BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Kab. Semarang ini dilakukan dalam 2 siklus yang pada masing-masing siklus terdapat 3 langkah meliputi planing (perencanaan), acting and observation (tindakan dan observasi), serta reflecting (refleksi). Uraian dan penjabaran dari masing masing langkah adalah sebagai berikut. 4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan hasil belajar pra siklus. Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Metode pembelajaran yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar adalah metode inkuiri. Sebelum melakukan pelaksanaan pembelajaran, maka diperlukan adanya persiapan /perencanaan. Tahap persiapan/perencanaan yang dilakukan oleh peneliti antara lain: 1. Menganalisis materi yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan kompetensi dasar dan standar kompetensi, analisis ini dilakukan dengan guru kelas. 2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. 3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. 4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. 5. Menyiapkan soal evaluasi untuk mendapatkan data hasil belajar siswa siklus I.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas

V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Kab. Semarang ini dilakukan dalam 2 siklus

yang pada masing-masing siklus terdapat 3 langkah meliputi planing

(perencanaan), acting and observation (tindakan dan observasi), serta reflecting

(refleksi). Uraian dan penjabaran dari masing – masing langkah adalah sebagai

berikut.

4.1.1. Pelaksanaan Penelitian

4.1.1.1. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil observasi dan hasil

belajar pra siklus. Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Metode pembelajaran

yang dipilih untuk meningkatkan hasil belajar adalah metode inkuiri. Sebelum

melakukan pelaksanaan pembelajaran, maka diperlukan adanya persiapan

/perencanaan. Tahap persiapan/perencanaan yang dilakukan oleh peneliti antara

lain:

1. Menganalisis materi yang akan diajarkan kepada siswa berdasarkan

kompetensi dasar dan standar kompetensi, analisis ini dilakukan dengan

guru kelas.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

metode inkuiri.

3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan.

4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.

5. Menyiapkan soal evaluasi untuk mendapatkan data hasil belajar siswa

siklus I.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

37

Setelah menyusun rencana kegiatan, maka peneliti akan melaksanakan

tindakan perbaikan Siklus I yang dijadwalkan pada table berikut:

Tabel 12

Jadwal Pelaksanaan Siklus I

Pertemuan

Ke- Hari,Tanggal

Jam

Pelajaran Keterangan

1 Selasa,

23 Mei 2017

2 Pelaksanaan pembelajaran

2 Rabu,

24 Mei 2017

2 Pelaksanaan pembelajaran dan

evaluasi

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan

pembelajaran dari bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan pada

pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar

siswa.

- Pertemuan 1

Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran menyapa siswa

dan menanyakan kabar mereka. Kemudian guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa. Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa, dan

pada Siklus I pertemuan 1 ini semua siswa hadir tidak ada yang berhalangan atau

ijin. Setelah melakukan presensi, guru melakukan apersepsi melalui bertannya

jawab dengan siswa. Pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah yang berkaitan

dengan materi, misalnya “anak-anak pernahkah kalian melihat cahaya?”, “cahaya

apa saja yang pernah kalian lihat?” pada tahap ini siswa masih terlihat malu-malu

untuk menjawab, hanya beberapa siswa saja yang aktif menjawab pertanyaan dari

guru. Setelah dirasa cukup, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yaitu tentang sifat-sifat cahaya.

Kegiatan inti dimulai dengan guru memperlihatkan sebuah gambar kepada

siswa. Gambar yang ditunjukkan adalah sebuah gambar ruangan gelap dan

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

38

ruangan dengan pencahayaan. Siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut.

Sambil siswa mengamati gambar, guru bertanya kepada siswa untuk memancing

pengetahuan siswa. Setelah siswa mengamati gambar dan mendengarkan

penjelasan dari guru, kemudian siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

Pembagian kelompok dilakukan dengan cara berhitung dan setiap kelompok

beranggotakan 5 orang. Setelah semua siswa berkumpul dalam kelompok, guru

menyajikan sebuah gambar/fenomena untuk dianalisis oleh masing-masing

kelompok. Setiap kelompok diminta untuk membuat rumusan masalah dari

fenomena yang disajikan guru. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir,

merumuskan hipotesis dan menyampaikannya untuk didiskusikan bersama dalam

kelompok. Setiap kelompok mengamati dan membaca bagaimana sifat cahaya

dapat merambat lurus pada buku paket. Siswa diberi kesempatan mengumpulkan

bukti bersama kelompoknya dengan melakukan pengamatan. Siswa bersama

kelompoknya diberi kesempatan berdiskusi untuk melakukan percobaan sifat

cahaya dapat merambat lurus (langkah-langkah percobaan tercantum dalam LKS).

Pada saat melakukan percobaan siswa terlihat sangat antusias. Siswa

melakukan percobaan dengan cermat untuk menjawab rasa ingin tahu mereka.

Akan tetapi ada juga siswa yang menjadikan alat percobaan sebagai mainan, dan

guru menegur apabila hal tersebut terjadi. Setiap kelompok membuat kesimpulan

dari percobaan yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai membuat

kesimpulan dari hasil diskusi mereka, Setiap kelompok ditunjuk maju ke depan

kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang lain yang tidak

maju diminta untuk menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah selesai, guru meluruskan pemahaman

yang masih kurang dikuasai oleh siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran yang sudah dipelajari. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang

kesulitan apa saja yang mereka dapatkan selama proses pembelajaran. Kemudian

guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama. Dari lembar observasi siswa

pertemuan pertama siklus I diperoleh catatan dari observer bahwa siswa tidak

berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada awal pembelajaran, pada akhir

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

39

pembelajaran siswa kurang mampu menyimpulkan pembelajaran yang sudah

dilakukan. Sedangkan catatan dari lembar observasi guru antara lain siswa banyak

yang tidak aktif dalam bertanya jawab, guru belum menyampikan tujuan di awal

pembelajaran, kurangnya persiapan diri pada guru sehingga pembelajaran kurang

komunikatif. Pada pertemuan ini guru juga kurang dapat menguasai kelas

sehingga pada tahap diskusi kelas terkadang menjadi gaduh.

- Pertemuan 2

Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada

pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada

kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan

berdoa bersama. Setelah berdoa guru menanyakan kabar siswa dan memberikan

motivasi kepada siswa. Guru juga mengajak siswa untuk bernyanyi menyanyikan

lagu “balonku” agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa

tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi “pernahkah kamu bercermin?”

“bagaimana bayangan yang tampak pada cermin tersebut?”. Setelah melakukan

kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Pada tahap inti guru memulainya dengan menunjukkan sebuah gambar

orang yang sedang bercermin kepada siswa untuk diamati. siswa mengamati

gambar dan guru memberikan pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa.

Kemudian guru menunjukkan gambar yang lain yaitu cermin cekung dan siswa

mengamati sambil menjawab pertanyaan dari guru. Dari pengamatan gambar,

guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya kepada siswa. Kemudian siswa

diminta untuk membuat kelompok berdasarkan arahan dari guru. Siswa

ditunjukkan cermin cembung dan cermin cekung oleh guru. Siswa ditanya oleh

guru “mengapa ketika kita bercermin pada sendok bentuk kita akan berbeda

dengan bentuk kita yang asli? Mengapa bisa seperti itu?”. Siswa ditanya guru dan

siswa menjawab pertanyaan dari guru. “Apa yang kalian lihat di dalam cermin

datar, cermin cekung, dan cermin cembung? Apakah bentuk bayangan setiap

cermin mempunyai bentuk yang sama?”. Setiap kelompok diminta untuk

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

40

membuat rumusan masalah dari gambar yang telah ditunjukkan guru. Siswa diberi

kesempatan untuk merumuskan hipotesis. Setiap kelompok mengamati dan

membaca bagaimana sifat cahaya dapat merambat lurus pada buku paket. Siswa

diberi kesempatan mengumpulkan bukti bersama kelompoknya dengan

melakukan pengamatan. siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk

berdiskusi guna melakukan percobaan sifat cahaya dapat dipantulkan (langkah-

langkah percobaan tercantum dalam LKS). Bersama kelompok siswa melakukan

percobaan tentang sifat cahaya dapat dipantulkan, setiap anggota kelompok harus

mengemukakan pendapatnya. Setiap kelompok membuat kesimpulan dari

percobaan yang dilakukan. Setelah semua kelompok selesai membuat kesimpulan

dari hasil diskusi, Setiap kelompok secara bergantian maju ke depan kelas untuk

mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang lain diminta untuk

menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil

diskusinya. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, siswa

diminta kembali untuk mengerjakan lembar evaluasi secara individu. Guru

membimbing siswa dalam mengerjakan lembar evaluasi.

Setelah selesai, pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan

yang mereka dapatkan. Guru memberikan reward kepada siswa yang antusias

dalam kegiatan pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk selalu rajin belajar,

serta menutup pembelajaran dengan berdoa bersama. Dari hasil pertemuan kedua

Siklus I diperoleh beberapa catatan antara lain siswa masih belum berani untuk

mengemukakan pendapat, siswa juga masih kurang mampu menyimpulkan materi

pembelajaran, guru kurang mampu menarik perhatian siswa dalam mengawali

pembelajaran, guru tidak membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok

sehingga siswa kurang dapat mempresentasikan hasilnya.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat kinerja guru dalam memberikan materi

pembelajaran. Berdasarkan observasi pada pertemuan pertama Siklus I, lembar

observasi guru diperoleh catatan sebagai berikut: (1) kurangnya persiapan diri

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

41

pada guru sehingga pembelajaran kurang maksimal, (2) Tujuan pembelajaran

tidak disampaikan terlebih dahulu, (3) Guru kurang menarik dalam

menyampaikan materi pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak

memperhatikan. Sedangkan pada lembar observasi siswa diperoleh catatan

sebagai berikut (1) siswa tidak berani bertanya dan mengemukakan pendapat pada

awal pembelajaran, (2) siswa tidak mampu menyimpulkan materi yang telah

dipelajari bersama guru.

Hasil Pertemuan 2 Siklus I, catatan yang diperoleh dari observer pada

lembar observasi guru antara lain (1) Guru kurang mampu menarik perhatian

siswa dalam mengawali pembelajaran, (2) guru tidak membimbing siswa dalam

berdiskusi kelompok sehingga siswa kurang dapat memahami tugasnya.

Sedangkan pada lembar observasi siswa, observer mencatat 2 hal diantaranya (1)

Siswa tidak berani dalam mengemukakan pendapat, (2) Siswa kurang mampu

dalam menyimpulkan pembelajaran.

d. Refleksi

Data hasil belajar siswa yang didapat dari pengerjaan soal evaluasi, siswa

masih belum begitu dapat menguasai materi dengan baik. Ini ditunjukkan dari

hasil evaluasi 29 siswa, hanya terdapat 20 siswa (69%) yang nilainya sudah tuntas

diatas KKM, sedangkan 9 siswa (31%) nilainya masih berada dibawah KKM.

Pada indikator keterlaksanaan kegiatan siswa yang diperoleh dari lembar

observasi masih banyak kegiatan yang belum terlaksana diantaranya: siswa belum

berani bertanya jawab dengan guru, siswa belum berani mengemukakan

pendapatnya pada saat mendapat pertanyaan dari guru, siswa belum mampu

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Dari cacatan observer pada lembar observasi guru dan siswa diperoleh

beberapa masalah penyebab belum berhasilnya penelitian pada siklus ini antara

lain:

1. Persiapan yang dilakukan guru kurang maksimal sehingga masih

banyak kekurangan dalam proses pembelajaran.

2. Siswa masih belum aktif dalam proses pembelajaran.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

42

3. Siswa masih belum berani bertanya ataupun menyampaikan

pendapat.

4. Siswa tidak dibimbing oleh guru dalam berdiskusi kelompok

sehingga banyak siswa yang mengalami kebingungan dalam

mengerjakan.

5. Guru kurang mampu mengkondisikan kelas sehingga pada saat

diskusi kelompok kelas menjadi gaduh.

Berdasarkan beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan

pembelajaran pada Siklus II yang diantaranya dengan cara:

1. Melakukan persiapan dengan baik agar pembelajaran yang

berlangsung dapat maksimal.

2. Memberikan motovasi kepada siswa untuk siswa lebih aktif lagi

dalam mengikuti pelajaran agar hasil yang dicapai bisa lebih baik.

3. Memacu siswa untuk berani bertanya dan mengemukakan pendapat

agar guru tahu tentang hal-hal yang belum dikuasai oleh siswa.

4. Guru akan membimbing siswa dalam menemukan masalah,

berdiskusi memecahkan masalah, maupun presentasi hasil diskusi.

5. Berkonsultasi dengan guru kelas cara mengkondisikan kelas agar

pembelajaran berlangsung dengan lancar.

Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada Siklus II

agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang

maksimal.

4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus II

Hasil pelaksanaan Siklus I yang telah dilakukan belum menunjukkan

ketercapaian indikator kerja, maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan

Siklus II. Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu

perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan

dan observasi masing-masing dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan

menggunakan metode inkuiri. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil

refleksi serta memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

43

a. Perencanaan

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran inkuiri. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti

diantaranya adalah:

1. Menganalisa materi dari kompetensi dasar dan standar kompetensi yang

akan digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada

guru kelas.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan

metode untuk 2 kali pertemuan.

3. Menyiapkan media yang mudah dipahami oleh siswa.

4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru juga siswa.

5. Menyusun soal evaluasi.

6. Berkonsultasi dengan guru kelas cara menguasai siswa dan

mengkondisikan kelas yang baik agar pembelajaran dapat berlangsung

secara maksimal.

Berikut adalah jadwal pelaksanaan siklus II:

Tabel 13

Jadwal Pelaksanaan Siklus II

Pertemuan

Ke- Hari,Tanggal

Jam

Pelajaran Keterangan

1 Selasa,

30 Mei 2017

2 Pelaksanaan pembelajaran

2 Rabu,

30 Mei 2017

2 Pelaksanaan pembelajaran dan

evaluasi

b. Pelaksanaan

- Pertemuan 1

Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan

menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Kemudian guru mengajak siswa

untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Guru melakukan

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

44

presensi untuk mengecek kehadiran siswa dilanjutkan dengan menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu tentang macam-macam serta kegunaan alat optic.

Sebelum masuk pada pembelajaran inti, guru mengajak siswa untuk menyanyikan

lagu “bintang kejora” agar siswa lebih bersemangat dalam menerima

pembelajaran.

Memasuki pembelajaran inti, guru bertanya jawab dengan siswa untuk

memancing pengetahuan siswa serta masuk ke dalam materi. “anak-anak

pernahkaah kalian mendengar alat optik?”. “apakah alat optik itu?”. “anak-anak

apa yang kalian ketahui alat-alat optik?. Kemudian guru menyampaikan materi

tentang alat-alat optik. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai alat-alat

optic. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung kelompok

beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta untuk duduk bersama dengan kelompoknya

untuk berdiskusi. Siswa dengan kelompoknya dibagi lembar kerja siswa. Siswa

bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi dan mengerjakan

lembar kerja siswa. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi menemukan serta

memecahkan masalah agar setiap siswa berani dan mampu untuk mengemukakan

pendapatnya. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok ditunjuk untuk maju

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sementara kelompok yang lain

menanggapi. Bersama siswa, guru melakukan tanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman dan memberikan penguatan.

Pada kegiatan penutup Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran

yang sudah dipelajari hari ini. Siswa diminta untuk menyampaikan kesulitan yang

mereka dapatkan atau rasakan. Lalu guru menutup pembelajaran dengan doa. Dari

lembar observasi guru dan siswa diperoleh catatan bahwa 1) Waktu terlalu banyak

digunakan untuk penjelasan materi dan diskusi sehingga siswa tidak mengerjakan

lembar evaluasi. Pada tahap ini siswa memang belum mengerjakan soal evaluasi

karena pengerjaan soal evaluasi akan dilaksanakan pada pertemuan II. 2) Guru

kurang memberikan bimbingan secara menyeluruh kepada siswa dalam

berdiskusi. 3) Persiapan sudah baik sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti

pelajaran dan penjelasan dari guru.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

45

- Pertemuan 2

Pertemuan kedua Siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi dari

pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran

dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka. Guru mengajak siswa

untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian guru

melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Dan tidak lupa guru

menyampikan tujuan pembelajaran.

Sebelum masuk ke materi, guru melakukan apersepsi melalui Tanya jawab

dengan siswa. Lalu masuk pada kegiatan inti diawali dengan Guru menunjukkan

kepada siswa tentang contoh alat-alat optic. Pada awal pembelajaran siswa

diarahkan untuk menjawab pertanyaan dari guru. “anak-anak belajar apakah kita

kemarin?”. “apa saja yang termasuk alat optik?”. “taukah kalian kegunaan dari

atal-alat optik tersebut?”. Guru menyampaikan materi tentang kegunaan alat optic.

Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang disampaikan guru.

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung dan membuat

kelompok setiap kelompok beranggotakan 5 siswa. Siswa diminta untuk duduk

bersama dengan kelompoknya untuk berdiskusi. Guru membagikan lembar kerja

siswa. Siswa bersama kelompoknya diberi kesempatan untuk berdiskusi

menemukan masalah dari lembar kerja mereka serta memecahkan masalah yang

mereka dapatkan. Guru membimbong siswa dalam berdiskusi agar diskusi dapat

berjalan dengan lancar dan siswa berani mengemukakan pendapatnya dalam

kelompok untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Setelah diskusi

selesai, Setiap kelompok ditunjuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan

hasil diskusinya secara percaya diri. Kelompok yang lain menanggapi hasil

presentasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, guru

membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan. Siswa mengerjakan soal evaluasi

dengan sungguh-sungguh dan diminta bertanya kepada guru tentang soal yang

belum mereka mengerti.

Pada tahap akhir pembelajaran, Siswa diminta untuk menyampaikan

kesulitan yang mereka dapatkan atau rasakan kemudian menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan reward kepada siswa yang

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

46

paling antusias dalam kegiatan pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk selalu rajin

belajar. Lalu guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama. Dari lembar

observasi diperoleh beberapa catatan antara lain: pembelajaran sudah berjalan

dengan baik, siswa sudah tekun dalam mengukuti pembelajaran.

c. Observasi

Setelah pelaksanaan siklus II hasil yang diperoleh sudah cukup bagus.

Pada pertemuan pertama siklus II lembar observasi guru diperoleh catatan: (1)

persiapan sudah baik sehingga anak lebih aktif dalam mengikuti pelajaran dan

penjelasan dari guru, (2) Guru kurang membimbing siswa dalam berdiskusi.

Sedangkan pada lembar observasi siswa hanya diperoleh satu cacatan dari

observer yaitu: waktu terlalu banyak untuk penjelasan dan berdiskusi sehingga

siswa tidak mengerjakan soal-soal evaluasi. Pada pertemuan pertama memang

siswa tidak ada kegiatan mengerjakan lembar evaluasi karena pengerjaan lembar

evaluasi dilakukan pada akhir siklus II.

Pada pertemuan 2 siklus II ini observer hanya memberikan sedikit catatan

untuk peneliti. Pada lembar observasi guru diperoleh catatan bahwa pembelajaran

sudah berlangsung dengan baik sedangnkan pada lembar observasi siswa observer

menuliskan bahwa siswa sudah tekun dalam mengikuti pelajaran. Proses

pembelajaran yang ada di kelas pun sudah terjadi pembelajaran yang aktif,

menyenangkan serta komunikatif. Indikator ketercapaian kegiatan siswa sudah

tercapai semua, mulai dari persiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran hingga

kegiatan akhir siswa menyimpulkan pembelajaran sudah berjalan dengan lancar.

Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru dan juga menyampaikan pendapat

pun sudah meningkat dibandingkan dengan siklus I.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh guru setelah semua data Siklus II Baik berupa data

hasi evaluasi maupun data hasil observasi oleh guru kelas selama 2 pertemuan

terkumpul. Dari data hasil evaluasi, siswa mengalami peningkatan hasil belajar.

Ini ditunjukkan dari 29 siswa, hanya terdapat 2 siswa (7%) yang nilainya masih

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

47

belum tuntas diatas KKM, sedangkan 27 siswa (93%) nilainya sudah berada diatas

KKM. Sedangkan dari data lembar observasi pada siklus II pembelajaran yang

berlangsung sudah baik. Siswa juga sudah aktif dan berani mengungkapkan

pendapat maupun pertanyaan.guru juga sudah bisa mengkondisikan kelas dengan

baik sehinga pembelajaran dapat berlangsung secara maksimal.

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes evaluasi tiap akhir

siklus, maka hasil belajar siswa akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekwensi. Menurut Sugiyono (2013:46) untuk membuat tabel distribusi frekwensi

dapat dilakukan dengan tiga langkah yaitu pertama menghitung jumlah interval

kelas, lalu menghitung rentang data dan yang terakhir adalah menghitung panjang

kelas. Untuk menghitung jumlah kelas digunakan rumus strunges yaitu: K=1+3.3

log n. dimana K adalah jumlah interval kelas, n adalah jumlah data observasi, dan

log adalah logaritma.

untuk mengitung rentang data dilakukan dengan rumus: nilai max – nilai

min + 1. Setelah diketahui rentang data maka dicari panjang kelas dengan cara

membagi rentang data dengan jumlah kelas. Berikut hasil perhitungan dan

penyajian distribusi frekwensi tiap siklus.

a. Siklus I

Berdasarkan rumus dari Sugiyono (2013:46) tersebut jika nilai tertinggi

pada siklus I adalah 95 dan nilai terendah adalah 40. Sementara Jumlah data

observasi adalah 29 siswa. Maka perhitungannya:

K = 1+3.3 log n

= 1+3.3 log 29

= 1+3.3 x 1.5

= 1+ 4.95

= 5.95 atau 6

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

48

Range = nilai max – nilai min + 1

= 95 – 40 + 1

= 56

Panjang kelas = Range dibagi K

56/6 = 9.3 atau 9

Hasil perhitungan tersebut diperoleh panjang kelas adalah 9. Setelah

diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi hasil belajar IPA

siswa yang disajikan pada tabel 15 berikut:

Tabel 14

Distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa

Kelas V SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017

Siklus I

No Interval Frekwensi Persentase

1 ≥ 94 1 3%

2 85 – 93 2 7%

3 76 – 84 2 7%

4 67 – 75 9 31%

5 58 – 66 6 21%

6 49 – 57 7 24%

7 40 – 48 2 7%

Jumlah 29 100%

b. Siklus II

Data pada Siklus II juga akan disajikan menggunakan tabel distribusi

frekwensi yang dihitung menggunakan tiga langkah yaitu menghitung jumlah

interval kelas, menghitung rentang data dan terakhir menghitung panjang kelas.

Nilai tertinggi pada siklus II adalah 98 dan nilai terendah adalah 50. Jumlah data

observasi adalah 29 siswa.

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

49

K = 1+3.3 log n

= 1+3.3 log 29

= 1+3.3 x 1,5

= 1+ 4.95

= 5.95 atau 6

Range = nilai max – nilai min + 1

= 98 – 50 + 1

= 49

Panjang kelas = Range dibagi K

49/6 = 8,2 atau 8

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh panjang kelas adalah 8. Setelah

diketahui panjang kelas maka dibuat tabel distribusi frekwensi yang disajikan

pada tabel 16 berikut:

Tabel 15.

Distribusi frekwensi hasil belajar IPA siswa

Kelas V SDN Sumogawe 04 Semester 2 Tahun ajaran 2016/2017

Siklus II

No Interval Frekwensi Persentase

1 ≥ 98 1 3

2 90 – 97 1 3

3 82 – 89 3 10

4 74 – 81 13 45

5 66 – 73 7 23

6 58 – 65 2 7

7 50 – 57 2 7

Jumlah 29 100%

4.1.3. Analis Data

Teknik analilis data pada penelitian ini akan menggunakan dua tahapan

yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Data yang dianalisis adalah data

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

50

hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan tahun ajaran

2016/2017 semseter 2.

4.1.3.1. Analisis Ketuntasan

Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan

membandingkan presentase skor perolehan hasil belajar siswa dengan skor KKM

pada mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 16

Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V

SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017

Siklus I

No Kriteria Frekuensi Presentase

1 Tuntas 20 69%

2 Tidak tuntas 9 31%

3 Jumlah 29 100%

Nilai rata-rata kelas 65.66

Nilai Tertinggi 95

Nilai Terendah 40

Dari tabel tersebut dapat dilihat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I

mencapai 69% dari keseluruhan siswa dengan 20 siswa tuntas dari jumlah 29

siswa. Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 60, sebanyak 9 siswa (31%)

masih mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum tuntas. Nilai tertinggi pada

siklus I berada pada skor 95 dan nilai terendah dengan skor 40. Sedangkan nilai

rata-rata kelas dari keseluruhan siswa adalah 65,66. Tabel 17 jika disajikan dalam

bentuk diagram adalah sebagai berikut:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

51

Tuntas; 69

Tidak tuntas; 31

Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA

Siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Siklus I

Peningkatan hasil belajar terjadi pada siklus II. Data hasil belajar IPA

siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Tahun ajaran 2016/2017

Semester 2 disajikan pada tabel berikut:

Tabel 17

Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V

SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan Semester 2 tahun ajaran 2016/2017

Siklus II

No Kriteria Frekuensi Presentase

1 Tuntas 27 93%

2 Tidak tuntas 2 7%

3 Jumlah 29 100%

Nilai rata-rata kelas 74.76

Nilai Tertinggi 98

Nilai Terendah 50

Tabel tersebut menunjukkan tingkat ketuntasan siswa pada siklus II. Pada

siklus II siswa yang nilainya berada di atas KKM atau sudah tuntas mencapai

jumlah 27 siswa (93%) dari jumlah 29 siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

52

dengan nilai masih dibawah KKM hanya terdapat 2 siswa atau 7% saja dari

jumlah keseluruhan siswa. Nilai tertinggi pada siklus II ini mencapai skor 98

sedangkan nilai terendah berada pada skor 50. Nilai rata-rata kelas meningkat dari

siklus I hanya 65,66 pada siklus II ini menjadi 74,76. Data table 18 tersebut

disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Tuntas; 93

Tidak tuntas; 7

Gambar 4. Diagram ketuntasan hasil belajar IPA

Siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Siklus II

4.1.3.2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif mengolah data dengan membandingkan data hasil

belajar siswa dari pra siklus, siklus I sampai siklus II. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan menggunakan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat

dilihat pada perbandingan nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel 17 berikut:

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

53

Tabel 18

Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

No Kriteria Pra siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 Tuntas 10 34% 20 69% 27 93%

2 Tidak

tuntas

19 66% 9 31% 2 7%

Jumlah 29 100% 29 100% 29 100%

Skor tertinggi 90 95 98

Skor terendah 44 40 50

Rata-rata 60,34 65,66 74,76

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah

ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya

tindakan perbaikan pembelajaran, ketuntasan siswa hanya mencapai 34%, setelah

pembelajaran menggunakan metode inkuiri hasil belajar meningkat menjadi 69%.

Kemudian setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa

meningkat lagi mencapai 93% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari 2 siklus yang

telah dilaksanakan, tingkat ketuntasan hasil belajar sudah mencapai indikator

kerja yaitu >80% siswa memperoleh nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal.

Jadi penelitian ini sudah berhasil dalam 2 siklus dan tidak perlu dilanjutkan ke

siklus III. Grafik peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus disajikan dalam

gambar berikut:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

54

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

34

69

93

66

31

7

persentase

Tuntas

Tidak tuntas

Gambar 5. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar

Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada

pencapaian nilai tertinggi yang diperoleh siswa. Pada pra siklus skor tertinggi

hanya mencapai angka 90, meningkat pada siklus I mencapai skor 95, dan pada

siklus II pencapaian skor tertinggi mencapai angka 98. Perbandingan perolehan

skor tertinggi dan terendah tiap siklus disajikan dalam gambar berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

9095 98

4440

50

nilai

Tertinggi

Terendah

Gambar 6. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

55

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

60,3465,66

74,76

nilai

Rata-rata

Pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri juga berdampak pada

perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan adanya

peningkatan tiap siklus. Hal ini berarti perolehan skor masing-masing individu

dalam kelas juga mengalami peningkatan.

Gambar 7. Diagram peningkatan nilai rata-rata kelas

4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas V SDN

Sumowono 04 bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan metode inkuiri hasilnya sangat

memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data dari pra siklus, siklus I hingga ke

siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hasil

belajar sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus menunjukkan siswa yang

tuntas hanya sebanyak 10 anak dengan presentase 34% kemudian dilaksanakan

siklus 1 ketuntasan siswa meningkat mencapai 20 anak atau 69%. Akan tetapi

hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target sesuai dengan indikator

kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan belajar mencapai 80% atau lebih dari

jumlah keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum mengetahui karakter

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

56

kelas secara penuh dan juga masih kurang persiapan dalam mengajar. Guru juga

belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi siswa terkadang masih

kebingungan dengan masalah yang ia hadapi, kurangnya bimbingan dari guru

pada tahap proses penyelesaian masalahpun menjadi salah satu factor yang

mempengaruhi kurangnya tingkat pemahaman oleh siswa. Pada siklus I ini siswa

juga belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan

perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar

penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan perbaikan

pembelajaran siklus II, ketuntasan siswa mencapai 93% dan hanya terdapat 2

siswa (7%) saja yang belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan

menerapkan metode pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan ketuntasan siswa

sebanyak 59% dibandingkan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Hasil yang

diperoleh pada siklus II ini telah mencapai target yaitu ketuntasan siswa lebih dari

80%. Hal ini dikarenakan kelebihan pembelajaran dengan menggunakan metode

inkuiri pada tingkat keaktifan siswa dalam belajar meningkat, siswa dituntut untuk

berfikir menganalisis masalah yang diberikan oleh guru kemudian berdiskusi

dengan kelompoknya untuk saling bertukar pikiran maupun bertukar informasi

dari pengetahuan masing-masing. Kemudian siswa dituntut untuk berani

mempresentasikan hasil pemikiran dan diskusinya di depan kelas, sementara

siswa yang lain agar berani menyampaikan pendapatnya. Dalam proses

pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui

penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri

inti dari materi pelajaran itu sendiri. Ini sesuai dengan pendapat Syaiful Sagala

(2006:196), yang mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri

siswa yang berperan sebagai subjek belajar, sehingga dalam proses pembelajaran

ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah. Hal inilah yang membuat pembelajaran menggunakan

metode inkuiri menjadi pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa. Siswa

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16539/4/T1_292013106_BAB IV.pdf · Maka diperlukan adanya sebuah perbaikan pembejaran untuk meningkatkan

57

tidak lagi hanya duduk diam mendengarkan tetapi juga dapat mengembangkan

pengetahuan yang ia miliki.

Akan tetapi penggunaan metode inkuiri ini juga memiliki kelemahan,

diantaranya adalah pada saat tahap analisa/menemukan masalah siswa masih

merasa kesulitan. Siswa masih membutuhkan bimbingan yang lebih dari guru

untuk dapat menganalisa, merumuskan masalah dan juga menarik kesimpulan.

Hal ini mungkin diakibatkan dari kebiasaan belajar siswa yang pasif dan hanya

menerima informasi dari guru, sehingga siswa masih sulit untuk berfikir sendiri.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sanjaya, (2008: 208) tentang kelemahan

dari metode inkuiri salah satunya adalah Metode ini sulit dalam merencanakan

pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. Akan

tetapi hal ini dapat diatasi dengan guru memberikan bimbingan secara penuh

kepada siswa yang merasa kesulitan agar siswa tersebut paham.

Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan

metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dikatakan berhasil.

Metode pembelajaran inkuiri menuntut siswa lebih akif dan dapat memberikan

ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

Pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal inilah yang menjadikan hasil belajar

siswa meningkat.