BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

26
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. SD Negeri Wonoyoso berdiri pada tahun 1976 dan 1999. SD Negeri Wonoyoso ini letaknya sangat strategis yaitu dekat dengan jalan desa sehingga mudah dijangkau baik siswa, guru maupun dinas-dinas terkait. Jumlah siswa yang terdapat di SD Negeri Wonoyoso mulai dari kelas I sampai kelas VI yaitu 413 siswa dengan kelas paralel dua kelas kecuali kelas I yaitu 3 kelas, mayoritas agama yang dianut siswa adalah Muslim dan hanya terdapat seorang siswa yang beragama Kristen. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Wonoyoso sebanyak 11 guru PNS dan 5 GTT, seorang kepala sekolah, seorang petugas TU, seorang petugas perpustakaan dan seorang penjaga sekolah. 4.1.2 Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Gaya kelas IV A Sekolah Dasar Wonoyoso dengan jumlah 33 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan dengan posisi duduk 1 meja untuk 2 orang siswa dengan ruang kelas cukup luas dan terang sehingga siswa dapat belajar dengan tenang dan nyaman. Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih Sekolah Dasar Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dalam pembelajaran di kelas IV A khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu karena guru kurang mamiliki variasi dalam memberikan model pembelajaran khususnya belajar dalam bentuk kelompok. Oleh karena itu, peneliti memilih kelas IV A

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Sekolah

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah

Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang. SD Negeri Wonoyoso berdiri pada tahun 1976 dan 1999. SD

Negeri Wonoyoso ini letaknya sangat strategis yaitu dekat dengan jalan

desa sehingga mudah dijangkau baik siswa, guru maupun dinas-dinas

terkait. Jumlah siswa yang terdapat di SD Negeri Wonoyoso mulai dari

kelas I sampai kelas VI yaitu 413 siswa dengan kelas paralel dua kelas

kecuali kelas I yaitu 3 kelas, mayoritas agama yang dianut siswa adalah

Muslim dan hanya terdapat seorang siswa yang beragama Kristen.

Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Wonoyoso sebanyak 11 guru

PNS dan 5 GTT, seorang kepala sekolah, seorang petugas TU, seorang

petugas perpustakaan dan seorang penjaga sekolah.

4.1.2 Gambaran Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam materi Gaya kelas IV A Sekolah Dasar Wonoyoso dengan

jumlah 33 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 22 siswa

perempuan dengan posisi duduk 1 meja untuk 2 orang siswa dengan

ruang kelas cukup luas dan terang sehingga siswa dapat belajar dengan

tenang dan nyaman.

Adapun alasan yang menjadikan pertimbangan peneliti memilih

Sekolah Dasar Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Semarang dalam pembelajaran di kelas IV A khususnya pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, yaitu karena guru kurang mamiliki

variasi dalam memberikan model pembelajaran khususnya belajar

dalam bentuk kelompok. Oleh karena itu, peneliti memilih kelas IV A

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

39

SD Negeri Wonoyoso sebagai subyek peneliti untuk mengetahui

seberapa jauh peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

4.1.3 Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal)

Kondisi awal di SDN Wonoyoso khususnya kelas IV A pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebelum diadakan tindakan,

menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung hanya

berpusat pada guru (teacher center) sementara siswa hanya sebagai

pendengar saja. Akibatnya siswa kurang antusias dalam mengikuti

kegiatan belajar di kelas. Kondisi pembelajaran yang berpusat pada

guru seperti ini membuat siswa pasif terhadap pembelajaran karena

siswa hanya dapat menerima materi saja tanpa memiliki kemampuan

untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa

kesulitan mengembangkan potensinya dan berdampak pada hasil

belajar siswa.

Berdasarkan pengamatan dan hasil observasi di kelas IV A SDN

Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, nampak

bahwa 51,5% atau 17 siswa dari 33 siswa tidak bertanya jawab ketika

diberi kesempatan bertanya, 30,3 % atau 9 dari 33 siswa bercanda

tanpa arah saat proses pembelajaran dan 18,2% atau 7 dari 33 siswa

nampak lesu saat mengikuti pembelajaran. Selain keaktifan siswa

dalam kelas nampak bahwa hasil belajar siswa rendah, dari hasil

evaluasi proses pembelajaran tersebut diperoleh data sebagai berikut,

yaitu dari 33 siswa hanya 51,5% yaitu 17 siswa yang mendapat nilai di

atas KKM yang ditentukan, sedangkan 48,5% dari 16 siswa lainnya

mendapat nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 75.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

40

Diagram 4.1

Keaktifan siswa pada Pra Siklus

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan hasil belajar pada Pra Siklus

NO STANDAR KETUNTASAN JUMLAH

SISWA PERSENTASE

1 ≥ 75 Tuntas 17 51,5 %

2 < 75 Tidak Tuntas 16 48,5 %

JUMLAH 33 100 %

Dari Tabel 4.2 nampak bahwa siswa yang tuntas dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV A SD N Wonoyoso

Kecamatan Pringapus yang berjumlah 33 siswa sebanyak 17 siswa atau

51,5 % tuntas sedangkan 16 siswa atau 48,5% siswa tidak tuntas.

Berdasarkan pada Tabel 4.2 dapat digambarkan diagram batang 4.3

sebagai berikut :

51.5 %30.3 %

18.2 % Tidak Bertanya Jawab

Bercanda

Lesu

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

41

Diagram 4.3 Ketuntasan hasil belajar pada Pra Siklus

Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan

adalah sebanyak 17 siswa atau 51,5 % belum tuntas dan 16 siswa atau 48,5 %

tuntas dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Wonoyoso.

Rendahnya hasil belajar IPA dipengaruhi oleh guru dalam menyampaikan materi

pelajaran masih menggunakan metode konvensional dan pemberian tugas tanpa

adanya interaksi yang membuat siswa kurang aktif selama proses belajar di kelas

sehingga siswa merasa bosan dan hasil belajar IPA juga tidak optimal. Selain itu,

siswa juga lebih cenderung berbicara dan bercanda dengan teman satu bangku

sehingga siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi yang

diajarkan. Dengan kondisi seperti pada diagram diatas, dengan ketuntasan belajar

yang hanya 51,5% peneliti merancang Penelitian Tindakan Kelas sesuai rencana

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan penelitian

menggunakan model TGT (Teams Games Tournaments) yang akan diterapkan

dalam dua Siklus, Siklus pertama 2x pertemuan dan Siklus kedua 3x pertemuan.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

≥ 75 <75

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

42

4.1.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

a) Perencanaan

Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) materi

“Memahami gaya (tarikan dan dorongan) dapat mengubah gerak suatu benda”.

Perangkat pembelajaran juga dipersiapkan, lembar kerja siswa, lembar

evaluasi Siklus I, rubrik penelitian dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Untuk memperlancar pelaksanaan pembelajaran siswa dibagi menjadi

6 kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Saat proses pembelajaran berlangsung,

observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan mengisi lembar

observasi.

b) Tindakan dan Observasi

1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 Maret 2014 beberapa

kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Senin, 17 Maret 2014 pukul

07.00 WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan,

siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5-

6 orang. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan salam, berdoa,

mengabsen kelas, membagi nomor kepada setiap siswa dalam anggota

kelompok, menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Sebelumnya guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan digunakan

yakni model TGT(Teams games tournament). Kemudian, melakukan apersepsi

dengan bernyanyi bersama lagu “Naik Delman ” sesudahh itu guru bertanya,

apakah kalian pernah naik delman? Delman dapat berjalan karena ditarik oleh

kuda” Guru menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari, yaitu

dengan gaya, suatu benda dapat bergerak atau mengubah bentuk suatu benda”

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

43

Kegiatan inti

Guru meminta 2 orang siswa untuk maju kedepan kelas untuk

mempraktikan mendorong atau menarik beberapa benda yang ada di sekitar

kelas (misalnya kursi) dan meminta teman yang lain mengamati kegiatan

tersebut, melakukan tanya jawab dengan siswa tentang percobaan yang telah

dilakukan, guru menjelaskan sedikit tentang hal-hal yang berkaitan tentang

materi gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda lalu guru

memberikan selembar kertas kepada setiap kelompok, siswa melakukan

percobaan dan mendiskusikan hasil dari percobaan tersebut, yang kemudian

siswa berdiskusi untuk membuat daftar nama benda yang termasuk dorongan

dan tarikan. Setelah semua kelompok selesai untuk mengerjakan, guru

menyebut salah satu nomor untuk maju ke depan dengan sumua anggota

kelompok tetapi nomor yang ditunjuk yang menyampaikan hasil diskusinya,

kelompok yang lainnya menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain dan guru

memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

Kegiatan Akhir

Membimbing siswa untuk merangkum hasil pembelajaran, guru

mengadakan refleksi (pengulangan materi pembelajaran yang telah dilakukan

serta guru meberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari).

Menginformasikan kepada siswa mengenai materi yang akan disampaikankan

pada pertemuan berikutnya dan diakhiri dengan salam penutup.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 Maret 2014. Langkah-

langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 WIB. Sebelum

pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan, siswa duduk dengan

anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5-6 orang dan memakai

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

44

ikat nomor di kepala. Untuk mengawali pembelajaran ini guru mengucapkan

salam, berdoa, mengabsen kelas, menginformasikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai. Kemudian, melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa

”apakah kalian pernah melihat buah mangga yang jatuh? mengapa buah

mangga jatuh ke bawah tidak melayang ke udara?” Guru menginformasikan

tentang materi yang akan dipelajari, yaitu ”Gaya dapat mengubah gerak

dan/atau bentuk suatu benda”

Kegiatan Inti:

Kegiatan inti siswa melakukan percobaan dengan menggunakan

plastisin. Guru menjelaskan sedikit tentang hal-hal yang berkaitan dengan

materi (gaya tarikan dan dorongan ) dapat mengubah gerak atau bentuk suatu

benda, guru memberikan gambar kepada setiap kelompok yang berhubungan

dengan materi. Dengan bimbingan guru setiap kelompok mendiskusikan

gambar yang diterima anggota kelompoknya. Setelah semua anggota

kelompok selesai berdiskusi, guru menyebut salah satu perwakilan anggota

kelompok untuk maju ke depan kelas menyampaikan hasil diskusinya,

kelompok yang lainnya menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain. Guru

dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya

(dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda

Kegiatan Akhir:

Guru mengadakan refleksi yang berupa pengulangan materi

pembelajaran yang telah dilakukan serta guru memberikan contoh dalam

kehidupan sehari-hari, selanjutnya siswa diminta untuk mengatur tempat

duduk seperti semula. Guru membagikan lembar evaluasi Siklus I untuk

dikerjakan oleh semua siswa secara individu. Siswa dan guru membahas

latihan soal, diakhiri dengan salam penutup.

c) Hasil Observasi

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran

yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur keberhasilan penerapan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

45

model TGT (Teams games tournaments) dalam kegiatan pembelajaran, dengan

menggunakan lembar observasi yaitu dari lembar observasi keaktifan siswa.

Data hasil observasi keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

no pertemuan hasil observasi

Jumlah kriteria

1 I 38 C

2 II 42 C

Dari data tabel diatas untuk Siklus I observasi yang dilakukan oleh

observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran

menggunakan Model TGT (Teams games tournament) yang diterapkan

oleh guru memperoleh jumlah 38 dengan kategori C (Cukup) hal ini

dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan Model TGT (Teams

games tournament) meskipun guru sudah melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan Model TGT (Teams games tournaments) tetapi belum

maksimal karena guru harus beulang-ulang menjelaskan serta melatih cara

menggunakan alat peraga, masih ada beberapa siswa yang berbicara

dengan teman satu bangku, saat berdiskusi malah bermain sendiri, masih

adanya beberapa siswa dari anggota kelompok tidak ikut berdiskusi namun

malah bermain, dan membicarakan topik diluar materi pelajaran.

Observasi yang dilakukan oleh observer dapat disimpulkan bahwa

pertemuan II pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams games

tournament) yang diterapkan oleh guru, memperoleh jumlah 42 dengan

kategori C (Cukup). Ada peningkatan dibandingkan dengan pertemuan

pertama, hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan Model TGT (Teams

games tournament) secara maksimal dan siswa juga mulai terbiasa dengan

model pembelajaran TGT walaupun masih ada sebagian siswa saat diskusi

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

46

kelompok masih ada yang bercanda dan berbicara sendiri dengan

temannya, siswa dalam bekerjasama dengan kelompoknya masih ada yang

tidak ikut berdiskusi dengan kelompoknya namun intensitasnya hanya

beberapa siswa, serta masih terdapatnya kelompok yang bercanda maka

guru harus berulang-ulang menjelaskan serta melatih cara menggunakan

alat peraga.

4.1.5 Hasil Analisis Data Siklus I

4.1.5.1 Siklus I

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Model TGT

(Teams games tournament) yang terdiri dari 2x pertemuan pada Siklus I

dan diperoleh hasil belajar pada akhir Siklus I pada pertemuan ke-2 seperti

pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Nilai Siklus I ( KKM ≥ 75 )

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model

TGT (Teams games tournament) ada peningkatan jika dibandingkan

dengan nilai yang diperoleh pada Pra Siklus, untuk skor nilai < 75

terdapat 8 siswa dengan persentase 24,3%, dan skor nilai ≥ 75 terdapat

25 siswa dengan persentase 75,7%. Jadi dilihat dari nilai KKM yaitu

75 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 8 siswa.

Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

< 75 Tidak Tuntas 8 24,3

≥ 75 Tuntas 25 75,7

Jumlah 33 100

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

47

Untuk lebih jelasnya data nilai pada Tabel 4.5 dapat dilihat pada

data distribusi frekuensi diagram batang pada Gambar 4.6 dibawah ini.

Gambar 4.6

Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus I

Ketuntasan belajar siswa perolehan nilai Siklus I dapat diketahui

bahwa yang memiliki nilai kurang dari KKM= 75 sebanyak 8 siswa

yang tidak tuntas, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal

sebanyak 25 siswa. Persentase belajar siswa pada tabel 4.7 di bawah

ini.

Gambar 4.7

Diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA

Berdasarkan Gambar 4.7 kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan Model Model TGT (Teams games tournament) siswa

0

5

10

15

20

25

30

Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas (25 siswa)

Tidak Tuntas (8 siswa)

Tidak tuntas ( 24,3% )

Tuntas (75.7% )

24,3%

75,5%

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

48

yang belum tuntas atau di bawah KKM = 75 sebanyak 8 siswa dengan

persentase 24,3% sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya

sebanyak 25 siswa dengan persentase 75,7%. Untuk lebih

meningkatkan hasil belajar siswa agar nilai belajar siswa di atas KKM

= 75 diperlukan Siklus II sebagai penguat bahwa dengan menggunakan

model TGT (Teams games tournament) dapat digunakan untuk

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA.

4.1.6 Refleksi Siklus I

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran, guru kelas melakukan

diskusi dengan observer yang telah melakukan pengamatan selama

proses pembelajaran dari awal sampai akhir dan juga telah mencatat

semua temuan dalam perbaikan pembelajaran Siklus I. selanjutnya

digunakan untuk menyusun perbaikan pembelajaran Siklus II.

Setelah selesai pembelajaran pada Siklus I maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar nilai 75

maka di peroleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 33 siswa

dalam belajarnya sebanyak 25 siswa yang tuntas dengan mendapat

nilai ≥75 dan 8 siswa tidak tuntas dengan mendapat nilai di bawah

KKM. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu

ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan

patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya

meningkat dengan mencapai nilai di atas KKM=75 berdasarkan hasil

evaluasi siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah

meningkat, semula 51,5% menjadi 75,9 % dengan jumlah keseluruhan

siswa dengan nilai maksimal 85 dan minimal 60. Selanjutnya, sebagai

pemantapan pada Siklus I akan dilanjutkan pada Siklus II dengan

menerapkan pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams games

tournament) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA pada

siswa kelas IV A SD Negeri Wonoyoso. Setelah diketahui hasil

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

49

pengamatan dari observer pada Siklus I, maka secara keseluruhan hasil

refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran Siklus I adalah

sebagai berikut:

Hambatan:

Penggunaan Model Model TGT (Teams games tournament) dalam

penerapannya masih terdapat banyak kekurangan, saat diskusi

berlangsung siswa cenderung asyik dengan mainannya sendiri,

membicarakan topik diluar materi pelajaran dan siswa hanya aktif dan

kompak saat guru berdiri di samping kelompok saat diskusi, kurangnya

komunikasi siswa saat diskusi kelompok sehingga hasil belajar siswa

kurang maksimal. Selain itu siswa masih merasa takut jika ingin

bertanya dengan guru, sehingga masih terdapat kebingungan dalam

pembelajaran.

Penyelesaian

Untuk mengatasi hambatan seperti diatas (siswa lebih cenderung

asyik dengan mainannya sendiri, membicarakan topik diluar materi

pelajaran, siswa hanya kompak saat guru berada di samping, kurangnya

komunikasi dalam kelompok) pada Siklus II guru akan meminta bantuan

observer untuk memantau dan membimbing saat diskusi kelompok,

memberikan hadiah (reward) serta pujian kepada kelompok yang mampu

mengumpulkan poin banyak yaitu kelompok yang paling banyak

menjawab benar dan memberi pemahaman yang benar pada siswa

tentang bagaimana cara bertanya jika siswa belum mengerti dalam

pembelajaran.

4.1.7 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan Siklus II terdapat 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai

berikut:

a) Perencanaan

Sebelum mengadakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

materi “Memahami gaya (tarikan dan dorongan) dapat mengubah

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

50

gerak suatu benda”. Perangkat pembelajaran juga dipersiapkan,

lembar kerja siswa, lembar evaluasi Siklus II, rubrik penelitian dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Untuk memperlancar

pelaksanaan pembelajaran siswa dibagi menjadi 6 kelompok yang

terdiri dari 5-6 siswa. Saat proses pembelajaran berlangsung,

observer mengamati aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan

mengisi lembar observasi.

b) Tindakan dan Observasi

1) Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Maret 2014

terdapat beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Rabu, 19 Maret

2014 pukul 07.00 WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata

rapi sesuai persiapan, siswa duduk dengan anggota kelompoknya

masing-masing yang berjumlah 5-6 orang. Untuk mengawali

pembelajaran ini guru mengucapkan salam, berdoa, mengabsen

kelas, membagi nomor kepada setiap siswa dalam anggota

kelompok, menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Kemudian, melakukan apersepsi dengan guru

memperlihatkan gambar seorang pengrajin vas bunga yang sedang

membuat vas”, lalu guru menginformasikan tentang materi yang

akan dipelajari, yaitu gaya dapat mengubah bentuk suatu benda”

Kegiatan inti

Guru meminta 2 orang siswa untuk maju kedepan kelas untuk

melakukan percobaan yaitu siswa diberi kertas kemudian siswa

diminta untuk meremasnya dan siswa yang satu diberi balon yang

sudah ditiup kemudian diletuskan dengan jarum, guru menjelaskan

sedikit tentang hal-hal yang berkaitan tentang materi gaya dapat

mengubah bentuk suatu benda lalu guru memberikan selembar

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

51

kertas kepada setiap kelompok, siswa melakukan percobaan dan

mendiskusikan hasil dari percobaan tersebut, yang kemudian siswa

berdiskusi untuk memberikan gaya yang dapat mengubah benda.

Setelah semua kelompok selesai untuk mengerjakan, guru

menyebut salah satu nomor untuk maju ke depan dengan sumua

anggota kelompok tetapi nomor yang ditunjuk yang

menyampaikan hasil diskusinya, kelompok yang lainnya

menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain dan guru memberikan

kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum jelas.

Kegiatan Akhir

Membimbing siswa untuk merangkum hasil pembelajaran,

guru mengadakan refleksi (pengulangan materi pembelajaran yang

telah dilakukan serta guru meberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari). Menginformasikan kepada siswa mengenai materi

yang akan disampaikankan pada pertemuan berikutnya dan diakhiri

dengan salam penutup.

2) Pertemuan Kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 Maret 2014,

beberapa kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan Awal:

Pertemuan pertama ini berlangsung pada hari Senin, 24 Maret

2014 pukul 07.00 WIB. Sebelum pembelajaran ruang telah ditata

rapi sesuai persiapan, siswa duduk dengan anggota kelompoknya

masing-masing yang berjumlah 5-6 orang. Untuk mengawali

pembelajaran ini guru mengucapkan salam, berdoa, mengabsen

kelas, membagi nomor kepada setiap siswa dalam anggota

kelompok, menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai. Kemudian, melakukan apersepsi yaitu dengan guru

memperlihatkan plastisin kepada siswa. Guru bertanya “Mengapa

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

52

plastisin dapat berbentuk sesuai dengan yang kita inginkan?”. Guru

menginformasikan tentang materi yang akan dipelajari, yaitu gaya

dapat mengubah bentuk suatu benda”

Kegiatan inti

Guru meminta seorang siswa untuk maju kedepan kelas untuk

melakukan percobaan merubah plastisin menjadi beberapa bentuk

(lingkaran, segitiga), melakukan tanya jawab dengan siswa tentang

percobaan yang telah dilakukan, guru menjelaskan sedikit tentang

hal-hal yang berkaitan tentang materi gaya dapat mengubah bentuk

suatu benda lalu guru memberikan selembar kertas kepada setiap

kelompok yaitu dengan guru memberikan selembar gambar yang

gambarnya bermacam-macam yaitu gambar anak melakukan

dorongan, tarikan dll yang kemudian siswa berdiskusi untuk

mengelompokkan benda yang termasuk dorongan dan tarikan, gaya

dapat mengubah bentuk atau gerak benda, serta memberikan

contoh lain dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang

memanfaatkan gaya. Setelah semua kelompok selesai untuk

mengerjakan, guru menyebut salah satu nomor untuk maju ke

depan dengan sumua anggota kelompok tetapi nomor yang

ditunjuk yang menyampaikan hasil diskusinya, kelompok yang

lainnya menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain dan guru

memberikan kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang

belum jelas.

Kegiatan Akhir

Membimbing siswa untuk merangkum hasil pembelajaran,

guru mengadakan refleksi (pengulangan materi pembelajaran yang

telah dilakukan serta guru meberikan contoh dalam kehidupan

sehari-hari). Menginformasikan kepada siswa mengenai materi

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

53

yang akan disampaikankan pada pertemuan berikutnya dan diakhiri

dengan salam penutup.

3) Pertemuan Ketiga

Tindakan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Kegiatan Awal

Pertemuan ini berlangsung pada pukul 07.00 WIB. Sebelum

pembelajaran ruang telah ditata rapi sesuai persiapan, siswa duduk

dengan anggota kelompoknya masing-masing yang berjumlah 5-6

orang dan memakai ikat nomor di kepala. Untuk mengawali

pembelajaran ini guru mengucapkan salam, berdoa, mengabsen

kelas, menginformasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Kemudian, melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa ”

Benda-benda yang mendapat gaya dapat bergerak atau berubah

bentuk?” guru bertanya pada siswa “Mengapa hal itu bisa

terjadi?”. Guru menginformasikan tentang materi yang akan

dipelajari, yaitu ”Gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk

suatu benda”

Kegiatan Inti:

Siswa melakukan percobaan dengan bebrapa benda, intasan

yang halus dan kasar, lintasan yang lebar dan sempit, lintasan yang

pendek dan panjang, bola atom yang kecil, kelereng dll. Dengan

bimbingan guru setiap kelompok mendiskusikan percobaan

tersebut dengan anggota kelompoknya. Setelah semua anggota

kelompok selesai berdiskusi, guru menyebut salah satu perwakilan

anggota kelompok untuk maju ke depan kelas menyampaikan hasil

diskusinya, kelompok yang lainnya menanggapi hasil diskusi dari

kelompok lain. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

54

percobaan bahwa gaya dapat mengubah geraksuatu benda, dari

yang awalnya diam menjadi bergerak, begerak makin cepat, dan

berubah arah,

Kegiatan Akhir:

Guru mengadakan refleksi (pengulangan materi

pembelajaran yang telah dilakukan serta guru meberikan contoh

dalam kehidupan sehari-hari), selanjutnya siswa diminta untuk

mengatur tempat duduk seperti semula. Guru membagikan lembar

evaluasi Siklus II untuk dikerjakan oleh semua siswa secara

individu. Siswa dan guru membahas latihan soal, diakhiri dengan

salam penutup.

c) Hasil Observasi

Hasil tindakan diperoleh dari hasil observasi pada kegiatan

pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru. Untuk mengukur

keberhasilan penerapan model TGT (Teams games tournament) dalam

kegiatan pembelajaran, dengan menggunakan lembar observasi yaitu dari

lembar observasi keaktifan siswa. Data hasil observasi keaktifan siswa

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

no pertemuan hasil observasi

Jumlah kriteria

1 I 48 C

2 II 64 B

3 II 71 A

Dari data tabel diatas untuk Siklus II observasi yang dilakukan oleh

observer dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan I pembelajaran

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

55

menggunakan Model TGT (Teams games tournament) yang diterapkan

oleh guru memperoleh jumlah 48 dengan kategori C (Cukup) hal ini

dikarenakan saat berdiskusi malah bermain sendiri, masih adanya beberapa

siswa dari anggota kelompok tidak ikut berdiskusi namun malah bermain

sehingga guru harus masih berulang-ulang menjelaskan serta melatih cara

menggunakan alat peraga pada kelompok tertentu dan siswa juga

membicarakan topik diluar materi pelajaran. Pada pertemuan II

pembelajaran menggunakan Model TGT (Teams games tournament) yang

diterapkan oleh guru memperoleh jumlah 64 dengan kategori B (Baik) hal

ini dikarenakan ada beberapa siswa dari anggota kelompok terkadang

membicarakan topik diluar materi pelajaran. Observasi yang dilakukan

oleh observer dapat disimpulkan bahwa pertemuan III pembelajaran

menggunakan Model TGT (Teams games tournament) yang diterapkan

oleh guru, memperoleh jumlah 71 dengan kategori A (Sangat Baik). Ada

peningkatan dibandingkan dengan pertemuan kedua, hal ini dikarenakan

siswa juga mulai terbiasa dengan model pembelajaran TGT, siswa sudah

aktif dalam pembelajaran, tidak ada siswa yang bermain sendiri ataupun

berbicara dengan teman satu bangku maupun kelompok, terjalinnya

komunikasi antara siswa sehingga kerjasama terjalin saat berdiskusi

dengan kelompoknya.

4.1.8 Hasil Analisis Data Siklus II

Analisis penelitian setelah pembelajaran menggunakan Model TGT

(Teams games tournament) yang terdiri dari 3x pertemuan pada Siklus II

dan diperoleh hasil belajar pada akhir Siklus II pada pertemuan ke-3

seperti pada tabel dibawah ini.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

56

Tabel 4.9 Hasil belajar Siswa Siklus II

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Model

TGT (Teams games tournament) ada peningkatan jika dibandingkan

dengan nilai yang diperoleh pada Siklus II, untuk skor nilai < 75

terdapat 1 siswa dengan persentase 3,1%, dan skor nilai ≥ 75 terdapat

33 siswa dengan persentase 96,9%. Jadi dilihat dari nilai KKM yaitu

75 maka jumlah siswa yang tuntas sebanyak 32 siswa dan siswa yang

belum tuntas sebanyak 1 siswa.

Untuk lebih jelasnya data nilai pada Tabel dibawah ini dapat dilihat

data distribusi frekuensi Diagram batang

Gambar 4.10 Grafik Hasil Perolehan Nilai Siklus II

Ketuntasan belajar siswa perolehan nilai siklus II dapat diketahui

bahwa yang memiliki nilai kurang dari KKM= 75 sebanyak 1 siswa

yang tidak tuntas, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal

0

5

10

15

20

25

30

35

Tidak Tuntas Tuntas

Tidak Tuntas

Tuntas

Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)

< 75 Tidak Tuntas 1 3,1

≥ 75 Tuntas 32 96,9

Jumlah 33 100

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

57

sebanyak 32 siswa. Persentase belajar siswa pada diagram di bawah

ini.

Gambar 4.11

Diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar IPA

Berdasarkan pada gambar 4.11 kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan Model Model TGT (Teams games tournament) siswa

yang belum tuntas atau di bawah KKM = 75 sebanyak 1 siswa dengan

persentase 3,1 % sedangkan siswa yang tuntas dalam belajarnya

sebanyak 32 siswa dengan persentase 96,9%.

4.1.9 Refleksi Siklus II

Setelah selesai pembelajaran pada Siklus II maka dilaksanakan

evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar (KKM)

75 maka di peroleh dari seluruh jumlah siswa yang berjumlah 33 siswa

dalam belajarnya sebanyak 32 siswa yang tuntas dengan mendapat

nilai ≥75 dan 1 siswa tidak tuntas dengan mendapat nilai di bawah

KKM. Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditentukan yaitu

ketercapaian KKM pada hasil belajar siswa penulis memberikan

patokan 75% dari jumlah keseluruhan siswa hasil belajarnya

meningkat dengan mencapai nilai di atas KKM=75 dan 96,9 %.

berdasarkan hasil evaluasi siswa.

Tidak tuntas ( 3,1% )

Tuntas ( 96,9% )

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

58

Berdasaran hasil evaluasi siswa, ketuntasan yang ditentukan telah

meningkat semula 75,9 % menjadi 96,9 % dengan jumlah keseluruhan

33 siswa, nilai minimal 70 dan nilai maksimal 100, rata-rata semula

75,9 pada Siklus II meningkat menjadi 87,1. Dengan demikian

berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa pada Siklus II telah mencapai

indikator kinerja dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan

Siklus I.

Diketahui hasil pengamatan dari observer pada Siklus I yaitu

Penggunaan Model Model TGT (Teams games tournament) dalam

penerapannya masih terdapak kekurangan saat diskusi berlangsung

siswa cenderung asyik dengan mainannya sendiri, membicarakan topik

diluar materi pelajaran dan siswa hanya kompak saat guru berdiri di

samping kelompok saat diskusi. Selain itu juga terdapat kurangnya

komunikasi siswa saat diskusi kelompok sehingga hasil belajar siswa

kurang maksimal.

Pada Siklus II ini telah dilakukan perbaikan yaitu saat siswa

melakukan diskusi guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok

lainnya dan meminta observer untuk membantu guru memantau dan

membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok. Dengan

tindakan seperti diatas maka guru dapat mengatasi hambatan (siswa

lebih cenderung asyik dengan mainannya sendiri, membicarakan topik

diluar materi pelajaran, siswa hanya kompak saat guru berada di

samping, kurangnya komunikasi dalam kelompok) pada Siklus II

dengan guru memberikan hadiah (reward) kepada kelompok yang

mampu mengumpulkan poin banyak yaitu kelompok yang paling

banyak menjawab benar dan menyuruh siswa yang memiliki poin

rendah untuk membelikan permen kelompok lain.

4.1.10 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Tindakan Siklus I, Siklus II

Hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui

telah terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui

penerapan model Teams Games Tournaments (TGT) pada mata

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

59

pelajaran IPA kelas IV A SD Negeri Wonoyoso pada Semester II

Tahun Pelajaran 2013/ 2014. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini.

Tabel 4.12 Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA Pra Siklus, Siklus I

dan Siklus II

Ketuntasan

Belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Frekuensi % Frekuen

si % Frekuensi %

≥ 75 17 51,5 25 75,7 32 96,9

< 75 16 48,5 8 24,3 1 3,1

Jumlah 33 100 33 100 33 100

Dari tabel tersebut terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA, pada Pra Siklus 48,5 % atau 16

siswa tidak tuntas dan 51,5% atau 17 siswa tuntas, Siklus I 24,3% atau 8

siswa siswa tidak tuntas dan 75,7 % atau 25 siswa tuntas serta pada Siklus

II 3,1% atau 1 siswa tidak tuntas dan 96,9% atau 32 siswa tuntas.

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan pada Diagram perbandingan

ketuntasan hasil belajar di bawah ini.

Gambar 4.13

Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada pembelajaran

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tidak Tuntas

Tuntas

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

60

Selain pada tingkat ketuntasan hasil belajar yang meningkat perolehan skor

maksimal juga meningkat yaitu pada Pra Siklus sebesar 80 pada Siklus I menjadi

85 dan pada Siklus II menjadi 100. Begitu pula dengan perolehan skor minimal

juga meningkat yaitu pada Pra Siklus sebesar 45 pada Siklus I meningkat menjadi

60 ,pada Siklus II meningkat menjadi 70. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar

grafik perbandingan skor minimal berikut ini.

Gambar 4.14

Diagram Perbandingan nilai maksimal dan nilai minimal Pra Siklus, Siklus

I, dan Siklus II

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Fokus perbaikan pada penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan hasil

belajar siswa melaui penerapan model pembelajaran Teams Games

Tournamens (TGT).

Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas IV A SD

Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus nampak terjadi peningkatan

keaktifan dan hasil belajar siswa setelah diadakan pembelajaran melalui model

pembelajaran Teams Games Tournamens (TGT). Pada Pra Siklus 48,5 %

siswa tidak tuntas dan 51,5% siswa tuntas, rata-rata 67,57 % , nilai terendah

60, nilai tertinggi 80. Adanya perbandingan antara jumlah siswa yang tuntas

0

20

40

60

80

100

120

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Minimal

Nilai maksimal

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

61

dan tidak tuntas hanya dengan metode ceramah saja, hal ini karena daya

tangkap antara siswa satu sama lain memiliki perbedaan jika hanya

mendengarkan saja, sehingga diperlukan tindakan yang sesuai yaitu

bagaimana menekankan aktifitas siswa dikelas agar lebih berkembang secara

optimal dan siswa juga akan lebih paham bila siswa dapat terlibat aktif dalam

kegiatan pembelajaran, bekerja dengan kelompoknya untuk menemukan

jawaban yang diberikan oleh guru saat diskusi kelompok sehingga hal tersebut

berpengaruh terhadap keaktifan dan hasil belajar IPA. Peningkatan keaktifan

sisw didapat dari lembar observasi yang dilakukan observer dan hasil belajar

IPA didapatkan dari hasil perolehan nilai Siklus I dan Siklus II melalui

penerapan model pembelajaran Teams Games Tournamens (TGT).

4.2.1 Pembahasan Siklus I

Siklus I dengan penerapan Model TGT (Teams games tournament) siswa

yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 25 siswa

atau 75,7% dan 8 atau 24,3% siswa yang mendapatkan nilai di bawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-ratanya adalah 75,9 dan nilai

tertinggi adalah 85, nilai terendahnya adalah 60. Pada Siklus I ini keaktifan

siswa pada pertemuan I maupun II mencapai kategori cukup, hal ini karena

masih ditemukan kekurangan dalam penelitian antara lain masih terdapat

beberapa siswa yang cenderung bergurau dengan temannya ketika kegiatan

pembelajaran dan masih ada beberapa siswa yang berjalan- jalan sendiri ketika

kegiatan berdiskusi dengan alasan meminjam alat tulis kepada kelompok lain

saat diskusi berlangsung siswa cenderung asyik dengan mainannya sendiri,

membicarakan topik diluar materi pelajaran dan siswa hanya kompak saat

guru berdiri di samping kelompok saat diskusi, kurangnya komunikasi siswa

saat diskusi kelompok serta masih terdapat beberapa siswa yang tidak berani

untuk bertanya ketika siswa belum begitu mengerti mengenai materi sehingga

hasil belajar siswa kurang maksimal.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

62

4.2.2 Pembahasan Siklus II

Perbaikan hasil belajar siswa pada Siklus II menunjukkan adanya

peningkatan baik skor keaktifan maupun hasil belajar dengan penerapan Model

TGT (Teams games tournament). Pada Siklus II ini pertemuan I mencapai

kategori C, pertemuan II meningkat mencapai kategori B dan pertemuan II

mencapai kategori A. Ada peningkatan dalam setiap pertemuan dikarenakan

siswa juga mulai terbiasa dengan model pembelajaran TGT, siswa sudah aktif

dalam pembelajaran, tidak ada siswa yang bermain sendiri ataupun berbicara

dengan teman satu bangku maupun kelompok, terjalinnya komunikasi antara

siswa sehingga kerjasama terjalin saat berdiskusi dengan kelompoknya. Selain

itu juga siswa mau bertanya kepada guru apabila siswa belum jelas mengenai

materi ataupun instruksi yang diberikan guru saat diskusi kelompok. Siswa yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 32 siswa atau

96,9% dan 1 atau 3,1% siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai rata-ratanya adalah 87,12 dan nilai tertinggi

adalah 100, nilai terendahnya adalah 70.

Dalam perbaikan hasil belajar pada Siklus II, semua siswa dapat dikatakan

telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi KKM yaitu 75 dengan

standar ketuntasan 96,9 %.

4.2.3 Pembahasan perbandingan Pra Siklus, Siklus I. dan Siklus II

Pada Pra siklus (kondisi awal) sebelum diadakan Penelitian Tindakan

Kelas IV A SD Negeri Wonoyoso skor rata- rata 67,57 % dan setelah diadakan

tindakan penelitian pada Siklus I skor rata-rata menjadi 75,9 dengan skor

tertinggi 85 dan skor terendah 60. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar 19,57 %. Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa

meningkat menjadi 96,9% dan skor rata-rata meningkat menjadi 87,12 dengan

skor tertinggi 100 dan skor terendah 70. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar

ketuntasan belajar yaitu 96,9%.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7931/5/T1_292010157_BAB IV.pdf · Berdasarkan Diagram diatas, ketuntasan hasil belajar IPA sebelum

63

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa pembelajaran

melalui penerapan model Teams Games Tournamens (TGT) maka keaktifan dan

hasil belajar IPA siswa kelas IV A SD Negeri Wonoyoso Kecamatan Pringapus

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 meningkat.