BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Perpustakaan Digital · PDF fileBAB IV HASIL DAN ... Gambar IV.1...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Perpustakaan Digital · PDF fileBAB IV HASIL DAN ... Gambar IV.1...
26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Stoikiometri kimia merupakan suatu materi pelajaran kimia yang menekankan
pada segi kuantitatif analisis kimia. Materi stoikiometri kimia di SMA
berdasarkan silabus kimia KTSP 2006 tersebar dari kelas X sampai kelas XII
dengan bobot yang berbeda yaitu cendrung meningkat dari kelas X sampai kelas
XII. Gambaran dari sebaran materi stoikiometri kimia di SMA dapat dilihat pada
Gambar IV.1.
Gambar IV.1 Peta konsep keberadaan materi stoikiometri kimia di SMA
IV.1 Peta Konsep Materi Ajar Stoikiometri Kimia di Kelas X Berdasarkan
Kompetensi Dasar 2.2 Silabus Kimia KTSP 2006
Materi stoikiometri kimia di kelas X seperti tampak pada Gambar IV.1, hanya
terdiri dari 2 bahan kajian saja yaitu hukum-hukum dasar kimia dan konsep mol.
Hal ini sesuai dengan silabus kimia KTSP 2006 yaitu terdapat pada kompetensi
dasar 2.2.
Hukum Dasar Kim ia
Konsep MolSemester 1
Kelas X
Perubahan En talpi
Kinetika Reaks i
Kesetimbangan
Semester 1
Asam - Basa
Larutan Peny a ngga
Hidrolisis Gar a m
Kelarutan dan Ksp
Semester 2
Kelas XI
Sifat Koligatif lar utan
RedoksSemester 1
Kelas XII
S T OIK IO ME TR I K IMIA D I S MA
27
IV.1.1 Peta Konsep untuk Materi Ajar Hukum-hukum Dasar Kimia
Hukum-hukum dasar kimia yang diajarkan di SMA kelas X yang mendasari
materi stoikiometri kimia sesuai silabus kimia KTSP 2006 kompetensi dasar 2.2
meliputi 5 indikator yaitu:
1. Menjelaskan hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier).
2. Membuktikan hukum perbandingan tetap (hukum Proust) melalui data
percobaan.
3. Menganalisis berlakunya hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton).
4. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hukum perbandingan
volume (hukum Gay-lussac).
5. Menggunakan data percobaan untuk membuktikan hipotesis Avogadro
(hukum Avogadro).
Kelima jenis hukum dasar kimia yang dipelajari di SMA seperti ditampilkan
pada Gambar IV.2.
Hukum-hukumDasar Kimia
Hukum KekekalanMassa
(Hukum Lavoisier)
Hukum PerbandinganTetap
(Hukum Proust)
Hukum KelipatanPerbandingan
(Hukum Dalton)
Hukum PerbandinganVolume
(Hukum Gay-Lussac)
Hipotesis Avogadro(Hukum Avogadro)
Meliputi
Gambar IV.2 Hukum-hukum dasar kimia pendukung stoikiometri kimia
Kelima hukum dasar kimia ini memiliki peran yang sangat penting dalam
stoikiometri kimia oleh karena itu diharapkan siswa harus memahami dengan baik
masing-masing hukum ini. Untuk memudahkan mengajarkan dan memahami
kelima hukum dasar kimia ini, peneliti telah membuat salah satu model peta
konsep yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengajarkan hukum-
hukum dasar kimia bagi siswa SMA kelas X sehingga diharapkan guru lebih
mudah menyampaikan materi ini kepada siswa dan siswa lebih mudah
memahaminya. Peta konsep yang telah dibuat ditampilkan seperti pada Gambar
IV.3, dan peta konsep hukum dasar yang lainnya disajikan pada lampiran D.
28
Menyatakan
Hukum Kekekalan Massa
Dikemukakan oleh
Hukum LavoisierAntoine Laurent
Lavoisier
1743 - 1794
BerkebangsaanPrancis
Menekankanpengamatan
kuantitatif dalamexperiment
Sering disebut
Dalam suatu reaksi kimia,massa zat-zat sebelum dansesudah reaksi adalah sama
Digunakan padareaksi kimia
Gambar IV.3 Peta konsep Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Proses pembuatan peta konsep hukum-hukum dasar kimia dimulai dengan
menuliskankan nama hukum sebagai puncak pohon faktor yang selanjutnya
dihubungkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan hukum tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan hukum kekekalan massa dapat dijabarkan ke bawah sebagai satu
hubungan yang saling terkait. Model peta konsep yang dibuat ini merupakan salah
satu model dan dapat dikembangkan atau dibuat model lain sesuai dengan
kemampuan pengembang untuk disajikan sehingga diharapkan siswa akan mudah
memahami materi yang disampaikan.
IV.1.2 Peta Konsep untuk Konsep Mol dan Penerapannya
Berdasarkan kompetensi dasar 2.2 silabus kimia KTSP 2006 terdapat 6 indikator
yang membahas tentang konsep mol dan penerapannya. Masing-masing indikator
pembelajaran ini telah dibuatkan peta konsep materi ajar untuk memandu guru
dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa dan siswa diharapkan lebih
29
tertuntun dalam memahami konsep dari materi yang dipelajarinya. Keenam
indikator yang dijadikan acuan dalam pembelajaran konsep mol ini yaitu :
6. Mengkonversi jumlah mol dengan jumlah partikel, massa dan volume zat.
7. Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
8. Menentukan jumlah air kristal
9. Menentukan kadar zat dalam suatu senyawa
10. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi
11. Menentukan banyaknya zat pereaksi dan hasil reaksi
Peta konsep bahan ajar yang telah dibuat sesuai dengan indikator 6 untuk materi
konsep mol tampak seperti pada gambar IV.4, sedangkan peta konsep untuk
indikator 7, 8, 9, 10, dan 11 berturut-turut disajikan pada lampiran E.
M o l(n)
Jumlah massa (w)
dibagiAr atau Mr
n = w / Ar atau Mr
dikaliAr atau Mr
Jumlah Massa (w)
n = v / vm
dibagivolume molar (vm)
Jumlah volume (v)
Jumlah volume (v)
dikalivolume molar (vm)
n = x / L
Jumlah partikel (x)
dibagiL= 6,02 x 1023
Jumlah partikel (x)
dikaliL= 6,02 x 1023
Gambar IV.4 Peta konsep hubungan jumlah mol (n) dengan jumlah partikel (x), jumlah massa (w), dan jumlah vulume (v) suatu zat.
Dengan menggunakan peta konsep hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel,
dan jumlah volume suatu zat seperti tampak pada gambar IV.4, guru lebih
mudah menyampaikan hubungan konsep mol ini kepada siswa dan juga siswa
diharapkan lebih mudah memahami materi ini dibandingkan tanpa melihat peta
konsep ini. Pada peta konsep ini terlihat ada dua alur panah yang digambarkan
30
untuk memudahkan mengingat konsep mol yang sering menimbulkan
kebingungan pada siswa. Dengan sajian seperti ini diharapkan siswa tidak
bingung dan tidak terbalik menggunakan hubungan yang ada. Panah yang menuju
jumlah mol baik dari jumlah massa, jumlah volume maupun dari jumlah partikel
semuanya menggunakan operasi bagi, Sedangkan arah panah yang ke luar dari
jumlah mol baik menuju jumlah massa, jumlah volume maupun dari jumlah
partikel semuanya menggunakan operasi kali. Jadi tanda panah pada peta konsep
ini merupakan jalur penghubung yang dapat digunakan untuk menelusuri
hubungan-hubungan yang ada pada peta konsep ini, misalnya jika dari suatu soal
diketahui jumlah partikelnya dan ingin dicari jumlah massanya maka jalur yang
dapat dilalui untuk menentukan jumlah massa adalah berawal dari jumlah partikel
menuju jumlah mol dengan menggunakan operasi bagi yaitu dibagi dengan
bilangan Avogadro (L) dan selanjutnya dari jumlah mol mengikuti panah ke luar
menuju jumlah massa dengan menggunakan operasi kali yaitu dikali dengan Ar
(Mr) zat itu seperti tampak pada Gambar IV.5. Dengan cara yang sama komponen
lainnya juga dapat ditentukan.
IV.2 Peta Konsep Penyelesaian Soal Berdasarkan Kompetensi Dasar 2.2
Silabus Kimia KTSP 2006
Sesuai dengan silabus kimia KTSP 2006 kompetensi dasar 2.2, terdapat 11
indikator yang telah dibuatkan soal dan penyelesaiannya. Dalam menyelesaikan
soal-soal tersebut dilakukan analisis soal serta pembuatan peta konsep
penyelesaian soal seperti tampak untuk soal dengan indikator 6 : Mengkonversi
jumlah mol dengan jumlah partikel, massa dan volume zat dengan peta konsep
penyelesaian soal yang berhasil dibuat tampak pada Gambar IV.5 dan IV.6.
Untuk soal dengan nomor indikator 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10 dan 11, peta konsep
penyelesaian soalnya disajikan pada lampiran F.
31
Soal dengan indikator 6:
Pada temperatur 0oC dan tekanan 1 atm (STP) sejumlah gas karbon monoksida
(CO) mengandung 6,02 x 1022 molekul CO. Bila diketahui L = 6,02 x 10 23
partikel/mol dan massa atom relatif dari atom unsur C = 12 dan O = 16, tentukan :
a) Jumlah massa (w) gas CO tersebut !
b) Jumlah volume (V) yang ditempati oleh gas CO tersebut !
Analisis soal :
Keadaan STP, volume satu mol gas ( Vm) = 22,4 L/mol
Jumlah partikel (x) gas CO = 6,02 x 1022 molekul
Tetapan Avogadro, L = 6,02 x 10 23 partikel/mol
Ar dari C = 12 dan O = 16 ( Mr CO = 12 + 16 = 28)
Ditanyakan: a) Jumlah massa (w) gas CO= ……..?
b) Jumlah volume (V) yang ditempati oleh gas CO=………?
Dengan menggunakan peta konsep Gambar IV.4, tergambar bahwa untuk dapat
menghitung jumlah massa (w) dan volume (V) dari gas CO, terlebih dahulu data
jumlah partikel (X) dari gas CO harus diubah menjadi jumlah molnya dengan
persamaan n = X / L, setelah itu jumlah mol yang diperoleh dikonversi ke jumlah
massa (w) dengan menggunakan persamaan w = n x Mr dan jumlah volumenya
(V) dihitung dengan persamaan V = n x Vm.
Peta konsep penyelesaian soal ini dapat disusun 2 macam sesuai dengan apa yang
ditanyakan seperti tampak pada Gambar IV.5 dan IV.6.
Penyelesaiannya :
Dapat dilakukan melalui 2 tahap(langkah) yaitu :
Tahap pertama : mengubah jumlah partikel (X) menjadi jumlah mol (n) dengan
persamaan n = X / L
Jumlah mol gas CO (n) = X / L = 6,02 x 1022 molekul / 6,02 x 10 23 molekul/mol
= 0,1 mol CO
Tahap kedua : Menentukan jumlah massa (w) dan jumlah volume (v) dari gas CO.
a) Jumlah massa gas CO (w) = n x Mr .CO = 0,1 mol x 28 gram/mol
= 2,8 gram CO
Jadi massa gas CO yang mengandung 6,02 x 1022 molekul CO adalah 2,8 gram
32
b) Jumlah volume gas CO (V) = n x Vm = 0,1 mol x 22,4 L/mol
= 2,24 L
Jadi volume gas CO yang mengandung 6,02 x 1022 molekul CO adalah 2,24 L
Gambar IV.5 Peta konsep penyelesaian soal indikator 6, pertanyaan a) menanyakan massa zat
Gambar IV.6 Peta konsep penyelesaian soal indikator 6, pertanyaan b) menanyakan volume zat
Dengan melihat peta konsep penyelesaian soal seperti Gambar IV. 5 dan IV.6,
seorang guru akan lebih mudah menuntun siswa dalam menemukan jawaban atas
w = …..?
Untuk menghitung w dibutuhkan data n dan Mr dengan persamaan w = n x Mr
n = …..? Mr
Untuk menghitung n dibutuhkan data X dan L dengan persamaan n = X / L
X L
V= …..?
Untuk menghitung V dibutuhkan data n dan Vm dengan persamaan V = n x Vm
n = …..? Vm
Untuk menghitung n dibutuhkan data X dan L dengan persamaan n = X / L
X L
33
pertanyaan yang ditanyakan oleh soal serta jawaban yang diberikan akan terurut
secara sistematik. Menyelesaikan soal dengan panduan peta konsep penyelesaian
soal dimulai dari dasar peta konsep yaitu dari hal-hal yang diketahui dengan
menggunakan rumus/persamaan yang mendukungnya sehingga pertanyaannya
dapat diselesaikan. Dengan memeperhatikan peta konsep penyelesaian soal seperti
pada Gambar IV. 5 dan IV.6 tampak bahwa untuk menyelesaikan soal tersebut
dapat dilakukan dengan dua langkah yaitu langkah pertama: mengubahnya
menjadi jumlah mol dengan persamaan n = X / L, dan langkah kedua: mengubah
jumlah mol zat menjadi jumlah massa dengan persamaan w = n x Mr atau jumlah
volume dengan persamaan V = n x Vm sehingga apa yang ditanyakan dalam soal
dapat terselesaikan dengan baik dan terstruktur.
Peta konsep materi ajar dan peta konsep penyelesaian soal ini merupakan salah
satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai apa yang sedang dipelajari.
Media pembelajaran dalam bentuk peta konsep materi ajar akan memberikan
kesan pada fikiran siswa dan mudah untuk mengingatnya karena peta konsep
materi ajar hanya mengandung bagian-bagian penting saja yang merupakan
simpulan dari konsep yang ingin disampaikan guru kepada siswa. Penggunaan
peta konsep penyelesaian soal dalam pembelajaran memberikan manfaat baik bagi
pengajar maupun bagi peserta didik yaitu semuanya dapat tertuntun dalam
menyelesaikan soal sehingga guru tidak kehilangan arah dalam menyelesaikan
soal dan penyelesaiannya akan terstruktur secara sistematik.
Selain untuk memudahkan guru maupun siswa dalam pembelajaran, penggunaan
peta konsep materi ajar dan peta konsep penyelesaian soal sebagai media dalam
pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan suasana belajar yang
menyenangkan apa lagi guru-guru dapat membuat peta konsep materi ajar dan
peta konsep penyelesaian soal dengan kreasi yang menarik baik dalam bentuk
charta maupun menggunakan media OHP atau komputer tentunya siswa akan
senang dengan materi yang dipelajarinya. Pembelajaran yang menyenangkan
siswa akan memberikan respon yang positif terhadap siswa dimana siswa akan
34
belajar dengan hati senang, siswa lebih mudah memanajemen konsep yang sedang
dipelajarinya di dalam fikirannya sehingga pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajarinya akan lebih baik. Jadi kehadiaran media ini akan membantu
guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Media ini diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajarinya
sehingga siswa dapat menguasai konsep dengan baik.
IV.3 Hasil Responsi
Untuk mengetahui opini dari guru-guru tentang peta konsep materi ajar dan peta
konsep penyelesaian soal yang telah dibuat dalam penelitian ini, telah dilakukan
pengisian kuesioner terhadap 58 orang responden. Analisa data hasil responsi
yang diberikan oleh responden, tentang opini dari guru-guru mengenai peta
konsep materi ajar dan peta konsep penyelesaian soal adalah bagus, seperti
disajikan pada lampiran G dan H. Persentase dari opini responden tentang peta
konsep tampak pada Gambar IV.7.
Melihat hasil analisa hasil responsi pada Gambar IV.7 ini, ada beberapa hal
informasi yang merupakan opini dari responden yang berhubungan dengan peta
konsep materi ajar (stoikiometri kimia) yaitu :
1. Keaslian peta konsep, sebanyak 58,62 % (setuju = 44,83 + sangat setuju =
13,79) responden menyatakan peta konsep yang dibuat ini merupakan hal
yang baru dilihatnya atau produk ini merupakan asli hasil karya penulis.
Sebanyak 20,69 % menyatakan ragu-ragu dan 20,69 % yang tidak setuju, hal
ini kemungkinan responden pernah melihat peta konsep materi ajar tapi tidak
persis sama dengan yang dibuat peneliti dimana penyusunannya per-indikator
pembelajaran bukan secara global seperti ditampilkan pada beberapa buku
pelajaran kimia yang beredar saat ini di setiap babnya.
Gambar IV
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
Persentase (%)
1. K
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Persentase (%)
m
0.00
20.00
40.00
60.00
0
Persentase (%)
5. Keydengan
V.7 Diagramateri
1 2 3
1.72
18.97 20
Pilihan ta
Keaslian peta
1 2 3
0.005.17
18
Pilihan tan
3. Merasa temenggunakan
dalam m
1 2 3
0.003.45
32.
Pilihan t
yakinan SKBn di bantu pe
am persentasi ajar
3 4 5
0.69
44.83
13.7
anggapan
a konsep
3 4 5
8.97
51.72
24.1
nggapan
ertuntun jikan peta konse
mengajar
4 5
.76
53.45
10.3
tanggapan
BM tercapai eta konsep
35
se opini r
79
0
10
20
30
40
50
60
Persentase (%)
14
a ep
0.0
20.0
40.0
60.0Persentase (%)
d
34
0.0
20.0
40.0
60.0
Persentase (%)
m
esponden t
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1
0.00
6
Pil
2. Ketertapenggunaa
00
00
00
00
1 2
0.003.4
Pil
4. siswa memeham
dipandu den
00
00
00
00
1 2
0.00 1.
P
6. Ingin bmembuat pet
terhadap pe
2 3 4
6.90 6.90
51.
ihan tanggapa
arikan dengaan peta kons
3 4
45
32.76
51.7
lihan tanggapa
lebih mudami materi jik
ngan peta ko
2 3 4
72 1.72
56.9
ilihan tanggap
berkreativitasa konsep sen
eta konsep
5
72
34.48
an
an ep
5
72
12.07
an
ah ka onsep
5
0
39.66
pan
s ndiri
36
2. Sebanyak 86,20 % responden tertarik untuk menggunakan peta konsep
materi ajar sebagai panduan dalam mengajar. Responden yang ragu-ragu
sebanyak 6,90 % dan yang tidak setuju 6,90 %. Sehubungan dengan hal ini
perlu dibuat peta konsep materi ajar pada standar kompetensi yang lainnya
sehingga peta konsep materi ajar kimia menjadi komplit dari kelas X sampai
kelas XII.
3. Dengan peta konsep sebagai media dalam penyampaian materi ajar, 75,86 %
responden menyatakan opininya merasa tertuntun jika menggunakan peta
konsep dalam mengajar. Opini responden ini sesuai dengan tujuan pembuatan
peta konsep materi ajar yaitu untuk menuntun guru dalam mengajar sehingga
pembelajaran akan menjadi sitematik karena ada alur yang akan diikutinya
dengan metode penyampaian yang disesuaikan pada kondisi siswa dalam
pembelajaran.
4. Sebanyak 63,79 % responden yang setuju mengenai pernyataan “siswa akan
mudah memahami materi pelajaran dengan dipandu oleh peta konsep ini”.
Pendapat ini kemungkinan dilatarbelakangi oleh beragamnya kondisi dan
kemampuan siswa di sekolah-sekolah yang tersebar di tanah air yang
menyebabkan tingkat keraguan guru-guru dalam menanamkan konsep
stoikiometri kimia kepada siswa dengan menggunakan peta konsep materi
ajar. Menanamkan konsep stoikiometri kimia kepada siswa merupakan hal
yang sulit, mudah mudahan dengan bantuan peta konsep materi ajar ini siswa
lebih mudah mengerti dan memahaminya sehingga keraguan guru-guru
menggunakan peta konsep materi ajar dapat diatasi sekalipun kondisi siswa
yang beragam.
5. Perihal tingkat pencapaian target pembelajaran standar ketuntasan belajar
minimum (SKBM) yang harus dicapai oleh siswa, responden hanya 63,79 %
yang setuju target ini dapat dicapainya. Peneliti berharap dengan dibantu peta
konsep materi ajar ini guru-guru tidak pesimis dalam pencapaian target
pembelajaran berupa SKBM yang harus dikuasai oleh siswanya. Semua
opini yang diberikan oleh responden ini berdasarkan pengalamannya dalam
mengajar selama ini mungkin tanpa peta konsep materi ajar yang disusun
perindikator pembelajaran sehingga siswa agak sulit mengkaitkan konsep
37
yang mereka pelajari. Mudah-mudahan dengan peta konsep materi ajar ini
guru-guru tidak pesimis lagi dengan pencapaian SKBM oleh siswa.
6. Opini dari responden yang sangat menarik dan patut dihargai niat baik
mereka adalah kamauan responden (guru-guru) untuk berkreativitas
membuat sendiri peta konsep materi ajar yang lainnya yang akan mereka
gunakan dalam pembelajaran dengan mendapatkan respon sebanyak 96,55 %.
Berdasarkan hal ini ternyata guru-guru kita memiliki semangat berkreativitas
yang tinggi, hanya saja mungkin perlu diwadahi agar apa yang mereka
inginkan ada yang membimbing atau mengarahkannya.
Sedangkan tanggapan responden tentang peta konsep penyelesaian soal yang
telah dianalisis terlihat pada Gambar IV.8, melalui diagram batang persentase
opini responden. Dengan memperhatikan diagram pada Gambar IV.8, ada
beberapa hal yang dapat diketahui yaitu :
1. Keaslian peta konep penyelesaian soal, sebagian besar responden yaitu
sebanyak 56,89 % (46,55 % + 10,34%) menyatakan yakin belum pernah
melihat peta konsep penyelesaian soal sebelumnya dengan kata lain peta
konsep penyelesaian soal ini adalah asli hasil karya penulis pada penelitian
ini. Sebanyak 17,24% menyatakan ragu-ragu dan sebanyak 25,86 %
menyatakan tidak yakin berarti pernah melihat sebelumnya. Sepanjang
pengetahuan penulis, penulis belum pernah melihat peta konsep penyelesaian
soal di buku-buku kimia pegangan siswa SMA. Dalam buku kimia SMA
biasanya disajikan analisis soal tapi tidak ada mencantumkan peta konsep
penyelesaian soal seperti yang dibuat penulis untuk mengetahui alur
penyelesaian soal sehingga soal dapat diselesaikan secara sistematik.
2. Responden yang tertarik untuk menggunakan peta konsep penyelesaian soal
dalam menuntun siswa menyelesaikan soal sebanyak 84,48 %. Suatu
kekuatan yang sangat besar dari responden jika dilaksanakan pasti akan
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang sedang diajarkan.
Gambar I
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
Persentase (%)
1. Kp
0.00
20.00
40.00
60.00
1
Persentase (%)
3. Mermembi
me
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
0
Persentase (%)
5. Ime
peny
V.8 Diagrapenyel
1 2
1.72
24.14
17
Plihan tangg
Keaslian petapenyelesaian
1 2 3
1.72 3.45
15.
Pilihan tang
rasa tertuntuimbing siswaenyelesaikan
1 2 3
0.00 0.00
10.
Pilihan tan
Ingin berkreaembuat peta kyelesaian soa
am persentalesaian soal
3 4 5
7.24
46.55
10.34
gapan
a konsep n soal
4 5
.52
58.62
20.6
ggapan
un dalam a dalam
n soal
4 5
.34
62.07
27.59
nggapan
ativitas konsep al sendiri
38
ase opini r
4
0
10
20
30
40
50
60
Persentase (%)
69
0
20
40
60Persentase (%)
9
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
Persentase (%)
u
responden t
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1 2
0.00 1.
P
2. Keterpenggun
penye
0.00
0.00
0.00
0.00
1
0.00
pili
4. Siswa menyele
00
00
00
00
00
00
1 2
0.00
6.
P
6.Mengembuntuk berkre
terhadap pe
2 3 4
.72
13.79
53.45
Pilihan tanggap
rtarikan dengnaan peta konelesaian soal
2 3 4
1.72
25.86
56
ihan tanggapa
akan mudahesaikan soal
2 3 4
903.45
50.0
Pilihan tanggap
bangkan sisweativitas sen
eta konsep
5
5
31.03
pan
gan nsep l
5
6.90
15.52
an
h
5
00
37.93
pan
wa diri
39
3. Setelah responden diberikan kesempatan membaca dan menelaah peta konsep
penyelesaian soal stoikiometri ini, responden yang merasa tertuntun dalam
membimbing siswa menyelesaikan soal stoikiometri sebanyak 79,31 % dan
responden merasa yakin siswa akan mudah meyelesaikan soal stoikiometri
jika dituntun dengan peta konsep penyelesaian soal sebanyak 72,42 %. Suatu
jawaban yang cukup meyakinkan yang diberikan oleh responden dan jika ini
dapat dikembangkan akan dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai
materi stoikiometri kimia.
4. Ketika ditanyakan tingkat kemauan guru-guru untuk berkreativitas dalam
membuat sendiri peta konsep penyelesaian soal ternyata responnya sebanyak
89,66 %. Ini menunjukkan bahwa guru-guru masih mau untuk maju dan ingin
yang terbaik untuk kemajuan pendidikan khususnya kimia yang diampunya.
5. Selain berkreativitas sendiri, sebanyak 87,93 % guru menyatakan
berkeinginan untuk mengembangkan kreativitas siswa agar dapat
mengembangkan pola fikir secara sistematik dengan membuat peta konsep
penyelesaian soal sebelum menjawab soal yang mereka hadapi sehingga
siswa dalam menjawab soal memiliki rambu-rambu yang akan mereka ikuti.
Dengan memperhatikan hasil analisis opini dari responden, secara umum peta
konsep materi ajar maupun peta konsep penyelesaian soal kehadirannya sangat
dibutuhkan dikalangan guru-guru kimia SMA dalam proses pembelajaran yang
diharapkan dapat menuntun guru menyampaikan materi kepada siswa, juga
diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep materi yang dipelajarinya.
Oleh karena itu perlu kiranya dikembangkan agar penyusunan peta konsep materi
ajar dan peta konsep penyelesaian soal ini dilakukan juga pada materi-materi
kimia yang lainnya seperti yang diinginkan oleh para responden.
Pengembangan penyusunan peta konsep materi ajar dan peta konsep penyelesaian
soal dapat dilakukan oleh masing-masing guru atau secara berkelompok agar lebih
mudah dan lebih capat. Bentuk peta konsep materi ajar untuk suatu materi ajar
tertentu dapat berbeda-beda tergantung dari pola pikir dan sudut pandang yang
ingin ditonjolkan oleh penyusunnya, oleh karena itu tidaklah mengherankan jika
40
peta konsep yang dibuat oleh seseorang berbeda dengan yang dibuat oleh orang
lainnya. Bila peta konsep ini dibuat secara berkelompok, perbedaan hasil karya ini
dapat dikomunikasikan sehingga penggunanya akan mengerti maksud dari
pembuatnya dan pemahaman akan materi ajar akan lebih mendalam.