BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan...

20
56 Anggi Ayu Lestari,2013 Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kondisi Geografis Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah penelitian a. Letak dan Luas Geografi merupakan ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi di permukaaan bumi (geosfer). Dalam mengkajinya geografi menggunakan beberapa pendekatan yang menjadi pembeda dari ilmu sosial maupun non sosial lainnya. Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu pendekatan kelingkungan dan kewilayahan. Dalam penelitian geografi, faktor lokasi menjadi salah satu bagian penting dalam pembahas, sebagai aplikasi dari penggunaan pendekatan keruangan. Oleh karena itu, di bawah ini akan diuraikan mengenai letak dan luas daerah penelitian. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam mengkaji fenomena geosfer atau masalah penelitian yaitu mengenai perkembangan nilai lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung. Kabupaten Belitung merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, secara geografis Kabupaten Belitung terletak antara 107°08’ BT sampai 107°58’ BT dan 02°30’ LS sampai 03°15’ LS. Batas wilayah Kabupaten Belitung adalah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Belitung Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar.

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

56

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kondisi Geografis Daerah Penelitian

1. Kondisi Fisik Daerah penelitian

a. Letak dan Luas

Geografi merupakan ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi

di permukaaan bumi (geosfer). Dalam mengkajinya geografi menggunakan

beberapa pendekatan yang menjadi pembeda dari ilmu sosial maupun non sosial

lainnya. Pendekatan-pendekatan tersebut yaitu pendekatan kelingkungan dan

kewilayahan. Dalam penelitian geografi, faktor lokasi menjadi salah satu bagian

penting dalam pembahas, sebagai aplikasi dari penggunaan pendekatan

keruangan. Oleh karena itu, di bawah ini akan diuraikan mengenai letak dan luas

daerah penelitian. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam mengkaji

fenomena geosfer atau masalah penelitian yaitu mengenai perkembangan nilai

lahan di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung.

Kabupaten Belitung merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, secara geografis Kabupaten Belitung

terletak antara 107°08’ BT sampai 107°58’ BT dan 02°30’ LS sampai 03°15’ LS.

Batas wilayah Kabupaten Belitung adalah sebagai berikut: sebelah Utara

berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah Timur berbatasan dengan

Kabupaten Belitung Timur, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa dan

sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

57

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjungpandan, Kecamatan

Tanjungpandan yang merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten

Belitung Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Wilayah Kecamatan

Tanjungpandan mempunyai luas wilayah ± 207.242 KM2. Kecamatan

Tanjungpandan merupakaan ibukota dan pusat pemerintahan dari Kebupaten

Belitung yang merupakaan tolak ukur keberhasilan pembangunaan yang telah

dilasanakan, Kecamatan Tanjungpandan terdiri dari 12 kelurahan, 57 dusun, 129

RW dan 407 RT. Masing-masing wilayah mempunyai ciri-ciri khusus baik dari

sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Sumberdaya alam dapat

dibedakan berdasarkan topografi, jenis tanah, iklim, jenis penggunaan tanah, dan

lain-lain. Sumberdaya manusia dapat dibedakan dari jumlah penduduk, jumlah

kepala rumah tangga, mata pencaharian, tinggkat pendidikan dan lain-lain. Secara

geografis wilayah Kecamatan Tanjungpandan berbatasan dengan :

1) Sebelah utara : Berbatasan dengan Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung.

2) Sebelah barat : Berbatasan dengan Selat Gaspar.

3) Sebelah timur : Berbatasan dengan Kecamatan Badau Kabupaten

Belitung.

4) Sebelah selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Membalong Kabupaten

Belitung.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

58

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 4.1

Peta Administrasi Kecamatan Tanjungpandan

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

59

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan informasi mengenai letak daerah penelitian, dapat diketahui

bahwa Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Barat berbatasan dengan

Selat Gaspar, Kecamatan Badau, Kecamatan Membalong dan Kecamatan Sijuk.

Daerah penelitian berbatasan dengan Kecamatan yang memiliki daya tarik wisata

pantai yang indah dan menjadi daerah tujuan wisatawan lokal maupun wisatawan

luar daerah bahkan banyak wisatawan manca negara yang menyukai wisata bahari

di Kecamatan Sijuk, Kecamatan Sijuk dengan wisata bahari yang menjadi

primadona wisata dengan beberapa pantai andalan wisata di Kebupaten Belitung

Barat seperti pantai Tanjung tinggi, pantai Tanjung Kelayang, Pulau Lengkuas

dan masih banyak pantai-pantai yang memiliki nilai daya tarik wisata yang tinggi.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk membuka usaha baru dan

menetap, untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal maka mereka

membutuhkan lahan untuk membangun tempat tinggal. Hal itu sangat memicu

perkembangan pembangunaan di daerah penelitian dengan pesat. Penduduk yang

datang dari luar daerah penelitian merupakan penduduk dari golongan ekonomi

menengah sampai kelas atas, akibatnya nilai lahan di daerah penelitian berangsur

meningkat mengikuti nilai permintaan akan lahan.

b. Iklim

Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca dalam jarak waktu yang lama

dan meliputi daerah yang luas. Iklim merupakan gabungan dari unsur-unsur

radiasi, matahari, temperature, kelembaban, awan, angin, curah hujan, penguapan,

dan tekanan udara, (Rafi’i 1995:1).

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

60

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Iklim merupakan faktor sangat penting bagi kehidupan manusia karena

dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan, sehingga dapat berguna

untuk mengidentifikasi faktor penghambat iklim bagi pengunaan lahan tertentu.

Sedangkan cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan wilayah tertentu

yang relatif sempit dan pada jangka waktu yang singkat. Penentuan jenis iklim

suatu daerah dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya adalah W

Koppen, Schimidt- Ferguson, Thronwait, Trewartha, Thiessen, Panman, Oldemen.

Beberapa metode tersebut memiliki keunggulan tersendiri dan keunggulan

tersebut digunakan untuk tujuan tertentu dari berbagai macam kebutuhan.

Kecamatan Tanjungpandan termasuk kedalam cakupan iklim dari stasiun

curah hujan dengan data curah hujan Kabupaten Belitung, Adapun data yang

diperoleh selama 10 tahun terakhir yaitu dari tahun 2002 – 2011 dapat dilihat pada

Tabel 4.1 berdasarkan data curah hujan selama 10 tahun, dalam penelitian ini

menggunakan 3 klasifikasi iklim yaitu menurut metode Schimidt-Ferguson,

Oldemen dan W koppen.

Pertama perhitungan sistem klasifikasi Schimidt-Ferguson, perhitungan

klasifikasi Schimidt-Ferguson cukup sederhana dengan cara membandingkan

jumlah rata-rata bulan kering dengan jumlah rata-rata bulan basah suatu daerah

dengan data curah hujan selama 10 tahun atau lebih. Metode Schimidt-Ferguson

sesuai untuk daerah-daerah tropic basah atau kering berdasarkan curah hujan.

Menurut metode Schimidt-Ferguson jika endapan hujan dalam satu bulan

< 60 mm maka bulan tersebut diklasifikasikan sebagai bulan kering, sedangkan

jika endapan hujan dalam satu bulan 60-100 mm maka bulan tersebut

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

61

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diklasifikasiakan berdasarkan bulan lembab dan jika endapan hujan dalam satu

bulan > 100 maka bulan tersebut dikasifikasiakan sebagai bulan basah berikut

disajikan data curah hujan Kecamatan Tanjungpandan selama 10 tahun terakhir

yang disajikan pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Data curah hujan Kecamatan Tanjungpandan tahun 2002-2011

Bln

Tahun Rata-

rata 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Jan 248 272,2 119,6 235,3 208,7 167,3 160,9 277,2 198,9 196,2 208,4

Feb 28,4 349,9 51,6 11,1 128 63,3 109,7 53,2 79,2 104,1 97,8

Mar 157 215,6 215 74,6 113,4 139,8 296,1 221 250,4 218,5 190,1

Apr 253,5 351,2 420 236,7 168,4 69,3 293,7 151,5 343,7 167,8 245,6

Mei 312 82,7 187 184,9 263,7 250,7 229,9 189 507,1 392,7 244,2

Jun 403,6 75,6 95 219,8 206,4 330,2 231,4 50,4 578,6 251 244,2

Jul 93,5 56,8 314,9 211,1 109,1 104,8 97,5 99,5 525 134,3 174,7

Agt 40,1 96,2 0 79,5 22,7 213,8 397,3 40,1 492,6 18,4 140,1

Sep 39,8 275 42,4 166,2 25,5 126,8 253,3 53 458,7 104,2 154,5

Okt 172,5 291,3 257,5 189,5 35,5 269,3 412,3 332,8 235,7 370,8 256,7

Nop 569,3 503 786,7 468,7 426,1 522,2 151,3 415,6 506,2 366,6 471,6

Des 329,9 338 532,7 314,6 600,6 271,8 473,9 287,6 275,9 526,9 395,2

Jml 2648 2908,3 2922 2492 2308,1 2640 3107 2171 4352 2852 2823,1

Sumber :Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika Kabupaten Belitung 2002-

2011

Adapun fluktuasi curah hujan bulanan pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan

bahwa dalam 10 tahun terakhir daerah penelitian memiliki Sebelas bulan basah

(>100 mm), dan 1 bulan lembab (60-100 mm) yaitu pada bulan februari, dalam 10

tahun terkahir tidak memiliki bulan kering (<60mm). Berdasarkan data curah

hujan pada Tabel 4.1 maka dapat dihitung rata-rata bulan kering (<60 mm), bulan

lembab (60-100 mm) dan bulan basah (>100 mm) yang disajikan pada Tabel 4.2

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

62

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.2

Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

Schmidt-Ferguson di Kecamatan Tanjungpandan

Tahun Bulan Basah Bulan Kering Bulan Lembab

2002 8 3 1

2003 8 1 3

2004 8 3 1

2005 9 1 2

2006 9 3 0

2007 10 0 2

2008 11 0 1

2009 7 4 1

2010 11 0 1

2011 11 1 0

Jumlah 92 16 12

Rata-rata 9,2 1,6 1,2

Sumber : Hasil perhitungan data curah hujan Kec.Tanjungpandan tahun

2012

Selanjutnya setelah menentukan bulan kering, bulan lembab dan bulan

basah pada suatu periode waktu maka untuk menentukan tipe iklim digunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan:

Q = Tipe iklim SF

Md = Rata-rata bulan kering

Mw = Rata-rata bulan basah

Dari Tabel 4.2 diketahui rata-rata bulan kering sebesar 1,6 dan rata-rata

bulan basah sama dengan 9,2 maka apabila dimasukkan ke dalam rumus di atas :

𝑄 =𝑀𝑑

𝑀𝑤 × 100

𝑄 =1,6

9,2 × 100

Q = 17,4

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

63

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan nilai 𝑄 menurut Schmidt-

Ferguson berikut:

Tabel 4.3

Nilai 𝑸 untuk tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson

Tipe Iklim Nilai Q Sifat-sifat

A 0 ≤ Q < 14,3 Sangat Basah (very wet)

B 14,3 ≤ Q < 33,3 Basah (wet)

C 33,3 ≤ Q < 60 Agak basah (fairly wet)

D 60 ≤ Q < 100 Sedang (fair)

E 100 ≤ Q < 167 Agak kering (fairly dry)

F 167 ≤ Q < 300 Kering (Dry)

G 300 ≤ Q < 700 Sangat kering (Very dry)

H 700 ≤ Q Ekstrem kering (extremerly dry)

Sumber :Suryana Rafi’i (1995:262)

Berdasarkan Tabel 4.3 maka dapat dinyatakan bahwa tipe iklim

Kecamatan Tanjungpandan termasuk tipe iklim B yang memiliki sifat basah

antara 14,3 ≤ Q < 33,3 dengan nilai Q yang diperoleh 17,4 dengan kategori iklim

basah, Kecamatan Tanjungpandan memiliki suhu rata-rata 25,6C sampai 27C

menjadikan cuaca di daerah ini relatif panas, untuk kelembaban udaranya cukup

bervariasi antara 90 % sampai dengan 94% dan tekanaan udara antara 1007,0 mb

sampai dengan 1011,2 mb, dengan tipe iklim, suhu dan kelembaban seperti ini

cukup menunjang untuk menarik minat bagi pengambang maupun penduduk

setampat bahkan pihak luar untuk mendirikan pemukiman.

Klasifikasi iklim selanjutnya yaitu kasifikasi menurut Wladimir Koppen

klasifikasi iklim berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim

tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di

atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

64

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

Pembagian iklimnya sebagai berikut :

1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:

Suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,

Suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,

Curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan

Tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:

Terdapat di daerah gurun dan daerah steppa;

Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar

3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin

antara 18° sampai -3°C.

4. Iklim D atau iklim salju. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan

terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari -

3°C.

5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika,

suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin

kurang dari - 3°C.

Untuk menganalisisi tipe iklim menurut W Koppen diperlukan data suhu

udara, Tabel 4.4 berikut ini data suhu udara 10 tahun (2002-2011) yang

diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten

Belitung.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

65

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.4

Data suhu Kecamatan Tanjungpandan tahun 2002-2011

Bulan 2011 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002

Jan 27,6 26,1 25,9 26 26,8 26,1 26,9 27,4 27,1 26,9

Feb 28,5 26,8 26,2 26,3 27 24 27,8 27,4 26,9 26,2

Mar 29,5 26,6 26 25,4 26,8 26,7 28,3 27,3 27,3 27,1

Apr 27,5 27 26,4 25,6 27 25,5 27,2 26,8 26,6 27,5

Mei 25,5 26,8 26,9 26,2 26,9 26,3 26,7 27,1 27,4 27,1

Jun 27,7 26,1 27,3 26,1 26,5 25,2 26,9 26,8 27,7 26

Jul 27,5 26,2 26,4 26,2 26,3 27,1 26,6 26 26,4 26,8

Aug 26,3 26 27,3 26 26,3 26,9 26,7 26,5 27 26,4

Sep 29,5 25,8 26,8 27,4 26,8 25,8 26,8 27,3 26,9 26,9

Okt 29,5 25,9 26,5 25,9 26,5 27,9 26,6 27 26,8 27,6

Nov 27,7 25,9 25,8 26,2 26,7 25,2 25,5 26,4 26,6 26,6

Des 29 25,6 25,6 25,5 26,6 26 25,5 26,6 26,6 27,1

Jumlah 335,8 314,8 317,1 312,8 320,2 312,7 321,5 322,6 323,3 322,2

Rata-

rata 29,65 26,23 26,42 26,1 26,7 26,06 26,8 26,9 26,9 26,8

Sumber :Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika Kabupaten Belitung 2002-

2011

Untuk memudahkan analisis kasifikasi iklim W Koppen maka disajikan

data jumlah suhu bulanaan selama 10 tahun dan curah hujan selama 10 tahun pada

Tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

Data jumlah curah hujan dan suhu per 10 tahun 2002-1011

2002-2011 Rata-

rata

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

t 26,7 26,7 27,1 26,7 26,7 26,6 26,5 26,5 27 27,02 26,2 26,4 26,7

r 208,4 97,8 190,1 245,6 244,2 244,2 174,7 140,1 154,5 256,7 471,6 395,2 282,31

Sumber :Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika Kabupaten Belitung 2002-

2011

Ket:

t : suhu 10 tahun 2002-2011 r :curah hujan 10 tahun 2002-2011

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

66

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan Tabel 4.5 maka peneliti melakukan analisi berdasarkan

klasifikasi iklim W. Koppen yaitu:

Suhu pada bulan-bulan terdingin lebih dari 18C.

Suhu rata-rata bulanan lebih dari 18°C,

Suhu rata-rata tahunan 26,7°C

Curah hujan rata-rata 282,31 mm

Endapan hujan dalam bulan-bulan kering sekurang-kurangnya 60mm atau

lebih,

Terdapat minimum variasi musiman, baik mengenai suhunya maupun

endapan hujan. Namun, jumlah curah hujan tahunaannya yang sangat tinggi

2823,1mm berdasarkan jumlah rata-rata 10 tahun.

Berdasarkan analisis sebelumnya maka Kecamatan Tanjungpandan

termasuk klasifikasi iklim A menurut W Koppen sedangkan untuk subregion

termasuk kedalam subregion Af, berdasarkan klasifikasi iklim W Koppen

Kecamatan Tanjungpandan sangat cocok untuk daerah pemukiman dengan

endapan hujan yang tinggi maka daerah Kecamatan Tanjungpandan mempunyai

air tanah cukup.

Klasifikasi iklim selanjutnya berdasarkan klasifikasi iklim oldeman,

Klasifikasi iklim didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman.

Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlangsung

secara berturut-turut.

Oldeman, et al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk

tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

67

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

70 mm/bulan,dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah

75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan

diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi

kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120

mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila

mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan

kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.

Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim

merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang

terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah

bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim

berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan

pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan

sub 5. Oldeman mengklasifikasikan iklim menjadi 17 golongan. Kriteria yang

digunakan adalah.

Bulan basah, curah hujan > 200mm/bulan.

Bulan lembab, 100 - 200mm/bulan.

Bulan kering, < 100mm/bulan.

Selanjutnya diklasifikasikan dalam Tabel 4.6 berikut ini

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

68

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4.6

Klasifikasi iklim menurut Oldeman

Zone

Klasifikasi Bulan basah Bulan kering

A A1 10 – 12 Bulan 0 – 1 Bulan

A2 10 – 12 Bulan 2 Bulan

B B1 7 – 9 Bulan 0 – 1 Bulan

B2 7 – 9 Bulan 2 – 3 Bulan

B3 7 – 8 Bulan 4 – 5 Bulan

C C1 5 – 6 Bulan 0 – 1 Bulan

C2 5 – 6 Bulan 2 – 3 Bulan

C3 5 – 6 Bulan 4 – 6 Bulan

C3 5 Bulan 7 Bulan

D D1 3 – 4 Bulan 0 – 1 Bulan

Sumber : (Oldeman et al., 1980)

Selanjutnya untuk mangkasifikasikan iklim berdasarkan Oldeman maka curah

hujan rata-rata 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.7

Rata-rata curah hujan 10 tahun (2002-2011)

2002-2011

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des Jumlah

208,4 97,8 190,1 245,6 244,2 244,2 174,7 140,1 154,5 256,7 471,6 395,2 2823,1

Sumber : Hasil perhitungan data curah hujan Kec.Tanjungpandan tahun 2002-

2011

D2 3 – 4 Bulan 2 – 3 Bulan

D3 3 – 4 Bulan 4 – 6 Bulan

D4 3 – 4 Bulan 7 – 9 Bulan

E E1 0 – 2 Bulan 0 – 1 Bulan

E2 0 – 2 Bulan 2 – 3 Bulan

E3 0 – 2 Bulan 4 – 6 Bulan

E4 0 – 2 Bulan 7 – 9 Bulan

E5 0 – 2 Bulan 10 – 12 Bulan

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

69

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis kasifikasi curah hujan Oldeman :

Bulan Basah : 7

Bulan Lembab : 4

Bulan Kering : 1

Berdasarkan perhitungan jumlah bulan basah, bulan lembab dan bulan

kering diklasifikasi berdasarkan oldeman maka Kecamatan Tanjungpandan

termasuk tipe iklim Zona B berdasarkan jumlah bulan basah antara 7-9 bulan

dengan Klasifikasi B1 dan Bulan Kering 0-1 bulan. Berdasarkan tipe zona iklim

menurut Oldeman Kecamatan Tanjungpandan cocok diusahan untuk pertanian

karna Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Tetapi

berdasarkan rancangan RTRW jangka panjang 2000-2014 setelah pemekaran

wilayah Kecamatan Tanjungpandan telah diarahkan untuk daerah budidaya seperti

pembangunaan pusat pemerintahan, pusat perekonomian serta pemukiman. Dapat

diambil kesimpulan berdasarkan klasifikasi tiga jenis Iklim maka Kecamatan

Tanjungpandan memiliki air tanah yang cukup banyak untuk perolehan air bersih.

Hal ini bisa jadi salah satu daya tarik calon pembeli untuk memiliki lahan di

daerah ini karna ketersedian air bersih yang melimpah.

c. Geologi

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari formasi bantuan di suatu

daerah. Kondisi geologi atau batuan di suatu tempat penting untuk diketahui jenis

dan persebaranya. Dimana kondisi geologi akan sangat berpengaruh pada jenis

tanah di suatu tempat.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

70

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung dikelompokkan dalam

empat formasi geologi yaitu: batuan Plutonik berupa Granit (pTgr) berumur Perm

sampai Kapur, formasi Bintan anggota Batupasir (TRbp) dan formasi Bintan

anggota Batupasir dan Batu lempung (TRbl) yang berumur Trias serta Aluvium

(Qal) berumur Holosen. Sedangkan berdasarkan fisiografinya, Kabupaten

Belitung terdiri atas enam grup yaitu; grup Aluvial (A), Marin (B), Perbukitan

(H), Pegunungan dan Plato (M), Dataran (P), serta grup Aneka Bentuk (X).

Grup Aluvial merupakan bentukan yang terjadi sebagai aktivitas aliran

sungai (fluvial) ataupun longsoran (koluvial). Bentuk permukaan lahan umumnya

datar sampai agak mencekung (0-3%), bahan penyusun berupa endapan campuran

berumur Holosen dari endapan liat, debu, pasir dan beberapa ditutupi oleh bahan

organik.

Grup Marin merupakan bentukan dari proses marin atau proses yang

berlangsung dilingkungan marin. Grup ini menyebar sepanjang pantai, terutama di

bagian tenggara dan utara menempati daerah dengan ketinggian hingga 10 m dari

permukaan laut (dpl). Pada daerah tertentu banyak dijumpai batuan granit dalam

ukuran besar yang muncul dalam lingkungan marin.

Grup Perbukitan terbentuk dari 2 macam bahan yaitu; dari bahan batu

granit (pTgr) berumur Perm sampai Kapur dan batuan sedimen formasi bintan

berumur Trias yang terdiri atas bahan Batu pasir (TRbp) dan Batu pasir dan Batu

lempung (TRbl). Pada daerah perbukitan dari bahan batuan sedimen banyak

dijumpai lapisan konkresi besi dengan kedalaman antara 0,5 hingga lebih dari 1 m

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

71

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari permukaan tanah. Penyebaran perbukitan dari batuan granit maupun batuan

sedimen terpencar-pencar dengan ketinggian antara 50-340 m dpl.

Grup Pegunungan dan Plato mengalami proses pembentukan yang sama

dengan grup perbukitan, tetapi memiliki amplitudo relief lebih dari 300 m. Di

pegunungan yang berasal dari batuan sedimen dijumpai lapisan konkresi besi pada

kedalaman yang bervariasi, sedangkan pada pegunungan dari batuan granit

banyak dijumpai singkapan batuan.

Grup Dataran terbentuk dari bahan batuan Plutonik berupa Granit (pTgr)

berumur Perm sampai Kapur dan batuan sedimen dari formasi Bintan yang terdiri

atas TRbp dan TRbl berumur Trias. Pada grup ini terjadi proses peneplainisasi

(perataan permukaan) yang cukup lanjut, sehingga memberikan bentukan yang

relatif datar dan menempati sebagian besar wilayah Pulau Belitung. Relief

bervariasi dari datar, berombak, bergelombang dan pada beberapa tempat dengan

bukit-bukit kecil (hummocky). Grup Aneka Bentuk berkaitan dengan penggunaan

dan penutupan lahannya yaitu pemukiman, pertambangan dan penimbunan

limbah. Daerah pertambangan umumnya menempati lokasi sepanjang sungai atau

daerah cekungan terutama daerah endapan batuan granit.

Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa keadaan geologi suatu

wilayah dapat dijadikan suatu terapan dalam bidang perencanaan dan

pengembangan wilayah yang menekankan pada zona penggunaan lahan.

Berdasarkan hal tersebut maka geologi dijadikan faktor yang paling mendukung

dalam penelitian ini yang menajadi acuan dalam pengembangan daerah yang akan

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

72

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dibudidayakan untuk pembangunaan pusat pemerintahan, pusat perekonomian

serta pemukiman.

d. Hidrologi

Hidrologi merupakan gambaran dari ketersedian keadaan air, baik yang

ada di permukaan bumi (air permukaan) maupun yang ada di dalam bumi (air

tanah) yang sangat penting bagi kehidupan mahluk hidup di permukaan bumi

terutama manusia. Kebutuhan air terus meningkat sesuai dengan perkembangan

jumlah penduduk di suatu daerah. Peningkatan kebutuhan air harus diimbangi

dengan adanya persedianan air yang mencukupi baik secara kuantitas maupun

kualitas.

Air tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang sangat penting

bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu menjadi kewajiban kita bersama untuk

memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Pengambilan air tanah dalam rangka

memenuhi kebutuhan air minum, rumah tangga maupun pembangunan akan

semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan

kegiatan pembangunan. Hal ini berpotensi menimbulkan berbagai masalah yang

dapat merugikan apabila tidak dilakukan pengelolaan secara bijaksana.

Untuk keadaan hidrologi di Kecamatan Tanjungpandan terhitung rendah

dicirikan oleh stagnasi air tanah yang telah berlangsung lama sehingga kondisi

lapisan bawah didominasi oleh lapisan konkresi besi yang kedap air. Air tanah

tersimpan dalam lapisan tanah pengandung air yang terbentuk melalui daur

hidrologi. Secara teknis air tanah termasuk sumber daya yang dapat diperbaharui,

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

73

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

namun waktu yang diperlukan sangat lama. Pengambilan air tanah yang

melampaui kemampuan pembaharuannya mengakibatkan pada beberapa daerah

mengalami kritis air tanah terutama air tanah dalam, bahkan pada beberapa daerah

telah dijumpai gejala kemerosotan lingkungan antara lain penurunan muka air

tanah dan penurunan permukaan tanah serta penyusupan air laut pada daerah

pantai. Apabila kondisi tersebut tidak segera diatasi sangat memungkinkan

timbulnya kerugian lain yang lebih besar, misalnya kelangkaan air, terhentinya

kegiatan industri secara tiba-tiba, kerusakan bangunan dan meluasnya daerah

banjir.

Untuk air hujan cenderung mengalir sebagai aliran permukaan (run off)

dan menggerus permukaan (sheet erosion). Karena keadaan porositas yang tinggi,

pola drainase bersifat dendritik tak terarah dan membentuk meander pada daerah

yang mendekati hulu sungai. Di daerah endapan batuan granit banyak dijumpai

kandungan bijih timah dan kaolin, sehingga di sekitar sungai-sungai banyak

diusahakan pertambangan terbuka.

Pada umumnya Sungai-sungai di Kecamatan Tanjungpandan berhulu

diperbukitan yang bermuara di pantai laut, Sungai-sungai yang terdapat di

Kecamatan Tanjungpandan antara lain Sungai terbesar sungai Cerucuk , Sungai

Kubu,dan beberapa sungai-sungai kecil. Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai

sarana transportasi serta sebagian diusahan untuk daerah pertambangan, sungai

sekitar belum dimanfaat untuk pertanian dan perikanan karena para nelayan

cenderung mencari ikan ke laut. Daerah-daerah aliran sungai memlilki potensi

besar untuk pertanian, perkebunaan, perikanaan bahkan tempat rekreasi karna

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

74

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

masih alami dan belum diusahakan dan masih memiliki air yang jernih. Pada

dasarnya didaerah Kecamatan Tanjungpandan tidak ada danau alam, hanya ada

bekas penambangan timah yang luas yang tergenangi air sehingga menjadikannya

seperti danau buatan yang disebut kolong, danau buatan atau lebih dikenal kolong

banyak dimanfatkan warga untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. 1. a. Letak dan Luasa-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0800989_chapter_iv.pdf · Jumlah bulan basah, bulan kering dan bulan lembab berdasarkan

75

Anggi Ayu Lestari,2013

Perkembangan Nilai Lahan Di Kecamatan Tanjungpandan Kabupaten Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu