BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2016. 8. 18. · pra siklusnya sebesar...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi … · 2016. 8. 18. · pra siklusnya sebesar...
-
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga yang
terletak di Jl. Imam Bonjol Gang Menur No 24 Salatiga. Siswa SD Negeri
Sidorejo Lor 06 berjumlah 151 siswa yang terdiri mulai dari kelas I sampai
dengan kelas VI. Disini penulis mengambil sampel seluruh siswa kelas V yang
berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri
Sidorejo lor 06 Salatiga pada tanggal 24 April 2014. Penelitian tindakan ini
diberikan kepada siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Semester 2. Penelitian ini adalah penelitian
tindakan yang disusun oleh penulis dan dilakukan oleh guru kelas V di SD Negeri
Sidorejo Lor 06 sebagai pelaksana tindakan di kelas V, dengan pengamatan pada
penelitian ini dilakukan oleh guru lain di SD Negeri Sidorejo Lor 06.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Deskripsi Kondisi Sebelum Tindakan (Pra Siklus)
Pada kondisi sebelum tindakan model pembelajaran yang dilakukan masih
konvensional yaitu dengan berceramah. Proses transfer materi pelajaran yang
disampaikan didominasi oleh guru. Dominasi yang dilakukan menimbulkan
komunikasi dalam pembelajaran hanya berjalan satu arah. Siswa bertindak hanya
sebagai pendengar. Pembelajaran ini menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan
belajar mengajar.
Ketidakaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan hasil belajar menjadi kurang maksimal. Ketika kegiatan
belajar mengajar berpusat pada guru, siswa pasif dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga tidak mengalami proses belajar yang bermakna. Maka pengetahuan yang
disampaikan tidak dapat diterima dengan maksimal.
-
65
Pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri Sidorejo
Lor 06 salatiga dilaksanakan setiap hari rabu dan kamis dan sabtu. Jam pelajaran
yang ditentukan hari rabu 2 jam pelajaran pada jam pertama dan kedua, sedangkan
hari Kamis juga 2 jam pelajaran pada jam ketujuh dan kedelapan, sedangkan pada
hari sabtu hanya 1 jam pelajaran saja, yakni jam ke 2.
4.2.1.1.Diskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar
Berdasarkan observasi hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) di kelas V SDN Sidorejo Lor 06 salatiga sebelum dilaksanakan penelitian
pada pertengahan semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan nilai hasil
belajar siswa rendah, berdasarkan pengamatan antusias siswa, siswa pasif saat
mengikuti pembelajaran dikarenakan guru hanya menggunakan metode
konvensional (ceramah) serta tidak adanya alat peraga maupun metode menarik
saat guru menjelaskan materi. Pada tes tengah semester 1 dan ulangan semester 1
banyak siswa yang mendapat rendah dibawah KKM dari KKM yang ditentukan
oleh sekolah untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V adalah 70.
Adapun hasil ulangan harian sebelum diadakan peenelitian dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.1 Distribusi hasil belajar Pra Siklus
No Katagori Nilai Frekuensi Presentase
1 Tuntas ≥ 80 1 7, 15 %
75 – 79 1 7, 15 %
70 – 74 2 14, 28 %
2 Tidak Tuntas
65 – 69 2 14, 28 %
59 – 64 2 14, 28 %
≤ 58 6 42, 85 %
Jumlah 14 100 %
Rata 59, 71
Maksimal 80
-
66
Terendah 33
Standar Deviasi 13,91
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar pras siklus
di SDN Sidorejo Lor 06 sebanyak 4 siswa mendapat nilai lebih dari 70 dengan
persentase 28, 57 %, di ikuti oleh 2 siswa yang mendapatkan nilai antara 65-69
dengan persentase 14, 28 %, di ikuti lagi oleh 2 siswa mendapatkan nilai 59-64
dengan presentase 14, 28 %, dan 6 siswa mendapatkan nilai 58 kurang dengan
presentase 42, 8 %. Selain itu pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai
pra siklusnya sebesar 59,71 dengan nilai maksimalnya adalah 80 dan nilai
minimumnya adalah 33.
Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat
siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar
terutama siswa yang berada pada nilai antara 59 – 64 dan dibawah 58 atau siswa
dengan nilai di bawah KKM atau belum tuntas.
Dari tablel 4.1 dapat kita ketahui bahwa yang mendapatkan nilai ≥ 80
adalah 1 orang yaitu dengan persentase 7, 15%, selanjutnya yang mendapat nilai
75-79 terdapat 1 orang dengan persentase 7, 15%, yang mendapatkan nilai 70-74
terdapat 2 orang dengan persentase 14, 28%, yang mendapatkan rentang nilai 65-
69 terdapat 2 orang dengan persentase 14,28 %, yang mendapatkan rentang nilai
59 – 64 terdapat 2 orang dengan presentase 14, 28 %, dan yang mendapatkan
rentang nilai ≤ 58 terdapat 6 orang dengan persentase 42, 85 %.
Berdasarkan data hasil belajar di atas menunjukkan beberapa nilai siswa
yang belum tuntas masih di bawah KKM dari KKM yang ditentukan oleh sekolah
untuk mata pelajaran IPS adalah 70.
Tabel 4.2
Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan
Keterangan Jumlah Siswa (%)
1 < 70 4 28,59 Tuntas
-
67
2 ≥70 10 71, 41 Tidak Tuntas
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa jumlah siswa yang belum mencapai
ketuntasan < 65 adalah 8 siswa (57,13%), sedangkan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan ≥ 65 adalah 6 siswa (42,85%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa
perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar guna mencapai
KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan minimal 65% siswa tuntas. Dari hasil
pra siklus tersebut dapat digambarkan pada diagram lingkaran dibawah ini.
Gambar 4.3
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus
Rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 disebabkan oleh faktor
diantaranya tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA masih rendah.
Dikarenakan guru yang kurang kreatif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Pembelajaran yang dilaksanakan guru hanya dengan berceramah saja tanpa
disertai media apapun atau model pembelajaran yang digunakan tidak atau kurang
bervariasi serta kurang melibatkan siswa, membatasi aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran sehingga konsentrasi siswa lemah tidak berminat dan tidak
ada motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dalam kelas. Pada gambar
telah disajikan total jumlah dan persentase siswa yang tuntas dan belum tuntas
belajar sebelum tindakan.
71%
29%
Presentase (%)Tidak Tuntas Tuntas
-
68
Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sebagai sampel
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilakukan 3
kali pertemuan dengan menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition pada pembelajaran IPA kelas V di SD Negeri Sidorejo
Lor 06 salatiga.
4.2.2. Siklus I 4.2.2.1. Rencana Tindakan
Hasil evaluasi pra siklus menjadi acuan untuk mengambil tindakan yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor
06 Salatiga. Sebelum dilakukan tindakan, maka hal-hal yang direncanakan
peneliti adalah sebagai berikut :
a. Memilih dan memutuskan model pembelajaran yang perlu untuk
digunakan dalam pembelajaran. Setelah dipertimbangkan, maka dipilih
model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) sebagai
model pembelajaran.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta media
maupun alat peraga yang direncanakan, termasuk lembar observasi
pembelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran IPA.
c. Melakukan konsultasi dengan guru kelas V, mengenai model
pembelajaran yang dipilih, RPP dan media maupun alat peraga yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran, maupun lembar observasi
pembelajaran, termasuk menyepakati tindakan akan dilakukan dalam 2
siklus, dimana masing-masing siklus akan dilakukan dalam 3 pertemuan.
d. Setelah mendapatkan persetujuan dengan kepala sekolah dan guru kelas V,
dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik
RPP, media maupun alat peraga, serta lembar observasi yang akan
digunakan dalam tindakan nanti.
Perencanaan pada siklus terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan I,
pertemuan II, dan pertemuan III sebagai evaluasi siklus. Langkah pertama berupa
-
69
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang sudah jadi
tersebut diberikan peneliti kepada guru atau pelaksana tindakan.
4.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasar tahap perencanaan di atas, maka pelaksanaan tindakan siklus I
berdasarkan RPP yaitu pembelajaran melalui model pembelajaran AIR pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan
selama 3 kali pertemuan. Durasi jam pada tiap pertemuan adalah 2 jam pelajaran.
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24 April 2014. Adapun
pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah:
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama dihadiri oleh (1) Peneliti yaitu orang yang
melakukan tindakan di SD tersebut, yakni guru kelas V yang bertugas untuk
mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan model pembelajaran AIR. (2)
Observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai jalannya proses
pembelajaran.
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari kamis, 24 april
2014, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi Jenis-jenis batuan
penyusun tanah. Pada pertemuan pertama ini guru hanya menerangkan tentang
batuan sebagai komponen penyusun tanah dan memberikan tugas kepada siswa
untuk menganalisis jenis batuan yang telah disediakan berdasarkan kontur, warna,
dan kekerasannya. Selain itu adanya observasi proses pembelajaran yang
dilakukan oleh Observer. Dan pengambilan dokumentasi.
1. Kegiatan awal
Kegiatan dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen dan
mengatur tempat duduk siswa. Untuk membuka pelajaran guru memberikan
apersepsi kepada siswa: “siapa yang pernah mengambil batu-batuan di sungai?”
Selanjutnya, guru menampung jawaban siswa, setelah kegiatan itu guru
-
70
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
2. Kegiatan Inti
Guru memaparkan garis besar materi pembelajaran dan menayangkan
batuan yang telah mengalami pelapukan. Untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang materi, siswa diminta menyimak contoh-contoh terumbu karang yang
telah disiapkan oleh guru. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan tanya jawab
tentang informasi penting yang berkaitan dengan bahan ajar tersebut kemudian
guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan contoh batuan yang pernah
mereka temui dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar, guru melanjutkan dengan
membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, dimana masing-masing
kelompok berjumlah 3 - 4 siswa. Kemudian guru membagikan lembar kerja
kelompok kepada setiap kelompok tentang analisis jenis-jenis batuan berdasarkan
karakteristiknya, setelah itu guru menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh
setiap kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok diminta maju kedepan
untuk mengambil undian yang berisi batu-batuan yang beragam yang harus
dianalisis dalam kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi dan
menuliskan karakteristik batuan yang ada. Setelah memahami tugas yang telah
diberikan, guru membimbing siswa dalam proses menemukan jawaban atas
beberapa hipotesis yang siswa sudah dapatkan dalam analisis lembar kerja, dan
meminta siswa menuliskannya ke dalam lembar kerja kelompok yang sudah
dibagikan kepada setiap kelompok. Guru meminta salah satu siswa perwakilan
masing-masing kelompok maju kedepan secara bergantian untuk membacakan
hasil pengamatan dan diskusinya. Setelah semua kelompok sudah
mempresentasikan hasilnya, guru bertanya jawab dan meluruskan
kesalahpahaman yang terjadi selama proses diskusi.
-
71
3. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar agar apa yang
sudah dipelajari tidak mudah dilupakan, dan guru juga menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah itu, guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
b. Pertemuan Kedua
Pada pertemuan Kedua dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang
melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Pelaksana yaitu guru kelas V yang
bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Model
pembelajaran AIR. (3) Observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai
jalannya proses pembelajaran.
Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26
April 2014, dalam pertemuan kedua guru sudah melakasanakan kegiatan sesuai
dengan RPP. Pada pertemuan kedua ini guru melanjutkan materi yaitu Proses
pembentukan tanah dan komposisi jenis-jenis tanah, serta memberikan tugas
kepada siswa untuk mengisi tabel pengamatn karakteritik jenis-jenis tanah. Dan
pengambilan dokumentasi yang berupa foto.
c. Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang
melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Pelaksana yaitu guru kelas V yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dengan peneliti yang bertugas untuk
menyusun materi dan RPP IPA dengan model AIR. (3) Observer adalah guru lain
yang bertugas mengobservai jalannya proses pembelajaran.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari selasa tanggal 29 April 2014,
dalam pertemuan ketiga kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan
evaluasi, Observasi dan refleksi kepada siswa.
4.2.2.3. Observasi 4.2.2.3.1. Analisis Data Hasil Observasi Siklus I
Pertemuan 1
-
72
A. Data Penerapan Model Pembelajaran AIR
Kegiatan observasi dilakukan sebagai sarana pengumpulan data yang
berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Observasi dilakukan oleh
observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran Auditory Intellectualy Repetition dalam mata pelajaran IPA tentang
persiapan proses pembentukan tanah. Observer menggunakan lembar observasi
untuk mengumpulkan data aktifitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru
maupun data pembelajaran siswa.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan observer, pengajar telah
menerapkan pembelajaran berdasarkan maslaah dengan baik. Pengajar dapat
mengatur serta mengendalikan keberlangsungan proses belajar mengajar. Pada
saat awal pembelajaran berdasarkan masalah banyak siswa yang masih bingung,
tetapi pengajar dapat mengantisipasi hal tersebut dengan cara menjadi fasilitator
yang baik dan membantu siswa-siswa yang mengalami kesulitan.
Observasi yang dilakukan pada tahap ini juga meliputi observasi respon
siswa dengan cara mengamati aktifitas setiap siswa dan menyesuaikan dengan
indikator respon siswa pada lembar observasi. Berdasarkan pengamatan respon
siswa yang telah dilakukan oleh observer menunjukkan sudah lebih dari separuh
siswa yang memberikan respon positif dalam mengikuti pembelajaran. Namun,
masih ada siswa yang bingung dalam melaksankan pembelajaran berdasarkan
masalah walapun siswa sudah turut serta dalam tugas belajarnya.
-
73
Tabel 4.4
Data Pelaksanaan Model Pembelajaran AIR Siklus I
No Kegiatan Guru
Siklus I Pertemuan
1 2 Ya Ya
1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? V V 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? V V 3 Apakah guru memberikan motivasi, dengan menyampaikan masalah
yang akan dipecahkan oleh siswa? V V
4 Apakah guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebelahnya?
V V
5 Apakah secara berpasangan, siswa menyelesaikan masalah dengan teknik penyelidikan mencakup: pengumpulan data apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan bagaimana langkah pemecahannya?
V V
6 Apakah guru membantu siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan?
V V
7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir menurut cara masing-masing?
V V
8 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing?
V V
9 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? V V 10 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? V V 11 Apakah guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? V V
12 Apakah guru berkeliling untuk membantu siswa yang memerlukan? V V 13 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan cara-cara
baru penyelesaian masalah yang sedang dibahas? V V
14 Apakah secara berpasangan siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang ditemukannya di depan kelas?
V V
15 Apakah siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi didepan kelas?
V V
16 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? V V 17 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? V V 18 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan yang sudah
dilakukan siswa, mulai dari pemahaman masalah, penyelidikan dan penemuan pemecahan masalah?
V V
19 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-masing, sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran?
V V
20 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan V V
-
74
pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa? 21 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai
proses penilaian pembelajaran? V V
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus I dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua semua langkah pembelajaran
berdasarkan masalah telah dilakukan. Kegiatan guru selama pembelajaran telah
sesuai dengan rencana yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Hal tersebut telah menunjukkan keberhasilan penerapan pembelajaran
berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Berarti pada siklus I ini, variabel tindakan telah mencapai indikator
keberhasilan. Selain langkah-langkah yang kesemuanya telah berhasil
dilakukan, keberhasilan tersebut juga didukung dengan respon positif siswa
selama pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. Respon-respon siswa
yang ditunjukkan adalah repon positif terhadap pembelajaran berdasarkan
masalah, seperti ketertarikan terhadap masalah yang disajikan, keterlibatan
siswa, keaktifan siswa dan kerja sama siswa dalam pembelajaran. Hasil
observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Data Pelaksanaan Model Pembelajaran AIR Siklus I
No Respon Siswa
Siklus I Pertemuan
1 2 Ya Ya
1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? V V 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? V V 3 Apakah siswa terlibat aktif dalam diskusi? V V 4 Apakah siswa memecahkan masalah dengan pengetahuan yang
dimilikinya? V V
5 Apakah siswa menemukan penyelesaian masalah dengan caranya masing-masing?
V V
6 Apakah siswa dapat bekerja sama dengan teman saat menyelesaikan masalah?
V V
7 Apakah siswa mempresentasikan hasil pemecahan masalah? V V 8 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? V V 9 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? V V
-
75
B. Analisis data Hasil Observasi Kegiatan Guru
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan I berdasarkan lembar observasi
kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) pada umumnnya sudah dilaksanakan.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 1
No Objek Observasi No Item Total Skor
Aktivitas Guru
1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 5
2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 3
3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4
4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 10
5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan
8 3
6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 13
7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 13
8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 9
9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 12
10 Membimbing membuat kesimpulan 24 3
11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4
-
76
12 Memberi motivasi, saran, salam 26 2
Total Skor 81
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan guru adalah 81 yang masuk pada kategori cukup baik.
Rata-rata penilaian pada lembar observasi guru pada siklus I pertemuan I ini tidak
ada skor 1 yang diberikan, hanya ada skor 2 terdapat 2 item dan skor 3 terdapat 19
item sedangkan skor 4 terdapat 5 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
sudah dilaksanakan dengan baik karena nilai 69-85 termasuk dalam kategori
cukup baik.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sudah menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Pada tahap awal
melakukan persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruangan dan media
pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa, namun dalam memeriksa kesiapan
siswa masih ada siswa yang belum siap mengikuti KBM. Sudah ada apersepsi dan
apersepsinya pun sudah menarik, begitu pun dalam penyampaian kompetensi/
tujuan pembelajaran yang sudah disampaikan secara rinci.
Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan. Guru
menguasai seluruh materi pembelajaran, tetapi pada rencana pembelajaran
terdapat beberapa item yang dalam pelaksanaannya masih kurang. Dalam
pemanfaatan media pembelajaran sudah maksimal karena efektif dan efisien,
namun dalam melibatkan siswa dalam pemanfaatan media kurang merata.
Penggunaan bahasa tulis dan bahasa lisan dalam kegiatan belajar mengajar perlu
diperhatikan lagi, karena belum begitu lancar dan benar.
Kegiatan penutup untuk menyimpulkan hasil pembelajaran hanya beberapa
siswa yang terlihat aktif menyimpulkan hasil pembelajaran. Namun dalam
mencatat hasil rangkuman, hampir semua siswa melakukannya. Pada pertemuan I
-
77
belum diadakan tes formatif. Hasil observasi ini akan dijadikan acuan untuk
pertemuan II.
C. Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan I berdasarkan lembar observasi
kegiatan siswa (terlampir) pada umumnnya sudah dilaksanakan. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Tabel 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 1
No Aktivitas Siswa No Item Total Skor
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7
2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 6
3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
5 3
4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 6
5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 12
6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 10
7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 10
8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 2
-
78
9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 6
10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru
23 2
Total Skor 64
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan siswa adalah 64 yang masuk pada kategori cukup baik.
Rata-rata penilaian pada lembar observasi siswa pada siklus I pertemuan I ini
tidak ada skor 1 yang diberikan, hanya ada skor 2 terdapat 9 item, dan skor 3
terdapat 10 item sedangkan skor 4 terdapat 4 item. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran belum maksimal karena skor 4 hanya ada 4 item yang terlaksana.
Dengan total skor 64, pembelajaran ini dikatakan cukup baik, karena nilai 61-75
termasuk dalam kategori cukup baik.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah cukup baik, namun dalam
menempati tempat duduknya masing-masing siswa kurang memperhatikan dan
dalam menjawab pertanyaan dari guru hanya sebagian kecil siswa. Interaksi antar
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan materi pembelajaran hanya sebagian kecil
siswa. Saat kerja kelompok berlangsung masih sebagian besar anggota
kelompoknya kurang terlibat sepenuhnya dalam menyelesaikan lembar kerja
kelompok bahkan ada siswa yang tidak mau bergabung dengan anggota
kelompoknya. Siswa belum memahami benar ketika guru menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Dalam membuat
rangkuman siswa belum terlihat aktif hanya beberapa siswa saja yang sudah aktif.
Pembelajaran pada pertemuan I ini belum memenuhi kriteria baik karena peneliti
memberikan nilai 76-90 untuk kategori baik. Sedangkan hasil nilai yang didapat
hanya 64 ini termasuk dalam kategori cukup.
4.2.2.4. Refleksi
-
79
Refleksi adalah kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara
mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan
pada pada data yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data
baik data kualitatif maupun kuantitatif, guru,penulis,dan observer melakukan
evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah
dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan
hasil belajar siswa.
Pada kegiatan refleksi di ikuti oleh observer, penulis, guru pelaksana dan
perwakilan dari siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan ditemukan
kelemahan-kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan yang telah
dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana tindakan
pada siklus berikutnya. Pada refleksi siklus I pertemuan 1 menurut pengamat
ditemukan beberapa kekurangan dan kelebihan, antara lain:
a. Siswa
Kelebihan
Siswa senang dan penasaran dengan model AIR
Siswa dapat fokus dalam satu materi yang dipelajari
Proses belajar lebih mudah
b. Guru
Kelebihan
Pembelajaran lebih efektif
Pembelajaran lebih terorgansir
Kelemahan
Membutuhkan waktu yang lama dalam membuat dengan urutan
pembelajaran AIR
Pertemuan 2
A. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan II berdasarkan lembar observasi
-
80
kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) sudah dilaksanakan. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I Pertemuan 2
No Objek Observasi No Item Total Skor
Aktivitas Guru
1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 6
2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 3
3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4
4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 10
5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan
8 4
6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 15
7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 13
8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 11
9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 12
10 Membimbing membuat kesimpulan 24 3
11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4
12 Memberi motivasi, saran, salam 26 3
Total Skor 88
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan guru adalah 88 Rata-rata penilaian pada lembar
observasi guru pada siklus I pertemuan I ini tidak ada skor 1 dan 2 yang diberikan,
-
81
hanya ada skor 3 terdapat 16 item dan skor 4 terdapat 10 item. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik karena nilai
86-102 termasuk dalam kategori baik.
Pada siklus I pertemuan II ini kegiatan pembelajaran sudah ada peningkatan
dibandingkan pertemuan I. Pada tahap awal guru sudah melakukan persiapan
pembelajaran dengan baik yaitu kesiapan ruangan dan media pembelajaran serta
memeriksa kesiapan siswa. Sudah ada apersepsi yang menarik dalam
menyampaikan kompetensi/ tujuan juga sudah rinci.
Kegiatan inti pembelajaran secara umum sudah dilaksanakan dengan baik.
Guru menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, hanya terdapat
beberapa item yang belum dilaksanakan secara menyeluruh yaitu saat pembagian
kelompok siswa masih ramai tidak mau mendengar arahan dari guru, masih ada
siswa yang belum menyelesaikan lembar kerja kelompoknya dengan tepat waktu
dan masih ada kelompok yang malu untuk maju kedepan. Guru dalam
memanfaatkan media dan alat peraga sudah baik dan guru juga sudah
menggunakan bahasa tulis dan lisan dengan lancar dan benar.
Untuk kegiatan penutup sudah sesuai dengan RPP, namun dalam melakukan
refleksi belum semua siswa terlibat aktif. Pada akhir pembelajaran belum
diadakan tes formatif untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I. Tes formatif
diadakan pada pertemuan berikutnya dihari berikutnya tanggal 29 april 2014
dengan alokasi waktu 40 menit untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus I.
Hasil belajar siswa tersebut akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
pembelajaran pada siklus II agar hasil belajar siswa lebih meningkat lagi.
B. Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus I pertemuan II berdasarkan lembar observasi
kegiatan siswa (terlampir) sudah dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaannya
masih terdapat beberapa kekurangan, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
-
82
Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Pertemuan 2
No Aktivitas Siswa No Item Total Skor
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7
2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 7
3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
5 3
4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 8
5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 13
6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 11
7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 13
8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 4
9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 7
10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru
23 3
Total Skor 76
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan siswa adalah 76 Rata-rata penilaian pada lembar
observasi siswa pada siklus I pertemuan II ini tidak ada skor 1 yang diberikan,
hanya ada skor 2 terdapat 2 item, dan skor 3 terdapat 14 item sedangkan skor 4
terdapat 7 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan
dibanding pertemuan I, karena skor 4 hanya ada 3 item yang terlaksana. Dengan
-
83
total skor 76 pembelajaran ini dikatakan baik, karena nilai 76-90 termasuk dalam
kategori baik.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik namun dalam
menjawab apersepsi dan proses pertanyaan dari guru sebagian besar siswa kurang
berani. Siswa sudah memperhatikan penjelasan guru tentang materi pelajaran,
namun hanya beberapa siswa yang sudah aktif bertanya saat proses KBM,
interaksi antara siswa hanya sebagian kecil dan interaksi guru dengan siswa juga
belum begitu maksimal terlihat ketika guru bertanya masih ada yang tidak mau
menjawab. Pada saat kerja kelompok berlangsung hanya ada sedikit peningkatan
karena masih ada beberapa siswa yang hanya diam saja dalam kelompok, dalam
menyampaikan hasil diskusi masih ada siswa yang malu untuk maju kedepan.
Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif walaupun masih ada
beberapa siswa yang kurang aktif.
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR
(Auditory Intellectually Repetition) ini akan dilanjutkan pada siklus II sebagai
pemantapan keberhasilan siklus I.
4.2.2.5. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran pada siklus I,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Refleksi
dimaksudkan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses
pembelajaran. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, Penulis
melakukan diskusi dengan guru kelas yang telah menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan Model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually
Repetition) untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA dari awal
sampai akhir dan juga telah mencatat semua temuan dalam perbaikan
pembelajaran siklus I yang selanjutnya akan digunakan untuk menyusun
perbaikan pembelajaran siklus II.
Berdasarkan pengamatan dan data temuan hasil diskusi dengan observer,
maka hal-hal yang menjadi poin pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut :
-
84
A. Kelebihan
1. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran AIR
2. Kegiatan pembelajaran nampak lebih hidup, perhatia, antusias siswa
lebih meningkat, karena proses belajar memberi aktivitas sendiri.
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
4. Siswa yangberkemampuan rendah dalam belajar dapat terbantu oleh
anggotanya.
5. Berdasarkan observasi kegiatan siswa dengan model pembelajaran AIR
diketahui bahwa dari keseluruhan skor maksimal siswa yakni 92, pada
pertemuan pertama hanya mencapai skor 64 dengan katagori cukup
baik, karena skor 61-75 masuk pada katagori cukup baik, dan
mengalami peningkatan pada pertemuan 2 yakni memperoleh skor 74
yang termasuk katagori baik karena skor 76-90 termasuk katagori baik.
6. Untuk hasil observasi kegiatan guru pada pertemuan pertama dengan
penerapan model pembelajaran AIR memperoleh skor 81. Skor 81 ini
masuk pada katagori cukup baik untuk skor pelaksanaan pembelajaran
AIR oleh guru, karena skor 69-85 masuk pada katagori cukup baik dan
mengalami peningkatan pada pertemuan kedua dengan skor 88 yang
termasuk katagori baik, karena skor 86-102 termasuk katagori baik.
B. Hambatan
1. Sebagian siswa belum terlalu paham dengan model pembelajaran yang
dipakai, yaitu model pembelajaran AIR (Audititory Intellectually
Repetition)
2. Sebagian siswa belum sepenuhnya mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Siswa belum berani mengutarakan pendapatnya dan terdapat siswa
yang masih malu atau ragu-ragu untuk bertanya tentang materi yang
belum dimengerti.
4. Ada sebagian kecil siswa belum sepenuhnya aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
-
85
5. Siswa belum berani meengungkapkan alasan tentang percobaan yang
sudah dilakukan.
Berdasarkan berdasarkan poin-poin pengamatan yang didapat, penulis perlu
melakukan perbaikan pada siklus I, diantaranya sebagai berikut :
a. Guru terus memberikan pengarahan maksimal terlebih dahulu setiap kali
memberikan kegiatan atau tugas kepada siswa selama proses kegiatan
pembelajaran.
b. Guru harus terus memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa serta
memperhatikan pengeloloaan waktu.
c. Guru memberikan bimbingan secara optimal kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung agar siswa lebih paham dengan langkah-langkah
model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition)
Selanjutnya, sebagai pemantapan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus
II dengan penerapan pembelajaran menggunakan Model AIR (Auditory
Intellectually Repetition) untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga.
4.2.3. Siklus II 4.2.3.1.Rencana Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut penyempurnaan dan
pemantapan pada siklus I. Pada siklus II ini dilaksanakan 2 kali pertemuan,
yaitu pertemuan I dan pertemuan II, masing-masing pertemuan berlangsung
selama 70 menit (2 jam pelajaran) dengan pokok bahasan “Struktur Bumi”.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung penulis meminta bantuan
observer (guru kelas IV) untuk mengamati jalannya pembelajaran dengan cara
mengisi lembar observasi (terlampir) yang telah disediakan. Lembar observasi
tersebut meliputi beberapa item untuk mengamati guru dan siswa saat
melakukan proses belajar mengajar di kelas.
-
86
Hasil refleksi pada siklus I menjadi salah satu pertimbangan untuk
melaksanakan pembelajaran yang lebih baik lagi. Sebelum melaksanakan
tindakan pada siklus II, maka disusun perencanaan yang akan dilaksanakan
selama proses pembelajaran siklus II berlangsung agar hasil belajar IPA siswa
kelas V SD Negeri Sidorejo Lor 06 lebih meningkat. Sebelum dilakukan
tindakan, maka hal-hal yang direncanakan penulis adalah sebagai berikut :
a. Agar kelas dimaksimalkan, maka guru membagi peran siswa, dimana
siswa yang pasif lebih banyak dilibatkan, sedangkan siswa yang aktif
dilibatkan menjadi pendamping siswa pasif.
b. Sebelum melanjutkan kepada pemaparan materi dan pembagian tugas,
terlebih dahulu dilakukan dilakukan tanya jawab untuk menguji
pemahaman siswa. Namun agar tidak didominasi oleh siswa yang aktif,
siswa yang aktif diminta untuk mencatat pertanyaan guru, dan membantu
siswa yang pasif mencari jawaban.
c. Agar siswa dapat terlibat dalam tanya jawab, siswa yang pasif dikoordinir
untuk mengemukakan ide, sementara siswa yang aktif diminta menjadi
penanggap.
d. Siswa yang pasif agar terlibat dalam pembelajaran, diminta untuk
mencatat hasil tanya jawab, agar hasil tersebut dibacakan sebagai
kesimpulan pada akhir pelajaran.
4.2.3.2. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan I
Pada pertemuan pertama dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang
melakukan penelitian di SD tersebut. (2) Pelaksana yaitu guru kelas V yang
bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Auditory
Intellectually Repetition. (3) Observer adalah guru lain yang bertugas
mengobservai jalannya proses pembelajaran.
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3
Mei 2014, dalam pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan adalah guru
-
87
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada materi “ bentuk bumi dan
lapisan penyusun bumi”. Pada pertemuan pertama ini guru menerangkan setengah
materi tentang “ bentuk bumi dan lapisan penyusun bumi” dan memberikan tugas
kepada siswa untuk mengisi gambar penampakan dan bentuk muka bumi. Selain
itu adanya observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh Observer.
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 3 Mei 2014 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
Kegiatan dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian mengabsen dan
mengatur tempat duduk siswa. Untuk membuka pelajaran guru memberikan
apersepsi kepada siswa: “siapa yang pernah melihat kapal berlabuh dipantai, dan
siapa yang pernah melihat hamparan sawah yang kering ?” Selanjutnya, guru
menampung jawaban siswa, setelah kegiatan itu guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai oleh siswa.
b. Kegiatan Inti
Sebelum guru memaparkan garis besar materi pembelajaran dan
menayangkan gambar yang berkaitan tentang bentuk lapisan penyusun bumi dan
penampakan pada permukaan bumi serta gelobe untuk memperjelas bentuk dan
penampakan permukaan bumi, guru memperhatikan seluruh siswa kelas V,
terlebih siswa yang kurang menyimak. Untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang materi, siswa diminta mengamati gambar yang diperlihatkan oleh guru
dengan penjelasan ringkas. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan tanya
jawab tentang informasi penting yang berkaitan dengan materi tersebut kemudian
guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan penampakan pada permukaan
bumi.
-
88
Setelah siswa menjawab pertanyaan dengan benar, guru melanjutkan dengan
membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, dimana masing-masing
kelompok berjumlah 3-4 siswa. Kemudian guru membagikan lembar kerja
kelompok kepada setiap kelompok, setelah itu guru menjelaskan apa yang harus
dilakukan oleh setiap kelompok. Masing-masing perwakilan kelompok diminta
maju kedepan untuk mengambil undian yang berisi gambar-gambar yang harus
dikerjakan dengan kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi
dan menuliskan masalah yang ada. Setelah siswa merumuskan masalah, guru
membimbing siswa dalam proses menemukan jawaban atas beberapa hipotesis
yang siswa sudah dapatkan, dan meminta siswa menuliskannya ke dalam lembar
kerja kelompok yang sudah dibagikan kepada setiap kelompok. Guru meminta
salah satu siswa perwakilan masing-masing kelompok maju kedepan secara
bergantian untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusinya. Setelah semua
kelompok sudah mempresentasikan hasilnya, guru bertanya jawab dan
meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama proses diskusi.
c. Kegiatan akhir
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi belajar agar apa yang
sudah dipelajari tidak mudah dilupakan, dan guru juga menyampaikan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Setelah itu, guru menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 mei 2014 dengan
mengacu hasil observasi pertemuan I untuk mengambil tindakan atau strategi
yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA. Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan
II ini adalah mempersiapkan instrumen, alat peraga dan bahan untuk penelitian
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pertemuan II
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut :
-
89
Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari rabu tanggal 7 Mei
2012, kegiatan pemebelajaran dilakukan sama dengan apa yang dilakukan pada
pertemuan pertama. Yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
pada materi “Penampakan Alam Dan Fungsi Atmosfer Bumi”. Pada pertemuan
kedua guru melanjutkan sisa materi dari pertemuan pertama tentang “bentuk
lapisan penyusun bumi dan bentuk permukaan bumi” dan memberikan tugas
kepada siswa untuk mengisi kolom penampkan alam. Selain itu adanya observasai
proses pembelajaran yang dilakukan oleh Observer.
a. Kegiatan awal Kegiatan dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen dan mengatur tempat duduk siswa. Untuk membuka pelajaran
guru memberikan apersepsi kepada siswa: “siapa yang pernah atau suka
membantu orang tua di sawah dan pernah berlibur di pegunungan?”
Selanjutnya, guru menampung jawaban siswa, setelah kegiatan itu guru
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan dan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa.
a. Kegiatan inti Guru menampilkan gambar pembelajaran tentang contoh-contoh
penampakan alam dipermukaan bumi. Untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang materi, siswa diminta menyimak suatu cerita yang dibacakan
dan dijelaskan oleh guru. Setelah itu, guru bersama siswa melakukan tanya
jawab kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk menyebutkan
contoh-contoh penampakan alam.
Setelah siswa menjawab pertanyaan, guru melanjutkan dengan
membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara heterogen, dimana masing-
masing kelompok berjumlah 3-4 siswa. Kemudian guru membagikan
lembar kerja kelompok kepada setiap kelompok, setelah itu guru
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh setiap kelompok. Masing-
masing kelompok diminta melakukan percobaan unjuk kerja untuk
-
90
membuktikan dan memahami bagaimana urutan bentuk bumi berdasarkan
lapisan permukaan bumi dengan media dan alat praktek yang sudah
dibagikan guru untuk setiap kelompok. Guru membimbing siswa dalam
mengidentifikasi dan menuliskan masalah yang ada. Setelah siswa
merumuskan masalah, guru membimbing siswa dalam proses menemukan
jawaban atas beberapa hipotesis yang siswa sudah dapatkan, dan meminta
siswa menuliskannya ke dalam lembar kerja kelompok yang sudah
dibagikan kepada setiap kelompok. Guru meminta salah satu siswa
perwakilan masing-masing kelompok maju kedepan secara bergantian
untuk membacakan hasil pengamatan dan diskusinya. Setelah semua
kelompok sudah mempresentasikan hasilnya, guru bertanya jawab dan
meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama proses diskusi.
b. Kegiatan akhir Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari,
memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih terlibat aktif selama proses
pembelajaran dan lebih giat lagi belajar agar apa yang sudah dipelajari
tidak mudah dilupakan. Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru
memberikan kuis untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
yang telah dipelajari. Setelah siswa mengumpulkan lembar jawabannya ke
depan, guru mengucapkan terimakasih atas kerjasama siswa selama
pembelajaran dan guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga dihadiri oleh (1) Penulis yaitu orang yang
merancangan tindakan di SD tersebut. (2) Pelaksana kegiatan yaitu guru kelas V
yang bertugas untuk mengajarkan materi pembelajaran IPA dengan Metode AIR.
(3) Observer adalah guru lain yang bertugas mengobservai jalannya proses
pembelajaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari kamis tanggal 8 Mei
2014, dalam pertemuan ketiga kegiatan yang dilakukan adalah guru melaksanakan
evaluasi, Observasi dan refleksi.
-
91
4.2.3.3.Observasi
4.2.3.3.1. Data Penerapan Model Pembelajaran AIR Siklus II
Sama halnya pada siklus sebelumnya, pada siklus ini kegiatan observasi
dilakukan bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan
oleh guru pengamat meliputi kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran
berdasarkan masalah serta respon siswa. Hasil observasi tindakan guru siklus II
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Pembelajaran Siklus II
No kegiatan guru
Siklus II Pertemuan
1 2 Ya Ya
1 Apakah guru mengkomunikasikan tujuan belajar? V V 2 Apakah guru menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh? V V 3 Apakah guru memberikan motivasi, dengan menyampaikan masalah
yang akan dipecahkan oleh siswa? V V
4 Apakah guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebelahnya?
V V
5 Apakah secara berpasangan, siswa menyelesaikan masalah dengan teknik penyelidikan mencakup: pengumpulan data apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, dan bagaimana langkah pemecahannya?
V V
6 Apakah guru membantu siswa dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan?
V V
7 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk berfikir menurut cara masing-masing?
V V
8 Apakah siswa diberikan kesempatan luas untuk bertindak menurut cara masing-masing?
V V
9 Apakah guru berkeliling untuk mengamati siswa? V V 10 Apakah guru berkeliling untuk memotivasi siswa? V V 11 Apakah guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan? V V
12 Apakah guru berkeliling untuk membantu siswa yang memerlukan? V V 13 Apakah siswa melakukan penyelidikan untuk menemukan cara-cara
baru penyelesaian masalah yang sedang dibahas? V V
14 Apakah secara berpasangan siswa mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang ditemukannya di depan kelas?
V V
15 Apakah siswa yang lain menanggapi atau mengomentari hasil dari pasangan yang presentasi didepan kelas?
V V
16 Apakah guru memberikan umpan balik terhadap kerja siswa? V V 17 Apakah guru memberikan penguatan terhadap kerja siswa? V V
-
92
18 Apakah guru memberikan konfirmasi mengenai kegiatan yang sudah dilakukan siswa, mulai dari pemahaman masalah, penyelidikan dan penemuan pemecahan masalah?
V V
19 Apakah siswa mengkomunikasikan pengalamannya dalam melaksanakan tugas dan mengevaluasi kinerja masing-masing, sebagai refleksi selama mengikuti pembelajaran?
V V
20 Apakah siswa dilibatkan dalam membuat penegasan atau kesimpulan pembelajaran dengan mengacu pada hasil pemecahan siswa?
V V
21 Apakah siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai proses penilaian pembelajaran?
V V
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada tindakan siklus II dari
pertemuan pertama sampai pertemuan kedua semua langkah pembelajaran
berdasarkan masalah juga telah dilakukan. Semua kegiatan guru yang telah
direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran telah dilakukan. Hal
tersebut juga telah menunjukkan bahwa siklus II telah mencapai keberhasilan
penerapan pembelajaran berdasarkan masalah karena telah memenuhi kriteria
keberhasilan yang telah ditetapkan.
Pada siklus II ini, variabel tindakan juga telah mencapai indikator
keberhasilan. Selain langkah-langkah yang kesemuanya telah berhasil
dilakukan, keberhasilan tersebut juga didukung dengan respon positif siswa
selama pembelajaran berdasarkan masalah berlangsung. Berdasarkan
pengamatan pembelajaran berdasarkan masalah pada siklus II lebih kondusif
dan terkendali. Sebagian besar siswa telah memberikan respon positif dalam
pembelajaran berdasarkan masalah. Hanya ada dua siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran. Hasil observasi dari respon siswa tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Hasil Lembar Observasi Respon Siswa Siklus II
No Tanggapan Siswa
Siklus II Pertemuan
1 2 Ya Ya
1 Apakah siswa tertarik dengan masalah yang disajikan? V V 2 Apakah siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru? V V 3 Apakah siswa terlibat aktif dalam pemahaman diskusi? V V 4 Apakah siswa memecahkan masalah dengan pengetahuan yang
dimilikinya? V V
-
93
5 Apakah siswa menemukan penyelesaian masalah dengan caranya masing-masing?
V V
6 Apakah siswa dapat bekerja sama dengan teman saat menyelesaikan masalah?
V V
7 Apakah siswa mempresentasikan hasil pemecahan masalah? V V 8 Apakah siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain? V V 9 Apakah siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran? V V
4.2.3.3.2. Analisis Data Hasil Observasi Siklus II
Pertemuan 1 1. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan I berdasarkan lembar observasi
kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) sudah dilaksanakan hampir baik, hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 1
No Objek Observasi No Item Total Skor
Aktivitas Guru
1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 6
2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 3
3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4
4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 12
5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan
8 4
6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 15
-
94
7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 16
8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 12
9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 14
10 Membimbing membuat kesimpulan 24 4
11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4
12 Memberi motivasi, saran, salam 26 4
Total Skor 98
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan I berdasarkan lembar observasi
kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) pada umumnya sudah dilaksanakan.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat kekurangan, hal ini terlihat pada
skor penilaian yang diisi berdasarkan pengamatan observer (guru kelas IV).
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada lembar
observasi kegiatan guru adalah 98 yang masuk pada kategori baik. Rata-rata
penilaian pada lembar observasi guru pada siklus II pertemuan I ini tidak ada skor
1 dan skor 2 yang diberikan, hanya ada skor 3 terdapat 6 item dan skor 4 terdapat
20 item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan
baik karena mendapat nilai 86-102 , sedangkan nilai 98 termasuk dalam kategori
baik.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru sudah menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Pada tahap awal
melakukan persiapan pembelajaran yaitu kesiapan ruangan dan media
pembelajaran serta memeriksa kesiapan siswa, sudah ada apersepsi dan
apersepsinya pun menarik, begitu pun dalam penyampaian kompetensi/tujuan
pembelajaran yang sudah disampaikan secara rinci. Pada tahap kegiatan inti
pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik. Guru menguasai seluruh materi
pembelajaran. Dalam pemanfaatan media pembelajaran sudah maksimal karena
-
95
efektif dan efisien, penggunaan bahasa lisan maupun bahasa tulis juga sudah baik
dan benar. Kegiatan penutup untuk menyimpulkan hasil pembelajaran sudah
dilaksanakan sesuai harapan yaitu siswa sudah aktif semua. Pada pertemuan I
belum diadakan tes formatif. Hasil observasi ini akan dijadikan acuan untuk
pertemuan II agar pelaksanaan lebih maksimal dan hasil belajar meningkat serta
indikator penelitian dapat tercapai.
2. Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan I berdasarkan lembar observasi
kegiatan siswa (terlampir) pada umumnnya sudah dilaksanakan, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 1
No Aktivitas Siswa No Item Total Skor
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7
2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 7
3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
5 4
4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 8
5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 16
6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 15
-
96
7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 15
8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 3
9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 8
10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru
23 4
Total Skor 87
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan siswa adalah 87. Rata-rata penilaian pada lembar
observasi siswa pada siklus II pertemuan I ini tidak ada skor 1 dan skor 2 yang
diberikan, hanya ada skor 3 terdapat 5 item sedangkan skor 4 terdapat 18 item.
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan dibandingkan
siklus I, yaitu skor 2 sudah tidak terisi lagi. Dengan total skor 87 pembelajaran ini
sudah dilakukan dengan baik, karena nilai 76-90 termasuk dalam kategori baik.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran ada peningkatan yang lebih baik,
dalam menjawab apersepsi dari guru sudah baik dan ada peningkatan, karena
hampir semua siswa yang mau menjawab. Ada interaksi yang sangat baik ketika
guru menjelaskan materi pembelajaran yaitu interaksi yang aktif dan baik, antara
siswa dengan materi pelajaran, siswa dengan guru, dan antar siswa. Siswa juga
sudah memahami pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan guru pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Dalam membuat rangkuman siswa sudah
terlihat aktif. Saat kerja kelompok semua siswa sudah mau mendengarkan arahan
dari guru. Siswa sudah bekerja secara aktif dan semuanya terlibat dalam kegiatan
diskusi, siswa sudah mau bertanya tentang materi yang tidak dimengerti serta
menjawab pertanyaan yang diajukan, baik teman sebayanya maupun dari guru.
4.2.3.4.Refleksi Siklus II Pertemuan 1
Setelah selesai pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 maka dilaksanakan
refleksi untuk mengukur poin-poin keberhasilan pada pertemuan 1 hasil observasi.
-
97
Diketahui hasil pengamatan tentang bagaimana pembelajaran menggunaan Model
AIR (Auditory Intellectualy Repetition) dalam penerapannya sudah banyak
kemajuan yang terjadi, saat siswa melakukan diskusi guru memantau diskusi
siswa, siswa saat melakukan diskusi, sudah tidak cenderung berbicara dengan
teman dan membicarakan hal yang lain diluar materi pembelajaran. Dengan
menerapkan model pembelajaran AIR kegiatan pembelajaran menggambarkan
pembelajaran siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, apersepsi memberikan kesempatan siswa mengungkapkan
pendapatnya, pada manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas,
mengelola waktu pembelajaran, pada bagian repetition guru melakukan penilaian
dengan memberikan umpan balik tanya jawab berupa kuis, dan memberikan
pujian. Dari segi mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa,
penilaian pada setiap siswa, pemberian pujian pada siswa perlu sudah mulai
diperhatikan dengan baik.
Berikut rincian refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus 2
adalah sebagai berikut :
A. Kelebihan
1. Rancangan pembelajaran sudah terprogram
2. Siswa lebih tertarik pada pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran AIR dan sudah terbiasa dari siklus I sehingga tau pola
pembelajaran.
3. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah
sesuai.
4. Siswa terlibat aktif di dalam proses pembelajaran
5. Keberanian siswa sudah tumbuh dalam mengeluarkan pendapat
6. Siswa melakukan refleksi bersama guru.
7. Guru harus membatasi waktu untuk mengerjakan LKS, dan diskusi
kelompok, agar waktu untuk pembahasan tidak terlalu sedikit, supaya
siswa dapat berkonsentrasi dengan tenang dan dapat berpresentasi
dengan benar.
Pertemuan II
-
98
1. Analisis Data Hasil Observasi Kegiatan Guru
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectualy Repetition) pada siklus II pertemuan II berdasarkan lembar observasi
kegiatan guru dalam mengajar (terlampir) sudah dilaksanakan dengan sangat baik,
hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Pertemuan 2
No Objek Observasi No Item Total Skor
Aktivitas Guru
1 Persiapan sebelum Mengajar 1,2 6
2 Mengkondisikan siswa siap mengikuti pembelajaran 3 4
3 Melakukan kegiatan appersepsi 4 4
4 Menyampaikan rencana kegiatan 5,6,7 12
5 Menyampaikan garis besar materi yang akan disampaikan
8 4
6 Memfasilitasi siswa dalam informasi 9,10,11,12 15
7 Memfasilitasi siswa dalam tugas diskusi kelompok 13,14,15,16 16
8 Memfasilitasi dalam kegiatan presentasi 17,18,19 12
9 Konfirmasi atas kegiatan eksplorasi dan laborasi 20,21,22,23 16
10 Membimbing membuat kesimpulan 24 4
11 Memberikan quis tanya jawab (repetition) 25 4
12 Memberi motivasi, saran, salam 26 4
Total Skor 101
-
99
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan guru adalah 101. Rata-rata penilaian pada lembar
observasi guru pada siklus II pertemuan II ini tidak ada skor 1 dan 2 yang
diberikan, skor 3 pun hanya terdapat 3 item dan skor 4 terdapat 23 item. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran sudah dilaksanakan dengan baik karena
rentang nilai 86-102 termasuk katagori baik.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan II berlangsung sesuai
dengan harapan dan berjalan dengan baik, kekurangan pada aktivitas guru sudah
tidak ada, baik pada tahap persiapan, membuka pelajaran, maupun penguasaan
materi sudah dilaksanakan dengan baik. Pada akhir pembelajaran siklus II
diadakan tes formatif untuk melihat hasil belajar siswa pada siklus II yang
dilaksanakan pada pertemuan III.
2. Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition) pada siklus II pertemuan II berdasarkan lembar
observasi kegiatan siswa (terlampir) sudah dilaksanakan dengan sangat baik, hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.15 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Pertemuan 2
No Aktivitas Siswa No Item Total Skor
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran 1, 2 7
2 Antusias siswa dalam kegiatan appersepsi 3,4 7
3 Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru
5 4
4 Antusias siswa dalam mencari informasi 6,7 8
5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 8,9,10,11 16
-
100
6 Siswa aktif dalam kegiatan presentasi 12,13,14,15 16
7 Memberi timbal balik hasil presentasi 16,17,18,19 16
8 Siswa aktif dalam membuat kesimpulan 20 4
9 Antusia dalam kegiatan repetition 21,22 4
10 Mendengarkan motivasi guru dan membalas salam guru
23 4
Total Skor 90
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai akhir skor penilaian pada
lembar observasi kegiatan siswa adalah 90. Rata-rata penilaian pada lembar
observasi siswa pada siklus II pertemuan II ini tidak ada skor 1 dan skor 2 yang
diberikan, hanya ada skor 3 yang terdapat hanya 2 item dan skor 4 terdapat 21
item. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sudah ada peningkatan
dibandingkan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, hal ini dikarenakan rata-
rata siswa sudah aktif dan berdasarkan pengamatan dari observer kegiatan
pembelajaran sudah baik sekali.
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah lebih baik, dalam
menjawab apersepsi dan proses pertanyaan dari guru siswa berani dan percaya
diri. Siswa sangat serius memperhatikan penjelasan dan arahan guru tentang
materi dan tugas pelajaran, siswa sudah lebih aktif bertanya jawab, sudah terjadi
interaksi yang sangat baik dan aktif antar siswa, guru dan siswa, siswa dan materi
pelajaran. Dalam membuat rangkuman siswa sudah terlihat aktif semua. Pada saat
kerja kelompok siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing-masing,
guru hanya membimbing dan meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat.
Pembelajaran siklus II pertemuan II ini sudah dikatakan memenuhi kriteria baik
karena peneliti memberi skor 90 yang masuk pada kategori baik berada pada
rentang 76-90 .
4.2.3.5.Refleksi
-
101
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, diadakan
refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau
temuan dari observer pada siklus II.
Sama halnya dengan refleksi pada siklus I, Refleksi pada siklus II adalah
kegiatan mencermati, mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan
menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan pada pada data
yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data baik data
kualitatif maupun kuantitatif, guru sebagai pelaksana melakukan evaluasi untuk
menemukan keberhasilan dari dampak tindakan yang telah dilakukan terhadap
perbaikan atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Kegiatan pembelajaran siklus II sudah sesuai dengan harapan dan terlaksana
dengan baik. Proses pembelajaran pada siklus II ini sudah baik jika dibandingkan
dengan siklus I, refleksi atas temuan dari observasi pada siklus II antara lain :
a. Kegiatan pembelajaran siklus II berlangsung sudah baik dengan penggunaan
model pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition).
b. Guru sudah berhasil menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition).
c. Antara rencana pembelajaran dengan proses pembelajaran sudah sesuai.
d. Siswa sudah lebih kompak dengan anggota kelompoknya masing-masing
dalam mengerjakan lembar kerja kelompok.
e. Terjadi peningkatan hasil observasi guru dan siswa dalam penerapan model
pembelajaran AIR, dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Untuk hasil observasi
guru pada pertemuan 1 dengan skor 98 masuk katagori baik meningkat pada
pertemuan 2 dengan skor 101 dengan katagori baik. Untuk hasil observasi
siswa pada pertemuan 1 dengan skor 87 termasuk katagori baik, meningkat
pada pertemuan 2 dengan skor 90 termasuk katagori baik.
Pada kegiatan refleksi di ikuti oleh observer, penulis, dan guru sebagai
pelaksana serta perwakilan dari siswa. Melalui refleksi dalam evaluasi akan
ditemukan kelemahan - kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan
-
102
yang telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan lebih
lanjut.
4.3. Hasil Tindakan 4.3.1. Hasil Observasi
4.3.1.1. Analisis Data Hasil Observasi Siklus I
Data yang menunjukkan kegiatan pembelajaran guru dan siswa pada
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.16 Hasil Observasi Kegiatan Siklus I
No Kegiatan Pembelajaran Keterangan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Aktivitas Guru
1 Kegiatan Pendahuluan Cukup Baik
2 Kegiatan Inti Baik Baik
3 Kegiatan Penutup Cukup Baik
Aktivitas Siswa
1 Kegiatan Pendahuluan Cukup Baik
2 Kegiatan Inti Cukup Baik
3 Kegiatan Penutup Baik Baik
4.3.1.2. Analisis Data Hasil Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dalam pembelajaran siklus II dilakukan sama seperti pada
siklus I. Digunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, yang diisi oleh
observer. Adapun data hasil kegiatan observasi kegiatan guru dan siswa siklus II
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Observasi Kegiatan Siklus II
-
103
No Kegiatan Pembelajaran Keterangan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Aktivitas Guru
1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik
2 Kegiatan Inti Baik Baik
3 Kegiatan Penutup Baik Baik
Aktivitas Siswa
1 Kegiatan Pendahuluan Baik Baik
2 Kegiatan Inti Baik Baik
3 Kegiatan Penutup Baik Baik
4.3.1.3. Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksankan oleh observer terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition, terjadi peningkatan dari setiap pertemuannya dan setiap
siklusnya.
Tabel 4.18
Hasil Observasi Kegiatan Siklus I dan Siklus II
No Kegiatan Pembelajaran
Keterangan Siklus I Keterangan Siklus II
1 2 3 1 2 3
Aktivitas Guru
1 Kegiatan Pendahuluan
Cukup Baik
Evaluasi Baik Baik
Evaluasi
2 Kegiatan Inti Baik Baik Baik Baik
-
104
3 Kegiatan Penutup
Cukup Baik Baik Baik
Aktivitas Siswa
1 Kegiatan Pendahuluan
Cukup Baik
Evaluasi
Baik Baik
Evaluasi 2 Kegiatan Inti Cukup Baik Baik Baik
3 Kegiatan Penutup
Baik Baik Baik Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui adanya kegiatan pada
pertemuan siklus I yang masih dinilai cukup dilaksanakan oleh guru dan siswa.
Pada pertemuan pertama siklus I, aktivitas guru pada kegiatan pendahuluan dan
kegiatan penutup masuk dalam kriteria cukup. Namun dalam pelaksanaan
kegiatan inti, aktivitas guru sudah dinilai baik. Pada pertemuan kedua siklus I,
kegiatan guru pada kegiatan pendahuluan, dinilai baik. Sedangkan kegiatan
penutup mengalami peningkatan dan sudah baik dilaksanakan oleh guru. Dalam
pertemuan ketiga siklus I digunakan untk evaluasi tes hasil belajar. Untuk siklus
I, kegiatan guru selama pembelajaran dilaksanakan dengan baik. Baik dalam
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Ini menunjukkan
adanya perbaikan yang signifikan pada aktivitas yang dilaksanakan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tahap-tahap model pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition, terdapat pada kegiatan inti. Dalam pelaksanaan
kegiatan inti, baik dalam siklus I dan siklus II, guru sudah melaksanakan dengan
baik.
Untuk hasil observasi terhadap aktivitas siswa, pada pertemuan pertama, ada
kegiatan yang dinilai cukup. Nilai cukup, ada pada pelaksanaan kegiatan
pendahuluan dan kegiatan inti. Sedangkan kegiatan penutup sudah dilaksanakan
dengan baik oleh siswa. Pada pertemuan kedua, aktivitas siswa dinilai baik. Ini
berarti, terjadi peningakatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran siklus I.
Kegiatan pembelajaran dengan model Auditory Intellectually Repetition pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siklus II, sudah dilaksanakan siswa
-
105
dengan baik. Hal ini menunjukkan tidak ada hambatan dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition yang dialami siswa dalam siklus II.
4.3.2. Hasil Belajar
4.3.2.1. Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus I
Evaluasi dilakukan setelah dilaksanakan pada siklus I pertemuan II.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan ketuntasan belajar siswa pada
mata pelajaran IPA, setelah diberikan tindakan dengan menerapkan model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition). Berikut ini disajikan hasil
belajar siswa seperti berikut :
Tabel 4.19 Distribusi hasil belajar Siklus I
No Katagori Nilai Frekuensi Presentase
1 Tuntas
≥ 80 6 42,85%
75 – 79 4 28,57%
70 – 74 1 7,14%
Tidak Tuntas
65 – 69 1 7,14%
2 59 – 64 1 7,14%
≤ 58 1 7,14%
Jumlah 14 100 %
Rata 74, 57
Maksimal 84
Terendah 56
Standar Deviasi
-
106
Dari data tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar Siklus I di
SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga, sebanyak 6 siswa mendapat nilai lebih dari 80
dengan presentase 42,85 % dengan kategori tuntas, diikuti oleh 4 siswa yang
mendapatkan nilai antara 75-79 dengan presentase 28,57% dengan kategori
tuntas, diikuti lagi 1 siswa mendapatkan nilai 70-74 dengan prosentase 7,14 %
dengan katagori tuntas. Sedangkan sebanyak 1 siswa berada pada rentang nilai 65-
69 dengan kategori tidak tuntas, diikuti oleh 1 siswa yang mendapatkan nilai
antara 59-64 dengan katagori tidak tuntas dan 1 orang berada pada rentang nilai
kurang dari sama dengan 58 dengan katagori tidak tuntas. Selain itu pada tabel
4.7 menunjukkan rata-rata nilai siklus I sebesar 74,57, dengan nilai maksimalnya
84 dan nilai minimumnya 56.
Hasil analisis deskriptif ini juga memberikan makna bahwa masih terdapat 3
siswa yang masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan hasil belajar yaitu
siswa yang mendapatkan nilai dibawah 69, atau siswa dengan nilai di bawah
KKM atau belum tuntas.
Berdasarkan hasil analisis siklus I terlihat jelas bahwa sebanyak 3 siswa
yang mendapat nilai dibawah 69 dengan persentase 21,44% masuk pada katagori
tidak tuntas, dan sebanyak 11 siswa dengan persentase 78,56% berada pada nilai
diatas 70 masuk pada katagory siswa tuntas. Berdasar hasil tes siklus I tersebut
apabila dianalisa berdasar ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel 4
.16 berikut ini.
Gambar 4.20
Total Jumlah dan Persentase ketuntasan Belajar Siklus I
No Nilai Siklus I
Keterangan Jumlah Siswa (%)
1 < 70 11 78,56 Tuntas
2 ≥ 70 3 21,44 Tidak Tuntas
Jumlah 14 100
-
107
Dari tabel 4.16 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectualy Repetition) ada peningkatan jika
dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada pra siklus. Pada siklus I untuk
skor nilai
-
108
Evaluasi dalam siklus II guru memberikan soal kepada siswa. Guru
memberikan soal berjumlah 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Adapun hasil
evaluasi siklus II dapat dilihat pada tabel 4.18 dibawah ini:
Tabel 4.22
Distribusi Hasil Belajar Siklus II
No Kategori Nilai Frekuensi Presentase
1 Tuntas
≥ 90 1 7, 14%
85 – 89 2 14, 28%
80 – 84 8 57, 14%
75 – 79 1 7, 14%
70 – 74 2 14, 28%
3 Tidak Tuntas 65 – 69 - -
Jumlah 14 100% Rata-rata 81,42 Tertinggi 92 Terendah 72 Standar Deviasi
Dari tabel 4.18 diatas pada siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa
yang berkategori tuntas. Yaitu siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Di
dalam tabel tersebut terdapat 14 siswa. Sebanyak 2 siswa dengan presentase
14,28%. Sedangkan siswa dengan nilai 75 sampai 79 sebanyak 1 siswa dengan
presentase 7,14%, sedangkan siswa yang berada pada rentang 80 sampai 84
sebanyak 8 siswa dengan presentase 57,14%, pada rentang 85 sampai 89 sebanyak
2 dengan presentase 14,28%, dan yang mendapat nilai lebih dari 90 sebnyak 1
orang siswa dengan presentase 7,%14.
Selain itu pada tabel 4.18 distribusi hasil belajar siklus II menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar Siklus II adalah sebesar 81,42 dengan Nilai
maksimalnya sebesar 92 dan nilai minimumnya sebesar 72.
-
109
Tabel 4.23
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1 < 70 14 100 Tuntas
2 ≥ 70 - - Tidak Tuntas
Jumlah 14 100
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siswa Hasil Tes Siklus II didapatkan
siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 70 untuk mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) sebanyak 14 siswa di kelas V SDN Sidorejo Lor 06
dengan presentase sebesar 100%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM dengan kategori belum tuntas tidak terdapat sama sekali. Perbandingan
antara tuntas dengan belum tuntas dapat dilihat pada diagram pada gambar 4.20
Gambar 4.24
Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II
100%
0%
Presentase (%)Tuntas Tidak Tuntas
-
110
Berdasar diagram ketuntasan hasil belajar siklus II dapat diketahui dari 14
siswa jumlah kelas V SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga sebanyak 14 siswa tuntas
dengan presentase 100% dan belum tuntas dengan presentase 0%.
Disini terlihat bahwa hasil belajar pada siklus II lebih baik daripada siklus
I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II dipengaruhi oleh adanya
peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan metode
AIR sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini
sehingga siswa mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
4.3.2.3.Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 06
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui adanya suatu peningkatan hasil
belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory
Intellectually Repetition). Dengan adanya ketuntasan hasil belajar IPA Siswa
Kelas V dapat ditunjukkan dengan perbandingan pada tabel berikut :
Tabel 4.25
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Sidorejo Lor 06
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Tuntas 4 28,59% 11 78,56% 14 100%
2 Tidak
Tuntas
10 71,41% 3 21,44% - 0%
Jumlah 14 100% 14 100% - 100%
Nilai tertinggi 80 84 92
Nilai terendah 33 56 72
Rata-rata 59,71 74,57 81,42
-
111
Dari tabel 4.21 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah siswa yang
tuntas hasil belajarnya dalam mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan “Proses
pembentukan tanah tanah dan Struktur Bumi”. Pada kondisi awal sebelum
tindakan jumlah siswa yang tuntas hanya 4 siswa (28,59%) dan yang tidak tuntas
ada 10 siswa (71,41%), setelah diberikan tindakan pada siklus I, terjadi
peningkatan, siswa yang tuntas menjadi 11 siswa (78,56%) dan yang tidak tuntas
ada 3 siswa (21,44%). Pada siklus II yang tuntas dalam belajar meningkat menjadi
14 siswa (100%) dan tidak ada siswa yang tidak tuntas.
Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model
pembelajaran AIR (Auditory Intellectually Repetition) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga. Selain itu, siswa juga
dapat memahami materi yang disajikan dengan pembelajaran AIR, kerjasama, dan
diskusi. Adapun peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan pada tabel berikut
ini.
Tabel 4.26
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar
Pada tabel 4.22 dapat kita lihat bahwa adanya peningkatan pada hasil belajar
Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari perolehan hasil Siklus I dan siklus
II dengan melihat patokan hasil belajar pra siklus dimana ketuntasan dari siklus I
dan siklus II yaitu terdapat 3 siswa yang tuntas karena dikenai tindakan yaitu
pembelajaran Auditory Intellectually Repetition dimana karakteristik 3 anak
tersebut adalah aktif, semangat dalam mengerjakan tugas, disiplin, percaya diri,
dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
No Kategori Jumlah Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Tuntas 4 28,59% 11 78,56% 14 100% 2 Belum
Tuntas 10 71,41% 3 21,44% - 0%
Jumlah 14 100% 14 100% 14 100%
-
112
Penjelasan terhadap siswa yang tidak tuntas sampai siklus I yaitu ada 3
siswa dimana anak tersebut mempunyai karakteristik yaitu kurang aktif, suka
bermain sendiri, tidak mau mendengarkan penjelasan dari guru, pemalu, diam dan
tidak mau bertanya, kemandirian kuran dan selalu bergantung pada temannya.
Sedangkan pada siklus II tidak terdapat siswa yang belum tuntas, dikarenakan 3
orang siswa yang belum tuntas pada siklus I menjadi fokus perhatian pada
tindakan.
Untuk lebih mudah membandingakan ketuntasan hasil belajar siswa selama
kegaitan penelitian ini. Maka disajikan ketuntasan hasil belajar siswa dari kodisi
awal, pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:
Gambar 4.27
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Diagram ketuntasan hasil belajar siswa menunjukkan adanya
perkembangan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal, diagram tertinggi
menunjukkan gambaran data nilai siswa yang tidak tuntas KKM. Jumlah siswa
yang tidak tuntas KKM sebanyak 10 siswa. Lebih dari 50% siswa kelas V tidak
tuntas KKM pada kondisi awal. Pada diagram siklus I menunjukkan adanya
kenaikan pada jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas KKM. Sedangkan untuk
diagram tidak tuntas KKM turun sangat pesat. Hanya ada 3 siswa yang tidak
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
4
11
14
10
3
0
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
-
113
tuntas KKM. Ini menunjukkan tindakan siklus I memberikan pengaruh perubahan
yang signifikan bagi hasil belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Hasil belajar siswa yang masuk kriteria tuntas KKM naik
sebanyak 78,56%, yaitu sebanyak 11 siswa. Pemberian tindakan pada siklus II,
juga memberikan pengaruh pada kenaikan presentase hasil belajar siswa. Dari
diagram pada siklus II, menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 3 siswa, yang
hasil belajarnya tuntas KKM. Jika pada kondisi awal siswa yang tuntas KKM
hanya sebanyak 28,59%. Maka pada siklus I, presentase siswa yang hasil
belajarnya tuntas KKM sebanyak 78,56%. Sedangkan hasil yang diperoleh pada
siklus II, menunjukkan kenaikan presentase jumlah siswa dengan hasil belajar
tuntas KKM. Presentase siswa yang tuntas KKM pada siklus II, ada sebanyak
100%. Terjadi peningkatan sebanyak 21,44% nilai ketuntasan siswa pada siklus I
ke siklus II.
4.4. Hasil Penelitian 4.4.1. Masalah 1. Alasan Peningkatan melalui Penerapan Model
Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan Siklus II ada beberapa
keunggulan pada model pembelajaran pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa
bukanlah pekerjaan mudah. Upaya memperkecil Guru harus punya persiapan yang
lebih matang sehingga dapat menemukan masalah tersebut. Mengemukakan
masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa
yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban
mereka. Pada siklus I berdasarkan hasil observasi siswa terlibat aktiv dalam
kegiatan dikusi dan kerja kelompok, yang mana bagian Intellectually mendapat
poin terbesar dan setiap akhir pembelajaran terdapat refleksi. Hal ini dapat dilihat
pada skor hasil belajar siklus I dan Siklus II, peningkatan hasil belajar dapat
terlihat pada besarnya ketuntasan dari kondisi awal prasiklus (awal) sebesar 4 atau
-
114
28,59% siswa, siklus I sebesar 11 atau 78,56% siswa, dan pada siklus II sebesar
14 atau 100% siswa.
4.4.2. Masalah 2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) yang terbukti meningkatkan hasil belajar
Pada bagian Pendahuluan kegiatan guru Menjelaskan model pembelajaran AIR
pada siswa agar mengerti maksud dan tujuan model pembelajaran ini.
Sedangkan pada aktivitas siswa, siswa mendengarkan dan bertanya yang
kesumuanya terangkum dalam bagian auditory.
Pada Kegiatan Inti aktivitas yag dilakukan oleh guru yakni menjelaskan
garis besar materi yang akan disampaikan, memberi tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi lebih lanjut secara individual maupun kelompok dan
mendampingi siswa. Sedangkan aktivitas yang dilakukan siswa yakni
mendengarkan dan bertanya, mempelajari materi dan memecahkan masalah,
membuat ringkasan dan menemukan ide-ide pokok dengan kehidupan nyata atau
pelajaran yang pernah dipelajarai sebelumnya, dan secara bergantian
memperensentasikan materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan inti bagian dari
intellectually telah dilaksanakan dengan baik yang terlihat pada lembar observasi
guru dan siswa.
Pada bagian penutup, aktivitas guru meliputi membumbing siswa membuat
kesimpulan materi belajar, memberi tugas atau quis, diiringi kegiatan siswa
membuat kesimpulan dan menjawab quis atau repetition serta mendengarkan
motivasi guru juga telah dilaksanakan dengan baik.
4.4. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan Model
Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually repetition). sebagai upaya untuk
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini pada tanggal 24 April sampai 9 Mei 2014. Adapun yang menjadi obyek
penelitian adalah siswa kelas V SDN Sidorejo Lor 06. Pada pelaksanaan proses
belajar mengajar yang dilakukan peneliti selama 6 kali pertemuan, menggunakan
model yang sama yaitu penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory
-
115
Intellectually repetition). Dalam rangka peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA.
Berdasarkan hasil pengamatan lembar observasi guru dan siswa serta hasil
tes atas penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually repetition)
pada mata pelajaran IPA, sebagaimana dijabarkan di atas telah menunjukkan
bukti bahwa penerapan Model Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually
repetition) dalam pembelajaran IPA, dapat meningkatkan hasil belajar dan telah
terbukti. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru.
Dalam penelitian ini terdapat 3 kategori siswa dengan adanya tindakan
PTK, adapun ketiga kategori tersebut ialah :
1. Kategori 1
Siswa yang sudah tuntas tanpa adanya pembelajaran dengan Model
Pembelajaran AIR (Auditory Intellectually repetition). Siswa tersebut
berkarakteristik pandai, aktif, suka bertanya dan semangat dalam mengikuti
pembelajaran
2. Kategori 2
Sis