BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

25
55 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di 2 tempat, yaitu SD Negeri Giyono dan SD Negeri Gunung Gempol. Subyek penelitian mengambil siswa kelas 2 di SD Negeri Giyono dan SD Negeri Gunung Gempol. Adapun karakteristik siswa dari kedua SD tersaji dalam tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian No Keadaan Murid Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1. Jumlah siswa 23 23 2. Laki-laki 13 13 3. Perempuan 10 10 4. Jarak tempuh Rata-rata Kurang dari 1 km Rata-rata Kurang dari 1 km 5. Usia 7 tahun 10 anak 8 anak 8 tahun 12 anak 13 anak 9 tahun 1 anak 2 anak 6. Pekerjaan orang tua Petani 11 14 Pedagang 1 3 Wiraswasta 7 2 PNS 1 - Buruh 2 4 Perangkat Desa 1 - SD Negeri Giyono beralamatkan di Desa Giyono, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. SD Negeri Giyono terletak di tengah perkampungan desa Giyono. Status sekolah dan

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di 2 tempat, yaitu SD Negeri

Giyono dan SD Negeri Gunung Gempol. Subyek

penelitian mengambil siswa kelas 2 di SD Negeri Giyono

dan SD Negeri Gunung Gempol. Adapun karakteristik

siswa dari kedua SD tersaji dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Karakteristik Subyek Penelitian

No Keadaan Murid Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1. Jumlah siswa 23 23

2. Laki-laki 13 13

3. Perempuan 10 10

4. Jarak tempuh Rata-rata Kurang

dari 1 km

Rata-rata

Kurang dari 1

km

5. Usia

7 tahun 10 anak 8 anak

8 tahun 12 anak 13 anak

9 tahun 1 anak 2 anak

6. Pekerjaan orang

tua

Petani 11 14

Pedagang 1 3

Wiraswasta 7 2

PNS 1 -

Buruh 2 4

Perangkat Desa 1 -

SD Negeri Giyono beralamatkan di Desa Giyono,

Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Provinsi

Jawa Tengah. SD Negeri Giyono terletak di tengah

perkampungan desa Giyono. Status sekolah dan

56

kelompok sekolah SD Negeri Giyono adalah negeri dan

imbas. Sedangkan SD Negeri Gunung Gempol

beralamatkan di Desa Gunung Gempol, Kecamatan

Jumo, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah.

SD Negeri Gunung Gempol terletak di pinggir desa

Gunung Gempol. Status sekolah dan kelompok sekolah

dari SD Negeri Gunung Gempol adalah negeri dan

imbas.

Adapun guru yang mengajar kelas 2 di SD Negeri

Giyono bernama Esti Fitriyaningsih, S.Pd dengan umur

29 tahun dengan masa kerja 6 tahun 8 bulan, ijasah

terakhir adalah S1 PGSD dari Univesitas Terbuka.

Status guru sebagai guru honorer. Sedangkan guru

kelas 2 di SD Negeri Gunung Gempol bernama Rini

Maryati dengan usia 42 tahun, masa kerja 13 tahun 3

bulan dengan ijasah terakhir adalah D2 PGSD dari

Universitas Terbuka. Status guru keduanya adalah PNS.

B. Analisis Deskriptif

Sebelum treatment dilakukan terlebih dahulu

dilakukan pre tetst. Tujuan dilakukann analisis pre test

adalah untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum

dilakukan treatment, apakah dalam kondisi sama atau

tidak.

Analisis pretest antara 2 kelompok kelas yang

menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi dan

Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi dilakukan

dengan menggunakan uji beda Paired-Sample t-test (uji

57

t). Tujuan dilakukann analisis pre test adalah untuk

mengetahui kondisi awal siswa sebelum dilakukan

treatment, apakah dalam kondisi sama atau tidak.

Adapun hasil uji t kelas eksperimen dengan kelas

kontrol tersaji dalam tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Uji t Nilai Pretes

Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 VAR00001 -

VAR00002

-.2173 33.935 7.076 -14.892 14.457 -.031 22 .976

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai t hitung

sebesar -0,031 dan koefisien signifikansi 0,976>0,05

maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil

nilai pretest pada siswa kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Hasil uji beda (uji t) menyatakan

bahwa atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara

hasil pretest kelas ekeperimen dengan kelas kontrol,

oleh karena itu dapat dilanjutkan langkah berikutnya

untuk mulai melakukan treatment di kelas eksperimen.

Pemberian treatment dilakukan dengan

melakukan Pembelajaran Tematik Tersupervisi pada

kelas eksperimen. Sedangkan pada kelas kontrol

58

dilakukan Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi. Pada

kelas eksperimen, supervisi dilakukan pada masing-

masing pertemuan. Adapun hasil supervisi pada

masing-masing pertemuan tersaji seperti berikut.

1. Analisis Deskriptif Pembelajaran Tematik

Tersupervisi

a. Pertemuan Pertama

Pelaksanaan supervisi pada pertemuan

pertama dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 Juni

2013. Pelaksanaan supervisi dilakukan dengan

melibatkan kepala sekolah sebagai supervisor dalam

proses pembelajaran. Supervisor membantu guru

dalam proses pembelajaran khususnya dalam

pembagian kelompok belajar siswa. Hasil supervisi

pada pertemua pertama tersaji dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Supervisi Pertemuan 1

No Karakteristik

Pembelajaran Tematik

Skor Penilaian Keterangan

1 2 3 4

I Perencanaan Pembelajaran

1 Pemetaan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

√ Disusun bersama

peneliti sebelum penelitian dilakukan.

2 Penetapan Jaring-jaring

Tema

√ Disusun bersama

peneliti sebelum penelitian dilakukan.

3 Penyusunan Silabus √ Disusun bersama

peneliti sebelum penelitian dilakukan.

4 Penyusunan RPP √ Disusun bersama peneliti sebelum

penelitian dilakukan.

II Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

1 Berpusat pada siswa. √ Masih fokus pada guru

2 Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

√ Alat peraga yang digunakan memberikan

59

pengalaman langsung pada siswa

3 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu

jelas.

√ Tiap mata pelajaran masih terpisah-pisah.

4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu proses pembelajaran.

√ Konsep dari tiap-tiap mapel masih

terpisah-pisah.

5 Bersifat fleksibel. √ Proses KBM belum fleksibel.

6 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat

dan kebutuhan siswa.

√ Hasil belajar belum dapat disesuaikan dengan kebutuhan

siswa.

7 Guru melakukan tindak lanjut

√ Pada akhir pelajaran guru memberikan PR.

III Penilaian Pembelajaran

1 Perencanaan alat evaluasi pembelajaran

disusun berdasarkan tujuan pembelajaran dalam RPP

√ Evaluasi disusun berdasarkan RPP.

2 Guru memanfaatkan hasil penilaian untuk melakukan umpan balik kepada siswa, sehingga

siswa bisa meningkat dalam kemampuan Calistung siswa.

√ Belum melakukan umpan balik karena kekurangan waktu

Total 3 6 3 24 36

Persentase (%) = Jumlah skor X 100 = (36/52) x 100 = 69 %

Skor total (52)

Hasil supervisi pada pertemuan pertama seperti yang

terlihat dalam tabel 4.3. Masih terlihat ada

kekurangan yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran, yaitu:

1) Proses pembelajaran yang masih fokus kepada

guru.

2) Pemisahan antar mata pelajaran masih terlihat.

3) Konsep dari tiap-tiap mata pelajaran masih

terpisah-pisah.

4) Belum fleksibel, masih terlihat kaku dalam

penerapan pembelajaran Tematik.

60

5) Hasil belajar belum sesuai dengan kebutuhan

anak.

6) Pemberian umpan balik belum dilaksanakan.

Untuk mengatasi kekurangan yang dihadapi oleh

guru, supervisor melakukan beberapa langkah-

langkah untuk mengatasi kekurangan yang terjadi.

Penyelesaian masalah yang dilakukan bersama

dengan guru yang bersangkutan. Pengembangan

yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mendengarkan

Supervisor mendengarkan kesan yang dialami

guru kelas 2 SD Negeri Giyono pada proses

pembelajaran pertemuan pertama yang

dilakukan. Termasuk masalah yang dihadapi

guru dan kesulitan dalam mengajar.

2) Klarifikasi

Supervisor berperan memperjelas tentang

masalah atau kesulitan yang dihapai guru

guru kelas 2 SD Negeri Giyono. Supervisor juga

melakukan tanya jawab dengan guru untuk

mendapatkan apa yang diinginkan oleh guru

yang bersangkutan.

3) Mendorong

Dalam proses penyelesaian masalah,

supervisor membuat suasana yang nyaman

dengan guru yang bersangkutan. Agar guru

61

guru kelas 2 SD Negeri Giyono dalam

melakukan perbaikan tidak merasa tertekan.

4) Presentasi

Pada bagian ini, supervisor memberikan

gambaran mengenai masalah atau kesulitan

yang dihadapi guru dalam pertemuan pertama

berserta memberikan saran kepada guru untuk

menjadi lebih baik.

5) Pemecahan masalah

Dari apa yang sudah dipresentasikan

supervisor, dilakukan perundingan bersama

dalam menyelesaikan msalah yang dihadapi

dalam pertemuan pertama. Sehingga dengan

cara berunding bersama akan terjadi suasana

yang nyaman dalam mengatasi masalah yang

terjadi.

6) Negosiasi

Negosiasi masih sama tujuannya dengan

pemecahan masalah, yaitu untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi guru

kelas 2 SD Negeri Giyono.

7) Demonstrasi

Setelah mencapai kesepakatan dalam

penyelesaian masalah pada pertemuan

pertama, supervisor mendemonstrasikan atau

memberikan contoh memperagakan apa yang

akan dilakukan guru dalam pertemuan yang

62

kedua, sehingga diharapkan pada pertemuan

yang kedua dapat terjadi perubahan yang lebih

baik.

8) Mengarahkan

Mengarahkan masih seperti pada bagian

demonstrasi, hanya saja dalam bagian ini

supervisor memberikan kesempatan kepada

guru untuk menanyakan apa saja yang belum

jelas.

9) Standarisasi

Jika guru sudah jelas, supervisor memberikan

patokan yang perlu dilakukan guru pada

pertemua kedua. Pemberian patokan diambil

dari hasil diskusi bersama dengan guru yang

bersangkutan, yaitu guru kelas 2 SD Negeri

Giyono

10) Penguatan

Supervisor memberikan motivasi kepada guru.

Agar dalam pertemuan kedua guru menjadi

lebih bersemangat.

b. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan supervisi pada pertemuan kedua

dilakukan pada hari Jumat tanggal 14 Juni 2013.

Hasil pengamatan dalam supervisi pertemuan kedua

tersaji dalam tabel 4.4

Tabel 4.4 Hasil Supervisi Pertemuan 2

63

No Karakteristik Pembelajaran

Tematik

Skor Penilaian Keterangan 1 2 3 4

I Perencanaan Pembelajaran

1 Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi

Dasar (KD)

√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.

2 Penetapan Jaring-jaring Tema

√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.

3 Penyusunan Silabus √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.

4 Penyusunan RPP √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.

II Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

1 Berpusat pada siswa.

√ Motivasi anak dalam KBM mulai tumbuh sehingga siswa aktif dalam kelas.

2 Memberikan pengalaman langsung kepada

siswa.

√ Alat peraga yang digunakan dapat memberikan

pengalaman langsung pada siswa.

3 Pemisahan mata

pelajaran tidak begitu jelas.

√ Pemisahan antar

mapel masih belum jelas.

4 Menyajikan konsep

dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

√ Hubungan konsep

antar mapel sudah terlihat.

5 Bersifat fleksibel. √ Fleksibelitas sudah terlihat dalam penyampaian materi.

6 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan

kebutuhan siswa.

√ Minat siswa terhadap hasil pembelajaran mulai muncul.

7 Guru melakukan tindak lanjut

√ Guru melakukan tindak lanjut.

III Penilaian Pembelajaran

1 Perencanaan alat

evaluasi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan

pembelajaran dalam RPP

√ Evaluasi disusun

sesuai RPP.

2 Guru

memanfaatkan hasil

√ Pemberian umpan

balik belum optimal.

64

penilaian untuk melakukan umpan

balik kepada siswa, sehingga siswa bisa meningkat dalam kemampuan

Calistung siswa.

Total 4 12 28 44

Persentase (%) = Jumlah skor X 100 = (44/52) x 100 = 84%

Skor total (52)

Hasil supervisi pada pertemuan kedua terlihat dalam

tabel 4.4. Pertemuan kedua ini sudah terlihat

perbaikan yang terjadi dari kekurangan dalam

pertemuan pertama. Akan tetapi masih ada beberapa

kelemahan yang dilakukan guru dalam proses

pembelajaran, yaitu:

1) Masih terlihat jelas dalam pemisahan antar mata

pelajaran.

2) Pemberian umpan balik belum optimal, karena

pembagian waktu dalam proses pembelajaran

yang belum efisien sehingga waktu yang

dilakukan untuk melakukan umpan balik menjadi

sedikit.

Untuk mengatasi kekurangan yang terjadi dalam

pertemuan kedua, supervisor tetap melakukan

langkah-langkah yang sama seperti supervisi pada

pertemuan pertama. Diharapkan dengan cara yang

sama, guru yang bersangkutan dapat merasa

nyaman dalam mengatasi kekurangan, bersama

dengan supervisor. Hasil dari supervisi pada

pertemuan kedua diharapkan dapat meningkatkan

65

kualitas mengajar guru kelas 2 SD Negeri Giyono,

terutama dalam pertemuan yang ketiga.

c. Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan supervisi pada pertemuan ketiga

dilakukan pada hari Sabtu tanggal 15 Juni 2013.

Hasil pengamatan dalam supervisi pertemua ketiga

tersaji dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Supervisi Pertemuan 3

No Karakteristik

Pembelajaran Tematik

Skor Penilaian Keterangan

1 2 3 4

I Perencanaan Pembelajaran

1 Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar

(KD)

√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.

2 Penetapan Jaring-jaring Tema

√ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian

dilakukan.

3 Penyusunan Silabus √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian

dilakukan.

4 Penyusunan RPP √ Disusun bersama peneliti sebelum penelitian dilakukan.

II Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

1 Berpusat pada siswa. √ Siswa aktif dan terlibat langsung dalam proses KBM.

2 Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.

√ Alat peraga dan metode yang digunakan mampu memberikan pengalaman langsung pada siswa.

3 Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

√ Guru mulai mampu menghubungkan antar mapel.

4 Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

√ Hubungan konsep antar mapel sudah jelas.

5 Bersifat fleksibel. √ Fleksibelitas sudah terlihat dalam penyampaian materi.

6 Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat

√ Minat siswa terhadap hasil pembelajaran meningkat.

66

dan kebutuhan siswa.

7 Guru melakukan tindak lanjut

√ Guru melakukan tindak lanjut.

III Penilaian

Pembelajaran

1 Perencanaan alat evaluasi pembelajaran disusun berdasarkan

tujuan pembelajaran dalam RPP

√ Evaluasi disusun sesuai RPP.

2 Guru memanfaatkan

hasil penilaian untuk melakukan umpan balik kepada siswa, sehingga siswa bisa

meningkat dalam kemampuan Calistung siswa.

√ Umpan balik yang

dilakukan mengacu pada hasil penilaian yang ada.

Total 9 40 49

Persentase (%) = Jumlah skor X 100 = (49/52) x 100 = 94%

Skor total (52)

Hasil supervisi pada pertemuan ketiga terlihat dalam

tabel 4.5. Pertemuan ketiga sudah memperlihatkan

peningkatan yang nyata dalam proses pembelajaran.

Namun masih ada kelemahan yang terjadi dalam

pertemuan ketiga, yaitu dalam hal pemisahan mata

pelajaran yang belum begitu jelas.

Walaupun dalam penelitian ini pertemuan ketiga

merupakan pertemuan terakhir, supervisor tetap

melakukan supervisi. Adapun langkah-langkah

supervisi tetap sama dengan langkah-langkah pada

pertemua pertama dan kedua. Diharapkan pada

supervisi yang ketiga ini, masalah-masalah yang

terjadi dalam permbelajaran Tematik khususnya

dalam masalah pemisahan mata pelajaran yang tidak

begitu jelas dapat teratasi dan tidak terulang kembali

dalam proses pembelajaran Tematik selanjutnya.

67

2. Analisis Deskriptif Pembelajaran Tematik Tanpa

Supervisi

Pembelajaran Tematik Tanpa Supervisi

dilaksanakan pada kelompok kontrol. Proses

pembelajaran yang dilakukan berbeda dengan kelas

eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan

Pembelajaran Tematik Tersupervisi. Pada pertemuan

pertama, kedua, dan ketiga tidak dilakukan dengan

supervisi. Gurupun dalam mengajar tidak dibantu

oleh supervisor.

Guru diberikan kebebasan untuk melakukan

pembelajaran Tematik seperti biasa yang dilakukan

guru SD Negeri Gunung Gempol dalam proses

pembelajaran sehari-hari, tetapi masih tetap

menggunakan RPP yang sama dengan kelas

eksperimen. Pada akhir pertemuan ketiga juga tetap

dilakukan posttest. Posttest dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui hasil akhir dari Pembelajaran

Tematik tanpa Supervisi.

3. Analisis Deskriptif Post Test

Setelah dilakukan treatment dengan

menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi

bagi kelas eksperimen dan Pembelajaran Tematik

tanpa Supervisi bagi kelas kontrol, maka dilakukan

posttest untuk mengetahui hasil akhir dari treatment

yang dilakukan. Adapun hasil skor nilai posttest yang

diperoleh, dalam analisis deskriptif posttest

67

68

dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok

membaca dan menulis masuk dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia, sedangkan kelompok berhitung

masuk dalam mata pelajaran Matematika.

a. Analisis Deskriptif Post Test Kelas Eksperimen

Analisis yang pertama adalah analisis kelas

Eksperimen, dimana hasil nilai posttest

dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok membaca dan menulis masuk dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan

kelompok berhitung masuk dalam mata pelajaran

Matematika.

1) Analisis Deskriptif Kelompok Membaca dan

Menulis (Bahasa Indonesia)

Hasil nilai membaca dan menulis

(Bahasa Indonesia) akan dibandingkan dengan

KKM yang di SD Negeri Giyono yaitu sebesar

71. Hasil analisis KKM tersaji dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6 Analisis Nilai Post test Bahasa Indonesia Berdasarkan

Nilai KKM Kelas Eksperimen

No KKM Frekuensi Presentase Keterangan

1 < 71 5 22% Tidak tuntas

2 ≥ 71 18 78% Tuntas

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa

hasil nilai post test dalam kelompok

membaca dan menulis (Bahasa Indonesia)

yang ada dalam kelas eksperimen atau

69

siswa kelas 2 SD Negeri Giyono terdapat 18

siswa (78%) sudah dapat mencapai

ketuntasan di atas batas KKM 71.

Sedangkan sisanya sebanyak 5 siswa (22%)

masih mendapatkan nilai di bawah KKM 71.

2) Analisis Deskriptif Kelompok Berhitung

(Matematika)

Hasil nilai berhitung (Matematika) akan

dibandingkan dengan KKM yang di SD Negeri

Giyono yaitu sebesar 71. Hasil analisis KKM

tersaji dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisis Nilai Post test Matematika Berdasarkan Nilai

KKM Kelas Eksperimen

No KKM Frekuensi Presentase Keterangan

1 < 71 5 22% Tidak tuntas

2 ≥ 71 18 78% Tuntas

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa

hasil nilai post test dalam kelompok berhitung

(Matematika) yang ada dalam kelas

eksperimen atau siswa kelas 2 SD Negeri

Giyono terdapat 18 siswa (78%) sudah dapat

mencapai ketuntasan di atas batas KKM 71.

Sisanya sebanyak 5 siswa (22%) masih

mendapatkan nilai di bawah KKM 71.

b. Analisis Deskriptif Post Test Kelas Kontrol

Hasil analisis nilai posttest kelas kontrol

dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu

70

kelompok membaca dan menulis masuk dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan

kelompok berhitung masuk dalam mata pelajaran

Matematika.

1) Analisis Deskriptif Kelompok Membaca dan

Menulis (Bahasa Indonesia)

Hasil nilai membaca dan menulis

(Bahasa Indonesia) akan dibandingkan dengan

KKM yang di SD Negeri Gunung Gempol yaitu

sebesar 71. Hasil analisis KKM tersaji dalam

tabel 4.8.

Tabel 4.8 Analisis Nilai Post test Bahasa Indonesia Berdasarkan

Nilai KKM Kelas Kontrol

No KKM Frekuensi Presentase Keterangan

1 < 71 16 70% Tidak tuntas

2 ≥ 71 7 30% Tuntas

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa hasil

nilai post test dalam kelompok membaca dan

menulis (Bahasa Indonesia) yang ada dalam

kelas kontrol atau siswa kelas 2 SD Negeri

Gunung Gempol terdapat 16 siswa (70%)

belum dapat mencapai ketuntasan di atas

batas KKM 71.

2) Analisis Deskriptif Kelompok Berhitung

(Matematika)

71

Hasil nilai berhitung (Matematika) akan

dibandingkan dengan KKM yang di SD Negeri

Gunung Gempol yaitu sebesar 71. Hasil

analisis KKM tersaji dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9 Analisis Nilai Post test Matematika Berdasarkan Nilai

KKM Kelas Kontrol

No KKM Frekuensi Presentase Keterangan

1 < 71 17 74% Tidak tuntas

2 ≥ 71 6 26% Tuntas

Jumlah 23 100%

Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa

hasil nilai post test dalam kelompok berhitung

(Matematika) yang ada dalam kelas kontrol

atau siswa kelas 2 SD Negeri Gunung Gempol

sebagian besar (74%) masih mendapatkan nilai

dibawah KKM 71.

C. Analisis Komparatif Post Test

Analisis komparatif post test dilakukan

menggunakan uji beda Paired-Sample t-test (uji t)

dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00. Uji beda

Paired-Sample t-test (uji t) dilakukan dengan tujuan

untuk melihat perbedaan prestasi belajar Calistung

antara siswa yang diajar menggunakan Pembelajaran

Tematik Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik

tanpa Supervisi. Sebelum perhitungan uji beda

dilakukan, akan ditampilkan terlebih dahulu nilai rata-

rata (mean) antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

71

72

Tabel 4.10

Nilai Rata-Rata Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol

Paired Samples Statistics

Mean Std. Deviation Std.Eror Mean

Pair 1 VAR00001 72.174 15.907 2.34537

VAR00002 51.010 5.0553 .07454

Berdasarkan tabel 4.10 terlihat bahwa rata-rata (mean)

kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-

rata (mean) kelompok kontrol dengan selisih mean

sebesar 21,164.

D. Uji Hipotesis

Hasil uji beda rata-rata yang sudah dilakukan

dapat dilihat pada table 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Hasil Uji Beda Rata-Rata antara Siswa yang Diajar Menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik

tanpa Supervisi

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

73

Lower Upper

Pair 1 VAR00001 -

VAR00002

1.8956 17.439 3.636 11.415 26.497 5.213 22 .001

Berdasarkan perhitungan uji beda rata-rata antara

siswa yang diajar menggunakan menggunakan

Pembelajaran Tematik Tersupervisi dengan

Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi seperti tersaji

dalam tabel 4.11, diperoleh hasil t hitung sebesar 5,213

dengan signifikansi 0,001<0,05.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

berbunyi jika koefisien signifikansi ≤ 0,05 maka H1 yang

berbunyi Ada perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar Calistung siswa melalui Pembelajaran Tematik

Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik Tanpa

Supervisi diterima.

Hasil uji beda rata-rata antara siswa yang diajar

menggunakan Pembelajaran Tematik Tersupervisi

dengan Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi

menghasilkan koefisien signifikansi 0,001 ≤ 0,05, maka

H1 diterima dan H0 ditolak.

E. Pembahasan

Hasil analisis dari penelitian yang ditemukan

adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar Calistung siswa melalui Pembelajaran Tematik

Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik tanpa

Supervisi. Perbedaan prestasi belajar disebabkan karena

74

hasil rata-rata prestasi belajar Calistung siswa pada

kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-

rata pada kelas kontrol, dengan selisih mean sebesar

21,164. Perbedaan rata-rata (mean) antara kelas

eksperimen dan kelompok kelas kontrol dipengaruhi

oleh beberapa faktor.

Pertama, pengaruh dari supervisi klinis yang

dilakukan. Supervisi klinis terbukti dapat membantu

guru dalam memperbaiki kekurangan yang terjadi

dalam tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap

evaluasi pembelajaran. Pada tahap persiapan

pembelajaran, supervisor (kepala sekolah) mengajak

guru kelas eksperimen untuk berdiskusi bersama

membahas tentang permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan pembelajaran Tematik sebelum penelitian

dilaksanakan. Supervisor membimbing guru dalam

penyusunan silabus, jaring-jaring tema, dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Bimbingan yang

dilakukan supervisor dapat menyelesaikan kekurangan

yang terjadi pada tahap persiapan.

Supervisor tetap melakukan pengawasan dan

bimbingan dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, supervisor tidak

hanya menunggu dan mengawasi proses pembelajaran,

akan tetapi supervisor ikut berperan dalam proses

pembelajaran. Peran supervisor yaitu mengamati dan

membantu guru dalam mengatur proses pembelajaran

75

termasuk dalam pembagian kelompok di kelas, sehingga

pembelajarannyapun menjadi kondusif sesuai langkah-

langkah pembelajaran dalam RPP Tematik yang

disusun. Para siswa dapat mengikuti pembelajaran

dengan baik dan aktif berinteraksi dalam masing-

masing kelompok.

Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan,

supervisor selalu menyampaikan hasil pengamatan yang

sudah dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Supervisor berperan membantu guru

mengatasi kekurangan yang terjadi selama proses

pembelajaran, dengan cara berdiskusi bersama mencari

solusi agar kekurangan yang terjadi tidak terulang

kembali pada pertemuan selanjutnya dan bisa

meningkat lebih baik.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

peningkatan prestasi belajar calistung siswa pada kelas

eksperimen selain dipengaruhi oleh supervisi klinis yang

dilakukan juga dipengaruhi faktor dukungan dari orang

tua. Hasil wawancara yang dilakukan kepada 23 siswa

kelas 2 SD Negeri Giyono, menunjukkan bahwa orang

tua berperan dalam proses belajar di rumah. Sebanyak

14 siswa pada kelas eksperimen ketika penelitian

berlangsung setiap malam mendapat bimbingan dari

orang tua dalam mempelajari kembali materi yang

sudah diajarkan di sekolah. Sehingga berdampak pada

prestasi belajar di sekolah. Peran orang tua dalam

76

membimbing siswa di rumah dijadikan supervisor

sebagai masukan kepada guru, bahwa peran orang tua

jangan sampai terlupakan karena sangat penting bagi

kemajuan siswa dalam belajar. Peran orang tua

terhadap peningkatan prestasi belajar Calistung siswa

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Wulan (2010)

tentang Hubungan Antara Peran Orang Tua dalam

Menolong Anak Belajar di Rumah dengan Prestasi

Belajar Calistung Siswa Kelas III SD Negeri Gugus

Kutilang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.

Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan

prestasi belajar siswa adalah kelebihan-kelebihan dalam

proses pembelajaran yang dimiliki siswa pada kelas

eksperimen bila dibandingkan dengan kelas kontrol,

yaitu (1) dapat berinteraksi dengan baik dari awal

sampai akhir pelajaran mengenai kegiatan pembelajaran

yang diberikan guru, (2) saling kerja sama dan aktif

dalam kelompok dalam memanfaatkan media yang

digunakan, (3) percaya diri dalam menyampaikan hasil

tugas kelompok, (4) aktif bertanya apabila mengalami

kesulitan dalam membaca, menulis, dan berhitung.

Berbeda dengan Pembelajaran Tematik Tanpa

Supervisi yang dilakukan dalam kelas kontrol, peran

supervisor tidak ada dalam proses pembelajaran

sehingga guru kelas kontrol (SD Negeri Gunung Gempol)

melakukan pembelajaran sendiri tanpa bantuan dari

77

supervisor. Pembelajaran berlangsung seperti biasa yang

dilakukan oleh guru kelas 2 SD Negeri Gunung Gempol

sehari-hari hanya saja RPP yang digunakan tetap sama

dengan RPP yang digunakan pada kelas eksperiman.

Walaupun RPP yang digunakan sama dengan kelas

eksperimen, tetapi pada hasil akhir penelitian tidak

terjadi peningkatan hasil belajar karena kekurangan-

kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran

tidak mendapat perbaikan.

Selain itu pada kelas kontrol, dukungan orang tua

dalam membimbing siswa belajar di rumah juga masih

kurang. Hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya 6

siswa yang mendapat bimbingan dari orang tua dalam

belajar di rumah, adapun siswa yang lain lebih banyak

belajar sendiri di rumah. Rendahnya dukungan orang

tua berdampak pada prestasi belajar calistung siswa

yang masih rendah apabila dibandingkan dengan kelas

eksperimen.

Supervisi klinis yang dilakukan terbukti dapat

memberikan peningkatan hasil belajar Calistung siswa

pada kelas eksperimen yaitu siswa kelas 2 SD Negeri

Giyono, sesuai dengan tujuan supervisi menurut Cogen,

1973 (dalam Sagala 2010), yaitu: (1) memberikan

masukan yang obyektif terhadap guru dari kegiatan

pembelajaran yang sudah dilakukan, (2) mendiagnosis

memecahkan dan membantu menyelesaikan masalah

yang terjadi dalam proses pembelajaran, (3) membantu

78

guru mengembangkan keterampilan dasar mengajar dan

mengembangkan model atau strategi dalam

pembelajaran, (4) meningkatkan prestasi belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar dan proses

pembelajaran yang terjadi dari hasil penelitian yang

sudah dilakukan sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Salimudin (2010) dengan judul Supervisi

Klinis sebagai Alternatif untuk Meningkatkan

Kemampuan Guru Kelas 3 dan Meningkatkan Prestasi

Belajar Calistung Siswa dalam Pembelajaran Tematik di

Gugus Cut Nyak Dien Kecamatan Wanasari Brebes yang

menyimpulkan bahwa Pelaksanaan supervisi dengan

teknik supervisi klinis mengubah pandangan guru dari

merasa takut ketika akan disupervisi menjadi merasa

senang dan nyaman karena supervisi klinis bertujuan

memberikan layanan dan bantuan sehingga

permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran Tematik

bisa teratasi sehingga supervisi yang dilakukan terbukti

dapat meningkatkan prestasi belajar Calistung siswa.

Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan

Rahayuningsih (2011) dengan judul Supervisi Klinis

dalam Pembelajaran Tematik pada Guru di SD Negeri

Dadapsari Semarang, yang menyimpulkan bahwa

supervisi yang dilakukan dapat membantu dalakm

menyelesaikan permasalahan dalam Pembelajaran

Tematik, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

78

79

Setelah proses pembelajaran dan supervisi dari

pertemua pertama, kedua, dan ketiga selesai

dilaksanakan, langkah berikutnya yang dilakukan

peneliti adalah melakukan post test. Hasil post test dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dianalisis

menggunakan perhitungan uji beda (uji t). Adapun hasil

perhitungan uji beda rata-rata antara siswa yang diajar

menggunakan menggunakan Pembelajaran Tematik

Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik tanpa

Supervisi, diperoleh hasil t hitung sebanyak 5,213

dengan signifikansi 0,001. Oleh karena

signifikansi<0,05 (0,001<0,05) maka terdapat perbedaan

yang signifikan antara hasil belajar Calistung siswa

melalui Pembelajaran Tematik Tersupervisi dengan

Pembelajaran Tematik tanpa Supervisi.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

Calistung siswa melalui Pembelajaran Tematik

Tersupervisi dengan Pembelajaran Tematik tanpa

Supervisi, maka disimpulkan bahwa hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini diterima.