BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Deskripsi...

32
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 14 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan kematangan karir yang rendah. Dari 14 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara kedua kelompok dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan kategori skor skala kematangan karir yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp. Sig. (2- tailed)>0,05. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai kondisi kelompok eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan. Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol No. Inisial Kelompok Usia Jenis Kelamin 1 YY Eksperimen 17 tahun Perempuan 2 AR Eksperimen 17 tahun Perempuan 3 UK Eksperimen 17 tahun Perempuan 4 EV Eksperimen 17 tahun Perempuan 5 ED Eksperimen 17 tahun Perempuan 6 ST Eksperimen 17 tahun Perempuan 7 MA Eksperimen 17 tahun Perempuan 8 PW Kontrol 17 tahun Perempuan 9 AL Kontrol 17 tahun Perempuan 10 EN Kontrol 17 tahun Perempuan 11 NB Kontrol 17 tahun Perempuan 12 SB Kontrol 17 tahun Perempuan 13 CB Kontrol 17 tahun Perempuan 14 NM Kontrol 17 tahun Perempuan Berdasar tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan pada usia dan jenis kelamin antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.2

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Deskripsi...

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1. Deskripsi Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 14 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan

kematangan karir yang rendah. Dari 14 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam hal ini kesamaan antara

kedua kelompok dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, dan kategori skor skala

kematangan karir yang diuji homogenitas harus menghasilkan Asymp. Sig. (2-

tailed)>0,05. Tabel 4.1 dibawah ini adalah diskripsi mengenai kondisi kelompok

eksperimen dan kontrol sebelum perlakuan.

Tabel 4.1 Diskripsi kelompok eksperimen dan kontrol

No. Inisial Kelompok Usia Jenis Kelamin

1 YY Eksperimen 17 tahun Perempuan

2 AR Eksperimen 17 tahun Perempuan

3 UK Eksperimen 17 tahun Perempuan

4 EV Eksperimen 17 tahun Perempuan

5 ED Eksperimen 17 tahun Perempuan

6 ST Eksperimen 17 tahun Perempuan

7 MA Eksperimen 17 tahun Perempuan

8 PW Kontrol 17 tahun Perempuan

9 AL Kontrol 17 tahun Perempuan

10 EN Kontrol 17 tahun Perempuan

11 NB Kontrol 17 tahun Perempuan

12 SB Kontrol 17 tahun Perempuan

13 CB Kontrol 17 tahun Perempuan

14 NM Kontrol 17 tahun Perempuan

Berdasar tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa tidak ada perbedaan pada usia

dan jenis kelamin antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.2

36

dibawah ini akan dijelaskan mengenai skor pre test Kematangan Karir kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol:

Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

No Nama Total Kategori

Eks Kon Eks Kon Eks Kon

1 YY PW 220 233 Rendah Rendah

2 AR AL 164 220 Rendah Rendah

3 UK EN 162 173 Sangat Rendah Rendah

4 EV NB 227 231 Rendah Rendah

5 ED SB 234 164 Rendah Rendah

6 ST CB 157 162 Sangat Rendah Sangat Rendah

7 MA NM 228 219 Rendah Rendah

Jml 7 7 1392 1402

Keterangan : Eks : Eksperimen

Kon : Kontrol

Rendah : 164-234

Sangat rendah : 94-163

Dari tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terdapat

14 siswa yang terbagi menjadi da kelompok yaitu 7 siswa sebagai kelompok

eksperimen dan 7 siswa sebagai kelompok kontrol. Jumlah skor keseluruhan

kelompok eksperimen yaitu 1392, sedangkan jumlah skor kelompok kontrol 1402.

Setelah dilakkan uji homogenitas pada hasil skala konsep diri pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kedua kelompok dengan ditnjukkan sig. sig. 0,898 > 0,05,

sedangkan mean rank kelompok eksperimen 7.36 dan mean rank kelompok

kontrol adalah 7.64.

Berdasarkan rancangan penelitian dan hasil analisis diatas, selanjtnya

kelompok eksperimen akan diberikan treatmentyaitu diberikan layanan konseling

kelompok Trait and Factor sebanyak 12 kali pertemuan, sedangkan kelompok

kontrol tidak diberikan treatment. Penyusunan topik dalam kegiatan konseling

37

kelompok didasarkan pada permasalahan siswa yang memiliki kematangan karir

rendah dan sangat rendah.

Tabel 4.3 Program Layanan Konseling Kelompok Trait and Factor

No Topik Indikator Tujuan Rencana

pelaksa-

naan

Alokasi

waktu dan

pertemuan

Bentuk

kegiatan

1. Mengetah

ui Bakat,

Minat,

dan Cita-

cita

Siswa telah

menge-

tahui bakat,

minat, dan

cita-citanya

Siswa

mengetahui

bakat dan

minat

April

2014

2x45 Tes bakat

minat,

Sharing

2. Perencana

-an karir

Siswa telah

memiliki

pemikiran

atau

perencanaan

tentang karir

masa depan

Siswa

mampu

membuat

perencanaan

karir

April

2014

2x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

3. Eksploras

i karir

Siswa telah

mengguna-

kan sumber-

sumber

informasi

karir

Siswa

mampu

menggali

pengetahuan

karirnya,

baik yang

telah diketahi

maupun yang

belum.

Mei 2014 2x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

4. Membuat

keputusan

karir

Siswa telah

membuat

keputusan

karir yang

tepat dan

sesuai

keadaan

dirinya.

Siswa

mampu

membuat

keputusan

karir

Mei 2014 2x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

5. Informasi

Dunia

kerja

Siswa telah

berinisiatif

mengumpul-

kan

informasi

kerja yang

akurat

Siswa

mampu

menunjukkan

sikap inisiatif

untuk

mengumpulk

an informasi

dunia kerja

Mei 2014 2x45 Konse-

ling

kelom-

Pok

38

1.2.Pelaksanaan Penelitian

1.2.1. Perijinan Penelitian

Penulis memberikan surat ijin kepada SMK PGRI 2 Salatiga dengan

prosedur awalnya surat ijin yang telah disetujui oleh Dekan FKIP UKSW

diserahkan kepada bagian Tata Usaha SMK PGRI 2, kemudian pihak Tata Usaha

menyerahkan surat tersebut kepada Kepala Sekolah, dan Kepala Sekolah

memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian disana.

Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian yang berupa

uji instrumen, pretest, postest dan treatmentkepada Guru BK SMK PGRI 2

Salatiga. Uji instrumen dan pretest dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

Sedangkan untuk pelaksanaan layanan (treatment) danpost test dilaksanakan pada

bulan April sampai dengan selesai. Kegiatan ini dilaksanakan diluar jam sekolah

dan juga pada jam-jam mata pelajaran tertentu sesuai hasil kesepakatan antara

siswa yang menjadi subjek penelitian dan penulis karena tidak ada jam BK di

SMK ini.

1.2.2. Tes Awal (Pre test)

Pre testdilaksanakan pada tanggal 4 Februari 2014 dengan menyebarkan

skala kematangan karir yang berjumlah 94 item pernyataan pada 27 siswa kelas

XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Setelah dianalisis terdapat 14 siswa yang memiliki

kematangan karir rendah, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random

menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan 7 siswa dan kelompok

kontrol dengan 7 siswa. Berdasarkan uji homogenitas yang dibantu dengan SPSS

39

16.0 for windows, dari kedua kelompok dapat disimpulkan tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen, dengan

demikian penelitian dapat dilanjutkan.

1.2.3. Perlakuan (treatment)

Treatment dilakukan dengan memberikan layanan konseling kelompok

trait and factor sesuai rancangan yang dibuat oleh penulis sebanyak 10 sesi dan

dilaksanakan pada jam-jam pelajaran tertentu serta pada jam diluar sekolah

dikarenakan di SMK PGRI 2 tidak ada jam khusus BK. 2 Sesi untuk tes bakat

minat, dan 8 sesi untuk konseling kelompok. Gambar 4.1 menunjukkan siswa

sedang melakukan tes bakat minat di ruang serba guna.

Gambar 4.1

Layanan ini dikatakan berhasil apabila kelompok eksperimen setelahpost

test menunjukkan peningkatan kematangan karir dan hasilnya lebih tinggi dari

kelompok kontrol. Karena treatment yang digunakan adalah konseling kelompok

40

karir trait and factor, maka sebelum sesi konseling, penulis melakukan analisis,

sintesis, prognosis, dan diagnosis terlebih dahulu. Berikut hasil penjabarannya:

a. Analisis

Tahap analisis dilakukan mulai hari Senin 8 April 2014. Pada tahap ini

penulis melakukan pengumpulan data mengenai data pribadi konseli. Pada

tanggal 8 April penulis melakukan pertemuan pertama kepada anggota

kelompok untuk sharing hobi, cita-cita, serta untuk menjalin keakraban

atara anggota kelompok dengan penulis sebelum masuk ke treatment.

Tanggal 11 dan 15 April penulis bekerjasama dengan Laboratorium BK

FKIP UKSW untuk memberikan tes bakat minat kepada anggota

kelompok agar diperoleh data yang valid mengenai bakat dan minat

anggota kelompok. Tanggal 15 April penulis juga melakukan wawancara

kepada guru pembimbing mengenai data pribadi masing-masing anggota

kelompok.

b. Sintesis

Setelah mengumpulkan data, penulis merangkum, menggolong-golongkan

dan menghubungkan data yangtelah terkumpul pada tahap analisis, yang

disusun sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan keseluruhan

gambaran tentang diri klien. Berikut hasilnya:

Tabel 4.4. Gambaran tentang diri anggota kelompok

Inisial Bakat Minat Cita-cita Hobi Keterangan

lain

YY Ruang Prisos Suster Memba-

ca

Siswa yang rajin

AR Ruang Bisnis Foto

model

Foto-

foto

Sering bolos,

Anak yatim

UK Admi- Prisos Masih Memba- Rajin,

41

nistrasi bingung ca Anak pondokan

EV Admi-

nistrasi

Prisos,

natural,

bisnis.

Belum

terfikirka

n

Mende-

ngarkan

musik

Siswa yang

pintar

ED Admi-

nistrasi

Seni &

Prisos

Pengacara Main Butuh perhatian

khusus

ST Admi-

nistrasi

Prisos Garmen.

(Tapi

ragu)

Jalan-

jalan

Butuh perhatian

khusus

MA Admi-

nistrasi

Prisos Belum

tahu

Memba-

ca

Cukup rajin di

kelas

c. Diagnosis

Pada tahap diagnosis, penulis mengintepretasikan semua data yang telah

terkumpul. Kemudian merumuskan dan menyimpulkan permasalahan

konseli sementara. Berikut hasil diagnosis konseli:

YY, jika dilihat dari hasil tes bakat minat dan cita-cita, minat YY

dengan cita-citanya sudah sesuai, namun antara cita-cita dengan bakat

kurang sesuai.

AR, antara bakan, minat dan cita-cita tidak sesuai

UK, antara bakat dengan minat sudah sesuai, namun UK belum masih

bingung dengan pilihan karirnya hingga saat ini.

EV juga antara bakat dan minat sudah sesuai, namun hingga saat ini

dia belum memikirkan pilihan karir untuk masa depannya.

ED, antara bakat, minat, dan cita-citanya belum sesuai.

MA, belum membuat pilihan karir. Antara bakat dan minat sudah

sesuai.

ST, antara bakat, minat, dan cita-citanya jika dihubungkan masih

sesuai. Hanya saja ST masih merasa ragu dengan pilihannya

42

Dari penjabaran diatas, beberapa siswa mengalami keragaun atas pilihan

karirnya, pilihan karir tidak sesuai dengan bakat minatnya, maupun belum

membuat pilihan. Hal ini dapat terjadi karena dari hasil skoring instrumen

kematangan karir, siswa juga memiliki skor yang rendah. Itu berarti

informasi dunia kerja, eksplorasi karir, perencanaan karir, dan pembuatan

keputusan siswa masih rendah dan perlu ditingkatkan.

d. Prognosis

Dari hasil penjabaran diagnosis, permasalahan siswa adalah kurangnya

informasi dunia kerja, eksplorasi karir, perencanaan karir, dan pembuatan

keputusan siswa. Hal ini jika dibiarkan maka selamanya siswa akan tetap

ragu memilih karir, karir yang diminati tidak sesuai dengan bakat minat,

dan bahkan siswa tak mampu membuat pilihan karir.

Setelah keempat tahap tersebut dilakukan barulah penulis melakukan

treatment/ konseling. Adapun sesi eksperimen dengan layanan konseling

kelompok sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama hari Jumat, 25 April 2014

a. Tahap Pembentukan

Sesi satu dilaksanakan pada saat pulang sekolah, yaitu pukul 11.15 WIB,

bertempat di ruang kelas. Ini merupakan sesi awal pertemuan konseling kelompok

Trait and Factor. Pada tahap pembentukan, pemberi layanan (penulis)

menjelaskan arti, tujuan, asas dan prosedur dari kegiatan konseling kelompok,

menyepakati kontrak waktu serta memberi motivasi kepada anggota kelompok

43

agar anggota kelompok merasa diterima dan bisa lebih terbuka dalam

menyampaikan permasalahan terkait dengan perencanaan karir.

Pembahasan permasalahan pada sesi satu ini adalah tentang perencanaan

karir, tujuan dari layanan ini adalah agar siswa mampu membuat perencanaan

karir. Untuk mencairkan suasana, penulis mengajak anggota kelompok untuk

melakukan permainan “lempar tawa”. Permainan ini dimaksudkan untuk

menyegarkan anggota kelompok kembali setelah melakukan rutinitas belajar,

sehingga kelompok semakin bersemangat mengikuti layanan.

b. Tahap Peralihan

Dalam tahap peralihan, penulis menegaskan kembali prosedur konseling

kelompok karena ini baru pertama kalinya anggota kelompok mengikuti layanan

konseling kelompok. Penulis juga menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk

mengikuti kegiatan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan (Pelaksanaan)

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menyampaikan kepada anggota

kelompok bahwa permasalahan yang akan dibahas adalah tentang perencanaan

karir. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk menyampaikan

permasalahan secara bergantian, dan dari permasalahan-permasalahan yang ada

kemudian secara bersama-sama memilih satu permasalahan untuk dibahas. Pada

dasarnya permasalahan anggota kelompok sama, namun anggota kelompok

sepakat untuk membahas permasalahan EV. Selama ini EV sama sekali belum

merencanakan karir. Menurut EV pada usianya saat ini belum waktunya untuk

memikirkan rencana karir. Anggota kelompok mengajak anggota kelompok yang

44

lain untuk menanggapi permasalahan EV. Secara bergantian anggota kelompok

yang lain memberikan tanggapan, pertanyaan, dan masukan kepada EV. Menurut

anggota kelompok, perencanaan karir penting sekali mereka kumpulkan sejak saat

ini, karena usia mereka sudah bukan anak-anak lagi. Gambar 4.2 menunjukkan

konseling kelompok Trait and Factor yang dilakukan di ruang kelas pada saat

pulang sekolah.

Gambar 4.2

d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran penulis menjelaskan bahwa sesi pertama akan

segera diakhiri. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang

berlangsung. Penulis juga menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya dan

menutupnya dengan doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi penulis terdapat

respon anggota kelompok, diketahui bahwa antusais anggota kelompok sangat

tinggi, dibuktikan dengan terbukanya anggota kelompok dalam mengungkapkan

45

permasalahan maupun menanggapi permasalahan. Dan melalui pengungkapan

masalah EV disini sebenarnya secara tidak langsung anggota kelompok yang lain

juga tertolong.

Berdasarkan evaluasi yang diberikan siswa, penulis menyimpulkan bahwa

melalui kegiatan konseling kelompok Trait and Factor sesi pertama siswa dapat

mengetahui pentingnya merencanakan karir sejak dini, dan siswa dapat

memulainya sekarang. Layanan ini juga dapat dikatakan berhasil karena siswa

telah dapat mengetahui pentingnya merencanakan karir.

2. Pertemuan kedua hari Senin, 29 April 2014

a. Tahap pembentukan kelompok

Sesi dua dilaksanakan pada hari Senin jam ketiga, pada pukul 08.30 WIB.

Sesi ini dilaksanakan pada saat jam pelajaran dengan meminta ijin kepada guru

mata pelajaran yang bersangkutan dan dengan sepengetahuan guru BK. Pada sesi

dua, pemberi layanan menjelaskan kembali pengertian, tujuan, asas, dan prosedur

dari kegiatan konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta memberikan

motivasi agar anggota kelompok antusias dalam menerima layanan.

Sesi kedua ini merupakan lanjutan dari sesi pertama. Masih terkait

perencanaan karir. Pemimpin kelompok mengajak kelompok melakukan ice

breaking yang bertujuan untuk mencairkan suasana dan menyegarkan kembali

pikiran anggota kelompok setelah mengikuti pelajaran dikelas.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan

menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

46

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali dengan penjelasan oleh pemimpin kelompok

bahwa ini adalah sesi lanjutan dari sesi pertama. Pemimpin kelompok

menanyakan kepada EV perkembangan permasalahannya mengenai perencanaan

karir. EV mengungkapkan perkembangan permasalahannya, EV memang telah

mengetahui pentingnya merencanakan karir, namun EV masih belum dapat

merencanakan pilhan pekerjaan karena EV ragu dengan kemampuan dirinya.

Anggota kelompok yang lain memberikan masukan sesuai pengalaman pribadi

serta penguatan agar EV terus berkembang. Selanjutnya pemimpin kelompok

menyampaikan hasil tes bakat minat agar EV dan anggota kelompok yang lain

memahami kemampuan dirinya. Setelah penyampaian hasil tes bakat minat, EV

dan anggota kelompok yang lain mulai memilki beberapa rencana karir masa

depan. Gambar 4.3 menunjukkan konseling kelompok yang dilakukan di ruang

serba guna sekolah.

Gambar 4.3

47

d. Tahap Pengakhiran

Dalam kegiatan penutup penulis menjelaskan bahwa sesi kedua akan

segera berakhir. Penulis mengajak kelompok untuk mengevaluasi kegiatan yang

berlangsung serta menjelaskan rencana layanan sesi selanjutnya, kemudian

kegiatan diakhiri dengan doa.

Berdasar hasil penilaian proses berupa observasi penulis terhadap respon

anggota kelompok, diketahui bahwa antusias anggota kelompok cukup tinggi.

Anggota kelompok mampu secara terbuka menyampaikan permasalahan maupun

menanggapi. Anggota kelompok juga telah membuat perencanaan karir, maka

layanan ini dapat dikatakan berhasil.

3. Pertemuan ketiga, Kamis 1 Mei 2014

a. Tahap pembentukan

Sesi 3 dilaksanakan pada hari libur, yaitu Kamis 1 Mei 2014 bertempat di

kos penulis. Layanan dilaksanakan 45 menit dimulai pada pukul 10.00. Pada sesi

ketiga, pemberi layanan menjelaskan kembali pengertian, tujuan, asas, dan

prosedur dari kegiatan konseling kelompok, menyepakati kontrak waktu serta

memberi motivasi agar tujuan layanan tercapai dengan baik.

Pada sesi ini, pembahasan permasalahan dalam konseling kelompok

adalah mengenai eksplorasi karir. Tujan yang ingin dicapai adalah siswa mampu

menggali pengetahuan karirnya, baik yang telah diketahui maupun yang belum

diketahui. Hal ini lebih mengarah ke ragam aktifitas mencari informasi, yaitu

menggunakan sumber-sumber informasi karir yang ada. Sebelum masuk ke tahap

48

selanjutnya, pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk melakukan

permainan “tangkap bakso” agar suasana tidak kaku.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan

menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menyampaikan permasalahan yang

akan dibahas adalah mengenai eksplorasi karir. Pemimpin kelompok juga

menjelaskan apa itu eksplorasi karir. Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok secara sukarela dan bergantian menyampaikan

permasalahannya. Pada pertemuan ketiga ini, permasalahan yang dipilih adalah

permasalahan UK. Walaupun sudah memiliki rencana karir, namun UK merasa

enggan untuk menggunakan sumber-sumber informasi kerja. Menurutnya

bertanya dengan orang tua, saudara, ustad, atau guru malah akan membuatnya

diarahkan ke pekerjaan yang mereka inginkan, dan bukan sesuai keinginan UK.

Pemimpin kelompok kembali mengajak anggota kelompok yang lain untuk

menanggapi permasalahan UK. Dari tanggapan-tanggapan anggota kelompok

yang lain, UK menemukan solusi bahwa sumber-sumber informasi karir bukan

hanya berasal dari manusia, tapi UK juga bisa mendapatkan sumber-sumber

informasi dari surat kabar, internet, buku, dan televisi. Apalagi hobi UK adalah

membaca, pasti UK akan merasa lebih senang. Solusi lain yang didapatkan UK

adalah dengan mencoba bertanya kepada guru BK, karena guru BK pasti juga

melihat diri UK, dan tak akan memaksa UK untuk masuk kesatu pekerjaan yang

49

guru BK inginkan. Dari pembahasan masalah UK, anggota kelompok yang lain

dan juga UK bisa mengetahui sumber-sumber informasi karir yang bisa mereka

dapatkan. Selain itu anggota kelompok juga mau untuk menggunakan sumber-

sumber yang ada guna mengeksplorasi pengetahuan karir mereka. Sebagai tindak

lanjut, pemimpin kelompok bertanya kepada anggota kelompok, hal apa yang

akan mereka lakukan, dan anggota kelompok sepakat untuk mulai

mengeksplorasi informasi karir mereka dan menggunakan sumber-sumber yang

ada. Anggota kelompok akan melakukan hal tersebut mulai nanti, dan akan

melaporkannya pada sesi berikutnya. Gambar 4.4 menunjukkan konseling

kelompok yang di lakukan di kos peneliti.

Gambar 4.4

d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, penulis menjelaskan kepada anggota kelompok

bahwa sesi tiga akan segera daikhiri. Penulis mengajak anggota kelompok untuk

mengevaluasi kegiatan yang telah berlangsung, merencanakan pertemuan

selanjutnya, dan mengakhiri dengan doa dan ucapan terimakasih.

50

Dari hasil observasi penulis terhadap respon anggota kelompok, diketahui

bahwa respon anggota kelompok cukup tinggi. Anggota kelompok bisa

menanggapi permasalahan yang dibahas, dan mendapatkan solusi atas

permasalahan UK yang juga merupakan masalah mereka. Maka dapat

disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok pada sesi 3 ini berhasil.

Anggota kelompok mau untuk menggunakan sumber-sumber informasi yang ada

untuk mengeksplorasi pengetahuan karir mereka.

4. Pertemuan keempat hari Senin 5 Mei 2014

a. Tahap Pembentukan

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari senin sepulang sekolah,

bertempat di perpustakaan sekolah. Layanan dilaksanakan 45 menit. Pada

pertemuan keempat, pemberi layanan kembali menjelaskan pengertian, tujuan,

asas, prosedur konseling kelompok, serta menyepakati kontrak waktu. Pemimpin

kelompok memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar anggota

kelompok antusias dan tujuan layanan tercapai dengan baik.

Sesi 4 ini merupakan sesi lanjutan dadi pertemuan ketiga, yaitu masih

terkait eksplorasi karir. Tujuan yang ingin dicapai adalah anggota kelompok dapat

secara nyata menggunakan sumber-sumber informasi guna menggali pengetahaun

karirnya. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya, pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok untuk bermain “Cerita Ekspresi” agar anggota kelompok

kembali tersegarkan dan bersemangat.

51

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok, menanyakan

kesipan anggota kelompok untuk mengikuti kegaitan selanjutnya, serta mengecek

semangat anggota kelompok.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menanyakan perkembangan masalah UK.

UK mengungkapkan bahwa UK telah menggali pengetahuan karirnya selama

beberapa hari yang lalu melalui internet dan buku. UK juga sempat bertanya

kepada kakaknya terkait pekerjaan yang telah UK rencanakan. Begitu juga

anggota kelompok yang lain, mereka juga telah menggunakan sumber-sumber

informasi karir untuk mendapatkan informasi karir. Kemudian pemimpin

kelompok mengajak anggota kelompok untuk melaporkan hasil eksplorasi karir

masng-masing. Gambar 4.5 menunjukkan layanan konseling kelompok yang

dlaksanakan di perpustakaan.

Gambar 4.5

52

d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa sesi

keempat akan segera berakhir. Pemimpn kelompok menanyakan pesan dan kesan

para anggota kelompok, merencanakan pertemaun selanjutnya, dan mengakhiri

dengan doa.

Berdasar hasil observasi selama layanan berlangsung, diperoleh hasil

bahwa antusias dan respon anggota kelompok cukup tinggi. Anggota kelompok

telah mempraktikan dan mampu menggunakan sumber-sumber yang ada untuk

mengeksplorasi karir. Maka dapat dikatakan layanan pada sesi keempat berhasil.

5. Pertemuan kelima hari Jumat, 9 Mei 2014

a. Tahap Pembentukan

Sesi 5 dilaksanakan pada hari Jumat saat pulang sekolah yaitu pukul 11.15

WIB Layanan dilaksanakan 45 menit di ruang kelas. Sebelum masuk ke tahap

selanjutnya anggota kelompok menyepakati kontrak waktu dan pemimpin

kelompok memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar lebih

bersemangat.

Pembahasan masalah kali ini adalah tentang membuat keputusan karir.

Tujuan dari layanan ini adalah agar siswa dapat membuat keputusan karir mulai

dari sekarang, seperti teman-temannya yang lain. Pemimpin kelompok kembali

mengajak anggota kelompok untuk melakukan permainan “Sambung Kalimat”

untuk mencairkan suasana.

53

b. Tahap peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan

menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menyampaikan topik permasalahan

yang akan dibahas, yaitu tentang membuat keputusan karir. Pemimpin kelompok

mengajak anggota kelompok secara bergantian menyampaikan permasalahan

yang dialami. Kemudian secara bersama-sama memilih satu permasalahan untuk

dibahas, dan kali ini permasalahan yang akan dibahas adalah permasalahan ST.

ST telah memiliki perencanaan karir, namun ST masih merasa ragu dengan

pilihan tersebut. Keraguan itu membuat ST tidak mampu membuat keputusan

karir. ST juga berfikir bahwa memutuskan karir itu seharusnya masih dilakukan

nanti kalau sudah lulus. Selanjutnya pemimpin kelompok mengajak anggota

kelompok yang lain untuk menanggapi. Akhirnya ST dapat mengetahui bahwa

membuat keputusan karir penting dilakukan mulai sekarang. Gambar 4.6

menunjukkan layanan konseling kelompok yang dilakukan di ruang kelas.

54

Gambar 4.6

d. Tahap Pengakhiran

Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa kegiatan konseling kelompok

akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok untuk

mengevaluasi kegaitan yang berlangsung, menyepakati pertemuan selanjutnya,

dan mengakhiri denga doa.

Berdasarkan hasil penilaian proses berupa observasi terhadap partisipasi

anggota kelompok, didapatkan hasil bahwa partisipasi dan antusias anggota

kelompok cukup tinggi. ST dan anggota kelompok yang lain telah mengetahui

pentingnya membuat keputusan karir, maka dapat dikatakan layanan konseling

kelompok pada sesi 5 berhasil.

55

6. Pertemuan keenam hari Selasa, 13 Mei 2014

a. Tahap Pembentukan

Sesi enam dilaksanakan pada hari Selasa pada saat jam pelajaran ke tiga

dengan meminta izin kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan, dan juga

atas izin dari guru BK. Pada tahap pembentukan, pemimpin kelompok membuka

dengan salam dan doa, kemudian kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas,

dan prosedur konseling kelompok, meyepakati kontrak waktu, serta terus

memberikan motivasi kepada anggota kelompok. Sesi enam merupakan lanjutan

dari sesi lima. Permasalahan yang dibahas masih terkait membuat keputusan

karir. Tujuan dari konseling kelompok sesi enam ini adalah agar siswa mampu

membuat keputusan karir.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan

menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Karena sesi 6 merupakan kelanjutan dari sesi 5, maka pemimpin kelompok

menjelaskan kepada anggota kelompok dan menanyakan perkembangan

permasalahan ST. Sejauh ini ST sduah mengetahui pentingnya membuat

keputusan karir, namun ST masih bingung. Anggota kelompok yang lain

menanggapi, dan sebagai penguatan pilihan karir ST, pemimpin kelompok

kembali menyampaikan hasil tes bakat minat ST. ST telah membuat keputusan

karir sesuai keadaan dirinya, begitu juga anggota kelompok yang lain. Gambar 4.7

menunjukkan kegaitan konseling kelompok yang dilakukan di ruang serba guna.

56

Gambar 4.7

d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa

kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok

untuk menyampaikan pesan dan kesan setelah mengikuti layanan serta

menjelaskan rencana kegiatan selanjutnya, kemudian mengakhiri dengan salam

dan doa.

Berdasar hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa

antusias dan partisipasi siswa cukup tinggi. Melalui layanan konseling kelompok

sesi 6 ini anggota kelompok telah dapat membuat keputusan karir mulai dari

sekarang.

7. Pertemuan Ketujuh, Sabtu 17 Mei 2014

a. Tahap Pembentukan

Sesi ketujuh dilaksanakan sepulang sekolah pada pukul 14.00 WIB di kos

penulis. Layanan dilaksanakan selama 45 menit. Pada sesi tujuh pemimpin

57

kelompok kembali menjelaskan pengertian, tujuan, asas, dan prosedur kegiatan

konseling kelompok. Topik permasalahan yang akan dibahas pada sesi 7 ini

adalah permasalahan tentang informasi dunia kerja. Tujuan yang ingin dicapai

pada sesi ini adalah siswa mampu mengumpulkan informasi pekerjaan yang telah

dipilih. Sebelum masuk ke tahap selanjutnya, pemimpin kelompok mengajak

anggota kelompok untuk melak7kan permainan “ini itu” untuk menyegarkan

kembali pikiran mereka setelah mengikuti pelajaran di sekolah.

b. Tahap Peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan

menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali penulis dengan menjelaskan bahwa pada sesi 7

topik permasalahan yang akan dibahas adalah tentang informasi dunia kerja.

Anggota kelompok secara bergantian diminta untuk menyampaikan

permasalahan masing-masing terkait informasi dunia kerja. Kemudian secara

bersama-sama menyepakati satu permasalahan untuk dibahas. Pada sesi ini

permasalahan yang dipilih adalah permasalahan ED. ED mengungkapkan bahwa

ED telah memutuskan pilihan karir, namun ED merasa bahwa informasi

pekerjaan yang ED dapatkan selama ini kurang akurat. ED meminta anggota

kelompok untuk menanggapi. Dari hasil pembahasan masalah ED, ED

mendapatkan solusi bahwa seharusnya ED menggunakan berbagai sumber yang

ada untuk memperoleh informasi yang akurat. Karena keakuratan informasi

nantinya juga akan berpengaruh ketika sudah bekerja. Pemimpin kelompok juga

58

memberikan tugas kepada anggota kelompok untuk mengumpulkan informas

pekerjaan yang telah dipilih, dan akan dilaporkan pada sesi selanjutnya. Gambar

4.8 menunjukkan kegiatan konseling kelompok yang dilakukan di kos penulis.

Gambar 4.8

d. Tahap Pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa

kegiatan konseling kelompok akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok

menanyakan kesan para anggota kelompok dan mengakhiri dengan doa.

Berdasar hasil observasi pemimpin kelompok terhadap respon anggota

kelompok, diketahui bahwa antusias dan pasrtisipasi anggota kelompok tinggi.

Melalui konseling kelompok sesi 7 ini, anggota kelompok telah dapat mengetahui

sumber-sumber informasi yang akurat. Maka layanan ini dapat dikatakan

berhasil.

59

8. Pertemuan kedelapan, Senin 20 Mei 2014

a. Tahap Pembentukan

Sesi kedelapan dilaksanakan pada hari Senin di luar jam pelajaran dengan

ijin dari sekolah, bertempat di satu rumah makan di Salatiga. Layanan

dilaksanakan 45 menit. Pada sesi delapan ini pemberi layanan kembali

menjelaskan pengertian, tujuan, asas, pelaksanaan, dan kontrak waktu. Sesi ini

merupakan lanjutan dari sesi tujuh. Yang bertujuan agar siswa mampu

mengumpulkan informasi dunia kerja.

b. Tahap peralihan

Penulis menegaskan kembali prosedur konseling kelompok dan

menanyakan kesipan siswa untuk mengikuti kegaitan selanjutnya.

c. Tahap Kegiatan

Tahap kegiatan diawali dengan penjelasan pemimpin kelompok bahwa ini

merupakan kelanjutan dari sesi tujuh kemarin. Anggota kelompok diminta untuk

melaporkan hasil pencarian informasi pekerjaan yang telah dipilih dan

melaporkan kesulitan yang dialami. Anggota kelompok sama-sama menjelaskan

kesulitan masing-masing, dan mencari solusi bersama-sama. Selanjutnya

pemimpin kelompok memberikan motivasi kepada anggota kelompok agar

anggota kelompok bisa lebih mandiri. Gambar 4.9 menunjukkan kegaitan

konseling kelompok yang dilakukan di sebuah rumah makan.

60

Gambar 4.9

d. Tahap pengakhiran

Dalam tahap pengakhiran, pemimpin kelompok menjelaskan bahwa

kegiatan konseling kelompok akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok

menanyakan kesan para anggota kelompok dan mengakhiri dengan doa.

Berdasar hasil observasi pemimpin kelompok terhadap respon anggota

kelompok, diketahui bahwa antusias dan pasrtisipasi anggota kelompok tinggi.

Melalui konseling kelompok sesi 8 ini, anggota kelompok telah dapat

mengumpulkan informasi dan melaporkannya. Maka layanan ini dapat dikatakan

berhasil.

4.2.4 Tes Akhir (Post test)

Post test di laksanakan pada hari Sabtu, 25 Mei 2014 dengan menyebarkan

skala kematangan karir yang berjumlah 94 item pernyataan pada subjek

penelitian, yaitu 14 siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Tujuh siswa pada

kelompok eksperimen dan tujuh siswa pada kelompok kontrol. Tabel 4.3 dibawah

61

ini akan menjelaskan mengenai skor pre test dan post testkematangan karir

kelompok eksperimen.

Tabel 4.5 Hasil pre test dan post test kematangan karir kelompok eksperimen.

No. Jenis

kelamin

Pre test Post test

Skor Kategori Skor Kategori

1. Perempuan 220 Rendah 325 Sangat Tinggi

2. Perempuan 164 Rendah 315 Sangat Tinggi

3. Perempuan 162 Sangat Rendah 327 Sangat Tinggi

4. Perempuan 227 Rendah 295 Tinggi

5. Perempuan 234 Rendah 329 Sangat Tinggi

6. Perempuan 157 Sangat Rendah 265 Tinggi

7. Perempuan 228 Rendah 314 Sangat Tinggi

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa terdapat peningkatan skor skala kematangan karir

masing-masing subjek penelitian pada kelompok eksperimen. Skor skala

kematangan karirpre test kelompok eksperimen menyatakan bahwa dari tujuh

subjek penelitian, 2 siswa memiliki kematangan karir yang sangat rendah yaitu

skor antara 94-163, dan 5 siswa memiliki kematangan karir rendah yaitu skor

antara 164-234. Sedangkan pada hasil post test skala kematangan karir yang telah

disebarkan, diketahui bahwa skor kematangan karir masing-masing siswa

meningkat. 2 siswa memiliki kategori tinggi yaitu skor antara 234-305, dan 5

siswa memiliki kategori sangat tinggi yaitu skor antara 306-376. Hasil pre test dan

post test kelompok eksperimen akan dianalisis dengan menggunakan Statistical

Product and Service Solution for Windows (SPSS) versi 16.0.

4.3 Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik analisis Mann Whitney. Data yang

dianalisis adalah data skor post testskala konsep diri kelompok eksperimen dan

62

kelompok kontrol. Tabel 4.6 merupakan perbandingan hasil post test skala

kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 4.6. Tabel perbandingan hasil post test skala kematangan karir pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

No. Jenis

kelamin

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Skor Kategori Skor Kategori

1. Perempuan 325 Sangat Tinggi 235 Tinggi

2. Perempuan 315 Sangat Tinggi 216 Rendah

3. Perempuan 327 Sangat Tinggi 170 Rendah

4. Perempuan 295 Tinggi 229 Rendah

5. Perempuan 329 Sangat Tinggi 231 Rendah

6. Perempuan 265 Tinggi 182 Rendah

7. Perempuan 314 Sangat Tinggi 215 Rendah

Berikut merupakan hasil analisis data perbadingan hasil post test skala

kematangan karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diuji

menggunakan Analisis data Mann Whitney.

Tabel 4.7. Hasil analisis data perbandingan hasil post test skala kematangan

karir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Ranks

VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00003 kelompok eksperimen 7 11.00 77.00

kelompok kontrol 7 4.00 28.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00003

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.130

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

63

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa

terdapat perbedaan antara mean rank kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol. Setelah diberikan treatment berupa layanan konseling kelompok Trait

and Factor pada kelompok eksperimen, mean rank hasil skala kematangan karir

pada kelompok ini berjumlah 11.00. Sedangkan pada kelompok kontrol yang

tidak mendapatkan treatment, memiliki mean rank 4.00. Sehingga, mean rank

hasil skala kematangan karir kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan

mean rank hasil skala kematangan karir kelompok kontrol.

Berdasar hasil analisis diatas, diketahui bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil skala kematangan karir kelompok eksperimen dengan skala

kematangan karir kelompok kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp.

Sig (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 < 0.01.

Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post

test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen yang diuji menggunakan

analisis data Mann Whitney.

64

Tabel 4.8 Hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala

kematangan karir pada kelompok eksperimen

Ranks

VAR0000

2 N Mean Rank Sum of Ranks

VAR00003 Pretest 7 4.00 28.00

Posttes 7 11.00 77.00

Total 14

Test Statisticsb

VAR00003

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 28.000

Z -3.130

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .001a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: VAR00002

Berdasar hasil analisis data menggunakan SPSS 16.0, diketahui bahwa

terdapat perbedaan antara mean rank hasil pre test dan post test skala kematangan

karir kelompok eksperimen. Mean rank pre test skala kematangan karir adalah

4.00, sedangkan mean rank hasil post test skala kematangan karir adalah 11.00.

Sehingga mean rank hasil post testskala kematangan karir lebih tinggi dibanding

hasil pre test skala kematangan karir pada kelompok eksperimen.

Berdasar hasil analisis data, diketahui bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil pre test dan post test skala kematangan karir pada

kelompok eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig (2-tailed)

hasil analisis berjumlah 0.002 < 0.01.

65

4.4 Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan penulis adalah Layanan konseling kelompok Tait

and Factor dapat meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI

2 Salatiga. Berdasar hasil analisis data yang membandingkan hasil post test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2-

tailed) sebesar 0.002 < 0.01 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan

antara hasil post test kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Selain itu,

ada peningkatan kematangan karir yang signifikan, dibuktikan dengan hasil

analisis data pre tes dan post testkelompok eksperimen dengan hasil Asymp Sig

(2-tailed) 0.002 < 0.01 sehingga dinyatakan signifikan. Berdasar hasil analisis

data tersebut maka hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima.

4.5 Pembahasan

Treatment dilaksanakan dalam 10 sesi pertemuan yang terbagi dalam 2

sesi untuk tes bakat minat, dan 8 sesi untuk layanan konseling kelompok Trait and

Factor. Pembahasan permasalahan dalam konseling berdasarkan aspek-aspek

kematangan karir menurut Super (dalam Sharf, 2006). Aspek-aspek kematangan

karir yaitu: (a) perencanaan karir. (b) eksplorasi karir, (c) membuat keputusan

karir, (d) informasi dunia kerja.

Sebelum sesi konseling dilakukan, terlebih dahulu dilakukan analisis,

sintesis, diagnosis, dan prognosis. Setiap selesai sesi konseling, dilakukan tindak

lanjut guna mengantisipasi timbulnya masalah baru pada konseli (Suherman,

2000)

66

Setelah kesepuluh sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala

kematangan karir kepada kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol sebagai post test. Hasil post test akan menjadi pembanding

antara kedua kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatan

kematangan karir yang signifikan pada kelompok eksperimen. Hal tersebut

diketahui dari hasil analisis data skormean rankpre test kelompok eksperiman

sebesar 4.00 dan mean rankpost test pada kelompok eksperimen sebesar 11.00.

Dengan sig 0,002 < 0,01. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terjadi

peningkatan yang signifikan. Diketahui dengan skor mean rankpre test kelompok

kontrol sebesar 6.93 dan mean rankpost test pada kelompok kontrol sebesar 8.07.

Dengan sig 0,609 > 0,01.

Dengan demikian, layanan konseling kelompok Trait and Factor dapat

meningkatkan kematangan karir siswa kelas XI AP SMK PGRI 2 Salatiga. Karena

menurut Parson (dalam Sharf, 2006)Trait and Factor membantu individu untuk

dapat memahami kemampaun dirinya, mengetahui informasi dunia kerja, dan juga

mengintegrasikan informasi tentang diri dan dunia kerja. Dengan begitu individu

mampu untuk membuat pilihan karir, dan kematangan karir meningkat.