BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

31
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi Desa Bukit Rawi (Gambar 1) merupakan salah satu desa di kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Desa ini berjarak ± 17 km dari kota Palangkaraya ke arah hulu sungai

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Setting Penelitian

4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian

Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

Desa Bukit Rawi (Gambar 1) merupakan salah satu

desa di kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang

Pisau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Desa ini

berjarak ± 17 km dari kota Palangkaraya ke arah hulu sungai

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

27

Kahayan. Dari kota Palangkaraya bisa ditempuh dengan

kendaraan roda dua maupun roda empat. Jika ingin menuju

Bukit Rawi dari Palangkaraya sebelumnya melewati

beberapa desa terlebih dahulu. Dari arah Palangkaraya

melewati jembatan Kahayan dan ketika sampai di pertigaan

terminal titik nol, belok ke kiri. Selanjutnya tinggal menempuh

jalan lurus melalui jalan Trans-Kalimantan hingga sampai di

Desa Bukit Rawi. Bukit Rawi sendiri memiliki luas wilayah ±

1.350 ha, pada bagian utara desa berbatasan dengan Desa

Tuwung, selatan dengan Desa Penda Barania, barat dengan

Desa Petuk Katimpun, dan timur berbatasan dengan Desa

Lahei yang merupakan bagian dari Kabupaten Kapuas.

Seperti yang ditunjukkan pada peta Desa Bukit Rawi pada

lampiran 5.

4.2. Karakteristik Partisipan

Sebelum melakukan wawancara pada partisipan, peneliti

terlebih dahulu mencari calon partisipan yang bersedia

untuk diwawancarai. Para calon partisipan ada yang

merupakan rekomendasi dari beberapa orang dan ada juga

yang partisipan langsung datangi untuk dimintai ikut menjadi

partisipan penelitian. Partisipan yang terlibat dalam

penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Bukit

Rawi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 5 orang.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

28

Tabel 4.1 Karakteristik Partisipan

No Inisial Umur

(Thn)

Jenis

Kelamin

Pekerjaan Pendidikan

Terakhir

P1 Nn. M 24 P Relawan D III

P2 Tn. M 29 L Pendeta S 1

P3 Ny. E 54 P Guru S 1

P4 Nn. R 20 P Mahasiswa SMA

P5 Tn. A 30 L Polisi SMK

4.3. Hasil Penelitian

a. Kualitas Hidup Berhubungan Dengan Bencana Asap

Hasil penelitian untuk tujuan pertama disusun

berdasarkan aspek-aspek kualitas hidup menurut

WHOQOL (Larasati, 2012) yang terdiri dari kesehatan

fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

29

Tabel 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Aspek

Kualitas Hidup

Parameter Sub Parameter Hasil

Kesehatan Kesehatan fisik 100% terganggu

Perbandingan kesehatan

fisik tahun 2014 dan 2015

2014 :

20 % terganggu

80 % tidak terganggu

2015 : 100 % terganggu

Psikologis Kondisi psikologis 100% terganggu

Perbandingan kondisi

psikologis tahun 2014 dan

2015

2014 : 100 % tidak terganggu

2015 : 100 % terganggu

Interaksi social Interaksi social 60% terganggu

40 % tidak terganggu

Perbandingan Interaksi

sosial tahun 2014 dan

2015

2014 : 100 % tidak terganggu

2015 : 60 % terganggu dan 40 % tidak

terganggu

Lingkungan Kondisi Lingkungan 100 % terganggu

Perbandingan kondisi

lingkungan tahun 2014 dan

2015

2014 : 100 % tidak terganggu

2015 : 100 % terganggu

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

30

Dari hasil yang terdapat pada tabel di atas, terlihat bahwa

dalam aspek kesehatan fisik pada tahun 2015, sebanyak 5

partisipan merasakan gangguan berupa seperti sesak napas, mata

perih, batuk, dan flu sedangkan pada tahun 2014 hanya 1

partisipan yang merasakan gangguan kesehatan fisik.

Pada aspek kondisi psikologis, pada tahun 2015 sebanyak 5

partisipan merasakan gangguan seperti seperti khawatir, risih, tidak

konsentrasi, takut, dan was-was, sedangkan di tahun 2014 5

partispan tersebut tidak merasakan gangguan dalam aspek kondisi

psikologis.

Dari aspek interaksi sosial, tahun 2015 sebanyak 3

partisipan merasakan gangguan seperti tidak bisa beraktivitas di

luar rumah seperti biasa sehingga interaksi dengan tetangga sekitar

menjadi berkurang dan 2 partisipan lainnya tidak merasakan

gangguan, sedangkan pada tahun 2014 5 partisipan tidak

merasakan gangguan.

Dalam aspek lingkungan pada tahun 2015, 5 partisipan

merasakan ganggguan seperti asap tebal, kualitas udara, jarak

pandang yang terganggu, lingkungan hijau yang berkurang, dan air

di parit yang kering, sedangkan pada tahun 2014 5 partisipan tidak

merasakan gangguan.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

31

b. Upaya Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Berhubungan Dengan Bencana Asap

Dari wawancara yang dilakukan dengan partisipan

penelitian, didapatkan hasil tentang upaya yang dilakukan

partisipan untuk meningkatkan kualitas hidup berhubungan

dengan bencana asap di Desa Bukit Rawi, Palangkaraya

adalah sebagai berikut :

Grafik 4.1 Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Partisipan

Berhubungan Dengan Bencana Asap 2015

Terdapat 6 upaya yang dilakukan oleh partisipan, yaitu

memakai masker, mengisi baskom dengan air, membatasi

aktivitas outdoor, tidak membakar sampah sembarangan,

mendatangi posko kesehatan, dan melakukan sosialisasi.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

32

4.4. Pembahasan

a. Kualitas Hidup Partisipan Berhubungan Dengan Bencana

Asap

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 5 partisipan,

didapatkan bahwa kelima partisipan mengalami

gangguan bencana asap dalam aspek kehidupannya,

yaitu aspek kondisi kesehatan, psikologis, interaksi

sosial, dan lingkungan yang berkaitan dengan aspek

dalam kualitas hidup dalam WHOQOL yang terdiri dari

aspek kondisi kesehatan, psikologis, interaksi sosial, dan

lingkungan (Larasati, 2012). Terlihat bahwa partisipan

merasa kualitas hidupnya menjadi terganggu ketika

mengalami bencana asap di tahun 2015.

Dari segi kondisi kesehatan, semua partisipan

menyatakan bahwa mengalami salah satu atau lebih

gangguan kesehatan seperti sesak napas, mata perih,

batuk, dan flu. Partisipan 1 mengatakan :

“Kalau saya merasakan gangguan sulit bernapas,

mata perih, dan aktivitas terganggu” (P1.18)

“Ada, terkena sakit flu” (P1.22)

Partisipan 2 mengatakan :

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

33

“Yang pertama, 2015 bencananya lebih besar dan

signifikan bagi masyarakat, segala sesuatu tidak bisa

dikerjakan, pekerjaan dan sebagainya, terganggagu

keadaannya, baik mobilitas pekerjaan ke Palangkaraya

dan Bukit Rawi, juga masalah kesehatan masyarakat

tidak berani berangkat karena gangguan kesehatan, jadi

sangat mengganggu pekerjaan, apalagi orang Bukit

Rawi banyak yang bekerja di Palangkaraya, karena

jarak pandang & kualitas udara sangat mengganggu,

selama kurang lebih 2 bulan dampaknya sangat

mengganggu” (P2.W1.10)

“Terganggu di bagian pernapasan” (P2.W1.12)

“Iya pas pelayanan, waktu itu pelayanan juga padat

dan sangat mengganggu. Kan kita pakai masker, jadi

tidak mungkin khotbah pakai masker pasti dilepas dulu,

dan kita menghirup asap kita batuk, tapi syukur jemaat

mengerti keadaan walaupun itu mungkin menggaggu

waktu pelayananan/khotbah. Gangguannya yang lebih

terasa ya pernapasan aja” (P2.W1.22)

Partisipan 3 mengatakan :

“Cuma sesak aja, cuma terasa aja di rumah” (P3.8)

Partisipan 4 mengatakan :

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

34

“Napas terasa seperti sesak” (P4.6)

“Iya, agak pedas rasanya” (P4.8)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau kondisi kesehatan yang dirasakan, kan

asapnya pekat jadi ngerasa gangguan pernapasan,

batuk, mata pedas, dan juga istri kemaren sampai ke

rumah oksigen atau posko karena asapnya yang terlalu

pekat” (P5.8).

Dibandingkan dengan tahun 2014, hanya 1

partisipan yang mengalami gangguan kesehatan,

Seperti yang dikatakan tiap partisipan dalam

wawancara. Partisipan 1 mengatakan :

“Waktu 2014 itu masih sehat lah, dari segi kesehatan

tidak terlalu karena antibodi masih kuat, tapi ketika 2015

asapnya lebih banyak lagi, apalagi 2015 jalan tidak

kelihatan kalau 2014 masih kelihatan jalannya” (P1.26)

“Iya, 2015 lebih parah, mata juga perih, kalau waktu

2014 mata tidak perih dan jalan juga masih terlihat

jelas” (P1.28)

Partisipan 2 mengatakan :

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

35

“Kondisi kesehatan pada tahun 2015 lebih parah dari

2014, kalau 2014 masih bisa ditoleransi. Di Bukit Rawi

juga jarak pandang bisa tidak terlihat” (P2.W1.16)

Partisipan 3 mengatakan :

“Lebih parah 2015 dari tahun 2014” (P3.10)

“Tidak ada, soalnya tidak terlalu parah” (P3.12)

Partisipan 4 mengatakan :

“Sama aja rasanya, kayak batuk gitu” (P4.10)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau 2014 biasa aja, yang lebih parah 2015

kemaren” (P5.10)

Dalam menjalani kehidupan, jika mengalami

gangguan pada kondisi fisik mengakibatkan

menurunnya fungsi diri seseorang dan mengganggu

aktivitas kehidupannya. Sejalan dengan pernyataan

Cella & Tulsky (Larasati, 2012) tentang persepsi

subjektif seseorang dalam melakukan kemampuan

mereka sendiri dan membandingkannya dengan

standar kemampuan internal yang mereka miliki agar

dapat merealisasikan sesuatu menjadi lebih ideal dan

sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dari hasil

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

36

penelitian terlihat bahwa partisipan mengalami

gangguan dalam melakukan fungsi kemampuan diri

sendiri dikarenakan gangguan pada aspek kesehatan

fisik.

Dari segi psikologis, semua partisipan menyatakan

bahwa mengalami salah satu atau lebih gangguan

seperti khawatir, risih, tidak konsentrasi, takut, dan was-

was. Seperti yang dikatakan para partisipan. Partisipan

1 mengatakan :

“Saya merasa risih, terganggu karena menghambat

perjalanan.” (P1.30)

“Iya, takut ketika berkendara di jalan karena waktu

bencana asap 2015 kemarin banyak terjadi kecelakaan,

seperti ada waktu itu ada pasien masuk karena

mengalami kecelakaan gara-gara asap”(P1.32)

“Terganggu, karena dari kesehatan juga sudah

terganggu dan menggangu konsentrasi juga” (P1.38)

Partisipan 2 mengatakan :

“Kalau dari saya, yang dikhawatirkan itu dari sisi

kesehatan walaupun saat ini tidak dirasakan mungkin

saja efeknya di masa yang akan datang karena di

dalam asap bukan Cuma ada asapnya saja tapi

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

37

mungkin ada zat-zat lain yang bisa mengganggu

kesehatan. Ibaratkan secara perlahan mengurangi usia

kita. Secara psikologi pasti kita berpikir itu ada

dampaknya walaupun tidak kita rasakan saat ini”

(P2.W1.20)

Partisipan 3 mengatakan :

“Ya merasa was-was aja takut terkena penyakit,

gangguan yang lain. Khawatir juga saat melakukan

perjalanan, terganggu, was-was apa nanti bisa sampai

gak di tujuan. Waktu mau wisuda anak saya kemarin

juga ada yang gagal perjalanannya/ penerbangan dari

Palangkaraya ke Jakarta. Tertunda perjalanannya.”

(P3.16)

Partisipan 4 mengatakan :

“Iya, takut ketika perjalanan jauh kan jalannya gak

terlalu kelihatan” (P4.12)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau dari sisi psikologis, kan kabut asap kan

mempengaruhi kesehatan dan juga ketika bekerja

jadi tidak konsentrasi, apabila kita mengendarai

motor kan otomatis mengganggu jarang pandang

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

38

penglihatan jadi lebih was-was, ya yang lebih rawan

itu ya kesehatan” (P5.12)

Dibandingkan dengan tahun 2014, tidak ada

partisipan yang mengalami gangguan dalam aspek

psikologis. Seperti yang dikatakan setiap partisipan.

Partisipan 1 mengatakan :

“Lebih enak ketika 2014, karena tidak terlalu parah”

(P1.40)

Partisipan 2 mengatakan :

“Tidak ada gangguan, biasa saja” (P2.W1.24)

Partisipan 3 mengatakan :

“Kalau 2014 tidak terlalu terasa, kalau 2015 lebih

parah sampai penerbangan pesawat ada yang ditunda”

(P3.18)

Partisipan 4 mengatakan :

“Memang yang lebih parah itu 2015, juga asapnya

lebih lama, kalau 2014 tidak ada masalah” (P4.14)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau di tahun 2014 sih tidak terlalu terganggu”

(P5.14).

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

39

Kesehatan psikologis merupakan hal yang sama

pentingnya dengan kesehatan fisik. Keduanya harus

sama-sama dijaga. Kesehatan psikologis yang

seseorang miliki tidak selalu sama. Dapat berubah

karena adanya perubahan lingkungan serta seseorang

yang terus bergerak melewati tahapan kehidupan yang

berbeda. Sejalan dengan dengan pendekatan

konseptual untuk mengukur kualitas hidup menurut

Stiglitz (2010) tentang gagasan kesejahteraan subjektif.

Pendekatan ini terkait erat dengan tradisi utilitarian, yang

menyatakan bahwa mengupayakan manusia untuk

‘bahagia’ dan ‘puas’ dengan hidup mereka merupakan

tujuan universal eksistensi manusia. Dalam hasil

penelitian terlihat bahwa dalam upaya mereka untuk

“bahagia” dan “puas” tidak bisa dicapai secara maksimal

terkait dengan gangguan pada aspek psikologis para

partisipan.

Dari segi interaksi sosial, tidak semua partisipan

menyatakan mengalami gangguan. Ada dua partisipan

yang menyatakan tidak mengalami gangguan yaitu

partisipan 3 dan 4. Partisipan 3 menyatakan biasa saja

dalam hal interaksi sosial walaupun sedang terjadi

bencana asap, partisipan 4 mengatakan tidak

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

40

mengalami gangguan karena memang aktivitas

perkuliahan yang membuatnya kurang berinteraksi

dengan tetangga sekitar. Tiga partisipan lain yaitu

partisipan 1, 2, dan 5 mengatakan mengalami gangguan

karena bencana asap yang mengakibatkan tidak bisa

beraktivitas di luar rumah seperti biasa sehingga

interaksi dengan tetangga sekitar menjadi berkurang.

Seperti yang dikatakan para partisipan. Partisipan 1

mengatakan :

“Kalau di tahun 2014 kan, tidak terlalu parah jadi

lebih enak kalau keluar rumah, kalau 2015 jarak

pandang juga tidak terlihat sehingga malas keluar

rumah, jadi dengan orang lain malas berkumpul...kalau

sore seperti sekarang kan enak karena terang, karena

takut terganggu kesehatan dan pada saat itu terkena flu

dan takut menularkan ke orang lain” (P1.42)

Partisipan 2 mengatakan :

“Iya pas pelayanan, waktu itu pelayanan juga padat

dan sangat mengganggu. Kan kita pakai masker, jadi

tidak mungkin khotbah pakai masker pasti dilepas dulu,

dan kita menghirup asap kita batuk, tapi syukur jemaat

mengerti keadaan walaupun itu mungkin menggaggu

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

41

waktu pelayananan/khotbah. Gangguannya yang lebih

terasa ya pernapasan aja” (P2.W1.22)

“Iya, ini juga salah satu dampak yang signifikan juga,

kita tidak mungkin seperti biasa keluar rumah dan hanya

berdiam diri di rumah, pasti berkurang sosialisasi

dengan masyarakat sekitar. Walaupun kalau memang

ada program pelayanan mau tidak mau, dan kalau tidak

perlu lebih baik di dalam rumah saja , itu dampaknya

mengurangi interaksi dengan warga lain.” (P2.W1.26)

“Keadaan lingkungan, secara umum karena asap

aktivitas berkurang karena aktivitas berkurang interaksi

antar warga juga berkurang , warga yang suka jalan-

jalan seperti biasa juga berkurang, karena setiap orang

lebih berdiam diri di rumah , malas keluar, jadi akibat

asap mengganggu interaksi dan pergaulan kehidupan

sehari-hari , baik masalah pekerjaan maupun hubungan

antar warga seperti saat sore-sore bertamu ke rumah

tetangga, seperti saya sebagai pendeta, biasanya

bertamu ke ruma tetangga minimal 1 orang, karena

adanya asap jadi dikurangi, itu yang mebuat interaksi

jadi malas keluar rumah” (P2. W1.30)

Partisipan 3 mengatakan :

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

42

“Oh, kalau itu sih relatif, kita santai aja. Tetap aja

sering ketemu dengan tetangga. Tetap aktivitas di luar”

(P3.20)

Partisipan 4 mengatakan :

“Jarang keluar dari rumah” (P4.16)

“Memang jarang keluar, karena kan lagi kuliah juga

jadi kadang baru pulang sore” (P4.20)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau waktu asap kemaren sih gak terlalu ada

kegiatan di luar, lebih banyak diam di rumah. Kan

kalau keluar rumah pasti asap, jadi aktivitas di luar

kurang” (P5.16)

Sedangkan pada tahun 2014 tidak ada partisipan

yang mengalami gangguan dalam aspek interaksi sosial,

seperti yang dikatakan setiap partisipan. Partisipan 1

mengatakan :

“Kalau di tahun 2014 kan, tidak terlalu parah jadi

lebih enak kalau keluar rumah, kalau 2015 jarak

pandang juga tidak terlihat sehingga malas keluar

rumah, jadi dengan orang lain malas berkumpul...kalau

sore seperti sekarang kan enak karena terang, karena

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

43

takut terganggu kesehatan dan pada saat itu terkena flu

dan takut menularkan ke orang lain” (P1.42)

Partisipan 2 mengatakan :

“Masih bisa, kalau 2015 itu tidak bisa apalagi ada

anak di rumah” (P2. W1.28)

Partisipan 3 mengatakan :

“Ya sama aja dengan 2015” (P3.22)

Partisipan 4 mengatakan :

“Sama aja, jarang keluar juga” (P4.18)

Partisipan 5 mengatakan :

“Tidak ada terganggu, biasa aja” (P5.18)

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan

sosial yang menyangkut hubungan antarindividu,

individu dengan kelompok, dan kelompok dengan

kelompok. Dari hubungan interpersonal inilah yang

nantinya juga bisa mempengaruhi kualitas hidup

seseorang. Di mana menurut Cohen & Lazarus

(Larasati, 2012), mengatakan kualitas hidup adalah

tingkatan yang menggambarkan keunggulan

seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan

mereka. Keunggulan individu tersebut salah satunya

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

44

dilihat dari hubungan interpersonal. Jika hubungan

interpersonal terganggu maka kualitas hidupnya pun

terganggu.

Dari segi lingkungan, semua partisipan

menyatakan bahwa mengalami salah satu atau lebih

gangguan, seperti asap tebal, kualitas udara, jarak

pandang yang terganggu, lingkungan hijau yang

berkurang, dan air di parit yang kering. Gangguan

yang dialami oleh partisipan dapat mempengaruhi

kualitas hidup mereka. Seperti yang dikatakan para

partisipan. Partisipan 1 mengatakan :

“Asapnya lebih tebal dan pekat 2015 dari 2014, terus

titik api 2015 lebih banyak dari tahun 2014, juga lebih

lama pemadaman 2015 karena titik apinya lebih banyak

dari 2014, dan di tahun 2015 hampir sepanjang jalan ke

arah bukit rawi , di belakang SD Bukit Rawi juga ada titik

api sehingga lebih terasa dampaknya” (P1.44)

Partisipan 2 mengatakan :

“Yang pertama, 2015 bencananya lebih besar dan

signifikan bagi masyarakat, segala sesuatu tidak bisa

dikerjakan, pekerjaan dan sebagainya, terganggagu

keadaannya, baik mobilitas pekerjaan ke Palangkaraya

dan Bukit Rawi, juga masalah kesehatan masyarakat

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

45

tidak berani berangkat karena gangguan kesehatan, jadi

sangat mengganggu pekerjaan, apalagi orang Bukit

Rawi banyak yang bekerja di Palangkaraya, karena jarak

pandang & kualitas udara sangat mengganggu, selama

kurang lebih 2 bulan dampaknya sangat mengganggu”

(P2. W1.10)

“Kondisi kesehatan pada tahun 2015 lebih parah dari

2014, kalau 2014 masih bisa ditoleransi. Di Bukit Rawi

juga jarak pandang bisa tidak terlihat” (P2. W1.16)

“Iya sepanjang hari, kalau sore hari saja agak

berkurang sedikit” (P2. W1.18)

Partisipan 3 mengatakan :

“Biasa-biasa aja sih, ya sama aja 2015 dan 2014

sama aja keamanan dan yang lainnya” (P3.26)

“Oh kalau itu ada gangguan, Ya terhambat

perjalanannya, kita lihat dulu keadaan asapnya apakah

masih tebal atau tidak. Dibandingkan dengan 2014 tidak

terlalu terasa” (P3.28)

Partisipan 4 mengatakan :

“Kalau di daerah dalam desa sih gak ada, adanya di

jalan luar sana” (P4.24)

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

46

“Asapnya tebal terus sepanjang hari” (P4.26)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau 2015 kemaren kan kemaraunya panjang,

otomatis kan tidak ada melihat yang hijau-hiaju gitu,

air di parit kering, asap juga tebal” (P5.20)

Sedangkan pada tahun 2014 tidak ada partisipan

yang mengalami gangguan dalam aspek lingkungan,

seperti yang dikatakan setiap partisipan. Partisipan 1

mengatakan :

“Asapnya lebih tebal dan pekat 2015 dari 2014, terus

titik api 2015 lebih banyak dari tahun 2014, juga lebih

lama pemadaman 2015 karena titik apinya lebih banyak

dari 2014, dan di tahun 2015 hampir sepanjang jalan ke

arah bukit rawi , di belakang SD bukit rawi juga ada titik

api sehingga lebih terasa dampaknya” (P1.44)

Partisipan 2 mengatakan :

“Kalau perbandingan kan tergantung, seperti yang

saya bilang kemaren itu kan dampaknya 2015 yang lebih

parah daripada 2014, jadi sangat-sangat berbeda, kalau

tahun 2014 itu kan masih bisa melakukan aktivitas dan

2015 itu semua masyarakat istirahat total karena kabut

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

47

asapnya lebih besar dan lebih tebal dari tahun 2014.”

(P2.W2.11)

“Dari lingkungan sekitar rumah, itu kan seperti yang

saya bilang kalau 2014 kan masih bisa orang sekitar

jalan-jalan, bekerja, ngobrol-ngobrol di luar. Kalau 2015

kemaren tidak berani keluar rumah gara-gara jarak

pandang dengan tetangga juga tidak terlihat. Jadi

gangguan lebih terasa di tahun 2015.” (P2.W2.13)

Partisipan 3 mengatakan :

“Oh kalau itu ada gangguan, Ya terhambat

perjalanannya, kita lihat dulu keadaan asapnya apakah

masih tebal atau tidak. Dibandingkan dengan 2014 tidak

terlalu terasa” (P3.28)

Partisipan 4 mengatakan :

“Kalau di tahun 2014 tidak terlalu tebalnya” (P4.28)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau 2014 biasa aja, malah lebih ke banjir di

tahun 2014” (P5.22)

Menurut WHOQOL (Larasati, 2012) lingkungan

merupakan salah satu aspek dalam kualitas hidup.

Lingkungan di sini terdiri dari kebebasan;

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

48

keselamatan fisik dan keamanan, lingkungan rumah,

sumber keuangan, kesehatan dan kepedulian sosial,

peluang untuk memperoleh keterampilan dan

informasi baru, keikutsertaan dan peluang untuk

berekreasi, aktivitas di lingkungan, dan transportasi.

Jika salah satu komponen dalam lingkungan tersebut

terganggu, maka kualitas hidup seseorang pun akan

terganggu.

b. Upaya Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup

Berhubungan Dengan Bencana Asap

Ada beberapa upaya yang telah dilakukan

masyarakat Desa Bukit Rawi selama bencana asap

seperti memakai masker, mengisi baskom dengan air,

membatasi aktivitas outdoor, tidak membakar sampah

sembarangan, mendatangi posko kesehatan, dan

melakukan sosialisasi. Seperti yang dikatakan tiap

partisipan. Partisipan 1 mengatakan :

“Lebih khusus ke kesehatan, seperti menggunakan

masker, terus jika asap sedang tebal tidak berani

berpergian keluar, lebih banyak di rumah, dan

membatasi aktivitas di luar” (P1.46)

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

49

“Kemarin sih ada sosialisasi, tentang mengisi

baskom dengan air untuk mengumpulkan awan,

menangkap asap, dan mengurangi asap” (P1.48)

“Menurut saya yang paling penting upayanya adalah

dimulai dari hal kecil seperti tidak membakar sampah

sembarangan” (P1.52)

Partisipan 2 mengatakan :

“Tidak, karena langsung ditangani oleh posko

kesehatan, oleh RSJ kerjasama dengan puskesmas,

walaupun agak terlambat sedikit karena tidak mungkin

melakukan persiapan sebelumnya, tapi menurut saya

mereka sudah tanggap bencana, dan juga petugas

melakukan keliling dengan ambulan dan jika ada

masyarakat yang sakit langsung dibawa ke posko, dan

juga kemaren sempat diberi obat karena kesehatan

yang terganggu” (P2.W1.14)

“Menurut saya pribadi, yang lebih diutamakan kita

belajar dari kabut asap. Kita biasanya kalau ada asap

baru kita bergerak, tapi lebih kepada antisipasi dari

sebelumnya. Saya setuju dengan program pemerintah

2016 yang bukan tanggap darurat, apa ya namanya

yang mengantisipasi sebelumnya, sebelum terjadi asap

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

50

kita sudah bertindak agar tidak ada asap yang muncul”

(P2.W1.34)

“Iya, tindakan pencegahan, bukan menanggapi tapi

mencegah bencana” (P2.W1.36)

“Pertama, karena saya pendeta saya mengimbau di

dalam renungan, khotbah selama asap itu bercerita

tentang keadaan lingkungan, walaupun secara konkret

kita juga membantu terutama karena area bukit rawi

merupakan area kebakaran. Dan di dalam renungan

yang saya tekankan adalah alam bisa hidup tanpa

manusia, tapi coba rasakan kita hidup tanpa alam yang

bersahabat. Inti saya menekankan kalau manusia tidak

bisa hidup tanpa adanya alam tapi kalau alam lebih

mantap hidupnya jika tanpa manusia. Nah, jika kita tidak

menjaga alam, kita juga yang rugi, dari situ saya

mengambil momen untuk menyadarkan diri tentang

lingkungan” (P2.W1.38)

“Tiap waktu selama asap, saya biasanya pergi ke

palangkaraya beli masker yang banyak dan membagi

masker ke warga sekitar dan masih banyak sisanya di

mobil itu.” (P2.W1.40)

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

51

“Iya pencegahannya yang paling penting, apalagi kita

ini belum menghadapi untuk tahun sekarang, jangan

kita lupa berapa banyak bayi yang meninggal di tahun

lalu, yang tidak bisa bekerja , berapa banyak kita

menderita dan kerugian kita. Walau saat itu kita merasa

baik-baik saja lalu kita berbuat semena-mena tapi

dampaknya di kemudian hari dan baru kita terkejut lagi,

jadi jangan sampai kita menjadi orang yang ceroboh

pada hal yang sama, saya lebih menekankan pada

seminar/khotbah tentang pencegahan, dan syukur juga

ada bantuan dari pemerintah seperti mesin pompa air

dan pembuatan sumur bor di titik-titik yang diperlukan.

Itu bukan buat ketika terjadi asap tapi ketika belum ada

asap itu disiram lingkungan seluruh lahan yang ada di

bukit rawi melalui bantuan pemerintah” (P2.W1.42)

“Iya ada, kemarin baru saja ada sosialisasi tentang

penjagaan alam dan pencegahan bencana alam,

langsung dengan sosialisasi tentang peraturan

pemerintah tentang hukuman/denda/sanksi

pembakaran lahan apapun bentuknya. Walalupun

terkadang bagi kita orang dayak, orang dayak tidak bisa

tidak membakar. Permasalahnya aturan ada tapi tidak

ada solusinya, jadi kadang pemerintah harus berpikir

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

52

tentang solusi bagi masyarakat. Tapi mengingat yang

terjadi tahun kemarin ya mungkin itu langkah terbaik

yang dilakukan pemerintah, harus tegas membuat

peraturan bahwa apapupun dalam bentuk apapun

segala bentuk kegiatan masyarakat jangan sampai

membakar karena kita sama-sama merasakan dampak

baik dalam hal kesehatan dan juga interaksi sosial

dalam masyarakat.” (P2.W1.44)

Partisipan 3 mengatakan :

“Oh kalau itu ada gangguan, Ya terhambat

perjalanannya, kita lihat dulu keadaan asapnya apakah

masih tebal atau tidak. Dibandingkan dengan 2014 tidak

terlalu terasa” (P3.28)

“Menggunakan masker, kan di samping asap juga

ada debu yang berterbangan” (P3.30)

“Ya terbatas aktivitas, ya diam di rumah saja kadang-

kadang malas keluar kalau tidak perlu yang tinggal di

rumah aja” (P3.32)

“Ya lebih ke diri kita sendiri dulu mengamankan, ya

kalau nunggu dari pemerintah kayak nunggu masker ya

nanti pasti lambat” (P3.34)

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

53

“Untuk tidak terulang lagi ya pasti pencegahannya,

seperti tidak membakar lahan semaunya” (P3.36)

Partisipan 4 mengatakan :

“Oh iya, perlu lah pakai masker, apalagi dari

pemerintah. Biasanya yang ngasih masker itu dari

mahasiswa-mahasiswa aja” (P4.32)

“Hanya menggunakan masker saja” (P4.34)

“Yang paling penting, ya menjaga kesehatan,

menggunakan masker dan juga jangan terlalu banyak

beraktivitas di luar ruangan” (P4.38)

“Lebih cepat menanggulangi kebakaran, kan setiap

tahun selalu terulang” (P4.40)

“Sama saja mungkin seperti yang saya katakan tadi,

seperti menjaga kesehatan, menggunakan masker dan

juga jangan terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan”

(P4.40)

Partisipan 5 mengatakan :

“Kalau upaya saya, sebagai kepala keluarga

otomatis menjaga keluarga kita, bagaimana dia tetap

sehat, kan karena faktor cuaca yang buruk kita

otomatis tetap diam di rumah. Pas kemaren itu parah,

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

54

sekitar 2 hari itu kabutnya parah sampai mata pedas

dan batuk, kita pergi ke rumah oksigen itu” (P5.24)

“Kalau pakai masker itu otomatis, pake yang b59 itu”

(P5.26)

“Pakainya di luar aja, kalau di rumah tidak pakai”

(P5.28)

“Kalau upaya dari diri sendiri, kalau saya pengennya

pergi dari palangkaraya, kalau punya uang banyak ya

saya tinggal di banjar. Kebanyakan orang palangkaraya

lari ke banjar semua. Cari tempat yang aman” (P5.30)

“Kalau dari pemerintah sendiri kan, kemaren itu

kan kabut asap mendadak terjadi, ototmatis dari

pemerintah belum ada persiapan jadi cuma

persiapan posko oksigen aja. Kalau 2016 ini sudah

ada program, itu mereka beli alat-alat yang bagus

mesin yang dari luar yang bisa nyedot air dan

tembakannya besar.” (P5.32)

Dari semua upaya yang sudah dilakukan oleh

para partisipan merupakan tindakan yang baik dan

menunjukkan kesedaran masyarakat untuk

meningkatkan kualitas hidup mereka selama

bencana asap terjadi. Walaupun ada salah satu

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

55

upaya yang dilakukan kurang bisa membantu dalam

hal peningkatan kualitas hidup yaitu mengisi air

dengan baskom. Upaya tersebut menunjukkan

masih perlunya sosialisasi yang tepat bagi

masyarakat dalam hal menangani bencana asap

yang terajadi. Partisipan sudah melakukan beberapa

mitigasi berhubungan dengan kebakaran

hutan/lahan seperti yang dipaparkan Sukandarrumidi

(2010) :

1. Segera mematikan sumber kebakaran dengan

mematikan titik-titik api.

2. Menyiram dengan air dari udara sumber

kebekaran dan daerah yang sudah terlanjur

terbakar, dengan memanfaatkan pesawat udara.

3. Mengulangi menyiramkan air ke sumber

kebakaran melalui daratan. Hal ini dilakukan

dengan pertimbangan bahwa kayu yang sudah

terbakar kemungkinan masih menyala dan belum

padam karena siraman air dari udara.

4. Mengenakan masker penutup mulut dan hidung.

Memakai kacamata untuk melindungi mata.

Sejauh memungkinkan, menghindarkan diri

segera dari daerah rawan asap.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ......26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1. Gambaran Geografis Penelitian Gambar 1. Peta Desa Bukit Rawi

56

5. Masyarakat diimbau untuk membatasi diri atau

tidak keluar rumah apabila asap masih tebal.

Dari hasil dan pembahasan yang ada didapatkan bahwa

kelima partisipan kualitas hidup mereka dalam beberapa aspek

kehidupannya terganggu selama bencana asap. Berhubungan

dengan gangguan pada kualitas hidup mereka, kelima partisipan

pun mempunyai beberapa upaya dalam hal meningkatkan kualitas

hidup mereka selama bencana asap terjadi.