BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

22
47 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dalam rangka mengamati sejauh mana kemampuan siswa memerankan tokoh drama di kelas V MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota Gorontalo tahun ajaran 2012/2013,juga untuk mengamati peran guru dalam materi ini. Untuk mengamati kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama, peneliti menggunakan instrument penelitian berupa format pedoman wawancara dan observasi disertai juga format observasi penilaian. Pada penelitian awal yang dilakukan, peneliti menyerahkan surat ijin penelitian dan rekomendasi dari kampus kepada pihak sekolah, tujuannya agar peneliti mendapat ijin melakukan penelitian. Setelah memperoleh ijin oleh pihak sekolah, maka peneliti pun melakukan observasi awal di kelas V yang akan djadikan objek penelitian. Observasi awal ini untuk mengetahui jumlah siswa dan mengamati keadaan siswa kelas V. A. Hasil Observasi Untuk penelitian selanjutnya, peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran berlangsung. Agar tidak mengganggu konsentrasi siswa saat proses pembelajaran peneliti duduk di belakang. Peneliti melakukan pengamatan terhadap upaya guru dalam materi memerankan tokoh drama dan mengamati juga keadaan siswa dalam menerima materi tersebut. Pengamatan yang dilakukan peneliti sesuai dengan format yang telah disiapkan. Akan tetapi, hasil dari

Transcript of BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

1

47

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Proses penelitian ini dalam rangka mengamati sejauh mana kemampuan

siswa memerankan tokoh drama di kelas V MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota

Gorontalo tahun ajaran 2012/2013,juga untuk mengamati peran guru dalam materi

ini. Untuk mengamati kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama,

peneliti menggunakan instrument penelitian berupa format pedoman wawancara

dan observasi disertai juga format observasi penilaian.

Pada penelitian awal yang dilakukan, peneliti menyerahkan surat ijin

penelitian dan rekomendasi dari kampus kepada pihak sekolah, tujuannya agar

peneliti mendapat ijin melakukan penelitian. Setelah memperoleh ijin oleh pihak

sekolah, maka peneliti pun melakukan observasi awal di kelas V yang akan

djadikan objek penelitian. Observasi awal ini untuk mengetahui jumlah siswa dan

mengamati keadaan siswa kelas V.

A. Hasil Observasi

Untuk penelitian selanjutnya, peneliti melakukan observasi saat proses

pembelajaran berlangsung. Agar tidak mengganggu konsentrasi siswa saat proses

pembelajaran peneliti duduk di belakang. Peneliti melakukan pengamatan

terhadap upaya guru dalam materi memerankan tokoh drama dan mengamati juga

keadaan siswa dalam menerima materi tersebut. Pengamatan yang dilakukan

peneliti sesuai dengan format yang telah disiapkan. Akan tetapi, hasil dari

2

observasi yang dilakukan saat itu belum optimal, karena saat memerankan tokoh

drama siswa yang tampil hanya empat orang atau perwakilan.

Untuk memperoleh kemampuan maksimal dari keseluruhan siswa dalam

memerankan tokoh drama, peneliti berkomunikasi dengan guru bidang studi dan

kepala sekolah, untuk pertemuan berikut peneliti mengajarkan materi

memerankan tokoh drama. Pada kesempatan yang sama peneliti juga melakukan

observasi langsung tentang hasil kemampuan siswa memerankan tokoh drama.

Saat mengajar peneliti menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah disiapkan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia.

Dalam observasi yang peneliti lakukan melalui materi memerankan tokoh

drama, Selain dari aspek kemampuan memerankan, ekspersi dan penghayatan.

Memerankan tokoh drama memiliki karakter yang dapat membantu siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan dan kebangsaan, semuanya terwujud dalam pikiran, sikap perasaan,

perkataan, dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma. Nilai-nilai karakter

yang dimaksud seperti yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), seperti: nilai karakter dapat dipercaya, rasa hormat, perhatian, tanggung

jawab, berani, ketulusan dan saling menghargai.

Hubungan nilai-nilai karakter dengan materi memerankan tokoh drama,

siswa lebih percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri; memiliki

rasa hormat terhadap orang lain, artinya siswa respek terhadap siswa lain yang

mempunyai peran yang berbeda; bertanggung jawab yang dapat ditunjukkan

3

melalui sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas, dimana siswa yang telah

menerima peran haruslah mampu memerankannya; siswa lebih berani dalam

mengungkapkan pendapat, ide atau gagasan, dan mengekspresikan dirinya; nilai

karakter saling menghargai dapat ditunjukkan siswa melalui sikap memberikan

respek atau hormat terhadap siswa lain saat memerankan tokoh drama.

B. Hasil Wawancara

Selanjutnya, penelitian dilanjutkan dengan mewawancarai guru dan siswa.

Terlebih dahulu peneliti mewawancarai guru bidang studi, dalam wawancara ini

peneliti menanyakan sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan materi

memerankan tokoh drama. Adapun daftar pertanyaan dan hasil wawancara yang

diperoleh dari guru adalah sebagai berikut: pertanyaan 1)Bagaimana respon siswa

anda jika ada pembelajaran drama? kemudian guru menjawab: awalnya materi ini

hanya dijelaskan secara teori, jadi siswa merasa bosan dan tidak tertarik. Akan

tetapi, saat materi ini saya minta mereka untuk memerankan tokoh yang ada

dalam drama, mereka memperlihatkan sikap senang dan antusias; Pertanyaan

berikut 2)Apa kendala yang anda temui saat mengajarkan materi memerankan

tokoh drama? gurunya menJawab: kendala yang saya temui, diantaranya masih

kurangnya keberanian siswa untuk tampil di depan, rendahnya kemampuan siswa

dalam berkomunikasi secara lisan; Selanjutnya pertanyaan 3)Langkah apa yang

anda lakukan untuk pembelajaran drama terutama materi memerankan tokoh

drama? guru menjawab: awalnya materi ini hanya dijelaskan secara teori tanpa

meminta siswa untuk memerankannya. Akan tetapi, indikator dan tujuan

pembelajaran tidak dapat tercapai. Solusinya, dengan meminta siswa untuk

4

memeran tokoh drama, sehingga indikator dan tujuan pembelajaran bisa tercapai;

pertanyaan 4)Apakah siswa anda mampu memerankan tokoh drama? selanjutnya

guru menjawab: mulanya saya ragu, selanjutnya dengan latihan dan pemantapan

akhirnya mereka menunjukkan kemampuan dalam memerankan tokoh drama. Tak

bisa dipungkiri juga dalam memerankan tokoh drama banyak kendala yang

dihadapi terutama cara mereka berdialog, intonasi, ekspresi, emosi, dan

penghayatan/penjiwaan; pertanyaan berikut 5)Bagaimana siswa anda menjiwai

peran tokoh yang dimainkan? Selanjutnya guru menjawab: penjiwaan atau

penghayatan merupakan faktor penting dalam sebuah drama. Drama akan terlihat

nyata apabila penjiwaan atau penghayatan dalam memerankan tokoh drama dapat

diperankan dengan baik. Cara mereka dalam menjiwai peran, yaitu harus

menentukan watak dari tokoh, apakah tokoh tersebut antagonis atau protagonist;

pertanyaan 6)Apakah siswa anda mampu melafalkan kalimat dengan baik saat

memerankan tokoh drama? berikut jawaban guru: ya, mereka mempunyai

kemampuan dalam melafalkan kalimat. Akan tetapi, kemampuan ini hanya bisa

dilakukan oleh siswa sebanyak 42,11%. Mengapa demikian, karena mereka yang

lain mengalami kendala dengan penghafalan; kemudian pertanyaan berikut

7)Apakah mimik wajah siswa anda sesuai dengan tokoh drama yang diperankan?

Jawab guru: bisa dikatakan mereka mampu mengekspresikan tokoh yang

diperankan, kemampuan ini dimiliki oleh siswa sebanyak 52,63%. Sedikit kendala

yang mereka hadapi saat mengekspresikan tokoh yang diperankan adalah ketika

mereka harus mengekspresikan tokoh yang sedang menangis; pertanyaan

8)Apakah siswa anda mampu menirukan intonasi suara sesuai dengan

5

percakapann dalam dialog? Guru menjawab: untuk intonasi dalam memerankan

tokoh drama, siswa memiliki kemampuan dengan level 60% sampai 70%;

selanjutnya pertanyaan berikut yang peneliti ajukan 9)Apakah siswa anda

menggunakan kostum yang sesuai dengan tokoh drama? dan guru menjawab: nah,

untuk kostum mereka tetap menggunakan pakaian seragam sekolah. Nanti untuk

kedepannya, saya akan mengusahakan mereka menggunakan kostum yang sesuai

dengan tokoh drama. karena hal ini, harus mendapat ijin dari kepala

madrasah/sekolah; pertanyaan terakhir yang diajukan peneliti adalah 10)Dalam

memerankan tokoh drama pasti membutuhkan alokasi waktu yang tidak sedikit.

Apakah alokasi waktu anda cukup untuk materi memerankan tokoh drama?

jawaban guru: upaya yang saya lakukan untuk itu, saya harus memilih dan

menentukan cerita drama yang sesuai dengan alokasi waktu. Saya hanya memilih

cerita drama yang dialognya tidak terlalu banyak untuk diperankan, begitu juga

dengan adegan yang ada dalam drama tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti berkesimpulan bahwa

kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama pada umumnya siswa

memiliki kemampuan dalam memerankan tokoh drama. Namun dalam beberapa

aspek masih perlu perhatian dan bimbingan dari guru.

Selanjutnya wawancara dilakukan dengan siswa. Pada kesempatan ini,

peneliti menanyakan delapan pertanyaan yang berhubungan dengan materi

memerankan tokoh drama. Peneliti melakukan wawancara dengan sepuluh orang

siswa. Diantaranya, wawancara dilakukan dengan siswa bernama Nurahmad

Mufadol. Pertanyaan 1) Apakah kamu suka dengan pelajaran bahasa Indonesia?

6

Alasannya! Jawab: ya, saya suka; selanjutnya pertanyaan 2)Apakah kamu

menyenangi guru mata pelajarannya? Jawab: ya, karena gurunya baik; pertanyaan

3)Materi apa yang kamu sukai saat pembelajaran bahasa Indonseia? Jawab: saya

suka membaca puisi, menulis karangan; berikut pertanyaan 4)Bagaimana dengan

materi memerankan tokoh drama? Jawab: senang juga, karena saya bisa belajar

acting; pertanyaan 5)Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat memerankan

tokoh drama? Jawab: hal-hal yang perlu diperhatikan seperti harus memahami isi

teks drama, intonasi, mimic dan penghayatan; berikutnya pertanyaan 6)Salah satu

unsur yang ada dalam drama adalah peran atau pemain. Menurutmu, peran apa

saja yang ada dalam drama! Jawab : peran utama, peran pembantu atau pelengkap,

antagonis, protagonist; pertanyaan berikut 7)Saat memerankan tokoh drama,

apakah kamu mampu dalam menghayati isi drama? Jawab: ya; berikut pertanyaan

terakhir dari peneliti 8)Menurutmu, sulit atau mudah saat memerankan tokoh

drama! Jawab : saya tidak mengalami kesulitan yang berarti.

Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa dalam memerankan tokoh drama dari beberapa aspek yang

menjadi pengamatan, siswa telah mampu memerankannya. Pada aspek

penghayatan peran yang diberikan, siswa masih mengalami kesulitan. Hasil dari

wawancara antara guru dan siswa dapat dijadikan data yang konkrit oleh peneliti.

C. Hasil Tes Perbuatan

Pada penelitian ini, untuk mengukur kemampuan siswa peneliti

menggunakan instrument penilaian dalam bentuk tes perbuatan. Adapun indikator

yang menjadi tolok ukur pada tes perbuatan yaitu kemampuan memerankan,

7

ekspresi atau mimic, dan penghayatan isi drama. Dari tes yang dilakukan

diperoleh hasil yang cukup baik, yaitu dari 19 siswa, 13 atau 68,42% sudah

mampu memerankan tokoh drama dan 6 siswa atau 31,58% tidak mampu. Untuk

lebih rincinya terdapat pada tabel 4.

D. Hasil Dokumentasi

Untuk mendukung hasil penelitian, peneliti menggunakan dokumentasi

dalam bentuk video rekaman siswa saat memerankan tokoh drama. Selain itu,

peneliti juga menggunakan foto sebagai bukti dalam penelitian deskriptif ini.

Video rekaman dan foto yang dibuat peneliti lebih fokus pada siswa dalam

menggambarkan kemampuan siswa saat memerankan tokoh drama.

4.1.1 Temuan Umum

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, maka gambaran umum

yang dapat peneliti uraikan adalah guru dan peneliti telah berupaya untuk

memaksimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau strategi

yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk materi memerankan tokoh

drama di kelas V, metode yang digunakan adalah bermain peran. Metode ini

untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.

Adapun hasil observasi terhadap siswa kelas V dari materi memerankan tokoh

drama, mereka menunjukkan sikap senang, antusias, dan aktif. Akan tetapi, masih

ada juga siswa yang malu dan kaku serta malas dalam memerankan drama.

Selain itu, melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan guru yang

bersangkutan dan siswa kelas V, maka hasilnya adalah peneliti dapat

mengumpulkan data serta informasi penting yang dapat menjelaskan kemampuan

8

siswa kelas V dalam memerankan tokoh drama. Untuk mendukung hasil

wawancara dan observasi tersbut, maka peneliti pun menggunakan instrument

penilaian melalui tes perbuatan atau unjuk kerja sesuai dengan indikator yang

harus dicapai dalam materi memerankan tokoh drama.

Dalam kemampuan siswa memerankan tokoh drama ada 2 (dua) faktor

yang sangat penting dan dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

memerankan tokoh drama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal atau faktor yang berasal dari diri sendiri diantaranya kemampuan, minat

dan bakat, serta emosi.Sedangkan untuk faktor eksternal yang dapat

mempengaruhi kemampuan siswa memerankan tokoh drama yaitu kemampuan

berbahasa, perkembangaan moral, dan kemampuan sosial.

4.1.2 Temuan Khusus

Temuan khusus dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas V

MI Al-Anshar Hulonthalangi berdasarkan wawancara, observasi langsung dalam

proses pembelajaran, ataupun melalui penilaian kemampuan dalam memerankan

tokoh drama, diperoleh hasil yang baik. Hasil yang baik ditunjukkan dengan

keadaan siswa lebih aktif, antusias, termotivasi, dan merasa senang dengan materi

memerankan tokoh drama. Kendati demikian, dalam memerankan tokoh drama

masih terdapat kekurangan terutama latar tempat dan property atau kostum yang

digunakan belum sesuai dengan isi yang ada dalam drama. Dalam memerankan

tokoh drama yang menjadi tujuan utama adalah kompetensi atau kemampuan

berbicara yang ditunjukkan melalui cara mereka berdialog. Dari jumlah 19 siswa,

13 siswa atau 68,42 % diantaranya telah memiliki kemampuan dalam

9

memerankan tokoh drama dan yang tidak mampu ada 6 siswa atau 31,58%. Akan

tetapi, dari hasil observasi kesulitan yang dialami siswa ada pada aspek

penghayatan. Siswa masih belum optimal dalam menghayati isi drama, hal itu

terjadi karena waktu yang diberikan pada siswa untuk memahami isi drama

sangatlah singkat. Seperti yang dijelaskan pada langkah-langakah mementaskan

drama, siswa harus diberikan waktu untuk latihan secara berulang-ulang.

Kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat dilihat secara

rinci pada tabel 4. di bawah ini.

No

Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jmlh Skor

Persen- Tase

%

Ket Kemampuan

memerankan Ekspresi/mimic

Penghayatan

isi cerita

M KM TM M KM TM M KM TM

3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Firmansyah R. Azhar √ √ √ 6 66,66 KM

2 Jefri Mohamad √ √ √ 8 88,88 M

3 Ilham Mardjun √ √ √ 6 66,66 KM

4 Ikbal Moko √ √ √ 9 88,88 M

5 Moh. Ikhwan √ √ √ 7 77,77 M

6 Moh. Ikhsan √ √ √ 3 33,33 TM

7 Moh. Ikhsan Husain √ √ √ 8 88,88 M

8 Moh. Nawar Bakari √ √ √ 6 77,77 KM

9 Nurahmad Mufadol √ √ √ 9 100 M

10 Rahmat Mudin √ √ √ 7 77,77 M

11 Wahyu G. Lamala √ √ √ 8 88,88 M

12 Zainal Sorongan √ √ √ 3 33,33 TM

13 Dea Agustina √ √ √ 7 77,77 M

14 Fadlun Nusi √ √ √ 9 100 M

15 Nabila F. Mohamad √ √ √ 8 88,88 M

16 Nirwana Gobel √ √ √ 8 88,88 M

17 Safira Gobel √ √ √ 9 100 M

18 Siti M. Garusu √ √ √ 8 88,88 M

19 Samsia Daud √ √ √ 6 66,66 KM

Jumlah 12 5 2 11 6 2 4 13 2

Presentase 63,

16

26,

31%

10,

52%

57,

89%

31,

58%

10,

53%

21,

05%

68,

42%

10,

53%

Keterangan : Mampu : 13 orang Tidak Mampu : 2 orang

Kurang Mampu : 4 orang

10

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap

siswa kelas V, maka kemampuan siswa dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Firmansyah Rifai Azhar

Saat proses pembelajaran berlangsung siswa ini terlihat diam, tidak terlalu

memperhatikan penjelasan guru. Kemampuan yang dimilikinya dikategorikan

kurang mampu dengan perolehan nilai 66.66. Kekurangmampuan siswa ini

dipengaruhi kemampuan sosialnya, dimana dalam bergaul siswa ini terlihat

pasif.

2. Jefri Mohamad

Siswa ini adalah siswa pindahan dari Paguyaman. Akan tetapi, kemampuan

yang dimilki siswa ini tidak terlalu buruk. Terbukti dengan hasil yang ia

dapatkan dari materi memerankan tokoh drama adalah 88,88, bisa dikatakan

siswa ini mampu. Akan tetapi, dari aspek penghayatan siswa ini masih kurang

mampu.

3. Ilham Mardjun

Siswa ini juga merupakan siswa pindahan.Saat proses pembelajaran

berlangsung siswa ini terlalu banyak main. Dia tidak sepenuhnya

memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Dalam memerankan

tokoh drama, siswa ini bisa dikatakan tidak mampu, dapat terlihat dari hasil

perolehan nilainya yaitu 66,66. Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa

ini adalah perkembangan moralnya.

11

4. Ikbal Moko

Siswa ini adalah salah satu siswa favorit yang ada di kelas V. Siswa ini

anaknya baik, penurut, cukup aktif di kelas, dan dia juga ketua kelas.

Kemampuannnya dalam memerankan tokoh drama juga baik, dia dapat

memperoleh nilai 88,88 dan dapat dikategorikan mampu, walaupun siswa ini

masih kurang mampu dalam menghayati isi drama.

5. Moh. Ikhwan

Siswa ini merupakan salah satu siswa yang memperoleh nilai 77,77. Dari hasil

yang diperoleh siswa ini dapat dikategorikan mampu. Saat proses

pembelajaran siswa ini cukup serius dan memperhatikan penjelasan guru. Dari

kemampuan sosialnya siswa ini disenangi teman-temannya.

6. Moh. Ikhsan

Siswa ini adalah saudara kembar dari Moh.Ikhwan.Akan tetapi, mereka

memiliki sikap yang berbeda, siswa ini bersikap tak perduli terhadap guru

yang sedang mengajar dan siswa ini sering bertengkar dengan teman. Selain

itu, siswa ini lebih suka bermain dan sering tidak hadir. Dalam kemampuan

memerankan tokoh drama siswa ini hanya memperoleh nilai 33,33.

Rendahnya kemampuan siswa ini dipengaruhi oleh kurangnya minat belajar

dalam belajar.

7. Moh. Ikhsan Husain

Dalam memerankan tokoh drama siswa ini memperoleh nilai 88,88. Dengan

demikian, siswa ini dikategorikan mampu dalam memerankan tokoh drama.

Kekurangan yang dimiliki siswa ini dalam materi memerankan tokoh drama

12

terdapat pada aspek penghayatan isi cerita. Selama proses pembelajaran

berlangsung siswa ini terlihat sangat memperhatikan apa yang dijelaskan guru.

8. Moh. Nawar Bakari

Dari hasil yang diperoleh saat memerankan tokoh drama siswa ini dapat

dikategorikan mampu, dengan perolehan nilai 77,77. Kendala yang ia miliki

saat memerankan tokoh drama, siswa ini masih terilhat gugup dan malu,

sehingga berdampak pada intonasi dan pelafalan yang kurang jelas, selain itu

siswa ini juga masih kurang mampu dalam menghayati isi cerita.

9. Nurahmad Mufadol

Salah satu siswa yang hiper aktif di kelas adalah siswa ini. Disetiap proses

pembelajaran anak ini sangat aktif, dan siswa ini juga sangat memberikan

respon saat guru bertanya. Salah satu kemampuan yang dimiliki siswa ini

terlihat saat memerankan tokoh drama. Ia mempunyai kemampuan dalam

memerankan, berekspresi dan juga menghayati perannya. Nilai yang diperoleh

adalah 100, dan dapat dikategorikan mampu. Siswa ini juga merupakan salah

satu siswa berprestasi yang ada di MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota

Gorontalo. Kemampuan berbahasanya juga cukup baik dan siswa ini juga

mempunyai keinginan untuk jadi actor.

10. Rahmat Mudin

Salah satu siswa pindahan adalah siswa ini.Awalnya siswa ini duduk di kelas

empat sangat pendiam. Setelah naik ke kelas lima siswa ini banyak berubah

terutama dalam sikap dan perilaku. Akan tetapi, saat memerankan tokoh

drama siswa ini terlihat antusias, terlihat dari nilai yang diperoleh yaitu 77,77.

13

Nilai ini dapat dikategorikan mampu, walaupun dalam penghayatan siswa ini

masih mengalami kesulitan.

11. Wahyu G. Lamala

Nilai yang diperoleh siswa ini saat memerankan tokoh drama adalah 88,88.

Dari nilai yang diperoleh siswa ini dikategorikan mampu.Kemampuan siswa

saat memerankan tokoh drama terlihat dari kemampuannya saat memerankan

tokoh yang diperankan dan ekspresi atau mimik yang tepat.Dari komunikasi

yang terjalin dengan teman-temannya sangat baik.

12. Zainal Sorongan

Usia siswa ini sudah hampir 14 tahun.Siswa ini di kelas IV pernah tidak naik

kelas, di kelas V juga demikian, siswa ini adalah siswa yang tidak bisa naik ke

kelas VI pada tahun ajaran 2011-2012. Adapun nilai yang diperoleh dari

materi memerankan tokoh drama ini hanya 33,33, dengan demikian siswa ini

dikategorikan tidak mampu dalam memerankan tokoh drama.Siswa ini

terlihat. Siswa ini bisa dikatakan anak berkebutuhan khusus, karena siswa ini

mampu membaca, akan tetapi tidak mampu dalam menulis. Apa yang ia baca,

sulit ia tuangkan dalam bentuk tulisan.

13. Dea Agustina

Dalam memerankan tokoh drama siswa ini dikategorikan mampu dengan

perolehan nilai 77,77. Siswa ini sangat komunikatif dan sering berbahasa

Indonesia yang baik, karena ia pindahan dari Jakarta. Saat memerankan tokoh

drama, dari lafal atau pengucapan anak ini mampu, kesulitan yang ia temui

ada pada ekspresi atau mimik. dan penghayatan.

14

14. Fadlun Nusi

Siswa ini sangat baik, rajin, pandai dan selalu datang lebih awal dibanding

teman-teman sekelasnya.Selan itu, siswa ini adalah juara kelas pada semester

ganjil.Dalam memerankan tokoh drama siswa ini mendapat nilai 100, artinya

siswa ini dikategorikan mampu dalam memerankan tokoh drama.Walaupun

dari hasil wawancara siswa ini mengatakan dia sedikit kesulitan dalam

menghafal dialog.

15. Nabila Farha Mohamad

Prestasi siswa ini juga sangat bagus dikelasnya. Siswa ini selalu mendapat

juara, dari kelas satu siswa ini juara dua dan sekarang di kelas lima pada

semester ganjil memperoleh juara tiga. Saat proses pembelajaran berlangsung,

peneliti juga mengamati kemampuannya. Dia mampu berinteraksi dengan

baik, serta mampu dalam memerankan tokoh drama. Nilai yang diperolehnya

adalah 88,88. Siswa ini sedikit kesulitan dalam penghayatan atau penjiwaan.

16. Nirwana Gobel

Dalam memerankan tokoh drama, kemampuan siswa ini ditunjukkan dengan

ekspresi atau mimik yang tepat dan intonasi serta pelafalan yang baik. Akan

tetapi, kesulitan yang ia temui ada pada penghayatan. Nilai yang diperoleh

siswa ini 88,88 dengan kategori mampu. Adapun hal negatif dari anak ini

ditunjukkan dengan seringnya ia datang terlambat ke sekolah. Setelah

dikonfirmasi keterlambatannya karena anak ini harus menunggu saudaranya

yang lain untuk berangkat ke sekolah bersama-sama. Siswa ini mempunyai

empat bersaudara yang kesemuanya bersekolah di MI Al-Anshar

15

Hulonthalangi Kota Gorontalo. Anak ini sangat baik dan sopan dalam

pergaulannya.

17. Safira Gobel

Siswa ini adalah adik dari Nirwana Gobel, tetapi mereka bukan saudara

kembar seperti Moh.Ikhwan dan Moh.Ikhsan. Keduanya memiliki

kemampuan akademik. Kakak beradik ini saling bersaing dalam meraih

prestasi. Menurutnya, kakaknya lebih unggul saaat pelajaran matematika.

Kemampuan siswa ini dapat dilihat dengan perolehan nilai saat memerankan

tokoh drama yaitu nilai 100. Jadi, kemampuan siswa ini dapat dikategorikan

mampu saat memerankan tokoh drama dibanding kakaknya. Siswa ini juga

mempunyai kemampuan sosial yang baik saat bergaul.

18. Siti Magfirah Garusu

Dari hasil observasi, siswa ini sangat pendiam, dia tidak terlalu banyak

berbicara. Akan tetapi, saat memerankan tokoh drama siswa ini mampu

meraih nilai 88,88 dan dapat dikategorikan mampu. Siswa ini juga merupakan

siswa yang rajin datang ke sekolah. Kesulitan siswa ini juga pada aspek

penghayatan.

19. Samsia Daud

Siswa ini cukup pendiam di kelas.Saat guru menjelaskan siswa ini seperti

menghayal.Dia terlihat memperhatikan penjelasan guru.Akan tetapi, saat guru

memberikan pertanyaan siswa ini tak mampu menjawab. Setelah dilakukan

observasi terhadap siswa ini, informasi yang diperoleh siswa ini kurang

mendapat perhatian di rumahnya, karena ia hanya tinggal bersama neneknya

16

yang sudah renta. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kegiatan belajarnya.

Dapat terlihat dari nilai yang diperoleh saat memerankan tokoh drama yaitu

66,66. Siswa ini dikategorikan kurang mampu.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu

sendiri. Berikut akan dijelaskan beberapa faktor internal yang mempengaruhi

siswa dalam belajar, khususnya saat materi memerankan tokoh drama.

a) Kemampuan Siswa

Dalam memerankan tokoh drama aspek yang paling penting ialah

berbicara, siswa harus dapat berkomunikasi dengan baik. Dalam memerankan

tokoh drama siswa harus mempunyai kompetensi kebahasaan yang memadai serta

unsur-unsur yang menjadi syarat agar proses kemampuan siswa dalam

memerankan tokoh drama dapat lancar, baik dan benar. Kompetensi tersebut

diantaranya adalah lafal, intonasi, ejaan, mimik/ekspresi, dan sebagainya. Dengan

memerankan tokoh drama memberikan kemungkinan kepada para siswa

untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya yang tak dapat mereka kenali tanpa

bercermin kepada orang lain. Kendati demikian, materi memerankan tokoh drama

tidaklah mudah, dalam hal ini guru harus lebih kreatif, terutama dalam memilih

materi drama, serta memilih peran untuk siswa, hendaklah disesuaikan dengan

tingkat kemampuan siswa. Kemampuan memerankan tokoh drama dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar, dapat memungkinkan terjadinya

17

interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif

diantara anggota kelompok.

b) Minat dan Bakat Siswa

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa kegiatan serta diikuti dengan perasaan senang (Slameto,

2010:57). Minat merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap

belajar. Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor

bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik

minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa. Dan sebaliknya, bahan pelajaran

yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Dan

materi drama diharapkan mampu membangkitkan minat siswa dalam belajar.

Apabila dalam diri siswa sudah ada bakat yang dimiliki tentunya hal

tersebut dapat meningkatkan minat dalam diri siswa. Karena dengan bakat yang

ada, siswa tidak akan merasa terpaksa dalam melakukan sesuatu kegiatan. Begitu

pula dalam belajar siswa tentu tidak akan merasa terpaksa.

Kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat menggali minat

dan bakat siswa yang terpendam. Mereka dapat mengekspresikan dan

mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri mereka. Selain itu, melalui materi

memerankan tokoh drama diharapkan muncul kreativitas, daya pikir dan daya

khayal dari siswa. Disamping itu, siswa juga diharapkan mampu menikmati dan

memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa.

18

c) Emosi

Pembelajaran drama mempunyai peran yang cukup penting untuk melatih

siswa dalam mengasah sisi-sisi kemampuan berekspresi dalam bidang seni.

Terlebih lagi dalam aspek memerankan suatu tokoh drama, dengan kemampuan

memerankan tokoh drama, siswa akan dapat mengasah mental dan emosi mereka.

Selain itu dengan memerankan suatu tokoh drama, siswa akan dapat menyelami

berbagai karakter dari berbagai tokoh dalam drama yang diperankannya. Dengan

begitu, siswa akan terlatih untuk dapat terus mengaktualisasikan diri di dalam

lingkungannya.

Salah satu faktor pendukung dalam memerankan tokoh drama adalah

emosi. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat

ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang,

ataupun takut terhadap sesuatu. Emosi dalam memerankan tokoh drama

diperlukan untuk memberikan ekspresi yang nyata terhadap suatu peran.

4.2.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa terutama

dalam materi memerankan tokoh drama, dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bahasa

Karena bahasa digunakan sebagai alat atau media komunikasi dengan

sesama manusia, maka perkembangan kemampuan berbahasa turut mempengaruhi

penyesuaian sosial dan pribadi siswa. Dengan dapat berbahasa khususnya

berbicara, maka siswa dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya,

mendapat perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian

19

sosial dari orang lain, dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau

penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan

perilaku orang lain.

Perkembangan kemampuan atau keterampilan bahasa erat kaitannya

dengan perkembangan kemampuan berpikir seseorang. Komunikasi berarti

pertukaran pikiran dan perasaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka

siswa harus menggunakan bahasa yang bermakna bagi orang yang diajak

berkomunikasi. Sebaliknya, siswa pun harus memahami bahasa yang digunakan

orang lain. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan berbahasa yang jelas dan

dapat dipahami oleh orang lain. Pikiran dan perasaan yang ingin diungkapkan,

diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Berbicara juga

berkenaan dengan pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau dibicarakan.

Apabila siswa tidak dapat menggunakan bahasa dengan baik dan jelas, maka ia

akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikir dan dirasakannya.

Demikian juga, apabila pikiran siswa kacau, maka bahasa yang digunakan juga

kacau. Belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara lisan, tulisan,

maupun isyarat merupakan suatu proses yang panjang dan rumit. Kegiatan belajar

bahasa ini akan efektif apabila siswa siap atau matang untuk belajar bahasa.

Kesimpulannya, kemampuan memerankan tokoh drama harus dapat

ditunjang dengan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan kemampaun siswa

dalam berbahasa. Kemampuan siswa dalam berbahasa sangat penting saat

melakukan dialog atau percakapan.

20

2. Perkembangan Moral

Teori perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya

Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku moral bukan hasil sosialisasi atau

pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan dengan nilai

kebudayaan semata-mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas spontan

yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi social anak dan lingkungannya,

Kurnia, dkk, dalam bukunya Perkembangan Belajar Peserta Didik (2007:3-23).

Pada sikap dan perilaku moral tersirat nilai-nilai yang dianut berkaitan

dengan nilai mengenai sesuatu yang dikatakan baik dan benar, patut dan

seharusnya terjadi. Ada nilai-nilai yang perlu dipertahankan, ada yang diasimilasi

ke arah kemajuan atau perubahan progresif. Dalam hal ini, guru perlu menjadikan

siswa tidak hanya cerdas dan pandai, tetapi juga siswa mampu bersosialisasi

dengan baik. Materi memerankan tokoh drama dapat membantu siswa dalam hal

yang positif, siswa dilatih untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan

baik.Selain itu, melalui materi ini siswa bisa lebih memahami karakter atau watak

yang harus ditiru. Mereka akan mampu mengidentifikasi setiap karakter yang

harus diperankan.

3. Kemampuan sosial

Siswa adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, siswa

membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang

utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap siswa dapat berubah karena

interaksi dan saling pengaruh antar sesama siswa dan orang dewasa lainnya.Salah

satu hal yang sangat penting dalam pekembangan sosial adalah pentingnya

21

pengalaman sosial awal bagi perkembangan dan perilaku sosial sekarang dan

selanjutnya pada masa remaja dan dewasa. Anak yang lebih memilih berinteraksi

dengan manusia akan mengembangkan keterampilan atau kemampuan sosial yang

lebih baik daripada anak yang bermain sendiri dengan benda dan alat

permainannya.

Siswa yang memiliki pengalaman sosial yang baik cenderung lebih aktif

dalam kegiatan kelompok sosialnya. Selain itu, siswa juga dapat menunjukkan

sikap positif terhadap diri sendiri. Sikap sosial yang terbentuk akan sulit diubah

dibandingkan dengan perilaku sosialnya. Keberhasilan siswa dalam

perkembangan sosial ditunjukkan melalui kemampuannya untuk melakukan

penyesuaian sosial. Yang dimaksud dengan penyesuian sosial yaitu keberhasilan

anak dalam menyesuaikan diri terhadap orang lain dalam pergaulan hidup sehari-

hari.

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang

sesuai dengan tuntutan sosial. Untuk memperoleh perkembangan sosial yang

optimal, siswa perlu melakukan sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu proses belajar

bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial sesuai sehingga mampu

hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Kegiatan sosialisasi dapat

dilakukan melalui belajar berperilaku, memainkan peran sosial, dan sikap sosial

yang dapat diterima orang lain.

Memainkan peran sosial dapat diimplementasikan dalam materi

memerankan tokoh drama. Siswa dapat memerankan peran yang sesuai ataupun

yang tidak sesuai dengan perilakunya dalam kehidupan nyata. Contohnya, dalam

22

kehidupan nyata siswa yang pendiam, kemudian oleh guru diberikan peran yang

lebih aktif. Dengan sendirinya siswa itu akan belajar berperilaku seperti peran

yang ia perankan.

Kemampuan siswa memerankan tokoh drama dapat menumbuhkan sikap

sosial terhadap lingkungan. Sikap sosial siswa dalam lingkungan dapat

ditunjukkan dengan kemampuan siswa berinteraksi, berkomunikasi, memiliki

kepedulian, dan peran serta siswa.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah dijelaskan, maka dapat

dipahami hal tersebut dapat berpengaruh dalam keefektifan belajar siswa,

khususnya saat siswa memerankan tokoh drama. Belajar yang efektif dapat

diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Lebih lanjut, Slameto (2010:73)

mengungkapkan bahwa kecakapan dan ketangkasan belajar siswa berbeda secara

individual. Sangatlah penting bagi guru dalam membantu siswa memberi

petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien.