BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Kota Kedirirepository.ub.ac.id/6256/5/BAB IV.pdf ·...
Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Kota Kedirirepository.ub.ac.id/6256/5/BAB IV.pdf ·...
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Kota Kediri
Kota Kediri merupakan salah satu dari Pemerintah Kota yang ada di
wilayah provinsi Jawa Timur. Kota Kediri identik dengan industri rokok, karena di
kota Kediri berdiri industri rokok PT. Gudang Garam. Dimana industri rokok
tersebut terbesar di Indonesia, terdapat sekitar 16.000 warga Kediri
menggantungkan hidupnya kepada perusahaan PT. Gudang Garam. Selain
itu PT. Gudang Garam sebagai penyumbangkan pajak dan cukai yang relatif
besar terhadap pemerintah kota Kediri.
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi dua bagian oleh sungai
Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di
bagian timur sungai, meliputi Kecamatan Kediri dan Kecamatan Pesantren,
sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kecamatan
Mojoroto. Kota Kediri memiliki luas wilayah 63,40 km² atau 6.340 ha, serta
merupakan kota terbesar ketiga di Jawa Timur
setelah Surabaya dan Malang menurut jumlah penduduk. Seluruh wilayah kota
Kediri berbatasan dengan Kabupaten Kediri, dengan batas wilayah sebagai
berikut:
1. Sebelah Utara: Kecamatan Gampengrejo dan Kecamatan Banyakan
2. Sebelah Selatan: Kecamatan Kandat, Kecamatan Ngadiluwih, dan Kecamatan
Semen
3. Sebelah Timur: Kecamatan Wates dan Kecamatan Gurah
4. Sebelah Barat: Kecamatan Banyakan dan Kecamatan Semen
53
4.1.1 Sejarah Kota Kediri
Kota Kediri awalnya berupa sebuah Kerajaan Kediri. Tetapi pada
akhirnya dipilah menjadi dua kerajaan, yaitu kerajaan Jenggala dan Panjalu.
Raja kerajaan Kediri yang terkenal adalah Jayabaya. Raja ini terkenal dengan
karyanya yang berupa Jangka Jayabaya yang berisi sebuah ramalan-ramalan
yang akan terjadi pada negeri ini kelak. Kediri pada masa Revolusi Kemerdekaan
1945-1949 pernah dilewati oleh Panglima Besar Jendral Sudirman, Kediri pun
mencatat sejarah yang kelam juga ketika era pemberontakan G-30 S, dimana
banyak penduduk Kediri yang ikut menjadi korbannya.
Nama Kediri berasal dari batu tulis “Harinjing ” yang ditemukan di desa
Siman, Kabupaten Kepung. Diawali dengan tokoh yang bernama Bagawanta
Bari berhasil menyelesaikan bendungan sungai Sarinjing untuk menyuburkan
tanah pertanian. Karena jasanya, dia menerima “Tanah Pradikan” di desa
Culanggi (Besowo, Kabupaten Kepung) pada 25 Maret SM. Hadiah tersebut
diberikan oleh raja Rakai Layang Dyah Tulodong yang menguasai Kerajaan
Mataram. Karena kejadian tersebut, hari jadi Kediri ditetapkan tangganl 25 Maret
setiap tahunnya.
Pada waktu itu masyarakat Kediri mendasarkan hidupnya pada
bercocok tanam dan membangun industri berbasis agraris. Namun, dari tahun ke
tahun kota Kediri semakin berkembang. Banyak pusat perdagangan di tengah-
tengah kota Kediri yang semakin ramai dikunjungi masyarakat. Hal tersebut
berdampak pada pertumbuhan daerah, mendorong laju perekonomian, dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat kota Kediri.
4.1.2 Keadaan Umum Penduduk Kota Kediri
Jumlah penduduk kota Kediri mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dari registrasi penduduk tahun 2015, menurut dinas kependudukan dan
pencatatan sipil kota Kediri tercatat bahwa jumlah penduduk tahun 2014 ada
54
293.282 jiwa, mengalami peningkatan sebesar 19.717 jiwa pada tahun 2015.
Sehingga total penduduk pada tahun 2015 sebanyak 312.999 jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kota KediriTahun 2012-2015 (dalam jiwa)
Jumlah Penduduk
Tahun Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
2015 157.116 155.883
2014 147.417 145.865
2013 134.409 132.901
2012 132.414 127.883 Sumber : Kota Kediri Dalam Angka, 2016
Laju pertumbuhan penduduk semakin tahun semakin meningkat,
sehingga menyebabkan kota Kediri semakin padat penduduknya. Dari data
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyatakan bahwa pertambahan
penduduk yang terjadi dikarenakan kota Kediri sebagai daerah tujuan pencari
kerja bagi penduduk daerah. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya penduduk
yang melakukan mutasi masuk daripada keluar.
Semakin bertambahnya penduduk setiap tahunnya, maka harus
diimbangi dengan peningkatan pendapatan perkapita agar taraf hidup
masyarakat kota Kediri semakin terjamin. Kota Kediri yang menjadi tujuan
penduduk daerah lain untuk mencari pekerjaan, maka wilayah tersebut dapat
dikatakan memiliki potensi daerah yang tinggi karena mampu menyerap tenaga
kerja baru. Selain banyak berdiri industri rokok dan gula, kota Kediri juga memiliki
pusat kuliner dan beberapa tempat pembelanjaan oleh-oleh khas Kediri. Dari
segi pendidikan, ketrampilan, serta jiwa kewirausahaan masyarakat kota Kediri
mampu membawa nilai tambah SDM dan ikut serta mendorong laju pertumbuhan
perekonomian kota Kediri.
55
4.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Pada penelitian ini digunakan pula analisis deskriptif yang bertujuan
untuk memperkuat hasil penelitian. Analisis deskriptif berhubungan dengan
pengumpulan data yang pada akhirnya dapat memberikan informasi terkait
penelitian ini. Analisis deskriptif dapat memudahkan penjabaran informasi yang
penting dari data ke bentuk yang lebih sederhana tetapi tetap membutuhkan
penjabaran yang jelas. Berikut penjelasan mengenai gambaran umum dari
masing-masing variabel secara deskriptif.
4.2.1 Variabel Laba Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu Takwa
Laba merupakan pendapatan bersih yang diperoleh dari seseorang
yang melakukan jual beli barang maupun jasa. Laba dimaknai dengan hasil yang
diperoleh atas resiko usaha yang telah ditanggung. Besar kecilnya laba yang
diperoleh sangat berpengaruh pada kegiatan operasional usaha. Indikator
variabel laba usaha dapat dihitung dengan rumus:
Laba yang dimaksud pada penelitian ini yaitu laba bersih perhari yang
diperoleh UMKM tahu takwa kota Kediri, laba yang diperoleh tiap-tiap UMKM
tahu takwa tidaklah sama. Ini dikarenakan jumlah bahan baku kedelai yang
digunakan untuk memproduksi tahu takwa berbeda-beda. Berikut adalah laba
Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Kediri dengan jumlah populasi 42 UMKM tahu
takwa di Kota Kediri:
56
Tabel 4.2 Laba Bersih Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu Takwa Kota Kediri
Perhari (dalam Rupiah)
No. Nama Usaha Laba (Y)
1 Tahu Takwa 99 300.000
2 Tahu Takwa Populer 400.000
3 MJS Tahu Takwa 100.000
4 Tahu Takwa Bu Nur 400.000
5 Bintang Barokah 300.000
6 Tahu Takwa Pak Min 300.000
7 Tahu Takwa SDD 200.000
8 BP Tahu Takwa 150.000
9 Surya Tahu Takwa 350.000
10 LTT 2 300.000
11 Panglima Super 250.000
12 Perusahaan Tahu Takwa POO 200.000
13 Tahu Takwa Asli Kou Long 350.000
14 LKK 200.000
15 Tahu Takwa&Tahu Pong 200.000
16 LTH 350.000
17 LTT 300.000
18 Tahu Takwa&Tahu POO 250.000
19 Panglima 200.000
20 Tahu Takwa Soponyono 350.000
21 Tahu Mikimos 200.000
22 LYM 400.000
23 Bahkacung 400.000
24 Kartika Jaya 250.000
25 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 200.000
26 Tahu Takwa Mama 350.000
27 Shinta Tahu 250.000
28 Tahu Takwa Matahari 300.000
29 Tahu Takwa Madu Manis 250.000
30 LYM 2 300.000
31 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2 150.000
32 Tahu Takwa&Tahu Pong POO 200.000
33 Tahu Taqwa Barokah LKK 300.000
34 LYM 3 500.000
35 Tahu Takwa Sari Lezat 300.000
36 Tahu Takwa TTL 200.000
37 Tahu Takwa LTT 2 350.000
38 Tahu Takwa&Tahu Pong MING 250.000
57
No. Nama Usaha Laba (Y)
39 Agen Tahu Takwa POO 200.000
40 Tahu Poo 150.000
41 Tahu Takwa Atim 100.000
42 Tahu Takwa Mar 150.000 Sumber : Data diolah, 2017
Pada tabel 4.2 diketahui bahwa laba yang diperoleh UMKM tahu takwa
setiap harinya berbeda-beda. Dengan populasi yang berjumlah 42 UMKM tahu
takwa yang ada di kota Kediri, laba maksimal perhari yang diperoleh pemilik
usaha tahu takwa sebesar Rp 500.000,00 perhari, sedangkan minimal laba
bersih yang diperoleh pada UMKM tahu takwa kota Kediri yaitu Rp 100.000,00
perhari dengan rata-rata laba bersih yang diperoleh tahu takwa kota Kediri
perhari sebesar Rp 266. 667,00. Laba bersih yang diperoleh UMKM tahu takwa
di kota Kediri berbeda-beda. Selain dikarenakan besaran jumlah bahan baku
kedelai yang dimasak tetapi juga dikarenakan cara penjualan tahu yang
dilakukan.
4.2.2 Variabel Jumlah Tenaga Kerja di Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu
Takwa Kota Kediri
Tenaga kerja merupakan bagian dari modal kerja. Peran dari tenaga
kerja sangat dibutuhkan bagi seorang wirausaha untuk membantu proses
produksi. Dengan meningkatnya seorang wirausaha, maka semakin banyak
tenaga kerja yang terserap. Sehingga, seorang wirausaha dan tenaga kerja ini
merupakan simbiosis mutualisme yang mana keduanya saling membutuhkan.
Yang termasuk tenaga kerja adalah penduduk usia 15 tahun sampai dengan usia
64 tahun. Berikut data jumlah tenaga kerja yang terserap di industri tahu takwa
kota Kediri:
58
Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kerja Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu Takwa
Kota Kediri (dalam satuan orang)
No. Nama Usaha
Jumlah karyawan
(X1)
1 Tahu Takwa 99 3
2 Tahu Takwa Populer 10
3 MJS Tahu Takwa 2
4 Tahu Takwa Bu Nur 3
5 Bintang Barokah 5
6 Tahu Takwa Pak Min 2
7 Tahu Takwa SDD 0
8 BP Tahu Takwa 0
9 Surya Tahu Takwa 5
10 LTT 2 4
11 Panglima Super 3
12 Perusahaan Tahu Takwa POO 2
13 Tahu Takwa Asli Kou Long 5
14 LKK 2
15 Tahu Takwa&Tahu Pong 2
16 LTH 5
17 LTT 8
18 Tahu Takwa&Tahu POO 3
19 Panglima 2
20 Tahu Takwa Soponyono 6
21 Tahu Mikimos 5
22 LYM 8
23 Bahkacung 10
24 Kartika Jaya 3
25 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2
26 Tahu Takwa Mama 5
27 Shinta Tahu 3
28 Tahu Takwa Matahari 5
29 Tahu Takwa Madu Manis 3
30 LYM 2 4
31 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2 2
32 Tahu Takwa&Tahu Pong POO 3
33 Tahu Taqwa Barokah LKK 4
34 LYM 3 6
35 Tahu Takwa Sari Lezat 4
36 Tahu Takwa TTL 3
59
No. Nama Usaha
Jumlah karyawan
(X1)
37 Tahu Takwa LTT 2 5
38 Tahu Takwa&Tahu Pong MING 4
39 Agen Tahu Takwa POO 3
40 Tahu Poo 2
41 Tahu Takwa Atim 2
42 Tahu Takwa Mar 2 Sumber : Data diolah, 2017
Pada tabel 4.3 diketahui jumlah tenaga kerja yang terserap di industri
tahu takwa berbeda-beda. Dengan jumlah sebanyak 42 UMKM tahu takwa,
jumlah tenaga kerja terbanyak pada industri tahu takwa kota Kediri sebanyak 10
orang, namun pada industri tahu takwa ini juga terdapat UMKM yang tidak
memiliki tenaga kerja sehingga proses produksi hingga penjualan tahu takwa
dilakukan sendiri dengan melibatkan anggota keluarga yang berada di rumah.
Dengan rata-rata jumlah tenaga kerja di industri tahu takwa kota Kediri sejumlah
4 orang. Semakin besar skala usahanya maka tenaga kerja yang terserap
semakin banyak.
4.2.3 Variabel Modal pada Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu Takwa Kota
Kediri
Modal adalah bagian terpenting seseorang untuk memulai suatu usaha.
Penetapan besar kecilnya modal yang digunakan tergantung dari usaha apa
yang akan dijalankan. Modal yang dimaksud pada penelitian ini yaitu modal awal
untuk memulai dan menjalankan usaha pada industri tahu takwa. Peralatan dan
perabotan yang paling penting dimiliki dalam memulai usaha tahu takwa antara
lain membeli peralatan untuk memasak tahu, seperti selep kedelai, panci utuk
merebus tahu, tungku, kayu bakar, dan lain sebagainya. Modal usaha ini sangat
60
kompleks termasuk tenaga kerja dan tempat usaha. Berikut modal awal dari 42
UMKM tahu takwa kota Kediri:
Tabel 4.4 Jumlah Modal Awal Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu Takwa
Kota Kediri (dalam Juta Rupiah)
No. Nama Usaha Modal (X2)
1 Tahu Takwa 99 20.000.000
2 Tahu Takwa Populer 30.000.000
3 MJS Tahu Takwa 20.000.000
4 Tahu Takwa Bu Nur 75.000.000
5 Bintang Barokah 20.000.000
6 Tahu Takwa Pak Min 20.000.000
7 Tahu Takwa SDD 15.000.000
8 BP Tahu Takwa 10.000.000
9 Surya Tahu Takwa 35.000.000
10 LTT 2 40.000.000
11 Panglima Super 30.000.000
12 Perusahaan Tahu Takwa POO 30.000.000
13 Tahu Takwa Asli Kou Long 45.000.000
14 LKK 25.000.000
15 Tahu Takwa&Tahu Pong 20.000.000
16 LTH 45.000.000
17 LTT 40.000.000
18 Tahu Takwa&Tahu POO 35.000.000
19 Panglima 30.000.000
20 Tahu Takwa Soponyono 45.000.000
21 Tahu Mikimos 40.000.000
22 LYM 70.000.000
23 Bahkacung 50.000.000
24 Kartika Jaya 35.000.000
25 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 30.000.000
26 Tahu Takwa Mama 45.000.000
27 Shinta Tahu 30.000.000
28 Tahu Takwa Matahari 35.000.000
29 Tahu Takwa Madu Manis 30.000.000
30 LYM 2 30.000.000
31 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2 20.000.000
32 Tahu Takwa&Tahu Pong POO 20.000.000
33 Tahu Taqwa Barokah LKK 40.000.000
34 LYM 3 50.000.000
61
No. Nama Usaha Modal (X2)
35 Tahu Takwa Sari Lezat 30.000.000
36 Tahu Takwa TTL 25.000.000
37 Tahu Takwa LTT 2 40.000.000
38 Tahu Takwa&Tahu Pong MING 25.000.000
39 Agen Tahu Takwa POO 25.000.000
40 Tahu Poo 20.000.000
41 Tahu Takwa Atim 15.000.000
42 Tahu Takwa Mar 20.000.000 Sumber : Data diolah, 2017
Pada tabel 4.4 diketahui bahwa besaran modal awal setiap UMKM tahu
takwa memiliki jumlah yang berbeda-beda. Dari jumlah 42 UMKM tahu takwa
kota Kediri besaran modal maksimum pada industri tahu takwa sebesar Rp
75.000.000,00, dan minimal modal usaha yaitu Rp 10.000.000,00. Rata-rata
modal awal pada UMKM tahu takwa kota Kediri yaitu Rp 32.261.905,00. Besaran
modal awal yang berbeda-beda pada UMKM tahu takwa selain dikarenakan
besar kecilnya skala usaha produksi tahu takwa yang dimiliki juga dikarenakan
lama berdirinya usaha tahu takwa. Sehingga nilai Rupiah dari tahun ke tahun
sudah berbeda.
4.2.4 Variabel Teknologi yang Digunakan Usaha Mikro Kecil Menengah
Tahu Takwa Kota Kediri
Teknologi merupakan pengembangan dari alat yang awalnya tradisional
menjadi alat modern yang dapat membantu manusia bekerja menjadi lebih
efisien. Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun semakin maju. Teknologi
yang digunakan pada industri tahu termasuk penggunaan mesin selep kedelai.
Selain itu teknologi juga berkembang pada teknologi informasi, yang mana pada
teknologi informasi ini sangat memberikan dampak yang luas dari segi
pengetahuan asalkan penggunaannya sesuai dengan moral dan tidak disalah
gunakan. Dengan adanya teknologi informasi ini, pemilik usaha tahu takwa dapat
62
memasarkan hasil produksinya melalui media sosial. Dalam penelitian ini,
variabel teknologi yang digunakan mennggunakan dummy. Untuk industri tahu
yang menggunakan teknologi diberi nilai 1 dan untuk membedakan yang tidak
menggunakan teknologi diberi nilai 0. Berikut data variabel informasi pada
industri tahu takwa:
Tabel 4.5 Penggunaan Variabel Teknologi pada Usaha Mikro Kecil
Menengah Tahu Tahu Takwa Kota Kediri
No. Nama Usaha Teknologi
(X3)
1 Tahu Takwa 99 1
2 Tahu Takwa Populer 1
3 MJS Tahu Takwa 0
4 Tahu Takwa Bu Nur 1
5 Bintang Barokah 1
6 Tahu Takwa Pak Min 1
7 Tahu Takwa SDD 0
8 BP Tahu Takwa 0
9 Surya Tahu Takwa 1
10 LTT 2 1
11 Panglima Super 1
12 Perusahaan Tahu Takwa POO 0
13 Tahu Takwa Asli Kou Long 1
14 LKK 0
15 Tahu Takwa&Tahu Pong 0
16 LTH 1
17 LTT 1
18 Tahu Takwa&Tahu POO 1
19 Panglima 0
20 Tahu Takwa Soponyono 1
21 Tahu Mikimos 0
22 LYM 1
23 Bahkacung 1
24 Kartika Jaya 1
25 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 0
26 Tahu Takwa Mama 0
27 Shinta Tahu 0
28 Tahu Takwa Matahari 1
63
No. Nama Usaha Teknologi
(X3)
29 Tahu Takwa Madu Manis 1
30 LYM 2 1
31 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2 0
32 Tahu Takwa&Tahu Pong POO 0
33 Tahu Taqwa Barokah LKK 1
34 LYM 3 1
35 Tahu Takwa Sari Lezat 1
36 Tahu Takwa TTL 0
37 Tahu Takwa LTT 2 1
38 Tahu Takwa&Tahu Pong MING 1
39 Agen Tahu Takwa POO 1
40 Tahu Poo 0
41 Tahu Takwa Atim 0
42 Tahu Takwa Mar 0 Sumber : Data diolah, 2017
Pada tabel 4.5 terlihat perbedaan industri tahu takwa yang sudah
menggunakan teknologi informasi dengan yang belum menggunakan teknologi
informasi. Dari 42 industri tahu takwa yang ada di kota Kediri, terdapat 25 UMKM
tahu takwa yang sudah menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi
untuk kelangsungan usahanya, sisanya ada 17 UMKM tahu takwa diantaranya
belum menggunakan teknologi informasi. Ini dimungkinkan karena kualitas dari
Sumber Daya Manusia takwa yang terbatas, sehingga pemilik usaha tahu takwa
kurang wawasan akan manfaat penggunaan teknologi informasi.
4.2.5 Variabel Kewirausahaan dalam Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu
Takwa Kota Kediri
Kewirausahaan merupakan bagian dari jiwa wirausaha yang mampu
menciptakan lapangan kerja sendi. Menjadi seorang wirausaha harus
mencerminkan dimensi-dimensi kewirausahaan antara lain kemampuan dalam
berinovasi, proaktif dalam artian mampu bersaing dalam dunia usaha, dan
cenderung terhadap resiko usaha. Dalam berwirausaha tidak ada sesuatu yang
64
tetap, seperti halnya usaha tahu takwa yang mana jumlah kedelai yang dimasak
untuk memproduksi tahu takwa besarannya belum tentu sama antara kemarin
dan hari ini. Oleh karenya, seorang wirausaha sangat dihadapkan dengan resiko
dan ketidakpastian. Dalam variabel kewirausahaan pada penelitian ini
menggunakan skala likert untuk menilai kewirausahaan pada UMKM tahu takwa
kota Kediri, dengan skor antara nilai 1 sampai dengan 4. Berikut data variabel
kewirausahaan pada industri tahu takwa kota Kediri:
Tabel 4.6 Variabel Kewirausahaan pada Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu
Takwa Kota Kediri (dalam satuan angka)
No. Nama Usaha Kewirausahaan
(X4)
1 Tahu Takwa 99 3
2 Tahu Takwa Populer 2
3 MJS Tahu Takwa 2
4 Tahu Takwa Bu Nur 3
5 Bintang Barokah 1
6 Tahu Takwa Pak Min 3
7 Tahu Takwa SDD 2
8 BP Tahu Takwa 1
9 Surya Tahu Takwa 3
10 LTT 2 2
11 Panglima Super 2
12 Perusahaan Tahu Takwa POO 2
13 Tahu Takwa Asli Kou Long 3
14 LKK 2
15 Tahu Takwa&Tahu Pong 2
16 LTH 3
17 LTT 2
18 Tahu Takwa&Tahu POO 2
19 Panglima 2
20 Tahu Takwa Soponyono 3
21 Tahu Mikimos 2
22 LYM 4
23 Bahkacung 4
24 Kartika Jaya 2
25 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2
65
No. Nama Usaha Kewirausahaan
(X4)
26 Tahu Takwa Mama 2
27 Shinta Tahu 2
28 Tahu Takwa Matahari 3
29 Tahu Takwa Madu Manis 3
30 LYM 2 3
31 Perusahaan Tahu&Takwa PONG 2 1
32 Tahu Takwa&Tahu Pong POO 3
33 Tahu Taqwa Barokah LKK 3
34 LYM 3 4
35 Tahu Takwa Sari Lezat 4
36 Tahu Takwa TTL 3
37 Tahu Takwa LTT 2 3
38 Tahu Takwa&Tahu Pong MING 2
39 Agen Tahu Takwa POO 2
40 Tahu Poo 2
41 Tahu Takwa Atim 1
42 Tahu Takwa Mar 1
Sumber : Data diolah, 2017
Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel kewirausahaan pada setiap
UMKM tahu takwa memiliki skor nilai yang berbeda-beda. Semakin tinggi skor
nilai kewirausahaan maka semakin bagus kinerja usaha pada UMKM tahu takwa
kota Kediri. Skor nilai tertinggi pada variabel kewirausahaan dari 42 UMKM tahu
takwa yang ada di kota Kediri yaitu dengan skor nilai 4satuan, skor nilai terendah
yaitu 1satuan, dan rata-rata skor nilai pada variabel kewirausahaan yaitu
2satuan.
4.3 Analisis Uji Asumsi Klasik
Pada penelitian ini analisis uji yang digunakan adalah pendekatan regresi
linier berganda, yang artinya perlu adanya pengujian data melalui beberapa uji
asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas.
66
4.3.1 Hasil Uji Multikolinearitas
Pada regresi linier berganda, yang diharapkan adalah penerimaan
hipotesis alternatif (Ha), yaitu tidak terdapat hubungan linier antar variabel bebas,
sehingga model regresi bebas dari adanya multikolinearitas. Menurut Ghozali
(2005), model regresi yang bebas dari multikolinearitas yaitu apabila nilai korelasi
antar variabel bebas kurang dari 0.90 atau apabila nilai VIF di bawah 10.
Berikut adalah hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan program
Eviews antar variabel bebas yang terdiri dari variabel jumlah tenaga kerja, modal,
teknologi dan kewirausahaan dapat diketahui pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas
Variance Inflation Factors Date: 28/06/17 Time: 14:29 Sample: 1 42 Included observations: 42
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF X1 15597867 7.422088 1.864423
X2 4.37E-07 13.11098 1.933117 X3 2.86E+08 4.179870 1.691852 X4 1.06E+08 16.78609 1.741730 C 4.39E+08 10.77165 NA Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai VIF tiap variabel bebas memliliki
nilai kurang dari atau lebih kecil dari 10. Hal tersebut berarti model regresi ini
bebas dari multikolineritas, artinya tidak terdapat korelasi atau pengaruh antar
variabel bebas yang terdiri dari variabel pengaruh jumlah tenaga kerja, modal,
teknologi, dan kewirausahaan.
67
4.3.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada regresi linier berganda, yang diharapkan adalah menerima
hipotesis H0, yaitu tidak terdapat heteroskedastisitas pada variabel bebas.
Hipotesis H0 diterima apabila nilai signifikansi lebih besar dari α 5%.
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada tabel 4.8 diketahui bahwa p-value Obs*R-square < α, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Maka berdasarkan uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini nilai p-value Obs*R-square adalah 0.5262, sedangkan nilai alpha
yang digunakan pada penelitian ini sebesar 0,05 sehingga nilai p-value Obs*R-
square lebih besar dari niai α (0.5262 > 0,05). Artinya pada tingkat kepercayaan
95% tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model penelitian ini atau
semua gangguan yang muncul dalam fungsi regresi memiliki varians yang sama.
4.3.3 Hasil Uji Autokolerasi
Model regresi yang baik adalah apabila tidak terdapat masalah
autokorelasi atau gangguan yang berasal dari waktu. Apabila terjadi autokorelasi
maka model regresi tersebut tidak layak digunakan prediksi. Apabila tidak
terdapat variabel lag, maka ukuran dalam menentukan ada atau tidaknya
masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW),
dengan ketentuan tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada diantara -2 dan
+2 atau -2 < DW < +2.
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic 0.760790 Prob. F(4,37) 0.5575
Obs*R-squared 3.191875 Prob. Chi-Square(4) 0.5262 Scaled explained SS 3.026962 Prob. Chi-Square(4) 0.5533
68
Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi
Dependent Variable: LABA__Y_ Method: Least Squares Date: 28/06/17 Time: 14:26 Sample: 1 42 Included observations: 42
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. JUMLAH_KARYAWAN
__X1_ 11442.88 3949.413 2.897362 0.0063 MODAL__X2_ 0.002032 0.000661 3.072972 0.0040
TEKNOLOGI__X3_ 55245.44 16911.93 3.266655 0.0024 KEWIRAUSAHAAN__X
4_ 23453.08 10293.71 2.278389 0.0286 C 68223.01 20945.87 3.257111 0.0024 R-squared 0.810117 Mean dependent var 266666.7
Adjusted R-squared 0.789589 S.D. dependent var 90166.96 S.E. of regression 41360.12 Akaike info criterion 24.20937 Sum squared resid 6.33E+10 Schwarz criterion 24.41623 Log likelihood -503.3967 Hannan-Quinn criter. 24.28519 F-statistic 39.46416 Durbin-Watson stat 1.533865 Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah
sebesar 1.533865, nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai DW lebih besar dari -2
dan kurang dari +2 atau nilai DW berada di antara -2 dan +2, sehingga tidak
terjadi masalah autokorelasi dalam model regresi pada penelitian ini, maka tidak
terjadi gangguan yang berasal dari waktu dan model regresi penelitian ini layak
digunakan prediksi.
4.3.4 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas dan variabel
terikat pada model regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau
69
berdistribusi tidak normal. Adapun kriteria uji adalah jika probabilitas signifikan
lebih dari 0.05 maka data berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-80000 -40000 0 40000 80000 120000
Series: ResidualsSample 1 42Observations 42
Mean 2.29e-11Median -2256.362Maximum 112442.9Minimum -78662.54Std. Dev. 39290.78Skewness 0.606600Kurtosis 3.443916
Jarque-Bera 2.920606Probability 0.232166
Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa nilai probabilitas yaitu sebesar
0.232166 artinya lebih dari 0.05. Sehingga dengan nilai probabilitas yang lebih
dari 0.05 tersebut maka model regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal,
artinya semua data variabel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang
berdistribusi normal, adanya keseimbangan antara mean, median, modus, dan
tidak adanya outlier.
4.4 Analisis Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Pengujian analisis regresi dalam penelitian ini mengunakan program
Eviews. Uji regresi linier berganda dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan
ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari
hasil regresi berganda akan diketahui besarnya koefisien masing-masing
70
variabel, yang kemudian akan dilihat adanya hubungan dari variabel-variabel
bebas, baik secara parsial terpisah maupun bersama-sama terhadap variabel
terikat (Arnando, 2011). Untuk melakukan uji atas hipotesa, maka dilakukan
dengan cara Uji F, Uji T, dan Uji R2. . Hasil uji analisis regresi linier berganda
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Dependent Variable: LABA__Y_ Method: Least Squares Date: 28/06/17 Time: 14:26 Sample: 1 42 Included observations: 42
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. JUMLAH_KARYAWAN__X1_ 11442.88 3949.413 2.897362 0.0063
MODAL__X2_ 0.002032 0.000661 3.072972 0.0040 TEKNOLOGI__X3_ 55245.44 16911.93 3.266655 0.0024
KEWIRAUSAHAAN__X4_ 23453.08 10293.71 2.278389 0.0286 C 68223.01 20945.87 3.257111 0.0024 R-squared 0.810117 Mean dependent var 266666.7
Adjusted R-squared 0.789589 S.D. dependent var 90166.96 S.E. of regression 41360.12 Akaike info criterion 24.20937 Sum squared resid 6.33E+10 Schwarz criterion 24.41623 Log likelihood -503.3967 Hannan-Quinn criter. 24.28519 F-statistic 39.46416 Durbin-Watson stat 1.533865 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Berdasarkan hasil uji analisis linier berganda pada tabel 4.10 di atas,
maka diperoleh hasil persamaan model regresi sebagai berikut :
Y = C + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Laba UMKM (Y) = 68223.01 + 11442.88 jumlah tenaga kerja (X1) + 0.002032
modal (X2) + 55245.44 teknologi (X3) + 23453.08 kewirausahaan (X4) + e
Interprentasi dari model persamaan regresi tersebut secara lengkap adalah
sebagai berikut :
71
1) C = 68223.01
Sebesar 68223.01 merupakan nilai konstanta. Artinya bahwa jumlah laba
UMKM tahu takwa kota Kediri sebesar 68223.01 ketika semua variabel
bebas bernilai nol.
2) b1 = 11442.88
Nilai koefisien regresi sebesar 11442.88 dari variabel jumlah tenaga kerja
(X1) menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari variabel jumlah
tenaga kerja, maka akan menyebabkan variabel laba UMKM (Y) naik
sebesar 11442.88 dan juga sebaliknya. Hal ini berlaku dengan asumsi
variabel lain bernilai tetap (Ceteris Paribus).
3) b2 = 0.002032
Nilai koefisien regresi sebesar 0.002032 dari variabel modal (X2)
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari variabel modal, maka
akan menyebabkan variabel laba UMKM (Y) naik sebesar 0.002032 dan
juga sebaliknya. Hal ini berlaku dengan asumsi variabel lain bernilai tetap
(Ceteris Paribus).
4) b3 = 55245.44
Nilai koefisien regresi sebesar 55245.44 dari variabel teknologi (X3)
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari variabel teknologi,
maka akan menyebabkan variabel laba (Y) naik 55245.44 dan juga
sebaliknya. Hal ini berlaku dengan asumsi variabel lain bernilai tetap (Ceteris
Paribus).
5) b4 = 23453.08
Nilai koefisien regresi sebesar 23453.08dari variabel kewirausahaan (X4)
menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu satuan dari variabel
kewirausahaan, maka akan menyebabkan varlaiabel laba UMKM (Y) naik
72
sebesar 23453.08 dan juga sebaliknya. Hal ini berlaku dengan asumsi
variabel lain bernilai tetap (Ceteris Paribus).
6) e = Nilai residual atau kemungkinan kesalahan dari model persamaan
regresi yang disebabkan karena adanya kemungkinan variabel lain yang
dapat mempengaruhi jumlah laba UMKM di Kota Kediri, namun tidak
dimasukan ke dalam model regresi berganda.
Berdasarkan penemuan data primer diatas hasil model regresi dapat
terlihat seberapa besar kontribusi masing-masing variabel independen
diantaranya jumlah tenaga kerja, modal, teknologi, dan kewirausahaan terhadap
variabel dependen yaitu laba UMKM. Dari keempat variabel independen (X1, X2,
X3 dan X4) menunjukkan hubungan positif dan pengaruh yang signifikan
terhadap laba UMKM. Hubungan yang positif dan pengaruh signifikan tersebut
artinya ketika jumlah tenaga kerja, modal, teknologi, dan kewirausahaan
meningkat maka laba UMKM juga mengalami peningkatan.
4.4.1 Uji F (Uji Simultan)
Pada regresi linier berganda, yang diharapkan adalah hipotesis Ha
diterima, hipotesis Ha diterima apabila nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel,
atau nilai signifikansi lebih kecil dari α 5%.
Tabel 4.11 Hasil Uji F
Variabel Bebas Variabel Terikat F hitung Signifikansi
Jumlah Tenaga Kerja (X1) Modal (X2) Teknologi (X3) Kewirausahaan (X4)
Laba UMKM (Y) 39.46416 0.000000
Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh antara seluruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil uji analisis
regresi linier berganda pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa model regresi untuk
73
pengujian secara bersama-sama antara keseluruhan variabel bebas bisa
dikatakan cukup baik untuk memprediksi pengaruh terhadap variabel terikat
yakni laba UMKM dengan nilai signifikansi Prob (F-statistic) sebesar 0.000000
yang kurang dari 0.05 (5%). Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
bahwa variabel independen antara lain jumlah tenaga kerja, modal, teknologi,
dan kewirausahaan secara bersama-sama atau secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu laba UMKM tahu
takwa kota Kediri.
4.4.2 Uji T (Uji Parsial)
Uji T digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial atau secara
masing-masing antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika hasil
pengujian menunjukkan bahwa α (0,05) > probabilitas, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ha = Variabel bebas secara parsial atau individu berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
H0 = Variabel bebas secara parsial atau individu tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
Nilai probabilitas masing-masing variabel dari hasil regresi yang telah
diolah yang dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Hasil Uji T
Variabel Probabilitas Keterangan
Jumlah Tenaga Kerja (X1) 0.0063 Signifikan
Modal (X2) 0.0040 Signifikan
Teknologi (X3) 0.0024 Signifikan
Kewirausahaan (X4) 0.0286 Signifikan Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Dari tabel 4.12 mengenai hasil uji T di atas dapat diketahui nilai
probabilitas dari tiap variabel bebas dan penjabarannya yaitu :
74
1) Variabel Jumlah Tenaga Kerja (X1)
Dari hasil uji t antara variabel jumlah tenaga kerja dan laba UMKM
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0063 yang lebih kecil dari 0.05
(0.0000 < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tenaga
kerja berpengaruh signifikan terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
2) Variabel Modal (X2)
Dari hasil uji t antara variabel modal dan laba UMKM menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0.0040 yang artinya kurang dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel modal berpengaruh signifikan terhadap laba
UMKM tahu takwa kota Kediri.
3) Variabel Teknologi (X3)
Dari hasil uji t antara variabel teknologi dan laba UMKM menunjukkan nilai
probabilitas sebesar 0.0024 yang artinya kurang dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel teknologi tersebut berpengaruh signifikan
terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
4) Variabel Kewirausahaan (X4)
Dari hasil uji t antara variabel kewirausahaan dan laba UMKM menunjukkan
nilai probabilitas sebesar 0.0286 yang artinya kurang dari 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel kewirausahaan berpengaruh signifikan terhadap
laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
4.4.3 Uji R2
Untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen, digunakan nilai koefisien determinasi (R2) yang
didapat dari output regresi. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.13 di
bawah ini:
75
Tabel 4.13 Hasil Uji R2
Variabel Bebas Variabel Terikat Koefisien Determinasi (R2)
Jumlah Tenaga Kerja (X1) Modal (X2) Teknologi (X3) Kewiraausahaan (X4)
Laba UMKM (Y) 0.810117
Sumber : Data Diolah Eviews, 2017
Dalam tabel 4.13 dapat terlihat bahwa nilai koefisien determinasi R2
adalah sebesar 0.810117. Nilai koefisien determinasi R2 tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan variabel independen yakni jumlah tenaga kerja, modal,
teknologi, dan kewirausahaan dalam menjelaskan variabel dependen yaitu laba
UMKM adalah sebesar 0.810117. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain
diluar model penelitian.
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Laba Usaha Mikro Kecil
Menengah Tahu Takwa Kota Kediri
Pada hasil uji regresi diketahui bahwa variabel jumlah tenaga kerja
memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0063 atau lebih kecil dari nilai α 0,05. Hal
tersebut artinya bahwa variabel jumlah tenaga kerja secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri. Dengan
nilai koefisien sebesar 11442.88 menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga
kerja berpengaruh positif terhadap laba UMKM dan memiliki hubungan yang
searah, yaitu ketika variabel jumlah tenaga kerja meningkat sebesar satu satuan
maka laba UMKM tahu takwa akan naik sebesar 11442.88.
Berdasarkan hasil uji regresi di atas dapat diketahui bahwa dalam teori
permintaan tenaga kerja dan hipotesis alternatif (Ha) dapat dibuktikan bahwa
setiap tambahan tenga kerja akan menambah total produk. Yang mana ketika
76
produk yang dihasilkan semakin banyak maka pendapatan usaha dan laba yang
diperoleh semakin meningkat. Peningkatan jumlah tenaga kerja pada UMKM
tahu takwa kota Kediri diikuti dengan peningkatan laba UMKM. Pada penelitian
ini sejalan dengan teori fungsi produksi yang dipengaruhi oleh labor atau tenaga
kerja. Dalam teori ini berlaku hukum the law of diminishing return. Artinya,
industri tahu takwa menambah jumlah tenaga kerja dengan tujuan untuk
menghasilkan tahu takwa. Namun, ketika proporsi jumlah tenaga kerja sudah
mencukupi maka industri tahu takwa akan berhenti menambah jumlah tenaga
kerjanya. Dikarenakan ketika jumlah tenaga kerja terus ditambah tidak sesuai
dengan proporsinya maka hasil produksi tahu takwanya bernilai sama atau
bahkan menurun.
Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Arva Bhagas (2016) dengan judul “Analisis Pengaruh Modal, Jumlah Tenaga
Kerja, Teknologi Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (Studi Kasus UMKM Sulampita Di Kota Semarang)” bahwa
tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap pendapatan
UMKM Sulampita Kota Semarang. Sedangkan pada penelitian di UMKM tahu
takwa kota Kediri menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja erat
kaitannya terhadap laba UMKM tersebut. Hubungan antara jumlah tenaga kerja
terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri ini dikatakan searah. Ketika pemilik
UMKM tahu takwa menambah jumlah tenaga kerja atau karyawan maka jumlah
kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu takwa semakin banyak.
Sehingga kapasitas produksi tahu takwa juga semakin bertambah. Pertambahan
kapasitas produksi tahu takwa akan berpengaruh pada hasil penjualan tahu
takwa tersebut. Peningkatan penjualan tahu takwa ini akan berpengaruh pada
laporan laba rugi pemilik usaha tahu takwa. Dengan demikian perolehan laba
77
atau keuntungan dari hasil penjualan tahu takwa tersebut akan membawa
dampak yang positif pada UMKM tahu takwa di kota Kediri.
Dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga
kerja mampu mempengaruhi tingkat laba UMKM tahu takwa kota Kediri, baik
secara simultan maupun parsial. Dengan semakin banyak pengusaha yang
memulai dan mendirikan industri tahu takwa di kota Kediri maka mampu
menyerap tenaga kerja yang ada di kota Kediri. Selain itu dengan banyaknya
UMKM tahu takwa juga akan memberikan dampak positif akan pendapatan
masyarakat kota Kediri.
4.5.2 Pengaruh Modal Terhadap Laba Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu
Takwa Kota Kediri
Sesuai dengan hipotesis alternatif (Ha) yaitu adanya pengaruh positif
yang signifikan dari variabel modal terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
Dengan nilai probabilitas pada variabel modal sebesar 0.0040 atau lebih kecil
dari nilai α 0,05. Hal tersebut artinya bahwa variabel modal secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
Dengan nilai koefisien sebesar 0.002032 menunjukkan bahwa variabel modal
berpengaruh positif terhadap laba UMKM dan memiliki hubungan yang searah,
yaitu ketika variabel jumlah modal meningkat sebesar satu satuan maka laba
UMKM tahu takwa akan naik sebesar 0.002032.
Modal yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu modal usaha yang
mencakup keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam menjalankan dan
memproduksi tahu takwa. Biaya-biaya produksi yang dikeluarkan untuk
memproduksi tahu diantaranya yaitu bahan baku tahu atau kedelai, selep
kedelai, tungku, kayu bakar, dan termasuk peralatan untuk memasak kedelai.
Jadi, dengan bertambahnya modal diharapkan kapasitas produksi tahu juga
78
meningkat. Hal ini sesuai dengan teori Cobb-Douglas yang menyatakan bahwa
output produksi dipengaruhi oleh modal. Jadi, jika suatu industri menggunakan
modal yang besar maka output yang diperoleh juga akan besar karena modal
tersebut digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan proses produksi sehari-hari.
Adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari varibel modal terhadap
laba UMKM pada penelitian di UMKM tahu takwa kota Kediri, maka sejalan
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zakiyatus Soliha (2016) dengan
judul “Pengaruh Modal, Jam Kerja, Lokasi Usaha, dan Pembinaan terhadap
Pendapatan Mitra UMKM Indomaret di Kota Malang” dalam pengujian secara
simultan dan parsial menyatakan bahwa modal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan mitra UMKM Indomaret di Kota Malang.
Hubungan modal terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri ini sangat
signifikan. Besaran jumlah modal yang digunakan pemilik usaha tahu takwa kota
Kediri ini sangat berpengaruh pada kapasitas produksi tahu takwa. Jumlah modal
yang banyak mampu menyerap tenaga kerja dan membeli bahan baku tahu
takwa dalam jumlah besar. Peran modal sangat besar dalam menentukan
kapasitas produksi tahu takwa di kota Kediri. Dengan demikian modal yang
cukup besar mampu menyerap tenaga kerja dan menghasilkan output berupa
tahu takwa khas kota Kediri dalam jumlah yang banyak. Sehingga produk tahu
takwa yang dijual dipasaran semakin bertambah, volume penjualan yang
meningkat akan berdampak positif terhadap laba usaha tahu takwa kota Kediri.
Hasil dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan dan hubungan yang searah antara variabel modal
terhadap laba UMKM tahu takwa kota Kediri. Ketika semakin besar jumlah modal
usaha maka kapasitas produksi yang dihasilkan UMKM tahu takwa kota Kediri
semakin banyak. Dengan banyaknya jumlah produksi yang dihasilkan oleh
79
industri tahu takwa maka omset penjualanpun meningkat dan diikuti dengan
peningkatan laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
4.5.3 Pengaruh Teknologi Terhadap Laba Usaha Mikro Kecil Menengah
Tahu Takwa Kota Kediri
Berdasarkan hasil uji regresi pada variabel teknologi terhadap laba
UMKM tahu takwa kota Kediri menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
dengan nilai probabilitas sebesar 0.0024 dengan nilai koefisien sebesar
55245.44. Dari nilai probabilitas dan nilai koefisien pada variabel teknologi
tersebut maka selaras dengan hipotesis alternatif (Ha). Ketika terjadi kenaikan
satu satuan pada variabel teknologi maka laba UMKM junga meningkat sebesar
55245.44.
Penggunaan teknologi sangat berpengaruh terhadap laba UMKM tahu
takwa kota Kediri. Dengan penggunaan teknologi dan informasi maka akan
membantu proses produksi tahu takwa dan memudahkan pemilik usaha tahu
takwa memasarkan tahu takwa hingga diluar kota Kediri. Teknologi yang telah
digunakan pada industri tahu takwa kota Kediri ini meliputi mesin selep kedelai
yang mana mesin selep ini sangat penting bagi pengusaha tahu takwa kota
Kediri untuk membantu proses produksi tahu takwa sehingga tidak memakan
waktu yang lama dam lebih efisien. Selain teknologi yang digunakan pada UMKM
tahu takwa kota Kediri meliputi teknologi informasi. Dengan penggunaan
teknologi informasi ini maka dapat menyebarluaskan informasi terkait penjualan
tahu takwa yang ada di kota Kediri, pemasaran tahu takwa yang dilakukan di
berbagai jejaring internet dan media sosial. Sehingga informasi dapat tersebar
luas dan dapat membantu para konsumen menyerap informasi mengenai
produksi tahu takwa yang ada di kota Kediri. Sehingga banyak kalangan
masyarakat yang ada di kota Kediri bahkan yang berada diluar kota Kediri
80
mengunjungi dan membeli tahu takwa yang merupakan oleh-oleh khas kota
Kediri dan meningkatkan omzet penjualan serta akan berpengaruh pada laba
UMKM tahu takwa kota Kediri.
Tidak sedikit dari UMKM tahu takwa kota Kediri ini yang sudah
menggunakan teknologi informasi mengenai penjualan tahu takwanya. Selain
pemasaran yang telah dilakukan melalui siaran radio, dan beberapa situs jejaring
internet, para pengusaha tahu takwa juga sudah melayani pemesanan tahu
takwa dengan menggunakan sosial media. Semakin gencar pemasaran tahu
takwa yang dilakukan oleh UMKM tahu takwa kota Kediri diharapkan laba yang
diperoleh semakin meningkat. Penggunaan teknologi informasi pada kalangan
UMKM tahu takwa kota Kediri menunjukkan bahwa SDM pengusaha tahu takwa
kota Kediri sudah mumpuni dan memiliki wawasanyang luas.
Dari penelitian ini yang menyatakan variabel teknologi berpengaruh
positif terhadap laba UMKM kota Kediri didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan Arva Bhagas (2016) yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal, Jumlah
Tenaga Kerja, Teknologi Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus UMKM Sulampita Di Kota Semarang)”
yang menunjukkan bahwa variabel teknologi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pendapatan pengusaha UMKM Sulampita Kota Semarang. Variabel
teknologi dalam study kasus UMKM tahu takwa kota Kediri sangat berperan
penting. Teknologi yang digunakan dalam proses pembuatan tahu takwa ini
memiliki nilai ekonomis dan merupakan kebutuhan wajib bagi pemilik usaha tahu
takwa di kota Kediri.
Dengan bantuan mesin selep kedelai ini sangat membantu proses
pembuatan tahu takwa selain itu juga waktu yang digunakan dalam proses
pembuatan semakin efisien. Tidak hanya teknologi yang berupa mesin selep
kedelai, namun juga mesin press untuk mengemas hasil produk yang berupa stik
81
tahu dan rempah tahu yang mana produk tersebut juga berasal dari olahan tahu
takwa. Selain itu pemilik usaha juga memanfaatkan teknologi yang berupa
teknologi informasi untuk memasarkan hasil outputnya yang berupa tahu takwa.
Teknologi informasi ini sangat membantu dalam menyebar luaskan informasi,
dengan demikian produk tahu takwa khas kota Kediri ini semakin dikenal dan
diminati oleh banyak masyarakat. Dengan bantuan teknologi tersebut, maka
pemilik tahu takwa mampu meraup keuntungan dalam jumlah besar. Selain
efisien waktu maka output yang dihasilkan juga semakin banyak. Bantuan
teknologi informasi tersebut juga mampu membawa pemilik usaha tahu takwa
semakin terkenal dan hasil produksinya semakin populer dan diminati banyak
konsumen. Sehingga perolehan laba atau keuntungan yang didapat juga
semakin besar. Namun, tahu takwa ini hanya mampu bertahan maksimal dua
hari dari masa produksi. Sehingga tahu takwa ini tidak dapat dipasarkan via
online yang jarak pengirimannya memakan waktu yang cukup lama.
Hasil dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
hubungan yang signifikan dan positif antara variabel teknologi dan laba UMKM
tahu takwa kota Kediri. Ketika penggunaan teknologi pada UMKM tahu takwa
kota Kediri semakin meningkat, maka diikuti dengan peningkatan pada laba
UMKM. Karena peran teknologi dan informasi ini sangat membantu pengusaha
UMKM tahu takwa semakin populer pada dunia usaha selain itu penggunaan
teknologi sangat efisien dan memudahkan proses produksi tahu takwa kota
Kediri.
4.5.4 Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Laba Usaha Mikro Kcil
Menengah Tahu Takwa Kota Kediri
Dari hasil uji regresi pada variabel kewirausahaan menunjukkan bahwa
nilai probabilitas sebesar 0.0286 dan nilai koefisien sebesar 23453.08. Nilai
tersebut sesuai dengan hipotesis alternatif (Ha) bahwa terdapat pengaruh yang
82
signifikan dan positif antara variabel kewirausahaan terhadap laba UMKM tahu
takwa kota Kediri. Setiap terjadi kenaikan satu satuan pada variabel
kewirausahaan maka laba UMKM juga meningkat sebesar 23453.08.
Semakin tinggi nilai pada variabel kewirausahaan mencerminkan bahwa
kinerja usaha yang tinggi dimiliki UMKM tahu takwa kota Kediri. Variabel
kewirausahaan ini mencerminkan orientasi kewirausahaan yang diwujudkan
dalam indikator-indikator kinerja perusahaan diantaranya yaitu jam kerja yang
digunakan dalam mencapai target usaha, cara melakukan pemasaran produk
yang dihasilkan, inovatif yang artinya mampu menciptakan ide atau gagasan
yang dianggap baru oleh individu atau masyarakat demi kelangsungan usaha,
proaktif mampu bersaing sehat dalam pasar serta menghasilkan produk-prosuk
yang berkualitas tinggi. Keberhasilan UMKM tahu takwa ini dapat dilihat dari nilai
kewirausahaan, semakin tinggi kewirausahaannya maka semakin tinggi pula
kinerja usahanya.
Pada penelitian ini yang menyatakan bahwa variabel kewirausahaan
berpengaruh positif dan signikan terhadap laba UMKM sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Retno dan Megawati (2015) yang berjudul
“Analisis Pengaruh Kualitas Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha Kecil Dan
Menengah (Studi Empiris Pada Industri Kerupuk Kemplang di Palembang)”
dengan hasil uji regresi linear berganda pada variabel orientasi kewirausahaan
secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha
kerupuk kemplang di Palembang. Sedangkan penelitian pada UMKM tahu takwa
di kota Kediri menunjukkan keterkaitan antara variabel kewirausahaan terhadap
laba yang diperoleh industri tahu takwa. Indikator-indikator yang mencerminkan
variabel kewirausahaan pada penelitian di industri tahu takwa kota Kediri
dinyatakan dalam empat pernyataan yaitu1) jam kerja, semakin banyak jam
kerja yang digunakan dalam usaha tahu takwa maka semakin banyak kapasitas
83
produksi dan pekerjaan terkait penjualan tahu takwa; 2) cara pemasaran produk,
dengan memasarkan tahu takwa dan snack yang diolah dari tahu takwa baik
melalaui siaran radio, jejaring internet, dan sosial media maka akan
meningkatkan konsumen baik dari kota Kediri dan masyarakat yang berada
diluar kota Kediri. Dengan pemasaran hasil produksi maka informasi akan
produksi tahu takwa semakin cepat terserap sehingga konsumen semakin
mudah mengunjungi dan membeli produk tahu takwa; 3) inovasi, dengan
melakukan inovasi atau pembaruan dan ide-ide baru terkait hasil produksi tahu
takwa maka produk tahu takwa yang dijual memiliki kelebihan dan perbedaan
dibandingkan dengan produk tahu takwa yang lain. Sehingga banyak konsumen
yang menginginkan dan membeli tahu takwa serta snack olahan tahu takwa
dikarenakan memiliki keunikan, rasa, dan tampilan yang berbeda dibandingkan
yang lain sehingga sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen; dan 4)
menangkap peluang usaha, dengan inovasi yang telah dilakukan serta mampu
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen maka penjualan tahu takwa
semakin meningkat sehingga produk tahu takwa dan snack yang berasal dari
olahan tahu takwa menjadi produk unggulan yang mampu meningkatkan omset
penjualan beserta laba bersih yang diperoleh juga akan meningkat . Penilaian
dari keempat indikator variabel kewirausahaan menggunakan skala likert dengan
skor penilaian 1 sampai dengan 4, angka 1 untuk pernyataan tidak pernah,
angka 2 untuk pernyataan kadang-kadang, angka 3 untuk pernyataan sering,
dan angka empat untuk pernyataan selalu.
Variabel kewirausahaan ini sangat penting untuk mendorong
pertumbuhan kinerja usaha tahu takwa di kota Kediri. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jam kerja yang dihabiskan pemilik usaha tahu takwa untuk
mencapai target usaha mencapai 7-8 jam sehari. Untuk pemasaran hasil
produksi tahu takwa pemilik melakukan promosi melalui saluran radio dengan
84
membayar Rp 600.000,00 perbulan dengan durasi promosi 3menit. Namun,
promosi juga dilakukan langsung oleh pemilik usaha melalui jejaring internet dan
juga sosial media. Untuk inovasi produk juga dilakukan pada kemasan produksi
dan juga makanan yang berbahan baku tahu takwa dengan disajikan dalam
bentuk snack seperti stik tahu dan rempah tahu. Sedangkan untuk peluang
usaha, pemilik usaha tahu takwa ini terus pro aktif mengembangkan industri tahu
takwanya. Pemilik tahu takwa tidak hanya berjualan di outlet namun juga
memasarkan tahu takwanya di pasaran. UMKM tahu takwa di kota Kediri ini juga
memiliki paguyuban asosiasi pengusaha tahu takwa yang dilaksanakan 1 bulan
sekali, yang bertujuan untuk pengembangan industri dan menjadi produk
unggulan UMKM di kota Kediri. Selain itu UMKM tahu takwa ini juga merupakan
mitra binaan dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Ketenagakerjaan kota Kediri.
Hasil yang dapat disimpulkan dari pembahasan diatas yaitu bahwa
variabel kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
laba UMKM. Kota Kediri yang merupakan kota yang sedang tumbuh di Jawa
Timur ini terkenal akan kota tahu, yang mana tahu takwa ini adalah salah satu
makanan oleh-oleh khas kota Kediri. Kinerja usaha pada UMKM tahu takwa kota
Kediri yang mampu mencerminkan nilai kewirausahaan diharapkan mampu
membawa investor-investor masuk dan berinvestasi pada industri tahu takwa.
Dengan begitu akan terjalin kerjasama yang kuat sehingga kapasitas produksi
semakin besar, omset penjualan naik dan laba usaha meningkat.
4.5.5 Laba yang Diperoleh dari Usaha Mikro Kecil Menengah Tahu Takwa
Kota Kediri
Hasil Uji F pada penelitian ini menunjukkan nilai signifikansi Prob (F-
statistic) sebesar 0.000000, artinya bahwa model regresi untuk pengujian secara
bersama-sama antara keseluruhan variabel bebas yaitu jumlah tenaga kerja,
85
modal, teknologi, dan kewirausahaan dapat dikatakan cukup baik untuk
memprediksi pengaruh terhadap variabel terikat yakni laba UMKM. Nilai
signifikansi Prob (F-statistic) sebesar 0.000000 kurang dari 0.05 (5%), sehingga
Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti bahwa variabel jumlah tenaga kerja,
modal, teknologi, dan kewirausahaan pada UMKM tahu takwa kota Kediri secara
bersama-sama atau secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat yaitu laba UMKM tahu takwa kota Kediri.
Model yang digunakan yang merujuk pada penelitian ini yaitu teori profit.
Yang menyatakan bahwa pendapatan total dikurangi dengan keseluruhan total
biaya. Besar kecilnya laba yang diperoleh tergantung dari total output pada
UMKM tahu takwa yang terjual dikurangi dengan total biaya produksi tahu takwa.
Untuk menghasilkan tahu takwa yang lebih banyak maka perlu dibutuhkan modal
yang semakin besar. Hal ini sesuai dengan teori Cobb-Douglas yang
menyatakan bahwa output produksi dipengaruhi oleh modal. Ketika jumlah modal
yang dikeluarkan lebih banyak maka kapasitas produksi semakin besar sehingga
output yang terjual semakin banyak. Modal usaha ini digunakan untuk
pembiayaan-pembiayaan pada proses produksi. Biaya-biaya yang muncul pada
industri tahu takwa ini meliputi fix cost dan variabel cost. Fix cost merupakan
biaya yang tidak bergantung pada produk yang dihasilkan, walaupun perusahaan
sedang tidak dalam proses produksi (Q=0) seperti bunga dari peminjaman
modal, dan variabel cost merupakan biaya yang besar kecilnya tergantung pada
proses produksinya seperti biaya tenaga kerja, penggunaan teknologi serta biaya
yang muncul dari inovasi produk.
Menurut Mankiw (2003) keputusan suatu perusahaan untuk
meningkatkan dan mengurangi tenaga kerja tergantung pada perbandingan
value marginal productivity of labor dengan upah nominalnya. Artinya, bahwa
perusahaan akan terus menambah tenaga kerja yang bertujuan untuk
86
menghasilkan atau menambah output. Namun, ketika dengan penambahan
tenaga kerja tidak terjadi penambahan penerimaan bahkan biaya tenaga kerja
yang dikeluarkan diatas dari penerimaan perusahaan maka perusahaan akan
mengurangi tenaga kerjanya. Hal ini sering disebut dengan hukum tingkat
pertambahan hasil (output) yang makin berkurang (law of deminishing marginal
product). Dengan demikian, tenaga kerja yang ada pada UMKM tahu takwa kota
Kediri antara satu dengan lainnya tidaklah sama. Bahkan ada UMKM tahu takwa
yang mengerjakan proses produksi tahu takwanya tanpa menggunakan
karyawan. Dari proses produksi hingga pemasarannya dilakukan sendiri,
sehingga pemasakan tahu takwanya membtuhkan waktu yang lebih lama
dibandingkan UMKM yang menggunakan tenaga kerja karena proses
pemasakan sendiri dan terbatas pada modal usaha.
Kemudian pada penelitian ini setelah dilakukan uji analisis regresi
menunjukkan hasil bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi laba UMKM
tahu takwa kota Kediri antara lain variabel jumlah tenaga kerja, modal, teknologi
dan kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif atau searah,
artinya laba UMKM tahu takwa kota Kediri dengan indikator-indikator yang
mempengarugi proses produksi tahu takwa dan indikator pada kemampuan
pemilik usaha tahu takwa dalam penjualan produksi diantaranya yaitu jumlah
tenaga kerja, modal, teknologi dan kewirausahaan memiliki hubungan positif dan
pengaruh yang signifikan terhadap laba UMKM. Ketika dari keempat indikator
tersebut mengalami kenaikan maka laba UMKM juga meningkat, begitu pula
sebaliknya.