BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi...

29
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi Pengeloalan Wakaf Produktif di Masjid Riyadusolikhin Desa Margodadi Kec.Sumberjo Kab.Tanggamus Tujuan dari pengelolaan wakaf adalah mampu memaksimalkan potensi wakaf sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial umat. Pemanfaatan wakaf tersebut tidak hanya digunakan untuk konsumtif tetapi juga digunakan dalam bentuk produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan umat secara berkelanjutan. Dalam perkembangannya wakaf produktif dewasa ini semakin mendapatkan tempat, hal ini dikarenakan kemudahan yang didapatkan melalui wakaf produktif dibanding wakaf konsumtif. Wakaf yang bersifat produktif ini akan lebih memberikan sebuah timbal balik yang nyata bagi umat serta akan lebih produktif untuk menghasilkan suatu barang. Pemanfaatan wakaf untuk kegiatan produktif akan menjadi sumber pendanaan alternatif bagi penguatan ekonomi umat. Umat dapat menggunakan wakaf untuk sesuatu yang produktif, seperti tanah pertanian, dapat dikelola oleh umat untuk menghasilkan keuntungan. Wakaf di Desa Margodadi yang dikelola oleh nazir masjid Riyadlusolikhin sebenarnya berupa wakaf dalam bentuk bangunan seperti bangunan masjid, mushalla, madrasah dan pondok pesantren, namun pengelolaan wakaf yang telah produktif hanyalah berupa wakaf sawah. Pengelolaan sawah ini kemudian oleh nazir dikelola dengan sistem bagi hasil (paroan). Untuk sistem bagi hasil ini berjalan dengan menyerahkan sawah kepada para petani penggarap untuk ditanami setelah tercapai kesepakatan persentase bagi hasilnya. Sistem bagi

Transcript of BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi...

Page 1: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Strategi Pengeloalan Wakaf Produktif di Masjid Riyadusolikhin

Desa Margodadi Kec.Sumberjo Kab.Tanggamus

Tujuan dari pengelolaan wakaf adalah mampu memaksimalkan potensi

wakaf sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial umat.

Pemanfaatan wakaf tersebut tidak hanya digunakan untuk konsumtif tetapi juga

digunakan dalam bentuk produktif sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan

umat secara berkelanjutan. Dalam perkembangannya wakaf produktif dewasa ini

semakin mendapatkan tempat, hal ini dikarenakan kemudahan yang didapatkan

melalui wakaf produktif dibanding wakaf konsumtif. Wakaf yang bersifat

produktif ini akan lebih memberikan sebuah timbal balik yang nyata bagi umat

serta akan lebih produktif untuk menghasilkan suatu barang. Pemanfaatan wakaf

untuk kegiatan produktif akan menjadi sumber pendanaan alternatif bagi

penguatan ekonomi umat. Umat dapat menggunakan wakaf untuk sesuatu yang

produktif, seperti tanah pertanian, dapat dikelola oleh umat untuk menghasilkan

keuntungan.

Wakaf di Desa Margodadi yang dikelola oleh nazir masjid

Riyadlusolikhin sebenarnya berupa wakaf dalam bentuk bangunan seperti

bangunan masjid, mushalla, madrasah dan pondok pesantren, namun pengelolaan

wakaf yang telah produktif hanyalah berupa wakaf sawah. Pengelolaan sawah ini

kemudian oleh nazir dikelola dengan sistem bagi hasil (paroan). Untuk sistem

bagi hasil ini berjalan dengan menyerahkan sawah kepada para petani penggarap

untuk ditanami setelah tercapai kesepakatan persentase bagi hasilnya. Sistem bagi

Page 2: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

80

hasil, menurut pengalaman para nazirnya jauh lebih menguntungkan bila

dibandingkan dengan sistem lain seperti sewa.

Sawah yang digarap melalui perjanjian bagi hasil (paroan) dengan luas

15.400m2 atau 1,54 ha tersebut dalam sekali panennya dapat menghasilkan sekitar

9,3 ton padi atau bila diuangkan sekitar Rp23.262.000. Hasil tersebut kemudian

di bagi (diparo) dengan presentase 50% atau Rp16.631.000 untuk petani

penggarap dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid. Dalam satu tahun

sawah tersebut dapat dipanen sebanyak tiga kali artinya dalam satu tahunnya

pengelolaan wakaf sawah produktif tersebut dapat menghasilkan kurang lebih

Rp50.000.000 yang masuk ke kas masjid Riyadlusolikhin, hasil yang diperoleh

tidaklah selalu sama, hal ini tergantung pada kualitas tanah dan juga gangguan

hama yang ada. Hasil dari pengelolaan sawah tersebut semuanya masuk ke masjid

yang dipergunakan untuk kesejahteraan masjid.

Dari hasil penelitian di lapangan pengelolaan wakaf produktif di Desa

Margodadi jika dilihat dari penggunaan strateginya menggunakan strategi

diversifikasi. Hal ini terlihat dari hasil pengelolaan wakaf berupa sawah yang

diperuntukan untuk biaya pemeliharaan masjid, membantu pemeliharaan mushala,

pembangunan pondok pesantren dan madrasah, serta membantu pembeliaan lahan

untuk dibangunkan sekolah yang ada di Desa Margodadi. Sehingga dari hasil

pengelolaan wakaf tersebut dapat membantu meningkatkan pembangunan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di desa tersebut.

Hal tersebut menunjukan bahwa sesungguhnya pengelolaan tanah wakaf

yang dijalankan oleh nazir Masjid Riyadlusolikhin ini memiliki potensi yang

besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar, khususnya di Desa

Page 3: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

81

Margodadi. Nazir yang bertanggungjawab dalam mengelolaa wakaf tersebut telah

dirasa dapat memproduktifkan wakaf yang ada sehingga tujuan wakaf dapat

tercapai dan hasil dari pengelolaan wakaf dapat disalurkan sebagaimana

peruntukan wakaf yang dimaksud.

Melihat fakta di atas tentunya yang bertanggung jawab dalam sukses tidaknya

pengelolaan wakaf produktif di Desa Margodadi ini adalah pengelola (nazir).

Bagaimanapun nazir berperan dalam upaya pengelolaan wakaf tersebut sehingga

benar-benar bisa produktif sebagaimana tujuan wakaf dan hasilnya dapat

disalurkan sebagaimana peruntukan wakaf yang dimaksud. Menurut fiqih diantara

syarat nazir selain Islam dan mukallaf yaitu memiliki kemampuan dalam

mengelola wakaf (profesional) dan memiliki sifat amanah, jujur dan adil. Untuk

mengelola wakaf secara produktif, terdapat empat asas yang mendasarinya yaitu:

1 Asas keabadian manfaat, benda wakaf itu bisa dikatakan memiliki

keabadian manfaat jika:

a. Benda itu dapat dimanfaatkan/digunakan oleh orang banyak. Jadi bukan

hanya dapat dimanfaatkan atau dinikmati oleh seorang saja, tetapi juga

oleh masyarakat banyak.

b. Wakif dan penerima wakaf sama-sama berhak memanfaatkan benda

wakaf tersebut secara berkesinambungan. Seorang wakif juga

diperbolehkan mengambil manfaat dari apa yang diwakafkan, sama

seperti yang lain. Tentu ada catatan, wakif jangan merasa bahwa itu

masih miliknya dan kemudian mengambil manfaat seenaknya. Karena

benda yang sudah diwakafkan merupakan milik Allah atau umat Islam.

Page 4: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

82

c. Nilai immaterialnya banyak, artintya potensi nilai manfaatnya bisa lebih

banyak dari pada potensi nilai materialnya.

d. Benda wakaf itu tidak menjadi mudharat bagi orang di sekitarnya

Adanya tanah wakaf yang dikelola nazir masjid Riyadlusolikhin

memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dengan dapat bekerja sebagai

petani penggarap sawah wakaf yang produktif, dengan sistem bagi hasil

tanah wakaf tersebut dapat memberikan hasil yang kemudian diberikan

kepada masjid sebagai aset kesejahteraan masjid. Dana tersebut kemudian

dapat digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan masjid, mushala,

pondok pesantren dan madrasah. Hal tersebut menunjukan bahwa tanah

wakaf yang ada telah dimanfaatkan dengan baik dengan menjadikan harta

wakaf terjaga dan terurus serta memberikan kontribusi manfaat bagi

masyarakat, sehingga dari wakaf yang ada dapat diambil manfaatnya oleh

masyarakat tanpa mengambil atau mengurangi zatnya.

2 Asas pertanggungjawaban, artinya wakaf harus dipertanggungjawabkan

baik di dunia maupun di akhirat kelak. Bentuknya adalah dengan

mengelolanya secara sungguh-sungguh dan semangat yang didasarkan

kepada tanggungjawab kepada Allah SWT atas prilaku dan perbuatannya,

tanggungjawab secara hukum, tanggungjawab pada lembaga, serta

tanggungjawab sosial yang berkaitan dengan moral masyarakat.

Asas pertanggungjawaban tercermin dari pengelolaan wakaf yang

dilakukan oleh nazir Masjid Riyadlusolikhin dengan berlandaskan

keikhlasan dan keridhaan Allah SWT. Dalam pengelolaannya nazir juga

menjalankan transparansi dan sikap jujur serta amanah dalam penyampaian

Page 5: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

83

hasil pengelolaan dengan selalu terbuka pada masyarakat. Masyarakat

diberikan hak dan kebebasan untuk menayakan tentang pengelolaan dan

alokasi hasil dari dana wakaf yang terkumpul. Pengelolaan wakaf dijalankan

sesuai dengan dasar hukum wakaf yaitu terlihat dari pemanfaatan yang baik

dari tanah wakaf tersebut dengan menjadikan harta wakaf lebih berkembang

dan memberikan manfaat bagi masyarakat tanpa mengurangi zatnya,

sehingga harta wakaf yang ada tidak sia-sia.

3 Asas profesionalitas manajemen, untuk mengelola dan mengembangkan

harta wakaf, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah pentingnya

profesionalisme dalam pengelolaannya. Aspek profesionalisme tersebut

paling kurang mengikuti standar dari sifat-sifat Nabi Muhammad SAW

yaitu:

a. Amanah

Nazirnya dapat dipercaya, baik dari segi pendidikan, keterampilan,

job descnya jelas, hak dan kewajibannya jelas, dan adanya standar

operasi (SOP) yang juga jelas. Amanah menyangkut aspek spiritualitas,

juga aspek profesionalitas yang didasarkan pada komitmen dan skill yang

mumpuni. Antara komitmen dan skill harus seiring, karena keduanya

saling mendukung.

Nazir masjid Riyadlusolikhin Desa Margodadi dipercaya oleh

masyarakat untuk mengelola wakaf produktif yang ada di desa tersebut.

Amanah menyangkut aspek spiritualitas, juga aspek profesionalitas yang

didasarkan pada komitmen dan skill yang mumpuni. Namun dari

pengamatan yang dilakukan, nazir Masjid Riyadlusolikhin tidak

Page 6: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

84

seimbang antara aspek spiritualitas dan aspek profesionalitas. Hal ini

dibuktikan dengan nazir hanya mendistribusikan hasil wakaf produktif

yang berupa sawah tersebut hanya untuk keperluan masjid. Seharusnya

nazir memiliki keterampilan lebih sehingga bisa mengembangkan wakaf

produktif untuk usaha-usaha lainnya. Sehingga masyarakat Desa

Margodadi bisa merasakan manfaat dengan adanya wakaf yang

diproduktifkan.

b. Shiddiq

Nazir harus jujur dalam menjalankan dan menginformasikan

programnya. Kejujuran adalah dasar dari sebuah sikap amanah. Orang

bisa dikatakan amanah jika memiliki sifat jujur. Karena kejujuran

merupakan cermin dari pribadi profesional.

Dalam pengelolaan wakaf yang ada, nazir Masjid Riyadlusolikhin

selalu terbuka dan menyampaikan hasil dari pelaksanaan pengelolaan

wakaf produktif kepada masyarakat Desa Margodadi dalam musyawarah,

sehingga masyarakat mengetahui bagaimana pengelolaan wakaf dan

dialokasikan kemana saja dana wakaf yang terkumpul.

c. Fathanah

Nazir harus cerdas, kreatif dan inovatif dalam mengelola wakaf.

Yaitu kecerdasan yang tidak sekedar intelektual, tetapi juga emosional,

dan spiritual. Hal yang paling penting adalah kecerdasan dalam

penanganan masalah (problem solving), ketika nazir menghadapi

berbagai masalah di lapangan. Demikian juga kecerdasan dalam melihat

Page 7: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

85

dan menampung peluang dalam pemberdayaan dan pengembangan wakaf

di masa-masa mendatang.

Dari penelitian lapangan, nazir wakaf masjid Riyadlusolikhin Desa

Margodadi kurang kreatif dan inovatif dalam mengelola wakaf produktif

berupa sawah tersebut. Nazir hanya mengelola dan mendistribusikan

hasil wakaf sesuai dengan ikrar dari wakif yang memperuntukkan sawah

sebagai aset masjid. Seharusnya nazir yang profesional dapat mencari

inovasi-inovasi baru baik dalam pengelolaan maupun distribusi hasil

wakaf. Nazir tidak harus kaku dalam merumuskan ikrar penyerahan

wakaf tanah atau bangunan, tapi harusnya bisa lebih luwes agar dapat

mencakup peruntukan yang lebih luas, seperti pendidikan, pemberdayaan

ekonomi kaum miskin, dan tujuan-tujuan kemaslahatan lainnya. Dengan

begitu, nazir memiliki kebebasan dalam mengelola aset wakaf untuk

tujuan produktif sesuai perkembangan dinamika ekonomi.

d. Tabligh

Nazir harus menyampaikan informasi programnya dengan jelas dan

transparan. Prinsip dari sifat tabligh meliputi 3 hal pokok, yaitu:

transparan, akuntable, aspiratif. Di negara demokrasi, ketiga hal pokok

tersebut menjadi instrumen penting sebagai wujud dari tata pemerintahan

yang baik, demikian juga dalam sistem kenaziran. Transparan sebagai

medium bagi terbukanya informasi yang terkait dengan pelaksanaan

program dan pertanggungjawabannya. Akuntable merupakan wujud dari

sportifitas nazir yang harus dipertanggungjawabkan. Sedangkan aspiratif

Page 8: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

86

sebagai medium untuk menyerap berbagai masukan dan keinginan

masyarakat dalam mengelola dan mengembangkan wakaf.

Nazir masjid Riyadlusolikhin selalu mengadakan musyawarah

dengan masyarakat Desa Margodadi terkait dengan wakaf yang ada dan

dikelola oleh nazir masjid tersebut. Dalam musyawarah tersebut akan

dibahas mengenai perbaikan dan pemeliharaan wakaf yang ada, serta

akan dialokasikan kemana dana wakaf yang terkumpul. Masyarakatpun

diberikan hak dan kebebasan dalam mempertanyakan pengelolaan dan

pengembangan wakaf yang dikelola oleh nazir Masjid Riyadlusolikhin.

Hal ini menunjukan bahwa nazir Masjid Riyadlusolikhin selalu

menyampaikan informasi mengenai program kerja yang mereka lakukan

tentang bagaimana pengelolaan wakaf produktif yang ada dan bersifat

transparan kepada masyarakat yang ingin mengetahui pengelolaan wakaf

dan alokasi dana wakaf yang terkumpul. Nazir juga bersifat terbuka jika

masyarakat memberikan masukan baik saran atau kritikan dalam

pengelolaan dan pengembangan wakaf.

4 Asas keadilan sosial, sebagai ibadah sosial, wakaf sangat kental dengan

dimensi keadilan. Setidaknya terdapat 3 (tiga) tujuan, bahwa dalam

pengelolaan wakaf yang didasarkan pada asas keadilan sosial, yaitu:

a. Asas keadilan sosial dilandasi prinsip keimanan yaitu semua manusia

yang ada di alam semesta adalah milik Allah. Manusia sebagai khalifah

Allah dan sesuai dengan fitrahnya yang teomorfis ia dianugerahkan

pemilikan sebagai karunia-Nya.

Page 9: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

87

b. Menggalakkan sistem pendistribusian kembali yang lebih efektif dengan

mengaitkannya kepada ridha Allah SWT. Wakaf adalah bukti bahwa

orang yang lebih mampu bersedia mendermakan sebagian hartanya untuk

berbagi dengan yang lain demi kesejahteraan bersama.

c. Mendorong kewajiban berbuat adil dan saling membantu. Sebagai

makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran orang lain di luar diri kita,

manusia harus lebih berbuat adil dan saling membantu dalam kebaikan.

Asas keadilan sosial dalam wakaf yang ada di Desa Margodadi ini

tercerminkan dari adanya kerelaan dan keikhlasan sebagian masyarakat

di desa tersebut yang bersedia mendermakan sebagian harta yang mereka

miliki untuk menjadi milik umum, dikelola dan hasilnya didistribusikan

untuk kepentingan bersama. Dengan adanya kesadaran untuk memahami

dan mewakafkan sebagian harta yang dimiliki dalam hal ini dalam

bentuk sawah tersebut menunjukan bahwa harta tersebut tidak hanya

berputar pada golongan tertentu saja, melainkan dapat juga dirasakan

manfaatnya bagi masyarakat lainnya sehingga memberikan kontribusi

dalam terciptanya keadilan distribusi ditengah-tengah masyarakat.

Adanya tanah wakaf tersebut membantu masyarakat yang awalnya tidak

memiliki pekerjaan menjadi dapat bekerja sebagai penggarap wakaf dan

memberikan tambahan penghasilan bagi sebagian masyarakat lainnya

yang bekerja sebagai buruh tani sehingga mereka dapat mencukupi

kebutuhan hidup dan mendapatkan kehidupan yang layak.

Dari keempat asas tersebut ada satu asas yang menjadi penunjang dalam

pengelolaan wakaf produktif yang menurut penulis butuh perhatian lebih yaitu

Page 10: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

88

asas profesionalitas manajemen. Pengelolaan wakaf produktif di Desa

Margodadi selama ini belum maksimal dan menggunakan manajemen

kepercayaan. Nazir menuturkan ketika ada dana terkumpul maka dana tersebut

langsung digunakan untuk pemeliharaan dan kebutuhan masjid, musholla dan

madrasah, yang dilakukan secara bergantian. Asas profesionalitas manajemen

ini harusnya dijadikan semangat pengelolaan wakaf produktif dalam rangka

mengambil kemanfaatan yang lebih luas dan lebih nyata untuk kepentingan

masyarakat luas.

Untuk itu diperlukan bimbingan dan pelatihan secara berkelanjutan bagi

nazir wakaf di Desa Margodadi, agar kelak nazir memiliki kemampuan

manajemen yang baik sehingga dapat megelola wakaf lebih produktif. Perlu

juga diperhatikan asas kesejahteraan nazir, agar pekerjaan nazir tidak lagi

diposisikan sebagai pekerja sosial tetapi sebagai pekerjaan profesional yang

dapat hidup dengan layak dengan profesi tersebut.

Selain adanya nazir yang profesional, strategi dalam pengelolaan

menempati posisi teratas dan paling urgen dalam mengelola harta wakaf.

Karena wakaf itu bermanfaat atau tidak, berkembang atau tidak tergantung

pada pola pengelolaan. Bentuk pengelolaan tanah wakaf tersebut dapat

diwujudkan dalam bentuk-bentuk usaha yang dapat menghasilkan keuntungan,

baik melalui produk barang atau jasa. Pola pengelolaan tanah wakaf melalui

usaha-usaha produktif bisa dilakukan jika nazir memiliki dana yang cukup

untuk membiayai operasional usaha. Sementara pada umumnya, para wakif

yang menyerahkan tanah pada nazir tidak disertai unsur pembiayaan yang

dimaksud.

Page 11: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

89

Untuk mengelola, memberdayakan dan mengembangkan tanah wakaf yang

produktif serta strategis dimana hampir semua wakif yang menyerahkan

tanahnya kepada nazir tanpa menyertakan dana untuk membiayaai operasional

usaha produktif, tentu saja menjadi persoalan yang cukup serius. Karena itu

diperlukan strategi riil agar bagaimna tanah-tanah wakaf yang begitu banyak

dapat diberdayakan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Meskipun wakaf telah memainkan peran yang sangat penting dalam

pembangunan masyarakat khususnya masyarakat muslim, namun dalam

kenyataannya persoalan perwakafan belum dikelola secara baik dan maksimal.

Untuk itu sudah saatnya untuk lebih mengkaji, menganalisis dan menerapkan

strategi pengelolaan dalam rangka pengembangan wakaf secara

berkesinambungan agar harta wakaf, khususnya tanah wakaf yang strategis

bisa dijadikan salah satu alternatif nyata dalam pemberdayaan ekonomi umat.

Perlu adanya inovasi pengembangan wakaf dalam bentuk usaha-usaha lain

yang sifatnya produktif seperti pengembangan pegelolaan wakaf berupa sawah

yang disandingkan dengan budidaya ikan misalnya atau bersamaan dengan

penanaman sayur-sayuran disekitaran sawah agar sawah yang ada menjadi

benar-benar produktif dan tiadak hanya bergantung pada hasil panen padi saja.

Selain itu, pengembangan wakaf juga dapat dilakukan dengan jalinan

kemitraan usaha, bantuan modal kerja atau pembangunan lapangan kerja

lainnya yang dapat menjadikan wakaf yang ada di desa Margodadi dapat

diperluas. Wakaf yang dikelola sampai saat ini hanya lahan pertanian yang

sifatnya produktif hal tersebut mengakibatkan belum tercapainya kesejahteraan

umat secara optimal.

Page 12: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

90

Wakaf dalam ajaran Islam sebenarnya mirip dengan sebuah economic

corporation dimana terdapat modal untuk dikembangkan yang keuntungannya

digunakan untuk kepentingan umat, yang lebih menjamin keabadian wakaf itu

adalah adanya ketentuan tidak boleh menjual atau mengubah aset itu menjadi

barang konsumtif, ataupun membiarkannya tanpa diolah atau dimanfaatkan,

tetapi tetap harus menjadikannya sebagi aset produktif. Dengan kata lain,

paling tidak secara teoritis, wakaf harus selalu berkembang dan bahkan

bertambah menjadi wakaf-wakaf baru.

Dari penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukan bahwa wakaf

produktif yang dikelola oleh masjid Riyadlusolikhin di desa Margodadi ini pola

pengelolaannya masih bersifat tradisional. Pemanfaatan hasil pengelolaan

wakaf yang ada cenderung lebih untuk memakmurkan masjid dan bantuan

pemeliharaan prasarana pendidikan. Minimnya strategi pengelolaan wakaf

yang digunakan selama ini yang hanya berupa kerja sama bagi hasil (paroan)

hasil dari pengelolaan penanaman padi di lahan wakaf sawah menyebabkan

wakaf yang ada sejauh ini kurang berkembang. Padahal bila hasil pengelolaan

wakaf yang berupa lahan pertanian ini bisa dikembangkan dan dimanfaatkan ke

arah lain yang sifatnya juga produktif maka wakaf yang ada di desa Margodadi

tersebut dapat memberikan kontribusi sosial yang lebih luas bagi masyarakat.

Misalnya dari hasil pengelolaan wakaf tersebut dibelikan sebuah lahan untuk

diberdayakan pendirian usaha-usaha kecil seperti penggilingan padi, toko-toko

ritel, koperasi/BMT, usaha bengkel dan sebagainya sehingga mampu membuka

peluang usaha baru bagi masyarakat dan lebih memproduktifkan kembali

wakaf yang sudah ada.

Page 13: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

91

Untuk itu diperlukan jalinan kemitraan usaha dengan lembaga terkait

seperti koperasi atau BMT sehingga pengelolaan wakaf dapat diarahkan untuk

usaha yang lebih produktif. Dengan adanya kerjasama yang dilakukan pihak

nazir dengan koperasi/BMT tersebut maka dapat mencukupi pembiayaan

untuk operasional usaha. Setelah itu diperlukan program pembinaan dan

pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan dengan lembaga pemberdayaan

masyarakat yang memenuhi kriteria kelayakan kelembagaan dan profesional,

sehingga tercipta sinergi antara pengelolaan harta wakaf dengan masyarakat

sebagai mitra pengelola.

Dalam pengelolaan wakaf yang dikelola oleh nazir masjid Riyadlusolikhin

di Desa Margodadi diketahui bahwa tanggungjawab pengelolaan wakaf selain

sawah yaitu berupa bangunan mushalla, madrasah dan pondok pesantren

diserahkan kepada masing-masing pengelola bangunan tersebut dan bukan

menjadi tanggungjawab nazir masjid Riyadlusolikhin. Hal tersebut

menunjukan bahwa tidak ada tanggungjawab pengelolaan wakaf yang pada

awalnya diserahkan kepada nazir masjid Riyadlusolikhin sebagai penerima

wakaf. Seharusnya sebagai nazir yang diberi kepercayaan untuk mengelola

wakaf yang diterimanya dari masyarakat, nazir masjid Riyadlusolihin memiliki

tanggungjawab dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf yang diterimanya,

sehingga dapat diketahui apakah pengelolaan dan pemanfaatan wakaf dalam

bentuk bangunan tersebut sesuai dengan ikrar wakaf pada awalnya atau tidak.

Selain itu dalam penelitian lapangan juga ditemukan bahwa dalam

pengelolaan wakaf produktif yang ada di Desa Margodadi juga kurang

mendapat pengawasan dari masyarakat. Meskipun nazirnya selalu terbuka dan

Page 14: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

92

menyampaikan hasil pengelolaan wakaf produktif, namun tidak ada

pengawasan dari masyarakat. Karena masyarakat mempercayakan sepenuhnya

pengelolaan wakaf produktif kepada nazir. Tidak adanya evaluasi dalam

pengelolaan wakaf produktif sehingga tidak diketahui apakah nazir dalam

menjalankan tugasnya berhasil ataukah belum. Kontrol yang lemah ini dapat

berpengaruh pada kinerja nazir karena kontrol yang lemah tersebut

mangakibatkan nazir tidak dapat mengetahui apa yang harus diperbaiki agar

dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk itu diperlukan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan pengelolaan wakaf yang ada di desanya untuk

memastikan seluruh rangkaian kegiatan atau rencana yang telah dirancang

telah berjalan sesuai target atau belum dan nazir dapat mengetahui sampai

sejauh mana tugas yang dijalankan sebagai pengelola wakaf berhasil atau

belum.

Sebagai bagian dari ajaran Islam, wakaf mendapat perhatian yang tinggi

dalam Islam. Ajaran wakaf terkait dengan masalah sumber daya alam yang

merupakan harta kekayaan dan sumber daya manusia (SDM) sebagai subyek

pemanfaatan. Di antara permasalahannya yang terpenting adalah pengelolaan,

pemanfaatan, dan pengaturan yang baik dan adil untuk memenuhi

kamakmuran, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam jangka pendek dan jangka

panjang bagi manusia atau dikenal dengan kebahagiaan dunia dan akhirat

untuk menjamin kepuasan, kesejahteraan lahir dan batin manusia.

Pengelolaan harta wakaf produktif di Desa Margodadi masih sebatas pada

pengelolaan sawah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

Page 15: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

93

1. Peruntukan wakaf di Desa Margodadi kurang mengarah pada pemberdayaan

ekonomi masyarakatnya dan cenderung hanya untuk kepentingan kegiatan-

kegiatan ibadah, hal ini karena dipengaruhi oleh keterbatasan akan

pemahaman wakaf oleh masyarakat, baik mengenai harta yang diwakafkan,

peruntukan wakaf, maupun nazir wakaf.

Wakaf masih ditempatkan sebagai ajaran yang murni dimasukkan

dalam kategori ibadah mahdhah (pokok). Yaitu, dihampir semua wakaf

diperuntukkan untuk kepentingan pembangunan fisik, sepeti masjid,

musholla, dan madrasah. Sehingga keberadaan harta wakaf belum

memberikan kontribusi sosial yang lebih luas karena hanya untuk

kepentingan peribadatan. Memang hal ini sudah maksimal untuk

pengelolaan produktif akhirat dengan adanya masjid, mushala, pondok

pesantren dan madrasah, namun produktif yang secara materi hanya terbatas

pada sawah yang hasil pengelolaannya diberikan kepada masjid untuk

kesejahteraan masjid.

Harus diakui, pola dan sistem yang digunakan oleh pengelola wakaf

selama ini memang masih sangat tradisional dan monoton, sehingga dalam

pikiran masyarakat umum sudah terbentuk image bahwa wakaf itu hanya

diperuntukkan pada wilayah-wilayah yang non ekonomi, seperti pendirian

masjid, musholla, madrasah, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kebekuan

pemahaman nazir yang mengelola harta wakaf sesuai dengan ikrar wakaf

yang dilakukan wakif. Tidak ada inovasi dalam bentuk usaha-usaha lainnya,

hanya sawah saja yang dikelola secara produktif. Padahal wakaf yang ada

memerlukan biaya pemeliharaan yang tidak sedikit.

Page 16: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

94

Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi dari lembaga wakaf terkait sebagai

bentuk proses penyadaran akan peruntukan benda wakaf dan

pemanfaatannya sehingga masyarakat memahami akan pentingnya nilai

wakaf. Selain itu perlu dilakukan usaha pengembangan lain harta benda

wakaf dalam bentuk atau jenis harta yang diwakafkan, misalnya wakaf

tunai, yang akan lebih mempermudah masyarakat dalam melakukan wakaf,

serta dapat dijadikan alternatif dalam mendapatkan dana untuk

mengembangkan harta benda wakaf ataupun dapat digunakan sebagai modal

bagi masyarakat yang tentunya mampu memberdayakan masyarakat

sehingga mendorong perekonomian masyarakat.

2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) nazir wakaf yang belum

profesional. Banyak nazir wakaf yang hanya didasarkan pada aspek

ketokohan seperti ulama, kyai, ustadz, dan lain-lain, bukan aspek

profesionalisme atau kemampuan mengelola. Sehingga banyak benda-benda

wakaf yang belum maksimal pengelolaannya. Kualifikasi profesionalisme

nazir wakaf di masjid Riyadlusolikhin Desa Margodadi masih tergolong

tradisional yang kebanyakan mereka menjadi nazir lebih karena faktor

kepercayaan dari masyarakat, sedangkan kemampuan manajerial dalam

mengelola wakaf masih sangat lemah, yaitu dalam wakaf produktif hanya

terbatas pada pengelolaan sawah. Para nazir belum mengenal mengenai

wakaf tunai.

Orang yang ingin mewakafkan harta (wakif) tidak tahu persis

kemampuan yang dimiliki nazir tersebut. Dalam kenyataannya, banyak para

nazir wakaf tersebut tidak mempunyai kemampuan manajerial dalam

Page 17: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

95

pengelolaan tanah atau bangunan. Keyakinan yang mendarah daging bahwa

wakaf harus diserahkan kepada ulama, kyai, atau lainnya, sementara orang

yang diserahi belum tentu mampu mengurusnya merupakan kendala yang

cukup serius dalam rangka memberdayakan wakaf secara produktif.

Seperti yang terjadi di Desa Margoadi, nazirnya adalah tokoh agama di

desa tersebut, yang mana tidak mempunyai kemampuan manajerial yang

cukup baik dalam mengelola wakaf produktif.Terbukti wakaf yang dikelola

secara produktif hanya terbatas pada pengelolaan sawah. Hasil pengelolaan

sawah tersebut semuanya didistribusikan kepada masjid sebagai aset bagi

kesejahteraan masjid, belum ada yang diarahkan untuk membangun

ekonomi masyarakat yang riil. Walaupun para nazir itu memiliki persepsi

yang positif tentang keadilan sosial dan dedikasi tinggi terhadap kemajuan

wakaf, ketidakprofesionalan telah menghalangi kinerja mereka untuk

mewujudkan tujuan wakaf. Mengingat salah satu tujuan wakaf adalah

menjadikannya sebagai sumber dana yang produktif, tentu memerlukan

nazir yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional dan

bertanggung jawab. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa:

Artinya: Rasulullah SAW bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan,

tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya

bagaimana maksud amanat disia-siaka? Nabi Menjawab: “Jika

urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah

kehancuran itu.” (HR.Bukhari: 6015, Kitab Hal-hal yang melunakan

hati, Bab Hilangnya Amanah)

Page 18: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

96

Hadits di atas menegaskan bahwa segala sesuatu itu harus diberikan

kepada yang mampu menjaga amanat dan yang merupakan ahli

dibidangnya. Hal ini selaras dengan sikap profesional yang harus dimiliki

oleh seorang nazir wakaf agar harta wakaf yang ada dapat berkembang dan

bermanfaat bagi masyarakat, sehingga harta wakaf tersebut tidak menjadi

sesuatu yang sia-sia.

Untuk itu diperlukan upaya pemberdayaan seperti melalui pelatihan dan

perbaikan manajemen harta wakaf dari mulai rekruitmen nazir yang

profesional, mempunyai wawasan luas, mampu serta cakap dan

pengurusannya memiliki masa bakti, agar harta wakaf dapat dikembangkan

untuk sektor produktif dan pendistribusiannya mengarah pada keadilan

sosial.

3. Kurangnya tingkat sosialisasi dari beberapa lembaga yang peduli terhadap

pemberdayaan ekonomi (khususnya lembaga wakaf) karena minimnya

anggaran yang ada. Untuk itu diperlukan adanya kerja sama antar pihak-

pihak yang mengurusi masalah perwakafan sehingga tercipta kesamaan pola

pikir yang searah dalam hal pengelolaan dan praktek perwakafan yang

benar.

B. Dampak Pengelolaan Wakaf Produktif Terhadap Kesejahteraan

Sebagai salah satu sumber dana yang penting dan besar sekali manfaatnya

bagi kepentingan agama dan umat (khususnya Islam), wakaf juga bisa untuk

pembinaan kehidupan beragama dan peningkatan kesejahteraan umat Islam,

terutama bagi orang-orang yang tidak mampu, cacat mental atau fisik, orang-

Page 19: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

97

orang yang sudah lanjut usia dan sebagainya yang sangat memerlukan bantuan

dari sumber dana seperti wakaf.

Ketika seseorang bersedekah hanya sebagai sumbangan konsumtif, maka

pahala yang diperolehnya adalah sebatas nilai konsumsi itu. Tetapi ketika sedekah

itu diniatkan dan diakadkan sebagai wakaf, yang kelak bersama dengan sedekah-

sedekah lainnya telah sampai pada jumlah yang cukup, dan dibelikan aset

produktif dengan surplus yang dialirkan kepada para fakir miskin, pahalanya akan

terus mengalir. Sepanjang aset itu tetap produktif, dan surplusnya dialirkan

sebagai jariyah, selama itu pula tabungan akhirat sebagai seorang wakif terus

bertambah.

Pada dasarnya dalam pelaksanaannya wakaf produktif memiliki dua dimensi

yaitu dimensi religi dan dimensi sosial ekonomi. Dimensi religi berarti bahwa

wakaf yang dilakukan merupakan anjuran agama Allah yang perlu dilakukan oleh

setiap muslim. Hal ini merupakan bentuk ketaatan seorang muslim kepada

tuhannya, sehingga tindakan yang dilakukan yaitu wakaf akan mendapat pahala

dari Allah SWT karena telah mentaati perintah-Nya. Dimensi ini menunjukkan

hubungan vertikal manusia dengan penciptanya yang biasa disebut hablun

minallah. Dimensi kedua merupakan dimensi sosial ekonomi dimana terdapat

unsur ekonomi dan sosial dalam praktek wakaf. Dalam praktek wakaf para

pemilik harta mengulurkan tangannya untuk membantu kesejahteraan sesamanya.

Bila dilihat dilapangan, pengelolaaan wakaf berupa sawah yang di kelola

oleh nadzir Masjid Riyadlusolikhin di Desa Margodadi telah memberikan

beberapa dampak pada kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat dapat

diukur dari beberapa indikator, indikator kesejahteraan merupakan suatu ukuran

Page 20: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

98

ketercapaian masyarakat dimana masyarakat dapat dikatakan sejahtera atau tidak.

Sebagai indikator yang berangkat dari pemikiran-pemikiran yang sudah

dipaparkan dalam landasan teori pada bab kedua yang mengukur kesejahteraan

masyarakat karena adanya tanah wakaf, maka dari data-data yang diperoleh sebagi

berikut:

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh

orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya

dengan tujuan anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak

dengan bantuan orang lain.

Dengan adanya hasil dari pengelolaan wakaf produktif berupa sawah

tersebut, maka dapat membantu untuk pemeliharaan prasarana pendidikan

seperti pondok pesantern dan madrasah mulai dari tingkat SD,SMP hingga

tingkat SMA yang ada di Desa Margodadi yang dilakukan secara

bergantian, sehingga para siswa dapat memiliki fasilitas yang memadai

untuk jalannya proses belajar-mengajar. Dari hasil pengelolaan wakaf

tersebut juga digunakan untuk membantu pembelian lahan yang akan

digunakan untuk bangunan madrasah. Namun yang disayangkan adalah dari

hasil pengelolaan wakaf sawah ini hasilnya belum dirasakan bagi bantuan

pendidikan seperti beasiswa bagi anak yang kurang mampu dan berprestasi.

2. Bidang Kesehatan

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

Page 21: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

99

Indikator kesehatan yang menjadi komponen sejahtera yaitu terpenuhinya

papan, sandang dan kesehatan sehari-hari.

Dalam segi kesehatan hasil dari pengelolaan wakaf produktif yang

dikelola oleh nadzir Masjid Riyadlusolikhin ini belum dapat dirasakan.

Prasarana kesehatan di desa Margodadi yang belum mencukupi

mengakibatkan masyarakat harus keluar dari desa untuk memperoleh akses

kesehatan yang dibutuhkan, namun hasil dari pengelolaan wakaf sawah

yang ada belum diarahkan untuk membangun prasarana kesehatan di Desa

Margodadi.

3. Tingkat pendapatan

Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh masyarakat yang

berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-

anggota rumah tangga. Penghasilan tersebut biasanya dialokasikan untuk

konsumsi, kesehatan, maupun pendidikan dan kebutuhan lain yang yang

bersifat material. Menurut SPKPM (Studi Penentuan Kriteria Penduduk

Miskin) tingkat pendapatan perbulan yang dikatakan sejahtera adalah

>Rp500.000.

Adanya tanah wakaf di Desa Margodadi memberikan manfaat bagi

masyarakat sekitar. Dari tanah wakaf berupa sawah yang ada dapat

memberikan kontribusi terhadap tingkat pendapatan masyarakat. Lahan

tersebut dikelola dan hasilnya dibagi dua antara penggarap dan nazir yang

mewakili masjid sebagai pemilik tanah. Dengan adanya wakaf produktif

berupa sawah tersebut memberikan pendapatan pada masyarakat yang tidak

memiliki pekerjaan. Hal ini dikarenakan sawah wakaf yang ada dapat

Page 22: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

100

dikelola masyarakat dengan sistem bagi hasil sehingga memberikan

masyarakat yang tidak memiliki sawah, tetap bisa bercocok tanam dengan

adanya sawah wakaf yang dikelola dengan model bagi hasil tersebut, selain

itu beberapa masyarakat juga memiliki penghasilan tambahan karena

bekerja sebagai buruh tani di lahan tersebut. Meskipun terjadi kenaikan

pendapatan dengan adanya pengelolaan wakaf, namun dampaknya hanya

dirasakan oleh beberapa masyarakat terutama yang bekerja sebagai petani

penggarap dan buruh tani di sawah wakaf tersebut. Pendapatan yang

diperolah dari mengelola sawah wakaf produktif ini tidaklah selalu sama,

namun hal tersebut membantu masyarakat untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya, tingkat pendapatan masyarakat terutama yang bekerja sebagai

petani penggarap sawah wakaf mengalami peningkatan sekitar 20% per

bulan. Bapak Paimin, Wasit dan Rosiman yang bekerja sebagai petani

penggarap wakaf mengaku pendapatan mereka meningkat dikarenakan

mereka memiliki pekerjaan sebagai penggarap tanah wakaf, sehingga

dengan adanya tanah wakaf tersebut memberikan dampak positif terhadap

kesejahteraan masyarakat.

4. Komposisi Pengeluaran

Pola konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator

kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Makin tinggi tingkat penghasilan

rumah tangga, makin kecil proporsi pengeluaran untuk makan terhadap

seluruh pengeluaran rumah tangga. Dapat dikatakan bahwa rumah

tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila presentase pengeluaran untuk

Page 23: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

101

makan lebih kecil dibandingkan presentase pengeluaran untuk non makan

atau <80% dari pendapatan.

Tingkat pendapatan masyarakat Desa Margodadi dapat dikatakan tidak

menentu, akan tetapi hal ini tidak membuat masyarakat untuk memperkecil

atau menambah pengeluarannya. Apabila pendapatan mereka tinggi maka

pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi dapat tercukupi dengan baik. Akan

tetapi jika pendapatan mereka sedikit, pengeluaran untuk konsumsipun

hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan saja.

Adanya tanah wakaf yang digarap oleh masyarakat berupa lahan

persawahan dapat membantu masyarakat. Menurut beberapa masyarakat

seperti bapak Paimin, Wasit dan ibu Tukinem pengeluaran dalam sebulan

lebih banyak untuk pengeluaran pangan sekitar lebih dari 50%. Sementara

sisanya digunakan untuk keperluan lain seperti biaya listrik, biaya

pendidikan, serta biaya kesehatan. Maka dengan demikian dapat dikatakan

bahwa pengeluaran/konsumsi terbesar yang dikeluarkan dari hasil

pendapatan lebih besar untuk konsumsi pangan. Sisa pendapatan digunakan

untuk pengeluaran lain seperti biaya listrik, pendidikan anak, dan kesehatan.

Adanya tanah wakaf yang dapat dikelola dan digarap oleh masyarakat

sekitar tidak mempengaruhi komposisi pengeluaran terhadap kebutuhan

pokok. Beberapa wawancara terhadap petani penggarap sawah wakaf

mengatakan pendapatan yang diperoleh dari mengelola tanah wakaf

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, biaya pendidikan anak,

maupun kesehatan, namun terkadang pendapatan yang mereka peroleh

belum mencukupi biaya kebutuhan hidup mereka.

Page 24: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

102

5. Tingkat Perumahan

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) dikatakan perumahan yang

dianggap sejahtera adalah tempat berlindung yang mempunyai dinding,

lantai, dan atap yang baik. Bangunan yang dianggap kategori sejahtera

adalah luas lantainya lebih dari 10m2 dan bagian terluas dari rumah bukan

tanah, status penguasaan tempat tinggal milik sendiri.

Apabila dilihat dari indikator perumahan, belum seluruhnya masyarakat

di Desa Margodadi dapat dikatakan sejahtera karena beberapa masyarakat

belum memiliki hak atas kepemilikan tanah dan bangunan, serta luas

bangunan yang belum memenuhi kategori sejahtera. Namun terlepas dari

hal tersebut lebih banyak masyarakat yang telah memiliki status

kepemilikan rumah dan juga didukung dengan adanya fasilitas seperti

listrik, dan air bersih.

Dengan adanya wakaf produktif yang dapat dikelola oleh masyarakat

sekitar menjadikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan tempat

tinggal yang layak. Pendapatan yang diperoleh dari mengelola wakaf sawah

tersebut dapat digunakan masyarakat untuk membangun dan memperbaiki

kondisi rumah yang mereka tempati. Menurut bapak Sodiqin dan Wasit

yang bekerja sebagai penggarap sawah wakaf mereka dapat membangun

dan memperbaiki rumah mereka dari hasil yang diperoleh dengan mengelola

wakaf tersebut.

Page 25: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

103

Beberapa indikator kesejahteraan masyarakat yang sudah dijelaskan di

atas telah menunjukan bahwa adanya tanah wakaf berdampak positif bagi

masyarakat sekitar, karena sebagian besar dapat membantu memenuhi

kebutuhan masyarakat. Hal ini ditujukan bahwa beberapa indikator-

indikator kesejahteraan masyarakat yang ada sudah mencapai kriteria

kesejahteraan. Namun yang perlu mendapat perhatian lebih untuk kedepan

adalah tingkat kesehatan, karena belum terpenuhinya prasarana kesehatan

yang memadai di Desa Margodadi sehingga diharapkan hasil pengelolaan

wakaf dapat membantu untuk membangun prasarana kesehatan agar

kedepan masyarakat dapat memiliki ases kesehatan yang mencukupi.

Selain beberapa dampak positif yang timbul dari pengelolaan wakaf

tersebut, ternyata juga terdapat beberapa dampak negatif dari wakaf yang ada

di Desa Margodadi antara lain:

1. Ketertiban administrasi

Tertib administrsi merupakan bagian dari pelaksaan rukun wakaf itu

sendiri. Tertib administrsi juga sebagai kekuatan hukum sehingga objek

wakaf menjadi jelas akan statusnya guna meminimalisir perselisihan dan

persengketaan status objek wakaf dikemudian hari. Objek wakaf yang ada di

Desa Margodadi baru memiliki akta ikrar wakaf dan belum memiliki

sertifikat tanah wakaf. Hal tersebut dikemudian hari dapat menimbulkan

perselisihan mengenai status objek wakaf yang ada, sehingga diperlukan

pengurusan ketertiban administrasi agar status objek wakaf menjadi jelas.

Kurangnya SDM dalam mengelola wakaf di desa tersebut menjadi salah

satu kendala dalam penyusunan proses administrasi sehingga diperlukan

Page 26: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

104

nazir wakaf yang tanggap dan peran serta masyarakat agar kelengkapan

administrasi segera diproses di kantor KUA setempat demi ketertiban

administrasi tanah wakaf yang dipercayakan kepadanya sehingga tidak

terjadi hal-hal yang tidak diinginkan mengenai status kepemilikan tanah

wakaf yang sah.

2. Bentuk wakaf dan pola pengelolaannya

Wakaf yang ada samapi saat ini hanya berbentuk properti, sehingga

hanya masyarakat disekitar properti tersebut yang dapat menikmati dan

kurang menyebar. Selain itu kurang berperannya wakaf dalam

pemberdayaan ekonomi dikarenakan wakaf produktif yang ada masih

menggunakan manajemen kepercayaan dan belum dikelola secara

maksimal. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan paradigma baru

dalam pengelolaan wakaf. Perlunya inovasi pengembangan wakaf dalam

bentuk usaha-usaha lainnya seperti wakaf tunai dapat dijadikan salah satu

alternatif, sehingga tidak hanya golongan kaya yang memiliki properti saja

yang dapat berwakaf, namun juga masyarakat golongan menengah juga

dapat mewakafkan uang yang mereka miliki sebagai wakaf dan manfaat dari

adanya wakaf tersebut dapat dirasakan lebih luas dibanding hanya wakaf

properti. Perbaikan dan pengawasan dalam pola pengelolaan wakaf juga

harus dilakukan, masyarakat harus ikut mengawasi dan memberikan

masukan tentang bagaiman pemanfaatan dari wakaf yang ada di daerahnya

agar nazir wakaf mengetahui sejauh mana keberhasilan dalam pengelolaan

wakaf yang mereka lakukan. Untuk itu diperlukan rencana jangka panjang

yang terprogram dalam pengelolaan dan pemanfaatan harta wakaf sehingga

Page 27: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

105

harta wakaf yang ada menjadi lebih terkoordinasi dan alokasi

pendistribusian hasil pengelolaan wakaf menjadi lebih merata dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.

3. Belum adanya pengembangan wakaf ke sektor produktif lainnya

Pengelolaan wakaf yang ada selama ini hanya dalam bentuk sawah

yang dikelola secara produktif dengan sistem bagi hasil. Hal tersebut

mengakibatkan hanya sebagian kecil masyarakat yang menikmati hasil dari

keberadaan wakaf yang ada di daerahnya, terutama masyarakat yang bekerja

sebagai petani penggarap sawah wakaf dan buruh tani. Diperlukan

pengembangan pengelolaan wakaf ke sektor-sektor yang produktif lainnya

sehingga tidak hanya sebagian kecil masyarakat saja yang dapat menikmati

hasil dari wakaf yang ada di daerahnya namun seluruh masyarakat dapat

menikmati hasil dari wakaf yang ada sehingga dari wakaf yang ada dapat

tercipta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Hasil pengelolaan wakaf produktif selama ini kurang mengarah untuk

kemajuan kesejahteraan umum dengan cara mewujudkan potensi dan manfaat

ekonomi harta benda wakaf yang ada. Sehingga sasaran pemanfaatan hasil

wakaf produktif di Desa Margodadi ini baru memenuhi dua aspek dari yang

disebutkan dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Pasal 22 yang

menyatakan bahwa: “Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi wakaf, harta

benda wakaf hanya dapat diperuntukkan bagi:”

1. Sarana dan kegiatan ibadah

2. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan

3. Bantuan fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa

Page 28: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

106

4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, dan/atau

5. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan dari uraian di atas, penulis dapat menganalisa bahwa

pengelolaan wakaf produktif yang berupa sawah tersebut baru memenuhi dua

aspek yaitu digunakan untuk sarana kegiatan ibadah dan pendidikan, namun

belum mencakup aspek lain. Untuk segi kesehatan misalnya yang tergolong

belum memenuhi indikator kesejahteraan di desa tersebut, hasil pengelolaan

wakaf yang ada di desa Margodadi belum diarahkan pada pembangunan

prasarana kesehatan di desa. Serta untuk aspek lain yang disebutkan dalam

undang-undang tersebut, pengelolaan wakaf yang ada di Desa Margodadi ini

masih belum menyentuh aspek tersebut. Bantuan untuk fakir miskin, yatim

piatu ataupun bantuan yang sifatnya seperti beasisiwa dan bantuan berupa

modal kerja belum diberikan dari hasil pengelolaan wakaf produktif.

Pendistribusian hasil wakaf produktif yang ada di Desa Margodadi yang

berupa sawah, hanya diberikan kepada masjid sebagai aset bagi kesejahteraan

masjid. Pengelolaan wakaf produktif sampai sekarang belum bisa memberikan

sumbangsih bagi kegiatan pendidikan, bantuan kepada fakir miskin, dan

kemajuan ekonomi masyarakat di Desa Margodadi. Hal ini karena nazir dalam

mengelola wakaf tidak memiliki militansi yang kuat dalam mengembangkan

wakaf produktif dalam bentuk usaha-usaha lainnya. Pola pemanfaatan hasil

wakaf yang cenderung konsumtif hanya untuk pemeliharaan sarana dan

prasarana yang sudah ada tanpa menambah fasilitas wakaf yang ada. Hal ini

Page 29: BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Strategi ...repository.radenintan.ac.id/1130/5/BAB_IV.pdfpenguatan ekonomi umat. ... dan 50% atau Rp16.631.000 masuk ke kas masjid.

107

menjadikan hasil pengelolaan wakaf produktif belum menyentuh masyarakat

miskin yang selama ini membutuhkan bantuan.

Perlu adanya sumberdaya manusia (SDM) dengan karakteristik yang

kompeten, profesional, jujur dan amanah dalam pengelolaan wakaf sehingga

dapat mengembangkan harta wakaf. Lebih lanjut, pengembangan wakaf

kesektor-sektor produktif wajib dilakukan agar harta wakaf yang ada dapat

memberikan kesejahteraan yang nyata bagi masyarakat secara luas.

Pengelolaan wakaf di Masjid Riyadlusolihin diharapkan dapat lebih

dikembangkan kesektor produktif lainnya selain pengelolaan sawah sehingga

pengelolaan wakaf yang ada tidak hanya dapat dinikmati oleh sebagian

masyarakat yang terkait tanah wakaf tersebut namun manfaat tanah wakaf

dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di desa tersebut,

sehingga tercipta kesejahteraan dimasyarakat dengan adanya wakaf.