BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN...Praktik Kerja Lapangan (PKL) sejak dicanangkannya kurikulum...

78
57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Umum Tempat Penelitian SMK Negeri 1 Salatiga telah berdiri sejak tanggal 17 Januari 1967 dengan nama SMEA Negeri Salatiga dengan persetujuan Kepala Perwakilan Departemen Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Jawa Tengah No. IDPE/ 435/ D/ 67 dengan status SMEA persiapan. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran RI No. 191/ UUK-3/ 1968, tanggal 25 Mei 1968 statusnya berubah dari SMEA persiapan menjadi SMEA Negeri. Melihat perkembangan SMEA dari tahun ke tahun semakin meningkat, sesuai Surat Edaran Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 41007/A.A5/OT/1997 tanggal 3 April 1997 maka nama SMEA Negeri diubah menjadi SMK Negeri 1 Salatiga. Selama beberapa tahun, SMK Negeri 1 Salatiga telah mengalami perkembangan yang sangat pesat baik dari segi fasilitas, mutu maupun jumlah peserta didik. Jumlah peserta didik SMK Negeri 1 Salatiga pada tahun pelajaran 2017-2018 sejumlah 1.318 siswa. SMK Negeri 1 Salatiga memiliki jurusan/bidang keahlian yaitu; akuntansi, administrasi

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN...Praktik Kerja Lapangan (PKL) sejak dicanangkannya kurikulum...

  • 57

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

    4.1 Deskripsi Umum Tempat Penelitian

    SMK Negeri 1 Salatiga telah berdiri sejak tanggal

    17 Januari 1967 dengan nama SMEA Negeri Salatiga

    dengan persetujuan Kepala Perwakilan Departemen

    Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Jawa Tengah No.

    IDPE/ 435/ D/ 67 dengan status SMEA persiapan.

    Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan

    Pengajaran RI No. 191/ UUK-3/ 1968, tanggal 25 Mei

    1968 statusnya berubah dari SMEA persiapan menjadi

    SMEA Negeri. Melihat perkembangan SMEA dari tahun

    ke tahun semakin meningkat, sesuai Surat Edaran

    Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan RI No. 41007/A.A5/OT/1997 tanggal 3

    April 1997 maka nama SMEA Negeri diubah menjadi

    SMK Negeri 1 Salatiga. Selama beberapa tahun, SMK

    Negeri 1 Salatiga telah mengalami perkembangan yang

    sangat pesat baik dari segi fasilitas, mutu maupun

    jumlah peserta didik. Jumlah peserta didik SMK Negeri

    1 Salatiga pada tahun pelajaran 2017-2018 sejumlah

    1.318 siswa. SMK Negeri 1 Salatiga memiliki

    jurusan/bidang keahlian yaitu; akuntansi, administrasi

  • 58

    perkantoran, penjualan/ pemasaran, tata kecantikan,

    tata busana dan tata boga.

    Jurusan akuntansi merupakan jurusan terfavorit

    di SMK Negeri 1 Salatiga. Setiap tahunnya jumlah

    pendaftar dari calon siswa baru selalu melebihi daya

    tampung jurusan akuntansi yakni 3 kelas dengan

    jumlah siswa tiap kelas rata-rata 36 siswa. Tiap tingkat

    memiliki 3 kelas paralel sehingga jumlah siswa jurusan

    akuntansi relative banyak. Data mengenai jumlah siswa

    jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga dari tahun

    pembelajaran 2013/ 2014 sampai dengan tahun

    pembelajaran 2017/2018 disampaikan dalam tabel

    berikut:

    Tabel 3. Siswa Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1

    Salatiga

    No Tahun Pelajaran Jumlah Siswa

    1 2013 / 2014 321

    2 2014 / 2015 318

    3 2015 / 2016 322

    4 2016 / 2017 310

    5 2017 / 2018 301

    Sumber : Data Dapodik Diolah

    Jumlah siswa jurusan akuntansi yang banyak

    dan berkualitas merupakan faktor penentu

    keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun

    seluruh kegiatan belajar mengajar di tiap-tiap program

  • 59

    keahlian didukung dengan fasilitas praktik yang

    memadai sehingga memungkinkan dikembangkan

    kegiatan belajar dengan komposisi 30 % teori dan 70 %

    praktik.

    SMK Negeri 1 Salatiga melaksanakan Program

    Praktik Kerja Lapangan (PKL) sejak dicanangkannya

    kurikulum 1994, pada tahun pelajaran 1994/ 1995.

    Tujuan penyelenggaraan Program PKL di SMK Negeri 1

    Salatiga salah satunya yakni memberikan kompetensi

    kepada peserta didik sebagai bekal pengalaman nyata

    dalam dunia industri. Pada Program PKL, kegiatan

    pembelajaran dilaksanakan di sekolah dan di dunia

    usaha/ industri atau Institusi Pasangan (IP).

    Keseluruhan Program PKL dari awal perencanaan

    hingga penilaian dilakukan bersama secara sinkron

    dengan koordinasi antara pihak sekolah dengan pihak

    IP.

    Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala SMK

    Negeri 1 Salatiga yang menyatakan sebagai berikut: 1)

    Program PKL merupakan program wajib bagi siswa

    yang bertujuan untuk menyiapkan siswa agar memiliki

    kompetensi jurusan yang sesuai dengan permintaan

    dunia usaha/ industri, 2) Program PKL di SMK Negeri 1

    Salatiga masih perlu dibenahi sehingga dapat

    memenuhi harapan dari pihak-pihak yang terlibat, 3)

  • 60

    perlunya upaya evaluasi untuk mengetahui tingkat

    efektivitas Program PKl yang sudah dijalankan sehingga

    dapat diambil keputusan untuk langkah perbaikan.

    (Wawancara: Kepala SMK Negeri 1 Salatiga, 7 Oktober

    2016).

    Dari uraian di atas, diketahui bahwa Program PKL

    jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga merupakan

    program pendidikan yang bersifat wajib bagi siswa,

    yang sudah lama dilaksanakan dalam rangka

    menyiapkan peserta didik agar memiliki kesiapan

    dalam memasuki dunia kerja, namun belum pernah

    dilakukan evaluasi terhadap program tersebut.

    4.2 Hasil Penelitian

    Pada bagian ini akan disajikan mengenai deskripsi

    gambaran terhadap hasil penelitian evaluasi Program

    Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Akuntansi SMK

    Negeri 1 Salatiga , yang dilihat dari tahapan antecedens

    (masukan), transactions (proses) dan outcomes

    (dampak) dari penyelenggaraan program PKL jurusan

    akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga.

    4.2.1 Antecedens (Masukan) Program PKL

    Evaluasi anteseden (masukan) Program PKL

    jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi

    tentang gambaran kondisi sebelum program

  • 61

    diimplementasikan yaitu sebelum siswa

    diberangkatkan pada kegiatan PKL dan faktor-faktor

    yang diperkirakan akan mempengaruhi. Sub-sub

    komponen masukan yang menjadi fokus dalam

    mengevaluasi masukan Program PKL terdiri dari; a)

    kesiapan peserta didik, b) kesiapan manajemen PKL, c)

    kesiapan bagian kurikulum, d) kesiapan guru mapel

    produktif akuntansi dan guru pembimbing PKL, e)

    kesiapan sarana prasarana, f) kesiapan pihak DUDI,

    dan g) anggaran. Sub-sub komponen tersebut

    dievaluasi dengan cara melihat kesenjangan yang

    terjadi antar kondisi riil di lapangan dengan kondisi

    ideal dalam komponen masukan (antecedens), dengan

    memperhatikan kongruensi (kesesuaian) dan

    kontingensi (ketergantungan) antar sub-komponen.

    Hasil studi dokumentasi berdasarkan notula

    rapat pada acara koordinasi awal tahun pelajaran

    2017/2018 jurusan akuntansi hari Rabu tanggal 19

    Juli 2017 yang dihadiri oleh wakil kepala sekolah

    bidang humas hubin, waka bidang kurikulum, waka

    bidang kesiswaan, waka bidang sarana prasarana,

    delapan guru produktif akuntansi, wali kelas jurusan

    akuntansi, dan beberapa pembimbing PKL,

    menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain bahwa

    kondisi dalam penyelenggaraan PKL jurusan akuntansi

    SMK Negeri 1 Salatiga mengalami kesenjangan dari sisi

  • 62

    kesiapan peserta PKL, kesiapan SDM dalam

    manajemen PKL, kesiapan guru pembimbing PKL,

    kesiapan kurikulum dan kesiapan guru-guru pengajar

    yang masih belum sesuai harapan.

    Untuk lebih jelasnya mengenai gambaran hasil

    penelitian evaluasi komponen masukan (antecedens)

    Program PKL dapat diuraikan sebagai berikut:

    4.2.1.1 Kesiapan Peserta Didik

    Terkait dengan peserta didik yang menjadi peserta

    Program PKL, SMK Negeri 1 Salatiga mengacu pada

    pedoman penilaian kurikulum 2013 bahwa Program

    PKL diberlakukan bagi siswa yang sudah memenuhi

    persyaratan untuk praktik di industri.

    Hasil studi dokumentasi pada bidang Humas

    Hubin menunjukkan adanya ketentuan tentang syarat-

    syarat bagi siswa agar dapat mengikuti Program PKL,

    yaitu:

    1. Seluruh siswa SMK Negeri 1 Salatiga pada tingkat tertentu (kelas XI atau XII ) sesuai dengan gelombang praktek yang diberangkatkan.

    2. Penempatan siswa praktek akan dilakukan oleh Ka. Prodi dengan koordinasi Wakil Kepala Sekolah dan Wali Kelas.

    3. Penempatan siswa praktek akan dipengaruhi oleh: situasi dan kondisi lokasi praktek

    4. Kwalitas siswa dilihat dari potensi sebagai sumber daya manusia

    5. Siswa yang akan berangkat praktek wajib selalu berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pembimbing serta Ka Prodi masing-masing.

    6. Melengkapi admisnistrasi praktek seperti: Mengisi Biodata rangkap 2 (dua) Mengumpulkan Photo 3x4 hitam putih 2 (dua) lembar.

  • 63

    7. Memahami panduan praktek ini dan mempunyai komitmen untuk melaksanakannya.

    8. Mematuhi Tata Tertib Praktek Lapangan (magang) (Humas SMK Negeri 1 Salatiga, 2017).

    Siswa yang dianggap sudah memenuhi syarat

    untuk mengikuti Program PKL adalah siswa Kelas XI

    atau XII karena sudah memperoleh kompetensi dasar

    akuntansi di kelas X.

    Dalam wawancara dengan beberapa siswa kelas XI

    sebagai peserta PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1

    Salatiga, tanggal 24 Juli 2017 didapatkan data bahwa

    siswa belum mendapatkan sosialisasi sebelumnya

    terkait waktu pemberangkatan PKL untuk mereka,

    sehingga cenderung kurang persiapan khususnya

    materi pelajaran/ kompetensi yang seharusnya

    dipelajari saat PKL. Berikut kutipan wawancara dengan

    beberapa siswa peserta PKL gelombang I dari kelas XI

    AK 1 SMK N 1 Salatiga.

    “Kami baru masuk sekolah minggu lalu dari libur kenaikan kelas. Kami sudah agak lupa dengan pelajaran saat di kelas X. Kami belum mengerti materi pelajaran kelas XI, belum tahu kompetensi apa yang harus kami kuasai sebelum PKL, masih bingung.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017).

    Demikian pula sebagian besar siswa peserta PKL

    yang sudah kembali dari industri (yang saat ini naik ke

    kelas XII akuntansi) juga mengemukakan hal yang

    sama. Hal ini terlihat dari hasil wawancara sebagai

    berikut:

  • 64

    “Kami merasa belum siap saat mau ditempatkan PKL karena kemampuan akuntansi kami yang masih sangat dasar dan belum tahu bagaimana harus bersikap di tempat PKL. Beberapa kali kami ditegur saat salah dalam bersikap. Ini tidak akan terjadi jika sejak awal kami dibekali etika/ budaya kerja/ cara bekerja dikantor/ bersikap di tempat kerja atau di tempat PKL.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

    Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat kita

    ketahui terjadi permasalahan pada kesiapan peserta

    didik peserta PKL yang meliputi kurangnya sosialisasi

    kepada siswa yang akan PKL, kurangnya kepedulian

    guru terhadap kesiapan kompetensi mereka dan

    kurangnya pembekalan tentang budaya kerja industri,

    etika kantor dan wawasan lingkungan kerja di tempat

    PKL.

    Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti juga

    menunjukkan adanya kekurangsiapan dari siswa kelas

    XI akuntansi sebagai peserta Program PKL gelombang I,

    yang dapat dilihat dari sikap mereka yang kurang yakin

    saat pemberangkatan PKL. Namun untuk

    pemberangkatan Program PKL gelombang II dan III

    kesiapan siswa sudah lebih baik.

    Berdasarkan uraian di atas, dari hasil studi

    dokumentasi, hasil wawancara maupun hasil

    pengamatan dapat diketahui bahwa kesiapan siswa

    kelas XI sebagai peserta Program PKL masih kurang

    untuk tahap awal pemberangkatan, dari aspek skill

    maupun non skill. Namun untuk siswa yang

  • 65

    diberangkatkan PKL di gelombang II dan III sudah

    memiliki kesiapan yang lebih baik karena sudah

    mendapatkan tambahan materi pelajaran di kelas XI

    dan pelayanan yang lebih disiapkan dari pihak

    manajemen PKL.

    4.2.1.2 Kesiapan Manajemen PKL

    Manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga terdiri dari

    empat orang yaitu; kepala sekolah, wakil kepala

    sekolah bidang Humas Hubin, staff Humas Hubin

    urusan PKL dan staff Humas Hubin- administrasi dan

    keuangan. Manajemen PKL ditentukan sejak awal

    tahun ajaran baru dengan penunjukan berdasar SK

    Pembagian Tugas Mengajar dan Tugas Sampiran Guru.

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi tentang

    Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Salatiga

    sebagaimana terlihat dalam lampiran 16 dan SK

    Pembagian Tugas dari Kepala SMK Negeri 1 Salatiga

    tahun pelajaran 2016/ 2017 sebagaimana yang terlihat

    dalam lampiran 17, manajemen PKL dikelola oleh Waka

    Humas Hubin sebagai ketua, dibantu dua orang staff

    sebagai sekertaris dan bendahara. Berikut data

    manajemen PKL SMK Negeri 1 Salatiga untuk tahun

    pelajaran 2017/ 2018; pembina Haris Wahyudi,

    S.Pd.,M.Pd., ketua Viktor Haruman, S.P., sekertaris

    Setyawan Dwijo, S.Pd., dan bendahara Istiningsih,

    S.Pd. (Sumber data: SK Pembagian Tugas Mengajar dan

  • 66

    Tugas Sampiran Guru Tahun Pelajaran 2016/ 2017

    dan 2017/2018).

    Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam

    pembagian tugas tersebut terjadi pergantian personil

    yang mengelola PKL, sehingga staff urusan PKL yang

    saat ini bertugas masih relatif baru dan belum banyak

    pengalaman di lapangan. SDM pengelola PKL

    seharusnya dipersiapkan sejak awal sehingga lebih

    profesional. Kekurangsiapan pengelolaan PKL ini

    nampak pada cara kerja yang kurang efektif karena

    masih menggunakan cara konvensional, sehingga

    seringkali pengurusan PKL tidak sesuai rencana.

    Sistem pengelolaan PKL yang belum terbentuk di SMK

    Negeri 1 Salatiga ini semakin menyebabkan munculnya

    berbagai kendala di lapangan. Saat ini manajemen PKL

    SMK Negeri 1 Salatiga masih meneruskan sistem lama/

    kebiasaan tahun sebelumnya yang cenderung bekerja

    secara manual/ belum menggunakan sistem

    komputerisasi terpadu.

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi sebagaimana

    yang terlihat dalam lampiran 19 diketahui bahwa

    sebenarnya manajemen PKL sudah berusaha merevisi

    pedoman PKL yang lama, yang terakhir kali disusun

    tahun ajaran 2000/ 2001, namun belum selesai

    sehingga baru merupakan draft hingga saat ini.

    Terdapat banyak persamaan dengan pedoman PKL

  • 67

    lama dalam pembuatan draft pedoman PKL yang baru,

    yang belum mempertimbangkan permintaan pihak

    industri saat ini. Pengaturan di dalam pedoman PKL

    sekolah pun masih bersifat umum dan belum mengatur

    teknis penyelenggaraan Program. (Sumber: Program

    Kerja PKL, 2016).

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi tentang

    Juknis PKL di SMK Negeri Salatiga, terdapat program

    kerja Humas Hubin sebagaimana yang terlihat dalam

    lampiran 18 dan Program Kerja PKL tahun ajaran

    2016/2017 yang ditampilkan dalam lampiran 20.

    Dalam lampiran 19 tampak bahwa manajemen PKL

    sudah melibatkan banyak perusahaan/ kantor sebagai

    Institusi Pasangan tempat siswa praktik, dan setiap

    tempat mendapatkan porsi jumlah siswa praktik yang

    berbeda-beda, dengan dibimbing oleh satu guru

    pembimbing di setiap lokasi PKL. Program kerja

    tersebut merupakan rancangan Program PKL dari

    jurusan akuntansi, yang menggambarkan ploting siswa

    dan guru pembimbing berdasarkan tempat PKL dan

    waktu pelaksanaan PKL. (Sumber: Program Kerja PKL

    Humas Hubin 2016, diolah).

  • 68

    Gambar 4 ALUR PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

    Penyusunan Peta Pengiriman Siswa dan Pembimbing

    Praktik Kerja Lapangan (PKL) Selama 1 (satu) Tahun Pelajaran

    oleh KKH dikirim ke HUMAS

    Penyusunan Daftar Nama Siswa Peserta Praktik Kerja Lapangan

    di DU/DI untuk 1 (satu) Periode PKL selama 3 (tiga) bulan

    oleh KKH dikirim ke HUMAS

    Pembuatan dan Pengiriman Surat Pemberitahuan Pengiriman

    siswa peserta PKL ke DU / DI dari HUMAS kepada Pembimbing

    Pengiriman siswa peserta PKL ke DU / DI

    oleh Pembimbing

    Monitoring I peserta PKL ke DU / DI oleh Pembimbing

    Monitoring II peserta PKL ke DU/DI oleh Pembimbing

    Penarikan peserta PKL ke DU / DI oleh Pembimbing

    Penulisan Laporan Oleh peserta PKL

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Presentasi laporan dan penilaian 9

    (Sumber: Humas Hubin SMK N 1 Salatiga, 2017)

  • 69

    Hasil penelitian di atas menunjukkan berbagai

    permasalahan yang muncul dalam manajemen PKL

    antara lain keterlambatan pemberangkatan PKL karena

    alasan administrasi yang belum siap, monitoring yang

    tidak tepat sasaran karena kurangnya instrument PKL,

    evaluasi yang belum pernah dilakukan, dan masih

    banyak masalah lain yang terjadi karena

    kekurangsiapan pihak manajemen PKL tersebut. Hal

    tersebut diungkapkan oleh staff Humas Hubin periode

    sebelumnya (2016) dalam petikan wawancara sebagai

    berikut:

    “Masalah dalam Program PKL terlalu banyak, dan terjadi sudah cukup lama. Solusi belum ada, sudah ada pergantian personil pengelolanya.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017)

    Hal yang senada diungkapkan oleh sekertaris

    POKJA PKL periode saat ini (2017), dalam kutipan

    wawancara sebagai berikut:

    “Beberapa hal yang masih menjadi permasalahan dalam Program PKL antara lain kurangnya koordinasi dengan semua pihak yang terlibat dalam Program PKL, pelaksanaan tugas guru pengajar kelas XI dan guru pembimbing PKL yang belum maksimal, sulitnya mencari DUDI yang sesuai kompetensi siswa, kurangnya kepedulian DUDI terhadap kebutuhan siswa saat PKL, dan masih banyak lagi permasalahan PKL. Kami menyadari, semua itu bermuara dari sistem PKL yang belum berjalan dengan baik.” (Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

    Pernyataan tersebut juga didukung oleh

    bendahara dalam POKJA PKL mulai tahun pelajaran

  • 70

    2013/2014 sampai dengan tahun pelajaran

    2017/2018, dalam petikan wawancara sebagai berikut:

    “Kurangnya koordinasi yang dilakukan bidang Humas Hubin dengan pihak-pihak yang terlibat dalam Program PKL, menyebabkan timbulnya masalah. Guru pengajar di kelas yang akan diberangkatkan PKL masih banyak yang belum menyiapkan sistem pembelajaran jarak jauh sehingga perencanaan pembelajaran yang dilakukan cenderung kurang tepat sasaran. Pembimbing internal maupun eksternal dalam Program PKL pun belum seluruhnya mengetahui SOP PKL yang seharusnya disosialisasikan sebelum pemberangkatan.” (Wawancara tanggal 10 Mei 2017).

    Dari uraian di atas, berdasarkan hasil wawancara,

    studi dokumentasi, maupun hasil pengamatan

    diketahui bahwa kesiapan manajemen PKL masih

    kurang sehingga menimbulkan beberapa permasalahan

    dalam penyelenggaraan Program PKL di SMK Negeri 1

    Salatiga.

    4.2.1.3 Kesiapan Guru Pengajar dan Guru

    Pembimbing PKL

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak-pihak

    yang terlibat dalam Program PKL jurusan akuntansi

    belum seluruhnya memiliki kesiapan sebelum program

    PKL dilaksanakan. Sebagai bukti ketimpangan tersebut

    terlihat dari hasil wawancara dengan Ketua Kompetensi

    Keahlian (KKH) akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga.

    Berikut disajikan petikan wawancara dengan KKH

    akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga:

  • 71

    “Saat siswa kelas XI semester 3 baru masuk sekitar seminggu di kelas, kami pun belum memahami karakter anak, kesiapan kompetensi akuntansi mereka sebelum PKL pun baru sekitar 30 % dari kompetensi kerja yang dipersyaratkan. Kami belum mampu menyediakan modul atau pun tugas yang baik bagi siswa peserta PKL yang akan diberangkatkan. Untuk guru pembimbing PKL di jurusan akuntasi terdapat beberapa orang yang berasal dari guru normatif adaptif ataupun dari jurusan lain yang tidak memahami kompetensi di jurusan akuntansi. Mereka ditunjuk karena faktor pemerataan tugas dan tidak didahului adanya sosialisasi/ pembekalan dari bidang Humas Hubin terhadap guru yang ditugaskan sebagai guru pembimbing PKL.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017).

    Memperkuat pendapat di atas, seorang guru SMK

    Negeri 1 Salatiga yang juga menjadi pembimbing PKL

    dari jurusan akuntansi menyatakan kesenjangan yang

    terjadi antara rencana Program PKL dengan realisasi

    pelaksanaannya yang berlangsung sudah sejak lama

    namun belum pernah ada evaluasi dari pihak sekolah.

    “Saya bukan guru produktif akuntansi namun mendapat tugas untuk membimbing siswa PKL dari jurusan akuntansi sehingga kurang memahami kompetensi yang dipersyaratkan bagi siswa sebelum PKL. Kami belum pernah mendapat sosialisasi/ pembekalan pembimbing sebelum ditugaskan.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

    Waka Humas Hubin mengemukakan hal yang

    berbeda, yang menunjukkan adanya mis-komunikasi

    antara bidang Humas dengan jurusan akuntansi. Hal

    tersebut diungkapkan dalam wawancara berikut:

    “Kami menindaklanjuti laporan jurusan akuntansi yang berupa pembagian tempat PKL bagi siswa yang akan diberangkatkan di setiap gelombang (biasanya 1 kelas) berdasarkan usulan wali kelas masing-masing. Pembagian

  • 72

    guru pembimbing PKL pun seharusnya menjadi urusan jurusan karena mereka yang lebih memahami, kami tinggal memberikan surat tugas. Penyiapan guru pembimbing PKL seharusnya juga menjadi tanggung jawab jurusan karena jurusan akuntansi yang lebih memahami kompetensi apa saja yang seharusnya di monitor oleh masing-masing pembimbing tersebut. Berkaitan kesiapan guru pengajar bagi siswa PKL sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidang kurikulum untuk menyiapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Dari sisi Humas Hubin, sebagian besar guru pengajar dianggap sudah profesional karena sudah lama sehingga tidak perlu diperintahkan kembali untuk menyiapkan materi belajar bagi siswa yang akan diberangkatkan ke tempat PKL.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

    Berdasarkan studi dokumentasi dari data hasil

    Ujian Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015/2016

    sebagaimana yang nampak di lampiran 18, ditemukan

    bahwa terdapat 4 orang dari 9 orang guru produktif

    akuntansi yang kurang memenuhi standar nilai UKG

    yang dipersyaratkan yaitu minimal 5,5. Hal ini

    menunjukkan bahwa sebanyak 40% guru pengajar

    jurusan akuntansi masih belum kompeten. (Sumber:

    bidang Manajemen Mutu SMK Negeri 1 Salatiga,

    2016/2017).

    Hal tersebut juga tampak dari hasil pengamatan

    peneliti yang masih melihat beberapa guru akuntansi

    yang cenderung enggan untuk mengikuti pelatihan baik

    yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak

    sekolah, terutama guru-guru yang sudah mendekati

    masa pensiun ataupun karena kesibukan tugas yang

    lain. Beberapa guru sudah meningkatkan kompetensi

  • 73

    dan potensi akademiknya dengan melanjutkan

    pendidikan ke jenjang S-2, namun di sisi lain masih

    terdapat guru yang cenderung tidak mau mengasah

    kemampuannya sehingga bekerja sebisanya.

    Dari uraian di atas, berdasarkan hasil wawancara,

    studi dokumentasi maupun hasil pengamatan

    diketahui bahwa terdapat kesimpang siuran informasi

    mengenai penyiapan guru pengajar dan guru

    pembimbing PKL, sehingga masing-masing pihak yaitu

    pihak jurusan akuntansi maupun bidang Humas Hubin

    merasa tidak bertanggung jawab terhadap pembekalan

    untuk guru. Masing-masing pihak bekerja sesuai

    dengan persepsi masing-masing, tanpa ada standar

    yang jelas dalam pelaksanaan tugas.

    4.2.1.4 Kesiapan Pihak Institusi Pasangan (DUDI)

    Untuk meningkatkan kompetensi siswa, Program

    Keahlian Akuntansi bermitra dengan Dunia

    Usaha/Dunia Industri (DUDI) yang memiliki bidang

    kerja yang sejalur dengan bidang akuntansi atau

    keuangan. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa

    masih banyak industri yang bersedia menerima siswa

    PKL dari jurusan akuntansi, baik di daerah Salatiga

    maupun luar Salatiga. Industri/ kantor yang menjadi

    mitra jurusan akuntansi dalam Program PKL tersebut

    dapat dikategorikan sebagai lembaga/ perusahaan yang

  • 74

    sudah memiliki reputasi baik di masyarakat. Mereka

    rata-rata sudah memiliki standar yang jelas untuk

    menerima siswa PKL, sehingga nampak senang dan

    terbantu saat ada permohonan dari sekolah untuk

    menempatkan siswa praktik di tempat mereka

    khususnya dari jurusan akuntansi.

    Berdasarkan data dokumentasi dari bidang Humas

    SMK Negeri 1 Salatiga sebagaimana yang tampak dalam

    lampiran 20, terdapat 18 DUDI/ perusahaan yang

    menjadi mitra jurusan akuntansi dalam penempatan

    siswa PKL. DUDI tersebut memiliki reputasi baik di

    masyarakat, dan masuk kategori perusahaan daerah,

    perusahaan nasional bahkan multinasional seperti

    Coca Cola Amatil. (Sumber: Program Kerja PKL Humas

    Hubin 2017, diolah).

    DUDI bertanggungjawab membina kompetensi

    siswa selama masa PKL. Namun masih ada beberapa

    DUDI yang belum mampu memberikan tempat magang

    yang sesuai dengan bidang akuntansi karena faktor

    resiko kerja bidang keuangan, keterbatasan bidang

    kerja yang boleh dimasuki siswa PKL dan keterbatasan

    daya tampung siswa di bagian-bagian tertentu. Hal ini

    diungkapkan dalam wawancara dengan Kabag Umum

    dan Kepegawaian dari STIE AMA Salatiga sebagai salah

    satu Institusi Pasangan Program PKL jurusan

    akuntansi, dalam petikan wawancara berikut:

  • 75

    “Kami menjalin kerjasama dengan SMK Negeri 1 Salatiga dalam penempatan siswa PKL jurusan akuntansi sudah lama, sehingga kami hanya mengikuti kebiasaan tahun lalu dalam sistem penerimaan PKL di kantor kami. Kami berupaya menempatkan siswa sesuai kompetensinya. Namun keterbatasan tempat dan pekerjaan sehingga tidak semua siswa akuntansi yang PKL di tempat kami, dapat ditempatkan di bidang akuntansi.” (Wawancara tanggal 21 Juli 2017).

    Hal yang sama dikemukakan oleh kepala bagian

    PAC (Public Affair Communication Executive) Coca Cola

    Amatil Indonesia yang merupakan perusahaan

    multinasional yang berada di daerah Ungaran (luar

    Salatiga) yang terangkum dalam hasil wawancara

    berikut:

    “Kami menerima permohonan magang/ PKL dari beberapa pihak/ instansi termasuk dari SMK Negeri 1 Salatiga. Kami merupakan perwakilan kantor pusat perusahaan multinasional PT. Coca Cola Amatil Indonesia yang bertempat di Ungaran, sehingga semua prosedur yang kami jalankan harus mengacu pada peraturan kantor pusat. Termasuk prosedur penerimaan PKL/magang sudah diatur dalam sistem administrasi bagian PAC (Public Affair Communication) PT Coca Cola Amatil Indonesia. Sehingga kami lebih siap melayani masyarakat dalam rangka pelayanan dunia pendidikan karena sudah ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang jelas.” (Wawancara tanggal 13 Juli 2017).

    Senada dengan hasil wawancara di atas, dalam

    wawancara dengan bagian personalia PT. POS

    Indonesia juga dikemukan bahwa penempatan siswa

    PKL dari jurusan akuntansi tidak mutlak harus di

    bidang akuntansi, karena prinsip PKL tidak hanya

  • 76

    memberikan bekal kompetensi kepada anak tetapi yang

    lebih penting adalah bekal attitude dalam bekerja.

    Berdasarkan hasil wawancara, studi dokumentasi

    maupun hasil pengamatan, diketahui bahwa pihak

    industri sebagian besar sudah menggunakan prosedur

    kerja yang lebih jelas dalam penerimaan siswa PKL,

    karena budaya kerja industri selalu berusaha

    mengikuti perkembangan jaman sehingga lebih siap

    menghadapi perubahan agar tidak tertinggal.

    4.2.1.5 Kesiapan Sarana Prasarana

    Sarana pendidikan di SMK Negeri 1 Salatiga sudah

    cukup memadai. Namun demikian, berdasarkan hasil

    pengamatan peneliti masih nampak kekurangan jumlah

    ruangan terkait jurusan akuntansi yaitu ruang guru

    produktif akuntansi/ ruang insrtuktur (yang saat ini

    masih digabung dengan guru jurusan pemasaran),

    ruang praktik manual akuntansi dan ruang

    laboratorium komputer akuntansi. Ruang praktik

    akuntansi manual saat ini masih menggunakan ruang

    teori kelas. Fasilitas pembelajaran khususnya praktik

    jurusan akuntansi masih menunjukkan adanya

    kekurangan ruang praktik komputer akuntansi, yaitu

    ruangan yang ada hanya satu yang berukuran 9 m x 10

    m untuk menampung siswa sebanyak 40 sehingga

    sangat sempit. Di samping itu sarana umum seperti

  • 77

    kamar mandi, belum ada di gedung tempat praktik

    jurusan akuntansi.

    Berikut disajikan petikan wawancara dengan

    Kepala SMK Negeri 1 Salatiga:

    “Ternyata SMK Negeri 1 masih membutuhkan pembangunan fisik seperti pembangunan laboratorium akuntansi untuk praktik manual, laboratorium komputer akuntansi yang hanya punya 1, padahal jika mengacu pada peraturan pemerintah kita butuh minimal 2, mengingat jumlah siswa jurusan akuntansi yang banyak.”

    Wawancara tanggal 10 Juni 2017.

    Waka Sarpras mengemukakan hal yang sama

    dalam wawancara sebagai berikut:

    “Pada saat akreditasi di tahun 2016 kemarin, kelemahan kita saat penilaian di jurusan akuntansi antara lain tidak tersedianya ruang praktek manual akuntansi maupun kurangnya ruang praktek komputer akuntansi.” Wawancara tanggal 12 Juni 2017.

    Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan

    Kepala Laboratorium Akuntansi berikut:

    “ Laboratorium komputer akuntansi baru ada satu untuk praktek sekitar 324 siswa dari kelas X, XI dan XII. Peralatan yang ada di laboratorium akuntansi pun masih perlu ditambah antara lain printer, beberapa set komputer dan rak buku praktek.” (Wawancara tanggal 17 Juli 2017).

    Gambar 5. Fasilitas Ruang Praktik Komputer Akuntansi

  • 78

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi, kondisi

    ideal sesuai lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun

    2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana

    Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah

    Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) sebagai berikut:

    Ruang Praktik Program Keahlian Akuntansi: a. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi berfungsi

    sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: pembukuan dan siklus akuntansi secara manual dan komputerisasi.

    b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian

    Akuntansi adalah 176 m² untuk menampung 32 peserta

    didik yang meliputi: ruang praktik akuntansi dasar 64 m²,

    ruang praktik akuntansi lanjut 32 m², ruang praktik unit

    usaha 32 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².

    c. Ruang praktik Program Keahlian Akuntansi dilengkapi

    prasarana.

    (Lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008: 133).

    Hal tersebut merupakan dasar penyiapan fasilitas

    belajar praktik akuntansi, yang lebih rinci diatur

    seperti terlihat dalam tabel 4.

    Tabel 4

    Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang

    Praktik Program Keahlian Akuntansi

    No. Jenis Rasio Deskripsi 1 Ruang praktik

    akuntansi dasar 4m²/peserta didik

    Kapasitas untuk 16 peserta didik. Luasminimum 64 m². Lebar minimum 8 m.

  • 79

    2 Ruang praktik akuntansi lanjut

    4m²/peserta didik

    Kapasitas untuk 8 peserta didik. Luasminimum 32 m². Lebar minimum 4 m.

    3 Ruang praktik unit usaha

    4m²/peserta didik

    Kapasitas untuk 8 peserta didik. Luasminimum 32 m². Lebar minimum 4 m.

    4 Ruang penyimpanan dan instruktur

    4m²/peserta didik

    Luasminimum 48 m². Lebar minimum 6 m.

    (Sumber: lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun

    2008 Tanggal 31 Juli 2008: tentang Standar Sarana

    Dan Prasarana Sekolah SMK/MAK : 134).

    Berdasar hasil penelitian, diketahui bahwa

    prasarana ruang praktik komputer akuntansi di SMK

    Negeri 1 Salatiga hanya 1 ruang dengan luas 90m²

    kapasitas untuk 40 peserta didik, dengan rasio 2 m²/

    peserta didik, sehingga hal ini menunjukkan belum

    sesuai dengan standar yang diharapkan yakni 64 m²

    untuk 16 peserta didik dengan rasio 4 m²/ peserta

    didik. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kegiatan

    praktik akuntansi yang belum bisa dilaksanakan

    dengan nyaman dan efektif.

    Sebagaimana yang tercantum dalam lampiran

    Permendiknas, Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli

  • 80

    2008: tentang Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah

    SMK/ MAK, ruang praktik program keahlian akuntansi

    seharusnya dilengkapi pula sarana sebagaimana

    tercantum pada Tabel 5.

    Tabel 5

    Standar Sarana pada Ruang Praktik Akuntansi Dasar No Jenis Rasio Deskripsi

    1 Perabot 1 set/ ruang 1.1 Meja kerja Untuk minimum 8

    peserta didik pada pekerjaan pembukuan, dan siklus akuntansi manual, serta komputerisasi

    1.2 Kursi kerja/stool 1.3 Lemari simpan alat

    dan bahan

    2 Peralatan 1 set/ ruang 2.1 Peralatan untuk

    pekerjaan akuntansi dasar.

    Untuk minimum 8 peserta didik pada pekerjaan pembukuan, dan siklus akuntansi manual, serta komputerisasi

    3 Media pendidikan 1 buah/ ruang

    3.1 Papan tulis 1

    buah/ruang untuk mendukung minimum 8 peserta didik pada pelaksanaan

    Untuk mendukung minimum 8 peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis

    4 Perlengkapan lain

    4.1 Kotak kontak Minimum 2

    Minimum 2 buah/ ruang

    Untuk mendukung operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik

    4.2 Tempat sampah Minimum 1 buah/ruang.

    Minimum 1 buah/ ruang

  • 81

    (Sumber: lampiran Permendiknas, Nomor 40 Tahun

    2008 Tanggal 31 Juli 2008: tentang Standar Sarana

    Dan Prasarana Sekolah SMK/MAK : 137).

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

    kesiapan sarana prasarana jurusan akuntansi dalam

    penyiapan Program PKL masih kurang karena

    keterbatasan dana sehingga pembangunan prasarana

    dan sarana praktik masih menjadi agenda sekolah di

    tahun depan.

    4.2.1.6 Kesiapan Anggaran

    Berdasarkan hasil pengamatan nampak bahwa

    kewenangan penetapan anggaran untuk Program PKL

    diberikan oleh sekolah kepada bidang Humas Hubin

    sebagai bagian dari mata anggaran untuk bidang

    Humas Hubin secara keseluruhan. Acuan yang

    digunakan bidang Humas Hubin dalam menyusun

    anggaran untuk PKL adalah RKAS yang sudah

    diputuskan, yang penyusunannya dilakukan setiap

    tahun.

    Menurut dua staff Humas Hubin yaitu bendahara

    dan sekertaris POKJA PKL, anggaran PKL sudah

    disiapkan sebelum awal tahun ajaran baru karena

    kegiatan PKL sudah harus dimulai pada awal semester

  • 82

    tiga. Penyiapan anggaran terutama untuk transport

    pengelola kegiatan, transport guru-guru pembimbing

    dalam lobby dan pengantaran siswa PKL. (Wawancara,

    10 Mei 2017).

    Hal yang sama dikemukakan oleh Waka Humas

    Hubin dalam petikan wawancara sebagai berikut:

    “ Kami sudah harus menyiapkan pembiayaan untuk urusan PKL sebelum siswa masuk di awal tahun ajaran baru karena pemberangkatan PKL akan dimulai pada awal semester 3 dan berakhir pada awal semester 5. Anggaran untuk PKL menjadi bagian dari total anggaran untuk bidang Humas Hubin, sehingga pengelolaannya menjadi satu di bagian administrasi & keuangan Humas Hubin yang dilakukan oleh bendahara Humas Hubin. Rencana anggaran Program PKL tahun ajaran 2017/2018 ini antara lain untuk kegiatan lobi ke DUDI, pengantaran, monitoring, penjemputan siswa PKL dan administrasi urusan PKL.” (Wawancara tanggal 21 juni 2017).

    Selain itu berdasarkan studi dokumentasi dari

    data bidang Humas Hubin dapat diketahui bahwa

    rencana anggaran bidang Humas Hubin khusus untuk

    kegiatan PKL jurusan akuntansi antara lain digunakan

    untuk kegiatan dengan rincian sebagai berikut:

    1. Lobi ke DUDI (dalam 1tahun)

    3 gelombang = 54 lokasi x Rp 50.000,-

    2. Pengantaran = 54 lokasi x Rp 50.000,-

    3. Monitoring = 54 lokasi x Rp 50.000,-

    4. Penjemputan siswa = 54 lokasi x Rp 50.000,-

    5. Administrasi PKL untuk ATK, cindera mata dan

    pengelola kegiatan sebesar Rp 7.500.000,-.

    (Sumber data: Waka Humas Hubin, 2017).

  • 83

    Berdasarkan hasil pengamatan, hasil wawancara

    studi dokumentasi menunjukkan bahwa anggaran

    untuk Program PKL sudah disiapkan sejak awal

    sebelum pemberangkatan PKL siswa gelombang 1 yang

    dimulai di bulan Juli.

    4.2.1.7 Kongruensi (Kesesuaian) dan

    Ketergantungan (Kontingensi) antar sub

    komponen masukan (antecedens)

    Dalam satu tahun pelajaran terdapat 3 gelombang

    pemberangkatan yang dilaksanakan secara

    berkelanjutan mulai dari gelombang 1 dari kelas XI

    akuntansi 1 selama 3 bulan dari bulan Agustus-

    Oktober. Dilanjutkan gelombang II dari kelas XI

    akuntansi 2 selama 3 bulan dari bulan Nopember-

    Januari, dan terakhir gelombang III dari kelas XI

    akuntansi 3 selama 3 bulan dari bulan Februari – April.

    Jadwal pemberangkatan PKL yang dibuat oleh

    manajemen PKL (POKJA PKL) dari tahun ke tahun

    tidak sama, disesuaikan dengan kebijakan/ kondisi

    sekolah dan industri. Tahun 2017 ini dilaksanakan

    lebih awal dari tahun kemarin sehingga mengakibatkan

    kesiapan dari semua pihak yang terlibat dalam Program

    PKL pun relatif kurang. Kekurangsiapan dari peserta

    didik peserta PKL, manajemen PKL, guru pengajar dan

  • 84

    guru pembimbing, bagian kurikulum, bagian sarana

    prasarana dan anggaran ditunjukkan dengan adanya

    kesenjangan dalam komponen masukan tersebut.

    Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan

    perencanaan sistem block selama 3 bulan dalam

    pelaksanaan PKL sebenarnya sudah sesuai dengan

    pedoman penilaian pada SMK yang tertulis sebagai

    berikut:

    Permendikbud Nomor 60 Tahun 2014 menyatakan bahwa PKL dapat dilaksanakan menggunakan sistem blok selama setengah semester (sekitar 3 bulan) atau dapat pula dengan menggunakan sistem semi blok selama 1 (satu) semester yakni melaksanakan PKL dengan komposisi 3 hari melaksanakan PKL pada mitra DU/DI dan 3 hari melaksanakan pembelajaran di sekolah setiap minggunya. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang dari 6 hari per minggu maka sekolah perlu mengatur sirkulasi/perputaran kelompok peserta PKL. (Kemdikbud, 2015: 45).

    Kesenjangan yang nampak di bagian kurikulum,

    antara lain belum tertatanya sistem pembelajaran jarak

    jauh bagi siswa PKL yang seharusnya sudah disiapkan

    sebelum tahun ajaran dimulai. Sistem pembelajaran

    selama PKL masih belum sesuai ketentuan yang ada

    sebagaimana yang terlihat dalam pedoman penilaian

    pada SMK sebagai berikut:

    Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran kelompok wajib A dan B pada periode tersebut dapat dilakukan di satuan pendidikan dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan). Jika pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tidak terintegrasi dalam kegiatan PKL maka pembelajaran mata pelajaran kelompok A dan B tersebut dilakukan di satuan pendidikan (setelah peserta

  • 85

    didik kembali dari kegiatan PKL di Institusi pasangan/industri) dengan jumlah jam setara dengan jumlah jam satu semester. (Kemdikbud, 2015: 45-46).

    Kesenjangan di bagian sarana prasarana nampak

    di ketersediaan fasilitas pembelajaran yakni kurangnya

    fasilitas ruang praktik manual akuntansi dan ruang

    praktik komputer akuntansi, kurangnya fasilitas kamar

    mandi, dan kurangnya peralatan-peralatan pendukung

    praktik seperti lemari untuk buku praktik, papan

    informasi, rambu-rambu dan peralatan Keselamatan

    dan Kesehatan Kerja (K3) yang seharusnya terdapat di

    tempat praktik.

    Kesenjangan di bidang anggaran nampak pada

    belum adannya penganggaran khusus PKL yang masih

    tergabung dalam anggaran Humas Hubin keseluruhan.

    Kesenjangan di peserta didik peserta PKL antara

    lain kekurangsiapan saat pemberangkatan PKL

    khususnya gelombang I dan II, baik dari kesiapan skill

    (kompetensi akuntansi) maupun attitude yang

    dibutuhkan saat bekerja.

    Kesenjangan di bagian Humas Hubin nampak di

    pengelolaan manajemen PKL yang masih semrawut,

    belum adanya sistem manajemen PKL yang baik.

    Sistem pengelolaan PKL yang belum terbentuk di SMK

    Negeri 1 Salatiga ini semakin menyebabkan munculnya

    berbagai kendala di lapangan. Saat ini manajemen PKL

    SMK Negeri 1 Salatiga masih meneruskan sistem lama/

  • 86

    kebiasaan tahun sebelumnya yang cenderung bekerja

    secara manual/ belum menggunakan sistem

    komputerisasi terpadu. Hal ini semakin menimbulkan

    berbagai permasalahan antara lain keterlambatan

    pemberangkatan PKL karena alasan administrasi yang

    belum siap, monitoring yang tidak tepat sasaran karena

    kurangnya instrument PKL, evaluasi yang belum

    pernah dilakukan, dan masih banyak masalah lain

    yang terjadi karena kekurangsiapan pihak manajemen

    PKL tersebut.

    Kesenjangan-kesenjangan ini disebabkan oleh

    beberapa hal antara lain; 1)kesiapan manajemen PKL

    masih kurang, perencanaan program belum matang,

    jadwal pemberangkatan PKL gelombang I terlalu awal

    (di minggu awal tahun pelajaran baru) sehingga

    menyebabkan kekurangkesiapan siswa dalam hal skill

    dan attitude kerja, 2) kurangnya sosialisasi kepada

    siswa dan orang tua wali murid tentang Program PKL

    menyebabkan siswa kurang memahami program yang

    akan mereka ikuti sehingga mengakibatkan banyak

    siswa yang belum tahu tentang tujuan PKL, apa yang

    mereka cari dan apa yang harus mereka lakukan, 3)

    kurangnya pembekalan skill dari guru pengajar dan

    kurangnya kesadaran dan kemampuan guru untuk

    menyiapkan materi pembelajaran jarak jauh sehingga

    siswa belum memiliki bekal yang cukup saat PKL, 4)

  • 87

    kurangnya pembekalan untuk siswa dan guru

    pembimbing, pembekalan masih belum melibatkan

    pihak industri sehingga masih belum tepat sasaran, 5)

    belum tersedianya fasilitas pembelajaran praktik

    akuntansi manual dan kurangnya fasilitas praktik

    komputer akuntansi sehingga masih belum memenuhi

    standar.

    Kesenjangan-kesenjangan tersebut menunjukkan

    adanya ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

    (kongruensi) antar sub-komponen antecedens

    (masukan) sehingga kekurangsiapan masing-masing

    sub-komponen mempengaruhi sub-komponen yang

    lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya

    mengatasi kesenjangan dalam komponen masukan

    haruslah dilakukan secara menyeluruh, terpadu

    sehingga tepat sasaran.

    4.2.1.8 Matrik Deskripsi Komponen Masukan (Antecedens)

    Deskripsi komponen masukan (antecedents)

    sebagaimana yang nampak dalam tabel matrik

    deskripsi komponen masukan dalam lampiran 21

    menunjukkan adanya maksud program berdasarkan

    rencana awal program dan perbandingannya

    berdasarkan hasil pengamatan yang berupa gambaran

  • 88

    secara obyektif berdasarkan hasil penelitian dengan

    mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan

    kesesuaian antar sub-komponen masukan yaitu:

    kesiapan peserta didik, kesiapan manajemen PKL,

    kesiapan bidang kurikulum, kesiapan guru pengajar,

    kesiapan guru pembimbing, kesiapan DUDI, kesiapan

    sarana prasarana, kesiapan anggaran.

    4.2.1.9 Matrik Pertimbangan Komponen Masukan (Antecedens)

    Pertimbangan yang berupa penilaian terhadap

    komponen masukan berdasarkan standar relatif yaitu

    Juknis Program PKL dari pemerintah dan standar

    absolut yaitu SOP PKL SMK Negeri 1 Salatiga,

    sebagaimana hasil penelitian yang berupa tabel matrik

    pertimbangan yang nampak dalam lampiran 22,

    menunjukkan adanya penilaian terhadap

    penyelenggaraan Program PKL jurusan akuntansi SMK

    Negeri 1 Salatiga berdasarkan standar relatif dan

    absolut dengan mempertimbangkan hubungan

    ketergantungan dan kesesuaian antar sub-komponen

    masukan yaitu: kesiapan peserta didik, kesiapan

    manajemen PKL, kesiapan bidang kurikulum, kesiapan

    guru pengajar, kesiapan guru pembimbing, kesiapan

    DUDI, kesiapan sarana prasarana, kesiapan anggaran.

  • 89

    4.2.2 Transactions ( Proses) Program PKL

    Evaluasi transaksi (proses) Program PKL

    memberikan gambaran tentang hal-hal yang terkait

    pelaksanaan program dari awal hingga akhir program

    dijalankan. Sub-sub komponen yang menjadi fokus

    dalam mengevaluasi pelaksanaan Program PKL terdiri

    dari; a) kinerja siswa peserta PKL, b) kinerja guru

    pengajar dan guru pembimbing PKL c) kinerja

    manajemen PKL, d) peran pembimbing di industri, e)

    hambatan-hambatan dalam pelaksanaan PKL, f) upaya

    mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan PKL. Sub-

    sub komponen tersebut dievaluasi dengan cara

    menganalisis transaksi/ proses pelaksanaan Program

    PKL untuk melihat ketergantungan (kontingensi) dan

    kesesuaian (kongruensi) antar sub-komponen,

    berdasarkan kesenjangan yang terjadi dalam komponen

    transaksi/ proses pelaksanaan PKL yang kemudian

    dipetakan dalam matrik deskriptif dan matrik

    pertimbangan.

    Gambaran hasil penelitian evaluasi komponen

    transaksi (proses) Program PKL dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    4.2.2.1 Kinerja Peserta Didik Peserta PKL

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti,

    siswa peserta PKL jurusan akuntansi rata-rata memiliki

    sikap yang baik, sopan dan bertanggung jawab dalam

  • 90

    bekerja. Dilihat dari cara berpakaian selama PKL di

    industri yang tetap menggunakan seragam sekolah

    dengan tertib, cara berkomunikasi dengan orang lain,

    cara menyelesaikan tugas yang diberikan, yang lebih

    baik dibanding siswa jurusan lain/ siswa sekolah lain

    yang sama-sama PKL di tempat tersebut.

    Untuk beberapa siswa dalam kasus tertentu

    menggambarkan attitude siswa yang masih rendah

    dalam bekerja, kedisiplinan yang masih kurang dari

    siswa, kurangnya kreatifitas dalam mengatasi

    permasalahan di DUDI, kemampuan menyesuaikan diri

    dengan lingkungan sosial yang masih lambat,

    kemampuan berkomunikasi bisnis yang masih kurang,

    dan kemampuan mengasah kompetensi akuntansi dan

    menggali ilmu akuntansi dari industri untuk dapat di

    bawa ke sekolah saat kembali dari PKL.

    Berikut hasil wawancara dengan beberapa orang

    siswa yang PKL di PT. Charoen Pokphan Indonesia:

    “Sebelumnya kami belum memiliki gambaran tentang tempat praktik yang menjadi tempat PKL bagi kami. Ternyata kami tidak semuanya mendapat tugas di bagian akuntansi/ keuangan. Beberapa diantara kami ditempatkan di customer servise/ pelayanan, di bagian administrasi juga ada. Tugas kami yang berkaitan dengan jurusan akuntansi rata-rata hanya melakukan pekerjaan merekap bukti transaksi dan menginput data barang ke dalam komputer. Selain itu kami dimintai tolong untuk membantu pekerjaan administrasi seperti memfotokopi, mengarsip surat, menerima telepon, dan beberapa tugas lain yang di luar jurusan akuntansi.” ( Wawancara tanggal 8 Juni 2017).

  • 91

    Hal senada juga diungkapkan oleh beberapa siswa

    yang PKL di PT Coca Cola Amatil Indonesia dalam hasil

    wawancara berikut ini:

    “Di PT Coca Cola kami ditempatkan di bagian General Affair, di bagian maintenance engineering dan di gudang spare part. Tugas kami tidak semuanya mengerjakan pekerjaan akuntansi, tergantung tugas yang diberikan. Jika dihitung dari waktu kerja dalam sehari, waktu untuk bekerja hanya sekitar 3 jam, lainnya hanya ngobrol. Ada teman kami yang pernah ditegur oleh pembimbing industri karena kurang pas saat bersikap menerima tamu perusahaan dan teman lain ditegur karena kurang pas saat membantu menerima telepon.” ( Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

    Sebagian besar data diperoleh lewat hasil

    pengamatan dan wawancara dengan banyak

    responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun

    sudah diupayakan peneliti, belum dapat mendukung

    oleh karena sistem administrasi terkait kinerja siswa

    selama praktik dalam Program PKL tidak dilaksanakan

    oleh pembimbing industri maupun guru pembimbing

    sehingga tidak terdokumentasikan dengan baik.

    Gambar 6: Wawancara dengan Responden Siswa

  • 92

    Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat kita

    ketahui, bahwa kinerja siswa peserta PKL jurusan

    akuntansi rata-rata masih menunggu instruksi dari

    atasan atau pembimbing industri, kurang kreatif

    sehingga pekerjaan yang mereka lakukan masih sangat

    standar.

    4.2.2.2 Kinerja Guru Pengajar dan Guru Pembimbing

    PKL

    Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan tugas

    mengajar sebelum siswa diberangkatkan PKL hanya

    sekitar seminggu sehingga guru pengajar belum

    seluruhnya memahami karakter siswa, dan baru sedikit

    materi pelajaran yang diajarkan. Kondisi ini terjadi

    hampir pada semua guru di kelas XI gelombang I yang

    dijadwal berangkat pertama di awal semerter 3. Rata-

    rata para guru belum menyusun materi pembelajaran

    khusus bagi siswa yang akan PKL. Tugas yang

    diberikan guru terkesan kurang terprogram.

    Kekurangsiapan dari sebagian besar guru pengajar

    tersebut terangkum dalam hasil wawancara dengan

    beberapa guru mapel kelas XI di jurusan akuntansi

    berikut:

    “ Kami baru masuk di kelas XI akuntansi 1 sekitar seminggu yang lau, kami baru memberikan gambaran mata pelajaran seperti silabus, pedoman penilaian, KKM, dan baru sedikit materi yang kami berikan. Tugas untuk siswa PKL kami berikan secara bertahap, seperti tugas untuk kelas yang lain. Kami belum memiliki instrument pembelajaran jarak jauh. Dan dari kurikulum pun belum pernah mengharuskan kami

  • 93

    menyusun modul ataupun tugas khusus bagi siswa yang PKL. Semua kesadaran masing-masing guru dan kreatifitas masing-masing guru.” (Wawancara tanggal 25 Juli 2017).

    Berdasarkan hasil dokumentasi, peneliti tidak

    menemukan laporan dari bagian kurikulum tentang

    administrasi pembelajaran dari para guru pengajar,

    karena sebagian besar dari mereka belum

    mengumpulkan. Materi khusus untuk siswa yang akan

    berangkat PKL pun belum pernah dilaporkan oleh guru

    ke bagian kurikulum, sehingga data di bagian

    kurikulum hanya berupa kumpulan file dari

    administrasi guru tahun pelajaran lalu, sedangkan

    untuk tahun ajaran 2017/ 2018 belum terkumpul.

    Berikut hal-hal yang menjadi catatan dalam proses

    pembelajaran selama PKL dalam petikan wawancara

    dengan KKH Akuntansi:

    “Beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan PKL antara lain: (1) sebagian besar guru produktif akuntansi belum mengumpulkan administrasi pembelajaran di awal tahun pelajaran karena masih proses penyusunan, (2)pembelajaran jarak jauh untuk siswa PKL belum dirancang dengan baik, (3) kepedulian guru mata pelajaran

    Gambar 7. Wawancara dengan Responden Guru Pengajar dan Guru Pembimbing

  • 94

    untuk membekali siswa sebelum berangkat PKL masih belum maksimal.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017)

    Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa

    sistem pembelajaran untuk siswa yang PKL belum

    dirancang dengan baik di SMK Negeri 1 Salatiga.

    Kondisi ini semakin diperburuk oleh situasi perubahan

    aturan dalam penyusunan administrasi pembelajaran

    dengan penerapan kurikulum 2013 yang direvisi

    beberapa kali hingga revisi edisi 2017, sehingga

    sebagian besar guru belum menyiapkan administrasi

    pembelajarannya maupun persiapan materi pelajaran

    khususnya untuk mata pelajaran baru. Model

    pembelajaran untuk siswa PKL pun masih belum

    tertata sehingga guru pengajar belum mampu

    menerapkan model pembelajaran jarak jauh yang

    sesuai kebutuhan siswanya.

    4.2.2.3 Peran Pembimbing dari DUDI

    Pada prinsipnya PKL adalah kerja sama dengan

    Institusi Pasangan/ DUDI yaitu saling membantu,

    saling mengisi dan saling melengkapi untuk meraih

    keuntungan bersama. Berdasarkan hasil pengamatan

    peneliti, nampak bahwa pelaksanaan PKL di industri

    sangat dipengaruhi oleh peran serta pembimbing dari

    DUDI. Pembimbing adalah wakil langsung dari DUDI

    yang sampai saat ini masih percaya kepada sekolah

  • 95

    untuk menjadi mitra kerjasama dalam penyelenggaraan

    Program PKL.

    Hasil wawancara dengan bagian personalia PT.

    POS Indonesia, menunjukkan kepedulian perusahaan

    mereka terhadap dunia pendidikan, dalam bentuk bea

    siswa, bantuan pendidikan, tempat magang/ PKL dan

    lain-lain meskipun mereka tidak mau terikat MOU

    dengan pihak mana pun dalam menjalin kerjasama

    khususnya dalam dunia pendidikan. (Wawancara, 14

    Juli 2017).

    Hal yang senada diungkapkan oleh bagian PAC

    Coca Cola Amatil Indonesia dalam petikan wawancara

    berikut:

    “Sebagai perusahaan multinasional, kami Coca Cola Amatil Indonesia yang merupakan perwakilan kantor pusat untuk wilayah Jateng, DIY dan Madiun tidak boleh membuat MOU sendiri. Meskipun demikian kami setiap saat bersedia menerima siswa PKL, yang nantinya akan dibimbing secara umum dan secara khusus. Kami mengadakan program induksi secara singkat dalam rangka membekali siswa PKL yang akan masuk di lingkungan perusahaan kami. SOP bagi siswa PKL juga sudah kami siapkan.” (Wawancara tanggal 13 Juli 2017).

    Demikian pula wawancara dengan Kabag

    Personalia PD. BPR Bank Salatiga juga menunjukkan

    hal yang senada tentang pentingnya peran pembimbing

    tersebut. Berikut hasil wawancara tersebut:

    “Kami menunjuk satu orang untuk membimbing siswa selama PKL di kantor kami. Pembimbing lah yang nantinya bertanggungjawab terhadap pemberian tugas pekerjaan

  • 96

    kepada siswa, dan sekaligus memberikan penilaian kepada siswa.” (Wawancara tanggal 14 Juli 2017).

    Sebagian besar data diperoleh lewat hasil

    pengamatan dan wawancara dengan banyak

    responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun

    sudah diupayakan peneliti belum dapat mendukung

    oleh karena dokumen terkait kinerja pembimbing

    industri yang mencerminkan peran DUDI selama

    Program PKL belum terdokumentasikan dengan baik

    oleh sebagian besar industri. Mereka hanya

    mendokumentasikan surat-surat resmi dari sekolah

    terkait permohonan penempatan PKL, surat pengiriman

    PKL, surat monitoring PKL, surat penarikan PKL dan

    jurnal laporan PKL dari siswa sebagai dasar penilaian

    yang mereka berikan, dengan format sertifikat PKL dari

    sekolah.

    Jadi, berdasarkan hasil penelitian dapat kita

    ketahui, walaupun perusahaan bertujuan mencari laba,

    namun kepedulian mereka terhadap dunia pendidikan

    sangat baik, baik yang bersedia menjalin kerjasama

    dengan MOU maupun tidak. Kerjasama dengan DUDI

    yang terjalin sejak lama tersebut tentunya memberikan

    gambaran-gambaran nyata tentang potret siswa SMK

    Negeri 1 Salatiga selama PKL, bagaimana tanggapan

    DUDI tentang sekolah, tanggapan DUDI tentang

    penyelenggaraan Program PKL jurusan akuntansi SMK

  • 97

    Negeri 1 Salatiga dengan segala kekurangan yang ada

    di dalamnya.

    Gambar 8. Wawancara dengan Responden Perwakilan DUDI

    4.2.2.4 Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan

    Program PKL

    Dilihat dari sisi pengelolaan PKL di SMK Negeri 1

    Salatiga, masih terlihat beberapa hal yang belum sesuai

    harapan stake holder antara lain penyelenggaran PKL di

    gelombang I yang terkesan kurang persiapan, masih

    semrawut, tertundanya waktu pemberangkatan PKL,

    kurangnya kesiapan dari siswa, kurangnya kepedulian

    dari guru pengajar untuk membekali siswanya sebelum

    PKL, kurangnya sosialisasi dan pembekalan untuk

    guru pembimbing, kekurang sesuaian kompetensi yang

    didapat di sekolah dengan yang dihadapi di industri,

    dan masih banyak lagi permasalahan yang muncul

    selama pelaksanaan PKL tersebut. Hal tersebut

    terangkum dari hasil wawancara dengan Kepala SMK

  • 98

    Negeri 1 Salatiga dalam petikan wawancara sebagai

    berikut:

    “Bidang Humas Hubin seharusnya mengadakan rapat koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam PKL, khususnya KKH dan guru produktif yang sebagian besar menjadi pembimbing, untuk mencari strategi/ menemukan solusi dari permasalahan-permasalahan dalam pelaksanaan PKL. Saya lihat hal tersebut belum dilakukan. Program kerja PKL ataupun juknis yang menjadi SOP PKL seharusnya disusun sendiri setiap tahun. Namun saya belum melihat atau pun mendapat laporan dari bidang Humas Hubin. Penyelenggaraan Program PKL cenderung masih berdasarkan kebiasaan tahun lalu.” (Wawancara tanggal 10 Juni 2017 )

    Pernyataan di atas juga dibenarkan oleh staff

    Humas Hubin dalam kutipan wawancara berikut:

    “Kurangnya koordinasi dari bidang Humas dengan pihak-

    pihak yang terlibat dalam Program PKL, menyebabkan

    masing-masing bagian bekerja semaunya sendiri, tanpa

    arahan, tanpa kontrol seperti bola-bola liar. Bekerja hanya

    sekedar menggugurkan kewajiban.”

    (Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

    Agak berbeda dengan hasil wawancara di atas,

    hasil wawancara dengan Waka Humas Hubin

    menyatakan kegiatan PKL yang sudah direncanakan

    dan dikoordinasikan dengan baik. Berikut pernyataan

    Waka Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga:

    “Sudah ada koordinasi dengan pembimbing DUDI karena hubungan baik sudah terjalin sekian tahun/lama. Sudah ada koordinasi dengan manajemen PKL, yang dilakukan setiap saat/ tidak dialokasikan waktu khusus, dilaksanakan sesuai kebutuhan. Dengan guru pembimbing terutama secara intensif pada saat musim pemberangkatan. Setahu Humas, semua sudah paham dengan tupoksinya masing-masing sehingga tidak perlu dilakukan koordinasi secara khusus. Untuk urusan dengan guru pembimbing PKL seharusnya sudah diurusi jurusan akuntansi, Humas hanya masalah penginformasian

  • 99

    waktu, penjadwalan, administrasi surat menyurat PKL.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

    Sebagian besar data diperoleh lewat hasil

    pengamatan dan wawancara dengan banyak

    responden, sedangkan teknik dokumentasi meskipun

    sudah diupayakan peneliti belum dapat mendukung

    oleh karena dokumen terkait hambatan-hambatan

    selama pelaksanaan Program PKL belum

    terdokumentasikan dengan baik oleh manajemen

    POKJA PKL, karena administrasi manajemen PKL yang

    ada masih belum tertata dengan baik. Sistem pelaporan

    dari guru pembimbing pun hanya berupa penyerahan

    kembali surat monitoring dari industri tanpa ada

    pelaporan permasalahan selama pelaksanaan.

    Sedangkan pihak jurusan akuntansi pun hanya

    memberikan saran/masukan bila guru pembimbing

    melaporkan secara lisan tentang permasalahan-

    permasalahan di tempat PKL dan memberikan

    masukan kepada guru pembimbing untuk langsung

    menyelesaikannya tanpa ada proses pendokumentasian

    dengan baik.

    Dari hasil wawancara di atas, ternyata terdapat

    pemahaman yang berbeda antara pihak jurusan

    akuntansi dengan bidang Humas Hubin. Perbedaan

    pemahaman tersebut terjadi diantaranya karena

  • 100

    kurangnya intensitas komunikasi antara pihak-pihak

    pengelola PKL dengan pihak jurusan akuntansi.

    4.2.2.5 Upaya Mengatasi Permasalahan-

    Permasalahan dalam Pelaksanaan Program

    PKL.

    Menurut Kepala SMK Negeri 1 Salatiga, kunci

    sukses program PKL adalah pengelolaan program yang

    matang dengan kerjasama tim yang bagus, komunikasi

    yang efektif dengan semua pihak yang terlibat dalam

    program PKL. Selama ini kendala intensitas komunikasi

    yang menjadi salah satu sumber permasalahan

    program PKL akan segera diatasi dengan disediakannya

    ruangan kerja khusus bagi Humas Hubin. Hal tersebut

    dikemukakan oleh Kepala SMK Negeri 1 Salatiga dalam

    petikan wawancara sebagai berikut:

    “Ruang khusus Humas Hubin ini diharapkan mempermudah pelayanan Humas Hubin, termasuk kepada siswa peserta PKL. Semua kegiatan dalam penyelenggaraan Program PKL diharapkan lebih terprogram, lebih terkoordinir sehingga menjadi ruang pusat informasi sektor internal dan eksternal sekolah. Penyiapan sarana prasarana tersebut sudah dimasukkan dalam Rencana Kerja Jangka Menengah/ RKJM 4 tahun.” (Wawancara tanggal 10 Juni 2017).

    Berdasarkan studi dokumentasi dan hasil

    pengamatan peneliti, masih banyak guru pengajar kelas

    XI yang belum menyusun atau pun mengumpulkan

    administrasi pembelajaran sebelum melaksanakan

    KBM, khususnya untuk pembelajaran jarak jauh bagi

  • 101

    siswa yang akan diberangkatkan PKL. Dalam hal KBM

    perlu upaya serius untuk membenahi kesemrawutan

    pembelajaran di DUDI.

    Hal ini diungkapkan oleh Waka Kurikulum dalam

    petikan wawancara berikut:

    “Kami menyadari masih banyak guru yang belum membekali siswanya sebelum magang, mungkin karena kurang peduli ataupun memang tidak tahu cara membuat materi/ media belajar jarak jauh. Biasanya di awal tahun pelajaran kami menyelenggarakan IHT bagi guru dalam rangka mempersiapkan pembelajaran yang akan berlangsung.” (Wawancara tanggal 12 Juni 2017).

    Berdasarkan hasil pengamatan peneliti nampak

    upaya yang dilakukan guru-guru pembimbing dalam

    rangka mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan

    PKL antara lain dengan melakukan komunikasi yang

    baik dengan pembimbing industri, melaporkan kepada

    jurusan untuk diselesaikan lebih lanjut pada kasus

    tertentu, bahkan langkah menarik siswa dari tempat

    PKL sebelum waktunya pun dilakukan untuk

    diserahkan kembali ke sekolah dalam rangka

    memperoleh pembinaan lebih lanjut. Untuk kasus

    tertentu yang membutuhkan pembinaan lebih lanjut

    biasanya siswa dipindahkan tempat PKLnya di sekolah

    sehingga memudahkan guru dalam pembinaan dan

    pengawasannya. Hal tersebut terangkum dalam hasil

    wawancara dengan beberapa guru pembimbing PKL

    sebagai berikut:

  • 102

    “Kasus yang terjadi di tempat PKL yang saya bimbing adalah kekurangdisiplinan siswa yang sudah tidak bisa ditolerir oleh pihak industri. Akhirnya saya laporkan ke jurusan akuntansi dalam rapat jurusan kemarin untuk mendapatkan keputusan tindakan yang harus saya ambil. Berdasarkan hasil dari rapat jurusan maka saya akan menarik siswa yang berkasus tersebut untuk ditempatkan PKL di sekolah di bawah pengawasan saya langsung.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

    Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat kita

    ketahui bahwa semua pihak yang terlibat dalam

    Program PKL jurusan akuntansi telah berupaya untuk

    mengatasi setiap permasalahan yang muncul, baik

    dilakukan sendiri maupun dengan bantuan lembaga.

    Kesadaran pribadi dari guru pembimbing untuk

    membantu siswanya menjadi ujung tombak sekolah

    dalam penyelesaian masalah PKL.

    4.2.2.6 Kongruensi (Kesesuaian) dan

    Ketergantungan (Kontingensi) antar sub

    komponen proses (transactions)

    Kesenjangan yang terjadi dalam sub-sub

    komponen transaksi/ proses menunjukkan adanya

    ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

    (kongruensi) antar sub-komponen transaksi/ proses

    sehingga kekurangsiapan masing-masing sub-

    komponen mempengaruhi sub-komponen yang lainnya.

    Kinerja peserta didik peserta Program PKL yang

    belum sesuai harapan industri sangat dipengaruhi oleh

  • 103

    kesiapannya sebelum berangkat PKL. Kesiapan semua

    sub-komponen masukan akan berpengaruh terhadap

    kualitas kerja sub-sub komponen transaksi, termasuk

    diantaranya kekurangsiapan instrument pembelajaran

    jarak jauh bagi peserta didik peserta PKL sangat

    mempengaruhi kinerja peserta didik maupun guru

    pembimbing dalam memantau pelaksanaan KBM

    selama di industri. Kesesuaian antara materi pelajaran

    yang sudah pernah diterima peserta didik sebelumnya

    dengan materi pekerjaan yang mereka hadapi saat

    praktik sangat mempengaruhi proses PKL.

    Kinerja guru pembimbing selama pelaksanaan PKL

    pun sangat mempengaruhi kinerja peserta didik karena

    pendampingan siswa dalam proses belajar jarak jauh

    sangat diperlukan dalam rangka penyiapan siswa

    sehingga lebih mengenal budaya kerja industri

    sesungguhnya. Ketidaktersediaan instrumen bimbingan

    akan menyulitkan guru pembimbing dalam memantau

    kinerja peserta didik selama PKL.

    Kinerja peserta didik dipengaruhi pula oleh peran

    pembimbing industri dalam mendampingi siswa PKL

    yang latihan bekerja di tempat mereka. Pendampingan

    dari pihak industri yang efektif akan berpengaruh

    positif terhadap kesiapan kerja peserta didik. Namun

    sebaliknya, industri yang hanya menggunakan tenaga

  • 104

    peserta didik tanpa disertai pemberian pekerjaan/

    tugas yang sesuai kompetensi siswa akan semakin

    menurunkan kinerja siswa yang pada akhirnya akan

    menyebabkan tidak efektifnya waktu belajar mereka

    selama mengikuti Program PKL.

    Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu upaya

    mengatasi kesenjangan dalam komponen proses yang

    harus dilakukan secara menyeluruh, terpadu sehingga

    tepat sasaran.

    4.2.2.7 Matrik Deskripsi Komponen Proses (Transaction)

    Deskripsi komponen proses (transaction)

    sebagaimana yang nampak dalam tabel matrik

    deskripsi komponen proses dalam lampiran 23

    menunjukkan adanya maksud program berdasarkan

    rencana awal program dan perbandingannya

    berdasarkan hasil pengamatan yang berupa gambaran

    secara obyektif berdasarkan hasil penelitian dengan

    mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan

    kesesuaian antar sub-komponen proses yaitu: kinerja

    siswa peserta Program PKL, kinerja guru pengajar dan

    guru pembimbing, kinerja manajemen PKL, peran

    pembimbing di industri, kendala-kendala pelaksanaan

    Program PKL, upaya yang telah dilakukan untuk

    mengatasi kendala dalam pelaksanaan PKL.

  • 105

    4.2.2.8 Matrik Pertimbangan Komponen Proses

    (Transaction)

    Pertimbangan yang berupa penilaian terhadap

    komponen proses berdasarkan standar relatif yaitu

    Juknis Program PKL dari pemerintah dan standar

    absolut yaitu SOP PKL SMK Negeri 1 Salatiga,

    sebagaimana hasil penelitian yang berupa tabel matrik

    pertimbangan yang nampak dalam lampiran 24,

    menunjukkan adanya penilaian terhadap pelaksanaan

    Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

    berdasarkan standar relatif dan absolut dengan

    mempertimbangkan hubungan ketergantungan dan

    kesesuaian antar sub-komponen proses yaitu: kinerja

    siswa peserta Program PKL, kinerja guru pengajar dan

    guru pembimbing, kinerja manajemen PKL, peran

    pembimbing di industri, kendala-kendala pelaksanaan

    Program PKL, upaya yang telah dilakukan untuk

    mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan PKL

    4.2.3 Outcomes ( Dampak) Program PKL

    Evaluasi outcomes (dampak) Program PKL Jurusan

    Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi tentang

    gambaran kondisi setelah program dijalankan yaitu

    untuk melihat kesiapan kerja siswa setelah

    melaksanakan PKL, efektivitas penyelenggaraan

    program PKL jurusan akuntansi. Sub-sub komponen

  • 106

    yang menjadi fokus dalam mengevaluasi dampak

    Program PKL terdiri dari; a) kesiapan kerja peserta

    didik, b) pelaporan hasil PKL, c) faktor pendukung dan

    faktor penghambat, d) efektivitas program, e)

    ketercapaian tujuan, f) hasil pengembangan program, g)

    keberlanjutan program. Sub-sub komponen dampak

    tersebut dianalisis ketergantungan (kontingensi) dan

    kongruensi (kesesuaiannya) untuk memberikan

    gambaran tentang dampak Program PKL secara

    keseluruhan sehingga pada akhirnya dapat diberikan

    penilaian berdasarkan standar yang ada

    Dalam rangka mencapai visi dan misi SMK Negeri

    1 Salatiga, yaitu menjadi wahana pendidikan vokasi

    yang unggul dan kreatif untuk mencetak sumber daya

    manusia yang berbudi pekerti luhur, kompeten,

    kompetitif dan peduli terhadap lingkungan, jurusan

    akuntansi sebagai salah satu jurusan favorit di SMK

    Negeri 1 Salatiga berusaha mewujudkan visi tersebut

    dengan mengaplikasikannya dalam visi jurusan

    akuntansi yaitu sebagai kawah candradimuka

    pendidikan vokasi program studi akuntansi untuk

    mencetak generasi berdaya cipta yang siap bekerja,

    berwirausaha dan melanjutkan ke perguruan tinggi.

    Hal ini diungkapkan oleh KKH Akuntansi SMK Negeri 1

    Salatiga dalam petikan wawancara sebagai berikut:

  • 107

    “Jurusan akuntansi masih menjadi jurusan favorit di SMK Negeri 1 Salatiga saat ini dengan visi jurusan sebagai kawah candradimuka pendidikan vokasi program studi akuntansi untuk mencetak generasi berdaya cipta yang siap bekerja, berwirausaha dan melanjutkan ke perguruan tinggi, yang mengacu pada visi sekolah dalam rangka mempersiapkan lulusannnya siap memasuki tantangan dunia kerja.” (Wawancara tanggal 24 Juli 2017)

    Penjabaran visi sekolah dalam visi jurusan

    akuntansi tersebut diaplikasikan dalam Program PKL

    jurusan akuntansi yang bertujuan menyiapkan peserta

    didik untuk lebih siap memasuki dunia kerja setelah

    lulus nanti dengan bekal pengalaman dari praktik

    belajar secara langsung di Dunia Kerja/ Dunia Industri.

    4.2.3.1 Kesiapan kerja peserta didik

    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan

    peneliti, kesiapan kerja peserta didik jurusan akuntansi

    terlihat mengalami perubahan dari segi attitude, sikap

    kerja, cara kerja, komunikasi sosial, namun belum

    menunjukkan hasil yang significant dengan prestasi

    kompetensi akademiknya. Prestasi akademik yang

    dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan semester

    untuk semua mata pelajaran produktif cenderung

    mengalami penurunan untuk peserta didik dari kelas

    yang baru selesai PKL. Dalam diskusi dengan 7 orang

    guru produktif akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

    didapatkan informasi dari hasil diskusi sebagai berikut:

  • 108

    “Dampak PKL pada siswa jurusan akuntansi cenderung membawa perubahan dalam hal attitude siswa seperti sikap dan cara kerja, komunikasi sosial, tanggung jawab dan disiplin. Dalam hal prestasi akademik cenderung mengalami penurunan karena peserta didik kurang siap saat mengikuti ulangan akhir semester yang dilaksanakan sesaat setelah mereka kembali dari tempat PKL.” (Diskusi tanggal 19 Juli 2017).

    Demikian pula hasil wawancara dengan beberapa

    siswa kelas XII akuntansi setelah melaksanakan

    Program PKL juga menunjukkan hal yang senada.

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari jurusan

    akuntansi tentang evaluasi PKL berdasarkan tempat

    praktik kerja lapangan, yang menunjukkan tingkat

    kepuasan terhadap penyelenggaraan Program PKL

    jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga, yang

    terangkum dalam tabel 6. Berdasarkan tabel 6 dapat

    diketahui tingkat kepuasan siswa yang dikategorikan

    dalam “Puas” dan “Belum Puas” berdasarkan hasil

    wawancara dengan sebagian besar siswa yang telah

    melaksanakan PKL. Evaluasi terhadap kesesuaian

    bidang kerja yang diberikan di tempat PKL juga menjadi

    dasar penilaian evaluasi kepuasan siswa tersebut.

    Tanggapan peserta PKL (berdasar tempat PKL) terhadap

    penyelenggaraan PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1

    Salatiga adalah sebagai berikut; a) Sebagian besar

    siswa peserta PKL di 9 dari 19 tempat PKL merasa puas

  • 109

    atau 0,47%, b) Sebagian besar siswa peserta PKL di 11

    dari 19 tempat PKL merasa belum puas atau 0,57 %.

    Tabel 6 Tingkat Kepuasan Siswa terhadap Penyelenggaraan PKL

    Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga

    NO NAMA DUDI

    KESESUAIAN

    BIDANG KERJA

    (%)

    TINGKAT KEPUASAN

    PUAS BELUM PUAS

    1 PT. FIF 50 V

    2 CV. PERKASA TELKOM INDONESIA 20

    V

    3 BMT ANDA 50 V

    4 PT. SIDOMUNCUL 10 V

    5 PRIMKOPTI HANDAYANI 20 V

    6 PD. BPR BANK SALATIGA 40 V

    7 PT. TRIPILAR BETON MAS 50 V

    8 PT. COCA COLA 20 V

    9 STIE AMA 10 V

    10 GRAND WAHID HOTEL SALATIGA 50

    V

    11 BANK SYARIAH MANDIRI 50 V 12 PT. CHAROEND POKPAND 50 V

    13 KPP PRATAMA SALATIGA 50 V

    14 DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA 20

    V

    15 BMT RAMA 50 V

    16 PT. KIEVIT SALATIGA 50 V 17 KANTOR POS SALATIGA 20

    V

    18 PERUM PERHUTANI 20 V

    19 PT TRI ARTA ADITAMA 20 V

    (Sumber: Data Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1

    Salatiga, 2016-2017, diolah).

  • 110

    Berdasar data penelitian diketahui bahwa Program

    PKL lebih berdampak pada aspek afektif siswa yaitu

    perubahan attitude siswa, namun kurang nampak dari

    aspek kognitif ataupun psikomotik yang ditunjukkan

    dengan hasil nilai siswa selama 5 tahun terakhir

    sebagaimana yang terlihat dalam lampiran 20 yang

    menunjukkan adanya nilai di bawah KKM yang

    ditentukan pihak jurusan akuntansi yaitu 8,0 untuk

    nilai produktif akuntansi.

    4.2.3.2 Pelaporan Hasil PKL

    Berdasarkan hasil pengamatan peneliti tentang

    mekanisme pelaporan kegiatan siswa dalam Program

    PKL menunjukkan bahwa proses pelaporan PKL

    dilakukan setelah peserta didik ditarik kembali ke

    sekolah oleh guru pembimbing masing-masing, dengan

    mengumpulkan buku jurnal kegiatan PKL.

    Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh

    Waka Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga pada saat

    wawancara, yaitu:

    “Siswa yang sudah kembali ke sekolah dari tempat PKL seharusnya memberikan laporan ke jurusan. Laporan berupa penyerahan jurnal kegiatan selama siswa PKL. Seharusnya guru pembimbing yang proaktif menanyakan laporan kegiatan siswa. Namun selama ini belum ada evaluasi/ laporan dari guru pembimbing.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

  • 111

    Hal yang senada juga diungkapkan oleh dua orang

    staf Humas Hubin, dalam kutipan wawancara sebagai

    berikut:

    “Kami sudah membagikan buku pedoman untuk pelaporan

    siswa PKL, dan seharusnya setelah mereka kembali dari

    industri segera melaporkan hasil PKLnya. Namun sebagian

    besar siswa belum menyerahkan laporannya ke kami, dan

    untuk itu seharusnya pihak guru pembimbing atau pun

    jurusan akuntansi juga membantu mengingatkan siswanya.”

    (Wawancara tanggal 9 Mei 2017).

    Data dokumen juga menunjukkan bahwa sekolah

    sudah memberikan pedoman pengisian laporan dalam

    bentuk petunjuk pengisian jurnal yang tertulis sebagai

    berikut:

    1. Setelah anda menerima buku jurnal, baca dan pahami semua yang tercantum dalam panduan ini, kemudian tanda tangani pada halaman pernyataan anda.

    2. Selanjutnya setelah anda mengetahui Bapak/ibu pembimbing dari sekolah segera hubungi dan mintakan tanda tangan beliau.

    3. Setelah itu apabila anda sudah diberangkatkan sampai di lokasi praktek, temui pimpinan / instruktur untuk meminta tanda tangan dan cap pengesahan pada panduan ini.

    4. Jurnal diisi secara kontinyu selama siswa praktek dengan menggunakan satuan waktu minggu.

    5. Isilah dengan tanda chek () pada kolom sesuai dengan dengan materi yang di praktek-kan pada waktu satu minggu.

    6. Jika dalam satu minggu anda memperoleh berbagai macam materi pelatihan, maka anda diperbolehkan mengisi lebih dari satu materi yang di praktek-kan

    7. Kolom lain-lain diisi jika dalam melaksanakan praktek, benar-benar materinya belum tercantum dalam daftar jurnal.

  • 112

    8. Tabel jurnal dikelompok-kan menjadi 3 ( Tiga ) bagian digunakan untuk mengetahui kesesuaian materi praktek dengan program studi peserta praktek.

    9. Buku panduan ini harus tetap terjaga kebersihannya untuk dikumpulkan kembali setelah peserta praktek selesai melaksanakan praktek sekolah.

    Sumber: Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga (2017: 3).

    Adapun format pelaporan yang diberikan kepada

    siswa peserta PKL sudah diwujudkan dalam bentuk

    jurnal kegiatan harian yang bentuk dan isinya sama

    dari dulu hingga periode 2017 ini, seperti yang terlihat

    di lampiran 21. (Sumber Data: Humas Hubin SMK

    Negeri 1 Salatiga, 2017).

    Data di atas menunjukkan bahwa secara

    administrasi pelaporan PKL di SMK Negeri 1 Salatiga

    sudah ada, namun berdasarkan hasil pengamatan yang

    dilakukan peneliti dan berdasarkan hasil wawancara

    dengan beberapa peserta didik yang telah

    melaksanakan PKL, hanya sekitar 30% peserta PKL

    yang mengumpulkan laporannya ke jurusan akuntansi

    tanpa persetujuan guru pembimbing masing-masing.

    70 % sisanya masih belum mengumpulkan laporan,

    apalagi sertifikat penilaian yang seharusnya sudah

    mereka bawa serta saat kembali dari PKL. Peran guru

    pembimbing sangat kurang, dan sebagian besar peserta

    PKL yang sudah kembali ke sekolah pun tidak

    berusaha mencari pembimbingnya untuk

    mengumpulkan laporan yang sudah disusunnya.

  • 113

    Berikut petikan wawancara dengan beberapa peserta

    PKL yang sudah selesai melaksanakan PKL:

    “Kami memang dibekali format laporan PKL. Diharuskan mengisi jurnal kegiatan harian. Namun setelah PKL ternyata tidak ada yang menanyakan atau pun menyuruh untuk mengumpulkan, baik oleh guru pembimbing kami apalagi Humas. Sertifikat PKL kami juga banyak yang masih di DUDI.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

    Lebih lanjut peneliti menanyakan kepada beberapa

    guru pembimbing terkait laporan PKL tersebut, dan

    jawaban yang mereka berikan rata-rata sama yaitu ;

    “Kami tidak tahu”. Berikut petikan wawancara dengan

    guru pembimbing PKL jurusan akuntansi:

    “ Kami tidak tahu. Setahu kami, laporan PKL nantinya dikumpulkan langsung ke Humas, kami hanya ditugasi mengantar, memonitoring dan menarik PKL. Tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan tentang teknis pengumpulan laporan PKL, dari dulu kami pun belum pernah diminta Humas untuk mengumpulkan laporan PKL siswa yang kami bimbing.” (Wawancara tanggal 13 Juni 2017).

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat kita ketahui

    adanya perbedaan persepsi antara bagian Humas

    dengan para guru pembimbing PKL dan pihak jurusan

    akuntansi tentang tanggung jawab pengelolaan laporan

    PKL dari siswa sehingga dampaknya siswa menjadi

    bingung dan akhirnya banyak yang belum

    mengumpulkan laporan PKLnya.

  • 114

    4.2.3.3 Efektivitas Program dan Ketercapaian

    Tujuan

    Profil kompetensi tamatan jurusan akuntansi

    berdasarkan hasil studi dokumentasi dari Humas

    Hubin berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan RI No. 20 tahun 2016 tentang Standar

    Kompetensi Lulusan, digunakan oleh jurusan

    akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga dalam

    penyelenggaraan PKLnya, sebagai acuan dalam proses

    pembelajaran praktik akuntansi, yang dapat diuraikan

    sebagai berikut:

    1. Mencatat transaksi sesuai dengan siklus akuntansi 2. Menyusun laporan keuangan, yaitu laporan yaitu laporan

    rugi laba, neraca, dan laporan perubahan posisi keuangan untuk badan usaha baik perorangan, persekutuan, maupun perseroan

    3. Mengadakan Analisa laporan keuangan untuk mengukur tingkat likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas

    4. Menghitung dan menerapkan serta menyelesaikan pajak penghasilan perusahaan maupun pajak penghasilan karyawan

    5. Mengakumulasikan biaya produksi baik perusahaan jasa maupun perusahaan industri. (SKL SMK Jurusan Akuntansi, 2016).

    Berdasarkan hasil studi dokumentasi, peneliti

    menemukan aplikasi dari SKL berdasar Permendikbud

    No.20/ 2016 tersebut, jurusan akuntansi SMK Negeri 1

    Salatiga kemudian membuat struktur materi praktik

    akuntansi bagi siswa PKLnya seperti yang nampak

    dalam tabel 7.

  • 115

    Tabel 7 STRUKTUR MATERI PRAKTEK

    1 Mengelola Bukti Transaksi 2 Mengelola Buku Jurnal 3 Mengelola Buku Besar (Induk dan Pembantu) 4 Menyiapkan Neraca Saldo, Ayat Penyesuaian, dan

    menyelesaikan Neraca Lajur 5 Menutup Buku Besar dan menyusun Neraca Saldo

    Setelah Penutupan 6 Menyusun Laporan Keuangan 7 Mengelola Administrasi Kas dan Bank (Rekonsiliasi

    Bank, Kas Kecil,Sistem Voucher) 8 Mengelola Order Penjualan 9 Mengelola Proses Kredit 10 Mengelola Kartu Piutang 11 Mengelola Penagihan Piutang 12 Mengelola Administrasi Penjualan 13 Mengelola Kartu Utang 14 Mengola Administrasi Penerimaan Barang Supplier 15 Mengelola Kartu Persediaan Supplies 16 Mengelola Kartu Pesersediaan Barang Jadi 17 Mengelola Administrasi Gudang 18 Mengelola Aktiva Tetap 19 Mengelola Adminnistrasi Pajak 20 Mengelola Administrasi Gaji & Upah 21 Mengelola Kartu Biaya Produksi 22 Menyelesaikan Siklus Akuntansi Manufaktur 23 Operator Mesin Hitung 24 Operator Komputer 25 Kasir Lain-lain ( Diisi dengan materi yang benar-benar

    belum termasuk pada penjabaran diatas )

    Materi praktik akuntansi tersebut untuk siswa

    peserta Program PKL jurusan akuntansi yang disusun

    dalam rangka mencapai tujuan Program PKL SMK

    Negeri 1 Salatiga, seperti data hasil studi dokumentasi

    dari bidang Humas Hubin sebagai berikut:

  • 116

    1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap professional

    2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan dirinya dalam era global.

    3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan Dunia Kerja/Dunia Industri pada saatnya dan pada saat yang akan datang.

    4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara yang normatif, adaptif, produktif dan kreatif.(Sumber data: Humas Hubin 2017).

    Dalam rangka mencapai tujuan PKL tersebut,

    siswa diharapkan mampu menyiapkan diri mereka

    sehingga menjadi SDM yang memiliki

    kualifikasi/karakter yang dibutuhkan oleh DUDI saat

    ini. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

    peneliti, nampak perubahan dalam hal attitude siswa

    yang telah melaksanakan Program PKL, dari sikap, cara

    kerja, cara bicara, komunikasi sosial mereka ke arah

    yang lebih baik. Dalam hal kompetensi praktik

    akuntansi belum nampak peningkatan yang signifikan

    setelah siswa melaksanakan PKL, karena belum pernah

    ada evaluasi. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Waka

    Humas Hubin SMK Negeri 1 Salatiga dalam petikan

    wawancara berikut:

    “Peningkatan yang signifikan khususnya hal attitude. Perubahan attitude kearah lebih baik, sikap kerja, kesadaran etos kerja, cara komunikasi berubah, berlatih bertanggung jawab. Prestasi hasil belajar cenderung negative karena prestasi kerja seperti attitude, etos kerja, dll berbeda penilaiannya. Dari aspek skill belum terlalu signifikan karena belum semua DUDI mau atau mampu memberikan kompetensi yang sesuai kepada siswa.” (Wawancara tanggal 23 Mei 2017).

  • 117

    Dalam rangka pencapaian tujuan PKL khususnya

    pada aspek afektif siswa, bidang Humas Hubin sudah

    menyiapkan instrument penilaian yang pelaksanaannya

    dilakukan oleh pembimbing dari industri. Berikut hasil

    data dokumentasi dari bidang Humas Hubin tentang

    format penilaian PKL yang ditampilkan dalam tabel 8.

    Tabel 8 DAFTAR PENILAIAN PKL

    Nama Peserta :…………………………………………… Nomor Induk :…………………………………………… Peserta :…………………………………………… Kelas/Progdi :…………………………………………… Lokasi Praktek :…………………………………………… Waktu Praktek :…………………………………… Nama Pembimbing :…………………………………………… Nama Pembimbing Sekolah :……………………………………………

    I. ASPEK PERSONAL 1 Kemandirian dalam bekerja 2 Kejujuran 3 Kedisiplinan 4 Kreatifitas

    5 Sikap ( Kesopanan )sehari-hari

    6 Penampilan sehari-hari II ASPEK SOSIALISASI 1 Kemampuan berkomunikasi

    2 Kemampuan bekerjasa dengan kolega

    3 Pemahaman dan kepedulian terhadap lingkungan kerja

    III ASPEK PRAKTEK DALAM MENJALANKAN TUGAS

    1 Sikap tanggap/peka terhadap tugas/pekerjaan

    2 Tanggung jawab terhadap pekerjaan yang ditugaskan

    3 Ketrampilan menggunakan alat & penguasaan terhadap materi pekerjaan

    4 Kerapian hasil

  • 118

    Berdasarkan studi dokumentasi yang peneliti

    lakukan pada dokumen hasil Ujian Kompetensi

    Kejuruan (UKK) akuntansi untuk mata pelajaran

    produktif praktik akuntansi manual dan praktik

    komputer akuntansi selama 5 tahun terakhir, ternyata

    kondisi kesiapan kompetensi akuntansi yang dilihat

    dari nilai ujian praktik akuntansi masih kurang. Nilai

    KKM mata pelajaran produktif khususnya praktik

    akuntansi yang ditetapkan jurusan akuntansi yaitu 8,5

    belum tercapai secara maksimal. Adapun hasil UKK

    akuntansi selama 5 tahun terakhir ditampilkan dalam

    lampiran 20.

    Berdasarkan data penelitian di atas, efektivitas

    dan ketercapaian tujuan Program PKL jurusan

    akuntansi masih kurang jika dilihat dari aspek kognitif

    dan aspek psikomotorik yakni nilai pengetahuan dan

    nilai keterampilan, yang dilihat dari hasil nilai Ujian

    Praktik Kejuruan akuntansi selama 5 tahun terakhir,

    yang masih menunjukkan belum sesuai harapan

    sekolah karena masih ada siswa yang memperoleh nilai

    di bawah KKM yang ditetapkan untuk nilai praktik

    produktif akuntansi yakni 8,50. Namun jika dilihat dari

    aspek afektif, sudah menunjukkan peningkatan yang

    positif. Perubahan perilaku, cara kerja, sikap, toleransi,

    komunikasi

  • 119

    Evaluasi outcomes (dampak) Program PKL Jurusan

    Akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga ini berisi tentang

    gambaran kondisi setelah program dijalankan yaitu

    untuk melihat kesiapan kerja siswa setelah

    melaksanakan PKL, efektivitas penyelenggaraan

    program PKL jurusan akuntansi. Sub-sub komponen

    yang menjadi fokus dalam mengevaluasi dampak

    Program PKL terdiri dari; a) kesiapan kerja peserta

    didik, b) pelaporan hasil PKL, c) faktor pendukung dan

    faktor penghambat, d) efektivitas program, e)

    ketercapaian tujuan, f) hasil pengembangan program, g)

    keberlanjutan program. Sub-sub komponen dampak

    tersebut dianalisis ketergantungan (kontingensi) dan

    kongruensi (kesesuaiannya) untuk memberikan

    gambaran tentang dampak Program PKL secara

    keseluruhan sehingga pada akhirnya dapat diberikan

    penilaian berdasarkan standar yang ada

    Hasil penelitian menunjukkan adanya

    ketergantungan (kontingensi) dan kesesuaian

    (kongruensi) antara komponen masukan (antecedens),

    komponen proses (transactions) dan komponen dampak

    (outcomes) yang mempengaruhi penyelenggaraan

    Program PKL jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Salatiga.

    Komponen masukan dirancang/ disiapkan untuk dapat

    disesuaikan dengan komponen proses sehingga

    kesuksesan pelaksanaan/ proses Program PKL

  • 120

    tergantu