BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah...

16
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI PONDOK PESANTREN LANGITAN OLEH KH. ABDULLAH FAQIH A. Peran KH. Abdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok Pesantren Langitan Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Langitan, KH. Abdullah Faqih memiliki kesibukan yang luar biasa. Selain pengajar, beliau juga seorang pendidik. Di sinilah tampak peran KH. Abdullah Faqih dalam membentuk moral santrinya. Dalam hal ini beliau mendidik santri meliputi sholat jama’ah, wirid, akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam mengajar dan mendidik santrinya, beliau termasuk kiai yang ikhlas, istiqa>mah dan sabar. 1 Ketiga prinsip pendidikan beliau sangat berpengaruh pada kesuksesan santrinya. Oleh karena itulah semua santri sangat mengagumi beliau. Sebagaimana diungkapkan oleh KH. A. Bisri Musthofa, KH. Abdullah Faqih bukan hanya mengajar santri tetapi juga mendidik dan mengayomi masyarakat dengan sikap beliau, tidak hanya dengan tutur kata saja. Mendidik dalam arti beliau tidak sekedar memberi nasehat dan bila beramar ma’ru>f nahi> munkar, hampir tidak 1 Amirin Ismail, Wawancara, Tuban, 12 Mei 2015. 64

Transcript of BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah...

Page 1: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

BAB IV

ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI

PONDOK PESANTREN LANGITAN OLEH KH. ABDULLAH

FAQIH

A. Peran KH. Abdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok Pesantren

Langitan

Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Langitan, KH. Abdullah Faqih memiliki

kesibukan yang luar biasa. Selain pengajar, beliau juga seorang pendidik. Di sinilah

tampak peran KH. Abdullah Faqih dalam membentuk moral santrinya. Dalam hal ini

beliau mendidik santri meliputi sholat jama’ah, wirid, akhlak dan tirakat atau

perjuangan. Dalam mengajar dan mendidik santrinya, beliau termasuk kiai yang

ikhlas, istiqa>mah dan sabar.1 Ketiga prinsip pendidikan beliau sangat berpengaruh

pada kesuksesan santrinya. Oleh karena itulah semua santri sangat mengagumi beliau.

Sebagaimana diungkapkan oleh KH. A. Bisri Musthofa, KH. Abdullah Faqih

bukan hanya mengajar santri tetapi juga mendidik dan mengayomi masyarakat

dengan sikap beliau, tidak hanya dengan tutur kata saja. Mendidik dalam arti beliau

tidak sekedar memberi nasehat dan bila beramar ma’ru>f nahi> munkar, hampir tidak

1Amirin Ismail, Wawancara, Tuban, 12 Mei 2015.

64

Page 2: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

terasa amar maupun nahi>nya karena kelembutannya itu. Menasihati pun beliau tidak

terasa menasihati karena beliau menyampaikan dengan ikhlas dan tidak menggurui. 2

Sedangkan dalam pandangan Prof. Dr. H. Muhammad Baharun, SH, MA,

Ketua Komisi Hukum MUI Pusat, Penasihat Badan Arbitrase Syari’ah Nasional

(Basyarnas) dan Pembina Ma’had Aly Masalik, Bondowoso Jawa Timur, beliau

adalah pendidik yang sejati. Para santri diperlakukan seperti anak sendiri dan

senantiasa didoakan dalam kebaikan. Salah satu kepedulian beliau dalam pembinaan

santri dan alumni adalah pada masalah akidah. Komitmen beliau pada ajaran Aswaja

sangat tinggi, dan mata pelajaran ini selalu diberikan baik secara formal maupun

informal melalui kajian-kajian ekstrakurikuler.3

Secara garis besar peran KH. Abdullah Faqih antara lain:

1. Formal

Secara formal, peran beliau adalah mengajar santri dalam pengajian kitab-

kitab salaf. KH. Abdullah Faqih mengajar kitab Ihya’ ‘Ulu>mu al-Di>n dan Minha>ju al-

‘Abidi>n karya Imam Ghazali, Kifa>yatu al-Adhkiya’ karya Syekh Zainuddin bin Ali

al-Muabbary al-Malibary, Fathu al-Qari>b karya Syekh Muhammad bin Qosim al-

Ghozzy Asy-Syafi’i, Tafsir Jalalain karya Syekh Jalaluddin al-Mahally dan Syekh

Jalaluddin as-Suyuthi.4 Dalam pengajian ini, Kiai Faqih mengajar semua santri putra

2Hasyim dan Sholeh (peny.), Teladan Syaikhina KH. Abdullah Faqih seri 2, ed. Abdullah Mufid M.

dan Ahmad Atho’illah (Tuban: Kakilangit Book, 2012), 5-6. 3Ibid., 46-47.

4Ahmad Aries, Wawancara, Tuban, 2 Juni 2015.

Page 3: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

dan putri namun tempatnya terpisah. Kiai Faqih menggunakan pengeras suara

sehingga sampai tempat santri putri.5

2. Informal

Secara informal peran beliau seperti memberi nasihat dan doa pada waktu

santri sowan.6 Nasihat yang biasanya diberikan oleh beliau adalah istiqa>mah shalat

berjamaah dan menjaga akhlak di manapun berada.

Peranan beliau tidak hanya pada lingkungan pesantren saja, tetapi meluas

kepada lingkungan masyarakat di sekitarnya bahkan di Indonesia. Menurut KH. Aniq

Muhammadun, pengasuh Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum, Tayu, Pati Jawa

Tengah, beliau adalah kiai yang mengamalkan dan mengajak umat untuk memegang

teguh ajaran pesantren.7 Selain menjadi pengasuh para santri di Pondok Pesantren

Langitan, beliau termasuk hamba Allah yang peduli terhadap aqidah dan akhlak umat

Islam di seluruh Indonesia. Beliau senantiasa kukuh dalam membentengi diri dan

santri dari dua aliran yang sangat ekstrem, yakni fundamentalisme dan liberalisme.

Beliau menolak pemikiran orang-orang yang fanatik buta terhadap ajaran yang

dianutnya dan orang-orang yang mengusung ide kebebasan yang sebebas-bebasnya.

Kedua aliran tersebut sangat berbahaya sehingga beliau selalu berpesan agar semua

santri dan masyarakat berhati-hati terhadap kedua aliran tersebut.

5Icha, Wawancara, Tuban, 4 Agustus 2015.

6Ahmad Aries, Wawancara, Tuban, 10 Mei 2015.

7Hasyim dan Sholeh (peny.), Potret dan Teladan Syaikhina, 41.

Page 4: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

Dalam kehidupan sehari-hari peran beliau sebagai pengasuh Pondok

Pesantren Langitan serta ulama’ besar Indonesia ditunjukkan dengan keikhlasan

beliau dalam beramal, mengasuh dan mendidik santri, mendoakan orang yang sakit,

zikir dan istighosah bersama santri baik dalam acara haul maupun dalam rangka doa

bersama ketika bangsa Indonesia dilanda musibah. Pada intinya beliau merupakan

salah satu tokoh spiritual bangsa yang memiliki tingkat spiritualitas tinggi serta

memiliki peran penting bagi pesantren dan bangsa Indonesia.

Semasa hidupnya, Kiai Faqih berperan penting dalam pendidikan santrinya.

Begitu besar peran beliau dalam mendidik santri, hal itu memberikan dampak

tersendiri bagi santri. Semua santri menjadi rajin shalat berjama’ah dan

mengistiqa>mahkan wirid yang diijazahkan oleh beliau. Saat ini sepeninggal beliau,

yang berperan adalah semua putranya yang menjadi pengasuh. Namun para santri

mengaku bahwa kedudukan Kiai Faqih tidak dapat digantikan oleh siapapun.

Meskipun ada banyak putranya yang kini menjadi pengasuh dan menggantikan

pengajian beliau tetapi pendidikan dan kelembutan bahasa dalam penyampaiannya

tidak dapat menandingi beliau dalam mendidik dan bertutur kata.

B. Metode Pembentukan Moral Santri Pondok Pesantren Langitan Oleh KH.

Abdullah Faqih

Langkah yang dilakukan oleh KH. Abdullah Faqih dalam membentuk moral

santrinya ialah sebagai berikut:

Page 5: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

68

1. Memberikan Pengajian Sehari-hari

Dalam pengajiannya, KH. Abdullah Faqih selalu menyisipkan pesan-pesan

dan nasihat kepada santrinya. Biasanya beliau menasihati santrinya masalah ibadah

agar disiplin, mengedepankan akhlak terutama ketika berada di rumah dan hidup

bermasyarakat.8

2. Melalui Keteladanan

Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu santrinya, bahwa beliau

mendidik dengan memberi contoh. Seperti pepatah Lisa>nu al-ha>l afs}ahu min lisa>ni al-

maqa>l, yang berarti mendidik dengan gerakan atau perbuatan itu lebih baik daripada

hanya dengan ucapan saja.9 Teladan KH. Abdullah Faqih juga nampak ketika ada

orang buta yang hendak pulang ke rumahnya di Lasem, namun dia kehabisan bekal.

Kiai Faqih menyuruh Kiai Amirin agar mengkoordinir santrinya untuk bersedekah

seikhlasnya bagi orang buta tersebut. Namun sebelum itu, Kiai Faqih dan

keluarganya ikut bersedekah dan mencantumkan nama beliau serta keluarganya

dalam daftar pemberi sumbangan tersebut. Hal itu untuk melatih santri dan

menunjukkan bahwa Kiai Faqih tidak hanya pandai menyuruh tetapi sekaligus

memberi teladan bagi para santrinya.

Selain memberi teladan, Kiai Faqih juga seorang kiai yang sangat menyayangi

santrinya dan masyarakat di sekitarnya. Beliau tidak segan membantu orang lain yang

8Khoiriyah, Wawancara, Tuban, 4 Agustus 2015.

9Novi, Wawancara, Tuban, 4 Agustus 2015.

Page 6: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

69

sedang kesusahan, memberi solusi dari berbagai masalah yang diadukan, dan

memberikan bacaan-bacaan atau wirid kepada orang-orang yang sowan kepada

beliau. Sehingga semua santri dan masyarakat sekitar sangat taat dan hormat kepada

beliau.10

3. Melalui Peraturan11

Sebelum ditetapkan, pengurus bersama asa>tidh dan masha>yikh bermusyawarah.

Dimulai dengan evaluasi peraturan sebelumnya sampai pada penetapan peraturan

baru. Selanjutnya peraturan disahkan oleh masha>yikh, dalam hal ini adalah KH.

Abdullah Faqih.12

Prinsip pendidikan KH. Abdullah Faqih: 13

1. Ikhlas

Beliau selalu ikhlas dalam beramal. Meskipun hal tersebut tidak dapat

diketahui secara langsung tetapi beliau selalu menunjukkan aura keikhlasan dalam

mendidik dan membimbing santri. Hal itu dikarenakan kepeduliaan beliau yang luar

biasa terhadap pendidikan dan moral santri.

10

Amirin Ismail, Wawancara, Tuban, 12 Mei 2015. 11

Ahmad Aries, Wawancara, Tuban, 10 Mei 2015. 12

Icha, Wawancara, Tuban, 4 Agustus 2015. 13

Amirin Ismail, Wawancara, Tuban, 12 Mei 2015.

Page 7: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

70

2. Istiqa>mah

Dalam masalah ibadah, beliau merupakan Kiai yang istiqa>mah.

Keistiqa>mahan beliau dalam sholat berjama’ah diajarkan sejak dini kepada semua

santrinya. Ketika waktu sholat tiba, beliau datang ke asrama-asrama untuk

membangunkan para santri. Selain itu beliau juga aktif membaca beberapa wirid.

Sedangkan dalam masalah moral dan akhlak, beliau selalu menasehati santrinya

untuk mengedepankan akhlak apalagi ketika berada di tengah-tengah masyarakat.14

Hal itu dikarenakan banyak santri yang telah kembali ke masyarakat tetapi akhlaknya

tidak baik dan itu akan menodai nama pesantrennya.

3. Sabar

Kesabaran beliau terlatih sejak mondok. Sehingga sekarang beliau sudah

terbiasa dengan kehidupan yang penuh cobaan. Beliau selalu mengajarkan hal itu

kepada santrinya, agar kelak santrinya juga mewarisi kesabaran beliau.

Melalui metode tersebut, beliau mendidik santri dengan penuh kelembutan

dan kasih sayang. Tutur bahasanya yang santun membuat para santri mengagumi

beliau, juga karena kealiman dan kerendahan hati beliau yang membuat semua santri

serta orang-orang sangat menghormatinya. Beliau banyak memberikan ijazah kepada

para santri dan orang yang meminta doa kepada beliau. Dengan demikian beliau

sangat berperan dalam meningkatkan spiritualitas keagamaan santri dan masyarakat.

14

Alfi, Wawancara, Tuban, 4 Agustus 2015.

Page 8: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

71

C. Analisis Metode Pembentukan Moral Santri Pondok Pesantren Langitan Oleh

KH. Abdullah Faqih

Moral merupakan aturan tentang tingkah laku berdasarkan kebiasaan yang

berlaku di masyarakat. Dalam pondok pesantren, ajaran tentang moral merupakan

pembiasaan tingkah laku baik sesuai aturan yang berlaku dalam pondok pesantren

tersebut. Pembiasaan moral dalam pesantren dimulai dengan pengenalan terhadap

peraturan yang ada di dalamnya. Kemudian dilanjutkan dengan aplikasi, yaitu dengan

menaatinya. Dalam hal ini peran kiai dan pengurus sangat penting untuk menertibkan

santri dan mengefektifkan peraturan. Hal itu dikarenakan kiai merupakan orang tua

kedua bagi para santri.

Dalam Pondok Pesantren Langitan periode 1971-2012 yang memegang peran

penting dalam pendidikan santri adalah Kiai Faqih. Sedangkan sebelumnya adalah

KH. Ahmad Marzuqi Zahid, KH. Abdul Hadi Zahid, dan para pengasuh lainnya. Kini

peran Kiai Faqih digantikan oleh semua putranya yang menjadi pengasuh.

Peran Kiai Faqih sebagaimana dalam pembahasan di atas adalah mengajar dan

mendidik santrinya, baik masalah ibadah maupun moral. Cara yang digunakan

bermacam-macam, melalui pembiasaan, nasihat, hukuman, keteladanan dan doa.

Beberapa cara ditempuh dalam rangka mendidik santri agar rajin beribadah dan

memiliki moral yang baik.

Dalam proses pendidikannya, tentu melahirkan pro kontra dari santri. Ada

yang menaatinya dengan penuh kesungguhan, namun ada pula yang taat karena takut

Page 9: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

72

dengan hukuman yang berlaku. Dengan demikian, jika dianalisa menurut perspektif

moral Immanuel Kant, maka ada dua kemungkinan. Pertama, jika santri menaati

peraturan karena takut dengan kiai maka itu termasuk moralitas heteronom karena

masih ada unsur paksaan dari luar. Jika ia merasa peraturan adalah kewajiban

baginya, dan ia menaatinya dengan penuh kesadaran maka itu termasuk moralitas

otonom.

Berlakunya seluruh peraturan tidak lepas dari kerjasama kiai, pengurus dan

seluruh santri. Harus ada kesadaran dari masing-masing individu tentang moral.

Kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia

selalu bermoral, berperilaku susila, dan perbuatannya selalu dengan norma yang

berlaku. Orang yang memiliki kesadaran moral akan senantiasa jujur karena tindakan

moral itu berdasarkan atas kesadaran yang timbul dalam diri pelakunya, bukan

berdasar pada kekuatan apapun dan bukan pula karena paksaan.

Kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajib atau keharusan

untuk melakukan tindakan yang bermoral. Orang yang memiliki perasaan wajib

tersebut akan senantiasa berusaha menegakkan kebenaran, kejujuran, keadilan dan

kesamaan meskipun tidak ada orang lain yang menyuruhnya. Kedua, kesadaran moral

yang berwujud rasional dan objektif, yaitu perbuatan yang secara umum dapat

diterima oleh masyarakat dan dapat disetujui. Ketiga, kesadaran moral dapat pula

muncul dalam bentuk kebebasan. Atas kesadaran moralnya, seseorang bebas untuk

Page 10: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

73

menaatinya. Bebas dalam menentukan perilakunya dan di dalam penentuan itu

sekaligus terpampang nilai manusia itu sendiri.15

Mentaati peraturan merupakan hal berat. Berawal dari paksaan akan

menumbuhkan kesadaran dan dari kesadaran itu selanjutnya akan terdorong untuk

berperilaku sesuai moral. Kesadaran yang dimaksud di sini adalah sadar bahwa

seseorang membutuhkan moral untuk mengikat dan mengendalikan dirinya agar tidak

terjerumus dalam keburukan. Selain itu seseorang harus sadar pula dengan hukuman

yang diterima ketika dia melanggar peraturan sehingga terdorong untuk menaati

peraturan yang ada.

Dalam menaati peraturan, diperlukan kesadaran moral begitu juga untuk

kedisplinan beribadah. Shalat berjamaah yang selalu ditekankan oleh Kiai Faqih

merupakan bentuk moralitas yang memerlukan kesadaran. Artinya, jika santri

memiliki kesadaran moral maka dia tentu merasa ringan untuk melakukannya, begitu

juga sebaliknya. Dengan demikian kesadaran moral sangat diperlukan untuk

membangkitkan kesadaran tentang kewajiban seseorang.

Untuk menumbuhkan kesadaran para santri terhadap peraturan, Kiai Faqih

menasihati tentang pentingnya peraturan yang ada. Meskipun bersifat memaksa tetapi

lama-kelamaan santri akan terbiasa karena memiliki kesadaran untuk taat. Beliau

menasihati santri secara formal maupun informal, pada waktu pengajian dan pada

waktu santri sowan kepada beliau. Untuk santri putra sowan dilakukan kepada Kiai 15

Ahmad Charris Zubair, Kuliah Etika (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), 54.

Page 11: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

74

Faqih, sedangkan santri putri sowan dilakukan kepada Ibu Nyai Hunainah (isteri Kiai

Faqih). Ibu Nyai Hunainah juga selalu memberi nasihat kepada santri putri agar

senantiasa bertakwa kepada Allah, menjaga akhlak dan ibadahnya.

Beberapa metode yang digunakan Kiai Faqih dalam mendidik santrinya

adalah pembiasaan, hukuman, keteladanan, nasihat dan doa. Dalam menggunakan

metode pembiasaan, beliau membiasakan perilaku baik kepada santrinya. Misal,

membiasakan hidup yang bersih dan rapi, serta selalu berbuat baik kepada sesama.

Ketika beliau menjumpai santrinya dalam keadaan tidak rapi, beliau akan

membenarkan dan memberi contoh yang baik. Beliau juga membiasakan santrinya

untuk bersedekah kepada sesama. Dengan pembiasaan kebaikan setiap hari akan

menghasilkan keistiqa>mahan di masa mendatang.

Dalam menggunakan metode hukuman, beliau bermusyawarah dengan para

pengurus dan asa>tidh untuk membuat peraturan sedemikian rupa serta sanksinya yang

diterapkan untuk seluruh santrinya. Sanksi yang diberikan sangat ketat agar tidak

diremehkan oleh santri. Sehingga dengan peraturan tersebut, santri dapat

menjalankan ibadah dengan tertib.

Dalam menggunakan metode keteladanan, beliau tidak hanya menasehati

dengan kata-kata tetapi juga dengan keteladanan atau percontohan. Hal ini sangat

membantu karena lebih mengena daripada hanya melalui ucapan saja. Menurut salah

satu santrinya, Ahmad Aris, Kiai Faqih mendidik dengan memberi contoh. Kiai Faqih

Page 12: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

75

juga pernah dawuh Lisa>nu al-Ha>l Afs}ahu min Lisa>ni al-Maqa>l (mendidik dengan

gerakan lebih baik daripada dengan ucapan saja). Sehingga dalam aplikasinya, beliau

menggunakan keteladanan sebagai contoh agar santri dapat meniru kebaikan dari

beliau. Oleh karena itu sampai sekarang meskipun beliau telah wafat tetapi beliau

masih hidup dalam hati para santri. Kebaikan dan nasihat beliau selalu teringat dan

selalu dijalankan.

Ketika masih hidup, beliau banyak menunjukkan keteladanan. Suatu ketika,

ada seorang laki-laki buta hendak pulang ke rumahnya di Lasem, namun dia

kehabisan bekal. Kiai Faqih menyuruh Kiai Amirin agar mengkoordinir santrinya

untuk bersedekah seikhlasnya bagi orang buta tersebut. Namun sebelum itu, Kiai

Faqih dan keluarganya ikut bersedekah dan mencantumkan nama beliau serta

keluarganya dalam daftar pemberi sumbangan tersebut. Hal itu untuk melatih santri

dan menunjukkan bahwa Kiai Faqih tidak hanya pandai menyuruh tetapi sekaligus

memberi teladan bagi para santrinya. Firman Allah:

Artinya: “Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik

bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21).16

16

Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya (Bandung: PT Sygma Examedia

Arkanleema, 2010), 420.

Page 13: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

76

Mendidik tentang ibadah merupakan hal yang tidak mudah. Hal itu dilakukan

oleh Kiai Faqih dengan sabar. Beliau selalu menekankan kepada santrinya agar selalu

shalat berjamaah meskipun hanya dua orang, imam dan makmum. Beliau juga

menegaskan bahwa dalam shalat berjamah terdapat manfaat yang luar biasa yakni

dapat menyatukan hati seseorang dengan lain, apalagi bagi yang sedang bermusuhan.

Dengan merapatkan barisan berarti rapat pula hatinya dan tidak ada sekat yang

menghalanginya. Saling berjabat tangan juga menjadi indikasi bahwa mereka saling

memaafkan satu sama lain. Jadi shalat berjamaah memiliki nilai sosial yang tinggi.

Amal seseorang yang pertama kali dihisab adalah shalat. Jika shalatnya baik,

amal yang lain akan ikut baik, karena shalat yang baik adalah yang dan memberi

pengaruh baik bagi pelakunya. Oleh karena itulah Kiai Faqih berupaya

mendisiplinkan shalat para santrinya.

Selain beberapa metode di atas, Kiai Faqih juga menggunakan metode doa.

Beliau tidak lupa mendoakan para santrinya setiap malam agar senantiasa menjadi

generasi saleh dan salehah. Kiai Faqih mengajak santrinya untuk bertakwa kepada

Allah. Takwa merupakan tingkatan paling tinggi seseorang. Untuk mencapai takwa

harus alim, untuk bisa alim harus belajar. Jika seseorang benar-benar bertakwa, maka

tidak akan ada kesulitan baginya. Allah berfirman:

Page 14: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

77

Artinya: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan Mengadakan

baginya jalan keluar.Dan memberinya rejeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan

Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan

(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.

Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. Dan perempuan-

perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika kamu

ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu

(pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu

iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang

bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam

urusannya.”(QS. Al-Thalaq:2-4).17

Takwa memiliki cakupan yang luas. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang

harus menghiasi hidupnya dengan takwa. Takwa berarti melaksanakan perintah Allah

dan menjauhi larangan-Nya. Orang dikatakan bertakwa ketika ia mampu

melaksanakan segala diperintahkan Allah dan menjauhi larangan Allah. Takwa harus

dilakukan di mana saja dan kapan saja. Ia harus menyadari bahwa Allah selalu

mengawasinya, dengan itu akan memunculkan ketakwaan dalam dirinya.

17

Ibid., 558.

Page 15: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

78

Takwa memiliki hubungan dengan moral. Jika orang bertakwa maka ia akan

bermoral karena senantiasa melakukan sesuatu sesuai perintah Allah. Selain menaati

hukum moral yang berlaku dia juga menaati perintah Allah. Di sinilah letak

kesempurnaan perilaku manusia. Meskipun demikian, menjadi orang bertakwa itu

juga tidak mudah. Untuk itu seseorang harus bisa mengendalikan hawa nafsu agar

mampu meningkatkan ketakwaannya.

Orang yang bertakwa akan diberi jalan keluar oleh Allah, diberi rejeki yang

tiada disangka dan dimudahkan urusannya. Meskipun ada kesusahan itu hanya

sebentar dan ia akan menemukan kebahagiaan. Jika kita bertakwa maka kita termasuk

golongan orang yang beriman dan beramal saleh. Orang yang beramal saleh akan

memenuhi tanggung jawab dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi

laranganNya.18

Pesan dan nasihat Kiai Faqih di antaranya, menjadi hamba pilihan yang

bertakwa, menolong sesama, mengedepankan akhlak yang baik, taubat, menjadi

manusia yang bermanfaat, menjadi anak yang saleh, kiai mempunyai anak saleh,

mencari ilmu, memilih pemimpin yang adil dan terpercaya, mewaspadai bangkitnya

PKI.19

18

Ahsan Ghozali dan Saiful Huda Mudhaffar (ed.), Mutiara Nasehat KH. Abdullah Faqih (Tuban:

LTN Langitan, 2008), 13-14. 19

Ibid., vii-viii.

Page 16: BAB IV ANALISIS METODE PEMBENTUKAN MORAL SANTRI …digilib.uinsby.ac.id/3491/7/Bab 4.pdfAbdullah Faqih dalam Membentuk Moral Santri Pondok ... akhlak dan tirakat atau perjuangan. Dalam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79

Dengan demikian, Kiai Faqih senantiasa mendidik dan menasihati santrinya

agar menjadi orang yang bertakwa, karena jika orang itu bertakwa maka ia akan

beramal saleh dan memiliki moral keagamaan yang kuat.