BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1...

27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 1.1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe 1.1.1.1 Letak Geografis RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan Wongkaditi Timur Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo. Terletak di area lahan seluas 54.000 M 2 . 1.1.1.2 Sejarah Berdirinya RSUD Prof. Dr.H.Aloei Saboe Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929 dengan nama Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo. Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 51/Men.Kes/SK/II/79 sebagai rumah sakit kelas C pada tanggal 17 September tahun 1987 Nama Rumah Sakit Kotamadya Gorontalo di ubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe Gorontalo yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Walikotamadya Gorontalo Nomor 97 Tahun 1987. Nama tersebut diambil dari salah seorang perintis kemerdekaan putera Gorontalo yang banyak berjasa dalam bidang kesehatan yaitu Almarhum ALOEI SABOE yang memperoleh gelar adat (TAA LOO TINEPA LIPU). Pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur organisasi tata kerja Rumah Sakit menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

1.1.1 Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe

1.1.1.1 Letak Geografis RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4 Kelurahan

Wongkaditi Timur Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo.

Terletak di area lahan seluas 54.000 M2.

1.1.1.2 Sejarah Berdirinya RSUD Prof. Dr.H.Aloei Saboe

Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo

pertama kali dibangun pada tahun 1926 dan dimanfaatkan sejak tahun 1929

dengan nama Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo.

Pada tahun 1979, Rumah Sakit Umum Kotamadya Gorontalo ditetapkan

sebagai Rumah Sakit kelas C berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor : 51/Men.Kes/SK/II/79 sebagai rumah sakit kelas C

pada tanggal 17 September tahun 1987 Nama Rumah Sakit Kotamadya Gorontalo

di ubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe Gorontalo

yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Walikotamadya Gorontalo Nomor 97

Tahun 1987. Nama tersebut diambil dari salah seorang perintis kemerdekaan

putera Gorontalo yang banyak berjasa dalam bidang kesehatan yaitu Almarhum

ALOEI SABOE yang memperoleh gelar adat (TAA LOO TINEPA LIPU).

Pada tahun 2002 terjadi perubahan struktur organisasi tata kerja Rumah

Sakit menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Saboe Kota Gorontalo berdasarkan surat keputusan Walikota Gorontalo Nomor :

351 tanggal 25 Maret Tahun 2002.

Tanggal 19 Maret 2001 adalah awal dimulainya relokasi bangunan Rumah

Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe dengan dilaksanakan peletakan Batu

Pertama pembangunan Gedung Baru Rumah Sakit. Empat tahun kemudian

tepatnya tanggal 19 Maret mulai dimanfaatkan Gedung Baru Rumah Sakit

Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Pada tahun 2009 Rumah Sakit Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo

ditetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B Non Kependidikan milik Pemerintah Kota

Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 084/MENKES/SK/I/2009 tanggal 29 Januari 2009.

Sejak berdirinya RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo telah

dipimpin oleh 12 (dua belas) orang, masing-masing sebagai berikut:

a. Prof. Dr. H. Aloei Saboe Tahun 1929 s.d 1951

b. Dr. Lim Tang Hong Tahun 1951

c. Dr. Tek San Tahun 1972

d. Dr. Nicartin Pakaya Tahun 1972 s.d 1974

e. Dr. Hudaya Sudarman Tahun 1973 s.d 1978

f. Dr. Nicartin Pakaya Tahun 1974 s.d 1979

g. Dr. Abdul Latif Hiola Tahun 1983 s.d 1997

h. Dr. Hi. Rahman H. Pakaya Tahun 1983 s.d 1997

i. Dr. T.D.E Abeng Tahun 1997 s.d 1998

j. Dr. Hi. A. Tolohula Tahun 1998 s.d 1999

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

k. Dr. H. Sudirman Muhammad Tahun 1999 s.d 2004

l. Dr. Hj. Nurinda Rahim, MSc Tahun 2004 s.d 2010

m. Dr. Andang Ilato, MM Tahun 2010 s.d sekarang

1.1.1.3 Visi dan Misi RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Visi Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana yang tercantum dalam

Rencana Strategis Tahun 2008-2013 adalah :”Rumah Sakit Rujukan Dengan

Pelayanan Prima, Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu

Dengan Di Landasi Sentuhan Manusiawi Serta Terjangkau OLeh Seluruh

Lapisan Masyarakat”.

Misi

Untuk mewujudkan Visi maka ditetapkan Misi Rumah Sakit Umum

Daerah sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Komprehensif

2. Mengembangkan Profesionalisme Karyawan Secara Berkelanjutan

3. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Sesuai Kinerja

4. Mengembangkan Sistem Manajemen Keuangan

5. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi Informasi

1.1.1.4 Fasilitas Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Fasilitas pelayanan di RSUD Aloei Saboe diantaranya :

a. Pelayanan Medik

1. Instalasi Gawat Darurat

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

2. Instalasi Rawat Inap

3. Instalasi Rawat Jalan

4. Instalasi Bedah Sentral

5. Pelayanan Rawat Intensif

6. Pelayanan Rehabilitasi Medik

7. Pelayanan Spesialistik

b. Penunjang Medik dan Non Medik

1. Instalasi Farmasi

2. Instalasi Radiologi

3. Instalasi Laboratorium

4. Instalasi Gizi

5. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

1.1.1.5 Struktur Organisasi RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Rumah Sakit Umum Daerah Prof.Dr.H.Aloei Saboe membentuk suatu

struktur organisasi yang dapat mengatur dan membatasi wewenang sehingga tidak

terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-

masing. Berikut struktur organisasi di RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe.

DIREKTUR

Dr. Andang Ilato MM

WADIR PELAYANAN

Dr. Medy Sarita

BIDANG

KEPERAWATAN

Janita Bulamei,

BIDANG UMUM &

KEPEGAWAIAN

Drs. Hi. Kadir

BIDANG PERENC. &

MEDREC

Dr. Effendi Tilome,

BIDANG KEUANGAN

Marwan Mursidi,

S.Sos

WADIR UMUM &

KEUANGAN

Zamroni Agus, SE

KELOMPOK

KOMITE

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Bagan 2. Struktur Organisasi RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

1.1.1.6 Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

UMUM BAYAR

KASIR

ASKES KELENGKAPAN

ADMINISTRASI

POLIKLINIK TINDAKAN

APOTEK

LOKET

BIDANG PELAYANAN

Dr. H. Bobi H. Oko,

M.Kes

SUBBID BIMBINGAN &

PELAY.KEPERAWATAN

Abd. Wahab Pakaya,

S.Kep, Ns

SUBBID PENYUSUNAN

PRG & LAPORAN

Balidin, S.Pd, M.Si

SUBBID KEPEG DAN

DIKLAT

Burhanudin Dai

SUBBID PROMKES RUMAH

SAKIT

Dian Nadjamudin,

S.Kep, NS

SMP

INSTALASI

N

UPF

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

1.1.2 Instalasi Farmasi RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

1.1.2.1 Falsafah dan Tujuan IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

a. Falsafah

Pelayanan rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

pelayanan Kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan

pasien penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat.

GAKIN KELENGKAPAN

ADMINISTRASI

UMUM KELENGKAPAN

ADMINISTRASI

ASKES PPATRS

GAKIN

PULANG

RAWAT INAP BAYAR KASIR

TINDAKAN

TINDAKAN

KONSUL DOKTER

UMUM/AHLI

IRD

Pasien

datang

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

b. Tujuan

1. Terwujudnya kerasionalan pengobatan yang berorientasi kepada pasien.

2. Terselenggaranya pelayanan farmasi yang profesional berdasarkan prosedur

kefarmasian dan etika farmasi dan mempertimbangkan aspek ekonomi

farmasi.

3. Tersedianya informasi mutakhir mengenai obat dan pengobatan.

4. Terwujudnya system pengawasan penggunaan obat, termasuk pencegahan

obat yang salah dan penyalahgunaan obat berdasarkan aturan-aturan yang

berlaku.

5. Berperan serta dalam pendidikan berkelanjutan profesi Farmasi.

6. Memfasilitasi pertukaran informasi diantara profesi tenaga kesehatan dan

masyarakat.

4.1.2.2 Visi Misi IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

a. Visi

Pelayanan kefarmasian yang profesional, efektif dan efisien serta

berorientasi kepada pasien.

b. Misi

1. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang optimal bagi pasien

2. Bertanggung jawab pada pengelolaan perbekalan farmasi yang berdaya guna

dan berhasil guna

3. Berperan serta dalam peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat

4. Mengembangkan SDM dan sistem management rumah sakit

4.1.2.3 Struktur Organisasi IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Bagan 4. Struktur Organisasi IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

4.1.2.4 Personalia IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Tabel 1. Personalia IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

No Nama Jabatan IFRS Fungsional

1. AHMAD HUSAIN PALLI, S.Si, Apt, M.Kes

KA. IFRS Apt. Madya

2. RUDOLF E. LUMY, S.Si, Apt MM KASUBFIRS Apt. Pertama 3. CHITRA TANDIAWAN, S.Si, Apt KASUBFIRS Apt. Pertama 4. IRNAWATY DAUDA, S.Si, Apt KASUBFIRS Apt. Pertama

Pj. Gudang Obat

RUKMIN ARBIE

Kepala Instalasi

AHMAD HUSAIN PALLLI, S.Si,

M.Kes, Apt

Kasub Instalasi Pengelolaan Perbekalan

Farmasi IRNAWATY DAUDA,

Kasub.Inst. Farmasi Pelayanan dan

pengembangan SDM

CHITRA TANDIAWAN, S.Si, Apt

Kasub Instalasi Jaminan Mutu dan Farmasi Klinik

RUDOLF E. LUMY, S.Si, Apt MM

Pj. Apotek Rawat Jalan

YULAN YASIN, S.Si, Apt

Pj. Apotek CMU

HERLINDA RAHMAN, S.Farm, Apt

Pj. Depo OK

IBNU SUHAN, S.Si, Apt

Unit Pengaduan

ELIDA TANAIO

Pj. Gudang

FRANS ABUKALA

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

5. YULAN YASIN, S.Si, Apt PJ UNIT/APT Apt. Pertama 6. IBNU SUHAN, S.Si, Apt PJ UNIT/APT Apt. Muda 7. LISNAWATI DAUD, S.Si, Apt PJ UNIT/APT Apt. 8. HERLINDA RAHMAN, S.Si, Apt PJ UNIT/APT Apt. Muda 9. SUCIATI RAHMAN, S.Si, Apt STAF Apt. Muda

10. SITI SAFUR SUMBA, S.Si PJ ADMIN AA/Tng Teknis 11. NURHAYATI KADIR, S.Si STAF AA/Tng Teknis 12. ROHANI INDAH WARDHANI

SINGGIH S.Farm STAF AA/Tng Teknis

13. RATIH HARDIANTI, A.Md, Farm AA/TNG TEKNIS

AA/Tng Teknis

14. AMALIA SORAYA, T, A.Md, Farm PJ UNIT/APT AA/Tng Teknis 15. NURHAYATI DUMAHA, A.Md,

Farm AA/TNG TEKNIS

AA/Tng Teknis

16. SAIDA, A.Md, Farm PJ UNIT AA/Tng Teknis 17. SITI HAMZIA, A.Md, Farm STAF AA/Tng Teknis 18. ELYDAH TANIO STAF AA/Tng Teknis 19. IRNA HAMID HASAN STAF AA/Tng Teknis 20. MAGDALENA S. DEMOLINGO STAF AA/Tng Teknis 21. ROHANI J. ARBIE STAF Juru Resep 22. RUKMIN ARBIE STAF Juru Resep 23. YUSNI MOKODOMPIS STAF Juru Resep 24. IRMAWATI THAMBRIN, SE STAF Administrasi 25. SORFIN HALID STAF Juru Resep 26. FRANS ABUKALA STAF Administrasi 27. FITRIANI DJAFAR STAF Juru Resep 28. NENENG H. HIDAYAT, SE STAF Administrasi 29. NINGSIH YUSUF STAF Administrasi 30. MARNA HASAN STAF Juru Resep 31. BAMBANG STAF Adminstrasi 32. ZULEHA DAMISI STAF Juru Resep 33. HENDRIK Amd. Farm STAF AA/Tng Teknis 34. NOVITA MANTI, Amd. Farm STAF AA/Tng Teknis 35. PRATIWI R. MALIKI, Amd. Farm STAF AA/Tng Teknis 36. RIZAN MASI, Amd. Farm STAF AA/Tng Teknis 37. FAHRUDIN LATJUBA STAF Administrasi 38. OPAN STAF Adminstrasi

4.1.2.5 Fasilitas Pelayanan IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

IFRS RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe terdiri dari apotek dan depo sebagai

berikut :

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

a. Apotek Cental terdiri dari :

a) Pelayanan pasien umum dan rawat jalan

b) Pelayanan pasien askes

b. Apotek CMU (Pelayanan 24 jam)

c. Depo Apotek OK (Pelayanan untuk pasien bedah/operasi)

IFRS RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe terdapat dan tersedia :

a. Ruang pimpinan (Kepala IFRS)

b. Ruang staf dan ruang rapat

c. Gudang obat

d. Gudang Alkes

e. Penyimpanan perbekalan farmasi (lemari obat, lemari obat-obat OKT dan

narkotika lemari pendingin)

f. Tempat dan alat-alat peracikan obat

g. Ruang pelayanan informasi obat (PIO)

h. Alat komunikasi yang memadai

i. Perangkat komputer yang cukup

4.1.2.6 Pelayanan Farmasi IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Pelayanan Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah

sakit yang menunjang pelayanan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas dalam

keputusan Menteri Kesehatan nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar

Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa Pelayanan Rumah Sakit

adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem Pelayanan Kesehatan Rumah

Sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

termaksud pelayanan Farmasi Klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat.

Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu Pelayanan Farmasi

mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama drug oriented

care (pelayanan kefarmasian). Praktek pelayanan Kefarmasian merupakan

kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan

menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan.

a.Pelayanan Resep IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Pemeriksaan

Resep

Dokter Pasien

Resep Pasien Askes

PNS

Resep pasien

Jamkesmas

Pasien

Umum Obat-obatan

Apt.Motilango

Alkes

Apotik RS

Pemeriksaan kelengkapan

administrasi meliputi:

-kartu keabsahan

jamkesmas

-surat jaminan pelayanan

(SJP)

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Bagan 5. Pelayanan Resep IFRS Prof.Dr.H.Aloei Saboe

1. Kebutuhan obat/alkes dilayani dengan sistem resep perorangan

2. Pelayanan resep jamkesmas :

a. Resep jamkesmas dilayani diapotek utama loket jamkesmas dari pukul

08.00 – 14.00 WITA sedangkan di apotek CMU dilayani 24 jam.

b. Periksa kelengkapan dokumen jamkesmas.

c. Isi modul SIM; layanan resep dan cetak struk.

d. Klep bersama; resep+dokumen+struk.

e. Tanda tangan distruk; petugas yang menerima resep, yang memberi harga,

yang menyiapkan, yang menyerahkan, pasien.

3. Pelayanan resep-resep

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

a. Resep non jamkesmas dapat dilayani di apotek utama (pelayanan pasien

umum dan rawat jalan, pelayanan pasien askes) dari pukul 08.00 – 14.00

WITA sedangkan di apotek CMU dilayani 24 jam.

b. Resep askes/mitra: dilayani sama seperti resep jamkesmas. Catatan : perlu

ada kontrol dari IFRS terhadap penggunaan BHP/alkes pasien askes,

caranya lihat pada rekapan penggunaan alkes pasien askes pada modul

SIM.

c. Resep umum : isi modul SIM layanan resep dan cetak struk. Minta pasien

membawa struk dan membayar dikasir. Struk dicap dikasir sebagai bukti

lunas.

d. Klep bersama : resep+struk+dokumen (askes/mitra)

e. Tanda-tanda di struk: petugas yang menerima resep, memberi harga, yang

menyiapkan, yang menyerahkan pasien.

4. Resep, struk dan dokumen dibundel menurut kategori pendanaan dan menurut

tanggal. Resep narkotika dikop, yang kopi dibundel bersama dokumen, yang

asli disimpan bersama stock obat narkotika.

5. Bila obat kosong disatu depo, cek pada SIM apakah ada stok di apotek atau

depo lain. Bila ada arahkan pasien ke apotek atau depo tersebut.

6. Pengembalian obat dilayani dengan mengisi modul retur pada SIM.

7. Pembayaran yang kurang atau dengan jaminan barang hanya dilayani apabila

ada persetujuan dari wadir pelayanan. Pada modul layanan resep di input

jumlah/persentase diskon dan penanggung jawab diskon.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

8. Harga jual obat disusun oleh IFRS dan bidang pelayanan, ditetapkan dengan

SK direktur, direview secara periodik sesuai keperluan.

9. Modul layanan resep, meliputi data : no resep, tanggal resep, jenis pasien

(umum, askes, jamkesmas minus dokumen, jamkesmas plus dokumen, mitra,

RSAS), asal resep, nam dokter, nama dan umur pasien, kode obat, satuan,

harga, jumlah, total, kategori obat (jamkesmas/non jamkesmas).

b. Pelayanan Farmasi Klinik

Farmasi klinik adalah pelayanan yang diberikan secara langsung sebagai

bagian dari pelayanan penderita atau memerlukan interaksi langsung dengan

penderita atau profesional kesehatan lainnya yang terlibat dalam perawatan

penderita khususnya di rumah sakit.

Adapun kegiatan yang dilakukan di RS Aloei Saboe adalah Pelayanan

Informasi Obat, Visite Mandiri, Konseling, Monitoring Efek Samping Obat,

Pemantauan Terapi Obat dan dispensing sitostatika.

Produksi steril hanya melakukan Admixture IV dan rekonstitusi obat

kanker. Kegiatan rekonstitusi obat kanker berdasarkan permintaan dokter yang di

konfirmasikan terlebih dahulu dan mengatur jadwal pelayanan kemoterapi pasien,

karena apabila obat tersebut telah selesai diracik dan dicampur maka stabilitas

obat tersebut hanya akan bertahan selama 48 jam sehingga hal ini berpengaruh

terhadap khasiat dan daya kerja obat tersebut.

Untuk pasien rawat jalan, pasien atau keluarganya membawa resep dan

obatnya langsung ke tempat pelayanan tempat rekonstitusi obat kanker yang ada

di RSAS/depo farmasi sehari sebelum di gunakan. Sedangkan untuk pasien rawat

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

inap, resep dan obatnya dibawa oleh perawat depo farmasi lalu sehari sebelum di

gunakan. Setelah selesai direkonstitusi, petugas farmasi akan membawa obat

tersebut ke depo farmasi/ruangan tempat pasien tersebut di rawat. Kegiatan

pencampuran obat kanker di lakukan dalam ruangan tersendiri yang telah di

lengkapi dengan alat Laminar Air Flow (LAF) vertical yang khusus untuk tujuan

pencampuran obat kanker.

4.2 Pembahasan

Dalam penelitian ini peneliti memiliki batasan penelitian, yaitu evaluasi

pelaksanaan dispensing yang dilakukan dilihat berdasarkan sarana dan prasarana,

APD (alat pelindung diri), SDM dan SOP (standar operasional prosedur).

4.2.1 Sarana dan Prasarana

Dalam Pedoman Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit yang

mendukung operasional pelayanan kefarmasian di perlukan sarana dan prasarana

yang layak dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

Prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara tidak langsung

mendukung pelayanan kefarmasian, sedangkan sarana adalah suatu tempat,

fasilitas dan peralatan yang secara langsung terkait dengan pelayanan

kefarmasian. Dalam upaya mendukung pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit

diperlukan prasarana dan sarana yang memadai disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing Rumah Sakit dengan memperhatikan luas cakupan, ketersediaan

ruang rawat inap, jumlah karyawan, angka kunjungan dan kepuasan pasien

(Anonim, 2006).

1. Bangunan

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Fasilitas bangunan, ruangan dan peralatan harus memenuhi ketentuan dan

perundangan-undangan kefarmasian yang berlaku:

a. Lokasi harus menyatu dengan sistem pelayanan rumah sakit.

b. Terpenuhinya luas yang cukup untuk penyelenggaraan asuhan kefarmasian di

rumah sakit.

c. Dipisahkan antara fasilitas untuk penyelenggaraan manajemen, pelayanan

langsung pada pasien, dispensing serta ada penanganan limbah.

d. Dipisahkan juga antara jalur steril, bersih dan daerah abu-abu, bebas

kontaminasi.

e. Persyaratan ruang tentang suhu, pencahayaan, kelembaban, tekanan dan

keamanan baik dari pencuri maupun binatang pengerat. Fasilitas peralatan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk perlengkapan

dispensing baik untuk sediaan steril, non steril maupun cair untuk obat luar

atau dalam.

2. Pembagian Ruangan

a. Ruang Kantor

1. Ruang pimpinan

2. Ruang staf

3. Ruang kerja/administrasi

4. Ruang pertemuan

b. Ruang Produksi

Lingkungan kerja ruang produksi harus rapi, tertib, efisien untuk

meminimalkan terjadinya kontaminasi sediaan dan dipisahkan antara :

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

1. Ruang produksi sediaan non steril

2. Ruang produksi sediaan steril

2. Peralatan

Fasilitas peralatan memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk

perlengkapan dispensing baik untuk sediaan steril, non steril, maupun cair untuk

obat luar atau dalam. Fasilitas peralatan harus dijamin sensitif pada pengukuran

dan memenuhi persyaratan, peneraan dan kalibrasi untuk peralatan tertentu setiap

tahun.

Peralatan minimal yang harus tersedia :

a. Peralatan untuk penyimpanan, peracikan dan pembuatan obat baik nonsteril

maupun aseptik

b. Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip

c. Kepustakaan yang memadai untuk melaksanakan pelayanan informasi obat

d. Lemari penyimpanan khusus untuk narkotika

e. Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil

f. Penerangan, sarana air, ventilasi dan sistem pembuangan limbah yang baik

(Anonim, 2004).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh

peneliti, sarana dan prasarana yang tersedia di RSUD Prof.Dr.H. Aloei Saboe

dalam melakukan dispensing sitostatika meliputi ruangan khusus berukuran 4x3

m2 terletak di ruangan G2 atas, memiliki lemari pencampur khusus (LAF),

ventilasi, penyerap debu, AC, washtaffel dan lemari penyimpanan. Dari hasil

observasi tersebut peralatan produksi yang tersedia sudah memenuhi standar

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

dispensing sediaan farmasi berbahaya menurut standar pelayanan farmasi di

rumah sakit dilihat dari ruangan dan peralatan. Namun, sebaiknya dibuat ruangan

antara yakni ruangan yang memisahkan antara area luar dengan ruangan khusus

yang steril agar kontaminasi bakteri yang dibawa oleh petugas tidak di bawa

kedalam ruangan steril dan dapat digunakan bagi petugas untuk memakai APD.

Peralatan yang digunakan untuk penanganan dan pembuangan limbah

sitotoksik dan obat berbahaya adalah setelah melakukan dispensing bekas tempat

obat dibuang dalam tempat pembuangan khusus, untuk benda-benda tajam seperti

vial, ampul ditempatkan dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, kemudian

limbah dibawa ke tempat pembuangan yang selanjutkan akan dimusnahkan

dengan incenerator 1000oC dan pengolahan limbah sitostatika yang dilakukan di

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe telah memenuhi standar pengolahan limbah

sitostatika menurut pedoman pencampuran obat suntik dan penanganan sediaan

sitostatika.

4.2.2 APD (Alat Pelindung Diri)

Petugas pelayanan kesehatan setiap hari dihadapkan kepada tugas yang

berat untuk bekerja dengan aman dalam lingkungan yang membahayakan. Resiko

pekerjaan yang umum dihadapi tenaga kefarmasian dalam melakukan dispensing

sitostatika adalah bahaya paparan obat-obat sitostatika tersebut karena obat kanker

bersifat sangat toksik atau beracun (karsinogenik, mutagenic dan teratogenik),

dimana kalau kita terpapar karena terhirup, tersentuh atau tertelan dapat merusak

jaringan tubuh.

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya (Anonim, 2012).

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, APD

yang tersedia di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe adalah sarung tangan steril,

masker, pelindung mata, kap dan gaun penutup. APD tersebut digunakan untuk

melindungi petugas dari paparan obat sitostatika. APD yang tersedia masih kurang

yakni alas kaki khusus, namun APD ini bukan suatu kewajiban, karena APD ini

digunakan untuk melindungi kaki dai benda tajam atau berat atau dari cairan yang

kebetulan jatuh atau menetes pada kaki dan dapat menggunakan alas kaki pribadi

yang tahan terhadap benda tajam dan tidak tembus cairan sitotoksik.

4.2.3 SDM (Sumber Daya Manusia)

Sumber daya manusia merupakan suatu potensi yang ada dalam diri

seseorang yang dapat berguna untuk menyokong suatu organisasi atau perusahaan

sesuai dengan keterampilan atau kemampuan yang dimiliki (Anonim, 2011).

Sumber daya manusia farmasi rumah sakit meliputi personalia pelayanan

farmasi rumah sakit yakni sumber daya manusia yang melakukan pekerjaan

kefarmasian di rumah sakit yang termasuk dalam bagan organisasi rumah sakit

dengan persyaratan :

1. Terdaftar di Departeman Kesehatan

2. Terdaftar di Asosiasi Profesi

3. Mempunyai izin kerja.

4. Mempunyai SK penempatan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi

profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi

persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun

kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan,

keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu

profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan

dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi

rumah sakit.

Dari hasil wawancara kepada petugas, sumber daya manusia yang

melakukan dispensing sitostatika di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe adalah hanya

oleh tenaga kefarmasian yakni terdiri dari seorang apoteker dan dibantu oleh

asisten apoteker. Tenaga kefarmasian tersebut dalam memaksimalkan fungsinya

dalam melakukan pelayanan kefarmasian sering mengikuti berbagai pelatihan

tentang pelayanan kefarmasian di rumah sakit namun selama ini, pelatihan yang

diikuti belum ada pelatihan khusus tentang dispensing sitostatika. Sehingga guna

menerapkan perkembangan ilmu kefarmasian tentang dispensing khususnya

dispensing sitostatika dilakukan melalui buku-buku, jurnal dan penelitian terkini.

4.2.4 SOP (Satndar Operasi Prosedur)

4.2.4.1 Pengertian SOP

1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan

menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

2. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui

untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

4.2.4.2 Tujuan SOP

1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja

petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam

organisasi

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai

terkait.

4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau

kesalahan administrasi lainnya.

5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

4.2.4.3 Fungsi SOP

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

4.2.4.4 Keuntungan adanya SOP

1. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat

komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara

konsisten

2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa

yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

3. SOP juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa

digunakan untuk mengukur kinerja pegawai.

SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan, SOP digunakan

untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak

dan Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja

yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja (Anonim, 2008).

4.2.4.5 SOP Dispensing Sitostatika di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Dalam menjalankan operasional di rumah sakit, peran pegawai memiliki

kedudukan dan fungsi yang sangat signifikan khususnya dalam melakukan

pelayanan kefarmasian. Oleh karena itu diperlukan standar-standar operasi

prosedur sebagai acuan kerja secara sungguh-sungguh untuk menjadi sumber daya

manusia yang profesional, handal sehingga dapat mewujudkan visi dan misi

rumah sakit.

Tabel 2. SOP Kemoterapi di RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

RSUD ALOEI SABOE

FARMASI KLINIK

Nomor Dokumen : ……..

Revisi ke II

Jumlah Halaman :

1/3

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

PROSEDUR TETAP

PELAYANAN INSTALASI FARMASI

Tanggal Terbit :

Januari 2011

Pengesahan

Direktur RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe

Dr.Andang Ilato,MM. Nip.1964 0430 199803 1 002

PENGERTIAN Tata cara persiapan dan pencampuran obat kemoterapi

TUJUAN Sebagai acuan pelayanan kemoterapi

KEBIJAKAN SK. Direktur No. 800/RSUD-II/UK/27/2012

PROSEDUR 1. Bahan-bahan yang diperlukan

Obat kemoterapi

Cairan pencampur

2. Alat yang dibutuhkan

APD (Alat Pelindung Diri)

Jarum suntik

Ecoflac (Conector)

3. Cara penyiapan

a. Penyiapan ruangan

Steril

Hanya staf khusus

b. Petugas

Sudah menggunakan APD yang dipersyaratkan

c. Pengoplosan

Di dalam LAF (Box Khusus)

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

d. Persiapan administrasi

a. Persiapan pasien

Identifikasi pasien dan riwayat terapi

Informed consent

b. Persiapan alat dan obat

1. Cek : diagnosis, tujuan terapi, detil regimen,

peralatan

2. Identifikasi obat kemoterapi (nama, dosis, ED, dsb)

3. Perhitungan dosis (LPB, BB)

4. Pelarutan : perhatikan jenis pelarut (stabilitas) dan

volume (efektifitas dan efek samping).

c. Pelarutan obat

1. Dilakukan di isolator khusus

2. Teknik aseptik

3. Perhatikan obat kemoterapi yang tidak boleh

dikocok

d. Cara pengambilan obat sitotoksik

1. Ampul

Gunakan jarum berfilter jika ampul berbahan

gelas

Patahkan leher ampul menjauhi operator dan

menggunakan kain steril

2. Vial

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

Aseptik bagian karet vial

Jika larutan yang diambil berlebih, masukkan

kembali ke dalam vial

Usap ujung vial dengan bahan steril setelah

rekonstitusi

e. Obat yang sudah dioplos diberi label dan diserahkan ke

perawat ruangan

f. Bekas tempat obat dibuang di tempat sampah medis

Prosedur persiapan obat sitostatika yang dilakukan di RSUD Prof. Dr. H.

Aloei Saboe adalah :

a. Penyiapan

Sebelum menjalankan proses pencampuran obat suntik, perlu dilakukan

langkah langkah sebagai berikut:

1) Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5

BENAR (benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian)

2) Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima (nama obat, jumlah, nomer

batch, tgl kadaluarsa), serta melengkapi form permintaan.

3) Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas/tidak

lengkap.

4) Menghitung kesesuaian dosis.

5) Memilih jenis pelarut yang sesuai.

6) Menghitung volume pelarut yang digunakan.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

7) Membuat label obat berdasarkan: nama pasien, nomer rekam medis, ruang

perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan,

dan tanggal kadaluarsa campuran.

8) Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomer rekam medis,

ruang perawatan, jumlah paket.

9) Melengkapi dokumen pencampuran (Protokol Kemoterapi)

10) Memasukkan alat kesehatan, label, dan obat-obatan yang akan dilakukan

pencampuran kedalam ruang steril melalui pass box.

b. Pencampuran

a. Proses pencampuran sediaan sitostatika

1) Memakai APD

2) Mencuci tangan

3) Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.

4) Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC

5) Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.

6) Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.

7) Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.

8) Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.

9) Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja

BSC.

10) Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.

11) Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi

sediaan sitostatika

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 1.1.1 1.1.1.1 ...eprints.ung.ac.id/6477/5/2012-1-48401-821309038-bab4... · Bagan 3. Alur Pelayanan RSUD Prof.Dr.H.Aloei Saboe ... a. Resep

12) Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat

yang harus terlindung cahaya.

13) Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan

khusus.

14) Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam

wadah untuk pengiriman.

15) Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui

pass box.

16) Menanggalkan APD

Obat yang sudah siap digunakan diserahkan ke perawat ruangan yang

selanjutnya akan dialkukan pemberian kepada pasien.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan dispensing

sitostatika telah sesuai dengan SOP dan SOP yang tersedia dilakukan revisi jika

ada perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja serta

dievaluasi setiap tahunnya.