BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2 SUKOHARJO 4.1 … · 40 BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2...
Transcript of BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2 SUKOHARJO 4.1 … · 40 BAB IV GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2...
40
BAB IV
GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2 SUKOHARJO
4.1 Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo
SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Raya Solo-
Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo merupakan jelmaan
dari SMA UNS Sebelas Maret Surakarta yang berubah status dari SMA
Swasta menjadi SMA Negeri.
Adapun sejarah berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah
sebagai berikut:
Tahun 1967 : Berdirilah SMA IKIP Negeri Surakarta bertempat di SMP 8
Surakarta yang diprakarsai oleh Bapak Drs. Sumantyo
Martohadmodjo selaku Rektor IKIP Surakarta. Adapun
Kepala Sekolah pada waktu itu adalah:Bapak Drs. Jayeng
Sugiyanto, kemudian dilanjutkan olehBapak Drs. Sasbani.
Tahun 1972 : SMA IKIP yang berlokasi di SMP 8 pindah ke Kampus IKIP
Mesen Jln. Urip Sumoharjo
Tahun 1976 : SMA IKIP Surakarta berganti nama menjadi SMA UNS
Sebelas Maret Surakarta dengan status swasta. Adapun
Kepala Sekolah yaitu Bapak Drs. Suyono, kemudian
dilanjutkan olehBapak Drs. Soenarjo Basuki
41
Tahun 1982 : Bulan April 1982, SMA UNS berpindah tempat dari Kampus
UNS Mesen (dulu IKIP Mesen) ke Mendungan, Pabelan,
Kartasura.
Tahun 1987 : Dengan terbitnya Surat Keputusan Mendikbud RI nomor:
0887/O/1986 tanggal 22 Desember 1986 tentang Pembakuan
dan Penegerian Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas,
maka pada tanggal 5 Maret 1987 SMA UNS diresmikan
menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo oleh Bapak Drs. GBPH
Poeger, dengan kepala sekolah Ibu Dra. Sridadi Murjadji
(sejak 5 Maret 1987 s.d 15 Januari 1992). Dengan demikian
sejak 5 Maret 1987 SMA UNS Sebelas Maret Surakarta
berubah status menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang
kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak
Moenawir, BA.
Tahun 1997 : Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud nomor:
035/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan
Nomenklatur SMA menjadi SMU, serta Organisasi dan Tata
Kerja SMU, maka SMA Negeri 2 Sukoharjo berganti nama
menjadi SMU Negeri 2 Sukoharjo
Tahun 2004 : Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukoharjo nomor: 421.3.5/124 tanggal 4 Mei 2004 tentang
perubahan Nomenklatur Sekolah, SMU Negeri 2 Sukoharjo
berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo
42
4.2 Visi SMA Negeri 2 Sukoharjo
Visi berarti sekolah memiliki memiliki cara pandang untuk
menentukan langkah-langkah yang terarah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Semua program akademik, manajemen maupun administrasi
disesuaikan dengan visi sekolah. Dalam menentukan visi diperlukan
pemahaman akan minat dan kebutuhan masyarakat, para orang tua siswa,
guru dan staf karyawan. Pendidikan Nasional di masa depan titik berat
perhatiannya pada aspek kurikulum, sarana prasarana, tenaga kependidikan,
manajemen pendidikan, dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi pendidikan di SMA
Negeri 2 Sukoharjo adalah “Terwujudnya Sekolah yang memilikiIman,
Taqwa, Cerdas dan Terampil”:
a. Di bidang akademis, bukan hanya keberhasilan mancapai Ujian
Sekolah (US) dan nilai Ujian Nasional (UN), tetapi juga keberhasilan
kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual sehingga menghasilkan
manusia yang utuh.
b. Di bidang sarana dan prasarana, mengembangkan secara integral
berdasarkan acuan standar kualitas buku, ruang kelas, ruang praktek,
laboratorium, perpustakaan, ruang administrasi, buku pelajaran, alat
dan media pendidikan, pengadaan alat komunikasi penambahan
perangkat komputer, faximili, dan internet.
43
c. Dalam bidang tenaga kependidikan, mengembangkan tenaga
kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi kompetensi dan
profesionalisme guru.
d. Di bidang manajemen, diarahkan untuk lebih memberdayakan sekolah
sebagai unit pelaksana terdepan dalam kegiatan belajar mengajar,
lebih transparan sehingga dapat dipertanggungjawabkan di semua
program kegiatan.
e. Dalam bidang kehumasan, mengoptimalkan peran serta orang tua
siswa dan masyarakat, merupakan manajemen berbasis sekolah.
4.3 MisiSMA Negeri 2 Sukoharjo
Misi adalah rumusan pernyataan dari sekolah sebagai lembaga
institusi yang ditugasi mengemban pengembangan pendidikan.
Misi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah :
a) Meningkatkan efektivitas PBM.
b) Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan.
c) Melengkapi sarana dan prasarana sesuai potensi serta kemampuan
sekolah.
d) Meningkatkan hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat yang
berlandaskan pada Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa untuk mewujudkan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual
dan ketrampilan.
44
4.4 Tujuan PendidikanSMA Negeri 2 Sukoharjo
Tujuan Pendidikan di SMA N 2 Sukoharjo adalah:
a) Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai ujian Sekolah (US) dan
nilai ujian nasional (UN).
b) Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke peguruan tinggi
minimal 50%.
c) Pencapaian rata-rata nilai kepribadian siswa ( kelakuan, kerajinan, dan
kerapian ) minimal B.
d) Meningkatkan keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual
sehingga menghasilkan manusia yang utuh.
e) Peningkatan standar kualitas buku-buku pelajaran menghadapi
kurikulum berbasis kompetensi.
f) Peningkatan ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustakaan
ruang administrasi untuk peningkatan KBM secara optimal.
g) Peningkatan buku-buku bacaan, majalah, dan buku penunjang
pembelajaran guru dan siswa di perpustakaan.
h) Peningkatan alat dan media pendidikan, alat komunikasi penambahan
perangkat komputer, faximili, dan internet.
i) Pengembangan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi
kompetensi dan profesionalisme guru.
j) Meningkatkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam
proses pendidikan.
k) Meningkatkan manajemen pendidikan berbasis sekolah.
45
l) Peningkatan kegiatan ekstra kurikuler siswamelalui kegiatan
kepramukaan, PKS, OSIS, Palasmada, Komputer, Seni tari, Seni
musik, dsb.
4.5 Struktur Organisasi
Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sukoharjo
1. Kepala Sekolah.
a) Memimpin dan mengelola guru dan staf karyawan untuk bekerja
sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah.
b) Mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal
dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah.
c) Merencanakan kegiatan untuk tujuan sekolah.
d) Menggerakkan seluruh potensi yang ada untuk secara bersama-
sama melaksanakan kegiatan sesuaidengan tugasnya masing-
masing.
Wakasek Bidang Kurikulum dan
Ketenagaan
Wakasek Bidang Sarana Prasarana
Wakasek Bidang Kesiswaan
Kepala Sekolah
Bagian Tata Usaha
Dewan Guru
Bimbingan Konseling
46
e) Mengendalikan dan melakukan supervisi pelaksanaan kegiatan
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
f) Menetapkan dan memfungsikan organisasi untuk melaksanakan
kegiatan sekolah.
2. Program Kerja Bidang Kurikulum dan Ketenagaan
a) Peningkatan mutu pendidikan dan jumlah lulusan.
b) Peningkatan kualitaspengtahuan guru melalui kegiatan MGMP,
Penataran, Kursus, dan penggunaan media pembelajaran yang
tepat
c) Terlaksananya KBM/KBK yang efektif dan efisien.
d) Supervisi dan monitoring, dan pembinaan kegiatan
pengembangan program.
3. Program Kerja Bidang Sarana Prasarana
a) Pengadaan barang keperluan sekolah
b) Mengoptimalkan penggunaan fasilitas sekolah
c) Penambahan fasilitas / sarana prasarana sekolah
d) Peningkatan kerindangan dan keindahan, dan kebersihan
sekolah
4. Program Kerja Bidang Kesiswaan
a) Melakukan pembinaan, peningkatan kegiatan sekolah baik
bidang organisasi maupun ekstrakulikuler.
b) Melakukan program bimbingan siswa.
47
5. Program Kerja Bimbingan Konseling
a) Bimbingan terhadap siswa yang dilakukan secara kontinu
b) Memberikan pelayanan berupa konseling, orientasi, informasi,
pembelajaran
4.6. Sistem Penjurusan yang Berjalan di SMA Negeri 2 Sukoharjo
Penjurusan siswa di SMA Negeri 2 Sukoharjo selama ini
menggunakan Microsoft excel sebagai media pengerjaannya. Memang pada
awalnya dirasa cukup, namun semakin lama dirasa pengerjaan ini cukup
banyak menyita waktu juga tenaga karena harus melakukan input data satu
persatu.
Kemampuan Microsoft Excel hanya sebatas menghitung. Untuk
menentukan keputusan jurusan tetap memakai metode penalaran atas hasil
hitungan. Kadangkala terjadi kesalahan rumus, ini mengakibatkan kesalahan
juga pada hasil akhir. Sehingga sering terjadi kesalahan juga terhadap
pemberian jurusan.
Akibatnya ada beberapa siswa yang meminta berganti jurusan setelah
pembagian jurusan dilakukan, dengan alasan tidak sesuai dengan minat.Atas
dasar kebijakan sekolah pihak bimbingan konseling harus mengolah ulang
data dan apabila diperlukan harus melakukan tes ulang.
Kesalahan ini terjadi dikarenakan masih dipakainya metode penalaran atas
hitungan Microsoft Excel dalam pemberian jurusan.
48
Dari masalah tersebut maka penulis mencoba membuat program
aplikasi sistem pendukung keputusan. Aplikasi tersebut mampu membantu
memberikan alternative hasil penjurusan dengan rumus-rumus metode
didalamnya. Sistem ini pada dasarnya hanya membantu pihak Bimbingan
Konseling dalam pengolahan data hingga didapat hasil akhir jurusan.
Namun diambil atau tidak keputusan tersebut kembali ke kebijakan pihak
sekolah.
4.7. Aturan Penjurusan SMA Negeri 2 Sukoharjo
Penjurusan di SMA Negeri 2 Sukoharjo terdapat beberapa kriteria
yang dijadikan perhitungan dalam penentuan jurusan. Dalam kriteria
tersebut masing-masing mengandung bobot dan skor. Bobot dan skor ini
bisa berubah sewaktu-waktu bila ada penambahan atau pengurangan nilai.
Adapun kriteria yang dipakai saat ini adalah minat siswa, kemampuan
akademik khusus (nilai siswa), bakat siswa, IQ siswa, dan minat orang tua.
4.7.1. Kriteria Penjurusan
Berikut penjelasan kriteria dan contoh perhitungannya.
Sampel Siswa : Aan Setya Budi ( Siswa Kelas IX )
Interval skor tiap Jurusan adalah 1. Nilai skor mulai dari 1 sampai dengan 3.
a. Minat Siswa
Berikut tabel skor minat siswa
Tabel. 4.1. Penentuan Skor Minat Siswa
Minat Skor Minat ke 1 Skor 3
49
Minat ke 2 Skor 2 Minat ke 3 Skor 1
Untuk pilihan minat paling tinggi mendapat skor 3, untuk minat paling
rendah mendapat skor 1 dan skor 2 untuk diantara keduanya.
Contoh Perhitungan :
Siswa Aan Setya Budi Memilih Ipa sebagai pilihan pertama, Ips Pilihan
kedua dan Bahasa pilihan ketiga atau terakhir.
Berikut tabel perhitungannya :
Tabel. 4.2.Contoh Skor Kriteria Minat Siswa
NAMA MINAT SISWA
PROGRAM SKOR (S)
Aan Setya Budi
Bahasa 1
IPA 3
IPS 2
b) Kemampuan Akademik Khusus
Kemampuan Akademik Khusus disini yang dimaksudkan adalah
nilai rapot semester 2. Nilai yang dipergunakan untuk perhitungan
kriteria tiap Jurusan yaitu,
Jurusan IPA : nilai Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi.
Jurusan IPS : nilai Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi
Jurusan Bahasa : nilai Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa
Asing.
50
Nilai dari masing-masing mata pelajaran per jurusan dijumlah dan dirata-
rata. Dari hasil rata-rata ketiga jurusan tersebut kemudian dilakukan
perangkingan. Adapun aturan penentuan skor yaitu:
Tabel. 4.3. Penentuan Skor Kemampuan Akademik Khusus
Contoh perhitungannya :
Siswa Aan Setya Budi pada semester 2 memiliki nilai :
Tabel.4.4.Contoh Skor Kriteria Kemampuan Akademis Khusus
NAMA KEMAMPUAN AKADEMIS KHUSUS
JUR MATA PELAJARAN (SMT II) RATA2 SKOR
Aan Setya Budi
Bahasa
B.IND B.ING B.ASING 72 77 62
70.33 3
IPA MTK FIS KIM BIO
62 61 61 60 61.00 2
IPS SEJ GEO EKON SOSIO
69 64 62 65 65.00 2
Di dalam tabel siswa Aan Setya Budi memiliki rata-rata tertinggi yaitu
70,33 untuk jurusan Bahasa maka jurusan bahasa mendapat skor 3.
Sedangkan untuk nilai rata-rata jurusan IPA dan IPS memiliki rata-rata
diatas 6, yaitu 61.00 dan 65.00, maka keduanya memperoleh skor 2.
Rata-rata Skor ≥ 70 3 ≥ 60 2 < 60 1
51
c) Bakat
Penilaian pada aspek bakat dilakukan pada semester II. Cara
pengambilan data dilakukan dengan menggunakan test tertulis dengan
soal dari sekolah. Adapun tes meliputi tes verbal, perseptual, numerik,
spatial, dan teknikal. Proses penilaian tiap-tiap jurusan dilakukan oleh
pihak bimbingan Konseling.Tiap-tiap jurusan memiliki tes kriteria
sendiri sebagai penilaian,
Bahasa : Penilaian yang digunakan tes verbal dan perseptual.
IPA : Penilaianyang digunakan tes numerik, spasial dan technikal.
IPS : Penilaianyang digunakan tes numerik, verbal dan perseptual.
Dari masing-masing hasil dijumlah dan dirata-rata sehingga didapat suatu
nilai. Dari nilai tersebut dikonversikan kedalam skor tiap jurusan.
Tabel. 4.5. Penentuan Skor Bakat
Rata-rata Skor ≥ 4,6 - ≤ 6 3 ≥ 4 2 < 4 1
Berikut tabel perhitungannya :
Tabel. 4.6. ContohSkor Kriteria Bakat
NAMA BAKAT
ASPEK RATA2 SKOR (S)
Aan Setya Budi
VERBAL PERSEPTUAL 4 3
3.50 1 NUMERIK SPATIAL TECHNIKAL
6 4 3 4.33 2 NUMERIK VERBAL PERSEPTUAL
6 4 3 4.33 2
52
Dalam tabel siswa Aan Setya Budi memiliki rata-rata tertinggi yaitu 4,33
untuk jurusan IPA dan IPS maka sesuai tabel skor bobot jurusan IPA dan
IPS mendapat skor 2. Sedangkan jurusan Bahasa memiliki rata-rata 3,50,
maka sesuai tabel skor bobot jurusan Bahasa memperoleh skor 1.
d) IQ
Nilai IQ didapat dari Test. Test IQ diadakan hanya untuk
penunjang kriteria pemilihan penjurusan. Test ini dilakukan dan hasilnya
dievaluasi oleh pihak bimbingan konseling. Dari nilai yang keluar
kemudian didapat skor. Berikut Tabel Range nilai dan Skor Tes IQ di
SMAN 2 Sukoharjo.
Tabel. 4.7. Penentuan Skor IQ grade
IQ Range Skor ≤ 80 Lambat belajar 1
81- 90 Dibawah rata-rata 1 91 – 110 Rata-rata 2 111 – 120 Pintar 2 121 – 130 Superior 3
≥ 131 Jenius 3
Contoh Perhitungan :
Siswa Aan Setya Budi setelah mengikuti test IQ memperoleh nilai 104.
Maka sesuai tabel skor test IQ siswa Aan Setya Budi mendapat predikat
rata-rata dan Skor 2.
53
Berikut tabel perhitungannya :
Tabel.4.8. ContohSkor Kriteria IQ
NAMA IQ GRADE
PROGRAM NILAI SKOR (S)
Aan Setya Budi
BAHASA 106 2
IPA 106 2
IPS 106 2
e) Minat Orang Tua
Kriteria ini melibatkan orangtua murid. Karena dirasa penjurusan
di SMA berpengaruh dalam penentuan masadepan anak. Cara
pengambilan data yaitu dengan memberikan angket untuk orangtua
murid mengenai pilihan 3 jurusan yang mana didalam angket tersebut
orang tua murid diwajibkan untuk mengisi pilihan jurusan pertama,
kedua dan ketiga bagi anaknya.
Berikut tabel skor minat orangtua
Tabel. 4.9. Penentuan Skor Minat Orangtua
Minat Skor Minat ke 1 Skor 3 Minat ke2 Skor 2 Minat ke 3 Skor 1
Untuk pilihan minat orangtua paling tinggi mendapat skor 3, untuk minat
paling rendah mendapat skor 1 dan skor 2 untuk diantara keduanya.
54
Contoh Perhitungan :
Orangtua dari siswa Aan Setya Budi memilih Ipa sebagai pilihan
pertama, IPS pilihan kedua dan Bahasa pilihan ketiga atau terakhir.
Berikut tabel perhitungannya :
Tabel.4.10. ContohSkor Kriteria Minat Orangtua
NAMA MINAT ORANGTUA
PROGRAM SKOR (S)
Aan Setya Budi
Bahasa 1
IPA 3
IPS 2
4.7.2. Bobot Kriteria
Dari kelima kriteria tersebut masing-masing memiliki bobot tersendiri.
Bobot disini berarti seberapa besar kriteria tersebut menyumbang porsi
dalam hasil penjurusan. Setiap kriteria memiliki bobot yang berbeda dan
dapat diubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan sekolah.
Berikut pembobotan kriteria di SMAN 2 Sukoharjo :
Minat Siswa Bobot 3
Kemampuan Akademik Khusus Bobot 4
Bakat Bobot 4
IQ Bobot 3
Minat Orangtua Bobot 1
55
Pembobotan disini dalam penerapan metode SAW akan dikonversikan
kedalam bilangan crips. Untuk lebih jelas data bobot dibentuk dalam tabel
di bawah ini :
Tabel.4.11. Bobot Kriteria
KRITERIA NILAI Minat Siswa 0,75 Kemampuan Akademik Khusus 1 Bakat 1 IQ 0,75 Minat Orangtua 0,25
4.7.3. Sifat Benefit atau Cost
Dari rumus SAW di landasan teori pada bab sebelumnya, terdapat
dua rumus yang berbeda. Yang membedakan adalah sifat kriteria yaitu
benefit atau cost.
• Suatu kriteria dikatakan Benefit apabila semakin tinggi nilai semakin
baik / menguntungkan.
• Sedangkan kriteria dikatakan Cost apabila semakin tinggi nilai
semakin buruk / merugikan.
Dari semua kriteria pada penjurusan siswa bisa ditentukan bahwa semuanya
bersifat Benefit. Karena semakin tinggi nilai kriteria itu maka semakin baik /
menguntungkan.
56
4.7.4. Contoh Kasus Penerapan Metode SAW
Siswa Aan Setya Budi
A = Alternatif ( A1, A2, ……. An )
C = Kriteria ( C1, C2, ……. Cn )
W = Bobot (dalam bentuk bilangan crips)
Tabel. 4.12. Alternatif Penjurusan
Alternatif Keterangan A1 Bahasa A2 IPA A3 IPS
Tabel. 4.13. Kriteria Penjurusan
Kriteria Keterangan C1 Minat Siswa C2 Kemampuan Akademik Khusus C3 Bakat C4 IQ C5 Minat Orangtua
W = { 0,75 1 1 0,75 0,25 }
Tabel.4.14. Perhitungan Alternatif dan Kriteria Penjurusan
Alternatif
(A)
Kriteria (C) Minat Siswa
(C1) KAK (C2)
Bakat (C3)
IQ (C4)
Minat Orangtua (C5)
Bahasa (A1) 1 3 1 2 1 IPA (A2) 3 2 2 2 3 IPS (A3) 2 2 2 2 2
rij = xij Benefit
Max xij
r11 = 1 = 1 = 0,33 r12 = 3 = 1 = 1,00 max { 1 3 2 } 3 max { 3 2 2 } 3
57
r13 = 1 = 1 = 0,50 r14 = 2 = 2 = 1,00 max { 1 2 2 } 2 max { 2 2 2 } 2 r15 = 1 = 1 = 0,33 max { 1 3 2 } 3 r21 = 3 = 3 = 1,00 r22 = 2 = 2 = 0,67 max { 1 3 2 } 3 max { 3 2 2 } 3 r23 = 2 = 2 = 1,00 r24 = 2 = 2 = 1,00 max { 1 2 2 } 2 max { 2 2 2 } 2 r25 = 3 = 3 = 1,00 max { 1 3 2 } 3 r31 = 2 = 2 = 0,67 r32 = 2 = 2 = 0,67 max { 1 3 2 } 3 max { 3 2 2 } 3 r33 = 2 = 2 = 1,00 r34 = 2 = 2 = 1,00 max { 1 2 2 } 2 max { 2 2 2 } 2 r35 = 2 = 2 = 0,67 max { 1 3 2 } 3 Menormalisasi matriks X menjadi matriks R
Vi = ∑ w j rij
0,75 r11 r12 r13 r14 r15 1
r = r21 r22 r23 r24 r25 x w = 1
r31 r32 r33 r34 r35 0,75
0,25 0,75
0,33 1,00 0,50 1,00 0,33 1
r = 1,00 0,67 1,00 1,00 1,00 x w = 1
0,67 0,67 1,00 1,00 0,67 0,75
0,25 Proses perangkingan
V1(Bahasa) = (0,33)(0,75)+(1,00)(1)+(0,50)(1)+(1,00)(0,75)+(0,33)(0,25)
= 0,25 + 1 + 0,5 + 0,75 + 0,08
= 2,58
58
V2(IPA) =
(1,00)(0,75)+(0,67)(1)+(1,00)(1)+(1,00)(0,75)+(1,00)(0,25)
= 0,75 + 0,67 + 1 + 0,75 + 0,25
= 3,42
V3 (IPS) =
(0,67)(0,75)+(0,67)(1)+(1,00)(1)+(1,00)(0,75)+(0,67)(0,25)
= 0,50 + 0,67 + 1 + 0,75 + 0,16
= 3,08
Dari Perhitungan SAW diatas Siswa Aan Setya Budi memperoleh hasil
perangkingan untuk jurusan Bahasa = 2,58, IPA = 3,42 dan IPS = 3,08.
4.7.5. Batasan Nilai Penjurusan
Dari data perangkingan didapat suatu nilai yang nantinya akan bisa
diproses jurusan mana yang Lolos. Di SMAN 2 Sukoharjo, menerapkan
sistem batas nilai untuk penyeleksian. Dalam menentukan perangkingan
lolos tidaknya siswa dalam tiap jurusan terdapat 2 pilihan cara, antara lain :
a. Acuan Batas Nilai
Bila nilai perangkingan >= 2,8, maka LOLOS dan < 2,8 maka
TIDAK LOLOS (*)
Dari data siswa Aan Setya Budi diatas maka dapat disimpulkan
Nilai jurusan Bahasa 2,58 = Tidak Lolos
Nilai jurusan IPA 3,42 = Lolos
Nilai jurusan IPS 3,08 = Lolos
b. Acuan Prosentase
59
Bila prosentase perangkingan >= 80%, maka LOLOS dan <80%
maka TIDAK LOLOS (*)
Contoh Perhitungan :
Nilai jurusan Bahasa 2,58
= Nilai Bahasa / (nilai penjumlahan bobot/weight) x 100 %
= 2,58 / (0,75+1+1+0,75+0,25) x 100 %
=2,58/3,75 x 100% = 68,89%
Nilai jurusan IPA 3,42
= Nilai IPA / (nilai penjumlahan bobot/weight) x 100 %
= 3,42 / (0,75+1+1+0,75+0,25) x 100 %
= 3,42 / 3,75 x 100 % = 91,11%
Nilai jurusan IPS 3,08
= Nilai IPA / (nilai penjumlahan bobot/weight) x 100 %
= 3,08 / (0,75+1+1+0,75+0,25) x 100 %
= 3,08 / 3,75 x 100 % = 82,22 %
Dari data siswa Aan Setya Budi diatas maka dapat disimpulkan
Prosentase jurusan Bahasa 68,89% = Tidak Lolos
Prosentase jurusan IPA 91,11% = Lolos
Prosentase jurusan IPS 82,22% = Lolos
Ket * : Ketentuan batasan tersebut bisa diubah sewaktu-waktu sesuai
kebijakan sekolah.
60
Dari data siswa Aan Setya Budi dengan kedua acuan diatas maka dapat
disimpulkan ;
Jurusan Bahasa = Tidak Lolos
Jurusan IPA = Lolos
Jurusan IPS = Lolos
4.7.6. Pemberian Jurusan
Dari hasil putusan lolos tidaknya jurusan pada tiap siswa. Dilakukan
penentuan penjurusan.
Cara penentuan jurusan yaitu melihat hasil lolos tidaknya dan
mempertimbangkan minat siswa.
Bila jurusan yang dipilih menjadi minat ke 1 lolos dan nilai memenuhi
standar nilai minat 1, maka siswa tersebut masuk jurusan tersebut. Tetapi
bila jurusan yang dipilih menjadi minat ke 1 tidak lolos, maka akan dilihat
minat ke 2 nya dengan disamakan hasil lolos tidaknya jurusan sesuai minat
ke 2 tersebut.
Contoh :
Dari data siswa Aan Setya Budi untuk jurusan Bahasa =Tidak Lolos,
Jurusan IPA=Lolos dan Jurusan IPS=Lolos.
Minat ke 1 siswa Aan Setya Budi adalah jurusan IPA.
Maka siswa Aan Setya Budi masuk ke jurusan IPA. Karena jurusan yang
dipilih menjadi minat ke 1 Lolos.
61
4.7.7. Pembagian Kelas
DI SMAN 2 Sukoharjo untuk jurusan Bahasa disediakan 1 kelas,
jurusan IPA 2 kelas dan jurusan IPS 5 kelas.
Sebagai contoh pembagian kelas, hasil data sampel 20 siswayang terdapat
dalam lampiran dibuat pembagian kelas.
Jurusan Bahasa = 3
Jurusan IPA = 5
Jurusan IPS = 12
Tabel. 4.15. Contoh Pembagian Kelas
No. Nama Jurusan Kelas Bahasa (3) IPA (5) IPS (12)
1 Aan Setya Budi IPA Kelas X.A1 2 Adi Cahyanto IPS Kelas X.S1 3 Aditya Rico KP Bahasa Kelas X.B1 4 Africia Hanesty DP IPS Kelas X.S1 5 Aji Istofana Malik IPA Kelas X.A1 6 Andi Pramono IPS Kelas X.S1 7 Andriyas Tri W IPS Kelas X.S1 8 Angga Aditya IPS Kelas X.S1 9 Anggit Dwi Ayuna Bahasa Kelas X.B1 10 Aprilita Dwi RR IPS Kelas X.S1 11 Ardian Indara R IPS Kelas X.S1 12 Asti Dini Saptiwi Bahasa Kelas X.B1 13 Bayu Ismoyo IPS Kelas X.S1 14 Dedek Pradani IPA Kelas X.A1 15 Didik Tri S IPS Kelas X.S1 16 Dwi Hatmoko IPS Kelas X.S1 17 Dwi Rohmad IPS Kelas X.S1 18 Endah Fitriana IPS Kelas X.S1 19 Erich Dyasfauzy IPA Kelas X.A1
62
20 Eritmetika Mega P IPA Kelas X.A1 3 5 12