BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian...

16
24 BAB 4 PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahapan-tahapan perancangan yang dilakukan dalam penelitian. Tahapan pertama adalah mengumpulkan kebutuhan yang akan digunakan dalam perancangan simulasi. Sesudah seluruh kebutuhan telah dipenuhi maka tahap berikutnya adalah melakukan perancangan simulasi. Perancangan simulasi pada penelitian terdiri dari perancangan topologi, perancangan node, dan perancangan skenario. Setelah seluruh perancangan sudah dilakukan maka berikutnya adalah melakukan konfigurasi aplikasi ONE Simulator dan melakukan konfigurasi default_settings. 4.1 Analisis Kebutuhan 4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat keras yang dibutuhkan pada penelitian kali ini adalah perangkat keras yang dapat menjalankan berbagai aplikasi dan program pendukung untuk melaksanakan simulasi dalam pengerjaan tugas akhir ini. Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini : a. Notebook : HP Pavilion g4 b. RAM : 6144 MB c. Processor : Intel(R) Core(TM) i7-3632QM CPU @ 2.20GHz d. Sistem Operasi : Windows 10 Home 64-Bit 4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak digunakan dalam rangka untuk mensimulasikan protokol routing DTN pada tugas akhir ini terdiri dari beberapa perangkat lunak. Berikut ini adalah perangkat lunak yang digunakan: 1. The Opportunistic Network Environtment(ONE) versi 1. 6. 0, merupakan aplikasi simulasi untuk Delay Tolerant Network. 2. Openstreetmap.org, merupakan perangkat lunak berbasis web yang digunakan untuk mengambil lokasi yang akan dijadikan area simulasi 3. Open Jump 1.10-r5336-PLUS, merupakan aplikasi pengolah data dari rute map asli dengan ekstensi gambar(.png / .jpg) menjadi ektensi .WKT(Well Known Text) yang dapat dibaca oleh aplikasi ONE Simulator. Kemudian untuk mengambil data gambar membutuhkan peta yang tepat dengan keadaan sebenarnya, dapat melalui website GIS seperti googlemap dan openstreetmap.org. 4. OSM2WKT, merupakan perangkat lunak untuk mengkonversi format file OSM yaitu format yang dihasilkan dari import yang dilakukan pada web openstreetmap menjadi format file WKT. 5. Sublime Text 3, untuk mengolah file konfigurasi default_settings dari perangkat lunak The ONE Simulator

Transcript of BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian...

Page 1: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

24

BAB 4 PERANCANGAN

Pada bab ini akan menjelaskan tahapan-tahapan perancangan yang dilakukan dalam penelitian. Tahapan pertama adalah mengumpulkan kebutuhan yang akan digunakan dalam perancangan simulasi. Sesudah seluruh kebutuhan telah dipenuhi maka tahap berikutnya adalah melakukan perancangan simulasi. Perancangan simulasi pada penelitian terdiri dari perancangan topologi, perancangan node, dan perancangan skenario. Setelah seluruh perancangan sudah dilakukan maka berikutnya adalah melakukan konfigurasi aplikasi ONE Simulator dan melakukan konfigurasi default_settings.

4.1 Analisis Kebutuhan

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan pada penelitian kali ini adalah perangkat keras yang dapat menjalankan berbagai aplikasi dan program pendukung untuk melaksanakan simulasi dalam pengerjaan tugas akhir ini. Berikut ini adalah spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini :

a. Notebook : HP Pavilion g4

b. RAM : 6144 MB

c. Processor : Intel(R) Core(TM) i7-3632QM CPU @ 2.20GHz

d. Sistem Operasi : Windows 10 Home 64-Bit

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak

Perangkat lunak digunakan dalam rangka untuk mensimulasikan protokol routing DTN pada tugas akhir ini terdiri dari beberapa perangkat lunak. Berikut ini adalah perangkat lunak yang digunakan:

1. The Opportunistic Network Environtment(ONE) versi 1. 6. 0, merupakan aplikasi simulasi untuk Delay Tolerant Network.

2. Openstreetmap.org, merupakan perangkat lunak berbasis web yang digunakan untuk mengambil lokasi yang akan dijadikan area simulasi

3. Open Jump 1.10-r5336-PLUS, merupakan aplikasi pengolah data dari rute map asli dengan ekstensi gambar(.png / .jpg) menjadi ektensi .WKT(Well Known Text) yang dapat dibaca oleh aplikasi ONE Simulator. Kemudian untuk mengambil data gambar membutuhkan peta yang tepat dengan keadaan sebenarnya, dapat melalui website GIS seperti googlemap dan openstreetmap.org.

4. OSM2WKT, merupakan perangkat lunak untuk mengkonversi format file OSM yaitu format yang dihasilkan dari import yang dilakukan pada web openstreetmap menjadi format file WKT.

5. Sublime Text 3, untuk mengolah file konfigurasi default_settings dari perangkat lunak The ONE Simulator

Page 2: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

25

4.1.3 Kebutuhan Perancangan Skenario

Sebelum perancangan simulasi dilakukan, maka ada beberapa kebutuhan yang harus terpenuhi. Berikut adalah kebutuhan perancangan skenario yang akan disimulasikan pada penelitian tugas akhir ini :

1. Peta lokasi yang akan digunakan untuk simulasi jaringan DTN. Peta lokasi yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 3, yang mewakili 3 kondisi geografis yang berbeda, yaitu peta Desa Ngadas – Desa Ranu Pani untuk wilayah pedesaan, Basecamp Ranu Pani – Ranu Kumbolo wilayah pegunungan, Pelabuhan Sanur – Pelabuhan Jungutbatu wilayah perairan.

2. Jumlah kendaraan roda 4, manusia, dan kapal yang melintasi dari lokasi yang telah ditentukan. Seluruh objek bergerak tersebut nantinya akan menjadi node bergerak pada simulasi jaringan DTN.

3. Kecepatan pergerakan node berdasarkan kondisi nyata. Kecepatan pergerakan node akan menentukan seberapa cepat node tersebut bergerak, dan kondisi ini dibuat mendekati kondisi aslinya.

4. Penentuan ukuran pesan dan ukuran buffer sebagai parameter uji kinerja protokol routing.

4.2 Rancangan Topologi

4.2.1 Perancangan Peta Simulasi

4.2.1.1 Peta Wilayah Pedesaan

Peta rute yang akan digunakan untuk wilayah pedesaan adalah peta rute antara Desa Ngadas dan Desa Ranu Pani yang diambil melalui website openstreetmap.org. Peta yang di ekstrak melalui website openstreetmap.org akan menghasilkan file bertipe .osm (open street map) seperti terlihat pada Gambar 4.2. File osm ini akan diubah kedalam format wkt seperti yang terlihat pada Gambar 4.3, karena perangkat lunak OpenJUMP dan ONE Simulator hanya mendukung format .wkt (well known text) untuk melakukan simulasi DTN.

Gambar 4.1 Peta Desa Ngadas – Desa Ranu Pani

Page 3: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

26

Gambar 4.2 Tampilan File OSM Desa Ngadas – Desa Ranu Pani

Agar dapat dilakukan pengolahan peta pada perangkat lunak OpenJUMP maka file .osm akan dikonversi dalam format .wkt menggunakan perangkat lunak osm2wkt.jar.

Gambar 4.3 Tampilan File WKT Desa Ngadas – Desa Ranu Pani

Pada Gambar 4.3 adalah jalur yang akan dilalui oleh kendaraan roda empat dari Desa Ngadas menuju Desa Ranu Pani maupun sebaliknya. Jalur yang akan dilalui tersebut telah sesuai dengan peta yang diambil melalui website lalu diolah menggunakan aplikasi OpenJUMP. Peta jalur tersebut nantinya akan disimulasikan menggunakan simulator The ONE.

4.2.1.2 Peta Wilayah Pendakian

Peta rute yang akan digunakan untuk wilayah pendakian adalah jalur pendakian dari Basecamp Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo yang diambil melalui website openstreetmap.org. Hasil ekstraksi yang telah dilakukan pada website openstreetmap.org berupa file .osm (Gambar 4.5). Sama seperti pembuatan peta rute sebelumnya, tipe file yang semula berformat .osm akan di konversi menjadi .wkt.

Page 4: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

27

Gambar 4.4 Peta Rute Basecamp Ranu Pani – Ranu Kumbolo

Gambar 4.5 Tampilan File OSM Basecamp Ranu Pani – Ranu Kumbolo

Agar dapat dilakukan pengolahan peta pada perangkat lunak OpenJUMP dan dapat dijalankan pada ONE Simulator maka file .osm akan dikonversi dalam format .wkt menggunakan perangkat lunak osm2wkt.jar.

Gambar 4.6 Tampilan File WKT Basecamp Ranu Pani – Ranu Kumbolo

Page 5: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

28

Pada Gambar 4.6 adalah peta rute yang akan dilalui node bergerak dalam hal ini adalah pendaki yang berjalan dari Basecamp Ranu Pani menuju Ranu Kumbolo. Jalur tersebut telah sesuai dengan kondisi yang digambarkan pada peta yang berbasis openstreetmap dan telah diolah menggunakan aplikasi OpenJUMP. File wkt diatas nantinya akan digunakan pada simulator The ONE.

4.2.1.3 Peta Wilayah Perairan

Peta simulasi yang digunakan untuk wilayah perairan adalah peta penyebrangan dari Pelabuhan Sanur menuju Pelabuhan Jungut Batu, keduanya terletak pada Provinsi Bali (Gambar 4.7). Peta tersebut diekstrak dari website penyedia peta openstreetmap.org. Hasil ektraksi dari website tersebut menghasilkan file berformat .osm (Gambar 4.8).

Gambar 4.7 Peta Jalur Pelabuhan Sanur-Pelabuhan Jungut Batu

Agar peta yang telah diekstrak tadi dapat disimulasikan pada aplikasi ONE Simulator maka file .osm di konversi menjadi file berformat .wkt (Gambar 4.9). Karena aplikasi ONE Simulator hanya mendukung file berformat .wkt untuk melakukan simulasi.

Gambar 4.8 File OSM Pelabuhan Sanur-Pelabuhan Jungut Batu hasil ekstraksi

website openstreetmap.org

Konversi file .wkt dari file .osm dilakukan dengan menggunakan aplikasi berbasis Java yaitu osm2wkt.jar. Aplikasi ini hanya dapat dijalankan dengan menggunakan command prompt. File wkt yang dihasilkan berisi koordinat jalur penyebrangan dari Pelabuhan Sanur menuju Pelabuhan Jungut Batu

Page 6: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

29

Gambar 4.9 File WKT Pelabuhan Sanur-Pelabuhan Jungut Batu

File .wkt seperti pada Gambar 4.9 adalah rute yang akan dilalui node bergerak yaitu kapal-kapal yang akan melakukan penyebrangan dari Pelabuhan Sanur menuju Pelabuhan Jungut Batu. Jalur tersebut telah sesuai dengan kondisi yang digambarkan pada peta yang berbasis openstreetmap dan telah diolah menggunakan aplikasi OpenJUMP.

4.2.2 Perancangan Node

Setelah selesai melakukan perancangan peta simulasi, tahapan selanjutnya adalah dengan merancang node-node yang akan disimulasikan. Karena di setiap wilayah memiliki kepadatan node dengan kecepatan yang berbeda-beda.

4.2.2.1 Node pada Wilayah Pedesaan

Node yang ada pada skenario ini terbagi menjadi dua yaitu node statis (tanpa pergerakan) dan node bergerak. Kendaraan beroda empat diasumsikan sebagai node bergerak yang melintas diantara dua node statis yang sudah ditentukan yaitu Desa Ngadas dan Desa Ranu Pani.

Sesuai dengan pengumpulan data yang telah dilakukan node bergerak yang akan disimulasikan pada penelitian untuk wilayah pedesaan berjumlah 34 buah. Node bergerak tersebut terbagi kembali menjadi 2 sesuai dengan tujuan rute dari node tersebut, yang pertama menuju Gunung Bromo berjumlah 22 buah, dan yang kedua menuju Ranu Pani yang berjumlah 12 buah. Model pergerakan yang digunakan pada simulasi pada wilayah pedesaan menggunakan pergerakan ShortestPathMapBasedMovement. Kecepatan node bergerak yang disimulasikan antara 15-25 Km/Jam.

Untuk node yang menuju Gunung Bromo hanya bertindak sebagai node relay, maka node tersebut tidak akan membuat pesan hanya sebagai penerus dari pesan yang dihasilkan oleh node sumber. Node sumber yang ditentukan adalah node yang menuju Desa Ranu Pani dan Desa Ranu Pani. Pesan yang telah dibuat oleh node sumber nantinya akan dikirimkan menuju node sumber yaitu Desa Ngadas.

Page 7: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

30

Gambar 4.10 Perancangan Node Wilayah Pedesaan

4.2.2.2 Peta Wilayah Pendakian

Node yang ada pada skenario ini terbagi menjadi dua yaitu node statis (tanpa pergerakan) dan node bergerak. Para pendaki diasumsikan sebagai node bergerak yang melintas diantara dua node statis yang sudah ditentukan yaitu Basecamp Ranu Pani dan Ranu Kumbolo.

Sesuai dengan pengumpulan data yang telah dilakukan node bergerak yang akan disimulasikan pada penelitian untuk wilayah pendakian berjumlah 126 buah. Model pergerakan yang digunakan pada simulasi pada wilayah pedesaan menggunakan pergerakan ShortestPathMapBasedMovement. Kecepatan node yang disimulasikan antara 1.5-2 Km/Jam.

Gambar 4.11 Perancangan Node Wilayah Pendakian

Page 8: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

31

4.2.2.3 Peta Wilayah Perairan

Node yang ada pada skenario ini terbagi menjadi dua yaitu node statis (tanpa pergerakan) dan node bergerak. Pada wilayah perairan ini kapal diasumsikan sebagai node bergerak yang melintas diantara dua node statis yang sudah ditentukan yaitu Pelabuhan Sanur dan Pelabuhan Jungut Batu.

Sesuai dengan pengumpulan data yang telah dilakukan node bergerak yang akan disimulasikan pada penelitian untuk wilayah perairan berjumlah 10 buah, 9 buah node akan bergerak melintasi jalur dari titik A ke titik B, dan 1 node akan bergerak dari titik B ke wilayah yang berada disebelah kanan. Model pergerakan yang digunakan pada simulasi pada wilayah pedesaan menggunakan pergerakan ShortestPathMapBasedMovement. Kecepatan node yang disimulasikan antara 25-35 Km/Jam.

Gambar 4.12 Perancangan Node Wilayah Perairan

4.3 Konfigurasi The ONE Simulator

Simulasi pada penelitian ini menggunakan aplikasi The ONE Simulator versi 1.6.0. Sebelum menggunakan aplikasi simulator tersebut ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu mengunduh aplikasi The ONE Simulator melalui website https://github.com/akeranen/the-one/tree/v1.6.0. File yang diunduh biasanya dalam format .zip.

Sistem operasi yang didukung oleh aplikasi The ONE Simulator adalah Windows, Mac OS, dan Linux. Setelah diunduh, buka file unduhan dan ekstrak seluruh seluruh file yang berada pada file .zip.

Sebelum menjalankan aplikasi The ONE Simulator ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu telah terpasang JDK (Java Development Kit) pada sistem operasi yang digunakan. Disarankan untuk menggunakan v 1.7.0 atau versi terbaru. Apabila jdk sudah terpasang pada sistem operasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan setting Java path variable seperti berikut ini :

1. Klik kanan pada My Computer lalu klik Properties.

2. Setelah itu klik Advanced System Settings kemudian pada tab Advanced klik

tombol Environment Variables

Page 9: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

32

Gambar 4.13 Tampilan Jendela System Properties

3. Pada jendela Environment Variables cari bagian System Variables

kemudian pilih variabel Path dan klik tombol Edit lalu cari lokasi folder

instalasi dari jdk

Gambar 4.14 Tampilan Jendela Environment Variables

4. Cara penulisan path yang benar adalah dengan menuliskan path jdk yang

terpasang pada sistem operasi.

Page 10: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

33

Gambar 4.15 Tampilan Jendela Edit Environment Variables

Setelah konfigurasi setting Java path variable telah selesai dilakukan, kita dapat melakukan compile The ONE Simulator. Compile dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu :

a. Double klik pada file compile.bat yang ada pada direktori The ONE, atau

b. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana

The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat

Gambar 4.16 Tampilan Command Saat Melakukan compile.bat

Setelah compile telah selseai dilakukan seperti pada Gambar diatas, maka langkah selanjutnya adalah dengan menjalankan aplikasi The ONE Simulator.

Page 11: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

34

Seperti halnya melakukan compile, untuk menjalankan aplikasi The ONE Simulator juga dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Double klik pada file one.bat, atau

b. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke path direktori

dimana The ONE Simulator diekstrak lalu menuliskan perintah one.bat

Gambar 4.17 Tampilan default GUI dari The ONE Simulator

Pada Gambar diatas merupakan tampilan awal aplikasi The ONE Simulator. Tampilan tersebut adalah pengaturan default dari The ONE Simulator, yang menggunakan peta Kota Helsinki sebagai lokasi simulasi DTN. Untuk memulai simulasi kita dapat melakukan klik pada tombol play.

4.4 Skenario Pengujian

Skenario pengujian simulasi pada penelitian ini dibuat berdasarkan rute-rute yang dilalui oleh node bergerak berdasarkan lokasi geografis masing-masing. Oleh karena pada penelitian ini terdapat tiga lokasi geografis yang berbeda, maka pengujian dibagi menjadi tiga skenario. Berikut skenario yang akan dilakukan pada pengujian ini :

• Skenario Pengujian Pertama

Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan menerapkan ukuran pesan

berbeda di tiap simulasi, mulai dari 500 kB, 5 MB, 10 MB, 25 MB, dan 50 MB.

Pesan tersebut akan dikirim node bergerak yang melintasi rute Desa Ngadas

menuju Desa Ranu Pani dan node statis Desa Ranu Pani dengan interval

pengiriman pesan 25-35 detik. Setiap node menggunakan ukuran buffer tetap

yaitu 150 MB di setiap simulasi.

Page 12: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

35

Tabel 4.1 Skenario 1 pada Wilayah Pedesaan

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

34 15-25 Km / Jam

500 KB

150 MB 12 Jam

5 MB

10 MB

25 MB

50 MB

• Skenario Kedua

Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan menerapkan ukuran buffer

yang berbeda di tiap simulasi, mulai dari 25 MB, 50 MB, 75 MB, 100 MB, 125

MB, dan 150 MB. Pesan akan dikirimkan oleh setiap node bergerak yang

melintasi rute Desa Ngadas menuju Desa Ranu Pani dan node statis Desa Ranu

Pani dengan interval pengiriman pesan 25-35 detik dan ukuran pesan tetap 10

MB.

Tabel 4.2 Skenario 2 pada Wilayah Pedesaan

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

34 15-25 Km / Jam 10 MB

25 MB

12 Jam

50 MB

75 MB

100 MB

125 MB

150 MB

• Skenario Pengujian Ketiga

Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan menerapkan ukuran pesan

berbeda di tiap simulasi, mulai dari 500 kB, 5 MB, 10 MB, 25 MB, dan 50 MB.

Pesan tersebut akan dikirim setiap node bergerak dan node statis Ranu

Kumbolo dengan interval pengiriman pesan 25-35 detik. Setiap node

menggunakan ukuran buffer tetap yaitu 150 MB di setiap simulasi.

Tabel 4.3 Skenario 3 pada Wilayah Pendakian

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

126 1.5-2 Km / Jam

500 KB

150 MB 12 Jam 5 MB

10 MB

Page 13: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

36

Tabel 4.3 Skenario 3 pada Wilayah Pendakian (Lanjutan)

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

126 1.5-2 Km / Jam 25 MB

150 MB 12 Jam 50 MB

• Skenario Pengujian Ke-empat

Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan menerapkan ukuran buffer

yang berbeda di tiap simulasi, mulai dari 25 MB, 50 MB, 75 MB, 100 MB, 125

MB, dan 150 MB. Pesan akan dikirimkan oleh setiap node bergerak dan node

statis Ranu Kumbolo dengan interval pengiriman pesan 25-35 detik dan ukuran

pesan tetap 10 MB.

Tabel 4.4 Skenario 4 pada Wilayah Pendakian

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

126 1.5-2 Km / Jam 10 MB

25 MB

12 Jam

50 MB

75 MB

100 MB

125 MB

150 MB

• Skenario Pengujian Kelima

Skenario ini akan mensimulasikan peta Pelabuhan Sanur – Pelabuhan Jungut

Batu Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan menerapkan ukuran pesan

berbeda di tiap simulasi, mulai dari 500 kB, 5 MB, 10 MB, 25 MB, dan 50 MB.

Pesan tersebut akan dikirim setiap node bergerak dan node statis Pelabuhan

Jungut batu dengan interval pengiriman pesan 25-35 detik. Setiap node

menggunakan ukuran buffer tetap yaitu 150 MB di setiap simulasi.

Tabel 4.5 Skenario 5 pada Wilayah Perairan

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

10 25-35 Km / Jam

500 KB

150 MB 12 Jam

5 MB

10 MB

25 MB

50 MB

• Skenario Pengujian Ke-enam

Pada skenario ini pengujian dilakukan dengan menerapkan ukuran buffer yang berbeda di tiap simulasi, mulai dari 25 MB, 50 MB, 75 MB, 100 MB, 125 MB, dan

Page 14: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

37

150 MB. Pesan akan dikirimkan oleh setiap node bergerak dan node statis Ranu Kumbolo dengan interval pengiriman pesan 25-35 detik dan ukuran pesan tetap 10 MB.

Tabel 4.6 Skenario 6 pada Wilayah Perairan

Jumlah Node Bergerak

Kecepatan Rata-rata

Ukuran Pesan

Ukuran Buffer

Waktu Simulasi

10 25-35 Km / Jam 10 MB

25 MB

12 Jam

50 MB

75 MB

100 MB

125 MB

150 MB

4.4.1 Konfigurasi Default Settings

Sebelum melakukan simulasi, ada hal yang perlu untuk dipastikan, yaitu konfigurasi dari default settings yang ada pada aplikasi The ONE Simulator. Berikut pengaturan-pengaturan yang digunakan untuk penelitian kali ini :

A. Konfigurasi Waktu Simulasi

Hal pertama yang harus dikonfigurasi adalah lamanya waktu dari simulasi yang akan dilakukan. Waktu simulasi yang akan dilakukan dapat diatur pada default settings pada The ONE Simulator dengan menggunakan sintaks Scenario.endtime seperti yang ditunjukkan pada Gambar . Pada sintaks tersebut dapat diatur berapa lama skenario simulasi akan dilakukan. Waktu yang digunakan pada konfigurasi tersebut dalam satuan detik.

Tabel 4.7 Kode Konfigurasi Waktu Simulasi

1

2

## Waktu Simulasi

Scenario.endTime = 43200

B. Konfigurasi Node

Untuk menentukan jumlah grup node yang akan dibuat, kita dapat menkonfigurasinya pada sintaks Scenario.nrofHostGroups. Sintaks tersebut akan menentukan seberapa banyak jumlah node grup yang diperlukan. Sebagai contoh untuk skenario Wilayah Pedesaan pada Gambar 4.13 menggunakan 3 grup node untuk disimulasikan.

Tabel 4.8 Kode Konfigurasi Grup Node

1

2

# Define many different node groups

Scenario.nrofHostGroups = 3

Untuk membedakan grup node yang ada maka harus diberikan suatu tanda pengenal. Untuk memberikan tanda pengenal pada tiap-tiap grup node dapat membuat sintaks Group.groupID seperti pada Gambar 4.14, sintaks “Group” biasanya akan berlaku pada seluruh grup yang ada, apabila ingin menentukan grup yang lebih spesifik, dapat menggunakan sintaks “Group1”, “Group2”, dst.

Page 15: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

38

Tabel 4.9 Kode Konfigurasi GroupID

1

2

3

4

##grup ID

Group.groupID = pendaki

Group1.groupID = Resort Ranu Pani

Group2.groupID = Ranu Kumbolo

Tiap node grup yang ada harus ditentukan berapa banyak jumlah node yang akan disimulasikan. Untuk mengkonfigurasi jumlah node yang akan disimulasikan kita dapat menggunakan sintaks Group.nrofHosts seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.15.

Tabel 4.10 Kode Konfigurasi Jumlah Node

1

2

3

4

##jumlah Node

Group.nrofHosts = 126

Group1.nrofHosts = 1

Group2.nrofHosts = 1

Setiap node bergerak pasti memiliki kecepatan. Untuk mengatur kecepatan pergerakan node yang ada, dapat dilakukan konfigruasi pada sintaks Group.speed. Pada Gambar 4.16. Terdapat dua nilai yang dimasukkan pada sintaks tersebut, yang pertama adalah kecepatan minimum, sementara yang kedua adalah kecepatan maksimum. Satuan cepatan yang digunakan pada The ONE Simulator adalah m/s.

Tabel 4.11 Kode Konfigurasi Kecepatan Pergerakan Node

1

2

3

##kecepatan pergerakan Node

# 1 kph = 0.277778 mps

Group.speed = 0.4, 0.56

Untuk menentukan tipe pergerakan dari masing-masing grup node, dapat dilakukan konfigurasi pada sintaks Group.movementModel. Pada simulasi penelitian ini terdapat dua model pergerakan yang digunakan, yaitu ShortestPathMapBasedMovement untuk node bergerak, dan Stationary Movement untuk node yang tidak bergerak.

Tabel 4.12 Kode Konfigurasi Tipe Pergerakan Node

1

2

3

4

#tipe pergerakan Node

Group.movementModel = ShortestPathMapBasedMovement

Group1.movementModel = StationaryMovement

Group2.movementModel = StationaryMovement

C. Konfigurasi Pembuatan Pesan

Pertama-tama harus dilakukan konfigurasi pada sintaks Events.nrof. Sintaks tersebut digunakan untuk menentukan berapa jumlah event yang akan digunakan pada saat simulasi dilakukan. Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan satu event saja untuk pembuatan pesan.

Page 16: BAB 4 PERANCANGANrepository.ub.ac.id/7891/5/BAB IV.pdfb. Menggunakan cmd (command line) kemudian masuk ke direktori dimana The ONE diekstrak lalu menuliskan perintah compile.bat Gambar

39

Tabel 4.13 Kode Konfigurasi Menentukan Event Pengiriman Pesan

1

2

3

4

5

## Message creation parameters

# How many event generators

Events.nrof = 1

# Class of the first event generator

Events1.class = MessageEventGenerator

Untuk menentukan interval pembuatan pesan yang akan dikirim dari masing-masing node, dapat dilakukan konfigurasi pada sintaks Events.interval. Pada penelitian ini penulis menggunakan konfigurasi default ONE Simulator yaitu interval pengiriman pesan 25-35 detik.

Tabel 4.14 Kode Konfigurasi Interval Pengiriman Pesan

1

2

#interval pengiriman pesan

Events1.interval = 25, 35

Ukuran pesan yang akan dikirimkan oleh setiap node sumber dapat melakukan konfigurasi dengan menggunakan sintaks Events.size.

Tabel 4.15 Kode Konfigurasi Ukuran Pesan yang Akan Dikirimkan

1

2

# Ukuran pesan

Events1.size = 10M,10M

Untuk menentukan node mana saja yang akan melakukan pengiriman pesan serta tujuan dari pesan-pesan yang akan dikirimkan, dapat dikonfigurasi dengan menggunkaan sintaks Events.hosts untuk menentukan sumber pesan, dan Events.tohosts untuk menentukan tujuan dari masing-masing pesan.

Tabel 4.16 Kode Konfigurasi Sumber dan Tujuan Pesan

1

2

3

# sumber pesan dan tujuan

Events1.hosts = 1, 128

Events1.tohosts = 0, 1