BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 -...

21
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang akan di bahas adalah sebagai berikut: (1) IPA (hakikat IPA, ruang lingkup pembelajaran IPA, tujuan pelajaran IPA, dan pembelajaran IPA di sekolah dasar), (2) model pembelajaran kooperatif (pengertian pembelajaran kooperatif, ciri-ciri model pembelajaran kooperatif, langkah- langkah pembelajaran kooperatif, serta kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif), (3) model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (pengertian group investigation, karakteristik group investigation, langkah-langkah group investigation, serta kelebihan dan kelemahan group investigation), (4) benda nyata, (5) hasil belajar IPA, (6) hubungan pembelajaran IPA, model kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dan hasil belajar IPA. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2.1.1.1 Hakikat IPA Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis (1992: 3), menyatkan bahwa: IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti “Ilmu” tentang “Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat; sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Dalam KTSP 2006, dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 -...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori yang akan di bahas adalah sebagai berikut: (1) IPA (hakikat

IPA, ruang lingkup pembelajaran IPA, tujuan pelajaran IPA, dan pembelajaran

IPA di sekolah dasar), (2) model pembelajaran kooperatif (pengertian

pembelajaran kooperatif, ciri-ciri model pembelajaran kooperatif, langkah-

langkah pembelajaran kooperatif, serta kelebihan dan kekurangan model

pembelajaran kooperatif), (3) model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (pengertian group investigation, karakteristik group investigation,

langkah-langkah group investigation, serta kelebihan dan kelemahan group

investigation), (4) benda nyata, (5) hasil belajar IPA, (6) hubungan pembelajaran

IPA, model kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dan hasil

belajar IPA.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.1.1.1 Hakikat IPA

Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis (1992: 3), menyatkan bahwa:

IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam berarti “Ilmu” tentang

“Pengetahuan Alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar.

Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan

menurut tolok ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif.

Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat;

sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan

kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui

panca indera. Pengetahuan alam artinya pengetahuan tentang alam

semesta dengan segala isinya. Pengetahuan itu sendiri artinya

segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam

semesta dengan segala isinya.

Dalam KTSP 2006, dijelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga

IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

8

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara

ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Menurut Powler dalam Usman Samatowa (2011: 3) juga menyatakan

bahwa:

IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam

dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen.

Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu

sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling

berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu

kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan

itu tidak hanya berlaku untuk sebagian orang saja tetapi untuk

semua apabila melakukan penelitian yang sama, maka akan

memperoleh hasil yang sama.

Selain itu, Nash 1963 (Hendro Darmojo, 1992: 3) menyatakan bahwa IPA

itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati dunia ini bersifat analisis,

lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan

fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang

baru tentang objek yang diamatinya. Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2013:

167), sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta

melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur dan

dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Berdasarkan pemaparan para ahli mengenai hakikat IPA, dapat disimpulkan

bahwa IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam

semesta yang tersusun secara sistematis, teratur, dan berlaku umum. Pembelajaran

IPA di sekolah hendaknya memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

9

menemukan sendiri sebagai proses lebih lanjut untuk mengembangkan dalam

kehidupan sehari-hari.

2.1.1.2 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA

Berdasarkan KTSP 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ruang

lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta

kesehatan,

2) Benda / materi sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair,

padat dan gas,

3) Energi dan perubahannya meliputi gaya bunyi panas magnet

listrik cahaya dan pesawat sederhana,

4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah bumi tata surya dan

benda-benda langit lainnya.

Mata pelajaran IPA di kelas V Sekolah Dasar terdiri dari beberapa pokok

bahasan yang dikelompokkan ke dalam beberapa Standar Kompetensi, yaitu:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 5 Sekolah Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk Hidup dan Proses

Kehidupan

2. Memahami cara tumbuhan

hijau membuat makanan

3. Mengidentifikasi cara

makhluk hidup menyesuaikan

diri dengan lingkungan

2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan

hijau membuat makanan.

2.2 Mendeskripsikan ketergantungan

manusia dan hewan pada tumbuhan

hijau sebagai sumber makanan

3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri

hewan dengan lingkungan tertentu

untuk mempertahankan hidup

3.2 Mengidentifikasi penyesuaian diri

tumbuhan dengan lingkungan

tertentu untuk mempertahankan

hidup

Benda dan Sifatnya

4. Memahami hubungan antara

sifat bahan dengan

penyusunnya dan perubahan

sifat benda sebagai hasil

suatu proses

4.1 Mendeskripsikan hubungan antara

sifat bahan dengan bahan

penyusunnya, misalnya benang,

kain, dan kertas.

4.2 Menyimpulkan hasil penyelidikan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

10

tentang perubahan sifat benda, baik

sementara maupun tetap

Energi dan Perubahannya

5. Memahami hubungan antara

gaya, gerak, dan energi, serta

fungsinya

5.1 Mendeskripsikan hubungan antara

gaya, gerak dan energi melalui

percobaan (gaya gravitasi, gaya

gesek, gaya magnet)

5.2 Menjelaskan pesawat sederhana

yang dapat membuat pekerjaan lebih

mudah dan lebih cepat;

Cahaya dan Sifat-sifatnya

6. Menerapkan sifat-sifat

cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

6.2 Membuat suatu karya/model,

misalnya periskop atau lensa dari

bahan sederhana dengan menerapkan

sifat-sifat cahaya

Bumi dan Alam Semesta

7. Memahami perubahan yang

terjadi di alam dan

hubungannya dengan

penggunaan sumber daya

alam

7.1 Mendeskripsikan proses

pembentukan tanah karena

pelapukan

7.2 Mengidentifikasi jenis-jenis tanah

7.3 Mendeskripsikan struktur bumi

7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan

kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhinya

7.5 Mendeskripsikan perlunya

penghematan air.

7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam

yang terjadi di Indonesia dan

dampaknya bagi makhluk hidup dan

lingkungan

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan

manusia yang dapat mengubah

permukaan bumi (pertanian,

perkotaan, dsb)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan dipergunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 2.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegiatan membuat suatu karya/model.

6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

11

Materi esensial:

Cahaya adalah gelombang elektro magnetik yang dapat ditangkap oleh mata.

Sifat-sifat cahaya diantaranya adalah: (1) cahaya merambat lurus, (2) cahaya dapat

menembus benda bening, (3) cahaya dapat dipantulkan, (4) cahaya dapat

dibiaskan. Berbagai macam alat optik diantaranya adalah: (1) mata, (2)

mikroskop, (3) lup, (4) teleskop, (5) kamera.

2.1.1.3 Tujuan Pelajaran IPA

Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan

keteraturan alam ciptaanNya,

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-

konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari,

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengarui antara

IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat,

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan,

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam,

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturan sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan

7) Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjudkan pendidikan ke

SMP/MTs.

2.1.1.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,

pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

12

Menurut Piaget dalam Heruman (2007: 1), anak SD berada pada fase

operasional konkret dimana dalam proses pembelajaran, anak berpikir dengan

memperhatikan benda konkret atau nyata terutama benda yang ada di sekitar

lingkungan mereka. Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran hendaknya

disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar harus disesuaikan dengan karakteristik

siswa. Siswa akan lebih mudah menerima pelajaran yang berkaitan dengan

kehidupan mereka sehari-hari. Dalam pembelajaran IPA, siswa diarahkan untuk

lebih aktif dan melakukan pengamatan langsung saat proses pembelajaran

berlangsung agar siswa bisa mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan benda-benda nyata yang ada di lingkungan siswa juga dapat

membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri dan memberikan

pengalaman yang nyata dalam kehidupan siswa.

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009: 22), pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa

lebih bergairah dalam belajar. Kolaboratif artinya setiap kelompok terdiri atas

campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku.

Menurut Hamdani (2011: 30), model pembelajaran kooperatif adalah

rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang dirumuskan. Dalam menyelesaiakan tugas kelompoknya,

setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu

untuk memahami materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar

dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum mengusai

bahan pelajaran.

Menurut Tukiran Taniredja (2011: 55) pembelajaran kooperatif merupakan

sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja

sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

13

kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Namun belajar

kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam

belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif

sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka di antara anggota

kelompok.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian pembelajaran

kooperatif, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah

pembelajaran yang menggunakan grup kecil yang heterogen dimana siswa bekerja

sama satu sama lain, berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan, saling

membantu memahami materi pembelajaran dan saling berkomunikasi.

2.1.2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif.

Hamdani (2011: 31) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif

antara lain:

(1) setiap anggota memiliki peran,

(2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa,

(3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara

belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,

(4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

interpersonal kelompok,

(5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Sementara Bennet (1995) dalam Isjoni (2009: 60) menyatakan ada lima

unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja

kelompok yaitu:

(1) positive interdependence (hubungan timbal balik),

(2) interaction face to face (interaksi langsung antar siswa tanpa

perantara),

(3) adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran

dalam anggota kelompok,

(4) membutuhkan keluwesan,

(5) meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan

masalah.

Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2004: 31), mengatakan bahwa tidak

semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

14

hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus

diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

(1) saling ketergantungan positif,

(2) tanggung jawab perseorangan,

(3) tatap muka,

(4) komunikasi antar anggota,

(5) evaluasi proses kelompok

2.1.2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Agus Suprijono (2009: 85), sintak model pembelajaran

kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase yaitu :

Tabel 2.3

Fase Model Pembelajaran Kooperatif

Fase-fase Perilaku Guru

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan pembelajaran

dan mempersiapkan peserta didik

siap belajar.

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi

kepada peserta didik secara verbal.

Fase 3: Organize students into

learning teams.

Mengorganisir peserta didik ke

dalam tim-tim belajar.

Memberikan penjelasan kepada

peserta didik tentang cara

pembentukan tim belajar dan

membantu kelompok melakukan

transisi yang efisien.

Fase 4: Assist team work and study

Membantu kerja tim dan belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok-

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok.

2.1.2.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Jarolimek dan Parker (1993) dalam Isjoni (2009: 44), keunggulan yang

diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah:

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

15

(1) saling ketergantungan yang positif,

(2) adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu,

(3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,

(4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,

(5) terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa

dengan guru,

(6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan

pengalaman emosi yang menyenangkan.

Penggunaan pembelajaran kooperatif dalam kegiatan pembelajaran di

sekolah, memiliki berbagai kelebihan atau manfaat. Kelebihan berorientasi pada

optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara efektif melalui dukungan guru dan siswa dalam pembelajaran.

Selain kelebihannya, pendekatan pembelajaran kooperatif juga memiliki

kelemahan. Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua

faktor, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari

dalam, yaitu: (1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di

samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, (2) agar

proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas,

alat dan biaya yang cukup memadai, (3) selama kegiatan diskusi kelompok

berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas

sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan (4)

saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa

yang lain menjadi pasif.

Kelebihan dan kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran

kooperatif sebagai strategi mengajar guru, dapat menjadi pertimbangan bagi guru

dalam penggunaannya. Namun, faktor profesionalisme guru menggunakan model

tersebut sangat menentukan dan kesadaran murid mengikuti pembelajaran melalui

strategi kelompok. Sasaran pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan

belajar siswa sehingga penggunaan model ini akan memungkinkan siswa lebih

aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar sesuai tuntutan materi pelajaran atau

kurikulum.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

16

2.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

2.1.3.1 Pengertian Group Investigation

Menurut Miftahul Huda (2013: 292), group investigation yang pertama

kali dikembangkan oleh Sharan dan Sharan (1976) ini merupakan salah satu

model dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk

menggunakan skill berpikir level tinggi. Pada prinsipnya, group investigation

sudah banyak diadopsi oleh berbagai bidang pengetahuan, baik humaniora

maupun saintifik. Akan tetapi, dalam konteks pembelajaran kooperatif, group

investigation tetap menekankan pada heterogenitas dan kerja sama antar siswa.

Menurut Hamdani (2011: 90) group investigation melibatkan siswa sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya

melalui investigasi. Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan

yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Para guru yang menggunakan investigasi kelompok pada pembelajaran, umumnya

membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok beranggotakan dua

hingga enam siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok

dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap

topik tertentu. Siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi

mendalam terhadap berbagai sub topik yang telah dipilih kemudian menyiapkan

dan menyajikan laporan di depan kelas secara keseluruhan.

Sejalan dengan pemikiran Miftahul Huda dan Hamdani, Isjoni (2009: 87)

menemukakan bahwa group investigation merupakan model pembelajaran

kooperatif yang paling kompleks karena memadukan antara prinsip belajar

kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip

pembelajaran demokrasi. Group investigation dapat melatih siswa untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat

terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Hal ini akan

memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan

mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat

memperbaiki kesalahan siswa.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

17

Group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi

yang berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan

mensintesiskan informasi sebagai upaya menyelesaikan masalah yang bersifat

multi-aspek. Menurut Slavin dalam Rusman (2011: 221), group investigation

sangatlah ideal bila diterapkan pada mata pelajaran IPA. Sebagai bagian dari

investigasi, para siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam

maupun di luar kelas. Para siswa selanjutnya mengevaluasi dan mensintesiskan

informasi yang disumbangkan oleh setiap anggota kelompok supaya dapat

menghasilkan buah karya kelompok.

2.1.3.2 Karakteristik Group Investigation

Menurut Sharan dan Sharan dalam Tukiran Taniredja (2011: 75)

karakteristik unik dari group investigation ada pada empat fitur dasar yaitu:

1) Investigasi

Investigasi dimulai saat guru memberikan masalah yang rumit

kepada kelas. Proses investigasi menekankan inisiatif siswa,

dibuktikan dengan pertanyaan yang mereka ajukan, dengan

sumber-sumber yang mereka temukan, dan jawaban yang

mereka rumuskan. Mereka bekerja dalam kelompok merubah

informasi dan gagasan ke dalam pengetahuan baru melalui

proses penafsiran.

2) Interaksi

Interaksi di antara siswa penting bagi investigasi kelompok.

Melalui interaksi dengan anggota kelompok, siswa saling

memberikan dorongan, saling mengembangkan gagasan satu

sama lain dan saling membantu memfokuskan perhatian mereka

terhadap tugas.

3) Penafsiran

Saat melakukan penelitian, siswa dalam kelompok

mengumpulkan banyak informasi dari berbagai sumber yang

berbeda. Bersama-sama mereka membuat penafsiran atas hasil

penelitian mereka.

4) Motivasi Intrinsik

Dengan mengarahkan siswa untuk menghubungkan masalah

yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan,

pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok

meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi

yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan

motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan

orang lain.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

18

2.1.3.3 Langkah-langkah Group Investigation.

Menurut Miftahul Huda (2013: 292) ada 6 tahap dalam sintak group

investigation yaitu :

(1) Tahap 1: Seleksi Topik

Para siswa memilih berbagai subtopik. Mereka selanjutnya

diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok yang

berorientasi pada tugas yang beranggota 2 hingga 6 orang.

(2) Tahap 2: Perencanaan

Siswa dan guru merencanakan berbagai prosedur belajar

khusus, tugas, dan tujuan umum yang konsisten dengan

berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih pada langkah

sebelumnya.

(3) Tahap 3: Implementasi

Siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada

langkah sebelumnya. Guru harus mendorong para siswa untuk

melakukan penelitian dengan memanfaatkan berbagai sumber,

baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah.

(4) Tahap 4: Analisis dan Sintesis

Siswa menganalisis dan membuat sintesis atas berbagai

informasi yang didapat lalu meringkasnya menjadi penyajian

yang menarik di depan kelas.

(5) Tahap 5: Penyajian Hasil Akhir

Semua kelompok menyajikan presentasinya atas topik-topik

yang telah dipelajari. Presentasi kelompok dikoordinir oleh

guru.

(6) Tahap 6: Evaluasi

Para siswa dan guru melakukan evaluasi terhadap pekerjaan

kelas. Evaluasi dapat dilakukan secara individu maupun

kelompok, atau keduanya.

Tahap-tahap pembelajaran yang menggunakan group investigation menurut

Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005: 29-30) untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 2.4

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

19

Tabel 2.4

Tahapan Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Tahapan Kegiatan dalam Pembelajaran

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan

membagi siswa ke dalam

kelompok

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk

memberi kontribusi apa yang akan mereka

selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan

heterogenitas.

Tahap II

Merencanakan tugas

Kelompok akan membagi sub topik kepada

seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan

dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses

dan sumber apa yang akan dipakai.

Tahap III

Membuat penyelidikan

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan

mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan

dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam

pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah

kelompok.

Tahap IV

Mempersiapkan tugas

akhir

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang

akan dipresentasikan di depan kelas.

Tahap V

Mempresentasikan tugas

akhir

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya.

Kelompok lain tetap mengikuti.

Tahap VI

Evaluasi

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah

diselidiki dan dipresentasikan

2.1.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Group Investigation.

Selain langkah-langkah yang dikemukakan oleh para ahli, group

investigation juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Menurut Miftahul Huda

(2011: 17) kelebihan metode group investigation adalah performa siswa lebih

aktif dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam suasana tradisional ruang

kelas yang mengikutsertakan seluruh anggotanya. Hal itu disebabkan para siswa

yang bekerja pada kelompok-kelompok kecil memiliki rasa tanggung jawab yang

lebih besar untuk membantu siswa-siswa lain dalam satu kelompok daripada

mereka yang bekerja dalam kelompok-kelompok besar.

Kekurangan dari pembelajaran group investigation yaitu memerlukan

waktu yang cukup lama dan memerlukan koordinasi yang baik dari guru

dikarenakan siswa mencari informasi-informasi yang mereka butuhkan tidak

hanya dari buku namun juga melalui internet maupun sumber-sumber lain diluar

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

20

kelas. Selain itu, siswa yang tidak cocok dengan anggota kelompoknya akan

kurang bisa memahami materi yang dipelajari.

2.1.4 Benda Nyata

Nana Sujana (1997: 207), mengemukakan bahwa penggunaan benda nyata

(real life materials) di dalam proses pembelajaran bertujuan untuk

memperkenalkan suatu unit pelajaran tertentu, proses kerja suatu objek studi

tertentu, atau bagian-bagian serta aspek-aspek lain yang dibutuhkan. Benda-benda

nyata dapat memegang peranan penting dalam upaya menunjang proses belajar

mengajar. Nana Sujana juga menambahkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam

memilih media pembelajaran yaitu: (1) benda-benda atau makhluk hidup apakah

yang mungkin dimanfaatkan di kelas secara efisien, (2) bagaimana caranya agar

semua benda itu berkesesuaian terhadap pola belajar siswa, (3) dari mana

sumbernya untuk memperoleh benda-benda tersebut.

Benda nyata atau benda sebenarnya pada dasarnya adalah benda yang

digunakan supaya kegiatan belajar berlangsung dalam lingkungan yang sangat

mirip dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga proses pembelajarannya dapat

lebih efektif. Penyajian materi pelajaran khususnya bagi siswa sekolah dasar akan

lebih mudah dipahami apabila materi yang disajikannya bersifat konkrit. Hal ini

mengingatkan kita bahwa tidak semua siswa sekolah dasar sanggup belajar

dengan cara verbal yang abstrak dikarenakan perkembangan kognitif mereka

masih pada taraf operasional konkret.

Dapat disimpulkan bahwa manfaat benda nyata dalam pembelajaran

adalah benda nyata dapat memberikan informasi yang konkret karena siswa bisa

mengamati objek yang sedang dipelajari secara langsung, bukan hanya melalui

teori saja. Siswa sekolah dasar berada pada fase operasional konkret di mana

mereka belajar melalui hal-hal yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.5 Hasil Belajar IPA

Menurut Agus Suprijono (2009: 5), hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

21

Menurut Sudjana (1997: 49), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar.

Menurut Rusman (2012: 122) hasil belajar adalah sejumlah pengalaman

yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Belajar bukan hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja tetapi juga

penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial,

keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan. Menurut Bloom (Agus Suprijono,

2009: 6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan menurut Lindgren, hasil belajar meliputi kecakapan informasi,

pengertian dan sikap.

Selain itu, Ahmad Susanto (2013: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar

yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang menyangkut

aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Nawawi

dalam Ahmad Susanto (2013: 5) juga mengemukakan bahwa hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai

sejumlah mata pelajaran tertentu.

Hasil belajar yang diperoleh siswa, dipengaruhi oleh banyak faktor.

Menurut Nana Sudjana (2013: 39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi

oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang

dari luar siswa atau faktor lingkungan. Faktor dari diri siswa adalah kemampuan

yang dimiliki siswa itu sendiri. Faktor kemampuan sangat besar pengaruhnya

terhadap hasil belajar yang dicapai.

Menurut Carroll dalam Nana Sudjana (2013: 40) hasil belajar yang dicapai

siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu:

(1) bakat,

(2) waktu yang tersedia untuk belajar,

(3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran,

(4) kualitas pengajaran,

(5) kemampuan individu.

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

22

Faktor bakat, waktu untuk belajar, dan kemampuan individu merupakan

faktor dari dalam individu sedangkan faktor kualitas pengajaran adalah faktor dari

luar.

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Wasliman (2007) dalam

Ahmad Susanto (2013: 12) bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik

merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor

internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kecerdasan, minat, perhatian,

motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan

masyarakat.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan

yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Selain itu, dengan dilakukan

evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan tindak lanjut atau cara untuk mengukur

tingkat penguasaan siswa. Alat evaluasi yang digunakan hendaknya disesuaikan

dengan apa yang hendak diukur. Hasil belajar yang berupa aspek kognitif, aspek

afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat penilaian yang berbeda-beda.

Untuk aspek kognitif digunakan alat penilaian yang berupa tes, sedangkan untuk

aspek afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap (ceklist) untuk mengetahui

sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik digunakan

lembar observasi.

Berdasarkan uraian tentang hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil akhir dari seluruh kegiatan siswa belajar di kelas dalam

rangka mencapai suatu kompetensi yang dapat diukur dengan evaluasi akhir

berupa tes, skala sikap, atau lembar observasi. Hasil belajar mata pelajaran IPA

adalah akumulasi kegiatan belajar mengajar dalam bentuk pemberian ujian oleh

guru sehingga akan diketahui hasil belajar dan mengajar yang dilakukan siswa dan

guru pada mata pembelajaran IPA.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

23

2.1.6 Hubungan Pembelajaran IPA, Model Kooperatif Tipe Group

Investigation Berbantuan Benda Nyata dan Hasil Belajar IPA

Menurut Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,

pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific

inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh

karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman

belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan

proses dan sikap ilmiah.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah

siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuaannya berbeda.

Dalam menyelesaiakan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus

saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran.

Menurut Hamdani (2011: 90) group investigation melibatkan siswa sejak

perencanaan, baik menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui

investigasi. Model ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Group

investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi yang

berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis, dan mensintesiskan

informasi sebagai upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-aspek.

Sebagai bagian dari investigasi, para siswa mencari informasi dari berbagai

sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Para siswa selanjutnya mengevaluasi

dan mensintesiskan informasi yang disumbangkan oleh setiap anggota kelompok

supaya dapat menghasilkan buah karya kelompok.

Benda nyata atau benda sebenarnya pada dasarnya adalah benda yang

digunakan supaya kegiatan belajar berlangsung dalam lingkungan yang sangat

mirip dengan kondisi yang sebenarnya, sehingga proses pembelajarannya dapat

lebih efektif. Penyajian materi pelajaran khususnya bagi siswa sekolah dasar akan

lebih mudah dipahami apabila materi yang disajikannya bersifat konkret. Hal ini

mengingatkan kita bahwa tidak semua siswa sanggup belajar dengan cara verbal

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

24

yang abstrak dikarenakan perkembangan kognitif mereka masih pada taraf

operasional konkret.

Dari uraian tentang pembelajaran IPA, model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berbantuan benda nyata dan hasil belajar, penulis

menyimpulkan bahwa ada keterkaitan antara pembelajaran IPA, model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata dan

hasil belajar IPA karena karakteristik IPA yang cenderung dilaksanakan dengan

inkuiri ilmiah dapat dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation. Model pembelajaran tersebut juga merupakan model dengan

prinsip investigasi atau penemuan. Dengan bantuan benda nyata sebagai sumber

informasi langsung maka dapat meminimalisir kekurangan dari model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang memerlukan waktu cukup

lama untuk mencari informasi di luar kelas. Dengan pembelajaran yang menuntut

keaktifan siswa maka akan membantu dalam pemahaman materi dan secara tidak

langsung juga akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sugiyanto tahun 2012 dalam

skripsinya yang berjudul ”Peningkatan Hasil Belajar Matematika Menggunakan

Model Pembelajaran Group Investigation pada Siswa Kelas V SD Negeri 3

Rejosari Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran

2011/2012” menyatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan model group investigation. Hasil belajar pada siklus I diperoleh

dari tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan siklus I dengan ketuntasan

klasikal 71% atau 28 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus 2 yaitu ketuntasan

klasikal belajar siswa mencapai 92% atau 35 siswa tuntas dari 38 siswa.

Berdasarkan penelitian Yulia Devi Anggurina tahun 2012 dalam

skripsinya yang berjudul ” Peningkatan Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar

Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Mata Pelajaran

Kewirausahaan Kelas XI.6 di SMK Kristen Salatiga” menyatakan bahwa

penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

25

meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran

kewirausahaan pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha kelas XI.6 Program

Keahlian Multi Media Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen

Salatiga. Sebelum tindakan rata-rata hasil belajar yang disapai siswa sebesar 63,08

dan ketuntasan belajar sebesar 36,00 % . Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I

sebesar 87,88 dan ketuntasan belajar sebesar 96,00 %. Rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus II sebesar 94,92 dan ketuntasan belajar sebesar 100 %.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Untari tahun 2012 dalam

skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Pokok Bahasan Energi Melalui Model Pembelajaran Kooperaatif Tipe Group

Investigation pada Siswa Kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan

Ngablak Kabupaten Magelang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012”

menyatakan bahwa diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan energy pada

siswa kelas IV SD Negeri Madyogondo 03 Kecamatan Ngablak Kabupaten

Magelang Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. Terjadi peningkatan yang cukup

signifikan yaitu pada siklus 1 terdapat 26 siswa (72,22 %) memenuhi KKM dan

10 siswa (27,78%) belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Kemudian pada

siklus II terjadi peningkatan sangat signifikan yaitu 34 siswa (94,44%) yang sudah

memenuhi KKM dan hanya ada 2 siswa (5,56%) yang belum memenuhi KKM.

Ini berarti bahwa penelitian telah berhasil, dibuktikan dengan indikator

pencapaian yang diharapkan oleh peneliti yaitu sebanyak 80% siswa telah

mencapai nilai ≥ 60.

Dari ketiga penelitian yang telah dipaparkan, semua menunjukkan bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Namun ketiganya belum mencari solusi dari kelemahan group

investigation yaitu diperlukan waktu yang lama karena siswa mencari sumber

belajar di dalam kelas dan diluar kelas. Lebih baik jika ketiga penelitian yang

telah dipaparkan menggunakan bahan atau media yang dapat langsung dijadikan

sumber informasi sebagai tambahan untuk mengatasi kelemahan dari group

investigation.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

26

2.3 Kerangka Berpikir

Keberhasilan mengajar oleh seorang guru dipengaruhi oleh banyak faktor

diantaranya penggunaan model dan media pembelajaran dalam kegiatan belajar

mengajar. Model pembelajaran yang digunakan guru sebaiknya melibatkan siswa

secara aktif agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Pada kondisi awal, cara mengajar guru masih bersifat konfensional dan

siswa tidak terlibat secara aktif. Hal ini membuat hasil belajar siswa rendah.

Selain itu, siswa juga merasa bosan dan kurang memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Maka dari itu, penulis akan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata untuk

mengatasi permasalahan tersebut.

Langkah-langkah group investigation berbantuan benda nyata adalah (1)

seleksi topik, para siswa memilih berbagai subtopik dan membentuk kelompok 4-

6 orang, (2) perencanaan, siswa dan guru merencanakan rencana pembelajaran,

(3) implementasi, siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada

langkah sebelumnya kemudian guru membagikan benda nyata untuk membantu

siswa mencari jawaban dari topik yang mereka bahas, (4) analisis dan sintesis,

siswa menyusun hasil investigasi kelompok untuk dipresentasikan di depan kelas,

(5) penyajian hasil akhir, perwakilan masing-masing kelompok mempresentasikan

hasil diskusinya dan kelompok lain boleh menanggapi, (6) evaluasi, guru

memberikan evaluasi terhadap hasil presentasi masing-masing kelompok dan

mengadakan evaluasi akhir pembelajaran. Setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation berbantuan benda nyata diharapkan hasil

belajar siswa bisa meningkat dan siswa lebih bersemangat dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian pustaka, dapat

digambarkan bagan kerangka berpikir sebagai berikut.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7824/3/T1_292010064_BAB II.pdf... ciri-ciri model ... IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

27

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation

berbantuan benda nyata, diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa

kelas V SDN 2 Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung

Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kondisi Awal

Guru tidak melibatkan siswa agar aktif

dalam pembelajaran

Hasil belajar siswa mata pelajaran IPA

rendah, di bawah KKM < 70

Siswa merasa bosan dan kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru

Diterapkan model pembelajaran kooperatif

tipe group investigation berbantuan benda

nyata yang dilaksanakan pada siklus I dan II.

Langkah-langkah model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation

berbantuan benda nyata: 1. Seleksi Topik.

2. Perencanaan.

3. Implementasi.

4. Analisis dan sintesis.

5. Penyajian hasil akhir.

6. Evaluasi.

Tindakan

Kondisi Akhir

Kegiatan pembelajaran lebih menarik dan

menyenangkan

Siswa lebih aktif dan bisa menyerap

pembelajaran dengan baik

Hasil belajar 85% siswa tinggi di atas KKM

≥70