Hidrologi (Debit Sungai)

25
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang Salah satu sumber daya alam yang penting bagi manusia adalah air. Sebagai salah satu sumber daya alam, air merupakan faktor yang sangat penting dan mutlak untuk sumber kehidupan. Air bergerak mengikuti daur hidrologi dan terbagi secara tidak merata menurut geografi maupun musim, sehingga air yang tersedia terutama yang terdapat di atas bumi dari waktu ke waktu besarnya tidak tetap. Kebutuhan air menyangkut dua hal yaitu : Pertama air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati, misalnya air digunakan dalam pertanian sebagai sarana irigasi, air untuk keperluan industri, air sebagai tenaga pembangkit listrik ( PLTA), dan lain-lain. Kedua air untuk kehidupan kita sebagai makhluk yang berbudaya, misalnya air digunakan dalam kehidupan sehari- hari yaitu : untuk kebutuhan rumah tangga, mandi, mencuci pakaian, dan lain-lain. Proses adalah gambaran fenomena yang mengalami perubahan terus menerus, terutama terhadap waktu karena semua fenomena hidrologi berubah menurut waktu, maka disebut proses hidrologi. Jika perubahan variabel selama proses dibarengai dengan hukum kepastian proses tersebut tidak tergantung kepada peluang. Maka dinamakan proses deterministik. aliran air tanah merupakan aliran air tanah merupakan contoh proses deterministik. Karena laju liran

Transcript of Hidrologi (Debit Sungai)

Page 1: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Salah satu sumber daya alam yang penting bagi manusia

adalah air. Sebagai salah satu sumber daya alam, air

merupakan faktor yang sangat penting dan mutlak untuk

sumber kehidupan. Air bergerak mengikuti daur hidrologi dan

terbagi secara tidak merata menurut geografi maupun musim,

sehingga air yang tersedia terutama yang terdapat di atas bumi

dari waktu ke waktu besarnya tidak tetap. Kebutuhan air

menyangkut dua hal yaitu : Pertama air untuk kehidupan kita

sebagai makhluk hayati, misalnya air digunakan dalam

pertanian sebagai sarana irigasi, air untuk keperluan industri,

air sebagai tenaga pembangkit listrik ( PLTA), dan lain-lain.

Kedua air untuk kehidupan kita sebagai makhluk yang

berbudaya, misalnya air digunakan dalam kehidupan sehari-

hari yaitu : untuk kebutuhan rumah tangga, mandi, mencuci

pakaian, dan lain-lain.

Proses adalah gambaran fenomena yang mengalami

perubahan terus menerus, terutama terhadap waktu karena

semua fenomena hidrologi berubah menurut waktu, maka

disebut proses hidrologi. Jika perubahan variabel selama proses

dibarengai dengan hukum kepastian proses tersebut tidak

tergantung kepada peluang. Maka dinamakan proses

deterministik. aliran air tanah merupakan aliran air tanah

merupakan contoh proses deterministik. Karena laju liran

Page 2: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

2

sebanding dengan gradien hidrolik. Proses determinasi juga

merupakan yang tidak berubah karena waktu.

Tetapi jika perubahan variabel merupakan faktor peluang,

prosesnya dinamakan statistik atau probabilistik. Pada umumnya

proses statistik sebagai proses yang tidak tergantung waktu.

Lengkung durasi aliran merupakan contoh proses probalistik dan

kebanyakan proses hidrologi termasuk termasuk proses statistik.

Proses hidrologi terdiri dari kompnen-komponen deterministik

dan statistik . besarnya kadar masing-masing komponen

tersebut dapat diselesaikan secara dinamistik dan ststistik.

Karena proses-proses non stasioner secara matematis sangat

sulit, maka proses-proses hidrologi diselesaikan secara stasioner.

Atas dasar klasifikasi proses-proses hidrologi, maka ilmu

hidrologi dapat dibagi menjadi hidrologi paramatik dan hidrologi

stakastik. Hidrologi parmatik didefenisikan sebagai

pengembangan dan analisis hubungan anrata parameter-

parameter fisik yang dimasukan kedalam kejadian sintesa

kejadian-kejadian hidrologi studi dan penelitian hidrologi

parametrik dapat melibatkan penggunaan model-model fisik

analog dan digital atau analisis fisik tradisional. Hidrologi

stokastik didefenisikan sebagai manipulasi karakteristik statistik

dari variabel-variabel hidrologi untuk menyelesaikan persoalan-

persoalan hidrologi atas dasar stokastik dari variabel-variabel

tersebut. Salasatu penerapan yang penting adalah penataan

kembali urutan waktu kejadian-kejadian hidrologi yang historik

dan usaha menghasilkan urutan nonhistorik yang representatik.

Page 3: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

3

1.2 Maksud dan Tujuan

Praktikum yang dilakukan dimaksudkan untuk pengukuran

kecepatan lintasan, pengukuran luas penampang sungai dan

pengukuran debit sungai melakukan pengamatan langsung di

lapangan tentang debit sungai sedangkan tujuan dari obserfasi

lapangan ini:

a. untuk melakukan pengamatan langsung dilapangan

b. untuk dapat mengukur debit sungai secara lansung

c. untuk menumbuhkan sikap kerja sama antar mahasiswa

d. untuk mengetahui arah pergerakan aliran sungai

1.3 Nama Acara

Pengamatan atau penelitian yang dilakukan ini dinamakan

sesuai dengan maksud dan tujuan dari kegiatan yaitu :

“pengukuran debit sungai.”

1.4 Manfaat

Dari praktikum yang telah dilaksanakan memiliki manfaat:

a. Dapat mempraktekkan secara langsung penukuran debit

sungai

b. Dapat menumbuhkan sikap kerja sama antar mahasiswa

c. Dapat mengetahui arah pergerakan aliran sungai

Dapat mengetahui dampak maupun manfaat dari adanya aliran

sungai.

1.5 Waktu dan Lokasi

pelaksanaan praktikum hidrologi pengukuran debit sungai

dilaksanakan pada tanggal 18 juli 2010 yang berlokasi di sungai

limbongo tepatnya pada lokasi dengan koordinat 00°32`200” LU

dan 123°10’643” BT

Page 4: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

4

1.6 Kesampean Daerah

Daerah pusat penelitian debit sungai dilaksanakan di

limbongo.Dengan jarak tempuh sekitar ± 1 jam. Kondisi jalan

menuju pusat penelitian masih harus melewati jalan yang berliku

dan bergunung-gunung serta adapula jalan yang belum teraspal.

Lokasi penelitian debit sungai tidak jauh dari permukiman warga

jalan aliran sungai sedikit banyak dimanfaatkan oleh warga dan

lokasi penelitian sangat dekat dengan jalan umum.

1.7 Alat dan Bahan

Kegiatan praktikum ini membutuhkan alat dan bahan yang

akan digunakan untuk mengadakan penelitian dan

pengamatan diantaranya:

Roll meter

Pelampung

Kompas

StopWacth

Tongkat berskala.

GPS.

Alat tulis menulis

Page 5: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

5

BAB II

Teori singkat

2.1 Dasar Teori

2.1.1 gambaran umum hidrologi

Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan

dengan air dibumi dengan tekanan khusus pada sifat-sifat,

fenomena, distribusi dan tempat terdapatnya air dumuka bumi.

Sorotan khusus pada propertis, fenomena dan distribusi air

diodaratan. Khususnya mempelajari kejadian air didarat,

deskripsi pengaruh bumi terhadap air, pengaruh fisik air

terhadap daratan dan mempelajari hubungan air dengan

kehidupan.

Menurut liasley et al, 1949. Hidrologi adalah cabang

geografi fisis yang berurusan dengan air dibumi. Sorotan khusus

pada propertis, fenomena dan distribusi air didaratan. Khususnya

mempelajari kejadian air didarat, deskripsi pengaruh bumi

terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan dam

mempeljari hubungan air dengan kehidupan dimuka bumi.

Hidrologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari

a. Tecatanya air, distribusi dan gerakan kuantitas dan sifat

air, meliputi dan sifat fisik air

b. Hubungan timbal balik antara kehidupan dibumi

khususnya manusia

c. Air sebagi unsur lingkungan fisik dan sumberdaya

Ruang lingkup hidrologi mencakup antara lain:

a. Pengukuran mencatat dan publikasi data besar

b. Deskripsi propertis fenomena dan distribusi air di darat

Page 6: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

6

c. Analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang

ada pada hidrologi

d. Aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah

praktis.

Menurut the Internnational assocition of scientific hidrologi,

hidrologi dapat dibagi menjadi:

a. Patamologi khususnya mempellajari aliran permukaan

b. Limnologi khususnya mempelajari air danau

c. Geohifrologi khusus mempelajari air yang ada dibawah

permukaan tanah

d. Kriolog khusus mempelajari es dan salju

e. Hidrometeorologi khusus mempelajari problema yang ada

diantara dan meteorologi.

Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada

hubungannya dengan ilmu lain, seperti meteorolgi, klimatologi,

geologi, agronomi kehutanan, dan ilmu tanah dan hidrolika.

Siklus hidrologi juga merupakan salah satu aspek penting

yang diperlukan pada proses analisis hidrologi. Siklus hidrologi

menurut suyono (2006), adalah air yang menguap keudara

kepermukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah

melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau

salju kepermukaan laut atau daratan sedangkan siklus hidrologi

menurut soemarto (1987) adalah gerakan air laut keudara, yang

kemudian jatuh kepermukaan tanah lagi sebagai hujan suatu

bentuk presipitasi lain, dan akhinya mengalir kelaut kembali.

Hidrologi ini terdapat beberapa proses yang saling terkait antara

peoses:

Page 7: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

7

a. Presipitasi

Hujan atau presipitasi merupakan masukan utama dari daur

hidrologidalam DAS dampak kegiatan pembangunan terhadap

proses hidrologi sengat dipengaruhi intesitas, lama

berlangsungnya dan lokasi hujan, karena itu perencanaan dan

pengelola DAS harus memperhitungkan presipitasi dan sebaran

geografisnya.

b. Infiltraasi dan perkolasi

Proses berlangsungnya air masuk kepermukaan tanah kita

infiltrasi sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui

profil tanah karena tenaga grafitasi. Laju infiltrasi depengaruhi

oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar meteri

trersuspensi dalam air juga waktu.

c. Kelengasan tanah

Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh

penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi.

Pada saat kelengasan tanah, dalam keadaan kondisi tinggi,

infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tana

rendah. kemampuan tanah menyimpan air tergantung pada

porositas tanah.

d. Simpanan permukaan

Simpanan permukaan ini terjadi pada depresi pada

permukiaan tanah, pada perakara pepohonan atau dibalakang

pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat

atau menunda bagian hujan ini mencapai limpasan permukaan

yang memberi kesempatan bagi air untuk melakukan infiltrasi

dan evavorasi.

Page 8: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

8

e. Runoff-Runoff

Adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi

evapotranspiri dan kehilangan air lainnya), yang menglir dalam

air sungai karena gaya grafitasi : airnya berasal dari permukaan

maupun sub permukaan. Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal

runoff debit aliran, dan volume runoff.

f. Limpasan permukaaan

Limpasan permukaan adalah bagian curah hujan setelah

dikurangi infiltrasidan kehilangan air lainnya. Limpasan

permukaan ini berasal dari overlendflow yang segera masuk

kedalam air sungai. Aliran ini merupakan komponen aliran banjir

yang utama utama.

g. Alirah bawah permukaan

Alirah bawah permukaan merupakan bagian presipitasi yang

mengalami infiltrasi dalam tanah yang kemudian menglir

dibawah permukaan tanah dan menuju alur sungai sebagai

rembesan maupun mata air.

2.1.2 PENGERTIAN DEBIT AIR

Karena pengertian debit sangat luas maka dalam makalah

ini saya memberi batasan sedikit supaya tidak keluar dari topik

yang telah di tetapkan yaitu ”DEBIT AIR”, maka dari itu yang di

bahas hanya debit air sungai saja.

Dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah,

tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur

pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau

dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju

aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu

penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem

Page 9: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

9

satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik

per detik (m3

/dt).

Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya

ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah

suatu prilaku debit sebagai respon adanya perubahan

karateristik biogeofisik yang ber langsung dalam suatu DAS (oleh

adanya pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi

musiman atau tahunan).

Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan

untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS.

Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan

mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan

potensi sumberday air permukaan yang ada.

2.1.3 PROSES TERBENTUKNYA DEBIT

Sungai itu terbentuk dgn adanya aliran air dari satu atau

beberapa sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya

disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air hujan

sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian

yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh,

akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang

paling mudah tergerus air, selanjutnya air itu akan mengalir di

atas permukaan tanah yang paling rendah, mungkin mula mula

merata, namun karena ada bagian- bagian dipermukaan tanah

yg tidak begitu keras,maka mudahlah terkikis, sehingga menjadi

alur alur yang tercipta makin hari makin panjang, seiring dengan

makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu, maka

semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan berbelok,

atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh

Page 10: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

10

batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn

sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir

dari atas, kemudian menemukan bagian-bagan yang dapat di

tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke arah

dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan

semakin lebar

2.1.4 pengukuran debit

Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah

aliran sungai (DAS). Satuan debit yang duganakan dalam sistem

satuan SI adalah meter kubik perdetik (m3/detik). Mnurut asdak

(2002), debit aliran sungai adalah laju aliran air yang melewati

satu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam

sistem SI besarnya debit dinyatakan dalam satu meter kubik.

Debit aliran sungai juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q =

A.V, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V asalah

kecepatan aliran (m/detik).

Menurut leangrage (1736-1813) suatu cara menyatakan

gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel

didalam fluida. Hal ini sulit karena kita harus menyatakan

koorfinat X,Y,Z dari patikel fluida dalam menyatakan ini sebagai

fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan

kinematika partikel gerak atau aliran fluida.

Leonard Euler (1707-1783) menyatakan bahwa fluida sebagi

medan rapat masa dan medan vektor kecepatan. Tiap besaran

yang digunakan untuk menyatakan keadaan fluida akan

mempunyai nilai tertentu pada tiap titik dan ruang dan pada tiap

saat. Menyatakan behwa rapat masa fan kecepatan pada tiap

titik dalam ruang berubah dengan waktu dengan waktu. Fluida

Page 11: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

11

sebagai medan rapat masa dan medan vektor ika kecepatan dari

tiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap,

dikatakan bahwa aliran tersebut bersifat lunak. Pada suatun titik

tertentu pada partikel fluida akan mempunyai kecepatan yang

sama, beik besar maupun arahnya. Pada titik lain suatu partikel

mungkin sekali mempunyai kecepatan yang berbeda akan tetapi

tiap pertikel lain pada waktu sampai titik terakhir mempunyai

kecepatan yang sama seperti patikel yang sama. Seperti

partikel yang pertama. Aliran seperti ini terjadi pada air yang

pelan. Dalam aliran tidak lunak kecepatan merupakan fungsi dan

waktu.

Debit aliran merupakan ukuran banyaknya volume air yang

dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat ditampung

dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan

memiliki sifat aideal apabila air tersebut tidak dapat

dimanfaatkan dan dipindah tanpa mengalami gesekan, hal ini

berarti pada gerakan air tersebuiut memiliki kecepatan yang

tepat pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakanny

beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi. Debit air dapat

dihitung dengan rumus :

Q = A.V

Ket: V = volume air (m3)

A = luas penampang

V = kecepatan fluida (m/s)

∆t = waktu (skon)

Q = debit air (m3/s)

Cara untuk mengukur debit sungai adalah dengan :

Page 12: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

12

a. Mengukur kecepatan arus dan penampang malintang

sungai

b. Menggunakan bangunan pengukur debit seperti bendung,

ambang, tetap dan sebaginya

Cara untuk mengukur kecepatan arus dapat dilakukan dengan:

a. Pelampung

b. Alat pengukur kecepatan

Setelah kecepatan arus dihitung, maka diadakan perhitungan

debit, yaitu dengannya di kalikan luas penampang basah sungai.

Biasanya digunakan 3 buah pelampung dan kecepatannya

diambil kecepatan rata-rata. Mengingat arah tempuh pelampung

dapt berubah-ubah akibat adanya pusaran-pusaran air. Maka

nilai yang didapat dari pelampung yang arahya sangat

menyimpang haru ditiadakan.

Cara yang lebih teliti adalah dengan menggunakan alat

pengukur kecepatan arus ada 2 macam tipe pengukuran

kecepatan arus yaitu:

a. Tipe price

b. Tipe propeller

Pengukur kecepatan arus tipe price terdiri atas 6 buah piala

ponis yang berputar terhadap sumbu vertikal. Tie propeller

adalah pengukuran kecepatan arus dengan unsur berputarnya

berupa baling-baling yang berputar terhadap sumbu horizontal.

Hubungan antara putaran dan kecepatan diberikan oleh

rumus berikut ini :

V = a + b. N

Keterangan :

v : kecepatan arus (m/det)

Page 13: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

13

a : kecepatan permulaan untuk mengatasi gesekan dalam alat

b : konstanta

N : banyaknya putaran perdetik

a dan b ditentukan pada waktu mengkalibrasi alat, yaitu dengan

memasang alat ini didalam air yang telah diketahui

kecepatannya. N ditentukan oleh alat prhitungan putaran

untuk mengukur debit dengan alat pengukur arus ini ditetapkan

titik-titik yang harus diukur kecepatan arusnya, sehingga

didapatkan kecepatan untuk menghitung kecepatan rata-rata

dalam sungai. Debitnya didapatkan dari perkalian antara

penampang basah dengan kecepatan rata-ratanya.

Sungai

Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih

renfah dari tanah disekitarnya dan tempat mengliurnya aiir

tawar menuju kelaut, danau, rawa atau kesungai yang lain. Ada

bermacam-macam jenis sungai, berdasarkan jenis airnya dibagi

menjadi 3 macam yaitu:

a. Sungai hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air

hujan atau sumber mata air.

b. Sungai gletser adalah sungai yang iirnya berasal dari

pencairan es

c. Sungai campurran adalah sungai berasal dari pencairan

es dari hujan dan dari sumber mata air.

Berdasarkan debit airnya atau volume sungai dibedakan

menjadi 4 macam yaitu:

a. Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya

sepanjang tahun relatif tetap.

Page 14: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

14

b. Sungai periodik adalah sungai pada waktu musim hujan

airnya banyak sedangkan pada musim kemarau airnya

kecil.

c. Sungai episofik adalah sungaiyang ada pada musim

kemarau ainya kering dan pada musim hujan airnya

banyak.

d. Sungai ephemeral adalah sungai yang ada airnya pada

musim hujan.

Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai

dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai

subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai

insekuen.

a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir

mengikuti arah lereng awal.

b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang

aliran airnya mengikuti strike batuan.

c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya

berlawanan arah dengan sungai konsekuen

d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir

mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di

sungai subsekuen.

e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa

dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.

Mengukur debit dengan menggunakan bangunan

pengukur debit

pengukuran debit dengan menggunakan bangunan

pengukur debit ini dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan

dengan jika diguanakan alat pengukur kecepatan arus. Pada

Page 15: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

15

dasanya digunakan ambang tetap seperti bendung, pengukur

debit CYPOLTTI, REHBOCK dan sebagainya. Pada umumnya debit

dirumuskan sebagai fungsi dari kedalaman diantaranya:

Q = C B H1.5

Keterangan

Q = debit (m3/det)

C = koefesian debit yang ditentukan berdasarkan hais

kalibrasi (m/det)

B = panjang ambang

H = tinggi air diatas ambang h ditambah dengan tinggi

kecepatan v2/2g

v = kecepatan iliran didepan ambang (m/det)

g = percepatan gravitasi

Ambang tidak dapat di buat pada semua penampang sungai

karena biaya pembuatanny lebih mahal dan pelaksanaannya

lebih sukar. Cara ini dilakukan kalau kebetulan ditempat tersebut

memang telah ada bendungan untuk kepentingan irigasi,

penyediaan air minun dan sebagainya.

2.2 Waktu dan Lokasi

pelaksanaan praktikum hidrologi pengukuran debit sungai

dilaksanakan pada tanggal 18 juli 2010 yang berlokasi di sungai

limbongo tepatnya pada lokasi dengan koordinat 00°32`200” LU

dan 123°10’643” BT

2.3 metode Kerja

a) Pengukuran Kecepatan Lintasan

Sungai dibagi menjadi tiga bagian yang sama lebarnya

Page 16: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

16

Pelepasan pelampung dilakukan pada ketiga bagian

sungai. Tiap-tiap bagian dilakukan tiga kali pengukuran.

Pengukuran waktu lintas yaitudengan melepaskn

pelampung pada titik A1, setelah bergerk 5m yaitu pada

titik A2, hidupkan stopwatch. Pada jarak yang

ditentukan (10m) di A3, stopwatch dimatikan, dan catat

waktunya.

b) Pengukuran Luas Penampang Sungai

Dilakukan dengan cara membagi saluran menjadi

beberapa bagian, yang sama lebarnya dimulai dari masing-

masing batas basah.

c) Pengukuran Debit Sungai

Sungai dibagi menjadi lima bagian

Mengukur lebar masing-masing bagian

Mengukur kedalaman sunga

2.3 Hasil pengamatan

Koordinat : N 00°32.200`LU

E 122°10.643’ BT

Elevasi : 15 m DPL

Lebar sungai : 7,4 m

Panjang sungai : 5 m

Luas penampang : 37 m

titik Kedalaman

(cm)

Waktu nilai

1 2 3

A10 cm

A1

10 cm

28 19 18 21,7

Page 17: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

17

B19 cm

B1

19

6,8 7 8,57 7,5

C 30cm

C1

30 5,3 5,31 5 5,2

D 41cm

D1

41

4,44 4,42 4,43 4,43

E28 cm

E1

28

6,05 6,50 6,13 6,2

Perhitungan rumus

Perhitungan rumus

Q = V . A

Ket. Q = debit sungai

V = kecepatan

V = S/t

ket. S = jarak

t = waktu.

dik. W= waktu rata-rata A+B+C+D+E

5

= VrA + VrB + VrC +V Rd +V Re

5

Page 18: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

18

= 21,67 + 7,457+ 5,203+ 4,43 + 6,227

5

= 44,987

5

t = 8,9974 detik

V = 5

8,9974

= 0,557 m/s

5 M

10 cm-

19 cm- A B -

30 cm- 7,4 m

41cm

28 cm

Mencari Laus Penanpang

0,74 A 1,48 B 1,48 C1,48 D 1,48 E 0,74

A 0,1 B 0,19 F

C 0,30 0,41 0,28

D E

Page 19: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

19

Luas A = ½ ×0,1m×0,74m 0,74 M

= 0.05 ×0,74

=0,037 m2 A 0,1

M

Luas B = (0,1m . 1,48m) +(1/2 . 0,09m . 1,48 m) 1,48 M

= 0,148 m2 + 0,0666 m2

= 0,2146 m2 0,1 M B

0,1 M

0,09

Luas C = (0,19m . 1,48m) + (1/2 . 0,11m . 1,48m)

= 0,2812m2 + 0,0814 m2 1,48 M

= 0,3626m2

0,19 M C

0,19 M

0,11

Page 20: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

20

Luas D = (0,3m . 1,48m) + (1/2 . 0,11m . 1,48m) 1,48 M

= 0,444m2 + 0,0814 m2

= 0,5254m2

0,3 M D

0,3 M

0,11 M

Luas E = (0,28m . 1,48m) + (1/2 . 0,13m .1,48m) 1,48 M

= 0,4144m2 + 0,0962 m2

= 0,5106m2 0,28

0,28 M

E

0,13 M

Luas F = ½ ×0,74m×0,28m 0,74 M

= 0,1036 m2

0,28 M F

A = LA + LB + LC + LD + LE + LF

Page 21: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

21

= 0,037 + 0,2141 + 0,3626 + 0,5254 + 0,5106 + 0,1036

= 1,768 m2

Debit Sungai:

Q = V . A

=0,557 × 1,768m2

=0,985 m3/detik

Dari adanya gambaran penampang diatas dapat

dinterpretasikan hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu

sebagai berikut:

Pada titik A :

memiliki kedalaman 0,01 cm dengan kecepatan 21,67

s, titk ini berada di bagian paling pinggir sungai.

hal ini disebabkan karena posisi titik A tepat

berada pada tebing sungai kedalamannya dan

tekanan udara menyebabkan bergeraknya aliran

sungai agak lembat.

Pada titik B :

Memiliki kedalaman 0,19 cmdengan kecepatan

7,46s karena posisi yang paling dalam

menyebabkan pergerakan aliran sungai menjadi

lebih lambat dibandingkan aliran A

Pada titik C:

Memiliki kedalaman 0,30 cm dengan kecepatan

8,54 s, karena posisi yang paling dalam

Page 22: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

22

menyebabkan pergerakan aliran sungai menjadi

lebih lambat dibandingkan aliran B

Pada titik D:

Memiliki kedalaman 0, 41 cmdengan kecepatan

4,44 s, karena posisi yang sedang menyebabkan

pergerakan aliran sungai jauh dari tekanan angin

Pada titik E:

Memiliki kedalaman 80 cm, karena posisi yang sedang

menyebabkan pergerakan aliran sungai menjadi lebih lambat.

A. PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan di atas maka debit merupakan

laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang

pada sungai persatuan waktu. Fungsi dari pengukuran debit

adalah untuk mengetahui seberapa banyak air yang pada

suatu sungai dan seberapa cepat air tersebutmengalir tiap

detiknya.

cara mengetahui debit aliran yakni dengan

memperhatikan aliran air apakah membentuk benang atau

gelembung. Selain faktor tersebut, terdapat juga faktor lain

yakni fakto pelampung. Apakah pelampung yang digunakan

terlalu besar sehingga pada perhitungan debit nanti akan

mempengaruhi. Besar kecilnya pelampung juga

mempengaruhi, apabila pelampung tersebut terlalu ringan

maka, pelampung tersebut mudah untuk terbawa arus

ataupun mengikuti arah angin. Hal yang seperti ini akan

berpengaruh dalam perhitungan debit sungai. Faktor lain

Page 23: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

23

yang mempengaruhi adalah hujan yang menyebabkan

aliran.

Pengukuran debit sungai ini dimaksudkan untuk mengukur

seberapa besar laju aliran air yang ada di sunagi tersebut, selain

itu bisa berguna dalam bidang pertanian dan juga irigasi.

Page 24: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

24

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan tentang

aspek-aspek debit air yang ada di DAS dinatranya adalah

sebagai berikut:

1. Debit air merupakan komponen yang penting dalam

pengelolaan suatu DAS

2. Pelestarian hutan juga penting dalam rangka menjaga

kestabilan debit air yang ada di DAS, karena hutan

merupakan faktor utama dalam hal penyerapan air tanah

serta dalam proses Evaporasi dan Transpirasi. Juga

pengendali terjadinya longsor yang mengakibatkan

permukaan sungai menjadi dangkal, jika terjadi

pendangkalan maka debit air sungai akan ikut berkurang.

3. Pengukuran debit sungai memerlukan penentuan lokasi

alat ukur yang memadai untuk mendapatkan kecepatan

aliran sungai rata-rata yang tepat. Jumlah lokasi alat ukur

perlu dibatasi agar waktu yang diperlukan masih dalam

jangkauan, terutama bila perubahan tinggi muka air

berlangsung dengan cepat.

3.2 Saran

a. Diharapkan dalam pengukuran debit yang selanjutnya

agar lebih hati-hatidalam melakukan praktikum

b. Diharapkan dapat mengetahui faktor faktor yang dapat

mempengaruhi debit sungai.

Page 25: Hidrologi (Debit Sungai)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI

25

DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,Ir,A.G. dan sutejo mulyany. 1986. Tekhnologi

pengairan pertanian. Jakarta : Bina Aksara

Sosrodarsono, Ir. Suyono,cs. 1985. Hidrologi untuk pengairan.

Jakarta : Pradnya Pramita

http://hidrologi.wordpress.com/2009/01/02/sungai/