BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian Kelurahan Cipageran berada di kecamatan Cimahi Utara kota Cimahi yang terletak di propinsi Jawa Barat. Batas wilayah kelurahan Cipageran yaitu : Sebelah Utara : Desa Jambudipa Sebelah Selatan : Kelurahan Padasuka Sebelah Barat : Desa Tanimulya Sebelah Timur : Kelurahan Citeureup Kondisi Geografis kelurahan Cipageran berada diatas permukaan laut sekitar 850-1000 meter dengan banyak curah hujan 500 mm/th. Kelurahan Cipageran ini termasuk daratan tinggi yang memiliki suhu udara rata-rata 30 o C. Kelurahan Cipageran memiliki luas wilayah sekitar 594,32 hektar. Luas wilayah tersebut diperuntukan sebagai jalan 1,00 hektar, tanah bengkok 4,93 hektar, bangunan umum 5,20 hektar, empang 1,00 hektar, pemukiman 311,70 hektar, perkuburan 5,34 hektar, perkantoran 2,1 hektar, tanah wakaf 3,7 hektar, tanah sawah (irigasi) 22,20 hektar, perladangan 10,4 hektar, tegalan 226,74 hektar. Kelurahan Cipageran ini menjadi kelurahan terluas dibanding kelurahan lainnya (Cibabat, Citeureup dan Pasirkaliki). 4.1.2 Keadaan Penduduk

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN -...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

42

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian

4.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian

Kelurahan Cipageran berada di kecamatan Cimahi Utara kota Cimahi yang

terletak di propinsi Jawa Barat. Batas wilayah kelurahan Cipageran yaitu :

Sebelah Utara : Desa Jambudipa

Sebelah Selatan : Kelurahan Padasuka

Sebelah Barat : Desa Tanimulya

Sebelah Timur : Kelurahan Citeureup

Kondisi Geografis kelurahan Cipageran berada diatas permukaan laut sekitar

850-1000 meter dengan banyak curah hujan 500 mm/th. Kelurahan Cipageran ini

termasuk daratan tinggi yang memiliki suhu udara rata-rata 30 oC. Kelurahan

Cipageran memiliki luas wilayah sekitar 594,32 hektar. Luas wilayah tersebut

diperuntukan sebagai jalan 1,00 hektar, tanah bengkok 4,93 hektar, bangunan umum

5,20 hektar, empang 1,00 hektar, pemukiman 311,70 hektar, perkuburan 5,34 hektar,

perkantoran 2,1 hektar, tanah wakaf 3,7 hektar, tanah sawah (irigasi) 22,20 hektar,

perladangan 10,4 hektar, tegalan 226,74 hektar. Kelurahan Cipageran ini menjadi

kelurahan terluas dibanding kelurahan lainnya (Cibabat, Citeureup dan Pasirkaliki).

4.1.2 Keadaan Penduduk

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

43

Berdasarkan data kelurahan Cipageran hingga 2014 penduduknya berjumlah

40.663 orang yang terdiri dari 20.879 orang laki–laki dan 19.784 orang perempuan

dengan jumlah kepala keluarga 10.772 KK. Komposisi ini menunjukan bahwa jumlah

laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Faktor utama penyebab adanya

pertumbuhan jumlah populasi yaitu umur panjang, penurunan kematian, peningkatan

kelahiran, pengaruh budaya, imigrasi dan emigrasi. Penurunan tingkat kematian

karena kemajuan medis memungkinkan banyak penyakit yang dapat disembuhkan,

angka kematian bayi sangat rendah dan kasus kematian saat melahirkan sering

berkurang. Kenaikan tingkat kelahiran dipengaruh oleh pernikahan dini yang

meningkatkan kemungkinan memiliki anak lebih banyak. Pengaruh budaya memupuk

kepercayaan bahwa menikah pada usia tertentu atau memiliki sejumlah anak

dianggap ideal. Adapun jumlah penduduk menurut usia tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Kependudukan Kelurahan Cipageran menurut usia

4.1.3 Tingkat Pendidikan Formal dan Non-formal Penduduk

Secara umum pendidikan formal di kelurahan Cipageran yaitu sekolah dasar

sebesar 31,09 %, SMP/SLTP pun sekitar 23,74% dan SMA/SLTA sekitar 23,02%.

NoUsia

(tahun)Jumlah Penduduk

(orang)Pesentase

(%)1 0-3 3.349 8,252 4-6 2.541 6,253 7-12 4.146 10,204 13-15 1.586 3,905 16-18 1.985 4,886 >19 27.056 66,53

Jumlah 40.663 100,00

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

44

Selain mengikuti pendidikan formal ada juga yang mengikuti pendidikan khusus.

Pendidikan merupakan hal yang penting untuk kemajuan seseorang, dari tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi status mulai dari status sosial, status ekonomi.

Lulusan sekolah dasar biasanya memiliki kesempatan atau peluang bekerja lebih

sedikit. Yang akhirnya berpengaruh pada perekonomian keluarga (penghasilan yang

kurang terpenuhi). Adapun penggolongan jumlah penduduk menurut tingkat

pendidikan yang tertera pada Tabel 4.

Tabel 4. Keadaan penduduk menurut pendidikan

No. Tingkat pendidikanJumlah penduduk

(orang)Persentase

(%)1 Taman kanak-kanak 1.591 3,912 Sekolah Dasar 12.643 31,093 SMP/SLTP 9.652 23,744 SMA/SLTA 9.361 23,025 Akademi/D1/D3 934 2,306 Sarjana 681 1,67

Lulusan pendidikan khusus7 Pondok pesantren 1.140 2,818 Madrasah 871 2,149 Pendidikan keagamaan 192 0,4710 Sekolah luar biasa 81 0,2011 Kursus/ keterampilan 663 1,6312 Tidak mengikuti pendidikan

formal/non-formal2.854 7,02

Jumlah 40.663 100,00

4.1.4 Mata pencaharian penduduk

Penduduk kelurahan Cipageran memiliki mata pencaharian yang bervariasi

salah satunya 10,41% sebagai swasta. Pada Tabel 4. Masyarakat Cipageran

berpendidikan dikisaran lulusan sekolah dasar yang akan mempengaruhi mata

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

45

pencaharian. Apabila masyarakat Cipageran memiliki keinginan untuk bekerja di

perusahaan atau di kantor yang lebih besar masyarakat Cipageran harus memiliki

pendidikan yang sesuai permintaan perusahaan atau kantor tersebut, selain itu

ketertarikan masyarakat Cipageran bermata pencaharian swasta. Data mengenai mata

pencaharian penduduk kelurahan Cipageran dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Cipageran

No. Mata pencaharianJumlah(orang)

Persentase(%)

1 Pegawai negeri sipil 1.629 4,002 ABRI 382 0,943 Swasta 4.231 10,404 Wirausaha/pedagang 3.613 8,905 Tani 1.011 2,496 Pertukangan 245 0,607 Buruh tani 1.598 3,938 Pensiunan 1.059 2,609 Pemulung 3 0,0110 Jasa 271 0,6711 Tidak memiliki mata

pencaharian*26.621 65,46

Jumlah 40.663 100,00

Keterangan* : masih bersekolah atau tidak bekerja

4.2 Identitas Responden

4.2.1 Umur RespondenUmur merupakan salah satu aspek yang berhubungan dengan kemampuan

seseorang dalam menerima sesuatu yang baru. Di masa produktif, secara umum

semakin bertambahnya umur maka aktivitas akan semakin meningkat yang

tergantung juga pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Kekuatan fisik seseorang untuk

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

46

melakukan aktivitas sangat erat dengan umur karena bila umur seseorang melewati

masa produktif, maka semakin menurun kekuatan fisiknya sehingga produktivitasnya

pun menurun dan pendapatan pun ikut menurun. Oleh karena itu umur dapat

menunjang produktivitas seseorang dan usaha. Umur responden dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Umur Responden

Tabel 6 menunjukan 36,67% merupakan peternak yang berumur 41-50 tahun.

Dengan umur tersebut peternak dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Pada

umur 21-30 tahun juga memiliki peranan dalam beternak.

Dengan ini peternak mendapatkan generasi penerus untuk beternak. Selain

memiliki generasi penerus, ketetarikan responden berusia muda untuk beternak juga

menjadi faktor pendukung. Produktivitas seseorang dalam bekerja sangat dipengaruhi

oleh umur. Umumnya seseorang yang berada pada umur produktif akan mampu

melakukan kegiatan lebih banyak daripada seseorang yang termasuk umur non

produktif. Secara umum, rata-rata umur responden di ketiga kelompok masih berada

pada kelompok usia produktif untuk bekerja. Artinya secara fisik responden masih

memiliki potensi yang besar untuk mengerjakan prosedur pemerahan dengan baik dan

benar.

No. Umur Jumlah(orang)

Persentase(%)

1 Kurang dari 20 0 0,002 21-30 6 20,003 31-40 7 23,334 41-50 11 36,675 51-60 5 16,676 Lebih dari 61 1 3,33Jumlah 30 100,00

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

47

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang

yang lebih dewasa lebih dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal

ini dilihat dari pengalaman dan kematangan. Namun umur yang lebih muda akan

lebih mudah dan baik dalam pemahaman pengetahuan dan keterampilannya

dibandingkan dengan umur yang lebih tua.

Umur juga berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menerima

sesuatu yang baru. Usia muda adalah saat dimana hidup penuh dinamis, kritis dan

sealu ingin tahu hal-hal baru. Wiraatmadja (1973) dalam hal ini menyatakan bahwa

golongan pelopor umumnya berumur setengah baya (40 tahun), namun memiliki

tingkat pendidikan dan ekonomi yang baik, golongan pengetrap awal berumur 41-45

tahun, pengetrap akhir berumur 46-50 tahun dan golongan penolak lebih dari 50

tahun.

4.2.2 Tingkat Pendidikan Formal Responden

Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi penerapan prosedur pemerahan. Orang yang memiliki tingkat

pendidikan yang lebih tinggi diharapkan melakukan pemerahan sesuai dengan

prosedur. Tingkat pendidikan juga diperlukan untuk mendapatkan informasi. Tingkat

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan

pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan (Nursalam, 2003). Tingkat pendidikan secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Formal Responden

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

48

No. Pendidikan Jumlah(Orang)

Persentase(%)

1 SD 27 90,002 SMP/SLTP 3 10,00

Jumlah 30 100,00

Tabel 7 menunjukkan bahwa 90% orang responden menempuh jenjang

sekolah dasar (SD) dan 10% responden (3 orang) yang menempuh jenjang sekolah

menengah pertama (SMP). Rendahnya tingkat pendidikan formal menjadi salah satu

kendala responden untuk tidak melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Wirdahayati (2010) menyatakan bahwa peternak yang berpendidikan rendah

biasanya lebih sulit menerima inovasi baru yang berkaitan dengan usaha ternak, dan

cenderung menekuni pekerjaan yang biasa dilakukan oleh orang tuanya. Sementara

peternak yang memiiki pendidikan sekolah menengah pertama dapat mengelola

dengan baik peternakannya dan sudah dapat dikatakan mengikuti prosedur

pemerahan.

Tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh responden dapat

diseimbangkan dengan pendidikan non-formal. Responden dapat mengikuti

pendidikan non-formal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Cimahi agar

menunjang pendidikan formal. Pendidikan non-formal meliputi penyuluhan

pemeliharaan ternak (sapi perah), penyuluhan formulasi ransum, penyuluhan

perbedaan pakan yang baik atau buruk, penyuluhan memerah sapi perah yang baik,

penyuluhan cara mengolah hasil produksi ternak. Pada tahun 2015 penyuluhan

diadakan sebulan sekali dari pemerintahan kota Cimahi.

4.2.3 Pengalaman Beternak

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

49

Menurut Edwina, dkk (2006) semakin lama seseorang memiliki pengalaman

beternak akan semakin mudah peternak mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dialaminya. Pengalaman beternak berkaitan dengan baik buruknya peternak dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pengalaman beternak juga merupakan

interaksi antara lama kegiatan dan tingkat keterampilan sehingga akan mempengaruhi

pengalaman dalam usaha ternak yang dilakukan. Pengalaman beternak responden

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pengalaman Beternak Responden

No Lama Beternak(Tahun)

Jumlah(Orang)

Persentase(%)

1 Kurang dari 5 4 13,332 5-10 20 66,673 11-20 5 16,674 21-30 1 3,335 Lebih dari 30 0 0,00

Jumlah 30 100,00

Tabel 8 menunjukan bahwa 66,67 % responden memiliki pengalaman sekitar

5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika diambil dari

lama beternak yang 10 tahun dan umur peternak yang 50 tahun. Pada awalnya

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

50

peternak hanya mulai bertani belum beternak. Dengan harapannya semakin lama

peternak beternak sapi perah maka semakin banyak pula pengalaman yang dapat

dipelajari dan dikuasai. Pengalaman peternak beternak sapi perah menunjukan bahwa

peternak belum menguasai dan memahami pemeliharaan ternak terutama prosedur

pemerahan. Dengan semakin lama beternak seharusnya peternak memiliki penge-

tahuan dan sikap yang baik dalam pemeliharaan ternak khsususnya pada prosedur

pemerahan. Soeharsono, dkk (2010) mengatakan bahwa semakin lama pengalaman

peternak membudidayakan ternak, memungkinkan untuk lebih banyak belajar dari

pengalaman, sehingga dapat dengan mudah menerima inovasi teknologi yang

berkaitan dengan usaha ternak menuju perubahan yang baik secara individu dan

kelompok.

4.2.4. Kepemilikan Ternak

Peternak belum melakukan seleksi calon bibit. Peternak mengawinkan

ternaknya dengan cara alami atau IB, kemudian setelah pedet lahir dan disapih maka

induk atau pedet salah satunya akan dijual. Hal ini merupakan salah satu faktor

penyebab kepemilikan ternak yang cenderung tetap. Berbagai hambatan untuk

meningkatkan populasi sapi dapat diidentifikasi yaitu bibit, pakan, penyakit dan lahan

yang sempit (Soekartawi, 2002). Jumlah kepemilikan responden dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 9. Rekapitulasi jumlah kepemilikan ternak sapi perah responden

No Kepemilikan ternak(ekor)

Jumlah(orang)

Persentase(%)

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

51

1 1-3 11 36,672 4-6 15 50,003 ≥ 7 4 13,33

Jumlah 30 100,00

Tabel 9 menunjukan bahwa 50% atau 15 responden ini memiliki ternak

sekitar 4-6 ekor. Menurut responden memiliki banyak ternak juga sangat berpengaruh

pada pemeliharaannya dan jumlah pakan yang akan diberi, lahan yang tidak memadai

dengan ini kebutuhan dan pendapatan juga yang didapatkan responden tidak

seimbang kemudian ternak yang terkena penyakit dijual ke penjagalan atau dipotong.

Sedangkan menurut Soekartawi (1988) Jumlah kepemilikan ternak

mempengaruhi persepsi seseorang terhadap inovasi. Peternak yang mempunyai

jumlah ternak relatif banyak akan memiliki pendapatan relatif tinggi, relatif

berpandangan positif maju dan mempunyai wawasan luas. Artinya, responden rata-

rata memiliki ternak berskala usaha sedang yang memungkinkan mendapatkan

penghasilan yang sedang pula namun tetap berpandangan postif terhadap perubahan

tetapi tidak terlalu skeptis terhadap perubahan baru yang ada disekitar.

4.3 Pengetahuan dan Sikap Peternak

4.3.1 Pengetahuan peternak tentang penerapan prosedur pemerahan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui. Pengetahuan responden di

kelurahan Cipageran dapat dilihat pada Tabel 10. Pengetahuan juga disamaartikan

dengan aspek koginitif. Aspek kognitif pada penelitian ini berupa pengetahuan

peternak dengan penerapan prosedur pemerahan yaitu pengetahuan peternak tentang

tujuan pemerahan, pengetahuan peternak tentang tahapan pemerahan, pengetahuan

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

52

peternak tentang sebelum pemerahan, pengetahuan peternak tentang pelaksanaan

pemerahan, pengetahuan peternak tentang setelah pemerahan,

Tabel 10. Rekapitulasi penilaian tingkat pengetahuan peternak tentang penerapanprosedur pemerahan (%).

No. Tingkat pengetahuan peternak tentangprosedur pemerahan

Tinggi(%)

Sedang(%)

Rendah(%)

1 Tujuan pemerahan 3,33 26,67 70,002 Tahapan pemerahan 10,00 53,33 36.673 Persiapan pemerahan 3,33 73,33 23,334 Pelaksanaan pemerahan 16,67 66,67 16,675 Penyelesaian pemerahan 10,00 60,00 30,00Rekapitulasi tingkat pengetahuan peternaktentang prosedur pemerahan

23,33 76,67 -

Pengetahuan peternak merupakan hasil dari tahu melalui panca indera.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, namun

dari pendidikan non-formal pun bisa mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan

peternak bisa didapat dengan 2 cara yaitu melalui cara tradisional dan modern.

Responden mendapatkan pengetahuan melalui cara tradisional berupa pengalaman

pribadi. Pengalaman pribadi responden merupakan pengalaman yang didapatkan

orang tua atau keluarga secara turun temurun. Pengetahuan juga disamaartikan

dengan aspek kognitif yaitu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mensintesiskan, mengevaluasi. Tingkat Pengetahuan peternak tentang proses

pemerahan 76,67% dikategorikan sedang. Pengetahuan tentang proses pemerahan

yang dimiliki peternak cukup sesuai, seluruh pertanyaan yang dijawab oleh peternak

dapat disampaikan walaupun rata-rata pendidikan peternak sekolah dasar dan umur

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

53

peternak sekitar 41-50 ini menunjukan bahwa penyuluhan yang disampaikan oleh

pemerintah kota Cimahi tersampaikan dan dapat diketahui oleh peternak.

Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang

tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi

perlu ditekankan, bahwa bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak

berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan

tidak mutlak diperoleh melalui pendidikan non-formal. Pengetahuan seseorang

tentang sesuatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua

aspek ini akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek

yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu

(Wawan dan Dewi, 2010)

Pengetahuan peternak tentang tujuan pemerahan 70% dikategorikan rendah

ini dikarenakan peternak melakukan pemerahan sapi perah belum bertujuan untuk

mendapatkan jumlah susu yang maksimal dari ambingnya (Williamson dkk, 1993),

mengeluarkan air susu sapi perah, menjaga kesehatan ambing, menjaga kualitas susu

ternak dan mendapatkan susu yang ASUH (Arif dkk, 2013) melainkan untuk

kebutuhan sehari-hari (ekonomi keluarga). Peternak belum mengetahui secara jelas

bahwa memerah susu sapi perah bukan hanya untuk ekonomi saja tetapi dapat

berpengaruh untuk kesehatan ternak juga. Di dalam tubuh sapi, air susu dibuat oleh

kelenjar susu di dalam ambing. Apabila air susu sapi perah tidak dikeluarkan ternak

pun menjadi sakit.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

54

Pengetahuan peternak tentang tahapan pemerahan 53,33% dikategorikan

sedang, peternak sebagian besar sudah mengetahui tahapan yang dilakukan untuk

memenuhi prosedur pemerahan, yaitu persiapan pemerahan, pelaksanaan pemerahan,

dan setelah pemerahan. Pada saat dilakukan wawancara peternak menjelaskan secara

berurutan namun dengan tidak menggunakan istilah yang ada pada kuisioner.

Peternak sudah mengetahui tahapan-tahapan yang dilakukan dan tahapan yang selalu

dilakukan adalah tahapan persiapan pemerahan. Sesuai dengan pendapat Syarief dan

Sumoprastowo (1984) bahwa pemerahan dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra

pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan pasca pemerahan.

Pengetahuan peternak tentang persiapan pemerahan dikategorikan sedang

(73,33%) ini menunjukan bahwa responden rata-rata sudah mengetahui dan memiliki

pengetahuan tentang persiapan pemerahan dilihat dari kebersihan kandangnya,

peralatan pemerahannya, kebersihan ternaknya, dan kebersihan peternaknya itu

sendiri. Dari segi kebersihan kandang responden mengetahui bahwa pentingnya

membersihkan kandang terutama lantai sebelum memerah itu dapat mencegah

penyakit namun responden masih belum mengetahui tentang peralatan yang baik dan

standar untuk wadah penampungan susu yang baik dan benar. Responden hanya

mengatakan untuk menampung susu yang terpenting semua peralatan bersih dan tidak

bocor namun berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral Peternakan nomor 17

tahun 1983, selain kandang harus bersih, wadah penampungan susu harus juga

memenuhi standar seperti kedap air, terbuat dari bahan yang tidak berkarat (stainless,

alumunium), tidak mengelupas, tidak bereaksi dengan susu dan tidak mengubah

warna karena apabila wadah penampungan susu tidak memenuhi standar dapat

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

55

menurunkan kualitas susu dan menyebabkan tumbuhnya bakteri. Ini ditimbulkan dari

sudut-sudut bagian dalam peralatan susu yang lancip akan sulit dibersihkan dengan

sikat sehingga sisa-sisa susu dapat menempel. 10% dari responden sudah mengetahui

bahwa pentingnya memperhatikan kebersihan diri sebelum memerah itu juga dapat

mempengaruhi kesehatan ternaknya juga, apabila kuku pemerah panjang, telapak

tangan pemerah kotor ternak berpengaruh terhadap kebersihan susu dan kesehatan

ternak (dilihat dari jawaban kuisioner). Hal ini sesuai dengan pendapat Muljana

(1985) yang menyatakan bahwa sebelum pemerahan dimulai sapi yang akan diperah

dibersihkan dari segala kotoran, tempat dan peralatan telah disediakan dan dalam

keadaan yang bersih.

Pengetahuan peternak tentang pelaksanaan pemerahan 66,67%

dikategorikan sedang. Ini menunjukkan bahwa sebagian responden sudah mengetahui

tujuan kebersihan ambing dan puting, peralatan untuk membersihkan ambing dan

puting, tujuan pemerahan awal, cara pemerahan awal, teknik pemerahan dan tujuan

akhir pemerahan. Namun diantara pengetahuan tersebut beberapa responden masih

kurang mengetahui mengenai pembersihan ambing dan puting dengan air hangat itu

bertujuan selain untuk ambing dan puting menjadi bersih juga untuk merangsang

pengeluaran susu, dengan mengusapkan benda hangat pada ambing akan merangsang

otak untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Cara pemerahan awal peternak tidak

mengetahui harus mengeluarkan 3-4 pancaran dari setiap puting, peternak hanya

mengetahui harus diperiksa tiap puting saja tanpa memperhatikan pancaran yang

dikeluarkan. Pada teknik pemerahan peternak tidak mengetahui bahasa asing atau

istilah dari teknik-teknik tersebut. Peternak hanya mengatakan bahwa teknik

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

56

pemerahan itu menggunakan seluruh jari, dijepit dengan kedua jari dan ditarik.

Pemerahan dengan seluruh tangan (whole hand), pemerahan dengan memijat puting

antara ibu jari (knevelen), pemerahan dengan menarik puting antara ibu jari dan jari

telunjuk (stripping).

Pengetahuan peternak tentang penyelesaian pemerahan 60% dikategorikan

sedang. Yang termasuk dalam pengetahuan penyelesaian pemerahan yaitu cara

penyucihamaan puting, manfaat dari penyucihamaan puting dan manfaat mencatat

produksi harian. Dengan melakukan penyucihamaan yang baik dan benar seperti

melakukan pengosongan susu pada puting, membersihkan puting dari vaselin,

melakukan dipping dan menggunakan spray dapat mencegah terjadinya mastitis,

mencegah masuknya bakteri dan hinggapan lalat. (Sudono, 1999). Dari 30 responden

hanya beberapa yang sudah mengatakan bahwa cara penyucihamaan itu harus

menggunakan spraying dan dipping agar tidak ada bakteri dan timbulnya penyakit.

Responden yang mengetahui hal tersebut merupakan responden lulusan SMP dan

responden yang selalu mengikuti penyuluhan dari pemerintah kota Cimahi.

Pencatatan produksi dikalangan peternak juga sudah diketahui agar dapat melihat

perkembangan dari ternaknya itu sendiri.

Pengetahuan responden mengenai prosedur pemerahan dilakukan menurut

kebiasaan sehari-hari tanpa adanya inovasi baru untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik. Dengan ini pengetahuan yang dimiliki oleh responden mengenai prosedur

pemerahan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal mulai

dari umur, pendidikan dan pekerjaannya lalu faktor eksternal didapatkan dari

informasi yang disampaikan, sosial budaya dan lingkungan.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

57

4.3.2 Sikap Peternak Terhadap Penerapan Prosedur Pemerahan.

Menurut Saifuddin (1988) sikap dapat dikatakan sebagai respon seseorang.

Sikap peternak terhadap prosedur pemerahan ini dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Rekapitulasi penilaian sikap peternak terhadap prosedur pemerahan

No.

Sikap peternak tentang prosedur pemerahan Tinggi(%)

Sedang(%)

Rendah(%)

1 Tujuan Pemerahan 100,00 - -2 Tahapan Pemerahan 93,33 6,67 -3 Persiapan Pemerahan 96,67 3,33 -4 Pelaksanaan Pemerahan 76,67 23,33 -5 Penyelesaian Pemerahan 93,33 6,67 -

Rekapitulasi sikap peternak dengan prosedurpemerahan

100,00 - -

Sikap bukan merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan

predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap peternak terhadap prosedur pemerahan

100% dikategorikan tinggi. Ini dikarenakan peternak memahami dengan prosedur

pemerahan yang baik, namun sikap bukan berarti tindakan yang dilakukan. Peternak

menyetujui memahami dengan tujuan pemerahan, tahapan pemerahan persiapan

pemerahan, pelaksanaan pemerahan dan penyelesaian pemerahan tetapi belum tentu

peternak melakukannya. Tiga kompenen pokok pada sikap itu ada kepercayaan

(keyakinan), ide, konsep, kehidupan emosional, evaluasi terhadap suatu objek,

kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen ini secara

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

58

bersamaan membentuk sikap seorang peternak secara utuh (total attitude). Dalam

penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang

peranan yang penting.

Sikap juga memiliki beberapa tingkatan antara lain tingkat pertama berupa

penerimaan dengan menerima peternak memahami prosedur pemerahan dengan baik.

Tingkat kedua yaitu merespon (responding) yang artinya memberi jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan karena dengan suatu

usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari prosedur pemerahan yang dilakukan benar atau salah berarti orang

menerima ide tersebut. Tingkat ketiga yaitu menghargai (valving) yang artinya

peternak mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan tentang

prosedur pemerahan bisa dikatakan sebagai menghargai. Tingkat yang keempat yaitu

bertanggung jawab (responsible) yang artinya bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Jika diihat dari sikap peternak terhadap

prosedur pemerahan sudah mencapai 100% berarti peternak sudah mau memahami

prosedur pemerahan yang akhirnya akan menerima, merespon, menghargai dan

bertanggung jawab dengan melakukan prosedur pemerahan.

Sikap peternak terhadap tujuan pemerahan 100% dikategorikan tinggi.

Responden menunjukan sikap memahami dari tujuan pemerahan. Peternak

memahami tujuan pemerahan dengan baik. Peternak akan mendapatkan banyak

keuntungan untuk dirinya sendiri apabila peternak menjaga kesehatan ambing ternak,

memproduksi air susu sapi yang sedang laktasi dan menjaga kualitas susu sapi. Dari

sikap peternak yang memahami hal tersebut peternak akan mendapatkan harga jual

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

59

susu yang tinggi dan ternak harus sehat, maka dari itu peternak dapat memberikan

konsumen air susu yang aman sehat utuh dan halal. Apabila air susu yang didapatkan

dari peternak itu tidak memenuhi standar kualitas yang sesuai akan merugikan diri

peternak sendiri karena tidak mendapatkan harga yang tinggi dari koperasi atau IPS.

Selain peternak harus memahami dan menyetujui peternak juga harus menyadari

bahwa hal tersebut harus dilaksanakan.

Sikap peternak terhadap tahapan pemerahan 93,33% dikategorikan tinggi.

Responden menyetujui melakukan tahapan pemerahan secara berurutan baik dan

benar. Responden sudah mau mengerjakan prosedur pemerahan dimulai dari

persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian pemerahan. Sikap itu merupakan keadaan

dalam diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak menyertai seseorang dalam

keadaan–keadaan tertentu dalam menghadapi objek dan terbentuk berdasarkan

pengalaman-pengalaman. Peternak juga telah memahami bahwa tahapan pemerahan

harus dilaksanakan dengan benar dan secara berurutan.

Sikap peternak terhadap persiapan pemerahan 96,67% dikategorikan tinggi.

Responden memahami bahwa persiapan pemerahan dimulai dari kebersihan kandang,

peralatan pemerahan, peralatan kandang, pemerah dan lingkungan sekitarnya juga

harus mendukung. Dengan ini responden memiliki sikap menyetujui bahwa semua

persiapan pemerahan tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan bersih. Hampir

seluruh responden memiliki rasa antusiasme dalam persiapan pemerahan. Dengan

memiliki rasa antusiasme responden akan mengerjakan seluruh persiapan pemerahan.

Berdasarkan data yang didapatkan responden kurang menyetujui dan memahami

bahwa pemerah harus memperhatikan kebersihan diri sebelum pemerahan, responden

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

60

mengatakan bahwa tidak harus menggunakan baju yang bersih pada saat pemerahan

asalkan ternaknya sudah bersih dan tangan pemerah pun bersih, namun jika dilihat

dari penggunaan pakaian yang terdapat kotoran pun juga dapat menimbulkan

pencemaran pada susu.

Sikap peternak terhadap pelaksanaan pemerahan 76,67% dikategorikan

tinggi. Ini menyatakan bahwa responden melakukan pelaksanaan pemerahan harus

mengikuti prosedur pemerahan yang sesuai. Dalam pelaksanaan pemerahan sikap

yang ditunjukkan oleh peternak lebih rendah dibandingkan persiapan pemerahan.

Sikap dalam pelaksanaan pemerahan yaitu sikap pembersihan puting ambing dengan

menggunakan lap bersih, air hangat mendahulukan pembersihan puting dan ambing ,

memeriksa setiap puting sebelum pemerahan, menggunakan media gelap, melakukan

pemerahan awal, menggunakan teknik, melakukan pemerahan akhir. Sikap

pelaksanaan pemerahaan yang kurang mendapatkan perhatian dari peternak antara

lain, mendahulukan pembersihan puting kemudian ambing dan menggunakan air

hangat. Responden kurang menyetujui bahwa peternak harus mendahulukan puting

kemudian ambing karena responden tidak memperhatikan hal tersebut, responden

melakukan pembersihan puting ambing secara acak keseluruhan, ini dikarenakan

responden memiliki beberapa sapi perah, jadi responden kurang memperhatikan.

Apabila responden melakukan pembersihan ambing dahulu baru puting atau secara

acak dan akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin terlalu dini. Biasanya

responden menggunakan air hangat untuk sapi yang habis melahirkan bukan untuk

sapi yang sedang laktasi.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

61

Sikap peternak terhadap penyelesaian pemerahan 93,33% dikategorikan

tinggi. Dengan ini menyatakan bahwa responden menyetujui dan melakukan

penyelesaian setiap kali akan memerah. Sikap peternak terhadap penyelesaian antara

lain penyucihamaan setelah pemerahan, menyaring susu hasil pemerahan dan

mencatat hasil produksi susu harian. Dilihat dari data yang sudah diperoleh

penyaringan susu hasil pemerahan yang kurang disetujui oleh responden karena

peternak sudah menganggap bahwa susu yang diperahnya sudah bersih terlihat dari

kasat mata. Apabila bila tidak dilakukan penyaringan dapat terkontaminasi oleh bulu

bulu halus dari sapi perah itu sendiri. Responden dalam penyucihamaan sudah

menyetujui tetapi responden hanya menggunakan air seadanya. Responden

menyetujui dan memahami namun belum melakukannya.

4.4. Tindakan Peternak Terhadap Penerapan Prosedur Pemerahan

Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu

maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.

Tindakan peternak terhadap penerapan prosedur pemerahan bervariasi. Tindakan

peternak terhadap penerapan prosedur pemerahan dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai

berikut.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

62

Tabel 12. Rekapitulasi penilaian tindakan peternak terhadap penerapan prosedurpemerahan.

No.

Tindakan peternak terhadap Tinggi(%)

Sedang(%)

Rendah(%)

1 Persiapan pemerahan 20,00 80,00 -2 Pelaksanaan pemerahan 73,33 26,67 -3 Penyelesaian pemerahan 63,33 36,67 -Rekapitulasi tindakan peternakterhadap penerapan prosedurpemerahan

13,33 86,67 -

Tindakan peternak terhadap penerapan prosedur pemerahan 86,67%

dikategorikan sedang. Peternak melakukan pemerahan agar peternak dapat memenuhi

kehidupan sehari-hari. Tindakan peternak ini didapatkan dari pelatihan yang diadakan

pada tahun 2015 oleh pemerintah kota Cimahi. Peternak sudah melakukan pemerahan

dengan cukup baik namun belum mendekati sempurna yang artinya seluruh prosedur

belum dilaksanakan. Ini karena adanya beberapa faktor seperti keterbatasan materi,

sebagai kebiasaan, agar waktu cepat selesai dan lain-lain.

Tindakan peternak terhadap persiapan pemerahan 80% termasuk kategori

sedang dari persiapan pemerahan tindakan yang jarang dilakukan yaitu pemerah

dalam keadaan bersih ini merupakan salah satu faktor pendukung tumbuhnya bakteri

pemerah harus menyiapkan diri sebelum memerah karena apabila pemerah memiliki

kuku yang panjang akan melukai ambing dan puting, kebersihan telapak tangan

juga berpengaruh terhadap kebersihan dan kesehatan susu. Tangan yang kotor atau

tangan yang tidak dibersihkan akan mengandung kuman. Bakteri yang banyak

terdapat dalam tangan yang tidak dibersihkan yaitu Staphylococcus aureus. Seluruh

responden melakukan pembersihan sapi yang kotor dengan cara dimandikan,

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

63

seharusnya sapi yang akan diperah lebih baik tidak dimandikan atau dimandikan

setelah pemerahan. Jika ternak hendak diperah dan kondisinya kotor, ternak tersebut

dapat dimandikan dengan syarat : hanya membersihkan bagian yang kotor saja dan

ambing tidak ikut dibersihkan kecuali kondisi sangat kotor.

Tindakan peternak terhadap pelaksanaan pemerahan 73,33% termasuk

kategori tinggi dengan arti peternak sudah banyak melakukan pelaksaanan pemerahan

sesuai dengan pedoman prosedur pemerahan, namun pada penggunaan teknik full

hand pada pemerahan merupakan tindakan yang jarang dilakukan dikarenakan

responden merasa lelah apabila menggunakan teknik full hand, waktu yang ditempuh

untuk pemerahan lama sedangkan menurut pendapat Arif dkk (2013) menggunakan

teknik full hand memiliki keuntungan seperti puting tidak menjadi panjang puting

tidak mudah lecet, dapat memproduksi susu lebih banyak, tidak perlu menggunakan

vaselin sehingga puting lebih mudah disucihamakan dengan desinfektan, dan dapat

terhindar dari penularan penyakit. Puting dahulu baru ambing juga jarang dilakukan

oleh peternak. Peternak mengetahui bahwa harus mendahulukan puting namun tidak

dilakukan pada saat pelaksanaan pemerahannya. Lama pemerahan juga sangat jarang

diperhatikan oleh responden. Responden menghabiskan waktu 10-15 menit untuk

memerah sapi perah.

Tindakan peternak terhadap penyelesiaan pemerahan 63,33% termasuk

kategori tinggi. Pada tindakan penyelesaian ini pendinginan susu hasil pemerahan

juga jarang dilakukan karena susu hasil pemerahan ini langsung disetorkan pada

mobil dari penampung. Responden menunggu mobil pengangkut susu di ruang

terbuka atau di depan rumah masing-masing, tidak menutup wadah penampung susu

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

64

dan tidak juga mendinginkan susu hasil perahannya. Ini akan memberikan peluang

kepada mikroba untuk berkembang biak dan susu akan menjadi cepat rusak. Strategi

untuk menghadapi kendala ini susu bisa didinginkan dalam waktu 2 jam dengan suhu

susu segar harus mencapai 2-4 derajat celcius, mempersingkat waktu tempuh dengan

ini waktu pemerahan dan pengumpulan harus singkat maksimum 30 menit, dan

menghindari semaksimal mungkin mengangkut susu segar yang belum didinginkan

(susu panas).

Idealnya prosedur pemerahan dilaksanakan sesuai dengan tahapan secara

berurutan yang terdiri dari tiga tahapan yaitu persiapan pemerahan, pelaksanaan

pemerahan dan penyelesaian pemerahan. Pada Tabel 13. Tindakan prosedur

pemerahan yang harus dilaksanakan dan rekapitulasi tindakan prosedur pemerahan

yang dilakukan oleh responden.

Tabel 13. Tindakan peternak terhadap prosedur pemerahan yang harus dilaksanakandan rekapitulasi tindakan peternak terhadap prosedur pemerahan yangdilakukan oleh responden.

No Tindakan Peternak terhadapProsedur Pemerahan yang harusdilaksanakan

Rekapitulasi Tindakan Peternak terhadapProsedur pemerahan yang dilakukanresponden (30 orang responden)

Persiapan Pemerahan Persiapan Pemerahan1. Peternak membersihkan

kandang.Responden 100% sudah melakukanpembersihan kandang, penyiapanperalatan dan pembersihan sapi yangkotor dengan ini responden sudahmengetahui, memahami dan melakukanprosedur pemerahan.

2. Peternak menyiapkan peralatanpemerahan yang sudah bersih

3. Peternak membersihkan sapiyang kotor

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

65

4. Pemerah dalam keadaan bersih 80% responden sudah memerah dalamkeadaan bersih dan 20% respondenmenganggap bahwa menggunakan bajuseadanya (baju yang habis dipakaibertani) tidak akan mempengaruhipemerahan

Pelaksanaan Pemerahan Pelaksanaan Pemerahan5. Peternak membersihkan ambing

dan puting dengan satu lap satusapi

53,33% responden membersihkanambing dan puting dengan menggunakansatu lap satu sapi dan 46,67% tidakmenggunakan satu lap satu sapidikarenakan menurut responden agarlebih cepat

6. Peternak membersihkan ambingdan puting menggunakan airhangat.

40% responden menggunakan air hangatsaat pelaksanaan pembersihan ambingdan puting dan 60% tidak melakukanpembersihan ambing dan putingmenggunakan air hangat secara rutinhanya pada saat sapi perah setelahmelahirkan agar merangsang pengeluaranair susu untuk pedet dan menghemat air.

7. Peternak mendahulukan putingdahulu baru ambing

36,67% responden mendahulukan putingdahulu baru ambing dan 63,33%melakukan secara acak

8. Peternak memeriksa susu daritiap puting

96,67% responden melakukanpemeriksaan tiap puting 1-3 pancaransaja.

9. Peternak menggunakan mediagelap untuk memeriksa kondisisusu sebelum perahan

100% responden melakukan pemeriksaanmenggunakan media gelap ke lantai atauke dalam ember lalu dibuang. Namunresponden jarang yang memeriksa kebagian tangan.

10. Peternak menggunakan metodewhole / fullhand

Hanya 3,33% responden menggunakanmetode wholelhand dan 96,67%responden menggunakan metodestripping hand, ini dikarenakanmenggunakan metode wholehandresponden merasa mudah pegal danbelum terbiasa

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

66

11. Peternak tidak menggunakanvaselin

6,67% responden tidak menggunakanvaselin. Yang digunakan adalah mentegasebagai pengganti vaselin dan 93,33%menggunakan vaselin karenamenggunakan stripping method agartidak panas saat pemerahan

12. Peternak menggunakan emberkhusus untuk pemerahan

10% responden sudah menggunakanember khusus saat pemerahan dansisanya tidak menggunakan emberkhusus menggunakan ember seadanya

13. Peternak mendahulukan ambingyang sehat

100% responden sudah melaksanakanmendahulukan ambing yang sehat karenabiasanya peternak mendiamkan ambingyang sakit terlebih dahulu.

14. Peternak memerah sapi sakitpada akhir pemerahan

90% responden sudah memerah sapiyang sakit pada akhir pemerahan karenaresponden sudah mengetahui bahwa akanterjadi pencemaran untuk susu yang lainapabila susu yang sakit diperah pertama.

15. Peternak memerah dalam waktu7 menit

26,67% responden sudah memerah dalamwaktu 7 menit. Dan 73,33% memerahsekitar 10-15 menit sampai benar-benaroptimal.

16. Peternak tidak memberi pakanselama pemerahan

76,67% responden tidak memberikanpakan pada saat pemerahan, pakandiberikan sebelum dan sesudahpemerahan lalu 23,33% respondenmemberikan pakan pada saat pemerahan.

17. Peternak tidak melakukankegiatan lain di kandang selainpemerahan

100% responden tidak ada yangmelakukan kegiatan lain selainpemerahan karena peternak mengurussapi perah sendiri jadi dilakukan secaraberurutan.

18. Peternak menghabiskan susudari setiap ambing dan putingyang diperah

100% responden menghabiskan susu darisetiap puting yang telah diperah dengancara mengurut dari ambing dan mengurutputingnya saja

19. Peternak memisahkan susuhasil pemerahan sapi yangsedang diobati dengan

100% responden memisahkan susu hasilpemerahan sapi perah dan ikut disetorkanjuga.

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

67

antibiotik.Penyelesian Pemerahan Penyelesaian Pemerahan

20. Peternak memberikandesinfektan pada setiap puting

6,67% responden sudah memberikandesinfektan untuk setiap puting yaitumenggunakan dipping dan 93,33% hanyamengusap menggunakan air bersih saja.

21. Peternak mencatat produksisusu tiap sapi.

43,33% responden sudah ada yangmencatat produksi susu tiap sapi,responden melakukan pencatatanproduksi susu pagi dan sore.

22. Peternak menyaring susu hasilpemerahan.

33,33% responden sudah melakukanpenyaringan dengan berbagai kain sepertikain kasa, kain kerudung, kain kaos yangtipis, kain lap.

23. Peternak mendinginkan susuhasil pemerahan

Tidak ada responden yang melakukanpendinginan susu karena respondenlangsung membawa susu hasilpemerahan ke mobil pengangkut susu.

24. Peternak membawa susu keTPK dengan milkcan stainlessatau alumunium tertutup

43,33% responden sudah membawa susumenggunakan milkcan ke mobilpengangkut bukan ke TPK. Respondenmemiliki milkcan adanya bantuan daripemerintahan untuk setiap kelompok dansisanya masih mengadakan arisan untukmendapatkan milkcan tersebut.Responden membawa susu menggunakanember yang telah digunakan pada saatpemerahan.

25. Peternak mencuci peralatanyang sudah digunakan

70% responden sudah mencuci peralatannamun tidak menggunakan desinfektanmelainkan menggunakan sabun ekonomiatau sunlight saja

Dari 25 tindakan peternak terhadap penerapan prosedur pemerahan, tingkat

penerapan prosedur pemerahan 86,67% dikategorikan sedang dengan ini tindakan

yang dilakukan oleh responden cukup sesuai mengikuti prosedur pemerahan. Dari 25

tindakan yang jarang dilakukan oleh peternak antara lain menggunakan metode full

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

68

hhand, tidak menggunakan vaseline, menggunakan ember khusus untuk pemerahan,

lama pemerahan selama 7 menit, memberikan desinfektan pada tiap puting, mencatat

produksi susu, menyaring susu dan mendinginkan susu.

4.5. Rekapitulasi Tingkat Pengetahuan (Kognisi), Sikap (Afeksi) dan PenerapanProsedur pemerahan (Psikomotorik).

Rekapitulasi penilaian dari masing-masing aspek yaitu tingkat pengetahuan

peternak (kognisi), sikap peternak (afeksi) dan penerapan prosedur pemerahan

(psikomotorik). Dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Rekapitulasi penilaian pada masing-masing aspek (tingkat pengetahuanpeternak, sikap peternak sapi perah dan penerapan prosedur pemerahan).

No. Rekapitulasi penilaian masing-masing aspek.

Tinggi(%)

Sedang(%)

Rendah(%)

1 Rekapitulasi nilai tingkatpengetahuan peternak sapi perah(Kognisi)

23,33 76,67 -

2 Rekapitulasi nilai tingkat sikappeternak sapi perah (Afeksi)

100 - -

3 Rekapitulasi nilai tingkatpenerapan prosedur pemerahan.(Psikomotorik)

13,33 86,67

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

69

Dari hasil rekapitulasi masing-masing aspek menunjukkan hasil yang jelas

bahwa pengetahuan termasuk kategori sedang, sikap termasuk kategori tinggi dan

penerapan termasuk kategori sedang. Aspek pengetahuan ini memiliki nilai persentasi

yang paling rendah dibandingkan dengan yang lain. Nilai ini dapat diartikan bahwa

peternak sudah harus memiliki pengetahuan tentang prosedur pemerahan karena

sudah didapatkan dari penyuluhan walaupun nilai pengetahuan paling rendah diantara

ketiganya tetapi peternak sudah memahami bahwa pentingnya mengikuti prosedur

pemerahan akan berpengaruh terhadap kualitas susu ternak tersebut.

4.6. Rekapitulasi penilaian tingkat pengetahuan dan sikap peternak denganpenerapan prosedur pemerahan.

Tingkat pengetahuan dan sikap peternak merupakan variabel bebas dari

penelitian ini dan variabel terikat yaitu penerapan prosedur pemerahan (tindakan).

Dari tingkat pengetahuan dan sikap peternak terhadap prosedur pemerahan ini

76,67% dikategorikan tinggi, artinya responden sudah mengetahui dan memahami

tentang tujuan pemerahan, tahapan pemerahan, persiapan pemerahan, pelaksanaan

pemerahan, dan penyelesaian pemerahan. Responden sudah memiliki banyak

pengetahuan dikarenakan banyaknya informasi yang disampaikan mulai dari

pemerintahan kota, penyuluhan-penyuluhan, bahkan pada zaman ini sudah dapat

dikatakan mudah mendapatkan pengetahuan melalui media massa dan sikap juga

merupakan kesiapan untuk beraksi dari pengetahuan yang diperoleh dari

lingkungannya.

Tabel 15. Rekapitulasi penilaian tingkat pengetahuan dan sikap peternak sapi perahdengan penerapan prosedur pemerahan.

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

70

No. Rekapitulasi penilaian Tinggi(%)

Sedang(%)

Rendah(%)

1 Tingkat pengetahuan dan sikappeternak terhadap prosedurpemerahan (variabel bebas)

76,67 23,33 -

2 Tingkat penerapan prosedurpemerahan (variabel terikat)

13,33 86,67

Penerapan merupakan sebuah tindakan mempraktikkan hasil dari yang

diketahui untuk suatu kegunaan atau tujuan khusus. Namun pada tindakan penerapan

prosedur pemerahan mendapatkan persentase 86,67% yang dikategorikan sedang,

artinya responden tidak menerapkan 11 dari 25 prosedur pemerahan yaitu

pendinginan susu, penggunaan metode fullhand/ wholehand, tidak menggunakan

vaselin, pemberian desinfektan pada puting, penggunaan ember khusus pemerahan,

pemerahan dalam waktu 7 menit, penyarngan susu hasil pemerahan, pendahuluan

puting kemudian ambing, pembersihan ambing dan puting dengan air hangat,

pengangkutan susu dengan milkcan/alumunium tertutup dan pencatatan produksi susu

harian.

Seharusnya penerapan responden pada prosedur pemerahan itu dikategorikan

tinggi sama dengan pengetahuan dan sikap peternak yang dikategorikan tinggi juga.

Adanya faktor yang menjadikan tindakan responden pada prosedur pemerahan tidak

sama dengan pengetahuan dan sikap responden pada prosedur pemerahan yaitu

lingkungan sekitar, ketersediaan bahan-bahannya, waktu, tenaga kerja, biaya dan

kebutuhan untuk mencukupi sehari-hari pun harus dijalani yang mengakibatkan

tingkat penerapannya pun sedang.

4.7. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap peternak denganpenerapan prosedur pemerahan.

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120270_4_6425.pdf · 5-10 tahun berarti peternak memulai beternak sekitar umur 40 tahun jika

71

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan korelasi rank Spearman (rs)

hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap peternak dengan penerapan prosedur

pemerahan menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,348. Menguji signifikan rs

dapat diketahui thitung yang didapat sebesar 1,965 dari ttabel diperoleh data bahwa untuk

N = 28 (df= N-2= 30-2= 28) pada taraf nyata 5% diperoleh nilai ttabel adalah 2,048

sehingga terlihat thitung < ttabel hal ini berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan yang cukup berarti antara tingkat pengetahuan, sikap

peternak dengan penerapan prosedur pemerahan. Berdasarkan aturan Guilford (1998)

hubungan kedua variabel dengan rs = 0,348 berada pada kisaran 0,20 ≤ rs 0,40 yang

artinya hubungan kedua variabel tersebut dikategorikan lemah.

Hubungan antara pengetahuan dan sikap peternak dengan penerapan prosedur

pemerahan hanya 34,8% dari kedua variabel tersebut. Ini disebabkan oleh responden

banyak yang mengetahui pengetahuan kemudian responden menyetujui sikap yang

dilakukan namun dalam tindakan responden belum mampu memenuhinya

dikarenakan responden melihat dari kondisi yang ada disekitar dan kebutuhan dari

responden. Dengan ini faktor eksternal yang merupakan pengalaman pribadi,

infomasi, dan sosial budaya (kebiasaan) juga dapat mempengaruhi, dan 65,2%

merupakan faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.