BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas
V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Kab. Semarang ini dilakukan dalam 2 siklus
yang pada masing-masing siklus terdapat 3 langkah meliputi planing
(perencanaan), acting and observation (tindakan dan observasi), serta reflecting
(refleksi). Uraian dan penjabaran dari masing – masing langkah adalah sebagai
berikut.
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian
4.1.1.1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan hasil
belajar pra siklus. Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Metode pembelajaran
yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar adalah metode inkuiri. Sebelum
melakukan pelaksanaan pembelajaran, maka diperlukan adanya persiapan
/perencanaan. Tahap persiapan/perencanaan yang dilakukan oleh peneliti antara
lain:
1. Menganalisis materi yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan
kompetensi dasar dan standar kompetensi, analisis ini dilakukan dengan
guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri.
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi untuk mendapatkan data hasil belajar siswa
siklus I.
37
Setelah menyusun rencana kegiatan, maka peneliti akan melaksanakan
tindakan perbaikan Siklus I yang dijadwalkan pada table berikut:
Tabel 12
Jadwal Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan
Ke- Hari,Tanggal
Jam
Pelajaran Keterangan
1 Selasa,
23 Mei 2017
2 Pelaksanaan pembelajaran
2 Rabu,
24 Mei 2017
2 Pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan
pembelajaran dari bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan pada
pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
- Pertemuan 1
Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran menyapa siswa
dan menanyakan kabar mereka. Kemudian guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa. Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dan
pada Siklus I pertemuan 1 ini semua siswa hadir tidak ada yang berhalangan atau
ijin. Setelah melakukan presensi, guru melakukan apersepsi melalui bertannya
jawab dengan siswa. Pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah yang berkaitan
dengan materi, misalnya “anak-anak pernahkah kalian melihat cahaya?”, “cahaya
apa saja yang pernah kalian lihat?” pada tahap ini siswa masih terlihat malu-malu
untuk menjawab, hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan dari
guru. Setelah dirasa cukup, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu tentang sifat-sifat cahaya.
Kegiatan inti dimulai dengan guru memperlihatkan sebuah gambar kepada
siswa. Gambar yang ditunjukkan adalah sebuah gambar ruangan gelap dan
38
ruangan dengan pencahayaan. Siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut.
Sambil siswa mengamati gambar, guru bertanya kepada siswa untuk memancing
pengetahuan siswa. Setelah siswa mengamati gambar dan mendengarkan
penjelasan dari guru, kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
Pembagian kelompok dilakukan dengan cara berhitung dan setiap kelompok
beranggotakan 5 orang. Setelah semua siswa berkumpul dalam kelompok, guru
menyajikan sebuah gambar/fenomena untuk dianalisis oleh masing-masing
kelompok. Setiap kelompok diminta untuk membuat rumusan masalah dari
fenomena yang disajikan guru. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir,
merumuskan hipotesis dan menyampaikannya untuk didiskusikan bersama dalam
kelompok. Setiap kelompok mengamati dan membaca bagaimana sifat cahaya
dapat merambat lurus pada buku paket. Siswa diberi kesempatan mengumpulkan
bukti bersama kelompoknya dengan melakukan pengamatan. Siswa bersama
kelompoknya diberi kesempatan berdiskusi untuk melakukan percobaan sifat
cahaya dapat merambat lurus (langkah-langkah percobaan tercantum dalam LKS).
Pada saat melakukan percobaan siswa terlihat sangat antusias. Siswa
melakukan percobaan dengan cermat untuk menjawab rasa ingin tahu mereka.
Akan tetapi ada juga siswa yang menjadikan alat percobaan sebagai mainan, dan
guru menegur apabila hal tersebut terjadi. Setiap kelompok membuat kesimpulan
dari percobaan yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai membuat
kesimpulan dari hasil diskusi mereka, Setiap kelompok ditunjuk maju ke depan
kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang lain yang tidak
maju diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang
mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai, guru meluruskan pemahaman
yang masih kurang dikuasai oleh siswa.
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran yang sudah dipelajari. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang
kesulitan apa saja yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran. Kemudian
guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama. Dari lembar observasi siswa
pertemuan pertama siklus I diperoleh catatan dari observer bahwa siswa tidak
berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada awal pembelajaran, pada akhir
39
pembelajaran siswa kurang mampu menyimpulkan pembelajaran yang sudah
dilakukan. Sedangkan catatan dari lembar observasi guru antara lain siswa banyak
yang tidak aktif dalam bertanya jawab, guru belum menyampikan tujuan di awal
pembelajaran, kurangnya persiapan diri pada guru sehingga pembelajaran kurang
komunikatif. Pada pertemuan ini guru juga kurang dapat menguasai kelas
sehingga pada tahap diskusi kelas terkadang menjadi gaduh.
- Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada
pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada
kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan
berdoa bersama. Setelah berdoa guru menanyakan kabar siswa dan memberikan
motivasi kepada siswa. Guru juga mengajak siswa untuk bernyanyi menyanyikan
lagu “balonku” agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa
tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi “pernahkah kamu bercermin?”
“bagaimana bayangan yang tampak pada cermin tersebut?”. Setelah melakukan
kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti guru memulainya dengan menunjukkan sebuah gambar
orang yang sedang bercermin kepada siswa untuk diamati. siswa mengamati
gambar dan guru memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa.
Kemudian guru menunjukkan gambar yang lain yaitu cermin cekung dan siswa
mengamati sambil menjawab pertanyaan dari guru. Dari pengamatan gambar,
guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya kepada siswa. Kemudian siswa
diminta untuk membuat kelompok berdasarkan arahan dari guru. Siswa
ditunjukkan cermin cembung dan cermin cekung oleh guru. Siswa ditanya oleh
guru “mengapa ketika kita bercermin pada sendok bentuk kita akan berbeda
dengan bentuk kita yang asli? Mengapa bisa seperti itu?”. Siswa ditanya guru dan
siswa menjawab pertanyaan dari guru. “Apa yang kalian lihat di dalam cermin
datar, cermin cekung, dan cermin cembung? Apakah bentuk bayangan setiap
cermin mempunyai bentuk yang sama?”. Setiap kelompok diminta untuk
40
membuat rumusan masalah dari gambar yang telah ditunjukkan guru. Siswa diberi
kesempatan untuk merumuskan hipotesis. Setiap kelompok mengamati dan
membaca bagaimana sifat cahaya dapat merambat lurus pada buku paket. Siswa
diberi kesempatan mengumpulkan bukti bersama kelompoknya dengan
melakukan pengamatan. siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk
berdiskusi guna melakukan percobaan sifat cahaya dapat dipantulkan (langkah-
langkah percobaan tercantum dalam LKS). Bersama kelompok siswa melakukan
percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan, setiap anggota kelompok harus
mengemukakan pendapatnya. Setiap kelompok membuat kesimpulan dari
percobaan yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai membuat kesimpulan
dari hasil diskusi, Setiap kelompok secara bergantian maju ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang lain diminta untuk
menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil
diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa
diminta kembali untuk mengerjakan lembar evaluasi secara individu. Guru
membimbing siswa dalam mengerjakan lembar evaluasi.
Setelah selesai, pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan
yang mereka dapatkan. Guru memberikan reward kepada siswa yang antusias
dalam kegiatan pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk selalu rajin belajar,
serta menutup pembelajaran dengan berdoa bersama. Dari hasil pertemuan kedua
Siklus I diperoleh beberapa catatan antara lain siswa masih belum berani untuk
mengemukakan pendapat, siswa juga masih kurang mampu menyimpulkan materi
pembelajaran, guru kurang mampu menarik perhatian siswa dalam mengawali
pembelajaran, guru tidak membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok
sehingga siswa kurang dapat mempresentasikan hasilnya.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk melihat kinerja guru dalam memberikan materi
pembelajaran. Berdasarkan observasi pada pertemuan pertama Siklus I, lembar
observasi guru diperoleh catatan sebagai berikut: (1) kurangnya persiapan diri
41
pada guru sehingga pembelajaran kurang maksimal, (2) Tujuan pembelajaran
tidak disampaikan terlebih dahulu, (3) Guru kurang menarik dalam
menyampaikan materi pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak
memperhatikan. Sedangkan pada lembar observasi siswa diperoleh catatan
sebagai berikut (1) siswa tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada
awal pembelajaran, (2) siswa tidak mampu menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama guru.
Hasil Pertemuan 2 Siklus I, catatan yang diperoleh dari observer pada
lembar observasi guru antara lain (1) Guru kurang mampu menarik perhatian
siswa dalam mengawali pembelajaran, (2) guru tidak membimbing siswa dalam
berdiskusi kelompok sehingga siswa kurang dapat memahami tugasnya.
Sedangkan pada lembar observasi siswa, observer mencatat 2 hal diantaranya (1)
Siswa tidak berani dalam mengemukakan pendapat, (2) Siswa kurang mampu
dalam menyimpulkan pembelajaran.
d. Refleksi
Data hasil belajar siswa yang didapat dari pengerjaan soal evaluasi, siswa
masih belum begitu dapat menguasai materi dengan baik. Ini ditunjukkan dari
hasil evaluasi 29 siswa, hanya terdapat 20 siswa (69%) yang nilainya sudah tuntas
diatas KKM, sedangkan 9 siswa (31%) nilainya masih berada dibawah KKM.
Pada indikator keterlaksanaan kegiatan siswa yang diperoleh dari lembar
observasi masih banyak kegiatan yang belum terlaksana diantaranya: siswa belum
berani bertanya jawab dengan guru, siswa belum berani mengemukakan
pendapatnya pada saat mendapat pertanyaan dari guru, siswa belum mampu
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Dari cacatan observer pada lembar observasi guru dan siswa diperoleh
beberapa masalah penyebab belum berhasilnya penelitian pada siklus ini antara
lain:
1. Persiapan yang dilakukan guru kurang maksimal sehingga masih
banyak kekurangan dalam proses pembelajaran.
2. Siswa masih belum aktif dalam proses pembelajaran.
42
3. Siswa masih belum berani bertanya ataupun menyampaikan
pendapat.
4. Siswa tidak dibimbing oleh guru dalam berdiskusi kelompok
sehingga banyak siswa yang mengalami kebingungan dalam
mengerjakan.
5. Guru kurang mampu mengkondisikan kelas sehingga pada saat
diskusi kelompok kelas menjadi gaduh.
Berdasarkan beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran pada Siklus II yang diantaranya dengan cara:
1. Melakukan persiapan dengan baik agar pembelajaran yang
berlangsung dapat maksimal.
2. Memberikan motovasi kepada siswa untuk siswa lebih aktif lagi
dalam mengikuti pelajaran agar hasil yang dicapai bisa lebih baik.
3. Memacu siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat
agar guru tahu tentang hal-hal yang belum dikuasai oleh siswa.
4. Guru akan membimbing siswa dalam menemukan masalah,
berdiskusi memecahkan masalah, maupun presentasi hasil diskusi.
5. Berkonsultasi dengan guru kelas cara mengkondisikan kelas agar
pembelajaran berlangsung dengan lancar.
Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II
agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang
maksimal.
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus II
Hasil pelaksanaan Siklus I yang telah dilakukan belum menunjukkan
ketercapaian indikator kerja, maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan
Siklus II. Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu
perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan
dan observasi masing-masing dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan
menggunakan metode inkuiri. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil
refleksi serta memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.
43
a. Perencanaan
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran inkuiri. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti
diantaranya adalah:
1. Menganalisa materi dari kompetensi dasar dan standar kompetensi yang
akan digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada
guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan
metode untuk 2 kali pertemuan.
3. Menyiapkan media yang mudah dipahami oleh siswa.
4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru juga siswa.
5. Menyusun soal evaluasi.
6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan
mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung
secara maksimal.
Berikut adalah jadwal pelaksanaan siklus II:
Tabel 13
Jadwal Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan
Ke- Hari,Tanggal
Jam
Pelajaran Keterangan
1 Selasa,
30 Mei 2017
2 Pelaksanaan pembelajaran
2 Rabu,
30 Mei 2017
2 Pelaksanaan pembelajaran dan
evaluasi
b. Pelaksanaan
- Pertemuan 1
Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan
menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Kemudian guru mengajak siswa
untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru melakukan
44
presensi untuk mengecek kehadiran siswa dilanjutkan dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu tentang macam-macam serta kegunaan alat optic.
Sebelum masuk pada pembelajaran inti, guru mengajak siswa untuk menyanyikan
lagu “bintang kejora” agar siswa lebih bersemangat dalam menerima
pembelajaran.
Memasuki pembelajaran inti, guru bertanya jawab dengan siswa untuk
memancing pengetahuan siswa serta masuk ke dalam materi. “anak-anak
pernahkaah kalian mendengar alat optik?”. “apakah alat optik itu?”. “anak-anak
apa yang kalian ketahui alat-alat optik?. Kemudian guru menyampaikan materi
tentang alat-alat optik. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai alat-alat
optic. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung kelompok
beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta untuk duduk bersama dengan kelompoknya
untuk berdiskusi. Siswa dengan kelompoknya dibagi lembar kerja siswa. Siswa
bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mengerjakan
lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi menemukan serta
memecahkan masalah agar setiap siswa berani dan mampu untuk mengemukakan
pendapatnya. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok ditunjuk untuk maju
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sementara kelompok yang lain
menanggapi. Bersama siswa, guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman dan memberikan penguatan.
Pada kegiatan penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran
yang sudah dipelajari hari ini. Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan yang
mereka dapatkan atau rasakan. Lalu guru menutup pembelajaran dengan doa. Dari
lembar observasi guru dan siswa diperoleh catatan bahwa 1) Waktu terlalu banyak
digunakan untuk penjelasan materi dan diskusi sehingga siswa tidak mengerjakan
lembar evaluasi. Pada tahap ini siswa memang belum mengerjakan soal evaluasi
karena pengerjaan soal evaluasi akan dilaksanakan pada pertemuan II. 2) Guru
kurang memberikan bimbingan secara menyeluruh kepada siswa dalam
berdiskusi. 3) Persiapan sudah baik sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti
pelajaran dan penjelasan dari guru.
45
- Pertemuan 2
Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi dari
pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran
dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Guru mengajak siswa
untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian guru
melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Dan tidak lupa guru
menyampikan tujuan pembelajaran.
Sebelum masuk ke materi, guru melakukan apersepsi melalui Tanya jawab
dengan siswa. Lalu masuk pada kegiatan inti diawali dengan Guru menunjukkan
kepada siswa tentang contoh alat-alat optic. Pada awal pembelajaran siswa
diarahkan untuk menjawab pertanyaan dari guru. “anak-anak belajar apakah kita
kemarin?”. “apa saja yang termasuk alat optik?”. “taukah kalian kegunaan dari
atal-alat optik tersebut?”. Guru menyampaikan materi tentang kegunaan alat optic.
Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang disampaikan guru.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung dan membuat
kelompok setiap kelompok beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta untuk duduk
bersama dengan kelompoknya untuk berdiskusi. Guru membagikan lembar kerja
siswa. Siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi
menemukan masalah dari lembar kerja mereka serta memecahkan masalah yang
mereka dapatkan. Guru membimbong siswa dalam berdiskusi agar diskusi dapat
berjalan dengan lancar dan siswa berani mengemukakan pendapatnya dalam
kelompok untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Setelah diskusi
selesai, Setiap kelompok ditunjuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan
hasil diskusinya secara percaya diri. Kelompok yang lain menanggapi hasil
presentasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru
membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan. Siswa mengerjakan soal evaluasi
dengan sungguh-sungguh dan diminta bertanya kepada guru tentang soal yang
belum mereka mengerti.
Pada tahap akhir pembelajaran, Siswa diminta untuk menyampaikan
kesulitan yang mereka dapatkan atau rasakan kemudian menyimpulkan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan reward kepada siswa yang
46
paling antusias dalam kegiatan pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk selalu rajin
belajar. Lalu guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama. Dari lembar
observasi diperoleh beberapa catatan antara lain: pembelajaran sudah berjalan
dengan baik, siswa sudah tekun dalam mengukuti pembelajaran.
c. Observasi
Setelah pelaksanaan siklus II hasil yang diperoleh sudah cukup bagus.
Pada pertemuan pertama siklus II lembar observasi guru diperoleh catatan: (1)
persiapan sudah baik sehingga anak lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan
penjelasan dari guru, (2) Guru kurang membimbing siswa dalam berdiskusi.
Sedangkan pada lembar observasi siswa hanya diperoleh satu cacatan dari
observer yaitu: waktu terlalu banyak untuk penjelasan dan berdiskusi sehingga
siswa tidak mengerjakan soal-soal evaluasi. Pada pertemuan pertama memang
siswa tidak ada kegiatan mengerjakan lembar evaluasi karena pengerjaan lembar
evaluasi dilakukan pada akhir siklus II.
Pada pertemuan 2 siklus II ini observer hanya memberikan sedikit catatan
untuk peneliti. Pada lembar observasi guru diperoleh catatan bahwa pembelajaran
sudah berlangsung dengan baik sedangnkan pada lembar observasi siswa observer
menuliskan bahwa siswa sudah tekun dalam mengikuti pelajaran. Proses
pembelajaran yang ada di kelas pun sudah terjadi pembelajaran yang aktif,
menyenangkan serta komunikatif. Indikator ketercapaian kegiatan siswa sudah
tercapai semua, mulai dari persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran hingga
kegiatan akhir siswa menyimpulkan pembelajaran sudah berjalan dengan lancar.
Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru dan juga menyampaikan pendapat
pun sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I.
d. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II Baik berupa data
hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 2 pertemuan
terkumpul. Dari data hasil evaluasi, siswa mengalami peningkatan hasil belajar.
Ini ditunjukkan dari 29 siswa, hanya terdapat 2 siswa (7%) yang nilainya masih
47
belum tuntas diatas KKM, sedangkan 27 siswa (93%) nilainya sudah berada diatas
KKM. Sedangkan dari data lembar observasi pada siklus II pembelajaran yang
berlangsung sudah baik. Siswa juga sudah aktif dan berani mengungkapkan
pendapat maupun pertanyaan.guru juga sudah bisa mengkondisikan kelas dengan
baik sehinga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes evaluasi tiap akhir
siklus, maka hasil belajar siswa akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekwensi. Menurut Sugiyono (2013:46) untuk membuat tabel distribusi frekwensi
dapat dilakukan dengan tiga langkah yaitu pertama menghitung jumlah interval
kelas, lalu menghitung rentang data dan yang terakhir adalah menghitung panjang
kelas. Untuk menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3
log n. dimana K adalah jumlah interval kelas, n adalah jumlah data observasi, dan
log adalah logaritma.
untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai
min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara
membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan dan
penyajian distribusi frekwensi tiap siklus.
a. Siklus I
Berdasarkan rumus dari Sugiyono (2013:46) tersebut jika nilai tertinggi
pada siklus I adalah 95 dan nilai terendah adalah 40. Sementara Jumlah data
observasi adalah 29 siswa. Maka perhitungannya:
K = 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 29
= 1+3.3 x 1.5
= 1+ 4.95
= 5.95 atau 6
48
Range = nilai max – nilai min + 1
= 95 – 40 + 1
= 56
Panjang kelas = Range dibagi K
56/6 = 9.3 atau 9
Hasil perhitungan tersebut diperoleh panjang kelas adalah 9. Setelah
diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi hasil belajar IPA
siswa yang disajikan pada tabel 15 berikut:
Tabel 14
Distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa
Kelas V SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017
Siklus I
No Interval Frekwensi Persentase
1 ≥ 94 1 3%
2 85 – 93 2 7%
3 76 – 84 2 7%
4 67 – 75 9 31%
5 58 – 66 6 21%
6 49 – 57 7 24%
7 40 – 48 2 7%
Jumlah 29 100%
b. Siklus II
Data pada Siklus II juga akan disajikan menggunakan tabel distribusi
frekwensi yang dihitung menggunakan tiga langkah yaitu menghitung jumlah
interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas.
Nilai tertinggi pada siklus II adalah 98 dan nilai terendah adalah 50. Jumlah data
observasi adalah 29 siswa.
49
K = 1+3.3 log n
= 1+3.3 log 29
= 1+3.3 x 1,5
= 1+ 4.95
= 5.95 atau 6
Range = nilai max – nilai min + 1
= 98 – 50 + 1
= 49
Panjang kelas = Range dibagi K
49/6 = 8,2 atau 8
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh panjang kelas adalah 8. Setelah
diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan
pada tabel 16 berikut:
Tabel 15.
Distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa
Kelas V SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017
Siklus II
No Interval Frekwensi Persentase
1 ≥ 98 1 3
2 90 – 97 1 3
3 82 – 89 3 10
4 74 – 81 13 45
5 66 – 73 7 23
6 58 – 65 2 7
7 50 – 57 2 7
Jumlah 29 100%
4.1.3. Analis Data
Teknik analilis data pada penelitian ini akan menggunakan dua tahapan
yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data
50
hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan tahun ajaran
2016/2017 semseter 2.
4.1.3.1. Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan
membandingkan presentase skor perolehan hasil belajar siswa dengan skor KKM
pada mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 16
Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V
SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017
Siklus I
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 20 69%
2 Tidak tuntas 9 31%
3 Jumlah 29 100%
Nilai rata-rata kelas 65.66
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 40
Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
mencapai 69% dari keseluruhan siswa dengan 20 siswa tuntas dari jumlah 29
siswa. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 60, sebanyak 9 siswa (31%)
masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas. Nilai tertinggi pada
siklus I berada pada skor 95 dan nilai terendah dengan skor 40. Sedangkan nilai
rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 65,66. Tabel 17 jika disajikan dalam
bentuk diagram adalah sebagai berikut:
51
Tuntas; 69
Tidak tuntas; 31
Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA
Siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Siklus I
Peningkatan hasil belajar terjadi pada siklus II. Data hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Tahun ajaran 2016/2017
Semester 2 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 17
Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V
SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017
Siklus II
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 27 93%
2 Tidak tuntas 2 7%
3 Jumlah 29 100%
Nilai rata-rata kelas 74.76
Nilai Tertinggi 98
Nilai Terendah 50
Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada
siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai
jumlah 27 siswa (93%) dari jumlah 29 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
52
dengan nilai masih dibawah KKM hanya terdapat 2 siswa atau 7% saja dari
jumlah keseluruhan siswa. Nilai tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 98
sedangkan nilai terendah berada pada skor 50. Nilai rata-rata kelas meningkat dari
siklus I hanya 65,66 pada siklus II ini menjadi 74,76. Data table 18 tersebut
disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Tuntas; 93
Tidak tuntas; 7
Gambar 4. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA
Siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Analisis komparatif mengolah data dengan membandingkan data hasil
belajar siswa dari pra siklus, siklus I sampai siklus II. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat
dilihat pada perbandingan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel 17 berikut:
53
Tabel 18
Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No Kriteria Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Tuntas 10 34% 20 69% 27 93%
2 Tidak
tuntas
19 66% 9 31% 2 7%
Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%
Skor tertinggi 90 95 98
Skor terendah 44 40 50
Rata-rata 60,34 65,66 74,76
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya
tindakan perbaikan pembelajaran, ketuntasan siswa hanya mencapai 34%, setelah
pembelajaran menggunakan metode inkuiri hasil belajar meningkat menjadi 69%.
Kemudian setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa
meningkat lagi mencapai 93% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari 2 siklus yang
telah dilaksanakan, tingkat ketuntasan hasil belajar sudah mencapai indikator
kerja yaitu >80% siswa memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal.
Jadi penelitian ini sudah berhasil dalam 2 siklus dan tidak perlu dilanjutkan ke
siklus III. Grafik peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus disajikan dalam
gambar berikut:
54
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
34
69
93
66
31
7
persentase
Tuntas
Tidak tuntas
Gambar 5. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Pada pra siklus skor tertinggi
hanya mencapai angka 90, meningkat pada siklus I mencapai skor 95, dan pada
siklus II pencapaian skor tertinggi mencapai angka 98. Perbandingan perolehan
skor tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
9095 98
4440
50
nilai
Tertinggi
Terendah
Gambar 6. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
55
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
60,3465,66
74,76
nilai
Rata-rata
Pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri juga berdampak pada
perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan adanya
peningkatan tiap siklus. Hal ini berarti perolehan skor masing-masing individu
dalam kelas juga mengalami peningkatan.
Gambar 7. Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas
4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas V SDN
Sumowono 04 bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode inkuiri hasilnya sangat
memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data dari pra siklus, siklus I hingga ke
siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hasil
belajar sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus menunjukkan siswa yang
tuntas hanya sebanyak 10 anak dengan presentase 34% kemudian dilaksanakan
siklus 1 ketuntasan siswa meningkat mencapai 20 anak atau 69%. Akan tetapi
hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target sesuai dengan indikator
kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan belajar mencapai 80% atau lebih dari
jumlah keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum mengetahui karakter
56
kelas secara penuh dan juga masih kurang persiapan dalam mengajar. Guru juga
belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi siswa terkadang masih
kebingungan dengan masalah yang ia hadapi, kurangnya bimbingan dari guru
pada tahap proses penyelesaian masalahpun menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi kurangnya tingkat pemahaman oleh siswa. Pada siklus I ini siswa
juga belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan
perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar
penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan perbaikan
pembelajaran siklus II, ketuntasan siswa mencapai 93% dan hanya terdapat 2
siswa (7%) saja yang belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan
menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan ketuntasan siswa
sebanyak 59% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Hasil yang
diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa lebih dari
80%. Hal ini dikarenakan kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri pada tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat, siswa dituntut untuk
berfikir menganalisis masalah yang diberikan oleh guru kemudian berdiskusi
dengan kelompoknya untuk saling bertukar pikiran maupun bertukar informasi
dari pengetahuan masing-masing. Kemudian siswa dituntut untuk berani
mempresentasikan hasil pemikiran dan diskusinya di depan kelas, sementara
siswa yang lain agar berani menyampaikan pendapatnya. Dalam proses
pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri
inti dari materi pelajaran itu sendiri. Ini sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala
(2006:196), yang mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode
pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri
siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran
ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam
memecahkan masalah. Hal inilah yang membuat pembelajaran menggunakan
metode inkuiri menjadi pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Siswa
57
tidak lagi hanya duduk diam mendengarkan tetapi juga dapat mengembangkan
pengetahuan yang ia miliki.
Akan tetapi penggunaan metode inkuiri ini juga memiliki kelemahan,
diantaranya adalah pada saat tahap analisa/menemukan masalah siswa masih
merasa kesulitan. Siswa masih membutuhkan bimbingan yang lebih dari guru
untuk dapat menganalisa, merumuskan masalah dan juga menarik kesimpulan.
Hal ini mungkin diakibatkan dari kebiasaan belajar siswa yang pasif dan hanya
menerima informasi dari guru, sehingga siswa masih sulit untuk berfikir sendiri.
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya, (2008: 208) tentang kelemahan
dari metode inkuiri salah satunya adalah Metode ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. Akan
tetapi hal ini dapat diatasi dengan guru memberikan bimbingan secara penuh
kepada siswa yang merasa kesulitan agar siswa tersebut paham.
Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan
metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil.
Metode pembelajaran inkuiri menuntut siswa lebih akif dan dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal inilah yang menjadikan hasil belajar
siswa meningkat.