BAB IV
-
Upload
adde-irianto -
Category
Documents
-
view
10 -
download
0
description
Transcript of BAB IV
28
BAB IV
PENGENALAN BATUAN METAMORF
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan
berdasarkan tekstur dan dari susunan kimia dan mineral(fasies metamorf) Mereka
terbentuk jauh dibawah permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan
diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi. Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu
lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan terbentuk terutama pada kontak
antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi.
Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan
pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu
dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.
Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh
proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan
batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas
atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses
isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang
mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa
melalui fase cair (Diktat Praktikum Petrologi, 2006).
IV. 1 Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau yang disebut juga dengan nama batuan malihan adalah
sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu
tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang
dinamakan metamorfosis atau perubahan bentuk. Batu gneis, batu sabak, batu
marmer dan batu skist merupakan beberapa contoh dari batuan metamorf.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Batuan Metamorf Kontak, adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma).
Contohnya batu kapur (gamping) menjadi marmer.
29
2. Batuan Metamorf Dinamo adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai
akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu
yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate).
3. Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis, adalah Batuan yang mengalami
metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma.
Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah perubahan
temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas (Huang, 1962).
Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab, antara lain
oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal.
Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau friksi selama
terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya
metamorfosa pada umumnya pada suhu 1500 C + 500C yang ditandai dengan
munculnya mineral-mineral Mg – carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite,
Prehnite atau Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum
terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan
asalnya (Bucher & Frey, 1994).
Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi
dasarnya. Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan
permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi
pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar
(Bucher & Frey, 1994).
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir
batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang
banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan
hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven
serta bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT,
1962).
30
IV.2 Klasifikasi Batuan Metamorf
Klasifikasi ini di tinjau dari unsur-unsur kimia yang terkandung di dalam
batuan metamorf yang akan mencirikan batuan asalnya. Berdasarkan komposisi
kimianya batuan metamorf terbagi menjadi 5 kelompok, yaitu :
1. Calcic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kalsik
(kaya unsur Al), umumnya terdiri atas batulempung dan serpih. Contoh:
batusabak dan Phyllite.
2. Quartz Feldsphatic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan unsur
kuarsa dan feldspar. Contoh : Gneiss
3. Calcareous Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit.
Contoh : Marmer
4. Basic Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semibasa dan
menengah, serta tufa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan
kandungan unsur K, Al, Fe, Mg.
5. Magnesia Metamorphic Rock
adalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang kaya akan Mg.
Contoh : serpentit, sekis.
IV.3 Cara Pemerian Batuan Metamorf
1. Warna
Beberapa ciri warna pada mineral yang penting :
a. Kwarsa berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
b. Mika apabila berwarna putih diberi nama muskovit,
bilaberwarnahitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya
belahanseperti lembaran-lembaran.
31
c. Feldspar apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas(bidang belah
tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu-abudiberi nama plagioklas
(belahan kristal kembar).
d. Karbonat biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama
mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk,
dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk
tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan
batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan metamorf :
a. Kristaloblastik : mineral-mineral batuan asal sudah mengalami kristalisasi
kristalisasi kembali pada waktu terjadi metamorfosa
b. Tekstur relik (sisa) : tekstur batuan metamorf yang masih terlihat tekstur
batuan asalnya. Secara umum penamaannya diawali dengan ‘blasto’,
misal,blastoporfiritik.
2. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.Macam-
macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam batuan tersebut,
antara lain dibedakan menjadi 2 macam :
a. Berfoliasi : bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan tersebut.
b. Non-foliasi: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran mineral-
mineral yang terdapat dalam batuan tersebut.
4. Komposisi Mineral pembentuk batuan
Komposisi mineral dalam batuan metamorf dapat dikelompokkan dalam dua
macam, yaitu : mineral yang tahan terhadap proses metamorfisme dan mineral baru
yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme. Contohnya;mineral
kwarsa adalah mineral yang sangat stabil dan mampu bertahan terhadap proses
32
metamorfisme sehingga kwarsa tetap hadir dalam batuan metamorf. Sedangkan
mineral lempung akan berubah menjadi mineral lain selama proses metamorfisme
sesuai dengan kondisinya yang baru. Mineral-mineral yang terdapat pada batuan
metamorf, antara lain : kwarsa, mika, feldspar, karbonat,mineral lempung.
(penuntun praktikum geologi dasar, 2013).
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain,
dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang
telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai
akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.
Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair,
dengan temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan
metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk
kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adalah proses yang
mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi
fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan
sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru
dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu
sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang
merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan
dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan
meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses
pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi (Endarto, 2005).
Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
a. Komposisi mineral batuan asal
33
b. Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
c. Pengaruh gaya tektonik
d. Pengaruh fluida
Pada pengklasifikasiannya berdasarkan struktur, batuan metamorf diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu :
a. Foliasi, struktur planar pada batuan metamorf sebagai akibat dari
pengaruh tekanan diferensial (berbeda) pada saat proses metamorfisme.
b. Non foliasi, struktur batuan metamorf yang tidak memperlihatkan
penjajaran mineral-mineral dalam batuan tersebut.
Jenis-jenis Metamorfisme
a. Metamorfisme kontak/termal :Metamorfisme oleh temperatur tinggi pada
intrusi magma atau ekstrusi lava.
b. Metamorfisme regional : Metamorfisme oleh kenaikan tekanan dan
temperatur yang sedang, dan terjadi pada daerah yang luas.
c. Metamorfisme Dinamik : Metamorfisme akibat tekanan diferensial yang
tinggi akibat pergerakan patahan lempeng.(Azhar, 2009).
Berbagai macam proses yang terjadi pada pembentukan batuan metamorf
mempengaruhi rupa atau bentuk batuan itu. Salah satunya adalah tekstur.Tekstur
pada batuan metamorf disebut dengan mineral metamorf yang terjadi karena
kristalnya tumbuh dalam suasana padat oleh karena itu disebut dengan blastos atau
blastik/idioblastik. Pada dasarnya tekstur pada batuan metamorf terbagi menjadi
karena proses rekristalisasi yaitu perubahan butiran halus menjadi kasar dan proses
reorientasi terbagi ke dalam skistositas atau foliansi terjadi oleh karena mineral
yang pipih atau membentang tersusun dalam bidang-bidang tertentu yakni bidang
sekistsis. Biang ini dapat searah dengan lapisan sedimen asalnya atau searah dengan
sumbu lipatannya.Kristal yang ukurannya besar disebut profiroblastik.Contohnya
yaitu dalam golangan metamorf dinamik, tak jarang batuan mengalami hancuran
yang fragmental sifatnya.(Lizza, 2009).
34
Contoh batuan metamorf :
Gambar 10. Contoh batuan sedimen (Sumber :http://Contoh-batuan-metamorf/2014/html)