BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

15
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek dalam penelitian ini adalah 34 siswa, dengan subyek penelitian laki-laki yaitu 14 siswa dan subyek perempuan yaitu 20 siswa. Karakteristik siswa pada kelas ini sangat beragam yaitu mulai dari hasil akademik, karakteristik personal individu maupun usia. Persoalan utama yang dihadapi oleh kelas ini adalah ketuntasan belajar siswa. Dari data awal, diketahui bahwa siswa yang belum tuntas mencapai 56%. 4.2 Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga. Berdasarkan data awal, ditemukan bahwa dari total siswa yaitu 34 siswa, ada 19 siswa (56%) yang dinyatakan belum tuntas KKM dan 15 siswa (44%) siswa yang telah tuntas KKM. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan sekolah, yaitu minimal 80% dari total jumlah siswa harus lulus KKM = 70, maka diperlukan suatu penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki situasi ketuntasan pada siswa ini. Berikut disajikan dalam Tabel 4.1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai berdasarkan interval nilai ketuntasan belajar. Tabel 4. 1 Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan Jumlah Siswa (%) 1 < 70 19 56 Belum tuntas 2 70 15 44 Tuntas Jumlah 34 100 Rata-rata 60,58 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 40

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 -...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga,

dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek dalam penelitian ini

adalah 34 siswa, dengan subyek penelitian laki-laki yaitu 14 siswa dan subyek

perempuan yaitu 20 siswa. Karakteristik siswa pada kelas ini sangat beragam yaitu

mulai dari hasil akademik, karakteristik personal individu maupun usia. Persoalan

utama yang dihadapi oleh kelas ini adalah ketuntasan belajar siswa. Dari data awal,

diketahui bahwa siswa yang belum tuntas mencapai 56%.

4.2 Pelaksanaan Tindakan

4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi sebelum tindakan merupakan kondisi awal sebelum diterapkan model

pembelajaran jigsaw pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga. Berdasarkan data

awal, ditemukan bahwa dari total siswa yaitu 34 siswa, ada 19 siswa (56%) yang

dinyatakan belum tuntas KKM dan 15 siswa (44%) siswa yang telah tuntas KKM.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan sekolah, yaitu minimal 80% dari total jumlah

siswa harus lulus KKM = 70, maka diperlukan suatu penelitian tindakan kelas

untuk memperbaiki situasi ketuntasan pada siswa ini. Berikut disajikan dalam Tabel

4.1. Jumlah siswa yang memperoleh nilai berdasarkan interval nilai ketuntasan

belajar.

Tabel 4. 1

Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 70 19 56 Belum tuntas

2 ≥ 70 15 44 Tuntas

Jumlah 34 100

Rata-rata 60,58

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 40

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

38

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah siswa yang belum mencapai

ketuntasan < 70 adalah 19 siswa (56%), sedangkan jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan ≥ 70 adalah 15 siswa (44%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa

perlu dilakukan tindakan untuk memperbaiki ketuntasan belajar guna mencapai

kriteria yang ditetapkan sekolah yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas KKM =

70.

4.2.2 Siklus I

a. Perencanaan

Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 17 dan 18

Februari 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti telah

melakukan kerja kelompok dengan teman sejawat untuk menentukan model yang

sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung

kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata

pelajaran matematika materi pecahan. Dalam melaksanakan perbaikan

pembelajaran, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

adapun langkah-langkah pembelajaran.

Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi kinerja guru dalam

pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer. Untuk mengetahui sejauh

mana siswa memahami materi yang diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi

berupa soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan mteri tersebut.

Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang

sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut

terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah

pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan

lancar.

Perencanaan merupakan tahap untuk menyusun strategi dalam rangka

menyelesaikan masalah ketuntasan belajar siswa yang dialami. Setelah melakukan

konsultasi dengan guru kelas, maka hal-hal yang direncanakan untuk selanjutnya

dilaksanakan dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut:

1. Menyepakati bahwa tindakan akan dilakukan pada dua siklus, dimana

masing-masing siklus dilaksanakan masing-masing dua pertemuan.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

39

2. Menyusun kembali RPP berdasarkan kesepakatan antara guru sebagai

kolaborator yang mengajar dengan peneliti; dimana RPP yang disusun

kembali, tetap mengacu pada sintaks pembelajaran tipe jigsaw.

3. Menyiapkan semua alat peraga; dimana alat peraga yang disiapkan, berkaitan

dengan materi pembelajaran yang akan diberikan.

4. Memeriksa kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data,

seperti lembar observasi hasil kesepakatan dengan guru.

b. Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan

salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan

sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat

belajar, guru memberikan motivasi dengan menyampaikan bahwa belajar dengan

giat merupakan modal yang baik pada masa depan. Setelah berhenti sejenak,

selanjutnya guru memberikan apersepsi dalam bentuk pertanyaan yaitu apa

kalian pernah berbagi kue ulang tahun kepada teman kalian? Guru

mempersilakan siswa menjawab apersepsi yang diberikan. Serentak, beberapa

siswa mengacungkan tangan. Agar tidak berebutan dalam menjawab, guru

mempersilakan satu per satu siswa untuk memberikan jawabannya. Setelah

siswa selesai menjawab apersepsi, guru memberikan penguatan lewat pujian,

agar siswa terus memiliki keberanian dalam menyampaikan hal-hal yang

diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan apersepsi, guru melanjutkan

dengan pertanyaan untuk tahap pertama pembelajaran jigsaw yaitu tahap

orientasi dengan pertanyaan lanjutan, jika kalian pernah berbagi kue ulang tahun

kepada teman kalian, apa yang kalian ketahui tentang pecahan? Setelah itu, guru

menjelaskan garis besar materi tentang pecahan.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas,

guru mengatur tempat duduk siswa, Selanjutnya guru membagi siswa dalam 5

kelompok, yang terdiri dari empat kelompok beranggotakan 7 siswa dan satu

kelompok terdiri 6 siswa. Selama pembagian kelompok, suasana menjadi riuh,

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

40

karena siswa hendak berkelompok dengan teman dekatnya sendiri.

Mengantisipasi hal tersebut, guru mengatur pembagian kelompok, dengan cara

berhitung. Selanjutnya, guru memberikan tugas yang telah dibagi-bagi menjadi

beberapa sub bab yang harus didiskusikan di kelompok. guru menjelaskan

materi secara singkat, guru membagi materi pelajaran dalam bentuk teks yang

sudah dibagi menjadi beberapa sub bab pokok bahasan, guru menyuruh setiap

anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab

untuk mempelajarinya, siswa mengerjakan soal pecahan, guru membantu siswa

memberi informasi jika diperlukan siswa, guru menyuruh tiap anggota kelompok

yang lain yang telah mempelajari sub bab yang berbeda agar bertemu dalam

kelompok ahli untuk melakukan diskusi, guru mengarahkan agar setiap

kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajari

temannya, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil

diskusi, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi dan

guru membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil

kesimpulan, pemantapan gagasan, memberikan penguatan kepada siswa,

memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah bekerjasama

dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi individual berupa tes

kepada siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru mengucapkan terimakasih

dan menutup pelajaran.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi

meliputi kinerja guru dalam mengajar dengan model jigsaw, aktivitas siswa

dalam mengikuti pembelajaran dengan model jigsaw juga perubahan pada hasil

belajar siswa karena menerima pelajaran dengan menerapkan model jigsaw.

Hasilnya disajikan berikut ini:

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

41

1. Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan guru dalam

menerapkan model jigsaw dalam pembelajaran. Hasil pengamatan kinerja guru

dalam pembelajaran, disajikan dalam Tabel 4.2.

Tabel 4. 2

Lembar Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kelas 4

SDN Dukuh 01 Siklus I pertemuan pertama

Aspek Item Ya Tidak

Kegiatan Awal

a. Kemampuan guru

menyiapkan mental

siswa ketepatan cara

dan isi

b. Kemampuan guru

membangun

apersepsi ketepatan

cara dan isi

Salam

Absen

Mengatur tempat duduk

Menyiapkan alat tulis siswa

Berdoa

Guru memberikan ilustrasi

a. Kemampuan guru

membangun

memotivasi siswa

Menyadarkan siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan langkah-langkah

jigsaw

Kegiatan inti

a. Kemampuan guru

meaksanakan

eksplorasi ketepatan

cara dan isi

b. Langkah Langkah

Menggunakan

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Jigsaw

Mengali pengetahuan siswa

Kesesuaian pertanyaan

Penerimaan siswa dalam menerima

pertanyaan

Penggunaan media

Membantu siswa memberi informasi

Penguasaan materi

Membagi menjadi 4- 5 kelompok

sebagai kelompok asal

Membagi siswa dari tim asal sebagai

tim ahli

Berdiskusi tentang materi pecahan

dalam tim ahli

Tim ahli melakukan diskusi kelompok

Tim ahli menyampaikan hasil diskusi

kepada tim asal

a. Kemampuan guru

melaksanakan

konfirmasi ketepatan

cara dan isi

Masing masing mempresentasikan

hasil diskusi

Kelompok lain memberi tanggapan

Tanya jawab siswa dan guru tentang

materi

Kegiatan akhir Melaksanakan kesimpulan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

42

a. Kemampuan guru

melaksanakan akhir

kegiatan cara dan isi

Melaksanakan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa

Melaksanakan tindak lanjut

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diamati adalah hasil belajar siswa setelah menerima

pelajaran dengan model jigsaw. Menyajikan hasil belajar adalah untuk mengamati

apakah model jigsaw mampu memberikan pengaruh dalam memperbaiki

ketuntasan belajar siswa setelah tindakan. Berikut disajikan dalam tabel 4.3 hasil

belajar siswa setelah tindakan pada siklus I.

Tabel 4. 3

Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 70 11 32 Belum tuntas

2 ≥ 70 23 68 Tuntas

Jumlah

Rata-rata 67,35

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 40

Berdasarkan Tabel 4.3diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas belajar

dengan perolehan nilai ≥ 70 pada siklus I adalah 23 siswa (68%), dan siswa yang

belum tuntas belajar dengan perolehan nilai < 70 pada siklus I adalah 11 siswa

(32%).

4.2.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum tindakan dengan

Siklus I

Membandingkan ketuntasan belajar sebelum tindakan dengan siklus I

dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan model jigsaw, memberikan

pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran

matematika materi pecahan. Berikut ini disajikan dalam Tabel 4.4 perbandingan

ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dan pada siklus I.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

43

Tabel 4. 4

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan dengan Siklus I

No Ketuntasan Sebelum Tindakan Siklus I

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

1 Belum Tuntas 19 56 11 32

2 Tuntas 15 44 23 68

Total 34 100 34 100

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah maupun

persentase ketuntasan belajar siswa. Jika sebelum tindakan, siswa yang tuntas

belajar adalah 15 siswa (44%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah

diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 23 siswa

(68%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi

peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 8 siswa (24%). Jumlah siswa

yang belum tuntas sebelum tindakan adalah 19 siswa (56%) dan berkurang setelah

diberikan tindakan pada siklus I menjadi 11 siswa (32%). Hasil ini memberikan

gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 8 siswa

(24%).

Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan

tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan

hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau

tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 70. Dengan kata lain, dengan hasil ini

diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.

d. Refleksi

Setelah tindakan pada siklus I dilaksanakan, perlu dilakukan refleksi tentang

keseluruhan proses belajar mengajar. Refleksi didasarkan atas temuan baik

temuan observer maupun temuan guru selama proses pembelajaran dilaksanakan.

Refleksi dimaksudkan agar kekurangan-kekurangan selama tindakan pada siklus I,

dapat diperbaiki sewaktu melaksanakan tindakan pada siklus II. Adapun

kekurangan-kekurangan yang ditemui selama tindakan pada siklus I, adalah

sebagai berikut:

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

44

1. Guru belum mengkoordinasi kelas dengan baik, baik dalam pembentukan

kelompok, diskusi kelompok maupun presentasi tiap-tiap anggota kelompok.

2. Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum

dilaksanakan maksimal.

3. Ketuntasan belajar siswa belum mencapai kriteria yang ditetapkan sekolah

(minimal 80% dari total siswa tuntas KKM).

4. Guru masih belum mengunakan media pembelajaran

5. Sebagian siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran

4.2.4 Siklus II

a. Perencanaan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25

Februari 2016. Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka hal-hal yang

direncanakan untuk dilaksanakan sebagai tindakan pada siklus II adalah sebagai

berikut:

1. Mengkoordinasi proses pembentukan kelompok, diskusi kelompok maupun

presentasi anggota kelompok.

2. Mengatur proses pembelajaran agar waktu yang disediakan cukup untuk

seluruh langkah-langkah pembelajaran dapat dilaksanakan.

3. Membagikan tugas dan peran yang berbeda-beda dalam anggota kelompok,

agar memacu aktivitas belajar, untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa.

4. Guru sudah menggunakan media pembelajaran dengan baik

b. Pelaksanaan

1. Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama, guru mengawali kegiatan dengan memberikan

salam, mengabsensi siswa, dan mengecek kerapian serta kelengkapan alat dan

sumber belajar yang disiapkan oleh siswa. Agar siswa menjadi bersemangat

belajar, guru memberikan motivasi dengan menyampaikan bahwa belajar dengan

giat merupakan modal yang baik pada masa depan. Setelah berhenti sejenak,

selanjutnya guru memberikan apersepsi dalam bentuk pertanyaan yaitu apa kalian

pernah berbagi kue ulang tahun kepada teman kalian? Guru mempersilakan siswa

menjawab apersepsi yang diberikan. Serentak, beberapa siswa mengacungkan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

45

tangan. Agar tidak berebutan dalam menjawab, guru mempersilakan satu per satu

siswa untuk memberikan jawabannya. Setelah siswa selesai menjawab apersepsi,

guru memberikan penguatan lewat pujian, agar siswa terus memiliki keberanian

dalam menyampaikan hal-hal yang diketahui. Setelah siswa menjawab pertanyaan

apersepsi, guru melanjutkan dengan pertanyaan untuk tahap pertama pembelajaran

menerapkan model jigsaw yaitu tahap orientasi dengan pertanyaan lanjutan, jika

kalian pernah berbagi kue ulang tahun kepada teman kalian, maka apa yang kalian

kethui tetang pecahan ? Setelah itu, guru menjelaskan garis besar materi tentang

pecahan.

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas,

guru mengatur tempat duduk siswa, Setelah menjelaskan tujuan pembelajaran,

selanjutnya membagi siswa dalam 5 kelompok, yang terdiri dari empat kelompok

beranggotakan 7 siswa dan satu kelompok beranggotakan masing-masing 6 siswa.

Selama pembagian kelompok, suasana berubah menjadi riuh, karena siswa hendak

berkelompok dengan teman dekatnya sendiri. Mengantisipasi hal tersebut, guru

mengatur pembagian kelompok, dengan cara berhitung. Selanjutnya, guru

memberikan tugas yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab yang harus

didiskusikan di kelompok. Sebelum mengerjakan tugas yang diberikan, guru

menjelaskan terlebih dahulu garis besar materi pecahan dengan menggunakan alat

peraga kertas karton. guru memasuki tahap berikut dalam langkah-langkah

pembelajaran menerapkan model jigsaw, guru membagi materi pelajaran dalam

bentuk teks yang sudah dibagi menjadi beberapa sub bab pokok bahasan, guru

menyuruh setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan

bertanggung jawab untuk mempelajarinya, siswa mengerjakan soal pecahan, guru

membantu siswa memberi informasi jika diperlukan siswa, guru menyuruh tiap

anggota kelompok yang lain yang telah mempelajari sub bab yang berbeda agar

bertemu dalam kelompok ahli untuk melakukan diskusi, guru mengarahkan agar

setiap kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas untuk mengajari

temannya, guru memberi kesempatan pada siswa untuk melaporkan hasil diskusi,

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

46

guru memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapi diskusi dan guru

membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat.

3. Kegiatan Akhir

Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bersama-sama siswa mengambil

kesimpulan, pemantapan gagasan, memberikan penguatan kepada siswa,

memberikan pujian kepada kelompok maupun individu yang telah bekerjasama

dalam kelompoknya maupun terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebelum

mengakhiri pelajaran, guru memberikan evaluasi individual berupa tes kepada

siswa, setelah siswa mengerjakan tes, guru mengucapkan terimakasih dan

menutup pelajaran.

c. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi

meliputi kinerja guru dalam mengajar dengan menerapkan model jigsaw aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model jigsaw juga

perubahan pada hasil belajar siswa karena menerima pelajaran dengan

menerapkan model jigsaw Hasilnya disajikan berikut ini:

1. Kinerja Guru

Kinerja guru merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan guru dalam

menerapkan model jigsaw dalam pembelajaran. Hasil pengamatan kinerja guru

dalam pembelajaran, disajikan dalam Tabel 4.5.

Tabel 4. 5

Lembar Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kelas 4

SDN Dukuh 01 Siklus I pertemuan pertama

Aspek Item Ya Tidak

Kegiatan Awal

a. Kemampuan guru

menyiapkan

mental siswa

ketepatan cara

dan isi

b. Kemampuan guru

membangun

apersepsi

ketepatan cara

dan isi

Salam

Absen

Mengatur tempat duduk

Menyiapkan alat tulis siswa

Berdoa

Guru memberikan ilustrasi

a. Kemampuan guru Menyadarkan siswa

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

47

membangun

memotivasi siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan langkah-langkah

jigsaw

Kegiatan inti

a. Kemampuan guru

meaksanakan

eksplorasi

ketepatan cara

dan isi

b. Langkah Langkah

Menggunakan

Model

Pembelajaran

Kooperatif Tipe

Jigsaw

Mengali pengetahuan siswa

Kesesuaian pertanyaan

Penerimaan siswa dalam menerima

pertanyaan

Penggunaan media

Membantu siswa memberi informasi

Penguasaan materi

Membagi menjadi 4- 5 kelompok

sebagai kelompok asal

Membagi siswa dari tim asal sebagai

tim ahli

Berdiskusi tentang materi pecahan

dalam tim ahli

Tim ahli melakukan diskusi kelompok

Tim ahli menyampaikan hasil diskusi

kepada tim asal

c. Kemampuan guru

melaksanakan

konfirmasi

ketepatan cara

dan isi

Masing masing mempresentasikan

hasil diskusi

Kelompok lain memberi tanggapan

Tanya jawab siswa dan guru tentang

materi

Kegiatan akhir

a. Kemampuan guru

melaksanakan

akhir kegiatan

cara dan isi

Melaksanakan kesimpulan

Melaksanakan refleksi pembelajaran

dengan melibatkan siswa

Melaksanakan tindak lanjut

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diamati adalah hasil belajar siswa setelah menerima

pelajaran dengan model jigsaw. Menyajikan hasil belajar adalah untuk mengamati

apakah model jigsaw mampu memberikan pengaruh dalam memperbaiki dan

meningkatkan ketuntasan belajar siswa setelah tindakan. Berikut disajikan dalam

tabel 4.6 dan gambar 4.4 hasil belajar siswa setelah tindakan pada siklus II.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

48

Tabel 4. 6

Total Jumlah dan Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 70 4 12 Belum tuntas

2 ≥ 70 30 88 Tuntas

Jumlah 34 100

Rata-Rata 75

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 60

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar setelah

diberikan tindakan pada siklus II adalah 30 siswa (88%) dan siswa yang belum

tuntas sebanyak 4 siswa (12%). Dengan perolehan hasil ini disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan model jigsaw. dalam rangka meningkatkan ketuntasan

belajar matematika materi pecahan berhasil.

a. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan masukan pada siklus I,

dan setelah guru memperbaiki kinerjanya, maka diketahui bahwa keaktifan belajar

dan jumlah serta persentase ketuntasan belajar siswa menjadi meningkat setelah

diberikan tindakan pada siklus II. Hal ini memberikan refleksi bahwa

memperhatikan proses dan memperhatikan karakteristik personal siswa selama

KBM berlangsung adalah sesuatu yang penting dan mendasar demi mencapai

hasil belajar dan ketuntasan belajar yang diharapkan.

4.2.5 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dengan Siklus II

Membandingkan ketuntasan belajar setelah tindakan pada siklus I dengan

setelah tindakan pada siklus II, dimaksudkan untuk melihat apakah penerapan

model jigsaw, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar

siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan. Berikut ini disajikan

dalam Tabel 4.7 perbandingan ketuntasan belajar siswa setelah siklus I dengan

setelah tindakan pada siklus II.

Tabel 4. 7

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dengan Siklus II

No Kategori

Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

1 Belum tuntas 11 32 4 12

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

49

2 Tuntas 23 68 30 88

Total 34 100 34 100

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas

belajar adalah 23 siswa (68%). Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II,

terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa menjadi 30 (88%). Siswa

yang belum tuntas pada siklus I adalah 11 siswa (32%). Setelah diberikan

tindakan pada siklus II, berkurang menjadi 4 siswa (12%). Dengan hasil ini dapat

disimpulkan bahwa upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui model

pembelajaran jigsaw materi pecahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga

berhasil dilakukan.

Tabel 4. 8

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, dan

Siklus II

No Hasil Belajar Belum Tuntas Tuntas

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

1 Sebelum tindakan 19 56% 15 44%

2 Siklus I 11 32% 23 68%

3 Siklus II 4 12% 30 88%

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa siswa yang tuntas sebelum tindakan

adalah 15 (44%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan

jumlah ketuntasan siswa menjadi 23 siswa (68%). Setelah diberikan tindakan pada

siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 30 siswa (88%).

Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 19 siswa (56%).

Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 8 siswa (24%).

Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 4 (12%) siswa yang

belum tuntas walaupun sudah terjadi peningkatan dibanding siklus I. Dengan kata

lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui model

pembelajaran jigsaw, materi pacahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga

berhasil dilakukan.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas sebelum

tindakan adalah 15 (44%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

50

peningkatan jumlah ketuntasan siswa menjadi 23 siswa (68%). Setelah diberikan

tindakan pada siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 23

siswa (88%). Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 19

siswa (56%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 8 siswa

(24%). Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 4 (12%) yang

belum tuntas. Dengan kata lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar

matematika melalui model pembelajaran jigsaw, materi pacahan pada siswa kelas

4 SDN Dukuh 01, berhasil dilakukan.

Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan model jigsaw dalam

pembelajaran matematika materi pecahan, juga meningkatkan kinerja guru dan

aktivitas siswa. Pada siklus I guru masih belum menggunakan media

pembelajaran, kinerja guru masuk dalam kategori cukup baik. Setelah

dilaksanakan perbaikan pada siklus II guru sudah menggunakan media

pembelajaran, kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan

perbaikan tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran jigsaw, masuk dalam kategori baik sekali.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Siti

Ulfah (2011), dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi

Perbandingan Dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pada

Siswa Kelas V SD Negeri Randuagung Rembang Tahun Pelajaran 2010/2011.

Selanjutnya, juga mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Amalia, Rizqi.

(2014), dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Penjumlahan

Pecahan melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas

IV SD 2 Jurang. Terbukti bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran

jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara individu.

Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini juga

mendukung pernyataan teoritis tentang model pembelajaran jigsaw oleh Suyatno

(2008:104) yang menyatakan bahwa model pembelajaran jigsaw merupakan salah

satu pembelajaran kelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Anggota kelompok terdiri atas beberapa siswa dengan tingkat heterogenitas yang

tinggi. Siswa yang memiliki topik sama bertemu pada kelompok ahli, kelompok

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 - …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11144/4/T1_292012583_BAB IV... · Tanya jawab siswa dan guru tentang materi Kegiatan akhir Melaksanakan

51

ahli mempelajari satu topik. Dan setelah topik tersebut tuntas dibahas, maka siswa

dari kelompok ahli kembali pada kelompok asal dan berbagi pengetahuan dengan

teman-teman pada kelompok asal. Dengan memperlakukan sintaks pembelajaran

dengan tepat, dan dengan memperhatikan karakateristik siswa, kemudian dibagi

tugas dan peran siswa sebagai tim asal dan tim ahli sekaligus penyelesaian atas

masalah yang ditemukan dalam gagasan itu, ternyata model pembelajaran jigsaw

ini mampu meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika, materi pecahan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 Salatiga Semester

II Tahun Ajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian masih ada 4 siswa yang belum

tuntas. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang ketidak teliti dalam

mengerjakan soal evaluasi.

Berdasarkan penjelasan hasil penelitian dan temuan terdahulu, maka dapat

dipaparkan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Pembelajaran Matematika pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 01 salatiga

dapat berhasil jika guru menggunakan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan baik.

2. Implikasi Praktis

a. Belajar melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

pelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini terjadi

dikarenakan dalam belajar siswa yang aktif guru hanya sebatas

moderator dan fasilitator.

b. Pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa dituntut

untuk bekerja mandiri dan saling mendukung dalam kelompok, dalam

hal ini rasa ingin tahu siswa akan lebih tinggi dengan ada dorongan

persaingan ketat dengan kelompok lainnya. Siswa juga dituntun untuk

mampu mempertanggung jawabkan apa yang menjadi beban dalam

kelompoknya.