BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan...

23
62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini meliputi: sistem jaringa drainase, Kondisi saluran drainase saat ini, analisis hidrologi, analisis hidraulika dan solusi perencanaan saluran drainase. 4.1. Umum Drainase merupakan salah satu komponen imfrastruktur perkotaan yang sangat penting khususnya di Dili yang merupakan Ibu kota Negara Timor Leste yang perlu diperhatikan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk operasi dan pemeliharaan pada sistem drainase dengan tujuan mengatasi masalah banjir dikota Dili. Permasalahan banjir di Dili terjadi dapat mengakibatkan berbagai aktivitas seperti; perkantoran, pendidikan, lalu lintas dan lainnya. Dari permasalahan tersebut pemerintah Timor Leste setiap tahun mengalokasi dana lewat Ministerio Estatal dan Ministerio Obras Publico untuk mengatasi masalah banjir di kota Dili dengan upaya membersihkan sampah padat secara rutin setiap hari senin sampai jumat dan mengeluarkan sedimentasi yang terdapat dalam saluran drainase setiap tahun. Akan tetapi masalah banjir atau genangan air selalu terjadi di kota Dili seperti Bairo Pite, Mandarin, Komera, Vila verde, Caicoli, Audian, Bidau akaderu hun dan bairo Formosa karena disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan juga permasalahan sistem drainase.

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan...

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

62

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini meliputi: sistem jaringa

drainase, Kondisi saluran drainase saat ini, analisis hidrologi, analisis hidraulika dan

solusi perencanaan saluran drainase.

4.1. Umum

Drainase merupakan salah satu komponen imfrastruktur perkotaan yang sangat

penting khususnya di Dili yang merupakan Ibu kota Negara Timor Leste yang perlu

diperhatikan dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk

operasi dan pemeliharaan pada sistem drainase dengan tujuan mengatasi masalah

banjir dikota Dili. Permasalahan banjir di Dili terjadi dapat mengakibatkan berbagai

aktivitas seperti; perkantoran, pendidikan, lalu lintas dan lainnya.

Dari permasalahan tersebut pemerintah Timor Leste setiap tahun mengalokasi

dana lewat Ministerio Estatal dan Ministerio Obras Publico untuk mengatasi masalah

banjir di kota Dili dengan upaya membersihkan sampah padat secara rutin setiap hari

senin sampai jumat dan mengeluarkan sedimentasi yang terdapat dalam saluran

drainase setiap tahun. Akan tetapi masalah banjir atau genangan air selalu terjadi di

kota Dili seperti Bairo Pite, Mandarin, Komera, Vila verde, Caicoli, Audian, Bidau

akaderu hun dan bairo Formosa karena disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan

juga permasalahan sistem drainase.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

63

4.1.1. Gambaran umum daerah Penelitian

Secara administratif Subdistrik Nain Feto adalah bagian dari distrik Dili.

Subdistrik Nain Feto terdiri dari 6 (enam) Suco atau desa yaitu suco santa Cruz, suco

Akaderu hun, suco Bemori, suco Lahane Oriental, suco Bidau Lecidere dan suco

Gricenfor. Akan tetapi yang menjadi tempat penelitian hanya terdapat dalam 5 (lima)

suco atau desa yaitu suco santa Cruz, suco Akaderu hun, suco Bemori, suco Bidau

Lecidere dan suco Gricenfor.

4.1.2. Sistem jaringan Drainase

Sistem drainase di daerah subdistrik Nain feto (suco santa Cruz, suco Akaderu

hun, suco Bemori, suco Bidau Lecidere dan suco Gricenfor) merupakan satu

kesatuan sistem yang saling berhubungan. Dalam daerah penelitian ini terdapat 5

(lima) saluran utama yaitu saluran nomor 1.1, 2.1, 3.1, 4.1 dan 5.1 dan juga setiap

saluran utama terdapat saluran sekunder dan saluran tersier seperti terlihat pada tabel

4.1, 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5. Akan tetapi untuk lebih jelas lihat pada gambar 4.1 berikut

ini.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

64

Gambar 4.1: Peta Tempat penelitian

1.1

2.1

3.1

4.1 5.1

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

65

4.1.3. Kondisi saluran drainase saat ini

Berdasarkan hasil pengamatan langsung di tempat penelitian tentang sistem

saluran drainase yang terdapat di daerah subdistrik Nain feto (suco santa Cruz, suco

Akaderu hun, suco Bemori, suco Bidau Lecidere dan suco Gricenfor) menunjukkan

beberapa permasalahan yang juga disebut sebagai faktor penyebab banjir antara lain

sebagai berikut:

1. Kerusakan struktur saluran drainase

Gambar 4.2: Kerusakan struktur saluran drainase

Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa kerusakan struktur saluran drainase dapat

menghambat aliran air karena batu batu yang terdapat dari rusaknya struktur saluran

dapat mempersempit dimensi saluran sehingga air hujan yang melewati penampang

tersebut dapat meluap ke permukaan daerah sekitarnya. Permasalahan tersebut terjadi

dibeberapa saluran sekunder antara lain: saluran sekunder 1.1/111, 1.2.3, 1.2.3, 2.2

dan 5.2.1.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

66

2. Ketidak fungsinya saluran drainase

Gambar 4.3: Ketidak fungsi saluran drainase

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa ketidak fungsi saluran drainase karena

disebabkan oleh banyak sedimentasi atau endapan yang terdapat didalam saluran

drainase sehingga saluran yang dibuat dengan fungsi untuk mengalirkan air hujan

dari pemukiman sekitarnya sudah tidak berfungsinya saluran drainase sehingga air

hujan yang berasal dari pemukiman dapat mengalir diatas permukaan tanah dan

permukaan jalan. Permasalahan tersebut terjadi dibeberapa saluran sekunder antara

lain: saluran sekunder 1.1.13 dan 1.2.13.

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

67

3. Bangunan lain diatas saluran drainase

Gambar 4.4: Bangunan lain diatas saluran drainase

Gambar 4.4. menunjukkan bahwa saluran drainase yang terdapat di daerah

Subdistrik Nain Feto beberapa bangunan seperti rumah penduduk dibangun diatas

permukaan saluran drainase dan trotoar jalan yang berada diatas jalan tidak

mempunyai boks kontrol dapat mengakibatkan kotoran kotoran dan endapan tertahan

didalam saluran dan dapat menghambat aliran air sehingga air meluap dari saluran

drainase kepermukaan jalan atau daerah sekitarnya. Permasalah tersebut terjadi

dibeberapa saluran sekunder antara lain: saluran sekunder 2.2.5, 2.2.6, 2.2.13, 2.2.14,

2.2.16 dan 1.1/111.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

68

4. Pintu saluran drainase penyaringan sampah

Gambar 4.5: Pintu saluran drainase penyaringan sampah

Pada gambar 4.5. menunjukkan bahwa pintu saluran yang dibuat dari besi

dengan fungsi untuk menahan kotoran kotoran seperti kemasan, plastic, botol, kain

rusak, daun tanaman dan lain lain merupakan salah satu faktor penghambat aliran air

karena kotoran kotoran dari buangan manusia yang terbawa oleh air hujan dapat

tertahan dan menumpuk di pintu saluran drainase sehingga airnya meluap di daerah

sekitarnya. Permasalahan tersebut ini terjadi karena kurang adanya pengawasan rutin

setiap musim hujan oleh instansi kepemerintahan yang berkaitan untuk

membersihkan kotoran kotoran tersebut. Permasalah tersebut terjadi dibeberapa

saluran primer dan sekunder antara lain: saluran primer 1.1, 2.1, 5.1 dan saluran

sekunder 1.2.13.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

69

5. Fasilitas kota yang tidak teratur

Gambar 4.6: Fasilitas kota yang tidak teratur

Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa fasilitas kota seperti jaringan pipa air

bersih yang melalui saluran dan dibawah jembatan dapat menghambat aliran air

karena kotoran kotoran dapat tertahan dan bertumpuk pada pipa air bersih sehingga

air meluap dari saluran drainase. Permasalah tersebut terjadi dibeberapa saluran

primer antara lain: saluran primer 1.1, 2.1 dan 5.1.

4.2. Analisis hidrologi

Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang

sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui besarnya curah

hujan rencana yang terjadi pada daerah aliran saluran drainase di area Subdistrik Nain

Feto, diperlukan data curah hujan selama beberapa tahun terakhir pada stasium curah

hujan terdekat. Seperti telah dikatakan bahwa data curah hujan yang digunakan dalam

menganalisis debit banjir rencana adalah data sekunder yang diperoleh dari Instansi

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

70

kepemerintahan yang berperang sebagai manajemen sumber daya air seperti Diresaun

Nasional Gestaun Rekursu Agua (DNGRA). Data curah hujan yang diperoleh adalah

data curah hujan maksimum dalam tahunan selama 10 tahun terakhir yaitu dari tahun

2003-2012 yang dicatat di stasiun pencatat hujan di stasiun EDTL Dili. Seperti

terlihat pada gambar 4.7 berikut ini.

Gambar 4.7: Curah hujan harian maksimum dalam tahunan

Berdasakan gambar 4.7 diatas dapat diperoleh bahwa curah hujan harian

maksimum dalam tahunan tertinggi adalah 360,8 mm dan curah hujan harian

maksimum dalam tahunan terendah adalah 36,6 mm.

360.8

317.5

246.1

127 113

81.6 69.4 69.4

54.2 34.6

0

50

100

150

200

250

300

350

400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Cura

h h

uja

n m

aksi

mum

(m

m)

Jumlah data (n) Curah hujan

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

71

4.2.1. Penentuan parameter statistik

Dalam perhitungan probabilitas distribusi untuk menentukan distribusi yang

dipilih terlebih dahulu menghitung parameter statistic, parameter statistik digunakan

sebagai dasar dasar dalam menentukan probabilitas distribusi terhadap data yang ada.

Dan guna dapat dimamfaatkan analisis hidrologi untuk studi tentang debit banjir

rencana.

Parameter yang digunakan dalam analisa frekuensi pada penelitian ini meliputi

nilai rata rata, standar deviasi, Koefisien Variasi, Koefisien kemiringan dan koefisien

Kurtosis dengan menggunakan persamaan (2.8-2.12). berikut ini merupakan hasil

perhitungan masing masing parameter statistik antara lain: parameter nilai-nilai rata-

rata ( X ) adalah 147,36, standar deviasi (S) adalah 117,25, koefisient variasi (Cv)

adalah 0,796, koefisien kemeringan/skewness (Cs) adalah 1,042, dan koefisien

kurtosis (Ck) adalah -0,482.

4.2.2. Pemilihan Probabilitas distribusi

Berdasarkan perhitungan parameter statistik yang telah dibahas diatas maka

pemilihan probabilitas distribusi dengan melakukan hujan rancangan mengunakan

beberapa metode probabilitas distribusi antara lain: Distribusi gumbel, distribusi

Normal, Distribusi Log Normal dan distribusi Log Pearson Type III. Akan tetapi

dalam pemilihan probabilitas distribusi yang cocok dengan data curah hujan harian

maksimum dalam tahunan pada daerah tersebut adalah Probabilitas distribusi Log

Pearson Type III untuk menghitung curah hujan rancangan dengan periode ulang 5

tahun dengan menggunakan persamaan 2.17. berikut ini merupakan hasil perhitungan

pemilihan probabilitas distribusi Log Pearson Type III adalah 213,036 mm. Hasil

perhitungan untuk setiap probabilitas distribusi adalah lihat pada lampiran 1.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

72

4.2.3. Pengujian distribusi

Untuk menguatkan pemilihan distribusi probabilitas yang dipilih maka

dilakukan uji statistik untuk mengetahui kesesuaian distribusi yang cocok dan dapat

dipilih untuk mewakili distribusi data yang dianalisis dengan dilakukan metode uji

Chi kuadrat dan Smirnov Kolmogrov. Berikut ini merupakan hasil pengujian Chi

kuadrat dan Smirnov Kolmogrov.

Tabel 4.1: Hasil uji Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogrov

Uji Kecocokan Nilai tabel Nilai Hitung

Chi Kuadrat X2 = 3,841 X

2 = 3

Smirnov Kolmogrov D = 0,41 D = 0,11656

Sumber: Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan uji Chi

kuadrat diperoleh nilai X2

tabel > X2

hitung sedangkan smirvov Kolmogrov diperoleh

nilai Dtabel > Dhitung, dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kalah ulang

rencana yang akan dihitung dalam perhitungan debit rencana adalah diterima.

Kesimpulan tersebut berarti distribusi observasi dan distribusi teoritis dapat

dinyatakan bahwa probabilitas distribusi Log Pearson Type III tepat untuk daerah

subdistrik Nain Feto. Hasil hitungan Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogrov lihat pada

lampiran 2.

4.2.4. Waktu konsentrasi

Wesli (2008), mengatakan bahwa Waktu konsentrasi merupakan waktu yang

diperlukan untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh ke titik kontrol yang

ditentukan di bagian hilir dalan suatu saluran. Akan tetapi untuk drainase perkotaan

Waktu konsentrasi yang diperlukan air untuk mengalir melalui permukaan tanah dari

tempat terjauh ke saluran terdekat (inlet time) ditambah waktu untuk mengalir di

dalam saluran ke tempat pengukuran (conduit time). Inlet time, Conduit time dan

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

73

Waktu konsentrasi dapat dihitung menggunakan persamaan (2.3, 2.5 dan 2.2), dengan

hasil dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini.

Gambar 4.8: Waktu Konsentrasi

Dari gambar 4.8 tentang waktu konsentrasi menunjukkan bahwa saluran primer

yang menbutuhkan banyak waktu untuk mengalirkan air hujan dari permukaan tanah

ke saluran terdekat dan menuju ke saluran utama atau saluran primer adalah saluran

primer 1.1 dengan waktu konsentrasi selama 4,30 jam. Hal ini disebabkan karena

saluran primer tersebut memiliki aliran terjauh di atas tanah hingga saluran terdekat

(L0) sebesar 6951 meter dan aliran air di dalam saluran primer ke tempat pengukuran

(L1) sebesar 500 meter dengan kemiringan saluran tersebut (S) adalah 0,00134 dan

kecepatan aliran air (V) sebesar 0,26 m/detik.

Sedangkan saluran primer yang membutuhkan waktu terendah untuk mengalirkan

air hujan dari permukaan tanah ke saluran terdekat dan menuju ke saluran utama atau

saluran primer adalah saluran primer 4.1 dengan waktu konsentrasi selama 1,06 jam.

Hal ini juga disebabkan karena saluran primer tersebut memiliki aliran terjauh di atas

tanah hingga saluran terdekat (L0) sebesar 1342 meter dan aliran air di dalam saluran

primer ke tempat pengukuran (L1) sebesar 125 meter dengan kemiringan saluran tersebut

(S) adalah 0,00200 dan kecepatan aliran air (V) sebesar 0,29 m/detik.

4.30

3.13

2.07

1.06

3.25

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Wak

tu K

on

sen

tasi

(Ja

m)

Nomor saluran

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

74

Untuk perhitungan waktu konsentrasi pada tiap tiap saluran primer dapat dilihat

pada lampiran 3.

4.2.5. Intensitas Curah hujan

Besarnya intensitas hujan berbeda beda, tergantung dari lamanya curah hujan

dan frekuensi kejadiannya. Intensitas curah hujan dihitung berdasarkan besarnya

curah hujan rencana periode ulang 5 (lima) tahun menggunakan persamaan

Mononobe. Hal ini disebabkan oleh data curah hujan jangka pendek tidak tersedia,

yang ada hanya data curah hujan harian maksimum dalam tahunan. Intensitas curah

hujan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.1).

Gambar 4.9: Intensitas curah hujan

Berdasarkan hasil perhitungan pada gambar 4.9 menunjukkan bahwa nilai

waktu konsentrasi sangat berpengaruh pada nilai intensitas curah hujan karena makin

besar waktu konsentrasi maka nilai intensitas curah hujan makin kecil atau sebaliknya

nilai waktu konsentrasi semakin kecil maka nilai intensitas curah hujan semakin

besar. Hal ini menunjukkan pada gambar 4.8 diatas bahwa nilai intensitas curah hujan

27.94 34.54

45.44

71.11

33.66

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1 Inte

nsi

tas

cura

h h

uja

n (

mm

/Jam

)

Nomor saluran

Periode ulang 5 tahun

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

75

yang paling kecil berada pada saluran nomor 1.1 adalah 27,94 mm/jam dengan nilai

waktu konsentrasi adalah 4,30 jam. Sedangkan nilai intensitas yang paling besar

berada pada saluran nomor 4.1 adalah 71,11 mm/jam dengan nilai waktu konsentrasi

adalah 1,06 jam. Hasil perhitungan pada tiap tiap saluran primer tentang intensitas

curah hujan lihat pada lampiran 4.

4.2.6. Koefisien tampungan

Dilihat dari tofografi wilayah Subdistrik Feto khususnya lima suco atau desa

adalah datar dengan kemiringan rata rata pada saluran drainase utama yang menuju

kelaut adalah 0,0020 dan mempunyai luas area 179 Hektar, maka perlu melakukan

perhitungan koefisien tampungan dengan mengunakan persamaan (2.7) adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.10: Koefisien tampungan

Dari gambar 4.10 diatas tentang hasil Koefisien tampungan (Cs) menunjukkan

bahwa koefisien terbesar pada koefisien tampungan adalah 0,89 yang berada pada

saluran primer 1.1. sedangkan koefisien terkecil pada koefisien tampungan adalah

0.89 0.87

0.58

0.88 0.82

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

1.00

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Koef

isie

n tam

pungan

Nomor saluran

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

76

0,58 yang berada pada saluran primer 3.1. Hasil perhitungan pada tiap tiap saluran

primer dapat dilihat pada lampiran 5.

4.2.7. Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran, merupakan nisbah antara puncak aliran dan permukaan

terhadap intenstas curah hujan. Pemilihan koefisien limpasan ditentukan oleh kondisi

fisik dan karakteristik permukaan tanah daerah tangkapan air hujan. Akan tetapi

faktor yang menentukan besarnya nilai koefisien limpasan adalah tergantung dari

karakteristik permukaan tanah terhadap nilai intensitas curah hujan.

Berdasarkan karakteristik permukaan tanah pada area tempat penelitian maka

penelitian dikategorikan sebagai daerah “Suburban residential with Gardens” karena

daerah tersebut terdapat banyak tempat pemukiman, tempat pertokoan, perhotelan,

perkantoran, dan lahan terbuka. Dari kategori tersebut dapat di ambil dari gambar 2.1

hubungan antara Intensitas Curah hujan dan koefisien Limpasan.

Gambar 4.11: Hubungan antara Intensitas curah hujan dan Koefisien pengaliran

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

77

Gambar 4.12: Koefisien Pengaliran

Gambar 4.12 diatas tentang hasil koefisien pengaliran menunjukkan bahwa

koefisien yang terbesar untuk koefisien pengaliran ( C ) adalah 0,53 terdapat pada

saluran 4.1. hal ini disebabkan oleh nilai Intensitas curah hujan yang makin besar

terhadap kondisi dan karakteristik tanah daerah tangkapan air hujan sehinga

berpengaruh pada nlai koefisien pengaliran. Sedangkan koefisien terkecil untuk

koefisien pengaliran adalah 0,30 yang terdapat pada saluran 1.1. hal ini juga

disebabkan oleh nilai intensitas curah hujan yang makin kecil terhadap kondisi dan

karakteristik tanah daerah tangkapan air hujan sehingga berpengaruh pada nilai

koefisien pengaliran ikut menurun. Dari hasil koefisien untuk tiap tiap saluran primer

dapak dilihat pada gambar lampiran 6.

4.2.8. Debit rencana

Besarnya debit banjir rencana air hujan diatas permukaan tanah ke saluran

drainase dapat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu : Koefisien pengaliran,

Intensitas curah hujan dan daerah aliran sungai. Akan tetapi pada daerah yang datar

dan cekung juga dapat ditentukan oleh faktor koefisien tampungan.

0.30

0.35

0.45

0.53

0.35

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Koef

isie

n P

engal

iran

(C

)

Nomor Saluran

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

78

Perkiraan besarnya debit banjir maksimum dihitung dengan metode rasional.

Debit banjir maksimum ini diperlukan untuk mengetahui besarnya debit maksimum

yang dapat melewati saluran drainase dengan periode ulang 5 (lima) tahun, sehingga

dapat diperkirakan kemungkinan terjadinya banjir pada saluran drainase tersebut

dengan mengunakan persamaan (2.24).

Gambar 4.13: Debit Rencana

Gambar 4.13 tentang hasil debit rencana menunjukkan bahwa debit rencana

maksimum untuk periode ulang 5 tahun yang terjadi pada daerah subdistrik Nain Feto

adalah sebesar 28,19 m3/detik berada pada saluran primer 2.1. Hal ini terjadi

disebabkan oleh besarnya luas area pengaliran (Catchment area) dengan nilai 96,5

Hektar, akan tetapi faktor lain seperti koefisien pengaliran, koefisien tampungan dan

intensitas curah hujan juga ikut berpengaruh dalam meningkatnya debit rencana pada

saluran drainase tersebut.

7.68

28.19

2.65

8.96 7.47

0

5

10

15

20

25

30

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Deb

it r

enca

na

m3/d

etik

Nomor saluran

Periode ulang 5 tahun

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

79

Sedangkan debit rencana minimum untuk periode ulang 5 tahun adalah sebesar

2,65 m3/detik berada pada saluran primer 3.1. Hal ini juga disebabkan oleh luas area

pengaliran dengan nilai 8 hektar dan faktor lain seperti koefisien pengaliran, koefisien

tampungan dan intensitas curah hujan. Hasil perhitungan debit rencana lihat pada

lampiran 7.

4.3. Analisis Hidrolika

Sistem drainase yang terdapat di subdistrik Nain Feto khususnya kelima

tersebut dengan pembuangan terakhir atau tempat air bermuarah ke laut atau sungai

adalah 5 (lima) saluran primer. Berdasarkan hasil pengukuran pada kelima saluran

primer masing masing tersebut berbentuk persegi dengan ukuran yang berbeda beda.

Akan tetapi data data kemiringan saluran pada kelima saluran primer tersebut di

peroleh dari Diresaun Nasional Saneamento Basico (DNSB) dan Master Plan Urban

Drainase (1995). Data data yang diperoleh untuk menganalisis hidrolika adalah lihat

pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2: Dimensi saluran dan jenis penampang saluran saat ini

Nomor

saluran

Lebar bawa

(B) meter

Kedalaman

(h) meter

Kemiringan

(S)

Koefisien

kekasaran

maning (n)

Jenis

Penampang

saluran

1.1 2,30 1,50 0,00134 0,013 Persegi

2.1 2,70 1,60 0,00316 0,013 Persegi

3.1 1,80 1,50 0,00200 0,013 Persegi

4.1 1,20 1,40 0,00200 0,013 Persegi

5.1 1,50 0,80 0,00200 0,013 Persegi

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

80

Berdasarkan tabel 4.2 tentang dimensi saluran drainase dapat dilakukan analisis

hidrolika untuk untuk Mengetahui luas penampang (A), keliling basah (P), jari jari

hidrolis ( R ), kecepatan aliran (V) dan debit saluran eksistin (Qs) pada tiap tiap

saluran primer dengan menggunakan persamaan (2.29-2.31, 2.28 dan 2.39). Hasil

perhitungan dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini.

Gambar 4.14: Debit saluran saat ini

Berdasarkan gambar 4.14 diatas tentang hasil debit saluran saat ini

menunjukkan bahwa debit saluran yang paling maksimum adalah saluran primer 1.1

dengan nilai Qs: 7,29 m3/detik. Sedangkan debit saluran yang paling minimum adalah

saluran primer 5.1 dengan nilai Qs: 2,19 m3/detik. Hasil perhitungan tentang debit

saluran eksistin pada tiap tiap saluran primer dapat dilihat pada lampiran 8.

7.29 6.93

6.33

3.24

2.19

0

1

2

3

4

5

6

7

8

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Deb

it s

alura

n (

m3/d

etik

)

Nomor saluran

Saluran saat ini

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

81

4.4. Perbandingan hasil debit saluran dan debit rencana

Hubungan antara analisis hidrologi dan analisis hidrolika adalah bertujuan

untuk mengetahui debit saluran (Qs) dan debit rencana (Qt) harus berdasarkan pada

persamaan (2.38). Dalam hal dimensi saluran harus mampu mengalirkan debit

rencana atau dengan kata lain debit rencana (Qt) yang dialirkan oleh debit saluran

(Qs) adalah sama atau lebih kecil. Hasil perbandingan antara debit saluran (Qs) dan

debit rencana (Qt) dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut ini.

Gambar 4.15: Perbandingan antara debit saluran dan debit rencana

Berdasarkan gambar 4.15 diatas menunjukkan bahwa debit saluran yang masih

mampu mengalirkan debit rencana periode ulang 5 tahun adalah saluran primer 3.1.

akan tetapi debit saluran yang sudah tidak mampu lagi untuk mengalirkan debit

rencana periode ulang 5 tahun adalah saluran primer 1.1, 2.1, 4.1 dan 5.1.

7.29 6.93 6.33

3.24 2.19

7.68

28.19

2.65

8.96 7.47

0

5

10

15

20

25

30

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Deb

it (

Q)

m3/d

etik

Nomor saluran

Debit Saluran saat ini (Qs)

Debit rencana (Qt)

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

82

4.4.1. Penyelesaian Teknik

Berdasarkan analisis tersebut diatas terdapat 4 (empat) saluran primer seperti

saluran primer 1.1, 2.1, 4.1 dan 5.1 sudah tidak mampu lagi menampung debit

rencana sehingga perlu di lakukan penambahan volume saluran eksistin dengan

analisis hidrolika ulang. Perhitungan hidrolika untuk saluran baru dengan berbentuk

persegi karena dilihat dari lahan yang dilalui saluran dibatasi dengan rumah rumah

para penduduk dan perkantoran, dapat menggunakan persamaan (2.29-2.31, 2.28 dan

2.39). data penambahan volume saluran baru lihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3: Volume saluran baru dan jenis penampang saluran

Nomor

saluran

Lebar bawa

(B) meter

Kedalaman

(h) meter

Kemiringan

(S)

Koefisien

kekasaran

maning (n)

Jenis

Penampang

saluran

1.1 2,50 2,00 0,00134 0,011 Persegi

2.1 3,50 2,50 0,00316 0,011 Persegi

4.1 2,80 1,70 0,00200 0,011 Persegi

5.1 2,40 1,60 0,00200 0,011 Persegi

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 4.16: Perbandingan antara debit saluran baru dan debit rencana

9.36

31.24

6.33

10.90 8.96 7.68

28.19

2.65

8.96 7.47

0

5

10

15

20

25

30

35

1.1 2.1 3.1 4.1 5.1

Deb

it (

Q)

m3/d

etik

Nomor saluran

Debit Saluran Baru (Qs)

Debit rencana (Qt)

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

83

Berdasarkan gambar 4.16 menunjukkan bahwa solusi teknik yang dibuat

dengan dilakukan penambahan volume saluran pada keempat saluran primer seperti

saluran primer 1.1, 2.1, 4.1 dan 5.1 dapat dikatakan bahwa setiap saluran primer yang

terdapat di subdistrik Nain Feto dapat menampung debit rencana periode ulang 5

tahun. Hasil perhitungan tentang debit saluran baru pada tiap tiap saluran primer

dapat dilihat pada lampiran 9.

4.4.2. Penyelesaian Non Teknik

Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan terhadap sistem drainase yang

terdapat di subdistrik Nain Feto baik saluran primer maupun saluran sekunder

terdapat beberapa permasalahan yang perlu di lakukan operasi dan pemeliharaan

dalam mengatasi masalah genangan atau banjir. Berikut ini ada beberapa tahap

operasi dan pemeliharaan saluran drainase antara lain:

1. Pemeliharaan rutin.

Pemeliharaan rutin merupakan kegiatan pekerjaan yang selalu dilakukan

berulang ulang pada waktu tertentu, misalnya setiap hari. Jenis pemeliharan ini cocok

dilakukan pada pintu air saluran yang telah terpasang di tiap tiap saluran utama.

2. Pemeliharaan berkala

Pemeliharaan berkala merupakan kegiatan pekerjaan yang dilakukan pada

waktu tertentu misalnya setiap minggu sekali atau bulan atau tahun. Kegiatan ini

dilakukan untuk tiap tiap saluran baik saluran primer sekunder maupun tersier agar

dapat mengeluarkan kotoran kotoran atau sedimentasi yang terdapat dalam saluran

sehingga tidak menghambat aliran air.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum · Dalam perhitungan Hidrologi data curah hujan merupakan suatu variable yang sangat berpengaruh pada debit banjir rencana. Untuk Mengetahui

84

3. Pemeliharaan khusus

Pemeliharaan khusus merupakan kegiatan yang dapat dilakukan apabila saluran

mengalami kerusakan yang sifat mendadak. Kegiatan ini dilakukan untuk saluran

saluran yang telah rusak penampangnya dan dapat diperbaiki agar aliran yang

terdapat dalam saluran drainase tersebut tidak dapat meluap didaerah sekitar atau

kepermukaan jalan.

4. Rehabilitasi

Rehabilitasi merupakan kegiatan pekerjaan yang dilakukan apabila saluran

mengalami kerusakan atau debit saluran yang sudah tidak cukup mengalirkan debit

banjir. Hal seperti ini yang terjadi pada saluran primer 1.1, 2.1 4.1 dan 5.1 sehingga

perlu dilakukan rehabilitasi agar dapat masalah banjir.