BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4...48 jelasnya data prasiklus dapat ditunjukan denagn...

29
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada kelas 3 dengan jumlah siswa 15. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut. 4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan Kondisi sebelum tindakan adalah kondisi awal siswa sebelum adanya penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswanya 15 siswa pada pembelajaran matematika. Kondisi ini terlihat bahwa hasil belajarnya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika bahwa sebagian siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu di bawah 60. Dapat diperoleh data hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang Sebelum Tindakan Interval Frekuensi Persentase (%) 60-69 7 47 50-59 8 53 Jumlah 15 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan pada mata pelajaran Matematika terdapat 8 siswa berada pada interval 50 59 (53 %) dan 7 siswa pada interval 60 69 (47 %). Dengan nilai tertingginya 68. Sedangkan nilai terendahnya 50. Untuk lebih

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4...48 jelasnya data prasiklus dapat ditunjukan denagn...

  • 47

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang pada kelas 3 dengan jumlah siswa 15. Penelitian ini terdiri dari dua

    siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut.

    4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

    Kondisi sebelum tindakan adalah kondisi awal siswa sebelum adanya

    penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

    telah dilakukan di kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswanya 15 siswa pada

    pembelajaran matematika. Kondisi ini terlihat bahwa hasil belajarnya masih

    rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa yang telah

    dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika bahwa sebagian siswa

    mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu di bawah 60. Dapat diperoleh data

    hasil pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian pada tabel

    4.1.

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa Kelas 3

    Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Sebelum Tindakan

    Interval Frekuensi Persentase (%)

    60-69 7 47

    50-59 8 53

    Jumlah 15 100

    Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa sebelum

    dilakukan tindakan pada mata pelajaran Matematika terdapat 8 siswa berada

    pada interval 50 – 59 (53 %) dan 7 siswa pada interval 60 – 69 (47 %).

    Dengan nilai tertingginya 68. Sedangkan nilai terendahnya 50. Untuk lebih

  • 48

    jelasnya data prasiklus dapat ditunjukan denagn diagram seperti pada gambar

    4.1.

    Gambar 4.1

    Diagram Batang Distribusi Hasil Ulangan Harian Matematika Siswa

    Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Sebelum Tindakan

    Selain frekuensi hasil ulangan harian siswa didapat juga ketuntasan hasil

    belajar siswa. berikut merupakan data hasil ketuntasan siswa sebelum

    dilakukan tindakan yang disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan

    belajar:

    Tabel 4.2

    Distribusi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas 3 Semester 2

    SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Sebelum Tindakan

    No Ketuntasan Jumlah Persentase

    1 Tuntas (≥ KKM 60) 7 53

    2 Belum tuntas (< KKM 60) 8 47

    Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat perbandingan siswa yang mencapai

    ketuntasan belajar Tuntas (≥ KKM 60) sebanyak 7 siswa (53%) dan siswa

    yang belum mencapai batas ketuntasan belajar adalah 8 siswa (47%). Hasil

    6,4

    6,6

    6,8

    7

    7,2

    7,4

    7,6

    7,8

    8

    8,2

    60-69 50-59

    Hasil Ulangan Harian Siswa

    frekuensi

  • 49

    skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata pra siklus dapat dilihat

    pada tabel 4.3 berikut:

    Tabel 4.3

    Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Skor Maksimum, Skor

    Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Pra Siklus

    Deskripsi Skor

    Skor Maksimum 68

    Skor Minimum 50

    Skor Rata-rata 57, 06

    Dari data yang didapat terdapat 8 siswa yang belum tuntas. Penyebab

    belum tuntasnya nilai siswa karena kurang memahami materi pelajaran yang

    disampaikan oleh guru, karena kurangnya media dan alat peraga yang

    dibutuhkan dan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan cara

    konvensional sehingga membuat siswa kurang antusias dan sering bosan.

    Tetapi berbeda dengan 7 siswa lainnya yang telah mencapai ketuntasan

    dengan cara penyampaian guru yang sama. 7 siswa tersebut masih bisa

    memahami materi yang disampaikan guru, karena kemampun setiap siswa itu

    berbeda-beda dan kemungkinan ada faktor luar sekolah yaitu bimbingan

    belajar yang dilakukan siswa saat berada di luar sekolahan.

    Dari penyebab belum tuntasnya nilai siswa, diperlukan penggunaan

    metode, pendekatan atau model agar dapat membantu siswa lebih mudah

    memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan bantuan pendekatan,

    model atau metode pembelajaran dapat membuat siswa lebih antusias dalam

    mengikuti pembelajaran. Jika guru tidak menggunakan penekatan, model atau

    metode pembelajaran, akan berdampak pada hasil belajar siswa. Karena

    dengan menariknya suatu pendekatan, model atau metode dapat membantu

    siswa mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak merasa bosan.

    Berdasarkan data di atas dapat dilihat hasil belajar siswa kelas 3 SD

    Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang masih rendah, oleh karena

    itu peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai

  • 50

    rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Pada

    penelitian di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, peneliti

    akan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)

    untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, yang dilakukan dengan dua siklus.

    4.1.2 Deskripsi Siklus 1

    Praktek pembelajaran pada siklus 1 ini dilaksanakan dengan Standar

    Kompetensi 4. Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan

    Kompetensi Dasar 4.1 Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana

    menurut sifat atau unsurnya. Penelitian pada siklus 1 ini dilakukan sebanyak

    tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis

    tanggal 30 Maret 2017 selanjutnya pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

    Jumat tanggal 31 Maret 2017 dan pertemun ketiga dilaksanakan pada hari

    Sabtu tanggal 1 April 2017. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 1

    sebagai berikut.

    4.1.2.1 Perencanaan

    Perencanaan dimulai dengan hal yang paling mendasar yaitu

    dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah

    dan izin dari guru kelas 3 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan

    peneliti pada kelas 3 sebagai subjek penelitian. Selanjutnya peneliti

    mendiskusikan hal yang akan dilakukan peneliti dengan guru mata

    pelajaran matematika. Peneliti memilih mata pelajaran matematika

    dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilakukan.

    Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru yang

    bersangkutan, hal yang pertama dilakukan peneliti adalah melakukan

    wawancara kepada guru kelas 3 dengan bertanya beberapa pertanyaan

    untuk mendapatkan informasi tentang subjek yang akan digunakan

    peneliti pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti berdiskusi

    dengan guru mata pelajaran matematika yang sekaligus menjadi guru

    kelas 3 untuk membeicarakan materi yang akan digunakan peneliti.

  • 51

    Selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas 3 saat mata pelajaran

    matematika berlangsung dan bertanya kendala apa saja yang dialami

    guru saat mengajar Matematika dan meminta hasil ulangan harian pada

    materi sebelumnya.

    Dari permasalahan tersebut maka peneliti menyiapkan teknik untuk

    memperbaiki hasil belajar Matematika pada kelas 3 SD Negeri Seloprojo

    Ngablak Kabupaten Magelang. Persiapan yang dilakukan sebagai

    berikut:

    1. Mengidentifikasi masalah dan membicarakan masalah kepada

    pihak yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar

    mendapatkan hasil yang memuaskan.

    2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan media

    yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan

    pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan model

    pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) pada mata

    pelajaran Matematika.

    3. Penyusunan instrumen observasi yang akan digunakan sebagai

    panduan dalam mengamati pencapaian proses pembelajaran

    maupun peserta didik saat pembelajaran berlangsung dengan

    model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen).

    4. Penyusunan alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja

    siswa yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta

    didik.

    Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk

    berdiskusi. Pertama peneliti mengenalkan model yang akan digunakan

    peneliti yaitu model TGT (Team Games Tournamen) untuk

    menindaklanjuti masalah yang ada di SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang khususnya pada siswa kelas 3. Peneliti

    memperkenalkan model yang akan digunakan peneliti agar guru dapat

    memberikan masukan tentang penggunaan model TGT (Team Games

    Tournamen) kepada peneliti. Dengan adanya masukan dari guru peneliti

  • 52

    akan lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model TGT

    (Team Games Tournamen). Selanjutnya peneliti mendiskusikan kegiatan

    pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan tindakan di

    SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang khususnya kelas 3.

    Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang penyusunan rencana

    pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan rencana pelaksaan

    pembelajaran dapat mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Peneliti melakukan uji coba intrumen untuk pretest maupun

    posttest untuk mengetahui kondisi awal dan hasil belajar siswa. Uji coba

    instrumen dilakukan di sekolah yang sama. Uji coba ini dilakukan di

    kelas yang tingkatnya satu kelas lebih tinggi dari kelas yang dilakukan

    tindakan. Peneliti melakukan uji coba istrumen di kelas 4 SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang.

    4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

    Pelaksanaan dan observasi siklus 1 dilakukan pada setiap

    pertemuan. Siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama

    dilakukan pada hari Kamis tanggal 30 Maret 2017 dengan materi bangun

    datar persegi dan sifat-sifatnya dan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran

    atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran

    Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    bertugas sebagai observer. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan

    saat pembelajaran Matematika berlangsung untuk mengetahui sintaks

    model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) berjalan dengan

    baik. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks

    model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan

    guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sintaks

    pembelajaran dirancang untuk selesai dalam 3 kali pertemuan.

    Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih

    15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa

    berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

    apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,

  • 53

    guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat

    mempelajari materi yang akan disampaikan.

    Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,

    konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih

    50 menit. Pada tahap eksplorasi guru mengawali dengan menguji

    kemampuan siswa menggunakan soal pretest, setelah siswa mengerjakan

    soal pretest guru menunjukkan gambar-gambar bangun datar sederhan,

    guru menyebutkan macam-macam bangun datar sederhana.

    Pada tahap elaborasi, guru membagi bangun datar berbentuk pesegi

    kepada setiap siswa dan guru menyuruh siswa mengamati bangun datar

    persegi tersebut, guru menjelaskan pengertian sisi pada bangun datar,

    guru menyuruh siswa menunjukan sisi bangun datar persegi, guru

    menjelaskan pengertian sudut, guru menunjukan sudut pada bangun

    datar persegi, guru menjelaskan bangun datar persegi dan sifat-sifatnya,

    guru membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi lembar kerja

    siswa kepada setiap kelompok, guru menyuruh siswa bediskusi

    kelompok, guru mernyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas.

    Pada tahap konfirmasi, guru membimbing siswa menarik

    kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada

    pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk

    melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran

    dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi

    waktu kurang lebih 5 menit.

    Pertemuan kedua dilakukan pada hari Jumat tanggal 31 Maret

    2017 dengan materi bangun datar persegi panjang, bangun datar segitiga

    dan sifat-sifatnya dan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70

    menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika

  • 54

    SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai

    observer.

    Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih

    15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa

    berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

    apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,

    guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat

    mempelajari materi yang akan disampaikan.

    Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,

    konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih

    50 menit. Pada tahap eksplorasi guru membagi bangun datar persegi

    panjang dan bertanya benda yang berbentuk persegi panjang yang ada di

    dalam kelas, guru membagikan bangun datar persegi panjang pada

    masing-masing siswa.

    Pada tahap elaborasi guru menyuruh siswa mengamati bangun

    datar persegi panjang dan menyebutkan sifat-sifatnya, guru menjelaskan

    bangun datar persegi panjang dan sifat-sifatnya, guru menyuruh siswa

    manju ke depan kelas untuk melakukan percobaan bangun datar segitiga

    dengan bimbingan guru, guru menjelaskan jenis-jenis bangun datar

    segitiga dan menyuruh siswa mengamati segitiga menurut jenisnya, guru

    membagi siswa kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru

    membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok, guru menyuruh

    perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk membacakan hasil

    diskusinya.

    Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik

    kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada

    pembelajaran yang telah dilaksanakan.

  • 55

    Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk

    melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran

    dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi

    waktu kurang lebih 5 menit.

    Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Sabtu tanggal 1 April 2017

    dengan melakukan game tournamen dan mengerjakan soal posttest

    dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti

    melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.

    Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih

    15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa

    berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

    apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,

    guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat

    mempelajari materi yang akan disampaikan.

    Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 50 menit, diawali

    dengan membuat meja-meja turnamen, guru membacakan aturan

    turnamen, guru mengawasi jalannya turnamen, guru mengakhiri

    turnamen, guru menghitung skor turnamen, guru memberi penghargaan

    kepada siswa yang mendapat skor tertinggi, selanjutnya siswa

    mengerjakan soal posttest secara individu.

    Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5

    menit yang digunakan guru untuk menyampaikan materi yang akan

    dipelajari dipertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan

    memberikan salam.

    Pada siklus 1pertemuan 1, 2 dan 3 dari hasil observasi guru dan

    siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa

    kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh

    dapat dilihat pada lampiran.

  • 56

    4.1.2.3 Hasil Keaktifan Siswa

    Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) yang telah dilaksanakan

    menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses

    pembelajaran siklus 1. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa

    siklus 1:

    Tabel 4.4

    Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1

    No Interval Frekuensi Kiteria

    1. 53 – 68 12 C (Cukup)

    2. 37 – 52 3 D (Kurang)

    Jumlah 15 -

    4.1.2.4 Hasil Belajar Peserta Didik

    Pada siklus 1 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum

    diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dengan cara memberikan

    soal pretest kepada masing-masing siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo

    Ngablak Kabupaten Magelang. Setelah melakukan pengujian dengan

    pretest selanjutnya guru menguji kemampuan siswa setelah melakukan

    tindakan siklus 1 dengan cara memberikan soal posttest kepada masing-

    masing siswa. Dari hasil posttest tersebut didapatkan hasil belajar siswa

    yang dikerjakan masing-masing siswa pada akhir pertemuan siklus 1.

    Hasil posttest tersebut merupakan ukuran keberhasilan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa pada mate pelajaran Matematika pada semester 2 tahun

    pelajaran 2016/2017. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisa

    agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan pembelajaran

    yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 dengan materi bangun datar

    sederhana dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 60.

  • 57

    Hasil belajar yang sudah dianalisis oleh peneliti menunjukan masih

    terdapat beberapa siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

    (KKM) yang telah ditentukan pada mata pelajaran Matematika.

    Kemampuan awal siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang setelah mengerjakan soal Pretest pada mata

    pelajaran Matematika dapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 4.5

    Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

    Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang

    Siklus 1

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 65 – 74 1 6,7

    2 55 – 64 12 80

    3 45 – 54 2 13,3

    Jumlah 15 100

    Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil pretest siswa kelas

    3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata

    pelajaran Matematika diperoleh 2 siswa pada interval 45 – 54 (13,3%),

    12 siswa pada interval 55 – 64 (80%) dan 1 siswa berada pada interval

    65 – 74 (6,7%). Dengan nilai tertinggi 65. Sedangkan nilai terendah

    adalah 45. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi hasil pretest dapat

    dilihat dengan diagram 4.4 di bawah ini:

  • 58

    Gambar 4.4 Diagram Batang Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas 3

    Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Siklus 1

    Hasil belajar soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada

    mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.6

    Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

    Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang

    Siklus 1

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 75 – 84 1 6,7

    2 65 – 74 5 33,3

    3 55 – 64 6 40

    4 45 – 54 3 20

    Jumlah 15 100

    Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas

    3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata

    pelajaran Matematika diperoleh 3 siswa pada interval 45 – 54 (20%), 6

    siswa pada interval 55 – 64 (40%), 5 siswa pada interval 65 – 74

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    65-74 55-64 45-54

    Hasil Pretest

    Frekuensi

  • 59

    (33,3%) dan 1 siswa pada interval 75 – 84 (6,7%). Dengan nilai tertinggi

    80. Dan nilai terendah 45. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi

    hasil posttest dapat dilihat dengan diagram 4.5 di bawah ini:

    Gambar 4.5 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Siswa Kelas 3

    Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Siklus 1

    Selain frekuensi hasil posttest siswa juga didapatkan data

    kekuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang pada siklus 1 yang sudah disederhanakan di dalam

    tabel distribusi ketuntasan belajar:

    Tabel 4.7

    Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa

    Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Siklus 1

    No Ketuntasan Jumlah Persentase

    1 Tuntas (≥ KKM 60) 10 66,7%

    2 Belum tuntas (

  • 60

    Hasil skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus I

    dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

    Tabel 4.8

    Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasrkan Skor Maksimum, Skor

    Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Siklus I

    Deskripsi Skor

    Skor Maksimal 80

    Skor Minimum 45

    Rata-rata 60,67

    4.1.2.5 Refleksi

    Tahap ini bertujuan mengatasi kekurangan-kekurangan yang terdapat

    pada siklus 1, agar tidak terulang lagi pada siklus 2. Ada beberapa

    masalah yang ada pada siklus 1, yaitu:

    1. Siswa terfokus pada satu hal yang sedang dilakukan yang

    membuat siswa tidak mendengarkan intruksi dari guru.

    2. Siswa mengobrol dengan teman satu kelompoknya tentang hal di

    luar kegiatan pembelajaran sehingga membuat siswa tidak

    mendengarkan penjelasan guru.

    Berdasarkan permasalahan yang ada dapat dilihat bahwa siswa

    kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada

    siklus 1 terdapat masalah dalam kegiatan pembelajaran yang

    sedang berlangsung. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar

    siswa siklus 1 masih rendah di bawah KKM yang ditentukan.

    Berdasarkan rekaptulasi hasil belajar siswa terdapat 5 dari 15 siswa

    mendapat nilai yang berada dibawah KKM yang telah ditentukan

    dan 10 siswa telah mencapai KKM yang ditentukan dan dinyatakan

    tuntas. Berdasarkan refleksi ini perlu adanya tindakan terhadap

    masalah yang dialami di siklus 1 untuk di gunakan sebagai dasar

    perbaikan dalam pelaksanaan siklus 2 agar hasil belajar mata

  • 61

    pelajaran matematika kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang menjadi lebih baik.

    4.1.3 Deskripsi Siklus 2

    Pelaksanaansiklus 2 hampir sama dengan siklus 1. Praktek pembelajaran

    pada siklus 2 ini dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 4. Memahami

    unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan Kompetensi Dasar 4.2

    Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut. Penelitian pada siklus 2 ini

    dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan

    pada hari Senin tanggal 3 April 2017 selanjutnya pertemuan kedua

    dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017 dan pertemun ketiga

    dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017. Tahap-tahap yang

    dilaksanakan pada siklus 2 sebagai berikut.

    4.1.3.1 Perencanaan

    Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan

    permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1,

    permasalahan atau kekurangan tersebut akan menjadi dasar dalam

    perencanaan siklus 2 agar pelaksanaan tindakan siklus 2 ini menjadi

    lebih baik.

    Dari permasalahan yang ditemui peneliti maka peneliti

    menyiapkan teknik untuk memperbaiki hasil belajar Matematika pada

    kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang. Persiapan

    yang dilakukan sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah berdasarkan

    hasil refleksi siklus 1 dan membicarakan masalah kepada pihak

    yang bersangkutan untuk mencari pemecahan masalah agar

    mendapatkan hasil yang memuaskan.

    2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan media

    yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk perbaikan

    pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model

    pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) pada mata

    pelajaran Matematika.

  • 62

    3. Penyusunan instrumen observasi yang akan digunakan sebagai

    panduan dalam mengamati pencapaian proses pembelajaran

    maupun peserta didik saat pembelajaran berlangsung dengan

    model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen).

    4. Penyusunan alat penilaian berupa tes tertulis dan lembar kerja

    siswa yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik.

    Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran untuk

    berdiskusi. Pertama peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi

    di siklus 1 kepada guru, agar guru dapat memberi masukan pelaksanaan

    tindakan di siklus 2. Dengan adanya masukan dari guru peneliti akan

    lebih mantap untuk menggunakan dan menerapkan model TGT (Team

    Games Tournamen) pada siklus 2. Selanjutnya peneliti mendiskusikan

    kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan peneliti saat melakukan

    tindakan di SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    khususnya kelas 3. Dengan berdiskusi dan berbagi pendapat tentang

    penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran diharapkan penyusunan

    rencana pelaksaan pembelajaran pada siklus 2 dapat mendapatkan hasil

    yang lebih baik dari pada siklus 1.

    4.1.3.2 Pelaksanaan dan Observasi

    Pelaksanaan dan observasi siklus 2 dilakukan pada setiap

    pertemuan. Siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama

    dilakukan pada hari Senin tanggal 3 April 2017 dengan materi sudut

    lancip dan sudut siku-siku dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran

    atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata pelajaran

    Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas

    sebagai observer. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat

    pembelajaran Matematika berlangsung untuk mengetahui sintaks model

    pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) berjalan dengan baik.

    Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi sesuai sintaks

    model pembelajaran yang digunakan peneliti untuk mengamati kegiatan

  • 63

    guru dan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Sintaks

    pembelajaran dirancang untuk selesai dalam 3 kali pertemuan.

    Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih

    15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa

    berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

    apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,

    guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat

    mempelajari materi yang akan disampaikan.

    Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,

    konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih

    50 menit. Pada tahap eksplorasi guru mengawali dengan menguji

    kemampuan siswa menggunakan soal pretest, setelah siswa mengerjakan

    soal pretest guru menunjuk papan tulis dan menjelaskan pengertian

    sudut, guru menjelaskan jenis-jenis sudut.

    Tahap elaborasi, guru menunjukan gambar sudut lancip dan

    menjelaskan tentang sudut lancip, guru menunjukan gambar sudut siku-

    siku dan menjelaskan tentang sudut siku-siku, guru membagi siswa

    kedalam kelompok, guru membagi LKS, guru membimbing siswa dalam

    berdiskusi kelompok, guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke

    depan kelas untuk membacakan hasil diskusinya.

    Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik

    kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada

    pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk

    melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran

    dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi

    waktu kurang lebih 5 menit.

  • 64

    Pertemuan kedua dilakukan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017

    dengan materi sudut tumpul, mengurutkan besar sudut, membandingkan

    sudut, sudut sebagai jarak putar dengan alokasi waktu selama 2 jam

    pelajaran atau 70 menit. Peneliti melakukan tindakan dan guru mata

    pelajaran Matematika SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang bertugas sebagai observer.

    Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih

    15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa

    berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

    apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,

    guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat

    mempelajari materi yang akan disampaikan.

    Kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi,

    konfirmasi. Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih

    50 menit. Pada tahap eksplorasi guru menjelaskan tentang sudut tumpul,

    guru menjelaskan cara mengurutkan sudut dari yang terbesar dan dari

    yang terkecil, guru menyuruh siswa membandingkan sudut lancip dan

    sudut siku-siku, guru menjelaskan cara membandingkan sudut, guru

    menjelaskan sudut sebagai jarak putar.

    Pada tahap elaborasi guru membagi siswa kedalam kelompok, guru

    membagi LKS, guru membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok,

    guru menyuruh perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk

    membacakan hasil diskusinya.

    Pada tahap konfirmasi guru membimbing siswa menarik

    kesimpulan, guru memberi kesempatan siswa untuk bertnya tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan guru menjelaskan ulang tentang hal

    yang belum dipahami siswa dan meluruskan kesalah pahaman pada

    pembelajaran yang telah dilaksanakan.

    Kegiatan penutup dilakukan menutup pembelajaran guru untuk

    melakukan refleksi dengan siswa dan guru menutup pembelajaran

  • 65

    dengan salam penutup. Kegiatan penutup ini dilakukan dengan aloksi

    waktu kurang lebih 5 menit.

    Pertemuan ketiga dilakukan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017

    dengan melakukan game tournamen dan mengerjakan soal posttest

    dengan alokasi waktu selama 2 jam pelajaran atau 70 menit. Peneliti

    melakukan tindakan dan guru mata pelajaran Matematika SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang bertugas sebagai observer.

    Kegiatan pendahuluan atau kegiatan awal beralokasi kurang lebih

    15 menit. Kegiatan tersebut diawali guru memberi salam, guru dan siswa

    berdoa bersama-sama, guru mengecek kehadiran siswa, guru melakukan

    apersepsi dengan bertanya sesuai materi yang akan dipelajari hari ini,

    guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini, guru

    menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini, guru menjelaskan manfaat

    mempelajari materi yang akan disampaikan.

    Kegiatan inti dilakukan dengan alokasi waktu 50 menit, diawali

    dengan membuat meja-meja turnamen, guru membacakan aturan

    turnamen, guru mengawasi jalannya turnamen, guru mengakhiri

    turnamen, guru menghitung skor turnamen, guru memberi penghargaan

    kepada siswa yang mendapat skor tertinggi, selanjutnya siswa

    mengerjakan soal posttest secara individu.

    Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5

    menit yang digunakan guru untuk menyampaikan materi yang akan

    dipelajari dipertemuan berikutnya, guru menutup pelajaran dengan

    memberikan salam.

    Pada siklus 2 pertemuan 1, 2 dan 3 dari hasil observasi guru dan

    siswa menggunakan lembar observasi yang terdiri dari beberapa

    kegiatan guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh

    dapat dilihat pada lampiran.

    4.1.3.3 Hasil Keaktifan Siswa

    Pada proses pembelajaran dengan menggunakan model

    pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) yang telah dilaksanakan

  • 66

    menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses

    pembelajaran. Pada siklus 1 kriteria keaktifan siswa masih cukup dan

    ada juga yang kurang, pada siklus ke 2 mengalami peningkatan menjadi

    sangat baik. Berikut adalah tabel hasil keaktifan belajar siswa siklus 2:

    Tabel 4.9

    Hasil Keaktifan Siswa siklus II

    No Interval Frekuensi Kiteria

    1. 85 – 100 9 A (Sangat Baik)

    2. 69 – 84 5 B (Baik)

    3. 53 – 68 1 C (Cukup)

    Jumlah - -

    4.1.3.4 Hasil Belajar Peserta Didik

    Pada siklus 2 peneliti menguji kemampuan awal siswa sebelum

    diadakan tindakan kegiatan pembelajaran menggunakan model

    pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dengan cara memberikan

    soal pretest kepada masing-masing siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo

    Ngablak Kabupaten Magelang. Setelah melakukan pengujian dengan

    pretest selanjutnya guru menguji kemampuan siswa setelah melakukan

    tindakan siklus 2 dengan cara memberikan soal posttest kepada masing-

    masing siswa. Dari hasil posttest tersebut didapatkan hasil belajar siswa

    yang dikerjakan masing-masing siswa pada akhir pertemuan siklus 2.

    Hasil posttest tersebut merupakan ukuran keberhasilan Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang untuk meningkatkan hasil

    belajar siswa pada mate pelajaran Matematika pada semester 2 tahun

    pelajaran 2016/2017. Hasil belajar yang diperoleh selanjutnya dianalisa

    agar dapat mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan pembelajaran

    yang sudah dilaksanakan pada siklus 2 dengan materi sudut dengan

    kriteria ketuntasan minimal (KKM) ≥ 60.

  • 67

    Hasil belajar yang sudah dianalisis oleh peneliti menunjukan hasil

    yang sangat memuaskan pada siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo

    Ngablak Kabupaten Magelang karena semua siswa kelas 3 telah

    mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan

    pada mata pelajaran Matematika.

    Kemampuan awal siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang setelah mengerjakan soal Pretest pada mata

    pelajaran Matematika dapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 4.10

    Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

    Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang

    Siklus 2

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 65 – 74 1 6,7

    2 55 – 64 13 86,6

    3 45 – 54 1 6,7

    Jumlah 15 100

    Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil pretest siswa kelas

    3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata

    pelajaran Matematika diperoleh 1 siswa pada interval 45 – 54 (6,7%), 13

    siswa pada interval 55 – 64 (86,6%) dan 1 siswa pada interval 65 – 74

    (6,7%). Dengan nilai tertinggi 65. Dan nilai terendah 45. Untuk lebih

    jelas data distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat dengan gambar

    4.9 di bawah ini:

  • 68

    Gambar 4.8 Diagram Batang Distribusi Hasil Pretest Siswa Kelas 3

    Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Siklus 2

    Hasil belajar soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 3 pada

    mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.11

    Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

    Siswa Kelas 3 Semester 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang

    Siklus 2

    No Interval Frekuensi Persentase (%)

    1 90 – 99 1 6,7

    2 80 – 89 5 33,3

    3 70 – 79 5 33,3

    4 60 – 69 4 26,7

    Jumlah 15 100

    Berdasarkan tabel di atas dapat diuraikan hasil posttest siswa kelas

    3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada mata

    pelajaran Matematika diperoleh 4 siswa pada interval 60 – 69 (26,7%), 5

    siswa pada interval 70 – 79 (33,3%), 5 siswa pada interval 80 – 89

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    65-74 55-64 45-54

    Hasil Pretest

    Frekuensi

  • 69

    (33,3%) dan 1 siswa pada interval 90 – 99 (6,7%). Dengan nilai tertinggi

    95. Dan nilai terendah 60. Untuk lebih jelas data distribusi frekuensi

    hasil posttest dapat dilihat dengan diagram 4.9 di bawah ini:

    Gambar 4.9 Diagram Batang Distribusi Hasil Posttest Siswa Kelas 3

    Semster 2 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang

    Siklus 2

    Selain frekuensi hasil posttest siswa juga didapatkan data

    kekuntasan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang pada siklus 2bahwa semua siswa kelas 3 SD

    Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dengan jumlah siswa

    semua anak 15 telah mengalami ketuntasan belajar (KKM ≥ 60).

    Hasil skor maksimum, skor minimum dan skor rata-rata siklus I dapat

    dilihat pada tabel 4.13 berikut:

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    90-99 80-89 70-79 60-69

    Hasil Posttest

    Frekuensi

  • 70

    Tabel 4.12

    Distribusi Hasil Belajar Matematika Berdasrkan Skor Maksimum, Skor

    Minimum dan Skor Rata-rata Siswa Siklus II

    Deskripsi Skor

    Skor Maksimal 95

    Skor Minimum 60

    Skor Rata-rata 74, 33

    4.1.3.5 Refleksi

    Pada siklus 2 ini pelaksanaan model pembelajaran Team Games

    Tournamen (TGT) pada siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang secara keseluruhan sudah sangat baik. Dalam

    proses pembelajaran guru sangat menguasai penerapan model

    pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) sehingga lebih

    meningkatkan aktifitas siswa dari sebelumnya dan lebih meningkatkan

    hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan

    pada akhir pertemuan siklus 2. Hasilnya 15 siswa kelas 3 SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang mencapai ketuntasan belajar

    yang sudah ditentukan yaitu KKM ≥ 60.

    4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2, Hasil

    Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

    Hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang menggunakan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)

    pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 bahwa dapat dilihat mengalami

    perubahan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal menunjukan bahwa 8 dari 15

    siswa belum mencapai KKM ≥ 60. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran

    matematika pada siklus 1 mengalami perubahan yaitu 5 dari 15 siswa belum

    mencapai KKM ≥ 60. Selanjutnya hasil belajar pada siklus 2 mengalami

    perubahan dari siklus sebelumnya yaitu semua siswa kelas 3 atau 15 siswa

    mencapai KKM ≥ 60. Berikut ini adalah hasil belajar siswa pada pelajaran

    matematika pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2:

  • 71

    Tabel 4.13

    Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

    Kondisi awal, Posttest Siklus 1, dan Posttest Siklus 2.

    No Nilai

    Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

    F Persen

    (%)

    Posttest Posttest

    F Persen

    (%)

    F Persen

    (%)

    1 Tuntas 7 46,67% 10 66,67% 15 100%

    2 Belum

    Tuntas

    8 53,33% 5 33,33% 0 0%

    Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%

    Berdasarkan tabel rekaptulasi ketuntasan hasil belajar matematika terjadi

    peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 15 dalam mata pelajaran

    matematika. Terbukti dari kondisi awal siswa yang belum tuntas dan setelah

    dilakukan tidakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas bn meningkat menjadi 10

    siswa, dapat dilihat dari hasil posttest. Pada siklus 2 juga terjadipeningkatan hasil

    belajar siswa yaitu 15 siswa atau seluruh siswa kelas 3 mencapai KKM ≥ 60. Hal

    ini terbukti dari pengaruh penggunaan metode, model atau pendekatan yang

    menarik dan sesuai dengan materi dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

    Dengan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) membuat

    siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Pemahaman siswa

    dapat dilihat dari hasil turnamen. Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat dari

    diagram berikut:

  • 72

    Gambar 4.11 Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

    Kondisi Awal, Posttest Siklus 1, Posttest Siklus 2

    Dari diagram yang disajikan terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil

    belajar siswa yang terjadi pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2.

    Hasil keaktifan siswa dengan penggunaan model Team Games Tournamen

    (TGT) dapat meningkatkan keaktifan siswa. Data tersebut dapat dilihat dari

    peningkatan jumlah skor yang di dapat dari lembar observasi keaktifan siswa pada

    siklus 1 dan siklus 2. Jumlah skor dapat mempengaruhi kriteria yang di dapatkan.

    Berikut ini adalah rekaptulasi hasil keaktifan siklus 1 dan siklus 2:

    Tabel 4.14

    Perbandingan Rekaptulasi Hasil Keaktifan Siswa Siklus 1 dan Siklus 2

    No Siklus 1 Siklus 2

    Interval Frekuensi Kriteria Interval Frekuensi Kriteria

    1. 53 – 68 12 C (Cukup) 85 – 100 9 A (Sangat Baik)

    2. 37 – 52 3 D (Kurang) 69 – 84 5 B (Baik)

    3. - - - 53 – 68 1 C (Cukup)

    Jumlah 15 - Jumlah 15 -

    0

    2

    4

    6

    8

    10

    12

    14

    16

    KondisiAwal

    PosttestSiklus 1

    PosttestSiklus 2

    Ketuntasan Hasil Belajar Matematika

    Tuntas

    Belum Tuntas

  • 73

    4.3 Pembahasan

    Pada hasil observasi kondisi awal sebelum adanya tindakan di kelas 3 SD

    Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang, terdapat beberapa masalah pada

    proses pembelajarannya yaitu kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran

    matematika dapat dilihat dari hasil ulangan harian matematikanya yang sebagian

    siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM ≥ 60) dan kurangnya

    keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kondisi ini dapat

    disebabkan dari berbagai hal dari guru, siswa atau sarana dan prasarana yang ada

    di sekolah kurang memadahi. Peneliti saat melakukan observasi di kelas 3 SD

    Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang menemui guru dalam

    menyampaian materi pada proses pembelajaran berlangsung menggunakan cara

    konvensional yang cenderung membuat siswa menjadi lebih bosan dan

    konsentrasi siswa menjadi rendah. Pada pembelajaran sebelum tindakan hasil

    belajar siswa yang belum mencapai KKM ≥ 60 adalah 8 siswa sedangkan siswa

    yang mencapai KKM adalah 7 siswa dengan nilai tertinggi 68 dan nilai terendah

    50.

    Dengan adanya masalah ini peneliti melakukan tindakan dengan

    menerapkan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) untuk

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak

    Kabupaten Magelang dengan 2 siklus. Setelah dilakukannya tindakan didapatkan

    hasil belajar siswa kelas 3SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang dari

    analisis data yang dilakukan peneliti terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa

    dari keadaan awal hingga siklus 2. Dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi

    peningkatan dengan jumlah siswa yang tuntas pada siklus 1 adalah 10 siswa.

    Selanjutnya yang tuntas pada siklus 2 sebanyak 15 siswa atau semua siswa kelas 3

    telah mencapai KKM yang sudah ditentukan.

    Penggunaan model Team Games Tournamen (TGT) tidak hanya

    berpengaruh pada hasil belajar yang meningkat tetapi juga keaktifan siswa

    meningkat pada siklus 1 ke siklus 2. Hasil keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri

    Seloprojo Ngablak Kabupaten Magelang pada siklus 1 3 siswa mendapat skor

    berkriteria D (Kurang) dan 12 siswa mendapat skor berkriteria C (Cukup).

  • 74

    Sedangkan pada siklus 2 hasil keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo

    Ngablak Kabupaten Magelang meningkat dimana 9 siswa mendapat kriteria A

    (Sangat Baik), 5 siswa mendapat kriteria B (Baik) dan 1 siswa mendapat kriteria

    C (Cukup).

    Berdasarkan penerapan model pembelajaran Team Games Tournamen

    (TGT) hasil belajar siswa dapat meningkat dan siswa lebih aktif dan antusias

    dalam mengikuti pelajaran. Siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh

    guru dengan lebih mudah dengan adanya alat peraga yang digunakan oleh guru

    dalam menjelaskan materi pelajaran. Siswa juga sangat senang karena di dalam

    pelajaran ada turnamen untuk menjawab soal tentang materi yang telah diajarkan

    oleh guru. Dengan adanya turnamen tersebut dapat membantu siswa memahami

    konsep yang telah diajarkan oleh guru. Dari hasil penggunaan model TGT hasil

    yang diperoleh pada siklus 1 dan 2 menunjukan peningkatan hasil belajar dan

    peningkatan keaktifan siswa kelas 3 SD Negeri Seloprojo Ngablak Kabupaten

    Magelang, karena dengan turnamen tersebut siswa mampu memahami konsep-

    konsep yang telah diajarkan guru dalam kegiatan pembelajaran dan siswa lebih

    aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

    Penggunaan model pembelajaran Team Games Tournamen (TGT) dapat

    meningkat kan hasil belajar siswa sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Dwi Purnomosari (2014) dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus 1 sebesar 44,

    12% meningkat menjadi 82,35% pada siklus 2. Penelitian Yuni Astuti (2016)

    pada hasil belajar siswa menggunakan model TGT (Team Games Tournamen)

    dapat berhasil dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa pada siklus 2. Penelitian

    Wurini Suci (2016) pada penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games

    Tournamen) dapat berhasil, semua siswa kelas VI dapat tuntas mencapai

    KKM.Penelitian Suwato (2015) model TGT (Team Games Tournamen) dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas III, 18 siswa mencapai ketuntasan dan 2

    siswa belum mencapai ketuntasan. Penelitian Erna Ratnasari (2017) penggunaan

    model pembelajaran TGT (Team Games Tournamen) berhasil meningkatkan 23

    siswa (semua siswa) mendapat nilai tuntas. Dan pada penelitian Anggraeni Vian

    (2014) pada penggunaan model pembelajaran TGT (Team Games

  • 75

    Tournamen)berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dan keaktifan siswa pada

    siklus 1 dan siklus 2.