BAB IV

23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam menyelesaikan tugas akhir ini di dapatkan sejumlah data volume lalu lintas harian rata-rata, data CBR, data struktur jalan yang ada, data curah hujan, data tinggi pertumbuhan lalu lintas, dan lain-lain, Kemudian data tersebut dianalisa untuk mendapatkan desain tebal perkerasan dan pelebaran jalan. 4.1 Analisa data lalu lintas Dari data di dapatkan di lapangan, volume lalu lintas pada tahun 2013 Nilai SMP untuk berbagai jenis kendaraan pada Ruas Jalan (Tabel 2.1) Tabel 4.1 LHR tahun 2013 ( awal umur rencana ) Jenis kendaraan LHR SMP LHR x 57

description

perhitungan lentur

Transcript of BAB IV

Page 1: BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini di dapatkan sejumlah data volume

lalu lintas harian rata-rata, data CBR, data struktur jalan yang ada, data curah

hujan, data tinggi pertumbuhan lalu lintas, dan lain-lain, Kemudian data

tersebut dianalisa untuk mendapatkan desain tebal perkerasan dan pelebaran

jalan.

4.1 Analisa data lalu lintas

Dari data di dapatkan di lapangan, volume lalu lintas pada tahun 2013

Nilai SMP untuk berbagai jenis kendaraan pada Ruas Jalan (Tabel 2.1)

Tabel 4.1 LHR tahun 2013 ( awal umur rencana )

Jenis kendaraan LHR SMP LHR xFaktor

ekivalenKendaraan tidak bermotorSepeda motor, Scuter, dan roda 3Sedan, Jeep dan Station WargonOplet, Pickup oplet, Suburban, dan minibusPick-up, micro, Truk dan Mobil hantaranBus KecilBus BesarTruk 2 sumbuTruk 3 sumbuTruk semi trailer Total LHR 2013

259347146671110002891123168486238250

0,50,331,01,01,01,82,01,52,02,5

129,511455,62

6671110002891221,43367293764125

40886,52

57

Page 2: BAB IV

- Dari data total LHR yang sudah di faktor ekivalenkan jalan yang ada termasuk

jalan Arteri

- Pertumbuhan lalu lintas (i) 6 % ( Direktorat Jenderal Bina Marga Propinsi

Kalimantan Selatan)

- Umur rencana yang di rencanakan adalah 10 tahun terhitung sejak tahun

2013-2023

LHR pada ahkir umur rencana di hitung dengan rumus :

LHRUR = LHR0

Tabel 4.2 LHR tahun 2023 ( akhir umur rencana )

Jenis kendaraan LHR SMP LHR xFaktor

ekivalenKendaraan tidak bermotorSepeda motor, Scuter, dan roda 3Sedan, Jeep dan Station WargonOplet, Pickup oplet, Suburban, dan minibusPick-up, micro, Truk dan Mobil hantaranBus KecilBus BesarTruk 2 sumbuTruk 3 sumbuTruk semi trailer TOTAL LHR 2023

463,82962167,4911946,7419699,325177,341220,274300,8628707,102684,10389,542

0,50,331,01,01,01,82,01,52,02,5

231,91420515,2711946,7419699,325177,341396,493601,72413060,651368,208223,85673221,53

58

Page 3: BAB IV

4.2 Menentukan lintas ekivalen

Harga koefisien (C) untuk jalan dua jalur dua arah

( Tabel 2.8 koefisien distribusi kendaraan )

- untuk kendaraan ringan = 0,5

- untuk kendaraan berat = 0,5

Harga ekivalen beban sumbu kendaraan :

(Tabel 2.9 Angka ekivalen beban sumbu kendaraan)

- Kendaraan ringan ( 2 ton ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004

- Bus kecil (8 ton ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593

- Bus Besar (10 ton ) = 0,1410 + 0,1410 = 0,2820

- Truck 2 As (13 Ton) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648

- Truck 3 As (20 ton) = 0,2923 + 07452 = 1,0375

- Truck Semi Trailler ( 40 ton ) = 0,2923 + 0,7453 + 0,1940 = 1,2314

Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

Di hitung Dengan rumus :

Contoh perhitungan (mobil penumpang) :

*Mendapatkan 20562 dari jumlah mobil penumpang 6671+11000+2891

LEP = 20562 x 0,5 x 0,0004 = 4,112

59

Page 4: BAB IV

Narasi sehingga perhitungan yang lainnya di wakilkan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 lintas Ekivalen permulaan

Jenis Kendaraan LEPMobil Penumpang 4,1124Bus kecil 9,797Bus Besar 23,688Truck Ringan 2588,529Truck Berat 198,163Truck Semi Trailer 30,785Jumlah 2855,074

Lintas Ekivalen Akhir (LEA)

LEA di hitung dengan rumus :

Contoh perhitungan ( mobil penumpang )

*Mendapatkan 20562 dari jumlah mobil penumpng 6671+11000+2891

LEA = 20562 x (1+6%)^10 x 0,5 x 0,0004 = 7,364

Narasi sehingga perhitungan yang lainnya di wakilkan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Lintas Ekivalen Akhir

Jenis Kendaraan LEAMobil penumpang 7,365

Bus Kecil 17,549

60

Page 5: BAB IV

Tabel 4.4 Lintas Ekivalen Akhir ( Sambungan )

Bus Besar 42,422Truck Ringan 4635,661Truck Berat 354,879Truck Semi Trailer 55,131Jumlah 5113,002

Lintas ekivalen Tengah (LET)

Dihitung dengan rumus

LET = (2855,074+5113,002)/ 2

= 3984,038

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

LER di hitung dengan rumus :

LER = LET x FR

FP = UR/10

Dimana : FR = UR / 10 = 10 / 10 = 1

Maka : LER = 3984,038/ 1 = 3984,038

61

Page 6: BAB IV

4.3 Analisa Data CBR

4.3.1 Data CBR Sub Grade untuk peningkatan jalan

Dengan surpe DCP maka kita mendapat daya dukung tanah dasar yang

didasari untuk mendapatkan data CBR tanah, maka CBR tersebut di buat

Grafik CBR rata- rata sub grade jalan lama pada (Tabel 4.5) Nilai CBR.

Narasi Data CBR didapatkan melalui surpey DCP di lapangan dilihat

pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Nilai CBR yang mewakili

CBR JUMLAH YANG SAMA ATAU LEBIH BESAR

% YANG SAMA ATAU LEBIH BESAR

11,8

19,0

20,1

20,1

24,0

5

4

3

-

1

5/5 X 100% = 100 %

4/5 X 100% = 80 %

3/5 X 100% = 60 %

-

1/5 X 100% = 20 %

62

Page 7: BAB IV

Gambar 4.1 Grafik CBR rata- rata sub grade jalan lama

Dari grafik di dapat CBR rata-rata sub grade jalan lama adalah 14,7

4.4 Tabel Lapis Tambahan

Narasi di dapat data hujan dari tahun 2004 hingga 2010 hingga mendapat

rata- ratanya

Tabel 4.5 Data Hujan

BulananCurah hujan (mm)

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Januari 626,10 249 362,60 241,60 221,70 351,1 361,6Februari 375,10 290 345,90 329,00 242,00 154 232,9Maret 303,00 357 294,80 482,00 419,40 175,3 347,1April 126,90 221 219,30 329,60 228,50 267 246,7Mei 228,00 199 72,50 235,30 140,20 211,2 154,1Juni 80,00 189 188,20 170,90 170,10 38,7 302,8Juli 90,10 72 24,70 229,30 225,10 69,5 179

Tabel 4.5 Data Hujan (Sambungan)

63

Page 8: BAB IV

Agustus - 34 4,60 54,80 157,60 25,1 280,3September 32,60 15 2,90 30,10 127,50 21 334

Oktober 51,70 211 16,50 62,40 208,80 146,2 258,1Nopember 289,60 233 155,60 161,90 300,20 345,9 303

Desember 415,00 264 408,40 255,00 427,20 171,6 320,4

Total 2,618,10 2,334 2,096,00 2,581,90 2,868,30 1976,6 3320Rata - rata 2542,13

Menentukan factor regional (FR)

- Kelandaian < 6% ( dilihat pada gambar kelandaian di lapangan)

- Persen kendaraan berat = (29301,4) / 40886,52 x 100% = 0.717% <30 %

- Curah Hujan = 2542,13 mm/ tahun

- Dari Tabel 2.10 Faktor Regional, di peroleh FR = 1,5

2. Kolerasi CBR dengan DDT

Dari data yang diperoleh didapat CBR = 14,7, dengan demikian harga

CBR tersebut dapat dikorelasikan dengan DDT = 6,6

64

Page 9: BAB IV

DDT =6,6

Gambar 2.7 korelasi antara CBR dengan DDT

3. Menentukan indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP) dan indeks

permukaan pada awal umur rencana (IP0) , Karena :

LER 10 tahun = 3984,038

Klasifikasi jalan = Arteri

Jenis Perkerasan = Laston

Maka dari ( Tabel 2.11 ) indeks permukaan akhir rencana, di peroleh IPt 2,5

Dari Tabel 2,12 indeks permukaan awal umur rencana, diperoleh

IP0 = 3,9-3,5

4. Menentukan Harga Indeks tebal Perkerasan (ITP)

Dari perhitungan sebelumnya

65

Page 10: BAB IV

CBR = 14,7

DDT = 6,6

FR = 1,5

LER = 3984,038

Untuk indeks permukaan awal umur rencana (IP0) disesuaikan dengan

jenis material perkerasan yang akan di gunakan, lapisan yang di gunakan

adalah LASTON dengan kekerasan >1000 mm/km, didapatkan IPt 2,5

& IP0 3,9 – 3,5 dilihat pada Tabel 2.11 dan Tabel 2.12

Dari nilai di atas dapat di tentukan nomogram yang akan digunakan

nomogram 2 (Gambar 2,9), di dapatkan nilai ITP = 12,8 dan ITP =12,5

ITP = 8,3

ITP = 7,8

Gambar 2.9 Nomogram 2 untuk IPt = 2,5 dan IPo = 3,9 – 3,5

5. Menentukan Tebal Perkerasan

66

Page 11: BAB IV

a. Koefisien kekuatan relative (a)

Setiap lapisan perkerasan memiliki koefisien kekuatan relative yang

ditentukan berdasarkan ( Tabel 2.13 koefisien kekuatan relatif )

- Lapisan surface (a1) = Laston ( Lapis Antara ) = 0,344

- Lapisan Base (a2) = Agregat Kelas A = 0,135

- Lapisan Sub base (a3) = Agregat Kelas B = 0,125

b, Menentukan prosentase kekuatan jalan lama

Diketahui : D1( AC-BC ) = 6 cm, D2=15 cm, D3=20 cm

ditinjau dari kerusakan dominan di lapangan retak halus 9,1 % dari 100 %

keseluruhan sehingga pada perencanaan ini di gunakan prosentase kekuatan

jalan lama untuk perencanaan adalah 90%

c, Kekuatan jalan lama

- Laston ( AC-BC ) 6 cm = 90% x 6 x 0,344 = 1,858

- Agregat Kelas A 15 cm = 100 % x 15 x 0,135 = 2,025

- Agregat Kelas B 20 cm = 100 % x 20 x 0,125 = 2,5

ITP sisa = 6,383

d, Tebal Lapis tambahan (D1)

67

Page 12: BAB IV

Diketahui : AC-WC (a’)= 0,400 AC-BC (a)= 0,344

ΔITP = ITP Nomogram – ITP sisa = 8,3 - 6,38 = 1,92

Rumus ΔITP = a1 . D1+ a1’ . D1’

1,92 = (a1 x D1 ) + (a1’ x D1’)

1,92 = (0,344 x 6) + (0,400 x D1’)

d1’ = 0,36 cm ( kesimpulan 0,36 cm < 4 cm dalam table 2.15 nominal

minimum campuran beraspal maka di ambil tebal lapisan 4 cm)

Laston (AC-WC) = 4 cm

Laston (AC-BC) = 6 cm

Agregat Kelas A = 15 cm

Agregat Kelas B = 20 cm

Gambar 4,3 Penampang melintang setelah peningkatan Jalan lama

e, Menentukan prosentase kekuatan jalan baru pelebaran

diketahui

68

Page 13: BAB IV

ITP = 8,3

a1(Lapis Antara) = 0,344 ( diambil dari tabel 2.13 )

D1(AC-BC) = 6 cm (di ambil pada tebal minimum pada Tabel 2.15)

a2 (Agregat Kelas A) = 0,135 (diambil dari Tabel 2.13)

D2 = 15 cm (diambil pada Tabel 2.14)

a3 (Agregat Kelas B) = 0,125 (di ambil pada Tabel 2.13)

Dit = D3 ? Menggunakan rumus

8,3 = 0,344 . 6 + 0,135 . 15 + 0,125 . d3

8,3 = 2,064 + 2,025 + 0,125 . d3

8,3 – 4,089 = 0,125 . d3

d3 = 4,211 / 0,125 = 33,688 cm

f. Tebal Lapis tambahan (d1’)

Diketahui : AC-WC (a’)= 0,400 AC-BC (a)= 0,344

Rumus ΔITP = a1 . D1+ a1’ . D1’

8,3 = 0,344 . 6 + 0,400 . D’

69

Page 14: BAB IV

8,3 = 2,064 + 0,400 . D’

8,3 – 2,064 = 0,400 . D’

D’ = 16 cm

Laston (AC-WC) = 16 cm

Laston (AC-BC) = 6 cm

Agregat Kelas A = 15 cm

Agregat Kelas B = 30 cm

Gambar 4.4 Penampang melintang setelah peningkatan Jalan Baru

E, menentukan Lebar jalur dan bahu jalan

Menentukan lebar jalur dan bahu jalan di tentukan melalui perhitungan LHR

dan kelas jalan melalui (Tabel 2.5) penentuan lebar jalur dan bahu jalan,

Dari Total LHR sebanyak 60861 dan merupakan jalan arteri,

Maka dapat di ketahui lebar jalur dan lebar bahu yang ideal

70

Page 15: BAB IV

Karena 60861 ˃ 25000 , Maka :

- lebar jalur dapat di gunakan rumus 2n x 3,5*) = 2x2x3,5= 14 m (dalam 2 arah

2 jalur)

- Lebar bahu 2,5 m

Dimana *) = 2 jalur terbagi, masing-masing n x 3,5 m, di mana n = jumlah

lajur per jalur

- Jadi Lebar Jalur yang di gunakan 14 m (dalam 2 arah 2 jalur) dan bahu jalan

2,5 m

4.5 Pembahasan

4.5.1 Peningkatan jalan

Untuk meningkatkan standar pelayanan pada jalan liaanggang-

martapura terutama pada A.Yani km 29 + 165 Sampai A. Yani Km 31 + 165

yang memiliki volume lalu lintas yang cukup tinggi yaitu 40886,52

Kendaraan/ hari/ 2 arah/ 2 jalur, untuk itu di perlukan pelapisan tambahan

pada jalan lama yaitu D1 Laston (AC-BC) = 6 cm dan D1’ Laston (AC-WC)

= 4 cm dan untuk jalan baru atau pelebaran Laston (AC-BC) = 6 cm Laston

(AC-WC) = 16 cm , Agregat Kelas A = 15 cm, Agregat Kelas B = 30 cm

dapat melayani beban kendaraan sampai 10 tahun.

4.5.2 Beda Tebal Lapis Perkerasan71

Page 16: BAB IV

Pada menganalisis jalan liaanggang-martapura terutama pada A.Yani

km 29 + 165 Sampai A. Yani Km 31 + 165 didapat hasil perencanaan tebal

lapis berbeda dan lebih tebal dibandingkan tebal lapis yang ada. Perbedaan ini

disebabkan oleh metode dan perhitungan yang berbeda dalam merencanakan

jalan tersebut.

72