BAB IV ANALISA PERANCANGAN PUSAT WISATA SENI DAMAR …
Transcript of BAB IV ANALISA PERANCANGAN PUSAT WISATA SENI DAMAR …
37
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN PUSAT WISATA SENI DAMAR KURUNG
4.1 Penetapan Karakter Objek, Pelaku dan Lokasi
4.1.1 Karakter Objek
Pusat Wisata Seni “Damar Kurung” sebagai Ruang Publik yang inklusif
memiliki karakter objek sebagai interaksi antar seniman seni dan
komunitas untuk berbagai tujuan, baik individu maupun kelompok. Dalam
hal ini galeri seni yang digunakan sebagai ruang publik merupakan bagian
dari sistem sosial masyarakat yang keberadaannya tidak dapat dilepaskan
dari dinamika sosial. Karakter objek bersumber pada data dan uraian yang
telah dikumpulkan mengenai seni damar kurung. Karakter objek yang
dihasilkan adalah :
• Edukatif (bersifat mendidik)
• Interaktif (saling berhubungan)
• Rekreatif (informasi yang berisi hiburan)
• Inspiratif (saling berhubungan)
4.1.1.1 Fungsi Utama
Fungsi Utama pada perancangan ini adalah fasilitas pameran atau
galeri damar kurung sebagai ruang publik edukatif dan kreatif di
Kabupaten Gresik. Bertujuan untuk sarana berkumpul baik dari
seniman, komunitas bahkan masyarakat umum.
4.1.1.2 Fungsi Pendukung
Fungsi Pendukung pada perancangan ini adalah fasilitas ruang
kreatif dan workshop yang ditujukan untuk sarana berkumpul para
seniman & komunitas seni damar kurung dan juga tempat untuk
pelatihan pembuatan damar kurung.
4.1.1.3 Fungsi Pelayanan
Fungsi Pelayanan pada perancangan ini adalah pengelola,servis,
tempat ibadah dan keamanan.
4.1.2 Karakter Pelaku
Berbagai jenis pelaku yang termuat dalam kegiatan memiliki sifat dan
karakter yang berbeda dengan fungsi yang lainnya, antar lain :
a) Pengelola : Pekerja Keras , Ulet
b) Seniman : Kreatif , Inovatif
c) Komunitas : Membaur , Gaul
38
d) Budayawan : Aktif , Semangat
e) Pengunjung : Inquisitif (rasa ingin tau tinggi) , Ambisius.
Dikatagorikan menjadi 4 bagian berdasarkan usia :
Anak-anak usia (5 - 9 tahun)
Remaja usia (10 - 19 tahun)
Dewasa usia (20 - 59 tahun)
Lansia usia (60 tahun ke atas)
4.1.3 Karakter Lokasi
Karakter kawasan lokasi pada perancangan ini adalah :
a) Strategis
Lokasi perancangan strategis dekat dengan pusat kota dan dekat
dengan fasilitas penunjang pada lokasi perancangan.
b) Panas
Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan yang memiliki musim
tropis sehingga menyebabkan lokasi menjadi cukup panas.
c) Ramai
Karena berada pada jalan raya sehingga lokasi perancanagan ramai.
4.2 Analisa Eksternal
4.2.1 Studi Pemilihan dan Analisa Tapak Terpilih
Pemilihan lokasi dilakukan dengan melihat dari kriteria pemilihan lokasi,
alternatif lokasi, dan penilaian lokasi sehingga akan didapatkan penilaian
terhadap lokasi terpilih yang terbaik.
Dari penilaian alternative lahan, maka terpilih lahan sesuai untuk
perancangan pusat wisata seni damar kurung di kabupaten Gresik ini
adalah alternatif 1 lahan yang berada di Jl. Dr Setiabudi, Kebungson, Kec.
Gresik. , karena mendaptkan hasil yang terbaik berdasarkan kriteria
pemilihan lahan tesebut.
Kriteria Bobot % Alternatif 1 Alternatif 2
n b x n n b x n
Kemudahan aksebilitas
menuju akses 20 % 80 16 80 16
View site 20 % 90 18 90 18
Site dekat dengan fasilitas
penunjang 30 % 80 25.5 85 24
Site tidak jauh dari kota 30 % 80 27 90 24
total 100 % 86.5 82
Tabel 4.1 Pemilihan Lokasi
39
4.2.2 Analisa Kondisi dan Batasan Eksisting Tapak
4.2.2.1 Analisa Kondisi Tapak
Kabupaten Gresik adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa
Timur. Kabupaten Gresik memiliki luas sekitar 1.191,25 km².
Wilayah Kabupaten Gresik juga mencakup Pulau Bawean, yang
berada 150 km lepas Laut Jawa. Gresik berasal dari kata giri gisik,
yang berarti gunung di tepi pantai, merujuk pada topografi
kabupaten yang berada dipinggir pantai. Di Gresik juga pernah
dikenal sebuah nama tempat bernama Jaratan. Nama ini secara
historis melekat pada peta buatan pelayar Belanda pada awal abad
ke-7 M. Nama ini dianggap sebagai salah satu dari 2 buah
pelabuhan yang ada di Gresik, lokasinya berada di Muara
Bengawan Solo tepatnya di Pulau Mangare, Desa Watu Agung.
a. Geografi
Geografis wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° sampai
113° Bujur Timur dan 70 sampai 80 Lintang Selatan merupakan
dataran rendah dengan ketinggian 2 sampai 12 meter di atas
permukaan air laut. Pusat Pemerintahan Kabupaten Gresik yaitu
Kecamatan Gresik berada 20 km sebelah utara Kota Surabaya.
Kabupaten Gresik terbagi dalam 18 kecamatan dan terdiri dari
330 desa dan 26 kelurahan.
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Gresik
40
b. Batasan Wilayah
Wilayah Kabupaten Gresik berbatasan dengan :
Utara Lautan Jawa
Timur Kota Surabaya dan Selat Madura
Selatan Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan
Barat Kabupaten lamongan
c. Topografi
Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah
pesisir pantai, yaitu memanjang mulai dari Kecamatan
Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujung Pangkah
dan Panceng serta Kecamatan Sangkapura dan Tambak yang
lokasinya berada di Pulau Bawean. Jenis tanah di wilayah
Kabupaten Gresik sebagian besar merupakan tanah kapur
yang relatif tandus. Kondisi topografi pada Kabupaten
Gresik bervariasi pada kemiringan 0-2 %, 3-15 %, dan 16-
40% serta lebih dari 40 %. Sebagian besar mempunyai
kemiringan 0-2 % mempunyai luas + 94.613,00 Ha atau
sekitar 80,59 %, sedangkan wilayah yang mempunyai
kemiringan lebih dari 40 % lebih sedikit + 1.072,23 Ha atau
sekitar 0,91%.
d. Hidrologi
Keadaan permukaan air tanah di Wilayah Kabupaten Gresik
pada umumnya relatif dalam, hanya daerah-daerah tertentu
di sekitar sungai atau rawa-rawa saja yang mempunyai
pemukaan air tanah agak dangkal. Pola aliran sungai di
Kabupaten Gresik memperlihatkan wilayah Gresik
merupakan daerah muara Sungai Bengawan Solo dan Kali
Lamong dan juga dilalui oleh Kali Surabaya di Wilayah
Selatan. Selain dialiri oleh sungai, keadaan hidrologi
Kabupaten Gresik juga ditentukan oleh adanya waduk,
embung, mata air, pompa air dan sumur bor.
Tabel 4.2 Batasan wilayah
41
e. Iklim
Kabupaten Gresik beriklim tropis seperti wilayah lain di
Indonesia. Berdasarkan klasifikasi iklim, wilayah
Kabupaten Gresik termasuk dalam kategori iklim tropis
basah dan kering.
Suhu rata-rata tahunan di wilayah ini adalah ±28,3°C dan
tingkat kelembapan nisbi sebesar ±76%. Jumlah curah hujan
tahunan di wilayah Gresik adalah 1200–1600 mm per tahun
dan dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–120 hari
hujan per tahun.
Batasan Eksisting Tapak
Adapun beberapa batasan eksisting pada tapak, yaitu :
1. Batasan untuk sasaran tapak. Adapun sasaran tapak ini yaitu:
Masyarakat umum di dalam Kabupaten Gresik maupun di luar
Kabupaten Gresik yang ingin menikmati seni serta belajar
pembuatan tentang seni damar kurung.
2. Batasan untuk lingkup tapak. Adapun Lingkup tapak ini yaitu:
a. Klasifikasi perancangan pusat wisata seni damar kurung yang
memperlajari tentang potensi seni di Kab. Gresik.
b. Wilayah perancangan pusat wisata seni damar kurung berada di
Kecamatan Kebomas, Kab. Gresik.
c. Klasifikasi Pusat Wisata Seni “Damar Kurung” sebagai ruang
publik yang bersifat inklusif.
d. Menjadikan Pusat Wisata Seni sebagai tempat untuk melestarikan
seni damar kurung.
e. Sarana rekreasi sambil belajar kesenian damar kurung di Kab.
Gresik.
Tabel 4.3 Iklim wilayah
42
4.2.3 Analisa Peraturan Setempat
RTRW
Bagian Pertama
SISTEM PUSAT PELAYANAN
Pasal 43
(5) Sistem perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat
(6) huruf b, diarahkan pada Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL);
(7) PPL diarahkan pada desa dengan dengan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa; dan
(8) PPL sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi:
d. PPL Ngipik, PPL Sidokumpul di Kecamatan Gresik;
e. PPL Randuagung, PPL Prambangan, PPL Segoro Madu, dan
PPL Klangonani di Kecamatan Kebomas;
f. PPL Peganden, PPL Manyarejo, dan PPL Sembayat di
Kecamatan Manyar;
4.2.4 Analisa Pencapaian Pada Tapak
Pemilihan lokasi dilakukan dengan melihat dari kriteria pemilihan lokasi,
alternatif lokasi, dan penilaian lokasi sehingga akan didapatkan penilaian
terhadap lokasi terpilih yang terbaik.
43
Alternatif Lokasi
1. Kecamatan Sidokumpul Jl. Dr Wahidin Sudirohusodo, Klangonan
dengan luas lahan ± 1,7 Ha.
Gambar 4.2 Alternatif Lokasi 1
Kondisi Lingkungan
a) Kemudahan aksebilitas menuju akses.
b) Site dekat dengan fasilitas penunjang.
c) Site merupakan daerah yang dekat dengan pusat kota.
Aksebilitas
Akses menuju site merupakan akses utama menuju pusat kota dan dapat
dilalui dengan menngunakan kendaraan umum.
Infrastruktur
Pada lokasi site ini dekat dengan masjid, wisata, kantor pemerintah, kantor
dinas dan permukiman.
Administrative
RTRW
Bagian Pertama
SISTEM PUSAT PELAYANAN
Pasal 43
(9) Sistem perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat
(10) huruf b, diarahkan pada Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL);
(11) PPL diarahkan pada desa dengan dengan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa; dan
(12) PPL sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi:
g. PPL Ngipik, PPL Sidokumpul di Kecamatan Gresik;
h. PPL Randuagung, PPL Prambangan, PPL Segoro Madu, dan
PPL Klangonani di Kecamatan Kebomas;
i. PPL Peganden, PPL Manyarejo, dan PPL Sembayat di
Kecamatan Manyar;
44
2. Kecamatan Gresik Jl. Puti Cempo, Sidokumpul dengan luas lahan ± 2
Ha.
Gambar 4.3 Alternatif Lokasi 2
Kondisi Lingkungan
a) Kemudahan aksebilitas menuju akses.
b) Lokasi masih memiliki tanah kosong yang banyak.
c) Site merupakan daerah yang tidak jauh dengan pusat kota.
Aksebilitas
Akses menuju site merupakan akses utama menuju pusat kota dan dapat
dilalui dengan menngunakan kendaraan umum.
Infrastruktur
Pada lokasi site ini dekat dengan masjid, wisata, kantor pemerintah, kantor
dinas dan permukiman.
Administrative
RTRW
Bagian Pertama
SISTEM PUSAT PELAYANAN
Pasal 43
(13) Sistem perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat
(14) huruf b, diarahkan pada Pusat Pengembangan Lingkungan (PPL);
(15) PPL diarahkan pada desa dengan dengan pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan antar desa; dan
(16) PPL sebagaimana dimaksud ayat (2) meliputi:
j. PPL Ngipik, PPL Sidokumpul di Kecamatan Gresik;
k. PPL Randuagung, PPL Prambangan, PPL Segoro Madu, dan
PPL Klangonani di Kecamatan Kebomas;
l. PPL Peganden, PPL Manyarejo, dan PPL Sembayat di
Kecamatan Manyar;
45
4.2.5 Analisa Entrance pada Tapak
Tujuan dari analisa pencapaian ini adalah untuk menentukan letak akses
masuk utama (Main Entrance) dan untuk akses kegiatan service (Side
Entrance), dasar pertimbangan yaitu:
Kriteria :
a. Main Entrance (ME)
1. Mudah dikenali dan mudah dicapai pengunjung.
2. Menghadap langsung kearah jalan utama, untuk mempermudah
sirkulasi kendaraan masuk site dan mudah dicapai dari jalur
kendaraan umum atau jalan utama.
3. Kelancaran lalu lintas dan keamanan pengunjung tanpa ada
gangguan dengan kegiatan sirkulasi dalam site.
b. Slide Entrance (SE)
1. Kegiatan yang terjadi tidak mengganggu pengunjung.
2. Letak Side Entrance (SE) tidak harus berada di jalan utama karena
fungsinya sebagai sirkulasi karyawan dan service.
3. Tidak menyebabkan kemacetan sirkulasi dalam site.
Gambar 4.4 Analisa Entrance Tapak
46
4.2.6 Analisa Sirkulasi pada Tapak
Tujuan dari analisa ini adalah untuk menentukan letak arah pada
sirkulasi tapak, dasar pertimbangan yaitu:
1. Mudah dikenali dan mudah dicapai pengunjung.
2. Menghadap langsung kearah jalan utama, untuk mempermudah
sirkulasi kendaraan masuk site dan mudah dicapai dari jalur
kendaraan umum atau jalan utama.
3. Kelancaran lalu lintas dan keamanan pengunjung tanpa ada
gangguan dengan kegiatan sirkulasi dalam site.
Analisa :
Sirkulasi pada Utara site tepatnya di jalur Jl. Dr. Wahidin
Sudirohusodo langsung bersebelahan dengan jalur kendaraan
dengan kapasitas yang sedang.
Lebar jalan 6m , jalan utama memiliki 2 laju jalur dengan lebar
jalan total 12 meter.
Sirkulasi kendaraan pada perancangan ini hanya diperbolehkan
melalui dropping area sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki
dinaikan agar tida terjadi cross.
parkir
SITE
Pejalan Kaki
Kendaraan Masuk
Kendaraan Keluar
Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi Tapak
47
kpu
kantor
polres
permukiman
SITE
area persawahan +
4.2.7 Analisa View pada Tapak
Tujuan dari analisa view adalah untuk mendapatkan arah pandang yang
terbaik, baik dari dalam keluar site maupun sebaliknya, sehingga
menjadikan point of interest.
Kriteria :
a. View dari dalam site.
b. View dari luar site.
c. Situasi lingkungan sekitar.
♥ Sisi Utara : Fasilitas Pemerintah
♥ Sisi Timur : Fasilit as Umum
♥ Sisi Selatan : Lahan Kosong
♥ Sisi Barat : Fasilitas Pemerintah
Arah hadap kurang tepat dari dalam site.
Sebaiknya hindari menghadapkan view kearah tersebut
karena kurang menarik dalam segi penglihatan.
+ Arah hadap terbaik yang bisa didapat dari dalam site.
Beri akses bukaan ke arah tersebut, namun mungkin perlu
ditambahkan shading karena menghadap arah edar matahari.
Gambar 4.6 Analisa Viewi Tapak
48
4.2.8 Analisa Parkir pada Tapak
Tujuan dari analisa perancangan parkir merupakan kegiatan untuk
menompoang perancangan ruang luar dari perancangan Pusat Wisata
Seni sehingga kegiatan- kegiatan yang akan di tampung didalam
bangunan tidak terganggu.
Gambar 4.7 Analisa Parkir Tapak
Adapun model sirkulasi parkir pada perancangan ini terdapat 2
alternatif, yaitu sistem parkir 90° dan sistem parkir 45°. Kemudian dari
dua model ini dibedakan lagi menjadi dua jenis perunutkan lahan parkir
yang pertama parkir untuk pengelola dan yang kedua adalah parkir untuk
pengunjung.
49
4.2.9 Analisa Lansekap pada Tapak
Tujuan dari analisa Lansekap adalah untuk dapat mengurangi polusi
udahara dari asap kendaraan dan mengurangi kelembaban. Pada site
lokasi lahan hanya ditumbuhi oleh rumput liar dan pepohonan yang
bervariasi.
Gambar 4.8 Analisa Lansekap Tapak
Jenis tumbuhan yang baik yakni memiliki tajuk tebal dengan daun yang
rindang, dan dengan menanam berbagai jenis tanaman dengan cukup
rapat dan tinggi. Pada perancangan akan menambahkan vegetasi sebagai
pembatas, peneduh, pelindung visual pengarah dan penutup tanah.
4.2.10 Analisa Drainase pada Tapak
Saluran drainase terletak di sebelah utara dan tengah jalan. Aliran
drainase berasal dari timur menuju barat.
Gambar 4.9 Analisa Drainase Tapak
SITE
50
4.2.11 Analisa Kebisingan pada Tapak
Sumber kebisingan terbesar berasal dari sisi utara site di Jl. Dr
Wahidin Sudirohusodo. Dimana di sana adalah jalan utama atau jalan
arteri kota berlalu lalangnya kendaraan sehingga menimbulkan
kebisingan. Sedangkan kebisingan terendah berada pada Barat dan
Selatan pada sisi site.
Gambar 4.9 Analisa Kebisingan Tapak
Pada sisi utara memiliki kebisingan yang sangat tinggi dikarenakan
merupakan sebuah jalur utama.
Pada sisi timur memiliki kebisingan yang sedang karena merupakan
area permukiman warga.
Pada sisi barat memiliki kebisingan yang sedang karena area fasilitas
pemerintahan.
Pada sisi selatan memiliki kebisingan yang rendah karena merupakan
area persawahan.
Pada area dengan kebisingan tinggi dibuat area publik dan untuk
meredam kebisingan dapat ditambahkan vegetasi, sedangkan untuk
area private di letakkan pada area yang dengan lokasi memiliki
kebisingan rendah.
kpu
MasjidAgung
kantor
polres SITE
permukiman
KETERANGAN
:Rendah
:Sedang
:Tinggi
51
4.2.12 Analisa Utilitas pada Tapak
Terdapat lampu jalan ganda yang berada didepan site. Sumber air dan
listrik terdapat pada jalan utama Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Gambar 4.10 Analisa Utilitas Tapak
Analisa :
Sumber air dan listrik terdapat pada jalan utama Jl. Dr.
Wahidin Sudirohusodo
Penambahan penerangan area depan site.
Kebutuhan air dan listrik akan mengambil sumber dari kota,
untuk pembuangan akan direncanakan 2 saluran yaitu
septictank dan langsung saluran pembuangan kota.
Listrik Selokan
Drainase
SITE
Lampu Jalan
52
4.2.13 Analisa Iklim pada Tapak
Gambar 4.11 Analisa Iklim Tapak
Analisa :
Cahaya matahari akan dimanfaatkan sebagai pencahayaan
alami khusunya di area indoor.
Agar menciptakan kenyamanan penggunaan shading /
tritisan sebagai penghalang sinar matahari yang langsung
masuk ke dalam bangunan.
Curah hujan di kabupaten gresik jumlahnya kurang dari
10mm perbulan, terjadi pada bulan juli,agustus dan
September.
Penggunaan over hang pada bangunan dengan tujuan
mengurangi limpasan air hujan
panas & menyilaukan
53
4.2.14 Analisa Zoning pada Tapak
Perzoningan dilakukan dengan pengelompokan kegiatan yang sama
terhadap kondisi tapak dan kriteria zona perzoningan, yang dibagi :
Publik merupakan zona yang berhubungan secara langsung dengan
pengunjung
Semi Publik merupakan peralihan antara zona pengelola dan
pengunjung.
Private merupakan zona yang digunakanuntuk kepentingan
pengelola.
Gambar 4.12 Analisa Zoning Tapak
Analisa :
Menghubungkan ruang dengan ruang lain sehingga tidak terlalu
jauh, bagian servis terletak di bagian belakang dari bangunan
sehingga memberikan kesan indah pada bangunan.
Keterangan
Publik
Semi Publik
Private
54
4.3 Analisa Internal
4.3.1 Analisa Jumlah Pengguna Bangunan
Pada perancangan ini, pelaku dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu
pelaku tetap dan tidak tetap. Untuk menentukan jumlah pengunjung
yang akan menggunakan perancangan pusat seni damar kurung,
terdapat data-data pembanding atau dasar penentuan kapasitas yaitu :
Pengunjung
(Tiap Bulan) Cemeti art House Selasar Sunaryo
Taman Ismail
Marzuki
2017 20-50 Orang ±150 Orang
5169 :12 =430
Orang
2018 20-50 Orang ±150 Orang
803 : 12 = 67
Orang
2019 20-50 Orang ±150 Orang
4000 : 12 = 333
Orang
Dengan data yang dikumpulkan dapat disimpulkan kira-kira
pengunjung yang akan ditampung nanti melihat studi banding pusat
galeri sejenis , pengunjung yang akan ditampung yaitu 250
pengunjung.
Tabel 4.4 Jumalh Pengguna Bangunan
55
4.3.2 Analisa Aktifitas Pengguna Bangunan
A. Fungsi Utama
Jenis Kegiatan Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
Pameran/Galeri
a) Pengunjung
Anak-anak
(5-9th)
Remaja
(10-19th)
Dewasa
(20-59th)
Lansia (60th keatas)
Datang
Melihat pameran
galeri
Membeli souvenir
Aktifitas
MCK
Parkir
Galeri & R. Terbuka
Bersama
Pusat oleh-oleh
Toilet
b) Seniman Datang
Memberikan
Informasi
Aktifitas
MCK
Parkir
Story of Damar
Kurung
Toilet
c) Pengelola Datang
Merawat karya seni
Mengatur operasional
dalam bangunan
Aktifitas
MCK
Parkir
R. Bahan Pameran
R. Service
Toilet
Pelatihan
Pembuatan Seni
a) Seniman Datang
Melakukan pelatihan
Memberikan
pemahaman kepada
pengunjung
Aktifitas
MCK
Parkir
Workshop
Perpustakaan
Toilet
b) Pengunjung
Anak-anak
(5-9th)
Remaja
(10-19th)
Dewasa
(20-59th)
Lansia (60th keatas)
Datang
Melakukan pelatihan
Membawa hasil karya
Aktifitas
MCK
Parkir
Workshop
Perpustakaan
Toilet
Seniman &
Datang
Berkumpul, melakukan
kolaborasi
Membuat karya
Aktifitas
MCK
Parkir
R. Kumpul
R. Seniman
Toilet
Ruang Kreatif Komunitas
(berkumpulnya
seniman & komunitas)
Tabel 4.5 Analisa Pengguna Bangunan Fungsi Utama
56
Pertunjukan Outdoor
a) Pengunjung Datang
Meyaksikan
pertunjukan
Membeli souvenir
Aktifitas
MCK
Parkir
Tribun Penonton
R. Souvenir
Toilet
b) Komunitas Datang
Melakukan persiapan
Membeli souvenir
Aktifitas
MCK
Parkir
Panggung
R. Souvenir
Toilet
c) Petugas
Kebersihan Datang
Membersihkan lokasi
Aktifitas
MCK
Parkir
Gedung pertunjukan
Toilet
B. Fungsi Pelengkap
Jenis Kegiatan Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
Pengelola
a) Pimpinan Datang
Memimpin rapat
Aktifitas
MCK
Parkir
R.pimpinan, R. rapat
Toilet
b) Sekretaris Datang
Melakukan kegiatan
administrasi
Aktifitas
MCK
Parkir
R. Sekretaris
Toilet
c) Bendahara Datang
Melakukan kegiatan
keuangan
MCK
Parkir
R. Bendahara
Toilet
d) Pelayanan Datang
Melakukan kegiatan
pelayanan
Aktifitas
MCK
Parkir
R. Informasi
Toilet
Tabel 4.6 Analisa Pengguna Bangunan Fungsi Perlengkap
57
Toko Souvenir Penjual Datang
Melayani pembeli
Aktifitas
MCK
Parkir
Toko Souvenir
Toilet
Pujasera Pedagang Datang
Menyiapkan
makanan
Melayani pembeli
Aktifitas MCK
Parkir
Pujasera
Toilet
C. Fungsi Penunjung
Jenis Kegiatan Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
Musholla a) Pengunjung
Anak-anak
(5-9th)
Remaja
(10-19th)
Dewasa
(20-59th)
Lansia
(60th keatas)
b) Pengelola
c) Seniman& Komunitas
Datang
Melakukan Ibadah
Wudhu
Aktifitas
MCK
Parkir
Musholla
Toilet
Parkiran a) Pengunjung b) Pengelola
c) Seniman&
Komunitas
Memarkirkan
Kendaraan Tempat Parkir
Pos Keamanan Satpam Menjaga Keamanan
Berkeliling Kawasan
Wisata
Pos Satpam
MEE Petugas Merawat Mesin R. MEE
MCK a) Pengunjung
Anak-anak
(5-9th)
Remaja
(10-19th)
Dewasa
(20-59th)
Lansia
(60th keatas)
b) Pengelola c) Seniman&
Komunitas
Kegiatan
MCK
Toilet
Tabel 4.7 Analisa Pengguna Bangunan Fungsi Penunjang
58
4.3.3 Analisa Kebutuhan Ruang Bangunan
4.3.4 Analisa Sirkulasi Pengguna Pada Bangunan
Dalam peancangan ini pengguna dibagi menjadi 2, yaitu pengguna tetap
dan pengguna sementara.
Pengguna Tetap
a. Kelompok Pengelola
Pengelola sangat berperan penting dalam mengelola fasilitas
tempat wisata dan juga sebagai penanggung jawab semua kegiatan
yang ada di tempat ini.
Pengelola Aktifitas
Pimpinan Memimpin
Administrasi Melayani penjualan seni damar kurung
Event Organizer Melakukan promosi kegiatan
Karyawan Galeri Merawat dan mejaga galeri
Karyawan Kebersihan Membersihakan fasilitas bangunan
Karyawan Keamanan Menjaga keamanan bangunan
Tabel 4.8 Analisa Kebutuhan Ruang Bangunan
Tabel 4.9 Analisa SirkulasiBangunan
59
Pedagang Berjualan di pujasera dan pusat oleh-oleh
Teknisi Melakukan perbaikan M.E
Aktifitas Pengelola :
b. Kelompok Khusus
Kelompok khusus merupakan seniman dan komunitas yang
melakukan kegiatan dalam perancangan ini.
Seniman &
Komunitas Aktifitas
Komunitas & Seniman Berkumpul melakukan kolaborasi
Komunitas & Seniman Membuat karya seni
Komunitas & Seniman Melakukan pelatihan/ workshop
Aktifitas Seniman & Komunitas :
Istirahat,
makan
Bekerja
Membuat
karya
Menyiapkan
Kegiatan
Ibadah Pulang
Datang Parkir
Datang Parkir
Pulang Ibadah
Istirahat,makan
Tabel 4.10 Analisa Sirkulasi Pengelola Kelompok Khusus
60
Pengguna Sementara
Pengunjung sementara merupakan pengunjung umum yang datang
untuk menikmati fasilitas wisata seni seperti galeri, menyaksikan
penampilan dan pelatihan pembuatan karya seni serta membeli
hasil kerajinan seni.
Pengunjung Aktifitas
Berkelompok Menyaksikan pameran galeri dan ikut
serta dalam pembuatan karya seni
Individu Menyaksikan pameran galeri dan ikut se
dalam pembuatan karya seni
Aktifitas Pengunjung Umum:
Menikmati fasilitas,
membeli oleh-oleh
Datang Parkir
Tabel 4.11 Analisa Sirkulasi Pengguna Sementara
Istirahat,
makan Ibadah Pulang
61
4.3.5 Analisa Hubungan Ruang Pada Bangunan
62
63
64
4.3.6 Analisa Besaran Ruang Pada Bangunan
Luas total lahan yang terbangun adalah 10074,25 m². Luas masih berada di
bawah batasan KDB 60% dengan luasan lahan 1,7 ha. Sisa dari lahan yang
tidak terbangun akan digunakan sebagai area pertunjukan maupun
kegiatan event- event outdoor,open space dan area terbuka hijau.
Tabel 4.12 Besaran Ruang
65
4.3.7 Analisa Massa Bangunan
Pada bangunan ini akan menggabungkan pola linier menyebar dan
radial. Pola linier menyebar merupakan perkembangan dari pola linier.
Pola linier adalah Suatu pola sirkulasi ruang melalui garis yang
mempunyai arah sehingga dapat menjadi unsur pembentuk deretan
ruang. Sehingga pola linier menyebar akan terdapat perkembangan
ruang yang menyebar pada titik tertentu pada garis linier.
4.3.8 Analisa Bentuk Bangunan
Bentuk persegi panjang dengan kombinasi bentukan dari seni damar
kurung dibagian atap guna memberikan ciri khas tersendiri dan
membuatnya lebih menarik.
Bentuk bangunan di rancang semirip mungkin dengan bentukan damar
kurung dengan tiang penyangga.
Bangunan diberikan beberapa penambahan dan pengurangan bentukan
untuk memperlancar sirkulasi angin.
66
4.3.9 Analisa Struktur Bangunan
Pemilihan struktur bangunan sangat penting dan perlu dilakukan dalam
perancangan suatu objek. Dalam pusat wisata seni maka yang lebih
ditekankan adalah efisiensi bahan, daya tahan serta kekutan bahan.
Berikut adalah uraian dari analisis sruktur bangunan.
Alternatif Bentuk rancangan Kelebihan Kekurangan
DINDING
Menggunakan
dinding batu
merah.
Mudah di dapat
& ramah
lingkungan
Sesuai untuk
bangunan yang
tingginya tidak
lebih dari lima
lantai
Perlu
dilakukan
plester aga
awet
Menggunakan
dinding
dilapisi batu
tempel.
Mendinginkan
suhu bangunan
Melindungi
dinding agar lebih awet dari
serangan cuaca buruk
Butuh
perawatan
khusus
ATAP
Menggunakan atap dak sebagai
sirkulasi di
taman atas
bangunan.
Kuat dan tahan
lama
Kesan modern
cocok untuk
banguan
komersial
Diperlukan pada
bagian atap
sebagai sirkulasi
taman.
Butuh
perawatan khusus
Menggunakan atap
roof garden
Mampu mendinginkan
suhu ruangan
Penambhan nilai
astetis bangunan
Perlu
struktur
khusus
Tabel 4.13 Struktur Bangunan
67
PONDASI
Menggunakan
pondasi tiang
pancang
Dapat digunakan
pada bangunan
bentang lebar
Pelaksanan
relatif cepat
Cocok untuk
tanah gresik
kurang keras.
Menimbul
an
kebisingan
saat proses
pekerjaan
4.3.10 Analisa Sirkulasi Horizontal dan Vertikal Pada Bangunan
Sirkulasi Horizontal
Memiliki pintu dan koridor yang memadai untuk terpenuhinya
fungsi bangunan. Jumlah, ukuran dan jenis pintu dalam suatu
ruangan dipertimbangkan berdasarkan besaran ruang, fungsi ruang
dan jumlah pengguna ruang.
Sirkulasi Vertikal
Jalur sirkulasi dalam bangunan akan lebih mudah jika berpola linier.
Selain tidak membingungkan juga mempermudah proses evaluasi
bila terjadi bencana.
4.3.11 Analisa Transportasi Pada Bangunan
Analisa Transportasi vertical adalah moda transportasi digunakan untuk
mengangkut sesuatu benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada
berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya lift, travator,
eskalator dan dumbwaiter.
Gambar 4.13 Transpotasi Bangunan
68
4.3.12 Analisa Utilitas Pada Bangunan
A. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami Beberapa bagian bangunan yang bisa diberi bukaan,
memanfaatkan cahaya alami sebagai penerangan pada siang hari,
sehingga lampu hanya digunakan saat hari sudah gelap. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menerapkan penerangan alami adalah cahaya
yang masuk harus merata ke seluruh ruangan dan tidak terlalu silau serta
harus cukup kuat sehingga tanpa 84 penerangan buatan manusia dapat
melihat dengan jelas.
Pencahayaan buatan Pada seluruh bangunan dilengkapi lampu yang
berfungsi untuk menerangi seluruh bagian tiap-tiap ruangan. Sumber
daya untuk pencahayaan buatan ini berasal dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN), genset atau diesel yang dipergunakan apabila listrik dari
PLN padam.
B. Sistem Penghawaan
Penghawaan alami diberikan bukaan sehingga
pengudaraannya dapat menggunakan angin, dapat menghemat
energi listrik.
Penghawaan buatan dapat menggunakan AC pada ruangan yang tertutup
dengan kemungkinan besar tidak dapat menggunakan penghawaan
alami.
C . Sistem Analisa Listrik
Instalasi listrik perlu dipersiapkan dalam bangunan ini karena untuk
menunjang seluruh kegiatan yang ada. Sumber listrik utama berasal dari
PLN, yang disalurkan melalui gardu utama kemudian di teruskan ke
ruang– ruang. Untuk melayani kebutuhan listrik dalamkeadaan darurat
digunakan genset.
69
D. Perencanaan Penanggulangan Kebakaran
Perancanaan Penanggulangan kebakaran menggunakan Hidrant,
springkle, dan tabung pemadam kebakaran.
Hydrant Hidran diperlukan untuk pemadaman api dari luar bangunan
gedung. Sambungan slang ke hidran halaman harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh instansi kebakaran setempat.
System sprinkle Sistem springkler harus dirancang untuk memadamkan
kebakaran atau sekurang-kurangnya mempu mempertahankan
kebakaran untuk tetap, tidak berkembang, untuk sekurang- kurangnya
30 menit sejak springkler pecah.
E. Pembuangan
Pembuangan air kotor melalui saluran pipa tertutup ke drainase kota.
Pembuangan kotoran menggunakan septicktank dan resapan. 85 -
Pembuangan limbah padat :
Sampah umum yaitu sisa makanan dan sampah kering dikumpulkan
pada satu tempat penampungan, supaya pihak kebersihan dapat mudah
mengambilnya, dan untuk sampah beracun yang berasala dari
laboratorium dapat langsung dibakar setelah dari penampungan.
F. Air Bersih
Air bersih untukkeperluan sehari-hari berasal dari PDAM. Untuk
konsumsi air dalam setiap harinya perlu adanya tandon, tandon utama
untuk penampungan air dari sumber tandon (tandon bawah) tandon kedua
sebagai distribusi ke bangunan.
70
Utilitas Air Bersih
Tujuan: Menyediakan air bersih untuk aktivitas pada
bangunan.
Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada
bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran.
Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down feed
distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang berada
di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa,
kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan.
Gambar 4.14 Utilitas Air Bersih
Gambar 4.15 Skema Air Bersih
71
Utilitas Air Kotor
Tujuan : Menyalurkan air kotor dari berbagai sumber dan Air hujan ke
tempat pembuangan akhir.
Sistem pembuangan black water dengan cara mengalirkan limbah
padatnya ke septictank sedangkan sisa air kotornya ke pipa / sumur resapan.
Untuk grey water dari toiler dan dapur akan dialirkan ke rior kotayang
sebelumnya sudah di saring di bak lemak.
Gambar 4.16 Utilitas Air Kotor
Gambar 4.17 Skema Air Kotor
72
( Sengaja Dikosongkan )