BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum … · serta konsisten menjalankan garis/ketentuan...

46
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Profil Kota Tasikmalaya Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya memiliki wilayah seluas 17.156,20 Ha atau 171,56 km 2 , meliputi wilayah 8 Kecamatan. Yaitu Kecamatan Cipedes, Cihideung, Tawang, Tamansari, Mangkubumi, Kawalu, Indihiang, dan Cibeureum. Kedelapan kecamatan mencakup 69 kelurahan. Seiring dengan perkembangan kemasyarakatan dan dinamika pemerintahan maka untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan serta untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat maka pada tanggal 19 Mei 2008 disahkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan Bungursari dan Kecamatan Purbaratu yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Indihiang dan Cibeureum. Dengan demikian jumlah Kecamatan di Wilayah Kota Tasikmalaya menjadi 10 Kecamatan sebagai berikut:

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum … · serta konsisten menjalankan garis/ketentuan...

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Profil Kota Tasikmalaya

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang

Pembentukan Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya memiliki wilayah

seluas 17.156,20 Ha atau 171,56 km2, meliputi wilayah 8 Kecamatan.

Yaitu Kecamatan Cipedes, Cihideung, Tawang, Tamansari, Mangkubumi,

Kawalu, Indihiang, dan Cibeureum. Kedelapan kecamatan mencakup 69

kelurahan.

Seiring dengan perkembangan kemasyarakatan dan dinamika

pemerintahan maka untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan dan pembangunan serta untuk meningkatkan pelayanan

terhadap masyarakat maka pada tanggal 19 Mei 2008 disahkan Peraturan

Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kecamatan

Bungursari dan Kecamatan Purbaratu yang merupakan pemekaran dari

Kecamatan Indihiang dan Cibeureum. Dengan demikian jumlah

Kecamatan di Wilayah Kota Tasikmalaya menjadi 10 Kecamatan sebagai

berikut:

40

Tabel 4. 1

Luas Wilayah Administratif Kecamatan

dan Jumlah Wilayah Administratif Kelurahan Setelah Pemekaran

No. Kecamatan Luas Wilayah (km2)

Jumlah

Kelurahan

1. Cihideung 5,30 6

2. Cipedes 8,10 4

3. Tawang 5,33 5

4. Indihiang 17,34 6

5. Bungursari 2,84 7

6. Kawalu 41,12 10

7. Cibeureum 29,41 9

8. Purbaratu 9.92 6

9. Tamansari 28,52 8

10. Mangkubumi 23,68 8

Jumlah 171,56 69

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kota Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya secara geografis memiliki posisi yang strategis,

yaitu berada pada 1080 08’38”-108

0 24’ 02” BT dan 7

0 10’-7

0 26’ 32” LS

di bagian tenggara wilayah Provinsi Jawa Barat. Kedudukan atau jarak

dari Ibukota Provinsi Jawa Barat, Bandung ± 105 km. Wilayah Kota

Tasikmalaya berbatasan dengan:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten

Ciamis (dengan batas Sungai Citanduy).

b. Sebelah Barat : Kabupaten Tasikmalaya.

41

c. Sebelah Timur : Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten

Ciamis.

d. Sebelah Selatan : Kabupaten Tasikmalaya (Batas Sungai

Ciwulan).

Lokasi Sekretariat DPC PKB Kota Tasikmalaya terletak di

Kelurahan Tawangsari Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Jl.

Tawangsari No. 1 Kota Tasikmalaya 46112. Jarak sekretariat DPC PKB

Kota Tasikmalaya ke pusat pemerintahan 1 km.

Tabel 4. 2

Perbandingan Perolehan Suara DPC PKB Kota Tasikmalaya pada

Pemilu 2004 dan Pemilu 2009

No. Pemilu

(Tahun)

Perolehan Persentase

Suara Kursi Suara Kursi

1. 2004 25.821 4 7,87 8,8

2. 2009 15.357 1 4,72 2,2

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis

Pada Pemilihan Umum 2009 di Kota Tasikmalaya diikuti oleh 27

partai politik, dengan suara sah sebanyak 325.019 suara. Pada Pemilu

2009 Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya memperoleh suara

sebanyak 15.357 suara untuk DPRD Kota dengan memperoleh 1 kursi.

Fakta ini merupakan sebuah hasil yang diluar dugaan. Merosotnya suara

PKB disebabkan berbagai aspek, antara lain konflik internal PKB antara

kubu Gus Dur dengan kubu Muhaimin.

Sedangkan pada Pemilihan Umum 2004 perolehan suara Partai

Kebangkitan Bangsa adalah sebanyak 25.821 suara dari 328.015 suara sah

dengan memperoleh 4 kursi di DPRD Kota. Ini berarti telah terjadi

penurunan perolehan suara sebesar 59,4% pada Pemilu 2009.

42

Ada pun visi dan misi Pemerintah Kota Tasikmalaya tahun 2007 –

2012, visinya yaitu “Dengan berlandaskan iman dan taqwa, Kota

Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan

Timur Tahun 2012”. Sedangkan misinya adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan

bertaqwa;

b. Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum;

c. Menumbuhkan kekuatan ekonomi Kota;

d. Menciptakan pemerintahan yang professional dan bersih;

e. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kota;

f. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara

berkelanjutan;

g. Mengoptimalkan dan membangun saran dan prasarana Kota.

Visi Kota Tasikmalaya tersebut merupakan arah dan gambaran

masa depan (tahun 2012) yang akan dituju oleh segenap masyarakatnya

guna mensejahterakan dirinya melalui fungsi dan kegiatan-kegiatan

perdagangan dan industri dengan modal nilai-nilai iman dan taqwa.

Upaya mewujudkan Visi Kota Tasikmalaya dapat dicapai secara

efektif apabila keseluruhan Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, dan

Program yang diamanatkan di dalam Rencana Strategis Kota Tasikmalaya

Tahun 2002 – 2007 dapat dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah

bersama-sama dengan seluruh unsur pelaku pembangunan (stake holders)

Kota Tasikmalaya, yaitu melalui berbagai jenis kegiatan yang dirumuskan

43

secara tepat dan dilaksanakan secara efektif pada setiap tahun anggaran,

yang dioperasionalisasikan menjadi 28 Tujuan, 98 Sasaran, dan 150

Program.

2. Naskah Deklarasi PKB

Bahwa cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa indonesia adalah

terwujudnya suatu bangsa yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur, serta

untuk mewujudkan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian dan keadilan sosial.

Bahwa wujud dari bangsa yang dicita-citakan itu adalah

masyarakat beradab dan sejahtera, yang mengejawantahkan nilai-nilai

kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan keterbukaan yang bersumber dari

hati nurani; bisa dipercaya, setia dan tepat janji serta mampu memecahkan

masalah sosial yang bertumpu pada kekuatan sendiri; bersikap dan

bertindak adil dalam segala situasi; tolong menolong dalam kebajikan;

serta konsisten menjalankan garis/ketentuan yang telah disepakati

bersama.

Bahwa dalam kurun tiga dasawarsa terakhir ini, perjuangan bangsa

mencapai cita-cita tersebut terasa semakin jauh dari yang diharapkan.

Pembangunan politik, ekonomi, sosial dan budaya telah mengabaikan

faktor rakyat sebagai pemegang kedaulatan, pengingkaran terhadap nilai-

44

nilai dan prinsip-prinsip tersebut telah melahirkan praktik kekuasaan tidak

terbatas dan tidak terkendali, yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat.

Bahwa untuk mewujudkan nilai-nilai dan prinsip tersebut serta

mencegah terulangnya kesalahan serupa di masa mendatang, diperlukan

tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang

demokratis. Di dalam tatanan kehidupan yang demokratis itu warga

jam’iyah Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari bangsa Indonesia bertekad

untuk bersama komponen bangsa lain mewujudkan masyarakat Indonesia

yang adil, makmur, berakhlak mulia dan bermartabat melalui suatu wadah

partai politik.

Maka dengan memohon rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah Allah

SWT, serta didorong oleh semangat keagamaan, kebangsaan dan

demokrasi, kami warga Jam’iyah Nahdlatul Ulama dengan ini menyatakan

berdirinya partai politik yang bersifat kejuangan, kebangsaan, terbuka dan

demokratis yang diberi nama Partai Kebangkitan Bangsa.

3. Cita-cita Politik PKB

Cita-cita politik PKB adalah sebagai wadah penyaluran aspirasi

politik kaum Nahdliyin, Partai Kebangkitan Bangsa memiliki cita-cita

politik yang bersumber dari landasan politik NU. Cita-cita politik yang

dimaksud ialah terwujudnya masyarakat dan bangsa Indonesia yang adil

dan makmur, merdeka dan berdaulat, yang terjamin hak-hak asasinya,

yaitu hak-hak yang berkaitan dengan keselamatan dari segala bentuk

45

penganiayaan, kebebasan dari pemaksaan agama, perusakan keturunan

serta kebebasan harta benda secara sah.

4. Asas dan Prinsip Perjuangan PKB

PKB berasaskan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan

yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan prinsip perjuangan PKB

adalah pengabdian kepada Allah Subhanahuwa Ta’ala, menjunjung tinggi

kebenaran dan kejujuran, menegakkan keadilan, menjaga persatuan,

menumbuhkan persaudaraan dan kebersamaan sesuai dengan nilai-nilai

Islam Ahlusunnah Waljama’ah.

5. Sifat dan Fungsi PKB

Partai Kebangkitan Bangsa bersifat kebangsaan, demokratis dan

terbuka. PKB berfungsi sebagai:

a) Wadah berhimpun bagi setiap warga negara Indonesia dengan tanpa

membedakan asal-usul, keturunan, suku, golongan, agama dan profesi;

b) Salah satu wadah untuk meningkatkan pendidikan, hak sipil dan

partisipasi politik;

c) Saluran aspirasi politik rakyat bagi terwujudnya hak-hak sipil dan

politik rakyat;

d) Sarana artikulasi dan agregasi kepentingan-kepentingan rakyat dalam

lembaga-lembaga dan proses-proses politik;

46

e) Sebagai sarana mempersiapkan, memunculkan dan melahirkan

pemimpin politik, bangsa dan negara.

6. Tujuan dan Usaha PKB

PKB bertujuan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Republik

Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945; mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur secara lahir

dan batin, material dan spiritual; serta mewujudkan tatanan politik

nasional yang demokratis, terbuka, bersih dan berakhlakul karimah. Untuk

mencapai tujuan tersebut, PKB melakukan usaha-usaha yang diantaranya

di Bidang Agama, meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Bidang Politik, mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Indonesia, menegakkan kedaulatan rakyat, mewujudkan pemerintahan

yang demokratis, bersih dan terpercaya, melaksanakan pembangunan

nasional untuk kemakmuran rakyat, melaksanakan politik luar negeri yang

bebas dan aktif serta mengembangkan kerjasama luar negeri untuk

menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil dan sejahtera. Bidang

Ekonomi, menegakkan dan mengembangkan kehidupan ekonomi

kerakyatan yang adil dan demokratis. Bidang Hukum, berusaha

menegakkan dan mengembangkan negara hukum yang beradab, mampu

mengayomi seluruh rakyat, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, dan

berkeadilan sosial.

47

Bidang Sosial Budaya, berusaha membangun budaya yang maju

dan modern dengan tetap memelihara jatidiri bangsa yang baik demi

meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Bidang Pendidikan, berusaha

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berakhlak mulia,

mandiri, terampil, professional dan kritis terhadap lingkungan sosial di

sekitarnya, mengusahakan terwujudnya sistem pendidikan nasional yang

berorientasi kerakyatan, murah dan berkesinambungan. Dan Bidang

Pertahanan, membangun kesadaran setiap warga negara terhadap

kewajiban untuk turut serta dalam usaha pertahanan negara; mendorong

terwujudnya swabela masyarakat terhadap perlakuan-perlakuan yang

menimbulkan rasa tidak aman, baik yang dating dari pribadi-pribadi

maupun institusi tertentu dalam masyarakat.

7. Mabda’ Siyasiy

a. Cita-cita proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia adalah

terwujudnya suatu bangsa yang merdeka, bersatu, adil dan makmur

sejahtera lahir dan batin, bermartabat dan sederajat dengan bangsa-

bangsa lain di dunia, serta mampu mewujudkan suatu pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju tercapainya

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, keadilan sosial

dan menjamin terpenuhinya hak asasi manusia serta ikut melaksanakan

ketertiban dunia.

b. Bagi Partai Kebangkitan Bangsa, wujud dari bangsa yang dicitakan itu

adalah masyarakat yang terjamin hak asasi kemanusiaannya, yang

48

mengejawantahkan nilai-nilai kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan

keterbukaan bersumber pada hati nurani (as-shidqu), dapat dipercaya,

setia dan tepat janji serta mampu memecahkan masalah-masalah sosial

yang dihadapi (al-amanah wa al-wafa-u bi al-ahdli), bersikap dan

bertindak adil dalam segala situasi (al-‘adalah), tolong menolong

dalam kebajikan (al-ta’awun) dan konsisten menjalankan ketentuan

yang telah disepakati bersama (al-istiqomah) musyawarah dalam

menyelesaikan persoalan sosial (al-syuro) yang menempatkan

demokrasi sebagai pilar utamanya dan persamaan kedudukan setiap

warga negara di depan hukum (al-musawa) adalah prinsip dasar yang

harus selalu ditegakkan.

c. Dalam mewujudkan apa yang selalu dicita-citakan tersebut, misi utama

yang dijalankan Partai Kebangkitan Bangsa adalah tatanan masyarakat

beradab yang sejahtera lahir dan batin, yang setiap warganya mampu

mengejawantahkan nilai-nilai kemanusiaannya. Yang meliputi,

terpeliharanya jiwa raga, terpenuhinya kemerdekaan, tepenuhinya hak-

hak dasar manusia seperti pangan, sandang dan pangan, hak atas

penghidupan/perlindungan perkerjaan, hak mendapatkan keselamatan

dan bebas dari penganiayaan (hifdzu al-nafs), terpeliharanya agama

dan larangan adanya pemaksaan agama (hifdzu al-din), terpeliharanya

akal dan jaminan atas kebebasan berekspresi serta berpendapat (hifdzu

al-aql), terpeliharanya keturunan, jaminan atas perlindungan masa

depan generasi penerus (hifdzu al-nasl) dan terpeliharanya harta benda

49

(hifdzu al-mal). Misi ini ditempuh dengan pendekatan amar ma’ruf

nahi munkar yakni menyerukan kebajikan serta mencegah segala

kemungkinan dan kenyataan yang mengandung kemunkaran.

d. Penjabaran dari misi yang diemban guna mencapai terwujudnya

masyarakat yang dicitakan tersebut tidak bisa tidak harus dicapai

melalui keterlibatan penetapan kebijakan publik. Jalur kekuasaan

menjadi amat penting ditempuh dalam proses mempengaruhi

pembuatan kebijakan publik melalui perjuangan pemberdayaan kepada

masyarakat lemah, terpinggirkan dan tertindas, memberikan rasa aman,

tentram dan terlindungi terhadap kelompok masyarakat minoritas dan

membongkar sistem politik, ekonomi, hukum dan sosial budaya yang

memasung kedaulatan rakyat. Bagi Partai Kebangkitan Bangsa, upaya

mengartikulasikan garis perjuangan politiknya dalam jalur kekuasaan

menjadi hal yang niscaya dan dapat dipertanggungjawabkan.

e. Partai Kebangkitan Bangsa sadar dan yakin bahwa kekuasaan itu

sejatinya milik Tuhan Yang Maha Esa. Kekuasaan yang ada pada diri

manusia merupakan titipan dan amanat Tuhan yang dititipkan kepada

manusia yang oleh manusia hanya boleh diberikan pada pihak lain

yang memiliki keahlian dan kemampuan untuk mengemban dan

memikulnya. Keahlian memegang amanat kekuasaan itu mensaratkan

kemampuan menerapkan kejujuran, keadilan dan kejuangan yang

senantiasa memihak kepada pemberi amanat.

50

f. Dalam kaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara, kekuasaan yang bersifat demikian itu harus dapat dikelola

dengan sebaik-baiknya dalam rangka menegakkan nilai-nilai agama

yang mampu menebarkan rahmat, kedamaian dan kemashlahatan bagi

semesta. Manifestasi kekuasaan itu harus dipergunakan untuk

memperjuangkan pemberdayaan rakyat agar mampu menyelesaikan

persoalan hidupnya dengan lebih maslahat. Partai Kebangkitan Bangsa

berketetapan bahwa kekuasaan yang hakekatnya adalah amanat itu

haruslah dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan dan dapat

dikontrol pengelolaannya oleh rakyat. Kontrol terhadap kekuasaan itu

hanya mungkin dilakukan manakala kekuasaan itu tidak tak terbatas

dan tidak memusat disatu tangan, serta berada pada mekanisme sistem

yang institusionalistik, bukan bertumpu pada kekuasaan

individualistik, harus selalu dibuka ruang untuk melakukan kompetisi

kekuasaan dengan perimbangan kekuasaan sebagai arena mengasah

ide-ide perbaikan kualitas bangsa dalam arti yang sesungguhnya.

Pemahaman atas hal ini tidak hanya berlaku saat memandang

kekuasaan dalam tatanan kenegaraan, melainkan juga harus

terefleksikan dalam tubuh internal partai.

g. Partai Kebangkitan Bangsa menyadari bahwa sebagai suatu bangsa

pluralistik yang terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, tatanan

kehidupan bangsa Indonesia harus senantiasa berpijak pada nilai-nilai

Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,

51

persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan bagi

seluruh rakyat Indonesia. Penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut

haruslah dijiwai dengan sikap mengembangkan hubungan tali

persaudaraan antar sesama yang terikat dengan ikatan keagamaan

(ukhuwah diniyah), kebanggaan (ukhuwah wathoniyah), dan

kemanusiaan (ukhuwah insaniyah), dengan selalu menjunjung tinggi

semangat akomodatif, koperatif, dan integratif, tanpa harus saling

dipertentangkan antara sesuatu dengan yang lainnya.

h. Partai Kebangkitan Bangsa bercirikan humanisme religius (insaniyah

diniyah), amat peduli dengan nilai-nilai kemanusiaan yang agamis,

yang berwawasan kebangsaan. Menjaga dan melestarikan tradisi yang

baik serta mengambil hal-hal yang baru yang lebih baik untuk

ditradisikan menjadi corak perjuangan yang ditempuh dengan cara-

cara yang santun dan akhlak karimah. Partai adalah lading persemaian

untuk mewujudkan masyarakat beradab yang dicitakan, serta menjadi

sarana dan wahana sekaligus sebagai wadah kaderisasi kepemimpinan

bangsa. Partai dalam posisi ini berkehendak untuk menyerap,

menampung, merumuskan, menyampaikan dan memperjuangkan

aspirasi rakyat guna menegakkan hak-hak rakyat dan menjamin

pelaksanaan ketatanegaraan yang jujur, adil dan demokratis.

52

i. Partai Kebangkitan Bangsa adalah partai terbuka dalam pengetian

lintas agama, suku, ras, dan lintas golongan yang dimanifestasikan

dalam bentuk visi, misi, program perjuangan, keanggotaan dan

kepemimpinan. Partai Kebangkitan Bangsa bersifat independen dalam

pengertian menolak segala bentuk kekuasaan dari pihak manapun yang

bertentangan dengan tujuan didirikannya partai.

8. Struktur Kepengurusan PKB

Susunan Kepengurusan Partai Kebangkitan Bangsa pada masing-

masing tingkatan organisasi partai sebagaimana terdapat dalam Anggaran

Dasar PKB BAB IX tentang Susunan Kepengurusan Partai Pasal 16 dan

Pasal 17 terdiri dari:

a. Mustasyar, yaitu penasehat partai yang memberikan nasehat-nasehat

organisasi kepada Dewan Syura dan Dewan Tanfidz baik diminta

maupun tidak diminta;

b. Dewan Syura, yaitu dewan pimpinan partai yang membuat dan

menetapkan kebijakan umum partai;

c. Dewan Tanfidz, yaitu pimpinan eksekutif partai yang membuat dan

menjalankan kebijakan-kebijakan strategis partai.

53

Gambar 4. 1

Struktur Kepengurusan DPC PKB Kota Tasikmalaya

DEWAN PEMBINA

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

KETUA DEWAN TANFIDZ

WKL. KETUA

WKL. KETUA

WKL. KETUA

WKL. KETUA

SEKRETARIS

WKL. BDH.

WKL. BDH.

WKL. BDH.

WKL. BDH.

WKL. SEK. WKL. SEK.

WKL. SEK.

WKL. SEK.

BENDAHARA

KETUA DEWAN SYURO

WKL. KETUA WKL. KETUA

WKL. KETUA

WKL. KETUA

SEKRETARIS

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

WKL. SEK. WKL. SEK.

WKL. SEK.

WKL. SEK.

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

54

B. Karakteristik Informan

Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini maka

penulis menggunakan beberapa informan sebagai berikut:

1. AS adalah laki-laki berusia 40 tahun yang berasal dari Kelurahan

Sukamenak, Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya dan bekerja sebagai

seorang wiraswasta dengan pendidikan terakhir Sarjana Agama di Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Kota Tasikmalaya. AS adalah Ketua Dewan

Tanfidz DPC PKB Kota Tasikmalaya Masa Khidmat 2010 – 2015. AS

terpilih sebagai Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Kota Tasikmalaya pada

saat Musyawarah Cabang (Muscab) DPC PKB Kota Tasikmalaya di

kediaman Sekretaris Dewan Syuro DPC PKB Masa Khidmat 2008 – 2009,

Kelurahan Sumelap Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. AS

merupakan orang yang baik, ramah dan serius, dan beliau begitu disegani.

AS adalah Calon Legislatif pada Pemilu 2004 dan 2009 Daerah Pemilihan

4 (Kecamatan Cibeureum – Tamansari pada Pemilu 2004) dan Daerah

Pemilihan 4 (Cibeureum – Tamansari – Purbaratu pada Pemilu 2009).

2. Whd adalah laki-laki yang berusia 31 tahun yang berasal dari Tamansari

Kota Tasikmalaya dan berpendidikan terakhir SLTA. Whd adalah

Sekretaris Dewan Tanfidz DPC PKB Kota Tasikmalaya Masa Khidmat

2010 – 2015. Selain menjadi pengurus DPC PKB Kota Tasikmalaya Whd

juga seorang wiraswasta. Whd merupakan sosok seorang yang ramah dan

sopan. Secara fisik fostur tubuh Whd tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm

dengan badan agak gemuk dan berkulit gelap. Whd adalah Calon

55

Legislatif pada Pemilu 2009 Daerah Pemilihan 4 (Cibeureum – Tamansari

– Purbaratu).

3. AEMS adalah seorang laki-laki berusia 30 tahun yang bertempat tinggal di

Jl. Panyingkiran I No. 4 Indihiang Kota Tasikmalaya. AEMS adalah Wakil

Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Kota Tasikmalaya Masa Khidmat 2010 –

2015 dan berpendidikan terakhir sarjana. Selain menjadi pengurus DPC

PKB Kota Tasikmalay AEMS juga berwiraswasta. AEMS merupakan

sosok yang ramah dan tidak terlalu serius. AEMS adalah anak dari salah

seorang Dewan Pembina DPC PKB Kota Tasikmalaya Masa Khidmat

2010 – 2015.

4. ER adalah seorang laki-laki berusia 34 tahun yang berasal dari Jl. Bantar

No. 116 Kota Tasikmalaya, dan berpendidikan sarjana di Institut Agama

Islam Cipasung (IAIC). Di DPC PKB Kota Tasikmalaya ER sebagai

Wakil Sekretaris Dewan Tanfidz DPC PKB Kota Tasikmalaya Masa

Khidmat 2010 – 2015. Selain sebagai pengurus DPC PKB Kota

Tasikmalaya, ER juga seorang wiraswasta. ER adalah Ketua DPD KNPI

Kota Tasikmalaya Masa Khidmat 2008 – 2010. ER merupakan sosok

orang yang sangat humoris, namun ER juga seorang yang pandai.

Sehingga membuatnya cukup disegani oleh orang-orang yang

mengenalnya. Postur tubuh ER tidak terlalu tinggi sekitar 165 cm dengan

badan agak gemuk. ER juga merupakan anak dari salah seorang tokoh NU

di Kota Tasikmalaya.

56

5. EN adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun yang berasal dari Jl. Dr.

Sukardjo No. 47 Kota Tasikmalaya dan saat ini masih kuliah S1 di

Sekolah Tinggi Hukum Galunggung (STHG) Kota Tasikmalaya. EN

adalah Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya Masa Khidmat 2008 – 2010. EN

merupakan sosok yang berparadigma kritis transformatif. EN adalah

seorang aktifis gerakan yang mengontrol kinerja pemerintah Kota

Tasikmalaya.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk mengetahui konflik internal di dalam tubuh Partai Kebangkitan

Bangsa di DPC Kota Tasikmalaya, maka penulis melakukan wawancara

dengan beberapa informan untuk memperoleh data dan keterangan sehingga

diharapkan dapat memberikan gambaran tentang permasalahan dalam

penelitian ini.

1. Konflik Internal PKB

Sudah terlalu sering PKB konflik. Dari konflik internal PKB

tersebut memunculkan nama-nama baru selain Gus Dur. Mereka adalah

Matori Abdul Djalil, Alwi Shihab, dan Muhaimin Iskandar. Meskipun

sebelum Muktamar PKB di Semarang Alwi sempat duet dengan

Muhaimin, yang pada akhirnya mereka harus pecah.

Konflik internal PKB selalu diselesaikan lewat Muktamar Luar

Biasa. Namun sayangnya perpecahan diantara mereka sering menimbulkan

57

Muktamar Luar Biasa yang sifatnya tandingan. Dan hal ini pula yang

menyebabkan semakin meruncingnya konflik internal antar kubu.

Pada Muktamar II PKB di Semarang, posisi Muhaimin Iskandar

begitu kuat. Dan hasil dari Muktamar II PKB di Semarang dimenangkan

oleh Gus Dur – Muhaimin Iskandar. Meskipun hasil Muktamar II PKB di

Semarang dipertanyakan oleh Forum Kiai Langitan yang notabene selama

ini sebenarnya adalah pendukung Gus Dur.

Upaya untuk mediasi demi tercapainya islah sudah dilakukan.

Dengan melibatkan para mediator yang diharapkan bisa membawa mereka

kepada islah. Namun kata “islah” tidak dapat dicapai. Hingga akhirnya

harus dilanjutkan dengan melaksanakan Muktamar PKB.

Kedua kubu yang berseteru sama-sama mengadakan Muktamar.

kubu Muhaimin melaksanakan Muktamar PKB di Semarang, sedangkan

kubu Alwi melaksanakan Muktamar PKB di Surabaya. Yang pada

akhirnya kedua Muktamar tersebut menghasilkan hasil yang berbeda pula.

Muktamar II di Semarang menghasilkan Muhaimin sebagai Ketua Umum

PKB, sedangkan Muktamar di Surabaya menghasilkan Anam sebagai

Ketua Umum PKB.

Duet antara Gus Dur – Muhaimin Iskandar ternyata tidak bertahan

lama. Mereka pecah menjadi dua kubu, yakni kubu Gus Dur dan Kubu

Muhaimin. Pecat memecat seakan menjadi budaya di PKB. Bahkan

Zannuba Arifah Chafsoh alias Yenni Wahid dipecat dari kursi Sekjen DPP

PKB yang kemudian digantikan oleh Lukman Edy. Dan ironisnya PKB

58

kubu Gus Dur dan PKB kubu Muhaimin sama-sama mendaftar ke KPU

sebagai partai politik peserta Pemilu 2009 dengan nama parpol yang sama.

Sebelum menjelang Pemilu 2009, PKB kubu Muhaimin bermaksud

untuk menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (MLB). Muktamar Luar

Biasa tersebut tersebut diselenggarakan pada tanggal 2 – 4 Mei 2008.

Perseteruan semakin meruncing ketika kubu Gus Dur pun bertekad untuk

menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa tandingan.

Kubu Gus Dur menggelar MLB mendahului kubu Muhaimin,

yakni pada hari rabu tanggal 30 April 2008 hingga hari kamis 1 Mei 2008

di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ashriyyah Nurul Iman, Kecamatan

Parung, Kabupaten Bogor. Sedangkan PKB kubu Muhaimin

menyelenggarakan MLB pada tanggal 2 – 4 Mei 2008 di sebuah hotel di

kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Lukman Edy menyatakan bahwa yang pertama kali mencetuskan

akan melaksanakan MLB adalah DPP PKB Muhaimin Iskandar. Persiapan

yang dilakukan pun sudah matang karena berdasarkan masukan dari

cabang-cabang melalui surat dukungan untuk menyelesaikan konflik

melalui MLB. Gus Dur pun selaku Ketua Dewan Syuro diundang dalam

acara tersebut untuk memberikan laporan pertanggungjawabannya.

MLB yang diselenggarakan kubu Yenni Wahid tidak representatif

dan banyak melanggar AD/ART. Banyak syarat-syarat menyelenggarakan

MLB yang terdapat dalam AD/ART yang dilanggar oleh Yeni Wahid.

Salah satunya adalah pengiriman materi MLB ke cabang-cabang di seluruh

59

Tanah Air seharusnya dilakukan minimal tujuh hari sebelum pelaksanaan

Muktamar Luar Biasa. Di dalam AD/ART PKB ditegaskan bahwa

keputusan partai ada di tangan Dewan Tanfidz. Sedangkan Dewan Syuro

hanyalah sebagai pengawas.

Bagi sebuah partai politik – dan organisasi sosial modern yang lain

– Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) merupakan

urat nadi bagi eksistensi dan kelangsungan hidupnya. AD/ART merupakan

landasan hukum yang utama, sehingga kinerja partai politik bisa berjalan

sesuai aturan dan pada gilirannya sesuatu sesuai fatsun (akhlaq karimah).

AD/ART mengatur keseluruhan tata-kelola partai politik, sehingga

pelanggaran terhadap salah satu pasal saja bisa merusak kinerja partai

bersangkutan. Karena itu, manajemen partai politik akan berjalan efektif

dan akumulatif dari segi apapun, jika AD/ART selalu menjadi landasan

dan tujuan dalam kehidupan kepartaian. Ketundukan kepada AD/ART

merupakan manifestasi dari kehidupan partai politik modern. Tidak

dibenarkan adanya posisi tertentu yang berada di atas AD/ART atau

menafsirkan AD/ART sesuai kepentingannya. Kalau demikian yang

terjadi, maka kehidupan partai politik akan rusak dan hancur dari dalam.

Di masa lalu, dalam sejarah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ada

gejala di mana sejumlah pihak seringkali menempatkan diri berada di atas

AD/ART – meskipun AD/ART PKB sendiri sama sekali tidak mengatur

demikian. Akibat hal itu, untuk jangka waktu yang lama kehidupan politik

PKB mengalami proses yang cenderung disharmonis, disintegratif dan

60

degraditif, dan mencapai titik kulminasinya pada Muktamar Luar Biasa

(MLB) PKB di Ancol, Jakarta 2 – 4 Mei 2008.

Berangkat dari pengalaman itulah, pada Muktamar Luar Biasa

(MLB) PKB di Ancol, Jakarta itu, kemudian disepakati AD/ART yang

baru, yang isinya dirumuskan dengan niat tulus dan tekad kuat untuk

mewujudkan PKB sebagai partai modern, partai yang berjalan di atas

aturan dan etika yang jelas, dimana segala bentuk penyalahgunaan

kekuasaan oleh siapapun sudah ditutup, dan efektifitas kerja partai

didorong seluas-luasnya.

Karena itu, penerbitan AD/ART hasil MLB PKB di Ancol, Jakarta

ini akan menjadi pedoman bagi kehidupan partai di semua level

kepengurusan. Sehingga program-program dan kebijakan partai selalu

sesuai dengan aturan yang ada, etika politik dan selaras dengan aspirasi

anggota serta masyarakat luas.

Muktamar Luar Biasa (MLB) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

berkaitan tentang perubahan atas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Partai Kebangkitan Bangsa. Hal ini berdasarkan pertimbangan

bahwa Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa sebagai forum

permusyawaratan tertinggi partai yang berfungsi sebagai representasi dari

pemegang kedaulatan partai yang memiliki kewenangan untuk merubah

maupun menambah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai

Kebangkitan Bangsa. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang

ditetapkan pada Muktamar II PKB di Semarang tahun 2005 dipandang

61

perlu untuk diadakan perubahan dan tambahan. Karena itulah perlu

diputuskan Ketetapan Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa

tentang Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai

Kebangkitan Bangsa.

Hal ini dilakukan mengingat Anggaran Dasar Partai Kebangkitan

Bangsa, Anggaran Rumah Tangga Partai Kebangkitan Bangsa, dan

Ketetapan Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa Nomor

1/MLB/PKB/V/2008 tentang Peraturan Tata Tertib Muktamar Luar Biasa

Partai Kebangkitan Bangsa. Dan hal ini juga memperhatikan Hasil

Musyawarah dalam komisi Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan

Bangsa yang bertugas untuk membahas Rancangan Anggaran Dasar dan

Anggara Rumah Tangga Partai Kebangkitan Bangsa. Serta saran-saran,

pendapat-pendapat, dan usul-usul yang disampaikan dalam Sidang Pleno

V Muktamar Luar Biasa PKB pada tanggal 3 Mei 2008.

Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa di Ancol ini

menghasilkan beberapa keputusan. Yaitu menetapkan Ketetapan

Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa tentang perubahan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Kebangkitan

Bangsa. Serta mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Partai Kebangkitan Bangsa.

Hasil Muktamar Luar Biasa Partai Kebangkitan Bangsa kubu

Muhaimin Iskandar tidak diterima oleh kubu Gus Dur. Karena mereka

62

menganggap bahwa keputusan MLB mereka lah yang sah. Dengan

demikian konflik internal PKB pun semakin meruncing.

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun

2008 tentang Partai Politik Bab XIV tentang Penyelesaian Perselisihan

Partai Politik Pasal 32 disebutkan bahwa, (1) Perselisihan Partai Politik

diselesaikan cara musyawarah mufakat; (2) Dalam hal musyawarah

mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian

perselisihan Partai Politik ditempuh melalui pengadilan atau di luar

pengadilan; Dan (3) Penyelesaian perselisihan di luar pengadilan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan melalui rekonsiliasi,

mediasi, atau arbitrase Partai Politik yang mekanismenya diatur dalam AD

dan ART.

Pada pasal 33 pun disebutkan bahwa (1) Perkara Partai Politik

berkenaan dengan ketentuan Undang-Undang ini diajukan melalui

pengadilan negeri; (2) Putusan pengadilan negeri adalah putusan tingkat

pertama dan terakhir, dan hanya dapat diajukan kasasi Mahkamah Agung;

(3) Perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselesaikan oleh

pengadilan negeri paling lama 60 (enam puluh) hari sejak gugatan perkara

terdaftar di kepaniteraan pengadilan negeri dan oleh Mahkamah Agung

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak memori kasasi terdaftar di

kepaniteraan Mahkamah Agung.

Upaya untuk islah sudah banyak dilakukan antara kedua kubu.

Namun selalu mendapatkan hasil yang tidak diharapkan. Hingga pada

63

akhirnya perkara konflik internal kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin

diajukan ke Mahkamah Agung.

Keputusan kasasi oleh Mahkamah memenangkan PKB kubu

Munas Ancol yakni Muhaimin Iskandar dan Lukman Edy. Dan akhirnya

kubu Gus Dur “menerima” keputusan kasasi oleh Mahkamah Agung

tersebut, meski tidak menyebut kata “islah” melainkan kata “harmonisasi”.

Ada pun hasil wawancara dengan informan mengenai konflik

internal PKB sebagaimana dibawah ini:

Tabel 4. 3

Matriks Mengenai Konflik Internal PKB Tingkat Pusat

No. Informan Usia/Pekerjaan Hasil Wawancara

1. AS 40 tahun/

wiraswasta

Konflik yang saya ketahui

adalah konflik antara Gus Dur

dengan Matori Djalil, Gus Dur

dengan Alwi Shihab. Konflik

yang terjadi di PKB sebenarnya

Gus Dur ingin memberikan

pelajaran kepada pengurus

muda PKB agar tidak hanya

mengandalkan figur Gus Dur.

2. Whd 31 tahun/

wiraswasta

Konflik di tingkat pusat terjadi

seolah-olah timbulnya

ketidakpercayaan terhadap

seorang pemimpin, namun pada

64

dasarnya konflik tersebut terjadi

dari pihak luar. Selain adanya

kepentingan kepengurusan/

kepemimpinan, juga adanya

kepentingan dari pihak ketiga/

luar yang menginginkan PKB

tidak besar. Dan itu sudah

diketahui pelakunya.

3. AE 30 tahun/

wiraswasta

Konflik di tingkat pusat terjadi

akibat perbedaan pemahaman

dan sebagai suatu langkah

kaderisasi/ pematangan yang

dilakukan oleh Gus Dur

terhadap Muhaimin Iskandar.

4. ER 34 tahun/

wiraswasta

Konflik di tingkat pusat terjadi

akibat perebutan kepentingan

struktur dan pengaruh di PKB.

5. EN 27 tahun/

mahasiswa

Konflik di PKB ini cenderung

dialektika. PKB dibesarkan

orang-orang yang di PKB hari

ini jadi figur-figur di PKB itu

banyak yang dibesarkan dari

konflik itu. Sehingga positifnya

65

konflik di PKB itu bisa

membesarkan orang-orang yang

ada di PKB. Tapi ada juga sisi

negatifnya, sisi negatifnya ini

masyarakat Indonesia secara

psikologis. Psikologis

masyarakat Indonesia tidak juga

dengan ruang-ruang konflik.

Lebih suka dengan nalar yang

bersifat akomodatif, yang lebih

tidak mengedepankan konflik,

tapi lebih mengedepankan

kekeluargaan, dan sebagainya.

Sehingga PKB secara kepartaian

dari Pemilu ke Pemilu

cenderung menurun. Artinya

ada kejenuhan di tingkatan

dalam memilih PKB.

Konflik di PKB tingkat nasional

disebabkan karena adanya

perbedaan pemikiran dan

perbedaan orientasi gerak antara

Ketua Tanfidz dan Dewan

66

Syuro. Dalam hal ini (yang

terbaru) antara Gus Dur dan

Muhaimin Iskandar, ketidak-

nyambungan itu. Terlepas ini

didalamnya ada kepentingan apa

pun.

Sumber: hasil wawancara

Konflik yang kita fahami cenderung hanya pada perpecahan dan

perselisihan. Namun penulis memandang lain dalam memahami konflik

yang terjadi di PKB. Dengan adanya konflik internal di PKB ternyata

memunculkan sejumlah nama-nama baru. Dan pada saat ini adalah

Muhaimin Iskandar.

Nama-nama yang muncul adalah mereka yang berlawanan arus

dengan sosok Gus Dur. Mereka pun muncul ke permukaan dengan

membawa nuansa baru. Muhaimin membawa pengaruh yang besar di

PKB. Yaitu munculnya kader-kader muda di Partai Kebangkitan Bangsa.

Kader-kader muda PKB ini tidak hanya muncul di tingkat pusat

saja. Namun juga sampai ke tingkat wilayah dan daerah. Terjadi

perubahan struktur kepengurusan di PKB. Hal ini bukan berarti mereka

yang sudah tidak lagi muda tidak mempunyai kapabilitas. Melainkan ini

salah satu keputusan yang dilakukan PKB ketika melihat parpol lain sudah

mulai diduduki oleh kader-kader muda mereka.

67

Ada pun yang menjadi pemicu konflik internal PKB berdasarkan

hasil wawancara di bawah ini:

Tabel 4. 4

Matriks Pemicu Konflik Internal PKB Tingkat Pusat

No. Informan Usia/Pekerjaan Hasil Wawancara

1. AS 40 tahun/

wiraswasta

Konflik diakibatkan oleh orang-

orang yang memiliki

kepentingan pribadi maupun

golongan

2. Whd 31 tahun/

wiraswasta

Konflik dilahirkan oleh orang-

orang yang memiliki

kepentingan kepengurusan/

kepemimpinan

3. AE 30 tahun/

wiraswasta

Konflik diakibatkan oleh

perebutan struktur DPP

4. ER 34 tahun/

wiraswasta

Konflik diakibatkan oleh

perbedaan kepentingan dan

target

5. EN 27 tahun/

mahasiswa

Kalau ngobrol partai politik,

lebih yang menjadi pemicu

konflik itu masalah

kepentingan. Ketidaksamaan

kepentingan di partai ini

cenderung melahirkan konflik.

68

Apalagi seperti halnya PKB

yang karakternya dibangun yang

sudah terbangun karakter

konflik di internal PKB. Dan ini

cenderung mengemuka,

konfliknya tidak berdesain.

Sumber: hasil wawancara

Ketika berbicara mengenai konflik, jawaban yang paling banyak

dilontarkan adalah adanya kepentingan individu/golongan. Serta perebutan

kekuasaan/kepemimpinan. Namun yang harus dicermati adalah bagaimana

orientasi dari kepentingan dan penggunaan kekuasaan.

Setiap AD/ART suatu organisasi masyarakat dan parpol pasti

memiliki cita-cita yang sangat mulia. Namun dengan adanya konflik di

PKB membuat adanya kekhawatiran dari berbagai pihak apabila

aspirasinya tidak tersampaikan.

Muktamar Luar Biasa PKB yang diselenggarakan di Ancol

sebenarnya bertujuan untuk menyempurnakan arah gerakan politik PKB.

Bukan bertujuan untuk memperuncing konflik internal PKB. Hal ini

terlihat dengan berubahnya kepengurusan partai dari tingkat pusat sampai

daerah. Yakni dengan diduduki oleh kader-kader muda PKB. Dengan

harapan mereka bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

Berbicara kekuasaan, pengurus PKB yang menjadi pejabat

sebenarnya bisa dijadikan sebagai suatu cara untuk memudahkan dalam

69

penyampaian aspirasi masyarakat. Hal ini tidak hanya berpotensi bagi

PKB, tapi juga bagi segenap warga masyarakat.

2. Konflik DPC PKB Kota Tasikmalaya

Konflik internal PKB merambah dari pusat ke daerah, tak

terkecuali di DPC PKB Kota Tasikmalaya pada masa kepemimpinan

Didin C Nurdin. Ada pun hasil wawancara mengenai gambaran konflik

DPC PKB Kota Tasikmalaya dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4. 5

Matriks Gambaran Konflik di DPC PKB Kota Tasikmalaya

No. Informan Usia/Pekerjaan Hasil Wawancara

1. AS 40 tahun/

wiraswasta

Dalam menghadapi Pemilu

Legislatif 2009, DPC PKB Kota

Tasikmalaya memiliki dua

struktur kepengurusan. Namun

meskipun demikian, PKB DPC

Kota Tasikmalaya tetap satu.

Dikarenakan orang-orang yang

masuk kepengutusan DPC Kota

Tasikmalaya tetap sama, tapi

terdapat pergeseran posisi.

Pergeseran posisi tersebut pada

Ketua Dewan Tanfidz,

Sekretaris Tanfidz, dan

Sekretaris Dewan Syuro.

70

2. Whd 31 tahun/

wiraswasta

konflik internal DPC PKB Kota

Tasikmalaya berkaitan dengan

tingkat pusat dengan adanya

kelompok yang

mengatasnamakan kelompok

Gus Dur dan kelompok

Muhaimin, sementara untuk

tingkat DPC loyalitas pengurus

DPC PKB Kota Tasikamalaya

kepeda pimpinan pusat.

Sementara untuk DPC PKB

Kota Tasikmalaya pada saat

kepemimpinan Didin C Nurdin,

padahal sudah tahu bahwa

kepengurusan yang legal adalah

kepemimpinan Muhaimin.

Sementara pada saat

kepemimpinan Didin C Nurdin

loyalitasnya bukan kepada

Muhaimin, melainkan kepada

Gus Dur. Artinya pimpinan

yang di bawah harus sama.

3. AE 30 tahun/ Tidak ada yang serius karena

71

wiraswasta semua sudah terakomodir dalam

struktur kepengurusan yang

sekarang.

4. ER 34 tahun/

wiraswasta

Terjadi karena perbedaan target,

kepentingan dan polarisasi

kepengurusan.

5. EN 27 tahun/

mahasiswa

Imbas daripada konflik di PKB

kubu Gus Dur dan Cak Imin di

Kota Tasikmalaya ini sangat

kentara. Kita masih bisa melihat

ketika PKB ini masih satu

antara Gus Dur dan Muhaimin

pada 2004, perolehan suara di

Kota Tasik ini mempu mencapai

4 kursi. Ketika muncul konflik

menjelang Pemilu 2009, tahun

2009 ini hanya tersisa 1 kursi.

Sehingga kelihatan sekali ada

perubahan yang sangat

signifikan, tetapi cenderung

perubahan ini kemunduran

untuk PKB.

Sumber: hasil wawancara

72

Konflik di DPC PKB Kota Tasikmalaya terjadi beberapa saat

ketika terjadinya konflik di pusat. Yakni beberapa saat menjelang Pemilu

2009. Di DPC PKB Kota Tasikmalaya pun terjadi dualisme kepemimpinan

yang mengatasnamakan diri mereka kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin

Iskandar. Namun sebenarnya hanya segelintir orang saja yang

mengatasnamakan diri mereka adalah kubu Gus Dur. Sebagian besar

adalah kubu Muhaimin.

Konflik ini pun membuat beberapa pihak kecewa dan bahkan harus

terlibat kedalam konflik baik secara langsung maupun tidak langsung. Di

DPC PKB Kota Tasikmalaya Didin C Nurdin merupakan pimpinan DPC

PKB Kota Tasikmalaya versi kubu Gus Dur. Sedangkan Darul Kutni

merupakan pimpinan DPC PKB Kota Tasikmalaya versi kubu Muhaimin.

Perubahan struktur kepemimpinan yang terjadi di DPC PKB Kota

Tasikmalaya terletak pada pergantian Ketua Dewan Tanfidz, Sekretaris

Dewan Tanfidz dan Sekretaris Dewan Syuro sebagaimana terdapat dalam

lampiran. Konflik yang terjadi di DPC PKB Kota Tasikmalaya membawa

dampak yang buruk bagi DPC PKB Kota Tasikmalaya. Yakni

berkurangnya kursi PKB di DPRD Kota Tasikmalaya. Yaitu 1 kursi, yang

pada hasil Pemilu 2004 mampu memperoleh 4 kursi di DPRD Kota

Tasikmalaya. Ini merupakan suatu kemunduran bagi DPC PKB Kota

Tasikmalaya. Imbas konflik pusat ke daerah membawa pengaruh yang

begitu buruk. Citra PKB menjadi buruk di mata masyarakat, perolehan

73

suara berkurang, kursi di DPRD Kota Tasikmalaya berkurang, serta

terjadinya perubahan struktur kepengurusan.

Konflik antara kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin di DPC PKB

Kota Tasikmalaya pun mendapat beberapa pandangan. Seperti dalam tabel

dibawah ini:

Tabel 4. 6

Matriks Deskripsi Konflik Antara Kubu Gus Dur dan Kubu

Muhaimin Iskandar di DPC PKB Kota Tasikmalaya

No. Informan Usia/Pekerjaan Hasil Wawancara

1. AS 40 tahun/

wiraswasta

Konflik PKB kubu Gus Dur dan

kubu Muhaimin Iskandar di

DPC PKB Kota Tasikmalaya

terjadi hanya diawal

kepengurusan saja. Namun,

sekarang dari pimpinan pusat

sudah menyatakan islah.

2. Whd 31 tahun/

wiraswasta

Konflik PKB kubu Gus Dur dan

kubu Muhaimin Iskandar di

DPC PKB Kota Tasikmalaya

merupakan konflik pemikiran.

Artinya bahwa mereka seolah-

olah mereka (kubu Gus Dur)

adalah kepengurusan yang sah.

Kedua, masalah

74

ketidakpercayaan terhadap

kepengurusan. Yang menurut

pengurus-pengurus DPC PKB

Kota Tasikmalaya sendiri

bahwa kepengurusan yang lama

sudah tidak sesuai. Tetapi yang

paling utama bahwa mereka

tetap tidak mengakui

kepengurusan Muhaimin.

Kubu Gus Dur kecewa karena

Muhaimin ketika dalam

berpidatonya kurang

menghormati Gus Dur.

Loyalitas DPC PKB Kota

Tasikmalaya terjadi karena

melihat figur seorang Gus Dur,

agar mereka tidak tergantung

pada satu figur. Dan

mengembalikan kepercayaan

menjadi PR internal PKB.

3. AE 30 tahun/

wiraswasta

Konflik PKB kubu Gus Dur dan

kubu Muhaimin Iskandar di

DPC PKB Kota Tasikmalaya

75

begitu rame.

4. ER 34 tahun/

wiraswasta

Konflik PKB kubu Gus Dur dan

kubu Muhaimin Iskandar di

DPC PKB Kota Tasikmalaya

cukup serius. Konflik ini sampai

ke tingkat Pengadilan dan

dimenangkan oleh kubu

Muhaimin Iskandar.

5. EN 27 tahun/

mahasiswa

-

Sumber: hasil wawancara

Konflik antara kubu Gus Dur dan kubu Muhaimin cukup menarik.

Selain terjadinya perebutan kekuasaan, juga mereka merebutkan legalitas

mereka di DPC PKB Kota Tasikmalaya. Kubu Gus Dur melakukan

perlawanan agar kepengurusan mereka tetap diakui. Menurut kubu Gus

Dur, kepengurusan mereka lah yang legal dan masih berlaku.

Konflik ini berlangsung di awal kepengurusan Darul Kutni. Darul

Kutni adalah Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Kota Tasikmalaya Periode

2008-2009 menggantikan Didin C Nurdin selaku Ketua Dewan Tanfidz

DPC PKB Kota Tasikmalaya Periode 2006-2011. Itu lah mengapa kubu

Gus Dur kepemimpinan Didin C Nurdi ingin tetap diakui dan melakukan

perlawanan secara pemikiran.

76

Selain itu adanya masalah ketidakpercayaan dari pengurus DPC

PKB Kota Tasikmalaya. Menurut pengurus-pengurus DPC PKB Kota

Tasikmalaya, kepengurusan yang lama sudah tidak sesuai. Namun yang

utama adalah kubu Gus Dur tetap tidak mengakui kepengurusan kubu

Muhaimin.

Loyalitas pengurus DPC PKB Kota Tasikmalaya terlihat hanya

kepada figur Gus Dur saja. Namun seharusnya tidak demikian. Pengurus

DPC PKB Kota Tasikmalaya jangan hanya mengandalkan pada satu figur

saja. Tetapi harus mulai untuk mempercayai figur-figur baru yang setara

dengan figuritas Gus Dur, dalam hal ini adalah Muhaimin Iskandar.

Upaya penyelesaian konflik internal PKB tingkat pusat, diputuskan

oleh Mahkamah Agung. Begitu pun di DPC PKB Kota Tasikmalaya,

perkara ini sampai di pengadilan negeri. KPU pun dimintai untuk menjadi

saksi persidangan antara PKB kubu Gus Dur dan PKB kubu Muhaimin.

Pada akhirnya keputusan dimenangkan oleh PKB kubu Muhaimin.

Dikarenakan putusan Mahkamah Agung yang memenangkan kasasi PKB

kubu Muhaimin. Sehingga dalam pencalonan anggota legislatif Kota

Tasikmalaya calon anggota legislatif yang berhak mengikuti Pemilu

Legialtif DPRD Kota Tasikmalaya 2009 adalah mereka yang diajukan dan

disetujui oleh kubu PKB versi Muhaimin, yakni nama-nama calong

anggota legislatif yang diajukan dan disahkan oleh Darul Kutni.

77

3. Faktor-faktor Penyebab Konflik di DPC PKB Kota Tasikmalaya

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan konflik internal di DPC

PKB Kota Tasikmalaya terjadi. Berdasarkan hasil wawancara diantaranya

sebagai berikut:

Tabel 4. 7

Matriks Faktor-faktor Penyebab Konflik Internal di DPC PKB

Kota Tasikmalaya

No. Informan Usia/Pekerjaan Hasil Wawancara

1. AS 40 tahun/

wiraswasta

Faktor penyebab konflik

internal DPC PKB Kota

Tasikmalaya adalah ketidak-

solidan antara pengurus DPC

PKB Kota Tasikmalaya. Selain

itu, adanya SK Revisi yang

menggeser Ketua dan Sekretaris

Dewan Tanfidz DPC PKB Kota

Tasikmalaya.

2. Whd 31 tahun/

wiraswasta

Faktor penyebab konflik

internal DPC PKB Kota

Tasikmalaya adalah imbas dari

pusat. Selain itu, figuritas

pimpinan DPC Kota

Tasikmalaya yang sudah seolah-

olah (bukan melanggar) kurang

78

dalam menentukan kebijakan.

3. AE 30 tahun/

wiraswasta

Faktor penyebab konflik

internal DPC PKB Kota

Tasikmalaya adalah adanya

perebutan struktur DPC PKB

Kota Tasikmalaya.

4. ER 34 tahun/

wiraswasta

Faktor penyebab konflik

internal DPC PKB Kota

Tasikmalaya adalah akibat

imbas dari perebutan kekuasaan

DPP.

5. EN 27 tahun/

mahasiswa

Pada prinsipnya kalau dilihat

perjalanan PKB di Kota Tasik,

yang paling dominan memang

ada celah dari pusat. Di pusat

PKB nya ada 2, sehingga

sampai ke tingkatan cabang pun

ada yang ngambil faksunnya ke

Cak Imin, ada yang ngambil ke

Gus Dur. Sehingga semuanya

menunggu selesainya konflik di

tingkatan pusat. Tapi juga ada

imbas dari pemilihan Ketua

79

DPC tahun 2006. Artinya imbas

disini barisan yang kalah

kemudian semakin mengkristal

membangun kekuatan di

internal PKB. Dan pada

akhirnya ketika ada potensi

konflik PKB di tingkatan pusat,

ini semakin kentara. Yang kalah

kemudian merapat ke

kelompoknya Cak Imin, yang

menang tetap di kelompoknya

Gus Dur.

Sumber: hasil wawancara

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik internal

di DPC PKB Kota Tasikmalaya, diantaranya sebagai berikut:

a. Imbas konflik internal PKB Kubu Gus Dur dengan kubu Muhaimin

Iskandar dari tingkat pusat ke tingkat daerah,

b. Adanya 2 SK Kepengurusan DPC PKB Kota Tasikmalaya,

c. Perebutan Struktur Kepengurusan/Kekuasaan DPC PKB Kota

Tasikmalaya,

d. Figuritas Ketua DPC PKB Kota Tasikmalaya.

Konflik internal yang terjadi di DPP PKB antara kubu Gus Dur

dengan kubu Muhaimin Iskandar ternyata berimbas ke daerah. Hal ini

80

disebabkan keputusan yang di ambil di tingkat pusat, maka akan

berpengaruh ke tingkat daerah. Tak terkecuali konflik internal PKB antara

kubu Gus Dur dengan kubu Muhaimin. Meskipun pengurus yang

mengklaim dirinya kubu Gus Dur hanya segelintir orang saja.

Konflik yang terjadi di tingkat pusat ternyata memberikan

pengaruh yang sangat besar. Di tingkat pusat terjadi perubahan struktur

kepengurusan yang baru. Begitu pun di DPC PKB Kota Tasikmalaya.

Beredarnya Surat Keputusan yang baru tentang Susunan Kepengurusan

DPC PKB Kota Tasikmalaya yang baru. Yaitu diterbitkannya Surat

Keputusan Nomor: 3556/DPP-03/V/A.I/VII/2008 Tentang Penetapan

Susunan Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota

Tasikmalaya Periode 2008-2009 dengan mencabut Surat Keputusan

Nomor: 1459/DPP-02/IV/A.I/X/2006 Tentang Penetapan Dewan Pengurus

Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya

Periode 2006-2011.

Hal di atas jelas semakin memperuncing konflik internal DPC PKB

Kota Tasikmalaya. Pada SK yang pertama, Periode Kepengurusan DPC

PKB Kota Tasikmalaya adalah 2006-2011. Sedangkan pada SK yang

kedua, Periode Kepengurusan DPC PKB Kota Tasikmalaya adalah 2008-

2009. Dua SK Kepengurusan DPC PKB Kota Tasikmalaya ini sangat

bertentangan. SK yang pertama masih berlaku, namun diterbitkan SK yang

kedua dari pimpinan pusat.

81

Pemilu tahun 2009 menjadi ajang perebutan kekuasaan bagi partai-

partai politik, tidak terkecuali PKB. Pemilu Legislatif DPRD Kota

Tasikmalaya menjadi ajang perebutan kekuasaan bagi partai-partai politik

yang terdaftar sebagai partai peserta Pemilu 2009 di Kota Tasikmalaya.

Ajang 5 tahunan ini pun menjadi sebuah kompetisi bagi para pengurus

partai. Pengurus-pengurus DPC PKB Kota Tasikmalaya pun ikut andil

dalam perebutan kekuasaan tersebut.

Namun dalam upaya perebutan kekuasaan tersebut, DPC PKB

Kota Tasikmalaya disibukkan dengan konflik internal. Terjadinya

perubahan struktur di beberapa posisi strategis partai membuat DPC PKB

Kota Tasikmalaya terpecah belah. Dan keputusan yang sah ada pada

pimpinan DPC PKB Kota Tasikmalaya kubu Muhaimin, dalam hal ini

Darul Kutni. Faktor kekuasaan dan kepentingan menjadi alasan paling

dominan dalam upaya perebutan kekuasaan. Namun loyalitas terhadap

organisasi (PKB) dan AD/ART pun harus ditaati. Karena ini merupakan

suatu bentuk kesetiaan terhadap pimpinan dan organisasi.

Pergantian beberapa pengurus PKB di tingkat pusat terjadi begitu

cepat. Tidak terkecuali di DPC PKB Kota Tasikmalaya. Surat Keputusan

Nomor: 1459/DPP-02/IV/A.I/X/2006 tentang Penetapan Susunan Dewan

Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya Periode

Tahun 2006 – 2011 yang menetapkan Didin C Nurdin sebagai Ketua

Dewan Tanfidz dicabut/tidak berlaku lagi. Dan digantikan dengan Surat

Keputusan Nomor: 3556/DPP-03/V/A.I/VII/2008 tentang Penetapan

82

Susunan Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota

Tasikmalaya Periode Tahun 2008 – 2009 yang diketuai oleh Darul Kutni.

Pergantian kepengurusan tersebut berdasarkan beberapa

pertimbangan, yang diantaranya:

a. Bahwa untuk memperluas jangkauan program-program perjuangan

Partai Kebangkitan Bangsa, maka dipandang perlu untuk segera

membuat dan mengkonsolidasikan jaringan organisasi dengan

membentuk perwakilan di setiap Daerah Tingkat Provinsi dan

Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia;

b. Bahwa DPP PKB telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:

1459/DPP-02/IV/A.I/X/2006 tentang penetapan kembali Susunan

Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya

periode 2006 – 2011;

c. Bahwa DPP PKB telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor:

3270/DPP-03/V/B.I/VII/2008 perihal Intruksi Perubahan/Penyesuaian

Surat Keputusan DPW/ DPC seluruh Indonesia;

d. Bahwa dalam rangka pembenahan struktural partai, maka dipandang

perlu DPP PKB perlu segera mengesahkan kepengurusan DPC PKB

Kota Tasikmalaya;

e. Bahwa untuk memberikan keabsahan hukum, maka perlu diterbitkan

Surat Keputusan tentang Penetapan Susunan Dewan Pengurus Cabang

Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya.

83

Keputusan ini pun mengingat pada mabda’ siyasiy Partai

Kebangkitan Bangsa, Pasal 12 Anggaran Dasar Partai Kebangkitan

Bangsa, dan Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 20, Pasal 21 ART PKB.

Selain itu juga memperhatikan pada rekomendasi Dewan Pengurus

Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Barat Nomor:

015/Carateker/DPW-JB/A.I/VII/2008.

Sehingga didapat keputusan yang menetapkan:

a. Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan DPP

PKB Nomor: 1459/DPP-02/IV/A.I/X/2006 tentang penetapan kembali

Susunan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kota

Tasikmalaya Periode 2006 – 2011.

b. Mengesahkan Susunan Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan

Bangsa Kota Tasikmalaya Periode 2008 - 2009.

c. Memberkan tugas, wewenang dan tanggujawab sebagaimana

diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Partai Kebangkitan Bangsa.

Figuritas dan kinerja Ketua Dewan Tanfidz pun menjadi faktor

terjadinya konflik. Hal ini dikarenakan kinerja yang diberikan kurang

begitu maksimal dan kurang membawa perubahan kea rah yang lebih baik.

Kemudian terjadilah pergantian beberapa posisi strategis pada struktur

kepengurusan DPC PKB Kota Tasikmalaya. Yakni Sekretaris Dewan

Syuro, Ketua Dewan Tanfidz dan Sekretaris Dewan Tanfidz.

84

Dengan berbedarnya 2 SK Kepengurusan DPC PKB Kota

Tasikmalaya, semakin membuat konflik antara kubu Gus Dur dengan kubu

Muhaimin Iskandar meruncing. Disinilah terjadinya konflik antara kubu

Gus Dur dan kubu Muhaimin mencapai pada titik yang membahayakan

dan menjadikan image PKB buruk di Kota Tasikmalaya. Dan terjadi

penurunan perolehan suara pada Pemilu 2009 dan berkurangnya kursi

anggota legislatif DPRD Kota Tasikmalaya.