BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 … › bitstream › 123456789...Kelas, 1 Guru Mata...

43
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. 4.1.1 Deskripsi Prasiklus Penelitian ini dilakukan di SDN Tlogo Tuntang pada Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Sekolah Dasar Negeri Tlogo memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan jumlah 17 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 9 Guru Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Penjas Orkes, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, 1 Guru keterampilan, 1 Guru Anak Berbakat, 1 Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Baca Tulis Alquran (BTQ) dan 1 Penjaga Sekolah. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Tlogo Tuntang mempunyai latar belakang pendidikan S1. Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo Tuntang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 35 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.6. Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.7. Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. Mata Pelajaran IPA di kelas 5 SDN Tlogo Tuntang diampu oleh guru kelas 5 antara lain pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 … › bitstream › 123456789...Kelas, 1 Guru Mata...

  • 47

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pelaksanaan Tindakan

    Bagian pelaksanaan tindakan ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu

    deskripsi prasiklus/ kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II.

    Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di

    dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan

    penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan

    tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

    kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama

    halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian

    deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,

    kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

    4.1.1 Deskripsi Prasiklus

    Penelitian ini dilakukan di SDN Tlogo Tuntang pada Semester II Tahun

    Pelajaran 2015/2016. Sekolah Dasar Negeri Tlogo memiliki tenaga pendidik dan

    kependidikan dengan jumlah 17 orang diantaranya 1 Kepala Sekolah, 9 Guru

    Kelas, 1 Guru Mata Pelajaran Penjas Orkes, 1 Guru Mata Pelajaran Pendidikan

    Agama Islam, 1 Guru keterampilan, 1 Guru Anak Berbakat, 1 Guru Mata

    Pelajaran Bahasa Inggris, 1 Guru Baca Tulis Alquran (BTQ) dan 1 Penjaga

    Sekolah. Seluruh tenaga pendidik yang mengampu di SDN Tlogo Tuntang

    mempunyai latar belakang pendidikan S1. Penelitian pada PTK ini adalah siswa

    kelas 5 SD Negeri Tlogo Tuntang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan

    jumlah 35 siswa pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.6.

    Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi

    makhluk hidup dan lingkungan dan Kompetensi Dasar (KD) 7.7. Mengidentifikasi

    beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi. Mata

    Pelajaran IPA di kelas 5 SDN Tlogo Tuntang diampu oleh guru kelas 5 antara lain

    pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu

  • 48

    Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Inggris, dan Penjas Orkes, Keterampilan,

    Baca tulis Alquran. Ibu Suwarniati merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

    Dasar, Beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru

    SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup

    berkompeten dalam bidangnya tersebut.

    Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti

    melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Kamis, 10 Maret

    2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

    guru dan siswa kelas 5 di SDN Tlogo tuntang. Berdasarkan hasil pengamatan

    yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam

    pelaksanaan pembelajaran.

    Permasalahan yang muncul adalah terkait dengan hasil belajar yang

    rendah yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dipengaruhi oleh beberapa

    faktor, diantaranya yaitu faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Tingkat

    kemampuan siswa terhadap mata pelajaran IPA dan antusiasme siswa yang rendah

    dalam mengikuti setiap proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor dari

    sisi siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran

    IPA, kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat

    terlihat dari karakteristik siswa yang asyik berbicara dengan teman sebangku dan

    sibuk dengan permainannya sendiri ketika guru mulai menyampaikan materi,

    siswa belum bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan cenderung

    mengacuhkan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Keadaan semacam

    ini membentuk karakteristik guru menjadi terlalu mendominasi di setiap proses

    belajar mengajar. Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga

    merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA

    siswa kelas 5 SDN Tlogo tuntang, faktor penyebab lain yang berasal dari guru

    yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu

    masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran atau

    belum menerapkan variasi model pembelajaran yang mampu menumbuhkan

    ketertarikan atau antusiasme siswa untuk belajar, guru masih nyaman menerapkan

    pembelajaran dengan metode ceramah yang dianggap lebih praktis.

  • 49

    Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih memposisikan

    guru sebagai subjek yang utama, siswa hanya menjadi objek pasif untuk

    menerima semua materi yang guru sampaikan, guru menganggap ceramah sudah

    merupakan cara yang paling ampuh untuk menyampaikan materi kepada siswa,

    menurutnya yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa di sini guru

    cenderung mengesampingkan proses di mana siswa dapat memperoleh

    pengetahuan dari aktivitas yang merangsang mereka untuk membangun konsep

    tentang materi yang dipelajari. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di

    dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 5 SDN Tlogo Tuntang,

    hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang

    berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam

    memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam

    mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada

    aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi

    pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Pada proses pembelajaran mengenai

    hasil penilaian RPP dijelaskan dalam beberapa aspek yang dilihat pada tabel 4.1

    berikut :

    Tabel 4.1

    Hasil penilain RPP

    Aspek yang diamati

    Skor Penilaian Jumlah

    Skor 1 2 3 4

    Perumusan indikator

    pembelajaran

    1,3 2 7

    Pemilihan dan pengorganisasian

    materi ajar

    7 4,5,6 7

    Pemilihan sumber belajar/media

    pembelajaran

    8,9,10 3

    Skenario/kegiatan pembelajaran 12,13,

    14,15

    11 7

    TOTAL 8 7 1 0 24

    Berdasrkan tabel 4.1 hasil penilaian RPP dapat diketahui indikator yang

    mendapat skor 1 sebanyak 8 item, indikator dengan skor 2 sebanyak 7 item, dan

    indikator dengan skor sebanyak 1item sehingga jumlah keseluruhan skor yang

  • 50

    diperoleh 24. Pada aspek perumusan indikator pembelajaran terdiri dari 3

    indikator yaitu indikator nomor 1,3 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 2

    memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 7 skor. Pada aspek

    pemilihan dan pengorganisasian materi ajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator

    nomor 4,5,6 mendapat skor 2 dan indikator nomor 7 mendapat skor 1 sehingga

    mendapat 8 skor. Pada aspek pemilihan sumber belajar/media pembelajaran terdiri

    dari 3 indikator yaitu indikator nomor 8,9,10 mendapat skor 2 sehingga jumlah

    skor aspek 3 mendapat 6 skor. Pada aspek skenario/kegiatan pembelajaran terdiri

    dari 5 indikator yaitu nomor 11 mendapat skor 2 dan indikator nomor 12,13,14,15

    mendapat skor 1 sehingga mendapat 7 skor. Total keseluruhan skor hasil penilaian

    RPP Prasiklus adalah 24 skor. Prasiklus dapat dilihat pada diagram 41. Berikut :

    Gambar 4.1 Hasil Penilain RPP

    Pada penilaian proses pembelajaran mengenai aktivitas guru pada

    prasiklus dapat dijelaskan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.2

    berikut:

    Tabel 4.2

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Prasiklus

    Skor Penilaian Jumla

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    1 2 3 4

    Ban

    yakn

    ya S

    kor

    Aspek yang diamati

  • 51

    Aspek yang

    diamati

    1 2 3 4 h

    Skor

    Kegiatan Awal 1,2 4

    Kegiatan inti 5,6,7,8,9,10,11,12 3,4 12

    Penutup 13 1

    TOTAL 9 4 0 0 17

    Berdasrkan tabel 4.2 hasil observasi aktivitas guru prasiklus dapat

    diketahui indikator yang mendapat skor 1 sebanyak 9 item, indikator dengan skor

    2 sebanyak 4 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 17. Pada

    aspek kegiatan awal terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1,2 memperoleh

    skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 9 skor. Pada aspek kegiatan inti

    terdiri dari 10 indikator yaitu 5,6,7,8,9,10,11,12 mendapat skor 1 dan indikator

    nomor 3,4 mendapat skor 2 sehingga mendapat jumlah skor aspek 2 mendapat 12

    skor. Pada aspek penutup terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 13

    mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat 1 skor. Total

    keseluruhan skor hasil penilaian observasi aktivitas guru prasiklus adalah 17 skor.

    Pada penilaian proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa pada

    prasiklus dapat dijelaskan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel 4.3

    berikut:

    Tabel 4.3

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus

    Aspek yang

    diamati

    Skor Penilaian Jumlah

    Skor 1 2 3 4

    Kegiatan Awal 1,2 4

    Kegiatan inti 3,4,5,6,7,8,9, 7

    Penutup 10 1

    TOTAL 8 2 0 0 12

    Berdasrkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas siswa prasiklus dapat

    diketahui indikator yang mendapat skor 1 sebanyak 8 item, indikator dengan skor

    2 sebanyak 2 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 12. Pada

  • 52

    aspek kegiatan awal terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 1,2 memperoleh

    skor 2 sehingga jumlah skor aspek 1 mendapat 4 skor. Pada aspek kegiatan inti

    terdiri dari 7 indikator yaitu 3,4,5,6,7,8,9 mendapat skor 1 sehingga mendapat

    jumlah skor aspek 2 mendapat 7 skor. Pada aspek penutup terdiri dari 1 indikator

    yaitu indikator nomor 10 mendapat skor 1 sehingga jumlah skor aspek 3 mendapat

    1 skor. Total keseluruhan skor hasil penilaian observasi aktivitas guru prasiklus

    adalah 12 skor.

    Berdasarkan penjabaran mengenai penilaian proses pembelajaran IPA

    prasiklus meliputi penilaian RPP, hasil observasi aktivitas guru dan siswa maka

    diperoleh data hasil keseluruhan proses pembelajaran IPA kelas 5 SD Negri Tlogo

    pada prasiklus dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut ini:

    Tabel 4.4

    Penilaian Proses Pembelajaran IPA Prasiklus

    No Aspek Penilaian Proses

    Pembelajaran

    Skor Persentase

    1 Penilaian RPP 24 45%

    2 Observasi aktivitas guru 17 30%

    3 Observasi aktivitas siswa 12 23%

    Nilai skor rata-rata 19

    Persentase Total 50%

    Berdasarkan tabel 4.4 penilaian proses pembelajaran IPA prasiklus dapat

    dikatakan bahwa proses pembelajaran masih rendah atau kurang hal ini dapat

    dilihat dari aspek penilaian proses pembelajaran pada observasi aktivitas guru

    hanya terdapat 17 dengan persentase 30 %, observasi aktivitas siswa mendapat

    skor 12 dengan persentase 23%, dan penilaian mendapat skor 24 dengan

    persentase 45 sehingga nilai skor rata-rata adalah 19 skor dengan persentase

    36,5%.

    Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata

    pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70).

    Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM dari SDN Tlogo Tuntang yang telah

    ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.

  • 53

    Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN Tlogo sebelum

    pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas

    5 SDN Tlogo semester 2 tahun 2015/2016. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat

    pada tabel 4.5 berikut:

    Tabel 4.5

    Destribusi Frekuensi Nilai IPA Prasiklus

    No Rentang Nilai Frekuensi Presentase

    1 50-56 12 34,3%

    2 57-63 6 18,75%

    3 64-70 5 15,6%

    4 71-77 3 9%

    5 78-83 3 9%

    6 84-90 3 9%

    7 91-100 1 3%

    Jumlah siswa 32 100%

    Nilai rata-rata 59,93

    Nilai tertinggi 91

    Nilai terendah 50

    Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi nilai ulangan mata pelajaran IPA

    dapat dikatakan hasil belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA masih

    rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya siswa yang belum mencapai

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), sebagian besar siswa masih

    memperoleh nilai di bawah KKM 70. Sebanyak 23 siswa dari total keseluruhan 32

    siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 9 siswa yang

    berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 70. Dari tabel tersebut

    diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 50-56 sejumlah 12 siswa

    dengan persentase 34,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 57-63

    sejumlah 6 siswa dengan persentase 18,75% dari jumlah keseluruhan siswa,

    rentang nilai 64-70 sejumlah 5 siswa dengan persentase 15,6% dari jumlah

    keseluruhan siswa, rentang nilai antara 71-77 sejumlah 3 siswa dengan persentase

    9,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 78-83 sejumlah 3 siswa dengan

    persentase 9,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 84-90 sejumlah 2

    siswa dengan persentase 6,25% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 91-

    100 sejumlah 1 siswa dengan persentase 3,1% dari jumlah keseluruhan siswa .

  • 54

    Dari daftar nilai pada kondisi awal (Prasiklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa

    adalah 90 dan nilai terendah 50 untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester II

    dapat dilihat pada lampiran.

    Berdasarkan tabel 4.5 dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut:

    Gambar 4.5

    Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus

    Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil

    perolehan nilai pada prasiklus/sebelum tindakan dapat disajikan dalam bentuk

    tabel 4.6

    Tabel 4.6

    Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus

    No Ketuntasan

    Belajar

    Nilai Jumlah Siswa

    Frekuensi Presentase (%)

    1. Tuntas ≥ 70 9 11%

    2. Belum

    Tuntas

    < 70 23 89%

    Jumlah 32 100%

    Ketuntasan belajar siswa pada prasiklus sebelum tindakan dapat diketahui

    bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM

    ≥ 70) sejumlah 23 siswa atau 89% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang

    sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase

    11% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa

    persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    50-56 57-63 64-70 71-77 78-83 84-90 91-100

    Ban

    yak

    sisw

    a

    Rentang Nilai

    3% 6,25%

    9% 9%

    15,6% 18,75%

    34,3%

  • 55

    dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil. mencapai kentutasan

    minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.6 dapat dilihat pada diagram 4.6

    berikut.

    Gambar 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus

    Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai

    ulangan mata pelajaran IPA semester II siswa kelas 5 SDN Tlogo maka peneliti

    merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan

    model pembelajaran Numbered Head Together, sebagai upaya untuk

    meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas

    yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

    4.1.2. Deskripsi Siklus I

    Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap

    perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada

    siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali

    pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2x35 menit

    4.1.2.1. Tahap Perencanaan

    Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang

    dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan

    tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together

    Tuntas 11%

    Tidak Tuntas 89%

  • 56

    meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menunjang pelaksanaan

    tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi

    yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan

    pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu

    pertemuan pertama, kedua, dan ketiga masing-masing pertemuan berlangsung

    selama 2x35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

    1) Pertemuan Pertama

    Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan Maret.

    Sebelum melakukan pembelajaran penulis membuat Rencana Pelaksanan

    Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran Numbered Head

    Together. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Suwarniati selaku guru kelas

    5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi

    yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan

    tujuan pembelajaran di dalam proses pembelajaran. Guru menentukan standar

    kompetensi (SK) yakni 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

    hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dengan kompetensi dasar

    (KD) 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan

    dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Indikator yang dipakai pada

    pertemuan pertama yakni (1) Mendefinisikan pengertian peristiwa alam yang

    terjadi di Indonesia, (2) Menentukan ciri-ciri dari peristiwa alam yang terjadi, (3)

    Menentukan alat pengukur gempa, cuaca dan iklim. Setelah menentukan SK, KD,

    dan indikator, peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

    Peneliti juga menyiapkan alat peraga yang menunjang proses pembelajaran yaitu

    berupa gambar peristiwa alam, gambar alat pengukur cuaca dan iklim, LKS, dan

    jawaban. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas guru, dan lembar

    observasi aktivitas siswa.

    1) Pertemuan Kedua

    Rencana tindakan pada siklus I pertemuan ke dua merupakan tindak lanjut

    dari pertemuan pertama, indikator yang digunakan pada pertemuan ke dua adalah

    (1) Menentukan peristiwa alam yang dapat dicegah dan yang tidak dapat dicegah,

  • 57

    (2) Menentukan dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan,

    dan lingkungan, (3) Menentukan bentuk upaya mencegah banjir dan tanah

    longsor. Peneliti menyiapkan alat peraga yang menunjang pembelajaran berupa

    gambar macam-macam peristiwa alam, tanah berumput, tanah yang tidak

    berumput, alas untuk menaruh tanah, dan gelas yang berisi air.

    2) Pertemuan Ketiga

    Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut dari

    pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga digunakan sebagai

    tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada

    siklus I. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal pilihan ganda.

    4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi

    Pelaksanaan tindakan dan obsevasi ini merupakan deskripsi dari kegiatan

    pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran serta deskripsi observasi

    kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

    1). Pelaksanaan Tindakan

    a) Pertemuan Pertama

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada

    hari Senin tanggal 28 Maret 2016 pukul 07.00 – 08.15 dan terdiri dari 3 kegiatan

    pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Ibu

    Suwarniati selaku guru kelas 5 SDN Tlogo sebagai observer untuk mengamati

    aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Numbered

    Head Together pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar observasi yang

    telah disediakan oleh peneliti yakni berupa lembar observasi aktivitas guru dan

    lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda centang (√) pada

    kolom skor yang telah disediakan. Langkah – langkah pembelajaran pada

    pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

    a. Kegiatan Awal

    Sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang

    diperlukan selama pembelajaran dan melakukan pengkondisian kelas. Setelah

    semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru membuka pelajaran dengan

  • 58

    mengucapkan salam, kemudian guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa

    dan melakukan absensi. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswanya

    bernyanyi lagu “Tik-Tik Bunyi Hujan” dan dilanjutkan tanya jawab berupa

    pertanyaan yang mengarahkan ke materi yang akan dibahas, kemudian guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran.

    b. Kegiatan Inti

    Pada kegiatan inti, guru menyampaikan informasi mengenai macam –

    macam peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia dengan menggunakan alat

    peraga berupa gambar yakni banjir, tanah longsor, gunung meletus, tsunami,

    angin puting beliung, dan gempa bumi, selain itu guru menyampaikan materi

    mengenai macam-macam alat pengukur cuaca dan iklim dengan menggunakan

    gambar yaitu sismograf, anemometer, barometer, dan penakar hujan.

    Penyampaian informasi atau materi yang dilakukan guru tidak didominasi dengan

    ceramah, tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi

    agar siswa terdorong mengemukakan gagasan yang berkaitan dengan materi.

    Setelah siswa menguasai materi, guru menjelaskan tata cara permainan Numbered

    Head Together. Guru memberikan nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke

    dalam 6 kelompok dengan cara siswa berhitung dari kiri ke kanan 1-5 yang

    masing – masing terdidiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-

    beda. Siswa duduk sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan

    kelompok lain. Guru membagikan LKS, setiap kelompok berdikusi dan bekerja

    sama untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru

    berkeliling untuk mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan

    membantu. Setelah masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan,

    kemudian guru akan memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai

    nomor tersebut akan maju didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi

    kelompok tersebut dan kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang

    jawaban dari kelompok tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan

    tentang materi yang telah dibahas.

    a. Kegiatan Akhir

  • 59

    Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang

    materi yang baru saja dipelajari, Refleksi, tindak lanjut dan penanaman nilai

    moral.

    1) Hasil Observasi

    Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer dibagi menjadi 2 yaitu

    terhadap proses pembelajaran guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT

    dan aktivitas siswa pada kegiatan pembelajaran. Hasil observasi proses

    pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 16 aspek dan

    hasil observasi aktivitas siswa terdiri dari 16 aspek. Masing-masing aspek dalam

    lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang , skor 2

    berarti cukup, skor 3 berarti baik dan skor 4 berarti baik sekali. Setelah itu skor

    akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria

    penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor 0% -60 % berarti kurang

    sekali (E), nilai 61%-70% berarti kurang (D), nilai 71%-80% berarti cukup baik

    (C), nilai 81%- 90% berarti baik (B) dan nilai 91% - 100% berarti baik sekali (A).

    Hasil observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama dijabarkan dalam

    beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 4.7

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pertemuan 1

    Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

    Skor 1 2 3 4

    Mennyiapkan alat dan bahan

    pembelajaran, memeriksa

    kesiapan siswa

    1, 2 8

    Melakukan apersepsi, motivasi

    dan menyampaikan tujuan

    3 4 7

    Menyajikan/ menyampaikan

    materi

    5,7 6 10

    Mengorganisasikan siswa dalam

    kelompok-kelompok belajar

    8,10 9 10

    Membimbing diskusi kelompok

    belajar

    11 2

    Memanggil setiap kelompok

    untuk presentasi

    12,13 6

  • 60

    Memberikan konfirmasi tentang

    kebenaran hasil presentasi

    14 2

    Membuat kesimpulan 15,16 6

    TOTAL 2 9 5 51

    KRITERIA Baik

    Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 9, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 5 item, aspek yang memperoleh skor 2 sebanyak 2 item, dan total skor

    seluruhnya 51. Pada aspek mennyiapkan alat dan bahan pembelajaran, memeriksa

    kesiapan siswa terdiri dari 2 indikator, masing-masing indikator memperoleh skor

    4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan

    menyampaikan tujuan nomor indikator 3 mendapat skor 3 dan indikator 4

    mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7. Pada aspek menyajikan materi nomor

    indikator 5,7 mendapat skor 3, indikator 6 mendapat skor 4 sehingga berjumlah

    10. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator

    8,10 mendapat skor 3 dan indikator 9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 10.

    Aspek membimbing diskusi kelompok belajar indikator 11 mendapat skor 2

    sehingga berjumlah 2. Kemudian pada aspek memanggil setiap kelompok untuk

    presentasi indikator 12,13 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6. Pada aspek

    memberikan konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi indikator 14

    memperoleh skor 2 sehingga berjumlah 2. Selanjutnya pada aspek membuat

    kesimpulan nomor indikator 15 dan 16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.

    Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

    yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

    Tabel 4.8

    Observasi Aktivitas Siswa Sikus I Pertemuan 1

  • 61

    Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla

    h Skor 1 2 3 4

    Kesiapan siswa belajar 1 4

    Memperhatikan penjelasan dari

    guru

    2,3 8

    Berpartisipasi aktif dalam

    pembelajaran

    4,5

    ,6

    7 9

    Respon siswa terhadap

    pembelajaran

    8,9 8

    Mengerjakan tugas dari guru 10 3

    Kerjasama dengan tim 11,12 6

    Siswa dapat memberikan tanggapan

    dari hasil presentasi dari teman

    yang maju

    13,14 6

    Membuat kesimpulan dan refleksi 15,16 6

    TOTAL 3 8 5 50

    KRITERIA Baik

    Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 5 item, aspek yang memperoleh skor 2 sebanyak 3 item dan total skor

    seluruhnya 50. Pada aspek kesiapan siswa belajar nomor indikator 1 mendapat

    skor 4 sehingga berjumlah 4, Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru

    nomor indikator 2,3 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek

    berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 4,5,6 mendapat skor 2,

    indikator 7 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 9, pada aspek respon siswa

    terhadap pembelajaran nomor indikator 8,9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah

    8, aspek mengerjakan tugas dari guru nomor indikator 10 mendapat skor 3,

    kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11, 12 mendapat skor 3

    sehingga berjumlah 6, pada aspek siswa dapat memberikan tanggapan dari hasil

    presentasi dari teman yang maju nomor indikator 13,14 memperoleh skor 3

    sehingga berjumlah 6. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi

    nomor indikator 15,16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.

    b) Pertemuan Kedua

  • 62

    Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ke dua dilaksanakan pada

    hari Rabu tanggal 30 Maret 2016 selama 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu

    2x35 menit yang dimulai pukul 07.00-08.15. Pada pertemuan ini terdiri dari tiga

    kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

    Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan pertama

    mengenai peristiwa alam yang dapat dicegah dan yang tidak dapat dicegah,

    dampak dari peristiwa alam terhadap kehidupan manusia, hewan, dan lingkungan,

    dan bentuk upaya mencegah banjir dan tanah longsor.

    a. Kegiatan Awal

    Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucap

    salam, berdoa bersama, kemudian mengadakan presensi. Setelah itu guru

    memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang materi yang telah

    dipelajari sebelumnya dan motivasi dengan menunjukkan suatu gambar banjir

    yang melanda kota Jakarta. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang

    akan dicapai yaitu mengidentifikasi peristiwa alam (ciri-ciri peristiwa alam,

    banjir, letusan gunung merapi, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran).

    b. Kegiatan Inti

    Pada kegiatan inti, pertama–tama guru menyampaikan informasi

    mengenai peristiwa alam yang dapat dicegah dan peristiwa alam yang tidak dapat

    dicegah, selanjutnya mengenai dampak peristiwa alam terhadap kehidupan

    manusia, hewan, dan lingkungan dan yang terakhir mengenai bentuk upaya yang

    dilakukan untuk mencagah banjir dan tanah longsor. Penyampaian informasi atau

    materi yang dilakukan guru tidak didominasi dengan ceramah, tetapi guru juga

    melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi agar siswa terdorong

    mengemukakan gagasan yang berkaitan materi. Guru menyediakan alat peraga

    berupa gambar mengenai contoh-contoh peristiwa alam. Setelah itu siswa

    menyimpulkan atau mendeskripsikan peristiwa alam beserta cara pencegahannya

    berdasarkan gamabar yang sudah disediakan. Guru melakukan tanya jawab

    dengan siswa menegnai gambar tersebut. Setelah dirasa siswa menguasai materi,

    guru menjelaskan tata cara permainan Numbered Head Together. Guru

    memberikan nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok

  • 63

    dengan cara membagi siswa sesuai deretan tempat duduk yang masing – masing

    terdiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-beda. Siswa duduk

    sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan kelompok lain. setiap

    kelompok berdikusi dan bekerja sama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

    tentang peristiwa alam yang terjadi di indonesia dan guru berkeliling untuk

    mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan membantu. Setelah

    masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan, kemudian guru akan

    memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai nomor tersebut akan maju

    didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dan

    kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang jawaban dari kelompok

    tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

    dibahas.

    c. Kegiatan Akhir

    Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang

    materi yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi dan tindak lanjut, pesan

    moral yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

    2) Hasil Observasi

    Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan

    penerapan pembelajaran NHT pada siklus I pertemuan ke II dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 4.9

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pertemuan 11

    Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

    Skor 1 2 3 4

    Mennyiapkan alat dan bahan

    pembelajaran, memeriksa

    kesiapan siswa

    1, 2 8

    Melakukan apersepsi, motivasi

    dan menyampaikan tujuan

    3 4 7

    Menyajikan/ menyampaikan

    materi

    6,7 5 7

    Mengorganisasikan siswa dalam

    kelompok-kelompok belajar

    8,9 10 10

    Membimbing diskusi kelompok

    belajar

    11 4

  • 64

    Memanggil setiap kelompok

    untuk presentasi

    13 12 5

    Memberikan konfirmasi tentang

    kebenaran hasil presentasi

    14 3

    Membuat kesimpulan 15 16 7

    TOTAL 1 8 7 51

    KRITERIA Baik

    Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 7 item dan total skor seluruhnya 51. Pada aspek mennyiapkan alat dan

    bahan pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa terdiri dari 2 indikator, nomor

    indikator 1,2 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, pada aspek melakukan

    apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3 mendapat skor 3

    dan indikator 4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7, pada aspek menyajikan

    materi nomor indikator 6,7 mendapat skor 3 dan nomor 5 mendapat skor 4

    sehingga berjumlah 7, pada aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok

    belajar nomor indikator 8,9 mendapat skor 3 dan indikator 10 mendapat nilai 4

    sehingga berjumlah 10, aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor

    11 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4. Kemudian pada aspek memanggil

    setiap kelompok untuk presentasi 13 mendapat skor 2 dan indikator nomor 12

    mendapat skor 3 sehingga berjumlah 5, pada aspek memberikan konfirmasi

    tentang kebenaran hasil presentasi indikator 14 mendapat skor 3 sehingga

    berjumlah 3. Selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 15

    mendapat skor 3 dan nomor 16 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 7.

    Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

    yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

    Tabel 4.10

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Sikus I Pertemuan 11

  • 65

    Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla

    h Skor 1 2 3 4

    Kesiapan siswa belajar 1 4

    Memperhatikan penjelasan dari

    guru

    2,3 8

    Berpartisipasi aktif dalam

    pembelajaran

    6 4,5,7 11

    Respon siswa terhadap

    pembelajaran

    8,9 8

    Mengerjakan tugas dari guru 10 3

    Kerjasama dengan tim 11 12,13 8

    Siswa dapat memberikan tanggapan

    dari hasil presentasi dari teman

    yang maju

    14 2

    Membuat kesimpulan dan refleksi 15,16 6

    TOTAL 3 8 5 50

    KRITERIA Baik

    Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 8, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 5 item dan total skor seluruhnya 50, pada aspek kesiapan siswa belajar

    nomor indikator 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4, pada aspek

    memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 2,3 mendapat skor 4

    sehingga berjumlah 8, pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor

    indikator 4,5,7 mendapat skor 3 nomor indikator 6 mendapat skor 2 sehingga

    berjumlah 11, aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 8,9

    mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11, pada aspek mengerjakan tugas dari guru

    nomor 10 mendapat skor 3, kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11

    mendapat skor 2 dan nomor 12, 13, mendapat skor 3 sehingga berjumlah 8, pada

    aspek mengerjakan kuis indikator 14 memperoleh skor 2. Selanjutnya pada aspek

    membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 15,17 mendapat skor 3

    sehingga berjumlah 6.

    a) Pertemuan Ketiga

    Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus 1 yang

    dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 April 2016 pukul 07.00-08.15.

    Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut,

    penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama,

  • 66

    pertemuan ke dua pada siklus I. Evaluasi yang diberikan berupa tes tertulis

    dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20. Kegiatan yang

    dilakukan pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan

    siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran kemudian berdoa bersama menurut

    agama dan kepercayaan masing - masing. Sebelum membagikan soal evaluasi,

    guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya

    kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal

    evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan

    pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing

    siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi

    jalannya tes dari awal sampai akhir, guru menutup kegiatan dengan mengucapkan

    salam penutup.

    4.1.2.3. Hasil Tindakan Siklus I

    Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini berupa hasil dari lembar

    observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur

    keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.

    Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini

    dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran

    NHT pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan I, pertemuan II,

    dan pertemuan III. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan untuk mengukur hasil

    belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM berarti tuntas, dan siswa

    yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum tuntas. Hasil belajar IPA

    siklus I disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:

    Tabel 4.11

    Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I

    No Rentang Nilai Frekuensi Presentase

    1 55-61 9 28,1%

    2 62-68 8 25%

    3 69-75 4 12,5%

    4 76-82 5 15,6%

    5 83-89 3 6,25%

  • 67

    6 90-96 2 9,3%

    7 97-100 1 3,1%

    Jumlah siswa 32 100%

    Nilai rata-rata 68,68

    Nilai tertinggi 97

    Nilai terendah 55

    Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi hasi belajar siswa siklus I yang

    mendapat nilai 55-61 sebanyak 9 siswa dengan persentase 28,1%. Siswa yang

    mendapat nilai 62-68 sebanyak 8 siswa dengan persentase 25%. Siswa yang

    mendapat nilai 69-75 sebanyak 4 siswa dengan persentase 12,5%, Siswa yang

    mendapat nilai 76-82 sebanyak 5 siswa dengan persentase 15,6%, dan Siswa yang

    mendapat nilai 83-89 sebanyak 3 siswa dengan presentase 9,3%, Siswa yang

    mendapat nilai 90-96 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,25%, Siswa yang

    mendapat nilai 97-100 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,1%, Nilai rata-rata

    yang diperoleh dari data hasil belajar siklus I adalah 68,68 dengan nilai tertinggi

    95 dan nilai terendah 55. Untuk lebih memperjelas data mengenai hasil belajar

    siswa siklus I maka dapat dibuat diagram batang seperti berikut ini:

    Gambar 4.12 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

    Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai

    siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 90-96 97-100

    Ban

    yak

    Sisw

    a

    Rentang Nilai

    28,1% 25%

    12,5% 15,6%

    9% 6,25%

    3%

  • 68

    Tabel 4.12

    Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I

    No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

    Frekuensi Presentase (%)

    1. Tuntas ≥ 70 15 18%

    2. Belum Tuntas < 70 17 82%

    Jumlah 32 100%

    Dari tabel 4.12 ketuntasan hasil belajar pada siklus I dapat dijelaskan

    bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang darai KKM < 70 sebanyak 17 atau

    82% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai KKM ≥ 70

    sebanayak 15 siswa dengan persentase 18% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil

    tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang

    diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan

    peneliti sebesar 100%. Ketuntatasan belajar siswa pada tabel 4.12 dapat diihat

    pada diagram berikut:

    Gambar 4.12 Ketuntasan Belajar Siklus I

    4.1.2.4 Refleksi Siklus I

    Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan

    pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan

    dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang

    dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan

    dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai

    dengan indikator kinerja.

    Belum

    Tuntas 82%

    Tuntas

    18%

  • 69

    Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi

    kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 9

    ite, skor 4 sebanyak 5 item dan skor 2 sebanyak 2 item. Pada siklus I pertemuan 2

    memperoleh skor 3 sebanyak 8, skor 4 sebanyak 7 dan skor 2 sebanyak 1 item.

    Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada penyampaian materi

    pembelajaran. Pada aspek ini guru sudah membimbing dalam pembelajaran

    model NHT (6), guru sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik (7),

    guru menyajikan materi dengan menggunakan media pembelajaran (5), guru

    menjelaskan materi pembelajaran secara runtut. Selain itu juga pada aspek

    membimbing diskusi kelompok, pada aspek ini guru sudah membimbing siswa

    melakukan diskusi dan memberi kesempatan siswa untuk berpendapat tentang

    hasil pekerjaan kelompok yang presentasi di depan kelas. Dari hasil observasi

    pada pertemuan 1 yang berjumlah 16 item mencapai persentase 89,5 % dan pada

    pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan 1 yaitu 89,5%.

    Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi

    aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 banyak terdapat skor 3 yaitu sebanyak 8

    item, skor 4 sebanyak 5 item dan skor 2 sebanyak 3. Pada siklus I pertemuan 2

    memperoleh skor 3 sebanyak 8, skor 4 sebanyak 5 item dan skor 2 sebanyak 3

    item. Aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada perhatian siswa terhadap

    penjelasan guru. Pada aspek ini siswa sudah memperhatikan materi yang

    disampaikan guru dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

    dengan baik. Selain itu respon siswa dalam pembelajaran juga sudah baik, siswa

    merasa senang dalam pembelajaran, tidak tegang dan takut. Dari skor penilaian

    hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 mencapai persentase 68,68%

    dan pada pertemuan 2 masih sama dengan pertemuan ppertama yaitu 68,68 %.

    Dari hasil observasi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I

    masih terdapat beberapa kekurangan atau kegiatan pembelajaran yang belum

    maksimal, yaitu sebagai berikut:

    1) Penerapan model pembelajaran NHT oleh kolaborator masih ada beberapa

    aspek belum sesuai dengan rencana pembelajaran yang peneliti susun,

  • 70

    dikarenakan kolaborator belum begitu paham tentang model pembelajaran

    NHT.

    2) Cara guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan masih kurang.

    3) Masih banyak siswa yang merasa malu dalam mengeluarkan pendapat, hanya

    beberapa siswa yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dan memberikan

    tanggapan dari hasil presentasi teman yang maju.

    4) Dalam kegiatan kelompok, belum semua siswa dalam kelompok ikut bekerja.

    Dari berbagai kekurangan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan

    konsultasi dengan guru kelas 5 tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang

    telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian dari kekurangan tersebut

    sebagai berikut :

    1) Peneliti memberikan penjelasan kepada kolaborator tentang langkah-langkah

    pembelajaran NHT.

    2) Guru memberikan bintang untuk memacu aktivitas siswa, sehingga siswa aktif

    bertanya dan menjawab pertanyaan.

    3) Guru memberikan pengarahan agar dalam kegiatan kerja kelompok semua

    siswa ikut berpartisipasi.

    4.1.3 Deskripsi Siklus II

    Pada deskripsi siklus II akan diuraikan mengenai tahap perencanaan,

    pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan, dan refleksi. Kegiatan

    pembelajaran pada siklus II dilaksanakan selama 3 pertemuan.

    4.1.3.1 Tahap Perencanaan

    Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut dan upaya perbaikan

    dari kegiatan pembelajaran siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan

    dalam 3 pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

    1) Pertemuan pertama

    Pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu penulis bersama guru

    menentukan standar kompetensi (SK) yakni 7. Memahami perubahan yang terjadi

    di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, dengan

    kompetensi dasar (KD) 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang

    dapat mengubah permukaan bumi. Indikator yang dipakai pada pertemuan

  • 71

    pertama yakni (1) Mendefinisikan pengertian sumber daya alam yang dapat

    diperbaharui, (2) Menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat

    diperbaharui, (3) Menyebutkan kegiatan manusia yang mengubah permuakaan

    bumi. (4) Menentukan dampak dari masing-masing kegiatan manusia yang dapat

    mengubah permukaan bumi.

    Setelah menentukan SK, KD, dan indikator, peneliti menyusun rencana

    pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan segala sesuatu yang

    menunjang proses pembelajaran yaitu berupa gambar berbagai macam contoh

    sumber daya alam. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi guru, lembar

    observasi aktivitas siswa.

    2) Pertemuan Kedua

    Perencanaan pembelajaran pada pertemuan ke dua merupakan tindak

    lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan dari pertemuan pertama adalah

    pokok bahasan yang akan dipelajari. Pada pertemuan kedua ini pokok bahasan

    yang akan dipelajari ialah : (1) Mendefinisikan pengertian sumber daya alam

    yang dapat diperbaharui, (2) Menyebutkan contoh sumber daya alam yang dapat

    diperbaharui, (3) Menyebutkan kegiatan manusia yang mengubah permuakaan

    bumi, (4) Menentukan dampak dari masing-masing kegiatan manusia yang dapat

    mengubah permukaan bumi. Peneliti menyiapkan alat peraga yang menunjang

    pembelajaran berupa gambar penebangan hutan secara liar, gambar kegiatan

    penambangan, gambar kebakaran hutan, gambar pemukiman penduduk.

    3) Pertemuan Ketiga

    Rencana tindakan pada pertemuan ke tiga merupakan tindak lanjut dari

    pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Pertemuan ke tiga digunakan sebagai

    tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada

    siklus II. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 20 soal pilihan ganda.

    4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Dan Observasi Siklus II

    Pada sub ini mendeskripsikan tentang proses pelaksanaan tindakan

    pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan

    dan hasil tindakan pada pelaksanaan tindakan siklus II.

  • 72

    2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II

    Proses pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali

    pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2 x 35 menit atau 2

    jam pelajaran. Rincian pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:

    1) Pertemuan Pertama

    Pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada

    hari Senin tanggal 04 April 2016 pukul 07.00-08.15 dan terdiri dari kegiatan

    pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Langkah –

    langkah pembelajaran pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

    a) Kegiatan Awal

    Pada kegiatan awal pembelajaran, diawali dengan mengucap salam,

    kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin do’a, setelah itu guru

    melakukan presensi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab

    tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan melakukan tanya jawab

    tentang benda-benda yang ada di ruang kelas dan asal usul bahannya. Kemudian

    guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

    b) Kegiatan Inti

    Pada kegiatan inti, pertama –tama guru menyampaikan informasi mengenai

    pengertian sumber daya alam , macam – macam sumber daya alam, contoh

    masing-masing jenis sumber daya alam, dan penggunaannya. Penyampaian

    informasi atau materi yang dilakukan guru tidak didominasi dengan ceramah,

    tetapi guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa seputar materi agar siswa

    terdorong mengemukakan gagasan yang berkaitan materi. Guru melakukan tanya

    jawab mengenai gambar-gambar tentang sumber daya alam yang tidak dapat

    diperbaharui serta penggunaannya. Guru menunjuk salah masing-masing siswa

    untuk menyebutkan contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui

    selain yang sudah dijelaskan. Setelah guru melakukan tanya jawab kemudian guru

    bersama siswa menyimpulkan tentang pengertian sumber daya alam serta

    contohnya berserta penggunaannya. Setelah dirasa siswa menguasai materi, guru

    menjelaskan tata cara dalam berdiskusi kelompok Numbered Head Together.

    Guru memberikan nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke dalam 6

  • 73

    kelompok dengan cara berhitung dari kanan ke kiri yang masing – masing

    terdidiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-beda. Siswa duduk

    sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan kelompok lain. Guru

    membagikan LKS, setiap kelompok berdikusi dan bekerja sama untuk menjawab

    pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru berkeliling untuk

    mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan membantu. Setelah

    masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan, kemudian guru akan

    memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai nomor tersebut akan maju

    didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dan

    kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang jawaban dari kelompok

    tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

    dibahas.

    c) Kegiatan Akhir

    Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa membuat rangkuman tentang materi

    yang baru saja dipelajari. Dilanjutkan refleksi, tindak lanjut, dan penanaman nilai

    moral yang berhubung dengan materi. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

    salam.

    2) Hasil Observasi

    Hasil observasi kinerja guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan

    dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.13

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus II Pertemuan 1

    Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

    Skor 1 2 3 4

    Mennyiapkan alat dan bahan

    pembelajaran, memeriksa

    kesiapan siswa

    1, 2 8

    Melakukan apersepsi, motivasi

    dan menyampaikan tujuan

    3,4 8

    Menyajikan/ menyampaikan

    materi

    7 5,6 11

    Mengorganisasikan siswa dalam

    kelompok-kelompok belajar

    8,9,10 12

    Membimbing diskusi kelompok

    belajar

    11 3

  • 74

    Memanggil setiap kelompok

    untuk presentasi

    13 12 7

    Memberikan konfirmasi tentang

    kebenaran hasil presentasi

    14 4

    Membuat kesimpulan 16 15 7

    TOTAL 4 12 60

    KRITERIA Sangat

    Baik

    Berdasarkan tabel 4.13 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 4, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 12 item dan total skor seluruhnya 60, pada aspek Mennyiapkan alat dan

    bahan pembelajaran, memeriksa kesiapan siswa terdiri dari 2 indikator, seluruh

    aspek memperoleh skor 4 sehingga berjumlah 8. Pada aspek melakukan apersepsi,

    motivasi dan menyampaikan tujuan nomor indikator 3,4 mendapat skor 4

    sehingga berjumlah 8, pada aspek menyajikan materi nomor indikator 5,6

    mendapat skor 4 dan indikator 7 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 11, pada

    aspek mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 8,9,10

    mendapat skor 4 sehingga berjumlah 12, aspek membimbing diskusi kelompok

    belajar pada nomor 11 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 3, kemudian pada

    aspek memanggil setiap kelompok untuk presentasi indikator 12 mendapat skor 4

    dan indikator 13 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7, pada aspek memberikan

    konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi nomor 14 mendapat skor 4 sehingga

    berjumlah 4 dan pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 15 mendapat

    skor 3 dan indikator 16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 7.

    Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

    yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

    Tabel 4.14

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

    Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla

    h Skor 1 2 3 4

    Kesiapan siswa belajar 1 4

    Memperhatikan penjelasan dari

    guru

    2,3 8

    Berpartisipasi aktif dalam

    pembelajaran

    4,5,6,7 12

    Respon siswa terhadap 8,9 8

  • 75

    pembelajaran

    Mengerjakan tugas dari guru 10 3

    Kerjasama dengan tim 11 12,13 11

    Siswa dapat memberikan tanggapan

    dari hasil presentasi dari teman

    yang maju

    14 3

    Membuat kesimpulan dan refleksi 15,16 6

    TOTAL 9 7 53

    KRITERIA Sangat

    Baik

    Berdasarkan tabel 4.14 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

    aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 9, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 7 item dan total skor seluruhnya 53, pada aspek kesiapan siswa belajar

    nomor indikator 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4 pada aspek

    memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 2,3 mendapat skor 4

    sehingga berjumlahm 8 pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor

    indikator 4,5,6,7 mendapat skor 3 sehingga berjumalah 12, pada aspek respon

    siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 8,9 mendapat skor 4 sehingga

    berjumlah 8, aspek mengerjakan tugas dari guru nomor 10 mendapat skor 3,

    kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11 mendapat skor 3 dan

    nomor 12,13 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 11, pada aspek siswa dapat

    memberikan tanggapan dari hasil presentasi dari teman yang maju memperoleh

    indikator 14 mendapat skor 3, selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan dan

    refleksi nomor indikator 15,16 mendapat skor 3 sehingga berjumlah 6.

    2) Pertemuan Kedua

    Pelaksanaan tindakan dan observasi pada pertemuan ke dua siklus 2

    dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 April 20156 pukul 07.00-08.15 yang

    terdiri dari kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

    akhir. Peneliti meminta bantuan observer yaitu kepala sekolah untuk mengamati

    aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menerapkan pembelajaran Numbered

    Head Together pada mata pelajaran IPA. Observer mengisi lembar obsevasi yang

    telah disediakan oleh peneliti yakni berupa lembar observasi aktivitas guru dan

    lembar observasi aktivitas siswa dengan cara memberikan tanda centang (√) pada

  • 76

    kolom skor yang telah disediakan. Selain mengisi lembar observasi aktivitas guru

    dan aktivitas siswa. Langkah – langkah pembelajaran pada siklus II pertemuan ke

    dua adalah sebagai berikut:

    a) Kegiatan Awal

    Pada kegiatan awal, sebelum memulai pelajaran guru melakukan

    pengkondisian kelas agar siswa siap mengikuti pembelajaran. Lalu guru langsung

    melakukan salam, berdoa dan kemudian absensi. Guru melakukan apersepsi

    dengan bernyanyi “siapa yang mau belajar”. Kemudian guru menyampaikan

    tujuan pembelajaran.

    b) Kegiatan Inti

    Pada kegiatan inti, pertama - tama guru menyampaikan informasi mengenai

    contoh kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dan dampaknya

    dengan menggunakan gambar. Penyampaian informasi atau materi yang

    dilakukan guru tidak didominasi dengan ceramah, tetapi guru juga melakukan

    tanya jawab dengan siswa seputar materi agar siswa terdorong mengemukakan

    gagasan yang berkaitan materi. Setelah dirasa siswa menguasai materi, guru

    menjelaskan tata cara permainan Numbered Head Together. Guru memberikan

    nomor kepada siswa, guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang masing –

    masing terdidiri atas 4-5 siswa dengan nama kelompok yang berbeda-beda. Siswa

    duduk sesuai kelompoknya dan saling berhadap-hadapan dengan kelompok lain.

    Guru membagikan LKS, setiap kelompok berdikusi dan bekerja sama untuk

    menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru dan guru berkeliling

    untuk mengecek apakah ada yang berkesulitan dan guru akan membantu. Setelah

    masing – masing kelompok menjawab semua pertanyaan, kemudian guru akan

    memanggil salah satu nomor dan siswa yang memakai nomor tersebut akan maju

    didepan kelas dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut dan

    kelompok yang lain akan memberikan tanggapan tentang jawaban dari kelompok

    tersebut. Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah

    dibahas.

    c) Kegiatan Akhir

  • 77

    Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan siswa merefleksi tentang

    pembelajaran yang telah dilakukan dan mengingatkan siswa bahwa pertemuan

    berikutnya akan diadakan tes evaluasi. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

    salam.

    2) Hasil Observasi

    Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijabarkan

    dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.15

    Hasil Observasi Aktivitas Guru Sikus II Pertemuan 2

    Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah

    Skor 1 2 3 4

    Mennyiapkan alat dan bahan

    pembelajaran, memeriksa

    kesiapan siswa

    1, 2 8

    Melakukan apersepsi, motivasi

    dan menyampaikan tujuan

    3,4 8

    Menyajikan/ menyampaikan

    materi

    6 5,7 11

    Mengorganisasikan siswa dalam

    kelompok-kelompok belajar

    8,9,10 12

    Membimbing diskusi kelompok

    belajar

    11 3

    Memanggil setiap kelompok

    untuk presentasi

    12,13 8

    Memberikan konfirmasi tentang

    kebenaran hasil presentasi

    14 4

    Membuat kesimpulan 15,16 8

    TOTAL 2 14 62

    KRITERIA Sangat

    Baik

    Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi kegiatan guru dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 2, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 14 item dan total skor seluruhnya 62, pada aspek mengecek kesiapan

    pembelajaran terdiri dari 2 indikator, seluruh aspek memperoleh skor 4 sehingga

    berjumlah 8, pada aspek melakukan apersepsi, motivasi dan menyampaikan

    tujuan nomor indikator 3,4 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, pada aspek

    menyajikan materi nomor indikator 5,7 mendapat skor 4 dan indikator 6 mendapat

    skor 3 sehingga berjumlah 11, pada aspek mengorganisasikan siswa dalam

  • 78

    kelompok belajar nomor indikator 8,9,10 mendapat nilai 4 sehingga berjumlah 12,

    aspek membimbing diskusi kelompok belajar pada nomor 11 mendapat skor 3

    sehingga berjumlah 3, kemudian pada aspek memanggil setiap kelompok untuk

    presentasi nomor 12,13 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, pada aspek

    memberikan konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi indikator 14 mendapat

    skor 4 sehingga berjumlah 4, selanjutnya pada aspek membuat kesimpulan nomor

    indikator 15,16 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8.

    Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi

    yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat dari tabel berikut:

    Tabel 4.16

    Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

    Aspek Yang Diamati Skor Penilaian Jumla

    h Skor 1 2 3 4

    Kesiapan siswa belajar 1 4

    Memperhatikan penjelasan dari

    guru

    2,3 8

    Berpartisipasi aktif dalam

    pembelajaran

    5,6 4,7 14

    Respon siswa terhadap

    pembelajaran

    8,9 8

    Mengerjakan tugas dari guru 10 4

    Kerjasama dengan tim 11,12

    ,13

    12

    Siswa dapat memberikan

    tanggapan dari hasil presentasi

    dari teman yang maju

    14 3

    Membuat kesimpulan dan

    refleksi

    15,16 8

    TOTAL 3 13 61

    KRITERIA Sangat

    Baik

    Berdasarkan tabel 4.16 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek

    yang memperoleh skor 3 sebanyak 3, dan aspek yang memperoleh skor 4

    sebanyak 13 item dan total skor seluruhnya 61, pada aspek kesiapan siswa belajar

    nomor indikator 1 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 4, pada aspek

    memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 3,4 mendapat skor 4

    sehingga berjumlah 8, pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor

    indikator 4,7 mendapat skor 4 dan indikator 5,6 mendapat skor 3 sehingga

  • 79

    berjumlah 14, pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator

    8,9 mendapat skor 4 sehingga berjumlah 8, aspek nomor 10 mendapat skor 4,

    kemudian pada aspek kerjasama dengan tim nomor 11,12,13 mendapat skor 4

    sehingga berjumlah 12, pada aspek siswa dapat memberikan tanggapan dari hasil

    presentasi dari teman yang maju indikator 14 memperoleh skor 3, selanjutnya

    pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 15,16 mendapat

    skor 4 sehingga berjumlah 8.

    3) Pertemuan Ketiga

    Pertemuan ke tiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus 1 yang

    dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 09 April 2016 pukul 07.00-08.15.

    Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ke tiga sebagai tindak lanjut,

    penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan pertama,

    pertemuan ke dua dan ketiga pada siklus II. Evaluasi yang diberikan berupa tes

    tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah soal 20. Kegiatan yang

    dilakukan pada pertemuan ke tiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan

    siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran kemudian berdoa bersama menurut

    agama dan kepercayaan masing - masing. Sebelum membagikan soal evaluasi,

    guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya

    kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal

    evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan

    pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing

    siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi

    jalannya dari awal sampai akhir, guru menutup kegiatan dengan mengucapkan

    salam penutup.

    4.1.3.3 Hasil Tindakan Siklus II

    Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II ini berupa hasil dari lembar

    observasi dan hasil tes evaluasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengukur

    keberhasilan penerapan model pembelajaran NHT dalam kegiatan pembelajaran.

    Lembar observasi ini ditujukan untuk siswa dan guru. Penilaian observasi ini

    dilakukan oleh observer dan peneliti. Hasil tindakan proses model pembelajaran

    NHT pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan, yaitu pertemuan pertama,

  • 80

    pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga. Sedangkan hasil tes evaluasi digunakan

    untuk mengukur hasil belajar siswa. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM

    berarti tuntas, dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM maka berarti belum

    tuntas.

    Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi mengenai hasil belajar siswa

    kelas 5 siklus II:

    Tabel 4.17

    Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II

    No Rentang Nilai Frekuensi Presentase (%)

    1 70-76 9 28,1%

    2 77-83 8 25%

    3 84-90 6 18,7%

    4 90-97 5 15,6%

    5 98-100 4 12,5%

    Jumlah siswa 32 100%

    Nilai rata-rata 82,59

    Nilai tertinggi 100

    Nilai terendah 75

    Berdasarkan tabel 4.17 distribusi frekuensi nilai IPA, dapat dikatakan

    bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari hasil belajar

    siklus I, siswa yang mendapat nilai 70-76 sebanyak 9 siswa dengan persentase

    28,1%, siswa yang mendapat nilai 77-83 sebanyak 8 siswa dengan persentase

    25%, siswa yang mendapat nilai 84-90 sebanyak 6 siswa dengan persentase

    18,7%, siswa yang mendapat nilai 91-97 sebanyak 5 siswa dengan persentase

    15,6%, dan siswa yang mendapat nilai 98-100 sebanyak 4 siswa dengan

    presentase 12,5%. Nilai rata-rata yang diperoleh dari data hasil belajar siklus II

    adalahm 82,59 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75. Untuk lebih

    memperjelas data mengenai hasil belajar siswa siklus II maka dapat dibuat

    diagram batang seperti berikut ini:

  • 81

    Gambar 4.17 Destribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

    Berdasarkan KKM ≥ 70 data hasil perolehan siklus II dapat disajikan

    dalam bentuk tabel 4.18 berikut:

    Tabel 4.18

    Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

    No Ketuntasan

    Belajar

    Nilai Jumlah Siswa

    Frekuensi Presentase (%)

    1. Tuntas ≥ 70 32 100%

    2. Belum Tuntas < 70 0 0%

    Jumlah 32 100%

    Berdasarkan tabel 4.18 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA siswa

    kelas 5 pada mata pelajaran IPA siklus II yang telah mencapi KKM sebanyak 32

    siswa dengan persentase 100% dan tidak ada siswa yang nilainya berada di bawah

    KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Tlogo siklus II dapat

    digambarkan dengan diagram lingkaran seperti berikut ini.

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    70-76 77-83 84-90 91-97 98-100

    Ban

    yak

    Sisw

    a

    Rentang Nilai

    12,5% 15,6%

    18,7%

    25% 28,1%

  • 82

    Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

    Gambar 4.19 mengenai persentase ketuntasan hasil belajar IPA siklus II

    dengan penerapan pembelajaran Numbered Head Together terlihat bahwa hasil

    belajar IPA siswa 100% mencapai KKM. Hasil belajar IPA dengan penerapan

    pembelajaran Numbered Head Together pada siklus II mengalami peningkatan

    dari hasil belajar IPA yang diperoleh pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa

    hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo sudah mencapai indikator kinerja

    yang telah ditetapkan peneliti yakni minimal 100% siswa mencapai KKM.

    4.1.3.4 Refleksi Siklus II

    Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama tiga kali pertemuan

    maka peneliti melakukan refleksi terhadap semua kegiatan pembelajaran yang

    telah dilaksanakan. Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan

    pembelajaran Numbered Head Together dengan baik. Proses pembelajaran

    dengan menerapkan pembelajaran Numbered Head Together dapat membuat

    siswa benar-benar aktif. Peningkatan aktivitas siswa terlihat selama proses

    pembelajaran, tidak hanya siswa yang aktif saja yang memberikan pendapatnya.

    Dari hasil evaluasi ketuntasan belajar IPA yang diperoleh siswa pada siklus II

    dengan KKM ≥ 70 dari 32 siswa, semua siswa sudah tuntas dengan persentase

    100% dan rata-rata 82,59%. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA siswa

    sudah mencapai indikator kinerja yang sudah ditetapkan penulis yaitu minimal

    100% siswa mencapai KKM.

    100%

    0%

    Ketuntasan Hasil Belajar

    Tuntas Tidak Tuntas

  • 83

    Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pelaksanaan observer

    aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama perolehan jumlah skor 3 sebanyak

    12, skor 4 sebanyak 48 item sehingga jumlah keseluhan skor yang diperoleh 60.

    Pada siklus II pertemuan kedua perolehan jumlah skor 3 sebanyak 6, skor 4

    sebanyak 56 item sehingga jumlah keseluhan skor yang diperoleh 62. Pada

    pelaksanaan siklus II ini seluruh indikator dari semua aspek mengalami

    peningkatan dari aspek mennyiapkan alat dan bahan pembelajaran, melakukan

    apersepsi, motivasi dan menyampaikan tujuan, menyajikan/menyampaikan

    materi, mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar,

    membimbing diskusi kelompok belajar, memanggil setiap kelompok untuk

    presentasi, memberikan konfirmasi tentang kebenaran hasil presentasi, dan

    membuat kesimpulan. Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan

    perolehan total indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 16 item yaitu mencapai

    60 skor dengan persentase 90,5% dan hasil aktivitas guru pada pertemuan kedua

    dengan perolehan total indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 16 item yaitu

    mencapai 62 skor memperoleh persentase 96,87%.

    4.2 Analisis Komporatif

    Pada sub judul hasil analisis data ini, akan menguraikan tentang perbandingan

    proses pembelajaran dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Tlogo pada

    prasiklus, siklus I dan siklus II.

    1) Proses Pembelajaran

    Perbandingan proses pembelajaran pada prasiklus, siklus I dan siklus II

    tentang hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada prasiklus, pelaksanaan

    tindakan siklus I dan siklus II. Pada prasiklus jumlah skor aktivitas guru yang

    diperoleh 17 dengan presentase 30% kemudian setelah menerapakan model

    pembelajaran Numbered Head Together sestelah pelaksanaan tindakan siklus I

    rata-rata skor aktivitas guru mencapai 50 dengan presentase 60,8%. Pada siklus II

    rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningakatan menjadi 61 dengan

    persentase 82,5%. Seiring dengan peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor siswa

    juga mengalami peningkatan, pada prasiklus jumlah skor aktivitas siswa 12

  • 84

    dengan presentase 32,5%, siklus I rata-rata skor aktivitas siswa mencapai 49

    dengan presentase 69%, dan pada siklus II rata-rata skor aktivitas siswa

    meningakat menjadi 51 dengan persentase 75%.

    2) Hasil Belajar IPA

    Pada kondisi awal atau prasiklus, hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri

    Tlogo, masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM ≥70). Hanya ada 9 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM

    atau dengan persentase 11% dan 23 siswa dengan persentase 89% belum

    mencapai KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada prasiklus adalah

    59,93% dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Setelah diterapkannya

    pembelajaran Numbered Head Together pada mata pelajaran IPA, hasil belajar

    IPA mengalami peningkatan, pada siklus I ada 15 siswa dengan persentase 18%

    yang mencapai KKM dan 17 siswa dengan persentase 82% belum mencapai

    KKM. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus I meningkat menjadi

    68,68% dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 55. Pada siklus II hasil belajar

    mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM ada 32 siswa dengan

    persentase 100% dan tidak ada siswa yang tidak mencapai KKM. Rata-rata hasil

    belajar yang diperoleh pada siklus II adalah 82,59% dengan nilai tertinggi 100 dan

    nilai terendah 75. Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada kondisi awal

    atau prasiklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.19.

    Tabel 4.20

    Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

    Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

    Ketego

    ri

    Nil

    ai

    Prasikluls Siklus I Siklus II

    Jumlah

    siswa

    Persentas

    e (%)

    Jumlah

    siswa

    Persentas

    e (%)

    Jumla

    h

    siswa

    Present

    ase

    (%)

    Tidak

    tuntas

    70

    23 89% 15 18% 0% 0%

    Tuntas ≥

    70

    9 11% 17 82% 32 100%

    Jumlah 32 100% 32 100% 32 100%

    Rata-rata 59,93 68,68 82,59%

    Nilai

    tertinggi

    90 95 100

    Nilai 50 55 75

  • 85

    terendah

    Berdasarkan tabel 4.16 mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA

    prasiklus, siklus I, dan siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM mengalami

    peningkatan. Sebelum dikenai tindakan hanya ada 9 siswa yang mencapai KKM

    dengan persentase 11%. Setelah dikenai tindakan pada siklus I, jumlah siswa yang

    mencapai KKM mengalami peningkatan menjadi 17 siswa dengan persentase

    82%, dan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 32

    siswa dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan

    persentase ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus I, dan siklus II, maka

    dapat dilihat pada gambar 4.17

    Gambar 4.21

    Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar IPA

    Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

    Perolehan rata-rata hasil belajar tiap siklus juga mengalami peningkatan.

    Pada prasiklus, perolehan rata-rata hasil belajar adalah 59,93 setelah dilaksanakan

    siklus I rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 68,68. Setelah dilaksanakan

    siklus II rata-rata hasil belajar meningkat lagi menjadi 82,59. Berikut disajikan

    gambar mengenai perbandingan rata-rata hasil belajar IPA prasiklus, siklus I, dan

    siklus II.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Pre

    sen

    tase

    jum

    lah

    sis

    wa

    Siklus I Prasiklus Siklus II

    25%

    82%

    100%

  • 86

    Gambar 4.18

    Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Prasiklus,

    Siklus I, dan Siklus II

    4.2 Pembahasan

    Berdasarkan hasil obsevasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5

    SD Negeri Tlogo dan hasil analisis data, diketahui bahwa sebelum tindakan

    dilaksanakan, pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih cenderung

    menggunakan cara lama yaitu ceramah dengan memberikan materi dan soal yang

    ada pada buku tanpa membuat siswa tindak menemukan sendiri pengetahuan itu.

    Penelitian pada prasiklus sebelum diterapkannya suatu model pembelajaran

    Numbered Head Together sampai setelah diterapkannya model pembelajaran

    NHT pada siklus I dan Siklus II dapat disimpukan bahwa melalui penerapan

    model pembelajaran Numbered Head Together dalam pembelajaran IPA maka

    proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 semester II SD Negeri Tlogo tahun

    pelajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan. Pada prasiklus sebelum diterapkannya

    pembelajaran NHT perolehan hasil belajar sebelum tindakan, siswa yang

    mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM≥70) hanya ada 9 siswa atau dengan

    persentase 11%. Rata-rata yang diperoleh dari hasil belajar sebelum tindakan

    adalah 59,93. Kemudian setelah dilakukan pembelajaran siklus I, jumlah siswa

    yang mencapai KKM meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 82%. Rata-

    rata yang diperoleh dari hasil belajar siklus I adalah sebesar 68;68. Pada

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    1 2 3

    Jum

    lah

    rat

    a-r

    ata

    nila

    i

    Rata-rata

    Prasiklus Siklus I Siklus II

  • 87

    pembelajaran siklus II, jumlah siswa yang mencapai KKM adalah sebesar 32

    siswa dengan persentase 100%. Rata- rata yang diperoleh dari hasil belajar pada

    siklus II adalah sebesar 82,59. Penelitian yang dilakukan pada siklus II seluruhnya

    sudah mencapai indikator kinerja. Indikator kinerja dari hasil belajar, peneliti

    menetapkan bahwa penerapan dengan pembelajaran Numbered Head Together

    dikatakan berhasil jika minimal 100% siswa mencapai KKM. Hasil belajar pada

    siklus I sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti, yakni

    minimal 70% siswa sudah mencapai KKM, sedangkan pada siklus II hasil belajar

    siswa sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan oleh peneliti yakni minimal

    100% siswa sudah mencapai KKM.

    Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

    Johnson (dalam Anita Lie, 2002:7) bahwa suasana belajar cooperative learning

    menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan

    penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh

    persaingan dan memisah-misahkan siswa. Dengan suasana kelas yang dibangun

    sedemikian rupa, maka siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu

    sama lain sehingga terbentuk hubungan yang positif dan menambah semangat

    siswa dalam belajar. Suasana seperti ini akan memperlancar pembentukan

    pengetahuan secara aktif sehingga hasil belajar akan meningkat. Pembelajaran

    NHT merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif. Dengan

    pembelajaran Numbered Head Together, siswa lebih aktif untuk mengembangkan

    kemampuan berpikirnya. Disamping itu, NHT juga memberikan kesempatan

    kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berinteraksi

    dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas. Keunggulan pembelajaran

    Numbered Head Together menurut Anita Lie (2002:55) adalah Pembelajaran

    kooperatif tipe kepala bernomor merupakan pembelajaran yang dilaksanakan

    secara kelompok, sehingga siswa diberikan kesempatan untuk saling memberikan

    ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat untuk menyelesaikan

    proses pembelajaran. Pembelajaran NHT memiliki kelebihan (Miftahul Huda,

    2013:253) antara lain: 1) dapat menumbuhkan kedisiplinan, minat, kerjasama,

    keaktifan dan tanggung jawab; 2) Setiap siswa menjadi siap semua; 3) Dapat

  • 88

    melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; 4) Siswa yang pandai dapat

    mengajari siswa yang kurang pandai; dan 5) Tidak ada siswa yang mendominasi

    dalam kelompok.

    Menurut pendapat para ahli di atas mengenai kelebihan model

    pembelajaran Numbered Head Together maka dapat disimpulkan bahwa

    kelebihan model pembelajaran NHT yaitu menciptakan suasana belajar yang

    positif yaitu terbentuknya interaksi satu sama lain sehingga secara tidak langsung

    siswa akan merasa nyaman tanpa adanya persaingan siswa satu dengan siswa

    yang lain. Selain itu menambah semangat dan antusias siswa dalam belajar,

    ketertarikan dalam menerima suatu materi yang akan diajarkan dan akan

    mempermudah siswa dalam menerima suatu pengetahuan sehingga dapat

    memberikan dampak yang positif bagi peningkatan hasil belajar siswa.

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suratman

    (2012) dalam skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA

    melalui Pendekatan Numbered Head Together pada Siswa Kelas V SDN Timbang

    01 Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitiannya menunjukkan

    bahwa penerapan model Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas V. Terbukti pada hasil belajar siklus I persentase ketuntasan

    hasil belajar siswa 82% dengan 17 siswa yang mengalami tuntas belajar dan 15

    siswa atau 18% siswa yang belum tuntas. Pada siklus II ketuntasan hasil belajar

    siswa meningkat menjadi 100% atau 32 siswa sudah tuntas.

    Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuni Ria

    (2012) dalam skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

    IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

    Together Siswa Kelas V SD Negeri 1 Colo Kecamatan Dawe Kabupaten

    Kudus Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

    tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

    siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa dari

    prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada saat prasiklus terdapat 9 siswa yang

    tuntas dalam KKM atau sebesar 11% dan yang belum tuntas terdapat 23

  • 89

    siswa atau sebesar 89%. Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dalam

    KKM atau sebesar 18%, dan yang belum tuntas terdapat 17 siswa atau

    sebesar 82%, sedangkan pada siklus II terdapat 32 siswa yang tuntas

    dalam KKM atau sebesar 100%, dan yang belum tuntas dalam belajar

    terdapat 0 siswa atau sebesar 0 %. Dari analisis data tersebut dapat

    disimpulkan bahwa penerapan model NHT dapat meningkatkan proses dan

    hasil belajar IPA siswa kelas 5.