Hidrologi (Debit Sungai)
-
Upload
yasrin-karim -
Category
Documents
-
view
902 -
download
23
Transcript of Hidrologi (Debit Sungai)
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Salah satu sumber daya alam yang penting bagi manusia
adalah air. Sebagai salah satu sumber daya alam, air
merupakan faktor yang sangat penting dan mutlak untuk
sumber kehidupan. Air bergerak mengikuti daur hidrologi dan
terbagi secara tidak merata menurut geografi maupun musim,
sehingga air yang tersedia terutama yang terdapat di atas bumi
dari waktu ke waktu besarnya tidak tetap. Kebutuhan air
menyangkut dua hal yaitu : Pertama air untuk kehidupan kita
sebagai makhluk hayati, misalnya air digunakan dalam
pertanian sebagai sarana irigasi, air untuk keperluan industri,
air sebagai tenaga pembangkit listrik ( PLTA), dan lain-lain.
Kedua air untuk kehidupan kita sebagai makhluk yang
berbudaya, misalnya air digunakan dalam kehidupan sehari-
hari yaitu : untuk kebutuhan rumah tangga, mandi, mencuci
pakaian, dan lain-lain.
Proses adalah gambaran fenomena yang mengalami
perubahan terus menerus, terutama terhadap waktu karena
semua fenomena hidrologi berubah menurut waktu, maka
disebut proses hidrologi. Jika perubahan variabel selama proses
dibarengai dengan hukum kepastian proses tersebut tidak
tergantung kepada peluang. Maka dinamakan proses
deterministik. aliran air tanah merupakan aliran air tanah
merupakan contoh proses deterministik. Karena laju liran
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
2
sebanding dengan gradien hidrolik. Proses determinasi juga
merupakan yang tidak berubah karena waktu.
Tetapi jika perubahan variabel merupakan faktor peluang,
prosesnya dinamakan statistik atau probabilistik. Pada umumnya
proses statistik sebagai proses yang tidak tergantung waktu.
Lengkung durasi aliran merupakan contoh proses probalistik dan
kebanyakan proses hidrologi termasuk termasuk proses statistik.
Proses hidrologi terdiri dari kompnen-komponen deterministik
dan statistik . besarnya kadar masing-masing komponen
tersebut dapat diselesaikan secara dinamistik dan ststistik.
Karena proses-proses non stasioner secara matematis sangat
sulit, maka proses-proses hidrologi diselesaikan secara stasioner.
Atas dasar klasifikasi proses-proses hidrologi, maka ilmu
hidrologi dapat dibagi menjadi hidrologi paramatik dan hidrologi
stakastik. Hidrologi parmatik didefenisikan sebagai
pengembangan dan analisis hubungan anrata parameter-
parameter fisik yang dimasukan kedalam kejadian sintesa
kejadian-kejadian hidrologi studi dan penelitian hidrologi
parametrik dapat melibatkan penggunaan model-model fisik
analog dan digital atau analisis fisik tradisional. Hidrologi
stokastik didefenisikan sebagai manipulasi karakteristik statistik
dari variabel-variabel hidrologi untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan hidrologi atas dasar stokastik dari variabel-variabel
tersebut. Salasatu penerapan yang penting adalah penataan
kembali urutan waktu kejadian-kejadian hidrologi yang historik
dan usaha menghasilkan urutan nonhistorik yang representatik.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
3
1.2 Maksud dan Tujuan
Praktikum yang dilakukan dimaksudkan untuk pengukuran
kecepatan lintasan, pengukuran luas penampang sungai dan
pengukuran debit sungai melakukan pengamatan langsung di
lapangan tentang debit sungai sedangkan tujuan dari obserfasi
lapangan ini:
a. untuk melakukan pengamatan langsung dilapangan
b. untuk dapat mengukur debit sungai secara lansung
c. untuk menumbuhkan sikap kerja sama antar mahasiswa
d. untuk mengetahui arah pergerakan aliran sungai
1.3 Nama Acara
Pengamatan atau penelitian yang dilakukan ini dinamakan
sesuai dengan maksud dan tujuan dari kegiatan yaitu :
“pengukuran debit sungai.”
1.4 Manfaat
Dari praktikum yang telah dilaksanakan memiliki manfaat:
a. Dapat mempraktekkan secara langsung penukuran debit
sungai
b. Dapat menumbuhkan sikap kerja sama antar mahasiswa
c. Dapat mengetahui arah pergerakan aliran sungai
Dapat mengetahui dampak maupun manfaat dari adanya aliran
sungai.
1.5 Waktu dan Lokasi
pelaksanaan praktikum hidrologi pengukuran debit sungai
dilaksanakan pada tanggal 18 juli 2010 yang berlokasi di sungai
limbongo tepatnya pada lokasi dengan koordinat 00°32`200” LU
dan 123°10’643” BT
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
4
1.6 Kesampean Daerah
Daerah pusat penelitian debit sungai dilaksanakan di
limbongo.Dengan jarak tempuh sekitar ± 1 jam. Kondisi jalan
menuju pusat penelitian masih harus melewati jalan yang berliku
dan bergunung-gunung serta adapula jalan yang belum teraspal.
Lokasi penelitian debit sungai tidak jauh dari permukiman warga
jalan aliran sungai sedikit banyak dimanfaatkan oleh warga dan
lokasi penelitian sangat dekat dengan jalan umum.
1.7 Alat dan Bahan
Kegiatan praktikum ini membutuhkan alat dan bahan yang
akan digunakan untuk mengadakan penelitian dan
pengamatan diantaranya:
Roll meter
Pelampung
Kompas
StopWacth
Tongkat berskala.
GPS.
Alat tulis menulis
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
5
BAB II
Teori singkat
2.1 Dasar Teori
2.1.1 gambaran umum hidrologi
Hidrologi adalah cabang geografi fisis yang berurusan
dengan air dibumi dengan tekanan khusus pada sifat-sifat,
fenomena, distribusi dan tempat terdapatnya air dumuka bumi.
Sorotan khusus pada propertis, fenomena dan distribusi air
diodaratan. Khususnya mempelajari kejadian air didarat,
deskripsi pengaruh bumi terhadap air, pengaruh fisik air
terhadap daratan dan mempelajari hubungan air dengan
kehidupan.
Menurut liasley et al, 1949. Hidrologi adalah cabang
geografi fisis yang berurusan dengan air dibumi. Sorotan khusus
pada propertis, fenomena dan distribusi air didaratan. Khususnya
mempelajari kejadian air didarat, deskripsi pengaruh bumi
terhadap air, pengaruh fisik air terhadap daratan dam
mempeljari hubungan air dengan kehidupan dimuka bumi.
Hidrologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
a. Tecatanya air, distribusi dan gerakan kuantitas dan sifat
air, meliputi dan sifat fisik air
b. Hubungan timbal balik antara kehidupan dibumi
khususnya manusia
c. Air sebagi unsur lingkungan fisik dan sumberdaya
Ruang lingkup hidrologi mencakup antara lain:
a. Pengukuran mencatat dan publikasi data besar
b. Deskripsi propertis fenomena dan distribusi air di darat
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
6
c. Analisa data untuk mengembangkan teori-teori pokok yang
ada pada hidrologi
d. Aplikasi teori-teori hidrologi untuk memecahkan masalah
praktis.
Menurut the Internnational assocition of scientific hidrologi,
hidrologi dapat dibagi menjadi:
a. Patamologi khususnya mempellajari aliran permukaan
b. Limnologi khususnya mempelajari air danau
c. Geohifrologi khusus mempelajari air yang ada dibawah
permukaan tanah
d. Kriolog khusus mempelajari es dan salju
e. Hidrometeorologi khusus mempelajari problema yang ada
diantara dan meteorologi.
Hidrologi bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, tetapi ada
hubungannya dengan ilmu lain, seperti meteorolgi, klimatologi,
geologi, agronomi kehutanan, dan ilmu tanah dan hidrolika.
Siklus hidrologi juga merupakan salah satu aspek penting
yang diperlukan pada proses analisis hidrologi. Siklus hidrologi
menurut suyono (2006), adalah air yang menguap keudara
kepermukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah
melalui beberapa proses dan kemudian jatuh sebagai hujan atau
salju kepermukaan laut atau daratan sedangkan siklus hidrologi
menurut soemarto (1987) adalah gerakan air laut keudara, yang
kemudian jatuh kepermukaan tanah lagi sebagai hujan suatu
bentuk presipitasi lain, dan akhinya mengalir kelaut kembali.
Hidrologi ini terdapat beberapa proses yang saling terkait antara
peoses:
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
7
a. Presipitasi
Hujan atau presipitasi merupakan masukan utama dari daur
hidrologidalam DAS dampak kegiatan pembangunan terhadap
proses hidrologi sengat dipengaruhi intesitas, lama
berlangsungnya dan lokasi hujan, karena itu perencanaan dan
pengelola DAS harus memperhitungkan presipitasi dan sebaran
geografisnya.
b. Infiltraasi dan perkolasi
Proses berlangsungnya air masuk kepermukaan tanah kita
infiltrasi sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui
profil tanah karena tenaga grafitasi. Laju infiltrasi depengaruhi
oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar meteri
trersuspensi dalam air juga waktu.
c. Kelengasan tanah
Kelengasan tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh
penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi.
Pada saat kelengasan tanah, dalam keadaan kondisi tinggi,
infiltrasi air hujan lebih kecil daripada saat kelengasan tana
rendah. kemampuan tanah menyimpan air tergantung pada
porositas tanah.
d. Simpanan permukaan
Simpanan permukaan ini terjadi pada depresi pada
permukiaan tanah, pada perakara pepohonan atau dibalakang
pohon-pohon yang tumbang. Simpanan permukaan menghambat
atau menunda bagian hujan ini mencapai limpasan permukaan
yang memberi kesempatan bagi air untuk melakukan infiltrasi
dan evavorasi.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
8
e. Runoff-Runoff
Adalah bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi
evapotranspiri dan kehilangan air lainnya), yang menglir dalam
air sungai karena gaya grafitasi : airnya berasal dari permukaan
maupun sub permukaan. Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal
runoff debit aliran, dan volume runoff.
f. Limpasan permukaaan
Limpasan permukaan adalah bagian curah hujan setelah
dikurangi infiltrasidan kehilangan air lainnya. Limpasan
permukaan ini berasal dari overlendflow yang segera masuk
kedalam air sungai. Aliran ini merupakan komponen aliran banjir
yang utama utama.
g. Alirah bawah permukaan
Alirah bawah permukaan merupakan bagian presipitasi yang
mengalami infiltrasi dalam tanah yang kemudian menglir
dibawah permukaan tanah dan menuju alur sungai sebagai
rembesan maupun mata air.
2.1.2 PENGERTIAN DEBIT AIR
Karena pengertian debit sangat luas maka dalam makalah
ini saya memberi batasan sedikit supaya tidak keluar dari topik
yang telah di tetapkan yaitu ”DEBIT AIR”, maka dari itu yang di
bahas hanya debit air sungai saja.
Dalam hidrologi dikemukakan, debit air sungai adalah,
tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau
dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju
aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
9
satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik
per detik (m3
/dt).
Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya
ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah
suatu prilaku debit sebagai respon adanya perubahan
karateristik biogeofisik yang ber langsung dalam suatu DAS (oleh
adanya pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi
musiman atau tahunan).
Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan
untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS.
Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan
potensi sumberday air permukaan yang ada.
2.1.3 PROSES TERBENTUKNYA DEBIT
Sungai itu terbentuk dgn adanya aliran air dari satu atau
beberapa sumber air yang berada di ketinggian,umpamanya
disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi, dimana air hujan
sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian terkumpul dibagian
yang cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh,
akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang
paling mudah tergerus air, selanjutnya air itu akan mengalir di
atas permukaan tanah yang paling rendah, mungkin mula mula
merata, namun karena ada bagian- bagian dipermukaan tanah
yg tidak begitu keras,maka mudahlah terkikis, sehingga menjadi
alur alur yang tercipta makin hari makin panjang, seiring dengan
makin deras dan makin seringnya air mengalir di alur itu, maka
semakin panjang dan semakin dalam, alur itu akan berbelok,
atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
10
batu sebesar alur itu, atau batu yang banyak, demikian juga dgn
sungai di bawah permukaan tanah, terjadi dari air yang mengalir
dari atas, kemudian menemukan bagian-bagan yang dapat di
tembus ke bawah permukaan tanah dan mengalir ke arah
dataran rendah yg rendah.lama kelamaan sungai itu akan
semakin lebar
2.1.4 pengukuran debit
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah
aliran sungai (DAS). Satuan debit yang duganakan dalam sistem
satuan SI adalah meter kubik perdetik (m3/detik). Mnurut asdak
(2002), debit aliran sungai adalah laju aliran air yang melewati
satu penampang melintang sungai persatuan waktu. Dalam
sistem SI besarnya debit dinyatakan dalam satu meter kubik.
Debit aliran sungai juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q =
A.V, dimana A adalah luas penampang (m2) dan V asalah
kecepatan aliran (m/detik).
Menurut leangrage (1736-1813) suatu cara menyatakan
gerak fluida adalah dengan mengikuti gerak tiap partikel
didalam fluida. Hal ini sulit karena kita harus menyatakan
koorfinat X,Y,Z dari patikel fluida dalam menyatakan ini sebagai
fungsi waktu. Cara yang digunakan adalah dengan penerapan
kinematika partikel gerak atau aliran fluida.
Leonard Euler (1707-1783) menyatakan bahwa fluida sebagi
medan rapat masa dan medan vektor kecepatan. Tiap besaran
yang digunakan untuk menyatakan keadaan fluida akan
mempunyai nilai tertentu pada tiap titik dan ruang dan pada tiap
saat. Menyatakan behwa rapat masa fan kecepatan pada tiap
titik dalam ruang berubah dengan waktu dengan waktu. Fluida
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
11
sebagai medan rapat masa dan medan vektor ika kecepatan dari
tiap partikel fluida pada satu titik tertentu adalah tetap,
dikatakan bahwa aliran tersebut bersifat lunak. Pada suatun titik
tertentu pada partikel fluida akan mempunyai kecepatan yang
sama, beik besar maupun arahnya. Pada titik lain suatu partikel
mungkin sekali mempunyai kecepatan yang berbeda akan tetapi
tiap pertikel lain pada waktu sampai titik terakhir mempunyai
kecepatan yang sama seperti patikel yang sama. Seperti
partikel yang pertama. Aliran seperti ini terjadi pada air yang
pelan. Dalam aliran tidak lunak kecepatan merupakan fungsi dan
waktu.
Debit aliran merupakan ukuran banyaknya volume air yang
dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat ditampung
dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Aliran air dikatakan
memiliki sifat aideal apabila air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan dan dipindah tanpa mengalami gesekan, hal ini
berarti pada gerakan air tersebuiut memiliki kecepatan yang
tepat pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakanny
beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi. Debit air dapat
dihitung dengan rumus :
Q = A.V
Ket: V = volume air (m3)
A = luas penampang
V = kecepatan fluida (m/s)
∆t = waktu (skon)
Q = debit air (m3/s)
Cara untuk mengukur debit sungai adalah dengan :
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
12
a. Mengukur kecepatan arus dan penampang malintang
sungai
b. Menggunakan bangunan pengukur debit seperti bendung,
ambang, tetap dan sebaginya
Cara untuk mengukur kecepatan arus dapat dilakukan dengan:
a. Pelampung
b. Alat pengukur kecepatan
Setelah kecepatan arus dihitung, maka diadakan perhitungan
debit, yaitu dengannya di kalikan luas penampang basah sungai.
Biasanya digunakan 3 buah pelampung dan kecepatannya
diambil kecepatan rata-rata. Mengingat arah tempuh pelampung
dapt berubah-ubah akibat adanya pusaran-pusaran air. Maka
nilai yang didapat dari pelampung yang arahya sangat
menyimpang haru ditiadakan.
Cara yang lebih teliti adalah dengan menggunakan alat
pengukur kecepatan arus ada 2 macam tipe pengukuran
kecepatan arus yaitu:
a. Tipe price
b. Tipe propeller
Pengukur kecepatan arus tipe price terdiri atas 6 buah piala
ponis yang berputar terhadap sumbu vertikal. Tie propeller
adalah pengukuran kecepatan arus dengan unsur berputarnya
berupa baling-baling yang berputar terhadap sumbu horizontal.
Hubungan antara putaran dan kecepatan diberikan oleh
rumus berikut ini :
V = a + b. N
Keterangan :
v : kecepatan arus (m/det)
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
13
a : kecepatan permulaan untuk mengatasi gesekan dalam alat
b : konstanta
N : banyaknya putaran perdetik
a dan b ditentukan pada waktu mengkalibrasi alat, yaitu dengan
memasang alat ini didalam air yang telah diketahui
kecepatannya. N ditentukan oleh alat prhitungan putaran
untuk mengukur debit dengan alat pengukur arus ini ditetapkan
titik-titik yang harus diukur kecepatan arusnya, sehingga
didapatkan kecepatan untuk menghitung kecepatan rata-rata
dalam sungai. Debitnya didapatkan dari perkalian antara
penampang basah dengan kecepatan rata-ratanya.
Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih
renfah dari tanah disekitarnya dan tempat mengliurnya aiir
tawar menuju kelaut, danau, rawa atau kesungai yang lain. Ada
bermacam-macam jenis sungai, berdasarkan jenis airnya dibagi
menjadi 3 macam yaitu:
a. Sungai hujan adalah sungai yang airnya berasal dari air
hujan atau sumber mata air.
b. Sungai gletser adalah sungai yang iirnya berasal dari
pencairan es
c. Sungai campurran adalah sungai berasal dari pencairan
es dari hujan dan dari sumber mata air.
Berdasarkan debit airnya atau volume sungai dibedakan
menjadi 4 macam yaitu:
a. Sungai permanen adalah sungai yang debit airnya
sepanjang tahun relatif tetap.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
14
b. Sungai periodik adalah sungai pada waktu musim hujan
airnya banyak sedangkan pada musim kemarau airnya
kecil.
c. Sungai episofik adalah sungaiyang ada pada musim
kemarau ainya kering dan pada musim hujan airnya
banyak.
d. Sungai ephemeral adalah sungai yang ada airnya pada
musim hujan.
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai
dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai
subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai
insekuen.
a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah lereng awal.
b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang
aliran airnya mengikuti strike batuan.
c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya
berlawanan arah dengan sungai konsekuen
d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir
mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di
sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa
dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.
Mengukur debit dengan menggunakan bangunan
pengukur debit
pengukuran debit dengan menggunakan bangunan
pengukur debit ini dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan
dengan jika diguanakan alat pengukur kecepatan arus. Pada
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
15
dasanya digunakan ambang tetap seperti bendung, pengukur
debit CYPOLTTI, REHBOCK dan sebagainya. Pada umumnya debit
dirumuskan sebagai fungsi dari kedalaman diantaranya:
Q = C B H1.5
Keterangan
Q = debit (m3/det)
C = koefesian debit yang ditentukan berdasarkan hais
kalibrasi (m/det)
B = panjang ambang
H = tinggi air diatas ambang h ditambah dengan tinggi
kecepatan v2/2g
v = kecepatan iliran didepan ambang (m/det)
g = percepatan gravitasi
Ambang tidak dapat di buat pada semua penampang sungai
karena biaya pembuatanny lebih mahal dan pelaksanaannya
lebih sukar. Cara ini dilakukan kalau kebetulan ditempat tersebut
memang telah ada bendungan untuk kepentingan irigasi,
penyediaan air minun dan sebagainya.
2.2 Waktu dan Lokasi
pelaksanaan praktikum hidrologi pengukuran debit sungai
dilaksanakan pada tanggal 18 juli 2010 yang berlokasi di sungai
limbongo tepatnya pada lokasi dengan koordinat 00°32`200” LU
dan 123°10’643” BT
2.3 metode Kerja
a) Pengukuran Kecepatan Lintasan
Sungai dibagi menjadi tiga bagian yang sama lebarnya
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
16
Pelepasan pelampung dilakukan pada ketiga bagian
sungai. Tiap-tiap bagian dilakukan tiga kali pengukuran.
Pengukuran waktu lintas yaitudengan melepaskn
pelampung pada titik A1, setelah bergerk 5m yaitu pada
titik A2, hidupkan stopwatch. Pada jarak yang
ditentukan (10m) di A3, stopwatch dimatikan, dan catat
waktunya.
b) Pengukuran Luas Penampang Sungai
Dilakukan dengan cara membagi saluran menjadi
beberapa bagian, yang sama lebarnya dimulai dari masing-
masing batas basah.
c) Pengukuran Debit Sungai
Sungai dibagi menjadi lima bagian
Mengukur lebar masing-masing bagian
Mengukur kedalaman sunga
2.3 Hasil pengamatan
Koordinat : N 00°32.200`LU
E 122°10.643’ BT
Elevasi : 15 m DPL
Lebar sungai : 7,4 m
Panjang sungai : 5 m
Luas penampang : 37 m
titik Kedalaman
(cm)
Waktu nilai
1 2 3
A10 cm
A1
10 cm
28 19 18 21,7
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
17
B19 cm
B1
19
6,8 7 8,57 7,5
C 30cm
C1
30 5,3 5,31 5 5,2
D 41cm
D1
41
4,44 4,42 4,43 4,43
E28 cm
E1
28
6,05 6,50 6,13 6,2
Perhitungan rumus
Perhitungan rumus
Q = V . A
Ket. Q = debit sungai
V = kecepatan
V = S/t
ket. S = jarak
t = waktu.
dik. W= waktu rata-rata A+B+C+D+E
5
= VrA + VrB + VrC +V Rd +V Re
5
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
18
= 21,67 + 7,457+ 5,203+ 4,43 + 6,227
5
= 44,987
5
t = 8,9974 detik
V = 5
8,9974
= 0,557 m/s
5 M
10 cm-
19 cm- A B -
30 cm- 7,4 m
41cm
28 cm
Mencari Laus Penanpang
0,74 A 1,48 B 1,48 C1,48 D 1,48 E 0,74
A 0,1 B 0,19 F
C 0,30 0,41 0,28
D E
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
19
Luas A = ½ ×0,1m×0,74m 0,74 M
= 0.05 ×0,74
=0,037 m2 A 0,1
M
Luas B = (0,1m . 1,48m) +(1/2 . 0,09m . 1,48 m) 1,48 M
= 0,148 m2 + 0,0666 m2
= 0,2146 m2 0,1 M B
0,1 M
0,09
Luas C = (0,19m . 1,48m) + (1/2 . 0,11m . 1,48m)
= 0,2812m2 + 0,0814 m2 1,48 M
= 0,3626m2
0,19 M C
0,19 M
0,11
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
20
Luas D = (0,3m . 1,48m) + (1/2 . 0,11m . 1,48m) 1,48 M
= 0,444m2 + 0,0814 m2
= 0,5254m2
0,3 M D
0,3 M
0,11 M
Luas E = (0,28m . 1,48m) + (1/2 . 0,13m .1,48m) 1,48 M
= 0,4144m2 + 0,0962 m2
= 0,5106m2 0,28
0,28 M
E
0,13 M
Luas F = ½ ×0,74m×0,28m 0,74 M
= 0,1036 m2
0,28 M F
A = LA + LB + LC + LD + LE + LF
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
21
= 0,037 + 0,2141 + 0,3626 + 0,5254 + 0,5106 + 0,1036
= 1,768 m2
Debit Sungai:
Q = V . A
=0,557 × 1,768m2
=0,985 m3/detik
Dari adanya gambaran penampang diatas dapat
dinterpretasikan hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu
sebagai berikut:
Pada titik A :
memiliki kedalaman 0,01 cm dengan kecepatan 21,67
s, titk ini berada di bagian paling pinggir sungai.
hal ini disebabkan karena posisi titik A tepat
berada pada tebing sungai kedalamannya dan
tekanan udara menyebabkan bergeraknya aliran
sungai agak lembat.
Pada titik B :
Memiliki kedalaman 0,19 cmdengan kecepatan
7,46s karena posisi yang paling dalam
menyebabkan pergerakan aliran sungai menjadi
lebih lambat dibandingkan aliran A
Pada titik C:
Memiliki kedalaman 0,30 cm dengan kecepatan
8,54 s, karena posisi yang paling dalam
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
22
menyebabkan pergerakan aliran sungai menjadi
lebih lambat dibandingkan aliran B
Pada titik D:
Memiliki kedalaman 0, 41 cmdengan kecepatan
4,44 s, karena posisi yang sedang menyebabkan
pergerakan aliran sungai jauh dari tekanan angin
Pada titik E:
Memiliki kedalaman 80 cm, karena posisi yang sedang
menyebabkan pergerakan aliran sungai menjadi lebih lambat.
A. PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan di atas maka debit merupakan
laju aliran air yang melewati suatu penampang melintang
pada sungai persatuan waktu. Fungsi dari pengukuran debit
adalah untuk mengetahui seberapa banyak air yang pada
suatu sungai dan seberapa cepat air tersebutmengalir tiap
detiknya.
cara mengetahui debit aliran yakni dengan
memperhatikan aliran air apakah membentuk benang atau
gelembung. Selain faktor tersebut, terdapat juga faktor lain
yakni fakto pelampung. Apakah pelampung yang digunakan
terlalu besar sehingga pada perhitungan debit nanti akan
mempengaruhi. Besar kecilnya pelampung juga
mempengaruhi, apabila pelampung tersebut terlalu ringan
maka, pelampung tersebut mudah untuk terbawa arus
ataupun mengikuti arah angin. Hal yang seperti ini akan
berpengaruh dalam perhitungan debit sungai. Faktor lain
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
23
yang mempengaruhi adalah hujan yang menyebabkan
aliran.
Pengukuran debit sungai ini dimaksudkan untuk mengukur
seberapa besar laju aliran air yang ada di sunagi tersebut, selain
itu bisa berguna dalam bidang pertanian dan juga irigasi.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil suatu kesimpulan tentang
aspek-aspek debit air yang ada di DAS dinatranya adalah
sebagai berikut:
1. Debit air merupakan komponen yang penting dalam
pengelolaan suatu DAS
2. Pelestarian hutan juga penting dalam rangka menjaga
kestabilan debit air yang ada di DAS, karena hutan
merupakan faktor utama dalam hal penyerapan air tanah
serta dalam proses Evaporasi dan Transpirasi. Juga
pengendali terjadinya longsor yang mengakibatkan
permukaan sungai menjadi dangkal, jika terjadi
pendangkalan maka debit air sungai akan ikut berkurang.
3. Pengukuran debit sungai memerlukan penentuan lokasi
alat ukur yang memadai untuk mendapatkan kecepatan
aliran sungai rata-rata yang tepat. Jumlah lokasi alat ukur
perlu dibatasi agar waktu yang diperlukan masih dalam
jangkauan, terutama bila perubahan tinggi muka air
berlangsung dengan cepat.
3.2 Saran
a. Diharapkan dalam pengukuran debit yang selanjutnya
agar lebih hati-hatidalam melakukan praktikum
b. Diharapkan dapat mengetahui faktor faktor yang dapat
mempengaruhi debit sungai.
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI
25
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra,Ir,A.G. dan sutejo mulyany. 1986. Tekhnologi
pengairan pertanian. Jakarta : Bina Aksara
Sosrodarsono, Ir. Suyono,cs. 1985. Hidrologi untuk pengairan.
Jakarta : Pradnya Pramita
http://hidrologi.wordpress.com/2009/01/02/sungai/