BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

26
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata, pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tegalrejo masih menggunakan metode konvensional di mana guru hanya berceramah dan hanya menggunakan media papan tulis. Pada saat guru mengajar, siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan guru. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang inovatif sehingga siswa cenderung bosan dan bergurau sendiri. Setelah dilakukan evaluasi akhir pembelajaran, ternyata masih banyak siswa yang belum memahami materi dengan baik sehingga hasil belajarnya rendah. Hasil belajar di kelas V SDN 2 Tegalrejo menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Sebanyak 12 siswa atau 57,14% siswa belum tuntas hasil belajarnya dari kriteria ketuntasan minimal atau KKM yaitu 70. Untuk lebih jelasnya, nilai prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Prasiklus Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan 60-64 6 28,57% Belum Tuntas 65-69 6 28,57% Belum Tuntas 70-74 4 19,05% Tuntas 75-79 3 14,29% Tuntas 80-84 2 9,52% Tuntas Jumlah 21 100% Rata-rata 68,95 Nilai tertinggi 83 Nilai terendah 60 Dari tabel 4.1, dapat dilihat bahwa dari 21 siswa, yang memperoleh nilai 60-64 ada 6 siswa, yang memperoleh nilai 65-69 ada 6 siswa, yang memperoleh nilai 70-74 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 75-79 ada 3 siswa dan yang memperoleh nilai 80-84 ada 2 siswa. Rata-rata nilai prasiklus sebesar 68,95

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus

Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe group investigation

berbantuan benda nyata, pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Tegalrejo masih

menggunakan metode konvensional di mana guru hanya berceramah dan hanya

menggunakan media papan tulis. Pada saat guru mengajar, siswa hanya pasif

mendengarkan penjelasan guru. Guru tidak menggunakan media pembelajaran

yang inovatif sehingga siswa cenderung bosan dan bergurau sendiri. Setelah

dilakukan evaluasi akhir pembelajaran, ternyata masih banyak siswa yang belum

memahami materi dengan baik sehingga hasil belajarnya rendah.

Hasil belajar di kelas V SDN 2 Tegalrejo menunjukkan hasil yang kurang

memuaskan. Sebanyak 12 siswa atau 57,14% siswa belum tuntas hasil belajarnya

dari kriteria ketuntasan minimal atau KKM yaitu 70. Untuk lebih jelasnya, nilai

prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Prasiklus

Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan

60-64 6 28,57% Belum Tuntas

65-69 6 28,57% Belum Tuntas

70-74 4 19,05% Tuntas

75-79 3 14,29% Tuntas

80-84 2 9,52% Tuntas

Jumlah 21 100%

Rata-rata 68,95

Nilai tertinggi 83

Nilai terendah 60

Dari tabel 4.1, dapat dilihat bahwa dari 21 siswa, yang memperoleh nilai

60-64 ada 6 siswa, yang memperoleh nilai 65-69 ada 6 siswa, yang memperoleh

nilai 70-74 ada 4 siswa, yang memperoleh nilai 75-79 ada 3 siswa dan yang

memperoleh nilai 80-84 ada 2 siswa. Rata-rata nilai prasiklus sebesar 68,95

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

48

dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 60. Hasil belajar pada tabel 4.1

disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Prasiklus

Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram batang 4.1 tentang hasil belajar IPA

pada prasiklus, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar tahap prasiklus

pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus

Nilai Keterangan Frekuensi Siswa Persentase

≥ 70 Tuntas 9 42,86 %

< 70 Belum Tuntas 12 57,14%

Jumlah 21 100 %

Dilihat dari nilai prasiklus dan ketuntasan hasil belajar, menunjukkan

bahwa hasil belajar di kelas V SDN 2 Tegalrejo masih rendah. Terbukti dari

jumlah siswa sebanyak 21 anak masih ada 12 anak atau 57,14% yang belum

mencapai ketuntasan dan baru ada 9 siswa atau 42,86% siswa yang sudah tuntas

0

1

2

3

4

5

6

7

60-64 65-69 70-74 75-79 80-84

DISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPA

PRASIKLUS

Frekuensi

siswa

Rentang Nilai

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

49

KKM yaitu ≥70. Persentase ketuntasan hasil belajar pada tahap prasiklus jika

disajikan ke dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Lingkatan Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Prasiklus

Melihat kondisi di kelas V SDN 2 Tegalrejo, maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya dan sifat-

sifatnya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation berbantuan benda nyata. Group investigation menerapkan siswa

untuk bekerja dalam kelompok yang bersifat melakukan penyelidikan. Dengan

bantuan benda nyata, dapat membantu siswa mencari informasi dan sumber yang

dibutuhkan secara nyata karena menggunakan benda-benda asli. Jadi, diharapkan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan

benda nyata dapat meningkatkan semangat siswa untuk belajar sehingga hasil

belajar siswa akan meningkat.

4.2 Deskripsi Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Hasil belajar pada prasiklus menjadi dasar untuk merencanakan tindakan

yang tepat agar hasil belajar siswa meningkat. Model pembelajaran yang akan

digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

PERSENTASE KETUNTASAN HASIL

BELAJAR IPA PRASIKLUS

Tuntas

BelumTuntas

42,86%57,14%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

50

berbantuan benda nyata. Pada tahap ini, penulis mempersiapkan perangkat

pembelajaran berupa:

1. RPP dengan materi cahaya dan sifat-sifatnya.

2. Media pembelajaran. Media yang digunakan adalah benda-benda nyata

berupa kertas karton, lilin, air, lampu senter, sendok, cermin datar dan

cermin cembung, gelas bening, air, kopi, susu, plastik bening, sedotan dan

batu kerikil.

3. Lembar diskusi kelompok sebagai sarana untuk mengerjakan tugas

mengenai hasil penyelidikan yang dilakukan bersama kelompok.

4. Lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran berlangsung.

5. Soal evaluasi yang akan diberikan pada pertemuan ketiga tiap siklus

setelah pembelajaran selesai.

Setelah semua perangkat pembelajaran disiapkan, penulis kemudian

berkonsultasi dengan guru kelas V mengenai RPP yang telah disusun dan

berdiskusi tentang jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan agar

pada pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas

V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dengan jumlah

siswa sebanyak 21 anak. Pelaksana pembelajaran adalah guru kelas V dan yang

menjadi observer adalah teman sejawat dari guru. Pembelajaran yang

dilaksanakan mengacu pada RPP yang telah dibuat dan dikonsultasikan dengan

guru kelas V sehingga kekurangan pada pembelajaran prasiklus tidak akan

terulang pada siklus I.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berbantuan benda nyata akan dilakukan dalam 3 kali

pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 10 Maret 2014, pertemuan

kedua tanggal 11 Maret 2014, dan pertemuan ketiga pada tanggal 12 Maret 2014.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

51

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan I Siklus I

Pada pertemuan pertama, dilaksanakan pembelajaran dengan materi

cahaya dan sifat-sifatnya. Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu

mempersiapkan hal-hal yang diperlukan. Guru memulai pembelajaran dengan

berdoa, mengabsen siswa, menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilakukan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda

nyata kemudian dilanjutkan pemberian apersepsi dengan memberikan pertanyaan

seputar cermin.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran group

investigation. Siswa dan guru menentukan topik yang akan diselidiki yaitu sifat-

sifat cahaya. Sifat cahaya ada 4 sehingga guru membentuk siswa menjadi 4

kelompok berdasarkan urutan absen yang masing-masing menyelidiki satu sifat

cahaya. Siswa bersama kelompok membagi tugas dan melakukan penyelidikan

sesuai topik yang diperoleh. Penyelidikan yang dilakukan menggunakan benda-

benda nyata sebagai sumber informasi langsung sehingga siswa bisa belajar sesuai

kenyataan. Siswa menggambar hasil percobaan yang dilakukan pada lembar

diskusi kelompok. Peran guru di sini adalah sebagai fasilitator dan pemandu

jalannya pembelajaran.

Pada kegiatan konfirmasi, guru dan siswa melakukan tanya jawab

mengenai pengalaman belajar dan penyelidikan pada hari ini. Pada kegiatan akhir,

guru menghimbau agar siswa mempersiapkan pembelajaran untuk pertemuan

selanjutnya.

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan II Siklus I

Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan media

pembelajaran seperti majalah, koran, buku, gambar dari internet, kertas, gunting

dan lem. Kegiatan dimulai dengan berdoa, presensi, kemudian dilanjutkan dengan

tanya jawab mengenai materi pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan

pertama.

Pada kegiatan inti, siswa diminta duduk berkelompok sesuai kelompok

pada pertemuan pertama. Guru membagikan media pembelajaran yang telah

dipersiapkan kepada masing-masing kelompok. Siswa bersama kelompok mencari

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

52

gambar benda-benda atau peristiwa yang berkaitan dengan topik yang diselidiki

pada pertemuan pertama. Gambar-gambar tersebut dicari di dalam majalah, koran,

dan gambar dari internet yang telah dibagikan oleh guru. Siswa bersama

kelompok kemudian membuat kliping. Setelah selesai, perwakilan setiap

kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka mulai dari kegiatan

penyelidikan sampai hasil dari kliping yang dibuat. Siswa dari kelompok lain

boleh menanggapi dan memberikan pertanyaan.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman tentang

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru kemudian menghimbau siswa untuk

belajar di rumah untuk evaluasi pada pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan III Siklus I

Pada pertemuan ketiga, dilakukan evaluasi. Soal evaluasi berbentuk

pilihan ganda dengan jumlah 20 soal. Pada pertemuan ketiga, siswa tidak dibagi

menjadi kelompok seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Kegiatan yang

dilakukan adalah guru membagikan soal kepada seluruh siswa. Siswa

mengerjakan soal secara individu tanpa mengganggu siswa yang lain. Setelah

selesai, siswa dan guru melakukan koreksi silang. Guru kemudian mendata nilai

siswa kemudian memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai

tertinggi. Penghargaan ini berbentuk ucapan selamat dan berjabat tangan langsung

dengan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dengan tujuan agar siswa yang

nilainya masih rendah, termotivasi untuk lebih giat belajar. Guru memberikan

pesan penyemangat agar siswa dapat lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.

3. Tahap Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung, penulis berkolaborasi dengan teman

sejawat dari guru melakukan observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan indikator pengamatan,

observer melakukan pengamatan yang meliputi kinerja guru, aktivitas siswa dan

hasil belajar IPA siswa dan memberi penilaian terhadap proses pembelajaran. Dari

observasi yang dilakukan, guru telah melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran sesuai indikator pada lenbar observasi dengan baik meskipun masih

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

53

ada kekurangan yaitu guru belum membagi kelompok secara heterogen. Dari segi

siswa, siswa masih mengganggu kelompok lain saat penyelidikan berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Setelah melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I, penulis

mengalami beberapa masalah yang berpengaruh pada keberhasilan siswa dalam

memahami materi. Hal ini terlihat pada hasil belajar dari 4 siswa yang yang belum

mencapai ketuntasan.

Pada saat pembelajaran berlangsung siswa belum memahami betul

langkah-langkah model pembelajaran yang dijelaskan oleh guru Pembagian

kelompok menurut urutan absen membuat kelompok tidak terbentuk secara

heterogen dikarenakan ada salah satu siswa yang tidak masuk sekolah pada

pertemuan pertama dan kedua. Ada satu kelompok yang anggotanya semuanya

siswa laki-laki. Pembagian topik penelitian yang diberikan kepada siswa ternyata

berpengaruh terhadap penguasaan materi dan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan. Siswa hanya memahami materi yang mereka selidiki dan kurang

memahami materi yang diselidiki kelompok lain. Selain itu, beberapa siswa

terutama siswa laki-laki sering mengganggu kelompok lain yang sedang

melakukan penyelidikan karena mereka juga tertarik dengan topik yang diselidiki

oleh kelompok lain.

Cara mengatasi permasalahan tersebut dengan menjelaskan langkah-

langkah pembelajaran kooperatif tipe group investigation secara rinci sampai

siswa paham betul. Pembagian kelompok secara acak agar terbentuk kelompok

yang heterogen. Pembagian topik penyelidikan sebaiknya bersifat menyeluruh

agar siswa bisa memahami materi secara menyeluruh dan tidak mengganggu

kelompok lain karena topik penyelidikannya sama.

4.3 Deskripsi Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan siklus

II guna meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap ini, penulis menyiapkan

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

54

perangkat pembelajaran yang berupa RPP, lembar observasi guru dan siswa,

lembar diskusi kelompok, soal evaluasi akhir dan berbagai media untuk

menunjang pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran pada siklus 2 dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di kelas

dan sekolah yang sama dengan siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal

24 Maret 2014, pertemuan kedua tanggal 25 Maret 2014, dan pertemuan ketiga

pada tanggal 26 Maret 2014.

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan I Siklus II

Pertemuan pertama, pembelajaran dilaksanakan dengan materi alat-alat

optik. Guru meminta salah satu siswa untuk berdoa dan kemudian melakukan

presensi siswa. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan menunjukkan salah

satu alat optik kemudian siswa diminta menyebutkan nama alat optik yang dibawa

oleh guru yaitu mikroskop.

Pada kegiatan inti, guru meminta siswa menyebutkan contoh alat optik

yang diketahui. Guru kemudian menjelaskan langkah-langkah group investigation

secara lebih rinci agar nantinya siswa memahami saat melakukan penyelidikan.

Siswa dan guru kemudian memilih topik penyelidikan dan membagi kelompok

secara heterogen. Guru membagikan alat optik (mikroskop, kamera, lup, teleskop,

dan periskop), koran, majalah, dan lembar diskusi kepada setiap kelompok.

Berbeda dari pembelajaran siklus I, pada siklus II setiap kelompok bertugas

menyelidiki semua alat optik yang sama. Siswa bersama kelompok menggambar

alat-alat optik dan menuliskan bagian-bagian alat optik beserta fungsinya.

Pada kegiatan akhir, guru meminta siswa belajar lagi di rumah sebagai

persiapan untuk melaksanakan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan II Siklus II

Pada pertemuan kedua, siswa duduk bersama kelompok sesuai pada

pertemuan pertama. Guru membagikan koran, majalah, dan gambar-gambar dari

internet sebagai media untuk membuat kliping. Siswa bersama kelompok

membuat kliping tentang alat-alat optik. Setelah selesai membuat kliping, hasil

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

55

dari kliping tersebut kemudian dijadikan satu dengan hasil penelitian pada

pertemuan pertama untuk dijilid menjadi satu.

Setelah kliping selesai dijilid, perwakilan dari tiap kelompok maju ke

depan kelas untuk mempresentasikan hasil investigasi mereka. Guru memandu

jalannya presentasi agar presentasi berjalan dengan lancar. Ketika ada siswa yang

presentasi di depan kelas, siswa yang lain harus memperhatikan dan boleh

menaggapi.

Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru membuat rangkuman tentang

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru menghimbau siswa agar belajar lagi di

rumah untuk memperdalam materi agar bisa mengerjakan evaluasi pada

pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Pertemuan III Siklus II

Pada pertemuan ketiga, dilakukan adalah evaluasi akhir pembelajaran

dengan materi alat-alat optik. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda dengan

jumlah 20 soal. Pada pertemuan ketiga, siswa tidak dibagi menjadi kelompok

seperti pada pertemuan pertama dan kedua. Guru membagikan soal evaluasi

kepada tiap siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu tanpa

mengganggu siswa yang lain. Guru memantau siswa selama evaluasi berlangsung.

Setelah semua siswa selesai mengerjakan evaluasi, guru mengajak siswa

untuk melakukan koreksi bersama. Setelah selesai melakukan koreksi bersama,

guru kemudian mendata nilai siswa dan memberikan penghargaan kepada siswa

yang memperoleh nilai tertinggi. Penghargaan ini berbentuk ucapan selamat dan

berjabat tangan langsung dengan siswa yang memperoleh nilai tertinggi dengan

tujuan agar siswa yang nilainya masih rendah, termotivasi untuk lebih giat belajar.

Terakhir, guru memberikan pesan penyemangat agar pada pembelajaran

selanjutnya siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar.

3. Tahap Observasi.

Pada siklus II, penulis berkolaborasi dengan teman sejawat dari guru

melakukan pengamatan terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung. Berdasarkan indikator pengamatan, observer

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

56

melakukan pengamatan yang meliputi kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil

belajar IPA siswa dan memberi penilaian terhadap proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Setelah guru melaksanakan pembelajaran pada siklus II, yang menjadi

refleksi pada siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar dan ketuntasan hasil

belajar siswa siswa. Guru telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berbantuan benda nyata dengan sangat baik. Dilihat dari

aktivitas siswa, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan sangat baik dan tidak

mengganggu kelompok lain. Siswa terlihat aktif dan antusias mengikuti

pembelajaran karena menggunakan media yang menarik. Selain itu, pembagian

topik penyelidikan yang bersifat menyeluruh membuat siswa memahami semua

topik yang dibahas.

Kekurangan pada pembelajaran siklus I sudah mengalami perbaikan dan

peningkatan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II menjadi

lebih baik. Hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II juga

meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

4.4 Hasil Analisis Data

Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil

belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo

Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata.

4.4.1 Siklus I

Penulis dengan dibantu oleh observer dari teman sejawat guru melakukan

observasi terhadap kinerja guru dan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar

mengajar.

4.4.1.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I

Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada guru kelas V saat

melakukan pembelajaran IPA siklus I dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

57

group investigation berbantuan benda nyata, didapatkan hasil yang akan

dipaparkan pada tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus I

No Aspek Jumlah

1 Pra Pembelajaran 6

2 Kegiatan Pendahuluan 9

3 Kegiatan Inti 41

4 Kegiatan Akhir 18

Total Skor 74

Kategori Baik

Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor)

Kategori:

≤ 25 = sangat tidak baik

26-50 = tidak baik

51-75 = baik

76-100 = sangat baik

Berdasarkan lembar observasi guru pada pembelajaran IPA siklus I, ada 4

aspek yang dinilai yaitu pra pembelajaran, kegiatan pendahuluan, kegiatan inti

dan kegiatan akhir. Pada aspek pertama yaitu aspek pra pembelajaran, kegiatan

tersebut dibagi menjadi 2 yaitu menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran

kemudian memeriksa siswa untuk duduk rapi di tempat duduk masing-masing.

Skor yang diperoleh dalam kegiatan pra pembelajaran mencapai 6. Guru sudah

baik dalam mempersiapkan ruang, alat dan media pembelajaran serta memeriksa

siswa untuk rapi duduk di tempat duduk masing-masing.

Aspek kedua yang diamati adalah kegiatan awal. Skor yang diperoleh

sebesar 9 dengan 3 rincian kegiatan yaitu guru membuka pelajaran dengan salam,

melakukan kegiatan apersepsi, dan menginformasikan tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari hari ini. Guru sudah baik dalam membuka pelajaran,

melakukan apersepsi, dan telah menginformasikan tujuan pembelajaran dan

materi yang akan dipelajari.

Aspek ketiga yaitu aspek kegiatan inti. Dari aspek kegiatan inti, diperoleh

skor sebesar 41 dengan 14 rincian kegiatan. Di dalam kegiatan inti, terdapat

langkah-langkah pembelajaran koperatif tipe group investigation berbantuan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

58

benda nyata. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Pada tahap

seleksi topik dan pengelompokan, guru telah menjelaskan langkah-langkah

pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan jelas, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka

selidiki, membagi topik yang akan diselidiki dan membagikan alat peraga kepada

semua kelompok. Namun kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan urutan

absen kurang efektif karena salah satu siswa tidak masuk sekolah pada pertemuan

pertama dan kedua sehingga tidak terbentuk kelompok yang heterogen.

Pada tahap perencanaan, guru membimbing siswa merencanakan

penelitian dengan baik. Pada saat siswa melakukan investigasi, guru membimbing

siswa dalam melakukan penyelidikan. Ketika siswa bingung saat melakukan

penyelidikan, guru dengan sabar membimbing siswa. Guru juga menghimbau agar

siswa tidak mengganggu kelompok lain. Pada tahap analisis dan sintesis, guru

membimbing siswa mengorganisasi data yang diperoleh selama investigasi dan

membimbing siswa dalam menyusun kliping. Pada tahap penyajian hasil akhir,

guru mengatur jalannya laporan penelitian atau presentasi, membimbing siswa

dalam presentasi, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menaggapi

hasil presentasi.

Aspek keempat yaitu kegiatan akhir dengan skor 18 yang terbagi menjadi

6 rincian kegiatan. Pada aspek ini guru sudah baik dalam melaksanakan semua

rincian kegiatan yaitu membimbing siswa untuk menggabungkan rangkuman

kesimpulan semua kelompok, melakukan refleksi pembelajaran, memberikan

evaluasi, membimbing siswa untuk melakukan koreksi silang, melakukan

penilaian hasil evaluasi, dan mengakhiri pembelajaran.

Jumlah keseluruhan dari semua aspek yaitu 74 dengan kriteria baik.

Namun kelompok yang dibagi oleh guru juga kurang efektif karena dibentuk

berdasarkan urutan absen karena ada satu siswa yang tidak masuk sekolah pada

pertemuan pertama dan kedua. Ada kelompok yang anggotanya laki-laki semua

yang mengakibatkan tidak terbentuk kelompok yang heterogen.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

59

4.4.1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Selain observasi pada aktivitas guru, juga dilakukan observasi terhadap

aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. Untuk hasil observasi siswa saat

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation berbantuan benda nyata siklus I, dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I

No Aspek Jumlah

1 Pra Pembelajaran 8

2 Kegiatan Pendahuluan 7

3 Kegiatan Inti 28

4 Kegiatan Akhir 9

Total Skor 52

Kategori Baik

Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor)

Kategori:

≤ 20 = sangat tidak baik

21-40 = tidak baik

41-60 = baik

61-80 = sangat baik

Pada tabel 4.4, terlihat diperoleh total skor untuk aktivitas siswa sebesar 52

dengan kategori baik. Pada aspek pra pembelajaran, skor yang diperoleh adalah 8

yang terbagi menjadi 3 rincian kegiatan yaitu menyiapkan alat tulis masing-

masing, duduk di tempat duduk masing-masing, siap mengikuti pembelajaran.

Siswa sudah baik dalam manyiapkan alat tulis dan duduk di tempat duduk

masing-masing. Namun beberapa siswa belum menunjukkan sikap siap dalam

mengikuti pembelajaran. Ada siswa yang sibuk membersihkan kuku dari cat saat

guru melakukan kegiatan apersepsi.

Pada aspek kedua yaitu kegiatan pendahuluan, diperoleh skor sebesar 7

yang terbagi menjadi 3 rincian kegiatan yaitu menjawab salam dari guru,

mendengarkan penjelasan guru, tidak bergurau saat guru menjelaskan. Siswa

sudah baik dalam menjawab salam dari guru namun siswa masih bergurau saat

guru menjelaskan dan kurang mendengarkan penjelasan dari guru.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

60

Pada aspek ketiga yaitu kegiatan inti, diperoleh skor 28 yang terbagi

menjadi 11 rincian kegiatan. Siswa sudah aktif memberikan kontribusi mengenai

apa yang akan mereka pelajari. Siswa mau berkelompok sesuai petunjuk guru,

akan tetapi sebagian siswa kurang terlibat dalam perencanaan penelitian. Hanya

siswa yang pandai dalam kelompok itu saja yang mengerjakan tugas, sementara

siswa yang lain mengganggu kelompok yang lain.

Pada aspek keempat yaitu kegiatan akhir, diperoleh skor sebesar 9 yang

terbagi menjadi 3 rincian kegiatan. Dari ketiga rincian kegiatan, siswa sudah

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa aktif membuat

rangkuman, mengerjakan soal evaluasi tanpa mengganggu temannya dan

melakukan koreksi silang sesuai petunjuk guru.

Dari lembar observasi siswa saat pembelajaran IPA siklus I, diperoleh hasil

bahwa siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik, namun siswa masih

belum memahami betul langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe group

investigation yang mengakibatkan siswa bingung saat mengisi lembar diskusi

kelompok. Beberapa siswa masih sering mengganggu kelompok lain saat

pembelajaran berlangsung.

4.4.1.3 Hasil Belajar IPA Siklus I

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata pada

siklus I dengan 3 kali pertemuan, adapun hasil belajar IPA dengan materi cahaya

dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo tersaji pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I

Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan

50-59 1 4,76% Belum Tuntas

60-69 3 14,28% Belum Tuntas

70-79 6 28,58% Tuntas

80-89 9 42,86% Tuntas

90-99 2 9,52% Tuntas

Jumlah 21 100%

Rata-rata 76,67

Nilai tertinggi 95

Nilai terendah 55

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

61

Dari tabel 4.5, dapat dilihat bahwa dari 21 siswa, yang memperoleh nilai

50-59 ada 1 siswa dengan persentase 4,76%, yang memperoleh nilai 60-69 ada 3

siswa dengan persentase 14,28%, yang memperoleh nilai 70-79 ada 6 siswa

dengan persentase 28,58%, yang memperoleh nilai 80-89 ada 9 siswa dengan

persentase 42,86% dan yang memperoleh nilai 90-99 ada 2 siswa dengan

persentase 9,52%. Rata-rata nilai siklus I sebesar 76,67 dengan nilai tertinggi 95

dan nilai terendah 55. Hasil belajar pada tabel 4.5 disajikan dalam bentuk diagram

batang sebagai berikut:

Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus I

Berdasarkan tabel 4.5 dan diagram batang 4.3 tentang hasil belajar IPA

pada siklus I, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar siklus I pada

tabel 4.6

Tabel 4.6

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Nilai Keterangan Frekuensi Siswa Persentase

≥ 70 Tuntas 17 80,95 %

< 70 Belum Tuntas 4 19,05%

Jumlah 21 100 %

Berdasarkan data pada tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa dari 21 siswa,

masih ada 4 siswa atau 19,05% yang dinyatakan belum tuntas karena hasil tes

0

2

4

6

8

10

50-59 60-69 70-79 80-89 90-99

DISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPA SIKLUS I

Frekuensi

siswa

Rentang Nilai

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

62

pada siklus I belum memperoleh nilai yang sama atau lebih besar dari KKM yang

ditetapkan yaitu 70. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 17

siswa atau 80,95%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

dari prasiklus ke siklus I sebesar 38,09%. Persentase ketuntasan hasil belajar pada

siklus I disajikan ke dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut:

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Siklus I

Meskipun hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar pada siklus I sudah

meningkat, namun belum memenuhi indikator kinerja sehingga perlu dilakukan

tindakan pada siklus II agar indikator kinerja bisa tercapai yaitu sebesar 85% atau

minimal ada 18 siswa dari 21 siswa yang mencapai nilai KKM ≥ 70 dalam

pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berbantuan benda nyata.

4.4.2 Siklus II

Selama proses pembelajaran pada pertemuan I, II, dan III siklus II juga

dilakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran. Observer pada siklus II sama dengan observer siklus I yaitu teman

sejawat guru.

PERSENTASE KETUNTASAN HASIL

BELAJAR IPA SIKLUS I

Tuntas

Belum Tuntas80,95%

19,05%

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

63

4.4.2.1 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II

Berdasarkan observasi yang dilakukan observer pada guru kelas V saat

melakukan pembelajaran IPA siklus II dengan model pembelajaran kooperatif

tipe group investigation berbantuan benda nyata, didapatkan hasil yang akan

dipaparkan pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Observasi Kinerja Guru Pada Siklus II

No Aspek Jumlah

1 Pra Pembelajaran 8

2 Kegiatan Pendahuluan 11

3 Kegiatan Inti 52

4 Kegiatan Akhir 23

Total Skor 94

Kategori Sangat Baik

Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor)

Kategori:

≤ 25 = sangat tidak baik

26-50 = tidak baik

51-75 = baik

76-100 = sangat baik

Ada 4 aspek yang dinilai yaitu pra pembelajaran, kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada aspek pertama yaitu aspek pra

pembelajaran, kegiatan tersebut dibagi menjadi 2 yaitu menyiapkan ruang, alat,

dan media pembelajaran kemudian memeriksa siswa untuk duduk rapi di tempat

duduk masing-masing. Guru sudah sangat baik dalam mempersiapkan ruang, alat

dan media pembelajaran serta memeriksa siswa untuk rapi duduk di tempat duduk

masing-masing. Skor yang diperoleh dalam kegiatan pra pembelajaran mencapai

8.

Aspek kedua yang diamati adalah kegiatan awal. Skor yang diperoleh

sebesar 11 dengan 3 rincian kegiatan yaitu guru membuka pelajaran dengan

salam, melakukan kegiatan apersepsi, dan menginformasikan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dipelajari hari ini. Guru sudah sangat baik dalam membuka

pelajaran, melakukan apersepsi, dan telah menginformasikan tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dipelajari.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

64

Aspek ketiga yaitu aspek kegiatan inti. Dari aspek kegiatan inti, diperoleh

skor sebesar 34 dengan 14 rincian kegiatan. Di dalam kegiatan inti, terdapat

langkah-langkah pembelajaran koperatif tipe group investigation berbantuan

benda nyata. Pada aspek ini, hampir seluruh rincian kegiatan dilaksanakan guru

dengan sangat baik.

Aspek keempat yaitu kegiatan akhir diperoleh skor 23 yang terbagi

menjadi 6 rincian kegiatan. Pada aspek ini guru sudah sangat baik dalam

melaksanakan semua rincian kegiatan yaitu membimbing siswa untuk

menggabungkan rangkuman kesimpulan semua kelompok, melakukan refleksi

pembelajaran, memberikan evaluasi, membimbing siswa untuk melakukan koreksi

silang, melakukan penilaian hasil evaluasi, dan mengakhiri pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi guru pada siklus II, didapatkan hasil bahwa

guru telah telah menjelaskan langkah-langkah group investigation secara rinci

sehingga saat melakukan penyelidikan, siswa tidak merasa bingung. Guru sudah

membagi kelopok secara acak sehingga terbentuk kelompok yang heterogen.

4.4.2.2 Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

Untuk hasil observasi siswa saat mengikuti pembelajaran IPA siklus II

dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda

nyata, dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II

No Aspek Jumlah

1 Pra Pembelajaran 11

2 Kegiatan Pendahuluan 9

3 Kegiatan Inti 38

4 Kegiatan Akhir 11

Total Skor 69

Kategori Sangat Baik

Penilaian: Jumlah seluruh skor (total skor)

Kategori:

≤ 20 = sangat tidak baik

21-40 = tidak baik

41-60 = baik

61-80 = sangat baik

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

65

Pada tabel 4.8, terlihat total skor untuk aktivitas siswa pada siklus II sebesar

69 dengan kategori sangat baik. Pada aspek pra pembelajaran, skor yang diperoleh

adalah 11 yang terbagi menjadi 3 rincian kegiatan. Siswa menyiapkan alat tulis

masing-masing , duduk di tempat duduk masing-masing, siap mengikuti

pembelajaran.

Pada aspek kedua yaitu kegiatan pendahuluan, diperoleh skor sebesar 9

yang terbagi menjadi 3 rincian kegiatan yaitu menjawab salam dari guru secara

kompak, mendengarkan penjelasan guru, tidak bergurau saat guru menjelaskan.

Siswa sudah baik dalam menjawab salam dari guru, mendengarkan penjelasan

guru dan tidak bergurau saat guru menjelaskan.

Pada aspek ketiga yaitu kegiatan inti, diperoleh skor 38 yang terbagi

menjadi 11 rincian kegiatan. Siswa aktif memberikan kontribusi mengenai apa

yang akan mereka pelajari. Siswa mau berkelompok sesuai petunjuk guru dan

aktif menggunakan alat peraga sesuai petunjuk guru. Siswa aktif berdiskusi tanpa

mengganggu kelompok lain karena topik penyelidikan bersifat menyeluruh. Tidak

ada perbedaan topik yang dibahas.

Pada aspek keempat yaitu kegiatan akhir, diperoleh skor sebesar 11 yang

terbagi menjadi 3 rincian kegiatan. Pada 2 rincian kegiatan, siswa melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan sangat baik. Siswa mengerjakan soal evaluasi tanpa

mengganggu temannya dan melakukan koreksi silang sesuai petunjuk guru.

Aktivitas siswa dalam membuat rangkuman sudah baik.

Dari hasil lembar observasi siswa, diketahui bahwa siswa tidak lagi

mengganggu kelompok lain karena mereka mendapat topik penyelidikan dan

media pembelajaran yang sama. Siswa terlihat semangat dan antusias dalam

pembelajaran karena media yang digunakan sangat menarik dan jarang dijumpai

secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Pembagian materi dan penyelidikan

yang bersifat menyeluruh, membuat siswa memahami semua topik yang dibahas.

4.4.2.3 Hasil Belajar IPA Siklus II

Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata pada

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

66

siklus II dengan 3 kali pertemuan, adapun hasil belajar IPA dengan materi Cahaya

dan Sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo tersaji pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II

Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan

55-61 2 9,52% Belum Tuntas

62-69 0 0% Belum Tuntas

70-76 4 19,05% Tuntas

77-83 5 23,81% Tuntas

84-90 10 47,62% Tuntas

Jumlah 21 100%

Rata-rata 80,24

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 55

Dari tabel 4.9, dapat dilihat bahwa dari 21 siswa, yang memperoleh nilai

55-61 ada 2 siswa dengan persentase 9,52%, tidak ada siswa yang memperoleh

nilai 62-69, yang memperoleh nilai 70-76 ada 4 siswa dengan persentase 19,05%,

yang memperoleh nilai 77-83 ada 5 siswa dengan persentase 23,81%, dan yang

memperoleh nilai 84-90 ada10 siswa dengan persentase 47,62%. Rata-rata nilai

siklus II sebesar 80,24 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55. Hasil

belajar pada tabel 4.9 disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 4.5 Diagram Batang Hasil Belajar IPA Siklus II

0

2

4

6

8

10

12

55-61 62-69 70-76 77-83 84-90

DISTRIBUSI HASIL BELAJAR IPA SIKLUS II

Frekuensi

siswa

Rentang Nilai

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

67

Berdasarkan tabel 4.9 dan diagram batang 4.5 tentang hasil belajar IPA

pada siklus II, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar siklus II pada

tabel 4.10

Tabel 4.10

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Nilai Keterangan Frekuensi Siswa Persentase

≥ 70 Tuntas 19 90,48 %

< 70 Belum Tuntas 2 9,52%

Jumlah 21 100 %

Berdasarkan data dari tabel 4.10, dari 21 siswa yang memperoleh nilai ≥70

atau sudah tuntas KKM ada 19 anak atau 90,48% dan yang belum tuntas KKM

ada 2 siswa atau 9,52%. Jika dilihat dari data nilai siklus I dan siklus II, terjadi

peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II yaitu 76,67 menjadi 80,24.

Terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 3,57. Sedangkan ketuntasan hasil

belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 80,95% ke 90,48%. Terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 9,53%. Persentase

ketuntasan hasil belajar pada siklus II disajikan ke dalam diagram lingkaran

sebagai berikut.

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Persentase Ketuntasan Hasil

Belajar Siklus II

PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR

IPA SIKLUS II

Tuntas

Belum Tuntas

9,52%

90,48%

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

68

Adanya peningkatan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar dipengaruhi

adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap langkah-langkah group

investigation sehingga siswa siswa sudah paham dengan apa yang harus dilakukan

saat melakukan penyelidikan dalam pembelajaran. Pada siklus II ini, ketuntasan

yang ditetapkan sesuai indikator kinerja sudah tercapai sehingga penelitian ini

hanya sampai pada siklus II. Rekapitulasi hasil belajar pada kondisi prasiklus,

siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11

Tabel 4.11

Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 2 Tegalrejo Kondisi

Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No Nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II

Jumlah

siswa

(%) Jumlah

Siswa

(%) Jumlah

Siswa

(%)

1 Tuntas 9 42,86% 17 80,95% 19 90,48%

2 Belum

Tuntas

12 57,14% 4 19,05% 2 9,52%

Jumlah 21 100% 21 100% 21 100%

Rata-rata Nilai 68,95 76,67 80,24

Nilai Tertinggi 83 95 90

Nilai Terendah 60 55 55

Dari tabel 4.11 dapat dijelaskan perbandingan hasil belajar setiap siklus.

Pada kondisi prasiklus, dari 21 siswa masih ada 12 siswa atau 57,14% yang belum

tuntas belajarnya dan 9 siswa atau 42,86% siswa sudah tuntas belajarnya dengan

nilai rata-rata 68,95. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I, terjadi

peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 21 siswa sudah ada 17 siswa atau

80,95% yang sudah tuntas dan tinggal 4 siswa atau 19,05% yang belum tuntas

dengan nilai rata-rata 76,67.

Melihat hasil belajar pada siklus I yang masih belum memenuhi indikator

kinerja dalam penelitian ini yaitu 85% atau minimal 18 siswa sudah tuntas KKM,

maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II. Hasil belajar setelah

dilaksanakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar.

Dari 21 siswa sudah ada 19 siswa atau 90,48% yang sudah memperoleh nilai ≥70

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

69

dengan nilai rata-rata 80,24. Jadi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II

telah memenuhi indikator kinerja dan tidak perlu dilakukan tindakan lagi.

Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar dan persentase ketuntasan hasil

belajar pada tahap prasiklus sampai dengan siklus II disajikan dalam bentuk grafik

sebagai berikut.

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Nilai Rata-rata

Hasil Belajar IPA kondisi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari hasil lembar observasi guru, guru mengalami peningkatan dalam

melaksanakan proses mengajar di kelas. Pada siklus I, guru baru memperoleh skor

74 dengan kriteria “baik” meningkat pada siklus II menjadi 94 dengan kriteria

“sangat baik”. Hal ini berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yang

ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklus.

Berdasarkan observasi siswa dalam saat proses pembelajaran IPA pada

materi cahaya dan sifat-sifatnya, siswa menjadi semangat dan antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Siswa aktif melakukan penyelidikan dengan media

pembelajaran yang menarik dan jarang dijumpai secara langsung dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa juga aktif membuat kliping dari majalah dan koran yang telah

42.86

80.9590.48

68.95

76.67 80.24

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

persentase

ketuntasan

(%)

nilai rata-

rata

Tahapan

PERBANDINGAN PERSENTASE KETUNTASAN

DAN NILAI RATA-RATA TIAP SIKLUS

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

70

disiapkan oleh guru. Dari siklus I yang baru mencapai skor aktivitas dengan

jumlah 52 dengan kriteria “baik” mengalami peningkatan setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus 2 menjadi 69 dengan kriteria “sangat baik”. Perbandingan

skor lembar observasi guru dan siswa pada siklus I dan II disajikan ke dalam

grafik sebagai berikut.

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Skor Lembar Observasi Guru dan

Siswa Pada Siklus I dan II

Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation berbantuan benda nyata terbukti dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten

Temanggung semester II tahun pelajaran 2013-2014. Penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata

membuat siswa lebih semangat dan antusias karena mereka belajar melalui

pengalaman langsung yang berkesan sehingga informasi yang mereka dapatkan

saat melakukan penyelidikan dalam kelompok kecil, dapat tertanam di dalam otak

dan tidak mudah dilupakan.

74

94

52

69

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Siklus I Siklus II

Hasil Lembar

Observasi

Guru

Hasil Lembar

Observasi

Siswa

Tahapan

Total

Skor

PERBANDINGAN SKOR LEMBAR OBSERVASI

GURU DAN SISWA SIKLUS I DAN II

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

71

4.5 Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Kabupaten Temanggung dengan subjek penelitian siswa kelas V. Proses

pembelajaran sebelum dilaksanakan penelitian ini masih bersifat konvensional

dimana guru hanya berceramah dan menggunakan media papan tulis. Acuan

pembelajaran hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar. Hal ini

yang membuat hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Tegalrejo masih rendah. Siswa

yang telah tuntas KKM (≥70) hanya 9 dari 21 siswa atau 42,86% dan yang belum

tuntas KKM sebanyak 12 siswa atau 57,14%. Nilai rata-rata kelas hanya 68,95

dengan nilai tertinggi yang dicapai sebesar 83 dan nilai terendahnya yaitu 60.

Berdasarkan data tentang ketuntasan dan rata-rata hasil belajar IPA kondisi

prasiklus, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA.

Peningkatan hasil belajar IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berbantuan benda nyata dapat dilihat dari dan jumlah siswa

yang telah tuntas KKM dan hasil perolehan nilai pada siklus I dan II. Pada siklus I

sebanyak 17 siswa atau 80,95% siswa telah mencapai KKM. Rata-rata hasil

belajar pada siklus I sebesar 76,67 dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 55.

Pada siklus I masih ditemukan kendala yaitu siswa belum memahami betul

langkah-langkah model pembelajaran yang dijelaskan oleh guru. Pembagian

kelompok menurut urutan absen juga tidak efektif karena tidak terbentuk

kelompok yang heterogen. Selain itu, masih beberapa siswa terutama siswa laki-

laki sering mengganggu kelompok lain saat penyelidikan berlangsung.

Pada siklus II, dari 21 siswa jumlah siswa yang telah tuntas KKM sebanyak

19 siswa atau 90,48%. Rata-rata nilai 80,24 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 55. Ada 2 siswa atau 9,52% yang nilainya belum tuntas KKM.

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, didapatkan hasil bahwa kedua siswa

yang belum tuntas KKM memiliki kemampuan belajar yang lemah sehingga

kurang bisa menyerap materi pembelajaran. Pada siklus II indikator kinerja dalam

penelitian ini sudah terpenuhi sehingga tidak perlu dilaksanakan tindakan lagi.

Pada penelitian ini, penulis hanya mempersiapkan hal-hal non teknis seperti

mempersiapkan media pembelajaran, mempersiapkan RPP, lembar observasi

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/5/T1_292010064_BAB IV.pdf · melakukan suatu tindakan dalam pembelajaran IPA materi cahaya

72

siswa dan guru, lembar kerja siswa, tes formatif untuk evaluasi. Pada saat

pembelajaran berlangsung, guru kelas 5 bertindak sebagai pelaksana pembelajaran

yang mengajarkan pembelajaran IPA dan satu orang observer yaitu guru kelas 2

yang mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa hasil aktivitas siswa setiap

siklusnya mengalami peningkatan, begitu juga dengan kinerja guru sudah sesuai

dengan yang diharapkan.

Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda

nyata merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok

kecil yang beranggotakan 4-6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Siswa

memilih topik yang ingin dipelajari, menyusun rencana penelitian, melaksanakan

investigasi, menyusun laporan penyelidikan, mempresentasikan hasil penyelidikan

dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi secara individu.

Menurut pendapat Hamdani (2011: 90), model pembelajaran kooperatif

tipe group investigation adalah suatu model pembelajaran yang menuntut para

siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam

keterampilan proses kelompok. Selain itu, performa siswa juga lebih aktif karena

mereka yang bekerja dalam kelompok kecil memiliki rasa tanggung jawab yang

lebih besar untuk membantu siswa-siswa lain dalam satu kelompok daripada

mereka yang bekerja dalam kelompok besar. Dibuktikan dengan peningkatan skor

aktifitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran IPA dengan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata yaitu pada siklus I

baru mencapai skor 52 dengan kriteria baik menjadi 69 dengan kriteria sangat

baik.