BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di...

22
53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga Sejarah berdirnya Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga pada tahun 1934 dengan nama RSTP Ngawen Salatiga. RSP dr. Ario Wirawan berfungsi sebagai tempat/santorium yaitu sebagai fasilitas medis untuk penyakit jangka panjang terutama tuberkulosis. Kemudian pada tanggal 26 September 2002, dengan dikeluarkan SK Mentri Kesehatan RI nomor 1208/Menkes/SK/IX/2002, akhirnya RSTP Ngawen Salatiga diganti menjadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan, dan merupakan satu- satunya rumah sakit paru di Propensi Jawa Tengah. Lokasi Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin No. 806 Salatiga, Jawa Tengah. Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga adalah rumah sakit negeri kelas A yang memiliki 144 tempat tidur inap, yang terdiri dari kelas perawatan VVIP, VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III. Ruang Dahlia I dan Dahlia II merupakan kelas III yang memiliki fasilitas ruangan dengan partisi 2 tempat tidur, bed pasien yang standar, lemari pasien, dan kamar mandi di luar.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

Sejarah berdirnya Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan

Salatiga pada tahun 1934 dengan nama RSTP Ngawen Salatiga.

RSP dr. Ario Wirawan berfungsi sebagai tempat/santorium yaitu

sebagai fasilitas medis untuk penyakit jangka panjang terutama

tuberkulosis. Kemudian pada tanggal 26 September 2002, dengan

dikeluarkan SK Mentri Kesehatan RI nomor

1208/Menkes/SK/IX/2002, akhirnya RSTP Ngawen Salatiga diganti

menjadi Rumah Sakit Paru dr.Ario Wirawan, dan merupakan satu-

satunya rumah sakit paru di Propensi Jawa Tengah. Lokasi Rumah

Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga terletak di jalan Hasanuddin

No. 806 Salatiga, Jawa Tengah.

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga adalah rumah

sakit negeri kelas A yang memiliki 144 tempat tidur inap, yang

terdiri dari kelas perawatan VVIP, VIP, kelas I, kelas II, dan kelas III.

Ruang Dahlia I dan Dahlia II merupakan kelas III yang

memiliki fasilitas ruangan dengan partisi 2 tempat tidur, bed pasien

yang standar, lemari pasien, dan kamar mandi di luar.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

54

1.2 Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario

Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 27

Juli – 5 Agustus 2015. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

melakukan pengurusan surat di fakultas guna mendapatkan ijin

untuk melakukan penelitian, kemudian peneliti bertemu dan

menjelaskan tujuan penelitian kepada Kepala Bagian DIKLAT

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Penelitian

dilaksanakan setelah mendapat persetujuan atau ijin dari direktur

Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Setelah itu peneliti

langsung bertemu dengan Kepala ruangan Dahlia I dan Dahlia II

untuk menyerahkan surat persetujuan penelitian serta menjelaskan

tujuan dari penelitian, peneliti langsung melaksanakan penelitian

dengan membagikan lembaran kuesioner kepada para perawat

yang sedang berada di ruangan atau sedang menjalankan tugas

(sift) sedangkan sebagiannya diberikan kepada kepala ruangan

dengan jumlah perawat yang tidak berada di ruangan. Selain

membagikan kuesioner peneliti juga melakukan observasi dan

wawancara dengan perawat. Dari jumlah kuesioner yang disebar

semuanya terkumpul kembali dan bisa digunakan dalam penelitian.

1.3 Gambaran Responden

Gambaran umum responden terlihat dari tabel distribusi

frekuensi. Responden penelitian seluruhnya berjumlah 40

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

55

responden. Gambaran umum responden penelitian berisi tentang

karakteristik usia, pendidikan dan masa kerja. Berikut gambaran

umum dari responden penelitian.

1.3.1 Karakteristik Penelitian

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Umur Responden di

Ruang Dahlia I dan Dahlia II

Usia (Th) Frekuensi Presentase (%)

20– 25 tahun 10 25%

26 – 35 tahun 24 60%

36 – 45 tahun 6 15%

Total 40 100%

Tabel 4.1 diatas menjelaskan bahwa mayoritas responden

memiliki umur 26 – 35 tahun (24 orang atau 60%) sedangkan

minoritas responden memiliki umur 36 - 45 tahun (6 orang

atau 15%).

Tabel 4.2 : Distibusi Pendidikan Responden di Ruang

Dahlia I dan Dahlia II RSPAW

Tingkat pendidikan Frekuensi Presentase

Akademi (D3) 25 62,5%

Serjana (S1) 15 37,5%

Total 40 100%

tabel 4.2 diatas menjelaskan bahwa mayoritas responden

memiliki tingkat pendidikan Akademik yaitu 25 orang

(62,5%), sedangkan minoritas dari tingkat pendidikan yaitu

Serjana 15 orang (37,5%).

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Masa Kerja Responden di

Ruang Dahlia I dan Dahlia II RSPAW Salatiga

Masa Kerja (Th) Frekuensi Presentase (%)

1 – 5 tahun 26 65%

6 – 10 tahun 9 22,5%

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

56

11 – 15 tahun 5 12,5%

Total 40 100%

Tabel 4.3 diatas menjelaskan bahwa mayoritas responden

memiliki masa kerja 1 – 5 tahun (26 orang atau 65%)

sedangkan minoritas responden dengan masa kerja 11 – 15

tahun (5 orang atau 12,5%).

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden

di Ruang Dalia I dan Dahlia II RSPAW Salatiga

Pendidikan Frekuensi Presentase (%)

Baik 12 30%

Cukup 20 50%

Kurang 8 20%

Total 40 100%

Tabel 4.4 diatas menjelaskan bahwa mayoritas responden

memiliki pengetahuan cukup yaitu 20 orang (50%)

sedangkan minoritas responden dengan pengetahuan baik

sebanyak 8 orang (20%).

1.4 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan faktor pengetahuan perawat

di Ruang Dahlia I dan Dahlia II Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan

Salatiga diperoleh nilai korelasi MSA (Measure of sampling

adequacy) antar variabel sebesar 0,543 (p>0,5) pada tabel korelasi

anti image dengan nilai signifikan sebesar 0,088 (p<0,05) pada

tabel KMO (Kaiser Meyer Olkin), sehingga dapat dikatakan faktor

pengetahuan berpengaruh terhadap pelaksanaan

pendokumentasian, yang diperkuat dengan hasil dari tabel

Komponen matrix yaitu 0,782 (p>0,5). Terlihat jelas dengan hasil

penelitian berdasarkan jawaban responden pada kuesioner variabel

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

57

pengetahuan. Karena pengetahuan merupakan suatu hasil usaha

manusia untuk memahami kenyataan yang dapat dijangkau oleh

pemikiran manusia, berdasarkan pengalaman manusia secara

empiris (Notoadmojo, 2003).

Hasil perhitungan faktor sikap dari perawat di Ruang Dahlia

I dan Dahlia II Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga

diperoleh hasil korelasi MSA (Measure of sampling adequacy)

antar variabel sebesar 0,517 dengan nilai signifikan 0,088 (p<0,05)

sehingga dikatakan faktor sikap berpengeruh terhadap pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan. Hal ini juga diperkuat dengan

hasil dari tabel komponen matrix yaitu 0,734 (p>0,5).

Hasil perhitungan faktor beban kerja diperoleh nilai MSA

(Measure of sampling adequacy) antar variabel sebesar 0,364

(p>0,5) sedangkan nilai signifikan 0,088 (p<0,05). Hal ini berarti

faktor beban kerja tidak berpengaruh dalam pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan. Walaupun nilai pada tabel

Komponen matrix sebesar 0,753 (p>0,5), hal ini dikarenakan faktor

beban kerja tidak termasuk dalam kolom faktor dominan pada tabel

komponen matrix.

Berdasarkan hasil perhitungan faktor supervisi diperoleh

nilai MSA (Measure of sampling adequacy) antar variabel

sebesar 0,633 (p>0,5) dengan nilai signifikan 0,088 (p<0,05). Faktor

supervisi tidak termasuk dalam faktor yang berpengaruh dalam

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

58

pelaksanaan pendokumentasian walaupun memiliki nilai MSA >0,5

dan nilai signifikan <0,05, karena bila dilihat nilai dari tabel

komponen matrix sebesar 0,489. Hal ini juga diperkuat bahwa

faktor supervisi tidak termasuk dalam kolom faktor dominan pada

tabel komponen matrix.

Hasil perhitungan faktor ketersediaan fasilitas format

pendokumentasian diperoleh nilai MSA (Measure of sampling

adequacy) antar variabel sebesar 0,646 (p>0,5) dengan nilai

signifikan sebesar 0,088, sehingga faktor ketersediaan fasilitas

format pendokumentasian berpengaruh terhadap pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan. Hal ini juga diperkuat dengan nilai

dari komponen matrix sebesar 0,605 dan juga berada dalam kolom

faktor dominan.

Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan faktor-faktor yang

dominan mempengaruhi pelaksanaan pondokumentasian

keperawatan.

Tabel 4.5 : Hasil uji faktor yang dominan mempengaruhi

pelaksanaan pendokumentasian

Component Matrixa

Component

1 2

Faktorpengetahuan .782 -.003

Faktorsikap .734 .428

Faktorbebankerja -.169 -.753

Faktorsupervisi -.410 .489

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

59

Faktorketersediaanfasilitasforma

tpendokumentasian -.605 .395

Keterangan : kolom yang bertuliskan angka 1 merupakan

kolom angka faktor yang paling dominan

Tabel 4.6: Hasil uji dari nilai KMO

Berdasarkan Bartlett’s Tes Of Sphericity dengan Chi-Square 16,413 (df 10) dan nilai signifikan 0,088 < 0,05 dan nilai KMO sebesar 0,538 sehingga nilai tersebut dalam kategori lebih dari cukup

Tabel 4.7 : Hasil uji dari nilai MSA (Measure of sampling

adequacy)

Anti-image Matrices

faktorpengetahuan faktorsikap

faktorbebankerja

faktorsupervisi

faktorketersediaanfasilitasformatpendokumentasian

Anti-image Covariance

Faktorpengetahuan .730 -.329 -.109 .053 .171

Faktorsikap -.329 .736 .215 .006 .036

Faktorbebankerja -.109 .215 .932 .011 .022

Faktorsupervisi .053 .006 .011 .943 -.181

faktorketersediaanfasilitasformatpendokumentasian

.171 .036 .022 -.181 .881

Anti-image Correlation

Faktorpengetahuan .534a -.449 -.132 .064 .214

Faktorsikap -.449 .517a .259 .007 .045

Faktorbebankerja -.132 .259 .364a .011 .024

Faktorsupervisi .064 .007 .011 .633a -.198

faktorketersediaanfasilitasformatpendokumentasian

.214 .045 .024 -.198 .646a

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .538

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 16.413

df 10

Sig. .088

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

60

1.5 Pembahasan Penelitian

4.5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pelekasanaan

Pendokumentasian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ada

pengaruh antara variabel independent (pengetahuan, sikap,

beban kerja, supervisi, ketersediaan fasilitas format

pendokumentasian) terhadap variabel dependen

(Pendokumentasian keperawatan) sehingga dapat dilihat

pada data berikut ini :

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dipahami

oleh perawat tentang pendokumentasian asuhan

keperawatan dalam hal ini mengenai defenisi, tujuan,

manfaat, syarat dan hal-hal yang berkaitan dengan

pendokumentasian asuhan keperawatan. Pengetahuan

merupakan suatu hasil usaha manusia untuk memahami

kenyataan yang dapat dijangkau oleh pemikiran manusia,

berdasarkan pengalaman manusia secara empiris, atau

merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

seseorang melakukan pengamatan terhadap obyek

tertentu (Notoadmojo, 2003).

Dalam penelitian ini untuk mengukur pengetahuan

perawat tentang dokumentasi keperawatan digunakan 7

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

61

indikator dalam bentuk pilihan ganda, dimana jawaban

yang benar diberi nilai 1 dan salah diberi nilai 0.

Hasil pengisian kuesioner mendapatkan bahwa

mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup yaitu

sebanyak 20 orang (50%) dan minoritas responden

memiliki pengetahuan kurang sebesar 8 orang (20%).

Pengetahuan dari responden dikatakan cukup karena

terdapat jawaban yang kurang tepat pada pertanyaan

mengenai manfaat, fungsi, dan cara dalam melakukan

pendokumentasian keperawatan. Menurut Aditama,

pengetahuan sangat berpengeruh dalam menerapkan

asuhan keperawatan, untuk itu perawat dituntut agar

selalu mengembangkan ilmunya sehingga pelayanan

keperawtaan dapat terlaksana dengan baik. Kualitas

pelayanan yang baik sangat ditunjang dengan

pengetahuan dari perawat tentang tahapan

pendokumentasian dalam proses asuhan keperawatan

berupa melakukan pengkajian secara lengkap dan efektif

tentang kebutuhan pasien, menegakan diagnose

keperawatan sesuai analisa atau interpretasi data dan

identifikasi masalah klien, kemudian melakukan

perencanaan, implementasi serta melakukan evaluasi dari

tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

62

Hal senada juga di katakan oleh Notoadmojdo

(2003), bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang yaitu tingkat pendidikan, pengalaman diri

sendiri maupun orang lain, lingkungan dan media masa.

Sehingga jika dilihat dari pernyataan dari Notoadmojdo

dan dikaitan dengan hasil penelitian maka sangat

mendukung karena pengetahuan perawat dikatakan cukup

dilihat dari pendidikan terakhir dari perawat adalah

diploma akademik, masa kerja yang belum relatif lama

yaitu 1 – 5 tahun dan perawat belum mempunyai banyak

pengalaman juga.

Berdasarkan hasil korelasi anti image atau nilai MSA

(Medsure of sampling adequacy) sebesar 0,534 (p>0,5)

yang artinya korelasi cukup kuat sehingga faktor

pengetahuan berpengaruh terhadap pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan. Hal ini juga di dukung

oleh hasil dari analisa komponen matrix yang menunjukan

bahwa nilai dari faktor pengetahuan sebesar 0,782 dan

merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi

pelaksanaan pendokumentasian keperawatan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Notoatmodjo

yang mengatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor

dominan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

63

dan tindakan seseorang. Selain itu juga terlihat jelas

kurangnya pemahaman perawat mengenai pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan pada jawaban

saat wawancara. Karena itu di harapakan agar perawat

meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang

pendokumentasian asuhan keperawatan terutama pada

tahapan asuhan keparawatan guna meningkatkan

pelaksanaan pendokumentasian yang baik dan benar. Hal

ini juga dibuktikan dengan hasil penelitian dari Ardika

mengenai hubungan antara pengetahuan perawat tentang

rekam medis dengan kelengkapan pengisian catatan

keperawatan yang mengatakan bahwa pengetahuan

sangat berpengaruh dalam pengisian catatan

keperawatan. Selain itu juga hasil penelitian didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Istanto mengenai faktor-

faktor yang berpengaruhi dengan pelaksanaan standar

asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh pelaksana

perawatan yang mengatakan bahwa pengetahuan juga

berpengaruh dalam pelaksanaan pendokumentasian.

Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Sandra,dkk (

2014) mengenai faktor yang mempengaruhi efektifitas

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan

mengatakan bahwa adanya pengaruh antara pengetahuan

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

64

terhadap efektifitas pelaksanaan pendokumentasian

keperawatan.

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

obyek. Manifestasi dari sikap tidak langsung dilihat tetapi

hanya ditafsirkan dari perilaku yang tertutup

(Notoadmodjo, 2003).

Dalam penelitian ini untuk mengukur sikap perawat

tentang dokumentasi keperawatan digunakan 7

pernyataan dimana jawaban yang benar diberikan 4

pilihan yaitu SS, S, TS, dan STS.

Berdasarkan hasil korelasi anti image atau nilai MSA

(Medsure of sampling adequacy) sebesar 0,517 (p>0,5)

yang artinya korelasi cukup kuat sehingga faktor sikap

dikategorikan dalam faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan pendokumentasian. Hal ini juga diperkuat

dengan hasil dari analisa komponen matrix sebesar 0,734

yang merupakan faktor yang paling dominan

mempengaruhi pendokumentasian keperawatan. Jika

dilihat dari jawaban pengisian kuesioner dan wawancara

diperoleh hasil bahwa mayoritas memiliki sikap cukup

sebanyak 21 responden (52,5%), dan hanya 9 responden

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

65

(22,5%) yang memiliki sikap kurang dalam melaksanakan

pendokumentasian. Selain itu juga terdapat jawaban dari

hasil wawancara responden beranggapan bahwa

pelaksanaan pendokumentasian memerlukan waktu yang

lama dan itu menghambat pelayanan asuhan keperawatan

terhadap pasien. Dengan demikian sebagian kecil

responden yang belum mengerti akan pentingnya

dokumentasi keperawatan. Hal ini bertantangan dengan

pendapat dari Nursalam (2011) yang mengatakan bahwa

dokumentasi keperawatan sangatlah penting, karena jika

terjadi kesalahan atau masalah yang berhubungan

dengan profesi keperawatan dalam hal pembwri jasa dan

penerima jasa maka dokumentasi keperawatan dapat

digunakan sebagai alat bukti hukum, selain itu juga bisa

dijadikan sebagai alat komunikasi antara profesi

kesahatan yang satu dengan yang lain dan juga untuk

proses akreditasi dari rumah sakit.

Suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang mengenai

pekerjaannya dihasilkan dari persepsi mereka terhadap

pekerjaannya, didasarkan pada faktor lingkungan kerja,

gaya supervisi dan kebijakan serta prosedur. Sesuai hasil

penelitian diatas maka diharapkan agar pihak dari RSPAW

Salatiga agar lebih memperketat supervisi dari kepala

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

66

ruang kepada perawat yang melaksanakan tugas sebagai

pemberi asuhan keperawatan. Supervisi yang dilakukan

yaitu memberikan motavasi kerja pada perawat

pelaksana, mengikutsertakan perawat pelaksana dalam

kegiatan peningkatan kompetensi, pelatihan customer

care, pelatihan kepribadian berupa pelatihan kompetensi

dan soft skill untuk meningkatan rasa percaya diri,

komunikasi, kesabaran (emosional). Hal ini dilakukan

guna memperdalam pengetahuan serta pemahaman

perawat dalam pelaksanaan pendokumentasian.

3. Beban Kerja

Beban kerja adalah proses untuk menetapkan jam

kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan untuk

menyelasaikan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu.

Beban kerja seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan

oleh seorang perawat selama bertugas disuatu unit

pelayanan keperawatan dalam penerpan

pendokumentasian asuhan keperawatan .

Berdasarkan hasil korelasi anti image atau nilai MSA

(Medsure of sampling adequacy) sebesar 0,364 (p>0,5)

yang artinya korelasi sangat lemah sehingga dikatakan

faktor beban kerja tidak berpengaruh terhadap

pelaksanaan pendokumentasian. Walaupun hasil analisa

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

67

komponen matrix sebesar 0,753, karena jika dilihat pada

tabel komponen matrix maka faktor beban kerja tidak

termasuk dalam kolom faktor dominan.

Hasil pengisian kuesioner menunjukan bahwa

mayoritas responden memiliki beban kerja sedang

sebanyak 21 orang (52,5%) dan minoritas responden

memiliki beban kerja berat sebanyak 14 orang (35%).

Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mastini (2013), yang mengatakan

bahwa beban kerja sedang, dokumentasi proses asuhan

keperawatan yang dikerjakan oleh perawat juga dalam

kategori sedang. Proses asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh perawat tidak semuanya dilakukan seperti

tidak melaksanakan pengkajian secara lengkap serta tidak

melakukan evaluasi untuk membandingkan respon klien

dengan kriteria. Hal ini juga terlihat jelas pada saat

penelitian, perawat setelah selesai melakukan tindakan

asuhan keperawatan hanya melakukan atau mengisi

sebagian dari pendokumentasian keperawatan.

Pendokumentasian keperawtaan yang tidak lengkap akan

mengakibatkan terjadinya kesalahan pada saat

pemberiaan asuhan keperawatan karena manfaat

dokumentasi keperawatan sebagai alat komunikasi yang

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

68

memudahkan dalam memberikan asuhan keperawatan

selain itu juga akan berpengaruh terhadap mutu atau

kualitas pelayanan keperawtaan.

4. Supervisi

Supervisi merupakan pengamatan secara langsung

dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahan untuk kemudian apabila

ditemukan maslaah segera diberikan petunjuk atau

bantuan yang bersifat langsung untuk mengatasinya.

Perawat pelaksana dalam memberikan asuhan

keperawatan sangat memerlukan dorongan dan dukungan

baik secara internal maupun eksternal dari kepala ruang

sebagai dorongan untuk mempermudah perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien agar

pelayanan yang diberikan berkualitas.

Berdasarkan hasil korelasi anti image atau nilai MSA

(Medsure of sampling adequacy) sebesar 0,633 (p>0,5)

yang artinya korelasi kuat sehingga faktor supervisi tidak

termasuk dalam faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

pendokumentasian. Hal ini di dukung dengan hasil dari

analisa komponen matrix sebesar 0,489 dan juga tidak

termasuk dalam komponen faktor dominan. Dibuktikan

juga dengan hasil pengisian kuesioner yang menjelaskan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

69

bahwa hasil supervisi adalah cukup yaitu sebanyak 19

orang (47,5%).

Dikarenakan kepala ruangan selalu melakukan

supervisi terhadap setiap tindakan asuhan keperawatan

yang dilakukan oleh perawat. Selain itu juga kepala

ruangan selalu memberikan informasi mengenai adanya

perubahan pada pengisian atau pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan. Baiknya struktur

supervisi kepala ruang tergambar dari kepala ruang yang

selalu melakukan supervisi untuk memberikan penjelasan

yang mudah dimengerti oleh perawat pelaksana tentang

pendokumentasian.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Widyaningtyas yang mengatakan

bahwa terdapat hubungan antara supervisi dengan

pelaksanaan pendokumentasian proses keperawatan.

Karena dengan kehadiran kepala ruangan untuk

memberikan arahan dan saran dapat meningkatkan

kepatuhan dalam dokumentasi keperawatan. Selain itu

juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Wirawan yang mengatakan bahwa supervisi kepala

ruangan diperlukan terhadap pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan untuk menjamin

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

70

bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan berjalan

sesuai dengan prinsip-prinsip utama pendokumentasian.

Hal senada juga dilakukan oleh kepala ruang di

RSPAW Salatiga, dimana kepala ruang selalu ikutserta

dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan,

memberikan penjelasan tentang pelaksanaan

dokumentasian keperawatan dan memberikan informasi

jika terjadi perubahan pada format pendokumentasian

keperawatan serta memberikan arahan jika ada perawat

pelaksana yang salah melakukan asuhan keparwatan dan

memnerikan motivasi kerja kepada perawatan pelaksa.

Dari hasil analisa yang didapatkan peneliti dapat

menyimpulkan bahwa supervisi sangat dibutuhkan dalam

mendapatkan kualitas asuhan keperawatan dan

pelaksanaan pendokumentasian yang baik. Pelaksanaan

dekumentasi yang baik harus sesuai syarat yaitu

kesederhanaan, keakuratan, kesabaran, ketepatan,

kelengkapan, kejelasan dan keobjektifan (Hidayat 2007

dalam fajri 2011). Selain itu juga harus sesuai dengan

standar dokumentasi yang ada dengan tujuan untuk

mempertahankan akreditasi, mengurangi

pertanggungjawaban, dan untuk menyesuaikan kebutuhan

pelayanan keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

71

5. Ketersediaan Fasilitas Format Pendokumentasian

Kertersediaan adalah kesiapan suatu sarana

(tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan

atau dioperasikan di waktu yang telah ditentukan

sedangkan fasilitas adalah sarana yang melancarkan

pelaksanaan fungsi.

Berdasarkan hasil korelasi anti image atau nilai MSA

(Medsure of sampling adequacy) sebesar 0,646 (p>0,5)

yang artinya korelasi kuat sehingga faktor kertersediaan

fasilitas format pendokumentasian berpengaruh terhadap

pelaksanaan pendokumentasian. Hasil ini juga di perkuat

dengan hasil dari analisa komponen matrix sebesar 0,605

dan merupakan faktor yang dominan mempengaruhi

pelaksanaan pendokumentasian keperawatan. Hal ini juga

di dukung dengan hasil pengisian kuesioner dan hasil

wawancara yang menjelaskan bahwa sebagian besar

responden masih bingung jika adanya perubahan dari

format pendokumentasian sehingga perlu adanya

supervisi dari kepala ruangan untuk menjelaskan cara

pengisian format pendokumentasian. Selain itu fasilitas

kerja yang disediakan rumah sakit masih kurang,

terkadang lembaran askep juga tidak ada atau kurang,

bentuk dari tampilan lembaran askep yang bentuknya

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

72

horizontal, formatnya yang semakin rumit dan banyak, dan

berkas rekam medic yang hanya kadang-kadang saja

tersusun rapi. Fasilitas yang ada juga hendaknya dalam

jumlah serta jenis yang memadai dan selalu dalam

keadaan siap pakai.

Hasil penelitian di atas juga di dukung dengan hasil

penelitian yang di lakukan oleh Martini (2007),

mengatakan bahwa adanya pengaruh antara ketersediaan

fasilitas format pendokumentasian terhadap pelaksanaan

pendokumentasian keperawatan. Selain itu juga Martini

mengatakan bahwa dalam menjalankan tugas, tingkat

kualitas kerja yang baik hasilnya ditentukan oleh

ketersediaan fasilitas.

Sesuai dengan hasil penelitian dan pendapat dari

beberapa peneliti, maka disimpulkan bahwa ketersedian

fasilitas format pendokumentasian sangat berpengaruh

terhadap pelaksanaan pendokumentasian sehingga untuk

meningkatkan kualitas pelaksanaan pendokumentasian di

butuhkan ketersedian fasiitas format. Ketersediaan

fasilitan format pendokumentasian juga harus sesuai

dengan standar dokumentasi yang ada, karena

kemampuan perawat dalam pendokumentasian ditunjukan

pada ketrampilan seorang perawat melakukan penulisan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

73

sessuai standar dokumentasi yang konsisten, pola yang

efektif, lengkap dan akurat.

Karena secara umum manajemen sarana dan

prasarana adalah untuk memberikan layanan secara

professional dibidang kesehatan secara baik dan benar.

Peneitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang

dilakukan oleh Tutik yang mengatakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan perawat

dalam pelaksanaan pendokumentasian keperawatan

adalah faktor ketersediaan fasilitas dan sarana pelayanan

kesehatan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Parulian yang mengatakan bahwa

ketersediaan fasilitas berpengaruh terhadap kinerja

perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan

keperawatan.

1.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengalami beberapa kesulitan

dalam pengumpulan data diantaranya :

1. Peneliti hanya fokus menggunakan kuesioner sebagai alat

instrumen penelitian sehingga hal ini mungkin dipengaruhi

oleh situasi dan kondisi pelaksanaan pengisian kuesioner

(waktu dari responden). Selain itu juga dipengaruhi oleh

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran …€¦ · Peneliti melakukan penelitian di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal

74

kesalahpahaman responden terhadap maksud dari

pertanyaan/pernyataan yang ada di kuesioner.,

2. Keterbatasan bahasa yang digunakan, dimana peneliti

berasal dari Indonesia bagian timur sehingga terjadi

kesulitan dalam penyusunan dan penulisan dengan bahasa

yang benar. Sehingga menyebabkan kesalahpahaman

maksud antara peneliti dan responden.

3. Dalam penelitian ini peneliti masih terbatas hanya meneliti

beberapa faktor seperti pengetahuan, sikap, beban kerja,

supervisi, dan ketersediaan fasilitas format

pendokumentasian. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya

bias mengembangkan dengan variabel penelitian tentang

pendokumentasian keperawatan yang lain dan alat

instrumen yang berbeda.