BAB IV
description
Transcript of BAB IV
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Kasus
Diagnosis klinis pada pasien ini adalah diabetes mellitus tipe II dan
hipertensi grade II tidak terkontrol. Diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Berdasarkan anamnesis pasien menderita
hipertensi sejak tahun 2002 dan menderita DM tipe II sejak tahun 2008. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg. Pasien rutin control
ke puskesmas setiap 1 bulan sekali untuk mengambil obat dan untuk cek tensi
serta kadar gula darah. Pasien mengaku minum obat DM dan hipertensi teratur
setiap hari sesuai anjuran dokter puskesmas. Pada pemeriksaan penunjang, gula
darah sewaktu pasien 116 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar gula darah
pasien terkontrol, namun tekanan darah pasien tidak terkontrol. Salah satu
penyebab tekanan darah tidak terkontrol ini adalah pengaturan pola makan yang
kurang sehat.
Illness merupakan keadaan sakit yang dirasakan oleh manusia yang
didapat dari penyakit tersebut (bersifat subyektif). Illness terdiri dari beberapa
komponen, yaitu pemahaman terhadap penyakit (ide), akibat penyakit yang
dirasakan pasien terhadap fungsi hidupnya seperti pergaulan dan pekerjaan (efek
terhadap fungsi), perasaan, dan harapan.
Berikut adalah komponen illness dan hasil yang didapat dari pasien
terhadap penyakitnya:
52
Tabel 9. Komponen illness
No. Komponen Pasien
1 Ide Pasien memahami penyebab dan
komplikasi mengenai penyakit yang
diderita
2 Efek terhadap fungsi Fungsi sosial pasien cukup baik
3 Perasaan Pasien merasa khawatir situasi di rumah
memperparah penyakitnya
4 Harapan Pasien berharap penyakit yang diderita
dapat terkontrol
B. Analisis Kunjungan Rumah
1. Kondisi Pasien
Kunjungan ke rumah dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2014
pukul 15.00-17.00 WIB. Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 15
Agustus 2014 pukul 13.00-15.30 WIB. Pada saat kunjungan pertama,
pasien mengaku sudah meminum obat dari puskesmas sesuai dosis dan
petunjuk dokter. Keadaan umum pasien tampak baik. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 82x/menit, frekuensi
pernafasan 22x/menit, dan suhu 36,5˚C. Gula darah sewaktu 116 mg/dl.
Pada kunjungan kedua pasien mengaku sudah meminum obat dari
puskesmas. Pasien mengaku mulai mengatur jenis makanan dan pola
makan bagi kesehatannya setelah diberikan penjelasan yang disampaikan
pada hari pertama kunjungan.
2. Pekerjaan
Pasien berumur 47 tahun dengan pekerjaan sehari-sehari sebagai
ibu rumah tangga dan berjualan batik yang dipasarkan ke luar kota. Waktu
sehari-hari pasien digunakan untuk bersih-bersih rumah, menyapu,
memasak, merawat cucu keponakan, dan kadang-kadang mengambil
53
barang dagangan di pasar kemudian mengirimkannya ke luar kota melalui
jasa pengiriman barang. Penghasilan didapat dari berdagang batik sekitar
600rb – 2 jt tiap bulan. Pasien merasa penghasilannya cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup ia dan anak keduanya sehari-hari.
3. Keadaan Rumah
a) Lokasi
Rumah pasien terletak di Jl.Harjuna No. 6C Wirobrajan, Yogyakarta.
Rumah tersebut terletak di kawasan padat penduduk, rumah tersebut
merupakan rumah layak huni dengan cukup ventilasi udara.
Gambar 2. Peta rumah pasien
b) Kepemilikan
Rumah milik suami.
c) Kondisi rumah
Bangunan permanen, berdinding tembok, lantai keramik, atap dari
genting ada langit-langit, dan memiliki 2 lantai (bertingkat).
d) Luas
54
Rumah Ny. K
PKM Wirobrajan
Luas rumah 5 m x 12 m = 60 m2, jumlah penghuni dalam 1 rumah ada
dua orang.
e) Pembagian ruangan
Rumah terdiri atas satu ruang tamu, tiga kamar tidur, satu ruang
mencuci dan menjemur pakaian, satu gudang satu kamar mandi, dan
satu dapur.
f) Pencahayaan
Terdapat empat buah jendela di rumah pasien, dua di ruang tamu, dan
dua di beranda lantai atas. Terdapat empat ventilasi, satu di ruang tamu,
satu di dapur, satu di kamar mandi, dan satu di beranda lantai 2. Setiap
jendela dari kaca berukuran 50 x 100 cm. Cahaya yang masuk ke ruang
tamu, dapur, dan ruangan di lantai dua rumah pasien cukup.
Pencahayaan dan penerangan di ruang tidur terkesan kurang dan
lembab karena tiap kamar tidak memiliki jendela maupun ventilasi.
Pintu dan jendela ruang tamu sering dibuka, lantai dua rumah mendapat
pencahayaan dari pintu dan jendela yang sering dibuka serta dari ruang
menjemur pakaian yang terbuka tanpa genting rumah. Pasien jarang
menyalakan lampu pada siang hari, kecuali di ruang tidur. Pencahayaan
diukur dengan cara manual yaitu pemeriksa kemampuan membaca di
dalam ruangan tanpa menggunakan alat bantu penerangan. Terdapat
lampu yang dapat dinyalakan berwarna putih terang.
g) Kebersihan
Ruang tamu, dapur, dan ruang setrika kurang terawat. Kamar mandi
nampak bersih. Kamar pasien terkesan pengap dan banyak barang-
barang berserakan seperti baju dan perabotan. Kamar tidur di lantai atas
terlihat rapi dan bersih.
h) Sanitasi Dasar
- Sumber air bersih
Kebutuhan air untuk sehari – hari menggunakan air dari sumur
listrik. Jarak sumur dengan septic tank 11 m. Secara fisik air tidak
55
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Kesimpulannya adalah
sumber air bersih cukup baik.
- Jamban Keluarga
Pasien memiliki jamban keluarga di rumahnya berupa WC
jongkok/bentuk leher anga. Kondisi jamban mudah dibersihkan,
mudah diguyur, lokasinya terletak di dalam rumah, memiliki septic
tank yang tahan resapan.
- Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
Pasien memiliki bak kontrol yang berada di bawah lantai dapur.
Saluran air yang ada di depan rumah tertutup jalan, tidak bisa dinilai
lancar/tidaknya.
- Tempat sampah
Rumah pasien tidak disertai bak sampah. Sampah-sampah rumah
tangga dijadikan satu dalam karung untuk kemudia di buang ke
tempat pembuangan sampah yang berjarak 2 km dari rumah pasien.
i) Halaman
Rumah pasien tidak memiliki halaman.
j) Kepemilikan barang
Dalam rumah pasien terdapat satu buah tv di ruang tamu. Satu buah
kasur busa di tiap kamar tidur. Satu buah lemari di tiap kamar tidur.
Satu buah kompor gas dan seperangkat perlengkapan masak di dapur.
Satu buah kulkas dua pintu di dapur dan satu buah mesin cuci. Satu
buah bak penampungan air di kamar mandi dan satu buah sepeda
motor.
56
Denah rumah Ny. K
12 m
5 m
Lantai bawah rumah Ny. K Lantai atas rumah Ny. K
Keterangan :
: sumur listrik tertutup
: septic tank
: jamban leher angsa
C. Perangkat Penilaian Keluarga
Berikut adalah perangkat penilaian keluarga yang terdiri atas family
genogram; family map; family life cycle; family APGAR; family SCREEM;
identifikasi fungsi-fungsi keluarga; identifikasi pengetahuan, sikap, dan perilaku;
identifikasi masalah perilaku hidup bersih dan sehat.
57
Utara
Dapur
Kamar Mandi
Ruang Tidur Pasien
Tangga
Ruang Tamu Ruang Setrika
Ruang cuci & jemur
Gudang
Ruang Tidur II
Ruang Tidur III
Beranda
Tangga
1. Genogram (tanggal 12 Agustus 2014)
47
Keterangan :
B = Breadwinner = Laki-laki
C = Care giver = perempuan
D = Decision maker = meninggal
DM = Diabetes mellitus = pasien
HT = Hipertensi = tinggal serumah
J = Sakit jantung
P = Sakit Paru-paru
2. Family Map
Tn. D49
H A22 29
Ny. K47
Keterangan :
= fungsional
= disfungsional
= clear but negotiable boundaries
58
HT
J
DM
HT
PJ
B/D/CHT & DM
3. Family Life cycle
Menurut Carter & MCGoldrick, 1999 Tahap IV : keluarga dengan anak usia
dewasa (family with adolescent)
4. Family APGAR
Tabel 10. Family APGAR
Komponen Indikator
Hampir
Tidak
Pernah
Kadang-
kadang
Hampir
Selalu
Adaptation
Saya puas dengan keluarga
saya karena masing-masing
anggota keluarga sudah
menjalankan kewajiban sesuai
dengan seharusnya
Partnership
Saya puas dengan keluarga
saya karena dapat membantu
memberikan solusi terhadap
permasalahan yang saya hadapi
Growth
Saya puas dengan kebebasan
yang diberikan keluarga saya
untuk mengembangkan
kemampuan yang saya miliki
Affection
Saya puas dengan
kehangatan/kasih sayang yang
diberikan keluarga saya
Resolve
Saya puas dengan waktu yang
disediakan keluarga untuk
menjalin kebersamaan
TOTAL SKOR 0 4 2
59
Total Skor 6 Fungsi keluarga kurang sehat
Keterangan klasifikasi APGAR:
8 – 10 : fungsi keluarga sehat (high functional family)
4 – 7 : fungsi keluarga kurang sehat (moderate dysfunctional family)
0 – 3 : fungsi keluarga sakit (severe dysfunctional family)
5. Family SCREEM
Tabel 11. Family SCREEM
ASPEK SUMBER DAYA PATOLOGI
SOCIAL Interaksi pasien dengan
suaminya tidak baik.
Pasien hanya
menjalankan tugasnya
sebagai seorang istri,
namun tidak pernah
bercengkrama untuk
sekedar membicarakan
permasalahan hidup yang
sedang dihadapi.
CULTURAL . Pasien tidak
mempercayai
pengobatan-pengobatan
alternatif, tetapi meyakini
penggunaan obat atau
ramuan alami untuk
penyakitnya yang tidak
jelas kebenarannya
RELIGIUS Pasien dan kedua
anaknya adalah
penganut yang taat.
Sering beribadah ke
60
gereja dan mengikuti
pertemuan keagamaan.
Pasien meyakini bahwa
penyakitnya ini adalah
ujian dari Tuhannya
sehingga menambah
semangat ibadahnya
untuk lebih dekat
dengan Tuhannya.
ECONOMY Untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
tercukupi dari
penghasilan tiap bulan.
EDUCATION Pendidikan terakhir
pasien adalah tamat
SMP. Pasien belum
begitu banyak
mengetahui tentang
penyakitnya.
MEDICAL Jika sakit pasien
langsung ke puskesmas,
letaknya yang cukup
dekat dan aksesnya
mudah.
6. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti (nuclear family)
61
7. Indikator Rumah Sehat
Tabel 12. Indikator Rumah Sehat
No. Variabel SkorSkor Rumah Pasien
1. Lokasia. Tidak rawan banjir 3
b. Rawan banjir 1
2. Kepadatan Rumah
a. Tidak padat (> 8 m2/orang) 3
b. Padat (< 8 m2/orang) 1
3. Lantaia. Semen, ubin, keramik, kayu 3
b. Tanah 1
4. Pencahayaana. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
5. Ventilasia. Ada 3
b. Tidak ada 1
6. Air bersih
a. Air dari kemasan 3
b. Ledeng/PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindung 2
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
7. Pembuangan kotoran kakus
a. Leher angsa 3
b. Plengsengan 2
c. Cemplung/cubuk 2
d. Kolam ikan/sungai/kebun 1
62
e. Tidak ada 1
8. Septic tank
a. Jarak > 10 meter dari sumbu air
3
b. Lainnya 1
9. Kepemilikan WC
a. Sendiri 3
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
10. SPAL
a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
11. Saluran got
a. Mengalir lancer 3
b. Mengalir lambat 2
c. Tergenang 1
d. Tidak ada got 1
12. Pengelolaan sampah
a. Diangkut petugas 3
b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke kali 1
f. Dibuang sembarangan 1
g. Lainnya 1
13. Polusi udaraa. Tidak ada 3
b. Ada gangguan 1
14. Bahan bakar masak
a. Listrik, gas 3
b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/batu bara 1
TOTAL 39
Skor kategori rumah sehat: 39 (baik 35 – 42 atau > 83%)
63
Keterangan:
1) Jamban atau kakus sistem leher angsa: sistem ini sesuai untuk daerah yang
mudah mendapatkan air bersih. Pada jamban jenis ini tinja tidak langsung
jatuh ke lubang penampungan kotoran. Lubang pembuangan kotoran
dilengkapi dengan mangkokan seperti leher angsa. Bila pada mangkokan
tersebut dituangi air, pada bagian leher angsa akan tertinggal air yang
menggenang yang berfungsi sebagai penutup lubang.
2) Jamban atau kakus sistem plengsengan: sederhana yang didesain miring
sedemikian rupa sehingga kotoran dapat jatuh menuju tengki septic setelah
dikeluarkan, tetapi tangki septic tidak berada langsung di bawah pengguna
jamban.
3) Cemplung atau cebluk: jamban yang penampungnya berupa lubang yang
berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam
tandah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang dengan penutup agar
tidak bau
4) Penetapan skor kategoti rumah sehat adalah sebagai berikut:
a. Baik: skor 35 – 45 (>83%)
b. Sedang: skor 29 – 34 (69 – 83%)
c. Kurang: skor < 29 (< 69%)
8. Identifikasi Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
a. Pencegahan penyakit
Pasien mempunyai kesadaran yang rendah terhadap pencegahan penyakit
menular. Pasien jarang membersihkan rumah. Ventilasi dan pencahayaan
cukup sehingga rumah terkesan terang, namun kamar tidur terkesan
pengap dan gelap karena pencahayaan kurang. Pasien belum sepenuhnya
dapat mengikuti anjuran klinik gizi puskesmas. Pasien masih sering
mengonsumsi makanan berlemak seperti gorengan dan membeli makanan
yang belum jelas kebersihan dan kesehatannya.
64
b. Gizi keluarga
Pemenuhan gizi keluarga dapat dikatakan baik sesuai standar yang
ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan melalui 13 Pedoman Umum Gizi
Sehari-hari (PUGS).
Tabel 13. Pedoman Umum Gizi Sehari-hari (PUGS)
No.
PUGS Jawaban
Skor
1 Makan beraneka ragam makanan. Ya 1
2 Makan makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
Ya 1
3 Makan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ya 1
4 Batasi konsumsi lemak dan minyak seperempat dari kebutuhan energi.
Tidak 0
5 Gunakan garam beryodium Ya 1
6 Makanlah makanan sumber zat besi. Tidak 0
7 Berikan Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif) sampai bayi umur 6 bulan
- -
8 Biasakan makan pagi. Tidak 0
9 Minumlah air bersih dan aman yang cukup. Ya 1
10 Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur.
Ya 1
11 Hindari minum minuman berakohol. Ya 1
12 Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Tidak 0
13 Bacalah label pada makanan yang dikemas. Tidak 0
TOTAL 7
Interpretasi :
Nilai PUGS keluarga <60%
Keluarga tidak menerapkan pedoman umum gizi seimbang
65
c. Hygiene dan sanitasi lingkungan
Keadaan rumah pasien terasa kurang nyaman karena pencahayaan yang
masuk cukup,tetapi tata ruang yang kurang rapi dan perabotan rumah
berserakan. Kebersihan di lingkungan sekitar tempat tinggal pasien cukup,
dan tata rumah di lingkungan sekitar sangat sempit dan berdekatan.
d. Penggunaan pelayanan kesehatan
Pasien dan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas
dengan pembiayaan menggunakan Jaminan Kesehatan Kota yang hanya
menunjukkan Kartu Tanda Pengenal ketika berobat.
9. Identifikasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tabel 14. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
No. Indikator / Pertanyaan Jawaban Skor
1 Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan - -
2 Pemberian Asi eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan - -
3 Menimbang berat badan balita setiap bulan - -
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat
kesehatanYa 1
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya 1
6 Menggunakan jamban sehat Ya 1
7 Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di
rumah dan lingkungannya sekali semingguTidak 0
8 Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari Tidak 0
9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga Ya 1
10 Tidak Merokok Ya 1
66
Karena terdapat ≥1 jawaban Tidak, termasuk kategori tidak sehat
10. Pelaksanaan Program Pembinaan
Tabel 15. Pelaksanaan program pembinaan
Tanggal Kegiatan yang Dilakukan Hasil Kegiatan
12 – 8 –
2014
Anamnesis perjalanan penyakit,
pemeriksaan fisik, dan menilai
kondisi rumah
Mengetahui proses perjalanan
penyakit dan mengetahui kondisi
lingkungan rumah
15 – 8 –
2014
Follow up anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Konseling
dan edukasi pasien mengenai
penyakitnya dan lingkungan.
Menjelaskan pentingnya
modifikasi gaya hidup terutama
perbaikan pola dan jenis makan
serta kontrol terapi dan
pemeriksaan penunjang yang
teratur untuk evaluasi
pengobatan
Pasien memiliki keinginan untuk
memperbaiki pola makannya.
Keluarga lebih paham mengenai
DM dan hipertensi. Keluarga akan
lebih menjaga kebersihan
lingkungan, dan kesehatan makan
dan melakukan aktifitas fisik..
C. Diagnostik Holistik
Diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi primer grade 2 pada wanita pencari nafkah
dengan pola makan yang kurang sehat pada keluarga disfungsional sedang.
D. Management Komprehensif
1. Promotif
Melakukan edukasi mengenai penyakit diabetes mellitus dan hipertensi
seperti penyebab, faktor risiko, gejala, dan pengobatan kepada pasien dan
keluarga sehingga pemahaman pasien dan keluarga terhadap penyakit
67
yang diderita oleh pasien meningkat dengan harapan dapat meningkatkan
awareness pasien dan keluarga terhadap penyakit tersebut sehingga
manajemen komprehensif dapat berjalan dengan baik.
2. Preventif
Dapat dilakukan dengan pencegahan primer (mencegah munculnya
penyakit) dan pencegahan sekunder (mencegah terjadinya komplikasi dari
penyakit yang diderita). Tindakan pencegahan ini meliputi pola dan
konsumi makanan yang sesuai untuk penderita DM, olah raga yang sesuai
pada kondisi pasien seperti berjalan-jalan di pagi hari selama 30 menit 2
hari sekali. Selain itu pasien juga sebaiknya menggunakan alat pelindung
kaki dalam kegiatan sehari-harinya seperti pada saat menyapu halaman.
Selain itu pasien juga dapat melakukan senam kaki diabetic agar menjaga
kondisi kaki pasien tetap berkualitas. Metode konseling CEA untuk
mengetahui pemahaman pasien mengenai penyakitnya dan memperbaiki
mispersepsi pasien terhadap penyakitnya sehingga pasien dapat
mengontrol rasa khawatir yang berlebihan terhadap penyakit yang diderita
dan menyalurkannya ke kegiatan yang positif, serta membantu pasien
untuk lebih bisa mengontrol stressnya.
3. Kuratif
Manajemen yang dilakukan berupa pengobatan untuk pengontrolan gula
darah dan tekanan darah. Pemberian obat-obat DM dan hipertensi sesuai
dosis diikuti dengan evaluasi berupa pemeriksaan laboratorium dibutuhkan
untuk mencapai hasil yang optimal dan kontrol pengobatan perlu
dilakukan secara teratur dan disiplin. Pada pasien ini tidak diperlukan
pengelolaan paliatif dan rehabilitatif.
R/ Captopril tab 25 mg No XX
S/ 2 dd tab 1
R/ Hidrochlorthiazid tab 25 mg No. X
S/ 1 dd 1 ( pagi hari)
R/ Metformin tab 500 mg No. XX
68
S/ 2 dd tab 1 a.c (sebelum makan)
R/ Glimepiride tab 1 mg No.X
S/ 1 dd 1
69