BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga,
dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek dalam penelitian ini
adalah 34 siswa, dengan subyek penelitian laki-laki yaitu 14 siswa dan subyek
perempuan yaitu 20 siswa. Karakteristik siswa pada kelas ini sangat beragam yaitu
mulai dari hasil akademik, karakteristik personal individu maupun usia. Persoalan
utama yang dihadapi oleh kelas ini adalah ketuntasan belajar siswa. Dari data awal,
diketahui bahwa siswa yang belum tuntas mencapai 56%.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkan model
pembelajaran jigsaw pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga. Berdasarkan data
awal, ditemukan bahwa dari total siswa yaitu 34 siswa, ada 19 siswa (56%) yang
dinyatakan belum tuntas KKM dan 15 siswa (44%) siswa yang telah tuntas KKM.
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan sekolah, yaitu minimal 80% dari total jumlah
siswa harus lulus KKM = 70, maka diperlukan suatu penelitian tindakan kelas
untuk memperbaiki situasi ketuntasan pada siswa ini. Berikut disajikan dalam Tabel
4.1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai berdasarkan interval nilai ketuntasan
belajar.
Tabel 4. 1
Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1 < 70 19 56 Belum tuntas
2 ≥ 70 15 44 Tuntas
Jumlah 34 100
Rata-rata 60,58
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 40
38
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah siswa yang belum mencapai
ketuntasan < 70 adalah 19 siswa (56%), sedangkan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan ≥ 70 adalah 15 siswa (44%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa
perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar guna mencapai
kriteria yang ditetapkan sekolah yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas KKM =
70.
4.2.2 Siklus I
a. Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18
Februari 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah
melakukan kerja kelompok dengan teman sejawat untuk menentukan model yang
sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung
kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata
pelajaran matematika materi pecahan. Dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
adapun langkah-langkah pembelajaran.
Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam
pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Untuk mengetahui sejauh
mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi
berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan mteri tersebut.
Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang
sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut
terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah
pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar.
Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka
menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Setelah melakukan
konsultasi dengan guru kelas, maka hal-hal yang direncanakan untuk selanjutnya
dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:
1. Menyepakati bahwa tindakan akan dilakukan pada dua siklus, dimana
masing-masing siklus dilaksanakan masing-masing dua pertemuan.
39
2. Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai
kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun
kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran tipe jigsaw.
3. Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga yang disiapkan, berkaitan
dengan materi pembelajaran yang akan diberikan.
4. Memeriksa kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,
seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat
belajar, guru memberikan motivasi dengan menyampaikan bahwa belajar dengan
giat merupakan modal yang baik pada masa depan. Setelah berhenti sejenak,
selanjutnya guru memberikan apersepsi dalam bentuk pertanyaan yaitu apa
kalian pernah berbagi kue ulang tahun kepada teman kalian? Guru
mempersilakan siswa menjawab apersepsi yang diberikan. Serentak, beberapa
siswa mengacungkan tangan. Agar tidak berebutan dalam menjawab, guru
mempersilakan satu per satu siswa untuk memberikan jawabannya. Setelah
siswa selesai menjawab apersepsi, guru memberikan penguatan lewat pujian,
agar siswa terus memiliki keberanian dalam menyampaikan hal-hal yang
diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan apersepsi, guru melanjutkan
dengan pertanyaan untuk tahap pertama pembelajaran jigsaw yaitu tahap
orientasi dengan pertanyaan lanjutan, jika kalian pernah berbagi kue ulang tahun
kepada teman kalian, apa yang kalian ketahui tentang pecahan? Setelah itu, guru
menjelaskan garis besar materi tentang pecahan.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas,
guru mengatur tempat duduk siswa, Selanjutnya guru membagi siswa dalam 5
kelompok, yang terdiri dari empat kelompok beranggotakan 7 siswa dan satu
kelompok terdiri 6 siswa. Selama pembagian kelompok, suasana menjadi riuh,
40
karena siswa hendak berkelompok dengan teman dekatnya sendiri.
Mengantisipasi hal tersebut, guru mengatur pembagian kelompok, dengan cara
berhitung. Selanjutnya, guru memberikan tugas yang telah dibagi-bagi menjadi
beberapa sub bab yang harus didiskusikan di kelompok. guru menjelaskan
materi secara singkat, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk teks yang
sudah dibagi menjadi beberapa sub bab pokok bahasan, guru menyuruh setiap
anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab
untuk mempelajarinya, siswa mengerjakan soal pecahan, guru membantu siswa
memberi informasi jika diperlukan siswa, guru menyuruh tiap anggota kelompok
yang lain yang telah mempelajari sub bab yang berbeda agar bertemu dalam
kelompok ahli untuk melakukan diskusi, guru mengarahkan agar setiap
kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajari
temannya, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil
diskusi, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi dan
guru membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan, pemantapan gagasan, memberikan penguatan kepada siswa,
memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah bekerjasama
dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi individual berupa tes
kepada siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru mengucapkan terimakasih
dan menutup pelajaran.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
meliputi kinerja guru dalam mengajar dengan model jigsaw, aktivitas siswa
dalam mengikuti pembelajaran dengan model jigsaw juga perubahan pada hasil
belajar siswa karena menerima pelajaran dengan menerapkan model jigsaw.
Hasilnya disajikan berikut ini:
41
1. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan guru dalam
menerapkan model jigsaw dalam pembelajaran. Hasil pengamatan kinerja guru
dalam pembelajaran, disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4. 2
Lembar Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kelas 4
SDN Dukuh 01 Siklus I pertemuan pertama
Aspek Item Ya Tidak
Kegiatan Awal
a. Kemampuan guru
menyiapkan mental
siswa ketepatan cara
dan isi
b. Kemampuan guru
membangun
apersepsi ketepatan
cara dan isi
Salam
Absen
Mengatur tempat duduk
Menyiapkan alat tulis siswa
Berdoa
Guru memberikan ilustrasi
a. Kemampuan guru
membangun
memotivasi siswa
Menyadarkan siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan langkah-langkah
jigsaw
Kegiatan inti
a. Kemampuan guru
meaksanakan
eksplorasi ketepatan
cara dan isi
b. Langkah Langkah
Menggunakan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Jigsaw
Mengali pengetahuan siswa
Kesesuaian pertanyaan
Penerimaan siswa dalam menerima
pertanyaan
Penggunaan media
Membantu siswa memberi informasi
Penguasaan materi
Membagi menjadi 4- 5 kelompok
sebagai kelompok asal
Membagi siswa dari tim asal sebagai
tim ahli
Berdiskusi tentang materi pecahan
dalam tim ahli
Tim ahli melakukan diskusi kelompok
Tim ahli menyampaikan hasil diskusi
kepada tim asal
a. Kemampuan guru
melaksanakan
konfirmasi ketepatan
cara dan isi
Masing masing mempresentasikan
hasil diskusi
Kelompok lain memberi tanggapan
Tanya jawab siswa dan guru tentang
materi
Kegiatan akhir Melaksanakan kesimpulan
42
a. Kemampuan guru
melaksanakan akhir
kegiatan cara dan isi
Melaksanakan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang diamati adalah hasil belajar siswa setelah menerima
pelajaran dengan model jigsaw. Menyajikan hasil belajar adalah untuk mengamati
apakah model jigsaw mampu memberikan pengaruh dalam memperbaiki
ketuntasan belajar siswa setelah tindakan. Berikut disajikan dalam tabel 4.3 hasil
belajar siswa setelah tindakan pada siklus I.
Tabel 4. 3
Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
No Nilai Siklus I Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1 < 70 11 32 Belum tuntas
2 ≥ 70 23 68 Tuntas
Jumlah
Rata-rata 67,35
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 40
Berdasarkan Tabel 4.3diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar
dengan perolehan nilai ≥ 70 pada siklus I adalah 23 siswa (68%), dan siswa yang
belum tuntas belajar dengan perolehan nilai < 70 pada siklus I adalah 11 siswa
(32%).
4.2.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum tindakan dengan
Siklus I
Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan siklus I
dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan model jigsaw, memberikan
pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika materi pecahan. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.4 perbandingan
ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan pada siklus I.
43
Tabel 4. 4
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I
No Ketuntasan Sebelum Tindakan Siklus I
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Belum Tuntas 19 56 11 32
2 Tuntas 15 44 23 68
Total 34 100 34 100
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun
persentase ketuntasan belajar siswa. Jika sebelum tindakan, siswa yang tuntas
belajar adalah 15 siswa (44%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah
diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 23 siswa
(68%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 8 siswa (24%). Jumlah siswa
yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 19 siswa (56%) dan berkurang setelah
diberikan tindakan pada siklus I menjadi 11 siswa (32%). Hasil ini memberikan
gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 8 siswa
(24%).
Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan
tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan
hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau
tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 70. Dengan kata lain, dengan hasil ini
diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.
d. Refleksi
Setelah tindakan pada siklus I dilaksanakan, perlu dilakukan refleksi tentang
keseluruhan proses belajar mengajar. Refleksi didasarkan atas temuan baik
temuan observer maupun temuan guru selama proses pembelajaran dilaksanakan.
Refleksi dimaksudkan agar kekurangan-kekurangan selama tindakan pada siklus I,
dapat diperbaiki sewaktu melaksanakan tindakan pada siklus II. Adapun
kekurangan-kekurangan yang ditemui selama tindakan pada siklus I, adalah
sebagai berikut:
44
1. Guru belum mengkoordinasi kelas dengan baik, baik dalam pembentukan
kelompok, diskusi kelompok maupun presentasi tiap-tiap anggota kelompok.
2. Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum
dilaksanakan maksimal.
3. Ketuntasan belajar siswa belum mencapai kriteria yang ditetapkan sekolah
(minimal 80% dari total siswa tuntas KKM).
4. Guru masih belum mengunakan media pembelajaran
5. Sebagian siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran
4.2.4 Siklus II
a. Perencanaan
Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25
Februari 2016. Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka hal-hal yang
direncanakan untuk dilaksanakan sebagai tindakan pada siklus II adalah sebagai
berikut:
1. Mengkoordinasi proses pembentukan kelompok, diskusi kelompok maupun
presentasi anggota kelompok.
2. Mengatur proses pembelajaran agar waktu yang disediakan cukup untuk
seluruh langkah-langkah pembelajaran dapat dilaksanakan.
3. Membagikan tugas dan peran yang berbeda-beda dalam anggota kelompok,
agar memacu aktivitas belajar, untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
4. Guru sudah menggunakan media pembelajaran dengan baik
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan Awal
Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan
salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan
sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat
belajar, guru memberikan motivasi dengan menyampaikan bahwa belajar dengan
giat merupakan modal yang baik pada masa depan. Setelah berhenti sejenak,
selanjutnya guru memberikan apersepsi dalam bentuk pertanyaan yaitu apa kalian
pernah berbagi kue ulang tahun kepada teman kalian? Guru mempersilakan siswa
menjawab apersepsi yang diberikan. Serentak, beberapa siswa mengacungkan
45
tangan. Agar tidak berebutan dalam menjawab, guru mempersilakan satu per satu
siswa untuk memberikan jawabannya. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,
guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian
dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan
apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama pembelajaran
menerapkan model jigsaw yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, jika
kalian pernah berbagi kue ulang tahun kepada teman kalian, maka apa yang kalian
kethui tetang pecahan ? Setelah itu, guru menjelaskan garis besar materi tentang
pecahan.
2. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas,
guru mengatur tempat duduk siswa, Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran,
selanjutnya membagi siswa dalam 5 kelompok, yang terdiri dari empat kelompok
beranggotakan 7 siswa dan satu kelompok beranggotakan masing-masing 6 siswa.
Selama pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak
berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru
mengatur pembagian kelompok, dengan cara berhitung. Selanjutnya, guru
memberikan tugas yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab yang harus
didiskusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan tugas yang diberikan, guru
menjelaskan terlebih dahulu garis besar materi pecahan dengan menggunakan alat
peraga kertas karton. guru memasuki tahap berikut dalam langkah-langkah
pembelajaran menerapkan model jigsaw, guru membagi materi pelajaran dalam
bentuk teks yang sudah dibagi menjadi beberapa sub bab pokok bahasan, guru
menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya, siswa mengerjakan soal pecahan, guru
membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa, guru menyuruh tiap
anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang berbeda agar
bertemu dalam kelompok ahli untuk melakukan diskusi, guru mengarahkan agar
setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajari
temannya, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi,
46
guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi dan guru
membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat.
3. Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil
kesimpulan, pemantapan gagasan, memberikan penguatan kepada siswa,
memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah bekerjasama
dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum
mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi individual berupa tes kepada
siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru mengucapkan terimakasih dan
menutup pelajaran.
c. Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
meliputi kinerja guru dalam mengajar dengan menerapkan model jigsaw aktivitas
siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model jigsaw juga
perubahan pada hasil belajar siswa karena menerima pelajaran dengan
menerapkan model jigsaw Hasilnya disajikan berikut ini:
1. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan guru dalam
menerapkan model jigsaw dalam pembelajaran. Hasil pengamatan kinerja guru
dalam pembelajaran, disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4. 5
Lembar Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kelas 4
SDN Dukuh 01 Siklus I pertemuan pertama
Aspek Item Ya Tidak
Kegiatan Awal
a. Kemampuan guru
menyiapkan
mental siswa
ketepatan cara
dan isi
b. Kemampuan guru
membangun
apersepsi
ketepatan cara
dan isi
Salam
Absen
Mengatur tempat duduk
Menyiapkan alat tulis siswa
Berdoa
Guru memberikan ilustrasi
a. Kemampuan guru Menyadarkan siswa
47
membangun
memotivasi siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menyampaikan langkah-langkah
jigsaw
Kegiatan inti
a. Kemampuan guru
meaksanakan
eksplorasi
ketepatan cara
dan isi
b. Langkah Langkah
Menggunakan
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
Jigsaw
Mengali pengetahuan siswa
Kesesuaian pertanyaan
Penerimaan siswa dalam menerima
pertanyaan
Penggunaan media
Membantu siswa memberi informasi
Penguasaan materi
Membagi menjadi 4- 5 kelompok
sebagai kelompok asal
Membagi siswa dari tim asal sebagai
tim ahli
Berdiskusi tentang materi pecahan
dalam tim ahli
Tim ahli melakukan diskusi kelompok
Tim ahli menyampaikan hasil diskusi
kepada tim asal
c. Kemampuan guru
melaksanakan
konfirmasi
ketepatan cara
dan isi
Masing masing mempresentasikan
hasil diskusi
Kelompok lain memberi tanggapan
Tanya jawab siswa dan guru tentang
materi
Kegiatan akhir
a. Kemampuan guru
melaksanakan
akhir kegiatan
cara dan isi
Melaksanakan kesimpulan
Melaksanakan refleksi pembelajaran
dengan melibatkan siswa
Melaksanakan tindak lanjut
2. Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang diamati adalah hasil belajar siswa setelah menerima
pelajaran dengan model jigsaw. Menyajikan hasil belajar adalah untuk mengamati
apakah model jigsaw mampu memberikan pengaruh dalam memperbaiki dan
meningkatkan ketuntasan belajar siswa setelah tindakan. Berikut disajikan dalam
tabel 4.6 dan gambar 4.4 hasil belajar siswa setelah tindakan pada siklus II.
48
Tabel 4. 6
Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II
No Nilai Siklus II Keterangan
Jumlah Siswa (%)
1 < 70 4 12 Belum tuntas
2 ≥ 70 30 88 Tuntas
Jumlah 34 100
Rata-Rata 75
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 60
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar setelah
diberikan tindakan pada siklus II adalah 30 siswa (88%) dan siswa yang belum
tuntas sebanyak 4 siswa (12%). Dengan perolehan hasil ini disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan model jigsaw. dalam rangka meningkatkan ketuntasan
belajar matematika materi pecahan berhasil.
a. Refleksi
Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan pada siklus I,
dan setelah guru memperbaiki kinerjanya, maka diketahui bahwa keaktifan belajar
dan jumlah serta persentase ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat setelah
diberikan tindakan pada siklus II. Hal ini memberikan refleksi bahwa
memperhatikan proses dan memperhatikan karakteristik personal siswa selama
KBM berlangsung adalah sesuatu yang penting dan mendasar demi mencapai
hasil belajar dan ketuntasan belajar yang diharapkan.
4.2.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dengan Siklus II
Membandingkan ketuntasan belajar setelah tindakan pada siklus I dengan
setelah tindakan pada siklus II, dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan
model jigsaw, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar
siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan. Berikut ini disajikan
dalam Tabel 4.7 perbandingan ketuntasan belajar siswa setelah siklus I dengan
setelah tindakan pada siklus II.
Tabel 4. 7
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II
No Kategori
Ketuntasan
Siklus I Siklus II
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Belum tuntas 11 32 4 12
49
2 Tuntas 23 68 30 88
Total 34 100 34 100
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas
belajar adalah 23 siswa (68%). Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II,
terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa menjadi 30 (88%). Siswa
yang belum tuntas pada siklus I adalah 11 siswa (32%). Setelah diberikan
tindakan pada siklus II, berkurang menjadi 4 siswa (12%). Dengan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran jigsaw materi pecahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
berhasil dilakukan.
Tabel 4. 8
Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan
Siklus II
No Hasil Belajar Belum Tuntas Tuntas
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
1 Sebelum tindakan 19 56% 15 44%
2 Siklus I 11 32% 23 68%
3 Siklus II 4 12% 30 88%
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa siswa yang tuntas sebelum tindakan
adalah 15 (44%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan
jumlah ketuntasan siswa menjadi 23 siswa (68%). Setelah diberikan tindakan pada
siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 30 siswa (88%).
Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 19 siswa (56%).
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 8 siswa (24%).
Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 4 (12%) siswa yang
belum tuntas walaupun sudah terjadi peningkatan dibanding siklus I. Dengan kata
lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran jigsaw, materi pacahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga
berhasil dilakukan.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas sebelum
tindakan adalah 15 (44%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi
50
peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 23 siswa (68%). Setelah diberikan
tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 23
siswa (88%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 19
siswa (56%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 8 siswa
(24%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 4 (12%) yang
belum tuntas. Dengan kata lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar
matematika melalui model pembelajaran jigsaw, materi pacahan pada siswa kelas
4 SDN Dukuh 01, berhasil dilakukan.
Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan model jigsaw dalam
pembelajaran matematika materi pecahan, juga meningkatkan kinerja guru dan
aktivitas siswa. Pada siklus I guru masih belum menggunakan media
pembelajaran, kinerja guru masuk dalam kategori cukup baik. Setelah
dilaksanakan perbaikan pada siklus II guru sudah menggunakan media
pembelajaran, kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan
perbaikan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran jigsaw, masuk dalam kategori baik sekali.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Siti
Ulfah (2011), dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi
Perbandingan Dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pada
Siswa Kelas V SD Negeri Randuagung Rembang Tahun Pelajaran 2010/2011.
Selanjutnya, juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia, Rizqi.
(2014), dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan
Pecahan melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas
IV SD 2 Jurang. Terbukti bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran
jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara individu.
Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga
mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran jigsaw oleh Suyatno
(2008:104) yang menyatakan bahwa model pembelajaran jigsaw merupakan salah
satu pembelajaran kelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.
Anggota kelompok terdiri atas beberapa siswa dengan tingkat heterogenitas yang
tinggi. Siswa yang memiliki topik sama bertemu pada kelompok ahli, kelompok
51
ahli mempelajari satu topik. Dan setelah topik tersebut tuntas dibahas, maka siswa
dari kelompok ahli kembali pada kelompok asal dan berbagi pengetahuan dengan
teman-teman pada kelompok asal. Dengan memperlakukan sintaks pembelajaran
dengan tepat, dan dengan memperhatikan karakateristik siswa, kemudian dibagi
tugas dan peran siswa sebagai tim asal dan tim ahli sekaligus penyelesaian atas
masalah yang ditemukan dalam gagasan itu, ternyata model pembelajaran jigsaw
ini mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika, materi pecahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga Semester
II Tahun Ajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian masih ada 4 siswa yang belum
tuntas. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang ketidak teliti dalam
mengerjakan soal evaluasi.
Berdasarkan penjelasan hasil penelitian dan temuan terdahulu, maka dapat
dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Pembelajaran Matematika pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 salatiga
dapat berhasil jika guru menggunakan langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan baik.
2. Implikasi Praktis
a. Belajar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini terjadi
dikarenakan dalam belajar siswa yang aktif guru hanya sebatas
moderator dan fasilitator.
b. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut
untuk bekerja mandiri dan saling mendukung dalam kelompok, dalam
hal ini rasa ingin tahu siswa akan lebih tinggi dengan ada dorongan
persaingan ketat dengan kelompok lainnya. Siswa juga dituntun untuk
mampu mempertanggung jawabkan apa yang menjadi beban dalam
kelompoknya.