BAB IV
-
Upload
eka-saputra -
Category
Documents
-
view
238 -
download
6
description
Transcript of BAB IV
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
perencanaan rancangan sistem ventilasi pada tambang bawah tanah PT. Allied
Indo Coal Jaya Sawahlunto, kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data.
4.1. Pengumpulan Data
Sebelum melakukan perhitungan terhadap rancangan sistem ventilasi,
terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini
berupa data primer dan data sekunder yang bersumber dari pengamatan langsung
di lapangan dan arsip perusahaan, adapun data-data tersebut berupa :
4.1.1. Data Primer
Jenis data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian terutama sistem ventilasi tambang bawah tanah. Data tersebut berupa
pengamatan aplikasi di lokasi penambangan dan pengukuran secara langsung,
data itu berupa; dimensi lubang bukaan, kandungan kadar gas dan pengotor.
A. Dimensi Lubang Bukaan
Metode penggalian lubang bukaan pada tambang bawah tanah PT. AICJ
ada dua cara yaitu : cara manual dan semi mekanis. Untuk penggalian lubang
maju utama saat ini masih menggunakan cara manual yaitu dengan alat beliung
dan diangkut menggunakan lori, untuk rencana lubang bukaan produksi (Tail-gate
& Main-gate) direncanakan menggunakan alat semi mekanis CoalPick dan
material diangkut menggunakan Belt conveyor. Dari hasil pengukuran di lapangan
55
56
diproleh data dimensi lubang bukaan. Hasil pengukuran dimensi lubang bukaan
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1Pengukuran Dimensi Lubang Bukaan
No. Kedalaman (m) Lebar atas (m) Lebar bawah (m) Tinggi (m)1 5 3,00 3,60 2,502 10 3,10 3,65 2,703 15 3,30 3,75 2,654 20 3.25 3,75 2,605 25 3,10 3,70 2.656 30 3,15 3,65 2.707 35 3,20 3,70 2,658 40 3,30 3,75 2,609 45 3,00 3,60 2,5510 50 3,30 3,75 2,6511 55 3,25 3,65 2,6512 60 3,10 3,70 2,7013 65 3,15 3,75 2,6014 70 3,35 3,75 2,6515 75 3,20 3,70 2,5516 80 3,30 3,75 2,6017 85 3,30 3,75 2,65
Rata-rata 3,20 3,70 2,62 Sumber : Data pengukuran dan pengamatan penulis
Dari hasil pengamatan terhadap geometri lubang bukaan PT. AICJ, maka
diketahui :
Gambar 4.1 Penampang Lubang Bukaan PT. AICJ
Lebar atas rata-rata = 3,20 m
Lebar bawah rata-rata = 3,70 m
Tinggi lubang bukaan rata-rata = 2,62 m
57
B. Kandungan Kadar Gas dan Pengotor
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap kandungan kadar gas
pengotor dengan menggunakan alat Gas Protector di lubang bukaan (tunnel I)
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2Hasil Pengukuran Kandungan Kadar Gas dan Pengotor
Lokasi CO H2S O2 CH4
Pagi(%)
Siang(%)
Pagi(%)
Siang(%)
Pagi(%)
Siang(%)
Pagi(%)
Siang(%)
Tunnel I 0 0 0 0 20,9 20,8 0,0 0,0
Cross Cut I 0 0 0 0 20,7 20,6 0,0 0,0
Cross Cut II 0 0 0 0 20,7 20,8 0,0 0,0
Tunnel II 0 0 0 0 20,9 20,7 0,0 0,0
Main Fan 0 0 0 0 20,8 20,9 0,0 0,0
Sumber : pengukuran Pengamatan, 2014
Dari hasil pengukuran kandungan kadar gas dan pengotor di atas, maka
dapat diketahui bahwa kandungan kadar gas dan pengotor pada lubang bukaan
PT. AICJ dapat digolongkan dalam keadaan normal.
Gambar 4.2 Gas Detector
58
4.1.2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang telah ada di perusahaan, bersumber
dari arsip dan literatur yang menyangkut kajian penelitian berupa : peta rencana
penambangan, tenaga kerja, peralatan penunjang penambangan, software
kazemaru.
A. Rencana Penambangan
Penambangan batubara direncanakan akan dimulai dari lapisan batubara
B1. Jalan utama tambang dibuat miring mengikuti kemiringan lapisan batubara
(Inclined shaft) menuju ke panel penambangan, dimensi lubang bukaan
disesuaikan dengan peralatan dan target produksi, target produksi batubara
metode tambang bawah tanah yang direncanakan adalah 300.000 ton per tahun.
Adapun peta rencana penambangan PT. AICJ dapat dilihat pada
lampiran D.
B. Tenaga Kerja
Aktifitas penambangan yang dilakukan pada saat melakukan penelitian
adalah pekerjaan penggalian lubang bukaan sebagai jalan masuk (kedalaman 83 m
pada tunnel I dan 65 m pada tunnel II). Adapun tenaga kerja adalah dalam 1 regu
dengan 5-6 orang untuk setiap front kerja.
Berdasarkan rencana penambangan batubara bawah tanah PT. AICJ pada
tunnel I dan tunnel II akan dibuat TailGate dan MainGate yang berfungsi sebagai
lubang untuk pengangkutan material dan lubang masuk pekerja, direncanakan
pada penggalian TailGate-MainGate pada tunnel I terdiri dari dua tim dengan
jumlah pekerja 5 orang/tim, sedangkan pada tunnel II untuk penggalian TailGate-
59
MainGate terdiri dari dua tim masing-masing tim terdiri dari 5 dan 6 orang
pekerja, seperti terlihat pada tabel 4.3 rencana tenaga kerja berikut :
Tabel 4.3Rencana Kebutuhan Tenaga Kerja Kegiatan Penambangan PT. AICJ
No. Aspek Tunnel I Tunnel II1 Tim A B C D2 Pekerja 5 5 6 53 Jumlah Shift 1 1 1 1
Total Pekerja 10 11
Dari tabel di atas, maka dapat diketahui jumlah pekerja di tunnel I adalah
10 orang dan jumlah pekerja di tunnel II adalah 11 orang yang masing-masing
terbagi menjadi 4 tim.
C. Peralatan Penunjang Penambangan
Alat gali yang digunakan masih bersifat manual dan semi mekanis yaitu
beliung dan Coal Pick, untuk produksi batubara membutuhkan waktu rata-rata 30
menit/ton. Untuk alat angkut saat ini menggunakan lori (direncanakan
menggunakan belt conveyor).
Adapun peralatan penunjang penambangan pada tambang bawah tanah
PT. AICJ adalah sebagai brikut :
1. Lori, berfungsi sebagi alat angkut material hasil penambangan
2. Beliung sebagai alat gali
3. CoalPick, sebagai alat gali
4. Sekop manual, sebagai alat muat
5. Water Pump, untuk mengeuarkan endapan air di front penambangan
6. Local Fan, sebagai mesin angin bantu yang berada di dalam tunnel
7. Main Fan, sebagai mesin angin utama pada sistem ventilasi
8. Lampu penerangan
60
D. Rencana Lubang Bukaan
Pada rencana lubang bukaan tambang bawah tanah PT.AICJ direncanakan
terdiri dari dua lubang bukaan, yaitu :
1. Tunnel I berfungsi sebagai jalan keluar masuk para pekerja dan material.
2. Tunnel II berfungsi sebagai lubang untuk sirkulasi udara.
Sesuai pada peta perencanaan tambang PT. AICJ, pada tunnel I akan
dibuat tiga panel yang masing-masing terdiri dari lubang maju produksi (Tailgate-
MainGate).
Rencana lubang bukaan sesuai perencanaan tambang PT. AICJ dapat
dilihat pada tabel berkut :
Tabel 4.4Rencana Lubang Bukaan
No. Nama Lubang BukaanBentuk Lubang
BukaanJumlah
1 Tunnel I Trapesium 1
2 Tunnel II Trapesium 2
3 CrossCut Trapesium 7
4 Tail-Gate Trapesium 3
5 Main-Gate Trapesium 3
6 Lubang Maju Produksi Trapesium 2
Sumber : Data Rencana Penambangan PT. AICJ 2013
E. Software Kazemaru
Dalam perencanaan sistem ventilasi tambang batubara bawah tanah perlu
dilakukan terlebih dahulu analisa, analisa tersebut dapat dilakukan dengan cara
61
menggunakan software Kazemaru, dalam penggunaan software Kazemaru
diperlukan input data sebagai data base dalam pengolahan rancangan sistem
ventilasi, data tersebut berupa elevasi titik node, panjang terowongan, temperatur,
aliran udara (air flow), tahanan ventilasi, luas area dan luas penampang.
Data tersebut dapat diperoleh dengan cara pengukuran langsung dan
perhitungan secara manual, dari hasil pengamatan dan pengamatam langsung di
lapangan menggunakan alat ukur anamometer dan Gas Protector maka didapat
data sebagai berikut :
Tabel 4.5Data Hasil Pengukuran dan Analisa Sistem Ventilasi
No. NamaNode
Lokasi LuasArea(m2)
Elevasi(m)
Temperatur( 9 C)
Aliran Udara
(m/det)
Luas Penampang
(m2)
1 1 Surface 129317 407 25 2,16 9,032 2 Surface 129317 406 25 2,16 9,033 3 Main Fan 129317 393 25 2,16 9,034 4 Tunnel I 129317 393 25 2,16 9,035 5 Tunnel I 129317 375 25 2,16 9,036 6 Tunnel I 129317 348 25 2,16 9,037 7 Tunnel I 129317 339 25 2,16 9,038 8 Tunnel I 129317 332 25 2,16 9,039 9 Tunnel I 129317 313 25 2,16 9,0310 10 Tunnel I 129317 307 25 2,16 9,0311 11 Tunnel I 129317 275 25 2,16 9,0312 12 Tunnel II 129317 377 25 2,16 9,0313 13 Tunnel II 129317 352 25 2,16 9,0314 14 Tunnel II 129317 344 25 2,16 9,0315 15 Tunnel II 129317 336 25 2,16 9,0316 16 Tunnel II 129317 315 25 2,16 9,0317 17 Tunnel II 129317 307 25 2,16 9,0318 18 Tunnel II 129317 276 25 2,16 9,0319 19 Surface 129317 393 25 2,16 9,0320 20 LMP I 129317 376 25 2,16 9,0321 21 LMP I 129317 364 25 2,16 9,0322 22 LMP I 129317 356 25 2,16 9,0323 23 LMP I 129317 326 25 2,16 9,0324 24 LMP I 129317 318 25 2,16 9,0325 25 LMP II 129317 317 25 2,16 9,0326 26 LMP II 129317 283 25 2,16 9,03
62
Sumber : Data Pengukuran Pengamatan
4.2. Pengolahan Data
Setelah melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian,
maka selanjutnya adalah pengolahan data, dalam pengolahan data ini bertujuan
untuk mengetahui perencanaan sistem ventilasi yang baik agar dapat diterapkan
PT. AICJ.
4.2.1. Metoda Perhitungan Manual
Metoda perhitungan sistem ventilasi yang umum digunakan yaitu metode
perhitungan secara manual, yaitu dengan menghitung tahanan ventilasi,
menghitung kuantitas udara dan kualitas udara segar yang dibutuhkan.
A. Perhitungan Tahanan Ventilasi
Kuantitas udara akan berbanding sama dengan besarnya hambatan yang
terjadi pada jalan udara (air way). Parameter yang mempengaruhi hambatan udara
adalah panjang, luas penampang, keliling serta karakteristik jalan udara tambang.
Tahanan ventilasi juga dapat dibuat seperti pintu angin yang berdasarkan bentuk
dari terowongan tambang bawah tanah. Pintu angin berfungsi untuk mengatur
aliran udara agar menuju front penambangan bawah tanah. Untuk menghitung
tahanan ventilasi dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
h = Tahanan Ventilasi (mm air)
K = Koefisien gesek terowongan (kgs/m4)
u = Panjang keliling penampang (m)
h=KULa
V ²
63
L = Panjang terowongan (m)
a = Luas penampang terowongan (m²)
v = Kecepatan angin (m/sec)
V = Qa
(Q = jumlah aliran)
Direncanakan MainFan yang digunakan memiliki daya 150 HP
(lampiran f) dengan kuantitas udara yang dihasilkan adalah ± 30 m3/s, maka
tahanan ventilasi dapat dihitung seperti di bawah berikut :
h = 0,0014012,16 x611,1
9,032,16 ²
h = 5,374 mm air
Besarnya nilai tahanan ventilasi pada setiap lokasi pengukuran di
PT. AICJ dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Tahanan Ventilasi
No. Area L(m)
U(m)
K(Kgs/m4)
A(m2)
Q(m3/s)
v(m/s)
h(mm air)
1 Tunnel I 611,1 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 5,374
2 Tunnel II 567,2 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 4,988
3 CC 1 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
4 CC 2 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
5 CC 3 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
6 CC 4 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
7 CC 5 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
8 CC 6 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
9 CC 7 50 12,16 0,00140 9,03 30 2,16 0,439
10 TG 1 256 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 2,669
11 MG 1 256 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 2,669
12 TG 2 256 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 2,669
13 MG 2 256 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 2,669
14 TG 3 256 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 2,669
15 MG 3 240 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 2,502
16 LMP 1 356,4 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 3,716
17 LMP 2 124 12,16 0,00166 9,03 30 2,16 1,293
Total 3528,7 34,305 Sumber : Data Pengukuran Pengamatan
64
Jadi, tahanan pada terowongan dipengaruhi oleh panjang total terowongan,
koefisien gesek terowongan dan kuantitas udara.
B. Perhitungan Kuantitas Udara
Untuk perhitungan kuantitas udara terbagi menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu
keperluan manusia (pernafasan), kebutuhan udara untuk front penambangan,
kebutuhan udara untuk menetralkan gas.
1. Keperluan Manusia (pernafasan)
Kebutuhan udara segar untuk pernapasan tergantung pada jumlah pekerja
yang ada di dalam tambang dan kegiatannya, sedangkan udara segar diperlukan
oleh manusia tidak hanya untuk bernafas saja, tetapi digunakan pula untuk
menyegarkan tubuh. Untuk keperluan bernafas, manusia memerlukan udara segar
sebesar 70 cfm per orang, sedangkan tempat kerja yang ada asap dan debunya
manusia memerlukan udara segar sebesar 200 cfm per orang.
Perhitungan kebutuhan udara segar untuk pernapasan pada lokasi
Tambang Dalam PT. AICJ dengan jumlah pekerja pada lokasi tersebut adalah 21
orang per shift, sehingga kebutuhan udara segar pada lokasi tersebut adalah:
21 orang x 200 cfm = 4200 cfm, jadi kebutuhan udara untuk pekerja adalah 4200
cfm. Dengan konversi 1cfm = 0,00047 m3/detik, maka kebutuhan udara untuk
pekerja adalah 2,1 m3/detik.
2. Kebutuhan Udara Untuk Front Penambangan
Udara segar untuk front penambangan adalah untuk menciptakan kondisi
kerja yang aman dan nyaman. Kondisi tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengatur suhu dan kelembaban relatif, mengurangi konsentrasi gas dan debu.
65
Untuk keperluan front penambangan ini terbagi menjadi dua lokasi kegiatan
yaitu:
a. Kegiatan terowongan lubang maju
Untuk kegiatan terowongan lubang maju ini memerlukan udara dengan
kecepatan 60 fpm, sedangkan luas lubang bukaan rata-rata adalah 97,19 ft2. Jadi
kebutuhan udara minimum pada terowongan lubang maju adalah :
= 60 fpm x 97,19 ft2
= 5831,4 cfm
b. Kegiatan di permuka kerja
Untuk kegiatan di permuka kerja ini memerlukan udara dengan kecepatan
200 fpm, sedangkan luas lubang bukaan rata-rata adalah 97,19 ft2. Jadi kebutuhan
udara minimum untuk kegiatan di permuka kerja adalah :
= 200 fpm x 97,19 ft2
=19438 cfm
Total kebutuhan udara minimum di front penambangan adalah :
= 5831,4 cfm + 19438 cfm
= 25269,4 cfm
Jadi kebutuhan udara untuk front penambangan adalah 25269,4 cfm.
Dengan konversi 1 cfm = 0,00047 m3/detik, maka kebutuhan udara untuk front
penambangan adalah 12,63 m3/detik.
3. Kebutuhan Udara Untuk Menetralkan Gas Methan
Dari hasil pengamatan dan pengukuran didapatkan data-data yang
digunakan dalam menghitung kuantitas udara yang dibutuhkan untuk menetralkan
66
gas methan pada tambang bawah tanah PT. AICJ yaitu masukan gas methan (Qg)
4,1 m3/ton, Maximum Allowable Concentration (MAC) 1 % dan konsentrasi gas
methan pada udara normal (B) adalah 0 %, maka udara yang dibutuhkan untuk
menetralkan gas methan adalah :
Q = [ Qg / ( MAC – B ) ] – Qg
= [ 4,1 (m3/ton) / (0,01 – 0)] – 4,1
Q = 405,9 m3/ton
C. Perhitungan Kualitas Udara Segar Untuk Pernafasan
Untuk mengetahui kualitas udara yang dibutuhkan pada tambang bawah
tanah PT. AICJ terlebih dahulu dianalisa berdasarkan nilai ambang batas
minimum Oksigen dan nilai ambang batas maksimum CO2.
1. Berdasarkan Nilai Ambang Batas Minimum Oksigen Yaitu 19,5%
21% Q – 0,1 = 19,5%
0,21 Q – 0,1 = 0,195 Q
Q = [ 0,1 / (0,21 – 0,195)]
Q = 6,7 cfm
2. Berdasarkan nilai ambang batas maksimum CO2 yaitu 0,5%
Dengan angka bagi pernafasan = 1,0 maka jumlah CO2 pada pernafasan
akan bertambah sebanyak 1,0 X 0,1 = 0,1 cfm.
0,0003 Q + 0,1 = 0,005 Q
(O2 in intake)Q- (O2 consumed) = (O2 down stream)Q
67
Q = [ 0,1 / ( 0,005 – 0,0003)]
Q = 21,3 cfm
4.2.2. Metoda Perhitungan Analisis Software Kazemaru
Dari hasil pengumpulan data dan analisa database dalam penggunaan
software kazemaru, maka selanjutnya adalah pengolahan data menggunakan
software kazemaru. Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut :
1. Pembuatan Node Jaringan Sistem Ventilasi
Langkah awalnya buka software Kazemaru, selanjutnya pilih file
kemudian pilih New(N), lalu kembali ke tampilan awal kemudian klik simbol
yang berbentuk lingkaran (Node), klik surface untuk node yang digunakan
sebagai lubang masuk, kemudian masukkan nilai elevasi, kemudian beri
penomoran pada node tersebut lalu klik ok, kemudian klik kembali node lalu klik
underground sebagai node terowongan, kemudian tentukan elevasi dan
penomoran pada masing-masing node lalu klik ok, selanjutnya lakukan
pembuatan node sesuai dengan lay out rencana penambangan. Setelah melakukan
langkah-langkah pembuatan node, maka akan muncul titik-titik node seperti yang
terlihat pada gambar 4.3 di halaman 68.
68
Gambar 4.3 Pembuatan Node
2. Pembuatan Road Jaringan Sistem Ventilasi
Setelah pembuatan node selesai kemudian langkah selanjutnya pembuatan
road yang berfungsi sebagai penghubung antar node. Untuk membuat road, klik
simbol yang menggambarkan suatu garis kemudian klik garis tersebut lalu
masukkan data tahanan, temperatur, jarak antar node, area dan konduktivitas
panas, kemudian klik ok. Selanjutnya buat seluruh road antar node sehingga
terhubung semua antar node tersebut.
Setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka akan muncul tampilan
road pada layar software Kazemaru seperti terlihat pada gambar 4.4 di
halaman 69.
69
Gambar 4.4 Pembuatan Road
3. Pembuatan Fan Jaringan Sistem Ventilasi
Selanjutnya pembuatan fan, klik simbol yang menggambarkan fan
kemudian klik simbol tersebut, lalu tentukan dimana posisi fan diletakkan, ingat
posisi fan diletakkan diantara dua node yang mempunyai elevasi yang sama, lalu
tentukan aliran udara yang akan digunakan, kemudian masukkan jumlah node
yang akan dialirkan oleh fan tersebut, kemudian tentukan tekanan pada node
tersebut, lalu klik next lalu tentukan tekanan pada node selanjutnya ikuti langkah-
langkah seperti sebelumnya. Setelah melakukan langkah-langkah di atas, maka
akan muncul seperti gambar 4.5 di halaman 70.
70
Gambar 4.5 Pembuatan Fan
4. Analisis Jaringan Sistem Ventilasi
Untuk menganalisis jaringan ventilasi perlu dilakukan langkah awal
dengan mengetahui aliran udara, maka klik simbol analisis kemudian klik start
kemudian update lalu akan muncul angka-angka pada gambar mengenai aliran
udara dan kuantitas udara yang dibutuhkan. untuk menganalisis dampak
kebakaran yang akan terjadi, maka dilakukan langkah-langkah dengan mengklik
tool analisis kembali, lalu klik parameter kemudian tentukan tingkatan waktu
terjadi kebakaran, lokasi terjadinya kebakaran, temperatur pada saat terjadinya
kebakaran, lamanya waktu terjadi kebakaran dan konsentrasi gas, kemudian klik
ok, lalu start kemudian update, maka akan muncul analisis kebakaran yang akan
71
terjadi pada jaringan ventilasi tersebut. Seperti yang terjadi seperti pada gambar
4.6 berikut :
Gambar 4.6 Analisis Jaringan Sistem Ventilasi
5. Tampilan 3D Analisis Jaringan Sistem Ventilasi
Untuk menjadikan tampilan awal menjadi tampilan 3D dilakukan langkah-
langkah dengan menyimpan data terlebih dahulu kemudian pilih file, lalu klik 3D
data out kemudian klik create data, setelah itu buka software format KViewF
kemudian pilih file, lalu klik open selanjutnya pilih data yang telah disimpan
sebelumnya kemudian akan muncul tampilan jaringan sistem ventilasi dalam
bentuk 3D, seperti pada gambar 4.7 di halaman 72.