BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis...

20
44 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang akan diteliti adalah nilai tukar Rupiah terhadap US$, Euro dan Yen. Pengaruh perubahan nilai tukar dapat diketahui dengan melakukan regresi net income dan return saham yang dilihat dari dua sisi yakni eksportir dan non eksportir. Pengukuran nilai tukar ditentukan dengan penghitungan RP per 1 unit US$, Euro dan Yen (direct quotation). Apresiasi nilai tukar berarti nilai tukar Rupiah meningkat terhadap Dolar AS, Euro dan Yen. Misalnya rupiah mengalami apresiasi dari 9500 rupiah menjadi 9000 rupiah per 1 US$. Sebaliknya depresiasi berarti nilai tukar rupiah menurun terhadap Dolar AS, Euro dan Yen. Nilai negatif dari koefisien regresi menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Transcript of BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis...

Page 1: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

44

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dari perubahan nilai tukar

terhadap net income dan return saham perusahaan manufaktur. Variabel nilai tukar yang

akan diteliti adalah nilai tukar Rupiah terhadap US$, Euro dan Yen. Pengaruh perubahan

nilai tukar dapat diketahui dengan melakukan regresi net income dan return saham yang

dilihat dari dua sisi yakni eksportir dan non eksportir. Pengukuran nilai tukar ditentukan

dengan penghitungan RP per 1 unit US$, Euro dan Yen (direct quotation). Apresiasi nilai

tukar berarti nilai tukar Rupiah meningkat terhadap Dolar AS, Euro dan Yen. Misalnya

rupiah mengalami apresiasi dari 9500 rupiah menjadi 9000 rupiah per 1 US$. Sebaliknya

depresiasi berarti nilai tukar rupiah menurun terhadap Dolar AS, Euro dan Yen. Nilai

negatif dari koefisien regresi menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah terhadap

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 2: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

45

Dolar AS, Euro dan Yen akan menurunkan net income atau return saham perusahaan

manufaktur.

IV.1. Gambaran Statistik

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Gabungan Periode 2003-2006

Return Net

Income USD EUR JPY Max 1.0678 5447285 10310 12652 92 Min -1.3863 -2314797 8279 9296 69 Mean 0.0125 82980 9112 11136 81 St.dev 0.18791 435003 512 973 6

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa perusahaan manufaktur sepanjang periode

Januari 2003 hingga Desember 2006 memiliki rata-rata return saham sebesar 0.0125.

Return tertinggi yang dihasilkan perusahaan manufaktur pada periode tersebut sebesar

1.0678 yang dihasilkan oleh Ever Shine Textile Industry Tbk dan return terendah

dihasilkan oleh Delta Dunia Petroindo Tbk sebesar -1.3863. Sedangkan rata-rata net

income yang dihasilkan perusahaan manufaktur selama periode tersebut sebesar

82.980.000.000 rupiah. Net income tertinggi dihasilkan oleh Astra International Tbk

sebesar 5,457,285,000,000 rupiah dan net income terendah dihasilkan oleh Polysindo Eka

Perkasa Tbk sebesar -2.314.797.000.000 rupiah. Sedangkan untuk pergerakan nilai tukar

Rupiah terhadap Dolar AS sepanjang periode Januari 2003 sampai Desember 2006

berkisar antara 8.279 sampai 10.310 rupiah per dolar. Dan untuk pergerakan nilai tukar

Euro sepanjang periode tersebut berkisar antara 9296 sampai 12652 rupiah per 1 Euro.

Sedangkan Yen Jepang pergerakannya berkisar antara 69 sampai 92 rupiah per 1 Yen.

IV.2. Hasil Estimasi Output : Regresi Net Income

IV.2.1. Pemilihan Model

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 3: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

46

IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

Model yang dipilih untuk regresi net income pada perusahaan eksportir adalah

random effect. Pemilihan model ini dilakukan melalui pertimbangan pemilihan pendekatan

panel data yakni :

a. Chow Test (Fixed vs Common)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model apakah yang akan digunakan antara

Model Pooled Least Square (H0) atau Model Fixed Effect (H1).

Chow = (RRSS-URSS)/ (N-1)

(URSS/ [NT-N-K])

Berdasarkan hasil estimasi, didapatkan perhitungan Chow Test sebagai berikut :

Tabel 4.2 Perhitungan Stastisik Uji Chow

Chow Test Net Income RRSS 865.0011URSS 270.0751

N 26T 16K 3F Stat (Chow) 34.0996F Tabel 0.578272

Dari hasil perhitungan chow test diatas menunjukkan bahwa nilai F-Stat lebih besar

dari F-Tabel. Pada tingkat keyakinan 95%, nilai F-Stat (34,0996) lebih besar dari F-Tabel

(0,57872) maka hipotesis nol ditolak, sehingga pendekatan yang digunakan adalah Fixed

Effect. Selain uji Chow juga dilakukan uji Hausman untuk memilih antara model Fixed

Effect dan Random Effect.

b. Hausman Test (Random vs Fixed)

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 4: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

47

Pengujian hausman digunakan untuk memilih model apakah yang akan digunakan

antara Model Random Effect (H0) dengan Model Fixed Effect (H1). Dengan menggunakan

bahasa pemograman pengujian tes hausman pada Eviews 4.1, diperoleh output sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman

Chi-square (3 d.f.) 0.0319754p-value 0.9984938

Dari output yang didapat menunjukkan nilai p-value hausman (0,9984938) lebih

besar dari probabilitas α (0,05) maka hipotesis nol diterima. Sehingga model yang

digunakan adalah Random Effect. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat beberapa ahli

ekonometrika yang dijelaskan dalam buku Nachrowi (Pendekatan Populer dan Praktis

Ekonometrika; 318), bahwa jika data panel mempunyai jumlah individu (N) lebih besar

dari jumlah waktu (T) maka model random effect yang dapat digunakan. Dalam model ini,

jumlah individu sebanyak 26 perusahaan (N) dan jumlah waktu (T) sebanyak 16 sehingga

model random effect lebih tepat untuk digunakan.

Berdasarkan hasil pengujian data panel yang terdiri dari Chow test dan Hausman test

maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan model yang tepat untuk model regresi net

income pada perusahaan eksportir adalah menggunakan Random Effect.

Tabel 4.4 Hasil Regresi Net Income Perusahan Eksportir

Model Random Effect

Variabel Dependen : Net Income Variabel Independen Coefficient

USD 4.257098EURO 1.548616JPY -3.712483

R-squared 0.670904Adjusted R-squared 0.667314S.E. of regression 1.020913Durbin-Watson stat 1.150743

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 5: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

48

IV.2.1.2. Regresi Net Income untuk Perusahaan Non Eksportir

Model regresi untuk perusahaan non eksportir yang dipilih adalah random effect.

Pemilihan pendekatan random effect ini didasarkan pertimbangan pendekatan data panel

sebagai berikut:

a. Chow Test (Fixed vs Common)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model apakah yang akan digunakan antara

Model Pooled Least Square (H0) atau Model Fixed Effect (H1).

Chow = (RRSS-URSS)/ (N-1)

(URSS/ [NT-N-K])

Berdasarkan hasil estimasi, didapatkan perhitungan Chow Test sebagai berikut :

Tabel 4.5 Perhitungan Statistik Uji Chow

Chow Test Net IncomeRRSS 4239.857URSS 905.18

N 75

T 16

K 3F Stat (Chow) 55.8573029

F Tabel 0.74033391

Output yang didapatkan dari hasil perhitungan Chow Test diatas menunjukkan

bahwa pada tingkat keyakinan 95%, nilai F-Stat (55,8573) lebih besar dari F-Tabel

(0,74033) maka hipotesis nol ditolak sehingga pendekatan yang digunakan adalah model

fixed effect. Sedangkan dari uji hausman diperoleh hasil sebagai berikut.

b. Hausman Test (Random vs Fixed)

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 6: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

49

Pengujian hausman digunakan untuk memilih model apakah yang akan digunakan

antara Model Random Effect (H0) dengan Model Fixed Effect (H1). Dengan menggunakan

bahasa pemograman pengujian tes hausman pada Eviews 4.1, diperoleh output sebagai

berikut:

Tabel 4.6 Hasil Uji Hausman

Chi-square (3 d.f.)

0.0620072

p-value 0.9959690

Berdasarkan output diatas, nilai chi square p-value (0,9959690) lebh besar dari

probabilitas α (0,05) maka hipotesis nol diterima. Sehingga model yang digunakan adalah

model random effect. Hal ini diperkuat oleh pendapat beberapa ahli ekonometrika yang

dijelaskan dalam buku Nachrowi (Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika; 318),

bahwa jika data panel mempunyai jumlah individu (N) lebih besar dari jumlah waktu (T)

maka model random effect yang digunakan. Dalam model ini, jumlah individu (N)

sebanyak 75 perusahaan dan jumlah waktu (T) sebanyak 16 sehingga model random effect

lebih tepat untuk digunakan.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian data panel yang terdiri dari Chow Test

dan Hausman Test maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan model yang tepat untuk

model regresi net income untuk perusahaan non eksportir adalah menggunakan model

random effect.

Tabel 4.7 Hasil Regresi Net Income Perusahan Non Eksportir

Model Random Effect

Variabel Dependen : Net Income Variabel Independen Coefficient

USD -1.021771EURO -2.455091JPY 3.653233

R-squared 0.771790Adjusted R-squared 0.770991

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 7: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

50

S.E. of regression 1.064098Durbin-Watson stat 1.169261

IV.2.2. Pengujian Asumsi

a. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu gejala dalam melakukan regresi dimana terdapat

hubungan linear antara beberapa atau keseluruhan variabel penjelas dari suatu model

regresi. Gejala multikolinearitas dalam persamaan regresi dapat dideteksi dari nilai

koefisien korelasi antar variabel bebas yang tinggi mendekati satu. Namun menurut

Gujarati dalam buku Basic Econometrics, permasalahan multikolinearitas telah dapat

terselesaikan dalam data panel artinya data panel dapat menjadi solusi jika data mengalami

multikolinearitas. Karena model yang dipakai dalam skripsi ini adalah data panel maka

masalah multikolinearitas tersebut sudah dapat diatasi oleh penggunaan model data panel.

Sehingga pengujian multikolinearitas tidak dibutuhkan lagi.

b. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dalam suatu persamaan regresi berganda,

dimana model dari persamaan tidak memiliki varians yang konstan. Untuk melihat apakah

data bersifat heteroskedastis atau tidak dapat dilihat dari nilai adjusted R squared. Apabila

nilai adjusted R2 weighted lebih besar dari R2 unweighted maka model teridentifikasi

mengandung heteroskedastisitas. Menurut gujarati untuk permasalahan heteroskedastisitas

dapat diatasi dengan memberi perlakuan cross section weight dan white-heteroskedasticity-

consistent covariance untuk mengantisipasi data yang tidak homoskedastis. Mengingat

data yang diuji merupakan data cross section, maka dicurigai terdapat heteroskedastisitas.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi adanya heteroskedastisitas regresi diberi perlakuan

cross section weight dan white heteroskedasticity-consistent covariance.

c. Autokorelasi

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 8: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

51

Uji keberadaan autokolerasi dapat dilakukan dengan melihat nilai statistik Durbin-

Watson. Ketika nilai DW-stat mendekati 2, maka tidak ada autokolerasi. Berdasarkan hasil

estimasi output di atas, nilai DW-stat untuk perusahaan eksportir dan non eksportir adalah

1,150743 dan 1,169261. Sehingga dideteksi masih terdapat autokorelasi dalam model.

Namun menurut Gujarati, untuk model Generalized Least Square (GLS), permasalahan

autokorelasi tidak akan mempengaruhi signifikansi dari output yang dihasilkan. Hal ini

dikarenakan model GLS sudah menyertakan parameter autokorelasi dalam menghitung

outputnya. Permasalahan autokorelasi hanya menjadi penting jika model menggunakan

Ordinary Least Square (OLS). Karena model yang digunakan pada regresi net income

untuk perusahaan eksportir dan non eksportir adalah model Generalized Least Square

(GLS), maka masalah autokorelasi dapat diabaikan.

IV.2.3. Uji Kriteria Statistik

1. Persamaan Regresi Secara Keseluruhan

Dari hasil regresi pada lampiran 7 dan 8, terlihat bahwa model secara signifikan

mampu menjelaskan hubungan antara variabel net income (sebagai variabel dependen)

dengan variabel nilai tukar Dolar AS, Euro dan Yen (sebagai variabel independen). Hal ini

terlihat dari probabilitas F-stat yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat terbukti bahwa

perubahan nilai tukar Dolar AS, Euro dan Yen secara bersama-sama dapat mempengaruhi

perubahan net income secara signifikan selama periode 2003-2006.

2. Pengujian R squared dan Adjusted R squared

Berdasarkan lampiran 3 dan 4, model regresi untuk perusahaan eksportir dan non

eksportir ini memiliki nilai R squared sebesar 67,0904% dan 77,1790% serta adjusted R

squared sebesar 66,67314% dan 77,099%, yang artinya pergerakan kurs Dolar AS, Euro

dan Yen mampu menjelaskan perilaku dari net income dengan baik.

3. Uji Signifikansi Untuk Masing-masing variabel Bebas

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 9: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

52

Sesuai dengan hasil regresi perusahaan eksportir pada lampiran 3, kurs Dolar AS

berpengaruh signifikan dan positif terhadap net income yaitu sebesar 4,257098. Ini berarti

depresiasi nilai rupiah terhadap Dolar AS sebesar 1% maka nilai net income akan

meningkat sebesar 4,257098. Kurs Yen berpengaruh signifikan dan negatif terhadap net

income yaitu sebesar -3,712483 dengan tingkat keyakinan 95%. Berarti depresiasi nilai

tukar Rupiah terhadap Yen sebesar 1% akan menurunkan net income sebesar 3,712483.

Sedangkan kurs Euro tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan net

income sehingga tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan net income pada

perusahaan eksportir dalam periode tersebut.

Sedangkan untuk hasil regresi perusahaan non eksportir pada lampiran 4, kurs Euro

berpengaruh signifikan dan positif terhadap net income yaitu sebesar 3,653233. Ini berarti

depresiasi nilai Rupiah terhadap Euro sebesar 1% akan meningkatkan net income sebesar

3,653233. Kurs Yen berpengaruh signifikan dan negatif terhadap net income yaitu sebesar

-2,455091 dengan tingkat keyakinan 95%. Ini berarti depresiasi nilai Rupiah terhadap Yen

sebesar 1% akan menurunkan net income sebesar 2,455091. Sedangkan kurs Dolar AS

tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan net income sehingga

tidak dapat digunakan untuk memprediksi perubahan net income pada perusahaan non

eksportir selama periode 2003-2006.

IV.3. Hasil Estimasi Output : Regresi Return Saham

IV.3.1. Pemilihan Model

IV.3.1.1. Regresi Return Saham untuk Perusahaan Eksportir

Model regresi return untuk perusahaan eksportir yang dipilih adalah pooled least

square. Pemilihan pendekatan pooled least square didasarkan pertimbangan pendekatan

data panel sebagai berikut:

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 10: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

53

a. Chow Test (Fixed Vs Common)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model apakah yang akan digunakan antara

Model Pooled Least Square (H0) atau Model Fixed Effect (H1).

Chow = (RRSS-URSS)/ (N-1)

(URSS/ [NT-N-K])

Berdasarkan hasil estimasi, didapatkan perhitungan Chow Test sebagai berikut :

Tabel 4.8

Perhitungan Statistik Uji Chow

Chow Test Return RRSS 53.955053 URSS 53.724271

N 26 T 47 K 3 F Stat 0.20499

F tabel 0.582418

Output yang didapatkan dari hasil perhitungan Chow Test menunjukkan bahwa pada

tingkat keyakinan 95%, nilai F Stat (0,2049) lebih kecil dari F Tabel (0,582418) maka

hipotesis nol diterima, sehingga pendekatan yang digunakan adalah Pooled Least Square.

Hal ini diperkuat oleh hasil uji Lagrange Multiplier (LM) berikut ini.

b. Lagrange Multiplier Test (PLS vs Random)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model apakah yang akan digunakan antara

model pooled least square (H0) atau model random effect (H1). Berdasarkan hasil

estimasi, didapatkan perhitungan uji LM sebagai berikut :

Tabel 4.9 Perhitungan Statistik Uji Lagrange Multiplier (LM)

Σêi2 0.00491ΣΣe2it 53.95505N 26

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 11: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

54

T 472(T-1) 92T2 2209NT/2(T-1) 14.30435T2Σêi2 10.84676(T2Σêi2/ΣΣe2it - 1)2 0.63835LM 9.13118

Chi Table >927.594386101887

Output yang didapatkan dari hasil perhitungan LM test menunjukkan bahwa pada

tingkat keyakinan 95% nilai statistik LM (9,13118) lebih besar dari Chi Table maka

hipotesis nol diterima sehingga model panel yang digunakan adalah pooled least square.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian data panel yang terdiri dari Chow Test

dan LM test maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan model yang tepat untuk model

regresi return saham untuk perusahaan eksportir adalah model pooled least square.

Tabel 4.10 Hasil Regresi Return Perusahan Eksportir

Model Pooled Least Square

Variabel Dependen : Return Variabel Independen Coefficient

USD -0.676763EURO 0.013832JPY 0.115746

R-squared 0.004153Adjusted R-squared 0.001876S.E. of regression 0.202791Durbin-Watson stat 2.425486

IV.3.1.2. Regresi Return Saham untuk Perusahaan Non Eksportir

Model regresi return untuk perusahaan non eksportir yang dipilih adalah pooled least

square. Pemilihan pendekatan pooled least square didasarkan pertimbangan pemilihan

model pendekatan data panel sebagai berikut :

a. Chow Test (Fixed vs Common)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model apakah yang akan digunakan antara

Model Pooled Least Square (H0) atau Model Fixed Effect (H1).

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 12: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

55

Chow = (RRSS-URSS)/ (N-1)

(URSS/ [NT-N-K])

Berdasarkan hasil estimasi, didapatkan perhitungan Chow Test sebagai berikut :

Tabel 4.11

Perhitungan Statistik Uji Chow

Chow Test Return RRSS 123.4135URSS 121.8638

N 75 T 47 K 3 F Stat 0.5923F Tabel 0.743995

Output yang didapat dari hasil perhitungan Chow Test menunjukkan bahwa pada

tingkat keyakinan 95%, nilai F Stat (0,5923) lebih kecil dari F Tabel (0,743995) maka

hipotesis nol diterima, sehingga pendekatan yang digunakan adalah Pooled Least Square.

Hal ini juga diperkuat oleh uji Lagrange Multiplier (LM).

b. Lagrange Multiplier Test (PLS vs Random)

Pengujian ini dilakukan untuk memilih model apakah yang akan digunakan antara

Model pooled least square (H0) atau Model random effect (H1). Berdasarkan hasil

estimasi, didapatkan perhitungan uji LM sebagai berikut :

Tabel 4.12

Perhitungan Statistik Uji Lagrange Multiplier (LM)

Σêi2 6.36794E-14ΣΣe2it 68.98634602N 75T 472(T-1) 92T2 2209NT/2(T-1) 40.86957T2Σêi2 0.00000

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 13: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

56

(T2Σêi2/ΣΣe2it - 1)2 1.00000LM 38.31522

Chi Table >927.594386

Output dari hasil perhitungan LM menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95%,

nilai LM statistik (38,31522) lebih kecil dari Chi Table maka hipotesis nol diterima,

sehingga pendekatan yang digunakan adalah pooled least square.

Tabel 4.13 Hasil Regresi Return Perusahan Non Eksportir

Model Pooled Least Square

Variabel Dependen : Return Variabel Independen Coefficient

USD -0.875485EURO -0.003927JPY 0.050241

R-squared 0.028135Adjusted R-squared 0.027357S.E. of regression 0.181066Durbin-Watson stat 2.227826

IV.3.2. Pengujian Asumsi

1. Multikolinearitas

Permasalahan multikolinearitas dalam buku Basic Econometrics telah dapat

terselesaikan dalam data panel artinya data panel dapat menjadi solusi jika data mengalami

multikolinearitas. Karena model yang dipakai dalam skripsi ini adalah data panel maka

masalah multikolinearitas tersebut dapat diatasi. Sehingga pengujian multikolinearitas

tidak dibutuhkan lagi.

2. Heteroskedastisitas

Menurut gujarati untuk permasalahan heteroskedastisitas dan otokorelasi dapat

diatasi dengan metode GLS (Generalized Least Square) sehingga model tersebut diberikan

perlakuan white-heteroskedasticity-consistent covariance untuk mengantisipasi data yang

tidak homoskedastis.

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 14: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

57

Model teridentifikasi mengandung heteroskedastisitas jika nilai R squared regresi

panel metode cross section weighted lebih besar dari nilai R squared regresi panel awal.

Hasil regresi return untuk perusahaan non eksportir teridentifikasi mengandung

heteroskedastisitas, hal ini dibuktikan dengan nilai R squared metode cross section

weighted (0,028135) lebih besar dari nilai R squared regresi panel awal (0,016869). Ini

berarti dalam model panel terdapat pelanggaran asumsi heteroskedastisitas. Pelanggaran

asumsi ini dapat ditreatment dengan menggunakan hasil regresi panel metode cross section

weighted. Sedangkan untuk perusahaan eksportir tidak mengandung heteroskedastis karena

nilai R squared cross section weighted (0,00085) lebih kecil dari R squared awal

(0,004153).

3. Autokolerasi

Uji keberadaan autokolerasi dapat dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson

stat. Ketika nilai DW-stat mendekati 2, maka tidak ada autokolerasi. Berdasarkan hasil

estimasi output di atas, nilai DW-stat untuk perusahaan eksportir dan non eksportir adalah

2,425486 dan 2,227826, nilai tersebut termasuk dalam zone of indecision (2,220 ≤ DW ≤

2,429) ini mengindikasikan bahwa autokorelasi tidak dapat diketahui.

IV.3.3. Uji Kriteria Statistik

1. Persamaan Regresi secara Keseluruhan

Dari lampiran 5 dan 6 terlihat bahwa model regresi return non eksportir secara

signifikan mampu menjelaskan hubungan antara variabel return (sebagai variabel

dependen) dengan variabel nilai tukar Dolar AS, Euro dan Yen (sebagai variabel

independen). Hal ini terlihat dari probabilitas F-stat yang lebih kecil dari 0,05. Sehingga

dapat terbukti bahwa perubahan nilai tukar Dolar AS, Euro dan Yen secara bersama-sama

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 15: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

58

dapat mempengaruhi perubahan return saham secara signifikan selama periode 2003-2006.

Sedangkan untuk perusahaan eksportir, perubahaan nilai tukar tidak mempengaruhi

perubahan return selama periode 2003-2006. Hal ini terlihat dari Probabilitas F-Stat yang

lebih besar dari 0,05 yakni 0,140935.

2. Pengujian R squared dan Adjusted R squared

Berdasarkan lampiran 5 dan 6, model ini memiliki nilai R2 sebesar 0,415 % dan

2,8135 % serta Adjusted R2 sebesar 0,1876% dan 2,7357%, yang artinya pergerakan kurs

Dolar AS, Euro dan Yen hanya sedikit menjelaskan perilaku dari return saham perusahaan

manufaktur.

3. Uji Signifikansi Untuk Masing-masing variabel Bebas

Berdasarkan tabel regresi perusahaan eksportir, dengan tingkat keyakinan 95%

didapat bahwa ketiga variabel kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

return. Sedangkan untuk perusahaan non eksportir, pada tingkat keyakinan 95%, hanya

kurs Dolar AS yang memiliki pengaruh signifikan dengan return saham perusahaan

manufaktur. Kurs Dolar AS memiliki hubungan negatif dengan return sebesar -0,875485.

Artinya depresiasi nilai rupiah terhadap dollar sebesar 1% akan menurunkan return saham

perusahaan non eksportir sebesar 0.875485. Sedangkan kurs Yen dan Euro tidak

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perubahan return sehingga tidak dapat

digunakan untuk memprediksi perubahan return perusahaan non eksportir selama periode

2003-2006.

IV.4. Analisa Pengaruh Nilai Tukar

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 16: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

59

IV.4.1 Pengaruh Nilai Tukar terhadap Net Income

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat pengaruh yang

signifikan dari perubahan nilai tukar mata uang terhadap net income perusahaan

manufaktur baik eksportir maupun non eksportir. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas F-

stat yang sama dengan nol (lebih kecil dari α = 0,05). Selain itu juga terlihat dari

signifikannya nilai probabilitas t-stat dari variabel kurs Dolar AS dan Yen untuk

perusahaan eksportir serta variabel kurs Yen dan Euro pada perusahaan non eksportir.

Hal ini berarti bahwa perubahan nilai tukar mata uang berpengaruh terhadap net

income perusahaan manufaktur baik pada perusahaan eksportir maupun non eksportir.

Pengaruhnya (negatif atau positif) terhadap net income berbeda-beda untuk setiap mata

uang. Kurs Yen berpengaruh negatif pada net income perusahaan manufaktur baik

eksportir maupun non eksportir artinya jika nilai tukar Rupiah terhadap Yen mengalami

pelemahan (depresiasi) maka akan menurunkan net income perusahaan manufaktur. Net

income merupakan proxi dari profitabilitas perusahaan, sehingga dapat dikatakan

perubahan nilai tukar Yen berpengaruh negatif pada net income perusahaan manufaktur.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cristopher F Baum yang menyatakan

bahwa profitabilitas perusahaan dipengaruhi secara negatif oleh perubahan nilai tukar.

Kurs Dolar AS berpengaruh positif pada net income perusahaan eksportir artinya jika nilai

tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami pelemahan (depresiasi) maka akan

meningkatkan net income perusahaan eksportir. Hal ini juga sesuai dengan penelitian

Bodnar (2000) bahwa depresiasi dari nilai tukar domestik akan meningkatkan profit

perusahaan eksportir. Sedangkan kurs Euro berpengaruh positif pada net income

perusahaan non eksportir artinya jika nilai tukar rupiah terhadap Euro mengalami

pelemahan (depresiasi) maka akan meningkatkan net income perusahaan non eksportir.

Menurut teori ekonomi klasik, hal ini kemungkinan dikarenakan depresiasi membawa

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 17: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

60

dampak pada perusahaan manufaktur untuk lebih kompetitif dalam meningkatkan pangsa

pasarnya sehingga meningkatkan profit perusahaan.

Menurut teori Portfolio Balance dan Balance of Payment (Shapiro, 1996), pada

perusahaan yang berorientasi ekspor, dengan adanya depresiasi mata uang rupiah

perusahaan akan mendapatkan keuntungan karena pendapatan yang berasal dari luar negeri

akan menjadi lebih besar jika ditukarkan dengan rupiah. Sehingga laba perusahaan

eksportir akan meningkat. Sedangkan untuk perusahaan non eksportir, melemahnya mata

uang rupiah akan melemahkan daya beli masyarakat domestik yang berakibat pada

penurunan pendapatan perusahaan dan pada akhirnya menurunkan laba perusahaan.

IV.4.2. Pengaruh Nilai Tukar terhadap Return Saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari

perubahan nilai tukar mata uang terhadap return saham perusahaan eksportir selama

periode 2003-2006. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas F-stat yang lebih besar dari 0,05

yakni 0,140935. Selain itu juga terlihat dengan tidak signifikannya nilai probabilitas t-stat

dari ketiga variabel kurs (USD, Euro dan Yen) terhadap return saham perusahaan

eksportir.

Sedangkan untuk perusahaan non eksportir, menunjukkan ada pengaruh yang

signifikan dari perubahan nilai tukar mata uang terhadap return saham perusahaan non

eksportir selama periode 2003-2006. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas F-stat yang

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00. Selain itu juga ditunjukkan dengan signifikannya nilai

probabilitas t-stat dari variabel Dolar AS terhadap return saham perusahaan non eksportir.

Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan nilai tukar (USD) berpengaruh negatif

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 18: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

61

terhadap return saham perusahaan non eksportir. Artinya jika nilai tukar Rupiah terhadap

Dolar AS mengalami pelemahan (depresiasi) maka akan menurunkan return saham

perusahaan non eksportir.

Hal ini menunjukkan bahwa pada perusahaan manufaktur di Indonesia, perubahan

nilai tukar hanya berpengaruh pada return saham perusahaan non eksportir. Sedangkan

pada perusahaan eksportir perubahan nilai tukar tidak mempengaruhi return saham. Hal ini

tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mao dan Kao (1990) serta Bortov dan

Bodnar (1992) yang mengatakan bahwa return perusahaan eksportir lebih sensitif terhadap

perubahan valuta asing dibandingkan perusahaan non eksportir. Hal ini kemungkinan

dikarenakan produk dari perusahaan eksportir manufaktur memiliki elastisitas harga sama

dengan nol. Artinya permintaan terhadap barang komoditas manufaktur Indonesia tidak

terpengaruh oleh harga sehingga jika terjadi perubahan nilai tukar yang berpengaruh pada

perubahan harga tidak akan mempengaruhi permintaan karena kemungkinan produk

manufaktur Indonesia sangat dibutuhkan atau tidak memiliki subtitusi yang lain. Ini berarti

perubahan nilai tukar tidak mempengaruhi net income perusahaan eksportir, yang

berakibat pada tidak terpengaruhnya harga dan return saham perusahaan eksportir. Namun

sejalan dengan penelitian Bartram (2007) bahwa setidaknya terdapat satu mata uang yang

mempengaruhi return saham perusahaan non eksportir. Melemahnya nilai tukar rupiah

akan menurunkan daya beli masyarakat domestik, sehingga pendapatan perusahaan non

eksportir akan menurun, yang berakibat pada penurunan harga saham dan akhirnya

menurunkan return saham perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa

perusahaan manufaktur non eksportir termasuk perusahaan importir karena masih

dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar.

IV.4.3. Hubungan antara variabel kurs US Dollar, Euro dan Yen dengan Net Income

Tabel 4.14

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 19: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

62

Hubungan Kurs dengan Net Income

Eksportir Non Eksportir

Variabel Resulted Sign t-test Coefficient Resulted Sign t-test Coefficient USD + 2.228522 4.257098 0 -0.907042 -1.021771EUR 0 1.127458 1.548616 + 4.589436 3.653233JPY - -2.517024 -3.712483 - -2.826662 -2.455091

Note: 0 : Tidak mempengaruhi net income + : Berhubungan positif dengan net income - : Berhubungan negatif dengan net income

Berdasarkan uji t-statistik dan uji arah pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa

kurs Dolar AS memiliki hubungan yang signifikan dan positif terhadap net income

perusahaan eksportir. Ini berarti jika nilai tukar rupiah terhadap dollar mengalami

depresiasi sebesar 1% maka akan meningkatkan net income perusahaan eksportir sebesar

4,257098. Sedangkan pada perusahaan non eksportir kurs Dolar AS tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan net income. Kurs Euro memiliki hubungan yang

signifikan dan positif dengan net income perusahaan non eksportir. Artinya jika nilai tukar

rupiah terhadap Euro mengalami depresiasi sebesar 1% maka akan meningkatkan net

income perusahaan non eksportir sebesar 1.548616. Sedangkan pada perusahaan non

eksportir kurs Euro tidak berhubungan signifikan. Kurs Yen memiliki hubungan yang

signifikan dan negatif terhadap net income perusahaan manufaktur baik eksportir dan non

eksportir. Ini berarti apabila nilai tukar rupiah terhadap Yen mengalami depresiasi sebesar

1% maka akan menurunkan net income perusahaan eksportir sebesar 3.712483 dan non

eksportir sebesar 2.455091. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mata uang yang paling

berpengaruh terhadap net income perusahaan eksportir manufaktur adalah Dolar AS.

Sedangkan pada perusahaan non eksportir mata uang yang paling berpengaruh terhadap net

income adalah Euro. Hal ini dikarenakan pengaruh dari perubahan nilai tukar tersebut pada

net income lebih besar dibanding mata uang yang lain.

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008

Page 20: BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN - lib.ui.ac.idlib.ui.ac.id/file?file=digital/123155-6048-Analisis pengaruh-Analisis.pdf · 46 IV.2.1.1. Regresi Net Income untuk Perusahaan Eksportir

63

Dolar AS, Yen dan Euro termasuk dalam hard currency yaitu mata uang yang

nilainya relatif stabil. Depresiasi dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Yen dan Euro

akan mempengaruhi harga barang ekspor dan impor. Jika barang yang diimpor

menggunakan denominasi ketiga mata uang tersebut dan merupakan barang yang dipakai

dalam proses produksi maka akan meningkatkan biaya produksi sehingga akan

menurunkan net income dari perusahaan manufaktur.

Depresiasi dari nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, Yen dan Euro secara tidak

langsung juga akan meningkatkan nilai ekspor perusahaan manufaktur dengan denominasi

ketiga mata uang tersebut. Hal ini karena produk manufaktur dari Indonesia menjadi lebih

murah dibanding produk asing sehingga masyarakat asing cenderung mengkonsumsi

produk manufaktur dari Indonesia.

IV.4.4 Hubungan antara variabel kurs US dollar, Euro dan Yen dengan Return

Saham

Tabel 4.15 Hubungan Kurs dengan Return

Eksportir Non Eksportir

Variabel Resulted Sign t-test Coefficient Resulted Sign t-test Coefficient USD 0 -1.744179 -0.676763 - -11.81493 -0.875485EUR 0 0.442737 0.115746 0 0.967692 0.050241JPY 0 0.048155 0.013832 0 -0.06902 -0.003927

Note: 0 : Tidak mempengaruhi return + : Berhubungan positif dengan return - : Berhubungan negatif dengan return

Berdasarkan tabel diatas, Kurs Euro dan Yen tidak memiliki hubungan yang

signifikan dengan return saham perusahaan manufaktur baik eksportir maupun non

eksportir. Hanya kurs Dolar AS yang memiliki hubungan signifikan dan negatif terhadap

return saham perusahaan non eksportir. Artinya jika nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS

Analisis pengaruh ..., Ainul Fitri, FE UI, 2008