, variabel tindakan juga telah mencapai indikator

    keberhasilan. Selain langkah-langkah yang kesemuanya telah berhasil

    dilakukan, keberhasilan tersebut juga didukung dengan respon positif siswa

    selama pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. Berdasarkan

    pengamatan pembelajaran berdasarkan masalah pada siklus II lebih kondusif

    dan terkendali. Sebagian besar siswa telah memberikan respon positif dalam

    pembelajaran berdasarkan masalah. Hanya ada dua siswa yang kurang aktif

    dalam pembelajaran. Hasil observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat

    pada tabel 4.11 berikut.

    Tabel 4.11 Hasil Lembar Observasi Respon Siswa Siklus II

    No Tanggapan Siswa

    Siklus II Pertemuan

    1 2 Ya Ya

    1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? V V 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? V V 3 Apakah siswa terlibat aktif dalam pemahaman diskusi? V V 4 Apakah siswa memecahkan masalah dengan pengetahuan yang

    dimilikinya? V V

  • 93

    5 Apakah siswa menemukan penyelesaian masalah dengan caranya masing-masing?

    V V

    6 Apakah siswa dapat bekerja sama dengan teman saat menyelesaikan masalah?

    V V

    7 Apakah siswa mempresentasikan hasil pemecahan masalah? V V 8 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? V V 9 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? V V

    4.2.3.3.2. Analisis Data Hasil Observasi Siklus II

    Pertemuan 1 1. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan I berdasarkan lembar observasi

    kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) sudah dilaksanakan hampir baik, hal ini

    dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.12 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1

    No Objek Observasi No Item Total Skor

    Aktivitas Guru

    1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 6

    2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 3

    3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4

    4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 12

    5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan

    8 4

    6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 15

  • 94

    7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 16

    8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 12

    9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 14

    10 Membimbing membuat kesimpulan 24 4

    11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4

    12 Memberi motivasi, saran, salam 26 4

    Total Skor 98

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan I berdasarkan lembar observasi

    kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) pada umumnya sudah dilaksanakan.

    Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini terlihat pada

    skor penilaian yang diisi berdasarkan pengamatan observer (guru kelas IV).

    Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada lembar

    observasi kegiatan guru adalah 98 yang masuk pada kategori baik. Rata-rata

    penilaian pada lembar observasi guru pada siklus II pertemuan I ini tidak ada skor

    1 dan skor 2 yang diberikan, hanya ada skor 3 terdapat 6 item dan skor 4 terdapat

    20 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan

    baik karena mendapat nilai 86-102 , sedangkan nilai 98 termasuk dalam kategori

    baik.

    Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sudah menggunakan model

    pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Pada tahap awal

    melakukan persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruangan dan media

    pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa, sudah ada apersepsi dan

    apersepsinya pun menarik, begitu pun dalam penyampaian kompetensi/tujuan

    pembelajaran yang sudah disampaikan secara rinci. Pada tahap kegiatan inti

    pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Guru menguasai seluruh materi

    pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran sudah maksimal karena

  • 95

    efektif dan efisien, penggunaan bahasa lisan maupun bahasa tulis juga sudah baik

    dan benar. Kegiatan penutup untuk menyimpulkan hasil pembelajaran sudah

    dilaksanakan sesuai harapan yaitu siswa sudah aktif semua. Pada pertemuan I

    belum diadakan tes formatif. Hasil observasi ini akan dijadikan acuan untuk

    pertemuan II agar pelaksanaan lebih maksimal dan hasil belajar meningkat serta

    indikator penelitian dapat tercapai.

    2. Analisis Data Hasil Observasi Siswa

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan I berdasarkan lembar observasi

    kegiatan siswa (terlampir) pada umumnnya sudah dilaksanakan, hal ini dapat

    dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.13 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 1

    No Aktivitas Siswa No Item Total Skor

    1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7

    2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 7

    3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru

    5 4

    4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 8

    5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 16

    6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 15

  • 96

    7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 15

    8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 3

    9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 8

    10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru

    23 4

    Total Skor 87

    Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan siswa adalah 87. Rata-rata penilaian pada lembar

    observasi siswa pada siklus II pertemuan I ini tidak ada skor 1 dan skor 2 yang

    diberikan, hanya ada skor 3 terdapat 5 item sedangkan skor 4 terdapat 18 item.

    Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan dibandingkan

    siklus I, yaitu skor 2 sudah tidak terisi lagi. Dengan total skor 87 pembelajaran ini

    sudah dilakukan dengan baik, karena nilai 76-90 termasuk dalam kategori baik.

    Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran ada peningkatan yang lebih baik,

    dalam menjawab apersepsi dari guru sudah baik dan ada peningkatan, karena

    hampir semua siswa yang mau menjawab. Ada interaksi yang sangat baik ketika

    guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu interaksi yang aktif dan baik, antara

    siswa dengan materi pelajaran, siswa dengan guru, dan antar siswa. Siswa juga

    sudah memahami pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan guru pada saat

    proses pembelajaran berlangsung. Dalam membuat rangkuman siswa sudah

    terlihat aktif. Saat kerja kelompok semua siswa sudah mau mendengarkan arahan

    dari guru. Siswa sudah bekerja secara aktif dan semuanya terlibat dalam kegiatan

    diskusi, siswa sudah mau bertanya tentang materi yang tidak dimengerti serta

    menjawab pertanyaan yang diajukan, baik teman sebayanya maupun dari guru.

    4.2.3.4.Refleksi Siklus II Pertemuan 1

    Setelah selesai pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 maka dilaksanakan

    refleksi untuk mengukur poin-poin keberhasilan pada pertemuan 1 hasil observasi.

  • 97

    Diketahui hasil pengamatan tentang bagaimana pembelajaran menggunaan Model

    AIR (Auditory Intellectualy Repetition) dalam penerapannya sudah banyak

    kemajuan yang terjadi, saat siswa melakukan diskusi guru memantau diskusi

    siswa, siswa saat melakukan diskusi, sudah tidak cenderung berbicara dengan

    teman dan membicarakan hal yang lain diluar materi pembelajaran. Dengan

    menerapkan model pembelajaran AIR kegiatan pembelajaran menggambarkan

    pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan

    pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan

    pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,

    mengelola waktu pembelajaran, pada bagian repetition guru melakukan penilaian

    dengan memberikan umpan balik tanya jawab berupa kuis, dan memberikan

    pujian. Dari segi mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa,

    penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa perlu sudah mulai

    diperhatikan dengan baik.

    Berikut rincian refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2

    adalah sebagai berikut :

    A. Kelebihan

    1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram

    2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran AIR dan sudah terbiasa dari siklus I sehingga tau pola

    pembelajaran.

    3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah

    sesuai.

    4. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran

    5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat

    6. Siswa melakukan refleksi bersama guru.

    7. Guru harus membatasi waktu untuk mengerjakan LKS, dan diskusi

    kelompok, agar waktu untuk pembahasan tidak terlalu sedikit, supaya

    siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat berpresentasi

    dengan benar.

    Pertemuan II

  • 98

    1. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectualy Repetition) pada siklus II pertemuan II berdasarkan lembar observasi

    kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) sudah dilaksanakan dengan sangat baik,

    hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2

    No Objek Observasi No Item Total Skor

    Aktivitas Guru

    1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 6

    2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 4

    3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4

    4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 12

    5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan

    8 4

    6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 15

    7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 16

    8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 12

    9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 16

    10 Membimbing membuat kesimpulan 24 4

    11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4

    12 Memberi motivasi, saran, salam 26 4

    Total Skor 101

  • 99

    Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan guru adalah 101. Rata-rata penilaian pada lembar

    observasi guru pada siklus II pertemuan II ini tidak ada skor 1 dan 2 yang

    diberikan, skor 3 pun hanya terdapat 3 item dan skor 4 terdapat 23 item. Hal ini

    menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik karena

    rentang nilai 86-102 termasuk katagori baik.

    Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan II berlangsung sesuai

    dengan harapan dan berjalan dengan baik, kekurangan pada aktivitas guru sudah

    tidak ada, baik pada tahap persiapan, membuka pelajaran, maupun penguasaan

    materi sudah dilaksanakan dengan baik. Pada akhir pembelajaran siklus II

    diadakan tes formatif untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus II yang

    dilaksanakan pada pertemuan III.

    2. Analisis Data Hasil Observasi Siswa

    Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan II berdasarkan lembar

    observasi kegiatan siswa (terlampir) sudah dilaksanakan dengan sangat baik, hal

    ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 4.15 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 2

    No Aktivitas Siswa No Item Total Skor

    1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7

    2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 7

    3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru

    5 4

    4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 8

    5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 16

  • 100

    6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 16

    7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 16

    8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 4

    9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 4

    10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru

    23 4

    Total Skor 90

    Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada

    lembar observasi kegiatan siswa adalah 90. Rata-rata penilaian pada lembar

    observasi siswa pada siklus II pertemuan II ini tidak ada skor 1 dan skor 2 yang

    diberikan, hanya ada skor 3 yang terdapat hanya 2 item dan skor 4 terdapat 21

    item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan

    dibandingkan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, hal ini dikarenakan rata-

    rata siswa sudah aktif dan berdasarkan pengamatan dari observer kegiatan

    pembelajaran sudah baik sekali.

    Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah lebih baik, dalam

    menjawab apersepsi dan proses pertanyaan dari guru siswa berani dan percaya

    diri. Siswa sangat serius memperhatikan penjelasan dan arahan guru tentang

    materi dan tugas pelajaran, siswa sudah lebih aktif bertanya jawab, sudah terjadi

    interaksi yang sangat baik dan aktif antar siswa, guru dan siswa, siswa dan materi

    pelajaran. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif semua. Pada saat

    kerja kelompok siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing,

    guru hanya membimbing dan meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat.

    Pembelajaran siklus II pertemuan II ini sudah dikatakan memenuhi kriteria baik

    karena peneliti memberi skor 90 yang masuk pada kategori baik berada pada

    rentang 76-90 .

    4.2.3.5.Refleksi

  • 101

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, diadakan

    refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau

    temuan dari observer pada siklus II.

    Sama halnya dengan refleksi pada siklus I, Refleksi pada siklus II adalah

    kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan

    menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan pada pada data

    yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data baik data

    kualitatif maupun kuantitatif, guru sebagai pelaksana melakukan evaluasi untuk

    menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap

    perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.

    Kegiatan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan harapan dan terlaksana

    dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah baik jika dibandingkan

    dengan siklus I, refleksi atas temuan dari observasi pada siklus II antara lain :

    a. Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sudah baik dengan penggunaan

    model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition).

    b. Guru sudah berhasil menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition).

    c. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.

    d. Siswa sudah lebih kompak dengan anggota kelompoknya masing-masing

    dalam mengerjakan lembar kerja kelompok.

    e. Terjadi peningkatan hasil observasi guru dan siswa dalam penerapan model

    pembelajaran AIR, dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Untuk hasil observasi

    guru pada pertemuan 1 dengan skor 98 masuk katagori baik meningkat pada

    pertemuan 2 dengan skor 101 dengan katagori baik. Untuk hasil observasi

    siswa pada pertemuan 1 dengan skor 87 termasuk katagori baik, meningkat

    pada pertemuan 2 dengan skor 90 termasuk katagori baik.

    Pada kegiatan refleksi di ikuti oleh observer, penulis, dan guru sebagai

    pelaksana serta perwakilan dari siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan

    ditemukan kelemahan - kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan

  • 102

    yang telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan lebih

    lanjut.

    4.3. Hasil Tindakan 4.3.1. Hasil Observasi

    4.3.1.1. Analisis Data Hasil Observasi Siklus I

    Data yang menunjukkan kegiatan pembelajaran guru dan siswa pada

    pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.16 Hasil Observasi Kegiatan Siklus I

    No Kegiatan Pembelajaran Keterangan

    Pertemuan 1 Pertemuan 2

    Aktivitas Guru

    1 Kegiatan Pendahuluan Cukup Baik

    2 Kegiatan Inti Baik Baik

    3 Kegiatan Penutup Cukup Baik

    Aktivitas Siswa

    1 Kegiatan Pendahuluan Cukup Baik

    2 Kegiatan Inti Cukup Baik

    3 Kegiatan Penutup Baik Baik

    4.3.1.2. Analisis Data Hasil Observasi Siklus II

    Kegiatan observasi dalam pembelajaran siklus II dilakukan sama seperti pada

    siklus I. Digunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, yang diisi oleh

    observer. Adapun data hasil kegiatan observasi kegiatan guru dan siswa siklus II

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 4.17 Hasil Observasi Kegiatan Siklus II

  • 103

    No Kegiatan Pembelajaran Keterangan

    Pertemuan 1 Pertemuan 2

    Aktivitas Guru

    1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik

    2 Kegiatan Inti Baik Baik

    3 Kegiatan Penutup Baik Baik

    Aktivitas Siswa

    1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik

    2 Kegiatan Inti Baik Baik

    3 Kegiatan Penutup Baik Baik

    4.3.1.3. Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

    Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksankan oleh observer terhadap

    pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Auditory

    Intellectually Repetition, terjadi peningkatan dari setiap pertemuannya dan setiap

    siklusnya.

    Tabel 4.18

    Hasil Observasi Kegiatan Siklus I dan Siklus II

    No Kegiatan Pembelajaran

    Keterangan Siklus I Keterangan Siklus II

    1 2 3 1 2 3

    Aktivitas Guru

    1 Kegiatan Pendahuluan

    Cukup Baik

    Evaluasi Baik Baik

    Evaluasi

    2 Kegiatan Inti Baik Baik Baik Baik

  • 104

    3 Kegiatan Penutup

    Cukup Baik Baik Baik

    Aktivitas Siswa

    1 Kegiatan Pendahuluan

    Cukup Baik

    Evaluasi

    Baik Baik

    Evaluasi 2 Kegiatan Inti Cukup Baik Baik Baik

    3 Kegiatan Penutup

    Baik Baik Baik Baik

    Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui adanya kegiatan pada

    pertemuan siklus I yang masih dinilai cukup dilaksanakan oleh guru dan siswa.

    Pada pertemuan pertama siklus I, aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan dan

    kegiatan penutup masuk dalam kriteria cukup. Namun dalam pelaksanaan

    kegiatan inti, aktivitas guru sudah dinilai baik. Pada pertemuan kedua siklus I,

    kegiatan guru pada kegiatan pendahuluan, dinilai baik. Sedangkan kegiatan

    penutup mengalami peningkatan dan sudah baik dilaksanakan oleh guru. Dalam

    pertemuan ketiga siklus I digunakan untk evaluasi tes hasil belajar. Untuk siklus

    I, kegiatan guru selama pembelajaran dilaksanakan dengan baik. Baik dalam

    kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ini menunjukkan

    adanya perbaikan yang signifikan pada aktivitas yang dilaksanakan oleh guru

    dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tahap-tahap model pembelajaran

    Auditory Intellectually Repetition, terdapat pada kegiatan inti. Dalam pelaksanaan

    kegiatan inti, baik dalam siklus I dan siklus II, guru sudah melaksanakan dengan

    baik.

    Untuk hasil observasi terhadap aktivitas siswa, pada pertemuan pertama, ada

    kegiatan yang dinilai cukup. Nilai cukup, ada pada pelaksanaan kegiatan

    pendahuluan dan kegiatan inti. Sedangkan kegiatan penutup sudah dilaksanakan

    dengan baik oleh siswa. Pada pertemuan kedua, aktivitas siswa dinilai baik. Ini

    berarti, terjadi peningakatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran siklus I.

    Kegiatan pembelajaran dengan model Auditory Intellectually Repetition pada

    mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II, sudah dilaksanakan siswa

  • 105

    dengan baik. Hal ini menunjukkan tidak ada hambatan dalam melaksanakan

    pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectually

    Repetition yang dialami siswa dalam siklus II.

    4.3.2. Hasil Belajar

    4.3.2.1. Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus I

    Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan pada siklus I pertemuan II.

    Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada

    mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model

    pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Berikut ini disajikan hasil

    belajar siswa seperti berikut :

    Tabel 4.19 Distribusi hasil belajar Siklus I

    No Katagori Nilai Frekuensi Presentase

    1 Tuntas

    ≥ 80 6 42,85%

    75 – 79 4 28,57%

    70 – 74 1 7,14%

    Tidak Tuntas

    65 – 69 1 7,14%

    2 59 – 64 1 7,14%

    ≤ 58 1 7,14%

    Jumlah 14 100 %

    Rata 74, 57

    Maksimal 84

    Terendah 56

    Standar Deviasi

  • 106

    Dari data tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar Siklus I di

    SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga, sebanyak 6 siswa mendapat nilai lebih dari 80

    dengan presentase 42,85 % dengan kategori tuntas, diikuti oleh 4 siswa yang

    mendapatkan nilai antara 75-79 dengan presentase 28,57% dengan kategori

    tuntas, diikuti lagi 1 siswa mendapatkan nilai 70-74 dengan prosentase 7,14 %

    dengan katagori tuntas. Sedangkan sebanyak 1 siswa berada pada rentang nilai 65-

    69 dengan kategori tidak tuntas, diikuti oleh 1 siswa yang mendapatkan nilai

    antara 59-64 dengan katagori tidak tuntas dan 1 orang berada pada rentang nilai

    kurang dari sama dengan 58 dengan katagori tidak tuntas. Selain itu pada tabel

    4.7 menunjukkan rata-rata nilai siklus I sebesar 74,57, dengan nilai maksimalnya

    84 dan nilai minimumnya 56.

    Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat 3

    siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar yaitu

    siswa yang mendapatkan nilai dibawah 69, atau siswa dengan nilai di bawah

    KKM atau belum tuntas.

    Berdasarkan hasil analisis siklus I terlihat jelas bahwa sebanyak 3 siswa

    yang mendapat nilai dibawah 69 dengan persentase 21,44% masuk pada katagori

    tidak tuntas, dan sebanyak 11 siswa dengan persentase 78,56% berada pada nilai

    diatas 70 masuk pada katagory siswa tuntas. Berdasar hasil tes siklus I tersebut

    apabila dianalisa berdasar ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4

    .16 berikut ini.

    Gambar 4.20

    Total Jumlah dan Persentase ketuntasan Belajar Siklus I

    No Nilai Siklus I

    Keterangan Jumlah Siswa (%)

    1 < 70 11 78,56 Tuntas

    2 ≥ 70 3 21,44 Tidak Tuntas

    Jumlah 14 100

  • 107

    Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model

    pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition) ada peningkatan jika

    dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada pra siklus. Pada siklus I untuk

    skor nilai

  • 108

    Evaluasi dalam siklus II guru memberikan soal kepada siswa. Guru

    memberikan soal berjumlah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Adapun hasil

    evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 4.18 dibawah ini:

    Tabel 4.22

    Distribusi Hasil Belajar Siklus II

    No Kategori Nilai Frekuensi Presentase

    1 Tuntas

    ≥ 90 1 7, 14%

    85 – 89 2 14, 28%

    80 – 84 8 57, 14%

    75 – 79 1 7, 14%

    70 – 74 2 14, 28%

    3 Tidak Tuntas 65 – 69 - -

    Jumlah 14 100% Rata-rata 81,42 Tertinggi 92 Terendah 72 Standar Deviasi

    Dari tabel 4.18 diatas pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa

    yang berkategori tuntas. Yaitu siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Di

    dalam tabel tersebut terdapat 14 siswa. Sebanyak 2 siswa dengan presentase

    14,28%. Sedangkan siswa dengan nilai 75 sampai 79 sebanyak 1 siswa dengan

    presentase 7,14%, sedangkan siswa yang berada pada rentang 80 sampai 84

    sebanyak 8 siswa dengan presentase 57,14%, pada rentang 85 sampai 89 sebanyak

    2 dengan presentase 14,28%, dan yang mendapat nilai lebih dari 90 sebnyak 1

    orang siswa dengan presentase 7,%14.

    Selain itu pada tabel 4.18 distribusi hasil belajar siklus II menunjukkan

    bahwa rata-rata hasil belajar Siklus II adalah sebesar 81,42 dengan Nilai

    maksimalnya sebesar 92 dan nilai minimumnya sebesar 72.

  • 109

    Tabel 4.23

    Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

    No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

    Jumlah Siswa (%)

    1 < 70 14 100 Tuntas

    2 ≥ 70 - - Tidak Tuntas

    Jumlah 14 100

    Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siswa Hasil Tes Siklus II didapatkan

    siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 70 untuk mata pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 14 siswa di kelas V SDN Sidorejo Lor 06

    dengan presentase sebesar 100%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah

    KKM dengan kategori belum tuntas tidak terdapat sama sekali. Perbandingan

    antara tuntas dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4.20

    Gambar 4.24

    Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II

    100%

    0%

    Presentase (%)Tuntas Tidak Tuntas

  • 110

    Berdasar diagram ketuntasan hasil belajar siklus II dapat diketahui dari 14

    siswa jumlah kelas V SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga sebanyak 14 siswa tuntas

    dengan presentase 100% dan belum tuntas dengan presentase 0%.

    Disini terlihat bahwa hasil belajar pada siklus II lebih baik daripada siklus

    I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II dipengaruhi oleh adanya

    peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan metode

    AIR sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini

    sehingga siswa mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

    4.3.2.3.Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 06

    Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

    Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui adanya suatu peningkatan hasil

    belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory

    Intellectually Repetition). Dengan adanya ketuntasan hasil belajar IPA Siswa

    Kelas V dapat ditunjukkan dengan perbandingan pada tabel berikut :

    Tabel 4.25

    Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 06

    Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

    No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II

    Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

    1 Tuntas 4 28,59% 11 78,56% 14 100%

    2 Tidak

    Tuntas

    10 71,41% 3 21,44% - 0%

    Jumlah 14 100% 14 100% - 100%

    Nilai tertinggi 80 84 92

    Nilai terendah 33 56 72

    Rata-rata 59,71 74,57 81,42

  • 111

    Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah siswa yang

    tuntas hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan “Proses

    pembentukan tanah tanah dan Struktur Bumi”. Pada kondisi awal sebelum

    tindakan jumlah siswa yang tuntas hanya 4 siswa (28,59%) dan yang tidak tuntas

    ada 10 siswa (71,41%), setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi

    peningkatan, siswa yang tuntas menjadi 11 siswa (78,56%) dan yang tidak tuntas

    ada 3 siswa (21,44%). Pada siklus II yang tuntas dalam belajar meningkat menjadi

    14 siswa (100%) dan tidak ada siswa yang tidak tuntas.

    Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) dapat meningkatkan hasil

    belajar IPA siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga. Selain itu, siswa juga

    dapat memahami materi yang disajikan dengan pembelajaran AIR, kerjasama, dan

    diskusi. Adapun peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan pada tabel berikut

    ini.

    Tabel 4.26

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

    Pada tabel 4.22 dapat kita lihat bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar

    Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari perolehan hasil Siklus I dan siklus

    II dengan melihat patokan hasil belajar pra siklus dimana ketuntasan dari siklus I

    dan siklus II yaitu terdapat 3 siswa yang tuntas karena dikenai tindakan yaitu

    pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dimana karakteristik 3 anak

    tersebut adalah aktif, semangat dalam mengerjakan tugas, disiplin, percaya diri,

    dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

    No Kategori Jumlah Siswa

    Pra Siklus Siklus I Siklus II

    1 Tuntas 4 28,59% 11 78,56% 14 100% 2 Belum

    Tuntas 10 71,41% 3 21,44% - 0%

    Jumlah 14 100% 14 100% 14 100%

  • 112

    Penjelasan terhadap siswa yang tidak tuntas sampai siklus I yaitu ada 3

    siswa dimana anak tersebut mempunyai karakteristik yaitu kurang aktif, suka

    bermain sendiri, tidak mau mendengarkan penjelasan dari guru, pemalu, diam dan

    tidak mau bertanya, kemandirian kuran dan selalu bergantung pada temannya.

    Sedangkan pada siklus II tidak terdapat siswa yang belum tuntas, dikarenakan 3

    orang siswa yang belum tuntas pada siklus I menjadi fokus perhatian pada

    tindakan.

    Untuk lebih mudah membandingakan ketuntasan hasil belajar siswa selama

    kegaitan penelitian ini. Maka disajikan ketuntasan hasil belajar siswa dari kodisi

    awal, pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:

    Gambar 4.27

    Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

    Diagram ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan adanya

    perkembangan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, diagram tertinggi

    menunjukkan gambaran data nilai siswa yang tidak tuntas KKM. Jumlah siswa

    yang tidak tuntas KKM sebanyak 10 siswa. Lebih dari 50% siswa kelas V tidak

    tuntas KKM pada kondisi awal. Pada diagram siklus I menunjukkan adanya

    kenaikan pada jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM. Sedangkan untuk

    diagram tidak tuntas KKM turun sangat pesat. Hanya ada 3 siswa yang tidak

    Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

    4

    11

    14

    10

    3

    0

    Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

    Tuntas Tidak Tuntas

  • 113

    tuntas KKM. Ini menunjukkan tindakan siklus I memberikan pengaruh perubahan

    yang signifikan bagi hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam. Hasil belajar siswa yang masuk kriteria tuntas KKM naik

    sebanyak 78,56%, yaitu sebanyak 11 siswa. Pemberian tindakan pada siklus II,

    juga memberikan pengaruh pada kenaikan presentase hasil belajar siswa. Dari

    diagram pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 3 siswa, yang

    hasil belajarnya tuntas KKM. Jika pada kondisi awal siswa yang tuntas KKM

    hanya sebanyak 28,59%. Maka pada siklus I, presentase siswa yang hasil

    belajarnya tuntas KKM sebanyak 78,56%. Sedangkan hasil yang diperoleh pada

    siklus II, menunjukkan kenaikan presentase jumlah siswa dengan hasil belajar

    tuntas KKM. Presentase siswa yang tuntas KKM pada siklus II, ada sebanyak

    100%. Terjadi peningkatan sebanyak 21,44% nilai ketuntasan siswa pada siklus I

    ke siklus II.

    4.4. Hasil Penelitian 4.4.1. Masalah 1. Alasan Peningkatan melalui Penerapan Model

    Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)

    Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan Siklus II ada beberapa

    keunggulan pada model pembelajaran pembelajaran Auditory Intellectually

    Repetition Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa

    bukanlah pekerjaan mudah. Upaya memperkecil Guru harus punya persiapan yang

    lebih matang sehingga dapat menemukan masalah tersebut. Mengemukakan

    masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa

    yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.

    Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban

    mereka. Pada siklus I berdasarkan hasil observasi siswa terlibat aktiv dalam

    kegiatan dikusi dan kerja kelompok, yang mana bagian Intellectually mendapat

    poin terbesar dan setiap akhir pembelajaran terdapat refleksi. Hal ini dapat dilihat

    pada skor hasil belajar siklus I dan Siklus II, peningkatan hasil belajar dapat

    terlihat pada besarnya ketuntasan dari kondisi awal prasiklus (awal) sebesar 4 atau

  • 114

    28,59% siswa, siklus I sebesar 11 atau 78,56% siswa, dan pada siklus II sebesar

    14 atau 100% siswa.

    4.4.2. Masalah 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) yang terbukti meningkatkan hasil belajar

    Pada bagian Pendahuluan kegiatan guru Menjelaskan model pembelajaran AIR

    pada siswa agar mengerti maksud dan tujuan model pembelajaran ini.

    Sedangkan pada aktivitas siswa, siswa mendengarkan dan bertanya yang

    kesumuanya terangkum dalam bagian auditory.

    Pada Kegiatan Inti aktivitas yag dilakukan oleh guru yakni menjelaskan

    garis besar materi yang akan disampaikan, memberi tugas kepada siswa untuk

    mempelajari materi lebih lanjut secara individual maupun kelompok dan

    mendampingi siswa. Sedangkan aktivitas yang dilakukan siswa yakni

    mendengarkan dan bertanya, mempelajari materi dan memecahkan masalah,

    membuat ringkasan dan menemukan ide-ide pokok dengan kehidupan nyata atau

    pelajaran yang pernah dipelajarai sebelumnya, dan secara bergantian

    memperensentasikan materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan inti bagian dari

    intellectually telah dilaksanakan dengan baik yang terlihat pada lembar observasi

    guru dan siswa.

    Pada bagian penutup, aktivitas guru meliputi membumbing siswa membuat

    kesimpulan materi belajar, memberi tugas atau quis, diiringi kegiatan siswa

    membuat kesimpulan dan menjawab quis atau repetition serta mendengarkan

    motivasi guru juga telah dilaksanakan dengan baik.

    4.4. Pembahasan

    Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan Model

    Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually repetition). sebagai upaya untuk

    meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan

    kelas ini pada tanggal 24 April sampai 9 Mei 2014. Adapun yang menjadi obyek

    penelitian adalah siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 06. Pada pelaksanaan proses

    belajar mengajar yang dilakukan peneliti selama 6 kali pertemuan, menggunakan

    model yang sama yaitu penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory

  • 115

    Intellectually repetition). Dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa pada mata

    pelajaran IPA.

    Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi guru dan siswa serta hasil

    tes atas penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually repetition)

    pada mata pelajaran IPA, sebagaimana dijabarkan di atas telah menunjukkan

    bukti bahwa penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually

    repetition) dalam pembelajaran IPA, dapat meningkatkan hasil belajar dan telah

    terbukti. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap

    materi yang disampaikan guru.

    Dalam penelitian ini terdapat 3 kategori siswa dengan adanya tindakan

    PTK, adapun ketiga kategori tersebut ialah :

    1. Kategori 1

    Siswa yang sudah tuntas tanpa adanya pembelajaran dengan Model

    Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually repetition). Siswa tersebut

    berkarakteristik pandai, aktif, suka bertanya dan semangat dalam mengikuti

    pembelajaran

    2. Kategori 2

    Sis