SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari...

39
1 SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) 92 MAJALENGKA Hafiizh Muhammad Ramadhan Guru PAI Al-Basyariyah 2 Bandung Al- Basyariyah 2 Cigondewah Rahayu Bandung 40215 Email: [email protected] PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan keagamaan tertua yang ada di Indonesia, Dawam Raharjomenyebutkan bahwa Pesantren ada sebelum datangnya Islam ke Indonesia,ia hidup diperkirakan pada masa Hindu dan Budha,bukti terhadap hal tersebut terlihat dari beberapa hal yang memperkuat dengan adanya tradisi penghormatan santri terhadap gurunya, tata hubungan diantara keduanya tidak didasar pada uang (materil) dan sifat pengajaranya yang murni Agama.Akan tetapi Mastuhu menyebutkan bahwa asal dari pesantren adalah dari agama Jawa, (Agama Jawa adalah perpaduan anatara kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Bhudisme) yang selanjutnya sistem pendidikan tersebut diadopsi oleh umat Islam dengan mengonversi nilai ajarannya dengan nilai ajaran Islam yang dilandasi oleh nilai - nilai Tauhid. 1 Terlepas dari itu semua, kata Pesantren kalau coba kita telusuri menurut Zamakhsari Dhofier berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an, yang berarti tempat tingal santri. 2 SoegardaPoerbakawatja juga menjelaskan pesantren berasaldarikatasantri,yaituseorang yang belajar agama Islam,dengandemikian pesantrenmempunyaiarti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam. 3 Menurut ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe santri an, ” tempat santri ” Santri atau murid (umumnya sangat berbeda-beda) mendapat pelajaran dari pimpinan pesantren (kyai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz) Pelajaran mencakup berbagai bidang tentang pengetahuan Islam. 4 1. Ading Kusdiana, M.Ag,Sejarah Pesantren, (Bandung ; Humaniora, 2014) hal 5 2.Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1984) hlm. 18 3. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976)hlm. 223 4. Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Butche B. Soendjono, Pent.(Jakarta: LP3ES,

Transcript of SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari...

Page 1: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

1

SISTEM PENDIDIKAN

PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) 92 MAJALENGKA

Hafiizh Muhammad Ramadhan Guru

PAI Al-Basyariyah 2 Bandung Al-

Basyariyah 2 Cigondewah Rahayu Bandung 40215 Email:

[email protected]

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pesantren merupakan lembaga pendidikan dan keagamaan tertua yang ada di

Indonesia, Dawam Raharjomenyebutkan bahwa Pesantren ada sebelum datangnya Islam

ke Indonesia,ia hidup diperkirakan pada masa Hindu dan Budha,bukti terhadap hal

tersebut terlihat dari beberapa hal yang memperkuat dengan adanya tradisi penghormatan

santri terhadap gurunya, tata hubungan diantara keduanya tidak didasar pada uang

(materil) dan sifat pengajaranya yang murni Agama.Akan tetapi Mastuhu menyebutkan

bahwa asal dari pesantren adalah dari agama Jawa, (Agama Jawa adalah perpaduan

anatara kepercayaan Animisme, Hinduisme dan Bhudisme) yang selanjutnya sistem

pendidikan tersebut diadopsi oleh umat Islam dengan mengonversi nilai ajarannya

dengan nilai ajaran Islam yang dilandasi oleh nilai - nilai Tauhid.1

Terlepas dari itu semua, kata Pesantren kalau coba kita telusuri menurut

Zamakhsari Dhofier berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an, yang

berarti tempat tingal santri.2SoegardaPoerbakawatja juga menjelaskan pesantren

berasaldarikatasantri,yaituseorang yang belajar agama Islam,dengandemikian

pesantrenmempunyaiarti tempat orang berkumpul untuk belajar agama Islam.3 Menurut

ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat

santri ” Santri atau murid (umumnya sangat berbeda-beda) mendapat pelajaran dari

pimpinan pesantren (kyai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz) Pelajaran mencakup

berbagai bidang tentang pengetahuan Islam.4

1. Ading Kusdiana, M.Ag,Sejarah Pesantren, (Bandung ; Humaniora, 2014) hal 5 2.Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1984) hlm. 18

3. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976)hlm. 223

4. Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Butche B. Soendjono, Pent.(Jakarta: LP3ES,

Page 2: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

2

Dalam operasionalnya, Pesantren memiliki nilai- nilai pokok yang tidak dimiliki

oleh lembaga pendidikan lain, yaitu pertama, cara pandang kehidupan secara utuh

(kaffah) sebagai ibadah; kedua, menuntut ilmu tidak berkesudahan (long life education)

yang kemudian diamalkannya. Ilmu dan ibadah menjadi identik baginya, yang dengan

sendirinya akan muncul kecintaan yang mendalam pada ilmu pengetahuan,sebagai nilai

utama (corevalues); danketiga, keikhlasan bekerja untuk tujuan-tujuan bersama

(learningtodotogether with sincerity). Dengan modal itu, eksistensi serta keberadaan

pesantren sangat kuat di mata masyarakat serta mendapat dukungan moral spritual yang

luas.

Adapun model Pendidikan Pesantren di Indonesia terbagi kepada 2 (dua) model,

yaitu dikenal dengan Pesantren Tradisional dan Modern,dengan pengertian yang

dimaksud dengan Pesantren Moderen adalah Sistem kelembagaan pesantren yang di

kelola dengan cara modern, baik dari segi administrasi, sistem pengajaran maupun

dengan kurikulumnya. Pada sistem pendidikan modern kemajuan lembaga pesantren

tidak dilihat dengan figur pemimpinnya (kyai) ataupun dengan banyaknya jumlah santri

akan tetapi lebih dititik tekankan kepada Aspek keteraturan Administrasi (pengelolaan),

dilihat dari segi Kurikulum, maka Pesantren modern mata pelajaran yang dipelajaran

lebih beragam baik agama maupun umum, pelajaran agama tidak terbatas pada kitab

klasik atau satu madzhab fikih saja, akan tetapi kitab klasik amupun kontemporer dan

lintas madzhab.5

Sedangkan yang dimaksud dengan model pendidikan Pesantren

Tradisionaladalah lembaga pesantren yang dalam sistem pembelajarannya tetap

mempertahankan pengajaran kitab Islam klasik sebagai inti dari pembelajaran.Praktek

pendidikan Islam tradisional masih terikat kuat dengan aliran pemikiran para ahli fikih,

hadits, tafsir, tauhid dan tasawuf.Pola pembelajarannya masih mengunakan sistem klasik,

yaitu sorogan dan bandongan. Sistem Sorogan yaitu sistem pembelajaran yang diberikan

kepada satri yang telah dapat membaca Al Quran dengan baik dan benar, sedangkan

Bandongan adalah sistem pembelajaran yang dilakukan seorang Kyai kepada

sekelompok santri dengan membacakan, menerjemahkan, menerangkan dan memberikan

ulasan terhadap materi yang diajarkan dari kitab sedangkan santrinya memperhatikan

dengan membuka kitabnya sendiri dan membuat catatan – catatan baik arti maupun

1985) hlm. 16.

5. Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Butche B. Soendjono, Pent.

(Jakarta: LP3ES, 2985) hlm. 16.

Page 3: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

3

keterangan tentang kata-kata ataupun buah fikiran yang sulit.Sedangkan dari segi

kurikulum pendidikan pesantren tradisional menitik beratkan kepada materi pelajaran

agama, nahwu sharaf, dan pengetahuan umum. Kurikulum Agama merupakan materi

pelajaran yang tertulis dan mengandung unsur bahasa arab, dimana fokus materi

kajiannya terfokus pada fikih yaitu fikih empat madzhab dan biasanya berafliasi kepada

satu madzhab yaitu imam syafii, sedangkan akidah yang dipelajarinya adalah faham ahli

kalam asyariyah dan maturidiyah, dan untuk tasawufnya adalah menganut kepada dasar

– dasar ajaran tasawuf Abu Qosim Al Junaidi. 6

Pesantren kalau kita lihat dalam sejarahnya mempunyai andil yang besar bagi

kemerdekaan bangsa Indinesia dari penjajahan dan juga mempertahankan dan menjaga

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),7 dengan fakta tersebut sehinga bisa

dikatakan bahwa lembaga pendidikan Pesantren mempunyai potensi dan modal sosial

yang besar bagi terlaksananya tranformasi sosial.Sehingga Nurkholis Madjid (Cak Nur)

menyebutkan bahawa Pesantren mempunyai potensi yang besar untuk menjadi alternatif

yang baik bagi pendidikan Islam.

Masih menurut Cak Nur selain menyebutkan bahwa pesantren bisa menjadi

alternatif sistem pendidikan Islam akan tetapi juga pesantren juga selain telah mampu

membuktikan diri survival juga lebih dari itu dengan adaftasi, akomodasi dan konsesi

yang diberikannya, pesantren juga pada gilirannya mampu mengembangkan diri dan

bahkan menempatkan diri pada posisi yang penting dalam system pendidikan nasional

Indonesia.8

Dengan begitu pentingnya peran pesantren bagi pendidikan Indonesia sehingga

berbicara pendidikan Indonesia tidak mungkin tanpa menyebutkan tiga institusi

pendukungnya, yakni Pesantren, Madrasah dan Sekolah (Agama), tiga institusi tersebut

menggambarkan dinamika pendidikan Islam di Indonesia.

Begitu besarnya peran dan harapan terhadap Pesantren, akan tetapi dibalik itu

semua, dipandang bahwa Pesantren juga perlu melakukan pembenahan – pembenahan

atau modernisasi, dimana ide modernisasi lembaga pendidikan Pesantren yang menurut

Karel A Steenbrink merupakan imbas dari pemikiran-pemikiran yang berkembang

sebnagai berikut : pertama Keinginan kaum muslimin untuk kembali kepada Al Quran

dan As Sunah, kedua sikap perlawanan dan pertentangan terkadap kolonialisme secara

6. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, hlm. 148 - 149

7. Imam bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam: Studi tentang daya tahan pesantren

tradisional Islam, ( Surabaya ; Al Ikhlas, 1993) hal. 11

8 Azyumardi Azra, Dr. Kata Pengantar Bilik-bilik Pesantren, (Jakarta; Dian Rakyat, 2005) hal.xxiv

Page 4: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

4

nasional, ketiga upaya memperkuat posisi kaum muslim indonesia dalam bidang sosial

ekonomi, keempatKeinginan untuk memperbaharui sistim pendidikan Islam di Indonesia

yang masih bercorak tradisional.9

Gerak pembaharuan pemikiran Islam menemukan momentumnya ketika kondisi

umat islam semakin terdesak oleh peradaban barat, baik segi pemikiran maupun dari segi

materil, kekalahan-kehalahan peperangan pasukan kaum muslim dari barat dan juga

penaklukan yang dilakukan oleh napoleon trehadap mesir dan ditandaipula dengan

keruntuhan kekhalifahan terakhir Islam yaitu kekhalifahan terakhir umat Islam, telah

mendorong kesadaran kaum muslim secara unruk melakukan pengakajian penyebab

kekalahan dan melakukan pembaharuan-pembaharuan pemikiran keislaman dikalangan

kaum muslimin. Maka munculah tokoh pembaharu, seperti Ibnu Taymiyah, Muhammad

Abduh Muhamad bin Abdul al Wahab, Syah Waliyullah al Dahlawi dan Muahmad bin

Ali al Sanusi, yang fokus ide pembahruannya terhadap pemurnian Tauhid, menentang

dominasi madzhab, dan memberantas hal-hal yang dianggap bidah.10

Persatuan Islam (Persis) yang oleh Howard M Federspiel 11, Deliar Noer12 di

kelompokkan pada kalangan muda atau gerakan modernis, dan gerakannya lebih terfokus

kepada aktifitas gerakannya dalam bidang pendidikan dan sosial, memilih untuk

mendirikan lembaga pendidikannya dengan bentuknya adalah Pesantren, ini adalah hal

yang menarik, sebab sebelumnya dengan tokohnya M. Natsir pernah mendirikan

Lembaga Pendidikan Umum yaitu Pendidikan Islam (Pendis), adapun gagasan ini lahir

di sebabkan lembaga pendidikan umum yang tidak mengajarkan ilmu Agama dan juga

dilembaga pendidikan Pesantren yang tidak mengajarkan Ilmu Umum, dengan kata lain

Pendidikan Islam memadukan antara Pendidikan Umum dan Pendidikan Pesantren.

Berbeda dengan M Natsir A. Hasan dan E. Abdurrahman justru mendirikan dan

mengembangkan lembaga Pendidikan Pesantren Persatuan Islam (Persis) No. 1 – 2 di

Bandung dan Pesantren Persatuan Islam (Persis) Bangil di Jawa Timur.13

Dimana dua

pesantren ini merupakan dua pesantren generasi pertama di Persatuan Islam (Persis) dan

di asuh sendiri oleh A Hasan dan E Abdurahman.

9. Karel A. Steenbrink, Pesantren, Madrasah, Sekolah Pendidikan Islam dalam kurun moderen,

(Jakarta:LP3ES, 1986) hal. 26 – 28.

10. Mahsun Jayadi, Fundamentalisme Muhammadiyah, (Surabaya : PNNM, 2010) hal. 23

11. Howard M. Federspiel, Persatuan Islam ; Pembaharuan Islam abad XXI (Yogyakarta:UGM Pres,

1996) hlm. 59-87).

12. Deliar Noer, Gerakan Moderen Islam di Indonesia, 1900 – 1942 (Jakarta : LP3ES, 1995) hal. 95 -113

13. Tiar Anwar Bachtiar, Sejarah Pesantren Persis 1936 – 1983, (Jakarta: Pembela Islam, 2012) hal 13-16

Page 5: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

5

Pendidikan Islam yang dirintis oleh M Natsir telah berkembang pesat, sehingga

Pendidikan Islam yang didalamnya ada program-program Frober School (Taman Kanak

– kanak) HIS (Holandshe Inlandshe School), MULO serta pertukangan dan perdagangan,

mengadakan Asrama dan Kursus – kursus. Pendidikan Islam pada tahun 1938

mempunyai cabangyang banyak, yaitu 5 (lima) buah di Jawa Barat dan juga berdiri

diluar Jawa (Bangka dan Kalimantan) sampai akhirnya Pendis atau Pendidikan Islam di

tutup oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942.14

Pemilihan dan penggunaan istilah Pesantren bagi nama lembaga pendidikan

Persatuan Islam (Persis) pada masa selanjutnya, pada subtansinya mirip dengan lembaga

Pendidikan Islam Madrasah yang dikelola dengan klasikal, akan tetapi dengan tetap

mempertahankan kekhasannya. Seperti yang dikatakan oleh Latief Mukhtar Persatuan

Islam (Persis) mempunyai sistem pendidikan sendiri yang khas yaitu Madrasah dengan

jiwa Pesantren, yang tidak terikat dengan kurikulum Departemen Agama (Kementerian

Agama sekarang) dan tidak pula dengan Departemen Pendidikan (Dinas Pendidikan

sekarang).15

Dengan hal tersebut dapat dipahami bahwa Pesantren Persatuan Islam (Persis)

memiliki kurikulum pendidikan sendiri, yang berlaku bagi semua jenjang

kependidikannya, baik itu pra sekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah maupun

Pendidikan Tinggi, dengan sistem pendidikannya khas Persatuan Islam (Persis) dan

partikelir (swasta). Dan berbeda dengan lembaga pendidikan yang diselenggarakan

organisasi yang lain, baik itu NU maupun Muhammadiyah, dimana NU dengan Lembaga

Pendidikan Maarifnya dan juga Muhammadiyah dengan lembaga pendidikannya semua

kurikulumnya mengacu kepada kurikulum dari pemerintah dan hanya menambah muatan

Ke Nu an ataupun ke- Muhammadiyahan.16

Seiring dengan perjalanan waktu pesantren Persatuan Islam (Persis) telah

memberikan andil bagi terjadinya kaderisasi dengan menghasilkan kader-kader terbaik

pelanjut estafeta kepemimpinan Persis di berbagai daerah, ataupun telah memlihara

tradisi pemikiran tajdid Persatuan Islam (Persis) akan tetapi tantangan kedepan tentunya

lebih berat dan komplek, dimana Pesantren Persis tentunya harus bisa bertahan dan

dinamis dalam menghadapi tantangan tersebut.

14. Tiar Anwar Bachtiar, Pergulatan Pemikiran Kaum Muda Persis, (Bandung: Granada, 2005) . hal. 60 15. A. Latif Mukhtar, Gerakan kembali ke Islam : Warisan terakhir A. Latief Muchtar(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998) hal. 224 16. Toto Suharto, Kontribusi Pesantren Persatuan Islam bagi Penguatan Pendidikan Islam di Indonesia, (Surakarta: Jurnal Millah Vol. XI, No. 1, Agustus 2011) hal. 110-112

Page 6: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

6

Dengan hal tersebut diatas menarik dan mendorong penulis untuk meneliti

tentang keberadaan Pesantren Persatuan Islam (Persis) 92 Majalengka, dengan judul :

“ SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) 92

MAJALENGKA ”

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok PesantrenPersatuan Islam (Persis) 92

Majalengka ?

2. Bagaimana jadwal pelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Persatuan Islam

No. 92 Majalengka?

3. Seperti apa metode pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Persatuan

Islam No. 92 Majalengka?

4. Apa Saja Unsur – unsur Pesantren yang ada di Pesantren Persatuan Islam 92

Majalengka ?

5. Berdasarkan analisis, apakah Pondok Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka

Statis atau Dinamis?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya pondok pesantren Persatuan Islam 92

Majalengka.

2. Untuk mengetahui jadwal pembelajaran yang ditetapkan di pondok pesantren

Persatuan Islam 92 Majalengka.

3. Untuk mengetahui seperti apa Metode pembelajaran yang di terapkan di pondok

pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka.

4. Untuk mengetahui Unsur – unsur Pesantren yang ada di Pesantren Persatuan Islam

92 Majalengka.

5. Untuk menganalisis apakah pondok pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka

termasuk pondok pesantren yang bersifat statis atau dinamis.

D. Metode Penelitian

Dalam mengumpulkan data dan memperoleh data-data yang saya butuhkan, saya

menggunakan dua metode penelitian, yaitu :

1. Metode Wawancara

Page 7: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

7

Wawancara merupakan salah satu metode penelitian dengan cara “tanya-

jawab” secara langsung dengan nara sumber yang bersangkutan. Dimana dalam hal

ini kami melakukan wawancara dengan salah satu pengajar dan santri pondok

pesantren salaf An-nur.

2. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan cara terjun

langsung ke objek penelitian, kemudian mencatat, merekam, dan bahkan

mengabadikan hal-hal yang sekiranya menunjang dalam proses penelitian melalui

kamera digital atau media yang lainnya.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi yaitu suatu alat penelitian yang bertujuan untuk

melengkapi data (sebagai bukti pendukung), yang bersumber bukan

dari manusia yang memungkinkan dilakukannya pengecekan untuk

mengetahui kesesuiannya. Sumber data yang menjadi fokus dalam

penelitian ini adalah dokumentasi pembelajaran di pesantren.

Page 8: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

8

LANDASAN TEORI

A. Terminologi Pesantren

Istilah Pesantren bisa disebut pondok saja atau kata ini digabungkan menjadi

pondok pesantren, secara esensial, semua istilah ini menggabungkan makna yang sama.

Sesuai dengan namanya, pondok berarti tempat tinggal/menginap (asrama), dan

pesantren berarti tempat para santri mengkaji agama islam dan sekaligus di asramakan.

Kata Pesantren menurut Zamakhsari Dhofier berasal dari kata santri, dengan

awalan pe dan akhiran an, yang berarti tempat tingal santri. SoegardaPoerbakawatja

juga menjelaskan pesantren berasaldarikatasantri,yaituseorang yang belajar agama Islam,

dengan demikian pesantrenmempunyaiarti tempat orang berkumpul untuk belajar agama

Islam.17

Menurut ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalahpe–santri–

an,”tempat santri ” Santri atau murid (umumnya sangat berbeda-beda) mendapat

pelajaran dari pimpinan pesantren (kyai) dan oleh para guru (ulama atau ustadz).dan

Pelajaran mencakup berbagai bidang tentang pengetahuan Islamyang dilandasi oleh nilai

- nilai Tauhid.18

Dalam peraturan menteri agama RI mengatakan Pesantren adalah Lembaga

pendidikan keagamaan Islam berbasis masyarakat baik sebagai satuan pendidikan

dan/atau sebagai wadah penyelenggara pendidikan.19

Pesantren juga memiliki dua arti

yang dilihat dari segi fisik dan pengertian kultural. Dari segi fisik pesantren merupakan

sebuah kompleks pendidikan yang terdiri dari susunan bangunan yang dilengkapi dengan

sarana prasarana yang mendukung penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan secara

kultural pesantren mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari sistem nilai khas yang

secara intrinsik melekat di dalam pola kehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan

pada kiai sebagai tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawadhu, serta tradisi keagamaan yang

diwariskan secara turun-temurun.Ada pula yang mengartikan pesantren dengan arti

bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari,

memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-sehari.20

Menurut M.Arifin dikutip oleh Mujamil Qomar. Pondokpesantren merupakan

suatu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar,

17. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976)hlm. 223

18. Ading Kusdiana, M.Ag,Sejarah Pesantren, (Bandung ; Humaniora, 2014) hal 5

19. Permenag No.3 tahun 2012, tentang Pendidikan Keagamaan Islam, BAB I 20. Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994), hal. 55

Page 9: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

9

dengan sistem asrama (komplek) dimana santri-santri menerima pendidikan agama

melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah kedaulatan

dari leader ship seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat

kharismatik serta independen dalam segala hal. Penggunaan gabungan kedua istilah

antara pondok dengan pesantren menjadi pondok pesantren, sebenarnya lebih

mengakomodasikan karakter keduanya. Namun penyebutan pondok pesantren kurang

jami‟ ma‟ni (singkat padat). Selagi perhatiannya dapat diwakili istilah yang lebih singkat,

karena orang lebih cenderung mempergunakan yang pendek. Maka pesantren dapat

digunakan untuk menggantikan pondok atau pondok pesantren.

Bardasarkan lembaga reseach islam (pesantren luhur) mendefinisikan pesantren

merupakan suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam menerima pelajaran-

pelajaran agama islam sekaligus tempat berkumpul dan tempat tinggal.

B. Tujuan Pesantren

Tujuan pesantren merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor pendidikan.

Tujuan merupakan rumusan hal-hal yang diharapkan dapat tercapai melalui metode,

sistem dan strategi yang diharapkan. Dalam hal ini tujuan menempati posisi yang amat

penting dalam proses pendidikan sehingga materi, metode dan alat pengajaran harus

disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan.

Pada dasarnya pesantren sebagai lembaga pendidikan islam, tidak memiliki

tujuan yang formal tertuang dalam teks tertulis. Namun hal itu bukan berarti pesantren

tidak memiliki tujaun, setiap lembaga pendidikan yang melakukan suatu proses

pendidikan, sudah pasti memiliki tujuan-tujuan yang diharapkan dapat dicapai, yang

membedakan hanya apakah tujuan-tujuan tersebut tertuang secara formal dalam teks atau

hanya berupa konsep-konsep yang tersimpan dalam fikiran pendidik. Hal itu tergantung

dari kebijakan lembaga yang bersangkutan.

Untuk mengetahui tujuan pesantren dapat dilakukan melalui wawancara kepada

kiai atau pengasuh pondok yang bersangkutan. Menurut Mastuhu berdasarkan

wawancara yang dilakukannya, bahwa tujuan pendidikan pesantren adalah menciptakan

dan menggambarkan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa

kepada tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau khidmat kepada

mesyarakat dengan jalan menjadi kaula atau abdi masyarakat yang diharapkan seperti

kepribadian rasul yaitu pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhamad

SAW, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebabkan agama

Page 10: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

10

atau menegakkan islam dan kejayaan umat ditengah-tengah masyarakat (Izz.al-Islam wa

al-muslimin) dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepriadian manusia.

Menurut keputusan hasil musyawarah/lokakarya intensifikasi pengembangan

pondok pesantren yang dilakukan di Jakarta pada tanggal 2 s/d 6 mei 1978, tujuan umum

pesantren yaitu membina warga negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan

ajaran-ajaran agama islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut. Pada segi

kehidupannnya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama,

masyarakat dan negara.

Adapun tujuan khusus pesantren adalah :

1. Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorangmuslim yang

bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia,memiliki kecerdasan, keterampilan dan

sehat lahir batin sebagai warga negara yang berpancasila.

2. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader ulama

dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam mengamalkan

sejarah islam secara utuh dan dinamis.

3. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat

kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya dan

bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan negara.

4. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan regional

(pedesaan/masyarakat lingkungannya).

5. Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor

pembangunan, khususnya pembangunan mental-spiritual.

6. Mendidik siswa/santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.

Semua tujuan yang telah disebutkan diatas semuanya dirumuskan melalui

pemikiran (asumsi), wawancara yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya

maupun keputusan musyawarah/loka karya.

C. Metode Pendidikan Pesantren

Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua dan khas Indonesia keberadaannya

dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, pertama Pesantren Tradisional dan Pesantren

Moderen, adapun pengertian Pesantren Trasdisional adalah yang melakukan pengajaran

terhadap santri santrinya untuk belajar agama islam secara khusus tanpa

Page 11: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

11

mengikutsertakan pendidikan umum didalamnya. Kegiatan yang dilakukan biasanya

mempelajari ajaran belajar menggunakan kitab-kitab kuning atau kitab kuno (klasik),

yang menggunakan metode tradisional seperti hafalan, menerjemahkan kitab kitab

didalam berlangsungnya proses belajar mengajar.

Sedangkan Pesantren Moderen atau disebut juga Pesantren Khalafiyah adalah

pesantren yang mengadopsi sistem madrasah atau sekolah yang memasukkan pelajaran

umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang

menyelenggarakan tipe sekolah sekolah umum seperti; MI/SD, MTs/SMP,

MA/SMA/SMK dan bahkan PT dalam lingkungannya.21

Ada juga yang mendefinisikan

Pesantren yang selain memberikan pengajaran kitab-kitab klasik juga membuka sekolah-

sekolah umum. Sekolah-sekolah umum itu dalam koordinasi dan berada di lingkungan

pesantren. Keberadaan sekolah dimaksudkan untuk membantu mengembangkan

pendidikan pesantren. Di dalamnya terdapat perpaduan antara ilmu umum dan ilmu

agama. Pengelolaannya tersistem dan terstruktur. Kegiatan di sekolan di dalam pesantren

menjadi seimbang.22

1. Metode Tradisional

a. Metode Sorogan

Metode sorogan merupakan metode yang ditempuh dengan cara ustadz

menyampaikan pelajaran kepada santri secara individual. Sasaran metode ini biasanya

kelompok santri pada tingkat rendah yaitu mereka yang baru menguasai pembacaan Al-

quran. Melalui sorogan, pengembangan intelektual santri dapat ditangkap oleh kiai

secara utuh. Dia dapat memberikan bimbingan penuh sehingga dapat memberikan

tekanan pengajaran terhadap santri-santri tertentu atas dasar observasi langsung terhadap

tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka. Kelemahan penerapan metode ini

menuntut pengajar untuk besikaf sabar dan ulet, selain itu membutuhkan waktu yang

lama yang berarti pemborosan, kurang efektif dan efisien. Kelebihannya yaitu secara

signifikan kiai/ustadz mengawasi, menilai dan membimbing secara maksimal

kemampuan santri dalam menguasai materi yang diajarkan.

b. Metode Wetonan

21. DEPAG, Pedoman Pondok Pesantren (Jakarta: “t.p.”, 2002), hal. 6

22Klasifikasi ini tertuang dalam Wardi Bakhtiar, Laporan Penelitian Perkembangan Pesantren di

Jawa Barat (Bandung: Balai Penelitian IAIN Sunan Gunung Djati, 1990), hal. 22.

Page 12: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

12

Metode wetonan atau di sebut juga metode bandungan adalah metode pengajaran

dengan cara ustadz/kiai membaca, menerjemahkan, menerangkan dan mengulas

kitab/buku-buku keislaman dalam bahasa arab, sedangkan santri mendengarkannya.

Mereka memperhatikan kitab/bukunya sendiri dan membuat catatan-catatan (baik arti

maupun keterangan) tentang kata-kata yang diutarakan oleh ustadz/kiai.

Kelemahan dari metode ini yaitu mengakibatkan santri bersikaf pasif. Sebab

kreatifitas santri dalam proses belajar mengajar di domoninasi oleh ustadz/kiai,

sementara santri hanya mendengarkan dan memperhatikan.

Kelebihan dari metode ini yaitu terletak pada pencapaian kuantitas dan

pencapaian kjian kitab, selain itu juga bertujuan untuk mendekatkan relasi antara santri

dengan kiai/ ustadz.

c. Metode Ceramah

Metode ceramah ini merupakan hasil pergeseran dari metode wetonan dan metode

sorogan. Said dan Affan melaporkan bahwa metode wetonan dan metode sorogan yang

semula menjadi ciri khas pesantren, pada beberapa pesantren telah diganti denganm

metode ceramah sebagai metode pengajaran yang pokok dengan sistem klasik. Namun

pada beberapa pesantren lainnya masih menggunakan metode sorogan dan wetonan

untuk pelajaran agama, sedangkan untuk pelajaran umum menggunakan metode

ceramah. (Said dan Affan : 98).

Kelemahan dari metode ini justru mengakibatkan santri menjadi lebih fasif,

sedangkan kelebihannya yaitu mampu menjangkau santri dalam jumlah banyak, bisa

diterapkan pada peserta didik yang memiliki kemampuan heterogen dan pengajar mampu

menyampaikan materi yang relatif banyak.

d. Metode Muhawarah

Metode muhawarah adalah metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap

dengan menggunakan bahasa arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama

mereka tinggal di pondok.(Arifin :39). Sebagian pesantren hanya mewajibkan pada saat

tertentu yang berkaitan dengan kegiatan lain, namun sebagian pesantren lain ada yang

mewajibkan para santrinya setiap hari menggunakan bahasa arab.

Kelebihan dari penerapan metode ini yaitu dapat membentuk lingkungan yang

komunikatif antara santri yang menggunakan bahasa arab dan secara kebetulan dapat

Page 13: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

13

menambah pembendaharaan kata (mufradat) tanpa hafalan. Pesantren yang menerapkan

metode ini secar intensif selalu berhasil mengembangkan pemahaman bahasa.

e. Metode Mudzakarah

Metode mudzakarah adalah suatu pertemuan ilmiah yang secara spesifik

membahas masalah diniyyah seperti aqidah, ibadah dan masalah agama pada umumnya.

Aplikasi metode ini dapat mengembangkan dan membangkitkan semangat intelektual

santri. Mereka diajak berfikir ilmiah dengan menggunakan penalaran-penalaran yang

didasarkan pada Al-qur‟an dan Al-sunah serta kitab-kitab keislaman klasik. Namun

penerapan metode ini belum bisa berlangsung optimal, ketika para santri membahas

aqidah khususnya, selalu dibatasi pada madzhab-madzhab tertentu. Materi bahasan dari

metode mudzakarah telah mengalami perkembangan bahkan diminati oleh kiai yang

bergabung dalam forum bathsul masail dengan wilayah pembahasan yang sedikit meluas.

f. Metode Majlis Ta’lim

Metode majlis ta‟lim adalah metode menyampaikan pelajaran agama islam yang

bersifat umum dan terbuka, yang dihadiri jama‟ah yang memiliki latar belakang

pengetahuan, tingkat usia dan jenis kelamin.

Metode ini tidak hanya melibatkan santri mukmin dan santri kalong (santri yang

tidak menetap di asrama cuma belajar dipesantren ) saja tetapi masyarakat sekitar

pesantren yang tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti pengajian setiap hari.

Pengajian majlis ta‟lim bersifat bebas dan dapat menjalin hubungan yang akrab antara

pesantren dan masyarakat sekitarnya.23

2. Metode Moderen

Pesantren yang dalam sistem pengajarannya mengadopsi dan menerapkan sistem

pengajaran klasikal moderen.Baik itu pembelajaran dilakukan di dalam ruang atau kelas

dengan adanya meja dan kursi dan juga kyai ataupun ustadz menggukan metode

pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran sebagaimana yang dipakai di

lembaga pendidikan Islam (madrasah) dan Umum (sekolah).

23. HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. ''Intelektualisme Pesantren'', (Jakarta: Diva Pustaka, 2006) Hal 22-25

Page 14: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

14

3. Metode Kombinasi

Sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan teknologi banyak

pesantren yang melakukan pembenahan dalam metode pembelajaran, hal itu dilakukan

guna memperbaiki kualitas-kualitas sumber daya santri sehingga bisa menyesuaikan

dengan perkembangan zaman. Berdaarkan persfektif metodik, pesantren terpolarisasikan

menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Pesantren yang hanya meggunakan satu metode yang bersifat tradisional dalam

mengajarkan kitab-kitab klasik.

b. Pesantren yang hanya menggunakan metode-metode hasil penyesuaian dengan

metode yang dikembangkan pendidikan formal.

c. Pesantren yang menggunakan metode-metode bersifat tradisional dan

mengadakan penyesuaian dengan metode pendidikan yang dipakai dalam

lembaga pendidikan formal.

D. Unsur - unsur Pesantren

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang khas Indonesia, dimana

menurut Dhofierunsure – unsur khas pesantren baik tradisional maupun modern yang

membedakannya dengan Pendidikan Islam, yaitu : Mesjid,Pondok, Pengajaran Kitab – kitab

Kuning, Santri dan Kyai.

1. Mesjid

Mesjid mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem pendidikan

Pesantren, karena mesjid dainggap sebagai tempat yang tepat untuk mendidik santri,

terutama dalam praktik Sholat lima waktu, Khutbah dan Sholat Jumat, dan pengajaran

kitab Kuning.Lebih daripada itu mesjid dijadikan pusat penggemblengan sikap mental

keagamaan santri yang tinggal di dalam komplek pesantren.Bahkan seringkali

pendirian pesantren terlebih dahulu dengan didirikannya mesjid.Baru setelah santrinya

banyak, maka dilanjutkan dengan pendirian bangunan – bangunan lainnya, seperti

Pondok dan Madrasah.

2. Pondok

Pada tahun 1960-an pusat –pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih

dikenal dengan sebutan istilah Pondok, nama Pondok berarti tempat tinggal atau

Asrama – asrama bagi para santri yang terbuat dari bamboo, atau juga berasal dari

Page 15: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

15

bahasa Arab , yaitu funduq yang artinya adalah Hotel atau Asrama. Adanya Pondok

atau Asrama bagi para santri merupakan kekhasan tradisi pesantren, yang

membedakannya dengan dengan system pendidikan tradisional di mesjid – mesjid

yang berkembang di kebanyakan wilayah Islam di Negara-negara lain.

3. Pengajaran Kitab – kitab Kuning

Pengajaran Kitab Klasik adalah pengajaran yang di berikan kepada santri untuk

mengkaji, memperdalam dan menguji pemahaman dan kemahiran mereka membaca

dan memahami kitab – kitab klasik. Adapun kitab-kitab klasik yang diajarkan di

pesantren yaitu : Nahwu, fikih, ushul fikih, hadits, tafsir, tauhid, tasawuf dan etika.

4. Santri

Menurut Nurkholis Majid (Cak Nur) tentang asal muasal istilah santri, Kata

Santri itu berasal dari kata “sastri” kata yang berasal dari bahasa Sansakerta, yang

mempunyai arti melek huruf Hal tersebut dikarenakan menjadi santri berarti menjadi

tahu Agama dengan mempelajari kitab – kitab berbahasa Arab, atau paling tidak bisa

membaxca Al Quran, akan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Santri berasal dari

bahasa jawa, yaitu dari kata Cantrik, yang artinya Seseorang yang selalu mengikuti

seorang guru kemanapun guru tersebut menetap.24

Menurut tradisi Pesantren Santri itu terbagi kepada dua, yaitu Santri mukim dan

Santri Kalong, yang dinamakan Santri mukim adalah santri menetap atau tinggal di

lingkungan Pesantren / atau di Asarama. Sedangkan Santri Kalong adalah Santri yang

berasal dari penduduk di sekitar Pesantren yang tidak tinggal di Asrama atau

dilingkungan Pesantren.

Ada beberapa alasan kenapa santri pergi jauh dari rumahnya dan menetap di

pesantren adalah karena beberapa alas an sebagai berikut, pertama Ingin mempelajari

kitab – kitab lain yang membahas Islam lebih mendalam dibawah bimbingan kyai

yang memimpin pesantren.keduaingin memperoleh penmelek huruf.galaman

kehidupan pesantren, baik suasana pembelajaran, berorganisasi dan berkomunikasi

dengan pesantren lainnya, ketiga ingin fokus study di pesantren tanpa harus terganggu

dengan kesibukan lainnya.

24. Nurkholis Madjud, Bilik bilik Pesantren, hal.21-22

Page 16: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

16

5. Kyai.

Kyai adalah unsur yang paling esensial dalam sebuah pesantren, bahkan

terkadang ia pula pendirinya, maka suatu yang wajar ketokohan dan kharisma seorang

mempengaruhi kemajuan dan kemunduran dari sebuah pesantren.

Menurut Asal usulnya Kyai dipakai untuk ketiga jenis gelar yang saling

berbeda, yaitu :

a. Gelar kehormatan bagi barang-barang yang dianggap keramat.

b. Gelar kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya

c. Gelar kehormatanyang diberikan oleh masyarakatkepada seorang ahli agama

Islam yang memiliki atau menjadi pimpinan pesantrendan mengajarkan kitab –

kitab kuning klasik kepada santrinya, selain gelar kyai ia juga bisa di panggil

dengan gelar alim, ustadz, ajengan dan lain lain..25

E. Transformasi Kurikulum Pesantren

1. Materi Dasar Keislaman Dengan Ilmu Keislaman

Sistem pendidikan dipesantren tidak didasarkan pada kurikulum yang digunakan

secara luas, tetapi diserahkan pada penyesuaian elastis antara kehendak kiai dengan

kemampuan santrinya secara individual.

Ketika masih berlangsung dilanggar (surau) atau masjid, kurikulum pengajian

masih dalam bentuk yang sederhana, yakni berupa inti ajaran islam yang mendasar.

Rangkaian trio komponen ajaran islam yang berupa iman, islam dan insan atau dokrin,

ritual, dan mistik telah menjadi perhatian kiai perintis pesantren sebagai kurikulum yang

diajarkan kepada santrinya. Penyampaian tiga komponen ajaran islam tersebut dalam

bentuk yang paling mendasar, sebab disesuaikan dengan tingkat intelektual dengan

masyarakat (santri) dan kualitas keberagamaannya pada waktu itu.

Peralihan dari langgar (surau) atau masjid lalu berkembang menjadi pondok

pesantren ternyata membawa perubahan materi pengajaran. Dari sekedar pengetahuan

menjadi suatu ilmu.

Dalam perkembangan selanjutnya, santri perlu di berikan bukan hanya ilmu-ilmu

yang terkait dengan ritual keseharian yang bersifat praktis-pragmatis, melainkan ilmu-

ilmu yang berbau penalaran yang menggunakan referensi wahyu seperti ilmu kalam,

25. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1984) hlm. 79 - 93

Page 17: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

17

bahkan ilmu-ilmu yang menggunakan cara pendekatan yang tepat kepada Allah seperti

tasawuf.

Ilmu kalam atau ilmu tauhid memberikan pemahaman dan keyakinan terhadap

ke-esaan Allah, fiqih memberikan cara-cara beribadah sebagai konsekuensi logis dari

keimanan yang telah dimiliki seseorang pada penyempurnaan ibadah agar menjadi orang

yang benar-benar dekat dengan Allah.

2. Penambahan dan Perincian Materi Dasar

Kurikulum pesantren berkembang menjadi bertambah luas lagi dengan

penambahan ilmu-ilmu yang masih merupakan elemen dari materi pelajaran yang

diajarkan pada masa awal pertumbuhannya. Beberapa laporan mengenai materi pelajaran

tersebut dapat disimpulkan yaitu: al-qur‟an dengan tajwid dan tafsir, aqa‟id dan ilmu

kalam ,fiqih dengan ushul fiqih dan qawaid al-fiqh, hadits dengan mushthalah hadits,

bahasa arab dengan ilmu alatnya seperti nahwu, sharaf, bayan, ma‟ani, badi, dan „arudh,

tarikh, mantiq, tasawuf, akhlak dan falak.

Tidak semua pesantren mengajarkan ilmu tersebut secara ketat. Kombinasi ilmu

tersebut hanyalah lazimnya ditetapkan di pesantren. Beberapa pesantren lainnya

menetapkan kombinasi ilmu yang berbeda-beda karena belum ada standarisai kurikulum

pesantren baik yang berskala lokal, regional maupun nasional. Standarisasi kurikulum

barang kali tidak pernah berhasil ditetapkan disuruh pesantren.

Sebagian besar kalangan pesantren tidak setuju dengan standarisasi kurikulum

pesantren. Variasi kurikulum pesantren justru diyakini lebih baik. Adanya variasi

kurikulum pada pesantren akan menunjukan ciri khas dan keunggulan masing-masing.

Sedangkan penyamaran kurikulum terkadang justru membelenggu kemampuan santri.

Dengan cermat Saridjo dkk. Menyebutkan bahwa pengetahuan-pengetahuan yang

paling diutamakan adalah pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan bahasa

arab (ilmu sharaf dan ilmu alat yang lain) dan ilmu pengetahuan yang berhubungan

dengan ilmu syari‟at sehari-hari (ilmu fiqih,baik berhubungan dengan ibadah maupun

mu‟amalahnya). Sebaliknya, dalam perkembengan terakhir fiqih justru menjadi ilmu

yang paling dominan.26

26. Abdul Mun'im Muhammad,Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam, ( Al Haiah Al

Mishriyah Press, 1994)

Page 18: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

18

3. Penyempitan Orientasi Kurikulum

Pada umumnya pembagian keahlian dilingkungan pesantren telah melahirkan

produk-produk pesantren yang berkisar pada: nahwu-sharaf, fiqih, aqa‟id, tasawuf,

hadits, tafsir, bahasa arab dan lain sebagainya.

a. Nahwu-Sharaf

Istilah nahwu-sharaf ini mungkin diartikan sebagai gramatika bahasa arab.

Keahlian seseorang dalam gramatika bahasa arab ini telah dapat merubah status-

keagamaan, bentuk keahliannya yaitu kemampuan mengaji atau mengajarkan kitab-kitab

nahwu-sharaf tertentu, seperti al-jurumiyah,al-fiyah,atau untuk tingkat yang lebih

tingginya lagi, dari karya ibnu Aqil.

b. Fiqih

Menurut Nurcholish Madjid, keahlian dalam fiqih merupakan konotasi terkuat

bagi kepemimpinan keagamaan Islam, sebab hubungan yang erat dengan kekuasaan.

Faktor ini menyebabkan meningkatnya arus orang yang berminat mendalami dalam

bidang fiqih. Umumnya fiqih diartikan sebagai kumpulan hukum amaliah (sifatnya akan

diamalkan) yang di syariatkan Islam.

c. Aqa’id

Aqa‟id meliputi segala hal yang bertalian dengan kepercayaan dan keyakinan

seorang muslim. Tetapi, menurut Nurcholis Madjid, meskpun bidang pokok-pokok

kepercayaan atau aqa‟id ini disebut ushuludin (pokok-pokok agama), sedangkan fiqih

disebut furu (cabang-cabang), namun kenyataannya perhatian pada bidang aqa‟id ini

kalah besar dan kalah antusias dibanding dengan perahtiaan pada bidang piqih yang

hanya merupakan cabang (furu).

d. Tasawuf

Pemahaman yang berkembang tentang ilmu tasawuf hanya seputar tarikat, suluk,

dan wirid. Bahkan dongeng tentang tokoh-tokoh legendaris tertentu, hingga

menimbulkan kultusme pada tokoh-tokoh tertentu baik yang masih hidup maupun yang

telah meninggal dunia. Praktek tasawuf seperti ini banyak diamalkan di Indonesia.

e. Tafsir

Keahlian dibidang tafsir ini amat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan

munculnya penyelewengan-penyelewengan dalam menafsirkan al-qur‟an. Peran tafsir

sangat urgen dan strategis sekali untuk menangkal segala kemungkinan tersebut.

Page 19: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

19

f. Hadits

Nurcholis Madjid berpendapat, produk pondok pesantren menyangkut keahlian

dalam hadits jauh relatif kecil bila dibandingkan dengan tafsir. Padahal penguasaan

hadits jauh lebih penting, mengingat hadits merupakan sumber hukum agama (Islam)

kedua setelah al-qur‟an. Keahlian dibidang ini tentu saja amat diperlukan untuk

pengembangan pengetahuan agama itu sendiri.

g. Bahasa Arab

Keahlian dibidang ini harus dibedakan dengan keahlian dalam nahwu-sharaf

diatas. Sebab, titik beratnya ialah penguasaan “materi” bahasa itu sendiri, baik pasif

maupun aktif. Kebanyakan mereka kurang mengenal lagi kitab-kitab nahwu-sharaf

seperti yang biasa dikenal di pondok-pondok pesantren.27

E. Tipe Pendidikan

Weber mengemukakan tiga tipe pendidikan yaitu :

1. Pendidikan kharismatik ialah membangkitkan intuisi agama serta kesiapan rohani

mencapai pengalaman trensendental.

2. Pendidikan untuk kebudayaan ialah tipe yang didasarkan pada pendirian bahwa

isi-isi (kebudayaan) tertentu yang ditanggapi sebagai sesuatu yang klasik dan

memiliki kemampuan yang kuat untuk melahirkan tipe sosial tertentu.

3. Pendidikan spesialis ialah pendidikan tipe ini berupaya mengalihkan pengetahuan

dan keterampilan khusus serta secara ketat berhubungan dengan pertumbuhan

pemilihan kerja yang menjadikannya kaum spesialis (orang-orang yang memiliki

keahlian khusus ) sangat diperlukan dalam masyarakat industri.

Sedangkan islam, berupaya menggabungkan ketiga tipe pendidikan diatas dalam

sistemnya masing-masing dan memberikan ketinggian pada kesucian batin yang

dicerminkan pada kesadaran sosial dan usaha-usaha idealistik yang ditujukan kepada

penguasaan setiap kecakapan yang menjadi tuntunan tugas seseorang. 28

27. Haedari, H.Amin. ''Transformasi Peasntren'', (Jakarta: Media Nusantara, 2007) Hal 50-53

28 http/www.pendidikan.com

Page 20: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

20

PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Persatuan Islam (Persis)

Persatuan Islam berdiri pada tanggal 12 September 1923 di Bandung, Persis lahir

dari hasil pertemuan – pertemuan dalam acara kenduri yang selanjutnya menjadi

kelompok diskusi kecil yang membahas tentang permasalahan keagamaan ataupun

praktek keagamaan yang ada di masyarakat, di kaji dan diuji dalam timbangan Islam.

Dari hasil kajian yang dilakukan diketahui bahwa masyarakat lam pemahaman Islam

Indonesia, berada dalam keterbelakangan dan kejumudan dalam pemahaman terhadap

Islam, sehingga dipandang perlu dilakukan dibukanya pintu ijtihad, melakukan

pembaharuan dan melakukan pemurnian atau purifikasi terhadap praktek keagamaan

yang sudah mentradisi di masyarakat.29

Selanjutnya kelompok kajian tersebut menamakan dirinya adalah Persatuan

Islam, dengan pimpinannya adalah Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus, Persatuan

Islam atau Persis secara resmi adalah sebuah wadah organisasi umat Islam. Dan nama

Persatuan Islam dimaksudkan mengarah kepada ruhul ijtihad dan jihad, berusaha

sekuaudaya, t tenaga untuk mencapai apa yang menjadi cita – cita organisasi, yaitu

persatuan pemikiran Islam, Persatuan rasa Islam, Persatuan usaha Islam dan Persatuan

suara Islam.

Persatuan Islam lahir sebagai antitesa terhadap fenomena sosial keagamaan

dengan banyaknya sikretisme atau percampuran anatar Agama dan budaya, yang

berdampak pada pengamalan Agama yang terjebak kepada Takhayul, Bidah dan

Khurafat, sebagaimana tergambar dalam Visi dan Misi Persatuan Islam dalam Pedoman

Ja kaffah dmiyahnya yaitu Qanun Asasi yang bunyinya adalah sebagai berikut “Jamiyah

Persis bertuan terlaksananya syariat Islam berladaskan al-Quran dan Assunah secara

kaffah dalam segala aspek kehidupannya”

Nama “Persatuan Islam”, atau disingkat Persis ini, diberikan dengan maksud

untuk mengarahkan ruh al-ijtihad dan jihad, yaitu berusaha dengan sekuat tenaga yang

ada untuk mencapai harapan dan cita-cita yang sesuai dengan kehendak dan cita-cita

organisasi ini, yaitu persatuan pemikiran Islam, persatuan rasa Islam, persatuan usaha

Islam, dan persatuan suara Islam. Pemberian nama ini didasarkan pada firman Allah

dalam al-Qur‟an surat Ali „Imran ayat 103 yang artinya: “ Dan berpegang teguhlah kamu

sekalian kepada tali (undang-undang / aturan) Allah seluruhnya dan janganlah kamu

29. Dadan Wildan, Sejarah Perjuangan Persis (1923 – 1983), (Bandung ; Gema Syahida,1995), hal.29

Page 21: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

21

sekalian bercerai-berai ”, serta sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi,

“Kekuatan Allah itu beserta jama’ah ”.Menurut Dadan Wildan, firman Allah dan hadis

Nabi ini kemudian menjadi motto Persatuan Islam, yang ditulis di dalam lambang

Persatuan Islam yang berada dalam lingkaran bintang bersinar yang bersudut dua belas.30

Berbeda dengan organisasi-organisasi lain yang berdiri pada awal abad ke-20,

Federspiel menilai Persatuan Islam sebagai organisasi mempunyai ciri tersendiri, yaitu

kegiatannya dititikberatkan pada pembentukan paham keagamaan. Adapun kelompok-

kelompok yangtelah diorganisasikan, misalnya Budi Utomo yang didirikan pada 1908,

hanya bergerak dalam bidang pendidikan bagi orang-orang pribumi (khususnya bagi

orang-orang Jawa), sementara Sarekat Islam yang diorganisasikan pada 1912 hanya

bergerak dalam kemajuan bidang perdagangan dan politik. Muhammadiyah yang

didirikan pada 1912, gerakanya diperuntukkan bagi kesejahteraan sosial masyarakat

Muslim dan kegiatan pendidikan keagamaan.31

Dari Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persatuan Islam di atas jelas bahwa organisasi ini

merupakan gerakan pembaruan Islam dalam pengertian purifikasi (pemurnian), yaitu kembali

kepada al-Qur‟an dan Sunnah. Menurut Manifes Perdjuangan Persatuan

Islam, Persatuan Islam sejak awal berdirinya bersemboyan “ mengembalikan umat Islam kepada

pimpinan al-Qur‟an dan Sunnah”. Dengan semboyan ini Persatuan Islam merupakan seleksi dan

koreksi terhadap paham, pandangan, dan keyakinan Islam yang tidak sesuai dan bertentangan

dengan al-Qur‟an dan Sunnah. Oleh karena itu, dalam usaha dan perjuangan menegakkan al-

Qur‟an dan Sunnah ini, Persatuan Islam berkewajiban melakukan islah al-‘aqidah dan islahal-

‘ibadah. Dari Qanun Asasi dan Qanun Dakhili Persatuan Islam di atas jelas bahwa organisasi

ini merupakan gerakan pembaruan Islam dalam pengertian purifikasi (pemurnian), yaitu kembali

kepada al-Qur‟an dan Sunnah.

Menurut Manifes Perdjuangan Persatuan Islam, Persatuan Islam sejak awal berdirinya

bersemboyan “mengembalikan umat Islam kepada pimpinan al-Qur’an dan Sunnah”. Dengan

semboyan ini Persatuan Islam merupakan seleksi dan koreksi terhadap paham, pandangan, dan

keyakinan Islam yang tidak sesuai dan bertentangan dengan al-Qur‟an dan Sunnah. Oleh karena

itu, dalam usaha dan perjuangan menegakkan al-Qur‟an dan Sunnah ini, Persatuan Islam

berkewajiban melakukan islah al-‘aqidah dan islahal-‘ibadah dikalangan kaum Muslim sendiri.

Islah al-‘aqidah adalah membersihkan iman dan tauhid kaum Muslim dari tiap-tiap kepercayaan

dan pandangan serta keyakinan yang dapat membawa kepada kesyirikan. Adapun islah al-

30. Dadan Widan, Pasang Surut Gerakan Pembaharuan, (Puslitbang PP Pemda Persatuan

IslamPersis

Press, 2000)hal. 34

31. Howard M. Federspiel, Persatuan Islam, hal. 11.

Page 22: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

22

‘ibadah adalah membersihkan peribadahan kaum Muslim jangan sampai bercampur bid‟ah,

kemodelan, dan barang tambahan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah.

B. Sejarah dan Sistem Pesantren Persatuan Islam (Persis)

Persatuan Islam sebagai sebuah jam ‟iyyah yang bergerak dibidang pendidikan

dan sosial, dengan sendirinya memiliki sistem pendidikan tersendiri. Sistem pendidikan

PersatuanIslam ini disebut dengan “Pesantren Persatuan Islam ” . Sistem ini memiliki

kurikulum pendidikan tersendiri yang berlaku bagi semua jenjang kependidikannya,

mulai dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga

pendidikan tinggi. Sistem pendidikan Persatuan Islam sesungguhnya terbentuk

melalui proses historis yang cukup panjang. Semenjak kelahirannya, Persatuan Islam

selaku jam ‟iyyah pendidikan, tabligh dan kemasyarakatan telah menyelenggarakan

pendidikan Islam secara khas dan partikelir.

Dengan menggunakan istilah “pesantren” bagi nama lembaganya, yang pada

hakikatnya tidak berbeda dengan sistem madrasah yang dikelola secara klasikal,

Persatuan Islam berusaha sekuat tenaga untuk tetap berada dalam koridornya, yaitu

menyelenggarakan pendidikan madrasah dengan berjiwa pesantren, tapi berbeda

dan berada di luar jangkauan birokrasi pendidikan pemerintah. A. Latief Muchtar,

seorang aktivis Persatuan Islam yang pernah menjabat Ketua Umum periode 1983

hingga1997, menyebutkan bahwa Perastuan Islam, sejak tahun 1950 sampai sekarang,

tampaknya tidak seperti Muhammadiyah, tidak ada gagasan untuk mendirikan SD,

SLTP, dan SMU atau model-model sekolah agama yang diselenggarakan oleh

Departemen Agama.

Karena, dalam pandangan Persis, tujuan pendidikan bukan untuk menjadi

Pegawai Negeri.Karena itu, Persis tetap mempertahankan model madrasah dengan jiwa

pesantren, sesuai dengan garis kebijakan yang didengungkan pada tahun 1936.

Kebijakan ini tidak hanya untuk tingkat pusat, tetapi juga sampai ke tingkat cabang.

Kurikulum pendidikannya sama, tidak terikat oleh kurikulum sekolah-sekolah

Departemen Agama (Kementerian Agama). Guru-gurunya sebagian besar adalah alumni

tingkat Muallimin dari Pesantren Pusat di Bandung. Para alumnus pesantren ini bisa

melanjutkan studinya di IAIN. Adapun alumnusnya yang ingin melanjutkan studi di

perguruan tinggi umum, biasanya mengikuti SMU pada sore hari. Pernyataan Muchtar

di atas menunjukkan bahwa Persatuan Islam bukanlah organisasi Islam yang

Page 23: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

23

menyelenggarakan pendidikan dengan mengikuti sistem

pendidikan pemerintah, berbeda dengan pendidikan yang dikelola Nahdlatul Ulama

ataupun Muhammadiyah. NU misalnya, telah menyelenggarakan pendidikan Islam

yang disebut Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU, yang menurut catatan Imam

Chuseno, lembaga pendidikan ini belum mempunyai sistem dan kurikulum

pendidikan yang dikeluarkannya. Sistem dan kurikulum pendidikan yang diterapkan

Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU adalah sistem dan kurikulum pendidikan

pemerintah, ditambah dengan muatan ke-NU-an dan bidang studi agama yang

berciri Aswaja (Ahlussunnah wal Jama‟ah).

Demikian pula dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah.

Menurut Achmadi, Muhammadiyah telah membentuk madrasah dan sekolah, yang

secara institusional berada dibawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan

Departemen Agama (Kementerian Agama). Oleh karena itu, penyelenggaraan

pendidikan Muhammadiyah senantiasa disesuaikan dengan corak dan susunan lembaga

pendidikan pemerintah. Pokok pengajaran madrasah - madrasah Muhammadiyah sejalan

dengan pokok pengajaran madrasah di bawah Kementerian Agama, demikian pula

lembaga-lembaga sekolahnya disesuaikan dengan kurikulum Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan. Kecenderungan denganmengikuti sistem pendidikan pemerintah ini

telah membuat tidak relevannyapendidikan M uhammadiyah dengan cita-citanya.

Menarik mencermati kiprah lembaga Pesantren Persatuan Islam ini adalah

melihat kontribusinya bagi penguatan pendidikan Islam di Indonesia. Persatuan

Islam meskipun dinilai Federspiel sebagai organisasi yang “small and loosely knit”,

karena tidak menjadi mainstream bagi arus perpolitikan Islam di Indonesia,16 namun

sem enjak berdirinya hingga sekarang, ia term asuk organisasi yang serius

menyelenggarakan pendidikan Islam di Indonesia.

Kenyataan itu dipertegas lagi di dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

Pesantren Persatuan Islam tahun 1984 dan 1996 yang menyebutkan bahwa “lembaga

pendidikan jam’iyyah Persatuan Islam ini dinamakan Pesantren Persatuan Islam”.

Pesantren Persatuan Islam merupakan suatu keseluruhan yang terpadu dari semua

satuan, kom ponen, dan kegiatan pendidikan Persatuan Islam, dari jenjang

pendidikan prasekolah hingga jenjang pendidikan tinggi. Pendidikan Persatuan

Islam dengan sistem kepesantrenan ini berusaha memadukan pendidikan agama

Islam dan pendidikan umum sesuai dengan sifat kekhususannya. Dengan kata lain

Page 24: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

24

bahwa di Pesantren Persatuan Islam dengan demikian tidak mengenal dikotomi antara

pendidikan agama dan pendidikan umum.

Sebegitu kuatnya Persatuan Islam m enisbatkan dirinya dengan lembaga

“pesantren” ini, sehingga disebutkan “Persatuan Islam adalah pesantren sebelum

menjadi jam ‟iyyah. Karena itu, sifat pesantren tidak akan lepas dari Persatuan Islam,

sejak dulu, sekarang, dan Insya Allah pada masa-masa yang akan datang” . Lebih

jauh lagi disebutkan, keterkaitan Persatuan Islam dengan lembaga “pesantren”nya

menunjukkan bahwa eksistensi Persatuan Islam itu sendiri tergantung pada lembaga

pendidikannya ini.Istilah “Pesantren Persatuan Islam” untuk kali pertama digunakan semenjak

1936, yaitu ketika dibentuk lembaga pendidikan yang bernama Pesantren Persatuan

Islam pada 4 Maret 1936. Menurut Qanoen Pesanteren Persatoean Islam Bandoeng,

pesantren ini didirikan sebagai upaya melaksanakan keputusan “Conferentie

Persatoean Islam 1935” yang menuntut Pengurus Besar (sekarang Pimpinan Pusat)

Persatuan Islam untuk mengadakan“Cursus Moeballigh”. Menurut Qanoen ini,tujuan

diselenggarakannya Pesantren Persatuan Islam adalah:

“Semata-mata hendak mengeloearkan moeballigh-moeballigh dengan mengadjarkan

bahasa Arab dan alat-alatnja dan ‘ilmoe-’ilmoe agama Islam yang perloe, dan

sedikitsedikit dari peladjaran agama-agama lain, dan sedikit-sedikit dari ‘ilmoe

menghitoeng,djiografi, ‘ilmoe ‘alam, dan lain-lain ‘ilmoe kedoeniaan jang akan

menolongseorangmoeballigh di dalam pekerjaannja bertabligh”.

Untuk memenuhi tujuan ini, dibentuk nazhir-azhir (parapengurus) Pesantren

Persatuan Islam yang dipilih oleh Pimpinan Pusat Persatuan Islam yang bertugas

mengubah, menambah, dan mengurangi isi “Qanoen Pesantren” ini sesuai keadaan dan

perubahan zaman. Pengurus inti Pesantren Persatuan Islamini adalah Ahmad Hassan

(ketua), H. Zamzam (wakil ketua), Samsudin (sekretaris), dan Nastari (bendahara), yang

dibantu oleh H. Azhari, E. Abdurrahman, H.M. Ramli, Kemas Ahmad, dan M. Natsir.

Adapun guru-guru yang mengajar di Pesantren Persatuan

Islamini adalah H.Zamzam, H.Azhari, H.M.Ramli, E.Abdurrahman, O.Qamaruddin,.

Natsir,Fachruddin, Samsudin,A.A.Bana-ama,SulaimanAbuSu‟ud, A.Hassan, dan Abdul

Kadir Hassan.27 Adapun kurikulum yang diajarkan adalah ilmu-ilmu yang diperlukan

untuk dapat mencetak santri menjadi muballigh Islam yang berdasarkan al-Qur‟an dan

Sunnah,yangmencakup mata pelajaran tauhid, fikih, baca al-Qur‟an,tajwid,sharaf,nahwu,

tarikh, tafsir, hadis, khat, ushul fiqih, bacaan, badi‟, m a‟ani,mantiq,bahasaMelayu, dan

Page 25: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

25

ilmu-ilmu umum yang meliputi ilmu hisab, ilmu alam, ilmu jurnalistik, dan ilmu-ilmu

lain yang dipandang perlu. Semua kurikulum ini disajikan kepadasantri dengan

menggunakan bahasa Melayu sebagai pengantarnya, dan bahasa Arab sebagai penunjang

yang digunakan dalam waktu – waktu tertentu.

Dari Qonun Pesanteren Persatoean Islam Bandoeng itu kiranya dapat dikatakan

bahwa Pesantren Persatuan Islam ketika itu sudah dapat mengelola pendidikan

dengan cara-cara “modern” untuk masanya. Kurikulum yang memadukan ilmu - ilmu

agama dengan ilmu - ilmu umum ini membuktikan bahwa Pesantren Persatuan

Islam pada saat itu sudah mengenal kurikulum integralistik, yang tidak

mendikotomikan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Apalagi sudah ada muatan

pelajaran jurnalistik, yang menandakan bahwa santri-santri alumninya kelak

diharapkan menjadi penulis-penulis yang dapat menunjang aktvitas Persatuan Islam

dalam bidang penerbitan, yang memang menjadi salah satu media organisasi ini

untuk menyebarkan paham kembali kepada al-Qur‟an dan Sunnah. Selain itu, adanya

Qanun ini juga yang menjadikan “pesantren” dalam perspektif Persatuan Islam

berbeda dengan “pesantren” dalam pengertian sebagai lembaga pendidikan Islam

tradisional di Indonesia.

Istilah“pesantren”dalamPersatuan Islam sangatlah berbeda rumusannya dengan

istilah pesantren dalamsistem pendidikan tradisional. M enurut Federspiel, pesantren

dalamsistempendidikan tradisional sering dipahami sebagai lembaga pribadi milik

ulama,yangumumnya dikelola dengan bantuan keluarga mereka. Pada masa yang paling

awal,pesantren merupakan fenomena pedesaan yang berinteraksi dengan masyarakat

setempat. Pengajarannya didasarkan pada “kitab klasik” (kitab kuning) karya para

ulama terkemuka abad Pertengahan (1250-1850M), yang biasanya dari mazhab

hukum Syafi‟i. Materi pengajarannya selalu mencakup tatabahasa Arab (nahwu)

dan konjugasinya (sharf), seni baca al-Qur‟an (qira‟ah), tafsir al-Qur‟an, tauhid,

fiqih, akhlaq, mantiq, sejarah, dan tasawuf. Semua materi ini diajarkan dengan

metode weton atau halaqah, di mana para pelajar duduk melingkar di depan seorang

ulama, yang duduk dan menyuruh para muridnya secara bergantian untuk membaca

Kitab Kuning. Pada abad ke-20, pesantren tradisional mendapat tekanan dari

masyarakat dan pemerintah untuk mengadopsi teknik-teknik baru dan memasukkan

beberapa matapelajaran umum. Banyak pesantren yang memberinya respons dengan

positif, sehingga menjadi pesantren modern, pesantren madrasah, atau pesantren

sekolah yang mengikuti sistem pemerintah. Kemudian secara antropologis

Page 26: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

26

Zamakhsyari Dhofier menyebutkan lima elemen bagi lembaga pendidikan tradisional

yang disebut pesantren ini, yaitu adanya pondok, masjid, santri, pengajaran kitabkitab

Islam klasik, dan kyai.30Terma “pesantren” dalam Persatuan Islam tidaklah merujuk

kepadapemahamanpesantren seperti yang disebutkan di atas. Pesantren bagi Persatuan

Islam,sepertidisebutkan dalam Tafsir Qanun Asasi dan DakhiliPersatuan Islam,

bukanlahlembagayang memberikan citra kejumudan, keterbelakangan, sekularisme atau

fatalisme.Pesantren dalam Persatuan Islam lebih berarti sebagai pesantren yang dinamis

danmodernis (mujaddid), yaitu pesantren yang berusaha mengubah dan merombak

citra negatif pesantren.

Itulah makna pesantren bagi Persatuan Islam, sehingga lembaga pendidikannya

disebut Pesantren Persatuan Islam, sebuah pesantren dengan “gaya baru”, yang

berbeda dengan pesantren “gaya lama”. Oleh karena itu, bagi Federspiel, yang

menjadi pembeda antara pesantren dalam pengertian lembaga tradisional dengan

“pesantren” dalam pengertian Persatuan Islam adalah masalah metodenya. Jika

para ulama (kyai) melalui pesantren tradisionalnya menerapkan metode pengajaran

dengan pendekatan master-student (kyai-santri) atau yang disebut weton, maka

Persatuan Islam dengan pesantrennya menggunakan metode klasikal (classrooms).

Dengan melihat hal diatas dapat kita mengatakan bahwa Model pendidikan

pesantrenalaPersatuanIslamitu,Deliar Noer berpendapat bahwa model pendidikan yang

dilaksanakanPersatuanIslam lebih merupakan perpaduan antara sistem pendidikan model

Baratyangmenekankan pelajaran “umum ” dengan sistem pendidikan agama

yangtetapberlandaskan Islam. Sistem ini tidak ada bedanya dengan sistem madrasah

pesantren. Sementara itu, Jusuf Amir Feisal mengatakan bahwa sistem pendidikan

Persatuan Islam merupakan “simbiosis” antara pesantren dan sekolah Islam.

Kurikulumnya berkarakteristik agama, tetapi administrasinya mengikuti model

sekolah Islam. Dalam pada itu, Azra lebih suka menyebut model seperti Pesantren

Persatuan Islam ini dengan sebutan “ Sekolah Islam”, karena pendidikan di sekolah

sekolah Persatuan Islam lebih ditekankan pada aspek keagamaan. pada dasarnya tidak

adaperbedaanantarasekolahIslamdengansekolahumum(negeri).

Model kelembagaan pendidikan “madrasah dengan jiwa pesantren” inilah kiranya

yang dicobaterapkan oleh Persatuan Islam, di saat organisasi-organisasi pembaruan

Islam lainnya, semisal Muhammadiyah, hanya mengadopsi substansi dan metodologi

pendidikan model Barat, tapi dengan muatan Islam. Muhammadiyah dengan model

ini telah menggunakan sistem klasikal, yang berarti meninggalkan metode weton dan

Page 27: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

27

sorogan yang ada dalam sistem tradisional saat itu. Pendirian lembaga Muhammadiyah,

yang oleh Steenbrink disebut dengan model “sekolah gubernemen”, merupakan

kepedulian utama Ahmad Dahlan dalam mengimbangi dan menandingi sekolah

pemerintah Belanda. Dia merasa terkesan dengan kerja para misionaris Kristen yang

mendirikan sekolah dengan fasilitas yang lengkap. Dengan mencontoh ini, Dahlan

telah menciptakan lembaga pendidikan M uhammadiyah sebagai lembaga yang

mengajarkan pendidikan agama sebagai matapelajaran wajib. Ilmu bahasa dan ilmu

pasti disampaikan dalam Muhammadiyah sebagai matapelajaran yang mengimbangi

matapelajaran agama (akidah, al-Qur‟an, tarikh, dan akhlak). Di samping model

“sekolah gubernemen”, Muhammadiyah juga mendirikan model madrasah yang tujuan

utamanya adalah mengganti dan memperbaiki pengajaran al-Qur‟an yang waktu itu

masih bercorak tradisional.

Berbeda dengan lembaga pendidikan tradisional yang disebut pesantren yang

mengenal metode weton dan sorogan, dan berbeda dengan madrasah

Muhammadiyah yang lembaganya tetap disebut madrasah, Persatuan Islam tetap

menyebut lembaga pendidikannya dengan istilah “pesantren”, padahal dari segi

substansinya tidak lain adalah “madrasah dengan jiwa pesantren” . Disebut madrasah

karena dilaksanakan secara klasikal, dan disebut pesantren karena mengambil manfaat

dari keunggulan-keunggulan pesantren sehingga disebut “pesantren gaya baru” .

Model ini dipertahankan Persatuan Islam yang merupakan ciri khasnya, sehingga

memiliki keunikan tersendiri, yang dapat dibedakan dari pesantren tradisional dan

madrasah Muhammadiyah.

Dengan lembaga pendidikannya yang disebut Pesantren Persatuan Islam,

lembaga ini melaksanakan kegiatan pendidikannya melalui tiga jalur pendidikan,

yaitu jalur pendidikan pesantren, jalur pendidikan sekolah, dan jalur pendidikan

luar pesantren dan luar sekolah.44 Jalur pendidikan pesantren dan jalur pendidikan

sekolah dilaksanakan secara klasikal,45 berjenjang, berkesinam bungan, dan

berkelanjutan.46 A dapun jalur pendidikan luar pesantren dan luar sekolah

dilaksanakan tidak harus berjenjang dan berkelanjutan. Kegiatan pendidikan yang

masuk jalur luar pesantren dan luar sekolah ini adalah pendidikan keluarga,

kelompok belajar, kursus, pengajian, tadarusan, dan sejenisnya yang ditujukan untuk

meningkatkan akidah, syariah, akhlak mulia serta nilai budaya dan keterampilan

tertentu.47

Page 28: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

28

Oleh karena jalur pendidikan pesantren dan jalur pendidikan sekolah

dilaksanakan secara klasikal, berjenjang, berkesinambungan dan berkelanjutan, maka

jenjang-jenjang pendidikan yang ada pada kedua jalur ini adalah: pendidikan

prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Bentuk

satuan pendidikan prasekolah meliputi Taman Kanak-Kanak Islam atau disebut

RA (Raudlatul Athfal), Kelompok Bermain, dan Penitipan Anak, yang semuanya

berada di bawah naungan Persatuan Isteri (Persistri) Persatuan Islam. Bentuk satuan

pendidikan dasar m eliputi pendidikan Ibtidaiyah, Diniyah Ula, Tajhiziyah,

Tsanawiyah, dan Diniyah Wustha. Pendidikan Ibtidaiyah dan Diniyah Ula

diselenggarakan 6 (enam) tahun sejajar dengan SD, sedangkan pendidikan Tajhiziyah

dilaksanakan 1 (satu) tahun sebagai persiapan memasuki Tsanawiyah bagi yang

berasal dari tamatan SD. Adapun pendidikan Tsanawiyah dan Diniyah Wustha

dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun setara SMP. Kemudian bentuk satuan

pendidikan menengah hanya mencakup pendidikan M uallimin dan Aliyah yang

dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun setara SMA. Satuan ini memiliki tiga program

pengembangan khusus, yaitu ilmu agama, ilmu alam, dan ilmu sosial/bahasa.50

Jenjang pendidikan dasar dan menengah sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan

wewenang Bidang Garapan Pendidikan Dasar dan Menengah (Bidgar Dikdasmen)

PP Persatuan Islam, sedangkan bentuk satuan pendidikan tinggi menjadi tanggung

jawab dan wewenang Bidang Garapan Pendidikan Tinggi (Bidgar Dikti) PP Persatuan

Islam dalam pengelolannya.

C. Sejarah Pesantren Persatuan Islam (Persis) 92 Majalengka

Sejarah Pesantren Persatuan Islam (Persis) 92 Majalengka tentunya tidak terlepas

dengan sejarah Induk organisasinya yaitu Persatuan Islam (Persis) Kabupaten

Majalengka, karena berdirinya pesantren Pesantren Persatuan Islam (Persis) 92

Majalengka tidak terlepas dari peranserta dan dorongan para tasykil Persatuan Islam

Majalengka yang pada waktu itu adalah tingkat PC atau Pimpinan Cabang (PC)

Kabupaten Majelengaka yang memandang perlu adanya regenerasi atau kaderisasi

perjuangan dan kaderisasi yang dipandang paling efektif dan efisien adalah dengan

Pendidikan.

Kalau kita melihat sejarah,masyarakat Majalengka tepatnya Cikijing sudah

mengenal ide – ide pemikiran keislaman dari para ustadz Persis sejak dari tahun 1960an,

Page 29: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

29

yaitu melalui interaksi para pedagang ketika bepergian ke bandung dengan aktifis Persis.

Akan tetapi mereka para pedagang Cikijing tidak secara resmi masuk menjadi anggota

persis, baru menjadi simpatisan Persis.

Secara resmi Jamiyah, Persatuan Islam (Persis) ada atau berdiri di Kabupaten

Majalengka, yaitu pada tahun 1975, yaitun di kecamatan Kadipaten, Jatiwangi dan

Sumberjaya dengan menginduk kepada Pimpinan Cabang (PC) Cirebon. Dan pada tahun

1978 Persis majalengka melepaskan diri dari PC Persis Cirebon dan mendirikan PC

Persis sendiri yang berpusat di Sumur Kadu, Desa Panjalin, Kecamatan Sumberjaya

Kabupaten Majalengka.

Masuknya Ust Ma‟sum ke jamiyah Persatuan Islam (Persis) mempunyai hikmah

tersendiri, dikarenakan dengan kapasitas dan aktifitas yang beliau sebelum dan masuk

Persis, yaitu pertama beliau adalah seorang Ustadz yang mmepunyai banyak murid

diseluruh daerah kabuipaten Majalengka dan suka mengadakan Pengajian di Mesjid Al

Ishlah, diaman dalam pengajian tersebut pesertanya bukan hanya warga Persis akan

tetapi juga dari PUI, NU, atau yang lain yang belum berorganisasi, dan adapun metode

yang digunakan adalah Metode Mubahasah, Mudzakaroh dan menyimpulkan.Adapun

waktunya adalah bada Isya yaitu dari pukul 20.00 samapai pukul 22.00.kedua Mantan

pengurus dan Ustadz PUI yang anggotanya tersebar diseluruh pelosok kabupaten

Majalengka, dengan hal tersebut perekrutan Anggota dan pendirian cabang Persis di

daerah-daerah diantaranya karena kafasiatasnya tersebut banyak warga PUI yang masuk

menjadi Anggota Persis, sehingga memudahkan dalam pengembangan Jamiyah. Ketiga

dibidang politik beliau adalah ketua Majelis Da‟wah (MDI) Kabupaten Majalengka

suatu organisasi dibawah Partai Golkar. Keempat karena keaktifan beliau di Partai

Golkar dan juga seorang kepala MTs Negeri di kabupaten Majalengka sehinga beliau

mempunyai relasi yang luas baik dengan para pejabat Pemeritahan dan juga steakhoder

yang lain, sehingga memudahkan komunikasi baik dengan internal maupun

eksternal.Kelima Ustadz Ma‟sum adalah mubaligh yang kondang di kabupaten

majalengka dan sekitarnya, sehingga masayarakat tidak asing lagi dengan sososk beliau.

Dikarenakan dengan ketokohan Ustadz Ma‟sum Nawawi tersebut sehingga

Jamiyah Persis di percayakan olah jamaah Persis untuk dipimpin oleh beliau, dan pada

masa kepemimpinan beliau kedudukan PC Persis Majalengka dipindah dari pinggiran

menuju pusat kota kabupaten Majalengka, dimana dengan pemindahan kedudukan PC

Persis Kabupaten Majalengka menjadi lebih strategis.

Page 30: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

30

Selajutnya masa kepemimpinan beliau PC Persis Majalengka merintis medirikan

Pesantren Persatuan Islam, beliau memandang bahwa memang betul lembaga Pendidikan

di kabupaten sudah banyak dan beragam corak system pendidikannya, akan tetapi

banyaknya dan beraneka ragamnya lembaga pendidikan tersebut tidak aka nada

imbasnya atau efeknyan ketika anggota – anggota Persis menyokolahkan lembaga

tersebut bagi keberlangsungan dan dakwah jamiyah, berbeda ketika PC Persis

Majalengka mempunyai lembaga Pendidikan sendiri maka lembaga Pendidikan tersebut

akan menjadi tempat kaderisasi untuk bisa mengkader atau menyiapkan generasi-

generasi yang akan meneruskan estafet perjuangan Persis.Disamping hal tersebut dengan

pendirian Pesantren diharapkan dapat mendorong Dakwah Persis di Majalengka.

Maka pada Tahun 1989 PC Persis Majalengka mulai mendirikan Pesantren dan

menirama Santri Baru, pada masa awal pendirian Pesantren Persis Majalengka Santri

yang mendaftar ada 14 orang santri, yang berasal dari daerah – daerah di seluruh

Kabupaten Majlengka yang disana berdiri Jamiyah Persis, dan Pembelajarannya

menggunakan raung serambi Mesjid Al Ishlah. Kalau hari Jumat amaka Meja dan Kursi

di bereskan dan disimpen diluar samping mesjid, karena ruang belajar akan

dipergunakan untuk Jumatan.

Jumalah Santri yang berjumlah 14 orang santri tersebut diwajibkan untuk tingal

di Asrama, kecuali rumahnya dekat di sekitar Pesantren (Mesjid Al Ishlah) dan

Asramanya untuk Laki – laki dengan menyewa rumahnya bapak Engkun di jalan Slamet

Gang Mesjid, sedangkan Perempuan Asramanya dengan menyewa rumah bapak Maman

Suwarman. Di Jalan Emen Slamet gang Sawo.32

Baru pada Tahun Pelajaran 1990 / 1991 dikarenakan bertambannya satri baru

sehingga ruang Mesjid tidak memungkinkan untuk menampung jumlah santri, yaitu

santri untuk Tajhiziyah dan Tsanawiyah, maka untuk menggulangi hal tersebut, mulai di

gagas untuk mendirikan bangunan ruang kelas, yaitu 3 (tiga) ruang kelas baru, sehingga

pada waktu itu semua jenjang Pimpinan Jamiyah Persatuan Islam Majalengka dipanggil

untuk memusyawarahkan tentang pembangunan ruang kelas dan juga Asrama bagi

santri, sehingga hasil musyawarah tersebut memutuskan dengan sistem jatah atau beban,

dimana setiap jamaah meninfakan disesuaikan dengan kondisi daerahnya, seperti

Jatiwangi diminta Memenuhi kebutuhan semua genteng, Cikijing diminta paku dan

semen, lemah sugih kayu secukupnya, Sumberjaya diminta Kapur karena Sumberjaya

32. ibid hal. 13-14

Page 31: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

31

adalah penghasil kapur, Majalengka Sendiri diminta tenaganya dan Kadipaten diminta

untuk ongkos kerjanya. Sedangkan Ibu – ibu persistri bagian Dapur untuk mensuport

konsumsi dan makan, ternyata dengan sistem seperti itu dengan Cuma memakan waktu 3

(tiga ) bulan selesailah gedung tersebut.33

Dan ketika Pesantren Persatuan Islam sudah memiliki Santri hingga ke jenjang

akhir Tsanawiyah (kelas 3 Tsanawiyah) , maka Ust Maksum sebagaimana di ceritakan

Oleh Asatidz generasi awal yaitu, Ust. M. Ridwan, Ust Jajang dan Ust Acep, Ustadz

Ma‟sum mempunyai Ijtihad lagi untuk segera mendirikan langsung tingkat lanjutannya

yaitu Muallimin (setara MA), walaupun sempat terlontar pertanyaan dari tasykil

Persatuan Islam yang laintentang darimana sdmnya, masa lulusan Muallimien ngajar

Muallimin. Akan tetapi belaiau tetap pada pandangannya bahwa daripada Lulusan

Tsanawiyah melanjutkan ke lembaga sekolah yang lain dan atau tidak melanjutkan ke

Pesantren Persis di daerah yang lain karena letak geografis yang jauh.

Terbelinya tanah wakaf di pinggir jalan raya di daerah kelurahan Cijati Kec.

Majalengka Kulon dari ibu Kartika orang majalengka yang menetap di Jakarta, yang

luasnya 2530 meter2yang letaknya memanjang ke sebalah selatan dengan lebar 15 Meter.

Merupakan hasil infak dan pinjaman dari para Agniya yang dfikumpulkan oleh Ustadz

Ma‟sum. Adapun serah terima Wakaf dari H. Ade Firdaus kepada Persis pada Hari Sabtu

tanggal 25 maret 1989 M atau bertepatan dengan 17 sya‟ban1409 H.34

Dari tanah Wakaf tersebut selanjutnya di Bangun Mesjid Al Manar, yang dana

pembangunannya dari Bantuan Timur Tengah ( Quwait) dan juga dibangun ruang kelas,

TU / Kantor Guru, dan juga Asrama Putra sedangkan untuk Putri dengan menyewa

Asrama milik Anggota Persatuan Islam (Persis) yaitu pak Uko Sutarsa untuk Tingkat

Madrasah Alioyah, dan selanjutnya biasa disebut dengan Kampus II Pesantren Persis .

Ide Visioner ustadz Ma‟sum dengan mendirikan langgsung Tingkat Muallimin

sehingga menempatkan Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka sebagai pesantren

yang perkembangannya cukup Dinamis dan cepat sehingga walaupun nomor

pesantrennya termasuk besar akan tetapi hanya beberapa tahun saja sudah memiliki

jenjang lembaga Pendidikan pesantrenyang komplit, baik itu tingkat Tazhijiyah,

Tsanawiyah, Takhosus dan Muallimien.

Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) 92 Majalengka merupakan Pesantren

Persatuan Islam (Persis) Pertama yang berada di kabupatenMajalengka, dimana

33. Abad Suryawirawan Ibid, hal. 13-15 34. Abad Suryawirawan ibid. Hal 16-17

Page 32: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

32

Pesantren ini terletak di pusat kota kabupaten Majalengka, di kabupaten Majalengka

sekarang telah berdiri tiga Pesantren yang tersebar diberbagai daerah di wilayah

kabupaten Majalengka, yaitu Pesantren Persatuan Islam (Persis) 138 Cikijing yang

berada di desa sindang dan Pesantren Persatuan Islam (Persis) Cingambul dan satu

Lembaga Pendidikan SMPIT Al ITTIHAD Sumberjaya di desa Bongas.

Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka tempatnya Kampus I berada di Jalan

Emen Slamet dan Kampus II di Jalan Siti Armilah Kelurahan Majalengka Kulon

Kecamatan Majalengka Kulon Kabupaten Majalengka. Pondok pesantren ini yang

dibangun pertama kali dibangun pertama kali pada tanggal 10 Juli 1989, oleh K.H.

Masum Nawawi diatas tanah wakaf milik jamiyah Persatuan Islam (Persis). Kini telah

memiliki bangunan yang refresentatif, di Kampus I Tingkat MTs / SMP dengan fasilitas

yang dimiliki sebagai berikut : Memiliki 2 buah Asrama Putra, 1 buah Asrama Putri,

Satu Mesjid (Al Ishlah) yang besar dan referensentatif, 1 buah Kopontren Santri, 5 buah

ruang kelas dan sedang dibangun 2 buah lagi ruang kelas baru, 1 buah Kantor Asatidz, 1

buah ruang TU, 1 buah ruang Kepala dan 1 buah laboratorium IPA dan data Siswanya

sebagai berikut :

Sedangkan untuk Kampus II Tingkat MA / SMA fasilitas yang dimiliki oleh

Pesantren adalah sebagai berikut : 1 buah Mesjid (Al Manar), Poskestren, Asrama Putra

dan Putri, Kopontren, Lab Komputer, Ruang Kelas Representatif 6 lokal, ruang Guru,

Ruang Kepala (Mudir), Ruang Tata Usaha dan sarana Olahraga.

D. Unsur – unsur Pesantren Persis 92 Majalengka

Seperti yang diungkapkan oleh Dhofier bahwa siri khas Lembaga Pendidikan

dengan system Pesantren, baik itu Pesantren tradisional maupun Pesantren modern yang

menjadi cirri khas dan membedakannya dengan model pendidikan Islam di Indonesia

yang lain, yaitu Mesjid, Pondok, Kitab Kuning, Santri dan Kyai (Ustadz), dengan hal

tersebut maka kita akan mengetahui bagaimana kekhasan unsur-unsur tersebut di

Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka.

1. Mesjid

Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan yang khas uintuk bisa

merealisasikan visi dan missinya maka di butuhkan dukungan diantaranya sarana dan

prasarana, yang dalam hal ini adalah Mesjid, Mesjid bagi Pesantren baik itu Pesantren

tradisional maupun Pesantren modern adalah sesuatu yang vital dan urgen, sebab Mesjid

Page 33: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

33

bagi Pesantren tidak hanya berfungsi untuk melaksanakan ibadah sholat, berdoa, ittikap,

tadarus al – Quran dan ibadah ritual lainnya akan tetapi berfungsi pula sebagai pusat

penggemblengan sikap mental keagamaan santri yang tinggal didalam komplek

pesantren. Bahkan seringkali sebuah Pesantren awalnya berdirinya melaksanakan seluruh

kegiatan pembelajaran di mesjid, baru sesudah santrinya bertambah banyak maka

didirikan saran prasana yang lain, seperti pondok dan madrasah.35

Demikian pula bagi Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka, Mesjid menjadi

cikal bakal bagi berdirinya pesantren, dimana pada awal berdirinya memanfaatkan

Mesjid Al Ishlah yang berada di jalan Emen Slamet tepatnya di Gang Mesjid, selain

sebagai untuk tempat pengajian akan tetapi pula difungsikan sebagai sarana prasana

pembelajaran bagi Santri.

Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka berdiri berawal dari hidupnya Mesjid

Al Ishlah sebagai tempat pengajian rutin bahkan juga sering diadakan Diskusi – diskusi

tentang berbagai permasalahan keagamaan, bahkan ada juga kajian itensif yang

mengaharuskan jamaah dari berbagai daerah untuk menginap di Mesjid, disebabkan

Acara kajian keagamaan berlangsung sampai dua hari.

Dari kegiatan pengajian umum, rutinan, diskusi dan Kajian itensif itulah hingga

tercetus untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan Islam yang berbentuk Pesantren,

sebagai lembaga yang akan mendidik dan menyiapkan kader penerus perjuangan

jamiyah persatuan Islam, baik itu menyiapkan kader secara kuantitas dan juga kualitas

yang memiliki pandangan tentang ide-ide Persatuan Islam dan juga faham tentang garis

perjuangan jamiyah Persatuan Islam.

Dari motivasi dan keinginan mmepunyai lembaga pendidikan Islam yang menjadi

pusat kaderisasi amak didirikan Pesantren, yang awalnya pembelajaran dilakukan

dimesjid akan tetapi seiringan dengan bertambahnya santri maka didirikan bangun –

bangunan untuk pembelajaran Santri.

Akan tetapi tetap mesjid difungsikan selain sebagai pembinaan mental dan

spiritual atau Akhlak, mesjid juga masih sering digunakan untuk proses pembelajaran

yang bersifat ekstarkulikuler santri, seperti : Diskusi, Tahfidz dan Latihan Dakwah,

bahkan pada masa Al Ustadz Ma‟sum Nawawi diadakan juga pemebelajaran Kajian

Kitab Kuning dengan metode bandungan dan bertempat di Mesjid.

35 . Dhofier, op. cit. hal 49

Page 34: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

34

2. Pondok

Adapun cirri khas yang kedua dari lembaga Pendidkan Islam khas pesantren

adalah adnya Pondok, dimana keberadaan Pondok ini yang menurut Bawani yeng

membedakan Pesantren dengan madrasah dan lembaga Pendidikan Islam lainnya.

Pondok disediakn bagi ang datang dari luar daerah atau mereka yang ingin lenig itensif

mempelajari dan mendalami Ilmu Agama.

3. Kitab Kuning

Kitab Kuning adalah Kitab yang berwarna Kuning atau juga Kitab yang ditulis

oleh para Ulama Salafu salih yang telah diakui dan dipergunakan oleh jumhur Ulama

Suni pada pengajaran pengajaran yang dilakukan di Pesantren.

Di Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka Pembelajaran Kitab Kuning, seperti

Bukhori, Subulus Salam, Bulughul Maram, Assulam, Mushtholah Hadtis dan Kitab

Fikihiya dilaksanakan dengan mengadopsi Pendidikan modern yaitu tidak dilaksanakan

di mesjid tapi mengadofsi sistem moderen yaitu dengan sistem klasikal (pembelajaran di

kelas).

4. Santri

Santri di Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka adalah mereka yang terdaftar

secara formal dan resmi di PPI 92 Majalengka, dan diwajibkan untuk bisa mengikuti

seluruh pembelaran di Pesantren, baik formal maupun informal. Dan diwajibkan bagi

Santri untuk tinggal di Pondok atau di Asramakan.

5. Kyai atau Ustadz

Kyai atau yang lebih popular dan akrab dipergunakan dilingkungan Pesantren

Persatuan Islam (Persis) adalah dengan panggilan Ustadz, adalah mereka yang

melakukan proses transfer pengetahuan, membimbing, dan melayani Santri dalam

Pembelajaran. Hubungan Santri dengan ustadz di Pesantren Perastuan Islam Majlengka

tidak terlalu kaku akan tetapi lebih cair seperti orang tua kepada anaknya.

E. Bentuk Evaluasi

Setiap proses pembelajaran tentu harus ada kegiatan evaluasi diakhir

pembelajaran, kegiatan evaluasi dilakukan guna mengukur apakah hasil pembelajaran

sudah sesuai dengan tujuan atau belum. Disamping itu ada juga evaluasi terhadap

Page 35: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

35

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan, namun evaluasi disini lebih cenderung bersifat

hukuman agar yang melakukan pelanggaran merasa jera dan tidak akan mengulangi lagi.

Dipondok pesantren juga terdapat bentuk evaluasi, baik itu evaluasi proses

pembelajaran maupun evaluasi terhadap pelanggaran-pelanggaran. Bentuk ini

merupakan bentuk evaluasi yang diterapkan dipondok pesantren:

1. Bentuk evaluasi pembelajaran

Bentuk evaluasi pembelajaran disini berupa ujian Tulis dan lisan yang dilakukan oleh

pengajar/ustadz kepada santri setiap selesai pembelajaran satu bab pada kitab yang

dipelajari. Bentuk evaluasi lisan dilakukan guna melatih berbicara dan mengemukakan

pendapat agar terbiasa.

Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengukur sejauh mana tingkat

pemahaman santri mengenai materi yang disampaikan, dengan mengukur apakah

hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan, jika masih belum sesuai bisa dilakukan

perbaikan metode dan strategi agar pada evaluasi selanjutnya hasil yang diperoleh bisa

sesuai dengan yang diharapkan oleh pengajar/ustadz.

2. Bentuk evaluasi terhadap bentuk pelanggaran

Evaluasi ini dilakukan guna memperbaiki sikap-sikap santri yang menyimpang dari

aturan-aturan dan tata tertib yang berlaku. Evaluasi ini dilakukan dengan bentuk kontrol

sosial agar santri jera dan tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran tersebut. Dalam hal

ini evaluasi cenderung lebih bersifat umum. Dan pemberian Hukuman bagi Santri lebih

kepada pendekatan pemberian Pendidikan, atau hukuman yang mendidik santrinmya

supaya menyadari kesalahan yang telah dilakukan dan tidak ingin untk mengulanginya.

Page 36: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

36

HASIL ANALISIS

Berdasarkan penelitian yang saya lakukan yaitu berdasarkan hasil data serta

informasi yang saya peroleh dapat ditarik kesimpulan bahwa pesantren Pesantren

Persatuan Islam 92 Majalengka bersifat dinamis / berkembang dari waktu kewaktu, tidak

bersifat statis. Baik dalam segi perkembangan bangunan dan lain-lainnya. Untuk lebih

rincinya berikut ini merupakan hasil analisis saya, mengapa Pesantren Persatuan Islam

92 Majalengka dikatakan bersifat dinamis yaitu berkembang dari waktu kewaktu.

1. Dilihat dari segi bangunan

Dilihat dari segi bangunan dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren ini bersifat

dinamis, hal ini dapat dilihat berdasarkan data-data bahwa pertama kali dibangun pondok

pesantren disuatu tempat, kemudian seiring berjalannya waktu proses pembangunan pun

dilakukan lagi dan memiliki dua tempat. Dan ketika pondok pesantren Pesantren

Persatuan Islam 92 Majalengka yang kedua sebagai Tingkat lanjutan dari pondok

Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka yang pertama. Dari situ dapat dilihat bahwa

segi pembangunan, pondok pesantren ini bersifat dinamis, tidak hanya diam

mengandalkan apa yang sudah ada.

2. Dilihat dari segi metode pembelajaran

Pondok pesantren miftahussalam dapat dikatakan bersifat dinamis karena

metode-metode yang digunakan dari waktu kewaktu mengalami perbaikan, disesuaikan

dengan kondisi perkembangan-perkembangan pendidikan serta hasil evaluasi yang

dilakukan setiap selesai satu bab mata pelajaran.

Metode yang baru diterapkan sekarang-sekarang ini yaitu metode karyawisata

dimana metode ini diterapkan berdasarkan kondisi bahwa santri perlu mendapatkan

pengetahuan umum bersifat nyata namun masih dalam konteks menambah pengetahuan

yang ada kaitannya dengan ilmu agama. Dengan adanya metode ini santri dapat melihat

secara langsung dan dapat mengidentifikasi sendiri berdasarkan fakta yang mereka lihat.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren berusaha untuk terus

memperbaiki metode dan strategi yang diterapkan. Untuk itu dapat dikatakan bahwa

pondok pesantren salaf an-nur ini bersifat dinamis.

Page 37: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

37

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren

Pondok Pesantren Persatuan Islam (Persis) 92 Majalengka merupakan Pesantren

Persatuan Islam (Persis) Pertama yang berada di kabupatenMajalengka, dimana

Pesantren ini terletak di pusat kota kabupaten Majalengka, di kabupaten Majalengka

sekarang telah berdiri tiga Pesantren yang tersebar diberbagai daerah di wilayah

kabupaten Majalengka, yaitu Pesantren Persatuan Islam (Persis) 138 Cikijing yang

berada di desa sindang dan Pesantren Persatuan Islam (Persis) Cingambul dan satu

Lembaga Pendidikan SMPIT Al ITTIHAD Sumberjaya di desa Bongas.

Pesantren Persatuan Islam 92 Majalengka tempatnya Kampus I berada di Jalan

Emen Slamet dan Kampus II di Jalan Siti Armilah Kelurahan Majalengka Kulon

Kecamatan Majalengka Kulon Kabupaten Majalengka. Pondok pesantren ini yang

dibangun pertama kali dibangun pertama kali pada tanggal 10 Juli 1989, oleh K.H.

Masum Nawawi diatas tanah wakaf milik jamiyah Persatuan Islam (Persis). Kini telah

memiliki bangunan yang refresentatif, di Kampus I Tingkat MTs / SMP dengan fasilitas

yang dimiliki sebagai berikut : Memiliki 2 buah Asrama Putra, 1 buah Asrama Putri,

Satu Mesjid (Al Ishlah) yang besar dan referensentatif, 1 buah Kopontren Santri, 5 buah

ruang kelas dan sedang dibangun 2 buah lagi ruang kelas baru, 1 buah Kantor Asatidz, 1

buah ruang TU, 1 buah ruang Kepala dan 1 buah laboratorium IPA dan data Siswanya

sebagai berikut :

Sedangkan untuk Kampus II Tingkat MA / SMA fasilitas yang dimiliki oleh

Pesantren adalah sebagai berikut : 1 buah Mesjid (Al Manar), Poskestren, Asrama Putra

dan Putri, Kopontren, Lab Komputer, Ruang Kelas Representatif 6 lokal, ruang Guru,

Ruang Kepala (Mudir), Ruang Tata Usaha dan sarana Olahraga.

Adapun jadwal pembelajaran dipondok pesantren Persatuan Islam 92 Majlengka

yaitu: kegiatan Sholat berjamaah, Pembelajaran seperti Pembelajaran di madrasah akan

tetapi muatan materi pembelajaran adalah banyak agama. Pembelajaran Agama ( Fikih,

SKI, Akidah, Kajian Kitab Kuning dan Mata Pelajaran Umum dilakuan di pagi sampai

menjelang sore hari.

Bentuk evaluasi yang di terapkan di pondok pesantren ini tardapat dua bentuk

evaluasi yaitu : 1) Bentuk evaluasi pembelajaran, evaluasi ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman santri mengenai materi yang

Page 38: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

38

disampaikan, dengan mengukur apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan,

jika masih belum sesuai bisa dilakukan perbaikan metode dan strategi agar pada evaluasi

selanjutnya hasil yang diperoleh bisa sesuai dengan yang diharapkan oleh

pengajar/ustadz. 2) Bentuk evaluasi terhadap bentuk pelanggaran, evaluasi ini dilakukan

guna memperbaiki sikap-sikap santri yang menyimpang dari aturan-aturan dan tata tertib

yang berlaku. Evaluasi ini dilakukan dengan bentuk kontrol sosial agar santri jera dan

tidak mengulangi pelanggaran-pelanggaran tersebut. Pondok pesantren ini bisa dikatakan

bersifat dinamis yaitu berkembang dari waktu kewaktu karena dilihat dari segi bangunan

dan dilihat dari segi metode pembelajaran.

B. Saran

Apabila dalam penulisan hasil laporan penelitian yang berjudul dinamika

pendidikan di pondok pesantren miftahussalam ini banyak kesalahan dalam hal penulisan

atau dalam hal kurangnya pembahasan, saya selaku penulis mengharapkan saran yang

membangun dari dosen pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu untuk memperbaiki hasil

laporan penelitian ini agar tidak ada kesimpang siuran didalamnya.

Page 39: SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN PERSATUAN ISLAM (PERSIS) … · ManfredZiamek bahwa asal etimologi dari pesantren adalah pe – santri – an, ” tempat santri ” Santri atau murid

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Ading Kusdiana, M.Ag,Sejarah Pesantren, (Bandung ; Humaniora, 2014)

2. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3ES, 1984)

3. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung,

1976)

4. Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, Butche B. Soendjono,

Pent.(Jakarta: LP3ES,1985)

5. Fatah, H Rohadi Abdul, Taufik, M Tata, Bisri, Abdul Mukti. ''Rekontruksi

Pesantren Masa Depan'', Jakarta Utara: PT. Listafariska Putra, 2005.

6. HS, Mastuki, El-sha, M. Ishom. ''Intelektualisme Pesantren'', Jakarta: Diva

Pustaka, 2006.

7. Haedari, H.Amin. ''Transformasi Peasntren'', Jakarta: Media Nusantara, 2007.

8. Khadijah Ummul Mu'minin Nazharat Fi isyraqi Fajril Islam'', Al Haiah Al

Mishriyah Press, karya Abdul Mun'im Muhammad 1994.

9. Fadjan, Abdullah “ Peradaban dan pendidikan Islam”, Jakarta: CV. Rajawali,

1991

10. http//www.blogrspesantren.co.id.

11. Pendidikan.com

12. Azyumardi Azra, Dr. Kata Pengantar Bilik-bilik Pesantren, (Jakarta; Dian Rakyat, 2005)

13. Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedia Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung,

1976)

14. Ading Kusdiana, M.Ag,Sejarah Pesantren, (Bandung ; Humaniora, 2014)

15. Permenag No.3 tahun 2012, tentang Pendidikan Keagamaan Islam, BAB I

16. Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994)

17. Wawancara dengan Mudir 'Am Pesantren Persatuan Islam Majalengka, Ustadz

H. A. Jajang Munjali, S.Pd.I

18. Wawancara dengan Pimpinan Daerah Persis Kabupaten Majalengka / Mudir

Muallimien PPI 92 Majalengka, Ustadz. H. Drs. Acep Saepudin, M.Ed

19. Wawancara dengan Ustadz. H. Moch. Ridwan (Sesepuh / Generasi awal

pengasuh PPI 92 Majalengka.