BAB IV
-
Upload
billy-permana -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of BAB IV
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini di dapatkan sejumlah data volume
lalu lintas harian rata-rata, data CBR, data struktur jalan yang ada, data curah
hujan, data tinggi pertumbuhan lalu lintas, dan lain-lain, Kemudian data
tersebut dianalisa untuk mendapatkan desain tebal perkerasan dan pelebaran
jalan.
4.1 Analisa data lalu lintas
Dari data di dapatkan di lapangan, volume lalu lintas pada tahun 2013
Nilai SMP untuk berbagai jenis kendaraan pada Ruas Jalan (Tabel 2.1)
Tabel 4.1 LHR tahun 2013 ( awal umur rencana )
Jenis kendaraan LHR SMP LHR xFaktor
ekivalenKendaraan tidak bermotorSepeda motor, Scuter, dan roda 3Sedan, Jeep dan Station WargonOplet, Pickup oplet, Suburban, dan minibusPick-up, micro, Truk dan Mobil hantaranBus KecilBus BesarTruk 2 sumbuTruk 3 sumbuTruk semi trailer Total LHR 2013
259347146671110002891123168486238250
0,50,331,01,01,01,82,01,52,02,5
129,511455,62
6671110002891221,43367293764125
40886,52
57
- Dari data total LHR yang sudah di faktor ekivalenkan jalan yang ada termasuk
jalan Arteri
- Pertumbuhan lalu lintas (i) 6 % ( Direktorat Jenderal Bina Marga Propinsi
Kalimantan Selatan)
- Umur rencana yang di rencanakan adalah 10 tahun terhitung sejak tahun
2013-2023
LHR pada ahkir umur rencana di hitung dengan rumus :
LHRUR = LHR0
Tabel 4.2 LHR tahun 2023 ( akhir umur rencana )
Jenis kendaraan LHR SMP LHR xFaktor
ekivalenKendaraan tidak bermotorSepeda motor, Scuter, dan roda 3Sedan, Jeep dan Station WargonOplet, Pickup oplet, Suburban, dan minibusPick-up, micro, Truk dan Mobil hantaranBus KecilBus BesarTruk 2 sumbuTruk 3 sumbuTruk semi trailer TOTAL LHR 2023
463,82962167,4911946,7419699,325177,341220,274300,8628707,102684,10389,542
0,50,331,01,01,01,82,01,52,02,5
231,91420515,2711946,7419699,325177,341396,493601,72413060,651368,208223,85673221,53
58
4.2 Menentukan lintas ekivalen
Harga koefisien (C) untuk jalan dua jalur dua arah
( Tabel 2.8 koefisien distribusi kendaraan )
- untuk kendaraan ringan = 0,5
- untuk kendaraan berat = 0,5
Harga ekivalen beban sumbu kendaraan :
(Tabel 2.9 Angka ekivalen beban sumbu kendaraan)
- Kendaraan ringan ( 2 ton ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
- Bus kecil (8 ton ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
- Bus Besar (10 ton ) = 0,1410 + 0,1410 = 0,2820
- Truck 2 As (13 Ton) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
- Truck 3 As (20 ton) = 0,2923 + 07452 = 1,0375
- Truck Semi Trailler ( 40 ton ) = 0,2923 + 0,7453 + 0,1940 = 1,2314
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Di hitung Dengan rumus :
Contoh perhitungan (mobil penumpang) :
*Mendapatkan 20562 dari jumlah mobil penumpang 6671+11000+2891
LEP = 20562 x 0,5 x 0,0004 = 4,112
59
Narasi sehingga perhitungan yang lainnya di wakilkan pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 lintas Ekivalen permulaan
Jenis Kendaraan LEPMobil Penumpang 4,1124Bus kecil 9,797Bus Besar 23,688Truck Ringan 2588,529Truck Berat 198,163Truck Semi Trailer 30,785Jumlah 2855,074
Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
LEA di hitung dengan rumus :
Contoh perhitungan ( mobil penumpang )
*Mendapatkan 20562 dari jumlah mobil penumpng 6671+11000+2891
LEA = 20562 x (1+6%)^10 x 0,5 x 0,0004 = 7,364
Narasi sehingga perhitungan yang lainnya di wakilkan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Lintas Ekivalen Akhir
Jenis Kendaraan LEAMobil penumpang 7,365
Bus Kecil 17,549
60
Tabel 4.4 Lintas Ekivalen Akhir ( Sambungan )
Bus Besar 42,422Truck Ringan 4635,661Truck Berat 354,879Truck Semi Trailer 55,131Jumlah 5113,002
Lintas ekivalen Tengah (LET)
Dihitung dengan rumus
LET = (2855,074+5113,002)/ 2
= 3984,038
Lintas Ekivalen Rencana (LER)
LER di hitung dengan rumus :
LER = LET x FR
FP = UR/10
Dimana : FR = UR / 10 = 10 / 10 = 1
Maka : LER = 3984,038/ 1 = 3984,038
61
4.3 Analisa Data CBR
4.3.1 Data CBR Sub Grade untuk peningkatan jalan
Dengan surpe DCP maka kita mendapat daya dukung tanah dasar yang
didasari untuk mendapatkan data CBR tanah, maka CBR tersebut di buat
Grafik CBR rata- rata sub grade jalan lama pada (Tabel 4.5) Nilai CBR.
Narasi Data CBR didapatkan melalui surpey DCP di lapangan dilihat
pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Nilai CBR yang mewakili
CBR JUMLAH YANG SAMA ATAU LEBIH BESAR
% YANG SAMA ATAU LEBIH BESAR
11,8
19,0
20,1
20,1
24,0
5
4
3
-
1
5/5 X 100% = 100 %
4/5 X 100% = 80 %
3/5 X 100% = 60 %
-
1/5 X 100% = 20 %
62
Gambar 4.1 Grafik CBR rata- rata sub grade jalan lama
Dari grafik di dapat CBR rata-rata sub grade jalan lama adalah 14,7
4.4 Tabel Lapis Tambahan
Narasi di dapat data hujan dari tahun 2004 hingga 2010 hingga mendapat
rata- ratanya
Tabel 4.5 Data Hujan
BulananCurah hujan (mm)
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Januari 626,10 249 362,60 241,60 221,70 351,1 361,6Februari 375,10 290 345,90 329,00 242,00 154 232,9Maret 303,00 357 294,80 482,00 419,40 175,3 347,1April 126,90 221 219,30 329,60 228,50 267 246,7Mei 228,00 199 72,50 235,30 140,20 211,2 154,1Juni 80,00 189 188,20 170,90 170,10 38,7 302,8Juli 90,10 72 24,70 229,30 225,10 69,5 179
Tabel 4.5 Data Hujan (Sambungan)
63
Agustus - 34 4,60 54,80 157,60 25,1 280,3September 32,60 15 2,90 30,10 127,50 21 334
Oktober 51,70 211 16,50 62,40 208,80 146,2 258,1Nopember 289,60 233 155,60 161,90 300,20 345,9 303
Desember 415,00 264 408,40 255,00 427,20 171,6 320,4
Total 2,618,10 2,334 2,096,00 2,581,90 2,868,30 1976,6 3320Rata - rata 2542,13
Menentukan factor regional (FR)
- Kelandaian < 6% ( dilihat pada gambar kelandaian di lapangan)
- Persen kendaraan berat = (29301,4) / 40886,52 x 100% = 0.717% <30 %
- Curah Hujan = 2542,13 mm/ tahun
- Dari Tabel 2.10 Faktor Regional, di peroleh FR = 1,5
2. Kolerasi CBR dengan DDT
Dari data yang diperoleh didapat CBR = 14,7, dengan demikian harga
CBR tersebut dapat dikorelasikan dengan DDT = 6,6
64
DDT =6,6
Gambar 2.7 korelasi antara CBR dengan DDT
3. Menentukan indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP) dan indeks
permukaan pada awal umur rencana (IP0) , Karena :
LER 10 tahun = 3984,038
Klasifikasi jalan = Arteri
Jenis Perkerasan = Laston
Maka dari ( Tabel 2.11 ) indeks permukaan akhir rencana, di peroleh IPt 2,5
Dari Tabel 2,12 indeks permukaan awal umur rencana, diperoleh
IP0 = 3,9-3,5
4. Menentukan Harga Indeks tebal Perkerasan (ITP)
Dari perhitungan sebelumnya
65
CBR = 14,7
DDT = 6,6
FR = 1,5
LER = 3984,038
Untuk indeks permukaan awal umur rencana (IP0) disesuaikan dengan
jenis material perkerasan yang akan di gunakan, lapisan yang di gunakan
adalah LASTON dengan kekerasan >1000 mm/km, didapatkan IPt 2,5
& IP0 3,9 – 3,5 dilihat pada Tabel 2.11 dan Tabel 2.12
Dari nilai di atas dapat di tentukan nomogram yang akan digunakan
nomogram 2 (Gambar 2,9), di dapatkan nilai ITP = 12,8 dan ITP =12,5
ITP = 8,3
ITP = 7,8
Gambar 2.9 Nomogram 2 untuk IPt = 2,5 dan IPo = 3,9 – 3,5
5. Menentukan Tebal Perkerasan
66
a. Koefisien kekuatan relative (a)
Setiap lapisan perkerasan memiliki koefisien kekuatan relative yang
ditentukan berdasarkan ( Tabel 2.13 koefisien kekuatan relatif )
- Lapisan surface (a1) = Laston ( Lapis Antara ) = 0,344
- Lapisan Base (a2) = Agregat Kelas A = 0,135
- Lapisan Sub base (a3) = Agregat Kelas B = 0,125
b, Menentukan prosentase kekuatan jalan lama
Diketahui : D1( AC-BC ) = 6 cm, D2=15 cm, D3=20 cm
ditinjau dari kerusakan dominan di lapangan retak halus 9,1 % dari 100 %
keseluruhan sehingga pada perencanaan ini di gunakan prosentase kekuatan
jalan lama untuk perencanaan adalah 90%
c, Kekuatan jalan lama
- Laston ( AC-BC ) 6 cm = 90% x 6 x 0,344 = 1,858
- Agregat Kelas A 15 cm = 100 % x 15 x 0,135 = 2,025
- Agregat Kelas B 20 cm = 100 % x 20 x 0,125 = 2,5
ITP sisa = 6,383
d, Tebal Lapis tambahan (D1)
67
Diketahui : AC-WC (a’)= 0,400 AC-BC (a)= 0,344
ΔITP = ITP Nomogram – ITP sisa = 8,3 - 6,38 = 1,92
Rumus ΔITP = a1 . D1+ a1’ . D1’
1,92 = (a1 x D1 ) + (a1’ x D1’)
1,92 = (0,344 x 6) + (0,400 x D1’)
d1’ = 0,36 cm ( kesimpulan 0,36 cm < 4 cm dalam table 2.15 nominal
minimum campuran beraspal maka di ambil tebal lapisan 4 cm)
Laston (AC-WC) = 4 cm
Laston (AC-BC) = 6 cm
Agregat Kelas A = 15 cm
Agregat Kelas B = 20 cm
Gambar 4,3 Penampang melintang setelah peningkatan Jalan lama
e, Menentukan prosentase kekuatan jalan baru pelebaran
diketahui
68
ITP = 8,3
a1(Lapis Antara) = 0,344 ( diambil dari tabel 2.13 )
D1(AC-BC) = 6 cm (di ambil pada tebal minimum pada Tabel 2.15)
a2 (Agregat Kelas A) = 0,135 (diambil dari Tabel 2.13)
D2 = 15 cm (diambil pada Tabel 2.14)
a3 (Agregat Kelas B) = 0,125 (di ambil pada Tabel 2.13)
Dit = D3 ? Menggunakan rumus
8,3 = 0,344 . 6 + 0,135 . 15 + 0,125 . d3
8,3 = 2,064 + 2,025 + 0,125 . d3
8,3 – 4,089 = 0,125 . d3
d3 = 4,211 / 0,125 = 33,688 cm
f. Tebal Lapis tambahan (d1’)
Diketahui : AC-WC (a’)= 0,400 AC-BC (a)= 0,344
Rumus ΔITP = a1 . D1+ a1’ . D1’
8,3 = 0,344 . 6 + 0,400 . D’
69
8,3 = 2,064 + 0,400 . D’
8,3 – 2,064 = 0,400 . D’
D’ = 16 cm
Laston (AC-WC) = 16 cm
Laston (AC-BC) = 6 cm
Agregat Kelas A = 15 cm
Agregat Kelas B = 30 cm
Gambar 4.4 Penampang melintang setelah peningkatan Jalan Baru
E, menentukan Lebar jalur dan bahu jalan
Menentukan lebar jalur dan bahu jalan di tentukan melalui perhitungan LHR
dan kelas jalan melalui (Tabel 2.5) penentuan lebar jalur dan bahu jalan,
Dari Total LHR sebanyak 60861 dan merupakan jalan arteri,
Maka dapat di ketahui lebar jalur dan lebar bahu yang ideal
70
Karena 60861 ˃ 25000 , Maka :
- lebar jalur dapat di gunakan rumus 2n x 3,5*) = 2x2x3,5= 14 m (dalam 2 arah
2 jalur)
- Lebar bahu 2,5 m
Dimana *) = 2 jalur terbagi, masing-masing n x 3,5 m, di mana n = jumlah
lajur per jalur
- Jadi Lebar Jalur yang di gunakan 14 m (dalam 2 arah 2 jalur) dan bahu jalan
2,5 m
4.5 Pembahasan
4.5.1 Peningkatan jalan
Untuk meningkatkan standar pelayanan pada jalan liaanggang-
martapura terutama pada A.Yani km 29 + 165 Sampai A. Yani Km 31 + 165
yang memiliki volume lalu lintas yang cukup tinggi yaitu 40886,52
Kendaraan/ hari/ 2 arah/ 2 jalur, untuk itu di perlukan pelapisan tambahan
pada jalan lama yaitu D1 Laston (AC-BC) = 6 cm dan D1’ Laston (AC-WC)
= 4 cm dan untuk jalan baru atau pelebaran Laston (AC-BC) = 6 cm Laston
(AC-WC) = 16 cm , Agregat Kelas A = 15 cm, Agregat Kelas B = 30 cm
dapat melayani beban kendaraan sampai 10 tahun.
4.5.2 Beda Tebal Lapis Perkerasan71
Pada menganalisis jalan liaanggang-martapura terutama pada A.Yani
km 29 + 165 Sampai A. Yani Km 31 + 165 didapat hasil perencanaan tebal
lapis berbeda dan lebih tebal dibandingkan tebal lapis yang ada. Perbedaan ini
disebabkan oleh metode dan perhitungan yang berbeda dalam merencanakan
jalan tersebut.
72