BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek...

17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Deskriptif Data Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Product Service Solution). Data yang diolah adalah tingkat suku bunga (SBI) tahun 2008 sampai 2010 dan yield obligasi tahun 2008 sampai 2010. Dalam penelitian ini membahas perusahaan di sektor financial institution, dari 11 perusahaan financial institution yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hanya ada 5 perusahaan yang memenuhi syarat kelengkapan data yaitu Astra Sedaya Finance (ASDF), BCA Finance (BCAF), Federal International Finance (FIFA), Perum Pegadaian (PPGD), Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF). Institusi pembiayaan (financial instution) merupakan suatu lembaga yang kegiatan utamanya bergerak dalam jasa keuangan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Jenis-jenis kegiatan ini hampir mirip dengan yang dilakukan oleh bank hanya saja melihat umurnya yang relatif sangat muda maka konstribusi dari institusi masih merupakan porsi yang kecil bila dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan oleh bank. Institusi pembiayaan merupakan industri yang sangat peka terhadap iklim perekonomian makro suatu negara karena industri ini berkaitan langsung dengan perusahaan- perusahaan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat dimana perusahaan- perusahaan tersebut sangat tergantung pada daya beli masyarakat, sehingga bila keadaan makro ekonomi suatu negara sedang mengalami penurunan yang menyebabkan daya beli masyarakat turun maka perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam memasarkan produknya. Walaupun diperkirakan bahwa kondisi moneter dan ekonomi benar-

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek...

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Deskriptif Data

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft Excel dan

SPSS (Statistical Product Service Solution). Data yang diolah adalah tingkat suku bunga

(SBI) tahun 2008 sampai 2010 dan yield obligasi tahun 2008 sampai 2010. Dalam penelitian

ini membahas perusahaan di sektor financial institution, dari 11 perusahaan financial

institution yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hanya ada 5 perusahaan yang memenuhi

syarat kelengkapan data yaitu Astra Sedaya Finance (ASDF), BCA Finance (BCAF), Federal

International Finance (FIFA), Perum Pegadaian (PPGD), Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

(WOMF).

Institusi pembiayaan (financial instution) merupakan suatu lembaga yang kegiatan

utamanya bergerak dalam jasa keuangan seperti sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu

kredit dan pembiayaan konsumen. Jenis-jenis kegiatan ini hampir mirip dengan yang

dilakukan oleh bank hanya saja melihat umurnya yang relatif sangat muda maka konstribusi

dari institusi masih merupakan porsi yang kecil bila dibandingkan dengan total kredit yang

disalurkan oleh bank.

Institusi pembiayaan merupakan industri yang sangat peka terhadap iklim

perekonomian makro suatu negara karena industri ini berkaitan langsung dengan perusahaan-

perusahaan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat dimana perusahaan-

perusahaan tersebut sangat tergantung pada daya beli masyarakat, sehingga bila keadaan

makro ekonomi suatu negara sedang mengalami penurunan yang menyebabkan daya beli

masyarakat turun maka perusahaan-perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam

memasarkan produknya. Walaupun diperkirakan bahwa kondisi moneter dan ekonomi benar-

benar pulih dan pergerakan ekonomi nasional berjalan relatif lambat hanya perusahaan-

perusahaan pembiayaan yang sehat akan tetap bertahan melewati masa-masa sulit dan

keberhasilan perusahaan pembiayaan dalam menjalankan bisnis ini tergantung pada

kemampuan perusahaan tersebut sebagai pelaku bisnis untuk berinteraksi dengan

lingkungannya.

Menurut Peraturan Pemerintah Keuangan No.84/PMK.012/2006 tentang perusahaan

pembiayaan melakukan kegiatan usaha :

a. Sewa Guna Usaha

Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna

usaha dengan hak opsi maupun dengan sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh

penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsur.

b. Anjak Piutang

Kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu

perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut.

c. Usaha Kartu Kredit

Kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa dengan menggunakan kartu

kredit.

d. Pembiayaan Konsumen

Kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan

pembayaran secara angsuran.

Peranan institusi pembiayaan ini adalah membantu dunia usaha dalam meningkatkan

produktivitas barang dan jasa, memperlancar distribusi barang, mendorong terbukanya

lapangan pekerjaan. Adapun perbedaan antara institusi pembiayaan dengan lembaga

perbankkan yaitu :

1. Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan lembaga keuangan yang paling

lengkap kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta melaksanakan kegiatan

jasa keuangan lainnya, sedangkan Lembaga keuangan non bank (financial instution)

kegiatannya difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya : perusahaan

leasing menyalurkan dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa,

pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan

barang bergerak.

2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,

tabungan, deposito berjangka. Sedangkan Lembaga Keuangan Non Bank tidak dapat

secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan

deposito berjangka.

3. Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang

beredar dimasyarakat. Sedangkan Lembaga Keuangan Non Bank tidak bisa melakukan

hal tersebut.

Manajemen perusahaan pada financial institution yaitu proses pengambilan

keputusan keuangan dalam perusahaan pembiayaan dalam rangka untuk mencapai tujuan,

tujuan yang dimaksud yakni mendapatkan keuntungan dan memaksimumkan kekayaan

pemilik. Berdasarkan segi tujuan pembiayaannya, perusahaan pembiayaan diklasifikasikan

menjadi :

1. Lembaga pembiayaan penjualan: perusahaan pembiayaan yang mengkhususkan diri

dalam pinjaman kepada para konsumen eceran atau manufakturer khusus. Contoh FIF.

2. Lembaga kredit personal: perusahaan pembiayaan yang menspesialisasikan diri dalam

pinjaman cicilan & lainnya kepada para konsumen. Contoh: kartu kredit.

3. Lembaga kredit bisnis: perusahaan pembiayaan yang menspesialisasikan diri dalam

pinjaman bisnis. Contoh: sewa guna usaha.

Secara umum visi dan misi financial instution yaitu :

a. Visi

1. Menjadi pilihan pertama perusahaan pembiayaan dengan solusi yang menyeluruh.

2. Memberikan pendapat maupun saran kepada pemerintah dalam rangka menciptakan

iklim usaha yang sehat dan kompotitif bagi industry usaha jasa pembiayaan di

Indonesia.

3. Menjadi perusahaan pembiayaan yang terdepan dan diakui keberadaannya baik di

dalam negeri maupun di luar negeri.

4. Menawarkan solusi terbaik bagi para pelanggan.

b. Misi

1. Memenuhi harapan para pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditor dan

pemerintah.

2. Menawarkan produk yang terjangkau bagi pelanggan.

3. Membangun kepercayaan publik melalui kinerja sehari-hari yang beretika dan

didasarkan pada prinsip kehati-hatian dalam mengelolah dana.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan bagi para pelanggan dengan didukung teknologi

informasi yang tepat.

Produk maupun layanan yang ditawarkan oleh salah satu perusahaan financial instution

yaitu berupa :

1. New Motorcycle Loan

Produk jenis ini menawarkan bagi para pelanggan bila ingin membeli sepeda motor

baru.

2. Used Motorcycle Loan

Menawarkan produk berupa kredit sepeda motor bekas.

3. Multi Product Financing

Menyediakan layanan pembiayaan kepada pelanggan yang membutuhkan dana untuk

membeli produk selain motor. Produk yang ditawarkan dari pembiayaan ini

contohnya adalah barang-barang elektronik seperti televise, mesin cuci, computer dan

lain-lain.

4.2 Deskriptif Data

Data yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga (SBI) dan yield

obligasi dari 5 perusahaan selama periode 2008-2010. Data yang digunakan berupa data

kuartalan. Gambaran masing-masing data dijabarkan sebagai berikut :

4.2.1 Data Tingkat Suku Bunga (SBI)

Suku bunga SBI adalah suku bunga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia atas

pembelian SBI, pergerakan suku bunga SBI merupakan tolak ukur bagi tingkat suku bunga.

Dalam penelitian ini untuk data SBI yang diambil adalah data SBI-1 bulanan selama

periode 2008-2010 pada hari terakhir untuk setiap kuartalan, jadi data yang diambil adalah

data SBI pada hari terakhir di bulan Maret (kuartal 1), bulan Juni (kuartal 2), bulan

September (kuartal 3) dan Desember (kuartal 4). Berdasakan data sekunder yang diperoleh

dari laporan Bank Indonesia, didapatkan informasi tingkat suku bunga SBI tahun 2008-2010

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Tingkat Suku Bunga SBI Tahun 2008-2010

Tahun SBI

2008-1 8.73%

2008-2 9.23%

2008-3 9.28%

2008-4 11.24%

2009-1 8.74%

2009-2 7.25%

2009-3 6.57%

2009-4 6.47%

2010-1 6.40%

2010-2 6.30%

2010-3 6.63%

(Sumber : Data Diolah)

Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa tingkat suku bunga SBI mengalami fluktasi dari

tahun ke tahun dimana pada tahun 2008 suku bunga naik mencapai 11,24% namun pada

tahun 2009 dan 2010 tingkat suku bunga tidak sebesar tahun sebelumnya dimana pada tahun

tersebut mengalami penurunan dihitung sebesar 6,47% dan 6,63%. Penurunan ini disebabkan

oleh adanya laju inflansi, arus modal jangka pendek ke dalam atau luar negeri, tingkat suku

bunga rill domestik dan perbedaan suku bunga di dalam dan luar negeri serta stabilitas nilai

tukar.

Berdasarkan data pada tabel 4.1, peneliti menampilkannya dalam bentuk grafik 4.1

sebagai berikut :

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

SBI

SBI

Grafik 4.1 Perkembangan Tingkat Suku Bunga SBI Periode 2008-2010

(Sumber : Data Diolah)

4.2.2 Data Yield Obligasi

Untuk yield obligasi diambil dari data perusahaan-perusahaan yang go public yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian dibatasi untuk obligasi-obligasi yang pada

periode pengamatan tidak mengalami peristiwa floating rite dan obligasi baru listing

bertujuan untuk menghindari pembayaran nilai kupon yang berubah-ubah dan

ketidaklengkapan data yang diperlukan dalam penelitian.

Berdasarkan kriteria pemilihan di atas didapatkan sampel sejumlah 5 obligasi

perusahaan. Tabel 4.2 berikut ini menunjukkan daftar obligasi anggota sampel penelitian.

Tabel 4.2

Daftar Obligasi Anggota Sampel Penelitian

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 ASDF Astra Sedaya Finance

2 BCAF BCA Finance

3 FIFA Federal International Finance

4 PPGD Perum Pegadaian

5 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tbk

Sumber : Bursa Efek Indonesia

Data yield obligasi yang diteliti berupa data kuartalan diambil dari nilai nominal

selama tahun 2008-2010, harga obligasi, fixed rite dan maturity date. Data yield obligasi dari

5 perusahaan diperoleh dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari 5 perusahaan financial didapatkan informasi

tentang yield obligasi sebagai berikut :

Tabel 4.3

Data Yield Obligasi 2008-2010

Seiring dengan perkembangan tingkat suku bunga dari tahun ke tahun yang dialami Bank

Indonesia yang telah dijelaskan di atas, maka sepintas terlihat adanya pengaruh dari tingkat

suku bunga terhadap yield obligasi.

Dari hasil penelitian diperoleh data rata-rata perkembangan yield obligasi. Sebagaimana

tertera pada table 4.3 yang menunjukkan perubahan dari tahun ke tahun sejak tahun 2008

sampai dengan tahun 2010. Rata-rata yield obligasi dari 5 perusahaan ini sebagaimana

digambarkan pada tabel berikut :

1 2 3 4

ASDF 10.28 10.58 10.58 10.99

BCAF 8.18 8.18 8.23 8.29

FIFA 7.93 8.01 7.90 8.21

PPGD 8.40 9.03 8.92 9.11

WOMF 8.51 8.70 8.78 9.22

1 2 3 4

ASDF 10.52 10.52 10.06 10.07

BCAF 8.20 8.28 8.18 8.07

FIFA 7.92 7.93 7.96 7.99

PPGD 9.10 8.92 8.72 8.92

WOMF 10.84 8.86 8.72 8.61

1 2 3 4

ASDF 9.81 8.84 8.35 7.94

BCAF 8.25 7.52 7.01 8.38

FIFA 9.74 8.45 7.41 9.32

PPGD 10.97 10.05 9.33 9.20

WOMF 10.56 9.96 9.04 8.41

2009

2010

Tahun

Tahun

Tahun2008

Tabel 4.4

Rata-rata Yield Obligasi

Tahun Yield

(Rata-rata)

2008-1 8.66%

2008-2 8.90%

2008-3 8.88%

2008-4 9.16%

2009-1 9.31%

2009-2 8.90%

2009-3 8.73%

2009-4 8.73%

2010-1 9.86%

2010-2 8.96%

2010-3 8.23%

2010-4 8.65%

(Sumber : Data Diolah)

Berdasarkan data pada tabel 4.4, terlihat pada tahun 2008 perkembangan yield obligasi

mengalami peningkatan sebesar 9,16% seiring dengan meningkatnya tingkat suku bunga

mencapai 11,24%. Pada tahun 2009 dan 2010 yield obligasi menurun sebesar 8,73% dan

8,65% didorong oleh menurunnya tingkat suku bunga (SBI) sebesar 6,47% dan 6,42%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pada saat tingkat suku bunga naik, maka tingkat keuntungan

(yield) yang diharapkan akan mengalami penurunan dan sebaliknya.

Selanjutnya perkembangan rata-rat yield obligasi ini dapat dilihat pada grafik 4.2 di

bawah ini :

Grafik 4.2 Perkembangan rata-rata yield Obligasi

(sumber : Data Diolah)

1.3 Uji Normalitas Data

Uji Normalitas Data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Pengujian normalitas

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

0,07

0,075

0,08

0,085

0,09

0,095

0,1

Yield (Rata-rata)

Yield (Rata-rata)

a. analisis Grafik

Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dengan analisis grafik yaitu,

dengan melihat normal probability plot yang dibandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Sumber : Data Sekunder yang Diolah

Gambar 4.1

Uji Normalitas (Normal probability plot)

Selain menggunakan analisis grafik, uji normalitas dilakukan dengan analisis

statistik non-parametrik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebagai berikut :

Tabel 4.5

Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

SBI Yield

N 12 12

Normal Parametersa Mean 7.7717 8.9142

Std. Deviation 1.62020 .40291

Most Extreme Differences Absolute .259 .205

Positive .259 .205

Negative -.182 -.173

Kolmogorov-Smirnov Z .899 .709

Asymp. Sig. (2-tailed) .394 .696

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data Sekunder yang Diolah

Berdasarkan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada table 4.5,

menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.899, dimana hasil uji ini

konsisten dengan analisis grafik sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

1.4 Pedoman Penilaian

Menurut Sugiyono (2010) Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara variabel

X dan variabel Y didasarkan pada aturan sebagai berikut :

Tabel 4.6

Pedoman untuk memberikan interprestasi

1.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh dari tingkat suku bunga (SBI) terhadap yield obligasi

korporasi di Bursa Efek Indonesia digunakan alat analisis regresi sederhana melalui program

SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 16. Pemilihan model ini didasarkan pada

tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Dibawah ini tabel 4.6 yang menunjukkan hasil

analisis regresi :

Tabel 4.6

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.601 .615 13.986 .000

SBI .040 .078 .162 .519 .615

a. Dependent Variable: Yield

Sumber : data sekunder yang diolah

Inter koefisien Tingkat Pengaruh

0.00 – 0.19 Sangat Rendah

0.20 - 0.39 Rendah

0.40 – 0.59 Sedang

0.60 – 0.79 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat Kuat

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan software statistic SPSS 16

seperti pada tabel 4.6, selanjutnya dapat dirumuskan persamaan regresi linear sederhana

sebagai berikut :

Ŷ = 8.601 + 0.040X

4.5.2 Koefisien Determinasi ( R Square )

Koefisien Determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel

independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama,

dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam

model yang digunakan. Untuk mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga Yield Obligasi

Korporasi di Bursa Efek Indonesia, dapat dilihat pada tabel 4.7 koefisien determinasi ( R

Square ).

Table 4.7

koefisien determinasi ( R Square )

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .162a .026 -.071 .41701

a. Predictors: (Constant), SBI

b. Dependent Variable: Yield

Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas

diperoleh nilai koefisien determinasi R2

sebesar 0,26. Nilai ini berarti bahwa hanya sebesar

2.6% perubahan tingkat suku bunga selama periode 2008-2010 mempengaruhi yield obligasi

pada sektor financial, sedangkan sisanya sebesar 97.4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang lebih mempengaruhi yield obligasi

tersebut antara lain peringkat obligasi, durasi, maturity date, ukuran perusahaan, debt to

equity ratio dan lain-lain.

1.6 Uji Statistik

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yakni untuk

mengetahui pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek

Indonesia, maka peneliti akan melakukan uji hipotesis dengan kriteria pengujian yaitu untuk

taraf nyata a = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2), maka:

1. Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima atau HA ditolak.

2. Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak atau HA diterima.

Pasangan hipotesis yang diuji adalah :

H0 = β ≤ 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku bunga

terhadap yield obligasi korporasi di bursa efek Indonesia.

HA = β > 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap tingkat suku bunga

terhadap yield obligasi korporasi di bursa efek Indonesia.

Sementara nilai t hitung dari koefisien (b1) hasil analisis regresi dapat diikhtisarkan uji dua

sisi dan derajat kebebasan (df) = 2.201. Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien

regresi (b1) dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8

Perbandingan antara t hitung dan t tabel dari koefisien regresi

Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Yield Obligasi Korporasi di Bursa Efek

Indonesia

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa nilai t hitung variabel X lebih kecil dari nilai t tabel yaitu

5.19 < 2.201, dengan demikian Ho diterima dan HA ditolak. Hal ini berarti tidak ada pengaruh

tingkat suku bunga terhadap Yield obligasi, pada perusahaan yang bergerak dalam sektor

financial.

Koefisien Regresi t hitung t tabel

Variabel X 5.19 2.201

1.7 Pembahasan

Tingkat suku bunga merupakan salah satu variable ekonomi yang sering dipantau oleh

para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang memiliki dampak langsung terhadap

kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenanan dengan konsumsi, tabungan,

dan investasi. Variable ekonomi ini yang dapat dipengaruhi oleh perubahan suku bunga

berupa daya beli masyarakat, inflansi dan stabilitas nilai tukar.

SBI adalah alat ukur yang paling sering digunakan dalam menentukan perubahan tingkat

suku bunga. Peningkatan maupun penurunan tingkat suku bunga merupakan tolak ukur dari

perubahan yield obligasi. Penetapan yield mengharuskan pihak perusahaan mengikuti

perkembangan dari tingkat suku bunga. Semakin besar tingkat suku bunga dari yield

perusahaan maka akan berdampak pada harga obligasi, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan antara hasil pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara variabel X

dan variabel Y dan koefisien determinasi menunjukkan bahwa hasil penilitian ini dalam

kategori inter koefisien tingkat pengaruh rendah sedangkan koefisien determinasi

menunjukkan pengaruh sebesar 0.026 nilai ini berarti bahwa sebesar 2.6% pengaruh tingkat

suku bunga selama tahun 2008-2010 mempengaruhi yield obligasi sedangkan sisanya sebesar

97.4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor

lain yang lebih mempengaruhi yield obligasi tersebut antara lain peringkat obligasi, durasi,

maturity date, ukuran perusahaan serta debt to equity ratio. Sedangkan hasil dari uji statistik

diperoleh dimana thitung lebih kecil dari ttabel maka hasil hipotesis yang digunakan H0 diterima

dan HA ditolak.

Pada perusahaan yang bergerak dalam sektor financial instution atau institusi

pembiayaan tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku bunga (SBI) terhadap yield

obligasi, karena pada sektor ini lebih memperhatikan pada demand masyarakat.

Menurut Loman President Direktur PT Astra Honda Motor “BI Rate hanya acuan, di

sektor kredit kenderaan motor itu tergantung pada demand masyarakat dan juga likuiditas

perusahaan pembiayaan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan tingkat suku

bunga terhadap yield obligasi sebab perusahaan lebih tergantung pada permintaan masyarakat

dan likuiditas perusahaan. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo. Perusahaan yang mampu memenuhi

kewajiban keuangannya dengan tepat waktu maka perusahaan tersebut dapat dikatakan dalam

keadaan likuid. Selain itu, peusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangannya

tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva

lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya

jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo maka perusahaan

tersebut berada dalam keadan tidak likuid.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nulfauziah dan

Setyarani (2004) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi yield obligasi dengan

mengambil sampel sebanyak sebanyak 19 perusahaan yang terdiri dari 12 perusahaan

perbankan dengan 17 emisi dan 7 perusahaan finansial dengan 24 emisi dari rentang waktu

tahun 1996-2003 yang tercatat di Bursa Efek Surabaya yang menunjukan hasil bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat suku bunga terhadap yield obligasi.