BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
Transcript of BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
1
47
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dalam rangka mengamati sejauh mana kemampuan
siswa memerankan tokoh drama di kelas V MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota
Gorontalo tahun ajaran 2012/2013,juga untuk mengamati peran guru dalam materi
ini. Untuk mengamati kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama,
peneliti menggunakan instrument penelitian berupa format pedoman wawancara
dan observasi disertai juga format observasi penilaian.
Pada penelitian awal yang dilakukan, peneliti menyerahkan surat ijin
penelitian dan rekomendasi dari kampus kepada pihak sekolah, tujuannya agar
peneliti mendapat ijin melakukan penelitian. Setelah memperoleh ijin oleh pihak
sekolah, maka peneliti pun melakukan observasi awal di kelas V yang akan
djadikan objek penelitian. Observasi awal ini untuk mengetahui jumlah siswa dan
mengamati keadaan siswa kelas V.
A. Hasil Observasi
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti melakukan observasi saat proses
pembelajaran berlangsung. Agar tidak mengganggu konsentrasi siswa saat proses
pembelajaran peneliti duduk di belakang. Peneliti melakukan pengamatan
terhadap upaya guru dalam materi memerankan tokoh drama dan mengamati juga
keadaan siswa dalam menerima materi tersebut. Pengamatan yang dilakukan
peneliti sesuai dengan format yang telah disiapkan. Akan tetapi, hasil dari
2
observasi yang dilakukan saat itu belum optimal, karena saat memerankan tokoh
drama siswa yang tampil hanya empat orang atau perwakilan.
Untuk memperoleh kemampuan maksimal dari keseluruhan siswa dalam
memerankan tokoh drama, peneliti berkomunikasi dengan guru bidang studi dan
kepala sekolah, untuk pertemuan berikut peneliti mengajarkan materi
memerankan tokoh drama. Pada kesempatan yang sama peneliti juga melakukan
observasi langsung tentang hasil kemampuan siswa memerankan tokoh drama.
Saat mengajar peneliti menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah disiapkan oleh guru bidang studi bahasa Indonesia.
Dalam observasi yang peneliti lakukan melalui materi memerankan tokoh
drama, Selain dari aspek kemampuan memerankan, ekspersi dan penghayatan.
Memerankan tokoh drama memiliki karakter yang dapat membantu siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan dan kebangsaan, semuanya terwujud dalam pikiran, sikap perasaan,
perkataan, dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma. Nilai-nilai karakter
yang dimaksud seperti yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), seperti: nilai karakter dapat dipercaya, rasa hormat, perhatian, tanggung
jawab, berani, ketulusan dan saling menghargai.
Hubungan nilai-nilai karakter dengan materi memerankan tokoh drama,
siswa lebih percaya terhadap kemampuan yang dimiliki dirinya sendiri; memiliki
rasa hormat terhadap orang lain, artinya siswa respek terhadap siswa lain yang
mempunyai peran yang berbeda; bertanggung jawab yang dapat ditunjukkan
3
melalui sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas, dimana siswa yang telah
menerima peran haruslah mampu memerankannya; siswa lebih berani dalam
mengungkapkan pendapat, ide atau gagasan, dan mengekspresikan dirinya; nilai
karakter saling menghargai dapat ditunjukkan siswa melalui sikap memberikan
respek atau hormat terhadap siswa lain saat memerankan tokoh drama.
B. Hasil Wawancara
Selanjutnya, penelitian dilanjutkan dengan mewawancarai guru dan siswa.
Terlebih dahulu peneliti mewawancarai guru bidang studi, dalam wawancara ini
peneliti menanyakan sepuluh pertanyaan yang berhubungan dengan materi
memerankan tokoh drama. Adapun daftar pertanyaan dan hasil wawancara yang
diperoleh dari guru adalah sebagai berikut: pertanyaan 1)Bagaimana respon siswa
anda jika ada pembelajaran drama? kemudian guru menjawab: awalnya materi ini
hanya dijelaskan secara teori, jadi siswa merasa bosan dan tidak tertarik. Akan
tetapi, saat materi ini saya minta mereka untuk memerankan tokoh yang ada
dalam drama, mereka memperlihatkan sikap senang dan antusias; Pertanyaan
berikut 2)Apa kendala yang anda temui saat mengajarkan materi memerankan
tokoh drama? gurunya menJawab: kendala yang saya temui, diantaranya masih
kurangnya keberanian siswa untuk tampil di depan, rendahnya kemampuan siswa
dalam berkomunikasi secara lisan; Selanjutnya pertanyaan 3)Langkah apa yang
anda lakukan untuk pembelajaran drama terutama materi memerankan tokoh
drama? guru menjawab: awalnya materi ini hanya dijelaskan secara teori tanpa
meminta siswa untuk memerankannya. Akan tetapi, indikator dan tujuan
pembelajaran tidak dapat tercapai. Solusinya, dengan meminta siswa untuk
4
memeran tokoh drama, sehingga indikator dan tujuan pembelajaran bisa tercapai;
pertanyaan 4)Apakah siswa anda mampu memerankan tokoh drama? selanjutnya
guru menjawab: mulanya saya ragu, selanjutnya dengan latihan dan pemantapan
akhirnya mereka menunjukkan kemampuan dalam memerankan tokoh drama. Tak
bisa dipungkiri juga dalam memerankan tokoh drama banyak kendala yang
dihadapi terutama cara mereka berdialog, intonasi, ekspresi, emosi, dan
penghayatan/penjiwaan; pertanyaan berikut 5)Bagaimana siswa anda menjiwai
peran tokoh yang dimainkan? Selanjutnya guru menjawab: penjiwaan atau
penghayatan merupakan faktor penting dalam sebuah drama. Drama akan terlihat
nyata apabila penjiwaan atau penghayatan dalam memerankan tokoh drama dapat
diperankan dengan baik. Cara mereka dalam menjiwai peran, yaitu harus
menentukan watak dari tokoh, apakah tokoh tersebut antagonis atau protagonist;
pertanyaan 6)Apakah siswa anda mampu melafalkan kalimat dengan baik saat
memerankan tokoh drama? berikut jawaban guru: ya, mereka mempunyai
kemampuan dalam melafalkan kalimat. Akan tetapi, kemampuan ini hanya bisa
dilakukan oleh siswa sebanyak 42,11%. Mengapa demikian, karena mereka yang
lain mengalami kendala dengan penghafalan; kemudian pertanyaan berikut
7)Apakah mimik wajah siswa anda sesuai dengan tokoh drama yang diperankan?
Jawab guru: bisa dikatakan mereka mampu mengekspresikan tokoh yang
diperankan, kemampuan ini dimiliki oleh siswa sebanyak 52,63%. Sedikit kendala
yang mereka hadapi saat mengekspresikan tokoh yang diperankan adalah ketika
mereka harus mengekspresikan tokoh yang sedang menangis; pertanyaan
8)Apakah siswa anda mampu menirukan intonasi suara sesuai dengan
5
percakapann dalam dialog? Guru menjawab: untuk intonasi dalam memerankan
tokoh drama, siswa memiliki kemampuan dengan level 60% sampai 70%;
selanjutnya pertanyaan berikut yang peneliti ajukan 9)Apakah siswa anda
menggunakan kostum yang sesuai dengan tokoh drama? dan guru menjawab: nah,
untuk kostum mereka tetap menggunakan pakaian seragam sekolah. Nanti untuk
kedepannya, saya akan mengusahakan mereka menggunakan kostum yang sesuai
dengan tokoh drama. karena hal ini, harus mendapat ijin dari kepala
madrasah/sekolah; pertanyaan terakhir yang diajukan peneliti adalah 10)Dalam
memerankan tokoh drama pasti membutuhkan alokasi waktu yang tidak sedikit.
Apakah alokasi waktu anda cukup untuk materi memerankan tokoh drama?
jawaban guru: upaya yang saya lakukan untuk itu, saya harus memilih dan
menentukan cerita drama yang sesuai dengan alokasi waktu. Saya hanya memilih
cerita drama yang dialognya tidak terlalu banyak untuk diperankan, begitu juga
dengan adegan yang ada dalam drama tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti berkesimpulan bahwa
kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama pada umumnya siswa
memiliki kemampuan dalam memerankan tokoh drama. Namun dalam beberapa
aspek masih perlu perhatian dan bimbingan dari guru.
Selanjutnya wawancara dilakukan dengan siswa. Pada kesempatan ini,
peneliti menanyakan delapan pertanyaan yang berhubungan dengan materi
memerankan tokoh drama. Peneliti melakukan wawancara dengan sepuluh orang
siswa. Diantaranya, wawancara dilakukan dengan siswa bernama Nurahmad
Mufadol. Pertanyaan 1) Apakah kamu suka dengan pelajaran bahasa Indonesia?
6
Alasannya! Jawab: ya, saya suka; selanjutnya pertanyaan 2)Apakah kamu
menyenangi guru mata pelajarannya? Jawab: ya, karena gurunya baik; pertanyaan
3)Materi apa yang kamu sukai saat pembelajaran bahasa Indonseia? Jawab: saya
suka membaca puisi, menulis karangan; berikut pertanyaan 4)Bagaimana dengan
materi memerankan tokoh drama? Jawab: senang juga, karena saya bisa belajar
acting; pertanyaan 5)Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan saat memerankan
tokoh drama? Jawab: hal-hal yang perlu diperhatikan seperti harus memahami isi
teks drama, intonasi, mimic dan penghayatan; berikutnya pertanyaan 6)Salah satu
unsur yang ada dalam drama adalah peran atau pemain. Menurutmu, peran apa
saja yang ada dalam drama! Jawab : peran utama, peran pembantu atau pelengkap,
antagonis, protagonist; pertanyaan berikut 7)Saat memerankan tokoh drama,
apakah kamu mampu dalam menghayati isi drama? Jawab: ya; berikut pertanyaan
terakhir dari peneliti 8)Menurutmu, sulit atau mudah saat memerankan tokoh
drama! Jawab : saya tidak mengalami kesulitan yang berarti.
Dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa dalam memerankan tokoh drama dari beberapa aspek yang
menjadi pengamatan, siswa telah mampu memerankannya. Pada aspek
penghayatan peran yang diberikan, siswa masih mengalami kesulitan. Hasil dari
wawancara antara guru dan siswa dapat dijadikan data yang konkrit oleh peneliti.
C. Hasil Tes Perbuatan
Pada penelitian ini, untuk mengukur kemampuan siswa peneliti
menggunakan instrument penilaian dalam bentuk tes perbuatan. Adapun indikator
yang menjadi tolok ukur pada tes perbuatan yaitu kemampuan memerankan,
7
ekspresi atau mimic, dan penghayatan isi drama. Dari tes yang dilakukan
diperoleh hasil yang cukup baik, yaitu dari 19 siswa, 13 atau 68,42% sudah
mampu memerankan tokoh drama dan 6 siswa atau 31,58% tidak mampu. Untuk
lebih rincinya terdapat pada tabel 4.
D. Hasil Dokumentasi
Untuk mendukung hasil penelitian, peneliti menggunakan dokumentasi
dalam bentuk video rekaman siswa saat memerankan tokoh drama. Selain itu,
peneliti juga menggunakan foto sebagai bukti dalam penelitian deskriptif ini.
Video rekaman dan foto yang dibuat peneliti lebih fokus pada siswa dalam
menggambarkan kemampuan siswa saat memerankan tokoh drama.
4.1.1 Temuan Umum
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, maka gambaran umum
yang dapat peneliti uraikan adalah guru dan peneliti telah berupaya untuk
memaksimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan metode atau strategi
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Untuk materi memerankan tokoh
drama di kelas V, metode yang digunakan adalah bermain peran. Metode ini
untuk mengukur kemampuan siswa sesuai dengan indikator yang ingin dicapai.
Adapun hasil observasi terhadap siswa kelas V dari materi memerankan tokoh
drama, mereka menunjukkan sikap senang, antusias, dan aktif. Akan tetapi, masih
ada juga siswa yang malu dan kaku serta malas dalam memerankan drama.
Selain itu, melalui wawancara yang peneliti lakukan dengan guru yang
bersangkutan dan siswa kelas V, maka hasilnya adalah peneliti dapat
mengumpulkan data serta informasi penting yang dapat menjelaskan kemampuan
8
siswa kelas V dalam memerankan tokoh drama. Untuk mendukung hasil
wawancara dan observasi tersbut, maka peneliti pun menggunakan instrument
penilaian melalui tes perbuatan atau unjuk kerja sesuai dengan indikator yang
harus dicapai dalam materi memerankan tokoh drama.
Dalam kemampuan siswa memerankan tokoh drama ada 2 (dua) faktor
yang sangat penting dan dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
memerankan tokoh drama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal atau faktor yang berasal dari diri sendiri diantaranya kemampuan, minat
dan bakat, serta emosi.Sedangkan untuk faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi kemampuan siswa memerankan tokoh drama yaitu kemampuan
berbahasa, perkembangaan moral, dan kemampuan sosial.
4.1.2 Temuan Khusus
Temuan khusus dari hasil penelitian yang dilakukan di kelas V
MI Al-Anshar Hulonthalangi berdasarkan wawancara, observasi langsung dalam
proses pembelajaran, ataupun melalui penilaian kemampuan dalam memerankan
tokoh drama, diperoleh hasil yang baik. Hasil yang baik ditunjukkan dengan
keadaan siswa lebih aktif, antusias, termotivasi, dan merasa senang dengan materi
memerankan tokoh drama. Kendati demikian, dalam memerankan tokoh drama
masih terdapat kekurangan terutama latar tempat dan property atau kostum yang
digunakan belum sesuai dengan isi yang ada dalam drama. Dalam memerankan
tokoh drama yang menjadi tujuan utama adalah kompetensi atau kemampuan
berbicara yang ditunjukkan melalui cara mereka berdialog. Dari jumlah 19 siswa,
13 siswa atau 68,42 % diantaranya telah memiliki kemampuan dalam
9
memerankan tokoh drama dan yang tidak mampu ada 6 siswa atau 31,58%. Akan
tetapi, dari hasil observasi kesulitan yang dialami siswa ada pada aspek
penghayatan. Siswa masih belum optimal dalam menghayati isi drama, hal itu
terjadi karena waktu yang diberikan pada siswa untuk memahami isi drama
sangatlah singkat. Seperti yang dijelaskan pada langkah-langakah mementaskan
drama, siswa harus diberikan waktu untuk latihan secara berulang-ulang.
Kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat dilihat secara
rinci pada tabel 4. di bawah ini.
No
Nama Siswa
Aspek yang diamati
Jmlh Skor
Persen- Tase
%
Ket Kemampuan
memerankan Ekspresi/mimic
Penghayatan
isi cerita
M KM TM M KM TM M KM TM
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1 Firmansyah R. Azhar √ √ √ 6 66,66 KM
2 Jefri Mohamad √ √ √ 8 88,88 M
3 Ilham Mardjun √ √ √ 6 66,66 KM
4 Ikbal Moko √ √ √ 9 88,88 M
5 Moh. Ikhwan √ √ √ 7 77,77 M
6 Moh. Ikhsan √ √ √ 3 33,33 TM
7 Moh. Ikhsan Husain √ √ √ 8 88,88 M
8 Moh. Nawar Bakari √ √ √ 6 77,77 KM
9 Nurahmad Mufadol √ √ √ 9 100 M
10 Rahmat Mudin √ √ √ 7 77,77 M
11 Wahyu G. Lamala √ √ √ 8 88,88 M
12 Zainal Sorongan √ √ √ 3 33,33 TM
13 Dea Agustina √ √ √ 7 77,77 M
14 Fadlun Nusi √ √ √ 9 100 M
15 Nabila F. Mohamad √ √ √ 8 88,88 M
16 Nirwana Gobel √ √ √ 8 88,88 M
17 Safira Gobel √ √ √ 9 100 M
18 Siti M. Garusu √ √ √ 8 88,88 M
19 Samsia Daud √ √ √ 6 66,66 KM
Jumlah 12 5 2 11 6 2 4 13 2
Presentase 63,
16
26,
31%
10,
52%
57,
89%
31,
58%
10,
53%
21,
05%
68,
42%
10,
53%
Keterangan : Mampu : 13 orang Tidak Mampu : 2 orang
Kurang Mampu : 4 orang
10
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap
siswa kelas V, maka kemampuan siswa dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Firmansyah Rifai Azhar
Saat proses pembelajaran berlangsung siswa ini terlihat diam, tidak terlalu
memperhatikan penjelasan guru. Kemampuan yang dimilikinya dikategorikan
kurang mampu dengan perolehan nilai 66.66. Kekurangmampuan siswa ini
dipengaruhi kemampuan sosialnya, dimana dalam bergaul siswa ini terlihat
pasif.
2. Jefri Mohamad
Siswa ini adalah siswa pindahan dari Paguyaman. Akan tetapi, kemampuan
yang dimilki siswa ini tidak terlalu buruk. Terbukti dengan hasil yang ia
dapatkan dari materi memerankan tokoh drama adalah 88,88, bisa dikatakan
siswa ini mampu. Akan tetapi, dari aspek penghayatan siswa ini masih kurang
mampu.
3. Ilham Mardjun
Siswa ini juga merupakan siswa pindahan.Saat proses pembelajaran
berlangsung siswa ini terlalu banyak main. Dia tidak sepenuhnya
memperhatikan apa yang disampaikan oleh gurunya. Dalam memerankan
tokoh drama, siswa ini bisa dikatakan tidak mampu, dapat terlihat dari hasil
perolehan nilainya yaitu 66,66. Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa
ini adalah perkembangan moralnya.
11
4. Ikbal Moko
Siswa ini adalah salah satu siswa favorit yang ada di kelas V. Siswa ini
anaknya baik, penurut, cukup aktif di kelas, dan dia juga ketua kelas.
Kemampuannnya dalam memerankan tokoh drama juga baik, dia dapat
memperoleh nilai 88,88 dan dapat dikategorikan mampu, walaupun siswa ini
masih kurang mampu dalam menghayati isi drama.
5. Moh. Ikhwan
Siswa ini merupakan salah satu siswa yang memperoleh nilai 77,77. Dari hasil
yang diperoleh siswa ini dapat dikategorikan mampu. Saat proses
pembelajaran siswa ini cukup serius dan memperhatikan penjelasan guru. Dari
kemampuan sosialnya siswa ini disenangi teman-temannya.
6. Moh. Ikhsan
Siswa ini adalah saudara kembar dari Moh.Ikhwan.Akan tetapi, mereka
memiliki sikap yang berbeda, siswa ini bersikap tak perduli terhadap guru
yang sedang mengajar dan siswa ini sering bertengkar dengan teman. Selain
itu, siswa ini lebih suka bermain dan sering tidak hadir. Dalam kemampuan
memerankan tokoh drama siswa ini hanya memperoleh nilai 33,33.
Rendahnya kemampuan siswa ini dipengaruhi oleh kurangnya minat belajar
dalam belajar.
7. Moh. Ikhsan Husain
Dalam memerankan tokoh drama siswa ini memperoleh nilai 88,88. Dengan
demikian, siswa ini dikategorikan mampu dalam memerankan tokoh drama.
Kekurangan yang dimiliki siswa ini dalam materi memerankan tokoh drama
12
terdapat pada aspek penghayatan isi cerita. Selama proses pembelajaran
berlangsung siswa ini terlihat sangat memperhatikan apa yang dijelaskan guru.
8. Moh. Nawar Bakari
Dari hasil yang diperoleh saat memerankan tokoh drama siswa ini dapat
dikategorikan mampu, dengan perolehan nilai 77,77. Kendala yang ia miliki
saat memerankan tokoh drama, siswa ini masih terilhat gugup dan malu,
sehingga berdampak pada intonasi dan pelafalan yang kurang jelas, selain itu
siswa ini juga masih kurang mampu dalam menghayati isi cerita.
9. Nurahmad Mufadol
Salah satu siswa yang hiper aktif di kelas adalah siswa ini. Disetiap proses
pembelajaran anak ini sangat aktif, dan siswa ini juga sangat memberikan
respon saat guru bertanya. Salah satu kemampuan yang dimiliki siswa ini
terlihat saat memerankan tokoh drama. Ia mempunyai kemampuan dalam
memerankan, berekspresi dan juga menghayati perannya. Nilai yang diperoleh
adalah 100, dan dapat dikategorikan mampu. Siswa ini juga merupakan salah
satu siswa berprestasi yang ada di MI Al-Anshar Hulonthalangi Kota
Gorontalo. Kemampuan berbahasanya juga cukup baik dan siswa ini juga
mempunyai keinginan untuk jadi actor.
10. Rahmat Mudin
Salah satu siswa pindahan adalah siswa ini.Awalnya siswa ini duduk di kelas
empat sangat pendiam. Setelah naik ke kelas lima siswa ini banyak berubah
terutama dalam sikap dan perilaku. Akan tetapi, saat memerankan tokoh
drama siswa ini terlihat antusias, terlihat dari nilai yang diperoleh yaitu 77,77.
13
Nilai ini dapat dikategorikan mampu, walaupun dalam penghayatan siswa ini
masih mengalami kesulitan.
11. Wahyu G. Lamala
Nilai yang diperoleh siswa ini saat memerankan tokoh drama adalah 88,88.
Dari nilai yang diperoleh siswa ini dikategorikan mampu.Kemampuan siswa
saat memerankan tokoh drama terlihat dari kemampuannya saat memerankan
tokoh yang diperankan dan ekspresi atau mimik yang tepat.Dari komunikasi
yang terjalin dengan teman-temannya sangat baik.
12. Zainal Sorongan
Usia siswa ini sudah hampir 14 tahun.Siswa ini di kelas IV pernah tidak naik
kelas, di kelas V juga demikian, siswa ini adalah siswa yang tidak bisa naik ke
kelas VI pada tahun ajaran 2011-2012. Adapun nilai yang diperoleh dari
materi memerankan tokoh drama ini hanya 33,33, dengan demikian siswa ini
dikategorikan tidak mampu dalam memerankan tokoh drama.Siswa ini
terlihat. Siswa ini bisa dikatakan anak berkebutuhan khusus, karena siswa ini
mampu membaca, akan tetapi tidak mampu dalam menulis. Apa yang ia baca,
sulit ia tuangkan dalam bentuk tulisan.
13. Dea Agustina
Dalam memerankan tokoh drama siswa ini dikategorikan mampu dengan
perolehan nilai 77,77. Siswa ini sangat komunikatif dan sering berbahasa
Indonesia yang baik, karena ia pindahan dari Jakarta. Saat memerankan tokoh
drama, dari lafal atau pengucapan anak ini mampu, kesulitan yang ia temui
ada pada ekspresi atau mimik. dan penghayatan.
14
14. Fadlun Nusi
Siswa ini sangat baik, rajin, pandai dan selalu datang lebih awal dibanding
teman-teman sekelasnya.Selan itu, siswa ini adalah juara kelas pada semester
ganjil.Dalam memerankan tokoh drama siswa ini mendapat nilai 100, artinya
siswa ini dikategorikan mampu dalam memerankan tokoh drama.Walaupun
dari hasil wawancara siswa ini mengatakan dia sedikit kesulitan dalam
menghafal dialog.
15. Nabila Farha Mohamad
Prestasi siswa ini juga sangat bagus dikelasnya. Siswa ini selalu mendapat
juara, dari kelas satu siswa ini juara dua dan sekarang di kelas lima pada
semester ganjil memperoleh juara tiga. Saat proses pembelajaran berlangsung,
peneliti juga mengamati kemampuannya. Dia mampu berinteraksi dengan
baik, serta mampu dalam memerankan tokoh drama. Nilai yang diperolehnya
adalah 88,88. Siswa ini sedikit kesulitan dalam penghayatan atau penjiwaan.
16. Nirwana Gobel
Dalam memerankan tokoh drama, kemampuan siswa ini ditunjukkan dengan
ekspresi atau mimik yang tepat dan intonasi serta pelafalan yang baik. Akan
tetapi, kesulitan yang ia temui ada pada penghayatan. Nilai yang diperoleh
siswa ini 88,88 dengan kategori mampu. Adapun hal negatif dari anak ini
ditunjukkan dengan seringnya ia datang terlambat ke sekolah. Setelah
dikonfirmasi keterlambatannya karena anak ini harus menunggu saudaranya
yang lain untuk berangkat ke sekolah bersama-sama. Siswa ini mempunyai
empat bersaudara yang kesemuanya bersekolah di MI Al-Anshar
15
Hulonthalangi Kota Gorontalo. Anak ini sangat baik dan sopan dalam
pergaulannya.
17. Safira Gobel
Siswa ini adalah adik dari Nirwana Gobel, tetapi mereka bukan saudara
kembar seperti Moh.Ikhwan dan Moh.Ikhsan. Keduanya memiliki
kemampuan akademik. Kakak beradik ini saling bersaing dalam meraih
prestasi. Menurutnya, kakaknya lebih unggul saaat pelajaran matematika.
Kemampuan siswa ini dapat dilihat dengan perolehan nilai saat memerankan
tokoh drama yaitu nilai 100. Jadi, kemampuan siswa ini dapat dikategorikan
mampu saat memerankan tokoh drama dibanding kakaknya. Siswa ini juga
mempunyai kemampuan sosial yang baik saat bergaul.
18. Siti Magfirah Garusu
Dari hasil observasi, siswa ini sangat pendiam, dia tidak terlalu banyak
berbicara. Akan tetapi, saat memerankan tokoh drama siswa ini mampu
meraih nilai 88,88 dan dapat dikategorikan mampu. Siswa ini juga merupakan
siswa yang rajin datang ke sekolah. Kesulitan siswa ini juga pada aspek
penghayatan.
19. Samsia Daud
Siswa ini cukup pendiam di kelas.Saat guru menjelaskan siswa ini seperti
menghayal.Dia terlihat memperhatikan penjelasan guru.Akan tetapi, saat guru
memberikan pertanyaan siswa ini tak mampu menjawab. Setelah dilakukan
observasi terhadap siswa ini, informasi yang diperoleh siswa ini kurang
mendapat perhatian di rumahnya, karena ia hanya tinggal bersama neneknya
16
yang sudah renta. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kegiatan belajarnya.
Dapat terlihat dari nilai yang diperoleh saat memerankan tokoh drama yaitu
66,66. Siswa ini dikategorikan kurang mampu.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri. Berikut akan dijelaskan beberapa faktor internal yang mempengaruhi
siswa dalam belajar, khususnya saat materi memerankan tokoh drama.
a) Kemampuan Siswa
Dalam memerankan tokoh drama aspek yang paling penting ialah
berbicara, siswa harus dapat berkomunikasi dengan baik. Dalam memerankan
tokoh drama siswa harus mempunyai kompetensi kebahasaan yang memadai serta
unsur-unsur yang menjadi syarat agar proses kemampuan siswa dalam
memerankan tokoh drama dapat lancar, baik dan benar. Kompetensi tersebut
diantaranya adalah lafal, intonasi, ejaan, mimik/ekspresi, dan sebagainya. Dengan
memerankan tokoh drama memberikan kemungkinan kepada para siswa
untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya yang tak dapat mereka kenali tanpa
bercermin kepada orang lain. Kendati demikian, materi memerankan tokoh drama
tidaklah mudah, dalam hal ini guru harus lebih kreatif, terutama dalam memilih
materi drama, serta memilih peran untuk siswa, hendaklah disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa. Kemampuan memerankan tokoh drama dapat
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar, dapat memungkinkan terjadinya
17
interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif
diantara anggota kelompok.
b) Minat dan Bakat Siswa
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan serta diikuti dengan perasaan senang (Slameto,
2010:57). Minat merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar. Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor
bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik
minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa. Dan sebaliknya, bahan pelajaran
yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Dan
materi drama diharapkan mampu membangkitkan minat siswa dalam belajar.
Apabila dalam diri siswa sudah ada bakat yang dimiliki tentunya hal
tersebut dapat meningkatkan minat dalam diri siswa. Karena dengan bakat yang
ada, siswa tidak akan merasa terpaksa dalam melakukan sesuatu kegiatan. Begitu
pula dalam belajar siswa tentu tidak akan merasa terpaksa.
Kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dapat menggali minat
dan bakat siswa yang terpendam. Mereka dapat mengekspresikan dan
mengaktualisasikan potensi yang ada dalam diri mereka. Selain itu, melalui materi
memerankan tokoh drama diharapkan muncul kreativitas, daya pikir dan daya
khayal dari siswa. Disamping itu, siswa juga diharapkan mampu menikmati dan
memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
18
c) Emosi
Pembelajaran drama mempunyai peran yang cukup penting untuk melatih
siswa dalam mengasah sisi-sisi kemampuan berekspresi dalam bidang seni.
Terlebih lagi dalam aspek memerankan suatu tokoh drama, dengan kemampuan
memerankan tokoh drama, siswa akan dapat mengasah mental dan emosi mereka.
Selain itu dengan memerankan suatu tokoh drama, siswa akan dapat menyelami
berbagai karakter dari berbagai tokoh dalam drama yang diperankannya. Dengan
begitu, siswa akan terlatih untuk dapat terus mengaktualisasikan diri di dalam
lingkungannya.
Salah satu faktor pendukung dalam memerankan tokoh drama adalah
emosi. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat
ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang,
ataupun takut terhadap sesuatu. Emosi dalam memerankan tokoh drama
diperlukan untuk memberikan ekspresi yang nyata terhadap suatu peran.
4.2.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa terutama
dalam materi memerankan tokoh drama, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bahasa
Karena bahasa digunakan sebagai alat atau media komunikasi dengan
sesama manusia, maka perkembangan kemampuan berbahasa turut mempengaruhi
penyesuaian sosial dan pribadi siswa. Dengan dapat berbahasa khususnya
berbicara, maka siswa dapat mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya,
mendapat perhatian dari orang lain, menjalin hubungan sosial sekaligus penilaian
19
sosial dari orang lain, dapat menilai diri sendiri berdasarkan masukan atau
penilaian orang lain terhadap dirinya, serta mempengaruhi perasaan, pikiran dan
perilaku orang lain.
Perkembangan kemampuan atau keterampilan bahasa erat kaitannya
dengan perkembangan kemampuan berpikir seseorang. Komunikasi berarti
pertukaran pikiran dan perasaan. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, maka
siswa harus menggunakan bahasa yang bermakna bagi orang yang diajak
berkomunikasi. Sebaliknya, siswa pun harus memahami bahasa yang digunakan
orang lain. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan berbahasa yang jelas dan
dapat dipahami oleh orang lain. Pikiran dan perasaan yang ingin diungkapkan,
diekspresikan dengan menggunakan bahasa sebagai sarananya. Berbicara juga
berkenaan dengan pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau dibicarakan.
Apabila siswa tidak dapat menggunakan bahasa dengan baik dan jelas, maka ia
akan mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang dipikir dan dirasakannya.
Demikian juga, apabila pikiran siswa kacau, maka bahasa yang digunakan juga
kacau. Belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa secara lisan, tulisan,
maupun isyarat merupakan suatu proses yang panjang dan rumit. Kegiatan belajar
bahasa ini akan efektif apabila siswa siap atau matang untuk belajar bahasa.
Kesimpulannya, kemampuan memerankan tokoh drama harus dapat
ditunjang dengan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan kemampaun siswa
dalam berbahasa. Kemampuan siswa dalam berbahasa sangat penting saat
melakukan dialog atau percakapan.
20
2. Perkembangan Moral
Teori perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg seperti halnya
Piaget menunjukkan bahwa sikap dan perilaku moral bukan hasil sosialisasi atau
pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan dengan nilai
kebudayaan semata-mata. Tetapi juga terjadi sebagai akibat dari aktivitas spontan
yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi social anak dan lingkungannya,
Kurnia, dkk, dalam bukunya Perkembangan Belajar Peserta Didik (2007:3-23).
Pada sikap dan perilaku moral tersirat nilai-nilai yang dianut berkaitan
dengan nilai mengenai sesuatu yang dikatakan baik dan benar, patut dan
seharusnya terjadi. Ada nilai-nilai yang perlu dipertahankan, ada yang diasimilasi
ke arah kemajuan atau perubahan progresif. Dalam hal ini, guru perlu menjadikan
siswa tidak hanya cerdas dan pandai, tetapi juga siswa mampu bersosialisasi
dengan baik. Materi memerankan tokoh drama dapat membantu siswa dalam hal
yang positif, siswa dilatih untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
baik.Selain itu, melalui materi ini siswa bisa lebih memahami karakter atau watak
yang harus ditiru. Mereka akan mampu mengidentifikasi setiap karakter yang
harus diperankan.
3. Kemampuan sosial
Siswa adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, siswa
membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuh kembang menjadi manusia yang
utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap siswa dapat berubah karena
interaksi dan saling pengaruh antar sesama siswa dan orang dewasa lainnya.Salah
satu hal yang sangat penting dalam pekembangan sosial adalah pentingnya
21
pengalaman sosial awal bagi perkembangan dan perilaku sosial sekarang dan
selanjutnya pada masa remaja dan dewasa. Anak yang lebih memilih berinteraksi
dengan manusia akan mengembangkan keterampilan atau kemampuan sosial yang
lebih baik daripada anak yang bermain sendiri dengan benda dan alat
permainannya.
Siswa yang memiliki pengalaman sosial yang baik cenderung lebih aktif
dalam kegiatan kelompok sosialnya. Selain itu, siswa juga dapat menunjukkan
sikap positif terhadap diri sendiri. Sikap sosial yang terbentuk akan sulit diubah
dibandingkan dengan perilaku sosialnya. Keberhasilan siswa dalam
perkembangan sosial ditunjukkan melalui kemampuannya untuk melakukan
penyesuaian sosial. Yang dimaksud dengan penyesuian sosial yaitu keberhasilan
anak dalam menyesuaikan diri terhadap orang lain dalam pergaulan hidup sehari-
hari.
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial. Untuk memperoleh perkembangan sosial yang
optimal, siswa perlu melakukan sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu proses belajar
bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial sesuai sehingga mampu
hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Kegiatan sosialisasi dapat
dilakukan melalui belajar berperilaku, memainkan peran sosial, dan sikap sosial
yang dapat diterima orang lain.
Memainkan peran sosial dapat diimplementasikan dalam materi
memerankan tokoh drama. Siswa dapat memerankan peran yang sesuai ataupun
yang tidak sesuai dengan perilakunya dalam kehidupan nyata. Contohnya, dalam
22
kehidupan nyata siswa yang pendiam, kemudian oleh guru diberikan peran yang
lebih aktif. Dengan sendirinya siswa itu akan belajar berperilaku seperti peran
yang ia perankan.
Kemampuan siswa memerankan tokoh drama dapat menumbuhkan sikap
sosial terhadap lingkungan. Sikap sosial siswa dalam lingkungan dapat
ditunjukkan dengan kemampuan siswa berinteraksi, berkomunikasi, memiliki
kepedulian, dan peran serta siswa.
Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah dijelaskan, maka dapat
dipahami hal tersebut dapat berpengaruh dalam keefektifan belajar siswa,
khususnya saat siswa memerankan tokoh drama. Belajar yang efektif dapat
diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Lebih lanjut, Slameto (2010:73)
mengungkapkan bahwa kecakapan dan ketangkasan belajar siswa berbeda secara
individual. Sangatlah penting bagi guru dalam membantu siswa memberi
petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien.