BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum...

20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara 1. Kondisi Goegrafis Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Gorontalo dengan luas yang dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo Utara sekitar 1.777,03 km 2 , letak geografis 0° 30' 1° 02LU dan 121° 59- 123° 02BT. Batas wilayah Kabupaten Gorontalo Utara adalah: Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Sulawesi Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango Boalemo dan Kabupaten Pohuwato. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah Secara administratif, Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari 11 wilayah Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa (Profil Kabupaten Gorontalo Utara, 2011). Seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo Utara di bagian utara dibatasi oleh Laut Sulawesi, di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Bolmong, di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango, Boalemo dan Pohuwato dan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Buol (Gorontalo Utara dalam angka, 2012). Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara memiliki curah hujan rata-rata pada tahun 2011 yaitu 137,83 mm, suhu udara maksimum rata-rata pada tahun 2011

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara

1. Kondisi Goegrafis

Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terletak

di Provinsi Gorontalo dengan luas yang dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo Utara

sekitar 1.777,03 km2, letak geografis 0° 30' – 1° 02′ LU dan 121° 59′ - 123° 02′

BT. Batas wilayah Kabupaten Gorontalo Utara adalah:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Sulawesi

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango

Boalemo dan Kabupaten Pohuwato.

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah

Secara administratif, Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari 11 wilayah

Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa (Profil

Kabupaten Gorontalo Utara, 2011). Seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo Utara

di bagian utara dibatasi oleh Laut Sulawesi, di bagian timur berbatasan dengan

Kabupaten Kabupaten Bolmong, di bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten

Gorontalo, Bone Bolango, Boalemo dan Pohuwato dan di bagian barat berbatasan

dengan Kabupaten Buol (Gorontalo Utara dalam angka, 2012).

Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara memiliki curah hujan rata-rata pada

tahun 2011 yaitu 137,83 mm, suhu udara maksimum rata-rata pada tahun 2011

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

berkisar antara 31,6°C sampai 33,5°C, sedangkan suhu udara minimum rata-rata

berkisar antara 22,1°C sampai 23,7°C (Gorontalo Utara dalam angka, 2012).

Wilayah Kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara semuanya memiliki

wilayah perairan laut dan memiliki garis panjang pantai 198,00 km2 yang

merupakan garis pantai terpanjang di Provinsi Gorontalo dan berhadapan dengan

Samudera Pasifik. Kabupaten Gorontalo Utara memiliki perekonomian yang

terdiversifikasi dalam beberapa sektor yaitu: sektor pertanian dan perkebunan,

sektor peternakan, serta sektor perikanan dan kelautan. Sektor perikanan dan

kelautan dijadikan sektor unggulan, karena semua wilayah Kecamatan di

Kabupaten Gorontalo Utara memiliki daerah pesisir yang sangat potensial untuk

dikembangkan.

Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara memandang penting menyediakan

sarana dan prasarana dalam membangun suatu daerah. Dalam menunjang

pembangunan wilayah khususnya sumberdaya kelautan dan perikanan, maka

jaringan perhubungan dan transportasi yang tersedia memungkinkan Kabupaten

Gorontalo Utara berkembang mengikuti daerah-daerah lain di Provinsi Gorontalo.

Pemerintah juga mendukung perekonomian daerah khususnya dalam hal

meningkatkan interaksi dan jalur akses pasar antar pelaku ekonomi yang akhirnya

dapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah (Gorontalo Utara dalam

angka, 2012).

2. Potensi Sumberdaya Perikanan

Total produksi perikanan tangkap Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun

2010 sekitar 13.728 dan pada tahun 2011 sekitar 19.314. Total jumlah nelayan

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara pada tahun 2011 mencapai 3.324,

sedangkan untuk total masing-masing jenis alat tangkap yang digunakan oleh

nelayan yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara, seperti Payang sebanyak 26

buah, soma dompar 8, pukat pantai 30, pukat cincin 32, jaring insang 707, perahu

bagan 66, bagan rakit 49, serok 13, rawai 302, pukat tonda 784, pukat ulur 869,

pukat tegak 641, sero 36, bubu 7, penangkap teripang 1, pukat cang 5, jala tebar

24 dan panah 11 buah (DKP Kabupaten Gorontalo Utara, 2012).

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kecamatan Kwandang

Secara administratif Kecamatan Kwandang memiliki luas wilayah 301,26

km2. Kecamatan Kwandang berada pada posisi 0°49′39″S - 122°55′8″E dengan

batas-batas wilayah Kecamatan Kwandang adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Laut Sulawesi

Sebelah Timur : Kecamatan Gentuma Raya

Sebelah Selatan : Kabupaten Gorontalo

Sebelah Barat : Kecamatan Anggrek (Profil Kecamatan

Kwandang Dalam Angka, 2012)

Kecamatan Kwandang terdiri dari 32 yang memiliki luas total 301,26 km2

dan total jumlah penduduk yang dimiliki oleh Kecamatan Kwandang 38.580 jiwa.

Jumlah kependudukan di Kecamatan Kwandang pada tahun 2006-2011 dapat

dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

Tabel 3. Jumlah penduduk Kecamatan Kwandang tahun 2006-2011

Tahun Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan

2006 16.808 16.938

2007 16.868 17.238

2008 17.282 17.366

2009 20.354 19.589

2010 18.076 17.889

2011 19.433 19.147

Sumber: BPS Kabupaten Gorontalo Utara, 2012

2. Potensi Sumberdaya Perikanan di Kecamatan Kwandang

Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan di Kecamatan Kwandang

meliputi perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Perikanan budidaya meliputi

rumput laut, tambak dan kerang mutiara. Kecamatan kwandang memiliki luas

tambak sekitar 403 Ha, rumput laut 1.575 Ha dan kerang mutiara 50 Ha, dan

untuk perikanan tangkap Kecamatan Kwandang memiliki rumah tangga perikanan

(RTP) sekitar 640 dengan jumlah nelayan adalah 1.071, sedangkan sarana dan

prasarana meliputi sarana penangkapan ikan dan pelabuhan perikanan pantai yang

dikenal dengan PPP Kwandang, selain itu Kecamatan Kwandang memiliki sarana

penunjang yang meliputi Taksi Mina Bahari (TMB), Balai Pertemuan nelayan

(BPN) dan pabrik es (DKP Kabupaten Gorontalo Utara, 2012)

Salah satu sumberdaya perikanan non ikan yang memiliki potensi yang

cukup besar di Kecamatan Kwandang adalah kepiting bakau (Scylla serrata) dan

saat produksi kepiting bakau mulai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,

jumlah produksi kepiting bakau pada tahun 2010 mencapai 12.913 ton/tahun

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

dengan harga rata-rata Rp.56.000 sedangkan pada tahun 2011 mencapai 14.594

ton/tahun dengan harga rata-rata Rp.60.000. Dari data produksi kepiting bakau

terlihat bahwa permintaan kepiting bakau dari tahun 2010 dan 2011 mengalami

peningkatan produksi, hal ini sebabkan karena meningkatnya permintaan daging

kepiting di Kabupaten Gorontalo Utara khususnya di restaurant-restaurant yang di

Provinsi Gorontalo, bahkan permintaan kepiting bakau tidak hanya di sekitar

Gorontalo saja, tetapi juga di luar daerah seperti Makassar, Manado dan Palu, oleh

karena itu peningkatan produksi kepiting bakau lebih diutamakan sehingga

Kabupaten Gorontalo Utara kedepannya dapat dijadikan sebagai daerah yang

mempunyai produksi kepiting terbesar dan juga akan menguntungkan bagi daerah

itu sendiri (DKP Kabupaten Gorontalo Utara, 2012)

C. Parameter Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata)

1. Hubungan Lebar Karapaks dan Berat Kepitng

Jumlah kepiting bakau (Scylla serrata) yang diperoleh dari penelitian ini

sebanyak 1011 ekor, yaitu 739 ekor kepiting jantan dan 272 ekor kepiting betina.

Jumlah kepiting jantan lebih banyak dibandingkan dengan kepiting betina, hal ini

diduga pada saat nelayan menangkap kepiting betina tidak berada di daerah hutan

mangrove, diperkirakan kepiting bakau sedang berada di perairan pantai sampai

ke laut dalam untuk melakukan pemijahan sedangkan kepiting jantan setelah

melakukan perkawinan tetap berada di daerah hutan bakau untuk mencari makan,

berlindung dan membesarkan diri, sehingga pada saat nelayan menangkap

kepiting jantan paling banyak ditemukan di daerah bakau. Sedangkan untuk

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

kepiting betina setelah memijah akan beruaya ke perairan pantai, muara sungai

sampai ke daerah bakau untuk mencari makan dan melakukan perkawinan.

Dari pengukuran yang diperoleh, kisaran untuk lebar karapaks kepiting

jantan 50-180,33 mm dengan berat tubuh 100,04-1700,88 gram, sedangkan pada

kepiting betina kisaran lebar karapaks 50,25-171,88 mm dengan berat tubuh

mencapai 100,05-1400,88 gram. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Asmara (2004) dan Tuhuteru (2003), dimana hasil

penelitian Asmara (2004), lebar karapaks kepiting bakau (Scylla serrata) berkisar

antara 31,5 – 122,5 mm dengan berat tubuhnya berkisar antara 53,75 – 286,08

gram allometrik negatif baik kepiting jantan maupun betina, sedangkan hasil

penelitian Tuhuteru (2003), hubungan antara lebar karapaks dengan berat tubuh

kepiting jantan bersifat allometrik positif dan untuk betina bersifat allometrik

negatif.

Menurut Biusing (1987) dalam Asmara (2004), bahwa ukuran kepiting yang

tidak selalu sama disebabkan oleh perbedaan strategi hidup atau pola adaptasi dari

kepiting tersebut, sedangkan menurut Hartnoll (1982) dalam Asmara (2004),

perbedaan diduga karena adanya faktor luar seperti perbedaan iklim mikro yang

optimum seiring dengan perbedaan musim dan faktor dalam seperti jenis kelamin

dan tingkat kedewasaan. Hubungan antara lebar karapaks dengan berat tubuh

kepiting bakau (Scylla serrata) jantan dan betina dapat dilihat pada Gambar 6

berikut:

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

Gambar 6. Hubungan antara Lebar Karapaks dengan Berat Tubuh Kepiting

Bakau (Scylla serrata) Jantan dan Betina di Kecamatan Kwandang

Kabupaten Gorontalo Utara.

Dari Gambar 6 terlihat bahwa hubungan antara lebar karapaks dengan berat

tubuh pada kepiting jantan memiliki persamaan W= -666,2513L9,8410

dengan

korelasi (R2) = 0,7570, sedangkan pada betina W = -657,1955L

9,5295 dengan nilai

korelasinya (R2) = 0,9040. Nilai korelasi menunjukkan korelasi positif antara

lebar karapaks dengan berat tubuh, artinya penambahan bobot tubuh berhubungan

erat dengan lebar karapaks, sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan

kepiting bakau baik yang jantan maupun betina bersifat allometrik negatif, dimana

pertambahan lebar karapaks lebih cepat dari pada berat tubuh kepiting karena nilai

b yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 9,8410 dan 9,5295, hal ini diduga

W = -666,2513L9,8410

R2 = 0,7570

-500

0

500

1000

1500

2000

0 50 100 150 200

W = -657,1955L9,5295

R2 = 0,9040

-200.00

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

0 50 100 150 200

Betina

Jantan

Lebar Karapaks (mm)

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

karena ketersediaan jumlah makanan di alam sedikit sehingga pertambahan lebar

karapaks lebih besar dari pada berat tubuh kepiting. Interceps kepiting jantan lebih

kecil dari kepiting betina (-666,2513 lebih kecil -657,1955), maka kepiting betina

akan lebih berat dari pada kepiting jantan pada lebar karapaks yang sama. Hasil

pengukuran lebar karapaks dengan berat tubuh kepiting jantan dan betina dapat

dilihat pada Lampiran 1 dan 2.

Menurut Warner (1977) dalam Asmara (2004), jika b > 1 maka

pertumbuhan bersifat allometrik negatif yang berarti bahwa pertambahan lebar

karapaks lebih cepat dari pada berat tubuhnya, sedangkan b < 1 menunjukkan

bahwa pertumbuhan yang allometrik positif yang berarti bahwa pertambahan berat

tubuhnya lebih cepat dari pada lebar karapaksnya. Nilai b ini merupakan koefisien

pertumbuhan yang menggambarkan kecendurungan pertambahan lebar karapaks

terhadap berat tubuh organisme. Pada kepiting yang dianalisa, diperoleh nilai b

>1 (allometrik negatif) yang berarti pertambahan lebar karapaks lebih dominan

dibandingkan dengan berat tubuh kepiting. Hal ini diduga karena kurangnya

jumlah makanan yang tersedia di alam sehingganya pertambahan lebar karapaks

lebih besar dari pada tubuhnya.

2. Kelompok Umur

Berdasarkan hasil analisis ukuran kelas kepiting bakau (Scylla serrata)

menunjukkan bahwa distribusi frekuensi lebar karapaks total, tengah kelas dan

nilai selisih logaritma frekuensi kepiting yang terkumpul selama penelitian di

Kecamatan Kwandang Kabupten Gorontalo Utara dapat dilihat pada Tabel 4

berikut:

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Lebar Karapaks Total, Tengah Kelas dan Nilai

Selisih Logaritma Frekuensi Kepiting Bakau (Scylla serrata) yang

Terkumpul selama Penelitian di Kecamatan Kwandang Kabupaten

Gorontalo Utara.

No Ukuran Kelas

(mm)

Tengah

Kelas

(mm)

Frekuensi

(ekor)

Persentase

(%)

1 50,00 – 61,80

32 3,1652

2 61,81 – 73,61 54 5,3412

3 73,62 – 85,42 93 9,1988

4 85,43 – 97,23 153 15,1335

5 97,24 – 109,04 143 14,1444

6 109,05 – 120,85 139 13,7488

7 120,86 – 132,66 145 14,3422

8 132,67 – 144,47 103 10,1879

9 144,48 – 156,28 61 6,0336

10 156,29 – 168,09 77 7,6162

11 168,10 – 180,33 11 1,0880

Jumlah

1011 100,0000 Sumber: Olahan Data Primer, 2012

Jumlah sampel kepiting bakau (Scylla serrata) yang diperoleh selama

penelitian di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 1011

ekor dengan kisaran lebar karapaks 50,00–180,33 mm. Kepiting bakau (Scylla

serrata) dikelompokkan berdasarkan ukuran kelas kemudian dihitung frekuensi.

Dari ukuran kelas yang ada frekuensi terbanyak berada pada kisaran lebar

karapaks 85,43 – 97,23 mm sebanyak 153 ekor kepiting, sedangkan frekuensi

paling sedikit berada pada kisaran lebar karapaks 168,10 – 180,33 mm sebanyak

11 ekor kepiting. Hal ini diduga karena pada saat pengukuran menggunakan

metode pengambilan sampel secara acak, sehingga ukuran kepiting di lokasi

penelitian tidak tersebar secara merata, oleh karena itu ukuran yang paling

banyak diperoleh berada pada kisaran lebar karapaks 85,43 – 180,33 mm, selain

61,805

73,615 85,425 97,235 109,045

120,855 132,665

144,475 156,285 168,095

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

itu umumnya populasi kepiting yang tersebar di wilayah penelitian adalah

kepiting yang berukuran besar.

Berdasarkan hasil analisis Bhattacharya (1967) dalam Sparre dan Siebren

(1999), dengan menggunakan hasil pemetaan selisih logaritma frekuensi teoritis

terhadap nilai tengah kelas diperoleh tiga kelompok umur pada kepiting bakau

(Scylla serrata). Dari hasil penelitian yang dilakukan pemetaan logaritma lebar

karapaks total terhadap nilai tengah kelas diperoleh 3 lebar rata-rata dengan

ukuran lebar karapaks masing-masing L1, L2 dan L3. Gambar 6 menunjukkan hasil

pemetaan selisih logaritma lebar karapaks total (sumbu Y) terhadap nilai tengah

kelas (sumbu X) kepiting bakau (Scylla serrata) masing-masing umur relatif satu

di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara, sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik Pemetaan Selisih Logaritma Lebar Karapaks Total (sumbu Y)

terhadap Nilai Tengah Kelas (sumbu X) Kepiting Bakau (Scylla

serrata) pada Umur Relatif Satu Tahun di Kecamatan Kwandang

Kabupaten Gorontalo utara.

Berdasarkan Gambar 7 diatas terlihat bahwa kelompok umur kepiting yang

berumur satu tahun memiliki L1 105,7302 mm dan nilai korelasi (R2) yaitu 0,7510

dengan persamaan 0,6661 + 0,0000063 x. Kepiting yang berumur satu tahun

memiliki ukuran lebar karapaks yang berkisar antara 50,00 – 120, 85 mm. Untuk

distribusi ukuran kelas, tengah kelas, frekuensi, logaritma frekuensi dan selisih

0.1000

0.0000

0.1000

0.2000

0.3000

0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000

Δ L

og

F

Tengah Kelas (mm)

y = 0,6661 + 0,0000063 x

r = 0,7510

L1 = 105,7302 mm

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

logaritma kepiting yang terkumpul selama penelitian yang berumur satu tahun

dapat dilihat pada Lampiran 4.

Ukuran lebar karapaks kepiting yang berumur dua tahun berdasarkan hasil

pemetaan selisih logaritma lebar karapaks total (sumbu Y) terhadap nilai tengah

kelas (sumbu X) kepiting bakau (Scylla serrata) yang berumur dua tahun dapat

dilihat pada Gambar 8 berikut:

Gambar 8. Grafik Pemetaan Selisih Logaritma Lebar Karapaks Total (sumbu Y)

terhadap Nilai Tengah Kelas (sumbu X) Kepiting Bakau (Scylla

serrata) pada Umur Relatif Dua Tahun di Kecamatan Kwandang

Kabupaten Gorontalo utara.

Berdasarkan Gambar 8 diatas kelompok umur kepiting yang berumur dua

tahun memiliki L2 121,3173 mm dan nilai (R2) 0,9590 yang memiliki persamaan

1,2617 + 0,0000104 x dengan ukuran lebar karapaks kepiting berkisar antara

109,05 – 156,28 mm. Hasil analisis terhadap distribusi ukuran kelas, tengah kelas,

frekuensi, logaritma frekuensi dan selisih logaritma kepiting yang terkumpul

selama penelitian yang berumur dua tahun dapat dilihat pada Lampiran 5.

Sedangkan untuk kelompok umur kepiting pada umur relatif tiga tahun

dapat ditunjukkan melalui hasil pemetaan selisih logaritma lebar karapaks total

y = 1,2610 +0,0000104

r = 0,959

-0.3000

-0.2500

-0.2000

-0.1500

-0.1000

-0.0500

0.0000

0.0500

115,000 120,000 125,000 130,000 135,000 140,000 145,000 150,000

Δ L

og

F

Tengah Kels (mm)

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

(sumbu Y) terhadap nilai tengah kelas (sumbu X) kepiting bakau (Scylla serrata)

dapat dilihat pada Gambar 9 berikut:

Gambar 9. Grafik Pemetaan Selisih Logaritma Lebar Karapaks Total (sumbu Y)

terhadap Nilai Tengah Kelas (sumbu X) Kepiting Bakau (Scylla

serrata) pada Umur Relatif Tiga Tahun di Kecamatan Kwandang

Kabupaten Gorontalo utara.

Dari Gambar 9 diatas menunjukkan bahwa hasil dari pemetaan selisih

logaritma lebar karapaks total yang berumur tiga tahun memiliki L3 157,5942 mm

dan nilai (R2) 1, dimana persamaannya 12,6232 + 0,0000801 x dengan ukuran

lebar karapaks berkisar antara 144,48 – 180,33 mm. Hasil analisis terhadap

distribusi ukuran kelas, tengah kelas, frekuensi, logaritma frekuensi dan selisih

logaritma kepiting yang terkumpul selama penelitian yang berumur tiga tahun

dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang diperoleh Syamsuddin

(1993), dengan ukuran yang diperoleh kepiting yang berumur satu tahun berkisar

antara 40,25 – 112,32 mm, ukuran kepiting yang berumur dua tahun antara

112,33–130,34 mm sedangkan yang berumur tiga tahun 130,35 – 150,80 mm. Jika

-50,000

0

50,000

100,000

150,000

200,000

0 50,000 100,000 150,000 200,000

Δ L

og

F

(Su

mb

u Y

)

Tengah Kelas (mm)

(Sumbu X)

y = 12,6233 + 0,0000801 x

r = 1

L3 = 157,5942 mm

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

dibandingkan dengan hasil yang diperoleh, maka ukuran kepiting yang berumur

satu tahun memiliki lebar karapaks 50,00-120,85 mm, kepiting yang berumur dua

tahun 109,05-156,28 mm sedangkan yang berumur tiga tahun 144,48-180,33 mm.

Menurut Effendi (1978), bahwa perbedaan ukuran lebar karapaks kepiting

disebabkan oleh adanya perbedaan lokasi penelitian, ketersediaan pakan di alam,

umur, ruang gerak, genetik, waktu penelitian dan faktor lainnnya, sedangkan

menurut hasil penelitian Djunaidah dkk (2004), bahwa perbedaan lebar karapaks

disebabkan oleh adanya perbedaan substrat, karena substrat yang baik untuk

kepiting adalah substrat berlumpur sehingga dengan substrat yang berlumpur

menghasilkan pertumbuhan lebar karapaks yang cukup tinggi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan penangkap kepiting bahwa

musim kepiting terjadi pada bulan September sampai dengan bulan Maret.

Informasi ini didukung oleh pendapat Suman dan Sumiono (1991), yang

menyatakan bahwa musim kepiting berlangsung sepanjang tahun dan puncaknya

berlangsung antara bulan Oktober sampai dengan Maret. Biasanya nelayan

memperoleh hasil tangkapan yang cukup besar pada bulan tersebut terutama pada

bulan gelap atau empat hari setelah air pasang dan hasil tangkapan yang diperoleh

akan dijual ke tempat penampungan kepiting bakau (Alwin, 2012).

3. Pertumbuhan

Informasi tentang parameter pertumbuhan merupakan hal yang mendasar

dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan alasannya adalah karena

parameter tersebut dapat memberikan kontribusi dalam menduga produksi, ukuran

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

stok rekruitmen, dan laju kematian (mortalitas) dari suatu populasi (Sparre dan

Siebren, 1999).

Hasil analisis dengan metode Von Bertalanffy dalam Sparre dan Siebren

(1999), diperoleh nilai lebar maksimum (L∞) kepiting bakau (Scylla serrata) di

Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara sebesar 188,4860 mm,

koefisien laju pertumbuhan (K) adalah 0,3989 pertahun sedangkan umur teoritis

(t0) dengan menggunakan rumus Pauly (1980) yaitu -0,2189 tahun. Untuk

memperoleh nilai L∞, K, dan to kepiting bakau dapat dilihat pada Lampiran 7.

Berdasarkan nilai L ∞, K, dan to yang diperoleh dengan menggunakan

persamaan Von Bertalanffy )1()( 0ttK

t eLL

didapatkan persamaan

pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrata) di Kecamatan

Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara sebagai berikut:

Lt = 188,4860 (1 – e 0,3989 (t+-0,2189)

)

Berdasarkan hasil persamaan diatas diketahui lebar karapaks kepiting bakau

dari umur relatif, sehingga pertambahan lebar karapaks dapat dihitung untuk

setiap tahunnya sampai mencapai lebar maksimum, dibandingkan dengan hasil

yang diperoleh Syamsuddin (1993), nilai lebar karapaks maksimum (L∞) lebih

kecil yaitu mencapai 173,0659 mm sedangkan koefisien laju pertumbuhannya (K)

lebih besar yaitu 0,4995 pertahun, hal ini dikarenakan oleh adanya perbedaan

lokasi penelitian, tahun penelitian dan ukuran lebar karapaks kepiting bakau

(Scylla serrata), sehingga lebar maksimum (L∞) dengan koefiseien laju

pertumbuhan (K) kepiting berbeda. Dari persamaan diperoleh kurva pertumbuhan

kepiting bakau, seperti yang terlihat pada Gambar 10 berikut ini:

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

Gambar 10. Kurva Pertumbuhan Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kecamatan

Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.

Berdasarkan kurva pertumbuhan kepiting bakau yang terlihat pada Gambar

10 bahwa pertumbuhan kepiting bakau pada umur satu tahun relatif cepat dan

pada saat kepiting mencapai umur dua sampai tiga tahun pertumbuhannya

cenderung lambat dan akan tetap mengalami pertumbuhan sampai dengan

mencapai lebar karapaks maksimum. Menurut (Azis, 1989), pertumbuhan lebar

kepiting bakau (Scylla serrata) yang cepat terjadi pada umur muda dan semakin

lambat seiring dengan bertambahnya umur sampai mencapai lebar asimptot

dimana kepiting bertambah lebar, selain itu, pertumbuhan cepat bagi biota yang

berumur muda terjadi karena energi yang didapatkan dari makanan sebagian besar

digunakan untuk pertumbuhan, sedangkan Pada biota tua energi yang didapatkan

dari makanan tidak lagi digunakan untuk pertumbuhannya, tetapi hanya

digunakan untuk mempertahankan dirinya dan mengganti sel – sel yang rusak

(Jalil dan Mallawa, 2001).

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5Umur Relatif

Lt = 188,4860 (1 – e 0,3989(t + 0,2189)

L (

t)

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

4. Mortalitas

Pendugaan laju mortalitas total (Z) dianalisis dengan menggunakan metode

Beverton dan Holt (Sparred an Siebren 1999). Nilai dugaan mortalitas seketika

untuk kepiting bakau (Scylla serrata) diperoleh sebesar 0,4854 pertahun dan

untuk mortalitas alami (M) dengan menggunakan rumus Pauly (1980) dengan

memasukan nilai K= 0,3989 pertahun, L∞= 188,4860 mm dan suhu perairan

29,28oC, sehingga diperoleh nilai mortalitas alami (M) = 0,0870 pertahun

sedangkan untuk mortalitas penangkapan (F) diperoleh dengan mengurangi nilai Z

terhadap M sehingga diperoleh nilai dugaan mortalitas penangkapan (F) kepiting

adalah 0,3984 pertahun. Untuk memperoleh nilai mortalitas total, mortalitas alami

dan mortalitas penangkapan dapat dilihat pada Lampiran 8. Analisis laju

mortalitas kepiting bakau (Scylla serrata) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Analisis Laju Mortalitas Total, Mortalitas Alami dan Mortalitas

Penangkapan Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kecamatan

Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara.

Parameter Populasi Nilai Dugaan (Per Tahun)

Mortalitas Total (Z) 0,4854

Mortalitas Alami (M) 0,0870

Mortalitas Penangkapan (F) 0,3984 Sumber: Olahan Data Primer, 2012.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas nilai mortalitas alami (M) lebih kecil

dibandingkan dengan nilai mortalitas penangkapan (F). Menurut Sparre dan

Siebren (1999), besarnya nilai mortalitas penangkapan (F) disebabkan karena

kematian kepiting bakau di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

karenan faktor penangkapan, sehingga dapat mengakibatkan penurunan jumlah

stok kepiting bakau secara drastis. Jika penangkapan dilakukan secara terus

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

menerus tanpa ada suatu pengaturan, maka sumberdaya hayati non ikan di waktu

yang akan datang akan mengalami kelebihan tangkapan dan akan menyebabkan

terganggunya kelestarian sumberdaya hayati itu sendiri.

D. Parameter Pendukung Kehidupan Kepiting Bakau (Scylla serrata)

Pengukuran kualitas air untuk kehidupan kepiting bakau dilakukan secara

langsung di lapangan. Pengukuran parameter kualitas air diambil dibeberapa

lokasi pengambilan kepiting yang merupakan habitat dari kepiting. Hasil

pengukuran kualitas air dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Air pada setiap Lokasi

Pengambilan Kepiting Bakau di Kecamatan Kwandang Kabupaten

Gorontalo Utara.

Parameter Kualitas Air

No Suhu

(ºC)

Salinitas

(ppt)

pH

1 28,5 24 7,5

2 27,9 25 7,74

3 30 25 7,4

4 29,7 23 7,8

5 29,9 24 7,8

6 29 23 8,03

7 30 21 7,63

Rata-rata 29,28

Sumber: Hasil Penelitian, 2012.

1. Suhu

Suhu merupakan faktor abiotik yang berperan penting dalam pengaturan

aktifitas hewan akuatik yang mempengaruhi proses fisiologi ikan seperti respirasi,

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

metabolisme, konsumsi pakan, pertumbuhan, tingkah laku, dan reproduksi serta

mempertahankan hidup.

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa kisaran suhu yang diperoleh dari

hasil pengukuran selama penelitian yang berlokasi di beberapa desa tempat

pengambilan kepiting berkisar antara 28,5-30ºC (Tabel 6). Menurut Cholik (2005)

dalam Agus (2008), suhu yang dapat diterima untuk kehidupan kepiting bakau

(Scylla serrata) adalah 18°C – 35°C, sedang suhu yang ideal adalah 25 – 30°C,

sehingga dari hasil yang diperoleh dapat dikatakan bahwa kisaran suhu pada

beberapa lokasi pengukuran yang bertempat di Kecamatan Kwandang masih

dalam kondisi yang baik untuk pertumbuhan kepiting bakau.

2. Salinitas

Perubahan salinitas tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku biota

tetapi berpengaruh terhadap perubahan sifat kimia air (Brotowidjoyo, et al. 1995

dalam Agus, 2008). Perubahan salinitas akan sangat berpengaruh langsung

terhadap kondisi fisiologi kepiting terkait dengan proses osmoregulasi dan

Moulting, karena salinitas sangat berpengaruh terhadap tekanan osmotik air, sifat

osmotik dari air berasal dari seluruh elektrolit yang terlarut dalam air tersebut

(Gunarto, 2002).

Kisaran salinitas yang diperoleh dari penelitian ini berkisar antara 21-25 ppt

(Tabel 6), kisaran salinitas tersebut masih dalam batas normal sehingga dapat

dikatakan bahwa kepiting bakau di Kecamatan Kwandang Kabupaten Gorontalo

Utara dapat tumbuh dengan baik dengan kisaran salinitas yang optimal. Hasil

yang diperoleh sesuai dengan pendapat Ramelan (1994) dalam Agus (2008), yang

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk

menyatakan bahwa kepiting bakau akan tumbuh dengan baik pada kisaran

salinitas antara 15-25 ppt.

3. pH

Menurut Boyd (1990) dalam Agus (2008), derajat keasaman atau pH

menggambarkan aktifitas potensial ion hirogen dalam larutan yang dinyakatan

sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu, atau pH = - log (H+). Air

murni mempunyai nilai pH = 7, dan dinyatakan netral, sedang pada air payau normal

berkisar antara 7 – 9. Perairan yang asam cenderung menyebabkan kematian pada

ikan demikian juga pada pH yang mempunyai nilai kelewat basa, hal ini

disebabkan konsentrasi oksigen akan rendah sehingga aktifitas pernafasan tinggi

dan berpengaruh terhadap menurunnya nafsu makan (Ghufron dan H. Kordi, 2005

dalam Agus, 2008).

Kisaran pH air yang diperoleh selama penelitian berkisar antara 7,4 – 8,03

(Tabel 6), kisaran diperoleh tergolong dalam kondisi yang layak untuk

pertumbuhan kepiting bakau (Scylla serrata). Sedangkan menurut Amir (1994)

dalam Agus (2008), kepiting bakau mengalami pertumbuhan dengan baik pada

kisaran pH 7,3 – 8,5.

Kepiting bakau (Scylla serrata) pada umumnya akan berkembang dengan

baik apabila didukung oleh parameter pendukung yang meliputi, suhu, salinitas

dan pH. Apabila parameter pendukung tidak berada dalam kondisi yang optimal

maka akan membahayakan kelangsungan hidup kepiting bakau, jadi diperlukan

parameter pendukung yang baik sehingga kepiting bakau dapat tumbuh dengan

baik.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum …eprints.ung.ac.id/2125/10/2012-2-54242-633408037-bab4... · Kecamatan dan 123 desa dengan jumlah penduduk 104.068 jiwa ... Jumlah penduduk