BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata...

29
BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata Kabupaten Pati Batik Bakaran sebenarnya memiliki potensi untuk pengembanngan pariwisata Kabupaten Pati. Hanya saja potensi potensi tersebut belum dikelola secara maksimal. Batik Bakaran hanya sebagai cinderamata dan produk unggulan Kabupaten Pati. Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang secara geografis memiliki posisi strategis, karena terletak pada jalur Pantura. Jalur Pantura merupakan jalur dengan mobilitas terpadat di Indonesia. Kabupaten Pati merupakan suatu wilayah yang berupa pengunungan, daratan, pantai dan laut, bahkan rawa-rawa. Wilayah-wilayah tersebut mempunyai keindahan tersendiri yang berpotensi untuk meningkatkan daya tarik pariwisata yang ada di Kabupaten Pati, sehingga potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Pati tersebut dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah maupun berkontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat. Adapun profil tarik wisata di Kabupaten Pati sebagai berikut: 1. Objek Wisata Alam Kabupaten Pati memiliki beberapa objek wisata alam, yaitu: a. Waduk Gunung Rowo Objek wisata Gunung Rowo terletak di Desa Sitiluhur, kecamatan Gembong. Luas area objek wisata Waduk Gunung Rowo adalah 320 ha. Di area ini wisatawan dimanjakan dengan pemandangan alam berupa gunung dan

Transcript of BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata...

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Keadaan Pariwisata Kabupaten Pati

Batik Bakaran sebenarnya memiliki potensi untuk pengembanngan pariwisata

Kabupaten Pati. Hanya saja potensi potensi tersebut belum dikelola secara maksimal.

Batik Bakaran hanya sebagai cinderamata dan produk unggulan Kabupaten Pati.

Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah

yang secara geografis memiliki posisi strategis, karena terletak pada jalur Pantura.

Jalur Pantura merupakan jalur dengan mobilitas terpadat di Indonesia. Kabupaten Pati

merupakan suatu wilayah yang berupa pengunungan, daratan, pantai dan laut, bahkan

rawa-rawa. Wilayah-wilayah tersebut mempunyai keindahan tersendiri yang

berpotensi untuk meningkatkan daya tarik pariwisata yang ada di Kabupaten Pati,

sehingga potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Pati tersebut dapat meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah maupun berkontribusi bagi peningkatan pendapatan

masyarakat. Adapun profil tarik wisata di Kabupaten Pati sebagai berikut:

1. Objek Wisata Alam

Kabupaten Pati memiliki beberapa objek wisata alam, yaitu:

a. Waduk Gunung Rowo

Objek wisata Gunung Rowo terletak di Desa Sitiluhur, kecamatan

Gembong. Luas area objek wisata Waduk Gunung Rowo adalah 320 ha. Di

area ini wisatawan dimanjakan dengan pemandangan alam berupa gunung dan

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

lembah hijau penuh dengan tanaman kopi, cengkih, buah-buahan dan tanaman

pertanian lainnya.

Selain itu keindahan air waduk memantulkan bayangan Pegunungan

Muria yang mengelilinginya. Daya tarik wisata tempat ini dilengkapi dengan

warung-warung yang menjual makanan khas setempat seperti ikan mujair

bakar yang ikannya berasal dari waduk tersebut. Wisatawan juga dapat

menikmati secangkir kopi asli produk lokal.

b. Agrowisata Kebun Kopi Jollong

Agrowisata Kebun Kopi Jollong terletak di sisi timur Pegunungan

Muria pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Di sini wisatawan

dimanjakan dengan panorama alam yang indah dan sejuk. Terdapat pula

pabrik kopi peninggalan Belanda yang masih aktif sampai sekarang.

Agrowisata Kebun Kopi Jollong sangat menarik untuk menjadi tempat

wisata Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) maupun rekreasi

keluarga. Wisatawan dapat menikmati kopi khas Jollong sambil menikmati

keindahan kebun ataupun menyaksikan langsung proses produksi pembuatan

kopi

c. Agrowisata Regaloh

Di Agrowisata Regaloh ini terdapat budidaya ulat sutra dan lebah.

Selain itu juga terdapat industri tapioka, fasilitas outbond, camping area dan

sarana bermain anak. Di sini wisatawan dapat menikmati pemutaran film

proses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra, dan

tenun tradisional.

d. Air Terjun Grenjengan Sewu dan Sepletus

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Air terjun Grenjengan Sewu ini terletak di Desa Jrahi, Kecamatan

Gunung Wungkal. Air terjun ini memiliki ketinggian 25 meter sedangkan

sepletus 100 meter. Di sini banyak dibudidayakan bawang putih dan jeruk.

Jadi pengunjung yang datang dapat menikmati buah jeruk yang ada selain itu

dapat juga membawnya pulang sebagai oleh-oleh.

e. Pelabuhan ikan Banyutowo

Pelabuhan ini terletak di Desa Banyutowo, kecamatan Dukuhseti. Di

sini terdapat berbagai macam ikan segar. Selain itu pengunjung juga dapat

menikmati es kelapa kopyor. Setiap satu tahun sekali, tepatnya pada Bulan

Besar (penanggalan Jawa) diadakan upacara sedekah laut sebagai ungkapan

syukur atas rejeki yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2. Objek Wisata Industri

Di Kabupaten Pati baru ada satu objek wisata industri yaitu PT Dua Kelinci.

PT Dua Kelinci adalah salah satu pabrik kacang terbesar di dunia. Kompleks

pabrik ini mempunyai luas wilayah sekitar 12 ha yang meliputi enam gudang untuk

mengelola bahan, dua bangunan kantor, gedung tamu, fasilitas staf, dan Kios

Kelinci. Di Kios Kelinci wisatawan dapat membeli berbagai produk dari PT Dua

kelinci sebagai oleh-oleh. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa melihat kelinci

bertanduk bernama “Jackalope”. Tetapi kelinci ini sudah diawetkan dan dipajang di

dalam kios.

3. Objek Wisata Buatan

a. Juwana Water Fantasi (JWF)

Juwana Water Fantasi (JWF) merupakan perpaduan anatara wahana

permainan air, outbond dan area bermain anak. JWF memiliki luas area 5 ha, di

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

tempat ini terdapat 37 wahana permainan air dan darat. Wahana-wahana

tersebut antara lain kolam tumpah, kolam air, kolam renang dewasa, kolam arus,

seluncuran air, becak air, gua hantu, rotary coaster, playground, area bermain

anak, mini train, gokart, flying fox, bumper car, bioskop 3D, miniatur keajaiban

dunia, lapangan futsal, becak mini, kora-kora, panggung gembira, trambolin,

family karaoke, dan masih banyak berbagai wahana lainnya.

b. Sendang Tirta Martasani

Sendang Tirta Marta sani ini terletak dalam satu kompleks Petilasan

Sendang Sani. Fasilitas yang disediakan di sini adalah wahana permainan air,

outbond selain itu juga rumah makan yang menyediakan berbagai macam

hidangan khas Sendang Tirta Martasani.

4. Objek Wisata Budaya dan Religi

a. Sendang Sani

Sendang Saniterletak terletak di Desa Tamansari, kecamatan Tlogowungu.

Di tempat ini terdapat padusan atau tempat mandi.Sumber air tersebut berasal

dari sendang, yang menurut cerita sumber air sendang tersebut tepat wudhu

Sunan Kalijaga. Selain itu di kompleks sendang ini juga terdapat makam

Adipati Pragola yang merupakan salah satu Bupati Pati pada jaman Kerajaan

Mataram Islam.

b. Petilasan Genuk Kemiri dan kadipaten Pesantenan

Petilasan ini terletak di Desa Sarirejo, kecamatan Pati. Genuk Kemiri

merupakan tempat wudhu Raden Kembang Joyo pendiri Kadipaten Pesantenan

dan sekarang menjadi Kabupaten Pati. Di sini juga terdapat bekas pendopo

kadipaten yang masih berdiri tegak dan dikelilingi oleh pohon beringin tua.

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

c. Makam Syaikh Akhmad Mutammakin

Makan Syaikh Akhmad Mutammakin terletak di Desa Kajen, kecamatan

Magoyoso. Kawasan ini terkenal sebagai kampung pesantren. Syaik Akhmad

Mutammakin adalah salah satu penyebar agama Islam di wilayah Pantai Utara

Khususnya di Kabupaten Pati. Setiap tanggal 10 Muharram diperingati sebagai

Haul beliau dan penggatian kain kelambu makan.

Fasilitas untuk para pengunjung dan peziarah antara lain MCK, musholla

dan pujasera. Tidak jauh dari lokasi makan juga terdapat makan Syaikh

Ronggokusumo keponakan dari Syaikh Akhmad Mutammakin. Makam beliau

terletak di Desa Ngemplak kidul, Kecamatan Margoyoso.

d. Makam Saridin (Syaikh Jangkung)

Lokasi makam Syaikh Jangkung terletak di Desa Landoh, Kecamatan

Kayen. Banyak wisatwan yang bekunjung ke makam ini baik itu wisatawan

domestik maupun asing, terutama pada hari Jumat Pahing. Upacara Haul Syaikh

Jangkung dilaksanakan pada 14-15 Rajab yang ditandai dengan penggantian

kelambu. Selain itu upacara ini juga dimeriahkan dengan pasar malam dan

pengajian Sejarah.

e. Makam Nyi Ageng Ngerang

Makam Nyi Ageng Ngerang berada di Dusung Ngerang Kecamatan

Tambakromo. Nyai Ageng Ngerang adalah seorang waliyullah yang memiliki

darah bangsawan. Di sebelah selatan makam tersebut terdapat sebidang tanah

yang luasnya sekitar 2 m2. Sebidang tanah tersebut dipercayai sebagai tempat

munajat dan pertapaan beliau. Tempat tersebut diberi nama “punthuk” yang

merupakan tanah yang sedikit menjorok ke atas. Tumbuhan tidak dapat tumbuh

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

di tempat itu karena dipercayai sebagai tempat yang mengandung nilai mistis

dan penuh dengan aura spiritual.

f. Pintu Gerbang Majapahit

Pintu yang dipercayai sebagai pintu Gerbang Majapahit ini terletak di Desa

Rendole, Kecamatan Margorejo. Sebenarnya pintu ini bukanlah pintu gerbang

utama kerajaan Majapahit, tetapi hanya sebuah Pintu Keputren.Namun warga

sekitar mempercayainya sebagai Pintu Gerbang Majapahit.

Menurut legenda pintu gerbang ini merupakan syarat yang diajukan oleh

Sunan Muria kepada Kebo Anyabarang yang ingin diakui sebagai putranya. Jika

Kebo Anyabrang ingin diakui sebagai putra Sunan Muria ia harusdapat

membawa Pintu Keputren tersebut dari Majapahit sampai ke Gunung Muria.

Namun setibanya di dukuh Rendole Kebo Anyabrang tidak kuat lagi

membawanya sehingga ia meletakkan pitu tersebut di tempat itu. Sunan Muria

yang mengetahui hal tersebut tidak menyuruh Kebo Anyabarang untuk

melanjukan perjalanan melaikan menjaga pintu tersebut sampai ia meninggal.

2. Wisata Kuliner Khas Pati

Setiap daerah pasti memiliki makanan khas. Adapun beberapa makanan

khas Kabupaten Pati adalah sebagai berikut:

a. Nasi gandul

Nasi gandul adalah makanan khas Pati yang berbumbu dasar jintan,

lengkuas dan bawang putih. Makanan ini disajikan dengan kuah santan yang

gurih dan potongan empal daging sapi. Biasanya nasi gandul ini disajikan diatas

piring yang diberi alas daun pisang yang menambah citarasa nasi gandul ini.

b. Soto Kemiri

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Soto kemiri ini sedikit berbeda dengan soto lainnya. Aroma kemiri lebih

terasa dan kuahnya lebih encer. Soto kemiri ini juga memiliki cara penyajian

yang unik. Nasi, potongan ayam dan taoge diletakkan dalam mangkuk

kemudian disiram dengan kuah, lalu kuah yang dari mangkuk tersebut dituang

lagi ke dalam kuali, dan hal itu diulangi beberapa kali sehingga rasa gurihnya

menjadi sangat terasa.

c. Telur Lurik

Telur lurikdiproduksi di Desa Batusari, kecamatan Batangan. Pada saat

musim kemarau hasil tambak berupa garam di desa ini sangat melimpah. Garam

tersebut dimanfaatkan oleh kelompok Pemuda Tani Ternak di Desa Batusari

sebagai pengawet untuk memperpanjang waktu simpan telur. Agar telur tersebut

mempunyai nilai tambah dalam penjualan maka telur tersebut diolah kembali

dengan cara diasap. Hasilnya berupa telur lurik yang tahan lama dan bergizi

tinggi.

d. Petis Kambing

Makanan tradisional khas asal Pati ini berbahan baku daging kambing.

Sajian petis ini berupa sari tulang dan iga kambing yang biasanya juga dicampur

dengan jeroan atau lemak kambing. Tulang yang diguanakan adalah tulang

kambing muda sehingga petis ini akan terasa semakin gurih dengan sumsum

tulang kambing. Makanan ini dapat ditemukan di Desa Runting, Kecamatan

Pati. Masyarakat Pati sering menyebutnya dengan Petis Runting.

3. Cindera Mata dan Oleh-oleh Khas Pati

Setiap wisatawan yang akan kembali dari kegiatan wisatanya pasti ingin

mencari cinderamata sebagai kenang-kenangan dan oleh-oleh untuk keluarga

maupun teman dekat. Cinderamata dan oleh-oleh khas Pati adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

a. Kerajinan Kuningan

Juwana merupakan salah satu pusat kerajinan kuningan terbesar di

Indonesia. Berbagai macam produk kerajinan kuningan dapat dengan mudah

didapatkan di sini. Produk kerajian tersebut antara lain guci, interior rumah,

baut, engsel, klem aki, handle pintu, berbagai miniatur kendaraan, dan masih

banyak lagi hasil kerajinan lainya.

b. Batik Bakaran

Batik Bakaran merupakan batik khas dari Pati. Sentra pembuatan batik ini

terdapat di Desa Bakaran, Kecamatan Juwana. Pengunjung dapat memilih

berbagai motif yang diminati baik itu motif klasik maupun motif kontemporer

dengan pilihan warna yang beragam. Beberapa motif batik bakaran antara lain

Padas Gempal, Gringsing, Bregat Ireng, Truntum, dsb.

c. Kacang Khas Pati

Kacang tanah merupakan salah satu produk unggulan di bidang pertanian.

Di kabupaten Pati terdapat 13 pabrik kacang yang dua diantaranya bersekala

besar dan 11 lainnya berskala mengengah. Berbagai jenis kacang dengan variasi

rasa yang beraneka ragam dapat dijadikan sebagai oleh-oleh.

d. Kelapa Kopyor

Kelapa Kopyor merupakan produk khas Kabupaten Pati yang telah diakui

menjadi hak milik kekayaan Pemerintah Kabupaten Pati. Populasi kelapa

Kopyor Pati mempunyai enam variasi warna buah, yaitu hijau, hijau kecoklatan,

coklat kehijauan, kuning, dan oranye (gading). (Data Base Kabupaten Pati

Tahun 2013)

B. Sejarah Batik Bakaran

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Menurut legenda Batik Bakaran sudah ada sekitar abad XIV. Keberadaan batik

ini berhubungan dengan seorang abdi dalem yang bertugas membuat pakaian prajurit

dari Kerajaan Majapahit yang bernama Nyi Danowati. Ia datang ke Desa Bakaran

untuk mencari tempat persembunyian karena dikejar-kejar oleh prajurit Demak.

Waktu itu Kerajaan Majapahit diperintah oleh Girindrawardhana yang bergelar

Brawijaya VI (1478-1498) berada dalam desakan Kerajaan Demak yang menganut

Islam. Sejumlah pengikut Brawijaya yang beragama Hindu memilih meninggalkan

Majapahit karena tidak mau masuk Islam. Bersama tiga saudaranya, yaitu Ki Dukut,

Kek Truno, dan Ki Dalang Becak, mereka menyusuri pantai utara Jawa Timur dan

Jawa Tengah. Di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Nyi Danowati dan dua

saudaranya berpisah dengan Ki Dalang Becak. Ia melanjutkan perjalanan hingga ke

kawasan rawa-rawa yang penuh pohon druju atau sejenis semak berduri, sedangkan

Ki Dalang Becak menetap di Tuban. Bersama Ki Dukut, Nyi Danowati membuka

lahan di rawa itu sebagai tiras pandelikan atau tempat persembunyian.

Lantaran Ki Dukut seorang lelaki, ia mampu membuka lahan yang sangat luas,

sedangkan lahan Nyi Danowati sempit. Kemudian Nyi Danowati mengadakan

perjanjian dengan Ki Dukut. Ia meminta sebagian lahan Ki Dukut dengan cara

menentukan batas lahan melalui debu hasil bakaran tersebut. Usulandisetujui oleh Ki

Dukut dan jadilah lahan Nyi Danowati lebih luas. Sebagian lahan Nyi Danowati

diberikan pada Kek Truno yang tidak melakukan babat alas. Lahan Nyi Danowati

diberi nama Bakaran Wetan sedangkan lahan Kek Truno diberi nama Bakaran Kulon.

Di Bakaran Wetan itulah Nyi Danowati membangun pemukiman baru. Agar tidak

dicurigai bahwa ia pemeluk Hindu, Nyi Danowari merubah namanya menjadi Nyai

Ageng Siti Sabirah. Ia juga mendirikan mushola tanpa mihrab yang disebut Sigit.

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Di pelataran Sigit itulah Nyi Danowati mengajarkan warga membatik. Motif

yang diajarkan Nyi Danowati adalah motif batik Majapatit, misalnya liris, padas

gempal, gandrung,dan lain-lain. (Wawancara Bukhari, 22/4/2014)

C. Batik Bakaran

Dalam perkembangannya Batik Bakaran mengalami pasang surut. Batik

Bakaran memang tidak setenar batik dari daerah lainnya seperti Batik Lasem,

Pekalongan, Solo, Jogja, ataupun batik dari daerah lainnya. Sejak abad XIV-XX batik

ini memang tidak terkenal. Hal tersebut disebabkan pada waktu itu Bakaran

merupakan desa yang terisolir, sehingga tidak banyak orang yang mendatangi tempat

tersebut. Batik Bakaran hanya berkembang di daearah lokal sekitar Kawedanan

Juwana saja. Walaupun demikian pada saat itu Batik Bakran pernah menjadi trend

pakaian para pejabat Kawedanan Juwana. Berbeda dengan Batik Lasem yang lebih

terkenal karena Lasem sendiri yang secara geografis dilewati jalur pantai utara,

sehingga kota Lasen menjadi tempat yang strategis dalam bidang perdangan. Selain

itu Lasem merupakan kota pelabuhan yang banyak disinggahi kapal-kapal pedagang.

Pada tahun 1960-an Batik Bakaran sudah hampir punah karena semakin

sedikit orang yang melakukan kegiatan membatik. Di Desa Bakaran hanya ada tiga

pengrajin batik yang masih melakukan kegiatan membatik dan itupun untuk dipakai

sendiri. Tahun 1975, munculah seorang tokoh bernama Bukhari yang bertekat untuk

menghidupkan kembali dan melestarikan Batik Bakaran sebagai warisan budaya.

Bukhari sendiri adalah penerus generasi ke lima pembatik di Desa Bakaran. Ia

merupakan keturunan dari pembatik ulung keluarganya. Di tahun 1977 ia bersama

istri memulai usaha batik hanya dengan modal selembar kain mori. Walaupun belum

banyak kain batik yang diproduksi masih ada beberapa orang yang berminat terhadap

Batik Bakaran.Sampai akhirnya pada tahun 1983 perkembangan Batik Bakaran mulai

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

terpantau oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag). Untuk membantu

lebih mengembangkan Batik Bakaran Disperindag mengadakan pedidikan kilat

(diklat) pada tahun 1983-1986. Tujuan dari diklat tersebut untuk memperbaiki

kualitas, sehingga akan menarik minat konsumen terhadap Batik Bakaran.

Tahu 1998Batik Bakaran kembali mengalami keterpurukan karena adanya

krisis moneter. Harga bahan baku yang naik empat kali lipat membuat parapengrajin

batik tidak mampu memproduksi batik lagi. Para pengrajin tersebut lebih memilih

pekerjaan lain sebagai buruh menata ikan asin di desa lain. Dua tahun kemudian

setelah keadaan ekonomi kembali membaik Bukhari merintis kembali usaha batiknya

walaupun masih dalam skala kecil. Untuk lebih mengenalkan Batik Bakaran pada

masyarakat luas tahun 2004 Bukhari mengusulkan Batik Bakaran digunakan sebagai

seragam PNS di Kabupaten Pati. Tetapi entah karena alasan apa, usulan tersebut

belum mendapatkan respon. Baru pada tahun 2006 usulan tersebut diterima berkaitan

sebagai upaya penyelamatan produksi asli Indonesia. Pada saat itu batik diakui

sebagai warisan budaya dari Malaysia.

Sejak Pemkab Pati mengeluarkan kebijakan agar PNS memakai batik pada

hari-hari tertentu, pemasaran Batik di daerah Pati meningkat pesat bahkan juga di luar

Pati. Melaluli promosi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan

promosi dari mulut ke mulut oleh konsumen Batik Bakaran kembali bangkit. Sejak

kebangkitannya di tahun 2006 Batik Bakaran berkembang semakin pesat dan

permintaan batik ini semakin meningkat. Para pengrajin batik yang semula mencari

pekerjaan lain kini sudah kembali bekerja sebagai pengrajin batik kembali.

(Wawancara Puryanto, 3/11/2013; Wawancara Sugiyanto 14/2/2014) Pengusaha

muda pun semakin banyak bermunculan. Alex dan Andreas adalah pengusaha muda

yang menggeluti usaha batik. Mereka termotivasi untuk melestarikan warisan budaya

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

nenek moyang mereka agar tidak punah. Selain itu, usaha batik juga memiliki prospek

yang menjanjikan di masa depan. (Wawancara Alex 8/42014; Wawancara Andrea

22/4/2014)

Membatik juga disertakan dalam kegiatan ekstrakurikuler ataupun muatan

lokal di sekolah-sekolah sebagai usaha untuk melestarikan Batik Bakaran. Kegiatan

tersebut diusulkan oleh Bukhari tokoh masyarakat dan Puryanto sebagai ketua

asosiasi Batik Bakaran yang saat ini digantikan oleh Andreas. Usulan tersebut

diterima dan sudah berjalan kurang lebih selama lima tahun. Dalam PORSENI antar

sekolah yang diadakan setiap satu tahun sekali, kegiatan membatik menjadi salahsatu

item yang dilombakan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa cinta akan budaya

Indonesia pada diri anak bangsa.(Wawancara Puryanto 21/92013; wawancara Bukhari

22/4/2014)

Di bawah ini merupakan profil Batik Bakaran:

1. Motif Batik Tulis Bakaran

Batik Bakaran memiliki dua jenis motif batik yaitu motif klasik dan

kontemporer. Motif kasik merupakan warisan leluhur di mana motif tersebut

merupakan simbol yang memiliki makna dan filosofi tersendiri. Batik motif klasik

ini biasanya berwana coklat soga, putih dan hitam. Motif remek atau retak dan

warna soga dari moif klasik inilah yang menjadi ciri khas dari Batik Bakaran.

(Wawancara Bukhari, 17/5/2014)

Beberapa motif batik klasik antara lain sebagai berikut Liris, Gandrung, Padas

Gempal, Manggar, Blebak Lung, Blebak Urang,Blebak Kopik, Sido Mukti,

Kawung. Gringsing, Ungker Centel, Kedele Kecer, ladrang, dll. Motif klasik sudah

mendapatkan hak paten dari Ditjen Haki sebagai warisan budaya Masyarakat Pati.

(Wawancara Puryanto, 21/9/2013)

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Motif kontemporer merupakan motif hasil inovasi dari para pengrajin batik

agar dapat mengikuti perkembangan jaman dan menyesuaikan permintaan pasar

atau konsumen. Sejak tahun 2006 motif kontemporer ini mulai bermunculan.

Tujuan dari inovasi ini adalah agar motif Batik Bakaran tidak monoton dan

semakin banyak peminatnya. (Wawancara Bukhari 4/4/2014) Motif kontemporer

ini lebih simpel berupa bunga, pohon, ikan, dsb. Warna pada motif kontemporer ini

pun semakin beragam. Warna teranglah yang menjadi favorit konsumen batik saat

ini, di daerah Pati maupun di luar Pati. Beberapa motif kontemporer ini adalah

kembang druju, anggrek bulan, bunga matahari, gelombang cinta, dsb.

Walaupun demikain motif klasik harus tetap dilestarikan agar tidak punah.

Cara melestarikannya dengan tetap memproduksi batik motif klasik walau hanya

dalam jumlah yang sedikit. Selain itu, tetap memajang batik motif klasik di

showroom. Tujuannya agar pengunjung mengetahui jenis batik motif klasik yang

ada.

Ratusan motif kontemporer telah diciptakan oleh pengrajin batik Desa

Bakaran, tetapi motif-motif tersebut belum ada yang dipatenkan. Menurut Puryanto

alasan mengapa motif kontemporer belum dipatenkan, karena proses paten

membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan terciptanya suatu motif berkembang

sesuai dengan permintaan pasar. Jika satu motif sudah terpatenkan belum tentu

motif tersebut masih ada yang meniru karena sudah berganti trend. (Wawancara

Puryanto 21/9/2013) Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bukhari pengusaha batik

dari Desa Bakaran Wetan. Ia menuturkan biaya paten sangat mahal sehingga, para

pengrajin tidak memiliki dana. Banyak pengrajin yang beranggapan lebih baik

mengunakan dana untuk tambahan modal. Menurut para pengrajin dipatenkan atau

tidak sama saja. Selama ini tidak ada tindakan dari pemerintah kepada pelaku-

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

pelaku peniru motif yang sudah dipatenkan, apalagi jika pelaku itu dari negara lain.

(Kompas, 7 Oktober 2010).

2. Teknik Produksi

Batik Bakaran merupakan batik tulis. Sehingga dalam proses produksinya

menggunakan alat-alat tradisional. Proses produksinya pun memerlukan waktu

yang lama. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan Batik Bakara:

a. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses membatik adalah

membuat pola motif yang disebut mola. Dalam membuat pola pembatik bisa

membuat desain dengan kreasi sendiri atau meniru motif yang sudah ada.

Sebelum menggunakan canting, pembatik membuat pola pada kain dengan

menggunakan pensil.

b. Jika proses mola sudah selesai, tahap berikutnya adalah melukis pada kain

dengan menggunakan canting. Proses ini disebut dengan ngengkreng. Kain yang

akan dibatik diletakkan di atas gawangan, kemudian kain dilukis menggunakan

canting dengan mengikuti pola yang suda ada pada kain.

c. Setelah proses mola selesai langkah berikutnya adalah isen-isen. Isen-isen

merupakan proses mengisi ornamen-ornamen pada pola yang telah dibuat

sebelumnya. Isen-isen ini dibedakan menjadi dua, yaitu cecekan dan sawut.

Cecekan adalah ornamen-ornamen yang berupa titik-titik kecil, sedangkan

sawut adalah garis yang diulang untuk menutupi ornamen yang akan diberi

warna soga.

d. Tahap selanjutnya adalah menutupi kain yang akan dipertahankan berwaran

putih menggunakan lilin atau malam. Proses ini disebut dengan nembok.

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

e. Setelah proses nembok selesai, tahap berikutnya adalah medhel. Medhel

merupakan proses pewarnaan yang pertama pada bagian kain yang tidak

tertutup lilin. Kain dicelupkan pada larutan warna biru tua.

f. Setelah proses medhel, kain dijemur pada tempat yang teduh agar tidak terkena

langsung paparan sinar matahari.

g. Setelah kain kering, proses berikutnya adalah ngerok dan ngremuk. Ngerok

adalah proses menghilangkan malam pada ornamen yang akan diberi warna

soga. Proses ngerok terebut menggunakan pisau. Sedangkan ngremuk adalah

mengucek atau mencuci bagian yang telah dikerok.

h. Setelah kain kering, proses selanjutnya adalah melukis kembali dengan

menggunakan canting pada ornamen-ornamen yang akan dipertahankan pada

proses pewaranaan pertama. Proses ini disebut dengan mbironi. Mbironi adalah

menutup untuk mempertahankan warna biru.

i. Selesai proses mbironi, langkah selanjutnya adalah nyoga. Kain batik

dicelupkan pada larutan warna yang berwarna soga. Ornamen yang tidak ditutup

lilin atau malam akan berwarna soga.

j. Tahap berikutnya, yaitu menghilangkan lilin atau malam pada kain dengan cara

mencelupkan kain pada air mendidih secara berulang-ulang. Proses ini biasa

disebut dengan nglorod.

k. Tahap terakhir adalah mencuci kain batik yang sudah dilorot, kemudian di

jemur ditempat yang teduh. (Wawancara Ibu Wiwik 16/10/2013)

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses membatik sebagai berikut:

1. Alat :

a. Canting

Canting dipakai untuk melukis di atas kain mori.

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

b. Wajan kecil

Wanjan kecil berfungsi untuk mencairkan lilin yang akan digunakan untuk

membatik.

c. Kompor kecil

Kopor kecil merupakan alat perapian sebagai pemanas lilin.

d. Gawangan

Gawangan adalah alat yang terbuat dari kayu atau bambu, berfungsi untuk

membentangkan kain mori saat membatik.

2. Bahan :

a. Kain mori

Jenis kain mori yang digunakan prima dan primisima atau menggunakan kain

sutra.

b. Malam atau lilin

Jenis malan atau lilin yang digunakan paravin.

c. Pewarna

Pewarna yang digunakan saat ini adalah pewarna sintetis karena lebih

praktis. Selain itu pewarna alami sudah sulit didapatkan. Jenis pewarna yang

digunakan adalah remasol, rapit, napthol, dan indigosol. (Wawancara

Puryanto, 3/11/2013)

Untuk menjaga kain batik tulis tetap awet diperlukan perawatan khusus.

Langkah-langkah perawatan tersebut sebagai berikut:

a. Cuci kain batik dengan shampo rambut. Caranya larutkan dulu shampo pada

air hingga tidak ada lagi shampo yang mengental. Baru kain batik

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

dicelupkan. Bisa juga menggunakan sabun khusus untuk mencuci batik yang

disebut lerak. Lerak bisa didapatkan di pasaran.

b. Jangan mencuci kain batik menggunakan deterjen. Jika kain batik terlalu

kotor cucilah dengan air hangat. Bila terdapat noda pada kain batik cucilah

dengan sabun mandi atau kulit jeruk pada bagian yang terkena noda tersebut.

Jangan pula mencuci kain batik pada mesin cuci.

c. Setelah proses pencucian selesai, jemur kain di tempat yang teduh dan tidak

perlu diperas. Biarkan mengering secara alami. Pada saat menjemur tarik

bagian tepi kain agar serat kain yang terlipat kembali seperti sediakala.

d. Untuk cara menyetrika, semprotkan air pada kain batik, kemudian lapisi kain

batik dengan kain lainnya baru kemudian disetrika. Jika ingin menggunakan

pewangi, tutup kain batik dengan koran baru disemprotkan pewangi

kemudian di setrika.

e. Setelah proses setrika, simpan kain batik pada plastik agar tidak dimakan

ngengat. Atau meletakan merica yang dibungkus tissue pada lemari pakaian.

Jangan meletakkan kapur barus pada lemari pakaian karena zat ini sangat

keras dan tajam sehingga dapat merusak kain batik.

(http://tjokrobatikbakaran.blogspot.com)

3. Pemasaran

Masyarakat Bakaran terutama para pengusaha batik telah melakukan berbagai

upaya untuk memperkenalkan Batik Bakaran kepada masyarakat luas. Salah

satunya adalah mengikuti berbagai event pamerandi tingkat kecamatan, kabupaten

maupun provinsi. Tujuannya adalah untuk mengangkat Batik Bakaran ke tingkat

kabupaten. Usaha itu telah membuahkan hasil, sekarang Batik Bakaran telah

dikenal oleh masyarakat luas sebagai batik khas asal Kabupaten Pati.

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Upaya lain yang dilakukan oleh para pengusaha batik di Desa Bakaran untuk

mengenalkan produk mereka selain mengikuti event pameran, adalah dengan

memanfaatkan media cetak dan online sebagai ajang promosi. Kini di sepanjang

jalan Desa Bakaran banyak terpasang papan iklan yang menunujukan showroom

para pengusaha tersebut.

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, pengusaha batik

memanfaatkan jejaring sosial seperti facebook dan Blackberry Messengersebagai

media promosi.Puryanto mengaku penjualan batik melalui media jejaring sosial

lebih menguntungkan. Pelanggan Puryanto tidak hanya dari Pati saja, tetapi luar

daerah juga seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Aceh.(Wawancara Puryanto

21/11/2013)

Di showroom-showroom tersebut banyak dipamerkan berbagai motif Batik

Tulis Bakaran dengan harga yang bervariasi. Harga per potong batik motif

kontemporer berkisar antara Rp. 100.000,00 hingga Rp. 400.000,00. Harga tersebut

tergantung dari kerumitan motif dan variasi warna. Semakin rumit dan banyak

variasi warna makan akan semakin mahal harga kain batik tersebut.

Untuk batik motif klasik sendiri berkisar dari ratusan ribu hingga jutaan

rupiah, karena proses pembuatan batik bermotif klasik ini membutuhkan waktu

berbulan-bulan. Batik motif klasik mulai jarang diproduksi karena tidak banyak

peminatnya. Mereka memproduksi jika ada yang memesan saja. Walaupun

demikian batik motif klasik tersebut tetap dilestarikan sedangkan batik motif

kontemporer terus dikembangkan. Selain kain batik para pengusaha Batik Bakaran

juga memproduksi pakaian jadi berupa kemeja laki-laki walaupun produksi

tersebut tidak banyak.Agar lebih menarik minat konsumen, Batik Bakaran dikemas

secara lebih menarik pula. Andreas misalnya yang mengemas batik hasil

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

produksinya dalam sebuah kardus agar terlihat lebih rapi. Setiap pengunjung yang

membeli batik juga mendapatkan tas cantik sebagai pembungkusnya.

Batik Bakaran kini mampu bersaing dengan Batik Lasem, Solo, Jogja, dan

Pekalongan. Seperti Puryanto, pemasaran batik produksi Bukhari juga sampai ke

luar daerah seperti Bandung, Surabaya, Jakarta, Rembang, Blora dan Semarang.

Bahkan ia sudah mampu menembus pasar Internasional seperti Kanada dan

Amerika Serikat. Pemasaran ke luar negeri tersebut dilakukan melalui rekan yang

tinggal di luar negeri. Dalam satu bulan usaha Bukhari ini rata-rata mampu

memproduksi 500-600 batik bakaran dengan omzet yang mencapai 60 juta rupiah.

(wawancara Bukhari 22/4/2014)

Pengusaha lain seperti Andreas juga memasarkan produknya secara online

melalui jejaring sosial. Pelanggan Andreas pun tidak hanya di daerah Pati saja

bahkan di luar daerah Pati seperti Semarang, Surabaya, Jakarta, Medan dan

Makasar. Produksi batik dari Andreas ini setiap bulannya mencapai 200-500

lembar dengan omzet rata-rata 50 juta perbulannya. (wawancara Andreas

22/4/2014)

Rata-rata pengusaha Batik Bakaran mempunyai pelanggan dari luar daerah,

seperti Alex seorang pengusaha pemuda yang merintis usaha batik dengan

saudaranya Juwarto. Walapun usahanya masih dalam skala kecil yang hanya

memproduksi batik sebanyak 100 lembar saja, tetapi mereka memiliki pelanggan

dari luar daerah seperti Jakarta Semarang dan Surabaya. Mereka juga sering

mengikuti pameran baik di daerah Pati maupun luar daerah Pati. (wawancara Alex,

8/4/2014)

D. Potensi yang Dimiliki Batik Bakaran

1. Keahlian Membatik

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Keahlian membatik masyarakat Desa Bakaran diturunkan dari leluhur dan

juga pendiri Desa Bakaran. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pendiri Desa

Bakaran bernama Nyi Danowati. Agar Batik Bakaran tidak punah, maka para

orang tua yang mempunyai keahlian membatik menurunkan keahlian membatik

kepada anak-anaknya. Biasanya anak tersebut hanya melihat bagaimana saat ibu

mereka menggunakan canting kemudian ditirukan. Motif yang mereka pelajari saat

itu adalah motif klasik yang merupakan motif dari Majapahit.

Tini istri dari Bukhari belajar membatik dari ibu mertua. Awalnya ia tidak

mau karena membatik merupakan pekerjaan yang rumit, tetapi demi melestarikan

budaya akhirnya akhirnya ia bersedia belajar membatik. Di bawah bimbingan ibu

mertua Tini belajar secara disiplin dan teliti.

Tidak hanya kaum perempuan saja yang mahir dalam mencanting. Bukhari

walaupun seorang laki-laki pun mahir dalam mencanting. Selain mahir dalam

mencanting pak Bukhari menciptakan berbagai macam motif baru.

Dalam mencipatakan motif Bukhari biasanya terinspirasi dari lagu ataupun

dari sesuatu yang sedang berkembang dalam kehidupan masyarkat. Motif baru

yang pernah diciptakan oleh Bukhari motif jambu alas yang terinspirasi dari sebuah

lagu yang saat itu sedang populer di masyarakat. Selain itu Bukhari juga

menciptakan motif gelombang cinta yang memang pada saat itu musim bunga

gelombang cinta. Alhasil motif-motif baru tersebut mampu menarik minat

konsumen. Motif terbaru ciptaan Bukhari adalah motif mina tani yang digunakan

untuk seragam PNS. Ia terinpirasi dari slogan Kabupaten Pati yang berbunyi Pati

Bumi Mina Tani. Mina yang berarti hasil laut, sedangkan tani merupakan hasil

pertanian. Jadi dalam motif batik mina tani terdapat gambar hasil pertanian dan

hasil laut dari Kabupaten Pati.

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

(Wawancara Bukhari 17/5/2014)

Generasi muda Desa Bakaran sudah mulai menyadari untuk melestarikan

warisan budaya yang mereka miliki. Seperti Juwarto dan Alex, walapun mereka

laki-laki tetapi mereka mewarisi keahlian membatik dari orang tua mereka. Alex

pun menciptakan motif baru yang terinspirasi dari keadaan alam di Juwana.

Sekarang usaha batik menjadi mata pencaharian mereka karena mempunyai

prospek yang baik untuk masa depan.Kebijakan Pemkab dengan mengangkat Batik

Bakaran sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Pati memberi manfaat

yang positif. (Wawancara Alex, Juwarto 8/4/2014)

Di bawah ini beberapa motif klasik batik Bakaran beserta filosofinya:

a. Gandrung adalah motif yang diciptakan oleh Nyi Danowati. Motif ini

merupakan lambang kerinduan pada seorang kekasih. Pada saat membatik Nyai

Sabirah tidak sengaja mencoretkan malam pada kain batikannya karena ia

terlalu bergembira saat sang kekasih berhasil menemukannya. Seiring

berjalanya waktu motif tersebut kemudian disempurnakan sehingga jadilah

motif gandrung.

b. Motif Padas Gempal, padas berarti batu karang, gempal berarti gumpalan. Jadi

padas gempal diartikan sebagai gumpalan batu karang. Bentuk batu karang yang

beraneka rangam melambangkan budaya di Indonesia yang beraneka ragam.

c. Motif Liris, merupakan simbol dari hujan rintik-rintik yang mengandung

maknarintangan bukanlah suatu kendala tetapi motivasi untuk tetap mmaju.

d. Motif manggar, manggar adalah bunga kelapa, kelapa merupakan tumbuhan

yang dapat hidup di mana saja dan semua yang ada pada tanaman kelapa

bermanfaat. Filosofi dari motif ini adalah agar manusia dapat hidup seperti

pohon kelapa yang bermanfaat bagi siapa saja.

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

e. Blebak Lung, blebak adalah latar putih dengan motif retak berwarna soga,

sedangkan lung adalah pohon ubi jalar. Dalam motif ini mengandung makna

bahwa harapan untuk mendapakat rezki yang tidak pernah terputus.

f. Blebak urang, urang artinya udang. Di juwana terdapat banyak tambak untuk

membudiyadakan udang maupun ikan bandeng. Tambak merupakan sumber

penghidupan masyarakat Juwana.

g. Blebak Kopik, kopik dalam bahasa jawa berati kartu. Sebuah kartu yang harus

dirahasiakan karena merupakan suatu strategi atau siasat untuk menjadi yang

terdepan.

h. Sido mukti, sido mukti mempunyai arti menjadi mulia, yang berasal dari kata

sido artinya menjadi, sedangkan mukti berarti mulia. Motif ini dipakai pada saat

upacara pernikahan. Makna yang terkandung dalam motif ini adalah diharapkan

kedua mempelai mendapatkan kebahagian dalam menjalani pernikahannya.

i. Kawung, kawung merupakan buah aren yang menghasilkan gula yang

menyimbulkan rasa manis, rasa manis ini mengandung filosofi keanggunan dan

kebijaksanaan, sedangkan pohon aren yang lurus menyimbulkan kejujuran dan

kedisiplinan.

j. Gringsing, gringsing merupakan sisik ikan, pada motif ini seluruh kain tertutup

oleh motif sisik ikan. Motif ini menggambarkan keindahan dan ketelitian

masyarakat pesisir.

k. Ungker cantel, motif ini seperti untain mata kail saling berkaitan yang

mengandung makna gotong royong.

l. Kedele kecer, motif ini berupa kedelai yang tercecer merupakan simbol

kesejahteraan masyarakat.

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

m. Bregat ireng, bregat merupakan sebuah pohon besar, sedangkan ireng berarti

hitam atau gelap. Motif ini dipakai pada saat lelayu. (Wawancara Bukhari,

17/5/2014)

2. Tradisi dan Mitos

Di desa Bakaran terdapat suatu bangunan yang bernama Sigit. Bangunan

tersebut menyerupai mushola tetapi tanpa mihrab. Sigit dibangun oleh Nyai Ageng

Sabirah sebagai tempat persembunyian untuk mengelabuhi prajurit Kerajaan

Demak. Walaupun dalam persembunyian Nyai Ageng Sabirah tetap berinteraksi

dengan masyarakat sekitar. Di pelaratan Sigit itulah ia mengajarkan keahlian

membatik yang dimiliki kepada masyarakat sekitar.

Sekarang bangunan tersebut menjadi punden yang merupakan tempat sakral

bagi Masyarakat Desa Bakaran. Setiap hari Kamis Kliwon atau malam Jum’at Legi

punden Nyai Ageng Sabirah ramai dikunjungi oleh mereka yang ingin bertirakat

ditempat tersebut. Menurut mereka malam Jum’at legi dianggap hari yang paling

baik di antara empat Jum’at dalam satu bulan.

Nyai Ageng Sabirah leluhur yang dituakan oleh masyarakat Desa Bakaran.

Masyarakat menganggap bahwa mereka merupakan anak-cucu dari Nyai Ageng

Sabirah. Untuk menghormatinya ada suatu tradisi membawa bayi yang lahir ke

punden untuk dikelilingkan sambil menaburkan uang receh dan beras kuning.

Maksud dari tradisi tersebut adalah untuk menunjukan kelahiran cucu dari Nyai

ageng Sabirah.

Adapun mitos berkembang di Desa Bakaran adalah masyarakat Desa

Bakaran dilarang menjual nasi. Di balik mitos tersebut terdapat suatu makna bahwa

sekedar nasi janganlah dijual. Berikan saja nasi itu kepada yang membutuhkan.

(Wawancara Sugiyanto, 14/2/2014; wawancara Bukhari 17/5/2014)

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Legenda,filosofi, serta trasidi yang terdapat di Desa bakaran merupakan

suatu potensi untuk mengembangkan Batik Bakaran. Caranya dengan membuat

sebuah deskripsi mengenai legenda, filosofi dan tradisi tersebut. Kemudian, kemas

deskripsi tersebut dalam bentuk booklet. Dibooklet tersebut pemilik showroom

juga dapat mencantumkan gambar-gambar batik hasil produksinya. Booklet dicetak

dalam jumlah yang banyak untuk dibagikan kepada pengunjung yang datang.

Dengan demikian, secara tidak langsung pengunjung akan mendapat pengetahuan

salah satu budaya lokal yang ada di Kabupaten Pati.

3. Potensi Ekonomi

Pada umumnya masyarakat di Desa Bakaran bekerja sebagai buruh, baik

buruh tani maupun buruh tambak. Pendapatan sebagai buruh tersebut hanya 25 ribu

rupiah sampai 30 ribu rupiah per hari. Jumlah tersebut tentu tidaklah cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, apa lagi untuk membiayai pendidikan anak-anak

mereka. Tetapi dengan kehalian membatik yang dimiliki oleh para ibu rumah

tangga, mereka dapat membantu meningkatkan perekonomian rumah tangga.

Misalnya Miyati 54 tahun, suaminya bekerja sebagai buruh ngedos (panen padi).

Contoh lainnya Parmi 52 tahun, suaminya bekerja sebagai buruh srabutan. Sudah

sejak lama mereka bekerja sebagai pembatik di industri rumah tangga batik

“Tjokro”. Kini setiap bulan mereka pendapatkan penghasilan rata-rata 900 ribu

rupiah dalam satu bulan. Mereka mengaku penghasilan dari bekerja sebagai

pembatik tersebut dapat membantu meringankan perekonomian keluarga. (Kompas

13 Agustus 2009)

Pembatik yang lainnya adalah Siti 37 tahun yang belajar membatik dengan

melihat tetangganya yang sedang membatik. Suami Siti adalah seorang tukang

bangunan. Dengan keahlian membatik yang dimiliki Siti sekarang ini ia menjadi

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

pembatik di “Tjokro”.Pekerjaan sampingan sebagai pembatik membantu

perekonomian keluarga Siti. (Wawancara Siti 17/10/2013).

Bentuk dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan Batik Bakaran

adalah pengadaan seragam untuk seluruh PNS di wilayah Kabupaten Pati di tahun

2014 ini. Tujuan Pemkab Pati mewajibkan PNS menggunakan Batik Bakaran

sebagai seragam dinas karena, masih banyak pegawai yang memakai batik dari

daerah lain. Hal itu disebabkan instruksi dari Bupati yang lama baru himbauan

saja.

Tujuan kedua dari pengadaan seragam ini adalah untuk membantu

meningkatkan UKM yang ada di Pati. Selain itu juga untuk memperkenalkan Batik

Bakaran sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Pati. Anggaran untuk

pengadaan seragam batik tersebut sekitar 4 miliyar rupiah. Dengan anggaran

tersebut diharapkan dapat memberdayakan semua pengrajin batik yang ada di Desa

Bakaran. Haryanto sebagai bupati yang baru mengharapkan agar tidak ada

monopoli dalam pengadaan seragam batik ini. Semuamendapatkan porsi sesuai

dengan kemampuan dan kesangupan masing-masing. (www.jatengprov.go.id)

Pengadaan batik sebanyak 14-16 ribu potong dengan motif dan warna yang

sama bertujuan agar tidak ada kesenjangan sosial antara pejabat dan staf. Motif

batik yang digunakan untuk seragam ini adalah desain dari Bukhari. Seragam batik

ini berwarna coklat soga sesuai dengan ciri khas dari Batik Bakaran.

E. Peluang Pengembangan Pariwisata

1. Mendatangkan Wisatawan

Dalam kalimat sebelumnya telah dijelaskan bahwa potensi Batik Bakaran

diharapkan mampu membantu pengembangan pariwisata di Kabupaten Pati.

Menurut KBBI, Potensi merupakan daya, kekuatan, kesanggupan, kekuasaan,

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan, sesuatu

yang dapat menjadi aktual. Potensi yang dimiliki Batik Bakaran juga dapat

mendorong perkembangan Batik Bakaran itu sendiri.

Jika potensi yang dimiliki batik bakaran dapat dikelola dengan baik,maka

Batik Bakaran akan mampu menarik wisatawan dari luar Pati bahkan dari luar

negeri. Sampai saat ini beberapa wisatawan asing pernah mengunjungi showroom

batik yang ada di Desa Bakaran. Misalnya showroom milik Andreas yang penah

dikunjungi oleh turis dari Jepang dan Filipina. Mereka mengetahui informasi

tentang showroom Andreas melalui internet. Wisatawan dari Filipina dan Jepang

tersebut lebih tertarik dengan motif-motif klasik karena nilai seni dan filosofi yang

terkandung dalam batik motif klasik. Oleh karena itu diharapkan pemilik

showroom lebih gencar untuk mempromosikan hasil produksinya melalui internet

agar, lebih banyak lagi wisatawanyang datang ke Desa Bakaran.

Showroom lain yang pernah dikunjungi wisatawan asing adalah milik

Bukhari. Mereka datang dari Australia, Jepang dan Thailand. Selain itu showroom

milik Puryanto juga pernah dikunjungi wisatawan dari Swis. Kebanyakan dari turis

tersebut memang lebih tertarik pada batik-batik motif klasik. Ornamen-ormanen

yang rumit dan proses yang lama dalam pembuatan batik motif klsik membuat

mereka kagum dengan keuletan para pembatik.

2. Dampak Bagi Masyarakat

Menurut Salah Wahab, Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang

mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja,

peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor produktif

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

lainnya. Jika masyarakat mampu memanfaatkan indutri pariwisata ini maka sektor

usaha lain juga akan ikut terangkat. Di Desa Bakaran tidak hanya industri batik

yang berkembang. Budidaya tambak bandeng dan udang juga berkembang.

Sebagian besar masyarakat mengelola tambak sebagai mata pencaharian. Hasil dari

budidaya bandeng tersebut diolah menjadi bandeng presto yang merupakan

makanan khas Juwana. Bandeng presto tersebut dapat di jadikan oleh-oleh selain

Batik Bakaran.

Sesuai dengan Instruksi Presiden NO. 9 tahun 1969 dikatakan dalam Pasal

2 bahwa tujuan pengembangn kepariwisataan adalah meningkatkan devisa negara

pada khususnya dan pendapatan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan

serta lapangan kerja dan mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan

indutri-indutri sampingan lainnya. (Oka Yoeti, 2008: 80)

Datangnya wisatawan dalam negeri maupun wisatawan asing ke Desa

Bakaran tentunya akan menambah devisa negara dan meningkatkan pendapatan

masyarakat sekitar. Permintaan Batik Bakaran dan produk yang lainnya meningkat

akan membutuhkan semakin banyak tenaga kerja, sehingga tercipta lapangan

pekerjaan. Jika Desa bakaran menjadi daerah tujuan wisata maka akan mendorong

kegiatan indusri lainnya seperti Restoran khas Pati. Masyarakat bisa membuka

rumah makan dengan menu masakan khas Pati ataupun membuka kios oleh-oleh

khas Pati yang disediakan di Desa Bakaran.

Murphy mengatakan bahwa perencanaan dan pembangunan pariwisata

adalah untuk memperoleh dampak positif bagi perkembangan ekonomi dan

perdagangan pada suatu daerah tujuan wisata bagi pengusaha. (Oka Yoeti,

2005:52) Desa Bakaran layak menjadi tempat tujuan wisata di Pati. Tidak hanya

usaha batik saja yang berkembang. Di Desa Bakaran juga terdapat budidaya

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

tambak bandeng dan udang. Dapak positif dalam perkembangan ekonomi jika Desa

Bakaran menjadi tempat tujuan wisata adalah tidak hanya penghusaha batik saja

yang diuntungkan. Tetapi pengusaha di bidang lain juga seperti pemilik tambak

dan pemilik usaha bandeng presto. Dengan demikian perekonomian dan

perdagangan dapat berkembang di Kabupaten Pati khusunya di Desa Bakaran.

3. Peran serta Agen

Dalam pengembangan kepariwisataan maka diperlukan agen. Agen adalah

orang atau lembaga yang mendorong terciptanya perubahan sosial-ekonomi secara

berencana. (KBBI, 1988: 9) Adapun agen yang diperlukan untuk mendorong

terciptanya perubahan di Desa Bakaran antara lain pemerintah terutama Dinas

Pariwisata Kabupaten Pati memberikan pembinaan dan bimbingan kepada

masyarakat Desa Bakaran. Selain pemerintah Masyarakat Desa Bakaran sendirilah

yang yang memegang peranan penting.

Hal pertama yang dilakukan oleh Sugiyanto selaku Kepala Desa untuk

mewujudkanhaparan Desa Bakaran menjadi daerah tujuan wisata adalah

meningkatkan sumber daya manusia. Usaha yang dilakukan oleh Sugiyanto untuk

meningkatkan sumber daya manusia antaralain:

a. Menghimbau warganya untuk hidup sehat dengan menjaga kebersihan

lingkungan.

b. Menghimbau warganya untuk bersikap ramah-tamah terhadap pengunjung

yang datang ke Desa Bakaran.

c. Memberantas buta huruf dan menghimbau generasi muda untuk

menamatkan sekolah minimal sampai bangku SMA.

Tujuan dari Sugiyanto adalah jikawisatawan mengunjungi Desa Bakaran

tidak kecewa dan wisatawan merasa nyaman saat berada di Desa Bakaran.

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN A. Keadaan Pariwisata …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4893/5/T1_152010020_BAB IV.pdfproses sutra, madu, praktek budidaya lebah, pemintalan benang sutra,

Wisatawan yang datang dapat mempelajari budaya yang ada di Desa

Bakaran.Peran serta pengusaha dan perajin pun juga memegang peranan peting

dalam pengembangan kepariwisataan, yaitu dengan tetap menjaga kualitas batik

yang diproduksi. Pemahaman agen sebagai mediator pelaku atau penggerak untuk

pengembangan daerah tujuan wisata di Desa Bakaran adalah pemerintah, swasta,

masyarakat termasuk juga peran perguruan tinggi yang menyediakan dana hibah

penelitian dan pengabdian masyarakat untuk turut terlibat.