BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1...

14
30 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa BK-FKIP UKSW yang sedang menyusun skripsi yaitu sebanyak 40 orang. Dari 40 mahasiswa peneliti mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi. 1.2 Pelaksanaan Penelitian a) Perizinan Sebelum pengumpulan data, peneliti meminta surat ijin penelitian kepada Kaprogdi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tanggal 11 November 2013. Setelah mendapat izin dari Kaprogdi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga maka penulis segera melakukan penelitian. b) Pengumpulan data Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pre test dan post test. Subyek yang mempunyai katagori kecemasan tinggi diberi treatment/perlakuan. Pada tanggal penulis membuat kesepakatan dengan mahasiswa yang tergabung dalam katagori kecemasan tinggi untuk menentukan waktu dan tanggal dilaksanakannnya kegiatan terapi musik untuk menurunkan kecemasan menyusun skripsi. Pelaksanaan eksperimen yang

Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1...

Page 1: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

30

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1.1 Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa BK-FKIP UKSW yang sedang

menyusun skripsi yaitu sebanyak 40 orang. Dari 40 mahasiswa peneliti

mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

1.2 Pelaksanaan Penelitian

a) Perizinan

Sebelum pengumpulan data, peneliti meminta surat ijin penelitian kepada

Kaprogdi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada tanggal 11 November 2013.

Setelah mendapat izin dari Kaprogdi Bimbingan dan Konseling Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

maka penulis segera melakukan penelitian.

b) Pengumpulan data

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pre

test dan post test. Subyek yang mempunyai katagori kecemasan tinggi diberi

treatment/perlakuan. Pada tanggal penulis membuat kesepakatan dengan

mahasiswa yang tergabung dalam katagori kecemasan tinggi untuk

menentukan waktu dan tanggal dilaksanakannnya kegiatan terapi musik untuk

menurunkan kecemasan menyusun skripsi. Pelaksanaan eksperimen yang

Page 2: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

31

dilakukan penulis dengan para mahasiswa berdasarkan tahap – tahap

pelaksanaan desentisasi, yaitu sebagai berikut :

1) Pre test (Test awal)

Dalam penelitian ini, test awal atau pre test dilakukan pada tanggal

11 November 2013 dengan membagikan inventori kecemasan kepada 40

mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana yang sedang menyusun

skripsi. Dari 40 mahasiswa ada 7 mahasiswa yang mengalami kecemasan

tinggi dalam menyusun skripsi. Untuk itu peneliti menunjuk 7 mahasiswa

yang mengalami kecemasan tinggi sebagai subyek penelitian dan nantinya

akan diberikan treatment / perlakuan berupa terapi musik.

Tabel 4.1. Hasil Pretest Kecemasan Mahasiswa Menyusun Skripsi

No Nama Skor Kategori

Kecemasan

Keterangan

1 EM 123 3 Tinggi

2 VA 115 3 Tinggi

3 IA 130 3 Tinggi

4 EM 117 3 Tinggi

5 RN 131 3 Tinggi

6 DP 108 3 Tinggi

7 EL 110 3 Tinggi

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa ada 7 mahasiswa yang

berada di dalam kategori tinggi.

2) Treatment ( Perlakuan)

Treatment atau perlakuan diberikan kepada subyek penelitian.

Treatment/perlakuan dilakukan dengan memberikan terapi musik tentang

Page 3: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

32

kecemasan. Adapun pelaksanaan eksperimen yang dilakukkan oleh

penulis dengan tahap – tahap sebagai berikut,

a) Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2014. Pada

pertemuan ini peserta diberi penjelasan mengenai kegiatan yang

akan dilakukan yaitu terapi musik. Penulis menanyakan kesiapan

peserta dalam melaksanakan kegiatan terapi musik. Penulis

menjelaskan prosedur terapi musik. Peserta mengikuti kegiatan

terapi musik. Pada sesi pertama adalah pemrograman pikiran dengan

menggunakan musik Theta_State_Induction berdurasi 10 menit.

Pada sesi ini, peserta mendengarkan audio induksi untuk memasuki

kondisi gelombang otak theta, melakukan relaksasi pikiran, dan

kemudian memprogramkan pikiran dengan mengucapkan afirmasi

atau sugesti yang dirancang untuk menurunkan kecemasan. Setelah

melakukan sesi pemrograman pikiran selama 10 menit, peserta

melanjutkan ke sesi terapi musik. Sesi terapi musik selama 35 menit

dengan menggunakan musik Anxiety Reduction - Isochronic.

Pada sesi terapi musik, peserta tidak perlu melakukan

aktivitas apapun. Peserta hanya perlu duduk atau berbaring diam

sambil menutup mata dan mendengarkan audio anxiety reduction

dan membiarkan tubuh serta pikiran rileks. Peserta tidak perlu

berkonsentrasi pada suara musiknya. Peserta juga tidak perlu

mengosongkan pikiran. Biarkan saja pikiran melayang kemana saja.

Jika peserta mengantuk selama sesi terapi musik, peserta boleh tidur.

Page 4: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

33

Selama sesi terapi musik, peserta tidak disarankan untuk

melakukan aktivitas fisik (gerakan fisik). Disarankan peserta duduk

atau berbaring saja dan menikmati alunan musik. Setelah selesai

mengikuti kegiatan terapi musik peserta diminta untuk

mengungkapkan kesan dan perasaan setelah mengikuti sesi pertama

terapi musik.

b) Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2014. Pada

pertemuan ini penulis mengulang penjelasan mengenai kegiatan

yang akan dilakukan. Penulis menanyakan kesiapan peserta dalam

melaksanakan kegiatan terapi musik. Penulis menjelaskan prosedur

terapi musik. Peserta mengikuti kegiatan terapi musik. Pada sesi

pertama adalah pemrograman pikiran dengan menggunakan musik

Theta_State_Induction berdurasi 10 menit. Pada sesi ini, peserta

mendengarkan audio induksi untuk memasuki kondisi gelombang

otak theta, melakukan relaksasi pikiran, dan kemudian

memprogramkan pikiran dengan mengucapkan afirmasi atau sugesti

yang dirancang untuk menurunkan kecemasan. Setelah melakukan

sesi pemrograman pikiran selama 10 menit, peserta melanjutkan ke

sesi terapi musik. Sesi terapi musik selama 35 menit dengan

menggunakan musik Anxiety Reduction - Binaural Beat.

Pada sesi terapi musik, peserta tidak perlu melakukan

aktivitas apapun. Peserta hanya perlu duduk atau berbaring diam

sambil menutup mata dan mendengarkan audio anxiety reduction

Page 5: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

34

dan membiarkan tubuh serta pikiran rileks. Peserta tidak perlu

berkonsentrasi pada suara musiknya. Peserta juga tidak perlu

mengosongkan pikiran. Biarkan saja pikiran melayang kemana saja.

Jika peserta mengantuk selama sesi terapi musik, peserta boleh tidur.

Selama sesi terapi musik, peserta tidak disarankan untuk

melakukan aktivitas fisik (gerakan fisik). Disarankan peserta duduk

atau berbaring saja dan menikmati alunan musik. Setelah selesai

mengikuti kegiatan terapi musik peserta diminta untuk

mengungkapkan kesan dan perasaan setelah mengikuti sesi kedua

terapi musik. Penulis dan peserta mengatur jadwal sesi berikutnya.

c) Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2014. Pada

pertemuan ini penulis mengulang penjelasan mengenai kegiatan

yang akan dilakukan. Penulis menanyakan kesiapan peserta dalam

melaksanakan kegiatan terapi musik. Penulis menjelaskan prosedur

terapi musik. Peserta mengikuti kegiatan terapi musik. Pada sesi

pertama adalah pemrograman pikiran dengan menggunakan musik

Theta_State_Induction berdurasi 10 menit. Pada sesi ini, peserta

mendengarkan audio induksi untuk memasuki kondisi gelombang

otak theta, melakukan relaksasi pikiran, dan kemudian

memprogramkan pikiran dengan mengucapkan afirmasi atau sugesti

yang dirancang untuk menurunkan kecemasan. Setelah melakukan

sesi pemrograman pikiran selama 10 menit, peserta melanjutkan ke

Page 6: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

35

sesi terapi musik. Sesi terapi musik selama 35 menit dengan

menggunakan musik Anxiety Reduction - Isochronic.

Pada sesi terapi musik, peserta tidak perlu melakukan

aktivitas apapun. Peserta hanya perlu duduk atau berbaring diam

sambil menutup mata dan mendengarkan audio anxiety reduction

dan membiarkan tubuh serta pikiran rileks. Peserta tidak perlu

berkonsentrasi pada suara musiknya. Peserta juga tidak perlu

mengosongkan pikiran. Biarkan saja pikiran melayang kemana saja.

Jika peserta mengantuk selama sesi terapi musik, peserta boleh tidur.

Selama sesi terapi musik, peserta tidak disarankan untuk

melakukan aktivitas fisik (gerakan fisik). Disarankan peserta duduk

atau berbaring saja dan menikmati alunan musik. Setelah selesai

mengikuti kegiatan terapi musik peserta diminta untuk

mengungkapkan kesan dan perasaan setelah mengikuti sesi ketiga

terapi musik. Penulis dan peserta mengatur jadwal sesi berikutnya.

d) Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2014.

Pada pertemuan ini penulis mengulang penjelasan mengenai

kegiatan yang akan dilakukan. Penulis menanyakan kesiapan peserta

dalam melaksanakan kegiatan terapi musik. Penulis menjelaskan

prosedur terapi musik. Peserta mengikuti kegiatan terapi musik. Pada

sesi pertama adalah pemrograman pikiran dengan menggunakan

musik Theta_State_Induction berdurasi 10 menit. Pada sesi ini,

peserta mendengarkan audio induksi untuk memasuki kondisi

Page 7: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

36

gelombang otak theta, melakukan relaksasi pikiran, dan kemudian

memprogramkan pikiran dengan mengucapkan afirmasi atau sugesti

yang dirancang untuk menurunkan kecemasan. Setelah melakukan

sesi pemrograman pikiran selama 10 menit, peserta melanjutkan ke

sesi terapi musik. Sesi terapi musik selama 35 menit dengan

menggunakan musik Anxiety Reduction - Isochronic.

Pada sesi terapi musik, peserta tidak perlu melakukan

aktivitas apapun. Peserta hanya perlu duduk atau berbaring diam

sambil menutup mata dan mendengarkan audio anxiety reduction

dan membiarkan tubuh serta pikiran rileks. Peserta tidak perlu

berkonsentrasi pada suara musiknya. Peserta juga tidak perlu

mengosongkan pikiran. Biarkan saja pikiran melayang kemana saja.

Jika peserta mengantuk selama sesi terapi musik, peserta boleh tidur.

Selama sesi terapi musik, peserta tidak disarankan untuk

melakukan aktivitas fisik (gerakan fisik). Disarankan peserta duduk

atau berbaring saja dan menikmati alunan musik. Setelah selesai

mengikuti kegiatan terapi musik peserta diminta untuk

mengungkapkan kesan dan perasaan setelah mengikuti sesi keempat

terapi musik. Penulis dan peserta mengatur jadwal sesi berikutnya.

e) Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2014. Pada

pertemuan ini penulis mengulang penjelasan mengenai kegiatan

yang akan dilakukan. Penulis menanyakan kesiapan peserta dalam

melaksanakan kegiatan terapi musik. Penulis menjelaskan prosedur

Page 8: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

37

terapi musik. Peserta mengikuti kegiatan terapi musik. Pada sesi

pertama adalah pemrograman pikiran dengan menggunakan musik

Theta_State_Induction berdurasi 10 menit. Pada sesi ini, peserta

mendengarkan audio induksi untuk memasuki kondisi gelombang

otak theta, melakukan relaksasi pikiran, dan kemudian

memprogramkan pikiran dengan mengucapkan afirmasi atau sugesti

yang dirancang untuk menurunkan kecemasan. Setelah melakukan

sesi pemrograman pikiran selama 10 menit, peserta melanjutkan ke

sesi terapi musik. Sesi terapi musik selama 35 menit dengan

menggunakan musik Anxiety Reduction - Binaural Beat.

Pada sesi terapi musik, peserta tidak perlu melakukan

aktivitas apapun. Peserta hanya perlu duduk atau berbaring diam

sambil menutup mata dan mendengarkan audio anxiety reduction

dan membiarkan tubuh serta pikiran rileks. Peserta tidak perlu

berkonsentrasi pada suara musiknya. Peserta juga tidak perlu

mengosongkan pikiran. Biarkan saja pikiran melayang kemana saja.

Jika peserta mengantuk selama sesi terapi musik, peserta boleh tidur.

Selama sesi terapi musik, peserta tidak disarankan untuk

melakukan aktivitas fisik (gerakan fisik). Disarankan peserta duduk

atau berbaring saja dan menikmati alunan musik. Setelah selesai

mengikuti kegiatan terapi musik peserta diminta untuk

mengungkapkan kesan dan perasaan setelah mengikuti sesi kelima

Page 9: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

38

terapi musik. Dan peserta diminta untuk mengisi post test yang telah

disediakan oleh penulis untuk menilai keberhasilan layanan.

3) Post test

Pengumpulan data post test dilakukan setelah serangkaian kegiatan

eksperimen selesai. Post test dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2014.

Daftar pernyataan pada post test melalui instrumen inventori kecemasan

menyusun skripsi juga sama dengan daftar pernyataan pada pre test yang

berjumlah 36 item pernyataan. Adapun hasil post test adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.2. Hasil Postest Kecemasan Mahasiswa Menyusun Skripsi

No Nama Skor Katagori

Kecemasan

Keterangan

1 EM 82 2 Sedang

2 VA 71 1 Rendah

3 IA 74 2 Sedang

4 EM 51 1 Rendah

5 RN 87 2 Sedang

6 DP 69 1 Rendah

7 EL 83 2 Sedang

Dari data pada Tabel 4.2, selanjutnya dilakukan perhitungan

analisis dengan menggunakan teknik analisis wilcoxon, untuk mengetahui

perbandingan hasil post test sesudah dilakukan terapi musik. Adapun

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 10: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

39

Tabel 4.3. Analisis Data Post Test dengan Wilcoxon

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation Minimum Maximum

Percentiles

25th 50th (Median) 75th

pretest 7 1.1914E2 9.15475 108.00 131.00 1.1000E2 117.0000 1.3000E2

posttest 7 73.8571 12.08896 51.00 87.00 69.0000 74.0000 83.0000

Test Statisticsb

posttest –

pretest

Z -2.371a

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Tabel 4.4 Perbedaan Skor Pretest dan Post Test

No Nama Skor

Pre-test

Skor

Post-test

1 EM 123 82

2 VA 115 71

3 IA 130 74

4 EM 117 51

5 RN 131 87

6 DP 108 69

7 EL 110 83

Jumlah 834 517

Rata - rata 117 74

Page 11: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

40

Pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Asymp.sig

(2-tailed) sebesar 0,018 (p< 0,05) dan perbedaan skor rata – rata pre-test

dan post-test sebesar 117 dan 74, yang berarti bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil post test pada kecemasan menyusun skripsi pada

kelompok eksperimen sesudah pelaksanaan layanan terapi musik pada

mahasiswa Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

1.3 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Penggunaan terapi musik dapat secara signifikan menurunkan kecemasan

menyusun skripsi pada mahasiswa Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Dengan ditunjukkan

hasil penghitungan postest pada kelompok eksperimen yaitu dengan nilai

p=asymp sig 0,018<0,050, ini berarti ada perbedaan yang signifikan. Maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu penggunaan terapi

musik dapat menurunkan kecemasan menyusun skripsi pada mahasiswa

Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

1.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa terjadi

penurunan skor kecemasan dalam menyusun skripsi mahasiswa setelah diberikan

terapi musik yaitu tiga mahasiswa dari kecemasan menyusun skripsi berkatagori

Page 12: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

41

tinggi menjadi berkatagori rendah, dan 4 mahasiswa dari kecemasan menyusun

skripsi bekatagori tinggi menjadi kecemasan berkatagori sedang. Dari analisis

dengan SPSS 16.0 for Windows ditunjukkan dengan p=asymp sig 0,018<0,050

sehingga ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberi

layanan terapi musik bagi mahasiswa yang mengalami kecemasan menyusun

skripsi. Dengan kata lain layanan terapi musik dapat menurunkan secara

signifikan kecemasan menyusun skripsi pada mahasiswa BK – FKIP UKSW.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian Devi dan Faridah (2011) serta Lely

Febriani (2011) bahwa musik dapat mengurangi kecemasan.

Hasil analisis yang menyatakan ada keberhasilan layanan terapi musik

dalam menurunkan kecemasan menyusun skripsi dapat dilihat dari perbedaan

hasil pre test dan post test. Adapun dari hasil rata – rata post test kecemasan

menyusun skripsi pada mahasiswa yang diberikan terapi musik memperoleh hasil

skor yang lebih rendah dibandingkan sebelum (pre test) diberikan layanan terapi

musik. Hal ini berarti bahwa terapi musik dapat menurunkan tingkat kecemasan

mahasiswa dalam menyusun skripsi.

Selain hasil pengisian inventori kecemasan pada post test, dari hasil

wawancara dengan peserta kelompok eksperimen menyatakan bahwa gejala –

gejala kecemasan yang dialami berkurang dan lebih optimis dalam mengerjakan

skripsi. Sebelum diberi terapi musik saat menyusun skripsi gejala fisik yang

peserta alami adalah jatung berdebar – debar, pusing, berkeringat, tegang, dan

susah tidur sedangkan gejala perilaku yang peserta rasakan adalah perilaku

menghindar, terguncang dan ingin menunda karena belum siap dalam menyusun

Page 13: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

42

skripsi dan gejala psikologis yang peserta alami adalah khawatir, perasaan

terganggu akan ketakutan terhadap kelulusan yang tidak tepat waktu dan lain –

lain (Jeffrey dkk, 2005). Setelah diberi terapi musik gejala – gejala tersebut mulai

berkurang. Secara fisik peserta mengatakan lebih segar, tidur tenang, lebih santai,

beban berkurang serta lebih optimis dalam menyusun skripsi.

Terapi musik mempunyai tujuan yang sama yaitu membantu

mengekpresikan perasaan (musik dapat mengoptimalkan atau memfasilitasi

perasaan – perasaan yang sudah teragenda), membantu rehabilitasi fisik, memberi

pengaruh positif terhadap kondisi suasana hati (Djohan, 2006). Musik dengan

kategori positif menghasilkan peningkatan suasana hati yang positif demikian

pula musik sedih juga menghasilkan peningkatan suasana hati negatif. Maka

disimpulkan bahwa sebuah musik cenderung menimbulkan suasana hati yang

sama dalam diri pendengarnya (Djohan, 2006).

Dalam CD terapi musik anxiety reduction (Pusat Riset Terapi Musik dan

Gelombang Otak, 2011) layanan terapi musik ini menggunakan quantum mind

programing. Quantum Mind Programming (QMP) adalah metode pemrograman

pikiran yang menggunakan stimulasi gelombang otak (Brainwave Entrainment)

sebagai media induksi untuk mencapai kondisi pikiran yang reseptif (kondisi

theta), dan kemudian dilanjutkan dengan memprogram ulang pikiran bawah sadar

dengan teknik-teknik tertentu sesuai dengan tujuan atau masalah. QMP membantu

peserta untuk mengubah kebiasaan, perilaku, perasaan dan pikiran menjadi lebih

positif. Selain itu, QMP juga sangat berpengaruh pada kesehatan tubuh peserta.

Page 14: BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5541/5/T1_132010089_BAB IV.pdfProses pengumpulan data dalam ... mendengarkan audio induksi

43

Pusat Riset Terapi Musik dan Gelombang Otak (2011) menyatakan dalam

terapi musik ini QMP menggunakan musik theta state induction berdurasi 10

menit. Theta State Induction dirancang untuk menstimulasi otak peserta agar

menghasilkan gelombang otak theta yang dominan. Stimulasi akan membantu

peserta memasuki kondisi relaksasi mental yang dibutuhkan untuk proses

pemrograman ulang pikiran. Ketika gelombang otak peserta sedang dalam kondisi

theta, maka pikiran peserta lebih terbuka terhadap perubahan. Pikiran peserta

menjadi mudah menerima sugesti atau afirmasi, serta lebih mudah menghilangkan

pikiran negatif. Setelah QMP selesai peserta dilanjutkan ke sesi berikutnya agar

peserta lebih tenang dan merasakan kenyamanan dengan mendengarkan musik.

Terapi musik ini mengatasi kecemasan yang berlebihan dengan cara menstimulasi

otak dengan musik dan gelombang otak untuk mendapatkan perasaan nyaman,

tenang dan damai.